referat fixasi

37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan remaja sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa. Hal ini disebabkan karena remaja yang sehat akan melahirkan anak yang sehat, generasi yang sehat, dan manula yang sehat. Sedangkan remaja yang tidak sehat akan melahirkan anak yang kurang berkualitas sehingga kemampuan otaknya kurang optimal dan perkembangannya tergangggu. 1 Salah satu gangguan kesehatan remaja adalah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi bisa disebabkan oleh kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan, meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. 2 Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang disebabkan kekurangan besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin. Anemia defisiensi besi sampai saat

Upload: adaain

Post on 05-Jul-2015

157 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

woiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT FIXASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan remaja sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa. Hal ini

disebabkan karena remaja yang sehat akan melahirkan anak yang sehat, generasi

yang sehat, dan manula yang sehat. Sedangkan remaja yang tidak sehat akan

melahirkan anak yang kurang berkualitas sehingga kemampuan otaknya kurang

optimal dan perkembangannya tergangggu.1

Salah satu gangguan kesehatan remaja adalah anemia defisiensi besi.

Anemia defisiensi besi bisa disebabkan oleh kandungan zat besi dari makanan

yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan, meningkatnya kebutuhan tubuh

akan zat besi, meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. 2

Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang disebabkan

kekurangan besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin. Anemia defisiensi

besi sampai saat ini masih merupakan masalah nutrisi di seluruh dunia terutama di

negara berkembang dan diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan

lebih dari setengah menderita ADB.3,4,5

Anemia merupakan penyakit yang masih cukup tinggi prevalensinya di

negara berkembang terutama kelompok risiko tinggi seperti : ibu hamil dan

menyusui, anak sekolah dan prasekolah dan pekerja fisik berpenghasilan rendah

yang penyebabnya oleh karena faktor gizi dan kecacingan .3,4,5

Page 2: REFERAT FIXASI

2

Berdasarkan hasil–hasil penelitian di Indonesia pada, prevalensi anemia

pada wanita hamil 50-70%, anak balita 30-40%, anak sekolah 25-35% dan pekerja

fisik berpenghasilan rendah 30-40%. Menurut SKRT 1995, prevalensi rata–rata

nasional pada ibu hamil 63,5%, anak balita 40,1%. Anemia pada remaja masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat bila prevalensinya lebih dari 15% 3,4,5.

Berdasarkan data simpus dan data jumlah remaja dari bagian PKPR Puskesmas

Guntung Payung, prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja yang ditemukan

secara pasif di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung sebesar 0,5 %. Untuk

memastikan jumlah prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja di wilayah

kerja Puskesmas Guntung Payung secara tepat diperlukan penemuan penderita

secara aktif.

Remaja berisiko tinggi menderita anemia, khususnya kurang zat besi, pada

saat mengalami pertumbuhan yang sangat cepat yaitu masa puber 6. Secara umum

tingginya prevalensi anemia gizi besi antara lain disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu: kehilangan darah secara kronis, asupan zat besi tidakcukup, penyerapan

yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan akan zat besi 7 Remaja putri

menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi karena masa remaja adalah masa

pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat besi.

Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga

membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang dikonsumsi

lebih rendah daripada pria, karena faktor ingin langsing 8. Pantang makanan

tertentu dan kebiasaan makan yang salah juga merupakan penyebab terjadinya

anemia pada remaja putri 9.

Page 3: REFERAT FIXASI

3

Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak pada

remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena

penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar. Disamping itu remaja putri

yang menderita anemia kebugarannya juga akan menurun, sehingga menghambat

prestasi olahraga dan produktivitasnya. Selain itu masa remaja merupakan masa

pertumbuhan yang sangat cepat, kekurangan zat besi pada masa ini akan

mengakibatkan tidak tercapainya tinggi badan optimal. Konsekuensi fungsional dari

anemia gizi menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia8.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, penting sekali anemia

defisiesnsi besi dicegah. Salah satu cara pencegahan dengan memberikan tablet

tambah darah kepada remaja putri (peserta didik) yang sedang menstruasi.

