resume pasar modal pertemuan terakhir 31 juli 2013

213
1 KEUANGAN INTERNASIONAL PENDAHULUAN Perdagangan internasional dipermudah oleh pasar keuangan internasional yang menyebabkan perdagangn valas dan aliran modal berjalan lancar antarnagara. Pada era globalisasi seperti sekarang ini akses masuk ke pasar keuangan dalam konteks perdagangan intenasional menjadi teramat sangat mudah dengan berkembangnya teknologi informasi modern. Di makalah ini kami akan mencoba menguraikan segala sesuatu mengenai pasar keuangan internasional yang telah berhasil kami dapatkan dari beberapa sumber. Dari mulai definisi tentang pasar keuangan secara umum hingga definisinya secara internasional. Dalam makalah ini kami juga akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan pasar keuangan internasional seperti pengelompokan pasar modal dunia serta pengelompokan jenis- jenis pasar keuangan internasional dan lain sebagainya. Makalah ini masih sangat jauh dari sempurna kerena keterbatasan referensi serta sumber yang kami dapatkan sehingga kami harap maklum akan hal tersebut. Tetapi kami berusaha untuk menyajikan hasil kerja terbaik kami yang tertuang dalam makalah ini. PEMBAHASAN A. PASAR KEUANGAN SECARA UMUM 1. Pengertian pasar keuangan Pasar keuangan adalah merupakan mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi), Dalam sekuritas komoditas dimungkinkan dapat melakukan pembelian dan penjualan awal atas produk-produk sumber alam seperti produk pertanian dan Pertambangan dan lain sebagainya.

Upload: sayrosul

Post on 24-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

1

KEUANGAN INTERNASIONAL

PENDAHULUAN

Perdagangan internasional dipermudah oleh pasar keuangan internasional yang menyebabkan perdagangn valas dan aliran modal berjalan lancar antarnagara. Pada era globalisasi seperti sekarang ini akses masuk ke pasar keuangan dalam konteks perdagangan intenasional menjadi teramat sangat mudah dengan berkembangnya teknologi informasi modern.Di makalah ini kami akan mencoba menguraikan segala sesuatu mengenai pasar keuangan internasional yang telah berhasil kami dapatkan dari beberapa sumber. Dari mulai definisi tentang pasar keuangan secara umum hingga definisinya secara internasional.Dalam makalah ini kami juga akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan pasar keuangan internasional seperti pengelompokan pasar modal dunia serta pengelompokan jenis-jenis pasar keuangan internasional dan lain sebagainya.Makalah ini masih sangat jauh dari sempurna kerena keterbatasan referensi serta sumber yang kami dapatkan sehingga kami harap maklum akan hal tersebut. Tetapi kami berusaha untuk menyajikan hasil kerja terbaik kami yang tertuang dalam makalah ini.

PEMBAHASAN

A. PASAR KEUANGAN SECARA UMUM1. Pengertian pasar keuanganPasar keuangan adalah merupakan mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi), Dalam sekuritas komoditas dimungkinkan dapat melakukan pembelian dan penjualan awal atas produk-produk sumber alam seperti produk pertanian dan Pertambangan dan lain sebagainya. 2. Manfaat pasar keuanganTanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya. Pengantara seperti bank membantu dalam melakukan proses ini, dimana bank menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah.3. Penggolongan Pasar KeuanganTerdapat berbagai cara untuk mengelompokkan pasar keuangan;Cara Pertama untuk mengelompokkan pasar keuangan adalah melalui jenis klaim keuangan. Klaim yang diperdagangkan pada pasar keuangan dapat berjumlah tetap maupun bervariasi. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, aktiva keuangan disebut juga instrumen hutang, sedangkan pasar keuangan dimana instrumen tersebut diperdagangkan disebut pasar hutang. Aktiva keuangan lainnya disebut instrument pasar ekuitas atau bursa

Page 2: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

2

saham. Saham preferen merupakan klaim ekuitas yang memberikan hak kepada investor untuk menerima pembayaran dalam jumlah tetap. Umumnya, instrument hutang dan saham preferen dikelompokkan sebagai bagian dari pasar penghasilantetap. Sektor bursa saham di luar saham preferen disebut pasar saham biasa.Cara Kedua untuk mengelompokkan pasar keuangan adalah berdasarkan jatuh temponya. Sebagai contoh, terdapat pasar keuangan untuk instrument hutang jangka pendek disebut pasar uang (money market) dan untuk instrumen aktiva keuangan dengan jatuh tempo yang lebih panjang disebut pasar modal (capital market). Aktiva keuangan jangka pendek adalah instrument yang jatuh temponya kurang dari atau sama dengan satu tahun, sedangkan aaktiva keuangan jangka panjang memiliki masa jatuh tempo lebih dari satu tahun. Oleh karena itu, pasar hutang dapat digolongkan sebagai pasar uang ataupun pasar modal berdasarkan jangka waktu jatuh temponya. Instrumen ekuitas dikarenakan sifatnya yang umumnya perpetual/tidak memiliki tanggal maturitas, dikelompokkan sebagai bagian dari pasar modal.Cara Ketiga untuk mengelompokkan pasar keuangan adalah berdasarkan penerbitannya, yaitu apakah instrumen tersebut baru diterbitkan untuk pertama kalinya atau telah diterbitkan sebelumnya. Pada saat penerbit (issuer) menjual aktiva keuangan baru kepada masyarakat umum, maka issuer dianggap menerbitkan aktiva keuangan. Pasar bagi aktiva keuangan yang diterbitkan pertama kali disebut pasar primer. Setelah kurun waktu tertentu, aktiva keuangan dibeli dan dijual oleh sesama investor. Pasar dimana kegiatan perdagangan tersebut dilakukan disebut pasar sekunder. 4. Fungsi Pasar KeuanganPasar keuangan memiliki tiga fungsi ekonomi utama. Pertama, pasar menentukan harga aktiva yang diperdagangkan melalui interaksi antara penjual dan pembeli. Hal ini disebut proses penemuan harga (price discovery process). Kadua, pasar keuangan menyediakan suatu mekanisme bagi investor untuk menjual aktiva kewajibannya. Karenakegunaan tersebut, pasar keuangan dapat menawarkan suatu likuiditas, yaitu kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas. Ini merupakan hal yang menarik jika situasi yang ada dapat mendorong atau meotivasi investor untuk menjual. Tanpa adanya pasar sekunder, pemilik hutang akan dipaksa untuk menyimpan instrumen hutangnya hingga tanggal jatuh temponya. Pemilik ekuitas harus menunggu hingga perusahaan, baik sukarela maupun terpaksa, dijual (dilikuidasi).Fungsi ekonomi pasar keuangan yang ketiga adalah kemampuannya untuk menurunkan biaya transaksi. Dua biaya dihubungkan dengan usaha transksi: biaya pencarian dan biaya informasi.Biaya pencarian mengacu kepada biaya eksplisit, seperti biaya iklan dan biaya implicit seperti waktu yang dihabiskan untuk menemukan penjual/pembeli. Keberadaan pasar keuangan terorganisir menurunkan biaya pencarian. Biaya informasi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam menilai hasil investasi aktiva keuangan.

B. PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL1. Pengertian pasar keuangan internasional

Page 3: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

3

Pasar keuangan internasional merupakan Pertemuan antara pembeli dan penjual yang subjeknya adalah antarnegara yang bersangkutan, untuk memperdagangkan produk keuangan dalam berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli (over-the-counter).

2. Globalisasi Pasar KeuanganGlobalisasi berarti perpaduan (integrasi) dari pasar keuangan di seluruh dunia ke dalam suatu pasar keuangan internasional. Karena globalisasi pasar keuangan, calon investor dan penerbit (issuer) tidak hanya melakukan transaksi dalam ruang lingkup domestic yang terbatas. Faktor-faktor yang mendorong terciptanya integrasi pasar keuangan adalah;a) Deregulasi atau liberalisasi pasar dan aktivitas peserta pasar pada pusat keuangan utama,b) Kemajuan teknologi yang meungkinkan pengawasan pasar dunia, pelaksanaan pesanan dan analisis peluang keuangan,c) Peningkatan instutisionalisasi pasar keuangan.

3. Pengelompokkan Pasar Modal DuniaDari sudut pandang suatu negara, pasar keuangan dapat dikelompokkan sebagai:a) Pasar internalPasar internal disebut juga pasar nasional. Pasar ini dibedakan menjadi: pasar domestik dan pasar asing. Pasar domestic merupakan pasar dimana perusahaan perusahaan penerbit sekuritas berdomisili di negara tersebut.Pasar asing adalah pasar dimana dilakukan jual beli sekuritas dari perusahaan yang tidak berdomisili di negara tersebut. Sekuritas asing diatur oleh pihak berwenang di Negara dimana sekuritas tersebut beredar. Misalnya, sekuritas yang diterbitkan di AS oleh perusahaan non AS harus mengikuti hukum sekuritas AS. Perusahaan non-Jepang yang ingin menerbitkan saham di Jepang harus tunduk kepada peraturan yang dikeluarkan oleh departemen keuangan Jepang. Nama-nama panggilan telah diberikan terhadap berbagai pasar asing. Antara lain, pasar asing di AS disebut Yankee market, di Jepang disebut Samurai Market, di Inggris disebut Bulldog Market, di Belanda disebut Rembrandt Market dan di Spanyol dikenal dengan sebutan Matador Market.

b) Pasar eksternaldisebut juga pasar internasional, meliputi sekuritas dengan karakteristik sebagai beriut:(1) Pada saat ini diterbitkan, sekuritas ini ditawarkan secara terus-menerus kepada investor di berbagai Negara, dan(2) Sekuritas tersebut dikeluarkan di luar yuridikasi satu negara. Pasar eksternal umumnya disebut offshore market, atau lebih popular dengan sebutan Euromarket (walaupun pasar ini tidak terbatas hanya di Eropa, hanya dimulai di Eropa).

4. Jenis-jenis pasar keuangan internasional a) Pasar Eurocurency

Page 4: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

4

Pasar Eurocurency memudahkan transfer dana internasional khususnya yang berjangka waktu pendek. Dalam pasar ini bank-bank komersial memakai perantara: menerima deposito berjangka pendek dalam berbagai mata uang kemudian memanfaatkan dana ini untuk disalurkan dalam kredit yang berjangka pendek juga. Biasanya transaksi dilakukan dalam kategori “perdagangan besar”, dengan nilai transaksi yang besar. Deposan dan peminjam utama dalam pasar ini adalah perusahaan besar dan lembaga pemerintah. Volume transaksi Eurocurency dalam suatu area tertentu biasanya tergantung pada besar kecilnya tingkat bisnis internasional dalam area tersebut.Sejarah perkembangan pasar Eurocurency tidak dapat dilepaskan dengan munculnya pasar Eurodollar. Pasar Eurodollar diciptakan karena banyak perusahaan AS mendepositokan dollar AS di bank-bank Eropa. Bank yang berada di dataran Eropa tentu saja mau menerima deposito dalam dollar karena mereka kemudian dapat meminjamkan dollar tersebut kepada para nasabahnya di eropa karena dollar AS secara luas digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional, berarti selalu ada kebutuhan akan dollar di Eropa. Deposito dalam dolar AS yang disimpan di bank-bank di Eropa tersebut terkenal dengan sebutan Eurodollars.Pasar Eurocurrency secara luas termasuk bank-bank di Asia yang menerima deposito dan menyalurkan pinjaman dalam mata uang asing (terutama dollar). Pasar Eurocurrency di Asia (sering disebut Asian market) terkonsentrasi khususnya di Hongkong dan Singapura. Perbedaan antara Pasar Eurocurrency di asia dan Eropa hanya masalah lokasi. Pasar dolar Asia tumbuh untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang menggunakan dolar AS (dan mata uang “kertas” lainnya) sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional. Para pengusaha yang melakukan bisnis di Asia tidak dapat hanya mengandalkan bank-bank di Eropa karena jarak dan perbedaan zona waktu. Apalagi pemerintah Singapura memberikan kemudahan- kemudahan pajak dalam wujud penghapusan 40% withholding tax atas bunga yang dibayar kepada orang asing pada tahun 1968 dan mengurangi pajak atas laba mereka khususnya Asian dollar offshore loan dari 40% menjadi 10% pada tahun 1973. keringanan dan penghapusan pajak seperti ini jelas amat berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar dollar Asia.b) Pasar EurocreditPasar Eurocredit melayani unit ekonomi yang kekurangan dana, terutana dalam kredit jangka menengah. Syarat pinjaman jangka menengah biasanya lebih dari satu tahun dan masa jatuh tempo umumnya lima tahun. Perbedaan utama antara kredit di pasar Eurocredit dan Eurocurrency adalah pada jangka waktu kreditnya. Bank-bank komersial yang berperan aktif dalam pasar Eurocurrency sebagai lembaga perantara juga dapat bermain di pasar Eurocredit. Perusahaan dan pemerintah pada umumnya meraup dana sebanyak-banyaknya dari pasar ini.Eurobank menerima deposito jangka pendek dan terkadang memberikan pinjaman dalam jangka waktu yang lebih panjang, akibatnya sering sering terjadi mismatch antara kekayaan dan kewajibannya. Ini dapat memperburuk kinerja bank tersebut dalam periode suku bunga yang meningkat karena mereka mungkin telah meminjam Eurocredit paadahal suku bunga deposito yang harus dibayar cenderung meningkat. Untuk menghindari hal ini banyak

Page 5: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

5

Eurobank sekarang menggunakan suku bunga mengambang bila meminjam Eurocredit (floating-rate Eurocredit loan). Suku bunga mengambang ini sejalan dengan pergerakan suku bunga di beberapa pasar uang, seperti LIBOR (London inter bank offer rate), yaitu suku bunga yang umumnya dikenakan bagi keamanan antar bank di Eropa. Sebagai contoh, suatu pinjaman Eurocredit bias saja memiliki suku bunga yang disesuaikan setiap enam bulan sekali adan dipatok pada harga “LIBOR ditambah 1%”. Satu persen dalam contoh ini merupakan premi yang harus dibayar diatas LIBOR dan besar kecilnya tergantung dari resiko kredit si peminjam.c) Pasar EurobondPasar Eurobond memudahkan transfer dana jangka panjang dari pihak yang kelebihan dana kepada yang kekurangan dana. Dengan kata lain, Pasar Eurobondmengisi kekosongan penyediaan dana jangka panjang yang tidak dapat diberikan oleh pasar Eurocurrency dan Eueocredit. Beberapa bank komersial berpartisipasi dalam pasar ini dengan membeli Eurobond (obligasi) sebagai investasi. Tugas utama bank ini adalah melayani perusahaan besar dan pemerintah dalam memasarkan obligasi. Biasanya bank-bank ini menempatkan Eurobond bersama lembaga investor seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bond mutual funds.Munculnya pasar Eurobond salah satunya diakibatkan oleh pajak persamaan bunga (interest Equalizer tax) yang ditetapkan oleh pemerintah AS pada tahun 1963 untuk mencegah investor AS membeli surat berharga luar negeri. Akibatnya peminjam-peminjam dari luar AS yang tadinya menjual surat berharga kepada investor AS mulai menoleh ke pasar selain AS. Inilah awal menjamurnya pasar Eurobond.d) Pasar modal internasionalPasar modal internasional melayani transfer dana jangka panjang dalam wujud investasi ekuiti (equity investement). Pertumbuhan yang mengesankan dalam transaksi saham internasional sebagian besar diakibatkan oleh adanya international mutual funds. Yang terakhir ini, selain memiliki lebih banyak informasi mengenai perusahaan-perusahaan asing, juga mempunyai akses yang lebih mudah ke pasar internasional dibandingkan investor individu. Dengan demikian, mereka dapat mengumpulkan dana dari investor individu untuk menciptakan suatu portofolio saham internasional.e) Pasar currency swap, futures, options, dan forwardTransfer dana internasional dalam pasar keuangan internasional seringkali menempatkan para pelaku ekonomi dalam kondisi mudah menderita risiko valas, risiko suku bunga, ataupun risiko suku bunga. Risiko ini, dalam praktik, dapat diminalisasi melalui pasar currency swap, futures, options, dan forward. Para pelaku ekonomi menggunakan pasar-pasar ini untuk melakukan spekulasi dan berjaga-jaga (hedge). Bank-bank komersial dan perusahaan sekuritas merupakan perantara utama dalam pasar swap. Perusahaan sekuritas menangani transaksi future dan option.

5. Motif melakukan investasi internasionalBeberapa motif umum bagi investor dan kreditor untuk memasuki pasar keuangan internasional. Motif ini terbukti telah mendorong internasionalisasi pasar keuangan.

Page 6: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

6

a) Motif investor melakukan investasi di pasar internasional:• Kondisi perekonomian: perusahaan-perusahaan di Negara tertentu biasanya mengharapkan kinerja lebih menguntungkan dengan beroprasi di negara lain.• Harapan terhadap kurs valas: kebanyakan investor membeli surat-surat berharga dalam mata uang yang nilainya diharapkan mengalami apresiasi terhadap mata uang Negara si investor. Dari perspektif investor asing, kinerja investasi semacam ini amat tergantung dari pergerakan nilai mata uang.• Diversifikasi internasional: investor besar kemungkinan memperoleh manfaat dari diversifikasi kekayaan portofolionya secara internasional. Bukti empiris menunjukkan bahwa pengurangan risiko dalam jumlah yang substansial dapat terjadi akibat diversivikasi internasional. Manfaat berupa pengurangan risiko dapat dijelaskan dengan perbedaan kondisi ekonomi antar Negara, sehingga seluruh portofolio seoran investor tidak hanya semata-mata tergantung pada kondisi perekonomian suatu Negara. Selain itu akses terhadap pasar luar negeri juga memungkinkan investor untuk menanam modal pada lebih banyak kelompok industri yang mungkin tidak tersedia banyak di dalam negeri.b) Motif kreditor menyediakan kredit di pasar internasional• Tingginya tingkat suku bunga internasional: banyak Negara mengalani kekurangan dana yang dapat dipinjamkan, yang pada gilirannya menyebabkan suku bunga domestic relative tinggi. Kondisi semacam ini akan mendorong kreditor asing untuk berupaya memanfaatkannya dengan menawarkan modal ke pasar Negara tersebut. Suku bunga domestic yang tinggi mencerminkan tingginya harapan inflasi dinegara tersebut. Karena inflasi dapat menyebabkan depresiasi mata uang local terhadap mata uang asing. Tingginya suku bunga di Negara tersebut mungkin saja ditutup dengan melemahnya mata uang local selama periode tertentu.• Harapan terhadap kurs valas: kreditor biasanya mempertimbangkan untuk mensuplai modal kepada Negara-negara yang mata uangnya diharapkan mengalami appresiasi terhadap mata uang Negara si kreditor. Apapun bentuk transaksi yang dilakukan berupa obligasi atau pinjaman internasional, kreditorakan untung bila nilai mata uang yang mendominasi transaksinya menguat disbanding mata uang Negara si kreditor.• Diversifikasi internasional: para kreditor dapat memperoleh keuntungan dari diversifikasi internasional, yang mengurangi kemungkinan bangkrutnya peminjam pada saat yang bersamaan. Efektifitas dari strategi semacam ini tergantung dari korelasi kegiatan ekonomi antar Negara. Diversifikasi antar Negara akan kurang efektif bila Negara yang bersangkutan cenderung mengalami siklus bisnis yang kurang lebih sama.

6. Motif berburu dana di pasar di pasar internasional• Suku bunga rendah: rendahnya suku bunga di pasar internasional akan menarik para peminjam untuk berupaya meminjam dana dari para kreditor di Negara tersebut, namun suatu Negara dengan suku bunga relative rendah sering mengalami laju inflasi yang rendah pula. Karena perbedaan inflasi semacam ini dapat menimbulkan dorongan keatas terhadap nilai uang asing, setiap manfaat bagi peminjam dalam bentuk suku bunga yang rendah dapat dihilangkan dengan menguatnya suatu mata uang.

Page 7: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

7

• Harapan kurs valas : peminjam yang mengharapkan suatu kurs mata uang asing akan mengalami depresiasi, kebanyakan mempertimbangkan untuk meminjam valas tersebut dan menkonversinya ke dalam mata uang local. Tentunya para peminjam itu juga mengharapkan kurs valas ketika dikonversi ke dalam mata uang local melebihi kurs ketika membeli kembali valas tersebut untuk membayar pinjaman.

Manajemen Keuangan Mulfinasional

Tujuan utama dari manajemen keuangan multinasional adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham, sebagaimana dapat diukur dari harga saham. Hal ini berarti membuat keputusan keuangan dan investasi, yang dapat menambah nilai sebanyak mungkin pada perusahaan. Perusahaan juga harus mengelola aset secara efektif di bawah kendali mereka.

Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang resmi dan manajemen memiliki kewajiban untuk ber- tindak demi kepentingan yang terbaik. Walaupun pemegang peran yang lain dalam perusahaan juga memiliki hak, namun tidak sama dengan hak pemegang saham. Pemegang saham menyediakan modal berisiko yang menopang klaim-klaim dari pemegang peran yang lain.

Tujuan lain dari sistem keuangan multinasional men- cerminkan kemampuan untuk menghubungkan melaluimekanisme transfer ke organisasi yang lebih besar. Je- nis transfer ini mencerminkan kebebasan untuk memilih beragam channel keuangan. Beberapa perusahaan mul¬tinasional memiliki fleksibilitas waktu dalam aliran dana.

Pada manajemen keuangan multinasional ini, ke- mampuan untuk menghindari pajak nasional menjadi- kan suatu kontroversi.

• Fungsi Manajemen KeuanganSecara tradisional, manajemen keuangan dibagi menjadi dua fungsi dasar, yaitu pencarian dana dan investasi dari dana tersebut. Fungsi pertama dikenal sebagai keputusan pembiayaan, melibatkan kegiatan mengumpulkan dana dari sumber-sumber internal maupun sumber-sumber eksternal un¬tuk perusahaan dengan biaya jangka panjang yang serendah mungkin. Sedangkan keputusan investasi berkaitan dengan alokasi dana demi memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.Aliran dana perusahaan internal seperti pembayaran ulang pinjaman sering ditangani untuk mengakses dana yang telah dimiliki, atau secara teori oleh perusahaan multinasional itu sendiri. Aliran yang lain, seperti pembayaran dividen dilakukan untuk me- ngurangi pajak atau risiko mata uang. Struktur modal dan keputusan pembiayaan yang lain sering di- motivasi keinginan untuk mengurangi risiko investasi dan biaya pembiayaan. Pengelolaan risiko nilai tukar melibatkan keputusan  pembiayaan dan keputusan investasi.Faktor-faktor tambahan lain yang dihadapi oleh para eksekutif dari perusahaan multinasional adalah risiko politik dan risiko ekonomi. Misalnya kondisi politik di timur tengah belakangan ini yang tengah hangat. Ber- bagai pemberontakan oleh rakyat untuk menggulingkan penguasa atau pemerintahannya ini akan berdampak pada perusahaan-

Page 8: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

8

perusahaan multinasional di negara tersebut.Ketika perusahaan mempertimbangkan karakter- istik unik dari manajemen keuangan multinasional. Maka mereka akan menekankan pada risiko politik dan ekonomi tambahan yang harus dihadapi pada negara tersebut. Perspektif yang lebih luas dibutuhkan pada perusahaan unuk mengubah suatu perusahaan menjadi multinasional.

Kemampuan untuk menggerakkan manusia, uang dan material secara global, akan membuat suatu perusahaan multinasional lebih dari skedar gabungan dari bagian-bagiannya. Dengan memiliki operasinya di negara-negara yang berbeda, maka suatu perusahaan multinasional dapat mengakses pasar modal yang ter segmentasi demi menurunkan modal pembiayaannya secara keseluruhan. Hal itu dapat menggeser laba untuk menurunkan pajak dan mendapat keuntungan dari diversifikasi internasional dari pasar dan produksi, sehingga berguna untuk mengurangi risiko dari pendapatannya.

• Hubungan dengan Manajemen Keuangan Domesfik Pada beberapa tahun terakhir, begitu banyak pene- litian telah dilakukan dalam sektor keuangan perusahaan internasional. Pokok pikiran utama dari pe- kerjaan ini telah menerapkan metodologi dan logika ekonomi keuangan dalam pembelajaran kunci dari keputusan keuangan internasional. Beberapa per-masalahan yang kritis adalah pengelolaan risiko per- tukaran mata uang asing dan analisis investasi asing, hal tersebut dapat diatasi dengan melihat ekonomi keuangan, yang menekankan penggunaan analisis ekonomi untuk memahami kerja dasar dari pasar keuangan.Dengan fokus pada sifat-sifat pasar keuangan dan partisipannya dibandingkan bagaimana memecah- kan problem-problem tertentu. kita dapat memperoleh prinsip-prinsip valuasi fundamental dan mengembangkan pendekatan superior dari pengelolaan keuangan. Sama halnya dengan pemahaman yang lebih baik dari hukum-hukum dasar fisika yang dapat membuat rancangan yang lebih baik dan produk yang dapat berfungsi lebih baik. Kita dapat juga memperhitungkan dengan lebih baik validitas dari pendekatan-pendekatan keputusan keuangan yang ada dengan melihat asumsi-asumsi yang men- dasari konsisten, dengan pengetahuan pasar keuangan dan prinsip-prinsip valuasi.

Tiga konsep yang bangkit dari ekonomi keuangan telah terbukti menjadi hal yang penting dalam mengembangkan dasar-dasar teori untuk keuangan perusahaan internasional, yaitu arbitrase, efisiensi pasar, dan menilai aset modal.

ArbitraseDefinisi arbitrase secara tradisional adalah pembeli- an suatu aset atau komoditi pada suatu pasar, untuk penjualan kembali secara cepat pada pasar yang lain demi memperoleh laba dari selisih harga. Arbitrase ini telah digunakan untuk menjelaskan beberapa ke- giatan lain yang lebih luas. Misalnya Arbitrase pajak yang melibatkan pergeseran dari keuntungan atau kerugian yuridiksi pajak terhadap yang lain, demi memperoleh laba dari selisih pajak. Dalam konteks yang lebih luas, arbitrase risiko spekulasi menjelas¬kan proses suatu persamaan imbal hasil dari penyesuaian risiko pada instrument sekuritas yang berbe- da, kecuali jika terjadi pasar tak sempurna.Konsep arbitrase adalah dari kepentingan khu- sus dalam keuangan internasional karena berbagai hubungan antara pasar keuangan domestik dan in¬ternasional. Nilai tukar mata

Page 9: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

9

uang, tingkat suku bunga, dan inflasi bergantung pada arbitrase untuk keberadaannya. Bahkan hal tersebut merupakan proses arbitrase yang menjamin efisiensi pasar.

