efektivitas pola kemitraan dalam kerjasama bank muamalat...
TRANSCRIPT
Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat Indonesia
dengan Mega Life Cabang Syari’ah dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh:
SRI FADHILAH
106046101697
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
EFEKTIVITAS POLA KEMITRAAN DALAM KERJASAMA BANK MUAMALAT
INDONESIA DENGAN MEGA LIFE CABANG SYARI’AH DALAM
MENGEMBANGKAN SHARIA MEGA COVERS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
SRI FADHILAH
NIM: 106046101697
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ NIP. 195607121981031003 NIP.196905282008012010
K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H
PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1431 H / 2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank
Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari’ah dalam
Mengembangkan Sharia Mega Covers” telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 01
Februari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 01 Februari 2011
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM.
NIP: 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
1. Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM (………………….)
NIP: 195505051982031012
2. Sekretaris : Mu‟min Rauf, S.Ag., M.A (………………….)
NIP: 150281979
3. Pembimbing I : Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd (………………….)
NIP: 195607121981031003
4. Pembimbing II : Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ (………………….)
NIP: 196905282008012010
5. Penguji I : Dr. H. Umar Al Hadad, M.Ag (………………….)
NIP: 1968090419940110
6. Penguji II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si (………………….)
NIP:198110132008011006
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 27 Shafar 1432 H
01 Februari 2011 M
SRI FADHILAH
ABSTRAK
SRI FADHILAH NIM 106046101697. Efektivitas Pola Kemitraan Bank Muamalat
Dengan Mega Life Cabang Syari‟ah Dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers.
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H /
2010 M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas dalam kerjasama yang
dilakukan oleh Bank Muamalat dengan Mega Life Cabang Syari‟ah dan mengetahui
manfaat yang diperoleh dari kerjasama tersebut bagi kedua belah pihak. Pada
penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh langsung dari data-data dan
wawancara dari kedua belah pihak mulai tanggal 28 September 2010 sampai dengan
30 November 2010. Sedangkan untuk metode analisis yang penulis gunakan adalah
metode analisis deskriptif kualitatif dengan model Spradley, yaitu dengan metode
purposive sampling dan snowball sampling.Dari hasil penelitian ini dapat diketahui
bahwa adanya ketidakefektifan dalam kerjasama ini karena sasaran/target dan tujuan
dari kerjasama ini belum tercapai, yaitu tidak tercapainya target nasabah yang
dipengaruhi oleh penambahan biaya administrasi pada produk Shar-E. Selain itu,
pada tahun 2009 penjualan terhenti selama 3 (tiga) bulan karena ada perubahan
system IT baru pada Bank Muamalat dan kerjasama ini belum diperpanjang dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun.
Pembimbing I : Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP. 195607121981031003
Pembimbing II : Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ
NIP. 196905282008012010
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya,
shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya,
Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul “Efektivitas Pola
Kemitraan Dalam Kerjasama Bank Muamalat Indonesia Dengan Mega Life Cabang
Syari‟ah Dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers”, maka penulis ingin
mengucapkan terima kasih terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,
Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ, Dosen
Pembimbing I dan II atas segenap waktu, motivasi, pengarahan dan kesabarannya
dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang telah
didapat oleh penulis dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
5. Ayahanda tercinta Bapak Sumanta, A.Ma dan Ibunda tersayang Ibu Aryati,
karena doa, kesabaran, kasih sayang dan motivasi yang diberikan kepada penulis,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga akhir. Emak, Abah, hatur nuhun
nya yang sebesar-besarnya, kasih sayangmu tak terhingga sepanjang masa. “Ya
Allah, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sejak
kecil…”amiiin.
6. Teruntuk kakak-kakakku yang sangat penulis cintai, yaitu Kakak, Teteh, T‟Muth,
K‟Ucup, dan K‟Ijal, terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil.
Adik-adikku yang cantik-cantik dan pinter-pinter, Icha, Iim, dan Zizah, terima
kasih atas do‟a yang diberikan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku di kampus UIN Na, Umi, Eka, Lia, Riri n Eti yang selalu
bersedia mendengarkan keluh kesah dan memberikan solusi yang paling baik
kepada penulis, serta untuk seluruh sahabat-sahabatku tercinta yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
8. Seluruh sahabat-sahabatku di HMB Jakarta, Neneng, Teny, Yoe2, Ari, Ipin,
Aang, terima kasih banyak atas motivasi dan do‟a yang diberikan kepada penulis
selama proses dalam menyusun skripsi ini, dan kawan-kawan HMb yang lain
yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu.
9. Segenap guru-guru, pengurus, dan anak-anak TPA Al-Muhajirun Komplek
Telkom, terima kasih yang sebesar-besarnya telah mengisi hari-hari dan
memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak Ahmad Sehu Ibrahim selaku Manager SalamMuamalat yang telah banyak
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi, “maaf ya pak udah banyak
ngerepotin bapak”.
11. Bapak Yan Edwinariel, SH dan bapak Ichwan Jufri, S.H.I selaku staff marketing
Mega Life Cabang Syari‟ah yang telah meluangkan waktunya hanya untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, serta segenap karyawan Mega
Life Cabang Syari‟ah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di Mega Life Cabang Syari‟ah.
12. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006,
terutama PSD 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di
perkuliahan.
13. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini
baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jazakumullahu Khairul Jaza.
Ciputat, 27 Shafar 1432 H
01 Februari 2011 M
SRI FADHILAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iv
DAFTAR TABEL…...……………………………………………………………..viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………......ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………...1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah…...……………...….7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..…………………………………………8
D. Review Studi Terdahulu………………………………………………...10
E. Kerangka Teori………………………………………………………….12
F. Kerangka Pemikiran…………………………………………………….16
G. Metodologi Penelitian…………………………………………………..17
H. Sistematika Penulisan………………………………………………...…20
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Efektivitas................................................................................................23
1. Pengertian Efektivitas…..……………………………………………23
2. Tolak Ukur Efektivitas………………………………………………27
B. Kemitraan……………………………………………………………….29
1. Pengertian Kemitraan………………………………………………..29
2. Jenis-jenis Mitra……………………………………………………..30
3. Hubungan Antar Mitra…………………………………….…………31
C. Kerjasama (Musyarakah)……………………………………………….33
1. Pengertian Kerjasama (Musyarakah)………………………………..34
2. Dasar Hukum Kerjasama (Musyarakah)…………………………….36
3. Jenis-jenis Musyarakah/ Syirkah………………………………….....37
4. Rukun dan Syarat Sahnya Kerjasama (Musyarakah)………………..40
D. Kerjasama bagi hasil (Mudharabah)…………………………………....43
1. Pengertian Mudharabah…………………………………………..…43
2. Landasan Syari‟ah………………………………………………...…44
3. Jenis-jenis Mudharabah……………………………...……………...45
4. Rukun Mudharabah…………………………………………………46
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………………….48
1. Metode dan Sifat Penelitian……………………………………….....48
2. Data Penelitian……………………………………………………….48
3. Populasi dan Sampel…………………………………………………49
4. Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data……………………….......50
5. Objek Penelitian……………………………………………...……...52
B. Analisis Data……………………………………………………………53
1. Metode Analisis Data………………………………………………..53
2. Analisis Sebelum di Lapangan………………………………………53
3. Analisis Selama di Lapangan Model Spradley………………………54
4. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………..57
BAB IV : GAMBARAN UMUM SHARIA MEGA COVERS DAN ANALISIS
EFEKTIVITAS KERJASAMA
A. Gambaran Umum Produk Sharia Mega Covers…………………….......64
1. Definisi Sharia Mega Covers………………………………………...64
2. Kenapa Sharia Mega Covers………………………………………...64
3. Sharia Mega Covers “Satu Shar-E Mega Fasilitas”……….…....…..65
4. Plan Sharia Mega Covers……………………………………...…….66
5. Manfaat Sharia Mega Covers………………………………………..70
6. Ketentuan Peserta Sharia Mega Covers……………………………...70
7. Ketentuan Seleksi Risiko Sharia Mega Covers……………………...71
8. Polis dan Ketentuan Lainnya………………………………………...73
9. Mulai dan Berakhirnya Asuransi…………………………………….73
10. Data Tambahan Dalam Aplikasi……………………………………74
11. Pengecualian……………………………………………...………...74
12. Mekanisme Klaim…………………………………………………..76
B. Pola dan Akad Kerjasama Produk Sharia Mega Covers………………..79
1. Pola Kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life
Cabang Syari‟ah……………………………………………...……...79
2. Akad Kerjasama…………………………………………………….. 80
C. Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers……………………81
1. Sasaran……………………………………………………………….81
2. Tujuan………………………………………………………………..82
3. Target Peserta Sharia Mega Covers………………………………….82
4. Manfaat Kerjasama bagi Kedua Belah Pihak………………………..83
D. Analisis Data Perkembangan Produk Sharia Mega Covers…………….84
1. Data Penerbitan Produk Sharia Mega Covers……………………….84
2. Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers…………………………...86
3. Perbandingan antara Penerbitan Kartu dengan Perolehan Peserta
Sharia Mega Covers………………………………………………….87
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan…………..…………………………………………...….....92
B. Saran………………………………………………………………….....94
DAFTAR PUSTAKA………………….…………………...………………………95
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1. Review Studi Terdahulu………….………...………..………10
2. Tabel 2.1. Berbagai Bentuk Syirkah dan Pandangan Ulama………..….40
3. Tabel 3.1. Analisis Domain Kerjasama Produk Sharia Mega Covers….55
4. Tabel 4.1. Kesimpulan Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega
Covers………………………………………………………………...…84
5. Tabel 4.2. Jumlah Penerbitan Paket Sharia Mega Covers…………..….84
6. Tabel 4.3. Jumlah Perolehan Peserta Sharia Mega Covers………..…...86
7. Tabel 4.4. Akumulasi Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers..……….87
8. Tabel 4.5. Persentase Jumlah Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers…88
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran..…………………………………….16
2. Gambar 2.1. Efisiensi dan Efektivitas dalam Manajemen………......…26
3. Gambar 2.2. Skema Musyarakah…………………………………........35
4. Gambar 2.3. Skema Mudharabah……..………………………………..46
5. Gambar 3.1. Analisis Taksonomi pada Kerjasama Sharia Mega
Covers…………………………………………………………………...56
6. Gambar 4.1. Grafik Penerbitan Kartu Sharia Mega Covers Periode 2007-
2010......................................................................................................…85
7. Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers Periode
2007-2010……………………………………………………………….86
8. Gambar 4.3.Grafik Perbandingan Penerbitan dan Jumlah Peserta Sharia
Mega Covers……...…………………………………………………….89
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum, bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya
menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat. Bank juga
melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan
uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Dalam perbankan syari‟ah, ketiga
fungsi tersebut harus dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan
syari‟ah yang secara formal di Indonesia ditetapkan oleh Dewan Syari‟ah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Pada dasarnya praktek ekonomi Islam sudah mulai dilakukan semenjak
masa kenabian Rasulullah Muhammad SAW. Secara bertahap teori, syari‟at dan
praktek perekonomian Islam terus terbangun seiring dengan perkembangan
peradaban Islam. Setelah Rasulullah wafat, generasi Khulafaur Rasyidin, Dinasti
Umayyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Utsmaniyyah, kerajaan mamalik di Mesir,
kerajaan Murabithin dan Muwahhidin di Maroko dan Kerajaan Mongol di India
dan Asia, telah mempraktekan dan mengembangkan sistem perekonomian Islam
yang memberikan kesejahteraan dan kemakmuran.1 Dalam suatu perekonomian
tidak terlepas dari produksi, distribusi dan konsumsi, dan dalam dunia modern
1 Ali Sakti. Ekonomi Islam : Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, cetakan pertama, Maret
2007. h. 29.
