refrat skk.docx

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia hidup di dunia ini selalu tercatat. Manusia lahir tercatat dalam bentuk akta kelahiran atau surat keterangan kelahiran. Jika suatu saat meninggal, manusia juga seharusnya tercatat dalam surat keterangan kematian. Banyak kegunaan mengapa surat keterangan kematian ini perlu untuk diterbitkan/dibuat, baik di bidang medis maupun dibidang statistic. Kondisi statistik kematian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Banyak hal yang mempengaruhinya seperti sebagian besar kejadian kematian terjadi di rumah (>60%), tidak ada catatan medis yang memadai, Tidak ada laporan ke dinkes kabupaten, dinkes propinsi, dan pusat, laporan tidak terstandardisasi dengan baik, atau pun laporan tersebut tidak memadai untuk tingkat nasional Dalam dunia kesehatan, pencatatan atau pembuatan surat kematian penting dilakukan sebagai salah satu cara pengumpulan data statistik penentuan penyakit dan penyebab kematian pada masyarakat. Hal ini perlu sebagai bagian dari sistem surveilans guna menentukan tindakan dan intervensi apa yang bisa dilakukan. Selain itu, data bisa juga dipakai sebagai upaya monitoring jalannya suatu program sekaligus sebagai bahan evaluasi program yang telah berjalan. Dalam hal penelitian, data ini dapat menjadi sumber data untuk penelitian biomedis maupun sosiomedis. 1

Upload: cha-usman

Post on 20-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Refrat SKK.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia hidup di dunia ini selalu tercatat. Manusia lahir tercatat dalam bentuk akta

kelahiran atau surat keterangan kelahiran. Jika suatu saat meninggal, manusia juga

seharusnya tercatat dalam surat keterangan kematian. Banyak kegunaan mengapa surat

keterangan kematian ini perlu untuk diterbitkan/dibuat, baik di bidang medis maupun

dibidang statistic.

Kondisi statistik kematian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Banyak hal

yang mempengaruhinya seperti sebagian besar kejadian kematian terjadi di rumah (>60%),

tidak ada catatan medis yang memadai, Tidak ada laporan ke dinkes kabupaten, dinkes

propinsi, dan pusat, laporan tidak terstandardisasi dengan baik, atau pun laporan tersebut

tidak memadai untuk tingkat nasional

Dalam dunia kesehatan, pencatatan atau pembuatan surat kematian penting dilakukan

sebagai salah satu cara pengumpulan data statistik penentuan penyakit dan penyebab

kematian pada masyarakat. Hal ini perlu sebagai bagian dari sistem surveilans guna

menentukan tindakan dan intervensi apa yang bisa dilakukan. Selain itu, data bisa juga

dipakai sebagai upaya monitoring jalannya suatu program sekaligus sebagai bahan evaluasi

program yang telah berjalan. Dalam hal penelitian, data ini dapat menjadi sumber data untuk

penelitian biomedis maupun sosiomedis.

1.2. Batasan Masalah

Pada penulisan referat ini dibatasi dengan ruang lingkup sebagai berikut:

1. Definisi Kematian dan pembagian kematian wajar dan tidak wajar

2. Tanalogi Kematian

3. Aspek hukum surat keterangan kematian

1.3. Tujuan Penulisan

Untuk menambah wawasan tentang surat keterangan kematian dan aspek

medikolegal.

1.4. Metode Penulisan

Referat ini merupakan tinjauan kepustakaan yang dirujuk dari berbagai literature.

1

Page 2: Refrat SKK.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kematian

Kematian Menurut pernyataan IDI 1988, seseorang dinyatakan mati bila :

a. fungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti.

b. telah terbukti terjadi Mati Batang Otak.

