refrat cairan
TRANSCRIPT
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 1/25
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua pasien rawat inap membutuhkan terapi cairan intravena karena adanya
perubahan asupan cairan, kehilangan cairan berlebih dan adanya proses yang dinamis di
dalam tubuh. Hal ini bersifat sederhana dan mendasar namun seringkali diabaikan sehingga
berakibat pada gangguan perfusi organ, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan
keseimbangan asam basa. Pemahaman mengenai cairan tubuh dan distribusinya dalam
kompartemen cairan tubuh adalah kunci dalam pemberian terapi cairan intravena.
Tubuh manusia terdiri dari 60% cairan. ua per tiga dari cairan tersebut mengisiruang intraseluler, dan sepertiganya mengisi ruang ekstraseluler. !airan ekstraseluler terdiri
dari cairan interstitial dan plasma. "elain itu #uga ada komponen minor lainnya antara lain
cairan serebrospinal, cairan sinovial dan vitreous humour.
Pemberian terapi cairan harus memperhatikan berbagai aspek, #uga harus dibedakan
antara #umlah cairan dan elektrolit yang dibutuhkan untuk kebutuhan pemeliharaan harian
$daily maintenance dengan #umlah cairan yang dibutuhkan untuk resusitasi. Tidak ada
pemberian terapi cairan yang dilakukan dengan prinsip bahwa pemberian cairan infus
intravena harus diberikan dan terus dilan#utkan karena merupakan rutinitas dalam komponen
perawatan klinis di rumah sakit, karena pada pasien&pasien dengan kondisi tertentu
pemberian cairan infus intravena tidak dibutuhkan sehingga pemberian nutrisi dan cairan
dapat diberikan secara oral atau enteral.
Pemberian terapi cairan resusitasi harus memperhatikan dampak pembedahan dan
stres metabolik pada sistem renin angiotensin dan vasopresin. 'umlah natrium, kalium,
klorida dan air harus dinilai sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan #umlah
kehilangan cairan. "elain cairan, nutrisi #uga harus dinilai dan diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien. Pasien dengan edema harus diberi perlakuan berbeda yang bertu#uan untuk
memperoleh balans negatif air dan natrium.
"elain untuk memenuhi kebutuhan cairan, terapi cairan #uga berupa nutrisi yang
diberikan dalam bentuk infus intravena $total parenteral nutirtion yang dapat diberikan
melalui akses sentral atau perifer sesuai dengan keutuhan nutrisi pasien. TP( biasanya
diberikan pada pasien&pasien yang tidak dapat mencerna makanan secara oral atau enteral,
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 2/25
2
pasien dengan malnutrisi atau pasien dengan penyakit kronis yang mengakibatkan ter#adi
malnutrisi pada pasien. Tu#uan utama pemberian nutrisi parenteral yakni untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien yang mendekati kebutuhan nutrisi sebenarnya dengan
meminimalkan atau menghindari komplikasi yang dapat ter#adi.
Pemberian cairan nutrisi parenteral harus memiliki komponen makronutrien dan
mikronutrien yang dibutuhkan pasien. )akronutrien yang dibutuhkan pasien antara lain
karbohidrat, lemak dan protein. Protein biasanya diberikan dalam bentuk asam amino.
)ikronutrien yang dibutuhkan pasien antara lain multivitamin dan mineral yang diresepkan
sesuai dengan kebutuhan harian pasien namun pemberian cairan nutrisi secara parenteral
bukan tanpa risiko, dapat ter#adi underfeeding atau overfeeding namun untuk menghindari
ter#adinya risiko tersebut pemberian cairan nutrisi secara parenteral harus diawasi secara
ketat. Pemberian terapi cairan nutrisi parenteral dalam #angka waktu yang lama yakni lebih
dari tiga sampai enam bulan #uga dapat menimbulkan berbagai komplikasi oleh karena itu
pemeriksaan kesehatan lengkap atau medical check up penting dilakukan secara rutin untuk
membantu mengontrol dan mengendalikan komplikasi yang mungkin ter#adi.
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 3/25
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisiologi Cairan T!"
A. Ko#$arte#en Cairan T!"
*ir adalah komponen tubuh manusia yang paling banyak dan membentuk 60% berat tubuh
namun berkisar antara +0%&0%. -andungan air dalam tubuh seseorang relatif tidak berubah
karena gin#al secara efisen mengatur keseimbangan air dalam tubuh. Presentasi kandungan air
dalam tubuh setiap orang dapat berbeda&beda karena adanya variabilitas dalam #umlah
#aringan lemak pada masing&masing individu.
!airan tubuh tersebar dalam dua kompartemen cairan utama yakni cairan dalam sel atau
cairan intrasel dan cairan yang mengelilingi sel $cairan ekstra sel. -ompartemen cairan
intrasel membentuk sekitar / dari cairan tubuh total. -ompartemen cairan ekstra sel
membentuk sekitar 1/ dari cairan tubuh total dan terbagi men#adi plasma dan cairan
interstitial yang berada di ruang antar sel. !airan interstitial berada dalam suatu matriks
glikoprotein dan proteoglikan. !airan interstitium berasal dari plasma darah yang difiltrasi
melalui pori&pori yang terletak diantara sel&sel di dinding pembuluh kapiler danmenghantarkan nutrisi serta molekul&molekul regulatorik ke sel&sel #aringan. -ompartemen
ekstraseluler dibentuk oleh serat kolagen dan serat protein elastin yang #uga membentuk
lamina basalis di bawah epitel membran. -ompartemen cairan ekstraseluler minor meliputi
cairan limfe dan cairan trans&sel. !airan trans sel mencakup cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, cairan sinovial, cairan perikardium, cairan intrapleura dan cairan peritonium serta
getah pencernaan. 2eberapa sawar memisahkan kompartemen&kompartemen cairan tubuh ,
membatasi perpindahan air dan 3at terlarut diantara berbagai komponen dengan dera#at yang
berbeda&beda. "awar antara plasma dan cairan interstitium adalah dinding pembuluh darah
namun, air dan semua konstituen plasma kecuali protein plasma secara terus menerus dan
bebas mengalir antara plasma dan cairan interstitium secara pasif menembus dinding kapiler
tipis yang berpori sehingga plasma dan cairan interstitium memiliki komponen yang hampir
sama kecuali bahwa cairan interstitium tidak mengandung protein plasma. -ompartemen
cairan intrasel dan cairan ekstrasel dipisahkan oleh membran plasma sel. )embran plasma
sel bersifat selektif permeabel sehingga memungkinkan lewatnya bahan tertentu tetapi
menolak bahan yang lain. )embran plasma tidak bersifat permeabel terhadap protein, asam
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 4/25
4
nukleat , dan molekul lainnya yang dibutuhkan untuk membentuk struktur dan fungsi sel,
namun membran plasma bersifat permeabel terhadap molekul lainnya yang memungkinkan
ter#adinya transport dua arah terhadap nutrien dan buangan metabolisme sehingga
metabolisme normal dapat dipertahankan. Perbedaan antara cairan intrasel dan cairan ekstra
sel antara lain adanya protein sel di cairan intra sel yang tidak dapat menembus membran
untuk keluar dari sel dan distribusi (a4 , - 4, serta anion&anion penyertanya yang tidak
seimbang karena efek pompa (a4 &- 4 *TP&ase yang terdapat di membran semua sel. Pompa
ini secara aktif memindahkan (a4 keluar sel dan - 4 kedalam sel sehinggan (a4 adalah kation
utama cairan ekstrasel dan - 4 terutama ditemukan dalam cairan intrasel. )ekanisme
transport molekul dan ion yang ter#adi melalui membran plasma terbagi men#adi mekanisme
transpor yang membutuhkan protein pembawa $carrier mediated transport dan mekanisme
transpor yang tidak membutuhkan protein pembawa $non-carrier- mediated transport .