Efisiensi PasarSuatu pasar yang efisien adalah keadaan dimana harga dari sekuritas yang diperdagangkan telah mencakup informasi baru. Sekuritas yang  diperdagangkan dihargai secara benar dalam suatu aturanperdagangan pada harga terdahulu atau informasi yang tersedia secara publik, namun tidak secara konsisten mengarah ke laba (setelah menyesuaikan biaya transaksi) dalam kelebihannya demi semata-mata pengam- bilan risiko.Daya dari pasar yang dapat diperkirakan, bertumpu pada kemampuannya mengumpulkan suatu kumpulan penilaian secara individual dari seluruh dunia pada satu tempat. Penilaian ini berdasarkan informasi seka- rang. Jika tren kebijakan masa depan berubah, maka masyarakat akan merevisi harapannya, sehingga harga akan berubah mengikuti informasi baru.Dengan mengatakan bahwa pasar efisien, bukan berarti pasar tak pernah blunder. Pada tahun 2008 contohnya, terjadi krisis ekonomi disebabkan oleh "Subprime Mortage", dimana pinjaman diberikan dengan jaminan berupa pinjaman juga. Antara krisis dan resolusi selalu ada daerah yang tak dapat dipetakan. Kepanikan mengumpani dirinya sendiri, kemudian menyebar dari satu negara ke negara lain, sehingga menyebabkan ketidakstabilan global dan resesi. Kondisi tersebut kemudian berangsur-angsur pulih pada tahun 2010. Dapat dikatakan bahwa pasar itu dapat mengkoreksi dirinya sendiri. Tidak seperti pemerintah, ketika investor me- nyadari ada masalah, mereka cenderung menarik dana, tidak menambahnya lagi. Pada saat yang sama, ketika fundamental dasar dari suatu negara terdengar, investor akan mengenalinya dan modal mereka pun akan kembali. Penghitungan Harga Aset Modal Perhitungan harga aset model mengacu pada cara menilai suatu sekuritas berkenaan dengan risiko dan imbal hasil yang dapat diantisipasi. Sebab risiko merupakan bagian terpadu dari keputusan keua¬ngan internasional. Terdapat hubungan antara risiko (diukur oleh keragaman imbal hasil) dan imbal hasil dari aset yang dibutuhkan. Hal tersebut dapat diru- muskan dalam model penghitungan aset modal atau CAPM (Capital Asset Pricing Model) dan teori harga arbitrase atau APT (Arbitrage Price Theory) yang paling umum.

Baik CAPM maupun APT mengasumsikan bahwa jum- lah keragaman dari suatu imbal hasil aset dapat di- peroleh dari dua sumber, yaitu: pengaruh pasar luas yang berdampak pada keseluruhan aset hingga pada batas tertentu, seperti keadaan perekonomian; dan risiko lain yang khusus pada suatu perusahaan ter¬tentu, misalnya mogok kerja.

2. Membuat Perencanaan Keuangan

Memiliki keuangan yang stabil dan mumpuni adalah dambaan setiap orang. Sayangnya, tidak semua orang bisa mewujudkan keinginan ini. Memiliki kondisi keuangan yang baik sebenarnya mudah saja. Rahasianya terletak pada kemauan dan disiplin.

Page 10: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

10

Pada dasarnya, merencanakan keuangan itu tergantung pada kebijakan kita dalam mengalokasikan anggaran yang ada. Membuat rincian keuangan dan taat pada “aturan main” yang telah kita tetapkan.

Perencanaan keuangan yang baik memiliki beragam manfaat menarik, diantaranya:

1. Semua tagihan wajib seperti cicilan rumah, tagihan kartu kredit, cicilan kendaraan, dll dapat dibayarkan dengan lancar dan tepat waktu.

2. Memungkinkan kita menabung dan mempersiapkan dana darurat dengan baik. Tabungan yang direncanakan dengan baik akan memungkinkan kita mencapai apa yang diinginkan dengan tepat waktu, contoh: liburan setiap tahun. Dana darurat yang dipersiapkan dengan baik bermanfaat untuk menopang keuangan pada kondisi yang tidak diinginkan, misalnya disaat sakit.

3. Mempersiapkan hari tua dengan lebih baik. Dengan merencanakan keuangan dan disiplin dalam menjalankannya, jumlah tabungan yang terkumpul untuk hari tua pun akan lebih banyak dan kita akan lebih siap dalam menjalaninya. Tentunya semua orang mendambakan untuk menjalani hari tua yang nyaman dan bebas dari kekhawatiran finansial.

Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana caranya membuat anggaran keuangan yang baik? MYWealth akan memandu Anda melalui tips-tips sederhana berikut ini:

1. Sejak pertama kali menerima gaji, jangan tunda-tunda untuk membayarkan semua kewajiban, seperti cicilan rumah dan kendaraan pribadi.

2. Buatlah sebuah akun bank khusus untuk tabungan. Menabung sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali, bahkan tabungan sedikit akan membuat sebuah perubahan besar dalam hidup. Tentukan jumlah tabungan, idealnya sejumlah 5-10% dari gaji bersih. Semakin besar kemampuan untuk menabung tentunya akan semakin baik.

3. Pada saat akan pergi berbelanja keperluan bulanan, catat apa saja yang hendak dibeli. Bedakanlah kebutuhan dan keinginan.

4. Hindari transfer uang ke akun bank berbeda untuk menghindari biaya transfer.

5. Siasati hobi dengan sebuah trik yang dapat menghemat uang. Sebagai contoh, bila kita memiliki hobi membaca buku dan menonton film, kita dapat meminjam buku dari perpustakaan dan meminjam film dari DVD rental.

6. Menyiapkan bekal makan dari rumah adalah ide yang bagus. Selain sehat dan terjamin kebersihannya, kita akan menghemat banyak uang bila dibandingkan dengan makan di rumah makan.

7. Usahakan untuk mengeluarkan uang lebih sedikit daripada apa yang direncanakan. Sebagai contoh, bila ingin membeli pakaian model terbaru, meski telah mengalokasikan

Page 11: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

11

uang sebesar Rp 1.00.000,00, kita dapat menyiasati dengan membeli baju tersebut dengan merk lain dan dengan harga yang lebih murah.

3 BEHAVIOUR FINANCE (PERILAKU HARGA)

Pada awalnya, investor dalam melakukan investasi tidak saja hanya menggunakan estimasi atas prospek instrumen investasi, tetapi faktor psikologi sudah ikut menentukan investasi tersebut. Bahkan, berbagai pihak menyatakan bahwa faktor psikologi investor ini mempunyai peran yang paling besar dalam berinvestasi. Adanya faktor psikologi tersebut mempengaruhi berinvestasi dan hasil yang akan dicapai.

Oleh karenanya, analisis berinvestasi yang menggunakan ilmu psikologi dan ilmu keuangan dikenal dengan tingkah laku atau perilaku keuangan (Behaviour Finance). Shefrin (2000) mendefinisikan behaviour finance adalah studi yang mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku keuangannya. Tingkah laku dari para para pemain saham tersebut dimana Shefrin (2000) menyatakan tingkat laku para praktisi. Nofsinger (2001) mendefinisikan perilaku keuangan yaitu mempelajari bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan (a financial setting). Khususnya, mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan, perusahaan dan pasar keuangan. Kedua konsep yang diuraikan secara jelas menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi.

Sewell (2008) mendefinisikan BF adalah "study of the influence of psichology on the bahaviour of financial practitioners and the subsequent effect on market". Dari definisi BF yang diberikan oleh Sewell ini, terdapat 2 hal yang menarik disikapi. Pertama, perilaku investor merupakan objek amatan. Secara individual, aspek psikologis investor dalam memandang risiko dan imbal hasil (return) tentulah beragam. Toleransi investor terhadap risiko (risk appetite) selalu berbeda. Amatan terhadap aspek psikologis ini secara individual diperlukan untuk menentukan sekuritas yang sesuai dengan keadaan psikologis investor yang dimiliki saat itu. Dan dalam pespektif lain, hasil amatan itu dapat digunakan sebagai bahan prediksi atas kemungkinan transaksi yang mesti dilakukannya. Kedua, perilaku investor itu menentukan pasar. Secara komunal dan bersama-sama, perilaku investor ini akan menentukan harga dan kapitalisasi saham. Sehingga trend pergerakan IHSG dapat diprediksi dengan analisa BF ini. Hal ini akan meminimalisasi potensi loss atau risiko yang ditanggung oleh investor.

Shefrin (2000) menyatakan ada tiga tema yang dibahas dalam Perilaku Keuangan, dimana tema tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan yaitu:

1.Apakah Praktisi keuangan mengakui adanya kesalahan karena selalu berpatokan kepada

aturan yang telah ditentukan (rules of thumb). Bagi penganut Perilaku Keuangan mengakuinya sementara keuangan tradisional tidak mengakuinya. Penggunaan rules of thumb ini disebut dengan Heuristics to Process data. Penganut keuangan tradisional selalu menggunakan alat statistik secara tepat dan benar untuk mengolah data. Sementara penganut Perilaku Keuangan melaksanakan rules of thumb seperti “back-of-the-envelope

Page 12: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

12

calculations” dimana ini secara umum tidak sempurna. Akibatnya, praktisi memegang “biased beliefs”

yang mempengaruhi memenuhi janji terhadap kesalahan tersebut. Tema ini dikenal dengan

Heuristic-driven bias.

2.Apakah bentuk termasuk inti persoalan (substance) mempengaruhi praktisi ? Penganut Perilaku Keuangan menyatakan bahwa persepsi praktisi terhadap risiko dan tingkat pengembalian sangat dipengaruhi oleh bagaimana “decision problem” dikerangkannya (framed). Sementara penganut Keuangan Tradisional memandang semua keputusan berdasarkan transparan dan objektif. Tema ini dikenal dengan frame dependence.

3.Apakah kesalahan dan kerangka mengambil keputusan mempengaruhi harga yang dibangun pada pasar ? Penganut Perilaku Keuangan menyatakan “heuristic-driven bias” dan pengaruh framing menyebabkan harga jauh dari nilai fundamentalnya sehingga pasar tidak efisien. Sementara penganut Keuangan Tradisional mengasumsikan pasar efisien seperti yang

diuraikan Fama (1970). Tema ini dikenal dengan pasar tidak efisien (inefficient market).

Berbeda dengan teori keuangan modern yang mengatakan manusia itu adalah risk averse, behavioral finance menyatakan kalau manusia itu sebenarnya loss averse, dan bukan risk averse. Buktinya, saat harga sahamnya turun di bawah harga belinya, investor individual cenderung untuk menahannya dengan harapan harga sahamnya kembali naik dan kerugian berubah menjadi keuntungan. Berbagai studi yang telah dilakukan menunjukkan kalau manusia merasakan kerugian jauh lebih dalam dan lebih lama daripada efek keuntungan dengan jumlah uang yang sama (Kahneman dan Tversky, 1979). Siapa pun sepakat kalau kerugian selalu membawa kesedihan dan kekecewaan sementara keuntungan mendatangkan kepuasan dan kesenangan. Namun, derajat kesedihan dan kesenangan yang ditimbulkan untuk nilai uang yang sama adalah berbeda. Dari sisi behavioral finance, fenomena di atas menunjukkan dua poin penting. Pertama, banyak investor di BEI percaya pada analisa teknikal dan momentum pasar. Bahwa saham yang harganya naik (turun) akan terus naik (turun). Ini sesuai dengan proposisi Bernard & Thomas (1989) dan Jegadeesh & Titman (1993) bahwa harga saham cenderung meneruskan kenaikan dan penurunannya dalam 6-12 bulan. Kedua, investor di BEI umumnya tidak

berani menyimpang dari pola umum. Jika suatu saham, atau pasar saham secara keseluruhan, diburu (dihindari) investor besar, mereka akan turut mengejar (melepas) saham. Melawan sentimen pasar global dan aksi investor asing dinilai berisiko dan dapat menimbulkan penyesalan besar (future regret) di kemudian hari. Untuk meminimalkan regret ini, mereka menerapkan strategi follow the smart money yaitu mengekor bursa dunia dan aksi investor asing. Strategi investasi seperti ini membawa efek destabilisasi di pasar dan dapat menyebabkan harga saham semakin menjauhi nilai fundamentalnya. Kini Anda paham kalau IHSG itu dipengaruhi banyak faktor yaitu laporan keuangan emiten, inflasi, aksi korporasi, aliran dana asing, kurs, dan indeks regional.

Page 13: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

13

Shefrin (2007) membagi bias-bias yang dialami investor menjadi sepuluh, sedangkan Baker dan Nofsinger (2002) mengkategori bias menjadi dua bagian utama yaitu bagaimana investor berpikir dan bagaimana investor merasa. Behavioral finance micro yang menguji perilaku-perilaku atau bias-bias dari individual investor yang membedakannya dari perilaku rasional yang dikemukakan oleh teori ekonomi klasik. Sedangkan behavioral finance macro mendeteksi dan mendeskripsikan anomali-anomali dalam hipotesis pasar efisien yang mungkin dapat dijelaskan dengan model behavioral finance. Oleh karena itu dalam paper ini akan mencoba membahas bias-bias seperti excessive optimism, overconfidence, representativeness bias, availability bias, cognitive dissonance, mental accounting dan regreat aversion.

Teori Struktur Mikro Pasar1

4.Oleh: Prof. Dr. Adler Haymans Manurung2

Pada uraian sebelumnya telah dibahas mengenai efisiensi pasar, pengelolaan aset investasi investor dan tindakan investor berinvestasi menggunakan ilmu psikologi. Tetapi, pembentukan harga di pasar menjadi perhatian para akademisi, peneliti dan praktisi. Teori Struktur Mikro Pasar merupakan sebuah teori baru berkembang yang membahas pembentukan harga saham di pasar. Teori ini terus berkembang dan salah satu hadiah nobel diperoleh akademisi yang mengembangkan teori ini.

O’Hara (1995) menyatakan Struktur Mikro Pasar yaitu “The study of the process and outcomes of exchanging assets under explicit trading rules.” Konsep O’Hara ini secara jelas menyatakan bahwa studi ini membahas bagaimana harga aset terbentuk di pasar dengan aturan perdagangan yang ada. Harris (2004) menyatakan “Market Mikrostructure is the branch of financial economics that investigates trading and the organization of markets”. Pernyataan ini menjelaskan bahwa struktu mikro pasar merupakan sebuah cabang ilmu ekonomi finansial yang melakukan penyelidikan perdagangan saham dan organisasi pasar. Hasbrouck (2007) menyatakkan studi Struktur Mikro Pasar yaitu “The study of the trading mechanisms used for financial securities.” Pernyataan Hasbrouck lebih jelas dan terfokus dari O’hara dimana secara jelas disebutkan mempelahari mekanisme transaksi yang digunakan pada sekuritas keuangan. Fokus pembahasan dari studi ini memberikan uraian bagaimana sekuritas tersebut diperdagangkan oleh berbagai pihak.

Pembahasan yang paling banyak dilakukan mengenai likuiditas saham di Bursa dikarenakan data yang tersedia. Banyak pendekatan yang digunakan untuk menyatakan likuiditas, misalnya, volume transaksi saham, frekuensi transaksi saham dan sebagainya. Tetapi, Bid-Ask Spread yang banyak berkembang untuk menyatakan likuiditas saham dan penelitian ini banyak dilakukan oleh akademisi dan peneliti. Pada sisi lain, pembentukan harga juga bisa dilakukan oleh para dealer yang setiap hari menyampaikan order atas transaksi yang ingin dilakukan. Para dealer ini bisa juga menjadi monopoli dalam melakukan transaksi sehingga harga saham banyak ditentukannya.

Teori Struktur Mikro Pasar ini dimulai oleh Demsetz (1968) yang membahas tentang biaya transaksi, tetapi tidak menyatakan pembentukan harga. Tinic dan West (1972) membahas kompetisi dan harga dari jasa Dealer pada pasar OTC. Pembahasan Bid-Ask spread yang dimulai oleh Benston dan Hagerman (1974) pada pasar OTC. Kemudian Garman (1976) secara jelas menguraikan Struktur Mikro Pasar yang dipublikasikan pada Journal of Financial Economics. Selanjutnya, Stoll (1978) membahas peranan pelayanan dealer pada pasar saham. Selanjutnya, pemikiran tentang struktur mikro pasar ini Hilmer dan Yu (1979); Amihud dan Mendelson (1980); Roll (1984); Cohen dkk (1986); Admati dan

Page 14: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

14

Pfeiderer (1988); Glosten dan Harris (1988); Woodruff dan Senchack (1988); Stoll (1989); Hasbrouck (1991); Abhyankar dkk (1997); Huang dan Stoll (1997); Calamia (1999); Chung dkk (1999) Anderson dkk (2000); Purwanto (2001) Saragih (2002); Naes dkk (2006); Hasbrouck (2007); Darminto (2010) Easley dan O’Hara (2010); dan Tissaoui (2012).

Teori

1 Tulisan ini sedang dikembangkan menjadi sebuah buku tersendiri (forthcoming).2

Penulis adalah Guru Besar Pasar Modal dan Perbankan, FE – Universitas Tarumanagara dan Presiden DirekturPT Valuasi Investindo.

Page 15: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

15

Seperti diuraikan sebelumnya bahwa Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure Theory) membahas bagaimana terbentuknya harga saham di Indonesia. Uraian akademisi dan penelitian yang dilakukan tentang pembentukan harga saham di Bursa dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar. Adapun ketiga kelompok tersebut yaitu pendekatan model persediaan (Inventory Model Approach); pendekatan model berdasarkan informasi (Informasi Based Model Approach) dan Model Strategi pedagang (Strategic Trader Model Approach).

Demsetz (1968) menyatakan bahwa biaya transaksi atas saham akan berkurang dengan adanya kenaikan aktifitas transaksi. Argumentasi ini masih awal adanya volume transaksi dimana pembentukan harga dikarenakan volume transaksi yang juga dapat dikatakan pada model persediaan. Selanjutnya, pembahasan berlanjut pada volume perdagangan dan biaya transaksi di pasar. Kemudian, volume transaksi dikaitkan dengan tingkat pengembalian saham yang merupakan variabel penelitian untuk harga saham.Karpoff (1986) mengembangkan sebuah teori volume perdagangan dengan asumsi bahwa agen pasar seringkali merevisi harga permintaannya dan secara acak menghadapi lawan transaksinya. Model yang dikembangkan dengan dua kejadian informasi yang mempengaruhi volume perdagangan. Salah satunya konsisten dengan konjejtur yang dibuat oleh peneliti empiris bahwa investor tidak setuju terhadap penambahan perdagangan. Tetapi, observasi terhadap abnormal volume perdagangan tidak secara penting memenuhi ketidaksetujuan investor dan volume dapat meningkat jika investor mengeinterpretasikan informasi secara identik, jika mereka juga memiliki divergen ekspektasi. Pengujian dengan simulasi mendukung model dan digunakan untuk membedakan lingkungan yang berpasangan secara acak dengan penyelesaian pasar biaya murah. Volume transaksi kecil pada pasar yang mempunyai biaya tinggi dan volume meningkat disebabkan oleh sebuah kejadian informasi setelah periode kejadian. James dan Edmister (1983) menyatakan bahwa size perusahaan dan aktifitas perdagangan sangat berhubungan. Perbedaan dalam aktifitas perdagangan tidaklah sebagai alasan untuk adanya anomali size perusahaan, tetapi hasil yang ditemukan perbedaan secara sistematis di dalam tingkat pengembalian yang telah disesuaikan dengan risiko pada size perusahaan yang berbeda. Smirlock dan Starks (1988) menemukan adanya hubungan sebab akibat antara tingkat pengembalian saham dengan volume transaksi dengan menggunakan Granger Causality pada level perusahaan terutama saat pengumuman pendapatan perusahaan. Sebenarnya, penggunaan volume perdagangan sebagai variabel penelitian untuk harga saham sangat lemah (Merton, 1973 dan Lucas, 1978).

Garman (1976) menguraikan dua jenis pasar stokastik yaitu Dealership dan lelang (auction). Pasar Dealership merupakan pihak yang melakukan market maker baik di pasar reguler dan OTC. Garman juga menyebutkan bahwa permintaan dan penawaran agregat sebagai variabel eksogen terhadap market maker yang bisa membuat reaksi terhadap order yang datang. Model Garman ini mempergunakan Ekuilibrium Walrasian, dimana harga terendah mendorong permintaan dan menekan permintaan ketika harga tinggi yang mengurangi permintaan dan meningkatkan penawaran. Adapun persediaan (tunai, c, dan saham, s,) diatur oleh persamaan berikut:

dan

I c (t ) I c (0) pB N B (t ) pS N S (t )

I S (t ) I s (0) N S (t ) N B (t )

(1)

(2)

dimana Ic(t) dan Is(t) merupakan persedian untuk masing-masing tunai dan saham dan NS(t) dan NB(t) merupakan kumulatif jumlah pembelian dan penjualan yang dieksekusi pada periode t. Pada model Garman ini, dealer tidak bisa meminjam tunai atau saham.

Page 16: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

16

Adapun grafik yang dikemukakan Garman dalam modelnya seperti diperlihatkan pada Grafik berikut ini.

Harga

λB(p)

λJ(p)

Jual

Beli

λopt Arrival Rate

Model Garman menyatakan bahwa terjadi dealer monopolistik dengan harga jual (p j) dan harga beli (pb). Sampainya order beli dan jual mengikuti distribusi Poisson dengan tingkat ketergantungan harga λj(pj) dan λb(pb). Selanjutnya, Amihud dan Mendelson (1980) menyampaikan sebuah model yang merupakan simplikasi dari Garman Model dimana dealer membangun harga dari awal perdagangan dan tidak melakukan penyesuaian walaupun terjadi perubahan kondisi pasar. Sehingga, model harga beli dan jual dari AM tergantung pada persediaan saham dari dealer dimana dealer memiliki sebuah range penerimaan dan yang disukai atas size dari persediaan.. Dealer memaksimumkan profit perdagangann ya melalui memanipulasi harga beli dan jual ketika persedian jauh dari yang disukai. Modelnya berbentuk linier untuk permintaan dan penawaran. Pada Model AM ini, harga optimal beli dan jual menurun atau meningkat secara monoton ketikan persediaan bertumbuh atau jatuh sesuai size yang diinginkan. Hasilnya bahwa dealer harus memanipulasi spread bid/ask dan harga tengah untuk mengelola persediaan yang diinginkan.

Roll (1984) menyatakan bahwa biaya transaksi saham mempunyai hubungan negatif dengan harganya. Adapun efektif BAS dapat diukur dengan rumusan sebagai berikut:

dimana

Spread = 2 cov(Pt , Pt 1) (3)

cov merupakan turunan pertama kovarian series perubahan harga. BAS dapat diturunkan secara formal dan secara empiris merupakan hubungannya dengan size yang memiliki hubungan negatif. Roll model mempunyai asumsi sebagai berikut:

a. Information in homogeneousb. Orders are executed either at the best or at the best bid price;c. There is no rounding of transaction prices; this assumes that prices c an be quoted on

an infinitelu fine grid and there is no rounding to the nearest ‘tick’;d. The trading process has no impact on the equilibrium price M;e. The probabilities of buying and selling are equal, specifically:

Pr(Qt 1 t 1) Pr(Qt 1 t 1)

1 t

2

Page 17: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

17

f. The probability of continuation is equal to that of reversal

Pr(Qt Q

t 1

t 1 ) 1

t2

Glosten dan Harris (1988) melakukan estimasi sebuah model informasi asimetris untuk Bid-Ask Spread dimana modelnya dapat dipisahkan menjadi komponen transtory dan komponen Adverse Selection. Adapun model yang dikemukan sebagai berikut:

mt mt 1 et Qt Z t

Pt mt Qt Ct

P 0 Round ( P , 1

)

Proses harga sebenarnya (4)

Proses harga unrounded (5)

Proses Observasi Harga (6)t t 8

Z t z0 z1Vt

Ct c0 c1Vt

Komponen Spread Seleksi Adverse (7)

Komponen Spread Transitory (8)Et ~ iid Normal

(f1(T1), f2(Tt)/Tt) Inovasi Informasi Publik

dimanaPt

0 = harga diobservasi dari transaksi tVt = jumlah saham diobservasi yang diperdagangkan pada transaksikan tTt = waktu observasi antara transaksi t-1 dan tPt = harga diobservasi yang telah diobservasi jika tidak ada pembulatan sampai diskrit nilai1/8.Qt = indikator yang diobsevasi untuk klasifikasi Bid-ask dari Pt

0= + 1 jika transaksi t diinisasikan oleh pembeli (ask) dan bernilai -1 jika oleh penjual (bid)Mt = harga sebenarnya diobservasi yang merefleksikan seluruh informasi publik yang tersedia secepatnya pada transaksi tet = inovasi diobservasi pada harga sebenarnya antara transaksi t-1 dan t tergantung kepada sampainya informasi publikZt = komponen spread seleksi adverse diobservasi pada transaksi tCt = komponen spread transitory observasi pada transksi t.

Salah satu pembahasan dalam teori struktur mikor pasar yaitu mengenai likuiditas saham. Adapun pendekatan yang selalu dipergunakan dalam membahas likuiditas saham ini yaitu bid-ask spread. Benston dan Hagerman (1974) yang pertama kali membahas Bid-Ask spread terutama untuk pasar Over-the-Counter (OTC). Penelitian Benston dan Hagerman ini merupakan kelanjutan dari penelitian Demsetz. Penelitian ini memberikan hasil bahwa spread per saham mempunyai hubungan dengan harga per saham, jumlah pemegang saham (sebagai proxy untuk skala transaksi); jumlah dealer; risiko tidak sistematik. Hubungan tersebut bukanlah hubungan yang linier, dimana awalnya digunakan hubungan linier tetapi tidak tepat.

