rematik

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia. 1.2. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan reumatik? b. Apa penyebab reumatik? c. Apa tanda dan gejala reumatik?

Upload: refika-rahmi

Post on 13-Apr-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah rematik

TRANSCRIPT

Page 1: Rematik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif

sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul

karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis  (OA)  adalah bentuk

dari  arthritis  yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling

sering terjadi pada usia lanjut. Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi

degeneratif, artritis degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah

satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang –

orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering

mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas  jangka panjang pada

pasien dengan usia  lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga  orang  dengan  usia  lebih 

dari  45  tahun  mengeluhkan  gejala  persendian  yang bervariasi mulai sensasi kekakuan

sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai

kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap,  biasanya dirasakan akibat

deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis

osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun

dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini

meningkat dengan bertambahnya usia.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan reumatik?

b. Apa penyebab reumatik?

c. Apa tanda dan gejala reumatik?

d. Bagaimana terjadinya reumatik?

e. Apa saja jenis-jenis reumatik?

f. Apa saja pemeriksaan penunjang pada penderita reumatik?

g. Bagaimana penatalaksanaan untuk penderita reumatik?

h. Apa saja komplikasi reumatik?

i. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit reumatik?

1.3. Tujuan

a. Menjelaskan pengertian reumatik.

b. Menjelaskan penyebab reumatik.

c. Menjelaskan tanda dan gejala reumatik.

d. Menjelaskan patofisiologi reumatik.

e. Menjelaskan jenis-jenis reumatik.

f. Menyebutkan pemeriksaan penunjang penyakit reumatik.

g. Menjelaskan penatalaksanaan untuk penderita reumatk.

Page 2: Rematik

h. Menyebutkan komplikasi penyakit reumatik.

i. Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit reumatik.

Page 3: Rematik

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian

Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi

kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia

lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban

Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi

dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan

dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban

tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya.

2.2 Penyebab (etiologi)

Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor

resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;

a. Usia lebih dari 40 tahun

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang

terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja.

Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada

osteoartritis.

b. Jenis kelamin wanita lebih sering

Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih

sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan,

dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki

dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis

lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran

hormonal pada patogenesis osteoartritis.

c. Suku bangsa

Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa. Hal

ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada

frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.

d. Genetik

Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan

pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita,

hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.

e. Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk

timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak

hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban

Page 4: Rematik

berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya

beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berpperan pada

timbulnya kaitan tersebut.

f. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan

dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan

cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

g. Kelainan pertumbuhan

Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya

oateoartritis paha pada usia muda.

h. Kepadatan tulang

Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya

osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak

membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.

Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.

i. Akibat penyakit radang sendi lain

Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi

peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh

membran sinovial dan sel-sel radang.

j. Penyakit Endokrin

Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang

berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan

sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan

menyebabkan produksi proteaglikan menurun.

2.3 Manifestasi klinik

Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena,

etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa

kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan

pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan.

Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.

Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan,

mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa

hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;

a. Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan

dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang

menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.

Page 5: Rematik

b. Hambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan

bertambahnya rasa nyeri.

c. Kaku pagi

Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk

dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.

d. Krepitasi

Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.

e. Pembesaran sendi (deformitas)

Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang

paling sering) secara perlahan-lahan membesar.

f. Perubahan gaya berjalan

Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul

berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang

lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua

(lansia).

2.4. Patofisiologi

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan

progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami

kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi

sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang

merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress

biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida

protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan

kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus

menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi

interfalanga distal dan proksimasi.

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.

Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan

ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif

yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi

sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan

trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan

fraktur pada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya

mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan

terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas,

adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995).

Page 6: Rematik

2.5. Jenis-Jenis Reumatik

Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:

1.      Reumatik Sendi (Artikuler)

Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik

artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:

2.      Artritis Reumatoid

Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar

diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar

persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang

terkena. Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus.Peradangan

terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yang

mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di

persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi).Penyebab

Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan karena

mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum terbukti. Berbagai faktor

termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa

kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang berat,

seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-satunya anak

yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya. Peradangan

kronis membran sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga

terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon

peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular

yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin

merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan

merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).