Kematian dapat diklasifikasikan berdasarkan :

a. Mati Batang Otak (MBO)

Kematian batang otak didefinisikan sebagai hilangnya seluruh fungsi otak, termasuk

fungsi batang otak, secara ireversibel. Tiga tanda utama manifestasi kematian batang

otak adalah koma dalam, hilangnya seluruh refleks batang otak, dan apnea.

b. Mati seluler

Adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian

somatis.Daya tahan hidup masing-masing organ atau jaringan berbeda-beda, sehingga

terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan.

c. Mati klinis

Korban dinyatakan Mati klinis bila pada saat melakukan pemeriksaan korban, penolong

tidak menemukan adanya pernafasan dan denyut nadi yang berarti sistem pernafasan dan

sistem sirkulasi darah terhenti. Pada beberapa keadaan penanganan yang baik masih

memberikan kesempatan kedua bagi sistem tersebut untuk berfungsi kembali

(reversible).

d. Mati otak

Mati otak mengacu kepada kondisi tidak adanya distribusi darah dan oksigen (O2) ke

otak yang menyebabkan seluruh sistem otak (termasuk batang otak, saraf dan bagian-

bagian otak lain yang mengatur aktifitas-aktifitas seperti pernapasan dan denyut jantung)

tidak lagi bekerja dengan sempurna secara keseluruhan. Kehilangan fungsi otak ini

umumnya tidak lagi dapat dipulihkan, akhirnya membawa kepada masalah kematian

otak.

2

Page 3: Refrat SKK.docx

2.2. Cara Kematian

1. Kematian Wajar :

a. Faktor Umur

Menurut data DepKes RI tahun 2010 Usia Harapan Hidup orang indonesia (UHH):

71,5 tahun (2010). (DepKes RI) dimana meningkatnya usia pada dewasa tua

merupakan sesuatu yang alami yang biasanya diikuti dengan terjadinya penurunan

factor fisiologi di dalam tubuh terutama fungsi organ-organ tubuh. Dan penurunan

fungsi organ tubuh dalam kurun waktu yang lama memberikan suatu dampak

homeostasis yang semakin tidak bisa bekerja secara semestinya hingga kemudian

dapat menyebabkan kematian.

Contoh : penurunan fungsi ginjal

b. Faktor Penyakit

Kematian pada seseorang yang diakibatkan karena mengidap suatu penyakit baik

akut maupun kronis yang mempengaruhi tubuh manusia sehingga terjadi malfungsi

tubuh yang tidak semestinya. Contoh : HIV AIDS, Hepatitis B

2. Kematian Tidak Wajar

a. Bunuh diri

Bunuh diri (dalam bahasa Inggris: suicide; dalam budaya Jepang dikenal istilah

harakiri) adalah tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa bantuan aktif orang lain.

Alasan atau motif bunuh diri bermacam-macam, namun biasanya didasari oleh rasa

bersalah yang sangat besar, karena merasa gagal untuk mencapai sesuatu harapan.

Contoh : Gantung diri, mengkonsumsi zat beracun yang mempengaruhi fungsi tubuh

b. Pembunuhan

Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan

cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Pembunuhan

dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan

menggunakan senjata api atau senjata tajam.

c. Kecelakaan

Adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak dihrapkan. Tidak terduga oleh karena

dibelakang peristiwa tersebut tidak terdapat unsure kesengajaan.

Contoh : Kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja.

3

Page 4: Refrat SKK.docx

2.3. Tanatologi Kematian

Salah satu ilmu yang mempelajari kematian adalah tanatologi. Tanatologi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari perubahan-perubahan pada tubuh seseorang yang telah

meninggal. Tanatologi berguna untuk :

a. Menentukan apakah seseorang benar-benar telah meninggal atau belum.

b. Menentukan berapa lama seseorang telah meninggal.

c. Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainan-kelainan yang terjadi

pada waktu korban masih hidup

Seseorang dikatakan meninggal apabila faal system pernapasan dan system peredaran

darah berhenti secara lengkap dan permanen.

Terdapat dua stadium mati :

1. Mati Somatik/Mati Klinis

Ditandai dengan berhentinya fungsi pernapasan dan peredaran darah sehingga terjadi

anoxia yang lengkap dan menyeluruh dalam jaringan. Akibatnya proses aerobik dalam

sel-sel berhenti, sedangkan proses anaerobic masih berlangsung.

Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa dalam stadium somatic death :

a. Hilangnya pergerakan dan sensibilitas.

b. Berhentinya pernapasan.

c. Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah.

Mati Suri

Pada stadium Mati Somatis perlu diketahui suatu keadaan yang dikenal dengan istilah

mati suri atau apparent death. Mati suri ini terjadi karena proses vital dalam tubuh

sampai taraf minimum untuk kehidupan, sehingga secara klinis sama dengan orang mati.