Dealer sebagai salah satu yang bisa membentuk Spread Bid-Ask, maka Tinic dan West (1972) menyatakan BAS tersebut ditentukan oleh volume transaksi saham tersebut; level harganya, dan ukuran volatilitas harga serta besarnya kompetisi diantara dealer. Selanjutnya, Glosten dan Milgrom (1985, selanjutnya disingkat GM) mengemukakan sebuah model dimana dealer diasumsikan risk neutral dan trader yang melakukan perdagangan pada

Page 18: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

R

18

waktu tertentu dipilih secara acak serta hanya bisa melakukan perdagangan satu unit sekuritas. Risk Neutral Trader menentukan harga beli dan jual untuk memperdagangkan satu unit sekuritas dengan trader yang memiliki informasi (insider) dan trader yang tidak memiliki informasi (liquidity) dan satu transaksi pada satu waktu tertentu. Glosten-Milgrom membuat sebuah kasus sederhana dengan nilai perusahaan V dan untuk perusahaan yang berni lai tinggi V = VT dengan probabilitas(1-α) yang merefleksikan berita bagus atau perusahaan yang berkualitas rendah V = VR ( merefleksikan berita buruk) dengan probabilitas α. Trader yang memiliki informasi dan tidak memiliki informasi melakukan perdaganga n dengan masing- masing probabilitas δ dan 1-δ. Trader yang memiliki informasi membeli saham dengan berita bagus dan menjualnya pada berita jelek, sementara trader yang tidak memiliki informasi melakukan transaksi dengan probabilitas sama (0,5) dimana proses perdagangannya ditunjukkan oleh Grafik berikut dibawah ini.

Good NewsV = VT

1-α α

Bad NewsV = VR

Informed UninformedInformed Uninformed

δ 1-δδ

1-δ

1 0 0,5 0,5 0 1

0,50,5

Buy Sell Buy SellBuy Sell Buy Sell

Model GM ini juga mengasumsikan bahwa trader diharapkan tidak membuat keuntungan dan terjadi zero sum game dimana keuntungan trader yang memiliki informasi sama dengan kerugian trader yang tidak memiliki informasi. Dealer menentukan harga dalam posisi regret-free dimana harga tersebut merupakan harga ekspektasi delarer didasarkan signal perdagangan yang diterima. Bila kejadian jual (J) dan beli (B) dan dealer menentukan harga beli (bid, b) dan jual (asked, a) sebagai berikut:

a EV B V Pr(V VR B) VT Pr(V VT B) (9)

b EVJ VR Pr(V VR J ) VT Pr(V VT J ) (10)

Probabilitas bersyarat pada persamaan (9) dan (10) dapat dihitung dengan menggunakan RuleBayes sebagai berikut:

Pr( B A) Pr( A)Pr( A B) (11)

Pr( B)

Pr( B V V )Sebagai contoh: Pr(V V

RB) Pr(V V

L ) R

Pr( B)

Oleh karenanya:

Page 19: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

19

Pr( B) Pr(V VR ) Pr( B V VR ) Pr(V VT ) Pr( B V VT )

= 0.5(1+δ(1-2α))

Sehingga:

Pr(V VL B) (1 )(1 )1 (1 2 )

(12)

dan hasilnya sebagai berikut:

a (1 )V

R (1 )(1

)VT

1 (1 2 )

a (1 )V

R (1 )(1

)VT

1 (1 2 )

(13)

(14)

Nilai Bid/Ask Spread sebagai berikut:

s a b 4 (1 )(VT V R )

1 (1 2 )2 2 (15)

Berdasarkan persamaan (15) maka spread meningkat dengan pertumbuhan trader yang memiliki informasi yang diilustrasikan oleh pengaruh efek seleksi adverse. Nilai spread memiliki nilai yang sederhana ketika berita bagus dan jelek sampai dengan probabilitas (α=0.5) yaitu

s = δ*(VT – VR) (16)

Akhirnya disimpulkan bahwa spread bertumbuh secara linier dengan jumlah trader yang memiliki informasi.

GM model ini menawarkan deskripsi biaya seleksi adverse yang relatif sederhana dimana dealer harus berhubungan ke spread dalam rangka menghindari kerugian. Model ini juga mempunyai implikasi khususnya harga dinamis mengikuti sebuah martigale dimana harga pt+1 pada waktu t+1 didasarkan seluruh informasi yang tersedia It pada waktu t adalah pt sebagai berikut:

E ( pt 1 I t ) pt (17)

Persamaan (17) menyatakan bahwa harga merupakan efisiensi semi-strong sesuai dengan informasi yang tersedia kepada dealer. Hasilnya bahwa tingkat pengembalian pada GM tidak berkorelasi, tetapi hasil yang terjadi sangat kontradiktif.

Empiris

Teori Struktur Mikro Pasar telah berkembang pesat dan empirisnya juga telah berkembang pesat dan uraian berikut memberikan gambaran bagaimana empiris yang telah

Page 20: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

20

dipublikasikan.

Page 21: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

21

Seperti diuraikan sebelumnya, volume transaksi dan harga saham merupakan awal penelitian struktur mikro pasar, maka Gallant, Rossi dan Tauchen (1992) melakukan penelitian dengan menggunakan data harian pada tahun 1928 sampai dengan tahun 1987 untuk pasar saham New York. Penelitian ini menemukan empat kejadian sebagai berikut: (a) positive correlation between conditional volatility and volume, (b) large price movements are followed by high volume; (c) conditioning on lagged volume substantially attenuates the “leverage” effect; dan (d) ater conditioning on lagged volume, there is a positive risk -return relation.

Wang (1994) melakukan penelitian dalam rangka membuat model volume perdagangan saham yang cukup bersaing. Model yang dikembangkan menyatakan bahwa investor mempunyai heterogen dalam informasi dan kesempatan investasi secara privat serta melakukan perdagangan secara rasional baik memiliki motif informasi dan non-informasi. Hasilnya bahwa volume berkorelasi positif dengan nilai absolut perubahan harga dan dividen. Model juga menunjukkan bahwa perdagangan secara informasi dan non-informsi mempunyai hubungan dinamis antara volume perdagangan dan tingkat pengembalian saham.

Ahn dkk (1996) melakukan penelitian mengenai Tick Size, spread dan volume transaksi di American Stock Exchange, terutama adanya pengurangan tick size dari $1/8 menjadi $1/16 untuk harga saham antara $1 sampai dengan $5, terjadi pada September 3, 1992. Penelitian ini menemukan pengaruhnya pada pengurangan variasi harga minimum uutnuk biaya transaksi dan aktifitas perdagangan. Tetapi, peraturan tersebut mempengaruhi volume transaksi atau besarnya pasar (depth market). Disamping itu, ditemukan juga pengurangan yang subtansial pada kuotasi harga dan spread yang effektif.

Abhynkar dkk (1997) melakukan penelitian tentang Bid-Ask Spread, volume perdagangan dan volatilitas dalam rangka menguji intraday di LSE. Data yang dipergunakan untuk periode Januari 1991 sampai dengan Maret 1991 dengan jumlah saham sebanyak 8,235 saham. Hasil yang diperoleh bahwa yaitu intraday spread paling tinggi ketika pasar buka dan kosntan sepanjang hari dan makin besar pada waktu dekat penutupan pasar. Volatilitas tidak mengikuti pola intraday dan spread memiliki kurva U didukung penelitian ini.

Anderson dkk (2000) melakukan penelitian tentang intraday dan volatilitas di Pasar Jepang. Data yang dipergunakan untuk periode 1994 sampai dengan 1997. Hasil yang diperoleh bahwa volatilitas intradaily mengikuti kurva U untuk perdagangan pada sesi pembukuaan dan juga mendekati penutupan pasar. Penelitian ini jugamendukung hasil yang diperoleh mengenai data intraday yang frekuensi tinggi terutama untuk karakteristik volatilitas jangka panjang dari tingkat pengembalian aset.Naik dan Yadav (2003) melakukan penelitian mengenai “apakah perusahaan dealer melakukan perdagangan saham dan keputusan harga dikelola berdasarkan persediaan sahamnya atau berdasarkan portofolio. Dalam melakukan penelitian ini dipergunakan 65 hari perdagangan dari 1 Agustus 1994 sampai dengan 31 Oktober 1994 di Pasar UK dan Irlandia. Hasil penelitian ini menemukan bahwa “ordinary inventories best explain dealer firms’ quote placement strategy. Temuan ini konsisten dengan adanya sifat desentralisasi dari market- making dimana dealer individual memfokuskan pada posisi risiko saham yang dikelolanya dan bukan pada posisi risiko saham yang dikelola oleh pihak dealer lain pada perusahaan yang sama.

Tissaoui (2012) melakukan penelitian untuk menyelidiki pola intraday aktifitas perdagangan, likuiditas dan volatilitas di bursa Tunisia. Penelitian ini menggunakan data periode Oktober

Page 22: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

22

2008 sampai Juni 2009. Metode yang dipergunakan dalam menganalisis tujuan yaitu temporal analysis dengan pendekatan Vo (2007) dan metode analisis spektrum yang digunakan oleh Fourier Transform Fast (FT). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa volume perdagangan, volatilitas tingkat pengembalian dan likuiditas mengikuti huruf U. Semua variabel yang diidentifikasi menolak hipotesis penelitian.

Penelitian teori struktur mikro pasar sudah dimulai di pasar yang sedang berkembang termasuk di Indonesia terutama pada disertasi yang dilakukan oleh mahasiswa Doktoral untuk bidang keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penelitian teori struktur mikro pasar ini dimulai Purwanto (2001) dilanjutkan Saragih (2002) dan Yohanes (2009) serta darminto (2010) serta seterusnya.

Purwanto (2001) melakukan penelitian pada konteks struktur mikro pasar yang menekankan pengembangan model dan analisis proses trading dengan data frekuensi tinggi dan juga pengembangan teori Markov’s absorbing barrier untuk memberikan alternatif penjelasan teoritis. Penelitian ini menggunakan data1 Desember 2000 sampai dengan 31 Januari 2001 dengan sampel data 4 saham yaitu GGRM. TLM, ISAT dan SMCB. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa Markov’s Absorbing Barrier digunakan untuk menjelaskan keputusan investor (traders) dimana faktornya reservation value, instanteneous drift rate dan volatilitas. Model Odered Logit sebagai model yang lebih baik dari model yang selama ini digunakan Model Ordered Probit.

Saragih (2002) melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia (pada saat penelitian masih Bursa Efek Jakarta) tentang pergerakan otokorelasi imbal hasil observasi saham-saham individu sebagai fungsi dari probablitias nontrading. Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini periode Januari 1993 sampai dengan Desember 1996. Kesimpulan yang diberikan penelitian tersebut yaitu otokorelasi serial negatif imbal hasil saham -saham individu (baik AR(1) maupun AR(2) cenderung eksis pada interval probabilitas nontrading harian. Pada penelitian ini disebutkan juga bahwa terdapat pola hubungan yang sistematis antara imbal hasil rata-rata, varians dengan otokorelasi resial negatif dan probabilitas nontrading di hampir semua sampel yang diteliti.

Ekaputra (2003) melakukan penelitian dinamikan intrahari saham di Bursa Efek Indonesia (sebelumnya Bursa Efek Jakarta). Data yang dipergunakan mulai Mei 2001 sampai dengan Oktober 2001, dimana tidak disebutkan mengapa menggunakan data tersebut. Penelitian ini masih bersifat mendokumentasikan dan mempelajari rata-rata tingkat pengembalian, volatilitas dan spread yang belum pernah dilakukan di Indonesia dan di pasar lain sudah banyak didokumentasikan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa pada akhir hari return saham cenderung meningkat dan mencapai nilai tertinggi; return nega tif ditemukan pada transaksi awal hari Senin. Penelitian ini menggunakan model Hermanto(2002) di pasar uang yang sangat berbeda karakteristiknya pada pasar saham dengan hasil bahwa tingkat pengembalian intrahari dipengaruhi return interval sebelumnya, tingkat pengembalian pasar dan interaksi antara tingkat pengembalian pasar dan volume transaksi.

Interaksi antar agen juga menjadi topik dalam mikro struktur pasar dan untuk Indonesia diteliti oleh Yohanes (2009). Penelitian ini mencoba melakukan pengukuruan interaksi agen dan efeknya terhadap volalitilitas. Adapun penelitian ini menggunakan data periode tahun2003 sampai dengan 2006 dimana data yang dipergunakan data transaksi saham, waktu transaksi, harga transaksi dan volume transaksi serta frekuensi transaksi. Adapun hasil

Page 23: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

23

penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa masing-masing agen mempunyai strategi dalam melakukan transaksi dimana fundamental menggunakan pendekatan opportunity cost kepemilikan saham dan analisa teknis menggunakan pendekatan analisa teknikal. Pola interaksi agen dengan herding behaviour terjadi kategorisasi agen dimana prosesnya terjadi secara asimetrik yang menyatakan bahwa perubahan populasi fundamentalis dan chasrtist tidak sama besar dalam satu periode transaksi perdagangan. Penelitian ini juga menyatakan bahwa terbentukan pengelompokkan volatilitas pada suatu perdagangan disebabkan adanya probabilitas transisi yang tinggi menyatakan besarnya peluang migrasi antara fundamentalis ke chartist atau sebaliknya.

Darminto (2010) melakukan penelitian struktur mikro pasar mengenai pengukuran tingkat intesitas kejadian tertentu pada data order dan transaksi persdagangan saham secara real time. Data transaksi saham BEI yang dipergunakan pada periode Bulan Januari 2008 dengan sampel 5 perusahaan. Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa model multivariate point process cocok dipakai untuk memodelkan data transaksi keuangan secara real time terutama memodelkan events yang terjadi sepanjang waktu perdagangan saham. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa liquidity shock adalah sebagai kondisi perdagangan suatu saham dimana posisi order book saham tersebut menunjukkan terjadinya market spread yang besarnya lebih dari 1 (satu) tick.

5,. Perbankan Sebagai Lembaga Intermediasi Keuangan

Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan yang

memiliki peran langsung dalam aktivitas perekonomian. Lembaga keuangan

adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan

dibandingkan aset nonfinansial atau aset riil.11 Lembaga keuangan berfungsi

menghimpun dana dari masyarakat lalu kemudian menyalurkannya dalam bentuk

kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga.

Lembaga keuangan berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari

masyarakat secara langsung dapat dikelompokkan lembaga keuangan depositori

(depository financial institution) dan lembaga keuangan non depositori (non

depository financial institution). 12 Perbankan dalam hal ini termasuk kedalam

kelompok lembaga keuangan depositori (depository financial institution) karena

menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan

(deposit) seperti giro, tabungan dan deposito berjangka yang diterima dari

penabung atau unit surplus. 13 Di sisi lain, Levine mengelompokkan fungsi utama

dari lembaga keuangan dimana perbankan termasuk di dalamnya, ke dalam 5

Page 24: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

24

fungsi dasar, yaitu:14

11 Dahlan Siamat. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta. Hal. 5.

12 Ibid. Hal. 6.

13 Ibid

14 Ross Levine. 1996. Financial Development and Economic Growth : Views and Agenda. PolicyResearch Working Paper. World Bank. Hal. 6.

Page 25: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

25

1. memobilisasi tabungan;

2. mengalokasikan pendanaan ke tempat yang produktif;

3. memfasilitasi perdagangan barang dan jasa;

4. memfasilitasi perdagangan (trading), perlindungan terhadap nilai mata

uang (hedging), diversifikasi dan mengumpulkan resiko, dan

5. mengawasi penggunaan dana yang disalurkan.

Dalam aktivitas ekonomi sehari-hari , metode transfer dana tidak semua

dana dari unit surplus (fund provider) dapat langsung disalurkan kepada unit

defisit (deposit taker) akibat adanya berbagai perbedaan kepentingan.15 Maka

perbedaan kepentingan kedua belah pihak tersebut dijembatani oleh perbankan,

sehingga perbankan disebut sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial

intermediaries institution). Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Indirect Finance

Lembaga Intermediasi(Perbankan)

Unit Deposit(deposit taker) Perusahaan Pemerintah Rumah tangga

PasarUang

Unit Surplus(fund provider) Perusahaan Pemerintah Rumah tangga

Sumber : Siamat Dahlan, 2001Direct finance

Gambar 2.1. Proses Intermediasi Perbankan

15 Dahlan Siamat. Op. Cit. Hal. 15.

Page 26: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

26

Perbankan menghimpun dana dari masyarakat secara langsung dalam

bentuk simpanan (deposit). Dana yang terakumulasi tersebut disalurkan

perbankan kepada sektor riil dan masyarakat dalam bentuk investasi, modal kerja

dan pembiayaan lainnya. Maka fungsi intermediasi perbankan memiliki efek

strategis bagi perekonomian yaitu berperan sebagai lembaga intermediasi

keuangan yang mengalokasikan dana secara efektif dan efisien ke sumber-sumber

yang produktif. Sehingga hal tersebut dapat memacu pertumbuhan ekonomi suatu

negara.

Selain itu, Frederick S. Miskhin menyebutkan betapa pentingnya

perbankan , “ Banks are what make financial markets work. Without them,

financial markets would not be able to move funds from people who save to

people who have productive investment opportunities. They thus also have

important effect on the performance of the economy as a whole”. 16

2.2. Definisi dan Konsep Perbankan

Adanya perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan dapat

membantu masyarakat dalam aktivitas ekonomi. Adapun definisi bank menurut

Dendawijaya, yaitu:

Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial iintermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak

16 Frederick S. Miskhin. 1997. The Economics of Money, banking and Financial Markets. Fifth edition. Addison Wesley Longman Inc, New York. Hal. 7.

Page 27: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

27

yang membutuhkan dana (deficit unit) dalam bentuk kredit dan bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.17

Berdasarkan pasal 5 Undang-undang No.10 Tahun 1998, bank di

Indonesia menurut jenisnya dikelompokan menjadi Bank Umum dan Bank

Perkreditan rakyat. 18 Namun dalam penelitian ini, lebih difokuskan pada Bank

Umum, bukan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun definisi dari Bank Umum adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan

prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.19 Kelompok Bank yang termasuk Bank Umum di indonesia adalah

Bank BUMN, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN), Bank Pembangunan

Daerah (BPD), Bank asing dan Bank Campuran. 20

Sedangkan kegiatan usaha Bank Umum menurut pasal 6 Undang-undang

No. 10 Tahun 1998 diantaranya adalah :21

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, dan bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu;

b. memberikan kredit;

c. menerbitkan surat pengakuan utang;

d. membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya: surat-surat wesel, surat

17 Lukman Dendawijaya. 2001. Manajemen perbankan. Cetakan ke-1. Ghalia Indonesia, Jakarta.Hal. 25.

18 Ibid. Hal. 18.

19 Ibid. Hal. 17.

20 Dahlan Siamat. Op. Cit. H. 22.

21 Lukman Dendawijaya. Op.Cit. Hal. 18.

Page 28: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

28

pengakuan utang, kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan

pemerintah, sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, surat dagang

berjangka waktu sampai dengan satu tahun, surat berharga lain berjangka

waktu sampai satu tahun;

e. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah;

f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana

kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi

maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;

g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;

h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu kontrak;

j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam

bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;

k. (dihapus)

l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kredit dan kegiatan wali amanat;

m. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan

prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia;

Page 29: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

29

n. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak

bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Dengan melihat berbagai kegiatan usaha bank tersebut, maka bagi sebuah

bank, dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan paling

utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berfungsi sama sekali. Menurut Sinungan

(1992), dana-dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operasional suatu bank

bersumber dari dana-dana sebagai berikut :22

1. Dana pihak kesatu

Merupakan dana dari modal sendiri yang berasal dari para pemegang

saham. Adapun dana modal sendiri ini terdiri dari modal disetor, agio

saham, cadangan-cadangan dan laba ditahan.

2. Dana pihak kedua

Merupakan dana pinjaman yang berasal dari pihak luar, yang terdiri atas

dana-dana : call money, pinjaman biasa antarbank, pinjaman dari Lembaga

Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan pinjaman dari bank sentral (BI).

3. Dana pihak ketiga

Merupakan dana yang berupa simpanan dari masyarakat, terdiri dari

beberapa jenis yaitu giro (Demand deposit), deposito (Time deposit), dan

tabungan (Saving).

2.3. Definisi dan konsep Kredit Perbankan

22 Muchdarsyah Sinungan. 1992. Manajemen Dana Bank. Rineka cipta, Jakarta. Hal. 84.

Page 30: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

30

Kata kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan.

Kepercayaan yang dimaksud adalah antara si pemberi dan si penerima kredit. 23

Kredit juga dapat didefinisikan sebagai pemberian prestasi (misalnya uang dan

barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu

mendatang.24

Sedangkan menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Pokok-pokok

Perbankan, definisi kredit yaitu: 25

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman-pinjaman antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Namun dalam arti luas, kredit didasarkan atas komponen-komponen

kepercayaan, risiko dan pertukaran ekonomi di masa mendatang. Menurut

Simomangkir, kredit perbankan mempunyai fungsi yang penting dalam kehidupan

perekonomian dan perdagangan diantaranya adalah :26

1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.

2. Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang.

3. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang.

4. Kredit merupakan salah satu alat stabilisasi ekonomi.

5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.

23 O.P Simomangkir. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank. Cetakan ke-2.Ghalia Indonesia, Bogor. Hal. 100.

24 Ibid.

25 Ibid

26 Ibid. Hal. 103.

Page 31: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

31

6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.

7. Kredit merupakan alat untuk meningkatkan hubungan internasional.

Mengingat banyaknya fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian dan

perdagangan, maka kredit pun dikelompokkan berdasarkan maksud dan

tujuannya. Secara garis besar, kredit dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :27

1. Kredit modal kerja

Kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitor) untuk membiayai

kebutuhan modal kerja perusahaan debitor.

2. Kredit investasi

Kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitor) untuk membiayai

pembelian barang modal (investasi).

3. Kredit konsumsi

Kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitor) untuk keperluan

pembelian barang-barang konsumsi yang diperlukan debitor.

2.4. Mekanisme Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter sebagai salah satu kebijakan ekonomi mempunyai

peran penting dalam perekonomian suatu negara. Peran tersebut dapat dilihat dari

kemampuannya dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga dan

perluasan kesempatan kerja. Hal-hal tersebut sering dijadikan sasaran akhir dari

suatu kebijakan moneter. Untuk mencapai sasaran akhir tersebut, harus terdapat

suatu jalur yang dilalui yaitu mekanisme transmisi kebijakan moneter. Mekanisme

27 Lukman Dendawijaya. Op.Cit. Hal. 27

Page 32: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

32

transmisi kebijakan moneter merupakan penggunaan instrumen moneter yang

dimiliki Bank Sentral yang akan mempengaruhi sasaran antara untuk mencapai

sasaran akhir berupa stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan perluasan

kesempatan kerja.

Suatu kebijakan moneter bisa memiliki sasaran akhir tunggal ataupun

sasaran akhir ragam. Pada umumnya, kebijakan moneter dengan sasaran akhir

tunggal menggunakan pendekatan harga (price-based structure), sementara

kebijakan moneter dengan sasaran akhir ragam pada umumnya menggunakan

pendekatan kuantitas (quantity-based structure).28 Pada Gambar 2.2 dan 2.3

disajikan kerangka secara umum dari kedua pendekatan tersebut.

Instrumen SasaranOperasional

SasaranAntara

SasaranAkhir

- Langsung - Uang Primer (M0) - M1, M2 - Stabilitas Harga- Tidak Langsung - Reserve Bank - Kredit - Pertumbuhan Ek

-Suku Bunga - Kesempatan kerja

Sumber : Ascarya, 2002Gambar 2.2. Transmisi Kebijakan Moneter dengan Pendekatan Kuantitas

Instrumen SasaranOperasional

Variabel- variabel informasi

SasaranAkhir

- Langsung Suku Bunga Stabilitas Harga- Tidak langsung

Sumber : Ascarya, 2002Gambar 2.3. Transmisi Kebijakan Moneter dengan Pendekatan Harga

28 Ascarya. 2002. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter. Seri Kebanksentralan No. 3. PusatPendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, Jakarta. Hal. 2.

Page 33: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

33

Pendekatan kuantitas menyatakan bahwa pengendalian besaran-besaran

moneter dapat secara efektif mengendalikan stabilitas perekonomian.29 Sedangkan

pendekatan harga menyatakan bahwa pengendalian tingkat hargalah yang secara

efektif dapat mengendalikan stabilitas perekonomian.30 Dari Gambar 2.2 dan 2.3

dapat dilihat bahwa untuk mencapai sasaran akhir yang diinginkan, baik ragam

maupun tunggal, kerangka kebijakan moneter pada umumnya terdiri dari beberapa

bagian. Bagian tersebut yaitu instrumen dan sasaran operasional untuk pendekatan

harga, sedangkan untuk pendekatan kuantitas yaitu instrumen, sasaran operasional

dan sasaran antara.

Dalam pendekatan kuantitas, untuk mencapai sasaran akhir yang

diinginkan terdapat lag antara pelaksanaan kebijakan dengan tercapai atau

tidaknya sasaran akhir itu.31 Sehingga diperlukan sasaran antara untuk mengetahui

dengan segera indikasi kebijakan yang dilakukan. Sasaran antara dipilih yang

memiliki keterkaitan stabil dengan sasaran akhir, cakupannya luas, dapat

dikendalikan otoritas moneter, tersedia relatif cepat, akurat dan tidak sering

direvisi.32 Sasaran antara yang dapat digunakan yaitu M1, M2, kredit perbankan

dan suku bunga. Sementara itu, untuk mencapai sasaran antara, diperlukan sasaran

yang bersifat operasional agar proses transmisi dapat berjalan sesuai dengan

29 Ibid.

30 Ibid.

31Ibid.

32 Ibid. Hal. 3

Page 34: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

34

rencana.33 Beberapa pilihan sasaran opersional diantaranya uang primer (M0),

reserve bank dan suku bunga (jangka pendek). Selanjutnya untuk mencapai

sasaran operasional bank sentral memerlukan alat-alat yang dapat secara langsung

atau tidak langsung mempengaruhi sasaran operasional.34 Alat-alat tersebut biasa

disebut sebagai instrumen.

Bentuk instrumen langsung yang banyak digunakan adalah pengendalian

suku bunga (interest rate ceilings), pagu kredit dan kredit program bank sentral.