3.      Osteoatritis

Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum

diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang

sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya

mengenai seluruh persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan

jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium

lanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan

ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan

pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu :

Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik,

kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan

pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.

Page 7: Rematik

4.      Atritis Gout

Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) .

Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun

bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat

kristal monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan

peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout

primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan

kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme

yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan

karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder

disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu

mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa

basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam

kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa

karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol,

obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit

kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak

terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan

metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan

menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

5.      Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)

Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar

sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler

rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:

a.       Fibrosis

Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak.

Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor

kejiwaan.

b.      Tendonitis dan tenosivitis

Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat

perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.

c.       Entesopati

Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat

mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat

menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.

d.      Bursitis

Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang.

Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.

Page 8: Rematik

e.       Back Pain

Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus

intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur

tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat

proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.

f.       Nyeri pinggang

Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya.

Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat

menjalar ke tungkai dan kaki.

g.      Frozen shoulder syndrome

Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang

bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila

lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu

menjadi terbatas.

2.6. Pemeriksaan Penunjang

1.      Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,

erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )

berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.

Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

2.      Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium

3.      Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/

degenerasi tulang pada sendi

4.      Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari

normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-produk

pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan

komplemen (C3 dan C4).

5.      Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan

panas.

6.      Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau

atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang

kental dibanding cairan sendi yang normal.

7.      Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris

yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-

kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi

peri-artikuler pada foto rontgen.

Page 9: Rematik

2.7. Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik.

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan

mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis

b. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi

yang sakit.

c. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri

d. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera

e. Dukungan psikososial

f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang

tepat

g. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan

Tambahan

DIET RENDAH PURIN:

Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan

menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas

normal.

Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:

Golongan bahan

makanan

Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh

diberikan

Karbohidrat

Protein hewani

Protein nabati

Lemak

Sayuran

Semua

Daging atau ayam, ikan tongkol,

bandeng 50 gr/hari, telur, susu,

keju

Kacang-kacangan kering 25 gr

atau tahu, tempe, oncom

Minyak dalam jumlah terbatas.

Semua sayuran sekehendak

kecuali: asparagus, kacang

polong, kacang buncis, kembang

kol, bayam, jamur maksimum 50

--

Sardin, kerang, jantung, hati,

usus, limpa, paru-paru, otak,

ekstrak daging/ kaldu, bebek,

angsa, burung.

--

--

Asparagus, kacang polong,

kacang buncis, kembang kol,

bayam, jamur maksimum 50 gr

sehari

Page 10: Rematik

Buah-buahan

Minuman

Bumbu, dll

gr sehari

Semua macam buah

Teh, kopi, minuman yang

mengandung soda

Semua macam bumbu

--

Alkohol

Ragi

2.8. WOC

Page 11: Rematik

2.9. Komplikasi

1.      Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi

di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.

2.      Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.

3.      Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.

Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh

adanya darah yang membeku.

4.      Terjadi splenomegali.

Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya

untuk  menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam

sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.

Page 12: Rematik

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1. Pengkajian

3.1.1. Identitas Klien

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

3.1.2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien berusia lebih dari 40 tahun, mengeluh nyeri pada sendi, obesitas,

kesulitan dalam bergerak dan beraktivitas, sendi terasa kaku pada pagi hari, terdengar

suara gemeretak saat bergerak, terjadi pembengkakan pada sendi yang terasa sakit dan

jalan menjadi pincang.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Biasanya klien pernah mengalami cedera pada sendi saat melakukan aktivitas atau

olahraga, klien pernah memiliki riwayat penyakit infeksi pada sendi, mempunyai

riwayat penyakit hipertiroidisme dan/atau Diabetes Mellitus.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan

pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita,

hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.

3.1.3. Pemeriksaan Fisik

a.    Aktivitas/istirahat

Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress

dengan sendi, kekakuan sendi pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan

simetris.

Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada

sendi dan otot.

b.    Kardiovaskur

Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik kemudian

kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.

c.    Integritas ego

Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,

factor-faktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep

diri, citra tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan

bentuk anggota tubuh.

Page 13: Rematik

d.    Makanan / cairan

Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan

adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.

Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.

e.    Hygiene

Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara

mandiri, ketergantungan pada orang lain.

f.     Neurosensory

Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.

Tanda : pembengkakan sendi simetri

g.    Nyeri/kenyamanan

Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada

sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ), skala nyeri dari

sedang-berat.

h.    Keamanan

Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan

dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan menetap, kekeringan

pada mata, dan membrane mukosa.

i.      Interaksi social

Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi.

3.1.4. Pemeriksaan Penunjang

1.      Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,

erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )

berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.

2.      Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium

3.      Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/

degenerasi tulang pada sendi

4.      Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume cairan yang lebih besar

dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-

produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan

komplemen (C3 dan C4).

5.      Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan

panas.

6.      Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau

atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang

kental dibanding cairan sendi yang normal.

Page 14: Rematik

7.      Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris

yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-

kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi

peri-artikuler pada foto rontgen.

3.2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 DS :

- Klien mengatakan nyeri pada sendi.- Klien mengatakan kesulitan dalam melakukan

aktivitas.- Klien mengatakan sendi terasa kaku pada pagi hari.- Klien mengatakan terdengar suara gemeretak pada

sendi.- Klien mengatakan ada pembengkakan pada sendi yang

sakit.- Klien mengatakan jalan menjadi pincang.

DO :

- Nyeri tekan (+)- Skala nyeri dari sedang-berat.- Keterbatasan gerak.- Atrofi otot.- Kulit kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.- Hasil X-Ray didapatkan terjadi pembengkakan pada

jaringan lunak, erosi sendi.- Terjadi peningkatan volume cairan senovial.- Hasil biopsy membrane synovial terjadi perubahan

inflamasi dan perkembangan panas.

Penurunan

fungsi

tulang.

Nyeri

2 DS :

- Klien mengatakan nyeri pada sendi.- Klien mengatakan kesulitan dalam beraktivitas.- Klien mengatakan sendi terasa kaku pada pagi hari.- Klien mengatakan ada pembengkakan pada sendi.

DO :

- Nyeri tekan (+)- Skala nyeri dari sedang-berat.- Tampak keterbatasan ruang gerak.- Malaise.- Atrofi otot.- Kulit kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.

Perubahan

otot.

Intoleransi

aktivitas.

3 DS :

- Klien berusia > 40 tahun.- Klien mengatakan nyeri pada sendi.- Klien mengatakan kesulitan dalam beraktivitas.- Klien mengatakan jalan menjadi pincang.

DO :

- Nyeri tekan (+)- Keterbatasan dalam ruang gerak.- Malaise.

Nyeri Deficit

perawatan

diri.

Page 15: Rematik

- Skala nyeri dari sedang-berat.- Atrofi otot.- Hasil biopsy terdapat peningkatan leukosit.

3.3. Diagnosa Keperwatan

a. Nyeri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan otot.

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri.

3.4. Intervensi

No DiagnosaTujuan dan KH

(NOC)

Intervensi

(NIC)Aktivitas

1 Nyeri b/d

penurunan

fungsi

tulang.

NOC :

- Pain level

- Pain control

- Comfort level

KH :

- Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan teknik non

farmakologi untuk

mengurangi nyeri).

- Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

manajemen nyeri.

- Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri dan tanda

nyeri).

- Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang.

Paint

Management

1. Lakukan pengkajian nyeri, yaitu : skala

nyeri, lokasi, durasi, frekuensi,

karakteristik dan kualitas nyeri.

2. Ajarkan teknik non farmakologi untuk

mengatasi nyeri, yaitu : teknik nafas

dalam dan mengalihkan perhatian dari

rasa nyeri.

3. Kaji pengalaman nyeri pada masa lampau.

4. Control lingkungan yang dapat

mempengaruhi munculnya nyeri.