1. Carrier mediated transport
a ifusi terfasilitasi
b Transpor aktif
2. Non carrier mediated transport
a ifusi sederhana
b ifusi sederhana ion&ion melalui kanal membran protein di membran plasma
c) ifusi sederhana molekul air $osmosis melalui kanal a5uaporin di membran
plasma
"elain pembagian di atas mekanisme transpor sel #uga dapat dibedakan atas kebutuhan
energinya antara lain transpor pasif dan transpor aktif. Transpor pasif adalah pergerakan netto
molekul dan ion melewati suatu membran dari daerah berkonsentrasi lebih tinggi ke daerah
berkonsentrasi lebih rendah. )ekanisme transport seperti ini tidak membutuhkan energi
metabolik. Transport pasif meliputi proses transpor yang tidak membutuhkan protein
pembawa $non carrier mediated transport dan proses transpor yang membutuhkan protein
pembawa $carrier mediated transport yakni difusi terfasilitasi. Transport aktif adalah
pergerakan molekul dan ion melewati suatu membran dari daerah berkonsentrasi lebih rendah
ke daerah berkonsentrasi lebih tinggi. Transpor aktif merupakan suatu mekanisme yang
melawan gradien konsentrasi sehingga dibutuhkan energi metabolik *TP untuk protein
pembawa yang spesfik.
B. Kesei#!angan Cairan
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 5/25
5
!airan ekstrasel berfungsi sebagai penghubung antara sel dan lingkungan eksternal.
"emua pertukaran H dan konstituen lain antara !airan intrasel dan dunia luar harus ter#adi
melalui cairan ekstrasel. Plasma adalah satu&satunya cairan yang dapat dikontrol volume dan
komposisinya karena adanya pertukaran bebas yang menembus dinding kapiler maka
volume dan komposisi cairan interstitial #uga dapat dikontrol. "etiap mekanisme kontrol yang
beker#a pada plasma pada hakikatnya #uga mengatur keseluruhan cairan ekstraseluler. !airan
intra sel dipengaruhi oleh perubahan di cairan ekstra sel hingga ke tahap yang masih
dimungkinkan oleh permeabilitas sawar membran yang mengelilingi sel. Terdapat dua faktor
untuk mempertahankan keseimbangan cairan di tubuh yakni volume cairan ekstraseluler dan
osmolaritas cairan ekstraseluler. -edua hal ini bergantung pada #umlah relatif (a!l dan H
di dalam tubuh. 7olume cairan ekstra sel harus diatur secara ketat untuk membantu
mempertahankan tekanan darah oleh karena itu pemeliharaan keseimbangan garam sangat
penting dalam regulasi #angka pan#ang volume cairan ekstrasel. smolaritas cairan ekstrasel
harus diatur secara ketat untuk mencegah membengkaknya atau menciutnya sel.
2.2 Tera$i Cairan
Terapi cairan intravena berperan penting dalam mana#emen pasien rawat inap di rumah
sakit. Penggunaan cairan intravena secara tepat dapat menyelamatkan nyawa namun
penggunaan cairan intravena bukan tanpa risiko. 2erbagai penelitian telah membuktikan
bahwa penggunaan terapi cairan haruslah terindividualisasi dalam hal ini berarti prinsip 8one
size fits all 9 tidak berlaku dalam hal terapi cairan. Pertimbangan terhadap hubungan dose-
effect dan efek samping penggunaan cairan maka pemberian terapi cairan harus diperlakukan
sama dengan pemberian obat&obatan. !airan intravena yang sering digunakan dalam praktek
sehari&hari antara lain cairan resusitasi berupa kristaloid dan koloid namun di beberapa
negara eropa cairan hipertonik #uga sering digunakan dalam hal resusitasi terutama pada
pasien dengan trauma dan syok hipovolemik karena kemampuan plasma e:pander yang
dimilikinya. "elain kristaloid, koloid dan larutan hipertonik, oxygen-carrying plasma
expander #uga mulai dikembangkan dalam berbagai penelitian karena cairan ini selain
berperan sebagai plasma expander #uga dilengkapi dengan kemampuan untuk membawa
molekul oksigen ke dalam sel&sel #aringan.
A. Cairan %essitasi
a& Kristaloi'
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 6/25
6
-ristaloid adalah cairan utama yang digunakan pada terapi prehospital. -ristaloid
adalah cairan yang mengandung elektrolit. *da pula yang mengatakan bahwa
kristaloid adalah larutan yang mengandung partikel&partikel kecil yang terdiri dari
bahan terlarut dengan berat molekul rendah $; 0.000 baik ionik $ infus (a!l
maupun non ionik $infus mannitol. Tekanan osmotik koloid pada kristaloid adalah
nol. <arutan kristaloid tidak mengandung partikel&partiekel onkotik namun dengan
bebas melewati membran mikrovaskuler. istribusi cairan kristaloid tergantung pada
#umlah natrium yang terdapat dalam larutan. )enurut pandangan tradisional, larutan
isotonik akan langsung terdistribusi ke dalam kompartemen cairan ekstra seluler.
-ristaloid terdiri dari cairan hipotonis, cairan isotonik dan cairan hipertonik. !airan
hipotonik yang dimasukan dengan cepat ke dalam pembuluh darah akan
menurunkan osmolalitas plasma dan diindikasikan penggunaanya pada kasus
dehidrasi hipertonis. <arutan kristaloid isotonik yang umumnya digunakan dalam
proses resusitasi cairan adalah larutan ringer $ringer laktat dan ringer asetat dan
(a!l 0,=%. Penggunaan ringer asetat dian#urkan pada penderita hipovolemia atau
pasien syok karena secara teoritis asetat dapat dimetabolisme oleh semua #enis sel
#aringan sedangkan metabolisme laktat umumnya ter#adi di hepar dan #uga gin#al.
2erbagai hasil penelitian menun#ukan bahwa trauma menyebabkan ter#adinya
penurunan volume cairan ekstraseluler dan penggunaan kristaloid direkomendasikan
dalam resusitasi trauma untuk membantu meningkatkan volume plasma darah.
"elain digunakan sebagai pengganti volume plasma darah yang hilang akibat ter#adi
syok hemoragik kristaloid #uga dipilih sebagai terapi cairan selama prosedur bedah
elektif. >ata&rata defisit volume plasma selama pembedahan sekitar ?0 ml, ketika
digantikan dengan (a!l 0,=% selama 1,? #am pada saat pembedahan ter#adi
ekspansi volume plasma sebanyak 10ml #ika menggunakan infus ringer laktat maka
ter#adi ekspansi volume plasma sebanyak 1=0ml namun efek ekspansi volume padainfus kristaloid sangat dipengaruhi oleh defisit primer yang ter#adi pada pasien,
kehilangan cairan yang ter#adi secara terus&menerus, respon stres neuroendokrin,
implikasi anestesi dan pembedahan, dan efek samping yang ter#adi akibat pemberian
larutan infus.
-ondisi seperti pembedahan atau syok hemoragik dapat mengakibatkan
kehilangan volume darah secara besar&besaran dan hasil berbagai penelitian
menun#ukan bahwa kehilangan hemoglobin masih dapat ditoleransi oleh pasien
daripada kehilangan volume plasma secara besar&besaran. @mumnya perbandingan
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 7/25
7
volume yang dibutuhkan pada terapi penggantian cairan dengan menggunakan
kristaloid yakni antara A1 sampai ?A1. pemeliharaan normovolemik dengan
kristaloid membutuhkan kristaloid dalam volume yang sangat banyak untuk
memenuhi persyaratan ini selama resusitasi akibat trauma dan perdarahan bahkan
sampai dengan perbandingan ekstrim yakni 0A1 untuk men#aga keseimbangan
starling tetap intak. "elama perdarahan dan trauma dibutuhkan volume yang sangat
besar untuk men#aga tekanan hidrostatik cairan interstitial. Pemberian kristaloid
dengan volume yang besar tentu menimbulkan efek samping antara lain akumulasi
cairan kristaloid ekstravaskuler yang banyak ter#adi pada #aringan&#aringan dengan
komplians yang tinggi seperti kulit dan #aringan ikat penghubung namun dapat #uga
ter#adi pada organ&organ vital seperti paru&paru dan gin#al. *kumulasi cairan di paru&
paru merupakan predisposisi ter#adinya pneumonia, masalah pernafasan dan
tertundanya pelepasan bantuan pernapasan dengan menggunakan ventilator.
