referat yenira

10
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi penurunan angka kematian ibu (AKI) ditekankan pada upaya mendekatkan pelayanan kebidanan berkualitas pada masyarakat, terutama pertolongan persalinan dan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal. Namun demikian setelah lebih dari sepuluh tahun upaya percepatan penurunan AKI dilaksanakan di Indonesia, hasilnya belum sesuai dengan yang kita harapkan bersama, sehingga masih diperlukan berbagai upaya untuk peningkatan dan pengembangan strategi. Untuk itu pada tahun 1999 WHO dengan dukungan dari badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF, World Bank dan sektor terkait lainnya telah menyusun strategi  MakingPregnancy Safer (MPS) untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan masih tingginya AKI di negara berkembang , termasuk Indonesia. Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, pemerintah melalui Departemen Kesehatan menerapkan strategi  Making Pregnancy Safer (MPS), atau „membuat kehamilan lebih aman, yang merupakan penajaman dari kebijakan sebelumnya tentang „Penyelamatan Ibu Hamil. Strategi MPS yang memberi penekana n kepada aspek medis, walaupun tidak mengabaika n aspek non-medis. Indonesia telah mencanangkan  Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010 pada 12 Oktober 2000 sebagai bagian dari program Safe Motherhood . Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood dan  Making Pregnancy Safer sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. MPS merupakan strategi sektor kesehatan yang fokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan intervensi klinis dan pelayanan kesehatan. MPS dilaksanakan berdasarkan upaya-upaya yang telah ada dengan penekanan pada pentingnya

Upload: yenira-fitriani

Post on 19-Jul-2015

136 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 1/10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Strategi penurunan angka kematian ibu (AKI) ditekankan pada upaya

mendekatkan pelayanan kebidanan berkualitas pada masyarakat, terutama

pertolongan persalinan dan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.

Namun demikian setelah lebih dari sepuluh tahun upaya percepatan penurunan

AKI dilaksanakan di Indonesia, hasilnya belum sesuai dengan yang kita harapkan

bersama, sehingga masih diperlukan berbagai upaya untuk peningkatan dan

pengembangan strategi. Untuk itu pada tahun 1999 WHO dengan dukungan dari

badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF, World Bank dan sektor

terkait lainnya telah menyusun strategi MakingPregnancy Safer (MPS) untuk 

menjawab masalah yang berkaitan dengan masih tingginya AKI di negara

berkembang, termasuk Indonesia.

Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, pemerintah melalui

Departemen Kesehatan menerapkan strategi Making Pregnancy Safer (MPS), atau

„membuat kehamilan lebih aman‟, yang merupakan penajaman dari kebijakan

sebelumnya tentang „Penyelamatan Ibu Hamil‟. Strategi MPS yang memberi

penekanan kepada aspek medis, walaupun tidak mengabaikan aspek non-medis.

Indonesia telah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai

strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010 pada

12 Oktober 2000 sebagai bagian dari program Safe Motherhood . Dalam arti kata

luas tujuan Safe Motherhood  dan  Making Pregnancy Safer  sama, yaitu

melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban

kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan

persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. MPS merupakan strategi sektor

kesehatan yang fokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam

melaksanakan intervensi klinis dan pelayanan kesehatan. MPS dilaksanakan

berdasarkan upaya-upaya yang telah ada dengan penekanan pada pentingnya

Page 2: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 2/10

kemitraan antara sektor pemerintah, lembaga pembangunan, sektor swasta,

keluarga dan anggota masyarakat.

Melalui MPS diharapkan seluruh pejabat yang berwenang, mitra

pembangunan dan pihak-pihak lain yang terlibat lainnya untuk melaksanakan

upaya bersama dalam meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan guna

menjamin pelaksanaan dan pemanfaatan intervensi yang efektif berdasarkan bukti

ilmiah (evidence based). Perhatian difokuskan pada kegiatan-kegiatan berbasis

masyarakat yang menjamin agar ibu dan bayi baru lahir mempunyai akses

terhadap pelayanan yang mereka butuhkan bilamana diperlukan, dengan

penekanan khusus pada pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

terampil pada saat melahirkan serta pelayanan yang tepat dan berkesinambungan.