B. Permasalahan

Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan, yaitu: bagaimana

upaya pencegahan anemia defesiensi besi pada remaja melalui pemberian tablet

tambah darah kepada remaja putri (peserta didik) yang sedang menstruasi ?

Page 4: REFERAT FIXASI

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menstruasi (haid)

Haid juga dikenali sebagai menstruasi. Perempuan akan mulai mengalami

haid kira-kira berumur 8-16 tahun. Pada siklus menstruasi normal, terdapat

produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk

mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan

dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus

berulang, atau keganasan. Gangguan dari siklus menstruasi merupakan salah satu

alasan seorang wanita berobat ke dokter 10.

1. Siklus Menstruasi Normal

Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus

ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi

menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus

dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi 10.

Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan

hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim),

miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium

(lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan didalam

siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang

terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis 10.

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah 10:

Page 5: REFERAT FIXASI

5

1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan

hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.

2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus

untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.

3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk

mengeluarkan prolaktin.

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis

merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada

umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat

menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf

yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis

mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH

berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke

hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen

terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik

akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.

Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH,

folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,

dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh

hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormone gonadotropik).

Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus

luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan

Page 6: REFERAT FIXASI

6

progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan,

dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila

terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut

dipertahankan 10.

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu10:

Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium

(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon

ovarium berada dalam kadar paling rendah.

Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah

menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari

desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada

fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi

pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).

Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon

progesterone dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk

membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

2. Hubungan menstruasi dengan kejadian anemia

defisiensi besi

Ciri-ciri menstruasi normal:

1. Lama siklus antara 21-35 hari (28+7 hari)

2. Lama perdarahan 2-7 hari

3. Perdarahan 20-80 cc per siklus (50+30 cc)

4. Tidak disertai rasa nyeri

Page 7: REFERAT FIXASI

7

5. Darah warna merah segar dan tidak bergumpal

Pada remaja putri mulai terjadi menarche dan mensis yang

disertai pembuangan sejumlah zat besi 11.

Menstruasi (haid) dapat menyebabkan terjadinya anemia terutama pada

remaja putri. Berdasarkan penelitian Gunatmaningsih, terdapat hubungan antara

menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1

Kecamatan Jatibarang, Kabupatean Brebes yang menunjukkan bahwa responden

yang sedang mengalami menstruasi mempunyai risiko 1,842 kali lebih besar

untuk mengalami kejadian anemia 12.

Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arisman, yang

menyatakan bahwa remaja putri yang sudah mengalami menarche, jika darah

yang keluar selama menstruasi sangat banyak (banyak yang tidak sadar kalau

darah menstruasinya terlalu banyak) akan terjadi anemia defisiensi zat besi,

karena jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar 20-25 cc,

jumlah ini menyiratkan kehilangan zat besi sebesar 12,5-15 mg/bulan, atau kira-

kira sama dengan 0,4-0,5 mg/hari. Jika jumlah tersebut ditambah dengan

kehilangan basal, jumlah total zat besi yang hilang sebesar 1,25 mg/hari. Oleh

sebab itu remaja putri membutuhkan zat besi yang digunakan untuk mengganti zat

besi yang hilang bersama darah menstruasi, disamping untuk menopang

pertumbuhan serta pematangan seksual 7.

Page 8: REFERAT FIXASI

8

B. Anemia Defisiensi Besi

1. Pengertian Anemia Defisiensi Besi

Zat besi merupakan micro elemen yang esensial bagi tubuh, yang sangat

diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin (Hb). Zat besi

juga diperlukan enzim sebagai penggiat. Zat besi lebih mudah diserap oleh usus

halus dalam bentuk ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi

yang diatur oleh kadar Ferritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus. Ekskresi

zat besi dilakukan melalui kulit, di dalam bagian-bagian tubuh yang aus dan

dilepaskan oleh permukaan tubuh yang jumlahnya sangat kecil sekali. Sedang

pada wanita ekskresi zat besi lebih banyak melalui menstruasi 13

Tabel 1. Nilai ambang batas penentuan anemia 14

Page 9: REFERAT FIXASI

9

Anemia defisiensi besi adalah anemia mikrosifik hipokromik yang terjadi

akibat defisiensi besi dalam gizi atau hilangnya darah secara lambat dan kronik 15.

