rancangan dan evaluasi kinerja pada pt bank muamalat indonesia
TRANSCRIPT
1
RANCANGAN DAN EVALUASI KINERJA PADA
PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk CABANG SERANG
DENGAN BALANCED SCORECARD
Oleh :
ADE GUSTIKA
H24062674
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
2
RINGKASAN
Ade Gustika. H24062674. Rancangan dan Evaluasi Kinerja pada PT Bank
Muamalat Indonesia (BMI) Tbk Cabang Serang dengan Balanced Scorcard. Di
bawah bimbingan Heti Mulyati.
Perkembangan dan persaingan perbankan syariah semakin pesat dan ketat.
Hal ini membuat PT BMI Tbk Cabang Serang harus memiliki keunggulan
kompetitif dibandingkan dengan pesaing untuk memenangkan persaingan.
Keunggulan kompetitif PT BMI Tbk Cabang Serang akan tercapai dengan
menerapkan sistem manajemen strategi yang tepat. Pada proses penetapan
manajemen strategi PT BMI Tbk Cabang Serang harus mampu merumuskan,
mengimplentasikan, dan mengevaluasi strategi dengan baik. Evaluasi strategi
yang tepat akan memberikan umpan balik bagi perusahaan untuk mengetahui
posisi hasil kinerja perusahaan.
Evaluasi kinerja yang hanya bertumpu pada aspek keuangan saja menjadi
tidak relevan, karena tidak cukup mencerminkan kondisi kinerja perusahaan
secara menyeluruh. Balanced Scorecard (BSC) merupakan sistem manajemen
strategis yang menerjemahkan visi dan misi, serta strategi kedalam tujuan dan
ukuran operasional yang kemudian dinyatakan kedalam perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Oleh
karena itu BSC merupakan salah satu metode pengukuran kinerja yang lebih
komprehensif, koheren, seimbang dan terukur. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
Merancang sistem pengukuran kinerja dengan BSC di PT BMI Cabang Serang,
dan (2) Mengukur pencapaian kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang pada tahun
2010 dengan BSC.
Pengkuran kinerja dilakukan dengan menetapkan sasaran strategis dan
ukuran hasil beserta ukuran pendorong pada masing-masing perspektif.
Pengukuran kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang dengan BSC menggunakan data
primer dan sekunder. Data primer merupakan hasil dari wawancara, kuesioner,
dan observasi lapang. Sementara data sekunder didapat dari literatur baik berupa
buku, jurnal, skripsi, data perusahaan, dan publikasi lainnya. Pengolahan data
kuantitatif dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsof Excel dan SPSS
16.0 serta Expert Choise 2000 dengan pendekatan rata-rata, rasio, angka indeks,
pembobotan, tabulasi silang dan paired comparison. Sementara untuk data
kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif.
Skor BSC PT BMI Tbk Cabang Serang tahun 2010 menunjukkan
pencapaian skor secara keseluruhan 119,5 persen. Skor ini merupakan kontribusi
dari perspektif keuangan yang memberikan skor 58,3 persen. Perspektif pelanggan
memberikan skor 36,5 persen. Sementara perspektif bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan memberikan kontribusi masing-masing 11,2
persen dan 13,5 persen. Namun demikian dari seluruh sasaran strategis tidak
semuanya tercapai, tercatat dari 17 indikator keberhasilan hanya tercapai 11
indikator. Oleh karena itu, maka pencapian kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang
64,7 persen dan dikategorikan baik.
3
RANCANGAN DAN EVALUASI KINERJA PADA PT BANK
MUAMALAT INDONESIA Tbk CABANG SERANG DENGAN
BALANCED SCORECARD
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
ADE GUSTIKA
H24062674
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
4
Judul Skripsi : Rancangan dan Evaluasi Kinerja pada PT Bank Muamalat
Indonesia (BMI) Tbk dengan Balanced Scorecard
Nama : Ade Gustika
NIM : H24062674
Menyetujui
Pembimbing,
(Heti Mulyati, S.TP.MT)
NIP 19770812 2005 01 2001
Mengetahui
Kepala Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)
NIP 19610123 1986 01 1002
Tanggal Lulus:
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 26 Oktober 1987. Penulis
merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Hasyim
Affandi dan Ibu Ecin Hartati. Pendidikan Sekolah Dasar ditamatkan didaerah
kelahirannya di SDN Sindang Suka, Ciamis dan lulus tahun 2000. Setelah
menamatkan SD penulis hijrah menyusul orang tuanya ke Cilegon yang hijrah dua
tahun lebih awal. Di Kota Cilegon itulah penulis melanjutkan studi di SMP
Negeri 1 Cilegon dan lulus tahun 2003. Di kota yang sama penulis melanjutkan
studi jurusan IPA di SMU Negeri 1 Cilegon dan lulus tahun 2006.
Diakhir masa studi di SMA Negeri 1 Cilegon penulis mendapatkan
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan resmi menjadi mahasiwa IPB sejak
bulan Juni 2006. Setelah mengikuti pendidikan Tingkat Persiapan Bersama IPB
akhirnya penulis menjatuhkan pilihan untuk mendalami ilmu manajemen di
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), IPB.
Selama masa kuliah, penulis aktif kegiatan kemahasiswaan. Penulis
tercatat sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IPB periode
2006-2007. Selanjutnya akif juga di Sharia Economics Student Club (SESC)
FEM IPB sebagai kawah candradimuka selanjutnya. Penulis diamanahkan sebagai
Wakil Ketua pada periode 2007-2008 dan Ketua pada periode 2008-2009. Selain
itu, penulis tercatat sebagai angkatan 4 penerima dan sekaligus alumni beasiswa
Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Startegis (PPSDMS) Nurul Fikri
Regional 5 Bogor.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang
memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi sengan baik. Skripsi ini disusun sebagai aktualisasi pemikiran ilmiah
penulis atas ilmu manajemen yang diperoleh semasa kuliah sekaligus sabagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Penulisan skripsi ini berguna bagi PT BMI Tbk Cabang Serang guna
mengetahui pencapaian kinerja pada tahun 2010 dan kemudian melakukan
tindakan korektif terhadap pencapaian kinerja yang belum optimal. Rancangan
dan evaluasi kinerja dengan BSC memberikan gambaran yang komprehensif
mengenai aktivitas bisnis PT BMI Tbk Cabang Serang yang meliputi aspek
keuangan dan non keuangan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk mencapai yang
lebih baik lagi. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Bogor, Maret 2011
Penulis
iv
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Selama penyusunan skripsi yang berjudul Rancangan dan Evaluasi
Manajemen Kinerja pada PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tbk Cabang
Serang dengan Pendekatan Balanced Scorecard, penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ayahanda Hasyim Affandi dan Ibunda Ecin Hartati atas curahan kasih sayang,
bimbingan, dan doanya.
2. Heti Mulyati, S.TP, MT sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan serta saran kepada penulis.
3. Dra. Siti Rahmawati M.Pd dan Alim Setiawan S.TP, M.Si atas kesediaanya
meluangkan waktu menjadi dosen penguji dan telah memberikan masukan
berharga.
4. Bapak Hendra Gunawan Wijaya sebagai pimpinan cabang PT BMI Tbk
Cabang Serang, Ibu Uswatun Hasanah dan karyawan PT BMI Tbk Cabang
Serang lainnya.
5. Bapak Moko sebagai Ketua Dewan Keluarga Masjid PT Asahimas Chemical
Tbk atas segala bantuannya.
6. Rekan-rekan Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS)
Nurul Fikri Regional 5 Bogor.
7. Sahabat Sharia Economics Student Club (SESC) yang telah berbagi pikiran dan
pengalaman.
8. Teman-teman di Departemen Manajemen Angkatan ’43, FEM IPB yang telah
sama-sama berbagi selama perkuliahan.
9. Seluruh pihak yang telah membantu baik langsung atau tidak langsung yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
v
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x
I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah............................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 5
II.TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 6
2.1. Konsep Manajemen Strategi............................................................... 6
2.2. Pengukuran Kinerja............................................................................ 8
2.3. Konsep Balanced Scorecard.............................................................. 9
2.4. Penelitian Terdahulu............................................................................. 14
III. METODE PENELITIAN........................................................................ 15
3.1. Kerangka Pemikiran............................................................................. 15
3.2. Tahapan Penelitian............................................................................... 16
3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data................................................... 18
3.4. Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 19
3.5. Instrumen Penelitian............................................................................. 20
3.6. Pengolahan dan Analisis Data.............................................................. 21
3.6.1. Perhitungan Bobot Empat Perspektif Balanced Scorecard.... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 26
4.1. Gambaran Umum Perusahaan.............................................................. 26
4.2. Produk dan Jasa PT Bank Muamalat Indonesia Tbk............................ 27
4.3. Rancangan BSC PT BMI Tbk Cabang Serang..................................... 29
4.3.1 Penetapan Sasaran-Sasaran Strategis BSC................................. 29
4.3.2 Peta Strategi PT BMI Tbk Cabang Serang.................................. 33
4.3.3 Penentuan Ukuran Kinerja Pencapaian Sasaran Strategis........... 34
4.3.4 Penetapan Target Kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang ............ 38
4.4. Pengukuran Kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang Tahun 2010........... 43
4.4.1 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard........................... 44
Halaman
vi
vii
4.4.2 Kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang Tahun 2010..................... 47
4.4.3 Inisiatif Strategi........................................................................... 62
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 64
1. Kesimpulan................................................................................................. 64
2. Saran............................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 66
LAMPIRAN.................................................................................................... 68
vii
viii
DAFTAR TABEL
1 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia per Desember 2010....... 1
2 Peningkatan Pangsa Pasar dan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah
di Indonesia.......................................................................................
2
3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data serta Teknik Pengambilan
Sampel ..............................................................................................
19
4 Penjabaran Strategi ke Dalam Empat Perspektif BSC...................... 23
5 Matrik Perbandingan Berpasangan................................................... 25
6 Rancangan BSC di PT BMI Tbk Cabang Serang Tahun 2010......... 37
7 Target Ukuran Hasil Sasaran Strategis PT BMI Tbk Cabang
Serang tahun 2010............................................................................
39
8 Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard.................................... 45
9 Karakteristik Responden Nasabah PT BMI Tbk Cabang Serang
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan Terakhir......................
50
10 Karakteristik Responden Nasabah PT BMI Tbk Cabang Serang
Berdasarkan Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, dan Pengeluaran
Tahun 2010........................................................................................
50
11 Kepuasan Responden Nasabah Terhadap Pelayanan PT BMI Tbk
Cabang Serang..................................................................................
52
12 Karakteristik Responden Karyawan PT BMI Tbk Cabang Serang
Berdasarkan Jenis Kelamin, Status Karyawan, dan Pendidikan.......
56
13 Karakteristik Responden Karyawan PT BMI Tbk Cabang Serang
Berdasarkan Masa Kerja, Pengeluaran, dan Jumlah Tanggungan
Keluarga............................................................................................
56
14 Skor Kepuasan Karyawan PT BMI Tbk Cabang Serang Terhadap
Kepuasan Kerja.................................................................................
57
15 Skor Motivasi Responden Karyawan PT BMI Tbk Cabang Serang
Terhadap Motivasi Kerja...................................................................
59
16 Skor BSC PT BMI Tbk Cabang Serang pada Tahun 2010.............. 60
17 Inisiatif Strategi PT BMI Tbk Cabang Serang ................................. 62
Halaman NO
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
1 Model komprehensif manajemen organisasi menurut David............ 7
2 BSC sebagai suatu sistem manajemen kinerja.................................. 10
3 Contoh keterkaitan hubungan sebab akibat dalam perspektif
finansial.............................................................................................
10
4 Ukuran utama perspektif pelanggan.................................................. 12
5 Model rantai nilai.............................................................................. 12
6 Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan....................................... 13
7 Model hubungan sebab akibat BSC.................................................. 13
8 Kerangka pemikiran penelitian......................................................... 16
9 Diagram alir tahap penelitian ........................................................... 17
10 Sasaran strategis perspektif BSC pada PT BMI Cabang Serang...... 32
11 Peta strategi PT BMI Tbk Cabang Serang........................................ 33
12 Perkembangan pencapaian sasaran strategis perspektif keuangan
PT BMI Tbk Cabang Serang............................................................
49
Halaman NO
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner survei kepuasan nasabah.................................................... 68
2 Kuesioner survei kepuasan dan motivasi kera karyawan.................... 70
3 Kuesioner pembobotan BSC................................................................ 75
4 Perhitungan penetapan target sasaran strategi..................................... 81
5 Hasil pembobotan perspektif BSC....................................................... 82
6 Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kepuasan nasabah.......... 85
7 Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kepuasan kerja dan
motivasi kerja karyawan...................................................................... 88
Halaman NO
x
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan bank syariah di Indonesia semakin meningkat sejak
krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998. Ketika bank
konvensional banyak mengalami negative spread (tingkat suku bunga
pinjaman lebih rendah dari pada suku bunga tabungan) dalam bisnisnya,
sementara bank syariah mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi. Hal ini
menunjukkan bahwa bank syariah memiliki keunggulan, sehingga mampu
bertahan menghadapi keadaan yang sangat sulit bagi dunia perbankan.
Data Bank Indonesia (BI) per Desember 2010 menunjukkan bahwa
terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, 25 Unit Usaha Syariah
(UUS) dan 144 Bank Pembiayaan Syariah (BPRS). Tabel 1 menyajikan
perkembangan bank syariah di Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan
Desember 2010.
Tabel 1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia per Desember 2010
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Bank Umum
Syariah (BUS) 2 3 3 3 3 5 6 11
Unit Usaha
Syariah (UUS) 8 15 19 20 25 27 25 25
Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah
(BPRS)
84 88 92 105 114 131 138 144
Sumber : Direktorat Perbankan Syariah, BI (2010)
Tabel 1 menunjukkan bahwa selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun rata-
rata pertumbuhan BUS mencapai 50 persen tiap tahunnya. Sementara untuk
UUS dan BPRS masing-masing mengalami pertumbuhan rata rata 30,30
persen dan 10,20 persen tiap tahunnya. Selain itu, pertumbuhan bank syariah
berbanding lurus dengan pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah
terhadap perbankan nasional. Tabel 2 menyajikan perkembangan pangsa
pasar perbankan syariah terhadap industri perbankan di Indonesia dari tahun
2003 sampai 2009.
2
Tabel 2. Peningkatan Pangsa Pasar dan Dana Pihak Ketiga Bank
Syariah di Indonesia
Indikator Tahun
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Aset (%) 0,65 1,20 1,46 1,56 1,76 2,14 2,16
Dana Pihak Ketiga (%) 0,59 1,23 1,43 1,55 1,78 2,10 2,65
Sumber : Direktorat Perbankan Syariah BI, 2010
Peningkatan jumlah dan pangsa pasar perbankan syariah dalam dua
dekade terakhir memberikan bukti bahwa perbankan syariah mendapat
apresiasi positif dari masyarakat Indonesia. Perkembangan tersebut juga
memberikan arti bahwa perbankan syariah telah bertransformasi dari
memperkenalkan alternatif praktek perbankan syariah menjadi pemain utama
dalam perbankan nasional. Namun, perkembangan yang pesat tersebut
menyebabkan persaingan di industri perbankan semakin ketat khususnya
perbankan syariah
PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tbk merupakan Bank Umum
Syariah (BUS) pertama di Indonesia yang didirikan pada tanggal 1
November 1991 diprakarsai oleh Tim Perbankan Majelis Ulama Indonesia
(TPMUI). Saat ini PT BMI Tbk telah memiliki 76 kantor cabang di seluruh
Indonesia dan satu cabang luar negeri di Kuala Lumpur, Malaysia. Oleh
karena itu, untuk mampu bersaing dan memperlebar jangkauan bisnisnya
PT BMI Tbk perlu memiliki strategi yang tepat untuk mencapai keunggulan
bersaing. Strategi yang tepat tersebut dapat tercapai melalui manajemen
satrategi yang tepat. Dalam hal ini, suatu organisasi mampu merumuskan,
melaksanakan, dan mengevaluasi strategi secara efektif dan efisien.
Salah satu kantor cabang PT BMI Tbk terletak di kota Serang yaitu
PT BMI Tbk Cabang Serang. Pertumbuhan bisnis perbankan di Kota Serang
mengalami perkembangan yang ditandai dengan berdirinya berbagai bank,
baik bank pemerintah maupun bank swasta. PT BMI Tbk Cabang Serang
harus mampu bersaing dengan bank-bank lain dan memberikan keunggulan
kompetitif serta menunjukkan kinerja yang semakin membaik. Oleh karena
itu, diperlukan manajemen strategi yang baik dan relevan dengan kondisi saat
ini. Salah satu bagian penting dari manajemen strategi adalah evaluasi kinerja
yang berguna memberikan umpan balik kepada perusahaan untuk melakukan
3
tindakan korektif. Selama ini evaluasi kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang
belum menyeluruh terhadap seluruh aspek kegiatan bisnis perusahaan dimana
evaluasi kinerja dilakukan hanya terhadap kinerja keuangan dan karyawan.
Evaluasi kinerja karyawan dilakukan terhadap pencapaian sasaran kerja, cara
kerja, dan sifat pribadi karyawan.
1.2. Perumusan Masalah
Peningkatan jumlah bank syariah di Indonesia selama dua dekade
terakhir mengindikasikan bahwa perbankan syariah sangat progresif. Namun,
hal tersebut mengisyaratkan adanya persaingan antar bank syariah. Kondisi
persaingan tersebut menuntut setiap bank syariah memiliki keunggulan
bersaing sehingga tanggap terhadap masalah dan dapat memberikan
pelayanan terbaik bagi setiap nasabah.
Visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan harus ditempuh
melalui manajemen strategi. Dalam hal ini tidak hanya perencanaan dan
implementasi strategi tetapi tahap evaluasi strategi pun sangat menentukan
untuk mengetahui efektifitas implementasi dari strategi yang dirumuskan.
Dalam konteks manajemen strategi, kegiatan kunci yang memberikan umpan
balik dari seluruh rangkaian tindakan manajemen adalah pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja merupakan penilaian atau membandingan antara realisasi
target dengan target yang ditetapkan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka
memberikan umpan balik dan tindakan korektif apabila kinerja atau capaian
perusahaan tidak memuaskan.
Selama ini pengukuran kinerja yang dilakukan perbankan pada
umumnya hanya bertumpu pada aspek keuangan saja. Sistem pengukuran
kinerja tersebut tidak cukup untuk mencerminkan kondisi kinerja dari suatu
perusahaan atau organisasi secara keseluruhan. Selain itu, pengukuran kinerja
yang hanya bertumpu pada aspek keuangan saja kurang relevan dengan
kebutuhan kinerja saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh dinamika lingkungan
persaingan yang bergerak cepat, sehingga tidak menginformasikan upaya-
upaya apa yang perlu diambil saat ini dan masa yang akan datang untuk
meningkatkan kinerja perusahaan
4
Salah satu alternatif pengukuran kinerja adalah Balanced Scorecard
(BSC). BSC merupakan sistem manajemen strategis yang menerjemahkan
visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional.
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategi adalah
mampu meningkatkan strategi yang memiliki karakteristik komprehensif,
koheren, dan seimbang.
Ukuran operasional dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Keseimbangan antara pengukuran kinerja keuangan dan non
keuangan akan membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi
kinerjanya secara keseluruhan. Perusahaan akan mampu mengukur
bagaimana unit bisnis melakukan penciptaan nilai saat ini dengan
mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang melalui
BSC. BSC memungkinkan untuk mengukur apa yang telah diinvestasikan
untuk pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur, demi
perbaikan kinerja masa depan.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana rancangan sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC
di PT BMI Tbk Cabang Serang?
2. Bagaimana pencapaian kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang pada tahun
2010 dengan pendekatan BSC?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan, makan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Merancang sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC di PT BMI
Tbk Cabang Serang.
2. Mengukur pencapaian kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang pada tahun
2010 dengan pendekatan BSC.
1.4. Manfaat Penelitian
1. PT BMI Tbk Cabang Serang dapat mengetahui arah kebijakan strategi
yang dapat diimplementasikan, menentukan sasaran yang ingin dicapai,
5
dan ukuran yang jelas untuk menilai kinerja, serta mampu mengetahui
sejauh mana kinerja yang telah dicapai oleh PT BMI Tbk Cabang Serang.