adanya intermediasi dan kebijakan pemerintah, yang mana semua itu bergantung
pada tenaga kerja, sumber daya alam, manajemen, dan lain sebagainya.
Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara internasional muncul pada
sekitar dasawarsa 70-an, ketika pertama kali diselenggarakan konferensi
internasional tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.2
Upaya intensif pendirian Bank Islam di Indonesia dapat ditelusuri sejak
tahun 1988, yaitu pada saat Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober
(PAKTO) yang mengatur tentang deregulasi industri perbankan di Indonesia. Para
ulama waktu itu telah berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak
ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari
peraturan perundang-undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan
bunga sebesar 0% (nol persen).3
Pesatnya perkembangan lembaga perbankan Islam karena bank Islam
memiliki keistimewaan-keistimewaan, salah satu keistimewaannya yang paling
utama yaitu melekat pada konsep (build in concept) dengan berorientasi pada
kebersamaan. Selain itu, sebagai lembaga yang keberadaannya lebih baru dari
pada bank-bank konvensional, bank Islam menghadapi permasalahan-
permasalahan, baik yang melekat pada aktivitas maupun pelaksanaannya.
2 Warkum Sumitro. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI, Takaful,
dan Pasar Modal Syari‟ah) di Indonesia, Ed. Revisi, cet. 4, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
h. 1.
3 Zainul Arifin. “Shariah Life”, artikel dipublikasikan pada tanggal 16 Januari 2007, diakses pada
tanggal 26 Oktober 2010 dari http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/perkembangan-bank-islam-
di-indonesia.
Islam melarang memboroskan, menghamburkan harta atau uang, dan
menimbun harta benda atau uang (ihtikar). Menimbun berarti menghilangkan
manfaat harta benda dan uang, serta menghilangkan kepentingan umum dalam
peredaran harta dan uang. Sedangkan harta itu sendiri hakekatnya milik Allah,
dan manusia adalah sebagai makhluk yang diamanati, dititipi yang harus
menjalankannya dengan baik. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an :
……
“Belanjakanlah harta yang dikuasakan kepadamu oleh Allah untuk
mengurusnya”.(Q.S. Al-Hadid : 7).
Namun demikian, Islam juga memberikan batasan terhadap pemilik harta
dalam pengembangan dan investasinya dengan cara-cara yang benar (syar‟i) dan
tidak bertentangan dengan akhlak, norma dan nilai-nilai kemuliaan. Tidak pula
bertentangan dengan kemaslahatan sosial karena dalam Islam ekonomi dan akhlak
tidak dapat dipisahkan.4
Perbankan bebas bunga dalam bentuknya yang murni didasarkan atas konsep
syirkah (kemitraan) atau musyarakah, dan mudharabah (bagi-hasil). Sebuah bank
Islam dipahami sebagai intermediator keuangan yang menggalang tabungan
4 Akhmad Mujahidin. Ekonomi Islam, Ed. 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. h. 181.
masyarakat berdasarkan prinsip mudharabah dan menanamkan modal kepada
pengusaha-pengusaha.5
Produk perbankan syari‟ah yang termasuk produk penghimpunan dana
(funding) adalah tabungan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun1998
tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan,
yang dimaksud dengan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Adapun yang dimaksud dengan tabungan syari‟ah adalah tabungan yang
dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syari‟ah. Dalam hal ini, Dewan Syari‟ah
Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang
dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadi‟ah dan mudharabah.6
Kinerja perbankan syari‟ah memiliki andil besar bagi perkembangan
perekonomian di Indonesia. Paling tidak terbukti ketika terjadi krisis keuangan
sejak akhir 1997, sistim pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip syari‟ah mampu
bertahan dan memiliki kinerja lebih baik.
Era perbankan syari‟ah di Indonesia dimulai pada 1992 dengan berdirinya
Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai lembaga perbankan syari‟ah yang
pertama. Sejak saat itu, tingkat pertumbuhan perbankan syari‟ah di tanah air
5 Mervyn K. Lewis & Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah : Prinsip, Ptaktik, dan Prospek,
cetakan I, Jakarta, 2007. PT. Serambi Ilmu Semesta, h. 218.
6Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM : Analisis Fiqh dan keuangan, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2007, edisi 3-4, h. 297.
sangat signifikan, rata-rata mencapai 70% setiap tahun. Pada 2005 telah hadir 3
bank umum syari‟ah, 17 unit usaha syari‟ah dari bank umum konvensional, dan 90
bank perkreditan syari‟ah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.7
Seiring perkembangan perbankan syari‟ah di Indonesia, juga diikuti dengan
perkembangan lembaga keuangan syari‟ah, salah satunya adalah asuransi syari‟ah.
Asuransi syari‟ah (ta‟min, takaful atau tadhamun) dalam fatwa DSN MUI adalah
usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang/pihak
melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru‟ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syari‟ah. Akad yang sesuai dengan syari‟ah yang dimaksud adalah
yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.8
PT. Asuransi Jiwa Mega Life mendapatkan penghargaan sebagai asuransi
jiwa terbaik 2009 pada Investor Award 2009 yang diadakan di Jakarta pada 1 Juli
2009. Investor Awards merupakan ajang pemberian penghargaan bagi perusahaan
asuransi dengan kinerja memuaskan. Predikat terbaik diraih Mega Life untuk
kategori aset Rp 1,5 sampai dengan Rp 5 trilyun.
Dewasa ini, semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat, membuat
mereka ingin memiliki cadangan dana untuk kebutuhan di masa depannya dan
7 Hermawan Kartajaya, Muhamad Syakir Sula., Syari‟ah Marketing, Jakarta, PT. Mizan Pustaka,
2006. h. 195.
8 Andri Soemitra. Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta : Kencana, 2009., Edisi 1
cetakan 1., h. 245.
bagaimana agar dana mereka itu dikelola dengan baik. Selain memiliki simpanan,
mereka juga berkeinginan agar dirinya bisa terjamin dengan asuransi sekaligus
supaya dana yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan terjangkau oleh setiap orang
terutama kalangan menengah ke bawah.
Semakin maraknya industri perbankan syari‟ah, sekarang sudah banyak bank
syari‟ah yang mengeluarkan berbagai macam produk terutama dalam
penghimpunan dana masyarakat, salah satunya yaitu produk Syari‟ah Mega
Covers. Sharia Mega Covers adalah kartu multiguna bertabungan dan memiliki
manfaat asuransi syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai (bebas
biaya) di 12.000 ATM bersama, sebagai kartu debit di lebih dari 40.000 merchant
dan sekaligus sangat memungkinkan sebagai kartu anggota dalam sebuah
organisasi.
Adapun alasan penulis memilih judul “Efektivitas Pola Kemitraan Dalam
Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life
Cabang Syari’ah Dalam Mengembangkan Produk Sharia Mega Covers” yaitu
karena adanya rasa keingintahuan penulis terhadap pola kemitraan dan sejauh
mana tingkat efektivitas kemitraan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan
produk Sharia Mega Covers tersebut.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan mengenai
kerjasama produk Sharia Mega Covers ini sangat kompleks dan penting untuk
dibahas, karena pada umumnya produk asuransi yang dikelola oleh
perusahaan asuransi hanya terfokus pada transaksi asuransi. Dalam hal ini
produk Sharia Mega Covers merupakan produk asuransi bertabungan, dimana
terdapat kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life
Cabang Syari‟ah. Dalam kerjasama tersebut terdapat tentunya ada beberapa
permasalahan yang dihadapi antara kedua belah pihak, diantaranya dalam
aspek pemasaran, tujuan, sasaran dan sistem kerjasama, kurangnya SDM yang
berbasis syari‟ah, akad, klasifikasi kerja, sosialaisasi produk. Dari
permasalahan tersebut akan terlihat seberapa jauh tingkat efektivitas dari
kerjasama produk Sharia Mega Covers.