Anemia defisiensi besi terjadi bila jumlah besi yang diserap untuk

memenuhi kebutuhan tubuh terlalu sedikit. Ketidakcukupan ini diakibatkan oleh

kurangnya pemasukan zat besi, berkurangnya sediaan zat dalam makanan,

meningkatnya kebutuhan akan zat besi atau kehilangan darah yang kronis 16.

2. Penyebab Anemia Defisiensi Besi 7

a. Kehilangan darah secara kronis

Pada wanita terjadi kehilangan darah secara alamiah setiap bulan. Jika

darah yang keluar selama menstruasi sangat banyak akan terjadi anemia defisiensi

zat besi.

Kehilangan zat besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit seperti

cacing tambang, Schistosoma dan mungkin pula Trichuris trichiura.

b. Asupan dan serapan tidak adekuat

Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang

berasal dari daging hewan. Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat

menganggu penyerapan zat besi secara bersamaan pada waktu makan

menyebabkan serapan zat besi semakin rendah.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyerapan zat besi

Faktor makanan

1. Faktor yang memacu penyerapan zat besi bukan heme;

- Vitamin C

- Daging, unggas, ikan, makanan laut lain

Page 10: REFERAT FIXASI

10

- PH rendah

2. Faktor yang menghambat penyerapan zat besi bukan heme;

- Fitat ( 500 mg/hari )

- Polifenol

Faktor Penjamu ( host )

1. Status zat besi

2. Status kesehatan ( infeksi, malabsorpsi )

c. Peningkatan kebutuhan

Meningkatnya kebutuhan karena kehamilan dan perdarahan.

3. Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Besi

Anak akan tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit

kepala, iritabel. Mereka tidak tampak sakit karena perjalanan penyakitnya bersifat

menahun. Tampak pucat terutama pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan

dan dasar kuku, konjungtiva okular berwarna kebiruan atau putih mutiara. Jantung

agak membesar dan terdengar murmur sistolik yang fungsional 17.

4. Kebutuhan Zat Besi

Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang

hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan basal ini kira-kira 14 μg per

kilogram berat badan per hari, atau hampir sama dengan 0,9 mg zat besi pada laki-

laki dewasa dan 0,8 mg bagi wanita dewasa 18.

Page 11: REFERAT FIXASI

11

Tabel 2. Kebutuhan zat besi berdasarkan umur 18

5. Metabolisme Zat Besi

Metabolisme dalam tubuh terdiri dari proses penyerapan, pengangkutan,

pemanfaatan, penyimpanan, dan pengeluaran. Zat besi dari makanan diserap ke

usus halus, kemudian masuk ke dalam plasma darah. Selain itu, ada sejumlah zat

besi yang keluar dari tubuh bersama tinja. Didalam plasma berlangsung proses

turn over, yaitu sel-sel darah yang lama diganti dengan sel-sel darah baru. Jumlah

zat besi yang mengalami turn over setiap harinya kira-kira 35 mg, berasal dari

makanan, hemoglobin, dan sel-sel darah merah yang sudah tua yang diproses oleh

tubuh agar dapat digunakan lagi. 19

Page 12: REFERAT FIXASI

12

Zat besi dari plasma sebagian harus dikirim ke sumsum tulang untuk

pembentukan hemoglobin dan sebagian lagi diedarkan ke seluruh jaringan.