2eberapa penelitian telah membuktikan banyaknya kasus edem paru post op dan
#uga adanya kasus kematian pada surgical service yang dapat disebabkan oleh
kelebihan cairan, peningkatan berat badan yang signifikan dan ter#adi secara akut
dan bukti klinis adanya volume cairan ekstrasel yang abnormal. "elain memiliki efek
terhadap ekspansi volume plasma, pemberian kristaloid #uga dapat mempengaruhi
fungsi kekebalan tubuh. Penelitian dengan subyek hewan menun#ukan bahwa
pemberian ringer laktat meningkatkan aktivitas neutrofil #ika dibandingkan dengan
darah ataupun saline hipertonis. Pemberian kristaloid #uga mempengaruhi
keseimbangan asam basa, selama syok atau keadaan iskemia ter#adi kehilangan
kalium intraseluler dan peningkatan natrium intrasel karena adanya malfungsi
pompa natrium&kalium. Bksaserbasi dapat ter#adi dengan mudah karena penggunaan
larutan (a!l mengakibatkan ter#adinya asidosis hiperkloremia. -ebanyakan cairan
kristaloid bersifat asam dan mengandung kadar ion klorida yang tinggi. Penambahan
larutan saline mengubah disosiasi air dan menyebabkan banyaknya ion hidrogen
bebas sehingga nilai pH men#adi semakin rendah. *sidosis hiperkloremia merupakan
masalah selama mana#emen cairan perioperatif pada kondisi stabil dan diberikan
(a!l 0,=% dalam volume yang sangat besar. "edangkan pada penggunaan ringer
laktat atau ringer asetat tidak menun#ukan adanya tanda&tanda toksisitas saat
diberikan dalam volume besar selama resusitasi. -ristaloid #uga mempengaruhi
koagulasi yakni menyebabkan hiperkoagulabilitas penyebab yang mungkin dari
hiperkoagulabilitas yang ter#adi adalah karena ketidakseimbangan antara proses
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 8/25
8
antikoagulan yang ter#adi secara natural dan prokoagulan yang teraktivasi dengan
reduksi antitrombin . Hal ini ter#adi ketika infus diberikan secara cepat dan
kemungkinan akan berdampak pada pasien&pasien dengan penyakit pembuluh darah.
!& Koloi'
!airan koloid merupakan cairan intravena yang mengandung bahan terlarut
dalam bentuk protein besar atau molekul lain yang berukuran sama. Protein dan
molekul yang terlarut dalam cairan koloid begitu besar sehingga tidak dapat melewati
dinding kapiler dan tidak dapat masuk ke dalam sel. !airan koloid adalah cairan
dengan berat molekul yang tinggi yang tetap tinggal dalam kompartemen intravaskular
dan dengan demikian akan meningkatkan tekanan onkotik. -oloid memiliki persistensi
intravaskuler yang lebih tinggi dibandingkan kristaloid namun sifat ini akan hilang #ika
ter#adi perubahan pada membran kapiler. *lbumin manusia, HB", gelatin dan larutande:tran adalah cairan koloid yang utama. 2erat molekul koloid secara langsung
mempengaruhi persistensi intravaskulernya. Celatin memiliki berat molekul paling
rendah sementara itu larutan HB" memiliki berat molekul yang tertinggi. Hampir
semua cairan koloid memiliki osmolalitas yang normal. nkositas cairan koloid akan
mempengaruhi ekspansi vaskuler. "emakin tinggi tekanan onkotik yang dimiliki oleh
suatu cairan koloid maka akan semakin besar ekspansi volume yang akan disebabkan
oleh koloid tersebut di dalam kompartemen intravaskuler. era#at ekspansi volume
suatu koloid ditentukan oleh berat molekulnya dan persistensi vaskuler suatu koloid
#uga ditentukan oleh eliminasi koloid tersebut. -oloid menginduksi ekspansi volume
plasma yang lebih besar dibandingkan dengan kristaloid dengan volume pemberian
yang sama. -oloid albumin dan gelatin memiliki pH fisiologis sedangkan cairan koloid
lainnya cenderung memiliki pH asam. -oloid sering dianggap sebagai larutan yang
tidak mengandung elektrolit namun sebenarnya kandungan elektrolit dalam berbagai
cairan koloid cukup bervariasi.
!airan koloid yang biasanya digunakan dalam praktik klinis yaitu albumin
manusia, HB", gelatin dan de:tran.
a *lbumin
*lbumin menyumbang sekitar 0% tekanan onkotik normal namun pada
keadaan peningkatan permebilitas kapiler maka hubungan ini tidak terlalu #elas
karena substansi lainnya #uga ikut mempengaruhi tekanan onkotik pada
peningkatan permeabilitas kapiler. *lbumin memiliki waktu paruh yang lama
$ lebih dari 16 #am. Pemberian albumin ?% sebanyak 100ml akan
meningkatkan ?00ml volume intravaskuler dan hal ini disebabkan oleh
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 9/25
9
pergerakan cairan dari ruang interstitial ke dalam ruang intravaskular karena
adanya peningkatan tekanan onkotik. Pemberian albumin harus diperhatikan
khususnya pada penggunaan obat&obatan yang berikatan dengan albumin.
!airan albumin #uga menun#ukkan sifat antioksidan dan scavenger . *lbumin
mengikat radikal bebas dan berperan dalam modulasi substansi lain yang
terlibat dalam reaksi oksidasi. *lbumin mempengaruhi sistem koagulasi dan
menurunkan aktivitas agregasi platelet dan memiliki aktifitas seperti heparin
yang mampu mempotensiasi antitrombin. *lbumin #uga mempengaruhi
pembentukan anion gap normal sehingga mempenagruhi keseimbangan asam
basa. *da #uga hasil penelitian yang menun#ukan bahwa albumin mempengarhui
mikrosirkulasi dengan memodifikasi permeabilitas kapiler karena berat
molekulnya yang tinggi sehingga dapat menutupi kebocoran yang ter#adi pada
pembuluh kapiler. !airan albumin #uga berperan dalam modulasi apoptosis pada
manusia dan ke#adian anafilaksis yang diinduksi oleh cairan albumin #uga
dilaporkan ter#adi pada 1,?% kasus.
b HB"
Hydro:yetil starch $HB" adalah pati derivat glikopektin yang telah
dimodifikasi dengan penambahan gugus hydro:yetil sehingga mencegah
degradasi oleh amilase endogen. HB" merupakan cairan dengan heterogenitas
yang tinggi. "eperti larutan albumin, HB" secara umum memiliki kemampuan
ekspansi volume plasma yang lebih tinggi daripada cairan infus yang dialirkan
ke dalam pembuluh darah khususnya pada larutan HB" berkonsentrasi tinggi.
Peningkatan tekanan osmotik pada pemberian HB" ekuivalen dengan
peningkatan tekanan osmotik pada pemberian albumin. Daktu paruh ker#a HB"
tergantung pada berat molekulnya tetapi #uga pada akumulasinya di dalam
#aringan. Cin#al mengeliminasi HB" dan sebagian dipecah oleh en3im&en3im
endogen dan sekitar E0% substansinya dieliminasi dalam waktu E hari dan =0%
dieliminasi dalam + hari. HB" #uga terakumulasi dalam #aringan
retikuloendotelial termasuk #aringan sub kutan dan dapat menyebabkan ke#adian
pruritus lama setelah pemberian cairan ini. pada cairan HB" dengan berat
molekul rendah menun#ukan kemampuan ekspansi volume yang hampir sama
dengan cairan HB" yang memiliki berat molekul tinggi namun efek samping
yang ditun#ukkannya bersifat minimal. )irip larutan albumin, ekspansi volume
plasma yang dihasilkan pada pemberian HB" lebih besar daripada volume HB"
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 10/25
10
yang diinfus khususnya pada larutan HB" dengan konsentrasi tinggi. Bkspansi
volume intravaskuler yang ter#adi pada pemberian infus HB" diperkirakan sama
dengan atau lebih besar dari ekspansi volume plasma yang ter#adi pada
pemberian infus de:tran. <arutan HB" menurunkan agregasi platelet, von
Willerand factor! faktor 7FFF dan kekuatan pembekuan serta meningkatkan
waktu prothrombin dan waktu thromboplastin parsial. >eaksi anafilaksis yang
ditimbulkan akibat pemberian HB" dilaporkan dalam persentasi data yang
sangat rendah $ kurang dari 0,1% kasus.
c Celatin
<arutan gelatin berasal dari derivat kolagen sapi, dan di antara semua #enis
koloid gelatin merupakan cairan dengan berat molekul paling rendah namun
efek ekspansi volume yang ditimbulkannya bersifat transien dan cepatdieliminasi oleh gin#al. <arutan gelatin dilaporkan menimbulkan reaksi
anafilaktoid yang ter#adi pada 0,+?% kasus namun reaksi anafilaksis #arang
ter#adi pada pemberian larutan ini.
d e:tran
e:tran merupakan larutan yang berasal dari hidroksilasi polisakarida oleh
bakteri yang menghasilkan substansi dengan berat molekul yang bervariasi. *da
dua #enis larutan de:tran yaitu de:tran +0 dan de:tran E0 yang meru#uk pada
rata&rata berat molekul substansi yang terkandung pada larutan tersebut.