2. Peneliti dapat meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah,
menganalisis dan menemukan solusi yang tepat bagi permasalahan
tersebut sebagai perwujudan dari aplikasi ilmu yang telah diperoleh,
khususnya dalam manajemen strategi.
3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan perbandingan atau acuan
dalam melakukan kegiatan studi lebih lanjut yang terkait dengan BSC.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terfokus pada pengukuran kinerja PT BMI Tbk Cabang
Serang pada tahun 2010 dengan pendekatan BSC yang meliputi empat
perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Proses pengukuran kinerja pada PT BMI Tbk
Cabang Serang meliputi meninjau visi dan misi PT BMI Tbk Cabang Serang,
merancang sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC, menganalisis
ukuran-ukuran, dan mengukur pencapaian kinerja PT BMI Tbk Cabang
Serang dengan BSC.
Data keuangan yang digunakan dalam pengukuran kinerja pada
PT BMI Tbk Cabang Serang meliputi data tahun 2009 sampai 2010.
Responden pelanggan adalah nasabah tabungan dan nasabah debitur,
sedangkan karyawan yang dijadikan responden adalah seluruh karyawan
PT BMI Tbk Cabang Serang.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Manajemen Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategeia, yang bermakna
kepemimpinan dalam ketentaraan. Strategi adalah suatu proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi disertai penyusunan suatu cara atau upaya agar tujuan tersebut
dapat dicapai (Umar, 2001). Menurut Marbun (2003), strategi didefinisikan
sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus dan saling berhubungan dalam hal waktu dan ukuran. Sedangkan
strategi perusahaan didefinisikan sebagai rentetan pernyataan yang
menyatakan 1) tujuan tiap unit, 2) metode yang akan digunakan untuk
mencapainya, c) alternatif, d) pengalokasian sumberdaya, dan e) metode
mengukur keberhasilannya. Menurut Mulyadi (2001), strategi adalah pola
tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi.
Dengan tindakan berpola perusahaan dapat mengerahkan dan mengarahkan
seluruh sumber daya secara efektif keperwujudan visi organisasi.
Manajemen strategi didefinisikan David (2006), sebagai seni dan ilmu
untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya. Sebagaimana yang tersirat dalam definisi tersebut, manajemen
strategis berfokus pada upaya mengintegrasikan manajemen pemasaran,
keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian, dan
pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasi.
Menurut Dirgantoro (2004), manajemen strategi adalah proses
berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan dapat selalu
responsif terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungannya baik bersifat
internal maupun eksternal. Sedangkan menurut David (2006) proses
manajemen strategi terdiri atas tiga tahap, yaitu formulasi atau perancangan
7
strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Model komprehensif
manajemen strategi organisasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Model komprehensif manajemen strategi organisasi
(David, 2006)
Ketiga tahapan manajemen strategi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Formulasi atau perencanaan strategi mencakup mengembangkan visi dan
misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka
panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang
akan dilaksanakan.
b. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung
Implementasi
Strategi
Evaluasi
Strategi
Mengembangkan
Pernyataan Visi dan Misi
Menjalankan
Audit Internal
Menetapkan Tujuan
Jangka Panjang
Menjalankan
Audit Eksternal
Merumuskan,
Mengevaluasi, dan
Memilih Strategi
Implementasi Strategi Isu-isu
Pemasaran, Keuangan, Akuntansi,
Penelitian dan Pengembangan,
Sistem Informasi Manajemen
Implementasi Strategi
Isu Manajemen
Mengukur dan
Mengevaluasi Kinerja
Umpan
Balik
Perumusan/
Perencanaan
Strategi
8
strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan
usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan
dengan kinerja organisasi.
c. Evaluasi strategi adalah alat utama yang digunakan manajer untuk
mendapatkan informasi mengenai keberhasilan strategi yang dijalankan.
Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah 1) meninjau ulang faktor
eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, 2) mengukur
kinerja, dan 3) mengambil tindakan korektif.
Visi merupakan cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri
mewakili seluruh anggota perusahaan. Sedangkan misi adalah penjabaran
secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas
bagi seluruh staf perusahaan (Umar, 2001).
Menurut Pearce dan Robinson (2000), misi perusahaan merupakan
pernyataan umum yang luas dan bersifat tahan lama tentang keinginan atau
maksud perusahaan. Misi ini mengandung filosofi bisnis dari para pengambil
keputusan strategi perusahaan, menyiratkan citra yang ingin dipancarkan
perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, dan mengindikasikan
bidang produk atau jasa utama perusahaan, serta kebutuhan utama pelanggan
yang akan dipenuhi oleh perusahaan.
2.2. Pengukuran Kinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
telah disepakati bersama (Fawzi, 2005). Istilah kinerja atau performance
mengacu pada hasil output dan sesuatu yang dihasilkan dari proses, produk
dan jasa yang bisa dievaluasi dan dibandingkan secara relatif dengan tujuan,
standar, hasil-hasil yang lalu dan organisasi lain. (Indonesian Quality Award
Foundation, 2007).
Yuwono et al., (2002) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai
tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai
9
nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian
digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang
prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Sebelum melakukan pemilihan ukuran-ukuran kinerja atau disebut sebagai
indikator kinerja kunci (key performance indicators atau KPI), perlu
dilakukan evaluasi sistem pengukuran agar menjamin efektivitas sepanjang
waktu. Salah satu aspek pentingnya alat ukur kinerja perusahaan, yaitu dapat
dipakai oleh pihak manajemen sebagai dasar untuk melakukan pengambilan
keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen serta unit-unit yang terkait di
lingkungan organisasi perusahaan (Ciptani, 2000).
2.3. Konsep Balanced Scorecard
BSC berasal dari dua kata, yaitu (1) kartu skor (scorecard) dan (2)
berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat akhir skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan
untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa
depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa
depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan
ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang
bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek yaitu keuangan dan
non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal
(Mulyadi, 2001).
BSC menerjemahkan visi dan misi organisasi ke dalam seperangkat
ukuran yang menyeluruh yang memberikan kerangka kerja bagi pengukuran
dan sistem manajemen strategis (Kaplan dan Norton, 1996). BSC
merupakan sistem manajemen strategis yang menerjemahkan visi dan strategi
suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional (Hansen dan
Women, 2003). Menurut Kaplan dan Norton (1996), tujuan dan ukuran
operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam empat perspektif yaitu
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
10
BSC sebagai suatu sistem manajemen yang mengintegrasikan visi,
misi,dan strategi, kedalam empat perspektif secara seimbang ditunjukan
dalam Gambar 2.
Gambar 2. BSC sebagai suatu sistem manajemen kinerja (Kaplan dan
Norton, 2000)
Terdapat empat perspektif BSC yang dikaitkan dengan visi dan strategi
organisasi, yaitu:
1. Perspektif Finansial
Ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan
konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran finansial
memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan dan pelaksanaannya
memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan.
Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan keuntungan melalui
pengukuran laba operasi, Return on Capital Employed (ROCE) atau
Economic Value Added (EVA). Gambar 3. memperlihatkan keterkaitan
hubungan sebab akibat dalam perspektif keuangan.
Gambar 3. Contoh keterkaitan hubungan sebab akibat dalam perspektif
finansial (Gaspersz, 2003)
Peningkatan Nilai Pemegang Saham
(Perspektif Finansial)
Strategi Peningkatan
Penerimaan
Strategi Peningkatan
Produktivitas
Strategi
Perluasan
Pangsa Pasar
Strategi
Peningkatan
Nilai Bagi
Pelanggan
Strategi
Peningkatan
Efektivitas
Biaya
Strategi
Peningkatan
Utilitas Aset
Pelanggan Visi dan Strategi Proses Bisnis
Internal
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Keuangan
11
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan , BSC mengidentifikasi pelanggan dan
segmen pasar di mana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai
ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Dalam perspektif ini,
menurut Kaplan (2000) pengukuran dilakukan dengan lima aspek utama,
yaitu:
a. Pengukuran pangsa pasar
Pengukuran terhadap besarnya pangsa pasar perusahaan mencerminkan
proporsi bisnis dalam satu area bisnis tertentu yang diungkapkan dalam
bentuk uang, jumlah pelanggan, atau volume yang terjual atas unit
produk yang terjual.
b. Retensi pelanggan
Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya persentase
pertumbuhan bisnis dengan jumlah pelanggan yang saat ini dimiliki
perusahaan
c. Akuisisi pelanggan
Pengukuran dapat dilakukan melalui persentase jumlah penambahan
pelanggan baru yang perbandingan total penjualan dengan jumlah
pelanggan baru yang ada.
d. Kepuasan pelanggan
Pengukuran terhadap tingkat kepuasan pelanggan ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam teknik diantaranya: survei melalui surat (pos),
wawancara melalui telepon atau personal interview.
e. Probabilitas pelanggan
Pengukuran terhadap probabilitas pelanggan dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik Activity Based-Costing (ABC)
Kelima aspek utama yang terdapat dalam perspektif pelanggan
digambarkan pada Gambar 4.
12
Kebutuhan
Terpuaskan
Proses Inovasi Proses Pelayanan
Identifikasi
Kebutuhan
Gambar 4. Ukuran utama perspektif pelanggan (Kaplan, 2000)
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasi proses-proses
yang penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif
pelanggan) dan pemilik organisasi (perspektif finansial). Dalam perspektif
ini perusahaan berfokus pada komponen utama, yaitu: 1) proses inovasi,
yang diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi,
waktu penyerahan produk ke pasar, dan lainya, 2) proses operasional, yang
diukur dengan peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang
lebih pendek, dan pengukuran terhadap efisiensi biaya proses produksi, 3)
proses pelayanan, yang diukur dengan pelayanan purna jual waktu yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, dan lainya.
Gambar 5. menyajikan rantai nilai dalam perspektif proses bisnis internal.
Gambar 5. Model rantai nilai (Kaplan, 2000)
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menggambarkan kemampuan organisasi untuk
menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Tujuan dari perspektif ini
adalah menyediakan infrastruktur bagi perspektif finansial, pelanggan, dan
proses bisnis internal agar tujuan dari perspektif tersebut tercapai.
Perspektif ini bertujuan meningkatkan kemampuan karyawan,
meningkatkan kapabilitas sistem informasi, dan peningkatan keselarasan
Pangsa Pasar
Profitabilitas
Pelanggan Akuisisi
Pelanggan Retensi
Pelanggan
Kepuasan
Pelanggan
Proses Operasional
Identifikasi
Kebutuhan
13
dan motivasi. Ukuran yang bisa digunakan antara lain kepuasan karyawan,
retensi karyawan, banyaknya saran yang diberikan oleh karyawan (Imelda,
2004). Sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan adalah
manusia, sistem, dan prosedur perusahaan. Gambar 6. menunjukkan
keterkaitan hubungan sebab akibat dalam pembelajaran dan pertumbuhan.
Gambar 6. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan
Norton, 1996)
Keempat perspektif diatas dalam Balanced Scorecard menjadi satu
kesatuan utuh yang tak dapat dipisahkan. Keempat perspekif tersebut
merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling memiliki hubungan sebab
akibat dan saling melengkapi. Gambar 7. merupakan contoh hubungan sebab
akibat yang diaplikasikan oleh perusahaan melalui Return on Capital
Employed (ROCE) sebagai tujuan perspektif keuangan.
Gambar 7. Model hubungan sebab akibat (Kaplan, 2000)
ROCE
Loyalitas Pelanggan
Penyerahan Tepat Waktu
Proses Waktu Siklus Proses Mutu
Keahlian Pekerja
Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis
Internal
Perspektif
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Produktivitas kerja
Hasil
Kepuasan kerja
Retensi Pekerja
Iklim untuk
bertindak
Insfrastruktur
teknologi Kompetensi staf
14
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang BSC dapat dilihat dari penelitian Fury (2009) tentang
evaluasi kinerja dengan pendekatan BSC pada PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Bogor. Tujuan penelitian ini diantaranya adalah mengetahui
dan mengevaluasi peta strategi PT BTN (Persero) Cabang Bogor dengan
pendekatan BSC dan menganalisis pengukuran kinerja PT BTN (Persero)
Cabang Bogor dengan pendekatan BSC. Berdasarkan penelitian tersebut
didapat skor keseluruhan kinerja PT BTN (Persero) Cabang Bogor 93,29
persen. Pencapaian hasil akhir ini didukung oleh kontribusi keempat
perspektif BSC, yaitu perspektif pelanggan dan perspektif proses bisnis
internal masing-masing 35,85 persen dam 19,97 persen, perspektif keuangan
dan pertumbuhan masing-masing sebesar 18,37 persen dan 19,1 persen.
Choeriyah (2008) melakukan penelitian tentang pengukuran kinerja
pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor dengan
pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Tujuan dari penelitian ini salah
satunya adalah mengukur pencapaian kinerja PT BNI (Persero) Tbk Cabang
Bogor dengan pendekatan BSC. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa skor
secara keseluruhan kinerja PT BNI (Persero) Tbk Cabang Bogor 84,63
persen.
Penelitian lainnya dapat dilihat pada penelitian Agustina (2008) dengan
judul skripsi “Perancangan Strategi dengan Perspektif Balanced Scorecard
pada PT BRI (Persero) Tbk Cabang Garut”. Penelitian ini berkaitan dengan
penarikan inisiatif strategi dengan cara melihat konsidi internal dan eksternal
PT BRI (Persero) Tbk Cabang Garut, membuat peta strategi BSC yang sesuai
dengan visi, misi, aspek internal dan aspek eksternal PT BRI (Persero) Tbk
Cabang Garut. Bobot sasaran startegis perspektif finansial diperoleh 58,2
persen, perspektif pelanggan 24,2 persen, perspektif bisnis internal 9,2
persen, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 8,5 persen.
15
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
PT BMI Tbk Cabang Serang menghadapi berbagai persaingan yang
berasal dari para pesaing yang bergerak di industri perbankan. Hal ini
membuat PT BMI Tbk Cabang Serang harus melakukan berbagai cara untuk
dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan di industri yang sama. Salah
satu cara yang perlu dilakukan oleh PT BMI Tbk Cabang Serang adalah
melakukan evaluasi kinerja perusahaan untuk menjaga perusahaan dapat
mampu bersaing. Hal ini perlu karena untuk memberikan gambaran sejauh
mana nilai kompetitif PT BMI Tbk Cabang Serang terhadap pesaing.
Evaluasi kinerja akan menginformasikan tentang pencapaian kinerja PT BMI
Tbk Cabang Serang. Selama ini evaluasi kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang
belum menyeluruh terhadap seluruh aspek kegiatan bisnis perusahaan dimana
evaluasi kinerja dilakukan hanya terhadap kinerja keuangan dan karyawan.
Sementara proses evaluasi terhadap aspek pelanggan dan aspek bisnis internal
yang terkait dengan pelayanan belum dilakukan evaluasi secara menyeluruh.
Salah satu alternatif pengukuran kinerja adalah BSC. BSC merupakan
sistem manajemen strategis yang mampu mengevaluasi kegiatan bisnis
perusahaan secara menyeluruh yang meliputi asapek keuangan, pelanggan,
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Penggunaan BSC pada
PT BMI Tbk Cabang Serang akan mampu memberikan hasil evaluasi yang
menyeluruh sehingga mampu mengomunikasi tindakan apa yang perlu
dilakukan PT BMI Tbk Cabang Serang terhadap pencapain kinerja yang belm
optimal.
Evaluasi dengan BSC visi, misi, tujuan dan strategi yang telah
ditetapkan PT BMI Tbk Cabang Serang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran
strategis masing-masing perspektif BSC. Masing-masing sasaran strategis
satu sama lain saling terkait yang digambarkan dalam peta strategi. Lag dan
lead indicator dari masing-masing perspektif dijadikan sebagai penjabaran
dari masing-masing perspektif BSC untuk menetapkan target dan ukuran
kinerja yang ingin dicapai. Pengukuran kinerja yang dilakukan terhadap
16
perspektif BSC akan memberikan hasil terhadap kinerja PT BMI Tbk Cabang
Serang yang menjadi umpan balik bagi PT BMI Tbk Cabang Serang. Gambar
8. menunjukkan kerangka pemikiran konseptual penelitian.
Gambar 8. Kerangka pemikiran penelitian
3.2. Tahapan Penelitian
Penelitian dimulai dengan menetapkan tujuan penelitian yaitu
merancang dan mengukur kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang tahun 2010
dengan pendekatan BSC. Kemudian melakukan studi pustaka sebagai
landasan berfikir ilmiah berupa kegiatan mencari literatur-literatur atau hasil
penelitian terdahulu dalam memecahkan masalah yang diteliti. Setelah itu
merancang kuesioner yang mampu menganalisis data yang ingin diperoleh
dari PT BMI Tbk Cabang Serang. Selanjutnya memberikan kuesioner kepada
pelanggan, karyawan dan pimpinan PT BMI Tbk Cabang Serang untuk
mendapatkan gambaran empat perspektif BSC. Data yang diperoleh dari
Alur Penelitian Umpan Balik
Visi, Misi dan Tujuan PT BMI Tbk Cabang Serang
Konfirmasi Strategi kepada PT BMI Tbk Cabang Serang
Penjabaran Visi, Misi, Tujuan dan Strategi PT BMI Tbk Cabang
Serang ke dalam Sasaran Strategis Balanced Scorecard
Sasaran
Perspektif
Pelanggan
Sasaran
Perspektif
Finansial
Sasaran Perspektif
Proses Bisnis
Internal
Sasaran Perspektif
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Peta Strategi
Pengukuran Kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang dengan BSC
Penjabaran Sasaran Strategis Empat Perspektif Balanced
Scorecard ke dalam Ukuran dan Target Kinerja
Target Kinerja Tahun 2010 Ukuran Kinerja Tahun 2010
Lag dan Lead Indicator
Hasil Kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang Tahun 2010
17
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Penentuan Tujuan Penelitian:
1. Merancang sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC
2. Mengukur kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang tahun 2010
Studi pustaka yang terkait dengan BSC
Penentuan teknik pengumpulan data
Perancangan kuesioner untuk
pelanggan serta karyawan PT BMI
Tbk Cabang Serang
1. Pengumpulan data primer: kuesioner
diberikan kepada pelanggan serta
karyawan PT BMI Tbk Cabang Serang
2. Pengumpulan data sekunder : Laporan
tahunan PT BMI Tbk dan publikasi
Bank Indonesia
Pengujian validitas dan
reliabilitas
Penarikan
Kesimpulan
Saran
Cukup?
Valid?
Analisis data:
1. Pelanggan dan karyawan
menggunakan software
SPSS dan Expert Choice
2. Kinerja PT BMI
menggunakan software
Microsof Excel
Mulai
Selesai
Input data
Pengolahan
data
kuesioner merupakan data primer sedang data sekunder didapat dari laporan
tahunan perusahaan dan publikasi Bank Indonesia. Selanjutnya setelah data
terkumpul, data diolah dengan bantuan perangkat lunak MS Excel, SPSS 16.0,
dan Expert Choice. Pengolahan data mencakup validitas, reliabilitas, dan
pembobotan masing-masing perspektif serta sasaran strategis serta ukuran
hasil BSC. Perhitungan analisis deskriptif dengan membandingkan antara
target yang ditetapkan dengan realisasi pencapian target pada masing-masing
perspektif BSC dan menganalisis tingkat kepuasan pelanggan dan kepuasan
dan motivasi kerja karyawan. Diagram alir tahapan penelitian dapat dilihat
pada Gambar 9.
Gambar 9. Diagram alir tahap penelitian
18
Setelah itu, dilakukan pengukuran terhadap setiap aspek kinerja dengan
konsep BSC untuk memperoleh gambaran komprehensif kinerja PT BMI Tbk
Cabang Serang pada tahun 2010. Hasilnya pengukuran lalu diidentifikasi dan
dianalisis sehingga dapat diketahui aspek-aspek mana saja yang kurang
berperan dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan perusahaan. Hal tersebut
dilakukan dalam rangka tindakan korektif untuk pengembangan perusahaan
selanjutnya.