Sementara itu, secara umum bentuk instrumen tidak langsung yang banyak

digunakan yaitu Operasi Pasar Terbuka (OPT), Giro Wajib Minimum (GWM),

dan fasilitas diskonto.35

2.5. Jalur Kredit (Credit Channel) sebagai Salah Satu Mekanisme

Transmisi Kebijakan Moneter

Mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia terdiri dari lima jalur

yaitu jalur nilai tukar, jalur kredit, jalur suku bunga, jalur ekspektasi dan jalur

harga aset.36 Salah satu jalur yang melihat pengaruh kebijakan moneter terhadap

kredit yaitu jalur kredit (Credit Channel).

33 Ibid.

34 Ibid

35 Ibid. Hal. 6.36 Perry W. dan Solikin. 2003. Kebijakan Moneter di Indonesia. Seri Kebanksentralan No. 6. Pusat

Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, Jakarta. Hal. 19.

Page 35: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

35

Kebijakan Moneter LiabilitasBank

KetersediaanKredit Bank

Jumlah Uang Beredar

Investasi

Suku Bunga / Harga Saham

Nilai BersihPerusahaan

PemberianKredit

Sumber : Perry Warjiyo dan Solikin, 2003Gambar 2.4 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur kredit

Berdasarkan Gambar 2.4 dapat dillihat bahwa jalur kredit dapat dibedakan

menjadi dua jalur yaitu jalur pinjaman bank (bank lending channel) dan jalur

neraca perusahaan(balance sheet channel).

1. Jalur Pinjaman Bank (bank lending channel)

Jalur pinjaman bank menekankan pengaruh kebijakan moneter pada

kondisi keuangan bank. Pada jalur ini, selain sisi aset, sisi liabilitas bank juga

merupakan komponen penting dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter .37

Apabila bank sentral melaksanakan kebijakan ekspansif, misalnya melalui

penurunan GWM di bank sentral, maka cadangan dana yang ada di bank akan

mengalami peningkatan sehingga dana yang dapat dipinjamkan oleh bank

(loanable fund) akan mengalami peningkatan. Sehingga kemampuan bank untuk

memberikan kredit akan meningkat. Kondisi ini akan mendorong peningkatan

investasi yang berdampak pada peningkatan output.

GWM H Loanable Fund bank H Pemberian Kredit H Investasi H

Output

37 Ibid. Hal. 22.

Page 36: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

36

2. Jalur Neraca Perusahaan (balance sheet channel)

Jalur neraca perusahaan menekankan pengaruh kebijakan moneter pada

kondisi keuangan perusahaan dan selanjutnya mempengaruhi akses perusahaan

untuk mendapatkan kredit.38 Apabila bank sentral melakukan kebijakan moneter

ekspansif, maka suku bunga di pasar uang akan turun, yang mendorong harga

saham mengalami peningkatan. Sejalan dengan peningkatan tersebut, nilai bersih

perusahaan (networth) akan meningkat, yang selanjutnya mengurangi tindakan

adverse selection dan moral hazard oleh perusahaan. Kondisi ini mendorong

pemberian kredit oleh bank, selanjutnya meningkatkan investasi dan pada

akhirnya meningkatkan output.

M H r H P saham H networth H adverse selection dan moral hazardH

Pemberian Kredit H Investasi H Output

2.6. Penurunan Penyaluran Kredit

Penurunan penyaluran kredit dapat terjadi karena adanya penurunan dari

sisi penawaran atau permintaan terhadap kredit perbankan. Dengan terjadinya

penurunan penyaluran kredit, maka fungsi intermediasi perbankan akan

terganggu. Perbankan yang seharusnya menjadi perantara antara sektor moneter

dan sektor riil menjadi tidak mampu lagi menggerakkan perkembangan dunia

usaha melalui kredit yang disalurkan perbankan. Hal ini tentu saja akan

mengurangi efektivitas dari kebijakan moneter itu sendiri, terutama melalui jalur

kredit (credit channel). Berbagai penelitian telah menemukan fenomena

38 Ibid.

Page 37: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

37

penurunan penyaluran kredit perbankan baik akibat penurunan permintaaan

ataupun penawaran kredit. Untuk membedakan fenomena penurunan kredit

perbankan (disintermediasi), maka dapat dibedakan berdasarkan faktor-faktor

yang mempengaruhinya yaitu dari sisi permintaan dan penawaran kredit dalam

pasar kredit.

2.6.1. Penurunan Kredit yang Terjadi Karena Penurunan Permintaan

Penurunan kredit akibat faktor-faktor permintaan merupakan hal yang

sering terjadi ketika perekonomian suatu negara mengalami kelesuan (resesi),

terutama karena masih lemahnya aktivitas investasi. Dari sisi mikro, pada

perusahaan, masalah struktural seperti penyesuaian untuk mengurangi rasio utang

terhadap modal (debt equity ratio) yang meningkat akibat krisis juga menjadi

penyebab turunnya permintaan kredit.39 Selain itu, faktor melemahnya investasi

pada saat resesi ditambah dengan faktor ketidakpastian (uncertainty) dan iklim

usaha (business confidence) yang kurang baik, juga merupakan penyebab

turunnya permintaan kredit.

Seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.5, melemahnya aktivitas

perekonomian menyebabkan penurunan permintaan (demand) kredit. Sehingga

kurva permintaan kredit bergeser ke bawah, dari D0 ke D1. Jika tidak terjadi

perubahan dari sisi penawaran (supply), maka pergeseran demand tersebut akan

mendorong suku bunga turun dan kuantitas kredit lebih rendah dari semula (r1,L1).

39 Agung, et al. 2001. Credit Crunch di Indonesia Setelah Krisis:Fakta, Penyebab dan ImplikasiKebijakan. Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia. Hal. 5

Page 38: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

38

Suku Bunga Kredit

S

r0

r1

D1 D0

D2

L1 L0 Kuantitas Kredit

Sumber : Agung et al. 2001Gambar 2.5 Penurunan Kredit Akibat Menurunnya Permintaan

Namun jika penurunan kredit akibat fakor struktural mikroekonomi, maka

pergeseran permintaan juga diikuti oleh curamnya kurva permintaan (D2).

Sehingga permintaan kredit menjadi kurang sensitif terhadap perubahan harga

kredit.40

2.6.2. Penurunan Kredit yang Terjadi Karena Penurunan Penawaran

Penurunan kredit dari sisi penawaran disebabkan oleh turunnya kemauan

bank untuk memberikan kredit. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan

menurunnya keinginan perbankan untuk memberikan kredit dapat bersumber dari

faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal berupa rendahnya kualitas

aset perbankan, tingginya NPL dan anjloknya modal perbankan akibat depresiasi

serta negative interest margin yang akan menurunkan kemampuan bank untuk

menyalurkan kredit.41 Sedangkan faktor eksternal berupa menurunnya tingkat

40 Ibid. Hal. 6

41 Ibid.

Page 39: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

S2

39

kelayakan kredit (creditworthness) dari debitur akibat melemahnya kondisi

keuangan perusahaan.42 Sehingga bank akan mengalami kesulitan untuk

membedakan tingkat kelayakan kredit dari debitur. Dengan demikian akan terjadi

asymetric information dan pada gilirannya akan mengurangi volume kredit

perbankan.

Berdasarkan Gambar 2.6, diilustrasikan bahwa penurunan penawaran

kredit baik karena faktor internal maupun eksternal menyebabkan pergeseran

kurva supply ke atas (S0 ke S1). Hal ini akan mendorong suku bunga meningkat

dan menurunnya kuantitas kredit (r1,L1). Namun demikian, keengganan bank

untuk menyalurkan kredit seringkali tidak diikuti oleh kenaikan suku bunga, tapi

diikuti oleh pengurangan kredit secara kuantitas (non-price credit rationing). Non-

price credit rationing ini akan menggeser kurva supply ke kiri atas dan kurva

menjadi vertikal (S2). Hal ini mencerminkan bahwa kurva penawaran kredit

menjadi tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga.

Suku Bunga KreditS1

S0

r1

r0

D

Sumber : Agung et al.2001L1 L0 Kuantitas Kredit

Gambar 2.6 Penurunan Kredit Akibat Menurunnya Penawaran

42 Ibid. Hal. 7

Page 40: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

40

Penurunan penyaluran kredit akibat penurunan penawaran kredit dapat

menyebabkan terjadinya credit crunch. Credit crunch merupakan suatu situasi

dimana terjadi penurunan supply kredit perbankan secara tajam akibat dari

menurunnya kemauan bank dalam menyalurkan kredit pada dunia usaha. Hal ini

dapat tercermin dari meningkatnya spread yaitu selisih antara suku bunga kredit

dan suku bunga deposito serta semakin ketatnya kriteria untuk memperoleh kredit.

Dalam kondisi ekstrim, credit crunch terjadi dalam bentuk credit rationing, yaitu

bank menolak memberikan kredit terhadap nasabah tertentu pada tingkat suku

bunga berapapun .43

2.7. Sektor Riil

Dalam konteks fundamental makroekonomi, determinan utama bagi

kinerja ekonomi nasional terdiri dari dua bagian yaitu sektor riil (real sector) dan

sektor non riil (non real sector) atau sering disebut sektor moneter. Sektor riil

merupakan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan barang/jasa. Secara spesifik,

aktivitas-aktivitas tersebut menghasilkan output nasional, dimana indikatornya

adalah GDP (Gross Domestic Product) dan GNP (Gross National Product).

Sedangkan sektor non riil (non real sector) / sektor moneter merupakan aktivitas

yang menyangkut keuangan/perbankan serta menggambarkan tentang penawaran

dan permintaan uang (money supply and demand).

Menurut Bank Indonesia, sektor riil terdiri dari 7 sektor yaitu sektor

pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; sektor pertambangan dan

43 Agung. Et al. Op. Cit. Hal. 5

Page 41: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

41

penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air minum; sektor

bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor transportasi dan

komunikasi. 44 Selama ini sektor riil memiliki sumbangan yang besar terhadap

output nasional. Sehingga sektor riil memiliki peranan yang penting dalam

perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah tidak boleh mengabaikan

perkembangan sektor riil.

2.8. Pertumbuhan Ekonomi

Selama ini banyak persepsi yang menyamakan arti dari istilah

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Sebenarnya kedua istilah

tersebut memiliki maksud yang sama tapi memiliki arti yang berbeda. Istilah

pertumbuhan ekonomi digunakan jika terdapat lebih banyak output. Sedangkan

pembangunan ekonomi digunakan jika terdapat lebih banyak output yang disertai

dengan perubahan-perubahan struktur ekonomi dan teknik pengetahuan dalam

menghasilkan output yang lebih banyak. Pada umumnya pembangunan ekonomi

selalu disertai dengan pertumbuhan ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi belum

tentu disertai dengan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan mesin paling tangguh untuk

menghasilkan peningkatan standar hidup dalam jangka panjang. Pertumbuhan

ekonomi didefinisikan sebagai kenaikan kapasitas produksi dari suatu negara

dalam jangka panjang untuk menyediakan berbagai macam barang ekonomi

44 Tim Statistik Sektor Riil. 2007 Angka-angka Sektor Riil. Direktorat Statistik Ekonomi danMoneter, Bank Indonesia. Hal.1

Page 42: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

42

kepada penduduknya. 45 Kenaikan kapasitas tersebut ditentukan oleh adanya

kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan),

dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.meningkat sepanjang

waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang semakin besar. 46 Adapun

definisi lain dari pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan faktor-faktor

produksi dan kemajuan teknologi dari waktu ke waktu sehingga dapat

meningkatkan kemampuan suatu negara secara keseluruhan dalam menghasilkan

output. 47 Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya

digunakan variabel gross domestic product (GDP), yang mengukur output total

dari suatu perekonomian. 48

2.9. Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga dalam mata

uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang

jangka pendek dengan menggunakan sistem diskonto. 49 SBI ini merupakan salah

satu instrumen Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang dilaksanakan oleh Bank

Indonesia dalam rangka mengendalikan jumlah uang yang beredar ataupun suku

45 Michael P. Todaro. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia ketiga, dalam Haris Munandar(penerjemah). Erlangga, Jakarta. Hal. 99

46 Ibid

47 Dominick Salvatore. 1997. Ekonomi Internasional, dalam Haris Munandar (penerjemah).Penerbit Erlangga, Jakarta. Hal. 232-236

48 N. Gregory Mankiw. 2000. Teori Makroekonomi, dalam Imam Nurmawan (penerjemah).Penerbit Erlangga, Jakarta. Hal. 72

49 F.X Sugiyono. 2003. Instrumen Pengendalian Moneter: Opersi Pasar Terbuka.. Seri Kebanksentralan No. 10. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, Jakarta. Hal. 30

Page 43: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

43

bunga. Surat berharga yang dijadikan instrumen OPT di Indonesia hanya SBI. Hal

ini dikarenakan SBI memenuhi persyaratan sebagai surat berharga yang dapat

dipergunakan sebagai instrumen OPT antara lain ialah berkualitas tinggi, mudah

atau sewaktu-waktu dapat dicairkan dan jumlahnya mencukupi untuk keperluan

OPT. 50

Sebagai instrumen OPT, penerbitan SBI oleh Bank Indonesia dapat

dilakukan baik melalui lelang maupun non lelang. SBI dapat dimiliki oleh bank

ataupun pihak lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui pembelian SBI di

pasar perdana. Jangka waktu penerbitan SBI untuk lelang mingguan secara

reguler adalah 30 dan 90 hari.51 Selain itu terdapat dua macam lelang, yaitu lelang

mingguan secara reguler dan lelang harian. Lelang mingguan secara reguler

dimaksudkan untuk menjaga tetap tersedianya SBI di pasar, sementara lelang

harian dimaksudkan untuk pengendalian moneter.52 Tingkat suku bunga SBI

ditentukan oleh Bank Indonesia sesuai dengan sasaran moneter yang ingin

dicapai. Peningkatan suku bunga SBI dimaksudkan agar banyak yang menyimpan

dananya di SBI sehingga kelebihan likuiditas dapat diserap. Dengan demikian

dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dan dapat mengendalikan inflasi.

50 Ibid

51 Ibid. Hal. 31

52 Ibid. Hal. 32

Page 44: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

44

2.10. Penelitian Terdahulu

1. Pasarbasioglu (1997) penelitiannya menyatakan bahwa penurunan kredit

terjadi akibat penurunan penawaran kredit. Penurunan penawaran kredit

disebabkan oleh menurunnya kemauan bank-bank untuk memberikan

pinjaman tanpa diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit.53

2. Gosh and Gosh (1998) menggunakan Switching Regression untuk

mendeteksi penurunan penyaluran kredit. Dua persamaan regresi yang

menghubungkan permintaan dan penawaran kredit dengan variabel

bebasnya, dipresentasikan dalam satu grafis sehingga akan terlihat kredit

aktual. Hasilnya menyatakan bahwa penurunan penyaluran kredit adalah

quantity rationing, bahwa dalam keadaan resesi terdapat kegagalan suku

bunga untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran kredit.54

3. Agung et al (2001) penelitiannya mengkaji apakah penurunan kredit yang

tajam dari sektor perbankan di Indonesia adalah akibat credit crunch atau

disebabkan oleh lemahnya permintaan kredit karena adanya resesi.

Penelitian ini menggunakan analisis empiris secara makro dengan

menggunakan data aggregat dan secara mikro menggunakan data

individual perbankan (panel data) serta survey yang dilakukan kepada

bank dan perusahaan. Hasil penelitian ini menyimpulkan terjadinya credit

53 Ceyla Pazarbasiouglo. 1997. A Credit Crunch?Finland in The Aftermath of The Banking Crisis.Staff Papers International Monetary Fund, Vol 44, No.3 (Sep, 1997). Hal. 315-327

54 A.Ghosh and Swati G. 1999. East Asia in The Aftermath:Was there a crunch?. IMF WorkingPaper Series. Hal. 12-19

Page 45: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

45

crunch di Indonesia serta didapatkan hasil bahwa suku bunga kredit tidak

berpengaruh terhadap permintaan kredit pada saat krisis.55

4. Harmanta dan Mahyus Ekananda (2005), penelitiannya menganalisis

determinan dari penurunan kredit perbankan yang didominasi oleh

penawaran atau permintaan kredit. Penelitiannya menggunakan maximum

likelihood dan hasilnya menyatakan bahwa pada periode sebelum krisis,

penurunan penyaluran kredit disebabkan oleh penawaran kredit. Lalu pada

sepanjang krisis, penurunan penyaluran kredit disebabkan juga oleh

rendahnya penawaran kredit akibat menurunnya kemampuan bank dalam

menyalurkan kredit. Sedangkan setelah krisis, penurunan kredit

disebabkan oleh lemahnya permintaan kredit. Penelitian ini juga

menunjukkan inflexibility dari suku bunga dalam menyeimbangkan pasar

kredit.56

5. Yan Yan Peliyana (2005), penelitiannya menunjukkan bahwa kredit yang

disalurkan perbankan dipengaruhi oleh kondisi moneter dan permintaan

agregat. Kondisi moneter yaitu, inflasi dan nilai tukar. Permintaan agregat

meliputi investasi yang disetujui, dan pembentukan kapital tetap. Lalu

kredit dan kapitalisasi pasar modal memiliki korelasi positif terhadap

pertumbuhan ekonomi.57

55 Agung. et al. Op. Cit. Hal. 31-35.

56 Harmanta dan Mahyus Ekananda, 2005. Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997 : Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit, Sebuah Pendekatan dengan Model Disekuilibrium. Buletin Ekonomi dan Perbankan, Juni 2005.

57 Yan Yan Peliyana. 2005. Pengaruh Intermediasi Perbankan dan Pasar Modal TerhadapPertumbuhan ekonomi Indonesia [Skripsi]. Departemen Ilmu Ekonomi, FEM-IPB.

Page 46: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

46

6. Merry Rachmawati (2005), penelitiannya menganalisis secara empirik

hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara kapasitas kredit, suku

bunga kredit, rasio modal terhadap aset, kredit bermasalah terhadap

penawaran kredit. Metode yang digunakan yaitu Error Correction Model

(ECM). Hasilnya menunjukkan bahwa dalam jangka pendek variabel yang

digunakan yaitu suku bunga kredit dan rasio modal terhadap aset

mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap penawaran

kredit. Sedangkan pada kapasitas kredit dan kredit bermasalah memiliki

hubungan negatif dan signifikan terhadap penawaran kredit. Dalam

jangka panjang kapasitas kredit dan suku bunga kredit mempunyai

hubungan positif dan signifikan terhadap penawaran kredit. Sedangkan

rasio modal terhadap aset dan kredit bermasalah mempunyai hubungan

yang negatif dan signifikan terhadap penawaran kredit.58

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya:

1. Penelitian ini tidak hanya menganalisis terjadinya disintermediasi

perbankan di Indonesia, tapi juga menganalisis pengaruh dari

disintermediasi tersebut terhadap perkembangan sektor riil dan

pertumbuhan ekonomi.

58 Merry Rachmawati. 2005. Analisis Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang Penawaran Kredit Perbankan Pasca Krisis Moneter di Indonesia[Skripsi]. Departemen Ilmu Ekonomi, FEM-IPB. Hal. 48-55.

Page 47: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

1

2. Metodologi penelitian pada penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu metode

estimasi MaximumLikelihood (ML) serta regresi berganda yaitu Ordinary Least

Square (OLS).

3. Pada penelitian ini hanya menganalisis disintermediasi pasca krisis ekonomi,

tidak menganalisis sebelum krisis ekonomi.

4. Periode pengamatan pada penelitian ini dari tahun 1999 – 2007. pada

penelitian terdahulu hanya sampai tahun 2003.

5. Penelitian ini menggunakan 5 variabel dalam fungsi permintaan kredit yaitu GDP riil, suku bunga kredit, IHSG, inflasi dan nilai tukar. Lalu 5 variabel dalam fungsi penawaran kredit yaitu kapasitas kredit, suku bunga kredit, suku bunga SBI, CA dan NPL

6 Memilih Reksa Dana Berdasarkan Strategi Investasi

June 1st, 2012 Rudiyanto Leave a comment Go to comments

Selama ini, salah satu metode pemilihan reksa dana adalah mencocokkan karakteristik reksa dana dengan profil risiko dan karakteristik risk and return dari suatu reksa dana. Namun seiring dengan perkembangan, investor juga menjadi semakin pintar dan lebih memahami tentang investasi. Sebagian investor mulai menggunakan strategi investasi sebagai salah satu panduan dalam memilih reksa dana. Sebab bagi mereka, return tinggi bukan pertimbangan utama, namun bagaimana mencapai tingkat return tersebut dan apakah cara tersebut nyaman di mata investor. Seperti apa strategi investasi reksa dana yang tersedia saat ini?

Strategi investasi reksa dana adalah strategi yang digunakan oleh para Manajer Investasi dalam menjalankan portofolio investasi reksa dananya. Karena basis portofolio reksa dana bermacam-macam yang terdiri dari saham, obligasi dan pasar uang, maka saya mengkategorikan strategi reksa dana berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

Page 48: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

2

Strategi Investasi Pasif dan Strategi Investasi Aktif

Reksa Dana Strategi Investasi Pasif adalah reksa dana yang sangat pasif dalam menjalankan pengelolaan portofolio investasinya. Umumnya reksa dana yang masuk kategori ini memungut biaya pengelolaan (management fee) yang rendah dan hanya memberikan tingkat pengembalian yang setara dengan pasar / indeks atau memberikan bunga dan kupon obligasi kepada investor secara periodik. Jenis reksa dana yang masuk kategori ini antara lain ETF (Exchange Traded Fund) baik saham ataupun obligasi,  Reksa Dana Terproteksi dan Reksa Dana Pasar Uang. Bagi investor yang percaya bahwa dalam jangka panjang reksa dana akan susah mengalahkan return pasar (baik saham ataupun obligasi), ataupun investor konservatif yang ingin reksa dana dengan tingkat return yang lebih pasti, maka reksa dana kategori ini bisa menjadi salah satu pertimbangan.

Reksa Dana Strategi Investasi Aktif adalah reksa dana yang aktif dalam menjalankan pengelolaan portofolio investasi dan berusaha memberikan tingkat return di atas tingkat pasar. Bisa dibilang hampir sebagian besar dari reksa dana yang ada saat ini bisa dikategorikan sebagai reksa dana  dengan strategi investasi aktif. Hanya saja, strategi yang digunakan untuk memberikan imbal hasil yang mengalahkan tingkat return pasar berbeda-beda. Berdasarkan portofolio investasi yaitu saham dan obligasi, strategi aktif yang digunakan dapat dibagi menjadi sebagai berikut.

Strategi Investasi Growth Investing dan Value Investing Untuk portofolio berbasis saham.

Page 49: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

3

Growth Investing dan Value Investing adalah strategi investasi yang sangat dikenal dalam teori investasi dan juga dipraktekkan oleh investor-investor legendaris seperti Warren Buffet dan Benjamin Graham. Growth Investing adalah strategi investasi dimana dalam pemilihan saham didasarkan pada perusahaan yang tingkat pertumbuhannya di atas rata-rata meski secara valuasi, bisa saja harga saham tersebut sudah dikategorikan relatif mahal. Saham yang masuk dalam kategori ini disebut growth stock.

Berlawanan dengan Growth Investing, Value Investing adalah strategi investasi dimana pemilihan saham didasarkan pada perusahaan yang fundamentalnya baik, memiliki prospek dan model bisnis yang jelas serta secara valuasi relatif lebih murah dibandingkan saham secara umum. Saham yang masuk dalam kategori ini disebut value stock.

Secara praktek, amat sulit untuk mencari reksa dana yang dikategorikan sebagai value investing atau growth investing karena belum ada garis pemisah yang benar-benar jelas antara saham mana yang masuk kategori value stock dan growth stock. Selain itu, saham yang masuk kategori growth stock, seiring dengan waktu bisa berubah menjadi value stock dan sebaliknya sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi. Definisi antara value stock dan growth stock antar manajer investasi juga bisa berbeda-beda.

Salah satu cara untuk mengenali strategi investasi ini adalah dengan melihat portofolio investasinya. Apabila portofolio investasi reksa dana, secara konsisten mayoritas berisi saham yang sedang tren saat ini, bisa dikategorikan sebagai reksa dana dengan strategi growth investing. Sementara, apabila secara konsisten mayoritas isi portofolio terdiri dari saham yang sedang tidak tren di pasaran dan memiliki valuasi yang relatif rendah, maka kemungkinan suatu reksa dana bisa dikategorikan dalam value investing. Bagi investor yang ingin memilih reksa dana saham berdasarkan strategi ini tentunya harus memiliki pengetahuan tentang saham yang cukup mendalam pula.

Keunggulan Growth Investing adalah karena portofolio yang lebih sesuai dengan kondisi pasar, terkadang dalam jangka pendek tingkat kenaikannya sama atau bahkan lebih tinggi dari pasar. Namun karena berisi saham dengan valuasi yang tinggi, maka potensi risikonya juga lebih besar. Sementara reksa dana saham dengan Value Investing memiliki keunggulan terdiri dari saham dengan prospek fundamental yang bagus dan valuasi yang murah. Meski demikian, dalam jangka pendek terkadang kinerja reksa dana mungkin akan kalah dibandingkan kondisi pasar secara umum karena fundamental yang bagus dan valuasi yang murah tidak menjamin harganya akan naik karena tidak menjadi tren pasar. Kenaikan harganya baru akan terlihat dalam jangka panjang dan jika pemilihan sahamnya tepat, tingkat return yang dapat dihasilkan berpotensi mengalahkan tingkat return pasar.

Hingga saat ini memang belum ada studi empiris yang menunjukkan strategi mana yang lebih baik antara value investing dan growth investing untuk kategori reksa dana di Indonesia. Terkadang Manajer Investasi juga menerapkan kedua prinsip tersebut dalam portofolio investasinya. Perlu diingat pula bahwa Value Stock belum tentu adalah saham blue chip dan Growth Stock belum tentu adalah saham second atau third liner.