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini tidak melebar dan lebih
terarah, maka penulis hanya membatasi tentang bentuk pola kemitraan dan
tingkat efektivitas kerjasama yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia
dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk
Sharia Mega Covers.
3. Perumusan Masalah
Dari pembatasan di atas maka masalah yang dapat penulis rumuskan
adalah sebagai berikut :
a. Apakah akad yang diterapkan dalam kerjasama produk Sharia Mega
Covers sudah sesuai dengan prinsip syari‟ah?
b. Apakah kerjasama produk Sharia Mega Covers antara Bank Muamalat
Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah sudah efektif, yaitu
mencapai target, sasaran dan tujuan?
c. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Bank Muamalat Indonesia dan
Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan Sharia Mega
Covers?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menjelaskan akad yang diterapkan dalam kerjasama produk Sharia
Mega Covers yang dilakukan antara PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
dan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah.
b. Untuk menganalisa tingkat efektivitas perkembangan produk Sharia Mega
Covers dilihat dari pencapaian sasaran, tujuan, dan target peserta Sharia
Mega Covers.
c. Untuk memaparkan kendala-kendala yang dihadapi dalam kerjasama
kemitraan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia dengan PT.
Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk Sharia Mega
Covers.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi akademik, hasil penelitian ini dapat menjadi media untuk
mengembangkan industri perbankan syari‟ah.
b. Bagi perusahaan, semoga dari hasil penelitian ini menjadi bahan
pertimbangan dan bahan evaluasi dalam meningkatkan serta
mengembangkan kinerja perbankan dan asuransi syari‟ah yang kompetitif.
c. Bagi masyarakat umum, semoga dari hasil penelitian ini banyak
memberikan kontribusi pada perusahaan dalam mensejahterakan ummat.
D. Review Studi Terdahulu
Tabel 1.1
Review Studi terdahulu
No. Judul dan Penulis Fokus Penelitian
1 “Mekanisme Kerjasama PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk dengan
PT. Asuransi Takaful Keluarga
Dalam Pengembangan
fullProtek”. Disusun oleh Rahayu
Tridhoni Jurusan Perbankan
Skripsi ini meneliti tentang
bagaimana mekanisme perjanjian
kerjasama PT. Bank Muamalat
Indonesia dengan PT. Asuransi
Takaful Keluarga dalam
pengembangan fullProtek. Pada
Syari‟ah Non-Reguler UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2008.
hasil penelitian ini difokuskan
kepada isi perjanjian dan bentuk
kerjasama antara kedua belah
pihak, dan bagaimana pandangan
hukum Islam terhadap mekanisme
kerjasama tersebut.
2 “Efektivitas Pemanfaatan Al
Qardhul Hasan Bagi Pedagang
Kecil (Studi Pada BMT
Husnayain Jakarta Timur)”.
Disusun oleh Rini Yulianti
Jurusan Perbankan Syari‟ah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2008 M/ 1429 H.
Dalam skripsi ini membahas
mengenai bagaimana efektivitas
pemanfaatan Al Qadhul Hasan
Bagi Pedagang Kecil. Penelitian
ini difokuskan pada efektivitas
sebelum dan sesudah pinjaman Al
Qardhul Hasan yang diberikan
kepada pedagang dan perubahan
pendapatan sebelum dan sesudah
mendapat Al Qardhul Hasan.
3 “Analisis Efektivitas Iklan
Sebagai Salah Satu Strategi
pemasaran Perusahaan Percetakan
Dan Penerbitan PT. Rambang
Dengan Menggunakan Metode
Jurnal ini membahas tentang
analisis efektivitas perdagangan.
Penelitian ini difokuskan pada
efektivitas periklanan PT.
Rambang dengan menggunakan
Epic Model”. Disusun oleh Yudi
Farola Bram, Alumni Magister
Manajemen Universitas
Sriwijaya. Jurnal Manajemen dan
Bisnis Sriwijaya Tahun 2005.
analisis Model EPIC (Empaty,
Persuasion, Impact, and
Communication).
4 “Telaah Tentang Revitalisasi
Program Kerjasama Institusi
UNLA Sebagai Respons Atas UU
BHP”. Ditulis oleh Asep Hidayat
pada Jurnal Pendidikan dan
Budaya (EDUCARE) Tahun
2010.
Dalam jurnal ini dibahas
mengenai kerjasama antar
lembaga. Fokus pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan
analisis SWOT (Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan
Hambatan), yakni fakta yang
mempengaruhi program
kerjasama Institusi UNLA.
Dengan melihat studi review terdahulu diatas, maka dalam penelitian
ini yang menjadi fokus penulis yaitu bentuk pola kemitraan yang dilakukan
serta mengukur tingkat efektivitas dalam kerjasama PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam
mengembangkan produk Syari‟ah Mega Covers.
E. Kerangka Teori
1. Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil; berhasil guna
(tentang usaha, tindakan).9
Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran
yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti
makin tinggi efektivitasnya. Sementara itu Abdurahmat (2003:92) “Efektivitas
adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu
yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
pekerjaan tepat pada waktunya.10
Efektivitas juga menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam
pencapaian tujuan. Ukuran efektivitas merupakan refleksi output.11 Efisien
dan efektif itu satu seperti dua sisi mata uang, tidak bisa sepotong-sepotong.
Efektif dan efisien adalah satu hal yang saling menyatu. Untuk mencapai
sasaran yang efektif seperti high profit, return yang tinggi, margin yang
tinggi, efisiensi (penghematan) harus dilakukan. Jika yang dilakukan hanya
9 Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Cet. 1., Jakarta : Balai Pustaka, 1998. h. 284. 10
Danfar, artikel ini diakses pada 9 Juni 2010 dari http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-
tentang-efektivitas.html. 11
Indra Bastian. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Yogyakarta : PT. Gelora Aksara
Pratama, 2006), h. 77-78.
efisiensi saja, efektivitas tidak akan tercapai. Efisiensi dan efektivitas itu
merupakan satu paket.12
Adapun menurut Drucker, efektivitas erat kaitannya dengan efisiensi, dimana
efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing thing right), sedangkan
efektifitas adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right thing). Dalam
bahasa yang sangat sederhana lagi dapat kita artikan bahwa efisiensi adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan
tidak ada pemborosan. Sebaliknya efektifitas adalah kemampuan suatu perusahaan
dalam mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara cepat.13
Bagi Drucker, efektivitas adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan.14
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan
dapat dilaksanakan secara tepat (tepat waktu dan tepat guna), efektif, dan
efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.
2. Kemitraan
Dalam bahasa, mitra berarti teman, sahabat, kawan kerja, pasangan kerja,
atau rekan. Sedangkan kemitraan itu sendiri adalah perihal hubungan (jalinan
kerjasama) sebagai mitra.15
12
Suryo Danisworo, Hendri Tanjung, Membuat Tempat Kerja Feel At Home 7 Prinsip Suryo
Management, (Jakarta : PT. Grasindo, 2001), h. 142.
13 Amirullah dan Haris Budiyono,Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), cet ke-
2 h. 8.
14Husein Umar. Business An Introduction, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet.
Ke-2, h. 73.
15 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Cet. 1, Jakarta : Balai Pustaka, 1988.
Menurut Dr. Muhammad Jafar Hafsah : “Kemitraan adalah suatu strategi
bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu
untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan
saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka keberhasilan
kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra
dalam menjalankan etika bisnis.16
Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun 1997
terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa : “Kemitraan adalah kerjasama
usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha
Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau
Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling
memperkuat dan saling menguntungkan”.
3. Kerjasama (Musyarakah)
Kemitraan dalam ekonomi Islam adalah kemitraan dengan
menggunakan akad musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua orang atau
lebih dalam melakukan suatu usaha tertentu, yang mana keuntungan dan
kerugiannya telah dibagi berdasarkan kesepakatan bersama. Prinsip
musyarakah dimasukkan ke dalam struktur modal bank-bank Islam, sama
dengan konsep kemitraan, dan konsep pemilikan saham gabungan.
16Artikel ini diakses pada tanggal 10 Juni 2010, jam 12:14 dari
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/viewFile/16220/16212.
Menurut Luth (2001 : 38), upaya untuk memilih pekerjaan dan
menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan.17
4. Mudharabah (Kerjasama Bagi Hasil)
Mudharabah adalah kontrak kerjasama antara paling sedikit dua pihak,
yaitu pemilik modal (shahibul maal) yang mempercayakan sejumlah dana
kepada pengusaha/pengelola dana (mudharib) untuk menjalankan suatu
aktivitas atau usaha. Mudharabah merupakan kontrak PLS yang akan
memberi pemodal suatu bagian tertentu dari keuntungan/kerugian proyek
yang mereka biayai.18
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Akad
17
Jusmaliani, dkk. Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet pertama, h. 76. 18
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek),
Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 60.