3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan,
Pengamatan langsung dilakukan untuk memperoleh informasi dan gambaran
umum perusahaan yang dapat menunjang bagi penelitian ini. Wawancara
dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada narasumber
untuk mendapatkan informasi dan penjelasan mengenai kondisi perusahaan.
Sedangkan kuesioner digunakan untuk memperoleh data guna mengetahui
kepuasan kerja dan motivasi karyawan serta kepuasan nasabah.
Kuesioner kepuasan nasabah berisikan tentang persepsi kepuasan
nasabah terhadap pelayanan yang meliputi variabel kehandalan, cepat
tanggap, jaminan, empati, dan kasat mata. Kuesioner selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 1. Sementara kuesioner kepuasan kerja karyawan
memuat tentang kepuasan karyawan terhadap gaji, kebijakan dan
pengawasan, lingkungan kerja, hubungan dengan pimpinan dan rekan kerja.
Sedangkan motivasi karyawan terdiri atas prestasi, pengakuan, tanggung
jawab, dan pertumbuhan. Kuesioner kepuasan dan motivasi karyawan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Kuesioner juga digunakan untuk
memberikan bobot terhadap perspektif BSC, sasaran strategis, ukuran hasil
dan ukuran pendorong pada masing-masing perspektif. Kepala Cabang PT
BMI Tbk Cabang Serang dan para pemimpin bagian SDM, keuangan,
operasional dan pemasaran PT BMI Tbk Cabang Serang. Kuesioner
pembobotan perspektif BSC selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
Sementara data sekunder diperoleh dari studi literatur melalui buku, jurnal,
skripsi, dan data perusahaan serta publikasi bank Indonesia.
19
3.4.Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling dan convenience sampling. Teknik tersebut merupakan bagian dari
teknik non probability sampling yaitu setiap elemen populasi tidak
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik
purposive sampling digunakan untuk pengisian kuesioner pembobotan BSC
dan kepuasan serta motivasi kerja karyawan. Responden yang dipilih untuk
pengisian kuesioner BSC yaitu pimpinan PT BMI Tbk Cabang Serang yang
dianggap memiliki peranan besar dalam pengambilan keputusan dan
memahami serta mengetahui kondisi perusahaan secara menyeluruh.
Kuesioner kepuasan dan motivasi kerja karyawan diisi oleh seluruh karyawan
PT BMI Tbk Cabang Serang sebanyak 18 orang. Teknik convenience
sampling digunakan untuk mendapatkan responden untuk keperluan
pengisian kuesioner kepuasan pelanggan. Responden yang mengisi kuesioner
adalah pelanggan yang datang ke PT BMI Tbk Cabang Serang, mereka
mengisi kuesioner sesaat setelah melakukan transaksi perbankan baik
penyetoran maupun pengambilan dana. Tabel 3 menunjukkan rangkuman
jenis dan metode pengambilan data serta teknik pengambilan sampel.
Tabel 3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data, serta Teknik
Pengambilan Sampel No Tujuan Jenis
Data
Sumber Data Metode
Pengumpulan
Data
Teknik
Pengambilan
Sampel
1 Analisis
kepuasan
pelanggan
Primer Nasabah
tabungan dan
nasabah
debitur
Kuesioner
Convenience
sampling
2 Analisis
kepuasan dan
motivasi
karyawan
Primer Karyawan
PT BMI Tbk
Cabang
Serang
Kuesioner Purposive
sampling
3 Pembobotan
Perspektif,
sasaran
strategis,
ukuran hasil
dan ukuran
pendorong
BSC
Primer Kepala
Cabang,
kepala
bagian
operasional,
SDM, dan
pemasaran
Kuesioner dan
wawancara
Purposive
sampling
20
Rumus Slovin dalam Umar (2003) digunakan untuk menentukan
jumlah sampel yang diambil untuk mengisi kuesioner kepuasan pelanggan.
Rumus ini menyatakan berapa jumlah minimal responden yang dibutuhkan
sebagai sampel apabila ukuran populasinya diketahui, rumus yang digunakan
adalah sebagi berikut:
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir sebesar 0,1.
Jumlah pelanggan PT BMI Tbk Cabang Serang pada tahun 2010
sebanyak 20325 orang. Diperoleh jumlah pelanggan yang dijadikan sampel
sebanyak 100 orang dengan jumlah nasabah tabungan sebanyak 80 orang dan
nasabah debitur sebannyak 20 orang.
3.5. Instrumen Penelitian
Analisis untuk mengetahui tolak ukur pencapaian sasaran strategis pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan maka yang dianalisis adalah
kepuasan kerja dan motivasi karyawan. Pengukuran terhadap kepuasan kerja
dan motivasi karyawan terdiri atas faktor-faktor Hygiene dan motivator.
Faktor Hygiene meliputi pengawasan dan kebijakan perusahaan, gaji, kondisi
lingkungan kerja, serta hubungan dengan atasan dan rekan kerja.
Faktor-faktor motivator meliputi prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan
pertumbuhan. Semua faktor tersebut dijabarkan dalam butir-butir pertanyaan
kuesioner. Jawaban pendapat kuesioner kerja dan motivasi karyawan dinilai
berdasarkan skala Likert, yaitu: 1= sangat tidak setuju, 2= kurang setuju,
3= cukup setuju, 4= setuju, 5= sangat setuju.
Analisis nasabah digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran
strategis pada perspektif pelanggan. Suatu perusahaan harus mampu
memberikan pelayanan yang prima dan berkualitas terhadap pelanggannya
agar mampu mempertahankan mereka sebagai salah satu stakeholder penting
..........................................................(1)
21
bagi perusahaan. Sehingga mengukur kepuasan nasabah sangat penting bagi
bank dalam rangka mengontrol dan mengevaluasi posisi dan kinerja
perusahaan.
Rangkuti (2003), menyatakan bahwa ciri-ciri kualitas jasa dapat
dievaluasi dalam lima dimensi, yaitu:
1. Realibility (keandalan), yaitu kemampuan perusahaan dalam mamberikan
jasa yang tepat dan dapat diandalkan.
2. Responsiveness (cepat tanggap), yaitu kemampuan perusahaan dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan cepat.
3. Assurance (jaminan), yaitu kemampuan dan kesopanan karyawan serta
sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan.
4. Empathy (empati), yaitu pemahaman karyawan terhadap kebutuhan
konsumen serta perhatian yang diberikan oleh karyawan.
5. Tangible (kasat mata), yaitu penampilan fasilitas fisik seperti peralatan,
karyawan, dan sarana komunikasi.
Kelima dimensi tersebut terangkum dalam butir-butir pertanyaan
kuesioner. Jawaban pendapat kuesioner kepuasan dinilai berdasarkan skala
Likert, yaitu: 1= sangat tidak setuju, 2= kurang setuju, 3= cukup setuju,
4= setuju, 5= sangat setuju. Hasil dari kuesioner akan dihitung nilai atau skor
dari setiap pertanyaan faktor-faktor kepuasan dan motivasi karyawan serta
kepuasan pelanggan dengan menggunakan rumus rataan sebagai berikut:
Dimana : ∑X = jumlah data semua responden
n = jumlah responden
3.6. Pengolahan dan Analisis Data
Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian harus teruji
keabsahan dan kebenarannya, maka perlu diuji validitasnya. Hasil uji
validitas berguna untuk mendapatkan pertanyaan yang valid dari sejumlah
pertanyaan yang diajukan terkait kepuasan pelanggan dan karyawan yang
sudah tersebar. Validitas diuji menggunakan bantuan perangkat lunak
………….....…..............…(2)
22
Microsoft Office dan SPSS 16.0 dengan rumus teknik korelasi product
moment pearson (Umar, 2003) sebagai berikut:
Dimana: r hitung = angka korelasi
n = jumlah sampel
X = skor pertanyaan tiap nomor
Y = skor total
Suatu alat ukur harus mempunyai reliabilitas terhadap apa yang diukur.
Reabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suata alat
pengukur di dalam mengkur gejala yang sama. Dalam penelitian ini, teknik
reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach. Teknik ini digunakan
untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 0-1, tetapi
merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau
bentuk skala 1-3,1-5, atau 1-7 dan seterusnya (Umar, 2003). Rumusnya
adalah sebagai berikut:
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
𝞂t2 = ragam total
∑𝞂b2
= jumlah ragam total
Rumus ragam total yang digunakan :
Dimana :
n = jumlah pelanggan
X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir
pertanyaan)
Data yang diolah dan dianalisis disesuaikan dengan tujuan dan
permasalahan serta metode yang digunakan dalam penelitian. Data yang
diperoleh baik secara primer ataupun sekunder akan diolah secara manual dan
dibantu perangkat lunak Microsoft excel dan SPSS 16.0 serta Expert Choice.
......…………...………...................(4)
...........……………….....…...........…..(5)
......................................(3)
23
Sumber: Kaplan dan Norton,(2000)
Sedangkan yang bersifat kualitatif disajikan dalam bentuk uraian deskriptif
sebagai berikut:
1. Deskriptif
Penjelasan deskristif digunakan untuk menggambarkan data-data
kualitatif dari hasil wawancara dengan pihak manajemen dan informasi
lainnya yang diperoleh. Penjelasan diberikan agar mampu memberikan
gambaran secara deskriptif tentang kondisi lingkungan dan perkembangan
PT BMI Tbk Cabang Serang. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk
uraian, gambar atau bagan dengan berdasar pada konsep BSC.
2. Rasio
Penjelasan yang berguna untuk menilai baik buruknya persahaan dan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan operasional PT. BMI
Cabang Serang. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat
ukur yang akan digunakan dan dipilih oleh pihak manajemen perusahaan
untuk mencapai sasaran strategis perusahaan berupa perbandingan antara
target yang ditetapkan dengan realisasi pencapian target.
3. Tabulasi Silang
Penjelasan berupa tabel yang memuat dua variabel atau dua
informasi yang akan dianalisis. Tabel ini digunakan pada saat menganalisis
karakteristik pelanggan dan karyawan.
3.6.1 Perhitungan Bobot Empat Perspektif Balanced Scorecard
Strategi yang telah ditetapkan dijabarkan dalam empat perspektif
BSC untuk menentukan sasaran strategi, ukuran, dan inisiatif strategi
berdasarkan masing-masing perspektif dengan memperhatikan visi,
misi, dan tujuan PT BMI Tbk Cabang Serang.
Tabel 4. Penjabaran Strategi kedalam Empat Perspektif BSC
Sasaran Strategi
Ukuran Inisiatif
Strategi Hasil
(Lag
Indicator)
Pemicu Kerja
(Lead
Indicator)
Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis
Internal
Perspektif Pembelajaran
24
Sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu ditentukan bobot
atau tingkat kepentingan organisasi terhadap masing-masing perspektif
BSC, sasaran strategis dan ukuran strategisnya. Pembobotan dilakukan
agar pengukuran kinerja memberikan indikasi yang lebih rinci dan
berhubungan langsung dengan kepentingan organisasi. Penentuan nilai
bobot kepentingan dari tiap perspektif beserta sasaran strategis dan
ukuran hasil utamanya diberikan agar dapat dibandingkan dengan
tingkat kepentingannya satu sama lain dengan matriks perbandingan
berpasangan.
Langkah-langkah dalam pemberian bobot bagi masing-masing
perspektif, sasaran dan ukuran utama adalah:
1. Melakukan perbandingan antar suatu unsur (perspektif, sasaran dan
ukuran hasil) dengan unsur lainnya yang disajikan dalam bentuk
tabulasi (Tabel 5). Perbandingan dilakukan dengan diberikan nilai
pada skala 1 dan 5. Nilai 1 berarti suatu unsur dianggap sama
penting dibandingkan dengan unsur yang menjadi pembandingnya.
Nilai 2 berarti suatu unsur dianggap tidak penting jika dibandingkan
dengan unsur perbandingnya. Nilai 3 berarti suatu unsur dianggap
dianggap memiliki tingkat sama penting dibanding dengan unsur
yang lain. Nilai 4 berarti suatu unsur dianggap lebih penting
dibandingkan dengan unsur pembandingnya. Sedangkan niali 5
berarti suatu unsur sangat penting dibandingkan dengan unsur
pembandingnya. Nilai yang dipertimbangkan kemudian diisikan
pada sel Aij. Perbandingan kedua unsur yang sama tidak diberi nilai
untuk sasaran yang hanya memiliki suatu ukuran, maka bobot dari
ukuran tersebut disamakan dengan bobot dari sasarannya.
2. Memberikan nilai kebalikan dari perbandingn pada langkah satu
untuk mengisi sel Aij misalnya nilai 1/4 untuk kebalikan dari nilai 4
3. Menjumlahkan masing-masing unsur tiap baris dan tiap kolom
kemudian menjumlahkan hasilnya.
25
4. Melakukan perhitungan bobot untuk masing-masing unsur dengan
cara membandingkan total nilai masing-masing unsur dengan jumlah
total nilai, kemudian dikalikan dengan persen.
Perhitungan nilai bobot dalam elemen BSC:
Bobot Aij =( ∑ Ai / ∑ Aij ) x 100% …...........……...…….……....……(6)
Tabel 5. Matrik Perbandingan Berpasangan
Perspektif/Sasaran Strategi A1 A2 A3 … Aj ∑ Bobot
A1 A12 A13 A1j
A2 A21 A32 A2j
A3 A31 A32 A3j
….
Ai Ai1 Ai2 Ai3 Aij
Setelah memperoleh pembobotan untuk masing-masing elemen
kemudian dilakukan pengukuran kinerja dengan BSC. Pengukuran
dilakukan dengan menghitung tingkat pencapaian ukuran hasil
manajemen perusahaan selama periode yang akan dikaji dalam
penelitian dengan target yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen
perusahaan sebelumnya.Perhitungan nilai pencapain ukuran hasil dalam
BSC:
Setelah menghitung tingkat pencapaian, langkah berikutnya
adalah menghitung skor BSC yang dihasilkan dari masing-masing
ukuran hasil. Skor BSC didapat dengan mengalikan tingkat pencapaian
dengan bobot yang telah ditentukan. Hasil kinerja selanjutnya didapat
dari persentase indikator yang berhasil terhadap jumlah banyaknya
indikator pada keseluruhan perspektif.
Menurut Salterio dalam Choeriyah (2008), hasil pengukuran
kinerja kemudian dibandingkn dengan skala 100, skala tersebut
menunjukkan kinerja perusahaan yang diteliti yaitu: Reasign: 0-10,
Very Poor: 10-30, Poor : 30-40, Average 40-60 Good: 60-70, Very
Good : 70-90, Excellent : 90-100
..................(7)
26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT BMI Tbk merupakan bank umum syariah pertama yang ada di
Indonesia. PT BMI Tbk berdiri pada 1 November tahun 1991 digagas oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia (ICMI) dengan dukungan Pemerintah Republik Indonesia. Pada
tanggal 1 Mei 1992 PT BMI Tbk mulai beroperasi dengan modal awal yang
diperoleh dari sejumlah pribadi, pengusaha serta pejabat Muslim dengan
nominal sebesar Rp 84 Miliar. Kemudian didapatkan penghimpunan
tambahan modal dari masyarakat sebesar Rp 106 Miliar yang diadakan di
Istana Presiden, Bogor, Jawa Barat.
Setelah dua tahun beroperasi, tanggal 27 Oktober 1994, PT BMI Tbk
menerima izin sebagai Bank Devisa. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia
mengalami krisis keuangan yang berdampak luas terhadap bisnis, termasuk
sektor perbankan. Saat itu PT BMI Tbk terimbas krisis dengan Non
Performing Financing (NPF) mencapai lebih dari 60 persen. Besarnya
pencadangan penghapusan untuk mengatasi NPF yang tinggi, membuat PT
BMI Tbk merugi dan modal berkurang menjadi tinggal sepertiga dari modal
awalnya. Namun dengan tiadanya negative spread, modal PT BMI Tbk masih
positif dan memperoleh predikat bank kategori A.
PT BMI Tbk memperkuat permodalannya dengan mencari modal yang
potensial dan mendapat respon yang positif dari Islamic Development Bank
(IDB) yang berkantor di Jeddah, Arab Saudi. Tahun 1999 diselenggarakan
RPUS I yang menghasilkan pemegang saham baru PT BMI Tbk yaitu IDB.
Setahun kemudian PT BMI Tbk berhasil membalikkan kerugian keuangan
pasca krisis menjadi keuntungan.
Pada tahun 2003 menyelenggarakan RUPS II menempatkan IDB dan
pemegang saham lokal lainnya menjadi investor di PT BMI Tbk. Pada tahun
yang sama PT BMI Tbk menerbitkan Sukuk Sub-Ordinasi Mudharabah I
sejumlah Rp 200 Miliar, yang merupakan penerbitan sukuk pertama oleh
lembaga perbankan di Indonesia dan disusul setahun kemudian dengan
27
meluncurkan produk Shar-e yang menjadi produk perbankan dengan
pertumbuhan tercepat dengan pencapaian lebih dari dua juta pemegang kartu
dalam empat tahun.
Pada tahun 2005 direksi meyelenggarakan RUPS III yang
menghasilkan pemegang saham baru yaitu Boubyan Bank dari Kuwait, Atwill
holding Ltd, IDF Foundation, dan BMF Holding Ltd. Dua tahun kemudian
mendirikan Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF) bersama dengan Boubyan
Bank dan International Leasing and Investmen Company (ILIC). ALIF adalah
leasing syariah pertama di Indonesia. Tahun 2009, membuka cabang
internasional pertama di Kuala Lumpur, Malaysia dan melaksanakan
pergantian manajemen pada bulan Juli.
Saat ini PT BMI Tbk telah memiliki 76 kantor cabang di seluruh
Indonesia. Salah satu diantaranya PT BMI Tbk Cabang Serang didirikan pada
tahun 2005 tepatnya di Jalan Jendral Ahmad Yani No.91 Sumur Pecung
Serang Banten. PT BMI Tbk Cabang Serang saat ini telah mempunyai dua
kantor kas yang berada di Kepandean dan Royal Serang.
Visi PT BMI Tbk adalah menjadi bank syariah utama di Indonesia
dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. Misinya menjadi Role
Model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat
kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif
untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder. Tujuan PT BMI Tbk yaitu
mempresentasikan diri sebagai bank syariah pertama yang ada di Indonesia
sekaligus menjadi lembaga Islam yang berkiblat pada nilai-nilai Islam dan
melayani kebutuhan perbankan dan keuangan islami, bukan semata bank
yang hanya menjual produk perbankan syariah.
4.2. Produk dan Jasa PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Demi meningkatkan kemudahan bagi para nasabahnya PT BMI Tbk
terus mengembangkan produk dan jasa keuangan konsumen, baik produk
penghimpunan dana ataupun pembiayaan. Produk penghimpunan dana terdiri
atas Tabungan Shar-e, Tabungan Ummat, TabunganKu, Tabungan Haji
Arafah, Deposito Mudharabah, Deposito Fulinves, Giro Wadi’ah, Kas Kilat,
28
dan Dana Pensiun Muamalat. Sementara produk pembiayaan dibagi menjadi
tiga yaitu pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, dan pembiayaan sewa
yang dirinci kembali sebagai berikut:
1. Pembiayaan Jual Beli
a. Murabahah
Pembiayaan ini didasarkan pada perjanjian jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh
berubah selama masa perjanjian.
b. Salam
Pengertian dari salam yaitu pembiayaan barang yang diserahkan
dikemudian hari dimana pembiyaan dilakukan dimuka secara tunai.
Konsep ini cocok untuk pertanian.
c. Istishna’
Pengertian Istishna’ adalah jual beli dimana produsen ditugaskan untuk
membuat suatu barang pesanan dari pemesan. Pembayaran dapat
dilakukan diawal, ditengah atau di akhir pesanan
2. Pembiayaan Bagi Hasil
a. Musyarakah
Akad musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana, keahlian atau pekerjaan dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
b. Musyarakah Mutanaqisah
Musyarakah Mutanaqisah adalah musyarakah atau syirkah yang
kepemilikan aset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang
disebabkan pembelian bertahap oleh pihak lainnya. Konsep ini cocok
untuk pembelian rumah, pengajuan pembiyaan Kredit Perumahan Rakyat
Syariah (KPRS).
c. Mudharabah
Mudharabah adalah kerjasama antara dua pihak dimana salah satu pihak
bertindak sebagai penyedia dana dan pihak lain bertintak sebagai
pengelola usaha.