5. Kurangi factor presipitasi nyeri.

6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi.

7. Berikan analgetik untuk mengurangi

nyeri.

8. Evaluasi keefektifan control nyeri.

9. Tingkatkan istirahat.

10. Monitor penerimaan pasien tentang

manajemen nyeri.

2. Intoleransi

aktivitas

b/d

perubahan

otot.

NOC :

- Energy conservation- Activity tolerance- Self care ADLs

KH :

- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR.

- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari

Activity

Therapy

1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi

Medik dalam merencanakan program

terapi yang tepat.

2. Bantu klien untuk mengidentifikasi

aktivitas yang mampu dilakukan.

3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten

yang sesuai dengan emampuan fisik,

psikologi dan social.

4. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan

Page 16: Rematik

(ADLs) secara mandiri.- Tanda-tanda vital normal.- Mampu berpindah dengan

atau tanpa bantuan alat.

seperti ; krek atau kursi roda.

5. Bantu untuk mengientifikasi aktivitas yang

disukai.

6. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan

diwaktu luang.

7. Bantu pasien/ keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam

beraktivitas.

8. Berikan penguatan positif bagi yang aktif

berativitas.

9. Bantu pasien untuk mengembangkan

motivasi diri dan penguatan.

10. Monitor respon fisik, psikologi, social

dan spiritual.

3. Deficit

perawatan

diri b/d

nyeri

NOC :

- Self care status- Activity Tolerance

KH :

- Mampu melakukan tugas

fisik yang paling

mendasar dan aktivitas

perawatan pribadi secara

mandiri dengan atau tanpa

alat bantuan.

- Mampu mempertahankan

kebersihan pribadi dan

penampilan yang rapi

secara mandiri dengan

atau tanpa alat bantu.

- Mengungkapkan kepuasan

dalam melakukan

perawatan diri.

Self Care

Assistance

1. Pantau tingkat kekuatan dan toleransi

aktivitas.

2. Pantau peningkatan dan penurunan dalam

melakukan perawatan diri, seperti ;

berpakaian, makan dan minum, mandi dan

BAK/BAB.

3. Pertimbangkan budaya pasien ketika

mempromosikan aktivitas perawatan diri.

4. Sediakan kebutuhan klien pada posisi yang

muah dijangkau, seperti didekat tempat

tidur.

5. Sediakan pegangan untuk ke kamar mandi.

6. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam

perawatan diri.

7. Identifikasi alat yang dibutuhkan,

misalnya kursi roda, sendok, pengait

kancing dan peninggian dudukan toilet.

Page 17: Rematik

BAB IV

TINJAUAN KASUS

Perawat malakukan kunjungan ke panti social werdha budi mulya 3 ciracas, Jakarta

timur. Pada hari jumat 07 januari 2011. Perawat melakukan pengkajian terhadap Ny.S.

dari data yang diperoleh dari petugas panti Ny.S masuk ke panti pada tanggal 12 februari

2007. Selain itu, data yang didapat yaitu usia Ny.S saat ini 67 tahun, Ny.S dirawat di

ruang Anggrek. Saat dilakukan wawancara Ny.S sangat kooperatif Ny.S mengatakan

masuk panti atas keinginannya sendiri karena saat berada dirumah Ny.S selalu direpotkan

oleh cucunya. Ny.S mengatakan mempunyai 2 orang anak, anak pertamanya laki-laki dan

anak keduanya perempuan. Ny.S mengatakan bahwa dia berasal dari suku jawa dan

beragama katolik.

Ny. S bercerita bahwa dulunya dia adalah seorang penari dan suaminya seorang

dalang. Ny. S terlihat bersemangat saat menceritakan masa lalunya. klien terlihat lebih

banyak duduk dan berhati- hati saat berjalan.

Ny. S mengatakan sangat senang berada dipanti karena banyak teman seusianya.