Mati suri dapat terjadi pada korban :

a. Terkena aliran listrik atau petir.

b. Kedinginan

c. Tenggelam

d. Mengalami anestesi yang dalam

e. Mengalami acute heart failure

f. Mengalami neonatal anoxia

g. Menderita catalepsy

4

Page 5: Refrat SKK.docx

2. Mati seluler

Dalam keadaan ragu-ragu apakah seseorang sudah meninggal atau belum, maka dokter

harus menganggap korban itu masih hidup, dan harus diberi pertolongan sampai

menunjukkan tanda-tanda hidup ata sampai timbul tanda-tanda kehidupan yang pasti.

Tanda-tanda mati seluler antara lain :

a. Menurunnya suhu mayat (Argor Mortis ).

b. Timbulnya lebam mayat (Livor Mortis).

c. Terjadinya kaku mayat (Rigor Mortis)

d. Perubahan pada kulit

e. Perubahan pada mata

f. Proses pembusukan dan kadang-kadang ada proses mummifikasi dan adipocere

2.4. Surat Keterangan Kematian

Surat keterangan kematian adalah surat yang menerangkan bahwa seseorang telah

meninggal dunia. Kewenangan penerbitan surat keterangan kematian ini adalah dokter yang

telah diambil sumpahnya dan memenuhi syarat administratif untuk menjalankan praktik

kedokteran.1,2

Surat kematian adalah dokumen resmi, dokumen hukum dan catatan penting, yang

ditandatangani oleh dokter berlisensi atau otoritas lain yang ditunjuk, yang meliputi penyebab

kematian, nama lengkap jenazah, jenis kelamin, tempat tinggal, tanggal kematian, informasi

lain, tanggal lahir, tempat lahir, pekerjaan, penyebab langsung kematian yang dicatat pada

baris pertama surat kematian, diikuti oleh kondisi yang menimbulkan kematian, dengan

penyebab yang mendasari pada baris terakhir.3

Surat keterangan kematian biasa/alamiah ini penting dibuat untuk kepentingan

berbagai kalangan seperti pihak ahli waris (asuransi), statistic/ sensus penduduk dan instansi

tempat korban bekerja serta untuk penguburan. Maksud kematian alamiah adalah kematian

yang terjadi akibat dari sebab-sebab alamiah (seperti usia atau penyakit) dan tidak disebabkan

oleh kecelakaan atau kekerasan. 2,4

Pada waktu menuliskan surat keterangan kematian, maka keadaan orang tersebut

sebelum meninggal dapat diperoleh dari keluarga yang meninggal sebelum jenazahnya

dikuburkan atau dikremasi, dengan cara allo-anamnesis terhadap keluarga korban, khususnya

untuk mencari data mengenai riwayat kematian, adanya gejala yang dikeluhkan atau

diketahui diderita almarhum menjelang kematiannya, adanya penyakit yang diderita baik

yang baru maupun yang lama serta adanya riwayat pengobatan atau minum obat sebelumnya.

5

Page 6: Refrat SKK.docx

Hal ini bisa menarik kemungkinan adanya penyakit tertentu sebagai penyebab kematian atau

penyebab kematian lain yang tidak wajar. Kesimpulan yang didapat merupakan titik awal

untuk pencarian penyebab kematian yang lebih pasti berdasarkan hasil-hasil temuan pada

pemeriksaan jenazah.2

Peran dokter dalam hal ini adalah: 1,5,6

1. Menentukan seseorang telah meninggal dunia (berhenti secara permanen: sirkulasi,

respirasi dan neurologi).

2. Melengkapi surat keterangan kematian bagian medis (menuliskan sebab kematian, jika

diperlukan otopsi).

Diperlukan bantuan dokter untuk memastikan sebab, cara, dan waktu kematian pada

peristiwa kematian tidak wajar karena pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau

kematian yang mencurigakan.

3. Jika jenazah tidak dikenal, membantu identifikasi.

Surat kematian ini dibuat oleh pihak yang memang berwenang antara lain :

· dokter umum

· dokter TNI/POLRI

· dokter ahli

· dokter praktek swasta

2.5. Kegunaan Surat Keterangan Kematian

Manusia hidup di dunia ini selalu tercatat. Manusia lahir tercatat dalam bentuk akta

kelahiran atau surat keterangan kelahiran. Jika suatu saat meninggal, manusia juga

seharusnya tercatat dalam surat keterangan kematian. Banyak kegunaan mengapa surat

keterangan kematian ini perlu untuk diterbitkan/dibuat yaitu diantaranya adalah :1,7

1. Untuk kepentingan pemakaman jenazah.

2. Untuk kepentingan dalam pengurusan klaim asuransi jiwa.

3. Kepentingan pengurus warisan, misalnya balik nama sertifikat rumah dan/ atau tanah,

kendaraan bermotor, perusahaan, dan aset lain.

