resume kasus handoko atas lp 104 dan lp 105

8
Resume Kasus Handoko atas LP 104 dan LP 105 Pelapor melaporkan Terlapor ( Sdr.March Vini Handoko Putra ) dengan pasal 378 KUHP ( Penipuan),dengan garis besar laporan bahwa merasa di tipu pada saat pembelian unit kondotel yang telah dibayar LUNAS oleh Terlapor belum bisa dilanjutkan ke Akta Jual Beli. FAKTA YURIDIS yang terjadi adalah: 1. Para Pihak TELAH melakukan transaksi jual beli berupa PPJB dan sdh di ketahui /Waarmeeking oleh Notaris I made Arnaya. Sesuai dengan UU Rumah Susun Pasal 41 dan Pasal 42 bahwa PPJB dan dapat dillakukan di depan notaris transaksinya adalah merupakan bukti KEPEMILIKAN yg SAH berdasarkan Undang-Undang Rumah Susun. 2. Pelapor telah mengakui bahwa transaksi PPJB yg di Waarmeeking oleh Notaris tersebut merupakan bukti Kepemilikan unit Kondotel yang di beli nya,di buktikan dengan Pihak Pelapor menyerahkan Unit Kondotelnya ke Pihak Pengelola untuk di Komersialkan menjadi Hotel terhadap unit kondotel milik nya. 3. Pelapor dan Terlapor telah menandatangani Perjanjian Pengelolaan,Perjanjian Pemeliharaan dan Perjanjian Kesepakatan Para Pemilik pada saat serah terima unit Kondotel yg di beli oleh Pelapor. 4. Dalam Perjanjian yang di tanda tangani para pihak terdapat klausal segala perselisihan akan di selesaikan secara ARBITRASE sesuai BANI. 5. Perkara perselisihan para pihak telah di daftarkan ke BANI untuk persidangan Arbitrase dan pihak pelapor memberikan jawaban bahwa terlapor tidak memiliki Legal standing di karenakan sudah dinyatakan Pailit PT.DAB sejak 11 Agustus 2011. 6. Benar PT DAB telah dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga di PN Surabaya ,dan sesuai UU 37 th 2004 tentang PKPU dan Kepailitan Pasal 26,segala tindakan kewajiban dan tuntutan setelah Pailit di tujukan atas dan untuk KURATOR . 7. Atas jawaban dari pelapor dalam jawaban di Arbritase jelas sekali bahwa pelapor mengetahui dengan pasti bahwa sebenarnya Legal standing yang benar adalah menuntut Kurator bukan Terlapor yang telah pailit. 8. Namun ada apa di balik pelapor tetap melaporkan Sdr.March Vini Handoko ke Polda Bali seolah olah terlapor melakukan tindakkan Pidana Penipuan ( 378 KUHP )?

Upload: revolusimentalhukum-admin

Post on 08-Jul-2015

199 views

Category:

Law


13 download

DESCRIPTION

Resume kasus Handoko atas LP 104 dan 105

TRANSCRIPT

Page 1: Resume kasus handoko atas lp 104 dan lp 105

Resume Kasus Handoko atas LP 104 dan LP 105

• Pelapor melaporkan Terlapor ( Sdr.March Vini Handoko Putra ) dengan pasal 378 KUHP ( Penipuan),dengan garis besar laporan bahwa merasa di tipu pada saat pembelian unit kondotel yang telah dibayar LUNAS oleh Terlapor belum bisa dilanjutkan ke Akta Jual Beli.

FAKTA YURIDIS yang terjadi adalah:

1. Para Pihak TELAH melakukan transaksi jual beli berupa PPJB dan sdh di ketahui /Waarmeeking oleh Notaris I made Arnaya.

Sesuai dengan UU Rumah Susun Pasal 41 dan Pasal 42 bahwa PPJB dan dapat dillakukan di depan notaris transaksinya adalah merupakan bukti KEPEMILIKAN yg SAH berdasarkan Undang-Undang Rumah Susun.