29
3. Pembiayaan Sewa
a. Ijarah
Akad Ijarah adalah perjanjian antara bank sebagai pemberi sewa dengan
nasabah sebagai penyewa atas suatu barang atau aset bank. Bank
mendapatkan imbalan jasa atas barang atau aset yang disewakan.
b. Ijarah Muntahia Bittamlik
Akad Ijarah Muntahia Bittamlik adalah perjanjian antar bank sebagai
pemberi sewa dengan nasabah selaku penyewa. Dengan konsep ini
nasabah setuju akan membayar uang sewa selama masa sewa yang
diperjanjikan dan bila sewa berakhir penyewa mempunyai opsi untuk
memindahkan kepemilikan objek sewa tersebut dari pemberi sewa.
c. Qardh
Akad Qardh merupakan pemberian pinjaman kepada orang lain yang
dapat ditagih atau diminta kembali.
4.3. Rancangan BSC PT BMI Tbk Cabang Serang
Mengacu pada visi dan misi yang ditetapkan oleh PT BMI Tbk pusat,
perancangan BSC di PT BMI Tbk Cabang Serang mencakup penentuan
sasaran-sasaran strategi dan ukuran-ukuran kinerja pencapaiannya. Selain itu
ditetapkan pula target dari masing-masing perspektif BSC.
4.3.1 Penetapan Sasaran-Sasaran Strategis BSC
Penetapan sasaran strategis PT BMI Tbk Cabang Serang meliputi
penetapan sasaran strategis masing-masing perspektif BSC. Penetapan
tersebut mengacu pada kebijakan PT BMI Tbk pusat yang disesuaikan
dengan kondisi lingkungan PT BMI Tbk Cabang Serang. Pembahasan lebih
lanjut mengenai penetapan sasaran strategis PT BMI Tbk Cabang Serang
sebagi berikut.
1. Sasaran Strategis Perspektif Keuangan
Kegiatan PT BMI Tbk Cabang Serang meliputi penghimpunan dana
dan pembiayaan serta kegiatan pelayanan jasa bagi nasabah. Oleh karena
itu, sasaran strategis PT BMI Tbk Cabang Serang pada perspektif
keuangan terdiri atas 6 (enam) sasaran yaitu efisiensi biaya operasional,
30
peningkatan penerimaan, peningkatan aset, peningkatan pembiayaan, dan
peningkatan laba serta penurunan NPF.
Biaya operasional kegiatan bisnis yang dilakukan PT BMI Tbk
Cabang Serang menjadi beban utama PT BMI Tbk Cabang . Oleh karena
itu, upaya untuk menekan beban operasional dilakukan efisiensi terhadap
biaya-biaya pengeluaran. Sasaran strategis peningkatan penerimaan
ditentukan sesuai dengan fungsi dan kegiatan perusahaan yaitu
penghimpunan dana berupa Dana Pihak Ketiga (DPK) yang bersumber
dari dana tabungan, giro, deposito, dan dana pensiun muamalat. Sasaran
strategis peningkatan laba didasarkan pada kegiatan pembiayaan yang
diberikan kepada debitur. Kegiatan pembiayaan yang dilakukan PT BMI
Tbk menjadi dasar bagi sasaran strategis peningkatan pembiayaan,
penurunan NPF, dan peningkatan laba. Hal tersebut karena pembiayaan
merupakan bisnis utama dari PT BMI Tbk Cabang Serang.
2. Sasaran Strategis Perspektif Pelanggan
Pelanggan merupakan aset yang sangat penting. Sejalan dengan visi
PT BMI Tbk sebagai bank syariah utama di Indonesia, maka kebutuhan
dan kepuasan nasabah harus menjadi perhatian perusahaan. Oleh karena
itu, sasaran strategis pada perspektif pelanggan meliputi kepuasan nasabah,
pendalaman nasabah potensial, dan peningkatan jumlah nasabah.
Kepuasan pelanggan PT BMI Tbk Cabang Serang terkait dengan
seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan perusahaan terhadap
pelanggannya. Pendalaman nasabah PT BMI Tbk Cabang Serang
dilakukan kepada nasabah yang mempunyai potensi tinggi terkait dengan
dana baik individu maupun perusahaan BUMN dan swasta. Hal tersebut
bertujuan untuk meningkatkan penerimaan. Selain dapat mempertahankan
nasabah, perusahaan juga perlu untuk menambah jumlah nasabah baru.
Pertumbuhan jumlah nasabah dan debitur akan memperkokoh posisi
perusahaan di lingkungan perusahaan yang bergerak disektor yang sama.
3. Sasaran Strategis Perspektif Proses Bisnis Internal
PT BMI Tbk Cabang Serang dalam memberikan layanan kepada
nasabahnya harus memperhatikan beberapa aspek, baik berupa pelayanan
31
fisik maupun non fisik. Pelayanan fisik meliputi ketersediaan ATM,
kenyamanan ruang antrian dan ruang tunggu, ketersediaan tempat parkir
serta kebersihan toilet. Sedangkan pelayanan non fisik berupa keramahan
sikap front liner yang diberikan kepada nasabah. Peningkatan mutu
pelayanan ini diharapkan akan mampu meningkatkan kepuasan nasabah.
Efisiensi proses operasi dan peningkatan mutu dan sarana layanan
merupakan sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal.
4. Sasaran Strategis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sasaran strategis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
yaitu peningkatan kualitas dan kompetensi karyawan, kehandalan
teknologi dan informasi, serta peningkatan kepuasan dan mortivasi kerja
karyawan.
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menempatkan sumber
daya manusia sebagai aset penting dalam menjalankan kegiatan
perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas di perlukan
perusahaan untuk mencapai visi perusahaan. Oleh karena itu peningkatan
kualitas dan kompetensi karyawan perlu diperhatikan. Kualitas dan
kompetensi dapat dilakukan dengan pelatihan dan pengembangan
karyawan. Kualitas dan kompetensi karyawan yang baik dapat
memberikan pelayanan yang baik yang pada akhirnya mampu
meningkatkan kepuasan nasabah. Pelatihan yang dilakukan PT BMI Tbk
Cabang Serang yaitu pelatihan mengenai pelayanan nasabah, peluncuran
produk baru, dan manajemen risiko pembiayaan. Pelatihan tersebut diikuti
oleh karyawan sesuai bagian dan jenjang karier karyawan. Jenjang karier
officer pelatihan yang diikuti adalah pelatihan mengenai manajemen resiko
pembiayaan. Sedangkan untuk tingkat karier dibawah officer seperti
frontliner dan back office pelatihan terkait pelayanan terhadap nasabah
seperti pelatihan pengetahuan produk baru.
Kehandalan teknologi dan informasi akan mampu memperlancar
kegiatan pelayanan perusahaan kepada nasabah. Perusahaan yang memiliki
kehandalan teknologi dan informasi akan memberikan kemudahan baik
kepada karyawan maupun kepada nasabah. PT BMI Tbk Cabang Serang
32
telah menggunakan sistem pengambilan nomor antrian otomatis. Selain itu
dalam proses pencatatan data base nasabah, karyawan, dan sistem
keuangan menggunakan sistem informasi yang dinamakan “KIBLAT”.
Dengan adanya sistem informasi tersebut maka akan meningkatkan dan
memudahkan kinerja karyawan dan kepuasan nasabah. Gambar 10
menyajikan sasaran-sasaran strategis masing-masing perspektif BSC pada
PT BMI Tbk Cabang Serang.
Gambar 10. Sasaran strategis perspektif BSC pada PT BMI Tbk
Cabang Serang
4.3.2 Peta Strategi PT BMI Tbk Cabang Serang
Peta strategi adalah alat untuk mengomunikasikan strategi kepada
seluruh karyawan dalam bentuk ukuran-ukuran aktivitas dan
Visi, Misi,Ttujuan, dan Strategi PT BMI Tbk
Cabang Serang
Perspektif
Keuangan
Perspektif
Pelanggan
Perspektif
Proses Bisnis
Internal
Perspektif
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Sasaran
Strategis:
1. Efisiensi
Biaya
Operasional
2. Peningkatan
Penerimaan
3. Peningkatan
Laba
4. Peningkatan
Pembiayaan
5. Peningkatan
Aset
6. Penurunan
NPF
7.
Sasaran
strategis:
1. Peningkatan
Kepuasan
Nasabah
2. Pendalaman
Nasabah
Potensial
3. Peningkatan
Jumlah
Nasabah
Sasaran
Strategis:
1. Efisiensi
Proses
Operasi
2. Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Layanan
Sasaran Strategis:
1. Peningkatan
kualitas dan
kompetensi
karyawan
2. Peningkatan
Kepuasan Kerja
dan Motivasi
Karyawan
3. Kehandalan
Teknologi dan
Informasi
33
operasional serta menggambarkan hubungan sebab akibat antara visi,
misi, dan strategi serta sasaran strategis dalam perspektif BSC.
Gambar 11 menunjukkan peta strategi PT BMI Tbk Cabang
Serang.
Gambar 11 Peta strategi PT BMI Tbk Cabang Serang
Pertumbuhan laba merupakan tujuan akhir dari penilaian kinerja
pada perspektif keuangan PT BMI Tbk Cabang Serang yang
dipengaruhi oleh sasaran strategis lainnya pada perspektif keuangan.
Perspektif pelanggan merupakan pendorong keberhasilan pertumbuhan
laba PT BMI Tbk Cabang Serang. Kepuasan pelanggan akan meningkat
apabila pelayan yang diberikan memenuhi pelayanan mutu yang baik
serta mempunyai efisiensi operasi yang baik.
Peningkatan
kompetensi
karyawan
Peningkatan laba
Efisiensi proses
operasi
Teknologi
dan
informasi
Kehadalan
teknologi
informasi
Efisiensi biaya
operasional
Memaksimalkan
pendapatan
Kepuasan
nasabah
Pendalaman
nasabah
Peningkatan
jumlah nasabah
Kepuasan dan
motivasi
karyawanan
jumlah nasabah
Perspektif
keuangan
Perspektif
pelanggan
Perspektif
bisnis
internal
Perspektif
pembelajaran
pertumbuhan
Peningkatan sarana
dan prasarana
layanan
34
Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dan
dukungan teknologi pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
akan mendorong pencapaian target-target pada perspektif bisnis
internal. Oleh karena itu peta strategi PT BMI Tbk Cabang Serang
menunjukkan hubungan sebab akibat yang saling mempengaruhi.
4.3.3 Penentuan Ukuran Kinerja Pencapaian Sasaran Strategis
Sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk mencapai visi, misi,
dan tujuan perlu ditetapkan ukuran pencapaiannya. Terdapat dua ukuran
pencapaian untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, yaitu
pertama ukuran hasil (outcome measurement) sebagai lag indicators,
dan yang kedua ukuran pendorong/pemacu kinerja (performance driver
measurement) sebagai lead indicators.
Pencapaian keberhasilan sasaran strategis ditunjukkan oleh
ukuran hasil yang memerlukan faktor pendorong kinerja. Faktor
pendorong kinerja mengomunikasikan bagaimana hasil didapat.
Penentuan ukuran hasil pada pengukuran kinerja harus sejalan dengan
sasaran strategis yang telah ditetapkan pada setiap perspektif sehingga
ukuran hasil tersebut dapat mengukur sejauh mana sasaran srategis
telah tercapai.
1. Ukuran Kinerja Perspektif Keuangan
Ukuran hasil pencapaian sasaran strategis efisiensi biaya
operasional ditunjukkan dengan penurunan biaya operasional.
Penurunan biaya dapat dicapai dengan efektivitas dan efisiensi
proses operasi. Proses operasi perusahaan terdiri atas kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan baik manager ataupun karyawan untuk
menghasilkan produk yang bisa memberikan kepuasan kepada
seluruh stakeholder.
Ukuran hasil pencapaian sasaran strategis peningkatan
penerimaan ditunjukkan oleh pertumbuhan jumlah dana pihak ketiga
(DPK). Peningkatan DPK yang terkumpul menunjukkan adanya
pertumbuhan penerimaan perusahaan. Sementara ukuran hasil
peningkatan laba ditunjukkan dengan meningkatnya laba yang
35
dipacu oleh tumbuhnya pendapatan. Peningkatan pembiayaan
ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah pembiayaan yang dipacu
oleh bertambahnya jumlah debitur.
Sasaran strategis peningkatan aset diukur dengan pertumbuhan
aset yang dipengaruhi oleh peningkatan potensi sumber aset. Sasaran
strategis terakhir yaitu penurunan NPF dengan ukuran hasil berupa
berkurangya NPF yang dipengaruhi oleh berkurangnya pembiayaan
kurang lancar, diragukan, dan macet.
2. Ukuran Kinerja Perspektif Pelanggan
Peningkatan kepuasan nasabah, pendalaman nasabah potensial
dan peningkatan jumlah nasabah merupakan sasaran strategis pada
perspektif pelanggan. Pencapaian peningkatan kepuasan nasabah
diukur oleh indeks kepuasan nasabah yang dipacu oleh adanya survei
kepuasan nasabah. Survei terhadap nasabah dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan nasabah terhadap
perusahaan.yang kemudian dapat dijadikan tolak ukur untuk
melakukan perbaikan di masa selanjutnya.
Pendalaman nasabah potensial diukur dengan peningkatan
jumlah layanan prima. Layanan prima merupakan layanan intensif
yang diberikan kepada nasabah yang memiliki potensi memberikan
dana tinggi terhadap perusahaan. Layanan ini dapat dilakukan
dengan pendekatan secara rutin baik kunjungan langsung maupun
melalui telepon. Hal ini dilakukan agar nasabah merasakan kepuasan
pelayanan sehingga terus menggunakan jasa perusahaan.
Ukuran hasil sasaran strategis peningkatan jumlah nasabah
tabungan dan nasabah debitur ditunjukkan dengan pertumbuhan
jumlah rekening baru. Perusahan harus mampu melakukan promosi
yang menarik dan efektif untuk dapat meningkatkan daya tarik
perusahaan kepada calon nasabah. Hal ini misalnya dengan adanya
hadiah bagi para nasabah. Jumlah rekening baru nasabah debitur
diperoleh ketika debitur mengajukan pembiayaan, karena PT BMI
36
Tbk Cabang Serang mensyaratkan pembukaan rekening bagi
nasabah debitur yang mengajukan pembiayaan.
3. Ukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal
Ukuran hasil sasaran strategis peningkatan efisiensi proses
operasi adalah efisiensi antrian dan efisiensi proses layanan
transaksi. Kecepatan pelayanan antrian merupakan indikator dari
pelayanan PT BMI Tbk Cabang Serang. Nasabah menginginkan
kecepatan dan ketepatan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan
yang merupakan faktor pendorong dari efisiensi antrian dan proses
layanan transaksi. Pelayanan yang cepat dan tepat maka proses
perputaran nasabah akan cepat sehingga nasabah tak perlu mengantri
lama.
Peningkatan sarana dan prasarana merupakan sasaran strategis
kedua dari perspektif proses bisnis internal. Sasaran tersebut diukur
dengan jumlah layanan kantor kas.
4. Ukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sasaran strategis pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran terdiri atas peningkatan kualitas dan kompetensi
karyawan, peningkatan kepuasan dan motivasi karyawan serta
kehandalan teknologi dan informasi. Peningkatan kualitas dan
kompetensi karyawan dapat diukur dengan frekuensi pelatihan dan
jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan. Pelatihan yang diadakan
akan meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawan.
Selain meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawan,
perusahan juga harus peka terhadap kepuasan dan motivasi
karyawan dalam bekerja. Kepuasan dan motivasi karyawan diukur
dengan menggunakan indeks kepuasan dan motivasi karyawan
melalui survei terhadap karyawan. Dengan survei tersebut
perusahaan dapat mengetahui seberapa puas dan termotivasinya
karyawan terhadap tanggungjawab pekerjaan yang mereka harus
lakukan.
37
Ukuran hasil yang digunakan dalam sasaran strategis
kehandalan teknologi dan informasi adalah jumlah komputer on line.
Persaingan yang ketat dan kemajuan teknologi harus direspon oleh
perusahaan dengan meningkatkan kualitas teknologi pelayanan
terhadap nasabah. Perancangan pengukuran kinerja dengan
pendekatan BSC pada PT BMI Tbk Cabang Serang dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Rancangan BSC pada PT BMI Tbk Cabang Serang
Tahun 2010
Sasaran
Strategis
Ukuran Strategis
Ukuran Hasil
(Lag Indicators)
Ukuran Pendorong
(Lead Indicators)
Perspektif
Keuangan
1. Efisiensi
biaya
operasional
2. Peningkatan
penerimaan
3. Peningkatan
laba
4. Peningkatan
pembiayaan
5. Peningkatan
aset
6. Penurunan
NPF
Penurunan biaya
operasional
Efektivitas & efisiensi
proses operasi
Pertumbuhan dana pihak
ketiga
Peningkatan potensi
dana nasabah
Meningkatnya laba Peningkatan
pendapatan
Pertumbuhan jumlah
pembiayaan
Bertambahnya jumlah
debitur
Pertumbuhan aset
perusahaan
Peningkatan potensi
sumber aset
Berkurangnya nilai NPF Berkurangya
pembiayaan kurang
lancar, diragukan , dan
macet
Perspektif
Pelanggan
1. Peningkatan
kepuasan
nasabah
2. Pendalaman
nasabah
potensial
3. Peningkatan
jumlah nasabah
Indeks kepuasan nasabah
Survei kepuasan
nasabah
Peningkatan jumlah
produk dana unggul
Pertumbuhan nasabah
potensial
Pertumbuhan jumlah
rekening nasabah
Pertumbuhan jumlah
nasabah baru
38
Lanjutan Tabel 6. Rancangan BSC pada PT BMI Tbk Cabang
Serang Tahun 2010
Sasaran
Strategis
Ukuran Strategis
Ukuran Hasil
(Lag Indicators)
Ukuran Pendorong
(Lead Indicators)
Perspektif
Proses Bisnis
Internal
1. Efisiensi
proses
operasi
2. Peningkatan
sarana dan
prasarana
layanan
1. Efisiensi waktu antrian
1. Kecepatan antrian
2. Efisiensi proses
transaksi
2. Kecepatan layanan
transaksi
Peningkatan jumlah
layanan kantor kas
Analisis kebutuhan
perluasan layanan
Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
1. Peningkatan
kualitas dan
kompetensi
karyawan
2. Kehandalan
teknologi
dan
informasi
3. Peningkatan
kepuasan
dan
motivasi
karyawan
1. Frekuensi pelatihan
1. Peningkatan kinerja
karyawan
2. Karyawan yang
mengikuti pelatihan
2. Analisis kebutuhan
pelatihan karyawan
Jumlah komputer On
Line
Peningkatan fasilitas
teknologi dan informasi
perusahaan
1. Indeks kepuasan
karyawan
1. Survei kepuasan
karyawan
2. Indeks motivasi
karyawan
2. Survei motivasi
karyawan
4.3.4 Penetapan Target Kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang Tahun
2010
Target merupakan tingkatan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dimasa mendatang. Dengan target arah pencapaian kinerja akan
semakin jelas. Pencapaian target dapat dirumuskan sebagai indikator
keberhasilan dalam pencapaian sasaran strategis. Penetapan target
merupakan hasil kesepakatan dari seluruh stakeholder yang akan
terlibat dalam proses pencapaian target.
Penetapan target di PT BMI Tbk Cabang Serang ditetapkan oleh
pihak pusat dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan kantor
cabang. Dalam penetapan target, kinerja masa lalu dijadikan acuan
39
penetapan target kinerja yang akan masa datang. Masa lalu juga
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan perbaikan dan
peningkatan masa datang dalam melakukan perbaikan secara terus
menerus. Penetapan target PT BMI Tbk Cabang Serang pada tahun
2010 selengkapanya ditunjukkan oleh Tabel 7.