4. Untuk mengubah dan atau memperbarui KK.

5. Untuk mengurus hak-hak jaminan sosial atau pensiun bagi keluarga (istri/suami,

dan/atau anak-anaknya) yang di tinggal karena meninggal dunia.

6. Untuk mengurus pernikahan bagi pasangan yang ditinggal jika akan menikah lagi.

6

Page 7: Refrat SKK.docx

7. Pengurusan hutang piutang.

8. Untuk mengambil alih tanggung jawab pengelolaan keuangan di bank (jika orang

yang meninggal mempunyai tabungan/deposito di bank) oleh ahli warisnya.

9. Untuk tujuan hukum, pengembangan kasus kematian tidak wajar.

10. Kepentingan statistik.

Dalam dunia kesehatan, pencatatan atau pembuatan surat kematian penting dilakukan

sebagai salah satu cara pengumpulan data statistik penentuan tren penyakit dan tren penyebab

kematian pada masyarakat. Hal ini perlu sebagai bagian dari system surveilance guna

menentukan tindakan dan intervensi apa yang bisa dilakukan. Selain itu, data bisa juga

dipakai sebagai upaya monitoring jalannya suatu program sekaligus sebagai bahan evaluasi

program yang telah berjalan. Dalam hal penelitian, data ini dapat menjadi sumber data untuk

penelitian biomedis maupun sosiomedis.1

2.6. Macam-macam Surat Keterangan Kematian

Surat Keterangan Kematian ada 2 macam, yaitu:2

1. Surat Keterangan Kematian Biasa (Ordinary Death Certificate)

Surat ini mencatat kematian individu yang mati secara alamiah, yang tidak

berhubungan dengan suatu kekerasan, tetapi dibawah pengawasan dokter. Dimana

dokter harus mengawasi selama waktu tertentu sebelum mati dan telah mengadakan

kunjungan professional dalam waktu 24 jam di saat kritis penyakit penderita.

2. Surat Keterangan Kematian yang dikeluarkan oleh dokter forensic (Medical

Examiner’s Death Certificate)

Surat ini mencatat kematian individu yang mati tidak secara alamiah. Jika

dokter tidak dapat menentukan kematian ini disebabkan karena alamiah atau tidak

alamiah maka dapat disarankan sebelum memberi surat keterangan kematian dibuat

dapat menanyakan pada penyidik yang akan memberikan petunjuk yang terbaik

untuk diikuti.2

Profesi kedokteran forensik berperan dalam identifikasi, keterangan medis, uji

keayahan, dan pemeriksaan barang bukti lainnya.Pendekatan kedokteran forensik

selain menjadi ahli klinik medikalisasi dan terapi, ilmu forensik juga berperan dalam

hal non-terapi , yaitu pembuktian. Ilmu forensik sangat komprehensif mencakup

psikososial, yuridis. Akan tetapi forensik juga tidak bisa dikatakan hukum karena

forensik tidak menentukan suata peristiwa disebut pembunuhan, perkosaan atau

7

Page 8: Refrat SKK.docx

mengatakan siapa pelaku. Forensik hanya memberi petunjuk cara kematian atau

pidana atau petunjuk siapa pelaku.8

Surat kematian di Indonesia berupa lembaran formulir yang ada bermacam

macam,sedangkan kegunaannya juga berbeda beda,oleh karena itu pemerintah

menggolonggkan menjadi 6 bentuk formulir :

1. Formulir A

Surat ini berisi tentang pemeriksaan kematian secara lengkap,dan surat ini diberikan pada

keluarga pasien guna mengurus ijin pemakaman,yang berisikan tentang : identitas

jenazah,tanggal dan tempat jenazah diperiksa,identitas dokter yang memeriksa dan

ditandatangani.