1.2  Tujuan

a.  Mengetahui masalah kesehatan ibu di dunia dan di Indonesia

b.  Mengetahui visi, misi, target, dan strategi program making pregnancy safer 

(MPS) di Indonesia

Page 3: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 3/10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Masalah Kesehatan Ibu di Dunia dan di Indonesia

Tiga belas tahun setelah Prakarsa Safe Motherhood dicanangkan, masih

lebih dari 600.000 wanita meninggal akibat komplikasi kehamilan dan pesalinan

setiap tahunnya. Oleh karena itu, upaya Safe Motherhood terus mendapat

perhatian utama di banyak negara. Di Indonesia sendiri, terjadi lebih dari 5 juta

kehamilan setiap tahunnya. Sekitar 20.000 dari kehamilan tersebut berakhir

dengan kematian yang diakibatkan oleh komplikasi obstetri yaitu perdarahan,

infeksi, eklamsia dan komplikasi aborsi.

Komitmen pemerintah Indonesia untuk menurunkan Angka Kematian lbu

(AKI) di Indonesia berawal pada tahun 1988 dengan dicanangkannya Prakarsa

Safe Motherhood oleh Kepala Negara yang menyerukan semua sektor untuk 

berperan aktif dalam penurunan AKI sebesar 50% dari 450 menjadi 225 per

100.000 kelahiran hidup di tahun 2000.

Kematian ibu di Indonesia mengalami penurunan. Meski demikian,

penurunan yang terjadi belum signifikan dan masih jauh dari harapan . Menurut

data dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kejadian AKI

setiap tahunnya mengalami penurunan. Pada tahun 1996 AKI sebanyak 

450/100.000 kelahiran hidup, menurun 25 % pada tahun 1997 menjadi

373/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2003 terjadi penurunan lagi yaitu

307/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2007 AKI menjadi 228/100.000

kelahiran hidup, dan tahun 2008 sekitar 4.692 ibu, meninggal pada masa

kehamilan, persalinan dan nifas.

Penyebab langsung AKI adalah perdarahan 45%, infeksi 15%, dan eklamsi

13%. Penyebab lain komplikasi aborsi 11%, partus lama 9%, anemia 15%,

Kurang Energi Kronis (KEK) 30% . Komplikasi kehamilan dan persalinan

sebagai penyebab kematian ibu dialami sekitar 15-20% dari seluruh kehamilan.

Sekitar 65% ibu hamil mengalami keadaan “4 terlalu” ( terlalu muda menikah,

terlalu tua untuk hamil, terlalu sering melahirkan dan terlalu banyak hamil).

Page 4: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 4/10

 

Faktor pendukung lain yang menyebabkan kematian ibu adalah kuantitas

dan kualitas tenaga penolong (kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan).

Pada tahun 2008 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia 80,68%.

Masih ada pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun dengan

menggunakan cara-cara tradisional. Indikator yang menunjukkan masalah yang

harus dihadapi adalah meskipun kunjungan antenatal pertama (K1) mencapai 90%

dari ibu hamil, hanya 60% kelahiran yang dilakukan oleh tenaga terampil.

Penyebab mendasar kematian ibu disebabkan karena factor non medis yaitu

bias gender yang terjadi di keluarga dan masyarakat diantaranya :

  Bias gender dalam keluarga dan masyarakat yang tidak memberikan

perhatian pada kesehatan ibu hamil dan bersalin menyebabkan 3 Terlambat

yaitu Terlambat mengambil keputusan, Terlambat mencapai tempat 

 pelayanan kesehatan dan Terlambat mendapat pertolongan tindakan

segera.

  Kurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam mencari informasi

tentang kesehatan ibu, keterbatasan perempuan mengambil keputusan untuk 

kepentingan kesehatan dirinya, dikarenakan pendidikan yang rendah,

perilaku diskriminatif di keluarga dan masyarakat.

  Faktor sosial ekonomi, perempuan dipaksa nikah dini karena tekanan

ekonomi di keluarga, ketika hamil dan bersalin kemampuan keluarga

membayar biaya persalinan rendah, masih dipercayanya dukun dalam

menolong persalinan karena faktor biaya yang murah.

  Kematian ibu akibat proses persalinan barangkali dianggap ”normal” di

masyarakat padahal kondisi tersebut ”kritis” dengan tingkat anomali kian

menumpuk dalam dimensi sangat kompleks.

  Suami menganggap melahirkan sudah merupakan kewajiban dan

tanggungjawab seorang istri.

Dalam upaya mempercepat penurunan AKI, sekaligus untuk mencapai

target AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010, dan sasaran

 Millenium Development Goals (MDGs)  menjadi 102/100.000 kelahiran hidup

Page 5: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 5/10

pada tahun 2015, salah satu upaya yang dilakukan adalah Making Pregnancy

Safer (MPS) yang diprakarsai oleh WHO dan merupakan strategi sector kesehatan

yang bertujuan menurunkan AKI. Berdasarkan jumlah kematian ibu pertahun

yang terus mengalami penurunan, menunjukkan bahwa masalah ini bisa di atasi.

Making Pregnancy Safer [MPS] merupakan strategi sektor kesehatan yang

ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan dan kesakitan ibu dan bayi.

Strategi MPS merupakan tonggak sejarah yang menandai komitmen baru untuk 

memastikan hak ibu dan bayinya. Strategi MPS disusun berdasarkan pengetahuan

epidemiologi yang didapat sejak pencanangan Prakarsa Safe Motherhood di

Nairobi tahun 1987. Strategi ini disusun berdasarkan konsensus yang dicapai pada

International Conference on Population and Development (ICPD-Cairo, 1994),

Konferensi Dunia ke-IV tentang Wanita (Beijing, 1995) dan pernyataan bersama

WHO/UNFPA/UNICEF/World Bank.

2.2  Visi, Misi, Tujuan, Target, dan Strategi MPS

a.  Visi MPS

Dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat

2010, visi MPS adalah: Semua perempuan di Indonesia dapat menjalani

kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat. 

b.  Misi MPS

Misi MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru

lahir melalui pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap

intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas,

memberdayakan perempuan, keluarga dan masyarakat mempromosikan kesehatan

ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam program

pembangunan nasional. 

c.  Tujuan MPS

Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia

Page 6: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 6/10

d.  Strategi MPS

1.  Meningkatkan cakupan, mutu, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan ibu

dan anak. Meningkatkan cakupan dilakukan dengan menempatkan bidan di

desa, mendirikan pos bersalin desa (polindes), dan tim mobil pelayanan

keliling. Meningkatkan mutu dilakukan melalui pelatihan dan perbaikan

peralatan untuk menunjang PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergensi Dasar) dan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

Komprehensif). Sedangkan peningkatan keterjangkauan dilakukan melalui

program orang miskin. Sekarang ini pelayanan kesehatan orang miskin

ditanggung pemerintah melalui „kartu miskin‟. Di masa mendatang,

pelayanan orang miskin akan dikontrakkan kepada PT Askes.

2.  Pemberdayaan wanita dan keluarga. Upaya ini dilakukan dengan berbagai

cara, termasuk peraturan dan perundangan yang menyamakan hak 

perempuan dan hak laki-laki, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

perempuan dan keluarga melalui diseminasi dan penggunaan buku KIA

(kesehatan ibu dan anak), sadar gizi, dan keluarga siaga.

