refrat glumerulonefritis pa

4
Definisi : Glomerulonefritis kronik adalah suatu gejala yang menggambarkan penyakit peradangan pada glomerulos tahap akhir, yang ditandai dengan kerusakan glomerulos secara progresif lambat akibat glomerulonefritis yang perkembangannya perlahan – lahan dan membahayakan serta berlangsung lama (10 – 30 tahun). Peradangan lama di sel-sel glomerulus. Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerulonefritis akut yang tidak membaik atau timbul secara spontan. Glomerulonefritis kronis sering timbul beberapa tahun setelah cedera dan peradangan glomerulus subklinis yang disertai oleh hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria (protein dalam urin) ringan (Muttaqin, 2011). Etiologi : Menurut Muttaqin (2011), Penyebab dari Glomerulo nefritis Kronis yaitu : 1. Lanjutan GNA, seringkali tanpa riwayat infeksi (Streptococcus beta hemoliticus group A). 2. Keracunan. 3. Diabetes Melitus. 4. Trombosis vena renalis. 5. Hipertensi Kronis. 6. Penyakit kolagen. 7. Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemukan pada stadium lanjut.

Upload: wulan-azmi

Post on 23-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

refrat

TRANSCRIPT

Page 1: Refrat Glumerulonefritis PA

Definisi :

Glomerulonefritis kronik adalah suatu gejala yang menggambarkan penyakit peradangan

pada glomerulos tahap akhir, yang ditandai dengan kerusakan glomerulos secara progresif

lambat akibat glomerulonefritis yang perkembangannya perlahan – lahan dan membahayakan

serta berlangsung lama (10 – 30 tahun). Peradangan lama di sel-sel glomerulus. Kelainan ini

dapat terjadi akibat glomerulonefritis akut yang tidak membaik atau timbul secara spontan.

Glomerulonefritis kronis sering timbul beberapa tahun setelah cedera dan peradangan glomerulus

subklinis yang disertai oleh hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria (protein dalam urin)

ringan (Muttaqin, 2011).

Etiologi :

Menurut Muttaqin (2011), Penyebab dari Glomerulo nefritis Kronis yaitu :

1. Lanjutan GNA, seringkali tanpa riwayat infeksi (Streptococcus beta hemoliticus

group A).

2. Keracunan.

3. Diabetes Melitus.

4. Trombosis vena renalis.

5. Hipertensi Kronis.

6. Penyakit kolagen.

7. Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemukan pada stadium lanjut.

Penyebab paling sering adalah diabetes melitus dan hipertensi kronis. Kedua penyakit ini

berkaitan dengan cedera glomerulus yang bermakna dan berulang. Hasil akhir dari peradangan

tersebut adalah pembentukan jaringan parut dan menuruunnya fungsi glomerulus. Kerusakan

glomerulus sering diikuti oleh atrifu tubulus. Para pengidap glomerulonefritis kronis yang

disertai diabetes atau yang mungkin mengalami hipertensi ringan, memiliki prognosis fungsi

ginjal jangka panjang yang kurang baik. Glomerulonefritis kronis juga dapat menyertai lupus

eritematosus sistemik sekunder (Muttaqin, 2011).

Patogenesis :

Tidak diketahui namun terjadi perubahan pada parenkim ginjal berhubungan dengan

hipertensi infeksi intermitan atau sering kambuh pada parenkim. Tampilannya jaringan ginjal

Page 2: Refrat Glumerulonefritis PA

atrofi dan fungsi masa nefron menurun secara bermakna, parenkim cortex tipis tetapi calculus

dan pelvis normal, pada biopsi atrofi tahap akhir menunjukan hyalinisasi glomerulus, tubulus

berkurang, fibrosis intersititium, pada pemeriksaan mikroskopik terdapat efek – efek sisa

endapan immune kompleks (Wiguno, 2009).

Adanya periode laten antara infeksi streptokok dengan gambaran klinis dari kerusakan

glomerulus menunjukan bahwa proses imunologi memegang peranan penting dalam patogenesis

glomerulonefritis. Glomerulonefritis akut pasca streptokok merupakan salah satu contoh dari

penyakit komplek imun (Wiguno, 2009).

Pada penyakit komplek imun, antibodi dari tubuh (host) akan bereaksi dengan antigen-

antigen yang beredar dalam darah (circulating antigen) dan komplemen untuk membentuk

circulating immunne complexes. Untuk pembentukkan circulating immunne complexes ini

diperlukan antigen dan antibodi dengan perbandingan 20 : 1. Jadi antigen harus lebih banyak

atau antibodi lebih sedikit. Antigen yang beredar dalam darah (circulating antigen), bukan

berasal dari glomerulus seperti pada penyakit anti GBM, tetapi bersifat heterolog baik eksogen

maupun endogen. Kompleks imune yang beredar dalam darah dalam jumlah banyak dan waktu

yang singkat menempel/melekat pada kapiler-kapiler glomeruli dan terjadi proses kerusakan

mekanis melalui aktivasi sistem komplemen, reaksi peradangan dan mikrokoagulasi (Wiguno,

2009).

Terapi lama :

Glomerulonefritis kronis merupakan proses perjalanan infeksi yang semakin lama

semakin memburuk. Namun jika dilakukan pengobatan dengan pemutusan perjalanan infeksi

penyakit, maka perjalanan penyakit akan berakhir. Karena penyakit ini hasil dari infeksi maka

pengobatan dapat diberikan antibiotic yang sesuai dengan mikroorganisme penyebab infeksi.

Serta pemberian obat diuretic untuk mengatasi keluhan edem, pemberian obat anti hipertensi

dan obat simptomatik lainnya. Selain itu pengobatan ditujukan pada gejala klinik dan gangguan

elektrolit serta pengobatan untuk aktivitas sehari-hari sesuai batas kemampuan pasien (Wirya,

2002).

Page 3: Refrat Glumerulonefritis PA

Terapi baru :

Karena telah terjadi insufisiensi ginjal pada glomerulonefritis kronik, dapat terjadi

perjalanan penyakit kearah yang lebih buruk yaitu gagal ginjal sehingga perlu dilakukan

hemodialisa ketika sudah timbul gejala menuju penyakit gagal ginjal untuk memperpanjang

harapan hidup penderita. Jika perjalanan semakin memburuk maka dapat dilakukan dialysis

peritoneum dan transplantasi ginjal (Wirya, 2002).

Muttaqin, Arif. Sari, kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta:

Salemba Medika.

Wiguno, P., et al. 2009. Glomerulonefritis dalam : Ilmu Penyakit Dalam II. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Wirya, Wila. 2002. Buku Ajar Nefrologi Anak Edisi 2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.