Cadangan besi disimpan dalam bentuk ferritin dan hemosiderin didalam hati atau

limpa. 19

Pengeluaran besi dari jaringan melalui kulit, saluran pencernaan, atau urine,

berjumlah 1 mg setiap harinya. Zat besi yang keluar melalui cara ini disebut

kehilangan besi basal (iron basal losses). Sedangkan pengeluaran besi melalui

hilangnya hemoglobin yang disebabkan menstruasi sebanyak 28 mg/periode 19

Gambar metabolisme besi 19

6. Pengaruh Defisiensi Fe

Defisiensi Fe terutama berpengaruh pada kondisi gangguan fungsi

hemoglobin yang merupakan alat transport O2 yang diperlukan pada banyak

reaksi metabolik tubuh. Pada anak-anak sekolah telah ditunjukan adanya korelasi

Page 13: REFERAT FIXASI

13

antara kadar hemoglobin dan kesanggupan anak untuk belajar. Dikatakan bahwa

pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun.11

7. Akibat defisiensi zat besi pada remaja putri adalah 18

Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar,

Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal,

Menurunkan kemampuan fisik olahragawati,

Mengakibatkan muka pucat.

8. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi

Makanan yang adekuat. Sulfas ferosus 3x10 mg/kgbb/hari. Obat ini murah

tapi kadang-kadang dapat menyebabkan enteritis. Hasil pengobatan dapat terlihat

dari kenaikan hitung retikulosit dan kenaikan kadar hemoglobin 1-2 gram

%/minggu. Disamping itu dapat pula diberikan preparat besi parental. Obat ini

lebih mahal harganya dan penyuntikannya harus intramuskular dalam atau ada

pula yang dapat diberikan secara intravena. Preparat besi parenteral hanya

diberikan bila pemberian peroral tidak berhasil.

Tranfusi darah diberikan bila kadar hemoglobin kurang dari 7 gram % dan

disertai dengan keadaan umum yang tidak baik, misalnya gagal jantung,

bronkopneumonia.

Antelmintik diberikan bila ditemukan cacing penyebab defisiensi besi,

(umur) dalam tiap kapsul, diberikan 3 kapsul dengan selang waktu 1 jam,

semalam sebelumnya anak dipuasakan dan diberikan laksan setelah 1 jam kapsul

ketiga dimakan. Pirantel pamoate 10 mg/kgbb (dosis tunggal)). Antibiotika

diberikan bila terdapat infeksi 17.

Page 14: REFERAT FIXASI

14

C. Tablet Tambah Darah (TTD)

Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet

mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam

folat. Tiap wanita dan remaja putri perlu minum tablet tambah darah. Hal ini

dikarenakan 8:

1. Wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti

darah yang hilang.

2. Wanita mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat

tinggi yang perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja.

3. Mengobati wanita dan remaja putri yang menderita anemia.

4. Meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan kerja dan kualitas sumber

daya manusia serta generasi penerus.

5. Meningkatkan status gizi dan kesehatan Remaja Putri dan Wanita.

Tata cara minum Tablet Tambah Darah yaitu minumlah 1 (satu) Tablet

Tambah Darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama

haid. Untuk ibu hamil, minumlah 1 (satu) Tablet Tambah Darah setiap hari paling

sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.

Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah harus memperhatikan sebagai berikut 8:

1. Minumlah Tablet Tambah Darah dengan air putih, jangan minum dengan

the, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam

tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.

Page 15: REFERAT FIXASI

15

2. Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan

seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja

berwarna hitam.

3. Untuk mengurangi gejala sampingan, minumlah TTD setelah makan malam,

menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum TTD diserta makan

buah-buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dll.

4. Simpanlah TTD di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari

langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah dibuka harus ditutup

kembali dengan rapat. TTD yang telah berubah warna sebaiknya tidak

diminum (warna asli : merah darah).

5. Tablet Tambah Darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau

kebanyakan darah.

Tablet Tambah Darah adalah obat bebas terbatas sehingga dapat dibeli di

Apotik, Toko Obat, Warung, Bidan Praktek, Pos Obat Desa namun dianjurkan

menggunakan Tablet Tambah Darah generik yang disediakan pemerintah dengan

harga yang terjangkau oleh masyarakat. Disamping itu dapat juga dipergunakan

Tablet Tambah Darah dengan merk dagang lain yang memenuhi kandungan

seperti Tablet Tambah Darah generik 8.

