referat epilepsi fitri malisa.docx

Upload: anonymous-agccjszv

Post on 01-Mar-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    1/21

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan

    berkat dan kasih-Nya dalam kehidupan ini. Dengan penyertaan dan kasih

    setia-Nya Referat ini dapat selesai dikerjakan sebagai tugas kepaniteraan

    bagian Neurologi !akultas "edokteran dan "esehatan #M$ di R%#D

    &ianjur.

    Pada kesempatan ini penulis mengu'apkan terima kasih kepada Dr Djati,

    Sp.Ssebagai pembimbing referat ini yang selalu memberikan dorongan dan

    bimbingan hingga referat ini dapat terselesaikan dengan baik.

    Penulis berharap semoga dengan penulisan referat ini pengetahuanpenulis dalam bidang Neurologi dapat semakin bertambah sebagai bekal

    dalam menjalankan profesi untuk menjadi dokter yang berkompeten. Penulis

    juga berharap referat ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang memba'anya.

    Penulis sangat menyadari bah(a referat ini masih jauh dari

    kesempurnaan. Dengan demikian penulis sangat mengharapkan saran dan

    kritik yang membangun untuk perbaikan dalam penulisan berikutnya.

    $akarta $uni )*+,

    Penulis

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 1

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja di seluruh dunia tanpa ada

    batasan ras dan sosio-ekonomi. ngka kejadian epilepsi masih tinggi terutama

    di negara berkembang dibanding dengan negara industri. al ini belum

    diketahui penyebanya diduga terdapat beberapa faktor ikut berperan misalnya

    pera(atan ibu hamil keadaan (aktu melahirkan trauma lahir kekurangan

    gi/i dan penyakit infeksi.+

    Dari banyak penelitian menunjukkan bah(a angka kejadian epilepsi

    'ukup tinggi diperkirakan pre0alensinya berkisar antara *1-23. Rata-rata

    pre0alensi epilepsi sekitar 4) per +.*** penduduk. %edangkan angka insidensi

    epilepsi di negara berkembang men'apai 1*-5* kasus per +**.*** penduduk.

    6ndonesia dengan jumlah penduduk sekitar ))* juta maka diperkirakan jumlah

    pasien epilepsi berkisar antara ++-44 juta. 7erdasarkan grafik usia pasien

    epilepsi menunjukkan pola bimodal. Pre0alensi epilepsi pada bayi dan anak-anak 'ukup tinggi menurun pada usia de(asa muda dan pertengahan

    kemudian meningkat lagi pada usia lanjut.)%edangkan menurut jenis kelamin

    epilepsi mengenai laki-laki ++-+1 kali lebih banyak dari perempuan.8

    9ambar +. 9ambaran Epidemiologi Epilepsi Menurut #sia

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 2

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    3/21

    %elain itu di kalangan masyarakat a(am sendiri masih terdapat

    pandangan yang salah mengenai penyakit epilepsi antara lain dianggap

    sebagai penyakit kutukan guna-guna kerasukan gangguan ji(a dan penyakit

    menular melalui air liur. al ini tentu saja akan berpengaruh negatif terhadap

    pelayanan untuk tatalaksana penyakit epilepsi. 7eberapa masalah lain yang

    telah diidentifikasi sebagai penghambat tatalaksana penyakit epilepsi adalah

    keterbatasan tenaga medis sarana layanan kesehatan dana dan kemampuan

    masyarakat. "eterbatasan tersebut akan menurunkan optimalisasi

    penatalaksanaan penyakit epilepsi.)

    Tidak jarang penyakit epilepsi ini menimbulkan kematian. ngka

    kematian pertahun adalah ) per +**.***. al ini dapat berhubungan langsung

    dengan kejang misalnya ketika terjadi serangkaian kejang yang tidak

    terkontrol dan di antara serangan pasien tidak sadar atau jika terjadi 'edera

    akibat ke'elakaan atau trauma. !enomena kematian mendadak yang terjadi

    pada penderita epilepsi :Sudden Unexplained Death In Epilepsy; diasumsikan

    berhubungan dengan akti0itas kejang dan kemungkinan besar karena disfungsi

    kardiorespirasi.8

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 3

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    4/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh

    bangkitan :seizure; berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak

    se'ara intermiten yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan

    berlebihan di neuron-neuron se'ara paroksismal dan disebabkan oleh berbagai

    etiologi.)