Ny. S mengatakan anaknya jarang mengunjunginya, karena sibuk berkerja. Ny. S jarang

mengikuti kegiatan kerohanian yang ada dipanti, karena lututnya terasa nyeri saat

digerakan sehingga Ny.S lebih sering berdoa didalam kamar.

Ny. S mengatakan bahwa dia menderita reumatik, hal itu terjadi karena kebiasaan

mandi malam ketika masih muda. Ny. S mengatakan lututnya terasa nyeri dan ngilu

ketika digerakan. Ny. S mengatakan tidak kuat untuk berjalan lama. Ny. S mengatakan

kaku pada tekuk lehernya. Ny.S mengatakan bahwa lututnya sering sakit. Ny.S

mengatakan jika lututnya nyeri biasanya Ny.S mengoleskan minyak angin pada area lutut

sambil dipijat - pijat. Ny.S tampak meringis saat memijat - mijat lututnya. Ny.S

mengatakan mandi 2 x sehari.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai berikut : kesadaran umum :

compos mentis ( CM ),Td : 130/90 mmHg, N = 70x/ mnt, RR = 18x/mnt, S= 35,8 C,

skala nyeri : 6 ( 0 - 10 ), klien tampak gemuk, banyak bekas luka garukan pada area

lengan dan paha, klien tampak berjalan lambat, bentuk kepala simetris, kulit kepala

tampak bersih, rambut sudah banyak yang beruban ( hampir seluruhnya ), bentuk mata

simetris terhadap wajah, konjungtiva an anemis, skelera an ikterik, ketajaman penglihatan

masih baik, tidak memakai alat bantu kacamata, tidak memakai alat bantu gerak

( tongkat ), bentuk hidung simetris, fungsi penciuman baik, dapat membedakan bau, tidak

mengalami perdarahan, bentuk telinga simetris kanan dan kiri, pendengaran masih bagus,

Page 18: Rematik

membran mukosa lembab, tidak terdapat masa pada leher, tidak ada nyeri tekan pada

abdomen, warna kulit klien sawo matang, kulit tampak keriput, auskultasi suara nafas

teratur, tidak ada edema pada ekstermitas atas dan bawah. Setelah dilakukan pemeriksaan

muskulosketal pada hari jumat, 14 januari 2011 adalah penilaian tenaga otot triseps

brakhii kiri dan kanan normal ( C.6,7,8,N.radialis ), penilaian tenaga otot brakhioradialis

kiri dan kanan masih normal ( C.5-6,N,radialis ) penilaian tenaga otot latisimus dorsi

( C.6-7-8,N,torako dorsalis ) masih normal , penilaian tenaga otot ( seharusnya ekstensi

tetapi malah fleksi ) tidak ada obat - obatan yang dikonsumsi klien.

2. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS :

Ny. S mengatakan jarang

mengikuti kegiatan

kerohanian yang ada

dipanti, karena lututnya

merasa nyeri saat

digerakan.

Ny. S mengatakan bahwa

dia menderita rematik,

hal itu terjadi karena

kebiasaan mandi malam

ketika masih muda.

Ny. S mengatakan bahwa

lututnya sering sakit.

Ny. S mengatakan jika

lututnya nyeri biasanya.

Ny. S mengoleskan minyak

angin pada area lutut

sambil dipijat-pijat.

DO :

Kesadaran : Compos

Mentis (CM).

Skala nyeri 6 (1-10).

TTV :TD : 130/90 mmHg

Penurunan fungsi tulang Nyeri

Page 19: Rematik

RR : 18 x/mnt

N : 70 x/mnt

S : 35,8oC

Ny. S tampak meringis saat

memijat-mijat lututnya.

DS :

Ny. S mengatakan tidak

kuat untuk berjalan lama

Ny. S mengatakan kaku

pada tengkuk lehernya

DO :

Klien terlihat lebih banyak

duduk

Klien tampak gemuk

Klien berjalan lambat

Perubahan otot Intoleransi aktivitas

DS :

Ny. S mengatakan bahwa

dia menderita rematik

Ny. S mengatakan kaku

pada area tengkuk leher.