3.  Pemberdayaan masyarakat. Upaya ini dilakukan melalui penyelenggaraan

posyandu dan pengembangan desa siaga. Kegiatan desa siaga termasuk 

antara lain: transfusi darah masyarakat, ambulans masyarakat, dan tabungan

ibu bersalin. Masyarakat juga dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan rumah

sakit sayang ibu, antara lain melalui: deteksi kehamilan berisiko tinggi,

menyediakan sarana untuk transportasi ke rumah sakit rujukan, dan

memberikan bantuan dana pada keluarga yang memerlukannya.

4.  Kerja-sama lintas sektoral. Meningkatkan status perempuan bekerja-sama

dengan Kantor Menteri Negara Perempuan dan BKKBN; meningkatkan

pendidikan ibu-ibu dengan Departemen Pendidikan Nasional; meningkatkan

ketrampilan dengan organisasi profesi. Kerja-sama lintas sektoral tidak saja

dengan sektor pemerintah, tetapi juga organisasi profesi, seperti IBI (Ikatan

Bidan Indonesia), POGI (Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia), dan

IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

Page 7: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 7/10

 

E.  Kebijakan Dan Rencana Ke Depan

1.  Reformulasi Kegiatan Program

Menurunkan Angka Kematian Ibu melalui pelayanan yang berkualitas

dengan cara :

  Melibatkan peran serta suami/laki-laki dan masyarakat dalam upaya

memelihara kesehatan ibu usia subur, hamil, bersalin dan nifas

  Harus ada kesamaan pandangan pada pemerintah dan masyarakat bahwa

menurunkan AKI adalah meningkatkan kapasitas perempuan. Tidak sekadar

mengukur jumlah perempuan datang ke posyandu atau memeriksakan

kehamilan, tetapi mengubah perilaku bangsa dengan memahami hak kesehatan

reproduksi secara tepat dan benar.

  Tiga Pesan Kunci Program Making Pregnancy Safer (MPS)

1.  Meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih.

2.  Setiap komplikasi obstetri mendapat pelayanan yang adekuat

3.  Setiap wanita usia subur harus mempunyai akses terhadap pencegahan

kehamilan yang tidak di inginkan dan penanganan komplikasi keguguran

  Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan

mengembangkan system yang menjalin pelaksanaan standar yang telah

disusun.

  MPS merupakan lanjutan dari program 4 pilar safe motherhood sebagai

prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional

2.  Rencana Aksi

a.  Advokasi sosialisasi strategi MPS

Advokasi sosialisasi strategi MPS yang renponsif terhadap gender di pusat

dan daerah. Kampanye program dengan slogan “Ibu Selamat, Bayi Sehat, Suami

Siaga”, melalui penyusunan hasil informasi cakupan program dan data informasi

tentang masalah yang dihadapi daerah sebagai substansi untuk sosialisasi dan

advokasi. Kepada para penentu kebijakan agar lebih berpihak kepada kepentingan

ibu dan anak.

Page 8: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 8/10

b.  Penyuluhan tentang pentingnya peran suami/laki-laki dalam menunjang

kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas di berbagai tingkatan ( keluarga dan

masyarakat)

c.  Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat,

Antara lain dalam bentuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya,

pencegahan terlambat 1 dan 2, serta menyediakan buku KIA. Kesiapan keluarga

dan masyarakat dalam menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan (dana,

transportasi, donor darah), jaga selama hamil, cegah 4 terlalu, penyediaan dan

pemanfaatan yankes ibu dan bayi, partisipasi dalam jaga mutu pelayanan.

d.  Kelas kelompok Ibu hamil dan persiapan bersalin di posyandu/polindes

Meningkatkan peran posyandu dan polindes dengan membuka kelas

kelompok khusus ibu-ibu hamil dan ibu persiapan melahirkan. Disetiap

kelompok, ibu dan keluarga bisa berkonsultasi tentang kehamilannya dan

menerima tindakan pengobatan pencegahan komplikasi.

e.  Pendataan ibu hamil dan menempelkan striker P4K ( program perencanaan

persalinan dan pencegahan komplikasi ).