    7angkitan epilepsi :epileptic seizure; adalah manifestasi klinis dari

    bangkitan serupa :streotipik; berlangsung se'ara mendadak dan sementara

    dengan atau tanpa perubahan kesadaran disebabkan oleh hiperakti0itas listrik

    sekelompok sel saraf di otak bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut

    :unprovoked;.)

    %indrom epilepsi adalah sekumpulan gejala dan tanda klinik epilepsi

    yang terjadi se'ara bersama-sama yang berhubungan dengan etiologi umur

    a(itan :onset; jenis bangkitan fa'tor pen'etus dan kronisitas.)

    2.2 Kasifi!asi

    Dalam mendiagnosis penyakit epilepsi perlu adanya suatu klasifikasi

    mengingat tatalaksana tiap bangkitan berbeda. "lasifikasi yang digunakan

    adalah klasifikasi yang telah ditetapkan oleh International League Againts

    Epilepsy:6

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    5/21

    >tonom

    Psikis

    7angkitan parsial kompleks

    7angkitan parsial sederhana yang diikuti dengan

    gangguan kesadaran

    7angkitan parsial sederhana yang disertai gangguan

    kesadaran saat a(al bangkitan

    7angkitan parsial yang menjadi umum sekunder

    Parsial sederhana yang menjadi umum tonik klonik

    Parsial kompleks menjadi umum tonik klonik

    Parsial sederhana menjadi parsial kompleks kemudian

    menjadi umum tonik

    II. Generai&e* sei&'res %f n%nf%$a %ri+in ($%n'sie %r n%n$%n'sie)

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    6/21

    men'akup informasi anatomi patologik atau etilogi spesifik lainnya. Namun

    klasifikasi ini berguna untuk beberapa sindrom yang mudah dikenali seperti

    infantile spasms dan benign partial childhood ith central!midtemporal

    spikes dimana keduanya memiliki tatalaksana serta prognosis yang berbeda.2

    %elain itu terdapat beberapa sindrom epilepsi yang tergolong idiopatik

    namun memiliki kesamaan gejala klinis dengan golongan kriptogenik. Pada

    akhirnya penggolongan sindrom epilepsi ini tetap penting dalam usaha

    tatalaksana pasien epilesi se'ara tepat dan maksimal.

    TABEL. 2 -%*ifie* #assifi$ati%n %f Epiepti$ Sn*r%/es

    I. I*i%pat0i$ epieps sn*r%/es (f%$a %r +enerai&e*)

    . 7enign neonatal 'on0ulsions

    +. !amilial

    ). Nonfamilial

    7. 7enign 'hildhood epilepsy

    +. ?ith 'entral midtemporal spikes

    ). ?ith o''ipital spikes

    &. &hildhood@ju0enile absen'e epilepsy

    D. $u0enile myo'loni' epilepsy :in'luding generali/ed toni'-'loni' sei/ures on

    a(akening;

    E. 6diopathi' epilepsy other(ise unspe'ified

    II. S/pt%/ati$ epieps sn*r%/es (f%$a %r +enerai&e*)

    . ?est syndrome :infantile spasms;

    7. ther symptomati' epilepsy fo'al or generali/ed not spe'ified

    III. t0er epieps sn*r%/es %f 'n$ertain %r /ie* $assifi$ati%n

    . Neonatal sei/ures

    7. !ebrile sei/ure

    &. RefleA epilepsy

    D. >ther unspe'ified

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 6

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    7/21

    2.3 Eti%%+i

    Penyebab penyakit epilepsi dibagi menjadi tiga golongan yaitu

    idiopatik kriptogenik dan simptomatik. %ebagian besar penyebab timbulnya

    epilepsi adalah idiopatik yang tidak diketahui penyebabnya umumnya

    mempunyai predisposisi genetik. %edangkan penyebab epilepsi kriptogenik

    dianggap suatu simtomatik yang penyebabnya belum diketahui termasuk di

    sini adalah sindrom (est sindrom

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    8/21

    M'.Namara :+==2; dan peneliti lainnya mengajukan konsep-konsep

    baru mengenai patofisiologi yang terjadi pada proses epileptik yaitu adanya

    gangguan di tingkat seluler@neuronal dalam keseimbangan antara faktor-faktor

    eksitasi dan inhibisi neuronal baik yang bersifat seluler tunggal maupun

    dalam bentuk net(ork. Dengan demikian konsep pengobatan dalam tahap

    eksperimental ini melangkah kepada tingkat inter0ensi farmakologik dalam

    meredam hipereksitabilitas dan hipersinkronisasi neuronal atau meningkatkan

    inhibisi merupakan sasaran pengendalian proses epileptik :Rho dan %ankar

    +===;.