Tabel 7. Target Ukuran Hasil Sasaran Strategis PT BMI Tbk
Cabang Serang Tahun 2010
Sasaran Strategis
Ukuran Strtegis
Target Ukuran Hasil
(Lag Indicators)
Ukuran Pendorong
(Lead Indicators)
Perspektif
Keuangan
1. Efisiensi biaya
operasional
2. Peningkatan
penerimaan
3. Peningkatan
laba
4. Peningkatan
pembiayaan
5. Peningkatan
aset
6. Penurunan
NPF
Penurunan biaya
operasional
Efektivitas & efisiensi
proses operasi
89 %
Pertumbuhan dana
pihak ketiga
Peningkatan potensi
dana nasabah
118 %
Meningkatnya laba Peningkatan
pendapatan
222 %
Pertumbuhan
jumlah pembiayaan
Bertambahnya jumlah
debitur
116 %
Pertumbuhan aset
perusahaan
Peningkatan potensi
sumber aset
150 %
Berkurangnya nilai
NPF
Berkurangya
pembiayaan kurang
lancar, diragukan , dan
macet
2,5 %
Perspektif
Pelanggan
1. Peningkatan
kepuasan
nasabah
2. Pendalaman
nasabah
potensial
3. Peningkatan
jumlah nasabah
Indeks kepuasan
nasabah
Survei kepuasan
nasabah
4
Peningkatan jumlah
produk dana
unggulan
Pertumbuhan nasabah
potensial
110,2 %
Pertumbuhan
jumlah rekening
nasabah
Pertumbuhan jumlah
nasabah baru
110,5%
Perspektif Proses
Bisnis Internal
1. Efisiensi Proses
Operasi
2. Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Layanan
1. Efisiensi waktu
antrian
2. Efisiensi waktu
transaksi
1. Kecepatan antrian
2. Kecepatan layanan
transaksi
1,5 menit
1,5 menit
Peningkatan jumlah
layanan kantor kas
Analisis kebutuhan
perluasan layanan 2 kantor
kas
40
1. T
a
1. Target Kinerja Perspektif Keuangan
Penurunan biaya operasional merupakan ukuran hasil dari
sasaran strategis efisiensi biaya operasional.Target yang ditetapkan
PT BMI Tbk Cabang Serang pada tahun 2010 adalah sebesar 89
persen target ini didasarkan pada alokasi anggaran pengeluaran
yang ditetapkan oleh PT BMI Tbk Cabang Serang sejalan dengan
rencan efisiensi kegiatan operasional sehingga diharapkan mampu
menekan biaya pengeluaran.
Peningkatan penerimaan ditunjukan oleh pertumbuhan DPK.
PT BMI Tbk Cabang Serang menetapkan pertumbuhan jumlah
DPK pada tahun 2010 naik menjadi 118 persen dibanding tahun
2009. Sasaran strategis peningkatan laba diukur oleh jumlah laba
yang diteirma. Target laba pada tahun 2010 sebesar 116 persen.
Sasaran strategis peningkatan aset dan penurunan NPF masing-
masing ditargetkan sebesar 150 persen dan 2,5 persen. Kenaikan
tersebut didasarkan pada perkiraan kenaikan jumlah nasabah pada
tahun 2010.
Lanjutan Tabel 7. Target Ukuran Hasil Sasaran Strategis
PT BMI Tbk Cabang Serang Tahun 2010
Sasaran Strategis
Ukuran Strtegis
Target Ukuran Hasil
(Lag Indicators)
Ukuran Pendorong
(Lead Indicators)
Perspektif
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
1. Peningkatan
kualitas dan
kompetensi
karyawan
2. Kehandalan
teknologi dan
informasi
3. Peningkatan
kepuasan dan
motivasi
karyawan
1. Frekuensi
pelatihan
1. Peningkatan kinerja
karyawan
4 kali
2. Karyawan yang
mengikuti
pelatihan
2. Analisis kebutuhan
pelituhan karyawan
100 %
Jumlah komputer
On Line
Peningkatan fasilitas
teknologi dan informasi
perusahaan
10 unit
1. Indeks kepuasan
karyawan
2. Indeks motivasi
karyawan
1. Survei kepuasan
karyawan
2. Survei motivasi
karyawan
4
4
41
2. Target Kinerja Perspektif Pelanggan
Tiga sasaran strategis pada perspektif pelanggan mencakup
peningkatan kepuasan nasabah, pendalaman nasabah potensial serta
peningkatan jumlah nasabah. Indeks kepuasan nasabah menjadi
tolak ukur peningkatan kepuasan nasabah. Indeks kepuasan
nasabah diperoleh dari hasil survei kepada 100 responden nasabah
PT BMI Tbk Cabang Serang. Indeks yang diharapkan oleh
perusahaan atas pelayanan kepada nasabah adalah skor 4.
Kepuasan nasabah penting bagi keberlanjutan PT BMI Tbk Cabang
Serang.
Pencapaian sasaran strategis pendalaman nasabah diukur
dengan ukuran hasil peningkatan jumlah layanan prima. Layanan
prima merupakan layanan yang diberikan kepada nasabah yang
memiliki potensi dengan tujuan jangka panjang agar nasabah terus
meningkatkan penggunaan jasa yang diberikan oleh perusahaan.
PT BMI Tbk Cabang Serang menargetkan jumlah layanan prima
pada tahun 2010 sebesar 110,20 persen dibanding tahun 2009.
Ukuran hasil yang menunjukkan keberhasilan pencapaian
sasaran strategis peningkatan jumlah nasabah adalah peningkatan
jumlah rekening. PT BMI Tbk Cabang Serang menetapkan target
sebesar 110,50 persen pada tahun 2010 yang didasarkan pada
tahun 2009.
3. Target Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal
Efeisiensi proses transaksi dan antrian merupakan tolak ukur
atas keberhasilan pencapain sasaran strategis peningkatan mutu
pelayanan. Target yang ditetapkan PT BMI Tbk Cabang Serang
terhadap efeisensi proses transaksi dan antrian sebesar 1,50 menit.
Hal ini mengacu pada standard operating procedure layanan yang
dimiliki oleh PT BMI Tbk Cabang Serang.
Ukuran hasil lain yang dijadikan ukuran peningkatan mutu
pelayanan adalah tersedianya kantor kas. Target yang ingin dicapai
42
adalah tersedianya 2 kantor kas di daerah Kepandean dan Royal
Serang.
4. Target Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sasaran strategis perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
terdiri atas peningkatan kualitas dan kompetensi karyawan,
peningkatan kepuasan dan motivasi karyawan serta kehandalan
teknologi dan informasi.
Keberhasilan pencapaian peningkatan kualitas dan
kompetensi karyawan diukur oleh frekuensi pelatihan karyawan
yang dilakukan oleh PT BMI Tbk Cabang Serang sekaligus jumlah
peserta yang mengikuti pelatihan juga menjadi alat ukur sasaran
strategis tersebut. Kebutuhan pelatihan dipacu oleh analisis
kebutuhan pelatihan karyawan. Analisis ini meliputi jenis
pelatihan, frekuensi pelatihan dan karyawan yang diikutsertakan
dalam pelatihan. Target yang ditetapkan oleh PT BMI Tbk Cabang
Serang sebanyak empat kali dalam setahun dan diikuti oleh seluruh
karyawan.
Ukuran hasil yang digunakan dalam peningkatan kepuasan
dan motivasi karyawan adalah indeks kepuasan kepuasan dan
motivasi karyawan yang diperoleh dengan melakukan survei
terhadap karyawan. Indeks kepuasan dan motivasi karyawan yang
ingin dicapai adalah skor 4 yang artinya perusahaan menginginkan
karyawan merasa puas dan termotivasi untuk melakukan tugas
kerja dengan baik.
Tolak ukur yang digunakan pada sasaran strategis kehandalan
teknologi dan informasi adalah bertambahnya penggunaan
komputer on line. Komputer on line akan membantu kelancaran
operasi perusahaan dan dapat mengetahui perkembangan terkini
mengenai tentang perbankan. PT BMI Tbk Cabang Serang
menetapkan target jumlah komputer on line dapat meningkat 10
unit. Perhitungan penetapan target ukuran hasil sasaran strategis
43
PT BMI Tbk Cabang Serang tahun 2010 dapat dilihat pada
Lampiran 4.
4.4. Pengukuran Kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang Tahun 2010
Pengukuran kinerja dengan menggunakan BSC merupakan pengukuran
kinerja yang tidak hanya terbatas pada pengukuran keuangan semata, tetapi
dilakukan juga pengukuran terhadap aspek non keuangan seperti pelanggan,
proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran
kinerja dengan BSC bersifat komprehensif sehingga akan membantu para
pengambil kebijakan untuk mengukur setiap kegiatan usaha yang berkaitan
dengan pemenuhan kepuasan stakeholder. Pengukuran BSC dibagi menjadi 2
(dua), yaitu (1) pengukuran kinerja hasil (outcome measurements), dan (2)
pengukuran pengendalian kinerja (performance driver measurements).
Ukuran outcome saja tanpa pengendalian kinerja tidak akan
mengkomunikasikan bagaimana outcome itu dicapai atau diperoleh. Selain itu
ukuran outcome tidak memberikan indikasi awal tentang apakah strategi yang
sedang diterapkan ini akan berhasil. Sebaliknya, pengendalian kinerja seperti
siklus waktu (cycle time) dan tingkat kegagalan per sejuta kesempatan saja
tanpa ukuran-ukuran outcome hanya memungkinkan unit-unit bisnis
mencapai peningkatan opersional jangka pendek. Dengan demikian, BSC
yang disusun semestinya memiliki kombinasi pengukuran outcomes (lagging
indicators) dan pengendalian kinerja (leading indicators) yang telah
disesuaikan dengan tujuan strategis unit bisnis (Gaspersz, 2003).
4.4.1 Pembobotan Perspektif BSC
Pembobotan dilakukan terhadap masing- masing perspektif BSC
dan sasaran-sasaran strategis serta ukuran hasil. Pembobotan didasarkan
pada tingkat kepentingan atau pengaruhnya terhadap perusahaan.
Semakin penting suatu perspektif, sasaran strategis dan ukuran hasil
maka bobot yang diberikan semakin besar. Besarnya nilai pembobotan
akan menentukan skor kinerja yang dilakukan pada perusahaan.
PT BMI Tbk Cabang Serang menetapkan bobot untuk perspektif
keuangan dan pelanggan masing-masing sebesar 33,5 persen dan 33,9
persen. Hal ini menunjukkan bahwa kedua perspektif tersebut hampir
44
mempunyai kepentingan yang sama bagi PT BMI Tbk Cabang Serang.
Sementara bobot untuk perspektif bisnis internal ditetapkan sebesar
18,6 persen. Kemudian sebesar 14 persen ditetapkan untuk perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran.
Pada sasaran strategis perspektif keuangan, bobot untuk efisiensi
biaya operasional ditetapkan sebesar 8,21 persen. Sementara untuk
sasaran strategis peningkatan penerimaan dan peningkatan laba masing-
masing sebesar 5,36 persen dan 4,25 persen. Peningkatan aset
mendapatkan bobot sebesar 10,22 persen. Peningkatan pembiayaan dan
penurunan NPF yang masing-masing diberikan bobot yang sama
sebesar 2,61 persen.
Pada perspektif pelanggan PT BMI Tbk Cabang Serang lebih
mengutamakan kepuasan nasabah. Hal terlihat dari bobot yang
diberikan untuk sasaran strategis peningkatan kepuasan nasabah sebesar
19,53 persen. Sedangkan untuk sasaran strategis pendalaman nasabah
potensial dan peningkatan jumlah nasabah masing-masing diberikan
bobot sebesar 9,05 persen dan 5,36 persen.
Efisiensi proses operasi dan peningkatan mutu pelayanan
merupakan dua sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal
yang masing-masing bobot ditetapkan sebesar 14,88 persen dan 3,72
persen. Ukuran hasil dari sasaran strategis efisiensi proses operasi
ditunjukkan oleh efisiensi antrian dan efisiensi layanan transaksi.
Kedua ukuran hasil tersebut diberikan bobot sebesar 10,36 persen dan
4,52 persen.
Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, sasaran strategis
peningkatan kualitas dan kompetensi karyawan diberikan bobot sebesar
6,09 persen. Sementara sasaran strategis kehandalan tehnologi
informasi serta kepuasan dan motivasi karyawan masing-masing
diberikan bobot 5,63 persen dan 2,29 persen. Sasaran strategis
peningkatan kualitas dan kompetensi karyawan ditunjukkan oleh
ukuran hasil frekuensi pelatihan dan jumlah karyawan yang mengikuti.
Masing-masing ukuran hasil ini diberikan bobot sebesar 4,24 persen
45
dan 1,85 persen. Sementara sasaran strategis kepuasan dan motivasi
karyawan diukur oleh kepuasan karyawan dengan bobot sebesar 1,45
persen dan motivasi karyawan sebesar 0,84 persen. Tabel 8 menyajikan
pembobotan pesrspektif BSC pada PT BMI Tbk Cabang Serang.
Sementara perhitungan pembobotan dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 8. Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard PT BMI Tbk
Cabang Serang
Sasaran Strategis
Ukuran Strategis Bobot
% Ukuran Hasil
(Lag Indicators)
Ukuran Pendorong
(Lead Indicators)
Perspektif
Keuangan
1. Efisiensi biaya
operasional
2. Peningkatan
penerimaan
3. Peningkatan laba
4. Peningkatan
pembiayaan
5. Peningkatan aset
6. Penurunan NPF
Penurunan biaya
operasional
Efektivitas & efisiensi
proses operasi 8,21
Pertumbuhan dana
pihak ketiga
Peningkatan potensi dana
nasabah 5,36
Meningkatnya laba
Peningkatan pendapatan 4,25
Pertumbuhan jumlah
pembiayaan
Bertambahnya jumlah
debitur
2,78
Pertumbuhan aset
perusahaan
Peningkatan potensi
sumber aset
22,2
Berkurangnya nilai
NPF
Berkurangya kolektabilitas
kurang lancar, diragukan ,
dan macet
3
Perspektif
Pelanggan
1. Peningkatan
kepuasan
nasabah
2. Pendalaman
nasabah
potensial
3. Peningkatan
jumlah nasabah
Indeks kepuasan
nasabah
Survei kepuasan nasabah 20,1
Peningkatan jumlah
produk dana
unggulan
Pertumbuhan nasabah
potensial
10,3
Pertumbuhan jumlah
rekening nasabah
Pertumbuhan jumlah
nasabah baru
6,2
Perspektif Proses
Bisnis Internal
1. Efisiensi Proses
Operasi
2. Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Layanan
1. Efisiensi waktu
antrian
2. Efisiensi waktu
transaksi
1. Kecepatan antrian
2. Kecepatan layanan
transaksi
4,7
2,8
Peningkatan jumlah
layanan kantor kas
Analisis kebutuhan
perluasan layanan 3,7
46
Tabel 8 menunjukkan pada perspektif keuangan sasaran strategis
peningkatan aset mempunyai bobot terbesar dengan bobot 10,22 persen.
Hal ini karena PT BMI Tbk Cabang Serang mengikuti kebijakan dari
pusat yang sedang melakukan konsolidasi aset demi memperkuat posisi
perusahaan dari sisi pencapaian aset. Sementara pada perspektif
pelanggan, kepuasan pelanggan mempunyai bobot terbesar dengan
bobot 20,1 persen. Hal ini karena PT BMI Tbk Cabang Serang berusaha
menjaga hubungan dengan pelanggan dan menempatkan bahwa
pelanggan merupakan aspek penting dalam bisnis mereka yang akan
berimbas pada pencapaian sasaran strategis perspektif keuangan.
Efisiensi antrian pada perspektif proses bisnis internal mempunyai
bobot terbesar dengan bobot 10,58 persen. Hal ini karena sering terjadi
antrian yang menumpuk pada waktu puncak antrian. Waktu puncak
antrian terjadi pada akhir bulan dan awal bulan pada jam menjelang
waktu istirahat jam kerja dan setelah istirahat jam kerja. Pada perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, kehandalan teknologi dan informasi
mempunyai bobot terbesar dengan bobot 5,6 persen. PT BMI Tbk
Cabang Serang memberikan bobot tersebut karena kehandalan
teknologi informasi akan mempermudah proses bisnis dan
meningkatkan efisiensi layanan terhadap pelanggan.
Lanjutan Tabel 8
Sasaran Strategis
Ukuran Strategis Bobot
% Ukuran Hasil
(Lag Indicators)
Ukuran Pendorong
(Lead Indicators)
Perspektif
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
1. Peningkatan
kualitas dan
kompetensi
karyawan
2. Kehandalan
teknologi dan
informasi
3. Peningkatan
kepuasan dan
motivasi
karyawan
1. Frekuensi
pelatihan
2. Karyawan yang
mengikuti
pelatihan
1. Peningkatan kinerja
karyawan
2. Analisis kebutuhan
pelatihan karyawan
4,2
1,5
Jumlah komputer
On Line
Peningkatan fasilitas
teknologi dan informasi
perusahaan
5,6
1. Indeks kepuasan
karyawan
2. Indeks motivasi
karyawan
1. Survei kepuasan
karyawan
2. Survei motivasi
karyawan
1,4
0,84
47
4.4.2 Kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang Tahun 2010
Hasil pengukuran kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang dengan
menggunakan BSC pada tahun 2010 menggambarkan bagaimana
keberhasilan kinerja perusahaan dalam memenuhi target yang telah
ditetapkan sebelumnya. Target yang ditetapkan dijadikan acuan bagi
pengukuran kinerja perusahaan. Apabila PT BMI Tbk Cabang Serang
mampu mencapai atau melampaui target yang di tetapkan maka
PT BMI Tbk Cabang Serang mampu menunjukan kinerja yang baik.
Sebaliknya apabila target yang telah ditetapkan tidak tercapai maka
PT BMI Tbk Cabang Serang mampu memiliki kinerja yang kurang baik
sehingga perlu dilakukan koreksi untuk perbaikan masa depan.
Data yang digunakan untuk pengukuran kinerja PT BMI Tbk
Cabang Serang tahun 2010 adalah data-data pada tahun 2009. Besarnya
kinerja yang dicapai pada tahun 2009 dijadikan pembanding pencapain
kinerja pada tahun 2010. Sehingga data yang dihasilkan pada
pengukuran kinerja tahun 2010 merupakan persentase dari kinerja tahun
2010 terhadap kinerja tahun 2009.
1. Kinerja Perspektif Keuangan
Ukuran hasil dari efisiensi biaya operasional yaitu menurunnya
biaya operasional dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2009
dijadikan dasar acuan kinerja tahun 2010. Target biaya operasional
pada tahun 2010 adalah sebesar 89 persen. Sedangkan realisasi target
pada tahun 2010 sebesar 97 persen. PT BMI Tbk Cabang Serang
tidak dapat menekan biaya operasional. Hal ini karena biaya
operasional meningkat seiring dengan bertambahnya kantor kas dan
biaya operasional lainnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa pencapain kinerja pada tahun 2010 sebesar 93 persen.
Ukuran hasil dari peningkatan aset ditunjukkan dengan
pertumbuhan aset. PT BMI Tbk Cabang Serang menetapkan target
aset sebesar 150 persen pada tahun 2010. Tahun 2010 realisasi target
sebesar 325 persen, sehingga kinerja pada tahun 2010 mencapai 217
persen
48
Pertumbuhan DPK merupakan ukuran hasil bagi tercapainya
sasaran strategis peningkatan penerimaan. PT BMI Tbk Cabang
Serang menargetkan DPK yang terkumpul pada tahun 2010 sebesar
118 persen. Diketahui bahwa DPK yang terkumpul di PT BMI Tbk
Cabang Serang pada tahun 2010 sebesar 339 persen sehingga dapat
diketahui bahwa pencapain kinerja tahun 2010 mencapai 287 persen.
Dengan demikian maka perolehan DPK PT BMI Tbk Cabang Serang
pada tahun 2010 melampaui target yang ditetapkan.
Ukuran hasil dari peningkatan laba ditunjukkan dengan
meningkatnya laba. PT BMI Tbk Cabang Serang menetapkan target
laba sebesar 222 persen pada tahun 2010. Tahun 2010 realisasi target
sebesar 345 persen. Sehingga kinerja pada tahun 2010 mencapai 156
persen. Pencapaian tersebut disebabkan oleh jumlah pembiayaan
yang melampauai target. Sementara sasaran strategis peningkatan
jumlah pembiayaan ditetapkan target sebesar 116 persen pada tahun
2010. Pencapain target pada tahun 2010 sebesar 129 persen.
Sehingga kinerja untuk sasaran strategis peningkatan laba sebesar
111 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua sasaran
strategis perspektif keuangan menunjukkan kinerja yang baik,
kecuali penurunan biaya operasional.