2. Pelapor telah mengakui bahwa transaksi PPJB yg di Waarmeeking oleh Notaris tersebut merupakan bukti Kepemilikan unit Kondotel yang di beli nya,di buktikan dengan Pihak Pelapor menyerahkan Unit Kondotelnya ke Pihak Pengelola untuk di Komersialkan menjadi Hotel terhadap unit kondotel milik nya.

3. Pelapor dan Terlapor telah menandatangani Perjanjian Pengelolaan,Perjanjian Pemeliharaan dan Perjanjian Kesepakatan Para Pemilik pada saat serah terima unit Kondotel yg di beli oleh Pelapor.

4. Dalam Perjanjian yang di tanda tangani para pihak terdapat klausal segala perselisihan akan di selesaikan secara ARBITRASE sesuai BANI.

5. Perkara perselisihan para pihak telah di daftarkan ke BANI untuk persidangan Arbitrase dan pihak pelapor memberikan jawaban bahwa terlapor tidak memiliki Legal standing di karenakan sudah dinyatakan Pailit PT.DAB sejak 11 Agustus 2011.

6. Benar PT DAB telah dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga di PN Surabaya ,dan sesuai UU 37 th 2004 tentang PKPU dan Kepailitan Pasal 26,segala tindakan kewajiban dan tuntutan setelah Pailit di tujukan atas dan untuk KURATOR .

7. Atas jawaban dari pelapor dalam jawaban di Arbritase jelas sekali bahwa pelapor mengetahui dengan pasti bahwa sebenarnya Legal standing yang benar adalah menuntut Kurator bukan Terlapor yang telah pailit.

8. Namun ada apa di balik pelapor tetap melaporkan Sdr.March Vini Handoko ke Polda Bali seolah olah terlapor melakukan tindakkan Pidana Penipuan ( 378 KUHP )?

Page 2: Resume kasus handoko atas lp 104 dan lp 105

9. Terhadap Unit Kondotel tersebut telah beroperasi selama 3 tahun lebih dan Pelapor sdh menempati dan sudah menerima hasil dari Badan Pengelola berupa ROI ( Return of Invesment ).

10. Pihak Terlapor telah melakukan pembayaran Pajak Bea Balik Nama ( SSB ) ke Ditjend pajak untuk melaksanakan Akta Jual Beli atas transaksi unit Kondotel pelapor yg berarti bahwa Kewajiban dari sisi pihak terlapor telah dilaksanakan sepenuhnya.

11. Pada saat Proses Pemeriksaan di Polda Bali terhadap LP 104 dan LP 105 ,terlapor merasakan bahwa banyak Rekayasa dan Kejanggalan yang dilakukan oleh Para Penyidik di Ditreskrimum Polda Bali sehingga membuat surat Laporan dan Permohonan Perlindungan Hukum Kepada Kapolri di Mabes Polri.

12. Berdasarkan Laporan dan Permohonan perlindungan hukum dari terlapor Kapolri mengeluarkan Sprint kepada Tim dari Bareskrim dan Divpropam untuk melakukan Audit Investigasi terhadap Para Penyidik di Polda Bali .

13. Tim Audit Investigasi Mabes POLRI telah mengeluarkan hasil dengan adanya SP2HP2-2 dan LAPORAN HASIL AUDIT INVESTIGASI no :…………,dengan kesimpulan adanya REKAYASA PENYIDIKAN oleh Penyidik Polda Bali terhadap LP 104 dan LP 105 dengan kesimpulan bahwa terhadap LP 104 dan LP 105 walaupun telah di nyatakan P-21 oleh JPU namun pada kenyataannya berkas perkaranya telah di kembalikan oleh JPU kepada Penyidik Di Ditreskrimum Polda Bali,dan di temukan adanya Rekayasa Kasus Perkara dengan menyembunyikan Fakta fakta pembuktian untuk itu terhadap Berkas Perkara P 21 agar status Perkaranya dilakukan koreksi oleh atasan Penyidik di ditreskrimum Polda Bali.