    Dalam hal ini pada patogenesis epilepsi peran neurotransmitter

    97 glutamat dan kainat serta reseptor-reseptornya dapat diungkapkan.%elain itu mungkin patofisiologi serangan epileptik dapat melibatkan juga

    gangguan pada saluran ion :'hannelopathy; atau proses remodelling dari

    jaringan-jaringan :net(ork; neuron-neuron tersebut sebagai bagian dari

    proses biologi molekuler yang mendasari serangan epileptik tersebut.

    Dari hasil penelitian klinis dan juga dari binatang per'obaan dapat

    disimpulkan bah(a proses epileptogenesis pada manusia bersifat kompleks

    dan multifaktorial serta dapat berlangsung dalam kurun (aktu beberapa hari

    sampai beberapa tahun. Proses dapat dimulai oleh suatu Pre'ipitati0e e0ent.

    Melihat bah(a epilepsi merupakan suatu spektrum penyakit yang tidak

    homogen tapi terdiri dari berbagai jenis maka faktor-faktor presipitatif yang

    berperan pada masing-masing jenis mungkin berbeda. !aktor-faktor pen'etus

    dapat berma'am-ma'amF trauma (aktu ke'il antenatal hipoksia radang

    terutama infeksi 0irus.

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    9/21

    Dengan demikian epilepsi dapat disebabkan oleh letupan listrik karena

    gangguan membran dari neuron atau ketidakseimbangan antara pengaruh

    eksitatorik dan inhibitorik :7ro(ne dan olmes +==5;. Peningkatan faktor

    eksitatorik dan menurunnya faktor inhibitorik ini akan mengakibatkan

    ketidakseimbangan akti0itas potensial listrik di tingkat neuronal.

    7erdasarkan penelitian klinis timbulnya kejang epileptik pada model

    per'obaan binatang adalah didahului oleh depolarisasi membran se(aktu

    periode interiktal yaitu membran sel neuron yang berdekatan dengan badan

    sel mengalami kenaikan potensial listrik sebesar +*-+1 mG dengan masa

    depolarisasi yang relatif memanjang :+**-)** mse'; yang disertai dengan

    akti0itas gelombang-gelombang paku lambat. Pada keadaan depolarisasi yang

    panjang ini menimbulkan beberapa potensial aksi yang timbul pada akson

    beriringan menjauhi badan sel. Depolarisasi yang 'ukup kuat ini disebut

    sebagai $paroxysmal depolarization shift% "&DS#. "eadaan ini sesuai dengan

    patofisiologi epilepsi kronik pada manusia dimana sering ditemukan

    gelombang-gelombang paku pada EE9 pada periode interiktal.+

    %esuai dengan mekanisme dasar epilepsi PD% timbul akibat gangguan

    fungsi membran sel pada segolongan neuron atau karena input eksitatorik

    yang meningkat tajam atau sebaliknya fungsi inhibitorik yang menurun tajam.

    %elama periode interiktal pada fokus tertentu diamati pada studi epilepsi

    eksperimental pada neokorteks ku'ing melalui aplikasi peni'illin se'ara fokal

    terjadi proses depolarisasi yang berkepanjangan yang disertai letupan-letupan

    potensial aksi pada fase tonik diikuti osilasi membran potensial dan letupan-

    letupan potensial aksi yang diselingi dengan Hsilent periodeI yang khas untuk

    fase klonik. %ilent periode ini menandakan hyperpolarisasi temporer yang

    memblok PD%.+

    Perubahan patofisiologi yang mendasari proses interiktal menjadi

    proses iktal dengan manifestasi kejang epilepsi tidak diketahui dengan pasti.