Pemberian ?00ml de:tran +0 dapat meningkatkan volume intravaskuler sampai
E?0ml dalam waktu 1 #am. Cin#al terutama mengeksresikan larutan de:tran.
<arutan dengan berat molekul kecil $1+.000ka&1.000ka dapat langsung
dieksresikan dalam waktu 1? menit sedangkan laruta dengan berat molekul
yang lebih besar $??.000ka tetap berada dalam sirkulasi selama beberapa hari
sehingga +0% dari e:tran +0 dan E0% dari de:tran E0 tetap berada dalam
sirkulasi selama 1 #am. e:tran #uga mempengaruhi sistem koagulasi dengan berbagai cara antara lain menurunkan adhesi platelet, menginduksi fibrinolisis,
menurunkan kadar fibrinogen dan #uga menurunkan viskositas darah. Hal ini
men#elaskan sebab larutan de:tran telah digunakan sebagai obat antikoagulan
untuk mencegah ter#adinya tromboembolisme namun penggunaan heparin telah
menggantikan de:tran. Hal ini #uga men#elaskan kecendrungan perdarahan yang
ter#adi #ika de:tran diberikan dalam #umlah tertentu. <arutan de:tran #uga
berhubungan dengan ke#adian gagal gin#al khususnya pada pasien hipovolemia.
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 11/25
11
e:tran dilaporkan menimbulkan reaksi anafilaktoid pada 0,E% pasien yang
menerima pemberian cairan e:tran E0.
e Perbandingan antara koloid dan kristaloid
Perbandingan mencolok yang tampak antara cairan koloid dan kristaloid yakni
koloid umumnya tetap berada dalam ruangan intravaskuler untuk waktu yang
lebih lama sehingga edema dapat berkurang. !airan kristaloid memang
menun#ukan efek samping yang minimal dan mudah dieliminasi oleh gin#al
selain itu harganya pun lebih murah namun dalam beberapa aspek cairan
kristaloid memiliki kemampuan ekspansi volume plasma yang terbatas dan
risiko ter#adinya edema pada pemberian dalam volume besar dan terus menerus
serta persistensi intravaskular yang lebih singkat serta risiko ter#adinya
hipernatremia dan asidosis hiperkloremia. !airan koloid memberikan penggantian volume darah yang efektif karena kemampuan ekspansi volume
plasma yang tinggi, serta #arang ter#adi edema dan memiliki persistensi
intravaskular yang lebih lama daripada kristaloid namun cairan koloid tidak
ekonomis serta dapat menimbulkan reaksi alergi kapan sa#a.
(& Lartan "i$ertonik
>esusitasi cairan dengan cairan hipertonik tidak digunakan secara umum dalam
praktek klinis, namun "he committe on #luid $esuscitation for the %.& 'rmy
merekomendasikan penggunaan infus hipertonik pada korban&korban perang. "ituasi
perang membutuhkan transport yang cepat dan logistik pada saat perang tidak selalu
mencukupi sehingga resusitasi dengan #umlah cairan yang sedikit dan dapat digunakan
untuk waktu lama sangat dibutuhkan sehingga larutan hipertonis cukup ideal untuk
situasi ini. "e#umlah penelitian dalam beberapa waktu terakhir menun#ukan bahwa infus
hipertonik mengakibatkan diuresis/natriuresis, meningkatkan cardiac output,
meningkatkan kontraktilitas #antung, dan secara langsung mengakibatkan vasodilatasi
pada pembuluh darah perifer. Penambahan dengan cairan koloid secara singkat akanmeningkatkan dan mempertahankan volume plasma.
"alah satu efek paling menon#ol yang ditimbulkan oleh larutan hipertonis yakni
ekspansi volume plasma secara cepat yang tercapai oleh karena adanya mobilisasi
cairan dari ruang ekstravaskuler ke dalam ruangan vaskuler karena adanya perbedaan
gradien konsentrasi yang disebabkan oleh infus cairan hipertonis. Bfek ekspansi volume
plasma yang ditimbulkan oleh larutan hipertonis ini akan lebih besar dan meman#ang
bila diberikan bersama&sama dengan koloid. "uatu studi lapangan yang mengenai
resusitasi cairan menggunakan cairan hipertonis memperkirakan bahwa pemberian
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 12/25
12
?0ml H" $Hypertonic solution 4 e:tran pada pasien dengan berat badan E0kg
yang mengalami perdarahan sebanyak liter akan menghasilkan ekspansi volume
plasma sampai dengan sedikitnya E00ml atau dengan kata lain volume plasma
meningkat sampai atau kali lipat dari volume H" yang diinfus ke dalam pembuluh
darah.
>espon kardiovaskuler yang cepat terhadap infus H" disebabkan oleh karena
adanya mobilisasi air di sel endotel, berkurangnya resistensi hidrolik dan restorasi
pompa (a4 dan - 4 yang pada akhirnya mengembalikan kadar pH intrasel, *TP dan ion
!a4. Pada fase awal hipovolemia dan syok lumen kapiler men#adi lebih sempit sebagai
akibat pembengkakan sel endotel yang mengalami hipoksia dan adhesi leukosit P)(
yang teraktivasi pada endotel venula post kapiler yang akan menghalangi aliran darah
lokal. Hal ini diikuti oleh pelepasan mediator vasoaktif dan radikal bebas yang akan
mengakibatkan kebocoran makromolekul, edema interstitial, dan redistribusi perfusi
yang berakibat pada kurangnya transpor oksigen ke #aringan. Pemberian cairan H"
pada fase ini akan mengakibatkan ter#adinya mobilisasi cairan endogen dari endotel
mikrovaskuler dan sel darah merah dengan efek yang paling menon#ol pada kapiler&
kapiler dengan endotel yang mengalami pembengkakan. Peningkatan konsentrasi
natrium memiliki efek positif inotropik dengan rentang osmolalitas +0&0msm
sedangkan konsentrasi natrium yang lebih tinggi dari 0msm akan berefek negatif
sehingga infus H" yang dialirkan terlalu cepat dapat mengakibatkan penurunan tekanan
darah.
Pemberian cairan hipertonis berhubungan dengan peningkatan urine output,
yang kemudian berhubungan dengan natriuresis yang mana pada kondisi hipovolemia
ter#adi perbaikan aliran darah gin#al dan filtrasi glomerulus sebagai faktor&faktor yang
mendukung peningkatan urine output. Perbaikan diuresis yang ter#adi selama
hipovolemia disebabkan oleh karena adanya proses diuresis osmotik.
Pemberian cairan hipertonis #uga mempengaruhi koagulasi melalui hemodilusi
yang luas. *danya efek singkat dari protrombin yang meman#ang dan penurunan
agregasi platelet ketika darah manusia terdilusi dengan H" terutama oleh karena
komponen H". "elain mempengaruhi sistem koagulasi pemberian cairan hipertonis
#uga mempengaruhi sistem imun.
>espon fisiologis terhadap trauma dan perdarahan termanifestasi pada
teraktivasinya sel&sel inflamasi termasuk makrofag, sel P)( dan limfosit yang
terkumpul pada lokasi #e#as dan mensekresikan mediator&mediator inflamasi. respon
terhadap hipoperfusi dan reperfusi berikutnya ter#adi aktivasi leukosit dengan pelepasan
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 13/25
13
substansi sitotoksik dan reactive oxygen species yang merusak sawar endotel.