14. Terhadap SP2HP2-2 dan Laporan Hasil Audit Investigasi ( LHAI ) terlapor membuat surat Laporan dan Perlindungan Hukum kepada Kapolda Bali dan Kadivpropam Mabes Polri dan Karowasidik Bareskrim Mabes Polri dan Irwasum Mabes Polri dan Kabareskrim MABES POLRI dan Wakapolri dan Kapolri untuk Menindak lanjuti LHAI tersebut.

15. Di karenakan terhadap Laporan dan PERMOHONAN PERLINDUNGAN HUKUM tersebut tidak mendapatkan tanggapan yang Positif dari Mabes Polri,melalui Pengacara terlapor membuat surat kepada KOMPOLNAS RI dan KOMNASHAM RI dan OMBUSMENT.

16. Pihak Kompolnas dan KomnasHam dan ombusment telah membuat surat kepada Kapolda Bali dan Kapolri utk menindak lanjuti temuan Tim Audit Investigasi berupa SP2HP2-2 no:…. dan LHAI no:……

17. Pihak Terlapor telah membuat surat jawaban terhadap Upaya Paksa Penyidik Polda Bali dan menyatakan bahwa terlapor menunggu hasil Gelar Perkara terhadap Hasil SP2HP2-2 dan LHAI yang akan di laksanakan di Biro Wassidik Bareskrim Mabes Polri.

18. Pada Tanggal 22 Agustus 2014 Penyidik Polda Bali/Direskrimum Polda Bali membuat Daftar Pencarian Orang terhadap Terlapor tepat pada saat TR untuk

Page 3: Resume kasus handoko atas lp 104 dan lp 105

pencopotan Direskrimum Polda Bali yang turun TR tsb pada tgl 22 Agustus 2014.

19. Pihak Pelapor membuat surat kembali terhadap upaya paksa para Penyidik Polda Bali kepada Kapolda Bali untuk melakukan secepatnya Tindak Lanjut Hasil Temuan SP2HP2-2 dan LHAI sebelum melakukan Upaya paksa karena terlapor berkeyakinan bahwa Kasus Perkara yang dinyatakan REKAYASA oleh Institusi POLRI dalam Hal ini dengan terbitnya SP2HP2-2 dan LHAI merupakan Kasus Perkara yang TIDAK BIASA dan diperlukan Penangan khusus sesuai dengan tujuan Penyidikan yakni MEMBUAT TERANG PERKARA .

20. Sampai dengan di keluarkannya DPO dan atau upaya Paksa terhadap Terlapor,pihak Polri belum juga menanggapi Laporan dan Permohonan dari Kompolnas,Komnasham dan Ombushment ,malah melakukan penangkapan dan menahan Terlapor di Polda Bali yang kemudian melanjutkan dengan penyerahan Tahap 2 kepada KEJATI BALI.

21. Kejati Bali melimpahkan Berkas ke Kejari Denpasar di Bali dan melakukan Penahanan terhadap Terlapor dengan alasan standart ,(tidak melarikan diri,tidak menghilangkan barang bukti ,…)menahan terlapor dan menitipkan penahanan terlapor ke LAPAS KEROBOKAN di Denpasar Bali.

PERTANYAAN dari pihak Terlapor:

1. Apakah di benarkan SP2HP2-2 dan LHAI yang dikeluarkan oleh Institusi Negara dalam Hal ini Mabes POLRI di acuhkan oleh Penyidik Polda Bali ?

2. Apakah sudah sesuai dengan Tujuan Penyidikkan Perkara yaitu membuat Terang Kasus Perkara apabila ada Rekayasa terhadap Berkas Perkara yang di serahkan Penyidik ke JPU dengan menghilangkan bukti dan menghilang BAP dan tidak memeriksa saksi sesuai dengan Perkara yang di periksa ?