    9angguan stabilitas membran sel neuron dan pengaruh dari neurotransmitter

    eksiatatorik atau inhibitorik. Perubahan ini tidak terjadi hanya pada satu

    neuron saja tapi melibatkan neuron yang lebih jauh jaraknya melalui

    mekanisme sinaps hingga timbullah akti0itas epilepsi pada segolongan neuron

    Universitas Muhammadiyah Jakarta |

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    10/21

    :neuronal netork# atau kemudian menyebar ke seluruh permukaan kortek

    melalui serabut talamokortikal.+

    %ebagaimana proses epilepsi dari saat interiktal menjadi proses iktal

    yang masih belum jelas semikian juga pada proses berhentinya suatu akti0itas

    epilepsi. "ejang akan berhenti sendiri sesuai dengan akti0itas yang meningkat

    dari proses inibisi serta bokade depolarisasi yang ditandai dengan supresi

    akti0itas EE9 postiktal.+

    2.7 Pat%+enesis !ejan+ '/'/

    Pada epilepsi bangkitan kejang umum kenaikan depalorisasi membran

    berasal dari neuron neuron yang berada di daerah garis tengah otak. %e'ara

    bersamaan dan dalam (aktu yang singkat keadaan depolarisasi yang panjang

    ini akan menimbulkan beberapa potensial aksi yang timbul pada akson

    beriringan menjauhi badan sel dan menyebar ke seluruh bagian korteks

    lainnya.2

    Patogenesis kejang umum.2

    "ejang umum ini terbagi menjadi C

    - "ejang umum tonik klonik

    Pada jenis bangkitan ini terjadi gangguan kesadaran dan terjadi

    kekakuan pada dada dan tungkai :fase tonik; pada fase ini sering disertai

    dengan adanya suara yang keras akibat dorongan kuat dari udara yang

    mele(ati pita suara :epilepsi cry;. !ase tonik ini akan diikuti gerakan berulang

    pada seluruh otot :fase klonik;. Pada fase postiktal kebanyakan pasien akanmerasa lelah letargi dan bingung bahkan sampai tertidur. Pada beberapa

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 1!

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    11/21

    pasien sering terdapat gejala sindrom epilepsi yang mun'ul sebelum terjadinya

    bangkitan. 9ejala gejala tersebut dapat berupa rasa 'emas mudah tersinggung

    penurunan konsentrasi sakit kepala atau perasaan yang tidak nyaman.8

    Penurunan kesadaran yang terjadi pada fase post iktal ini diperkirakan

    karena peningkatan metabolisme otak pada fase iktal. Metabolisme yang

    meningkat ini membutuhkan oksigen yang tinggi dan tidak mampu dipenuhi

    oleh sistem respirasi sehingga terjadi penimbunan laktat dan asam piru0at

    pada bangkitan yang lama dan menimbulkan keadaan hipoksik pada otak.2

    +. 7angkitan

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    12/21

    Patogenesis kejang parsial.2

    %e'ara eAperimental telah dipastikan bah(a timbulnnya fokus epilepsi

    disebabkan oleh proses HkindlingI yaitu akibat dari stimulus yang subkon0usif

    pada beberapa struktur otak dan menyebabkan struktur tersebut menjadi

    bersifat elektroensefalografi seizure yang berarti sel neuron yang tadinya

    normal menjadi bersifat epilepsi dan jika terus menerus dilakukan

    perangsangan berulang akan menimbulkan kejang.

    Pada bangkitan parsial yang menjadi kejang umum sekunder kejang

    fokal ditimbulkan dari 'etusan listrik berasal dari dari satu area dari korteks

    lalu menyebar ke seluruh korteks serebri yang menghasilkan kejang tonik

    klonik.

    !enomena yang terjadi pada kejang parsial kompleks tergantung dari

    lokasi lesi epileptogeni' gejala yang sangat jelas terlihat terjadi apabila lesi

    yang mengalami gangguan adalah gyrus presentral. 9angguan yang mungkin

    terjadi jika lesi epileptogenik berada di daerah gyrus presentral dapat berupa

    kejang motorik fokal yang terjadi pada (ajah dan tungkai kontralateral dari

    lesi serta kejang sensori fokal berupa perasaan tidak menyenangkan nyeri

    ringan samapai rasa panas pada (ajah dan eAtremitas kontralateral dari lesi.

    Pada lesi epileptogenik yang terjadi pada lobus frontal dapat menimbulkan

    kejang pada mata kepala dan leher kontralateral serta gerakan fleksi dan

    ekstensi pada bahu.