Strategi Durasi Untuk Reksa Dana Berbasis Obligasi

Page 50: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

4

Durasi adalah satuan risiko dalam obligasi seperti halnya beta dalam saham. Durasi obligasi menyatakan tingkat sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga. Hubungan antara Durasi dan perubahan suku bunga bersifat negatif. Sebagai contoh sebuah obligasi dengan durasi 5, mengindikasikan jika suku bunga naik 1% maka harga obligasi diperkirakan akan turun 5% dan sebaliknya jika suku bunga turun 1% maka harga obligasi diperkirakan akan naik 5%.

Berdasarkan kondisi makro ekonomi dan ekspektasi perubahan inflasi dan suku bunga, Manajer Investasi akan mengatur portofolio reksa dana pendapatan tetap sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan risiko obligasi sekaligus memaksimalkan potensi return (koreksi). Namun, ada pula reksa dana pendapatan tetap yang fokus pada tingkat durasi tertentu karena dianggap sudah paling optimal. Berdasarkan durasi portofolio pada reksa dana pendapatan tetap, saya mengkategorikan strategi durasi pada reksa dana berbasis obligasi menjadi:

Panjang dengan durasi > 5 Menengah dengan durasi 3-5 Pendek dengan durasi <3

Perlu diingat bahwa durasi tidak sama dengan jatuh tempo. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat durasi adalah dengan membaca informasi tersebut pada Fund Fact Sheet reksa dana. Sebagian Manajer Investasi yang transparan terhadap nasabah akan memasukkan informasi tersebut ke dalam laporan fund fact sheetnya.

Panjang, menengah dan pendek dapat diartikan sebagai risiko tinggi, moderat dan rendah pada reksa dana pendapatan tetap. Jadi meskipun dibandingkan reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap sudah dikategorikan berisiko rendah, namun antara sesama reksa dana pendapatan tetap juga bisa dibagi lagi menjadi tinggi, moderat dan rendah. Hal ini bisa menjadi salah satu pertimbangan investor dalam memilih reksa dana pendapatan tetap.

Reksa Dana dengan Strategi CPPI

Reksa Dana Campuran yang portofolionya terdiri dari saham dan obligasi dengan strategi investasi aktif umumnya menggunakan kombinasi antara value dan growth investing untuk saham dan strategi durasi untuk portofolio obligasinya. Di luar strategi tersebut, meski sedikit ada juga Manajer Investasi yang mengembangkan strategi investasi baru yaitu strategi CPPI (Constant Proportion Portfolio Insurance). Reksa Dana Campuran dengan strategi CPPI ini umumnya adalah strategi yang menjalankan fungsi rebalancing secara otomatis (auto rebalancing) sesuai dengan kondisi pasar sehingga mampu meminimalkan risiko dan memaksimalkan tingkat return.

Di Indonesia, produk reksa dana dengan strategi CPPI pertama kali dikembangkan oleh PT. BNP Paribas Investment Partners. Salah satu fitur dari produk ini adalah berusaha memberikan perlindungan kepada investor dengan membatasi maksimum kerugian yang mungkin terjadi pada reksa dana tersebut melalui skema auto rebalancing. Umumnya reksa dana dengan strategi ini lebih berorientasi pada membatasi tingkat risiko. Bagi investor yang mencari reksa dana yang bisa dengan risiko terbatas, reksa dana dengan strategi ini bisa menjadi salah satu pertimbangan. Hanya saja perlu diingat bahwa reksa dana tidak memberikan jaminan, namun berusaha menjaga potensi risiko melalui skema pengelolaan sama halnya seperti reksa dana terproteksi yang tidak memberikan garansi akan pokok investasi. Jadi tetap ada kemungkinan investor mengalami kerugian lebih besar dari skema yang diberikan.

Page 51: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

5

7 MANAJEMEN RESIKO BELUM KETEMU/ DAPAT

Teori ValuasiOleh: Prof. Dr. Adler Haymans Manurung2

Pendahuluan

Salah satu teori yang paling diperkukan ketika investor melakukan investasi yaitu teori valuasi. Teori ini membahas mengenai valuasi atas aset yang diinvestasikan dimana aset yang diinvestasikan bisa berupa aset riil dan aset finansial. Penilaian kedua aset tersebut sangat berbeda dikarenakan karakteristik yang berbeda. Aset finansial merupakan aset yang menyatakan bahwa aset memiliki aset riil atau hak yang lain. Buku ini hanya membahas valuasi untuk investasi aset financial terutam untuk valuasi aset saham.

Investor atau juga analis yang melakukan valuasi harus lebih dulu mengumpulkan semuainformasi yang diperlukan. Informasi yang diperlukan merupakan informasi yang tertulis dan umumnya mengenai masa lalu. Informasi ini bisa didapatkan dari perusahaan yaitu laporan keuangan yang telah diaudit kantor akuntan publik. Laporan akuntan yang dituangkan dalam Laporan Tahunan merupakan kewajiban perusahaan yang terdaftar di bursa untuk mempublikasikannya. Ada juga informasi yang tidak tertulis yaitu melalui hasil interview kepada direksi atau pejabat perusahaan yang ditunjuk untuk aktifitas tersebut yaitu corporate secretary. Informasi ini sangat penting karena merupakan pandangan dan proyeksi perusahaan tentang perusahaan di masa mendatang. Bila tindakan ini tidak dilakukan maka valuasi dengan pendekatan pertama yang diuraikan selanjutnya tidak akan mempunyai arti.

Sebelum mendapatkan informasi yang diuraikan sebelumnya, analis atau yang ingin melakukan valuasi harus memiliki atau mempunyai wawasan tentang ekonomi Negara serta sektor industri yang dianalisis. Kedua informasi tersebut sangat membantu ketika mengumpulkan data yang diuraikan sebelumnya. Akibatnya, valuasi yang dilakukan mempunyai alasan kuat serta besaran yang dipergunakan juga cukup valid.

Valuasi yang dilakukan selalu menggunakan data kuantitatif dan bila data kualitatif yangtersedia maka data tersebut harus dikuantitatif sehingga memberikan arti yang lebih jelas. Hasil akhir dari valuasi merupakan sebuah nilai yang selalu diperbandingkan dengan harga yang terjadi di pasar. Bila harga yang dihitung menggunakan berbagai model mendekati harga pasar maka analis yang menghitung sangat bagus. Investor tidak pernah memperhatikan atau menanyakan proses perhitungan sehingga terjadi harga estimasi mendekati harga pasar. Pada sisi lain, Fama (1970) menyatakan bahwa semua informasi terrefleksi pada harga saham perusahaan. Informasi terus mengalir maka analis terus melakukan perubahan terhadap valuasinya, sehingga valuasi yang dilakukan sangat cepat basi. Akibatnya, hubungan baik bagi mereka yang melakukan valuasi sangat diperlukan agar bisa mendapatkan nilai harga yang sesuai dengan pasar.

Metode Valuasi yang diuraikan belum semua didapatkan penggagas model tersebut. Graham dan Dodd (1934) menerbitkan buku security Analysis dan terus diperbaharui. Gordon

Page 52: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

6

1 Salah satu chapter dari buku “Teori Investasi: KOnsep dan Empiris” akan terbit tahun 2012 ini.2 Penulis adalah Guru Besar Pasar Modal dan Perbankan; dan President Direktur PT Valuasi Investindo dan PT Financial Bisnis Informasi dan PT Adler Manurung Press.

Page 53: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

7

(1962) menggagas model diskonto dividen. Selanjutnya, perkembangannya cukup bagus dan diapplikasikan ke harga saham di Bursa.

TeoriAda tiga pendekatan yang dipergunakan untuk menilai sebuah aset yaitu, pertama, nilai

likudisasi aset, nilai pasar aset dan nilai atas biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset. Ketiga pendekatan yang diuraikan harus dipilih salah satunya. Baurens (2010) menyatakan bahwa tidak bisa mengatakan bahwa salah satu metoda yang paling benar dan juga tidak bisa salah satu yang paling jelek (salah). Oleh karenanya, analis yang melakukan perhitungan atas harga aset harus mencoba melakukan beberapa perhitungan agar bisa mendapatkan yang wajar, dimana Sehgal dan Pandey (2010) melakukan untuk penelitian di Bursa India.

Dalam menilai aset saham maka yang diestimasikan merupakan nilai asset tersebut di masa mendatang. Nilai asset dimasa mendatang dapat ditentukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan stokastik. Pendekatan fundamental merupakan pendekatan yang menilai atas fundmental perusahaan dan juga fundamental yang ekonomi yang mempengaruhi fundamental tersebut. Pendekatan fundamental ini dapat dinyatakan dengan pendekatan nilai relative; pendekatan model diskonto dan pendekatan tuntutan atas kontingensinya (contingent claim). Pendekatan nilai relatif menyatakan bahwa harga saham dibandingkan secara relatif terhadap variable lain. Pemilihan relatif terhadap variabel lain merupakan tindakan pemilihan yang dianggap sesuai dan wajar dengan harga saham tersebut. Bila diperhatikan dengan nilai wajar perusahaan maka nilai wajar tersebut dipengaruhi oleh variable yang betul-betul mempengaruhi harga saham tersebut. Laba bersih perusahaan mempunyai hubungan erat dengan nilai perusahaan atau harga perusahaan. Bila laba bersih perusahaan meningkat maka harga wajar perusahaan mengalami peningkatan. Adapun harga wajar perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan. Tetapi, ada juga bisnis perusahaan yang tidak memerlukan perhatian pada laba bersih perusahaan tetapi cukup hanya dengan penjualan perusahaan. Tindakan penilaian relatif terhadap nilai penjualan perusahaan dikarenakan perusahaan dalam menjalankan bisnis tersebut tidak membutuhkan proses produksi melainkan menyediakan tempat. Akibatnya, penjualan sebanyak-banyaknya menjadi ukuran perusahaan. Salah satu jenis bisnis yang dapat dipergunakan yaitu bisnis ritel.

Adapun model penilaian harga saham dengan pendekatan nilai relatif ini sebagai

berikut: P0 = α*E(eps) (1)

P0 = β*E(Sales) (2)

P0 = π*E(EBITDA) (3)

P0 = δ*E(NTA) (4)

Pada persamaan (1), (2), (3) dan (4) merupakan konstanta yang dapat ditentukan dengan sebuah nilai arbritrary atau juga merupakan nilai masa lalu bila diasumsikan nilai tersebut

Page 54: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

8

tidak

Page 55: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

9

mengalami perubahan. Tetapi, persamaan (3) harga yang dimaksud merupakan harga perusahaan secara keseluruhan yang lebih dikenal dengan Enterprise Value.

Pendekatan diskonto menyatakan bahwa harga saham sekarang ini merupakan hasil yang diperoleh oleh investor dari perusahaan pada masa mendatang didiskontokan terhadap biaya modal perusahaan. Biaya modal ini lebih dikenal dengan weighted Average cost of capital (WACC). Adapun persamaan yang menyatakan tersebut yaitu:

P0 * E (earnings) (5)

dimana

δ = 1 / (1 + wacc)

Pada persamaan (5) diasumsikan semua pendapatan (laba bersih) tidak diberikan kepada investor sehingga nilai perusahaan merupakan apa yang dihasilkan perusahaan yaitu pendapatan perusahaan. Tetapi, ada juga perusahaan yang tidak membagikan seluruh laba bersih kepada investor melainkan menjadi pegangan perusahaan dalam rangka investasi. Adapun dana yang dibagikan kepada investor dikenal sebagai dividen, sehingga harga saham perusahaan dihitung sebagai berikut:

P0 * E( Dividend

)(6)

Biasanya perusahaan telah membuat kebijakan dividen dan diinformasikan perusahaan pada saat penawaran saham ke publik. Dividen tersebut diberikan secara pertumbuhan, g, setiap tahunnya (Gordon, 1962). Oleh karenanya, adapun persamaan harga3 sahamnya menjadi sebagai berikut:

dimana

P0 * E (D1

)(7)

δ = 1 / (wacc – g)

Selanjutnya, hasil yang diperoleh dimasa mendatang merupakan arus kas. Adapun arus kas bebas (Free Cash-Flow, FCF) yang bisa dipergunakan menjadi dua yaitu arus kas bebas kepada ekuitas (Free Cash-Flow to Equity) dan arus kas bebas ke perusahaan (free cash-flow to the firm). Harga saham yang menggunakan arus kas sebagai berikut:

P0 * E (FCF

)(8)

3 P D1

D2 ... , Pertumbuhan dividend konstan g maka persamaan harga

Page 56: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

10

0 (1 wacc

)(1 wacc ) 2

P D1

D1 * (1 g )

...dengan penyederhanaan maka hasilnya persamaan (7).

0 (1 wacc

)(1 wacc ) 2

Page 57: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

11

dimanaδ = 1 / (1 + wacc)

Free Cash Flow to Equity maksudnya semua arus kas yang siap untuk diberikan dan dimiliki oleh ekuitas. Rumusan arus kas ke ekuitas sebagai berikut:

+ Net Income- Investasi Modal+ Penyusutan- Perubahan pada modal kerja non-tunai+ (Hutang baru – pembayaran hutang)

Free Cash Flow to the Firm memberikan arti semua arus kas yang siap diberikan kepada kepada semua penuntut klaim perusahaan yaitu ekuitas dan hutang. Adapun perhitungan Free Cash Flow to the Firm sebagai berikut:

FCFF = FCFE + Biaya Bunga ( 1 – Rasio Pajak)+ pembayaran hutang – Hutang baru

+ dividen preferen

Pendekatan kedua untuk menghitung Free Cash Flow to the Firm sebagai berikut:

FCF = EBIT * (1 - tax rate) - (Capital Expenditure – Depreciation)

- Changes in Noncash Working Capital.

Pendekatan yang terakhir ini paling banyak dipergunakan para praktisi dalam rangka membeli sebuah perusahaan.

Sementara pendekatan stokastik sering dikenal pendekatan peramalan harga saham dengan harga saham itu sendiri. Salah satu pendekatan ini yang paling sederhana dapat dilakukan dengan membuat gambar dari harga saham perusahaan dan juga volume transaksi perusahaan. Pendekatan ini dikenal dengan pendekatan Chart atau analisis teknis (Technical Analysis) dan kelompok yang mendukung metode ini dikenal dengan Chartist. Bahkan dipahami banyak pihak yang menggunakan pendekatan ini dalam membeli dan menjual saham di Bursa. Surplusya dan Wardhani (2012) menemukan bahwa investor Indonesia lebih menggunakan analisa teknis dalam mengambil keputusan membeli dan menjual saham di Bursa. Pendekatan berikut merupakan pendekatan dengan menggunakan metoda statistik atau pendekatan stokastik . Pendekatan ini salah satunya dengan cara melakukan perhitungan rata-rata bergerak. Pendekatan ini merekomendasikan membeli atau menjual saham dengan melihat grafik harga dan grafik rata- rata bergerak. Metode yang lebih lanjut dikenal dengan penggunaan ekonometrika dalam melakukan peramalan harga saham tersebut. Pada pendekatan ini, harga saham saat ini merupakan ekspektasi dari harga saham di masa mendatang. Salah satu uraiannya diperlihatkan pada saat melakukan estimasi harga buble yang diuraikan pada bab berikut.

Page 58: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

12

Empiris

Ulasan empiris yang dilakukan pada pembahasan teori valuasi ini kebanyak dilakukan dari tesis master dalam rangka mendapatkan gelar magister manajemen. Tindakan ini dikarenakan sedikitnya publikasi yang membahas penilaian perusahaan, disebabkan tidak banyak pihak yang ingin diketahui penilaian tersebut. Salah satu website yang saat ini mempublikasikan penilaian dengan diunduh secara gratis yaiti www.valuasi-investindo.com.

Simorangkir dan Simorangkir (2012) melakukan estimasi harga saham Bank BNI untuk lima tahun kedepan. Data dipergunakan data tahunan dan diproyeksikan lima tahun ke depan untuk periode 2012 - 2016. Metode estimasi harga yang dipergunakan dalam proyek ini yaitu metode earnings diskonto dan price to Book Value. Hasil yang diperoleh yaitu nilai harga saham berdasarkan earning discounted senilai Rp. 4.589 dan metode price to book value senilai Rp.4.504 per saham untuk tahun 2011 dan nilai saham tersebut dianggap sangat murah(undervalued) bila dibandingkan dengan harga saham di pasar saat ini.

Hamonangan dan Sulistyawati (2012) melakukan estimasi harga saham BCA dengan metode yang sama dilakukan oleh Simorangkir dan Simorangkir (2012). Penelitian ini menggunakan data tahunan untuk estimasi sampai tahun 2014. Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa harga saham BCA senilai Rp. 9.572 dengan metode pendapatan diskonto dan harga saham ini sangat mahal dibandingkan dengan perusahaan sejenis bila menggunakan price to book value.

Perusahaan penerbangan milik Pemerintah Indonesia melakukan penawaran saham ke publik dengan mendapatkan dana untuk pengembangan usaha perusahaan. Kasim (2011) melakukan estimasi atas harga saham tersebut. Proyek estimasi ini menggunakan EBITDAR dan Hidden Value. Proyeksi yang dilakukan sampai tahun 2014 dan perusahaan melakukan penawaran umum pada tahun 2011 dan pada saat penawaran belum diterbitkan laporan keuangan 2010. Hasil estimasi harga saham ini sebesar Rp. 931 per saham dan adanya hidden value sebesar Rp.70 sehingga harga saham sebesar Rp. 1.001 per saham. Perusahaan sekuritas dan Pemerintah (Menteri BUMN) menentukan harga Garuda senilai Rp. 750 per saham pada pasar perdana. Ketika saham diperdagangkan di hari pertama dan merosot tajam ke level Rp. 495. Penelitian ini menyatakan penurunan harga dikarenakan market timing yang tidak tepat.

Suryapratama (2010) melakukan perhitungan terhadap saham PT ADARO ENERGY, Tbk. Estimasi atas laporan keuangan dilakukan selama 3 tahun (Tahun 2010, 2011 dan 2012) dan dicoba menghitung harga saham perusahaan dengan menggunakan metode diskonto arus terutama arus kas bebas ke Perusahaan (free cash-flow to the firm). Adapun estimasi atas nilai wajar perusahaan sebesar Rp. 2.393 dimana rentang harga estimasi senilai Rp. 2.815 sampai dengan Rp. 2.597 dan harga penutupan pada akhir Desember 2010 senilai Rp. 2.375. Peneliti menyatakan bahwa harga yang terjadi termasuk fairly valued.

Page 59: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

13

Novianti (2006) melakukan estimasi atas harga saham Bank Niaga dan Bank Lippo dimana bank ini akan dimerger dikarenakan adanya benturan kepemilikan yang dikenal dengan Single Present Policy. Selain itu, penelitian tersebut juga menghitung nilai sinergi dari kedua perusahaan bila

Page 60: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

14

melakukan merger. Penelitian ini menemukan bahwa harga saham masing-masing bank sebelum dimerger masih cukup wajar. Tetapi, penggabungan kedua bank memberikan sinergi dimana nilai perusahaan setelah penggabungan lebih besar dari nilai perusahaan bila dijalankan secara sendiri-diri. Penelitian ini merekomendasikan agar kedua bank merger dan Bank Lippo yang diharapkan bubar dikarenakan nilai strategis yang dimiliki Bank Niaga.

Baurens (2010) menjelaskan penilaian perusahaan dalam bidang pertambangan. Pada bidang ini peneliti memperkenalkan pendekatan Real Option walaupun juga menguraikan pendekatan relative perkalian dan metode diskonto. Kesimpulan yang diberikan dalam penelitian ini bahwa tidak bisa menyatakan bahwa salah satu yang paling benar dan tidak bisa juga menyatakan salah satu yang salah melakukan penilaian. Tetapi, metode tersebut saling komplemen satu dengan yang lain. Tetapi, penilaian dalam pertambangan membutuhkan peramalan harga barang pertambangan tersebut walaupun sangat susah dilakukan untuk membantu penilaian usaha pertambangan tersebut.

Sehgal dan Pandey (2010) melakukan penelitian untuk mengestimasi harga saham di Bursa India dengan menggunakan Price Multiples. Penelitian ini menggunakan data tahun 1990 – 2007 dengan jumlah sampel 145 perusahaan yang terdiri dari 13 subssektor industry. Penelitian ini menemukan bahwa PER merupakan metoda yang terbaik dibandingkan dengan PBV, P/S dan P/CF. Bila digunakan kombinasi metoda tersebut maka yang sangat signifikan merupakan kombinasi dengan P/S. Tetapi, penggunaan PER secara sendiri sangat lebih bila perbandingannya dengan menggabungkan metode tersebut.

Supattarakul dan Khanthavit (2011) melakukan penelitian untuk perusahaan di Thailand. Penelitian ini mempunyai periode penelitian pada tahun 1995 – 2004 untuk mengestimasi nilai saham dengan metode diskonto dividend (DDM) an model residu pendapatan (RIM). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa nilai buku ekuitas memberikan penjelas yang lebih kuat dibandingkan variabel lain pada DDM dan RIM.

Surplusya dan Wardhani (2012) melakukan penelitian mengenai preferensi investor Indonesia dalam rangka melakukan investasi di Bursa. Adapun preferensi yang dimaksud yaitu analisis fundamental atau analisis teknis. Penelitian melakukan survey dengan mendapatkan 92 investor. Ada enam variabel yang ditanyakan kepada investor dalam rangka preferensi tersebut yaitu pendidikan, pengalaman, akses terhadap informasi, periode investasi, frekeunsi transaksi dan persepsi terhadap keterbukaan perusahaan. Penelitian ini menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5 persen disimpulkan bahwa pengalaman investor; periode investasi dan frekuesi aktif transaksi merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi metode seleksi analisa investasinya. Penelitian ini juga menemukan bahwa investor Indonesia lebih menggunakan analisa teknis dalam mengambil keputusan membeli dan menjual saham di Bursa.

9. MATEMATIKA KEUANGAN

Page 61: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

15

1. Kegiatan Belajar 1

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan anda dapat:

? Memahami konsep bunga

? Memahami pengertian bunga tunggal

? Membedakan bunga tunggal dan diskonto

? Membedakan bunga tunggal dan bunga majemuk

? Menentukan nilai akhir modal

? Menentukan nilai tunai modal

b. Uraian Materi

Bunga Tunggal

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin Anda sering

mendengar kalimat: “Pak Mamat membeli mobil secara angsuran

dengan bunga 10 % per tahun”, “Bu Ani meminjam uang di BNI

dengan bunga 2 % per bulan” dan sebagainya. Jadi kita tidak asing

lagi dengan apa kata “bunga”. Secara umum “bunga” dapat

diartikan sebagai berikut.

Definisi 1.1

Bunga adalah suatu jasa yang berbentuk uang yang

diberikan oleh seorang peminjam atau pembeli terhadap orang yang

meminjamkan modal atau penjual atas persetujuan bersama.

Jika seseorang meminjam uang ke Bank sebesar M rupiah

dengan perjanjian bahwa pada satu bulan setelah waktu

peminjaman, ia harus mengembalikan pinjamannya dengan besar

pengembaliannya adalah M + B

Page 62: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

16

rupiah, maka orang tersebut telah memberikan jasa terhadap

Bank sebesar B rupiah. Jasa tersebut disebut dengan bunga dan

M rupiah, yaitu besarnya pinjaman disebut dengan modal.

Selanjutnya dam pinjaman tersebut, jika dihitung prosentase bunga

terhadap besarnya modal, akan diperoleh

B

100%M

yang disebut dengan suku bunga. Besar suku bunga tersebut

berlaku pada lama waktu perjanjian antara peminjam dengan yang

diberi pinjaman. Secara umum, pengertian suku bunga dapat

dituliskan sebagai berikut.

Definisi 1.2

Diketahui bahwa besar modal pinjaman adalah M0 dan

besar bunga adalah B. Besar suku bunga persatuan waktu sering

dituliskan dengan b, yang didefinisikan sebagai

b = B M

100%.

Jika pembayaran dilakukan sesuai dengan waktu perjanjian, maka

buka yang berkaitan disebut bunga tunggal.

Hubungan antara besar modal, besar suku bunga, dan

besar pengembalian dapat dinyatakan sebagai

M = M0 +p

M100

0

Atau

M = M0[1 + p ]

100

dengan: M menyatakan besarnya

pengembalian M0 menyatakan

Page 63: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

17

besar pinjaman (modal) p%

menyatakan besar suku bunga

Page 64: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

18

Contoh 1.1

Diketahui bahwa besar modal adalah Rp 500.000,-, besar suku bunga 20%

pertahun. Tentukan besarnya bunga

tunggal a. untuk 8 bulan

b. untuk 15 bulan

Penyelesaian:

Karena besarnya suku bunga pertahun adalah 20%, maka dengan

menggunakan Definisi 1.2, diperoleh bahwa besarnya bunga tunggal

pertahun adalah

B = 20

100Rp 500.000,- = Rp 100.000,-

Akibatnya diperoleh:

a. Besarnya bunga tunggal untuk 8 bulan adalah

8

12Rp 100.000,- = Rp 66.666,67.

b. Besarnya bunga tunggal untuk 15 bulan adalah

1 5 Rp 100.000,- = Rp 125.000,-

12

Contoh 1.2

Pak Untung meminjam modal di Bank sebesar Rp 1.000.000,- yang harus

dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dengan besar

pengembalian 5

4

dari

besarnya pinjaman. Tentukan besarnya bunga perbulan.

Penyelesaian:

M0 = besar pinjaman = Rp 1.000.000,-

M = besarnya pengembalian = 5

4

Besarnya bunga dalam satu tahun

adalah

Page 65: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

19

Rp 1.000.000,- = Rp 1.250.000,-

B = M - M0 = Rp 1.250.000,- - Rp 1.000.000,- = Rp

250.000,- Besarnya suku bunga pertahun adalah

250 . 000 1.000.000

100% = 25%.

Page 66: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

20

Jadi besarnya suku bunga perbulan adalah

1

1225% = 2,0833%.

Contoh 1.3

Modal sebesar Rp 5.000.000,- dibungakan dengan bunga tunggal.

Besar suku bunga adalah 1,5% perbulan. Dalam waktu berapa

bulankah agar modal tersebut menjadi dua kali modal semula?