Percobaan pada binatang menun#ukan selain mengekspansi volume plasma secara
efisien dan memperbaiki cardiac support H" #uga meningkatkan fungsi sel T in&vitro
dan dan fungsi imunitas seluler in vivo. Hal ini disebabkan oleh kemampuan cairan
hipertonis dalam kostimulasi sel T yang teraktivasi dalam proliferasinya dan #uga
mengembalikan fungsi sel T yang tersupresi. H" menggantikan #alur sinyal yang
berfungsi mengaktivasi sel T pada pasien&pasien immunocompromised . !airan
hipertonis #uga mensupresi beberapa fungsi neutrofil secara reversible khususnya
neutrophil-endothelial interaction. )enurut para peneliti konsep ini mungkin dapat
melindungi pasien dari bahaya sepsis, memperbaiki aliran darah usus, dan mengurangi
komplikasi lambat pada pasien&pasien trauma. <arutan hipertonis #uga berhubungan
dengan berkurangnya respon stres neuroendokrin terhadap pembedahan dan
perdarahan. >espon cairan hipertonis pada pasien dengan normovolemi cukup berbeda
dari pasien hipovolemi. Pasien normovolemia yang diberikan cairan hipertonis
menun#ukan tidak adanya perubahan yang signifikan pada respon imun terhadap cairan
hipertonis yang diberikan pada pasien.
Penggunaan cairan hipertonis sebagai salah satu regimen resusitasi cairan pada
kasus&kasus trauma dan emergensi belum digunakan secara luas karena masih
kontroversial walaupun telah banyak penelitian yang menin#au manfaat infus cairan
hipertonis dalam kasus&kasus trauma dan emergensi. suatu hasil penelitian meta analisis
menun#ukan bahwa pemberian cairan H" pada kasus hipotensi yang berhubungan
dengan traumatic in(ury bersifat menguntungkan dan memperbaiki nilai ketahanan
$ survival pada pasien dan adanya penurunan mortalitas pada pasien yang diberikan
cairan H" sebagai cairan pertama pada resusitasi. terapi cairan konvensional tetap
digunakan sebagai dasar dalam penentuan terapi cairan khususnya di *merika "erikat
namun cukup berbeda dengan kondisi yang ter#adi di Bropa dan beberapa negaralainnya. H"&koloid telah digunakan sebagai cairan resusitasi di *ustria se#ak 1==1.
*ustria dan 2ra3il adalah negara&negara yang pertama kali menggunakan cairan #enis
ini secara rutin dalam penanganan pasien trauma berat dan syok. H" dan Hetastarch
dicampur pada penggunaanya di *ustria dan sekarang penggunaanya digantikan oleh
Hyperhaes yakni E,% (a!l 4 6% HB". 'erman dan swedia termasuk dalam negara&
negara eropa yang #uga menggunakan campuran antara larutan hipertonis dan koloid
dalam penanganan pasien trauma dan syok. "tandar volume cairan hipertonis yang
diberikan dalam penanganan trauma dan syok di negara&negara ini sebanyak ?0ml.
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 14/25
14
>esusitasi cairan pada pasien dengan trauma kepala tertutup yang menggunakan
larutan hipotonis seperti >< akan meningkatkan tekanan intrakranial dengan
meningkatkan volume air di dalam otak. <arutan hipertonik akan menurunkan tekanan
intrakranial secara akut dengan mengurangi volume air, sedangkan penggunaan 0,=
saline tidak menun#ukan perubahan terhadap volume air dan tekanan intrakranial.
>esusitasi awal dengan menggunakan kristaloid setelah trauma kepala akan
memperburuk hemodinamik serebral. )anitol secara konvensional telah digunakan
untuk menurunkan tekanan intra kranial. "uatu penelitian di australia menun#ukan
bahwa tidak terdapat perbedaan pada fungsi neurologis sampai dengan 6 bulan setelah
ke#adian trauma kepala berat antara pasien yang diresusitasi dengan terapi cairan
konvensional dan pasien yang menerima resusitasi dengan cairan hipertonis.
osis standar pemberian cairan hipertonis adalah sebanyak +ml/kgbb atau ?0
ml yang bertu#uan agar dapat menghindari iritasi pembuluh darah, hipernatremia dan
gangguan fungsi neurologis. Fnfus dengan cairan hipertonis sebaiknya diberikan secara
perlahan&lahan karena #auh lebih menguntungkan daripada diberikan dengan tetesan
cepat. Bfek samping yang dapat ter#adi karena pemberian infus hipertonis antara lain
hipernatremia. >eaksi anafilaksis pada resusitasi pasien dengan menggunakan
campuran cairan hipertonis dan koloid #arang ter#adi dalam praktik klinis.
'& Oxygen-carrying plasma expander
xygen-carrying plasma expander merupakan larutan artifisial yang dapat
mengikat oksigen dan meningkatkan ekspansi volume plasma. Bkspansi volume plasma
yang dihasilkan oleh cairan ini #auh lebih besar daripada ekspansi volume plasma yang
dihasilkan oleh koloid. *emogloin ased oxygen carriers $H2!s dan
perfluorocarbon merupakan dari beberapa #enis cairan yang termasuk dalam oxygen-
carrying plasma expander . H2!s merupakan cairan yang hiperonkotik dengan
konsentrasi Hb 1g/dl. Hasil penelitian yang menggunakan sub#ek hewan dan
penelitian pada setting pembedahan elektif yang menggunakan H2!s sebagai cairan
resusitasi menun#ukan keamanan dan manfaat cairan ini namun pada penelitian dengan
setting emergensi dan pasien dengan trauma berat menun#ukan adanya peningkatan
ke#adian mortalitas pada pasien. !airan golongan H2!s sedikitnya harus memenuhi
kriteria seperti red lood cell $>2! agar resusitasi menggunakan H2!s men#adi
lebih efektif. -riteria tersebut antara lain H2!s harus mampu meningkatkan Hb
dalam darah, memiliki kurva disosiasi oksigen yang sama dengan Hb sel darah merah,
harus mampu meniadakan efek vasokonstriksi berat dan harus iso&onkotik atau sedikit
hiperonkotik dengan konsentrasi Hb yang tinggi. -emampuan H2!s dalam
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 15/25
15
meningkatkan volume plasma kemungkinan membatasi kemampuanya untuk
meningkatkan kadar Hb dalam darah setelah pemberian cairan ini karena ekspansi
volume plasma mendilusi Hemoglobin sel darah merah dan #ika tekanan onkotik
H2!s lebih tinggi daripada tekanan onkotik plasma pasien maka Hb bebas yang
dimiliki H2!s #uga akan ikut terdilusi selain itu H2!s memiliki efek scavenging
terhadap ( sehingga ter#adi deplesi kadar ( melalui reaksi dioksigenasi ( yang
menyebabkan ter#adi vasokonstriksi berat dan peningkatan tekanan darah pada pasien&
pasien trauma yang diberikan H2!s. Pengembangan H2!s generasi terbaru
menun#ukan adanya efikasi dan efektivitas pemberian H2!s untuk resusitasi cairan
pada kasus syok hemoragik dan trauma khususnya pada studi preklinik. H2!s
generasi terbaru yang sedang diteliti sekarang ini sedang men#alani u#i klinis tahap
ketiga, bahkan *frika "elatan dan >usia telah menyetu#ui penggunaannya secara klinis
se#ak tahun 006 dan 01. H2!s berpotensi men#adi cairan resusitasi yang efektif di
masa depan khususnya apabila efek samping yang tidak menguntungkan dari
penggunaan H2!s dapat diminimalisir sehingga penggunaan H2!s dapat bersifat
aman bagi pasien.