Berkurangya NPF merupakan ukuran hasil dari sasaran
strategis penurunan NPF. NPF yang di targetkan oleh PT BMI Tbk
Cabang Serang adalah sebesar 2,5 persen Realisasi tercapai sebesar
2,18 persen. Sehingga pencapain kinerja untuk penurunan NPF
tercapai sebesar 115 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa NPF
PT BMI Tbk Cabang Serang masih dikategorikan baik sesuai
ketentuan BI sebesar kurang dari 4 persen. Ringkasan lengkap
kinerja sasaran strategis keuangan dapat dilihat pada Gambar 11
yang menunjukkan perkembangan sasaran strategis keuangan pada
perspektif keuangan PT BMI Tbk Cabang Serang.
49
Gambar 11. Perkembangan pencapaian sasaran strategis
perspektifkeuangan PT BMI Tbk Cabang Serang.
2. Kinerja Perspektif Pelanggan
Berdasarkan hasil survei diketahui beberapa krakteristik
nasabah PT BMI Tbk Cabang Serang. Karakteristik tersebut meliputi
jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaaan, dan jumlah
pengeluaran. Target nasabah PT BMI Tbk Cabang Serang di
sesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat. Nasabah yang
menjadi target adalah para pegawai institusi pemerintahan dan
pegawai perusahaan swasta dan BUMN yang berada di sekitar kota
Serang. Berikut tabel yang menunjukan karakteristik nasabah
PT BMI Tbk Cabang Serang
Tabel 9. Karakteristik Responden Nasabah PT BMI Tbk
Cabang Serang Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Pendidikan Terakhir
Jenis Kelamin Pendidikan
Total SD/SMP SMA Diploma Sarjana Pasca Sarjana
Laki-laki 2% 17% 3% 34% 9% 65%
Perempuan 0 15% 3% 13% 4% 35%
Total 2% 22% 6% 47% 13% 100%
Berdasarkan Tabel 9 karakteristik nasabah PT BMI Tbk
Cabang Serang mayoritas adalah laki-laki dengan persentase sebesar
50
65 persen. Sebagian besar nasabah laki-laki tersebut berpendidikan
sarjana dengan persentase 34 persen. Secara umum pendidikan
nasabah PT BMI Tbk Cabang Serang adalah 47 persen sarjana.
Karakteristik lain dari nasabah PT BMI Tbk Cabang Serang dapat
dilihat pada Tabel 10 yaitu berdasarkan pendidikan, pekerjaan, dan
pengeluaran.
Tabel 10. Karakteristik Responden Nasabah PT BMI Tbk
Cabang Serang Berdasarkan Pendidikan Terakhir,
Pekerjaan, dan Pengeluaran
Pendidikan Pekerjaan
Pengeluaran (P) (dalam juta
rupiah) Total
P ≤ 1 1 < P ≤ 2 2 < P ≤ 4 P > 4
SMP Pelajar 1% 0 0 0 1%
Wirausaha 0 0 0 1% 1%
Total 1% 0 0 1% 2%
SMA Mahasiswa 12% 3% 2% 0 17%
Wirausaha 0 1% 1% 1% 3%
PNS 0 2% 1 0 3%
Peg. BUMN 0 0 0 1% 1%
Peg. Swasta 3% 2% 3% 0 8%
Total 15% 8% 7% 2% 32%
Diploma Mahasiswa 1% 0 0 0 1%
PNS 0 1% 2 0 3%
Peg. Swasta 0 0 2% 0 2%
Total 1% 1% 2% 2% 6%
Sarjana Wirausaha 1% 2% 2% 1% 6%
PNS 1% 10% 12% 1% 24%
Peg. BUMN 0 0 0 2% 2%
Peg. Swasta 3% 2% 7% 1% 13%
Lainnya 0 2% 0 0 2%
Total 5% 16% 21% 5% 47%
Pasca
Sarjana
Wirausaha 1% 0 0 0 1%
PNS 0 6% 1% 4% 11%
Peg. Swasta 0 1% 0 0 1%
Total 1% 7% 1% 5% 13%
Pekerjaan nasabah sebagian besar adalah PNS dengan
persentase sebesar 41 persen dengan pengeluaran sebagian besar lebih
dari Rp 2.000.000 sampai Rp 4.000.000. Kemudian posisi terbesar
51
berikutnya adalah nasabah dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta
yang mencapai 24 persen dengan pengeluaran sebagian besar lebih
dari Rp 2.000.000 sampai Rp 4.000.000. Berdasarkan hasil survei
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengeluaran nasabah
PT BMI Tbk Cabang Serang berada dalam kisaran Rp 1.000.000
sampai 2.000.000.
Tabel 11 menyajikkan hasil survei mengenai kepuasan nasabah.
Sedangkan hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kepuasan
nasabah dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 11. Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan PT BMI Tbk
Cabang Serang
No Indikator Skor Nilai Rataan
Skor
Ketera-
ngan 1 2 3 4 5
Reability (Keandalan)
1
Ketelitian dan
keakuratan teller dalam
pelayanan
1 1 9 63 26 4,12 Puas
2
Pengetahuan dan
keterampilan teller
dalam melayani
nasabah
1 3 16 22 58 3,97 Puas
3
Transparansi biaya dan
perolehan bagi hasil
simpanan
0 4 34 36 26 3,84 Puas
Rataan 3,98 Puas
Responsiveness
(Cepat Tanggap)
1
Kecepatan dan
ketanggapan teller
dalam pelayanan
transaksi
0 2 18 54 26 4,04 Puas
2
Kecepatan dan
ketanggapan CS
meyelesaikan keluhan
nasabah
0 1 31 46 22 3,89 Puas
3 Kecepatan waktu
tunggu antrian 0 3 30 46 21 3.85 Puas
Rataan 3,93 Puas
Assurance (Jaminan)
1
Kesopanan dan
keramahan front liner
dalam melayani
nasabah
0 1 10 38 51 4,39 Puas
2 Kemampuan
komunikasi karyawan
front liner
0 1 20 51 28 4,06 Puas
3 Kepercayaan nasabah
terhadap bank 0 2 7 45 46 4,35 Puas
Rataan 4,27 Puas
52
Lanjutan Tabel 11 No Indikator Skor Nilai Rataan
Skor
Ketera-
ngan 1 2 3 4 5
Empathy
1 Kesediaan dalam
memberikan informasi
kepada nasabah
0 2 19 52 27 4,04 Puas
2 Sikap teller dalam
melayani nasabah 0 0 10 56 34 4,24 Puas
3 Perhatian teller
terhadap nasabah 0 0 18 54 28 4,10 Puas
Rataan 4,13 Puas
No Indikator
Skor Nilai Rataan
Skor
Ketera-
ngan 1 2 3 4 5
Tangible
(Kasat Mata)
1 Penampilan karyawan
rapih dan menarik 0 0 10 44 46 4,36 Puas
2 Kenyamanan ruang
antrian 0 0 7 50 43 4,36 Puas
3 Lokasi bank yang
strategis 0 3 22 35 40 4,12 Puas
Rataan 4,28 Puas
Rataan Keseluruhan 4,12 Puas
Tabel 11 menunjukkan bahwa pada semua variabel nasabah
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh PT BMI Tbk
Cabang Serang. Skor terbesar indikator kepuasan dicapai oleh indikator
kesopanan dan keramahan front liner dalam melayani nasabah dengan
skor 4,39. Sementara skor terkecil ditunjukkan oleh indikator
transparansi biaya dan perolehan bagi hasil simpanan dengan skor 3,84.
Rata-rata skor yang diperoleh dari penggabungan seluruh variebel
mencapai 4,12. Target yang ditetapkan oleh PT BMI Tbk Cabang
Serang untuk indeks kepuasan nasabah adalah 4 sehingga pencapai
kinerja untuk sasaran strategis kepuasan nasabah sebesar 103 persen.
Sasaran strategis lainnya pada perspektif pelanggan adalah
pendalaman nasabah potensial yang diukur dengan peningkatan jumlah
layanan prima. Layanan prima diberikan kepada nasabah yang memiliki
potensi tinggi seperti perusahaan. Layanan prima diberikan dengan
tujuan jangka panjang agar nasabah yang senantiasa menggunakan
produk PT BMI Tbk Cabang Serang. Layanan ini diberikan dengan
perlakuan khusus dan berkesinambungan kepada nasabah yang
53
mempunyai potensi tinggi. Layanan diberikan secara rutin baik melalui
telepon atau pun kunjungan. PT BMI Tbk melakukan pendekatan
khusus untuk mengetahui kebutuhan produk apa yang diperlukan
nasabah tersebut dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Produk yang
ditawarkan bisa produk lama atau pun produk baru PT BMI Tbk cabang
Serang. Kunjungan dilakukan terhadap kegiatan yang diadakan oleh
nasabah seperti ulang tahun perusahaan.
PT BMI Tbk Cabang Serang menetapkan target layanan prima
sebesar 110,20 pesen pada tahun 2010. Namun target tersebut tercapai
sebesar 125,75 persen. Sehingga pencapaian target dalam pelayanan
prima sebesar 114,11 persen. Sasaran strategis terakhir pada perspektif
pelanggan adalah peningkatan jumlah nasabah yang ditunjukkan oleh
pertumbuhan jumlah rekening. Tahun 2010 jumlah rekening sebesar
127,34 persen, melampaui dari yang ditargetkan sebesar 110,50 persen.
Dengan demikian maka pencapai kinerja untuk sasaran strategis
peningkatan jumlah nasabah adalah sebesar 115,24 persen.
3. Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran strategis efisiensi proses operasi diukur oleh efisiensi
waktu antrian dan efisiensi waktu layanan transaksi. Ukuran hasil
efisiensi antrian dan layanan transaksi dipicu oleh kecepatan dan
ketepatan proses layanan transaksi. Untuk mengukur proses lamanya
antrian dilakukan pada saat puncak antrian. Berdasarkan hasil
pengamatan langsung terhadap nasabah yang mengantri, rata rata
waktu tunggu antrian mencapai 3, 34 menit. Waktu antrian tidak selalu
sama tiap waktunya karena terkadang jika situasi sedang lengang maka
antrian tidak terjadi dan pelayanan berlangsung cepat sesuai target.
Waktu puncak antrian terjadi pada akhir bulan dan awal bulan pada jam
menjelang waktu istirahat jam kerja dan setelah istirahat jam kerja.
Waktu layanan transaksi juga bergantung pada jenis layanan yang
dibutuhkan nasabah seperti penukaran uang akan memakan waktu
cukup lama sehingga membuat antrian cukup lama. Begitu pula bila
54
terjadi kesalahan dalam penulisan nominal transaksi atau
ketidaksesuaian identitas nasabah.
PT BMI Tbk Cabang Serang menetapkan target waktu dalam
antrian adalah sebesar 1,50 menit sesuai dengan standar operasional
layanan yang ditetapkan dari pusat. Realisasi pencapain target hanya
sebesar 44,9 persen. Nilai ini berada di bawah standar yang di tetapkan
oleh PT BMI Tbk Cabang Serang. Hal ini akan menyebabkan
penurunan tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan PT BMI Tbk
Cabang Serang. Oleh karena itu, PT BMI Tbk Cabang Serang harus
melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, misalnya
dengan meningkatkan kecepatan dan ketepatan layanan dalam proses
transaksi.
Ukuran hasil kedua pada sasaran strategis efisiensi proses operasi
adalah efisiensi waktu transaksi pelayanan. Semakin efesien proses
transaksi, maka akan memberikan kepuasan pelayanan yang diberikan
kepada nasabah. Jenis transaksi menentukan cepat lambatnya waktu
transaksi sehingga akan menyebabkan terjadinya perbedaan
penyelesaian waktu transaksi terhadap masing-masing nasabah. Standar
transaksi PT BMI Tbk Cabang Serang mengacu pada buku panduan
layanan operasional yang ditetapkan sebesar 1,50 menit per transaksi
yang dihitung setelah nasabah mengisi lengkap slip jenis transaksi
misalnya transaksi transfer, menabung, dan pengambilan dana. Namun
realisasi rataan layanan berdasarkan survei observasi lapangan
terealisasi sebesar 2,45 menit. Sehingga pencapaian kinerja sebesar
62,16 persen.
Sasaran strategis kedua yaitu peningkatan mutu layanan dan
sarana dan prasarana yang mampu memberikan kemudahan kepada para
nasabah. Jumlah kantor kas merupakan indikator dari usaha
memberikan layanan maksimal kepada nasabah. Semakin banyaknya
jumlah kantor kas maka pelayanan nasabah akan semakin mudah begitu
pula dengan adanya ATM maka nasabah tidak harus langsung datang
ke bank apabila ingin melakukan transaksi. Target kantor kas yang
55
ditetapkan PT. BMI Cabang Serang berjumlah 2 kantor kas. Realisasi
pada tahun 2010 berdiri 2 kantor kas. Sehingga pencapaian kinerja
tercapai sebesar 100 persen. Sementara untuk pelayanan ATM,
PT BMI Tbk Cabang Serang masih mengandalkan pelayanan dengan
ATM bersama. Hal ini disesuaikan dengan kebijakan dari kantor pusat
yang masih memilih menggunakan ATM bersama.
4. Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Target pelatihan yang ditetapkan oleh PT BMI Tbk Cabang
Serang pada tahun 2010 sebanyak 4 kali pelatihan. Target ini tercapai
100 persen pada tahun 2010. Sementara untuk peserta yang mengikuti
pelatihan target yang ditetapakan adalah seluruh karyawan. Namun
karena ada beberapa karyawan yang cuti maka realisasi dari target ini
hanya mencapai nilai 80 persen.
Berdasarkan hasil survei kepuasan dan motivasi karyawan pada
PT BMI Tbk Cabang Serang dapat diketahui karakteristik karyawan
yang bekerja di PT BMI Tbk Cabang Serang terlihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Karakteristik Responden Karyawan PT BMI Tbk
Cabang Serang Berdasarkan Jenis Kelamin, Status
Karyawan, dan Pendidikan
Jenis Kelamin
Status karyawan
Total Pendidikan
Total Tetap Kontrak
On the
job
training
Diploma Sarjana
Laki-laki 28% 33% 6% 67% 11% 56% 67%
Perempuan 6% 22% 6% 33% 6% 28% 33%
Total 33% 56% 11% 100% 17% 83% 100%
Berdasarkan Tabel 12, sebagian besar karyawan PT BMI Tbk
Cabang Serang adalah laki-laki yang mencapai 67 persen dengan
tingkat pendidikan sarjana 56 persen dan diploma 11 persen. Selain itu
juga dapat dilihat bahwa sebagian besar status karyawan PT BMI Tbk
Cabang Serang adalah karyawan kontrak yang mencapai 56 persen.
Karakteristik lain karyawan PT BMI Tbk Cabang Serang dapat dilihat
dari lamanya bekerja, pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13.
56
Tabel 13. Karakteristik Responden Karyawan PT BMI Tbk
Cabang Serang Berdasarkan Masa Kerja,
Pengeluaran, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Masa
Kerja (K)
dalam
tahun
Jumlah
Pengeluaran
(P) dalam
juta
Jumlah Jumlah
tanggungan Jumlah
K<1 39% P<1 28% < 3 83%
1< K ≤ 2 28% 1<P≤ 2 28% 3 – 5
2 < K ≤ 3 0% 2<P≤4 33%
0%
3 < K≤ 5 17% P>4 11%
0%
K>5 17%
0%
0%
Total 100% Total 100% Total 100%
Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa sebagian besar karyawan
memiliki masa kerja kurang dari satu tahun sebanyak 39 persen.
Karyawan yang bekerja dengan masa kerja antara satu sampai dua
tahun sebanyak 28 persen. Sementara persentase pengeluran karyawan
hampir merata pada masing-masing kriteria dengan persentase
pengeluaran antara dua sampai empat juta menempati urutan pertama
dengan nilai 33 persen. Dari tabel tersebut juga diketahui bahwa
sebagian besar tanggungan yang dimiliki karyawan PT BMI Tbk
Cabansg Serang adalah kurang dari tiga orang sebanyak 83 persen.
Pencapaian keberhasilan kepuasan kerja karyawan dipengaruhi
oleh beberapa variabel. Tabel 14 menunjukkan hasil perhitungan skor
kepuasan kerja karyawan PT BMI Tbk Cabang Serang.
Tabel 14. Skor Kepuasan Karyawan PT BMI Tbk Cabang Serang
Terhadap Variabel Kepuasan Kerja
No Indikator Skor Nilai
Rataan
Skor
Ketera-
ngan 1 2 3 4 5
Variabel Gaji
1 Gaji yang diterima 1 3 6 7 1 3,22 Cukup
Puas
2 Bonus dan insentif 0 0 9 9 0 3,50 Puas
3 Tunjangan kesehatan 0 0 2 11 5 4,17 Puas
Rata-rata skor 3,63 Puas
Variabel Kebijakan
dan Pengawasan
1 Keselamatan kerja 0 0 3 10 5 4,11 Puas
2 Kepastian kerja
sesuai jabatan 0 0 6 10 2 3,78 Puas
3 Penilaian kinerja 0 0 9 6 3 3,67 Puas
4 Fasilitas kantor 0 0 8 7 3 3,72 Puas
57
Lanjutan Tabel 14
No Indikator Skor Nilai Rataan
Skor
Ketera-
ngan 1 2 3 4 5
Rata-rata skor 3,82 Puas
Variabel
Lingkungan Kerja
1 Kebersihan dan
kenyaman kantor 0 0 4 13 1 3,83 Puas
2 Tingkat kebisingan 1 1 3 10 3 3,72 Puas
3 Penataan interior
kantor 0 0 5 10 3 3,89 Puas
Rata-rata skor 3,81 Puas
Variabel Hubungan
dengan Pimpinan
dan Rekan Kerja
1
Hubungan dengan
pimpinan dalam
pekerjaan
0 0 7 10 1 3,67 Puas
2 Bimbingan pimpinan
dalam pekerjaan 0 3 4 10 1 3,50 Puas
3
Hubungan dengan
rekan kerja dari
bagian yang berbeda
0 0 6 10 2 3,78 Puas
4
Hubungan dengan
rekan kerja dari
bagian yang sama
0 0 5 10 3 3,89 Puas
5 Bantuan sesama
rekan kerja 0 1 3 11 3 3,89 Puas
Rata-rata skor 3,78 Puas
Rataan Skor Seluruh Variabel 3,76 Puas
Berdasarkan Tabel 14 diketahui secara keseluruhan karyawan
merasa puas terhadap variabel kepuasan kerja karyawan. Variabel gaji
dengan indikator tunjangan kesehatan memiliki skor terbesar dengan
skor 4,17. Tunjangan kesehatan yang diterima karyawan meliputi
semua tanggungan biaya pengobatan apabila karyawan mengalami
gangguan kesehatan. Skor rataan variabel gaji menunjukkan skor paling
rendah diantara skor variabel lainnya dengan skor 3,22. Skor rataan
seluruh variabel 3,76. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT BMI
Tbk Cabang Serang secara keseluruhan telah merasa puas dengan
variabel kepuasan kerja yang ditanayakan kepada mereka. Skor yang
ditetapkan oleh PT BMI Tbk Cabang Serang untuk indeks kepuasan
karyawan adalah sebesar 4,00. Sehingga pencapaian target untuk
sasaran strategis kepuasan karyawan adalah sebesar 94 persen. Oleh
58
karena itu PT BMI Tbk Cabang Serang harus berusaha untuk mencapai
target yang telah ditetapkan. Hasil uji validitas dan reliabilitas
kuesioner kuesioner kepuasan dan motivasi kerja karyawan PT BMI
Tbk Cabang Serang dapat dilihat pada Lampiran 7.
Keberhasilan pencapaian peningkatan motivas,i kerja karyawan
dipengaruhi oleh variabel-variabel sebagai berikut:
Tabel 15. Skor Motivasi Karyawan PT BMI Tbk Cabang Serang
Terhadap Variabel Motivasi Kerja.