3. Apakah layak Berkas Perkara yang oleh Institusi Negara dalam hal ini Mabes POLRI menyatakan adanya REKAYASA Berkas Perkaranya utk disidangkan?

4. Apakah di persidangan nanti ( kalo masuk di persidangan ) berkas perkara yang diREKAYASA akan menghasilkan Keputusan Hukum yang berkeadilan untuk Penegakkan hukum yang berasaskan keadilan?

5. Apakah Berkas Perkara yang Direkayasa akan menghasilkan Putusan Hakim yang benar sesuai Rasa keadilan ?

6. Apabila putusan Hakim memutuskan terlapor bersalah berarti juga membuat SP2HP2-2 dan LHAI dari Institusi POLRI bersalah ?

7. Apakah klausal di dalam perjanjian yang telah di Tanda tangani oleh para pihak menyebutkan segala perselisihan akan diselesaikan oleh BANI secara Arbitrase bukankah merupakan KOMPETENSI

Page 4: Resume kasus handoko atas lp 104 dan lp 105

ABSOLUTE pihak BANI dan PERADILAN UMUM tidak diperbolehkan untuk menyidangkan perkara BANI ?

8. Apakah UU Rumah susun tahun 2011 pasal 41 bukan merupakan acuan dari para developer utk dapat melakukan penjualan dengan dasar Undang undang ?

9. Seandainya transaksi PPJB + yang transaksi nya dapat dilakukan/ diketahui oleh Notaris PPAT bukan merupakan bukti Kepemilikan yang SAH,maka beribu ribu developer di Indonesia SEMUA adalah PENIPU !!!!???

10. Seandainya Pelapor tidak mengakui memiliki Unit Kondotel tersebut,kenapa pelapor menyerahkan unit kondotel yang tidak di akui miliknya ke Badan Pengelola di BKR?dan membuat kerjasamak dengan pihak badan Pengelola di BKR?bahkan sudah menempati ?! Bahkan sdh menikmati hasil dari badan Pengelola ?!

Page 5: Resume kasus handoko atas lp 104 dan lp 105

SUMMARY PELAPOR LP 104 dan 105 A. NILAI POSITIF PELAPOR LP 104 dan LP 105 : (2 poin)

1. Telah membayar Lunas pembelian Unit Kondotel Bali Kuta Resort tahun 2009 dan 2010

2. BELUM BISA melanjutkan proses Administrasi dari PPJB ke AJB di karenakan PT.DAB di pailitkan oleh Mafia Pailit.

B. NILAI KELEMAHAN PELAPOR : (13 poin)

1. Telah menerima penyerahan unit Kondotel yang di pesan.

2. Telah menandatangai PPJB ( Perjanjian Perikatan Jual Beli ) dan telah di ketahui oleh pejabat Notaris.

3. Telah mengakui memiliki Unit Kondotel tersebut dengan bukti Pelapor Menyerahkan unit Kondotelnya ke perusahaan Pengelola.

4. Mengakui telah memiliki Unit dan telah menerima unit Kondotel yang di beli dari Terlapor dengan menandatangani Perjanjian Pengelolaan dan Perjanjian Pemeliharaan dan Perjanjian Kesepakatan para pemilik.

5. Telah mendaftarkan transaksi AJB ke Notaris.

6. Transaksi Rumah susun dengan PPJB adalah SAH sesuai UU Rumah susun sebagai dasar transaksi dan merupakan pengalihan hak sebagai bukti kepemilikan .

7. Telah mengetahui tentang pembayaran pajak SSB ( Surat Setoran Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan ) oleh TERLAPOR melalui Notaris ke Ditjen Pajak sebagai salah satu persyaratan AJB.

8. Perusahaan Pengelola kondotel BKR,telah memberikan pembagian keuntungan dan telah di terima oleh pelapor berupa: ROI ( Return of Investment) dr nilai unit kondotel selama 3 tahun berturut turut.