Penyelesaian:

Besar bunga untuk satu bulan adalah

1,5B1 =

100Rp 5.000.000,- = Rp 75.000,-

Besar bunga selama n bulan adalah

Bn = n Rp 75.000,-

Besar modal setelah n bulan adalah

Mn = Rp 5.000.000, + Bn = Rp 5.000.000, + [n Rp

75.000,]. Setelah n bulan, modal menjadi dua kali modal

semula. Jadi

Mn = 2 Rp 5.000.000,- = Rp

10.000.000,- Akibatnya

Rp 10.000.000, = Rp 5.000.000, + [n Rp

75.000,] Atau

Rp 5.000.000, = n Rp

75.000,- Sehingga

n = Rp 5 .000 .00 0

= 66,33Rp75.000

Jadi waktu yang diperlukan agar modal menjadi dua kali modal semula adalah

66,33 bulan.

Page 67: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

21

Sampai pembahasan ini, kita masih membicarakan suku bunga

tunggal untuk waktu n bulan. Selanjutnya akan dibahas suku bunga

tunggal untuk waktu n hari. Untuk kasus ini, ada dua jenis bunga

tunggal, yaitu bunga tunggal eksak dan bunga tunggal biasa

. Adapun pengertian dari masing- masing jenis bunga tunggal itu

adalah sebagai berikut.

Page 68: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

22

Definisi 1.3

Bunga tunggal eksak adalah bunga tunggal yang dihitung

berdasarkan perhitungan bahwa satu tahun ada 365 hari.(Untuk

tahun kabisat, yaitu tahun yang habis dibagi empat, satu tahun ada

366 hari).

Definisi 1.4

Bunga tunggal biasa adalah adalah bunga tunggal yang

dihitung berdasarkan perhitungan bahwa satu tahun ada 360 hari.

Contoh 1.4

Modal sebesar Rp 1.000.000,-dipinjamkan selama 45 hari dengan suku bunga

10% pertahun. Tentukan besarnya bunga tunggal eksak dan

bunga tunggal biasa apabila peminjaman dilakukan:

a. Pada tahun

2004 b. Pada

tahun 2005.

Penyelesaian:

a. Peminjaman dilakukan pada tahun 2004

Besarnya bunga tunggal biasa adalah:

45

360 12

100Rp 1.000.000,- = Rp 15.000,-

Besarnya bunga tunggal eksak adalah;

45

366 12

100Rp 1.000.000,- = Rp 13.636,36.

(Karena 2004 habis dibagi empat, maka banyaknya hari dalam tahun

2004 adalah 366)

b. Peminjaman dilakukan pada tahun 2005

Besarnya bunga tunggal biasa adalah:

45

360 12

100Rp 1.000.000,- = Rp 15.000,-

Page 69: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

23

Besarnya bunga tunggal eksak adalah:

Page 70: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

24

45

365 12

100Rp 1.000.000,- = Rp 14.794,52.

Perhatikan bahwa dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa

besar bunga tunggal biasa tidak tergantung pada tahun waktu

peminjaman dilakukan. Sedang besar bunga tunggal tergantung

pada tahun waktu peminjaman dilakukan (tahun kabisat atau bukan

kabisat).

Untuk menentukan banyaknya hari peminjaman, dikenal dua

metode perhitungan, yaitu waktu rata-rata dan waktu eksak

yang didefinisikan sebagai berikut.

Definisi 1.5

Waktu rata-rata adalah waktu yang dihitung

berdasarkan banyaknya hari dalam satu bulan adalah 30.

Definisi 1.6

Waktu eksak adalah waktu yang dihitung berdasarkan

banyaknya hari dalam satu bulan yang dijalani.

Menentukan waktu rata-rata

Cara menentukan waktu rata-rata adalah:

Hitung banyaknya hari pada saat bulan peminjaman, yaitu 30

dikurangi tanggal peminjaman

Hitung banyaknya hari pada bulan-bulan berikutnya dengan

menggunakan ketentuan bahwa satu bulan ada 30 hari.

Tentukan banyaknya hari pada bulan terakhir batas

peminjaman. Banyaknya hari peminjaman adalah jumlahan dari

ketiga langkah di atas.

Contoh 1.5

Tentukan waktu rata-rata dari tanggal 26 Maret 2004 sampai 18 Januari 2005.

Penyelesaian:

Waktu rata-rata = (30 - 26) + 9(30) + 18

Page 71: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

25

= 4 + 270 + 18

= 292

Page 72: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

26

Jadi waktu rata-rata dari tanggal 26 Maret 2004 sampai tanggal 18 Januari

2005 adalah 292 hari.

Contoh 1.6

Tentukan waktu rata-rata dari tanggal 4 Januari 2005 sampai 12 April 2005.

Penyelesaian:

Waktu rata-rata = (30 - 4) + 2(30) + 12

= 26 + 60 + 12

= 98

Jadi waktu rata-rata dari tanggal 4 Januari 2005 sampai tanggal 12

April 2005 adalah 98 hari.

Menentukan waktu eksak

Ada dua cara menentukan waktu eksak, yaitu:

1. Dengan menggunakan table.

2. Dengan menghitung banyaknya hari yang dijalani.

Dalam modul ini hanya dibahas cara kedua, yaitu menghitung hari

pada bulan yang dijalani.

Contoh 1.7

Tentukan waktu eksak dari tanggal 4 Januari 2005 sampai 12 April 2005.

Penyelesaian:

Waktu eksak = (31 - 4) + (28 + 31) + 12

= 26 + 59 +12

= 97

Jadi waktu eksak dari tanggal 4 Januari 2005 sampai tanggal 12

April 2005 adalah 97 hari.

Diskonto

Page 73: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

27

Selain bunga tunggal yang telah dibahas, ada kalanya besar

bunga tunggal dibayarkan pada awal peminjaman uang. Masalah

seperti ini disebut dengan diskonto. Besar suku bunganya disebut

dengan besar diskonto.

Page 74: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

28

Contoh 1.8

Ibu Ani meminjam uang di bank sebesar Rp 5.000.000,- dengan diskonto

12% dalam janggka satu tahun. Tentukan besar uang yang diterima Ibu Ani.

Penyelesaian:

Besar diskonto 12% pertahun. Jadi besar bunga dalam satu tahun adalah

12

100Rp 5.000.000,- = Rp 600.000,-

Besar uang yang diterima Ibu Ani adalah

Rp 5.000.000,- - Rp 600.000,- = Rp 4.400.000,-.

Contoh 1.9

Pak Amir menerima pinjaman dari Bank dengan diskonto 20%

pertahun. Uang yang diterima Pak Amir sebesar Rp 5.000.000,-.

Tentukan besar pinjaman Pak Amir.

Penyelesaian:

Misal M = besarnya pinjaman Pak Amir

B = besarnya bunga diskonto selama satu tahun

Maka

B = 20

100M = 0,2 M.

Besar pinjaman Pak Amir = besar uang yang diterima + besarnya bunga

M = Rp 5.000.000, + 0,2 M

Akibatnya

M - 0,2 M = Rp 5.000.000,-

0,8M = Rp 5.000.000,-

Jadi besar pinjaman Pak Amir adalah

Rp 5.000.000,

Page 75: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

29

M =0,8

= Rp 6.250.000,-

Page 76: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

30

BUNGA MAJEMUK

Perhatikan bahwa dalam masalah pinjam-meminjam uang

yang telah dibahas, kita kenal bunga tunggal, yaitu bunga yang

dibayarkan pada akhir periode peminjaman, dan diskonto, yaitu

pembayaran bunga dilakukan pada awal periode peminjaman.

Selanjutnya dibahas cara pembayaran bunga yang

dilakukan pada setiap akhir periode tertentu, tetapi besar bunga

ditambahkan (digabung) pada modal awal, bunga pada periode

berikutnya dihitung dari besar modal yang sudah digabung dengan

bunga. Pada periode-periode berikutnya bunga dihitung analog.

Bunga semacam ini dinamakan bunga majemuk.

Cara penggabungan bunga dapat dilakukan secara

bulanan, semesteran, atau tahunan. Beberapa istilah yang terkait

dengan masalah bunga majemuk antara lain adalah frekuensi

penggabungan, periode bunga, dan banyaknya periode bunga.

Pengertian dari masing-masing istilah tersebut adalah sebagai

berikut.

Definisi 1.6

a. Frekuensi penggabungan adalah seringnya bunga

digabungkan dengan modal dalam waktu satu tahun.

b. Periode bunga adalah lamanya waktu antara dua

penggabungan bunga terhadap modal yang berurutan.

Hubungan modal awal dengan modal setelah n periode yang

dibungakan secara majemuk tertuang ke dalam rumus berikut.

Rumus 1.1

Jika modal sebesar M dibungakan dengan bunga majemuk

dengan suku bunga b = p% untuk setiap periode bunga, maka

besar modal setelah n periode adalah Mn dengan

Page 77: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

31

Mn = M(1+b)n.

Page 78: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

32

Contoh 1.10

Modal sebesar M dipinjamkan dengan bunga majemuk selama

3 tahun dengan suku bunga 15% pertahun, dan penggabungan

bunganya dilakukan persemester. Tentukan:

a. Periode bunga

b. Prekuensi penggabungan

c. Besar suku bunga untuk setiap

periode d. Banyaknya periode

bunga Penyelesaian

a. Karena 1 semester = 6 bulan, maka periode bunga adalah 6 bulan.

b. Frekuensi penggabunga = 1 2

= 2.6

c. Besar suku bunga untuk setiap periode adalah

b =

15 %

2

= 7,5%.

d. Banyaknya periode bunga = 3 2 = 6.

Contoh 1.11

Modal sebesar M dibungakan selama 4 tahun dengan bunga majemuk 12%

pertahun, dan penggabungan bunga dilakukan pekuartal. Tentukan:

a. Periode bunga

b. Prekuensi penggabungan

c. Besar suku bunga untuk setiap

periode d. Banyaknya periode

bunga Penyelesaian

a. Karena 1 kuartal = 4 bulan, maka periode bunga adalah 4 bulan.

b. Frekuensi penggabungan = 1 2

= 3.4

c. Besar suku bunga untuk setiap periode adalah

b = 12 %

3= 4%.

Page 79: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

33

d. Banyaknya periode bunga = 4 3 = 12.

Page 80: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

34

Nilai Tunai, Nilai Akhir, dan Hari Valuta

Pada kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata

deposito, yaitu cara penyimpanan uang di Bang dengan ketentuan

bahwa penyimpan uang hanya dapat mengambil simpanannya pada

waktu yang telah ditentukan. Beberapa istilah yang terkait dengan

deposito, antara lain adalah: nilai akhir, nilai tunai, dan hari valuta.

Istilah-istilah didefinisikan sebagai berikut.

Definisi 1.7

Pada masalah deposito, besarnya uang yang disimpan

pertama kali disebut nilai tunai, sedang besarnya uang pada saat

pengembalian disebut nilai akhir, dan saat pengambilan disebut

valuta.

Contoh 1.12

Sejumlah uang didepositokan selama 4 tahun dengan suku bunga majemuk

7% pertahun. Pada hari valuta, uang tersebut menjadi Rp

3.000.000. Tentukan besar uang yang didepositokan.

Penyelesaian:

Dalam masalah ini, kita akan mencari nilai tunai.

Berdasarkan rumus

1.1, Mn =

M(1+b)n Atau

M = M n

dengan:

n = 4

(1 b)n

M4 = Rp

3.000.000,- b =

7% = 0,07

Page 81: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

35

M = M 4

=

Rp 3 . 000 . 000 ,

(1 0,07)4 (1,07)4

Page 82: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

36

Dengan menggunakan Tabel 1, atau dengan menggunakan

kalkulator, diperoleh

(1,07)4 = 1,31079601

Jadi besar uang yang didepositokan adalah

M = Rp 3.000.000,

1,31079601= Rp 2.288.685,63.

Contoh 1.13

Modal sebesar Rp 2.000.000,- dibungakan berdasarkan bunga

majemuk dengan bunga 5% pertahun. Tentukan besar modal

setelah dibungakan selama 6 tahun.

Penyelesaian:

Berdasarkan rumus 1.1,

Mn = M(1+b)n

dengan:

M = Rp

2.000.000,- b =

5% = 0,05

n =

6

diperoleh

M6 = Rp 2.000.000,-(1 + 0,05)6

= Rp 2.000.000,- (1,05)6

Dengan menggunakan Tabel 1 (yang terdapat pada akhir modul

ini), atau dengan menggunakan kalkulator, diperoleh:

(1,05)6 = 1,34009564

Jadi besar modal setelah 6 tahun adalah

M6 = Rp 2.000.000,-(1,34009564)

Page 83: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

37

= Rp 1.340.059,64.

Contoh 1.14

Modal sebesar Rp 8.000.000,- dipinjamkan dengan bungan

majemuk. Penggabungan bunga dilakukan perkuartal dan besar

bunga adalah 15%

Page 84: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

38

pertahun. Tentukan lama modal tersebut dipinjamkan setelah modal menjadi

Rp 14.366.850,64.

Penyelesaian:

Karena 1 kuartal = 4 bulan, maka periode bunga adalah 4 bulan. Jadi

frekuensi penggabungan =

1 2 = 3.

4

Suku bunga setiap periode adalah 15% : 3 = 5%.

Berdasarkan rumus 1.1, diperoleh:

(1 + 0,05)n =

=

M n

M

Rp 14 . 366 . 850 , 64

Rp 8.000.000,

= Rp 1,79585633

Dengan menggunakan Tabel 1, diperoleh n = 12.

Jadi lama modal tersebut dipinjamkan adalah 12 kuartal atau 4 tahun.

Pada pembahasan di atas, periode bunga adalah bulat.

Selanjutnya jika periode bunga berupa pecahan, maka untuk cara

mencari nilai akhir adalah sebagai berikut:

1. Tentukan nilai akhir dengan bunga majemuk untuk periode bunga bulat.

2. Tambahkan nilai akhir bunga tunggal untuk periode bunga pecahan.

Contoh 1.15

Modal sebesar Rp 2.000.000,- dibungakan berdasarkan bunga

majemuk dengan bunga 5% pertahun. Tentukan besar modal

setelah dibungakan selama 6 tahun 2 bulan.

Penyelesaian:

Page 85: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

39

Di sini

M = Rp

2.000.000,- b =

5% = 0,05

n = 6 1

, karena 2 bulan sama

dengan6

1 tahun.

6

Page 86: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

6

40

diperoleh

6 1 6M 1 = Rp 2.000.000,-(1,05) + [

66

0,05 Rp 2.000.000,- ,-(1,05) ]

= Rp 2.000.000,- (1,05)6 [1 + ( 1

)(0,05)]6

= Rp 2.000.000,- (1,34009564)(0,05833333)

= Rp156344,49.

Jadi besar modal setelah 6 tahun 2 bulan adalah adalah

M 1 = Rp Rp156344,49.6

6

d. Rangkuman 1

1. Bunga adalah suatu jasa yang berbentuk uang yang

diberikan oleh seorang peminjam atau pembeli terhadap

orang yang meminjamkan modal atau penjual atas persetujuan

bersama.

2. Jika seseorang meminjam uang ke Bank sebesar M rupiah

dengan perjanjian bahwa pada satu bulan setelah waktu

peminjaman, ia harus mengembalikan pinjamannya dengan

besar pengembaliannya adalah M + B rupiah, maka orang

tersebut telah memberikan jasa terhadap Bank sebesar B

rupiah. Jasa tersebut disebut dengan bunga dan M rupiah,

yaitu besarnya pinjaman disebut dengan modal.

B 100%

M

yang disebut dengan suku bunga.

3. Jika besar modal pinjaman adalah M0 dan besar bunga adalah

B. Besar suku bunga persatuan waktu dituliskan dengan b,

yang didefinisikan sebagai

b = B M

100%.

Page 87: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

41

Jika pembayaran dilakukan sesuai dengan waktu

perjanjian, maka bunga yang berkaitan disebut bunga

tunggal.

Page 88: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

42

4. Hubungan antara besar modal, besar suku bunga, dan

besar pengembalian dapat dinyatakan sebagai

pM

M

atau

M0100

p

M = M0[1 +

]100

dengan: M menyatakan besarnya

pengembalian M0 menyatakan

besar pinjaman (modal) p%

menyatakan besar suku bunga

5. Bunga tunggal eksak adalah bunga tunggal yang dihitung

berdasarkan perhitungan bahwa satu tahun ada 365 hari.(Untuk

tahun kabisat, yaitu tahun yang habis dibagi empat, satu tahun

ada 366 hari).

6. Bunga tunggal biasa adalah adalah bunga tunggal yang

dihitung berdasarkan perhitungan bahwa satu tahun ada 360

hari.

7. Jika besar bunga tunggal dibayarkan pada awal peminjaman

uang, maka masalah seperti ini disebut dengan diskonto.

Besar suku bunganya disebut dengan besar diskonto.

8. Cara pembayaran bunga yang dilakukan pada setiap akhir

periode tertentu dengan besar bunga ditambahkan (digabung)

pada modal awal, bunga pada periode berikutnya dihitung dari

besar modal yang sudah digabung dengan bunga. Pada periode-

periode berikutnya bunga dihitung analog. Bunga semacam ini

dinamakan bunga majemuk.

9. Beberapa istilah yang terkait dengan masalah bunga majemuk

antara lain adalah frekuensi penggabungan, periode bunga, dan

banyaknya periode bunga. Frekuensi penggabungan

adalah seringnya bunga digabungkan dengan modal dalam

Page 89: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

43

waktu satu tahun. Periode bunga adalah lamanya waktu

antara dua penggabungan bunga terhadap modal yang

berurutan.

10. Jika modal sebesar M dibungakan dengan bunga majemuk

dengan suku bunga b = p% untuk setiap periode bunga, maka

besar modal setelah n periode adalah Mn dengan

Page 90: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

44

Mn = M(1+b)n.

11. Pada masalah deposito, besarnya uang yang disimpan

pertama kali disebut nilai tunai, sedang besarnya uang pada

saat pengembalian disebut nilai akhir, dan saat pengambilan

disebut valuta.

d. Tugas 1

1. Tentukan besar bunga tunggal untuk 3 bulan dari modal sebesar Rp

2.000.000,- jika suku bunga adalah 15% pertahun.

2. Uang sebesar Rp 300.000,- dibungakan dengan bunga tunggal.

Setelah 3 tahun besar uang menjadi Rp 450.000,-. Tentukan suku

bunga tunggalnya pertahun.

3. Modal sebesar Rp 1.000.000,- dipinjamkan dengan bunga

tunggal 2% per bulan. Berapa bulankah modal tersebut harus

dipinjamkan agar besar modal menjadi Rp 1.750.000,?

4. Anto mengembalikan pinjaman di Bank sebesar Rp

3.000.000,-. Suku bunga tunggal yang berlaku di Bank saat itu

adalah 3% perbulan. Lama Anto meminjam uang adalah 8 bulan.

Tentukan besar pinjaman Anto di Bank.

5. Pada tahun 2003, Irma meminjam uang sebesar Rp

2.000.000,-.Setelah 25 hari Irma harus mengembalikan

pinjamannya sebesar Rp 2.125. 000,-. Tetukan besar suku bunga

eksak pertahunnya.

6. Tentukan waktu eksak dan waktu rata-rata dari tanggal:

a. 23 Maret sampai 30 April 2001.

b. 21 Pebruari sampai 27 Mei 2002.

7. Tentukan besar bunga tunggal biasa dan bunga tunggal eksak,

jika modal sebesar Rp 4.000.000,- dibungakan dengan suku

bunga tunggal 12% pertahun mulai 15 Agustus 2001 sampai

dengan 21 Mei 2002 dengan:

a. Menggunakan waktu rata-

Page 91: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

45

rata. b. Menggunakan waktu

eksak.

8. Dono meminjam uang sebesar Rp 1.000.000,- dengan diskonto 13%

pertahun. Tentukan besar uang yang diterima Dono saat itu.

Page 92: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

46

9. Suatu modal dipinjamkan selama 2 tahun dengan bunga

majemuk 3% pekuartal. Pada hari Valuta, modal tersebut menjadi

Rp 7.500.000,-. Tentukan besar modal yang dipinjamkan.

10. Modal sebesar Rp 3.000.000,- dipinjamkan dengan bunga

majemuk 12% pertahun. Tentukan besar modal setelah

dipinjamkan selama 4 tahun 2 bulan.

e. Tes Formatif 1

1. Arman meminjam modal di Bank sebesar Rp 15.000.000,- yang harus

dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dengan besar

pengembalian 5

3

dari besarnya pinjaman. Tentukan besarnya bunga perbulan.

2. Modal sebesar Rp 3.000.000,-dipinjamkan selama 40 hari

dengan suku bunga 10% pertahun. Tentukan besarnya bunga

tunggal eksak dan bunga tunggal biasa apabila peminjaman

dilakukan:

a. Pada tahun

2000 b. Pada

tahun 2005.

3. Modal sebesar Rp 10.000.000,- dibungakan dengan bunga

tunggal. Besar suku bunga adalah 2% perbulan. Dalam waktu

berapa btahunkah agar modal tersebut menjadi 3 kali modal

semula?

4. Rina meminjam uang di bank sebesar Rp 15.000.000,- dengan diskonto

13% dalam janggka satu tahun. Tentukan besar uang yang diterima oleh

Rina.

5. Sejumlah uang didepositokan selama 2 tahun dengan

suku bunga majemuk 10% pertahun. Penggabungan bunga

Page 93: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

47

dilakukan persemester. Pada hari valuta, uang tersebut menjadi

Rp 4.000.000. Tentukan besar uang yang didepositokan.

6. Modal sebesar Rp 5.000.000,- dibungakan berdasarkan bunga

majemuk dengan bunga 10% pertahun. Penggabungan bunga

dilakukan perkuartal. Tentukan besar modal setelah dibungakan

selama 6 tahun.

Page 94: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

48

7. Modal sebesar Rp 1.000.000,- dipinjamkan dengan bunga majemuk.

Penggabungan bunga dilakukan perkuartal dan besar bunga

adalah 15% pertahun. Tentukan lama modal tersebut

dipinjamkan setelah modal menjadi Rp Rp 1.628.894,63

8. Modal sebesar Rp 5.000.000,- dibungakan berdasarkan bunga

majemuk dengan bunga 5% pertahun. Tentukan besar modal

setelah dibungakan selama 3 tahun 3 bulan.

g. Kunci Tes Formatif 1

1. M0 = besar pinjaman = Rp 15.000.000,-

M = besarnya pengembalian =

5 Rp 15.000.000,-

3

= Rp

25.000.000,- Besarnya bunga dalam satu

tahun adalah

B = M - M0 = Rp 25.000.000,- - Rp 15.000.000,- = Rp 10.000.000,-

Besarnya suku bunga pertahun adalah

10 . 000 .. 000

15.000.000100% = 66,67%.

Jadi besarnya suku bunga perbulan adalah

1

1266,67% = 5,56%.

2. a. Peminjaman dilakukan pada tahun 2004

Besarnya bunga tunggal biasa adalah:

40

360

10 Rp 3.000.000,- = Rp 33.333,33

100

Besarnya bunga tunggal eksak adalah;

40

366

10 Rp 3.000.000,- = Rp 3.2786,89.

100

Page 95: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

49

(Karena 2004 habis dibagi empat, maka banyaknya hari dalam tahun

2004 adalah 366)

Page 96: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

50

b. Peminjaman dilakukan pada tahun 2005

Besarnya bunga tunggal biasa adalah:

40

360

10 Rp 3.000.000,- = Rp 33.333,33

100

Besarnya bunga tunggal eksak adalah;

40

365

10 Rp 3.000.000,- = Rp 32.876,71.

100

3. Besar bunga untuk satu bulan adalah

B1 = 2

Rp 10.000.000,- = Rp 200.000,-.100

Besar bunga selama n bulan adalah

Bn = n Rp 200.000,- .

Besar modal setelah n bulan adalah

Mn = Rp 10.000.000, + Bn = Rp 10.000.000, + [n Rp

200.000,]. Setelah n bulan, modal menjadi 3 kali modal

semula. Jadi

Mn = 3 Rp 10.000.000,- = Rp

30.000.000,- Akibatnya

Rp 30.000.000, = Rp 10.000.000, + [n Rp

200.000,] Atau

Rp 20.000.000, = n Rp 200.000,-

Sehingga

n = Rp 20 .000 .00 0

=

100Rp 200.000

Jadi waktu yang diperlukan agar modal menjadi 3 kali modal semula

adalah 100 bulan atau 8 1

4tahun.

4. Besar diskonto 13% pertahun. Jadi besar bunga dalam satu tahun adalah

13 Rp 15.000.000,- = Rp 1.950.000,-

100

Besar uang yang diterima Rina adalah

Page 97: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

51

Rp 15.000.000,- - Rp 1.950.000,- = Rp 13.050.000,-

5. Dalam masalah ini, kita akan mencari nilai tunai.

Page 98: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

52

Berdasarkan rumus

1.1, Mn =

M(1+b)n

Atau

M = M n

(1

dengan:

b)n

n = 4 (karena 2 tahun = 4

semester) M4 = Rp 4.000.000,-

b = ( 1

) 10% = 0,05%2

M = M 4

=

Rp 4 . 000 . 00 0 ,

(1 0,05) 4 (1,05)4

Dengan menggunakan Tabel 1, atau dengan menggunakan

kalkulator, diperoleh

(1,05)4 = 1,2550625

Jadi besar uang yang didepositokan adalah

M = Rp 4.000.000,

1,2550625

= Rp 3.187.092,28.

6. Berdasarkan rumus

1.1, Mn =

M(1+b)n

dengan:

M = Rp 5.000.000,-

b = ( 1

)(15%) = 0,053

n = (3)(6) = 18 (Karena 1 tahun = 3 kuartal. Jadi 6 tahun =

3. 6=16 kuartal).

Jadi diperoleh

M18 = Rp 5.000.000,-(1 + 0,05)18

Page 99: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

53

= Rp 5.000.000,- (1,05)18

Dengan menggunakan Tabel 1 (yang terdapat pada akhir

modul ini), diperoleh:

(1,05)18 = 2,40661923

Page 100: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

54

Jadi besar modal setelah 6 tahun adalah

M18 = Rp 5.000.000,-(2,40661923)

= Rp 12.033.096,15.

Modal sebesar Rp 1.000.000,- dipinjamkan dengan bunga

majemuk. Penggabungan bunga dilakukan perkuartal dan besar

bunga adalah 15% pertahun. Tentukan lama modal tersebut

dipinjamkan setelah modal menjadi Rp 1.628.894,63.