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    13/21

    menimbulkan gangguan pada fungsi lobus temporal seperti memori daya

    pembau dan menge'ap.2

    2.9 Dia+n%sis

    Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda klinik dalam

    bentuk bangkitan epilepsi berulang :minimum ) kali; yang ditunjang oleh

    gambaran epileptiform pada EE9. %e'ara lengkap urutan pemeriksaan untuk

    menuju ke diagnosis adalah sebagai berikutC )

    +. namnesis :auto dan alo-anamnesis;

    a. Pola@bentuk bangkitan

    b.

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    14/21

    8. Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan bukti-bukti klinik

    dan@atau indikasi serta bila keadaan memungkinkan untuk

    pemeriksaan penunjang.

    a. Pemeriksaan elektroensefalografi :EE9;

    Rekaman EE9 sebaiknya dilakukan pada saat bangun tidur

    dengan stimulasi fotik hiper0entilasi stimulasi tertentu sesuai

    pen'etus bangkitan :pada epilepsi refleA;. 7ila EE9 pertama

    menunjukkan hasil normal sedangkan persangkaan epilepsi sangat

    tinggi maka dapat dilakukan EE9 ulangan dalam )2-24 jam

    setelah bangkitan atau dilakukan dengan persyaratan khusus.

    6ndikasi pemeriksaan EE9C

    " Membantu menegakkan diagnosis epilepsi

    " Menentukan prognosis pada kasus tertentu

    " Pertimbangan dalam penghentian obat anti epilepsi

    " Membantu dalam menentukan letak fokus

    " 7ila ada perubahan bentuk bangkitan :berbeda dengan

    bangkitan sebelumnya;

    b. Pemeriksaan pen'itraan otak

    6ndikasiC

    " %emua kasus bangkitan pertama yang diduga ada kelainan

    struktural

    " danya perubahan bentuk bangkitan

    " Terdapat defisit neurologik fokal

    " Epilepsi dengan bangkitan parsial" 7angkitan pertama di atas usia )1 tahun

    " #ntuk persiapan tindakan pembedahan

    'agnetic (esonance Imaging :MR6; merupakan prosedur

    pen'itraan pilihan untuk epilepsi dengan sensiti0itas tinggi dan

    lebih spesifik dibanding dengan )omputed *omography Scan:&T-

    s'an;. MR6 dapat mendeteksi sklerosis hipokampus disgenesis

    kortikal tumor dan hemangioma ka0ernosa. Pemeriksaan MR6

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 14

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    15/21

    diindikasikan untuk epilepsi yang sangat mungkin memerlukan

    terapi pembedahan.

    '. Pemeriksaan laboratorium

    " Pemeriksaan darah meliputi hemoglobin leukosit hematokrit

    trombosit apus darah tepi elektrolit :natrium kalium kalsium

    magnesium; kadar gula fungsi hati :%9>T %9PT gamma 9T

    alkali fosfatase; ureum kreatinin dan lain-lain atas indikasi.

    " Pemeriksaan 'airan serebrospinal bila di'urigai adanya infeksi

    %%P.

    " Pemeriksaan lain dilakukan atas indikasi misalnya ada kelainan

    metabolik ba(aan.

    2.1: Dia+n%sis Ban*in+

    Diagnosis banding pada kasus epilepsi ini dibedakan berdasarkan umur

    penderita.

    +. Pada neonatus dan bayi

    a. $ittering

    b. pnei' spell

    ). Pada anak

    a+ breth holding spells

    b+ sinkope

    c+ Migren

    d+ 7angkitan psikogenik@kon0ersi

    e+ &rolonged ,* syndrome

    f+ -ight terror

    g+ Ti'

    h+ .ypersianotic attack

    8. Pada de(asa

    a. %inkope

    ". %erangan iskemik sepintas

    $. Gertigo

    *. Transient global amnesia

    e. Narkolepsi

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 15

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    16/21

    f. 7angkitan pani' psikogenik

    +. %indrom Menier

    0. Ti's

    2.11 Tataa!sana

    Tujuan utama terapi epilepsi adalah ter'apainya kualitas hidup optimal untuk

    pasien sesuai dengan perjalanan penyakit epilepsi dan disabilitas fisik maupun

    mental yang dimilikinya. Prinsip terapi farmakologiC)

    +. >E mulai diberikan bilaC

    a. Diagnosis epilepsi telah ditentukan

    ". %etelah pasien atau keluarganya menerima penjelasan

    tujuan pengobatan

    $. Pasien dan keluarganya telah diberitahu tentang

    kemungkinan efek samping yang timbul

    +. Terapi dimulai dengan monoterapi menggunakan >E pilihan

    sesuai dengan jenis bangkitan dan sindrom epilepsi.