BANK ASURANSI
Kerjasama Produk
Produk
Bentuk Kerjasama Sasaran dan Tujuan
Efektivitas Kerjasama
Manfaat/Hasil
Pada bagan diatas menjelaskan bahwasanya perbankan melakukan akad
kerjasama dengan perusahaan asuransi dalam menggabungkan produk kedua
perusahaan tersebut dengan menandatangani MoU (Memorandum of
Understanding) dari kedua belah pihak. Dari kerjasama itu dibentuklah
sebuah produk penggabungan dari dua produk yang berbeda (co-branding),
produk bank dengan asuransi dalam 1 (satu) paket. Pada kerjasama produk
tersebut memiliki sasaran dan tujuan, diketahui pula bentuk dari kerjasama
yang mereka sepakati. Kerjasama yang berhasil adalah kerjasama yang
memiliki tingkat efektivitas yang tinggi, yakni sasaran dan tujuan dari
kerjasama tersebut sudah dicapai dengan hasil yang maksimal dan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam
bentuk kata-kata atau kalimat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif,
karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis
(jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala
yang diamati, yaitu Efektivitas Pola Kemitraan PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam
Mengembangkan Produk Sharia Mega Covers.
2. Data Penelitian
Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi menggunakan dua
jenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang
bersangkutan, serta dokumentasi dan arsip perusahaan.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku sumber,
jurnal, surat kabar atau dari sumber-sumber lain yang relevan dengan
pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian,
penulis menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut :
a. Riset Kepustakaan (Library Research)
Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti,
mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah-majalah, buku-buku,
artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang
berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini
akan didapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis
pergunakan sebagai landasan berpikir dan analisa dan proses
penulisan.
b. Riset Lapangan (Field Research)
Dalam riset ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data-data
dengan menggunakan tiga cara:
1) Observasi, merupakan pengamatan langsung dan pencatatan
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
2) Interview, adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang
dilakukan pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.19
Interview ini digunakan
dengan tujuan mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak
yang bersangkutan dan dikerjakan secara sistematis serta
berlandaskan pada tujuan penelitian. Adapun penulis melakukan
wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak
yang terkait yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dan PT.
Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Syari‟ah.
3) Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data laporan yang
didapat dari pihak yang bersangkutan yang berkaitan dengan
penelitian.
4. Objek Penelitian
Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk, Gedung Arthaloka Lt. 4 Jl. Jenderal Sudirman No. 2,
19B. Sandjaja & Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustakaraya, 2006. h.
145.
Jakarta 10220 dan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah, Menara Bank Mega Lt.
22, Jl. Kapten Tendean Kav. 12 – 14 A, Jakarta 12790. Waktu penelitian
dilakukan mulai tanggal 28 September 2010 sampai dengan tanggal 30
November 2010.
5. Metode Analisis Data
Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode
penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa
kata-kata/ lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang yang
berkompeten dibidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni
penelitian yang menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada
fakta yang diperoleh di lapangan.
6. Teknik Penulisan
Adapun mengenai teknik penulisan karya tulis ini, penulis mengacu
pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang disusun oleh Fakultas Syari‟ah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
H. Sistematika Penulisan
Mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini penulis membaginya
dalam lima bab yang secara garis besar sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Identifikasi,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Review Studi Terdahulu, Kerangka Teori dan Kerangka
Pemikiran, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan, serta
Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan tentang Pengertian Efektivitas, Tolak
Ukur Efektivitas, Pengertian Kemitraan, Jenis-jenis Mitra,
Hubungan Antar Mitra, Pengertian Kerjasama (Musyarakah),
Dasar Hukum Kerjasama (Musyarakah), Macam-macam
Kerjasama (Musyarakah), Rukun dan Syarat Sahnya Kerjasama
(Musyarakah), Pengertian Mudharabah (Bagi Hasil), Landasan
Syari‟ah Mudharabah, Jenis-jenis Mudharabah, Jenis-jenis
Mudharabah, dan rukun Mudharabah.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang Metodologi Penelitian yang
mencakup Jenis Penelitian, Metode dan Sifat Penelitian, Data
Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen dan teknik
Pengumpulan Data, Objek Penelitian, Analisis Data, Metode
Analisis Data, Analisis Sebelum di Lapangan, Analisis Selama di
Lapangan model Spradley, serta Uji Validitas dan Reliabilitas.
BAB IV : GAMBARAN UMUMP RODUK SHARIA MEGA COVERS
DAN ANALISIS EFEKTIVITAS KERJASAMA
Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum Produk Sharia
Mega Covers yang mencakup Definisi, Plan, Manfaat, Ketentuan
Peserta, Ketentuan Seleksi Risiko, Polis, Mulai dan Berakhirnya
Asuransi, Data Tambahan dalam Aplikasi, Pengecualian, dan
Mekanisme Klaim, Pola dan Akad Kerjasama, Efektivitas
Kerjasama, serta Analisis Data Perkembangan Produk Sharia
Mega Covers.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan
pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang
kiranya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil; berhasil guna (tt
usaha, tindakan).20
Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran
yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti
makin tinggi efektivitasnya. Sementara itu Abdurahmat (2003:92) “Efektivitas
adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu
yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
pekerjaan tepat pada waktunya.21
Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian
tujuan. Ukuran efektivitas merupakan refleksi output.22 Efisien dan efektif itu
satu seperti dua sisi mata uang, tidak bias sepotong-sepotong. Efektif dan
efisien adalah satu hal yang saling menyatu. Untuk mencapai sasaran yang
20 Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Cet. 1., Jakarta : Balai Pustaka, 1998. h. 284.
21
Othenk, ”Kunci efektivitas untuk produktivitas maksimal”, Artikel ini di akses pada tanggal 9
Juni 2010 dari http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html.
22
Indra Bastian. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Yogyakarta : PT. Gelora Aksara
Pratama, 2006), h. 77-78.
efektif seperti high profit, return yang tinggi, margin yang tinggi, efisiensi
(penghematan) harus dilakukan. Jika yang dilakukan hanya efisiensi saja,
efektivitas tidak akan tercapai. Efisiensi dan efektivitas itu merupakan satu
paket.23
Adapun menurut Drucker, efektifitas erat kaitannya dengan efisiensi,
dimana efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing thing right),
sedangkan efektifitas adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right
thing). Dalam bahasa yang sangat sederhana lagi dapat kita artikan bahwa
efisiensi adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan sumber
daya dengan benar dan tidak ada pemborosan. Sebaliknya efektifitas adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir)
yang telah ditetapkan secara cepat.24
Bagi Drucker, efektivitas adalah kunci
keberhasilan suatu perusahaan.25
Selanjutnya, Stoner, James A.F. dan Freeman, R. Edward (1994)
menjelaskan, efisiensi yaitu kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan dengan
benar. Pada sisi lain, efektivitas adalah kemampuan untuk memiliki sasaran
yang tepat. Lalu James A.F. Stoner menyarankan, sebelum memusatkan
23 Suryo Danisworo, Hendri Tanjung, Membuat Tempat Kerja Feel At Home 7 PrinsipSuryo
Management, (Jakarta : PT. Grasindo, 2001), h. 142.
24 Amirullah dan Haris Budiyono,Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), cet ke-
2 h. 8.
25Husein Umar. Business An Introduction, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet.
Ke-2, h. 73.
perhatian pada efisiensi, kita perlu yakin bahwa telah menemukan hal yang
benar untuk dilakukan.26
Perusahaan yang gagal meraih target yang telah ditetapkan tidak bisa
disebut sebagai efisien apalagi efektif. Pencapaian target di sini bisa
dinyatakan sebagai sebuah indeks obyektif dari efektivitas perusahaan. Yakni
tidaklah cukup bagi sebuah perusahaan untuk mencapai tingkatan produksi
tertentu, kualitas dan tingkat biaya dari produksi itu sendiri juga perlu
dipertimbangkan. Apabila biaya produksi meningkat karena banyaknya „bahan
bakar‟ yang digunakan, dan kualitasnya buruk sehingga kerja tambahan
diperlukan, maka pencapaian target tersebut belumlah menggambarkan
efektivitas perusahaan. Dan itu juga tak bisa disebut sebagai efisien. Jadi
pengertian efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh
adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.
Dari beberapa pengertian dan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, dan efisien apabila
pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang telah
ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu
26 Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Grasindo, Yayasan Trisakti, 2001),
h. 9.
perusahaan telah memperhatikan efektifitas operasionalnya. Dengan demikian,
dapat kita ambil kesimpulan bahwa antara efektifitas dan efisiensi saling terkait
satu sama lain, suatu perusahaan tidak hanya dituntut untuk mengejar tujuan
semata, akan tetapi bagaimana tujuan itu bisa dicapai dengan cara yang efektif
dan efisien.
Gambar 2.1
Efisiensi dan Efektifitas Dalam Manajemen
Efisiensi (Alat) Efektifitas (hasil akhir)
Limbah tinggi Limbah Rendah Pencapaian Tinggi Pencapaian Rendah
Sumber: Stephen P. Robins dan Mary Coulter27
Banyak perusahaan maupun lembaga social masyarakat yang bekerja
secara efisien tetapi belum tentu bisa efektif. Suatu perusahaan bisa saja
melakukan tindakan-tindakan yang salah tapi dilakukan secara baik.
27 Stephen P. Robins dan Mary Coulter, Manajemen, edisi ke-6 (Jakarta: PT. Prenhallindo,1999),
h. 9.
Penggunaan
Sumber Daya
Pencapaian
sasaran
Manajemen Sukses : Efisiensi Tinggi dan
Efektifitas Tinggi
2. Tolak Ukur Efektivitas
Dengan melihat beberapa pengertian efektivitas diatas, maka dalam
mencapai efektivitas dan efisiensi kerja haruslah memenuhi syarat-syarat
ataupun ukuran sebagai berikut :
a. Berhasil guna. Yaitu suatu kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dan
mencapai target sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
b. Ekonomis. Dalam usaha pencapaian efektif itu maka biaya, tenaga kerja
material, peralatan waktu, ruangan dan lain-lain telah dipergunakan
dengan setepat-tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
perencanaan dan tidak ada pemborosan serta penyelewengan.