7. Karena 1 kuartal = 4 bulan, maka periode bunga adalah 4 bulan. Jadi

frekuensi penggabungan =

1 2 = 3.

4

Suku bunga setiap periode adalah 15% : 3

= 5%. Berdasarkan rumus 1.1, diperoleh:

(1 + 0,05)n =

=

M n

M

Rp 1 . 628 . 894 , 63

Rp 1.000.000,

= Rp 1,62889463

Dengan menggunakan Tabel 1, diperoleh n = 10.

Jadi lama modal tersebut dipinjamkan adalah 10 kuartal atau 3,1 tahun.

8. Di sini

M = Rp

5.000.000,- b =

5% = 0,05

n = 3 1

, karena 3 bulan sama

dengan4

1 tahun.

4

diperoleh

M 13

4

= Rp 5.000.000,-(1,05)3

+ [ 1

40,05 Rp 2.000.000,- ,-

(1,05)3]

Page 101: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

55

= Rp 5.000.000,- (1,05)3 [1 + ( 1

)(0,05)]4

= Rp 5.000.000,- (1,157625500)(1,0125)

= Rp 586.047,91.

Page 102: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

56

Jadi besar modal setelah 3 tahun 3 bulan adalah adalah

M 1 = Rp 586.047,91.3

4

Page 103: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

57

2. Kegiatan Belajar 2 : Rente

a. Tujuan Kegiatan Belajar 2

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, diharapkan Anda dapat:

? Menyebutkan pengertian rente terbatas.

? Menyebutkan pengertian rente kekal.

? Menyebutkan pengertian rente pranumerando.

? Menyebutkan pengertian rente postnumerando.

? Menentukan Nilai Akhir Rente.

? Menentukan Nilai Tunai Rente.

? Menentukan Nilai Tunai Rente Kekal.

b. Uraian Materi Kegiatan Belajar 2

Apabila kita menabungkan sejumlah uang di bank, maka

secara otomatis uang kita akan bertambah dalam jangka

waktu tertentu. Penambahan uang oleh pihak bank menggunkan

sistem bunga majemuk yaitu setiap akhir periode bunganya

langsung menjadi modal yang dibungakan lagi atau dikenal dengan

bunga berbunga.

Didalam sistem bunga majemuk kita mengenal istilah rente

yaitu rentetan modal yang dibayarkan setiap periode yang tetap.

Pembayaaran yang menggunakan rente antara lain:

1. Pembayaran barang secara kredit

2. Pembayaran asuransi

3. Tabungan berjangka atau deposito

Berdasarkan banyaknya angsuran rente dibedakan menjadi 2, yaitu :

Page 104: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

58

1. Rente Terbatas adalah rente dengan banyaknya angsuran

atau periode terbatas, misal 12 kali angsuran, 24 kali

angsuran, aatau dengan k kali angsuran dengan k Bil Asli dan k

berhingga.

2. Rente Kekal (abadi) adalah rente dengan banyaknya angsuran

yang tidak terbatas, misal k kali angsuran dengan k tak hingga.

Berdasarkan waktu pembayarannya rente dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Rente Pranumerando adalah suatu rente dengan wktu

pembayarannya dilakukan setiap awal periode, misal tanggal

1 setiap bulan, tanggal 1

Januari setiap tahun.

2. Rente Postnumerando adalah suatu rente dengan waktu

pembayarannya dilakukan setiap akhir periode, misal tanggal

30 setiap bulan, tanggal 30

Desember setiap tahun.

RENTE PRANUMERANDO

1. Penghitungan Nilai Akhir

Misalkan dengan modal (M) setiap tahun dalam periode (n)

tahun, dengan suku bunga majemuk (i) per tahun. Maka nilai

akhir dari angsuran itu dapat dicari dengan cara sebagai berikut.

Angsuran dibayar pada awal periode yaitu tanggal 1

Januari dan nilai akhir dihitung pada akhir tahun ke-n yaitu pada

tanggal 31 Desember

tahun ke-n seperti pada penjelasan berikut.

Tahun Pertama 1

Januari Tahun Kedua

1 Januari Tahun Ketiga

1 Januari

:

Tahun ke (n-1) 1

Januari

Tahun ke n 1 Januari

31 Desember

Page 105: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

59

M(1 + i)1

M(1 + i)2

M(1 + i)3

M(1 + i)n-1

M(1 + i)n

k = n +

M (1+1)k

k = 1

Page 106: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

60

Jadi Nilai Akhir dari Rente Pranumerando adalah

k n

N a M(1k 1

i) k

k n

Na M(1k 1

i) k

k n

M x (1k 1

i) k

Atau jika dihitung menggunakan deret, didapat

Na = Ma (1 + I) + M (1 + i) +…+ M (1 + i)n merupakan deret

Geometri dengan

a = M (1 + i) dan r= (1 + i)

Na M (1 i) (1

1

i) n 1

i - 1

Na

Contoh 2.1

M (1 i) (1 i) n

1 i

Setiap awal tahun disetorkan sejumlah uang ke bank sebanyak Rp.

10.000.000,00. Jika besar bunga 3 % pertahun, maka tentukan

nilai akhir rente pada tahun ke 3.

Penyelesaian :

M =

10000000 n

= 3

i = 3 %

k n

N a M(1k 1

i) k

3

= 10000000 ( 1

1

0,03 )n

= 10000000

(1,03)

(1,0609)

(1,092727)

Page 107: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

61

= 10000000 x 3,183627

= 31836270

Page 108: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

62

2. Penghitungan Nilai Tunai

Misalkan dengan modal (M) setiap tahun dalam periode (n)

tahun, dengan suku bunga majemuk (i) per tahun. Maka nilai

tunai dari angsuran itu dapat dicari dengan cara sebagai berikut.

Angsuran dibayar pada awal periode yaitu tanggal 1

Januari dan nilai tunai dihitung pada akhir tahun ke-n yaitu pada

tanggal 1 Januari tahun ke-n seperti pada penjelasan berikut.

Tahun Pertama 1 Januari M

Tahun Kedua 1 Januari

M

(1 i)

Tahun Ketiga 1 Januari M2(1 i)

:

Tahun ke (n-1) 1 Januari

M

(1 i)n 2

Tahun ke n 1 Januari

M

(1 i)n 1

+

k n 1 M Mk 1 (1

Jadi Nilai T unai dari Rente Pranumerando adalah

i)k

N t Mk n 1

k 1 (1

M

i)k

Nt Mk n 1

Mk 1 (1

1

i)k

Atau jika dihitung menggunakan deret, didapat :

N S M M M

... M

deret geometri dengan a = M,t n

(1 i) (1 i)2 (1 i) n 1

dan r = 1

Page 109: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

63

, maka(1 i)

Page 110: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

64

Nt M (11 (1 i) n

i)i

Contoh 2.2

Setiap awal tahun disetorkan sejumlah uang ke bank sebanyak Rp.

10.000.000,00. Jika besar bunga 3 % pertahun, maka tentukan

nilai tunai rente pada tahun ke 3.

Penyelesaian :

M =

10000000 n

= 3

i = 3 %

Nt M (11 (1 i) n

i)i

= 10000000 ( 1

0,03 )1- ( 1 0,03 )-3

0,03

= 10000000 ( 1,03 )

1- ( 1,03 )-

3

0,03

= 10300000

1 - 0,91514

0,03

= 10300000 x 2,82866

= 29135266,67

RENTE POSTNUMERANDO

1. Penghitungan Nilai Akhir

Misalkan dengan modal (M) setiap tahun dalam periode (n)

tahun, dengan suku bunga majemuk (i) per tahun. Maka nilai

akhir dari angsuran itu dapat dicari dengan cara sebagai berikut.

Page 111: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

65

Angsuran dibayar pada akhir periode yaitu tanggal 31

Desember dan nilai akhir dihitung pada akhir tahun ke-n

yaitu pada tanggal 31

Desember tahun ke-n seperti pada penjelasan berikut.

Page 112: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

66

Tahun Pertama 31

Desember Tahun Kedua

31 Desember Tahun Ketiga

31 Desember

:

Tahun ke (n-1) 31 Desember

Tahun ke n 31 Desember

M(1 + i)n-1

M(1 + i)n-2

M(1 + i)n-3

M(1 + i)

M

+

n 1 kM M(1 i)k 1

Jadi Nilai Akhir dari Rente Pranumerando adalah

N a M 1n 1

(1 i)k

k 1

Atau jika dihitung menggunakan deret, didapat

N M

(1a i

i) n 1

Contoh 2.3

Pada tiap akhir tahun dimasukkan uang sebesar Rp. 2.500.000,00

ke bank. Bunga bank 5% pertahun. Pada tahun ke 4, tentukan

nilai akhir rente. Penyelesa ian :

M = 2.500.000

n = 4

i = 5%

N M

(1a i

i) n 1

= 2500000

10,05

0,05 4 1

= 2500000

0,051,2551 1

= 2500000 x 4,310125

= 10775312,5

Page 113: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

67

2. Penghitungan Nilai Tunai

Misalkan dengan modal (M) setiap tahun dalam periode (n)

tahun, dengan suku bunga majemuk (i) per tahun. Maka nilai

tunai dari angsuran itu dapat dicari dengan cara sebagai berikut.

Angsuran dibayar pada awal periode yaitu tanggal 1

Januari dan nilai tunai dihitung pada akhir tahun ke-n yaitu

pada tanggal 1 Januari

tahun ke-n seperti pada penjelasan berikut.

Tahun Pertama 1 Januari

M

(1 i)

Tahun Kedua 1 Januari M2(1 i)

Tahun Ketiga 1 Januari M3(1 i)

:

:

Tahun ke (n-1) 1 Januari

M

(1 i)n 1

Tahun ke n 1 Januari Mn(1 i)

k n

k 1 (1

+

M

i)k

Jadi Nilai Tunai dari Rente Postnumerando adalah

kNt M x

k

n

1(1

1

i)k

Atau jika dihitung menggunakan deret, didapat :

Nt M

1 (1i

i) n

Page 114: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

68

Contoh 2.4

Pada tiap akhir tahun dimasukkan uang sebesar Rp. 2.500.000,00

ke bank. Bunga bank 5% pertahun. Pada tahun ke 4, tentukan

harga tunai rente ? Penyelesaian:

M =

2.500.000 n

= 4

i = 5%

Nt M

1 (1i

i) n

= 2500000

10,05

1 0,05 4

= 2500000

0,051 0,82272

= 2500000 x 3,54596

= 8864900

RENTE KEKAL

Rente kekal atau rente abadi adalah rente dengan banyaknya

angsuran tidak terbatas (n = ~). Maka dari hanya nilai tunainya

saja yang dapat dihitung, sedangkan nilai akhirnya tidak dapat

dihitung jumlahnya.

1. Rente Kekal Pranumerando

Rente kekal pranumerando jika dijabarkan nilai tunai

untuk tiap priode adalah sebagai berikut:

N S M M M M

... yang merupakan deret geometrit n

(1 i) (1 i) 2 (1 i)3

tak hingga dengan a = M, dan r =

1 , maka nilai tunai

rente

pranumerando kekal adalah :

(1 i)

Page 115: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

69

N M

(1 i) M

Mt i i

Page 116: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

70

Contoh 2.5

Setiap awal tahun disetorkan sejumlah uang ke bank sebanyak Rp.

10.000.000,00. Jika besar bunga 3 % pertahun, maka

tentukan harga tunai rente kekal pada tahun ke 3.

Penyelesaian:

M =

10000000 n

= 3

i = 3 %

N M

(1 i) M

Mt i i

= 10000000 ( 1 0,03 )

0,03

= 343333333,33

2. Rente Kekal Postnumerando

Sama dengan rente kekal pranumerando, rente

kekal postnumerando nilai tunainya jika kita jabarkan akan

berbentuk :

N S M M

. M

... yang merupakan deret geometri takt n

(1 i) (1 i) 2 (1 i) 3

hingga dengan a =

M dan r

=

1 M, sehingga N t

(1 i) (1 i) i

Contoh 2.6

Pada tiap akhir tahun dimasukkan uang sebesar Rp. 2.500.000,00

ke bank. Bunga bank 5% pertahun. Pada tahun ke 4, tentukan

harga tunai rente kekal.

Penyelesai

Page 117: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

71

a n:

M =

2.500.000 n

= 4

i = 5%

Page 118: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

72

N M

t i

= 2500000

0,05

= 50000000

c. Rangkuman 2

RENTE PRANUMERANDO

1. Penghitungan Nilai Akhir

k n

Na M(1k 1

i) k

k n

M x (1k 1

i) k

Na M (1 i) (1 i) n

1 i

2. Penghitungan Nilai Tunai

Nt Mk n 1

Mk 1 (1

1

i)k

Nt M (11 (1 i) n

i)i

RENTE POST NUMERANDO

1. Penghitungan Nilai Akhir

N a M 1n 1

(1 i) k

k 1

N M

(1a i

i) n 1

Page 119: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

73

2. Penghitungan Nilai Tunai

kNt M x

k

n

1(1

1

i)k

Nt M

1 (1i

i) n

RENTE KEKAL

1. Rente Kekal Pranumerando

N M

(1 i) M

Mt i i

2. Rente Kekal Postnumerando

N M

t i

d. Tugas 2

1. Suatu Yayasan mempunyai kewajiban abadi untuk

membayar kepada suatu badan usaha sebesar Rp 50.000,00

setiap tanggal 1 Januari. Pembayaran dimulai tanggal 1 Januari

1998 dan seterusnya. Yayasan itu ingin menyelesaikan kewajiban

tersebut dengan membayar sekaligus pada tanggal 1 januari

1998. Berapakah besar uang yang harus dibayar oleh yayasan

itu, jika dihitung dengan bunga majemuk 6% setahun?

2. Pada awal tahun 1980 Amin memperoleh pinjaman dari sebuah bank.

Pinjaman itu akan dilunasi dengan cara angsuran yang sama

besar yang dibayarkan setiap akhir tahun selam 15 tahun.

Angsuran pertama dibayar pada akhir tahun 1980 dan

seterusnya. Bank itu menetapkan suku bunga pinjaman 15%

pertahun. Pada waktu menerima uang pinjaman itu Amin

Page 120: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

74

dikenakan biaya administrasi sebesar 1½% yaitu Rp 30.000,00.

Page 121: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

75

a) Berapakah besar uang yang dipinjam Amin tersebut?

b) Berapakah besar angsuran yang dibayarkan pada akhir tahun?

3. Setiap awal bulan Yusuf menyimpan uangnya dibank dengan

jumlah yang sama besar yaitu Rp 20.000,00. Kegiatan itu

berlangsung selama 2 tahun lebih 4 bulan. Hitunglah jumlah

simpan Yusuf pada akhir jangka waktu tersebut jika ditetapkan

suku bunga majemuk 1,5% tiap bulan.

Hitunglah nilai tunai dari rente pranumerando dengan angsuran

sebesar Rp 40.000,00 tiap kuartal selam 5 tahun dengan suku

bunga majemuk 5% perkuartal.

e.Tes Formatif 2

1. Tuan Hadi awal tahun menyimpan uangnya di bank sebesar Rp.

20.000,00. Simpan pertama dilakukan pada tanggal 1 Januari

1991 dan seterusnya setiap tanggal 1 Januari menyimpan

uang yang sama besarnya. Simpanan itu diperhitungkan dengan

suku bunga majemuk 5% per tahun.

Hitunglah jumlah simpanan Tuan Hadi sampai dengan 31 Desember 1996.

2. Hitunglah nilai akhir dari rente pranumerando dengan angsuran Rp.

10.000,00 tiap kuartal dengan suku bunga majemuk 3,6% tiap

kuartal selama 5 tahun.

3. Hitunglah nilai tunai dari rente pranomerando dengan

angsuran Rp.500.000,00 tiap tahun dengan suku bunga 6% per

tahun selama 20 tahun.

4. Tuan Hasbi meminjam uang di sebuah bank dengan suku bunga majemuk

4,2% per kuartal. Pinjaman itu akan dilunasi dengan angsuran

yang sama besar yaitu Rp. 100.000,00 setiap kuartal selama 5

Page 122: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

76

tahun. Pembayaran angsuran dilakukan pada setiap awal kuartal.

Berapakah besar uang yang dipinjam Tuan Hasbi tersebut di

bank?

Page 123: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

77

5. Sebuah rente postnumerando dengan angsuran Rp 100.000

tiap tahun dengan suku bunga majemuk 4% pertahun dalam

jangka waktu 6 tahun. Hitunglah nilai akhir dari rente itu!

6. Tuan Hadi meminjam uang kepada Hamid dengan perjjanjian

akan dikembalikan dengan angsuran setiap akhir semester.

Besarnya angsuran masing-masing adalah Rp 518.000,00

sebanyak 10 kali angsuran. Jika pinjaman iitu diperhitungkan

dengan suku bunga majemuk 5% per semester maka berapakah

besar uang yang dipinjamkan tersebut?

7. Hitunglah nilai tunai dari rente pranumerando kekal dengan

angsuran sebesar Rp 10.000,00 setiap bulan dengan suku bunga

majemuk 2% per bulan!

8. Sebuah perusahaan mempunyai kewajiban membayar kepada

pemerintah setiap akhir tahun sebesar Rp 50.000,00 untuk

selama-lamanya. Apabila perusahaan itu ingin menyelesaikan

kewajiban itu sekaligus, berapakah perusahaan itu harus

membayar kepada pemerintah jika diperhitungkan dengan suku

bunga majemuk 8% per tahun

f. Kunci Tes Formatif 2

1. NaM

(1 i){(1i

i)n

1}

20.000 Na (1

0,050,05) {(1 0,05)

61} 420.000 (1,3400956 4 - 1) 142.840,17

Jadi jumlah simpanan Tuan Hadi pada tanggal 31 Desember 1996 adalah

Rp. 142.840,17

2. M = Rp.

10.000,00 i =

3,8% = 0,038 n

= 20 kuartal

M Na (1i

i){(1 i)n

1}

Page 124: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

78

20.000 Na (1

0,0380,038) {(1 0,038)

20 1}

273.157,89 5 (2,1083711 8 - 1) 302.760,34

Page 125: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

79

Jadi, nilai akhir rente itu adalah Rp. 302.760,34

3. M = Rp. 500.000,00

i = 6% = 0,06 per

tahun n = 30 tahun

Perhitungan nilai dengan rumus sigma atau tabel bunga.

N1 = M (1 =an-1 I)

N1 = 500.000,00 (1 + a 19 6%); dari daftar bunga a 19

6% =

11,15811649.

N1 = 500.000,00 (1 +

11,15811649) N1 = 500.000 x

12.15811649

N1 = 6.079,058,25.

Perhitungan nilai tunai dengan rumus deret

MN (1 t

ii) 1 (1 i)

n 500.000 (1

0,060,06) 1 (1 06)

20

Nt = 883333,33 (1-

0,31180473) Nt =

883333,33 x 0,68819527

Nt = 6079.058,22

Jadi, dari 2 cara perhitungan tersebut terdapat perbedaan

0,03 karena adanya pembulatan-pembulatan.

4. Soal tersebut dapat digolongkan sebagai rente pranumerando

dengan : M = Rp. 100.000,00

i = 4,2% = 0,042 per

kuartal n = 20

kuartal

besar pokok pinjaman sama dengan nilai tunai dari semua angsuran (N1).

MN (1 t

ii) 1 (1 i)

n 1.000.000 (1

0,0420,042) 1 (1 0,042)

20

Nt = 12.404.761,905 (1-0,45762879)

Page 126: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

80

Nt = 12.404.761,905 x 0,45237121 = 6.729.985,71

Jadi, besar pinjaman Tuan Hasbi di bank adalah Rp. 6.729.985,71

atau jika dibulatkan menjadi Rp. 6.730.000,00.

Page 127: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

81

5. M = Rp 100.000

i = 4% = 0,04 pertahun

n = 6 tahun

Na = M(1+ n- i)

Na = 100.000 (1 + 6 - 1 4 %) = 100.000 (1 +

5 4 %) Na = 100.000 (1 + 5,63297546)

Na = 100.000 x 6,63297546) = 663.297,55

Jika diselesaikan dengan rumus deret, maka

MNa {(1

ii)

n 1}

100.000 Na

0,04{(1 0,04)

6 1}

250.000 x 0,26531902 663.297,55

Jadi, nilai akhir dari kedua cara perhitungan itu mempunyai

hasil yang sama, yaitu Rp 663.297,55.

6. Pembayaran angsuran pinjaman itu sesuai dengan rente postnumerando

M = Rp

518.000,00 i =

5% = 0,05

n = 10

Besarnya pinjaman Tuan Hadi dengan jumlah semua nilai tunai

angsuran itu, maka

MNt i

1 (1 i) n 518.000

(10,05

(1 0,05) 10 10.360.000 x0,3860867 5 3.999.858, 69

7. M = Rp 10.000

i = 2% = 0,02

MNt i

M 10.000

0,0210.000 510.000

8. Nt

M 50.000

i 0,08625.000

Page 128: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

82

3. Kegiatan Belajar 3 :

Anuitas a. Tujuan Kegiatan

Belajar 3

Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, diharapkan Anda dapat:

? Memahami pengertian anuitas.

? Melakukan perhitungan anuitas yang dibulatkan.

? Melakukan perhitungan rencana angsuran dengan sistem pembulatan.

b. Uraian Materi Kegiatan Belajar 3

Anuitas dapat diartikan sebagai berikut.

Definisi 3.1

Anuitas adalah suatu pembayaran atau penerimaan

uang secara periodik dalam jumlah tetap dan dalam jangka waktu

yang tetap pula.

Jumlah pembayaran anuitas terdiri dari dua bagian, yaitu:

- Angsuran pelunasan pinjaman

- Pembayaran bunga.

Menentukan Besarnya Anuitas

Untuk menentukan besarnya anuitas dapat digunakan rumus berikut:

Rumus 3.1

1A = M

n(1

k 1i) k

dengan

A = besarnya anuitas

Page 129: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

83

M

i

n

=

=

=

besarnya

pinjaman suku

bunga

Page 130: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

84

n(1 i)

k 1k dapat dilihat dalam Tabel 1 kolom an i yang ada pada bagian

akhir modul ini.

Rumus 3.2

(1i)n

A = iM(1 i)n 1

Contoh 3.1

Suatu pinjaman sebesar Rp 40.000.000,- akan dilunasi dengan 10

angsuran dengan suku bunga 8% pertahun. Tentukan besar

anuitasnya.

Penyelesaian:

M = Rp

40.000.000,- i =

8% = 0,08

n = 10.

a. Diselesaikan dengan Rumus 3.1

Dengan Tabel 1, diperoleh

n(1 i) k =

8 (1 0,08) k = 5,74663894

k 1 k 1

Besarnya anuitas adalah

1A = M

n(1

k 1i) k

1= Rp 40.000.000, 5,74663894

= Rp 6.960.590,43.

Page 131: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

85

b. Diselesaikan dengan Rumus 3.1

Besarnya anuitas adalah

Page 132: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

86

A = iM

(1 i)n

(1 i)n 1

(1,08)8

= (0,08)(Rp 40.000.000) (1,08)8 1

= (Rp 3.200.000,)

1,85093021

0,85093021

= (Rp 3.200.000)(2,175184508)

= Rp 6.960.590,43

MEMBUAT RENCANA ANGSURAN

Untuk mengetahui bahwa perhitungan anuitas sudah benar,

sebaiknya disusun rencana angsuran. Pada anuitas terakhir, besar

angsuran utang harus nol.

Contoh 3.2

Ibu Erni meminjam uang di Bank sebesar Rp 1.000.000,-. Pinjaman

harus dilunasi dengan anuitas selama setahun dengan pembayaran

tiap tiga bulan. Suku bunga 3% per tiga bulan. Buatlah rencana

angsurannya, dan buatkan tabel rencana angsuran itu.

Penyelesaian:

M = Rp

1.000.000,- i =

3%

n = 4 (sebab angsuran dilakukan setiap 3 bulan. Jadi n =

12 : 3 = 4) Besar anuitas tiap 3 bulan adalah

1A = M

n(1

k 1i) k

1= (Rp 1.000.000,-)

= Rp 269.027,05.

Page 133: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

87

3,71709840

Page 134: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

88

Membuat rencana angsuran:

Karena anuitas terdiri dari besar angsuran dan bunga, maka

angsuran ke n, yaitu An, adalah

A n = A - Bn

dengan Bn adalah bunga pada angsuran

ke n. Oleh karena itu diperoleh:

- Bunga pada akhir tiga bulan pertama

3B1 = 3% Rp 1.000.000,- =

Angsuran pertama adalah

100Rp 1.000.000,- = Rp 30.000,-

A1 = A - B1 = Rp 269.027,05 - Rp 30.000,- = Rp 239.027,05

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan kedua adalah

M1 = Rp 1.000.000,- - Rp 239.027,05 = Rp 760.972,95.

- Bunga pada akhir tiga bulan kedua

B2 = 3% Rp760.972,95. =

Angsuran kedua adalah

3100

Rp 760.972,95. = Rp 22.829,29

A2 = A - B2 = Rp 269.027,05 - Rp 22.829,29 = Rp 246.197,09

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan ketiga adalah

M2 = Rp 760.972,95 - Rp 246.197,09= Rp 514.775,09.

- Bunga pada akhir tiga bulan ketiga adalah

3B3 = 3% Rp 514.775,09. =

Angsuran ketiga adalah

100Rp 514.775,09.- = Rp 15.443,25

A3 = A - B3 = Rp 269.027,05 - Rp 15.443,25 = Rp 253.583,80

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan keempat adalah

M3 = Rp 514.775,09. - Rp 253.583,80 = Rp 261.191,29

- Bunga pada akhir tiga bulan keempat adalah

3B4 = 3% Rp 261.1 91,29. =

Page 135: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

89

Angsuran keempat adalah100

Rp 261.191,29 = Rp 7.835,47

A4 = A - B4 = Rp 269.027,05 - Rp 7.835,47 = Rp 261.191,31

Page 136: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

90

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan kelima adalah

M3 = Rp 261.191,29- Rp 261.191,31= Rp -0,02 Rp 0,-

Tabel rencana angsurannya adalah sebagai berikut:

Tabel Rencana Angsuran

Angsuran ke

n

Utang

(Rp)

Anuitas

Suku bunga

(3%)

Angsuran

Utan

Sisa Utang

1 1.000.000,- Rp 30.000,00

Rp 239.027,05

Rp 760.972,95

2 760.972,95 Rp 22.829,29

Rp 246.197,86

Rp 514.775,09

3 514.775,09 Rp 15.443,25

Rp 253.583,80

Rp 261.191,29

4 261.191,29 Rp 7.835,47

Rp 261.191,31

Rp 0,-

ANUITAS DENGAN PEMBULATAN

Biasanya besar anuitas yang dibayarkan (diterima) berupa

pecahan. Untuk mempermudahkan atau menyederhanakan

pembayaran, biasanya besar anuitas dibulatkan ke atas atau ke

bawah.