Ny. S mengatakan lututnya

terasa sakit dan ngilu

saat bergerak

DO :

Klien berhati-hati saat

berjalan

Klien tampak berjalan

lambat

Pemeriksaan

musculoskeletal :

penilaian tenaga otot

iliopsoas pada bagian

Perubahan fungsi tulang Resiko tinggi cedera

Page 20: Rematik

kiri tidak normal (fleksi)

3. Diagnosa Keperawatan

Nyeri b.d Penurunan fungsi tulang

Intoleransi aktivitas b.d Perubahan otot

Resiko tinggi cedera b.d Perubahan fungsi tulang

4. Intervensi Keperawatan

Dx 1 : Nyeri b.d Penurunan fungsi tulang

Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol

Kriteria Hasil :

Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 3 (1-10)

Klien terlihat rileks, dapat tidur atau istirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas

sesuai kemampuan.

Intervensi :

1. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 1-10). Catat factor-faktor

yang mempercepat dan tanda-tanda sakit non verbal.

R/ : membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan

keefektifan program.

2. Anjurkan klien untuk mandi air hangat / kompres air hangat / balsam pada area

yang nyeri.

R/ : panas meningkatkan letak sisi otak dan mobilitas, menurunkan rasa sakit.

3. Berikan klien posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi.

R/ : tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi.

4. Berikan masase yang lembut

R/ : menaikkan relaksasi atau renggangan otot

5. Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil, tinggikan linen tempat tidur

sesuai kebutuhan.

Page 21: Rematik

R/ : matras yang lembut atau empuk, bantal yang besar mencegah pemeliharan

kesejajaran tubuh yang tetap. Menempatkan stress pada sendi yang sakit.

Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang

terinflamasi atau nyeri.

Dx 2 : Intoleransi aktivitas b.d Perubahan otot

Tujuan : Klien mempertahankan tingkat aktivitas optimal dan maksimalkan energi dengan

istirahat.

Kriteria Hasil :

Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.

Mempertahankan posisi fungsional.

Intervensi :

1. Pertahankan istirahat tirah baring atau duduk jika diperlukan.

R/ : untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan

2. Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.

R/ : menaikkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.

3. Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untuk menggunakan alat

bantu.

R/ : menghindari cedera akibat kecelakaan.

4. Awasi TD, nadi, pernafasan selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap

tingkat aktivitas.

R/ : manifestasi kardiopulmunal dari upaya jantung dan paru untuk membawa

jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

5. Rencanakan kemajuan aktivitas dengan pasien, termasuk aktivitas yang pasien

pandang perlu. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai toleransi

R/ : meningkatkan secara bertahap tingkat aktifitas dan memperbaiki tonus

otot atau stamina tanpa kelemahan. Meningkatkan harga diri dan rasa

terkontrol.

Page 22: Rematik

Dx 3 : Resiko tinggi cedera b.d Perubahan fungsi tulang

Tujuan : cedera tidak terjadi

Kriteria Hasil : klien dapat mempertahankan keselamatan fisik.

Intervensi :

1. Kendalikan lingkungan dengan : menyingkirkan bahaya yang tampak jelas,

mengurangi pontensial ceder akibat jatuh ketika tidur misalnya menggunakan

penjegahan tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah, gunakan

pencahayaan malam hari, siapkan lampu panggilan.

R/ : lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan

membebaskan keluarga dari kekhawatiran yang konstan.

2. Bantu dengan ambulasi dan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.

R/ : mencegah jatuh dengan cedera

3. Anjurkan untuk berjalan atau bangkit dari duduk dan tidur dengan perlahan.

R/ : mengurangi resiko cedera

5.Implementasi Keperawatan

No Dx

keperawatan

Tempat

tanggal,

jam

Implementasi Evaluasi Ttd

1. Nyeri b.d

penurunan

fungsi tulang

Panti

werdha

budi

mulya 3

ciracas

Jakarta

timur 14

januari

2011

Jam

09.00-

11.00

1. Mengkaji

keluhan nyeri,

mencatat lokasi

dan intensitas

skala nyeri 6

2. Menganjurkan

klien untuk

menggunakan

balsem agar

hangat pada

area yang nyeri

3. Memberikan

S :

1. Klien

mengatakan

lututnya tidak

nyeri bila

dioles balsam

2. Klien

mengatakan

merasa nyaman

ketika linen

tempat tidurnya

Page 23: Rematik

klien posisi

yang nyaman

pada waktu

tidur atau

duduk

4. Memberikan

masase yang

lembut.