Tablet tambah darah dapat mencegah anemia, hal ini dibuktikan melalui

penelitian Mulyawati terhadap pekerja wanita flywood di Jakarta, pemberian

Tablet Tambah Darah 1 tablet setiap minggu dan satu tablet setiap hari selama 10

hari (waktu haid), dalam jangka waktu 16 minggu dapat meningkatkan kadar Hb

tenaga kerja wanita, apalagi bagi yang menderita anemia dan menurut analisis

Page 16: REFERAT FIXASI

16

statistik terjadi peningkatan yang bermakna (p < 0.05). Hal ini juga didukung oleh

hasil penelitian Renuka Jayatson dkk (1999) Sri Lanka dan Hadeyeh Kianpar dkk

(2000) Iran bahwa dengan pemberian TTD dapat meningkatkan kadar hemoglobin

dan serum ferritin 20.

Penelitian dari Oppusunggu pada pekerja pesortir daun tembakau

menyebutkan bahwa, dengan pemeberian tablet tambah darah 1 tablet per hari

selama 90 hari (3 bulan) dapat meningkatkan kadar Hb pesortir daun tembakau.21

D. Proses Pelaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah di Puskesmas

Guntung Payung

Prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja di Puskesmas Guntung

Payung memang sangat kecil (0,5 %) dibandingkan dengan angka prevalensi

nasional. Penemuan penderita anemia defisiensi besi pada remaja di Puskesmas

Guntung Payung hanya berdasarkan penemuan secara pasif artinya penemuan

penderita tersebut berdasarkan pasien yang datang langsung ke Puskesmas

kemudian dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik yang baik dan benar dan

ditunjang oleh pemeriksaan laboratorium yang mendukung. Seharusnya,

penemuan penderita anemia defisiensi besi pada remaja di Puskesmas Guntung

Payung harus melalui penemuan secara aktif artinya petugas melakukan

pemeriksaan terhadap para remaja di wilayah kerjanya dengan cara mencari

penderita anemia defisiensi besi. Sebagai contoh, petugas mendatangi sekolah dan

melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium pada masing-masing

siswa.

Page 17: REFERAT FIXASI

17

Alur proses pemberian tablet tambah darah di Puskesmas Guntung

Payung:

Kelemahan program :

1. Tidak adanya persiapan yang matang (tidak diikutsertakannya siswi SD

yang sudah menstruasi, tidak melakukan kerjasama lintas sector lain selain

dari pihak sekolah, dan tablet tambah darah berasal dari sisa atau lebihan

dari program pemeberian Fe pada ibu hamil).

2. Tidak adanya pencatatan berapa jumlah tablet tambah darah yang di

keluarkan dari pihak bagian gizi.

3. Tidak ada KIE dan penyuluhan tentang anemia defisiensi besi.

4. Tidak dilakukan kontrol setelah pemberian dalam jangka waktu tertentu

(kontrol bisa berupa pemeriksaan Hb pada siswi yang sudah diberi TTD

dan kontrol efek samping dari TTD).

5. Laporan program tidak diarsipkan.

Tablet tambah darah diminta ke bagian gizi sebanyak jumlah yang

dibutuhkan siswa

Tablet tambah darah di berikan pada masing-

masing siswi yang sudah menstruasi (siswi SMP 8,

14, 15)di buat laporan program

pemebrian TTD

Page 18: REFERAT FIXASI

18

E. Rencana program pemberian Tablet Tambah Darah Yang di Usulkan

1. Tujuan dan sasaran program

1. Tujuan 8

a. Umum : Meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja

b. Khusus :

a. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam upaya penanggulangan

anemia defisiensi besi.

b. Meningkatkan partisipasi dan kerjasama antara sektor kesehatan dengan

sektor pendidikan untuk penanggulangan masalah anemia defisiensi

besi.

c. Meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya meningkatkan status

kesehatan dan gizi dengan mencegah masalah anemia sedini mungkin.

d. Melaksanakan suplementasi TTD untuk remaja putri secara mandiri.

e. Menurunkan prevalensi anemia defisiensi besi pada WUS khususnya

remaja putri.