2. Formulir B

Surat ini nantinya akan dikirim ke Dinas Kesehatan setempat,formulir ini berisi tentang

identitas jenazah,jam dan tanggal pelaporan kematian,tempat pemeriksaan

jenazah,persangkaan sebab sebab kematian,tanggal dan jam periksa kematian,identitas dokter

yang menangani.

3. Formulir M

Surat ini ditulis dengan huruf M (artinya menular/tidak),formulir ini diberikan kepada

keluarga korban yang jenazahnya akan dikirimkan ke luar kota atau luar negeri.Hal yang

harus diisikan yaitu identitas jenazah,penyebab kematian karena suatu penyakit menular tau

tidak menular,kemudian ditandatangani oleh dokter.

4. Formulir I

Surat ini ditulis dengan huruf I (artinya International),surat ini dibuat khusus di rumah sakit

dimana jenazah tersebut diperiksa,kemudian pihak rumah sakit akan menulisakan identitas

jenazah,peristiwa yang mendahului kematian secara lengkap,kemudian ditandatangani oleh

dokter dan dikirim ke kanwil dan dinkes.

5. Formulir CIS

Surat ini dibuat di Rumah Sakit dan ditandatangani oleh direktur rumah sakit,kemudian ini

disi secara lengkap yang berisikan identitas jenazah,asal usul keluarga,nama orang tua,nama

istri,nama anak,jumlah anak,pekerjaan,alamat lengkap,jenis pekerjaan.Setelah selesai surat

ini akan dikirim ke catatan sipil untuk dilakukan pendataan.

6. Formulir KIP

Surat ini berguna untuk ijin pemakaman,formulir ini hanya dikeluarkan oleh catatan sipil

dan Rumah sakit.

8

Page 9: Refrat SKK.docx

2.7. Syarat Surat Keterangan Kematian

Kematian sebaiknya dilaporkan kepada penyidik dengan benar. Dokter dinasehatkan

untuk memberikan keterangan kepada penyidik secepat mungkin pada kasus kematian

mendadak, kematian dengan abortus, kematian yang disebabkan oleh penyebab tidak

alamiah, kecelakaan yang fatal, alkoholisme, kematian yang disebabkan oleh anastesi atau

operasi atau obat-obatan. Keracunan yang fatal termasuk keracunan makan juga harus

dilaporkan dan kematian akibat pekerjaan. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter maka

dapat dibuatkan surat keterangan kematian.2

Surat keterangan kematian alamiah harus dihadiri oleh dokter sebelum surat tersebut

dikeluarkan. Pada surat keterangan kematian ini juga harus dicantumkan penyebab kematian.

Dokter yang membuat surat keterangan kematian tersebut harus yakin bahwa orang tersebut

benar-benar meninggal dan atautidak dalam mati suri serta yakin penyebab kematian satu-

satunya alamiah.2

2.8. Tata Cara Pengeluaran Surat Keterangan Kematian

Surat keterangan kematian dibuat atas dasar pemeriksaan jenazah, minimal

pemeriksaan luar. Dalam hal kematian berkaitan dengan tindak pidana tertentu, pastikan

bahwa prosedur hukum telah dilakukan sebelum dikeluarkan surat keterangan kematian.

Surat keterangan kematian tidak boleh atas seseorang yang mati diduga akibat suatu peristiwa

pidana tanpa pemeriksaan kedokteran forenik terlebih dahulu. Pembuatan surat keterangan

kematian harus dibuat secara hati-hati, mengingat aspek hukum yang luas, mulai dari urusan

pensiun, administrasi sipil, warisan, santunan asuransi, hingga adanya kemungkinan pidana

sebagai penyebab kematian.13

Surat keterangan kematian minimal berisi identitas korban, tanggal kematian, jenis

pemeriksaan, sebab kematian. Pada rumah sakit yang sudah ada dokter spesialis forensik dan

sistem pengeluaran jenazah satu pintu ke Bagian forensik, maka surat keterangan kematian

untuk seluruh mayat yang meninggal di rumah sakit dikeluarkan oleh dokter spesialis

forensik. Jika kematian korban akibat suatu tindak pidana, maka surat keterangan kematian

boleh dikeluarkan setelah dilakukan pemeriksaan forensik terhadap jenazah.