Jika besar anuitas dibulatkan ke bawah, maka besarnya

pembayaran terakhir adalah besarnya anuitas ditambah

kekurangannya, dan jika besar anuitas dibulatkan ke atas, maka

besarnya pembayaran terakhir adalah besarnya anuitas dikurangi

kelebihan pembayaran.

Contoh 3.3

Ibu Erni meminjam uang di Bank sebesar Rp 1.000.000,-. Pinjaman

harus dilunasi dengan anuitas selama setahun dengan pembayaran

tiap tiga bulan. Suku bunga 3% per tiga bulan.

Tentuka

Page 137: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

91

n:

a. Besar anuitas dengan pembulatan ribuan ke atas

b. Besarnya pembulatan jika anuitas dibulatkan ke ribuan ke atas

Page 138: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

92

c. Tabel rencana angsuran jika anuitas dibulatkan ke

ribuan ke atas d. Angsuran terakhir jika anuitas dibulatkan

ke ribuan ke atas

e. Pembayaran terakhir jika anuitas dibulatkan ke

ribuan ke atas f. Besar anuitas dengan pembulatan

ribuan ke bawah

g. Besarnya pembulatan jika anuitas dibulatkan ke ribuan ke bawah

h. Tabel rencana angsuran jika anuitas dibulatkan ke ribuan

ke bawah i. Angsuran terakhir jika anuitas dibulatkan ke

ribuan ke bawah

j. Pembayaran terakhir jika anuitas dibulatkan ke ribuan ke bawah

Penyelesaian:

M = Rp

1.000.000,- i

= 3%

n = 4 (sebab angsuran dilakukan setiap 3 bulan. Jadi n = 12 : 3 = 4)

Besar anuitas tiap 3 bulan adalah

1A = M

n(1

k 1i) k

1= (Rp 1.000.000,-)

= Rp 269.027,05.

3,71709840

Dengan pembulatan ribuan ke

atas a. Besar anuitas adalah Rp

270.000,00 b. Besar pembulatan

adalah

Rp 270. 000,00 - Rp 269.027,05 = Rp 972,95

c. Untuk membuat tabel rencana angsuran, terlebih dahulu

dihitung rencana angsurannya sebagai berikut.

Page 139: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

93

Dengan mengingat

A n = A - Bn

dengan Bn adalah bunga pada angsuran ke n, diperoleh:

- Bunga pada akhir tiga bulan pertama

3B1 = 3% Rp 1.000.000,- = 100

Rp 1.000.000,- = Rp 30.000,-

Page 140: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

94

Angsuran pertama adalah

A1 = A - B1 = Rp 270.000,00 - Rp 30.000,- = Rp 240.000,00

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan kedua adalah

M1 = Rp 1.000.000,00 - Rp 240.000,00 = Rp 760.000,00

- Bunga pada akhir tiga bulan kedua

3B2 = 3% Rp760.000,00 =

Angsuran kedua adalah

100Rp 760.000,00. = Rp 22.800,00

A2 = A - B2 = Rp 270.000,00 - Rp 22.800, = Rp 247.200,00

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan ketiga adalah

M2 = Rp 760.000,00 - Rp 247.200,00= Rp 512.800,00.

- Bunga pada akhir tiga bulan ketiga adalah

3B3 = 3% Rp 512.800,00. =

Angsuran ketiga adalah

100Rp 512.800,00 = Rp 15.384,00

A3 = A - B3 = Rp 270.000,00 - Rp 15.384,00 = Rp 254.616,00

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan keempat adalah

M3 = Rp 512.800,00. - Rp 254.616,00 = Rp 258.184,00

- Bunga pada akhir tiga bulan keempat adalah

3B4 = 3% Rp 258.184,00. =

Angsuran keempat adalah

100Rp 261.191,29 = Rp 7.745,52

A4 = A - B4 = Rp 270.000,00 - Rp 7.745,52 = Rp 262.254,48

Pinjaman (sisa utang) pada akhir tiga bulan keempat adalah

M3 = Rp 258.184,00 - Rp 262.254,48 = Rp -4.070,48

Dengan adanya pembulatan ribuan ke atas, ada kelebihan

angsuran sebesar Rp4.070,48.

Jadi tabel rencana angsurannya adalah sebagai berikut:

Page 141: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

95

Tabel Rencana Angsuran

Angsuran ke-

Utang

(Rp)

Anuitas

Sisa Utang

Suku bunga

Angsuran

1 1.000.000 Rp 30.000,00 Rp 240.000,00

Rp 760.000,002 760.000,0

0Rp 22.800,00 Rp

247.200,00Rp 512.800,003 512.800,0

0Rp 15.384,00 Rp

254.616,00Rp 258.184,004 258.184,0

0Rp 7.745,52 Rp

262.254,48Rp -4.070,48

d. Angsuran terakhir adalah

A4 - Rp 4.070,48 = Rp 262.254,48 - Rp 4.070,48 = Rp

25.818,52 e. Pembayaran terakhir adalah

Angsuran terakhir + Bunga terakhir = Rp 25.818,52 + Rp 7.745,52

= Rp 265.929,04

Dengan pembulatan ribuan ke bawah

f. Besar anuitas adalah Rp

269.000,00 g. Besar pembulatan

adalah

Rp 269.027,05 - Rp 269.000,00 = Rp 27,05

h. Untuk membuat tabel rencana angsuran, terlebih dahulu

dihitung rencana angsurannya sebagai berikut.

Dengan mengingat

A n = A - Bn

dengan Bn adalah bunga pada angsuran ke n, diperoleh:

- Bunga pada akhir tiga bulan pertama

3B1 = 3% Rp 1.000.000,- =

Angsuran pertama adalah

100Rp 1.000.000,- = Rp 30.000,-

A1 = A - B1 = Rp 269.000,00 - Rp 30.000,- = Rp 239.000,00

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan kedua adalah

M1 = Rp 1.000.000,00 - Rp 239.000,00 = Rp 761.000,00

- Bunga pada akhir tiga bulan kedua

Page 142: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

96

B2 = 3% Rp761.000,00 =

Angsuran kedua adalah

3100

Rp 761.000,00. = Rp 22.830,00

A2 = A - B2 = Rp 269.000,00 - Rp 22.830,00= Rp 246.170,00

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan ketiga adalah

M2 = Rp 761.000,00 - Rp 246.170,00 = Rp 514.830,00.

- Bunga pada akhir tiga bulan ketiga adalah

3B3 = 3% Rp 514.830,00 =

Angsuran ketiga adalah

100Rp 514.830,00= Rp 15.444,90

A3 = A - B3 = Rp 269.000,00 - Rp 15.444,90 = Rp 253.555.10

Pinjaman (sisa utang) pada awal tiga bulan keempat adalah

M3 = Rp 514.830,00 - Rp 253.555.10 = Rp 261.274,90

- Bunga pada akhir tiga bulan keempat adalah

3B4 = 3% Rp 261.274,90 =

Angsuran keempat adalah

100Rp 261.274,90 = Rp 7.838,25

A4 = A - B4 = Rp 269.000,00 - Rp 7.838,25 = Rp 261.161,75

Pinjaman (sisa utang) pada akhir tiga bulan keempat adalah

M4 = Rp 261.274,90- Rp 261.161,75 = Rp 113,15

Tabel Rencana Angsuran

Angsuran ke-

Utang

(Rp)

Anuitas

Sisa Utang

Suku bunga(3%)

AngsuranUtang

1 1.000.000,-

Rp 30.000,00 Rp 239.000,00

Rp 761.000,002 761.000,0

0Rp 22.830,00 Rp

246.170,00Rp 514.830,00

3 514.830,00

Rp 15.444,90 Rp 253.555,10

Rp 261.274,004 261.161,7

5Rp 7.838,25 Rp

261.161,75Rp 113,15

Page 143: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

97

i. Dengan adanya pembulatan ribuan ke bawah, ada kekurangan

angsuran sebesar Rp113,15. Jadi angsuran terakhir adalah

A4 + Rp 113.15 = Rp 261.161,75 + Rp 113,15 = Rp 261.274,90

Page 144: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

98

j. Pembayaran terakhir adalah

angsuran terakhir + bunga terakhir = Rp 261.274,90 + Rp 7.838,25

= Rp 269.113,15

c. Rangkuman 3

Anuitas adalah suatu pembayaran atau penerimaan uang

secara periodik dalam jumlah tetap dan dalam jangka waktu yang

tetap pula.

Jumlah pembayaran anuitas terdiri dari dua bagian, yaitu:

- Angsuran pelunasan pinjaman

- Pembayaran bunga

Untuk menentukan besarnya anuitas dapat digunakan rumus berikut

A = M

1 (1n

atau A = iMi)n

n

(1 i) k

k 1

(1 i) 1

dengan

A = besarnya anuitas

M = besarnya

pinjaman i = suku

bunga

n = banyaknya anuitas

n(1 i)

k 1

k dapat dilihat dalam Tabel 1 kolom an i yang ada pada

bagian akhir modul ini.

Untuk mengetahui bahwa perhitungan anuitas sudah benar,

sebaiknya disusun rencana angsuran. Pada anuitas terakhir,

besar angsuran utang harus nol.

Untuk mempermudahkan atau menyederhanakan pembayaran,

biasanya besar anuitas dibulatkan ke atas atau ke bawah. Jika

Page 145: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

99

besar anuitas dibulatkan ke bawah, maka besarnya

pembayaran terakhir adalah besarnya anuitas ditambah

kekurangannya, dan jika besar anuitas dibulatkan ke atas, maka

besarnya pembayaran terakhir adalah besarnya anuitas dikurangi

kelebihan pembayaran.

Page 146: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

100

d. Tugas 3

1. Pinjaman sebesar Rp 6.000.000,00 akan dilunasi dengan 10

anuitas bulanan dengan suku bunga 3% perbulan. Tentukan

besarnya anuitas.

2. Lengkapilah tabel berikut:

Tabel Rencana Angsuran

Angsuran ke n

Utang

Rp

Anuitas

Rp Bunga (Rp)

(suku bunga

Angsuran

Utang

Sisa Utang

(Rp)

1 25.000.000,00

1.000.000,00

... 20.384.322,25

2 Rp 761.000,00

... ... ...

3. Suatu pinjaman sebesar Rp 100.000.000,00 akan dilunasi

dengan 5 anuitas tahunan dengan suku bunga 8% pertahun.

Tentukan besar angsuran jika anuitas dibulatkan:

(a) ke ribuan atas

(b) ke ribuan bawah

e. Tes Formatif 3

1. Suatu pinjaman sebesar Rp 500.000,00 harus dilunasi dengan

4 anuitas tahunan dengan suku bunga 6% pertahun. Tentukan

besar anuitasnya.

2. Pinjaman sebesar Rp 100.000,00 akan dilunasi dengan

dengan cara anuitas Rp 21.631,54 pertahun dengan suku bunga

8% pertahun. Buatkan tabel angsurannya.

Page 147: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

101

f. Kunci Tes Formatif 3

1. M = Rp

500.000,00 i =

6%

n = 4

Besar anuitas adalah

1A = M

n(1

k 1i) k

1= (Rp

500.000,00)

Rp 500.000,00

4(1.06) k

k 1

=3,46510561

= Rp 144295,75

2. Dengan mencari besar pinjaman dan besar bunga setiap

akhir tahun diperoleh

tabel berikut:

Tabel Rencana Angsuran

Angsuran ken

Utang

Anuitas

Suku bunga

AngsuranUtang

Sisa Utang

1 Rp 1.00.000,- Rp 8.000,00 Rp 13.631,54 Rp 86.368,46

2 Rp 86.368,00

Rp 6.909,48 Rp 14.722,06 Rp 71.646,30

3 Rp 71.646,40

Rp 5.731,71 Rp 15.899,83 Rp 55.746,57

4 Rp 55.746,57

Rp 4.459,73 Rp 17.171,81 Rp 38.574,76

5 Rp 36.574,76

Rp 3.085,98 Rp 18.545,46 Rp 20.029,20

6. Rp 20.029,20

Rp 1.602,34 Rp 20.029,20 0

Page 148: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

102

4. Kegiatan Belajar 4 :

Penyusutan a. Tujuan

Kegiatan Belajar 4

Setelah mempelajari kegiatan belajar 4 ini, diharapkan Anda dapat:

? Memahami pengertian penyusutan

? Memahami pengertian aktiva

? Memahami pengertian nilai sisa

? Memahami pengertian umur manfaat

? Menentukan besar penyusutan dengan.

b. Uraian Materi Kegiatan Belajar 4

Sebelum membahas perhitungan penyusutan, terlebih dahulu

diperkenalkan dengan beberapa istilah yang akan digunakan dalam

perhitungan penyusutan sebagai berikut.

Definisi 4.1

Penyusutan adalah proses pengalokasian secara

berkala dari sebagian biaya perolehan suatu aktiva terhadap biaya

perusahaan.

Definisi 4.2

Aktiva adalah segala sumber daya ekonomi suatu

perusahaan yang berupa harta benda dan hak-hak hukum yang

dimilikinya.

Definisi 4.3

Aktiva (harta) lancar adalah aktiva yang tunai dan aktiva

lain yang secara layak dapat diharapkan untuk dapat dicairkan

menjadi uang tunai, dijual atau dipakai sehingga habis selama

siklus operasi yang normal dari perusahaan itu.

Page 149: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

103

Contoh 4.1

Alat tulis kantor: kertas, polpen, dsb.

Page 150: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

104

Definisi 4.4

Aktiva (harta) tetap adalah aktiva yang digunakan dalam

menyelenggarakan operasi perusahaan, bukan harta yang akan

dijual, biasanya jangka pemakaiannya lebih dari satu tahun, dan

nilainya cukup material.

Contoh 4.2

Gedung perusahaan, kendaraan untuk operasional perusahaan,

mesin-mesin, dsb.

Definisi 4.5

Harga perolehan adalah harga pembelian sebuah aktiva

tetap ditambah biaya-biaya lainnya sehingga harta tetap tersebut

siap dimiliki dan dipakai.

Contoh 4.3

Untuk pembelian harga sebuah mobil, maka harga perolehannya

meliputi harga pembelian mobil, biaya pengurusan surat, asuransi

kebakaran, dsb.

Definisi 4.6

Umur ekonomi (umur manfaat) adalah masa pemakaian aktiva

(harta) tetap yang masih mendatangkan manfaat ekonomi.

Definisi 4.7

Nilai residu (nilai sisa) adalah nilai aktiva (harta) tetap

setelah masa taksiran umur ekonomi selesai.

Beberapa metode penyusutan yang dibahas pada modul ini

antara lain adalah: metode garis lurus, metode saldo menurun,

metode unit produksi. Metode Garis Lurus

Untuk menentukan penyusutan, dengan metode garis lurus

digunakan rumus berikut.

Page 151: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

105

Rumus 4.1

Penyusutan =

h arg a perolehan nilai residu

taksiran umur

Contoh 4.3

Diketahui bahwa biaya perolehan suatu aktiva adalah Rp

1.000.000,00. Taksiran nilai sisa adalah Rp 300.000,00 dengan

umur manfaat 5 tahun. Dengan metode garis lurus,

a. Tentukan besar penyusutan setiap

periode b. Persentase penyusutan

c. Tabel penyusutan

Penyele saian:

a. Besar penyusutan setiap periode =

h arg a perolehan nilai residu

taksiran umur

= Rp1000 .000 ,00 Rp 300 .000 ,00

5

= Rp 700 .000 ,00

5

b. Presentase penyusutan adalah

= Rp 140.000,00

Rp 140.000,00

Rp1.000.000,00 100% = 14%

c. Tabel Penyusutan selama 5 tahun adalah sebagai berikut

Tahun Harga

Penyusutan AkumulasiPenyusutan

Nilai Buku

0 - - - Rp1.000.000,-

1 Rp 1.000.000,-

Rp 140.000,- Rp 140.000,- Rp 860.000,-

2 Rp 1.000.000,-

Rp 140.000,- Rp 280.000,- Rp 720.000,-

3 Rp 1.000.000,-

Rp 140.000,- Rp 320.000,- Rp 580.000,-

Page 152: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

106

4 Rp 1.000.000,-

Rp 140.000,- Rp 460.000,- Rp 440.000,-

5 Rp 1.000.000,-

Rp 140.000,- Rp 600.000,- Rp 300.000,-

Page 153: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

107

METODE SALDO MENURUN

Pada metode garis lurus, besarnya penyusutan setiap tahun

dianggap sama, tetapi dalam metode saldo menurun, besar

penyusutan mula-mula besar dan semakin lama besar penyusutan

penurun sebanding lurus dengan menurunnya nilai buku ativa

(harta) tetap.

Perhitungan penyusutan dengan metode saldo turun ada dua

cara, yaitu: metode angka persen tetap atau metode tarif tetap atas

nilai buku, dan metode menurun berganda.

Perhitungan dengan metode angka persen tetap mempunyai rumus

T = 1 - n

S

A

Dengan:

T = persen penyusutan dari nilai buku

S = nilai residu (sisa) aktiva tetap

A = nilai perolehan aktiva tetap

n = perkiraan umur ekonomi aktiva tetap

Contoh 4.4

Diketahui bahwa biaya perolehan suatu aktiva adalah Rp

10.000.000,00. Taksiran nilai sisa adalah Rp 1.000.000,00 dengan

umur manfaat 3 tahun. Dengan metode saldo menurun angka

persen tetap,

a. Persentase penyusutan setiap periode

Page 154: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

108

b. Buatkan tabel yang berisikan harga perolehan, penyusutan,

akumulasi penyusutan, dan harga buku.

Penyelesaian:

S = Rp 1.000.000,00

A = Rp

10.000.000,00 n =

3

Page 155: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

109

a. Persentase penyusutan setiap periode adalah

T = 1 - n

S

A

= 1 - 3 Rp 1 . 000 . 000 , 00

Rp10.000.000,00

= 1 – 0,4641592396

= 0,53584076

= 53,6%

b. Penyusutan periode 1 = 53,6% Rp 10.000.000,00

= Rp 5.360.000,00

Penyusutan periode 2 = 53,6% Rp 4.460.000,00

= Rp2.487.040,00

Penyusutan periode 3 = 53,6% Rp 2.152.960,00

= Rp 1.153.986,56

Tabelnya adalah sebagai berikut

Periode/

tahun

Harga

Perolehan

Penyusutan

(Rp)

Akumulasi

Penyusutan

Nilai Buku(Rp)

1 10.000.000,00

5.360.000,00 5.360.000,00 4.640.000,00

2 10.000.000,00

2.487.040,00 7.847.040,00 2.152.960,00

3 10.000.000,00

1.153.986,56 9.001.026,00 998.974,00

Pada penyusutan metode saldo menurun berganda, besar

persentase penyusutan pertahun ditetapkan sebesar dua kali dari

penyusutan garis lurus.

Contoh 4.5

Page 156: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

110

Diketahui bahwa biaya perolehan suatu aktiva adalah Rp

10.000.000,00. Taksiran nilai sisa adalah Rp 1.000.000,00 dengan

umur manfaat 4 tahun. Dengan metode saldo menurun berganda,

a. Persentase penyusutan setiap

periode b. Hitunglah penyusutan

selama 4 tahun

Page 157: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

111

Penyelesaian:

a. Persentase penyusutan setiap periode (setiap tahun) adalah

100 %

42 = 50%.

b. Besar penyusutan tahu ke 1 = 50% Rp 10.000.000,00 = Rp

5.000.000,00

Nilai Buku awal tahun ke 2 = Rp10.000.000,00 - Rp 5.000.000,00

= Rp 5.000.000,00

Besar penyusutan tahu ke 2 = 50% Rp 5.000.000,00 = Rp

2.500.000,00

Nilai Buku awal tahun ke 3 = Rp 5.000.000,00 - Rp 2.500.000,00

= Rp 2.500.000,00

Besar penyusutan tahu ke 3 = 50% Rp 2.500.000,00 = Rp

1.250.000,00

c. Rangkuman 4

1. Penyusutan adalah proses pengalokasian secara berkala dari

sebagian biaya perolehan suatu aktiva terhadap biaya

perusahaan.

2. Aktiva adalah segala sumber daya ekonomi suatu

perusahaan yang berupa harta benda dan hak-hak hukum yang

dimilikinya.

3. Aktiva (harta) lancar adalah aktiva yang tunai dan aktiva

lain yang secara layak dapat diharapkan untuk dapat dicairkan

menjadi uang tunai, dijual atau dipakai sehingga habis selama

siklus operasi yang normal dari perusahaan itu.

4. Aktiva (harta) tetap adalah aktiva yang digunakan

dalam menyelenggarakan operasi perusahaan, bukan harta yang

Page 158: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

112

akan dijual, biasanya jangka pemakaiannya lebih dari satu tahun,

dan nilainya cukup material.

5. Harga perolehan adalah harga pembelian sebuah aktiva tetap

ditambah biaya-biaya lainnya sehingga harta tetap tersebut siap

dimiliki dan dipakai.

Page 159: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

113

6. Umur ekonomi (umur manfaat) adalah masa pemakaian aktiva (harta)

tetap yang masih mendatangkan manfaat ekonomi.

7. Nilai residu (nilai sisa) adalah nilai aktiva (harta) tetap

setelah masa taksiran umur ekonomi selesai.

8. Beberapa metode penyusutan yang dibahas pada modul ini

antara lain adalah: metode garis lurus, metode saldo menurun.

9. Rumus penyusutan dengan metode garis lurus

Penyusutan =

h arg a perolehan nilai residu

taksiran umur

10. Perhitungan penyusutan dengan metode saldo turun ada dua

cara, yaitu: metode angka persen tetap atau metode tarif tetap

atas nilai buku, dan metode menurun berganda.

11. Perhitunga dengan metode angka persen tetap mempunyai rumus

T = 1 - n

S

A

Dengan:

T = persen penyusutan dari nilai buku

S = nilai residu (sisa) aktiva tetap

A = nilai perolehan aktiva tetap

n = perkiraan umur ekonomi aktiva tetap

12. penyusutan metode saldo menurun berganda, besar

persentase penyusutan pertahun ditetapkan sebesar dua kali

dari penyusutan garis lurus.

d. Tugas 4

1. Sebuah mesin cuci dibeli dengan harga Rp 2.500.000,00.

Penusutan setiap tahun 10% dari harga beli. Jika penyusutan

dihitung dengan metode garis lurus, tentukan lamanya mesin cuci

tersebut dapat dipakai.

Page 160: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

114

2. Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp 10.000.000,00 dengan penyusutan

10% pertahun terhadap nilai buku. Tentukan nilai mesin itu

setelah pemakaian 3 tahun

Page 161: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

115

3. Diketahui bahwa biaya perolehan suatu aktiva adalah Rp 15.000.000,00.

Taksiran nilai sisa adalah Rp 1.000.000,00 dengan umur manfaat

5 tahun. Dengan metode garis lurus, tentukan:

a. Persentase penyusutan setiap periode

b. Buatkan tabel yang berisikan harga perolehan,

penyusutan,kumulasi penyusutan, dan harga buku.

4. Pada soal nomor 3, dengan metode saldo menurun, tentukan:

a. Persentase penyusutan setiap periode

b. Buatkan tabel yang berisikan harga

perolehan, penyusutan,kumulasi

penyusutan, dan harga buku.

e. Tes Formatif 4

1. Harga perolehan suatu aktiva adalah Rp 2.000.000,00. Nilai sisa

setelah 5 tahun diperkirakan Rp 250.000,00. Tentukan nilai aktiva

pada akhir tahun ke 3 pemakaian jika penyusutan tersebut

dihitung dengan menggunakan metode garis lurus.

2. Pada tanggal 2 Januari 2005, suatu kantor membeli komputer seharga

Rp 15.000.000,00. Setelah tiga tahun, diperkirakan nilai bukunya Rp

10.000.000,00. Dengan metode saldo menurun angka

persen tetap, tentukan penyusutan pada akhir tahun 2005,

2006, dan 2007.

f. Kunci Tes Formatif 4

1. Dengan metode garis lurus, besar penyusutan setiap tahunnya adalah

h arg a perolehan nilai sisa umur manfaat

= Rp 2.000 .000 ,000 Rp 250 .000

,000

5

Page 162: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

116

= Rp 1..750 .000 ,00

5

= Rp 350.000,000

Karena besar penyusutan dihitung dengan metode garis lurus, maka besar

Page 163: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

117

penyusutan setiap tahun adalah sama. Jadi selama 3

tahun, besar penyusutan adalah

3 Rp 350. 000,00 = Rp 1.050.000,000

Akibatnya nilai pada akhir tahu ke 3 adalah

Rp 2.000.000,00 - Rp 1.050.000,00 = Rp950.000,00.

2. n = 3

S = Rp 10.000.000,00

A = Rp 15.000.000,00

Persentase penyusutan adalah

T = 1 - n S

A

= 1 - 3 Rp10 .000 .000 ,00

Rp15.000.000,00

= 1 - 0,873580464

= 0,126419535

= 12, 64%.

Penyusutan pada akhir tahun 2005 = 12, 64% Rp

15.000.000,00

Nilai buku awal tahun 2006 adalah

= Rp 1.896.000,00

Rp 15.000.000,00 – Rp Rp 1.896.000,00 = Rp 13.104.000,00

Penyusutan pada akhir tahun 2006 = 12,

64% Rp13.104.000,00

Nilai buku awal tahun 2007 adalah

= Rp 1.656.345,60

Page 164: Resume Pasar Modal Pertemuan Terakhir 31 Juli 2013

118

Rp 13.104.00,00 – Rp 1.656.345,60 = Rp11.447.654,40

Penyusutan pada akhir tahun 2007 = 12,

64% Rp11.447.654,40

= Rp 1.446.983,52