2. Sasaran8

a. Langsung : Remaja Putri/peserta didik

b. Tidak Langsung :

1. Remaja Putra/peserta didik

2. Guru/pendidik/Kepala Sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah

3. Pemuka/Tokoh Agama dan masyarakat

Page 19: REFERAT FIXASI

19

4. Ketua Organisasi Kepemudaan

5. Ketua Organisasidan LSM bidang kepemudaan, kesehatan,

keagamaan dan wanita

6. Ketua federasi pekerja sektor non formal

7. Petugas kesehatan (puskesmas)

8. Distributor

9. Masyarakat umum

2. Kegiatan operasional

Kegiatan penanggulangan anemia defisiensi besi untuk Remaja Putri yang

dilakukan, utamanya merupakan kegiatan Kegiatan suplementasi TTD dilakukan

secara mandiri dengan dosis 1 tablet setiap hari selama masa haid/menstruasi. 8

Persiapan8

1. Penemuan siswi yang sudah menstruasi di Sekolah Dasar.

2. Kesepakatan lintas program dan sektor terkait di tingkat Pusat, Daerah

Tingkat I, Daerah Tingkat II, tingkat kecamatan dan desa.

3. Kesepakatan meliputi jajaran kesehatan dengan instansi pendidikan.

4. Penyediaan materi KIE oleh Depkes dan Depdikbud.

5. Penyediaan dan distribusi Tablet Tambah Darah. Penyediaan tablet

tambah darah untuk remaja putri harus merupakan program tersendiri.

Perlu pencatatan berapa jumlah TTD yang dikeluarkan untuk program ini.

Pelaksanaan

Page 20: REFERAT FIXASI

20

1. KIE : penyuluhan kesehatan dan gizi termasuk penyuluhan tentang

suplementasi Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri dilaksanakan secara

berkala dengan mengikut sertakan 8:

a. Lintas Sektor Terkait : Depkes, Depdikbud, Depag, Depdagri, Depsos,

Menpora, dan lain-lain.

b. Organisasi Sosial dan Keagamaan.

c. Organisasi Kepemudaan dan Wanita : misalnya Pramuka, Bhakti Husada,

PMR.

d. LSM terkait : misalnya PP Nahdlatul Ulama, PP Muhammadiyah, Fatayat

NU, PP Aisyiyah, Wanita Katolik dan lain-lain.

e. Donor agency bidang kesehatan : Unicef, WHO, USAID, PATH, HKI,

Mother Care dan lain-lain.

f. Organisasi Profesi : IDI, POGI, IBI, PDGMI, ISFI, Persagi, IAKMI dan

lain-lain.

g. Media Komunikasi : seperti Televisi, PRSSNI, Biro Iklan, YPS, koran dan

majalah.

2. Suplementasi Tablet Tambah Darah

a. Dilaksanakan secara mandiri.

b. Tablet Tambah Daerah yang dapat digunakan adalah obat generik yang

harganya terjangkau oleh masyarakat. Tablet Tambah Daerah Generik

dikemas dalam bungkus warna putih, berisi 30 tablet per bungkus. Harga

Tablet Tambah Darah generik tidak boleh melebihi Harga Eceran Tertinggi

(HET) obat generik. Disamping itu dapat juga digunakan Tablet Tambah

Page 21: REFERAT FIXASI

21

Darah dengan merek dagang yang memenuhi spesifikasi (mengandung 60

mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat).

c. Tablet Tambah Darah generik merupakan obat bebas terbatas yang dapat

dibeli di Apotik, Toko Obat, Warung/Toko, koperasi/kantin sekolah dan

pesantren, POD, dokter/bidan praktek swasta dan pondok bersalin.

3. Distribusi Tablet Tambah Darah generik untuk Remaja Putri.

4. Melakukan pemeriksaan Hb pada siswi yang sudah diberi TTD dan kontrol

efek samping dari TTD dalam jangka waktu tertentu (90 hari setelah

pemberian).

Pembinaan dan pengawasan

Tugas dan tanggung jawab masing-masing sektor antara lain8

1. Kecamatan :

Sekolah/Puskesmas/tempat kerja/organisasi kesehatan, wanita, pemuda dan

keagamaan :

a. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada Remaja Putri.

b. Menyediakan paket penyuluhan/kurikulum kesehatan dan gizi untuk

Remaja Putri..

c. Melaksanakan koordinasi dengan camat oleh jajaran kesehatan,

pendidikan, agama dan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan

program.

d. Mengadakan koordinasi dengan tempat tersedianya Tablet Tambah

Darah.

e. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi serta konseling.