2.9. Instruksi Pengisian Surat Keterangan Kematian

Dalam melengkapi surat keterangan kematian, perlu dilakukan sesuai guideline :1

1. Menggunakan formulir ter-update yang diterbitkan pemerintah

9

Page 10: Refrat SKK.docx

2. Isi semua item, ikuti petunjuk pengisian setiap item

3. Buat surat dengan jelas dengan tinta hitam

4. Jangan gunakan singkatan kecuali ada instruksi khusus pada pengisian item

5. Konfirmasikan ejaan penulisan nama terutama nama yang homofon (beda ejaan

penulisan tapi sama pengucapannya) seperti : Edi, Edy, Eddie dsb

6. Dapatkan semua tanda tangan yang diperlukan. Tidak boleh menggunakan tanda

tangan cap atau print

7. Jangan mengubah formulir

8. Jangan menduplikasi/membuat 2 surat keterangan kematian yang sama. Jika

diperlukan, bisa dicopy yang selanjutnya di sahkan bahwa hasil copy tersebut sesuai

dengan aslinya

2.10. Isi Surat Keterangan Kematian

Keterangan yang diberikan pada surat keterangan kematian adalah:2

1. Yang berhubungan dengan kematian dan adanya keterangan dokter secara terperinci,

yaitu nama, umur, tempat, dan tanggal kematian.

2. Bagian ini melaporkan tentang penyebab kematian, yaitu:

a. Sebab primer

b. Immediate cause of death (Sebab kematian segera)

c. Countributery cause of Death (sebab kematian tambahan)

Surat kematian primer adalah sebab yang utama yang menyebabkan kematian.

Sebab kematian segera adalah komplikasi fatal yang dapat membunuh penderita

yang berasal dari sebab utama. Sedangkan Countributery cause of Death adalah

proses yang tidak ada hubungannya dengan sebab utama dan sebab segera dari

kematian tetapi mempunyai tambahan resiko menyebabkan kematian

3. Bagian terakhir dari surat keterangan kematian berisi tentang:

a. Kehadiran dokter saat melihat kritis penyakit penderita

b. Penyebab kematian tersebut ditulis dengan benar berdasarkan keyakinan dan

keilmuannya.

Pencatatan penyebab kematian

Setiap kematian yang terjadi diluar fasilitas pelayanan kesehatan harus

dilakukan penelusuran penyebab kematian. Penelusuran penyebab kematian dilakukan

dengan metode autopsi verbal yang dilakukan oleh dokter, bidan atau perawat yang

terlatih. Autopsi verbal dilakukan melalui wawancara dengan keluarga terdekat dari

10

Page 11: Refrat SKK.docx

almarhum atau pihak lain yang mengetahui peristiwa kematian dikoordinasikan oleh

fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah setempat.7

2.11. Pelaporan Kematian (Catatan Sipil)

Pelayanan pelaporan kematian dilayani di kantor kelurahan tempat tinggal pada hari

dan jam kerja tanpa dipungut biaya. Data penduduk yang dilaporkan kematiannya akan

dihapuskan dari Kartu Keluarga dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang pernah

dimiliki dan segera dinon-aktifkan secara sistem agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab. Sebagai hasil pelaporan kematian, diterbitkan Kartu Keluarga

baru dan Akta Kematian dari catatan sipil.

Syarat-syarat yang perlu dibawa adalah :

- Surat Pengantar RT/RW

- Surat Keterangan Kematian dari Rumah Sakit (Visum) oleh dokter

- Fotocopy Kartu Keluarga / Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir Lurah

- Surat Keterangan Tamu/KIPEM bagi yang bukan Penduduk Propinsi DKI Jakarta

- Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap (SKPPT) bagi Penduduk WNA

- Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara (SKPPS) bagi Orang Asing

Penduduk Sementara

2.12. Format Surat Keterangan Kematian

1. Contoh surat keterangan kematian dari kelurahan (terlampir).

2. Contoh surat keterangan tentang sebab kematian (terlampir).

2.13. Aspek Medikolegal Surat Keterangan Kematian

Peraturan bersama Mendagri dan Menkes No.15 tahun 2010, nomor

162/MENKES/PB/I/2010, tentang Pelaporan Kematian dan Penyebab Kematian.9

Dasar hukum surat keterangan kematian :6,11

1. Bab I pasal 7 KODEKI, ‘‘Setiap dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat

yang telah diperiksa sendiri kebenarannya’’

Pada penjelasan dan pedoman pelaksanaan KODEKI tersebut dinyatakan bahwa

: “Waspadalah terhadap sandiwara (“simulasi”) melebih-lebihkan (“aggravi”)

mengenai sakit atau kecelakaan kerja. Berikan pendapat yang objektif dan logis serta

dapat di uji kebenarannya”.