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab. Yakni untuk membuktikan
bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dipergunakan
dengan setepat-tepatnya haruslah dilaksanakan dengan bertanggung jawab
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata. Yakni pelaksanaan kerja dibagi berdasarkan
beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.
e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya wewenang harus
seimbang dengan tanggung jawab.
f. Prosedur kerja yang praktis. Kegiatan kerja adalah kegiatan yang praktis,
target efektif dan ekonomis, pelaksaan kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan tersebut
haruslah kegiatan operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar.28
Untuk itu suatu perusahaan perlu secara cermat dan terampil
mempelajari kondisi lingkungannya. Maka program-program, kebijakan dan
strategi pengembangan sangatlah tergantung pada kondisi ekonomi, teknologi,
dan lingkungan sosial serta psikologis. Perusahaan juga perlu memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan pasar, fiskal dan kebijakan lain
dari pemerintah, kondisi ekonomi nasional dan faktor-faktor lain yang punya
pengaruh penting pada efektivitas perusahaan.
Sedangkan dalam manajemen Islam untuk mengatur hidupnya agar selalu
efisien dan efektif adalah sebagai berikut:
a. Prinsip keseimbangan (tawazun), maksudnya dalam menjalankan suatu
kegiatan seorang muslim haruslah berbuat, bertindak yang harmonis,
pantas dan wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak juga kikir dan pelit.
b. Prinsip mencapai kemanfaatan, maksudnya seorang muslim dalam
menjalankan kegiatan usahanya harus bermanfaat bagi dirinya, bagi
orang lain, bagi lingkungan dan agamanya.
c. Prinsip tidak boros (mubazir), yang dimaksud disini adalah setiap muslim
dalam menjalankan aktivitasnya dalam menggunakan harta, waktu dan
tenaga tidak dipergunakan secara boros. Jika dilihat dari sudut ekonomi
28 Sujadi F.X, O & M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, (Jakarta : CV. Masagung,
1990), Cet ke-3, h. 36-39.
sifat ekonomi sifat boros termasuk biaya sehingga dalam penggunaan
biaya menjadi beban dalam manajemen.
d. Prinsip berlaku adil, maksudnya adalah seseorang yang ingin mencapai
tindakan yang efisien haruslah berlaku adil terhadap dirinya, terhadap
orang lain, dan adil daam semua perbuatannya.29
B. Kemitraan
1. Pengertian Kemitraan
Dalam bahasa, mitra berarti teman, sahabat, kawan kerja, pasangan
kerja, atau rekan. Sedangkan kemitraan itu sendiri adalah perihal hubungan
(jalinan kerjasama) sebagai mitra.30
Menurut Dr. Muhammad Jafar Hafsah : “Kemitraan adalah suatu strategi
bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu
untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan
saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka keberhasilan
kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra
dalam menjalankan etika bisnis.31
Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun 1997
terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa : “Kemitraan adalah kerjasama
usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha
29Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta : Unsri,
2009, Cet III, h. 153-158.
30 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Cet. 1, Jakarta : Balai Pustaka, 1988, h. 588.
31 http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/viewFile/16220/16212.
Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau
Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling
memperkuat dan saling menguntungkan”.
Kemitraan adalah hubungan yang terjadi antara orang-orang yang
melakukan bisnis pada umumnya untuk memperoleh suatu keuntungan.
Kemitraan terjadi atas persetujuan, yang mungkin secara lisan, berbentuk
prilaku, tertulis (yang mencakup kemitraan), atau diatas segel (untuk akte
hubungan yang resmi).32
2. Jenis-jenis Mitra
Ada empat pokok jenis mitra33
:
a. Kemitraan Biasa, yaitu orang yang dipercaya secara pribadi atas
semua hutang dan obligasi suatu perusahaan dan ia ikut ambil bagian
dalam pengelolaan usaha tersebut. Oleh karena itu ia disebut mitra
yang aktif;
b. Mitra Pasif, yang memberikan modalnya, memperoleh bagian
keuntungan dan secara perseorangan dipercaya atas hutang dan
obligasi perusahaan, tetapi tidak ambil bagian dalam managemen;
c. Mitra Terbatas, orang yang wewenangnya dibatasi oleh besarnya
modal yang ia tanamkan, dan yang tidak dapat ambil bagian dalam
managemen perusahaan. Berdasarkan hukum ia berada dalam deretan
32 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4, h. 354.
33
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4, h. 354.
yang lemah sedangkan mitra pasif juga demikian oleh karena
kehendaknya sendiri;
d. Mitra yang mendatangkan Keuntungan, orang yang diijinkan untuk
masuk ke dalam suatu perusahaan. Ia tidak diberi wewenang sebagai
kreditor perusahaan bagi sesuatu yang telah dilakukan sebelum ia
bergabung menjadi mitra. Namun demikian, mungkin ia dengan
perjanjian khusus dapat diberi wewenang.
3. Hubungan Antar Mitra
Posisi mitra pada umumnya, dapat dilihat dengan dua cara ; (a) Harta
Kemitraan, dan (b) Hak-hak Pokok Mitra.34
a. Harta Kemitraan
Harta kemitraan adalah harta yang dimiliki oleh perusahaan,
yaitu modal awal kemitraan atau hasil usaha, baik melalui
perdagangan maupun dengan cara lain sebagai milik perusahaan atau
untuk mencapai tujuan atau hal-hal yang menyangkut bisnis
kemitraan.
b. Hak-hak pokok Mitra
Seorang mitra memiliki hak-hak pokok sebagai berikut yang
diberikan oleh co-mitra:
1. Diberikan kepercayaan sepenuhnya secara fair dan baik dari co-
mitranya dalam segala bentuk kemitraan.
34 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4, h. 356.
2. Berhak untuk ikut ambil bagian dalam manajemen bisnis
kemitraan.
3. Dapat mencegah masuknya mitra baru atas persetujuan co-
mitranya.
4. Sifat dari bisnis kemitraan tidak dapat diubah tanpa persetujuan
mutlak dari seluruh kemitraan, dan apabila menyetujui setiap
mitra dapat menggunakan, menelliti dan mencontoh sebagian yang
ada.
5. Mitra tidak dapat dipecat begitu saja dengan mayoritas co-mitra
kecuali atas kesepakatan diantara para mitra.
6. Berhak untuk memperoleh upah atau bagian dari perusahaan yang
dianggap sebagai gaji atau wewenang pribadi yang diberikan
kepadanya.
7. Semua mitra berhak untuk andil yang sama dalam permodalan dan
perolehan keuntungan bisnis dan juga sama-sama memikul beban
jika mengalami kerugian.
8. Dapat memberikan secara mutlak atau melalui perwakilan asset
dan keuntungan yang menjadi bagiannya di dalam kemitraan, dan
orang yang diberi tersebut berhak untuk menerima, baik itu
seluruhnya atau sebagian dari keuntungan tersebut.
Dalam bermitra syari‟ah, akad yang digunakan adalah seperti
kerjasama musyarakah dan mudharabah. Berikut akan dipaparkan oleh
penulis mengenai kerjasama musyarakah dan mudharabah berdasarkan
referensi yang didapat.
C. Kerjasama (Musyarakah)
Kemitraan dalam ekonomi Islam adalah kemitraan dengan menggunakan
akad musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua orang atau lebih dalam
melakukan suatu usaha tertentu, yang mana keuntungan dan kerugiannya telah
dibagi berdasarkan kesepakatan bersama. Prinsip musyarakah dimasukkan ke
dalam struktur modal bank-bank Islam, sama dengan konsep kemitraan, dan
konsep pemilikan saham gabungan.
Menurut Luth (2001 : 38), upaya untuk memilih pekerjaan dan
menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan.35
Kerjasama (Musyarakah) merupakan salah satu bentuk transaksi bisnis
syari‟ah dalam mengembangkan asset para emiten. Di bawah ini akan dijelaskan
mengenai kerjasama (Musyarakah) sebagai landasan teori yang dipakai oleh
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Pengertian Kerjasama (Musyarakah)
Menurut Afzalur Rahman, seorang Deputy Secretary General in The
Muslim School Trust ,secara bahasa Al-Syirkah berarti Al-Ikhtilath
(percampuran) atau persekutuan dua orang atau lebih, sehingga antara
masing-masing sulit dibedakan atau tidak dapat dipisahkan. Istilah lain dari
35
Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet pertama, h. 76.
musyarakah adalah syirkah atau syarikah atau kemitraan.36
Secara istilah,
musyarakah berarti kemitraan dalam suatu usaha, dan dapat diartikan sebagai
bentuk kemitraan antara dua orang atau lebih yang menggabungkan modal
atau kerja mereka, untuk berbagi keuntungan serta menikmati hak dan
tanggung jawab yang sama.
Dewan Syari‟ah Nasional MUI dan PSAK No. 106 mendefinisikan
musyarakah sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
36 Sri Nurhayati Wasilah, Akuntansi Syari‟ah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat, 2008, h.
134.
Gambar 2.2
Skema Musyarakah
Sumber: Sri Nurhayati, Akuntansi Syari‟ah di Indonesia
Mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta dalam manajemen
perusahaan, tetapi itu tidak merupakan keharusan. Para pihak dapat
membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai kesepakatan dan mereka juga
dapat meminta gaji/upah untuk tenaga dan keahlian yang mereka curahkan
untuk usaha tersebut.37
37
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 51.