+erfluorocaron ,ased xygen Carrier $PG! adalah senyawa hidrokarbon
rantai lurus atau siklik dengan atom hidrogen yang digantikan oleh atom halogen
$fluorin atau bromida. PG! merupakan cairan hidrofobik dengan daya larut oksigen
yang tinggi. @ntuk menggunakannya melalui #alur intravena maka PG! harus
diemulsikan terlebih dahulu dengan fosfolipid di dalam larutan kristaloid. !airan ini
tidak meningkatkan tekanan onkotik tetapi meningkatkan hantaran oksigen ke #aringan
selama hemodilusi pada prosedur bedah mayor dengan kehilangan darah atau adanya
hemodilusi. (amun emulsi PG! mensupresi mekanisme pertahanan tubuh host,
mengaktivasi sistem komplemen dan menekan sistem retikuloendotelial. -omponen
PG! dalam infus dapat meningkatkan volume plasma sama dengan #umlah yangdialirkan ke dalam pembuluh darah dan komponen kristaloidnya mampu meningkatkan
volume plasma 0&0% dari volume yang dialirkan ke dalam pembuluh darah. 1 liter
infus PG! dengan komponen 60% PG! dan +0% kristaloid dapat meningkatkan
volume plasma sampai E00ml. -euntungan penggunaan emulsi PG! dalam kristaloid
yakni tidak ter#adi dilusi komponen&komponen plasma #ika dibandingkan dengan
ekspander plasma lainnya. (amun berbagai penelitian menun#ukan adanya efek
samping penggunaan PG! yakni peningkatan insiden stroke pada pasien yang
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 16/25
16
men#alani pembedahan ortopedi yang diberikan terapi cairan dengan menggunakan
PG!.
H2! merupakan cairan potensial yang mampu meningkatkan volume plasma
tetapi tetap memiliki kekurangan karena tidak dapat menggantikan fungsi darah pada
umumnya walaupun cairan ini memiliki hemoglobin. Penggunaan H2! pada
resusitasi cairan mungkin akan bermanfaat dan berguna bagi pasien namun
pengembangan oxygen carrying plasma expander yang aman dan efektif masih
merupakan tantangan yang menarik bagi para peneliti.
B. Fase)*ase Tera$i Cairan
>esusitasi cairan terdiri dari empat tahap penting yaituA
1 Tahap resusitasi
Tahap resusitasi merupakan tahap dimana cairan diberikan dalam volume yang
cukup besar untuk meresusitasi pasien dengan kondisi syok yangmembahayakan nyawa $tekanan darah arteri rendah, dan tanda&tanda gangguan
perfusi dan ditandai dengan cairan yang diberikan dalam bentuk bolus. Tu#uan
tahap resusitasi adalah untuk memperbaiki perfusi ke organ&organ vital dan
untuk memperbaiki syok. !airan biasanya diberikan dalam hitungan menit.
Tahap ptimalisasi
Pasien tidak lagi berada pada kondisi yang membahayakan nyawa namun
berada pada tahap syok yang terkompensasi dengan risiko tinggi ter#adinya
dekompensasi dan terapi cairan tambahan diberikan dengan hati&hati dan
dititrasi yang bertu#uan agar mengoptimalisasi fungsi #antung untuk
memperbaiki perfusi #aringan dengan tu#uan utama mengurangi disfungsi
organ. !airan diberikan dalam hitungan #am.
Tahap "tabilisasi
Pasien berada pada kondisi stabil sehingga terapi cairan bertu#uan untuk
pemeliharaan perfusi organ dan #aringan dan cairan diberikan sesuai dengan
kebutuhan normal pasien, namun cairan #uga tetap diberikan untuk rehidrasi
pasien #ika tetap ter#adi kehilangan cairan dari dalam tubuh karena adanya
proses penyakit. Tahap stabiliasi bertu#uan untuk memperoleh balans negatif
cairan dan cairan diberikan dalam hitungan harian.
+ Tahap e&eskalasi
Pasien dengan kondisi yang stabil dengan perbaikan ge#ala klinis dengan
prioritas mana#emen cairan untuk mencegah timbulnya efek samping akibat
pemberian cairan yang berlebihan. *supan oral dapat diberikan #ika
memungkinkan dan #ika tidak ada indikasi maka pemberian cairan intravena
tidak diperlukan.
C. Cairan Ntrisi
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 17/25
17
)alnutrisi biasa ter#adi pada pasien dengan rawat inap rumah sakit. >asio prevalens
malnutrisi yang dilaporkan di rumah sakit&rumah sakit di australia sebanyak 0%. "tatus gi3i
seorang pasien dapat menurun secara signifikan selama rawat inap di rumah sakit yang
disebabkan oleh asupan diet yang berkurang dan kebutuhan 3at gi3i yang meningkat sebagai
dampak proses penyakit $perubahan metabolisme, kehilangan 3at gi3i yang meningkat dan
berkurangnya konsumsi, digesti dan absorbsi 3at gi3i di dalam tubuh. Nutrition support yang
tepat bertu#uan mencegah malnutrisi pada pasien yang berisiko dan #uga memperbaiki status
gi3i pada pasien malnutrisi.
(utrisi parenteral dapat membantu mempertahankan kehidupan ketika pasien kesulitan
menerima 3at gi3i melalui traktus gastrointestinal untuk waktu yang lama namun pemberian
nutrisi melalui secara parenteral #uga berisiko dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Pemberian nutrisi melalui #alur parenteral dibutuhkan ketika pasien tidak mampu
mempertahankan kondisinya baik melalui asupan oral maupun nutrisi enteral. Penggunaan
nutrisi parenteral harus dipertimbangkan ketika asupan oral normal atau nutrisi enteral tidak
dapat dilaksanakan dalam waktu ? hari.
ukungan nutrisi parenteral meru#uk pada pemasukan formula nutrisi intravena ke
dalam aliran darah. "otal +arenteral Nutrition $TP( artinya infus yang diberikan memenuhi
semua kebutuhan 3at gi3i pasien secara lengkap $pemberian semua kebutuhan 3at gi3i paien
hanya melalui #alur parenteral. (utrisi parenteral dapat diberikan melalui akses vaskular
sentral maupun akses vaskuler perifer.
a Fndikasi
Fndikasi utama penggunaan nutrisi parenteral antara lainA fungsi usus tidak adekuat
atau sulit diakses seperti adanya obstruksi usus atau iskemia usus, adanya fistula
pada saluran pencernaan, adanya short oel syndrome, diare berat yang persisten
atau menetap, adanya sindroma malabsorbsi, trauma fasial, pembedahan atau
malformasi di daerah fasial serta obstruksi atau malformasi saluran pencernaan
bagian atas dan risiko adanya perdarahan saluran cerna bagian atas. b kontra indikasi
kontra indiksi penggunaan nutrisi parenteral antara lain, penggunaan nutrisi
parenteral merupakan kontraindikasi pada pasien dengan status gi3i normal atau
pasien yang dapat memenuhi kebutuhan 3at gi3inya secara oral maupun enteral.
Pasien&pasien post op yang tetap berpuasa setelah pembedahan namun dii3inkan
memenuhi kebutuhan gi3inya beberapa #am post op melalui makanan yang
dikonsumsi secara oral atau enteral tanpa menimbulkan masalah lainnya dalam
#angka waktu ? hari $total lamanya puasa pasien tidak lebih dari ? hari #uga tidak
perlu mendapatkan bantuan nutrisi secara parenteral. Pasien post op dengan
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 18/25
18
dismotilitas usus yang ringan dan diharapkan dapat membaik dalam beberapa hari
$tidak lebih dari ? hari #uga tidak perlu mendapatkan nutrisi parenteral. Pasien yang
dipasangi (e(unal tue atau men#alani pembedahan yang akan memperbaiki fungsi
atau aksesibilitas usus #uga tidak perlu mendapatkan bantuan nutrisi secara
parenteral.
c Gormulasi (utrisi parenteral
1 Protein
Protein pada nutrisi parenteral diberikan dalam bentuk asam amino
bebas. -onsentrasi asam amino dalam suatu cairan parenteral seringkali
ditun#ukan melalui kadar nitrogen yang dimilikinya. >asio kandungan
nitrogen terhadap total berat molekul bervariasi untuk setiap asam amino.
"ehingga untuk mengetahui kandungan asam amino suatu cairan parenteral
maka dapat digunakan rumus $kadar nitrogen × 6.? total berat
molekul asam amino.