11

Page 12: Refrat SKK.docx

Dokter dianggap melanggar etik, apabila ia mengetahui secara sadar

menerbitkan surat keterangan yang tidak mengandung kebenaran.

2. Bab II pasal 12 KODEKI, ‘’Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang

diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien meninggal dunia’’

3. Pasal 267 KUHP : Ancaman pidana untuk surat keterangan palsu

(1) Seorang dokter yang dengan sengaja membuat surat keterangan palsu tentang ada

tidaknya penyakit-penyakit, kelemahan atau cacat, dapat dijatuhi hukuman penjara

paling tinggi 4 tahun.

Contoh :

- surat keterangan kematian, tetapi orangnya masih hidup.

- tidak bisa memenuhi panggilan pengadilan.

4. Pasal 179 KUHAP: Wajib memberikan keterangan ahli demi pengadilan, keterangan

yang akan diberikan didahului dengan sumpah jabatan atau janji.

Definisi Kematian

UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 117 :

“Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi jantung-sirkulasi dan system pernapasan

terbukti telah berhenti secara permanen atau apabila kematian batang otak telah dapat

dibuktikan.”

12

Page 13: Refrat SKK.docx

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Surat keterangan kematian adalah surat yang menerangkan bahwa seseorang telah

meninggal dunia. Surat keterangan kematian ini berisi identitas, saat kematian, dan sebab

kematian. Kewenangan penerbitan surat keterangan kematian ini adalah dokter yang telah

diambil sumpahnya dan memenuhi syarat administratif untuk menjalankan praktik

kedokteran. Selain itu, pembuatan surat kematian telah diatur dan mempunyai landasan

hukum.

Dalam dunia kesehatan, pencatatan atau pembuatan surat kematian penting dilakukan

sebagai salah satu cara pengumpulan data statistik penentuan penyakit dan penyebab

kematian yang umum pada masyarakat.

13

Page 14: Refrat SKK.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Suciningtyas, Martiana. 2008. Death Certification.

2. Gani, M. Husni. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Padang : Fakultas Kedokteran

Universitas andalas.

3. Williams, Lippincott dan Wilkins.”Stedman's Medical Dictionary”. Diakses pada tanggal

31 Desember 2013 pada http://www.medilexicon.com/medicaldictionary.php?t=22951.

4. Merriam-Webster. “Natural Death”. Diakses pada tanggal 1 januari 2014 pada

http://www.merriam-webster.com/dictionary/natural%20death.

5. Mulyo, R Cahyono Adi. 2006. Perananan Dokter dalam Proses Penegakan Hukum

Kesehatan. Universitas Negeri Semarang.

6. Amir,Amri. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Medan : Bagian Ilmu Kedokteran Forensik

dan Medikolegal Fakultas Kedokteran USU.

7. Siswosoediro, Henry. 2008. Mengurus Surat-surat kependudukan (Identitas Diri). Jakarta

: Visimedia.

8. Sampurna, Budi. 2009. Kedokteran Forensik Ilmu dan Profesi. Universitas Indonesia.

9. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan Nomor 15 Tahun

2010 Nomor 162/MENKES/PB/I/2010.

10. Allianz. “Death Cause Statemen”. Diakses pada tanggal 1 Januari 2014 pada

www.allianz.co.id .

11. Suryadi, Taufik. 2009. Pengantar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Buku

Penuntun Kepaniteraan Klinik Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Banda Aceh: FK

Unsyiah/RSUDZA.

12. Solahuddin. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) & Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP). 2007. Jakarta : Transmedia Pustaka.

13. Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum.

Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Indonesia. Jakarta. 2008.

14. Disdukcapil DKI Jakarta. 2008. “Pelaporan Kematian” dalam http://www.kependudukan

capil.go.id/index.php/produk-a-layanan/29. Jakarta : Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Provinsi DKI Jakarta.

14

Page 15: Refrat SKK.docx

Lampiran 1. Contoh surat keterangan kematian dari kelurahan.

15

Page 16: Refrat SKK.docx

Lampiran 2. Contoh Surat keterangan tentang sebab kematian

16