    ). Pemberian obat dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan

    bertahap sampai dosis efektif ter'apai atau timbul efek samping

    kadar obat plasma ditentukan bila bangkitan tidak terkontrol

    dengan dosis efektif.

    8. 7ila dengan penggunaan dosis maksimum obat pertama tidak dapat

    mengontrol bangkitan maka perlu ditambahkan >E kedua. 7ila

    >E telah men'apai kadar terapi maka >E pertama diturunkan

    bertahap perlahan-lahan

    2. Penambahan obat ketiga baru dilakukan setelah terbukti bangkitan

    tidak dapat diatasi dengan penggunaan dosis maksimal kedua >E

    pertama.

    Pemilihan >E didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi efek samping >E

    interaksi antarobat epilepsi.)

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 16

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    17/21

    Pemilihan >E berdasarkan jenis bangkitan)

    $enis

    7angkitan

    >E E

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    18/21

    7angkitan

    fokal

    dengan@tanp

    a umum

    sekunder

    &arbama/epin

    e

    >A'arba/epin

    e

    %odium

    Galproate

    Topiramate

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    19/21

    kepala mual mengantuk

    netropenia hiponatremia

    agranulositosis anemia aplastik

    hepatotoksik %%$ teratogenik

    Phenytoin Nistagmus ataksia mual

    muntah hipertropi gusi depresi

    mengantuk paradoAi'al

    in'rease in sei/ure anemia

    megaloblastik

    $era(at 'oarse fa'ies

    hirsutism lupus like syndrome

    ruam %%$ Dupuytrens

    'ontra'ture hepatotoksik

    teratogenik

    sam 0alproat Tremor berat badan naik

    dyspepsia mual muntah

    kebotakan teratogenik

    Pankreatitis akut hepatotoksik

    trombositopenia ensefalopati

    udem perifer

    Phenobarbital "elelahan restlegless depresi

    insomnia :anak; distra'atibility

    :anak; hiperkinesia :anak;irritability :anak;

    Ruam makulopapular

    eksfoliasi NET hepatotoksik

    arthriti' 'hanges Dupuytrens'ontra'ture teratogenik

    &lona/epam "elelahan sedasi mengantuk

    di//iness agresi :anak;

    hiperkinesia :anak;

    Ruam trombositopenia

    #ntuk menghentikan pemberian >E pada penderita yang sudah lama

    mengkonsumsi >E ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.)

    1. %yarat umum untuk menghentikan pemberian >E adalah sebagai berikutC

    a. Penghentian >E dapat didiskusikan dengan pasien atau

    keluarganya setelah bebas bangkitan selama minimal ) tahun

    ". 9ambaran EE9 normal

    $. arus dilakukan se'ara bertahap umumnya )13 dosis semula

    setiap bulan dalam jangka (aktu 8-, bulan.

    *. Penghentian dimulai dari satu >E yang bukan utama.

    2. "ekambuhan setelah penghentian >E lebih besar kemungkinannya pada

    keadaan sebagai berikutC

    a. %emakin tua usia

    ". Epilepsi simtomatik

    $. 9ambaran EE9 abnormal

    *. %emakin lama adanya bangkitan sebelum dapat dikendalikan

    e. Tergantung bentuk sindrom epilepsi yang diderita

    f. Penggunaan lebih dari satu >E

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 1

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    20/21

    +. Masih mendapatkan satu atau lebih bangkitan setelah memulai terapi

    0. Mendapat terapi +* tahun atau lebih

    3. "emungkinan untuk kambuh lebih ke'il pada pasien yang telah bebas dari

    bangkitan selama 8-1 tahun atau lebih dari 1 tahun. 7ila bangkitan timbul

    kembali maka gunakan dosis efektif terakhir :sebelum pengurangan dosis

    >E; kemudian die0aluasi kembali.

    DA>TAR PUSTAKA

    Universitas Muhammadiyah Jakarta | 2!

  • 7/25/2019 referat epilepsi fitri malisa.docx

    21/21

    +.