9. Perusahaan Pengelola kondotel BKR telah memberikan manfaat tambahan kepada pelapor dan sudah di ambil manfaatnya oleh pelapor berupa beberapa manfaat sebagai pemilik kondotel selama 3 tahun : tidur freecharge,antar jemput free bandara BKR,50% disc makanan,50% disc SPA,dll dan manfaat tambahan ini telah di nikmati pelapor selama 3 tahun.

10. Telah di beritahukan oleh terlapor kepada pelapor terhadap Kondisi PT.DAB yang di Pailitkan oleh Mafia Pailit,serta mengikuti rapat2 para pemilik di BKR dan melakukan konfirmasi kepada pihak Bank BNI bahwa Unitnya aman tidak masuk dalam jaminan.

Page 6: Resume kasus handoko atas lp 104 dan lp 105

11. Telah memberikan surat kuasa untuk mengurus sertifikatnya kepada pengacara Agus Samijaya SH yang di tunjuk perusaahan Pengelola untuk dan atas nama pelapor melakukan pengurusan ke Bank BNI terhadap Surat SHGB yang disimpan di Bank BNI.

12. Terlapor telah mengajukan pembelian kembali terhadap unit Kondotelnya,namun pelapor meminta 5 kali dari harga yang di sepakati dalam Buyback Guarantee (jaminan membeli kembali terhapat unit yang telah di beli pelapor dengan harga beli sesuai dengan kesepakatan awal.)

13. Bahwa terdapat kalusal di dalam Perjanjian2 yang telah di sepakati dan di tanda tangani oleh pelapor dan terlapor berisikan :

a. Pihak terlapor berhak secara penuh menerima pembayaran transaksi jual beli terhadap unit Kondotel yang di bayarkan oleh pelapor kepada terlapor.

b. Adanya klausal segala perselisihan antara para pihak akan di selesaikan secara kekeluargaan dan ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia secara Arbitrase sebagai kewenangan kompetensi Absolute BANI.

c. Adanya Klausal factor “Force Majerue” meniadakan kewajiban para pihak.

Page 7: Resume kasus handoko atas lp 104 dan lp 105

SUMMARY TERLAPOR LP 104 dan 105

A. Nilai positif TERLAPOR LP 104 dan LP 105 , ( sdr.March Vini Handoko Putra) : (18 poin)

1. Mengakui BENAR telah menerima pembayaran pembelian Unit Kondotel 2009 dan 2010 dari Pelapor.

2. Telah berhasil menyelesaikan pembangunan Fisik Kondotel BKR pada tahun 2009.

3. Telah menyerahkan unit kondotel kepada pelapor 2009.

4. Telah menandatangani PERJANJIAN KESEPAKATAN para pihak ( pelapor dan terlapor ) berupa :

-PPJB ( PERJANJIAN PERIKATAN JUAL BELI ).

-Perjanjian Pengelolaan.

-Perjanjian Kesepakatan Para Pemilik.

-Perjanjian Pemeliharaan.

5. Telah mendaftarkan transaksi AJB ke Notaris.

6. Transaksi Rumah susun dengan PPJB adalah SAH sesuai UU Rumah susun pasal 41 dan pasal 42 sebagai dasar transaksi dan merupakan pengalihan hak sebagai bukti kepemilikan yang SAH menurut Undang2.

7. Telah melakukan pembayaran pajak SSB ( Surat Setoran Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan ) melalui Notaris ke Ditjen Pajak sebagai salah satu persyaratan pengurusan AJB,sehingga dari sisi Developer sdh memenuhi semua kewajiban administrasi untuk pelaksanaan AJB.

8. Berhasil Mendirikan perusahaan sebagai Pengelola Kondotel BKR.

9. Perusahaan Pengelola telah berhasil mengoperasikan kondotel BKR,sehingga bisa memberikan pembagian keuntungan kepada pelapor berupa: ROI ( Return of Investment) dr nilai unit kondotel selama 3 tahun berturut turut.