Program P4K mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan,

bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan

terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil.

Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD)

dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

f.  Mengoptimalkan Program Gerakan Sayang Ibu (GSI)

Dengan bentuk kegiatan yang sudah terealisasi di beberapa daerah yaitu

Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), pemetaan ibu hamil dan donor darah serta

menyediakan ambulan desa. Untuk mendukung GSI juga dikembangkan program

Suami Siaga (Suami Siap Antar Jaga), dimana suami sudah menyiapkan biaya

pemeriksaan dan persalinan, siap mengantar istri ke pemeriksaan dan tempat

melahirkan serta siap menjaga dan menunggu saat istri melahirkan.

g.  Kerjasama bidan dengan dukun di masyarakat untuk mengupayakan agar

semua persalinan bisa ditolong oleh tenaga kesehatan. Pelatihan kepada dukun

Page 9: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 9/10

tentang sterilisasi, mengupayakan agar peran dukun hanya sebagai pendamping

bidan, bukan penolong persalinan.

h.  Alokasi Dana Penyediaan Gizi Bumil

Peran masyarakat untuk mendorong pemerintah mengalokasikan dana

anggaran RAPBN/RAPBD bagi penyediaan gizi untuk ibu hamil yang berasal dari

keluarga kurang mampu.

i.  Pemerataan pendistribusian tenaga bidan/dokter obgin

Khusus ke daerah-daerah pedalaman dengan akses yang sulit, berupa

penyediaan tenaga dokter obgin di RS rujukan kabupaten, penyediaan tenaga

bidan di desa, kesinambungan keberadaan bidan desa, penyediaan fasilitas

pertolongan persalinan pada polindes/pustu dan puskesmas, kemitraan bidan dan

dukun bayi, serta berbagai pelatihan bagi petugas.

 j.  Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar

Antara lain bidan desa di polindes/pustu, puskesmas PONED (Pelayanan

Obstetri Neonatal Emergency Dasar), Rumah sakit rujukan PONEK (Pelayanan

Obstetri Neonatal Emergency Kualitas) 24 jam.

k.  Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan

komplikasi keguguran,

Antara lain dalam bentuk KIE untuk mencegah terjadinya 4 terlalu,

pelayanan KB berkualitas pasca persalinan dan pasca keguguran, pelayanan

asuhan pasca keguguran, meningkatkan partisipasi aktif pria.

l.  Pemantapan kerjasama lintas program dan sector

Antara lain dengan jalan menjalin kemitraan dengan pemda, organisasi

profesi (IDI, POGI, IDAI, IBI, PPNI), Perina, PMI, LSM dan swasta.

Page 10: referat yenira

5/17/2018 referat yenira - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-yenira 10/10

BAB III

KESIMPULAN

Upaya menurunkan kematian ibu merupakan masalah kompleks yang

melibatkan berbagai aspek dan disiplin ilmu termasuk faktor sosial ekonomi dan

budaya masyarakat sebagai mata rantai yang berkaitan. Sehingga, selain

komitmen politik pemerintah sebagai pengambil keputusan yang akan

menentukan arah dan prioritas pelayanan kesehatan, juga diperlukan partisipasi

masing-masing individu dalam upaya pencegahan.

Tidak ada intervensi tunggal yang mampu menyelesaikan masalah

kematian ibu. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk mengatasi hal ini melalui

Strategi Menyelamatkan Persalinan Sehat, meskipun dalam pelaksanaannya masih

menemui beberapa kendala, perlu untuk didukung. Kesehatan ibu adalah hal yang

vital bagi keberlangsungan hidup manusia dan hal ini menjadi tanggung jawab

kita bersama untuk memelihara dan meningkatkannya.

Strategi MPS memiliki tiga pesan kunci, yaitu setiap persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal

mendapatkan pelayanan yang memadai, dan setiap wanita subur mempunyai akses

terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan

komplikasi keguguran.