5. Memberikan

matras atau

kasur keras,

bantal kecil.

Meninggikan

linen tempat

tidur sesuai

kebutuhan

ditinggikan

3. Klien

mengatakan

lebih santai

saat lututnya

dimasase

O :

1. Klien memijat-

mijatkan

kakinya

2. Skala nyeri

terkontrol = 3

A :

1. Masalah sudah

teratasi

sebagian

P :

1. Lanjutkan

ke diagnosa 2

2. Intoleransi

aktivitas b.d

Perubahan

otot

Panti

werdha

budi

mulya 3

ciracas

Jakarta

timur 14

januari

2011

Jam

09.00-

11.00

1.

Mempertahanka

n istirahat tirah

baring /duduk

jika diperlukan

2. Membantu

bergerak

dengan bantuan

seminimal

mungkin

3. Memberikan

lingkungan

S :

1. Klien

mengatakan

tidak

sanggup

berjalan

lama

2. Klien

mengatakan

lelah ketika

berjalan

jauh

Page 24: Rematik

yang aman dan

menganjurkan

untuk

menggunakan

alat Bantu

4. Mengawasi TD,

Nadi,

pernapasan

selama dan

sesudah

aktivitas.

mencatat

respon terhadap

tingkat aktivitas

5. Merencanakan

kemajuan

aktivitas

dengan pasien

termasuk

aktivitas yang

pasien bisa

lakukan

O :

1. Klien tampak

lemah

2. Klien berjalan

lambat

3. Klien mau

melakukan

latihan

ringan

A :

Masalah teratasi

sebagian

P : lanjutkan ke

diagnosa 3

3. Resiko

cedera b.d

penurunan

fungsi tulang

Panti

werdha

budi

mulya 3

ciracas

Jakarta

timur 14

januari

2011

Jam

09.00-

11.00

1. Mengendalikan

lingkuangn

dengan

menyingkirkan

bahaya yang

tampak jelas,

mengurangi

potensial

cedera akibat

jatuh ketika

tidur misalnya

menggunakan

penyanggah

tempat tidur,

S :

1. Klien mau

latihan

2. Klien tidak

takut ketika

berjalan

O :

1. Lingkungan

rawat klien

tertata rapi

2. Posisi tempat

tidur klien

Page 25: Rematik

usahakan

posisi tempat

tidur rendah,

gunakan

pencahayaan

malam hari,

siapkan lampu

panggil

2. Membantu

dengan

ambulasi dan

aktivitas

perawatan diri

sesuai

kebutuhan

3. Menganjurkan

untuk berjalan

atau bangkit

dari duduk

dan tidur

dengan

perlahan

rendah

3. Klien tampak

pelan-pelan

saat bangun

dari tempat

tidur

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan

lingkungan yang

aman bagi klien

BAB V

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Page 26: Rematik

Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia

lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia

diatas 60 tahun. Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang

berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan

nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan

sendi besar yang menanggung beban. Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih

belum terungkap, namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain

adalah : umur, jenis kelamin, genetik, suku, kegemukan. Tanda dan gejala Osteoatritis

yaitu nyeri sendi, hambatan gerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi

(deformitas), perubahan gaya berjalan.

4.2. Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena tu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca yang bersifat positif dan membangun, untuk dijadikan perbaikan di

masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Prince, SA. 2000. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Page 27: Rematik

Hadi, M. 1999. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut, Jakarta: Balai Penerbit FK

Universitas Indonesia

Nurma, NL. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan System

Musculoskeletal. Jakarta: Salemba Medika.