No Indikator Skor Nilai
Rataan
Skor
Ketera-
ngan 1 2 3 4 5
Variabel Prestasi
1 Promosi jabatan 0 1 5 9 3 3,78 Puas
2 Perkembangan karier 0 0 6 10 2 3,78 Puas
3 Hasil terbaik untuk
perusahaan 0 0 0 11 7 4,39 Puas
4 Tunjangan dan bonus 0 0 3 13 2 3,94 Puas
5 Peluang berkembang sesuai
keahlian 0 2 6 9 1 3,50 Puas
Rata-rata skor 3,88 Puas
Variabel Pengakuan
1 Penghargaan dari atasan 0 1 8 8 1 3,50 Puas
2 Perhatian terhadap ide dan
gagasan 0 2 10 5 1 3,28
Cukup
puas
3 Pemberian wewenang 0 0 4 13 1 3,83 Puas
Rata-rata skor 3,54 Puas
Variabel Tanggung jawab
1
Kesediaan menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu dan
maksimal
0 0 4 8 6 4,11 Puas
2
Kesediaan untuk bekerja
keras demi tercapai target
perusahaa
0 1 1 11 5 4,11 Puas
3 Kesediaan menerima sanksi
dan memperbaiki kesalahn 0 0 2 15 1 3,94
Puas
4 Kesetiaan dan loyalitas
terhadap perusahaan 0 0 2 8 8 4,33 Puas
Rataan Skor 4,13 Puas
Variabel Pertumbuhan
1 Kesediaan mengikuti
pelatihan 0 0 1 8 9 4.44 Puas
2 Kesediaan mutasi ke kantor
lain 1 2 8 4 3 3.33 Puas
3 Kesediaan mengikuti kursus 0 0 5 10 3 3.89 Puas
Rata-rata skor 3,89 Puas
Rataan Skor Seluruh Variabel 3,86 Puas
59
Berdasarkan Tabel 15, skor indikator kesediaan mengikuti
pelatihan memiliki skor terbesar dengan skor 4,44. Hal ini memberikan
arti bahwa karyawan memilki kesedian untuk meningkatkan kompetensi
demi pertumbuhan perusahaan. Sementara skor terendah ditunjukkan
oleh indikator perhatian terhadap ide dan gagasan dengan skor 3,28.
Sehingga perusahaan perlu memberikan perhatian terhadap ide dan
gagasan yang dikemukan karyawan.Target skor yang ditetapakan oleh
PT BMI Tbk Cabang Serang untuk motivasi karyawan adalah 4,00.
Artinya perusahaan berharap karyawan dapat termotivasi untuk
melakukan kinerja dengan baik dan bertanggung jawab demi tercapainya
tujuan perusahaan. Realisasi skor yang tercapai adalah 3,86 yang berarti
karyawan termotivasi untuk melakukan kinerja dengan baik. Sehinggga
pencapaian skor dalam motivasi karyawan terhadap perusahan mencapai
96,5 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan sudah
termotivasi untuk melakukan kinerja dengan baik walaupun target yang
ditetapkan perusahaan masih belum tercapai.
Kehandalan teknologi merupakan sasaran strategis terakhir dari
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Jumlah komputer yang on line
menjadi penting bagi bisnis perbankan. Dengan adanya komputer yang
on line akan mendukung kelancaran operasi perusahaan. PT BMI Tbk
Cabang Serang menargetkan jumlah komputer on line berjumlah 10 unit.
Target yang ditetapkan tersebut tercapai 10 unit, sehingga pencapaian
kinerja untuk target yang ditetapkan mencapai 100 persen.
Tabel 16. Skor BSC PT BMI Tbk Cabang Serang Tahun 2010 Sasaran
Strategis
Ukuran hasil Target
Realisasi
2010
Pencapain
Target
Bobot
(%) Skor
(%)
Perspektif Keuangan
Efisiensi
biaya
operasional
Penurunan biaya
operasional
89% 97% 93 8,21 8,0
Peningkatan
penerimaan
Pertumbuhan
dana pihak
ketiga
118% 339% 287
5,36 15,4
Peningkatan
laba
Meningkatnya
laba
222% 345% 156 4,25 6,6
Peningkatan
pembiayaan
Pertumbuhan
jumlah
pembiayaan
116% 129% 111 2,78 3,1
60
Lanjutan Tabel 16
Sasaran
Strategis
Ukuran hasil Target
Realisasi
2010
Pencapain
Target %
Bobot
(%) Skor
(%)
Perspektif Keuangan
Peningkatan
Aset
Pertumbuhan
aset perusahaan
150% 325% 217 10,22 22,2
Penurunan
NPF
Berkurangnya
NPF
2,5% 2,18% 115 2,61 3
Total 33,5 58,3
Perspektif Pelanggan
Peningkatan
kepuasan
Indeks kepuasan
nasabah
4 4,12 103 19,53 20,1
Pendalaman
nasabah
Peningkatan
jumlah produk
dana unggulan
110,2% 125,75% 114 9,05 10,3
Peningkatan
jumlah
nasabah
Pertumbuhan
rekening
nasabah
110,5% 127,34% 115
5,36 6,2
Total 33,9 36,6
Perspektif Bisnis Internal
Efisiensi
proses
operasi
Efisiensi antrian 1,5
menit
3,34
menit
45 10,36 4,7
Efisiensi
transaksi
1,5
menit
2,24
menit
61 4,52 2,8
Peningkatan
sarana dan
prasarana
layanan
Peningkatan
jumlah kantor
kas
2 2 100
3,72 3,7
Total 18,6 11,2
Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran
Peningkatan
kompetensi
karyawan
Frekuensi
pelatihan
4 4 100 4,24 4,2
Jumlah
karyawan yang
mengikuti
karyawan
100% 80 80
1,85 1,5
Kehandalan
teknologi
informasi
Jumlah
komputer on
line
10 unit 10 unit 100
5,63 5,6
Peningkatan
kepuasan
dan motivasi
karyawan
Indeks kepuasan
karyawan
4 3,76 94 1,45 1,4
Indeks motivasi
karyawan
4 3,86 96 0,84 0,8
Total 14 13,5
Total Skor Balanced Scorecard 119,5
Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 17 indikator kinerja diketahui
11 indikator tercapai sedangkan 6 indikator lainnya tidak tercapai.
Sehingga pencapaian kinerja adalah sebesar 64,7 persen. Nilai tersebut
mempunyai arti bahwa pencapaian kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang
61
berada dalam kiteria baik. Perhitungan skor BSC dapat dilihat pada
lampiran 5.
4.4.3 Inisiatif Strategi
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 16, dapat diketahui
kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang tahun 2010 pada tiap perspektif
BSC. Kinerja pespektif keuangan menunjukkan kinerja yang baik dengan
hampir seluruh target pada masing-masing sasaran strategis tercapai.
Namun untuk sasaran strategis efisiensi biaya operasional tidak tercapai.
Hal ini terjadi karena bertambahnya jumlah tenaga kerja dan lainnya
terkait dengan fasilitas perusahaan. Sehingga perusahaan perlu
melakukan penghematan biaya operasional dan meningkatakan efisiensi
biaya operasional yang dikeluarkan. Tabel 17 menunjukkan rangkuman
inisiatif strategi pada PT BMI Tbk Cabang Serang.
Tabel 17. Inisiatif Strategi PT BMI Tbk Cabang Serang
Perspektif Permasalahan Indikator Inisiatif Strategi
Keuangan Biaya operasional
yang tinggi
Tidak
tercapainya
efisiensi
biaya
operasional
Efisiensi biaya
operasional
Bisnis
Internal
Waktu antrian
dan layanan
transaksi yang
lebih lambat dari
target
Terjadi
penumpukan
saat waktu
antrian
Melakukan sistem
antrian yang lebih
baik
Pembelajaran
dan
pertumbuhan
Kepuasan
karyawan yang
tidak sesuai
target
Indeks
kepuasan di
bawah target
Melakukan
meningkatkan
indikator kepuasan
karyawan yang
kurang
Jumlah peserta
pelatihan
karyawan
Tidak
tercapainya
jumlah
karyawan
yang
mengikuti
pelatihan
Dilakukan transfer
informasi kepada
karyawan yang
tidak hadir karena
sakit atau cuti serta
dilakukan
pengetatan aturan
perijinan pelatihan
Pada perspektif bisnis internal, target sasaran strategis efisiensi
proses operasi tidak tercapai hal ini terlihat dari waktu antrian dan
62
layanan transaksi yang lebih lama dari target yang tercantum dalam
standar operasi posedur. Oleh karena itu perusahaan perlu meningkatkan
layanan pada teller. Peningkatan layanan waktu antrian dapat dilakukan
dengan melakukan kajian sistem antrian. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan indikator kinerja yang tidak tercapai yaitu indikator
kepuasan dan motivasi karyawan serta jumlah perserta yang mengikuti
pelatihan yang diadakan. Perusahaan perlu memperhatikan kepuasan
karyawan yang bekerja terutama pada indikator gaji yang diterima oleh
karyawan. Hal ini karena karyawan merupakan aset berharga perusahaan.
Sementara untuk meningkatkan jumlah karyawan yang mengikuti
pelatihan PT BMI Tbk Cabang Serang perlu melakukan pengetatan
aturan terkait perijinan atau melakukan transfer informasi kepada
karyawan yang tidak ikut karena sakit oleh karyawan yang mengikuti
pelatihan agar semua karyawan memiliki kompetensi yang sama.
Berikut.
63
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT BMI Tbk Cabang Serang
dapat disimpulkan bahwa:
1a. Rancangan pengkuran kinerja diawali dengan penentuan sasaran strategis
pada masing masing-masing perspektif. Sasaran strategis keuangan terdiri
atas peningkatan aset, peningkatan laba, peningkatan pembiayaan, efisiensi
biaya operasional, peningkatan penerimaan, dan penurunan NPF. Sasaran
strategis perspektif pelanggan terdiri atas peningkatan kepuasan nasabah,
pendalaman nasabah, dan peningkatan jumlah nasabah. Perspektif proses
bisnis internal memiliki sasaran strategis efisiensi proses operasi dan
peningkatan sarana dan prasarana pelayanan. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan meliputi peningkatan kompetensi karyawan, kehandalan
teknologi dan informasi, dan peningkatan kepuasan dan motivasi kerja
karyawan.
1b. Ukuran hasil pencapaian sasaran strategis pada perspektif keuangan terdiri
atas penurunan biaya operasional, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK),
meningkatnya laba, pertumbuhan jumlah pembiayaan, pertumbuhan aset,
dan berkurangnya NPF. Sedangkan pada perspetif pelanggan ukuran hasil
ditunjukkan oleh indeks kepuasan nasabah, peningkatan jmlah produk
unggulan, dan pertumbuhan jumlah rekening nasabah. Keberhasilan
perspektif bisnis internal meliputi efisiensi waktu antrian dan transaksi
serta peningkatan jumlah layanan kantor kas. Ukuran hasil perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan ditunjukkan oleh frekuensi pelatihan,
karyawan yang mengikuti pelatihan, dan jumlah komputer yang on line.
2. Pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC dihasilkan skor sebesar 64,7
persen. Skor tesebut diperoleh dari perbandingan jumlah sasaran strategis
yang berhasil dengan total sasaran strategis. Tercatat terdapat 11 sasaran
strategis yang tercapai dari 17 sasaran strategis secara keseluruhan. Skor
tersebut menunjukkan bahwa kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang dalam
64
kategori baik. Namun demikian masih ada indikator kinerja yang belum
optimal pada masing-masing perspektif terutama pada perspektif bisnis
internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini antara lain:
1. Perlu dilakukan penelitian mengenai sistem antrian PT BMI Tbk Cabang
Serang sehingga memberikan kondisi yang aktual mengenai solusi antrian
yang terjadi di PT BMI Tbk Cabang Serang.
2. Perlu sistem yang terkomputerisasi mengingat penelitian dilakuan secara
manual sehingga hasil penelitian dapat mudah dipahami dengan cepat.
3. Penggunaan BSC sebagai alat pengukuran kinerja di PT BMI tidak hanya
digunakan pada PT BMI Tbk Cabang Serang saja tapi juga perlu digunakan
di cabang lain atau di pusat.
65
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 2008. Perancangan Strategi dengan Balanced Scorecard pada PT BRI
Cabang Garut. Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Bank Indonesia.2010. Statistik Perbankan Syariah. Bank Indonesia, Jakarta
Choeriah, Siti. 2008. Pengukuran Kinerja Pada PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Bogor dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manejemen.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
David, F. R. 2006. Manajemen Strategik. Konsep (Terjemahan). Salemba Empat,
Jakarta.
Dirgantoro, C. 2004. Manajemen Strategik. Konsep, Kasus, dan Implementasi.
PT Grasindo, Jakarta.
Fawzi, Veithzal Rivai Ahmad. 2005. Peformance Appraisal. Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Furry. 2009. Evaluasi Kinerja dengan Pendekatan pada PT BTN (Persero) Cabang
Bogor. Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Garpersz, V. 2003. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi. Balanced Scorecard
dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Imelda, RHN. 2004. Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Publik.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 6(2) : Hlm 106-122.
Indonesian Quality Award Foundation. 2007. Malcom Baldrige Criteria for
Performance Exellence 2007. Indonesian Quality Award Foundation,
Jakarta.
John A. Pearce and R. B. Robinson. 2000. Strategic Management. Ninth edition.
Mc Graw-Hill. America.
Kaplan, R. S dan D. P. Norton.1996. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi (Terjemahan). Erlangga, Jakarta.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manjemen Kontemporer Untuk
Pelipatganda Kinerja Keungan Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta.
Rangkuti, F. 2003. Measuring Costumer Satisfaction. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
66
Umar, H. 2001. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Yuwono et al., 2007. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju
Organisasi yang Berfokus pada Strategi. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
67
Lampiran 1. Kuesioner survei kepuasan nasabah tabungan dan nasabah debitur
SURVEI KEPUASAN NASABAH
RANCANGAN DAN EVALUASI KINERJA PT BANK MUAMALAT
INDONESIA Tbk CABANG SERANG DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD
Kepada Responden yang Terhormat
`Dalam rangka menyelesaikan studi tugas akhir program sarjana di
Departemen Manejemen, Fakultas Ekonomi dan Manjemen, Institut Pertanian
Bogor, diperlukan dukungan dari Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk mengisi kuesioner
ini.
Kuesioner ini diedarkan untuk mengetahui kepuasan nasabah atas
pelayanan PT BMI Tbk Cabang Serang sebagai bagian dari perspektif pelanggan
dalam Balanced Scorecard. Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara(i) meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Masukan
dan informasi yang jujur, benar dan akurat sangat diharapkan, agar informasi
ilmiah yang disajikan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
berguna bagi peningkatan mutu produk dan layanan PT BMI Tbk Cabang Serang.
Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara(i) berikan tidak akan berpengaruh terhadap
hubungan anda dengan pihak PT BMI Tbk karena kuesioner ini semata mata
untuk kepentingan ilmiah.
Terimaksih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini
Ade Gustika
NIM : H24062674
Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan penelitian semata
I. UMUM
a. KARAKTERISTIK RESPONDEN (Petunjuk : Berikan tanda √ pada
jawaban Anda)
1. Jenis Kelamin
1. Pria 2. Wanita
2. Pendidikan Terakhir
1. SD/SMP 3. Diploma 5. Pasca sarjana(S2/S3)
2. SMA 4. Sarjana
3. Pekerjaan
1. Pelajar 4. PNS 7. Lainnya, sebutkan........................
2. Mahasiswa 5. Pegawai BUMN
3. Wirausaha 6. Pegawai Swasta
4. Pengeluaran per bulan
1. ˂ Rp 1.000.000 3. Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000
2. Rp 2.000.000-Rp 4.000.000 4. ≥ Rp 4.000.000, sebutkan………
68
II. Khusus
b. DIMENSI MUTU JASA
Petunjuk pada atribut kepuasan mutu jasa: terhadap setiap pertanyaan,
Anda dimohon memberikan tanda pada salah satu kotak pilihan yang telah
disediakan, sesuai dengan pandangan Anda sebagai nasabah PT BMI Cabang
Serang.
Alternatif Jawaban:
1 = sangat tidak setuju
2 = kurang setuju
3 = cukup setuju
4 = setuju
5 = sangat setuju
No Atribut Pelayanan
Alternatif
Jawaban
1 2 3 4 5
Reability (Keandalan)
1 Ketelitian dan keakuratan teller dalam pelayanan
2 Pengetahuan dan keterampilan teller dalam
melayani nasabah
3 Transparansi biaya dan perolehan bagi hasil
simpanan
Responsiveness (Cepat Tanggap)
4 Kecepatan dan ketanggapan teller dalam pelayanan
transaksi
5 Kecepatan dan ketanggapan customer service dalam
meyelesaikan keluhan nasabah
6 Kecepatan waktu tunggu dalam proses antrian
Assurance (Jaminan)
7 Kesopanan dan keramahan front liner dalam
melayani nasabah
8 Kemampuan komunikasi karyawan front liner
9 Kepercayaan nasabah terhadap bank
Empathy (Empati)
10 Kesediaan dalam memberikan informasi kepada
nasabah
11 Sikap teller dalam melayani nasabah
12 Perhatian teller terhadap nasabah
Tangible (Kasat Mata)
13 Penampilan karyawan rapih dan menarik
14 Kenyamanan ruang antrian
15 Lokasi bank yang strategis
69
Lampiran 2. Kuesioner survei kepuasan dan motivasi kerja
SURVEI KEPUASAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN
RANCANGAN DAN EVALUASI KINERJA PT BANK MUAMALAT
INDONESIA Tbk CABANG SERANG DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD
Kepada Responden yang Terhormat
Dalam rangka menyelesaikan studi tugas akhir program sarjana di
Departemen Manejemen, Fakultas Ekonomi dan Manjemen, Institut Pertanian
Bogor, diperlukan dukungan dari Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk mengisi kuesioner
ini.
Kuesioner ini diedarkan untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan PT
BMI Cabang Serang sebagai bagian dari perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran dalam Balanced Scorecard. Untuk itu saya sangat mengharapkan
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i) meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Masukan dan informasi yang jujur, benar dan akurat sangat diharapkan, agar
informasi ilmiah yang disajikan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dan
dapat berguna bagi peningkatan mutu produk dan layanan BMI Cabang Serang.
Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara(i) berikan tidak akan berpengaruh terhadap
hubungan anda dengan pihak BMI karena kuesioner ini semata mata untuk
kepentingan ilmiah.
Terimaksih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini
Ade Gustika
NIM : H24062674
Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan penelitian semata
III. UMUM
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN (Petunjuk : Berikan tanda √ pada
jawaban Anda)
1. Jenis Kelamin
1. Pria 2. Wanita
2. Pendidikan Terakhir
1. SD &SMP 3. Diploma 5.Pasca Sarjana S2/S3
2. SMA 4. Sarjana
3. Lama bekerja
1. ˂ 1 tahun 3. 1,1-2 tahun 5. Lainnya, sebutkan....................
2. 2,1-3 tahun 4. 3,1-5tahun
4. Pengeluaran per bulan
1. ˂ Rp 1.000.000 3. Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000
2. Rp 2.000.000-Rp 4.000.000 4. ˃Rp4.000.000, sebutkan…............….
No:
70
5. Status karyawan
1. Pegawai tetap 2. On job training 3. Kontrak
6. Jumlah tanggungan keluarga
1. ˂ 3 orang 3. ˃ 5 orang, sebutkan………….........
2. 3-5 orang
7. Jabatan dalam perusahaan :……………………………….…
No telepon yang dapat dihubungi :……………………...........
II. KHUSUS
B. DIMENSI KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KARYAWAN
Petunjuk pada atribut kepuasan mutu jasa: terhadap setiap pertanyaan,
Anda dimohon memberikan tanda pada salah satu kotak pilihan yang telah
disediakan, sesuai dengan pandangan Anda sebagai karyawan PT BMI Cabang
Serang.