Mitra 1 Akad
Musyarakah
Mitra 2
Proyek
Usaha
Apabila Untung, akan dibagi sesuai nisbah
Apabila Rugi, akan ditanggung sesuai proporsi
modal
Laba/Rugi
Mitra 1
Laba/Rugi
Mitra 2 Akad
Musyarakah
2. Dasar Hukum Kerjasama (Musyarakah)
Syirkah/Musyarakah hukumnya ja‟iz (mubah), berdasarkan dalil
Hadis Nabi SAW berupa taqrir (pengakuan) beliau terhadap syirkah. Pada
saat beliau diutus sebagai Nabi, orang-orang pada saat itu telah
bermuamalah dengan cara bersyirkah dan Nabi SAW membenarkannya.
Nabi SAW bersabda, sebagaimana dituturkan Abu Hurairah r.a.:“Allah
Azza Wajalla berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari dua pihak yang
bersyirkah selama salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya. Kalau
salah satunya berkhianat, aku keluar dari keduanya.”( HR.Abu Dawud, al-
Baihaqi, dan Ad-Daaruquthni).38
Adapun Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surat Shad ayat 24 :
........"
"........
“…Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang
lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh…” (Q.S. Shad : 24).
38 M. Sholahuddin. Asas-asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 142.
Berdasarkan keterangan Al-Qur‟an dan Hadits tersebut, pada
prinsipnya seluruh fuqaha sepakat menetapkan bahwa hokum syirkah
adalah mubah/boleh, meskipun mereka masih memperselisihkan keabsahan
hokum beberapa jenis syirkah. Selain itu, pihak-pihak yang terlibat dalam
kerjasama (musyarakah) tersebut dengan sadar bersepakat untuk
melakukan investasi bersama dan berbagi keuntungan sekaligus risiko
(kerugian).
3. Jenis-jenis Musyarakah/Syirkah
Dalam khazanah ilmu fiqih, musyarakah meliputi jenis-jenis transaksi
yang sangat luas. Secara garis besar, musyarakah terdiri atas empat jenis;
Syarikat Keuangan (amwal), Syarikat Operasional (a‟mal), Syarikat Good
Will (wujuh), dan Syarikat Mudharabah.39
Dan dalam terminologi Fiqih Islam musyarakah/syirkah dibagi dalam
dua jenis, yaitu40
:
a. Musyarakah Kepemilikan (Milk), yaitu kepemilikan dua orang atau
lebih berbagi dalam sebuag asset nyata, dan berbagi pula dari
keuntungan yang dihasilkan asset tersebut. Misalnya warisan, wasiat,
atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua orang
atau lebih.
39Adiwarman A. Karim. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta : Gema Insani Press,
2001, Cet 1, h. 81.
40 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut,
Central Bank of Indonesia, 1999, h. 188.
b. Musyarakah akad (kontrak), tercipta dengan cara kesepakatan antara
dua orang atau lebih untuk memberikan kontribusi dana musyarakah,
juga keuntungan dan kerugiannya.
Musyarakah akad terbagi menjadi : al-„inan, mufawadha, a‟mal,
dan wujuh.41
Madzhab Hambali memasukkan syirkah mudharabah
sebagai syirkah akad yang kelima. Ulama lain menganggap
mudharabah tidak termasuk dalam musyarakah.
1. Syirkah Al-„Inan
Adalah kontrak antara dua orang atau lebih, yang mana semua
mitra usaha ikut andil dalam menyertakan modal dan kerja, yang
tidak harus sama porsinya, namun berdasarkan kesepakatan masing-
masing pihak. Para ulama membolehkan jenis musyarakah ini.
2. Syirkah Mufawadhah
Adalah kontrak kerjasama antara dua orang atau lebih dengan
syarat adanya kesamaan pada penyertaan modal, pembagian
keuntungan dan kerugian, pengelolaan, kerja, serta orang. Madzhab
Hanafi dan madzhab Maliki membolehkan musyarakah jenis ini
tetapi memberikan banyak batasan terhadapnya. Sementara
madzhab Syafi‟i dan Hambali melarangnya karena secara realita
41 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut,
Central Bank of Indonesia, 1999, h. 188-190.
sukar terjadi persamaan pada semua unsurnya, dan banyak
mengandung unsur gharar atau ketidakjelasan.42
3. Syirkah A‟mal/Abdan
Adalah kontrak kerjasama dua orang seprofesi untuk
menerima pekerjaan secara bersama dan berbagai keuntungan dari
pekerjaan itu. Madzhab Hanafi, Maliki, dan Hambali membolehkan
bentuk syirkah ini, baik bila kedua orang tersebut satu profesi atau
tidak. Sementara itu, madzhab Syafi‟i melarangnya karena hanya
membolehkan syirkah modal, tidak boleh syirkah kerja.
4. Syirkah Wujuh
Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki
reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli
komoditas dengan pembayaran tangguh dan menjualnya secara
tunai.
Madzhab Hanafi dan Hambali membolehkan jenis
musyarakah ini, sedangkan madzhab Maliki dan Syafi‟i
melarangnya.
Secara ringkas pandangan berbagai ulama terhadap berbagai jenis
syirkah dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
42 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 50.
Tabel 2.1
Berbagai Bentuk Syirkah dan Pandangan Ulama43
Syirkah Hanafi Maliki Syafi‟i Hambali
1. Al-Milk V V V V
2. Al-„Aqd
a. Al-„Inan V V V V
b. Al-Mufawadhah V V X X
c. Al-A‟mal V V X V
d. Al-Wujuh V X X V
Catatan : V dibolehkan, X dilarang.
Terlepas dari jenisnya, akad kerjasama dibolehkan secara syari‟ah asalkan
memenuhi rukun dan ketentuan syari‟ahnya. Oleh karena itu, dibawah ini akan
dijelaskan beberapa rukun dan syarat sahnya kerjasama (musyarakah/syirkah).
4. Rukun dan Syarat Sahnya Kerjasama (Musyarakah)
a. Rukun Musyarakah44
1) Sighat (ucapan): Ijab dan qabul (penawaran dan penerimaan).
2) Pihak yang berkontrak (para mitra usaha).
3) Objek Kesepakatan : modal, kerja, dan keuntungan.45
b. Syarat Musyarakah46
43 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 50.
44
M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut,
Central Bank of Indonesia, 1999, h. 190.
45 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 52.
1) Ucapan
Bentuk pengucapan menunjukkan tujuan. Berakad dianggap
sah jika diucapkan secara verbal atau ditulis. Kontrak musyarakah
dicatat dan disaksikan.
2) Pihak yang berkontrak
Mitra harus kompeten dalam memberikan atau diberikan
kekuasaan perwakilan.
3) Objek kontrak (dana dan kerja)
a) Dana
Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak, atau
yang bernilai sama. Para ulama menyepakati hal ini.
Madzhab Syafi‟i dan madzhab Maliki mensyaratkan dana
yang disediakan oleh masing-masing pihak harus dicampur,
tidak boleh dipisah dari masing-masing pihak untuk kepentingan
khusus. Tetapi madzhab Hanafi tidak mencatumkan syarat ini
jika modal itu dalam bentuk tunai, sedangkan madzhab Hambali
tidak mensyaratkan pencampuran dana.
b) Kerja
Partisipasi para mitra dalam pekerjaan musyarakah adalah
ketentuan dasar. Tidak dibenarkan bila salah seorang diantara
46 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut,
Central Bank of Indonesia, 1999, h. 190-191.
mereka menyatakan tak akan ikut serta menangani pekerjaan
dalam kerja sama itu. Namun, tidak ada keharusan mereka untuk
menanggung beban kerja secara sama. Salah satu pihak boleh
menangani pekerjaan lebih banyak dari yang lain, dan berhak
menuntut keuntungan lebih bagi dirinya.
Jadi, Menurut jumhur ulama, rukun syarikah ada tiga: (1) Shighat/aqad
(ijab dan qabul), (2) pihak yang berakad baik yang membawa modal (syariku
al-mal) ataupun membawa keahlian dan tenaga (syariku al-abdan), dan (3)
usaha. Adapun syarat sah dan tidaknya akad syarikah tersebut amat bergantung
pada sesuatu yang ditransaksikan, yaitu harus sesuatu yang bisa
ditransaksikan.47
Norhasyimah Mohd. Yasin (1997) menyebutkan beberapa ketentuan
musyarakah48
, yaitu:
1. Musyarakah dapat dilakukan untuk transaksi umum atau khusus dalam
jangka waktu tertentu, yang bisa diperpanjang jika kedua mitra setuju.
2. Semua mitra harus menerima informasi berkala mengenai kemajuan usaha
(progress report) dan pembiayaannya.
3. Para mitra harus bersepakat sebelum menjalin kontrak musyarakah yang
baru dengan pihak lain.
47 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta : Gema
Insani Press, 2002, h. 126.
48 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek),
Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 71-72.
4. Proporsi keuntungan yang akan dibagikan harus disepakati pada saat
membuat perjanjian.
5. Rasio penanggungan kerugian bersama harus benar-benar sesuai dengan
proporsi investasi.
6. Idealnya, modal harus berupa uang, bukan barang. Jika dalam bentuk
barang harus dihitung dalam nilai moneter.
7. Perjanjian musyarakah berakhir apabila salah satu pihak meninggal atau
mengundurkan diri dari kontrak.
D. Kerjasama Bagi Hasil (Mudharabah)
Selain kerjasama musyarakah, dalam bisnis syari‟ah terdapat juga
kerjasama dengan akad mudharabah. Berikut akan dipaparkan oleh penulis
mengenai kerjasama dengan menggunakan akad mudharabah berdasarkan
referensi yang didapat.