Page 22: REFERAT FIXASI

22

2. Daerah Tingkat II :

Kantor Depdikbud, Kandepkes, Dinkes, dan Kantor Depag Kabupaten/

Kotamadya :

a. Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian paket penyuluhan/

kurikulum untuk tiap kecamatan.

b. Melaksanakan koordinasi dengan Pemda Tingkat II Kabupaten/

Kotamadya dan instansi terkait.

c. Melakukan koordinasi dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau

distributor tentang distribusi Tablet Tambah Darah.

d. Mengadakan pemantauan ke sekolah.

3. Daerah Tingkat I :

a. Merencanakan kebutuhan paket penyuluhan/kurikulum kesehatan dan

gizi, pengadaan dan distribusi untuk tiap kabupaten/kotamadya.

b. Melakukan koordinasi dengan Pemda Tingkat I Propinsi dan instansi

terkait.

c. Melakukan koordinasi dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau

distributor tentang distribusi Tablet Tambah Darah.

d. Melakukan pemantauan ke Daerah Tingkat II Kabupaten/Kotamadya dan

Kecamatan.

4. Pusat :

Page 23: REFERAT FIXASI

23

a. Melakukan koordinasi dalam penyusunan paket penyuluhan/kurikulum

kesehatan dan gizi, pengadaan dan distribusi untuk tiap propinsi.

b. Melakukan koordinasi dengan produsen tentang penyediaan Tablet

Tambah Darah.

c. Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor lain (Depdikbud) serta

tentang pengembangan dan pelaksanaan Program Penanggulangan

anemia defisiensi besi untuk Remaja Putri.

d. Melakukan pemantauan ke Daerah Tingkat I Propinsi, Daerah Tingkat II

Kabupaten/Kotamadya dan Kecamatan.

Pencatatan dan pelaporan

Depdikbud, Depkes, dan instansi terkait lain melaporkan kepada instansinya

masing-masing sampat ke Tingkat Pusat. Pencatatan dan pelaporan cakupan

suplementasi Tablet Tambah Darah mandiri, dilaksanakan secara tindak langsung

melalui data penjualan dan survei. 8

Evaluasi

Untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan program

Penanggulangan anemia defisiensi besi untuk Remaja Putri, perlu dilakukan

evaluasi pelaksanaan kegiatan. Untuk evaluasi, dibutuhkan arsip atau dokumen

dari pelaksaan terdahulu. Kegiatan evaluasi meliputi 8:

A. Kelancaran logistik dan dana.

B. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan

C. Survei Cepat Kelainan.

D. Penelitian atau studi.

Page 24: REFERAT FIXASI

24

Indikator keberhasilan antara lain 8:

A. Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku (PSP) Remaja Putri tentang

anemia anemia defisiensi besi.

B. Cakupan distribusi dan konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja

Putri/Wanita.

C. Kepatuhan minum Tablet Tambah Darah.

D. Menurunnya prevalensi anemia pada Remaja Putri.

Page 25: REFERAT FIXASI

25

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat kesimpulan :

1. Anemia defisiensi besi merupakan masalah yang harus dicegah karena dapat

menimbulkan berbagai dampak antara lain menurunkan daya tahan tubuh

sehingga mudah terkena penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar

yang pada akhirnya dapat menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya

manusia Indonesia.

2. Anemia defisiensi besi dapat dicegah, salah satunya dengan pemberian tablet

tambah darah.

3. Program pelaksanaan pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri

(peserta didik) yang sedang menstruasi meliputi persiapan, pelaksanaan,

pengawasan, pelaporan, dan evaluasi.

4. Program pelaksaan pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri

(peserta didik) yang sedang menstruasi ini membutuhkan kerjasama lintas

sektoral dan harus didukung oleh segenap elemen pemerintah dan masyarakat

agar program ini bisa terlaksana.