Alternatif Jawaban:
1 = sangat tidak setuju
2 = kurang setuju
3 = cukup setuju
4 = setuju
5 = sangat setuju
NO Atribut atribut kepuasan kerja
dan motivasi karyawan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
Atribut Kepuasan Karyawan
1
Saya merasa puas dengan gaji
yang diterima saat ini dan dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari
2
Saya merasa puas dengan bonus
dan insentif yang diberikan
perusahaan
3
Saya merasa puas dengan
tunjangan kesehatan yang
diberikan perusahaan
4
Saya merasa puas dengan sistem
perlindungan perusahaan
terhadap karyawannya dengan
menggunakan K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja)
5
Saya merasa puas karena
perusahaan memberikan
kepastian kerja pada jabatan
saya (jam kerja, deskripsi
pekerjaan dan spesifikasi
pekerjaan)
6
Saya merasa puas dengan
penilaian kinerja karyawan yang
dilakukan perusahaan
71
NO Atribut atribut kepuasan kerja
dan motivasi karyawan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
7
Saya merasa puas dengan
peraturan penggunaan fasilitas
perusahaan
8
Saya merasa puas dengan
kenyamanan dan kebersihan
tempat kerja saya
9 Saya merasa puas dengan tingkat
kebisingan yang tidak
mengganggu kegiatan kerja
10 Saya merasa puas dengan
penataan interior kantor
11 Hubungan saya erat dengan
atasan saya
12 Atasan saya selalu memberikan
bimbingan dalam pekerjaan
13
Hubungan saya erat dengan
rekan kerja dari bagian yang
berbeda
14
Hubungan saya erat dengan
rekan kerja dari bagian yang
sama
15 Sesama rekan kerja kami saling
membantu dalam hal pekerjaan
Atribut Motivasi Karyawan
16
Saya merasa termotivasi dengan
adanya promosi jabatan yang
jelas
17 Saya merasa termotivasi dengan
adanya perkembangan karir yang
deberikan perusahaan
18 Saya berusaha memberikan hasil
yang terbaik utuk perusahaan
19
Saya merasa termotivasi dengan
adanya pemberian tunjangan dan
bonus
20
Saya merasa tertantang karena
perusahaan memberikan
kesempatan untuk
menyelesaikan sendiri pekerjaan
yang besar
21
Saya merasa termotivasi stelah
mendapatkan penghargaan atau
pujian dari pimpinan
72
NO Atribut atribut kepuasan kerja
dan motivasi karyawan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
22
Saya termotivasi karena atasan
saya sering memperhatikan ide
(gagasan) saya
23
Saya merasa pekerjaan saya
memberikan peluang untuk
berkembang dan menggunakan
keahlian yang dimiliki
24
Saya berusaha menyelesaikan
pekerjaan saya dengan maksimal
dan tepat waktu
25
Saya memiliki dorongan yang
kuat untuk bekerja lebih keras
untuk mencapai tujuan
perusahaan
26
Saya bersedia menerima sanksi
apabila secara nyata melakukan
kesalahan dan bersedia untuk
memperbaikinya
27
Saya memilki kesetiaan
(loyalitas) yang tinggi pada
perusahaan
28
Saya bersedia mengikuti
pelatihan yang diberikan utnuk
peningkatan keterampilan
karyawan
29
Saya bersedia ditempatkan di
kantor lain dalam rangka
perkembangan perusahaan
30
Saya bersedia mengikuti kursus
di luar jam kantor untuk
meningkatkan kemampuan
dalam menyelesaikan pekerjaan
73
Lampiran 3. Kuesioner pembobotan BSC
RANCANGAN DAN EVALUASI KINERJA PT BANK MUAMALAT
INDONESIA Tbk CABANG SERANG DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD
Kepada responden yang terhormat
Saya Ade Gustika (H24062674), Mahasiswa Depertemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, yang sedang
melakukan penelitian di PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Serang,
memerlukan partisipasi Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.
Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner secara lengkap dan benar agar informasi ilmiah yang disajikan
dapat dipertanggungjawabkan dan berguna bagi peningkatan pelayanan PT Bank
Muamalat Indonesia Cabang Serang. Diharapkan responden membaca terlebih
dahulu petunjuk pengisian yang diberikan. Informasi yang diterima dari kuesioner
ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis.
Atas perhatian Bapak/ Ibu saya mengucapkan terimaksih.
DATA RESPONDEN
Nama :………………………………….
Jabatan :………………………………….
Tanda tangan :………………………………….
74
Tujuan
Menentukan bobot nilai perbandingan berpasangan antara 2 faktor
(horizontal-vertikal) berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruhnya terhadap
kinerja perusahaan
Petunjuk Umum
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden
2. Responden diharapkan melakukan pengisian kuesioner pada satu waktu
untuk menghindari inkonsistensi atar jawaban.
3. Jawaban merupakan pendapat pribadi masing-masing responden, sehingga
memungkinkan terjadi perbedaan pendapat dengan responden lain ataupun
dengan penelitian
Petunjuk Pengisian
1. Bapak/Ibu diminta untuk mengisikan bobot untuk masing-masing faktor
dengan membandingkan secara berpasangan pada faktor yang tersedia
pada tabel berdasarkan derjat pengaruhnya terhadap kinerja pada PT Bank
Muamalat Indonesia Cabang Serang.
2. Penilain ini dilakukan dengan menggunakan skala ordinal, melalui aspek
derjat kepentingan. Berikut ini adalah definisi dari setiap skala derajat
kepentingan.
Nilai Skala Derajat
Kepentingan Definisi
1 Sama Penting suatu unsur dianggap dianggap memiliki
tingkat kepentingan yang sama
2 Tidak Penting suatu unsur dianggap tidak penting
dibandingkan dengan unsur yang menjadi
pembandingnya
3 Kurang Penting suatu unsur dianggap kurang penting jika
dibandingkan dengan unsur perbandingnya
4 Lebih Penting suatu unsur dianggap lebih penting
dibandingkan dengan unsur pembandingnya
5 Sangat Penting suatu unsur sangat penting dibandingkan
dengan unsur pembandingnya
Kebalikannya Bila nilai-nilai di atas dianggap membandingkan antara elemen
A dan B, maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, …, 1/5)
digunakan untuk membandingkan kepentingan B terhadap A
75
Contoh:
Alternatif A B C D
A 5 1 2
B 1/5 4
C 3
D
Alternatif A Sangat penting dari alternatif B, maka diberi nilai 5
Alternatif A sama penting dari alternatif C, maka diberi nilai 1
Alternatif A tidak penting dari alternatif D, maka diberi nilai 2
Alternatif B sangat tidak penting dari alternatif C, maka diberi nilai 1/5
Alternatif B lebih penting dari alternatif D, maka diberi nilai 4
Alternatif C kurang penting dari alternatif D, maka diberi nilai 3
A. Penentuan Bobot Perspektif Balanced Scorecard
Balanced Scoredcard sebagai pengukuran kinerja memilki empat
perspektif yang merupakan variabel utama dalam penelitian ini, yaitu:
1. Perspektif keuangan, berkaitan dengan laba, biaya dan indikator
keuangan lainya
2. Perspektif pelanggan berkaitan kepuasan pelanggan
3. Perspektif proses bisnis internal, berkaitan dengan proses kegiatan
usaha
4. Perspektif petumbuhan dan pembelajaran yaitu terkait dengan
kemampuan karyawan dan tekhologi perusahaan.
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara
suatu perspektif dengan perspektif lainnya
Alter
natif
Perspe
ktif
Keuangan
(F)
Perspekti
f pelangggan
(C)
Perspekti
f proses
bisnis
internal
(I)
Perspektif
pertumbuhan
&
pembelajaran
(G)
F
C
I
G
76
B. Penentuan Bobot Sasaran Strategis
1. Pespektif keuangan (F)
Perspektif keuangan memiliki tiga prioritas sasaran strategis
yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. F1 Peningkatan Aset
2. F2 Efesiensi biaya operasional
3. F3 Peningkatan penerimaan
4. F4 Peningkatan laba
5. F5 Peningkatan jumlah pembiayaan
6. F6 Penurunan NPF
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif
antara suatu perspektif dengan perspektif lainnya.
Alter
natif
F1 F2 F3 F4 F5 F6
F1
F2
F3
F4
F5
F6
2. Perspektif pelanggan (C)
Perspektif pelanggan memiliki tiga prioritas sasaran strategis
yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. C1 Peningkatan kepuasan nasabah
2. C2 Pendalaman nasabah potensial
3. C3 Peningkatan jumlah nasabah
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif
antara suatu perspektif dengan perspektif lainnya.
Alternatif C1 C2 C3
C1
C2
C3
77
3. Perspektif bisnis internal
Perspektif bisnis internal memiliki dua prioritas sasaran strategis
yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. I1 Efisiensi proses operasi
2. I2 Peningkatan sarana prasarana layanan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif
antara suatu perspektif dengan perspektif lainnya
Alternatif I1 I2
I1
I2
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki tiga
prioritas sasaran strategis yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. G1 Peningkatan kualitas dan kompetensi karyawan
2 G2 Kehandalan teknologi dan informasi
2. G3 Peningkatan kepuasan dan motivasi karyawan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif
antara suatu perspektif dengan perspektif lainnya.
Alternatif G1 G2 G3
G1
G2
G3
78
C. Pembobotan Ukuran Hasil
1. Perspektif Bisnis Internal
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sasaran strategis
peningkatan mutu pelayanan memiliki dua prioritas ukuran hasil yang
perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. B11 Efesiensi antrian
2. B12 Efisiensi waktu transaksi
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif
antara suatu perspektif dengan perspektif lainnya
Alternatif B11 B12
B11
B12
3. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sasaran startegis
Peningkatan kualitas dan kompetensi karyawan memiliki dua prioritas
ukuran hasil yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. G11 Frekuensi Pelatihan
2. G12 Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif
antara suatu perspektif dengan perspektif lainnya
Alternatif G11 G12
G11
G12
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sasaran startegis
Peningkatan kepuasan dan motivasi karyawan memiliki dua prioritas
ukuran hasil yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. G13 Kepuasan Karyawan
2. G14 Motivasi Karyawan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif
antara suatu perspektif dengan perspektif lainnya
Alternatif G13 G14
G13
G14
79
Lampiran 4. Perhitungan penetapan target ukuran hasil sasaran strategis perspektif
BSC pada PT. BMI Tbk Cabang Serang
Target dikonversi kedalam persen dengan membandingkan target tahun 2010
terhadap keadaan keuangan tahun 2009 sehingga diperoleh sebagai berikut
Tahun 2009
Target Tahun
2010
Aset 100% 150%
BOPO 100% 89%
DP3 100% 118%
Laba 100% 222%
Pembiayaan 100% 116%
Pendalaman Nasabah 100% 110,2%
Peningkatan jumlah
nasabah 100% 110,5%
Tahun 2009
Target Tahun
2010
Aset 56.560.645.941,17 84.904.000.000,00
BOPO 0,94 0,84
DP3 53.551.893.467,14 63.100.000.000,00
Laba 649637540,68 1.439.000.000,00
Pembiayaan 69.974.310.700,18 81.000.000.000,00
Pendalaman Nasabah 299 329
Peningkatan jumlah
nasabah 18477 20325
80
Lampiran 5. Perhitungan pembobotan BSC, pencapian target, dan skor
Sasaran Strategis Ukuran hasil Target
Realisasi
2010
Pencapain
Target
Bobot
(%)
Skor
(%)
Perspektif Keuangan (33,5% )
Efisiensi biaya
operasional (24,5%)
Penurunan biaya
operasional 89% 97% 93 8,21 8,0
Peningkatan
penerimaan (16%)
Pertumbuhan
dana pihak ketiga 118% 339% 287 5,36 15,4
Peningkatan laba
(12,7%)
Meningkatnya
laba 222% 345% 156 4,25 6,6
Peningkatan
pembiayaan (8,3%)
Pertumbuhan
jumlah
pembiayaan
116% 129% 111 2,78 3,1
Peningkatan Aset
(30,5%)
Pertumbuhan aset
perusahaan 150% 325% 217 10,22 22,2
Penurunan NPF (7,8%) Berkurangnya
NPF 2,5% 2,18% 115 2,61 3
Total 33,5 53,3
Perspektif Pelanggan (33,9%)
Peningkatan kepuasan
(57,6%)
Indeks kepuasan
nasabah 4 4,12 103 19,53 20,1
Pendalaman nasabah
(26,7%)
Peningkatan
jumlah produk
dana unggulan
110,2% 125,75% 114 9,05 10,3
Peningkatan jumlah
nasabah (15,8%)
Pertumbuhan
rekening nasabah 110,5% 127,34% 115 5,36 6,2
Total 33,9 36,6
Perspektif Bisnis Internal (18,6%)
Efisiensi proses operasi
(80%)
Efisiensi antrian
(69,6%) 1,5
menit 3,34 menit 45 10,36 4,7
Efisiensi transaksi
(30,4%)
1,5
menit 2,24 menit 61 4,52 2,8
Peningkatan sarana dan
prasarana layanan
(20%)
Peningkatan
jumlah kantor kas 2 2 100 3,72 3,7
Total 18,6 11,2
Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran (14%)
Peningkatan kompetensi
karyawan (43,5%)
Frekuensi
pelatihan (69,6%) 4 4 100 4,24 4,2
Jumlah karyawan
yang mengikuti
karyawan (30,4%) 100% 80 80 1,85 1,5
Kehandalan teknologi
informasi (40,2%)
Jumlah komputer
on line 10 unit 10 unit 100 5,63 5,6
Peningkatan kepuasan
dan motivasi karyawan
(16,3%)
Indeks kepuasan
karyawan (63,4%) 4 3,76 94 1,45 1,4
Indeks motivasi
karyawan (36,6%) 4 3,86 96 0,84 0,8
Total 14 13,5
Total Skor Balanced Scorecard 119,5
81
Lanjutan lampiran
1. Pencapaian target didapat dari perbandingan antara realisasi kinerja dengan
targetkan
2. Pembobotan didapat dengan melakukan mengalikan antara bobot perspektif
BSC, sasaran strategis dan ukuran hasil. Untuk sasaran strategis yang hanya
mempunyai satu ukuran hasil maka bobot ukuran hasil sama dengan bobot
sasaran strategis. Bobot tesebut didapat berdasarkan hasil survei dan analisis
dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice.
3. Skor didapat dengan cara mengalikan antara pencapian target dengan bobot.
Berikut hasil pengolahan dengan Expert Choice
82
Lanjutan lampiran 5
83
Lampiran 6 . Hasil uji validitas dan reliabilitas pertanyaan kuesioner kepuasan
nasabah
Uji Validitas Pertanyaan
Correlation
total
item no.1 Pearson
Correlation
.624**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.2 Pearson
Correlation
.783**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.3 Pearson
Correlation
.646**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.4 Pearson
Correlation
.775**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.5 Pearson
Correlation
.634**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.6 Pearson
Correlation
.560**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.7 Pearson
Correlation
.647**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
84
item no.8 Pearson
Correlation
.787**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.9 Pearson
Correlation
.648**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.10 Pearson
Correlation
.745**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.11 Pearson
Correlation
.778**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.12 Pearson
Correlation
.708**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.13 Pearson
Correlation
.538**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.14 Pearson
Correlation
.617**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
item no.15 Pearson
Correlation
.573**
Sig. (2-tailed) .000
N 100
85
Uji Realibilitas Pertanyaan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.911 15
Keputusan :
Nilai koefisien reliabilitas di atas ( Cronbach's Alpha ) adalah 0,911. Sesuai
kriteria, nilai ini sudah > 0,60, maka hasil data hasil angket memiliki tingkat
reliabilitas yang baik (instrumen pertanyaan reliabel), atau dengan kata lain data
hasil angket dapat dipercaya.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item no.1 57.6100 47.210 .561 .906
item no.2 57.7600 44.770 .736 .900
item no.3 57.8900 45.614 .568 .907
item no.4 57.6900 45.327 .730 .900
item no.5 57.8400 46.600 .566 .906
item no.6 57.8800 47.198 .479 .909
item no.7 57.3400 46.792 .585 .905
item no.8 57.6700 45.213 .745 .900
item no.9 57.3800 46.844 .586 .905
item no.10 57.6900 45.509 .695 .902
item no.11 57.4900 46.313 .741 .901
item no.12 57.6300 46.478 .656 .903
item no.13 57.3700 48.235 .469 .909
item no.14 57.3700 47.852 .560 .906
item no.15 57.6100 46.564 .485 .910
86
Lampiran 7 . Hasil uji validitas dan reabilitas pertanyaan kuesioner kepuasan dan
motivasi kerja karyawan
Uji Validitas Pertanyaan
Correlation
total
item no.1 Pearson
Correlation
.133
Sig. (2-tailed) .023
N 18
item no.2 Pearson
Correlation
.186
Sig. (2-tailed) .032
N 18
item no.3 Pearson
Correlation
.127
Sig. (2-tailed) .045
N 18
item no.4 Pearson
Correlation
.319
Sig. (2-tailed) .007
N 18
item no.5 Pearson
Correlation
.490*
Sig. (2-tailed) .039
N 18
item no.6 Pearson
Correlation
.602**
Sig. (2-tailed) .008
N 18
item no.7 Pearson
Correlation
.761**
Sig. (2-tailed) .000
N 18
item no.8 Pearson
Correlation
.678**
Sig. (2-tailed) .002
N 18
87
item no.9 Pearson
Correlation
.219
Sig. (2-tailed) .022
N 18
item
no.10
Pearson
Correlation
.761**
Sig. (2-tailed) .000
N 18
item
no.11
Pearson
Correlation
.900**
Sig. (2-tailed) .000
N 18
item
no.12
Pearson
Correlation
.788**
Sig. (2-tailed) .000
N
18
item
no.13
Pearson
Correlation
.839**
Sig. (2-tailed) .000
N 18
item
no.14
Pearson
Correlation
.680**
Sig. (2-tailed) .002
N 18
item
no.15
Pearson
Correlation
.539*
Sig. (2-tailed) .021
N 18
item
no.16
Pearson
Correlation
.566*
Sig. (2-tailed) .014
N 18
item
no.17
Pearson
Correlation
.499*
Sig. (2-tailed) .035
N 18
item
no.18
Pearson
Correlation
.670**
88
Sig. (2-tailed) .002
N 18
item
no.19
Pearson
Correlation
.077
Sig. (2-tailed) .017
N 18
item
no.20
Pearson
Correlation
.580*
Sig. (2-tailed) .012
N 18
item
no.21
Pearson
Correlation
-.088
Sig. (2-tailed) .018
N 18
item
no.22
Pearson
Correlation
.729**
Sig. (2-tailed) .001
N 18
item
no.23
Pearson
Correlation
.471*
Sig. (2-tailed) .049
N 18
item
no.24
Pearson
Correlation
.552*
Sig. (2-tailed) .018
N 18
item
no.25
Pearson
Correlation
.537*
Sig. (2-tailed) .022
N 18
item
no.26
Pearson
Correlation
.640**
Sig. (2-tailed) .004
N 18
item
no.27
Pearson
Correlation
.525*
Sig. (2-tailed) .025
N 18
89
item
no.28
Pearson
Correlation
.497*
Sig. (2-tailed) .036
N 18
item
no.29
Pearson
Correlation
.363
Sig. (2-tailed) .016
N 18
item
no.30
Pearson
Correlation
.463
Sig. (2-tailed) .033
N 18
90
Uji Realibilitas Pertanyaan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.888 30
:
Nilai koefisien reliabilitas di atas ( Cronbach's Alpha ) adalah 0,888. Sesuai
kriteria, nilai ini sudah > 0,60, maka hasil data hasil angket memiliki tingkat
reliabilitas yang baik (instrumen pertanyaan reliabel), atau dengan kata lain data
hasil angket dapat dipercaya.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item no.1 57.6100 47.210 .561 .906
item no.2 57.7600 44.770 .736 .900
item no.3 57.8900 45.614 .568 .907
item no.4 57.6900 45.327 .730 .900
item no.5 57.8400 46.600 .566 .906
item no.6 57.8800 47.198 .479 .909
item no.7 57.3400 46.792 .585 .905
item no.8 57.6700 45.213 .745 .900
item no.9 57.3800 46.844 .586 .905
item no.10 57.6900 45.509 .695 .902
item no.11 57.4900 46.313 .741 .901
item no.12 57.6300 46.478 .656 .903
item no.13 57.3700 48.235 .469 .909
item no.14 57.3700 47.852 .560 .906
item no.15 57.6100 46.564 .485 .910