!airan standar yang digunakan pada pemberian nutrisi parenteral
biasanya mengandung kadar protein yang relatif rendah karena secara umum
tubuh pasien akan mengkonsumsi protein sebanyak 1,0&1, kg/bb #ika
kebutuhan energinya dapat terpenuhi dengan menggunakan cairan nutrisi
parenteral standar. *supan protein yang tinggi tidak dapat mencegah
katabolisme yang ter#adi pada pasien kritis atau mengalami sepsis dan
peningkatan asupan protein #uga tidak meningkatkan kadar albumin selama
respon fase akut. 2eberapa larutan #uga menyediakan komponen asam amino
yang spesifik misalnya glutamin yang dapat membantu mengurangi
katabolisme sel #ika diberikan dalam #umlah besar pada penyakit yang
meningkatkan turnover enterosit dan sel&sel imun.
-arbohidrat
Clukosa $&glucose atau sering disebut de:trosa menyediakankarbohidrat pada nutrisi parenteral sampai dengan E?% dari total energi yang
disediakan oleh suatu cairan nutrisi parenteral. Clukosa adalah sumber utama
energi tubuh dan kebutuhan perharian glukosa sekitar gr/kgbb untuk
memenuhi kebutuhan sel&sel yang tidak dapat menggunakan 3at gi3i lain
sebagai bahan bakar utama seperti otak, gin#al maupun eritrosit. <a#u
maksimum penggunaan dan oksidasi glukosa berkisar antara +&
Emg/menit/kgbb $?&10g/kg/+#am. Pemberian glukosa yang melebihi la#u
penggunaan dan oksidasi glukosa dapat meningkatkan risiko komplikasi
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 19/25
19
seperti hiperglikemia, perlemakan hati dan masalah&masalah pernafasan.
<arutan glukosa yang diberikan secara parenteral biasanya diberikan dalam
pelarut air yang ditun#ukan dalam persentasi yang mewakili berat per volume
dari total volume larutan tersebut. )isalnya, ?% larutan de:trosa
mengandung ?g de:trosa per 100ml larutan sehingga 1 liter ?% de:trosa
mengandung ?0gram karbohidrat.
<emak
"ediaan lemak untuk nutrisi parenteral diberikan dalam bentuk emulsi
lemak yakni suatu bentuk lemak yang larut dan dapat diinfus dengan mudah
ke dalam pembuluh darah. )enyediakan lemak sebagai salah satu sumber
energi memudahkan dalam memenuhi kebutuhan energi pasien tanpa harus
melebihi #umlah glukosa yang diberikan pada pasien. Bmulsi lemak #ugamengandung asam lemak esensial. Bmulsi lemak memiliki osmolalitas yang
rendah sehingga saat menambahkan emulsi lemak kedalam formula nutrisi
parenteral akan menurunkan osmolalitas larutan yang dihasilkan. Hal ini
penting terutama #ika formula akan diberikan secara perifer yang
membutuhkan larutan dengan osmolalitas yang rendah ;=00msm/kg. leh
karena itu formula yang diberikan secara perifer memiliki kadar lemak yang
tinggi. Gormula lipid parenteral terdiri dari minyak yang distabilisasi dalam
suatu emulsi dengan lesitin kuning telur. <emak pertama kali diemulsikan
dalam minyak kacang kedelai dan sampai saat ini masih banyak digunakan
dalam praktik klinis. *da pula emulsi lemak alternatif antara lain campuran
minyak kacang kedelai&minyak 3aitun $dalam rasio 0A0, emulsi minyak
ikan dan multilipid lainnya $misalnya campuran antara minyak kedelai,
)!T, minyak 3aitun dan minyak ikan dengan rasio 0A0A0A10. Pemberian
lemak secara parenteral yang berlebihan berhubungan dengan fungsi imun
yang terganggu, disfungsi hati, koagulopati, fungsi paru&paru yang abnormal,
peningkatan resistensi vaskuler dan abnormalitas lemak darah. Pemberian
lipid secara parenteral sebaiknya antara 0,0&0,0?g/#am/kgbb atau sekitar
1g/kgbb/+ #am. Fnfus lipid parenteral sebaiknya diberikan secara kontinyu
dalam waktu + #am. -andungan lipid dalam satu emulsi biasanya
ditun#ukan dalam persentasi dan tersedia dalam 10%, 0% atau 0% emulsi.
+ )ikronutrien
"ecara umum larutan nutrisi parenteral mengandung makronutrien dan
elektrolit tetapi tidak dengan mikronutrien. Pemberian TP( tentunya harus
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 20/25
20
mencakup mikronutrien $vitamin, mineral dan trace element . Pasien yang
menerima TP( akan mengalami asupan nutrisi yang kurang dan karenanya
akan memiliki cadangan mikronutrien yang sangat sedikit yang disebabkan
oleh tingginya kebutuhan pasien dan proses kehilangan 3at gi3i yang terus
berlangsung oleh karena adanya proses penyakit. )ikronutrien harus
disertakan dalam formula nutrisi parenteral pasien se#ak pertama kali
diberikan. Pasien yang menerima nutrisi parenteral untuk #angka waktu yang
lama $lebih dari &6 bulan membutuhkan monitoring ketat terhadap status
mikronutrien dalam tubuh karena simpanan mikronutrien dalam tubuh dapat
berkurang bahkan dengan suplementasi karena kebutuhan tubuh yang terus
meningkat.
? Blektrolit<arutan nutrisi parenteral standar biasanya mengandung elektrolit. >ekomendasi
#umlah asupan elektrolit per harian yakni 1 natrium 1&mmol/kgbb, kalium 1&
mmol/kgbb, kalsium ,?&? mmol, + magnesium +&1 mmol, ? fosfor 10&
0mmol, 6klorida sesuai dengan kebutuhan untuk mengatur keseimbangan asam
basa dengan asetat. Harus dilakukan monitoring ketat pada pemberian elektrolit
untuk mencegah ter#adinya defisiensi atau overload . Bksresi kalium, fosfat dan
magnesium berkurang pada gangguan gin#al oleh karena itu pada pasien dengan
gangguan gin#al pemberian ketiganya harus dibatasi. -ebutuhan elektrolit pada
pasien #uga dapat meningkat khususnya bagi pasien yang mengalami kehilangan
elektrolit yang meningkat, atau ter#adi intracellular shift pada pasien atau adanya
peningkatan kebutuhan elektrolit sehingga pemberian elektrolit dapat ditambahkan
ke dalam formula nutrisi parenteral atau diberika melalui infus yang terpisah.
-ebutuhan elektrolit yang cukup besar sebaiknya diberikan melalui infus yang
terpisah karena hal ini akan mempengaruhi keseimbangan asam basa.
d Pertimbangan pemilihan (utrisi Parenteral1 smolalitas
Pemberian formula parenteral yang diberikan secara sentral ke dalam
vena cava bisa menggunakan larutan dengan osmolalitas yang tinggi karena
aliran darah yang cepat dalam vena&vena sentral secara langsung akan
mendilusi formula yang diberika. Gormula yang akan diberikan melalui akses
perifer sebaiknya memiliki osmolalitas cairan yang rendah untuk mencegah
ter#adi iritasi pada pembuluh darah. Bmulsi lemak memiliki osmolalitas yang
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 21/25
21
lebih rendah dari pada glukosa, protein atau elektrolit sehingga cocok
diberikan melalui akses perifer.
Hang&Time
2eberapa faktor dapat mempengaruhi hang time dan shelf-life suatu formula
parenteral. Fnteraksi antara makronutrien dan mikronutrien dapat mengurangi
bio&availabilitas dan stabilitas suatu larutan nutrisi parenteral. &helf-life suatu
larutan nutrisi parenteral diperpan#ang dengan men#aga agar makronutrien
tetap terpisah dari mikronutrien $dalam sistem multi&chamber bag atau
melalui loading mikronutrien ke dalam larutan nutrisi parenteral bersamaan
dengan saat infus mulai dialirkan ke dalam pembuluh darah.