1. Pengertian Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.
Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian
itu bukan akibat kelalaian si pengelola.49
Mudharabah adalah kontrak kerjasama antara paling sedikit dua
pihak, yaitu pemilik modal (shahibul maal) yang mempercayakan
sejumlah dana kepada pengusaha/pengelola dana (mudharib) untuk
menjalankan suatu aktivitas atau usaha. Mudharabah merupakan kontrak
PLS yang akan memberi pemodal suatu bagian tertentu dari
keuntungan/kerugian proyek yang mereka biayai.50
Menurut definisi yang dikemukakan oleh Al-Quduri :” mudharabah
adalah bentuk perjanjian untuk berpartisipasi dalam keuntungan dengan
(modal) harta dari suatu mitra dan (modal) kerja dari mitra lainnya.”51
Secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah
penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga untuk mendapatkan
persentase keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama..
2. Landasan Syari‟ah
Secara umum, landasan dasar syari‟ah dalam akad al-Mudharabah
lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini seperti yang
telah disebutkan dalam Al-Qur‟an maupun Hadits.
49 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani
Press, 2001, h. 95. 50
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek),
Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 60.
51 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek),
Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h.62
a. Al-Qur‟an
...
Artinya : “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu...”( Q.S. Al-Baqarah : 198)
b. Al-Hadits
Dari Shalih bin Shuahaib r.a. bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Tiga hal yyang didalamnya terdapat keberkatan : jual
beli secara tangguh, muqaradhah(mudharabah), dan mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk
dijual.”(HR. Ibnu Majah no. 2280, kitab At-Tijarah).
c. Ijma‟
Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah
berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara
mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit
hadits yang dikutip Abu Ubaid.
3. Jenis-jenis Al-Mudharabah
Secara umum, mudharabah dibagi menjadi dua jenis: mudharabah
muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.52
52 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani
Press, 2001, h. 97.
a. Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul
maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi
oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
b. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah
restricted mudharabah/specified mudharabah yang mana si mudharib
dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.
4. Rukun Mudharabah
Jumhur Ulama menyatakan bahwa rukun mudharabah adalah53
:
a. Shahibul Maal (Pemilik Modal)
b. Mudharib (Pengelola)
c. Keuntungan
d. Usaha yang dijalankan
e. Akad Perjanjian
53 M.I Yusanto dan M.K. Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Cet-1, Jakarta : Gema Insani
Press, 2002, h. 130.
Gambar 2.3
Skema Al-Mudharabah
Keahlian Modal 100%
Nisbah X% Nisbah Y%
Pengembalian
Modal Pokok
Sumber : Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke
Praktik
Para ahli hukum Islam seperti Imam Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, dan
Ibnu Khaldun (Siddiqi, 1992) sepakat bahwa mudharabah merupakan bentuk
organisasi bisnis yang sangat bermanfaat, yaitu realita adanya heterogenitas
dalam masyarakat baik dalam keterampilan, kekayaan, maupun minat usaha.
Artinya bahwa setiap anggota masyarakat akan memperoleh rezeki dan
keuntungan dengan adanya kerjasama usaha ini.54
54
Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, h. 52.
Perjanjian
Bagi Hasil Muhammad
Syafi‟I
Antonio,
Bank
Syari‟ah :
Dari Teori ke
Praktik,
Jakarta :
Gema Insani
Press, 2001,
h.
Pembagian
Keuntungan
Proyek/Usaha
Modal
Nasabah
(Mudharib)
Bank
(Shahibul Maal)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Metode dan Sifat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif,
yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata
atau kalimat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif, karena data yang
dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan
hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yaitu
Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia
Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam Mengembangkan Produk
Sharia Mega Covers.
2. Data Penelitian
Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi menggunakan dua
jenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang
bersangkutan, serta dokumentasi dan arsip perusahaan.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku sumber,
jurnal, surat kabar atau dari sumber-sumber lain yang relevan dengan
pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada
situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke
populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang
memiliki kesamaan dengan situasi sosial dengan kasus yang dipelajari.
Menurut Spradley, populasi dalam penelitian kualitatif dinamakan “social
situation” atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat
(place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis.55
Pada penelitian ini penulis memasuki situasi sosial tertentu yaitu
Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah, melakukan
observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu
tentang situasi sosial tersebut.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden,
tetapi sebagai nara sumber atau patisipan, informan, teman, guru, dan lain
55
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:
ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 389-390.
sebagainya yang berkompeten dibidangnya. Sampel dalam penelitian ini
adalah nara sumber dari kedua belah pihak yang melakukan kerjasama
yaitu dengan bapak Ahmad Sehu Ibrahim sebagai Channel Management
Division pada Bank Muamalat Indonesia dan bapak Yan Edwinariel
sebagai Manager Marketing pada Mega Life Cabang Syari‟ah, serta 5
orang nasabah yang menggunakan produk Sharia Mega Covers.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang penulis gunakan adalah
teknik sampling model Spradley yaitu purposive sampling dan snowball
sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan snowball sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya
sedikit, lama-lama menjadi besar.
4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
a. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi insrumen atau alat penelitian adalah
penulis sendiri, karena jenis penelitian ini adalah kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif, yang menjadi intrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai intrumen juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian ke
lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai intrumen meliputi validasi
terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek
penelitian. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui
evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif,
penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan
dan bekal memasuki lapangan.56
b. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian,
penulis menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut :
1) Riset Kepustakaan (Library Research)
Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti,
mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah-majalah, buku-buku,
artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang
berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini
akan didapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis
pergunakan sebagai landasan berpikir dan analisa dan proses penulisan.
2) Riset Lapangan (Field Research)
Dalam riset ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data-data
dengan menggunakan tiga cara:
a) Observasi, merupakan pengamatan langsung dan pencatatan
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
56
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:
ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 398
b) Interview, adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang
dilakukan pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.57
Interview ini digunakan
dengan tujuan mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak
yang bersangkutan dan dikerjakan secara sistematis serta
berlandaskan pada tujuan penelitian. Adapun penulis melakukan
wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak
yang terkait yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dan PT.
Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Syari‟ah.
c) Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data laporan yang
didapat dari pihak yang bersangkutan yang berkaitan dengan
penelitian.
d) Trianggulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada.
5. Objek Penelitian
Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk, Gedung Arthaloka Lt. 4 Jl. Jenderal Sudirman No. 2, Jakarta
10220 dan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah, Menara Bank Mega Lt. 22, Jl.
57B. Sandjaja & Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustakaraya, 2006. h.
145.
Kapten Tendean Kav. 12 – 14 A, Jakarta 12790. Waktu penelitian dilakukan
mulai tanggal 28 September 2010 sampai dengan tanggal 30 November 2010.
B. Analisis Data
1. Metode Analisis Data
Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode
penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa
kata-kata/ lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang yang berkompeten
dibidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang
menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh
di lapangan.
Sedangkan teknik analisis data yang penulis gunakan disini adalah teknik
analisis data kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan
data yang diperoleh.
2. Analisis sebelum di lapangan
Pada penelitian kualitatif, peneliti telah melakukan analisis data sebelum
peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian.
3. Analisis selama di lapangan Model Spradley
Spradley membagi analisis data dalam penelitian berdasarkan tahapan
dalam penelitian kualitatif, yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial,
dan analisis tema kultural58
.
a. Analisis Domain
Pada analisis domain untuk memperoleh gambaran yang umum dan
menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Peneliti menetapkan
domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Makin
banyak domain yang dipillih maka akan semakin banyak waktu yang
diperlukan untuk penelitian.
Untuk menemukan domain dari konteks sosial/objek yang diteliti,
Spradley menyarankan untuk melakukan analisis hubungan semantik antar
kategori, yang meliputi sembilan tipe. Tipe hubungan ini bersifat
universal, yang dapat digunakan untuk berbagai jenis situasi sosial. Ke
sembilan hubungan semantik tersebut adalah : jenis, ruang, sebab akibat,
rasional, lokasi, fungsi, cara mencapai tujuan, urutan dan atribut.
Pada tabel dibawah ini merupakan cara menganalisis hubungan
semantik antar kategori dengan Sembilan tipe hubungan semantik, yaitu:
58
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:
ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 440.
Tabel 3.1
Analisis Domain Kerjasama Produk Sharia Mega Covers
No.
Included Term/
Rincian Domain
Hubungan
Semantik
Cover Term/
Domain
1
Penerbitan Adalah jenis dari Kegiatan perusahaan
Bank Mauamalat dan
Mega Life Cabang
Syari‟ah
Pemasaran
Pengawasan
Penjaminan
2
Ruang Kerja/Kantor Adalah tempat Jenis ruang yang ada
Pada perusahaa (Bank
Muamalat dan Mega
Life Cabang Syari‟ah
Ruang Meeting
Ruang Tamu
Ruang Receptionis
3
Masa periode tahunan Adalah sebab dari Turunnya perolehan
Peserta Sharia Mega
Covers
Adanya biaya layanan
Perubahan sistem IT
4
Kesepakatan Rasional/alasan Perusahaan/emiten
memenuhi perjanjian Terdapat MoU
Mekanisme Kerjasama
yang jelas
5
Di percetakan paket
Sharia Mega Covers
Lokasi melakukan
pekerjaan
Tempat melaksanakan
kerjasama produk
Sharia mega Covers Di kantor pemasaran
Di perusahaan
Di ruang meeting
6
Komunikasi yang baik Adalah cara Mencapai kinerja yang
maksimal Kerjasama yang bagus
Saling percaya dan
saling mendukung
7
Komputer Digunakan untuk Mengerjakan pekerjaan
terkait dengan kerjasama Printer
Flashdisk
Infocus
8
Daftar Merupakan urutan
dalam
Menjadi peserta Sharia
Mega Covers Buka rekening
Membayar premi
Terjadi klaim
9
Direktur Adalah atribut Atribut/jabatan yang
dimiliki setiap orang
dalam perusahaan
Manager
Ketua divisi
b. Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang
terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan59
. Dengan demikian
domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat
diurai secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini.