10. Dengan dioperasikannya Kondotel BKR telah memberikan manfaat tambahan kepada pelapor berupa manfaat sebagai pemilik kondotel selama 3 tahun : tidur freecharge,antar jemput free bandara BKR,50% disc makanan,50% disc SPA,dll dan manfaat tambahan ini telah di nikmati pelapor selama 3 tahun.

11. Bahwa isi Perjanjian yang telah di sepakati oleh para pihak berisikan :

- Pihak terlapor berhak secara penuh menerima pembayaran transaksi jual beli terhadap unit Kondotel yang di bayarkan oleh pelapor.

- Adanya klausal segala perselishan antara para pihak akan di selesaikan secara kekeluargaan dan ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia secara Arbitrase sebagai kewenangan kompetensi Mutlak BANI.

Page 8: Resume kasus handoko atas lp 104 dan lp 105

- Adanya Klausal factor “Force Majoeru”meniadakan kewajiban para pihak.

12. Adanya 2 Kali Aksistensi dari Bareskrim terhadap berkas perkara.

13. Adanya audit mabes POLRI dengan 2 kali pemeriksaan oleh Tim Audit Investigasi.

14. Menerima SP2HP2-2 dari Tim Audit Investigasi,dengan hasil adanya Rekayasa Penyidikan dan Pelanggaran Kode Etik Profesi POLRI

15. Menerima Laporan dari Hasil Tim Audit Investigasi dengan kesimpulan adanya REKAYASA PENYIDIKAN oleh Penyidik POLDA BALI dan Pelanggaran Kode Etik Profesi POLRI.

16. Pada masa bapak Kapolri sebagai Kabareskrim dan Pak Saud Nasution sebagai Wakabareskrim telah di buat satgas Pemberantasan Mafia Kepailitan.

17. Telah dikeluarkannya LAPORAN HASIL AUDIT INVESTIGASI dari Mabes POLRI dengan kesimpulan adanya Rekayasa Kasus terhadap March Vini Handoko yang di lakukan oleh Penyidik Polda Bali.

18. Penyidik Polda Bali hanya melampirkan 3 ( tiga ) BAP ( Berita Acara Pemeriksaan ) yang seharusnya ada 4 ( empat) BAP dan menyembunyikan atau memanipulasi bukti2 fakta hukum di berkas perkara yang di kirim ke JPU,sehingga JPU menyimpulkan sebagai Tindak Pidana,dan ini semua sesuai dengan hasil Tim Audit Investigasi Mabes POLRI.

B. Nilai KELEMAHAN Terlapor : (5 poin)

1. Tidak bisa melaksanakan penandatangan AJB ( Akte Jual Beli ),sebagai persyaratan kelengkapan Administrasi transaksi Jual Beli Kondotel di karenakan dalam keadaan di PAILIT kan oleh REKAYASA Mafia Pailit,tgl 11 Agustus 2011

2. Di nyatakan DPO oleh Direskrimum Polda Bali,pada tanggal 22 Agustus 2014,tepat saat mantan direskrimum Polda Bali Kombes Refi terima TR pencopotan dari jabatannya.

3. Di cekal tgl 22 Agustus 2014 oleh Direskrimum Polda Bali.

4. Berkas Perkara sudah dinyatakan P-21 pada saat Direskrimum Polda Bali di jabat Kombes Refi walaupun berkas perkaranya telah dikembalikan JPU ke penyidik karena alasan terlampaui nya batas waktu P-21 tahap 2.

5. Telah disiapkan oleh penyidik Polda Bali berupa 12 ( dua belas) LP (LaporanPolisi ) dan atau 12 ( dua belas) berkas perkara ( di SPLIT ) dengan isi dugaan Pidana yang sama dan menyebabkan terlapor akan di jerumuskan dipersidangan2 yang tak berkesudahan ,maka telah disiapkan 12 (dua belas ) berkas perkara yang penuh REKAYASA yang di split utk kemudian dilimpahkan ke JPU dan atau ke Pengadilan.