"tabilitas
Hilangnya stabilitas larutan nutrisi parenteral misalnya lemak yang tidak
teremulsi atau adanya endapan bahan campuran larutan akan menyebabkan
formula nutrisi parenteral tidak aman untuk diberikan. 2eberapa faktor dapat
mempengaruhi stabilitas suatu larutan nutrisi parenteral. ulti chamer ag
biasanya memiliki shelf-life yang lebih lama pada temperatur ruang karena
komponen reaktifnya tetap dalam keadaan terpisah. !airan nutrisi parenteral
yang telah ditambahkan mikronutrien biasanya disimpan di dalam lemari
pendingin dan memiliki shelf-life yang lebih singkat. "ecara umum stabilitas
suatu cairan nutrisi parenteral dapat dimaksimalisasi dengan menyimpannya
sesuai rekomendasi produsen cairan tersebut dan #uga tanpa menambahkan
bahan lain ke dalam cairan tersebut.
e )asalah yang timbul pada pemberian nutrisi parenteral #angka pan#ang
Pemberian nutrisi melalui #alur parenteral adalah cara yang dapat
menyelamatkan hidup pasien namun pada pemberian yang lama $lebih dari &6
bulan dapat timbul masalah lain seperti ter#adinya osteoporosis dan osteomalacia,
gangguan fungsi hati dan kolestasis, perlemakan hati, hipermagnesemia, atrofi usus
karena kurangnya pemberian nutrisi secara enteral dan penurunan fungsi gin#alD. Akses +askler
a& Akses Peri*er
)enentukan dan mempertahankan akses vaskuler adalah salah satu dari
berbagai permasalahan umum yang ditemukan dalam praktik klinis sehari&hari.
Dalaupun penggunaan kateter vena sentral mulai diminati namun akses perifer tetap
merupakan akses paling aman, paling mudah dan paling banyak dipilih dalam
praktek sehari&hari. 2erbagai faktor dapat mempengaruhi tempat pemilihan kanulasi
vena. 7ena&vena ekstremitas atas yakni di bagian dorsum tangan, bagian lateral
lengan bawah dan fossa antecubiti adalah lokasi yang sering dipilih untuk kanulasi
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 22/25
22
vena. 7ena di bagian dorsum kaki dan vena saphena #uga dapat dipilih sebagai
tempat kanulasi #ika vena&vena ekstremitas atas tidak dapat digunakan. Tempat&
tempat bagian distal harus dicoba terlebih dahulu sebelum dilakukan kanulasi di
tempat&tempat yang letaknya lebih proksimal. 7ena antecubiti dan vena&vena di
lengan atas dapat dipilih #ika dibutuhkan vena dengan kaliber besar untuk keperluan
emergensi dan resusitasi dalam waktu yang singkat. -ateter yang dapat dimasukan
secara perifer uga dapat ditempatkan di vena #ugularis eksterna, vena&vena di
dinding dada bagian atas dan vena&vena di bagian kepala #ika tidak ada vena di
lokasi lain yang lebih distal yang dapat digunakan. -ateter yang biasanya digunakan
pada akses perifer adalah kateter dengan ukuran kecil walaupun kateter dengan
ukuran kecil tidak adekuat untuk perawatan perioperatif atau resusitasi terlebih saat
dibutuhkan cairan dalam #umlah banyak. -omplikasi yang dapat ter#adi dari
penggunaan akses vaskuler perifer dalam pemberian terapi cairan antara lain
hilangnya patensi karena adanya pembentukan bekuan darah, adanya infiltrasi
#aringan, terlepasnya kateter dari tempat penusukan dan adanya infiltrasi cairan ke
#aringan sub kutan, infeksi dan flebitis.
!& Akses Sentral
*kses vaskular sentral pada pemberian cairan intravena #uga dapat digunakan
dengan indikasi untuk pemberian obat&obatan tertentu seperti antibiotika, dan infus&
infus vasoaktif, pemberian nutrisi parenteral, hemodialisis, monitoring hemodinamik
dan adanya kesulitan untuk mencapai akses vaskular perifer. <okasi yang paling
banyak dipilih sebagai akses vaskular sentral antara lain vena #ugularis interna dan
vena subclavia dan vena femoralis. 7ena femoralis biasanya dipilih sebagai alternatif
ketika vena subclavia dan vena #ugularis sulit atau tidak dapat dilakukan penusukan
dan selain itu sangat cocok untuk proses resusitasi pasien&pasien trauma. Penusukan
pada akses vaskuler dapat dilakukan dengan bantuan arahan @"C, sehingga dapat
mengurangi risiko ter#adinya kegagalan penusukan, meningkatkan keberhasilan
penusukan pada percobaan pertama dan mengurangi komplikasi yang dapat ter#adi
namun dalam situasi yang mana sulit untuk menggunakan @"C maka pemahaman
tentang anatomi di sekitar daerah penusukan sangat dibutuhkan agar tidak ter#adi
kegagalan. -omplikasi yang biasanya ter#adi antara lain tertusuknya pembuluh darah
arteri, hematoma, pneumotoraks, hemothoraks dan cedera / #e#as pada #aringan saraf
selain itu #uga dapat ter#adi infeksi dan trombosis di tempat kanulasi.
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 23/25
23
BAB ,
PENUTUP
,.1 Kesi#$lan
1 Terapi cairan merupakan terapi yang bersifat life saving bagi pasien namun bukan
berarti pemberian cairan bersifat tanpa risiko.
"ecara garis besar ada dua #enis terapi cairan yaitu cairan resusitasi dan cairan nutrisi !airan resusitasi terbagi men#adi kristaloid, koloid, larutan hipertonis dan cairan
H2!s
+ !airan nutrisi terbagi men#adi cairan nutrisi makronutrien dan cairan nutrisi
mikronutrien serta elektrolit
? Pemberian terapi cairan dapat melalui akses vaskular perifer dan #uga melalui akses
vaskular sentral.
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 24/25
24
DAFTA% PUSTAKA
1. Doo *, "utton H, "tephens >. *n Fntroduction to Gluid Therapy. 2ritish 'ournal f
Hospital )edicine. 00E *prilI 6A$+.
. The 2ritish *ssociation of Parenteral and Bnteral (utrition. 2ritish !onsensus Cuidelines
on Fntravenous Gluid Therapy for *dult "urgical Patient. 011. <ondon.
. "inger P, 2erger ), 2erghe C, 2iolo C, !alder P, Gorbes * et al. B"PB( Cuideline on
Parenteral (utrition A Fntensive care. !linical (utrition. 00=I A E&+00.
+. ("D *gency for !linical Fnnovation. Parenteral (utrition Pocket 2ook for *dults. 011.
*ustraliaA *gency for !linical Fnnovation?. Hahn >, Prough , "vensen !. Perioperative Gluid Therapy. (ew JorkA Fnforma Health
!are, @"*. 00E. ?Ep
6. ietician *ssociation of *ustralia. Parenteral (utrition )anual for *dults in health care
facilities. 011. !anberra
E. "herwood <, Gisiologi )anusia. 6th ed. 'akarta A BC!. 006.
. Go: ". Human Physiology. 1th ed. (ew JorkA The )cCraw&Hill !ompanies, Fnc. 011.
Ep.
=. Hoste B, )aitland -, 2rudney !, )ehta >, 7incent ', Jates et al. Gour phases of
intravenous fluid therapyA a conceptual model. 2ritish 'ournal of *nesthesia. 01+ "epI1&
10. "oni (. 2ritish consensus guidelines on intravenous fluid therapy for adult surgical patient
$CFGT*"@PA cassandra9s view. *naesthesia. 00=I ?&.
11. "weeney >, )c-endry >, 2edi *. Perioperative intravenous fluid therapy for adults.
@lster )ed '. 01I $A 1E1&1E.
1. !hen ', "cerbo ), -ramer C. * >eview of 2lood "ubstituteA B:amining the history,
clnical trial results, and ethics of Haemoglobin&2ased :ygen !arriers. !linics. 00=I
6+$A0&1.
1. rti3 , 2arros ), Jan ", !abrales P. >esucitation from hemorragic shock using polymeri3ed hemoglobin compared to blood. *m ' Bmerg )ed. 01+I $A+&??
7/26/2019 refrat cairan
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-cairan 25/25
25
1+. *ngele ), "chneider !, !haudry F. 2ench to bedside reviewA latest results in hemoragik
shock. !ritical !are. 00I 1A1
1?. *lam H, 7elmahos C. (ew trends in resucitation. !urr Probl "urg. 011I +$A?1&?6+
16. 2inglan J, 2loch -, Kapol D. Hemoglobin based red blood cell substitutes and nitric
o:ide. Trends !ardiovasc )ed. 00=I 1=$A 10&10E