Hasil analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak (box
diagram), diagram garis dan simpul (lines dan node diagram) dan outline.
Pada analisis taksonomi ini, penulis akan menguraikan dalam bentuk
diagram garis dan simpul (Lines and Nodes) seperti di bawah ini:
59
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:
ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 449
Gambar 3.1
Analisis Taksonomi pada Kerjasama Produk Sharia Mega Covers
c. Analisis Komponensial
Pada analisis komponensial ini yang dicari untuk diorganisasikan
dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang
memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dengan teknik peengumpulan data yang
bersifat trianggulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda
pada setiap elemen akan data ditemukan
Kerjasama
Kesepakatan
n
Perjanjian
Pelaksanaan
Hasil
Akad
Para Pihak
Mekanisme kerjasama
yang jelas
Tanda Tangan MoU
Pemasaran oleh
Agen-agen Mega Life
Penerbitan dan
Pengiriman Paket SMC
- DPK dan Premi bertambah
- Sinergi yang baik
d. Analisis Tema Kultural
Analisis tema kultural yaitu mencari hubungan diantara domain, dan
bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan ke
dalam tema/judul penelitian.
4. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif
juga, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah,
sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility
(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability
(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).60
a. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan
teman, analisis kasus negatif, dan member check.
60
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:
ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h.
1. Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber
data yang pernah ditemui maupun yang baru.
Untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, pengujian
dilakukan terhadap data yang penulis peroleh dan
dicocokkan/disesuaikan kembali ke lapangan penelitian yaitu Bank
Muamalat dan Mega Life Cabang Syari‟ah dan jika sudah
sesuai/benar berarti data yang penulis peroleh kredibel, maka waktu
perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
2. Meningkatkan Ketekunan
Dalam meningkatkan ketekunan, peneliti/penulis melakukan
pengecekan kembali apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak.
Dengan meningkatkan ketekunan juga peneliti/penulis memberikan
deskrispsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Selain itu juga, untuk meningkatkan ketekunan ini penulis membaca
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-
dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
3. Trianggulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini merupakan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
a) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber.
Pada triangulasi sumber ini penulis menguji kredibilitas
data tentang efektivitas kerjasama tentang produk Sharia Mega
Covers, maka penulis mengumpulkan dan menguji keabsahan
data yang diperoleh dari ketiga sumber tersebut yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Mega Life Cabang Syari‟ah, dan nasabah
Sharia Mega Covers.
b) Tringulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data, triangulasi teknik
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.
c) Triangulasi Waktu
Waktu sangat sering mempengaruhi kredibiltas data. Data
yang diperoleh di pagi hari akan berbeda dengan data yang
diperoleh di sore hari. Untuk itu, dalam pengujian kredibilitas
data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian datanya.
4. Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda
dengan hasil penelitian. Bila tidak ada data yang berbeda atau
bertentangan dengan temuan, berarti data yang sudah ditemukan
dapat dipercaya. Sebaliknya bila peneliti/penulis masih mendapatkan
data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti
mungkin akan merubah temuannya.
5. Menggunakan Bahan Referensi
Penggunaan bahan referensi merupakan pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam
penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan pihak Bank
Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah serta nasabah
Sharia Mega Covers, data hasil wawancara tersebut perlu didukung
dengan adanya rekaman wawancara.
6. Mengadakan Member Check
Member check adalah proses oengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data. Adanya member check juga agar
informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
b. Pengujian Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajad ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut
diambil. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang
sedemikian jelasnya. “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat
diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar
transferabilitas (Sanafiah Faisal, 1990).
c. Pengujian Dependability
Dependability dalam penelitian kualitatif disebut juga reliabilitas.
Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independen, atau
pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan
masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan
analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan
harus dapat ditunjukkan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak
dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas
penelitiannya patut diragukan (Sanafiah Faisal, 1990).
d. Konfirmability
Pada penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji
dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara
bersamaan.menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian,
dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan
fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut
telah memenuhi standar konfirmability.
BAB IV
GAMBARAN UMUM SHARIA MEGA COVERS DAN ANALISIS
EFEKTIVITAS KERJASAMA
A. Gambaran Umum Produk Sharia Mega Covers
1. Definisi Sharia Mega Covers61
Merupakan kartu multiguna bertabungan dan memiliki manfaat asuransi
syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai (bebas biaya) di 12.000
ATM bersama, sebagai kartu debit di lebih dari 40.000 merchant dan
sekaligus sangat memungkinkan sebagai kartu anggota dalam sebuah
organisasi.
2. Kenapa Sharia Mega Covers
a. Kartu Multiguna dengan berbagai macam manfaat.
b. Mudah untuk dimiliki (diseluruh pelayanan Mega Life Cabang Syariah).
c. Harga terjangkau bagi lapisan masyarakat manapun, dengan berbagai
pilihan manfaat asuransi.
d. Diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif.
e. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 12.000 ATM.
f. Fasilitas debit di lebih dari 40.000 merchant debit.
61 Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank Muamalat
Indonesia di Gedung Arthaloka Lt. 2 Bank Muamalat Indonesia, Jl. Jenderal Sudirman No. 2,
JAKARTA 10220.
g. Transfer antar bank ATM bersama.
h. Setiap kelipatan Rp 2.000.000 saldo pemilik kartu Sharia Mega Covers
Insya Allah berkesempatan berangkat Umroh.
3. Sharia Mega Covers “Satu Shar-e Mega Fasilitas”
a. Diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitip.
b. Akses debit di lebih dari 40.000 merchant.
c. Kemudahan pembayaran premi melalui automatic debit dan
phonebanking.
d. Saldo dapat ditambah setiap saat melalui 1.600 kantor pos online (SOPP),
Bank Muamalat dan Agen T3 (TETRI) di seluruh Indonesia.
e. Saldo investasi dapat diketahui setiap saat melalui :
1) Phonebanking
2) ATM
3) SMS Banking
f. Bagi hasil dari investasi
g. Perlindungan extra manfaat
h. Fasilitas asuransi lengkap meliputi:
1) Santunan meninggal dunia
2) Santunan meninggal dunia sebab kecelakaan
3) Cacat tetap total atau sebagian sebab kecelakaan
4) Penggantian biaya rawat inap
5) Pengobatan karena kecelakaan
6) Tabungan Wadi‟ah Multiplan + Bonus
7) Perlindungan asset rumah dan mobil.
i. Simple Underwriting & Instant Cover.
j. Bagi hasil dari surplus underwriting (jika ada).
k. Proteksi berlaku seluruh dunia.
4. Plan Sharia Mega Covers
1. Plan 250.000(Coorporate Protection Plan)
Saldo Awal Shar-E 100.000,-
Premi Term + PA : A 75.000,- / tahun
Saving Plan / Multiplan Non
Compensation Agent 35.000,-
Biaya Adm 15.000,-/ tahun
Biaya Kartu Shar-E 25.000,-
a. Pembayaran Premi per tahun.
b. Tidak Ada Saving.
c. Program Asuransi Santunan Duka meninggal sebab apapun
Rp10.000.000,- dan
Santunan Duka meninggal karena Kecelakaan 2 x Rp 10.000.000,-
d. Premi Renewal tahun kedua dan seterusnya Rp 105.000,- terdiri dari :
- Premi Term + PA: A Rp 75.000,-
- Royalty Agent Rp 15.000,-
- Biaya Adm. Rp 15.000,-
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Apabila peserta meninggal dunia sebab apapun, maka kepada yang
berhak akan diberikan santunan Sebesar Rp 10.000.000,-
b) Apabila peserta meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan, maka
kepada yang berhak akan diberikan santunan sebesar 2 X RP.
10.000.000,-
2. Plan 600.000 (Hospital Protection Plan)
Saldo Awal Shar-E 200.000,-
Premi Hospital Cash Plan 200.000/hr
+ PA : A
310.000,- / tahun
Saving Plan / Multiplan Non
Compensation Agent 50.000,-
Biaya Adm 15.000,-/ tahun
Biaya Kartu Shar-E 25.000,-
a. Pembayaran Premi per tahun.
b. Tidak Ada Saving .
c. Program Asuransi Kesehatan (Hospital Cash Plan) Rp 200.000/hari dan
Santunan Duka sebab meninggal karena Kecelakaan maksimal 200
juta.
d. Premi Renewal tahun kedua dan seterusnya Rp 340.000,- terdiri dari :
- Premi hospital Cash Plan Rp 310.000,-
- Royalty Agent Rp 15.000,-
- Biaya Adm. Rp 15.000,-
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Apabila peserta manjalani rawat inap di rumah sakit minimal 2x24
jam akan diberikan santunan harian sebesar Rp 200.000,- / hari
maksimal 180 hari pertahun.
b) Apabila peserta meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan,
maka kepada yang berhak akan diberikan santunan sebesar Rp. 200 jt
ditambah saldo investasi.
3. Plan 750.000 (Multi Protection Plan)
Saldo Awal Shar-E 200.000,-
Premi PA : ABD + Term Life 260.000,- / tahun
Saving Plan / Multiplan 200.000,- / bulan
Compensation Agent 50.000,-
Biaya Adm 15.000,-/ tahun
Biaya Kartu Shar-E 25.000,-
a. Pembayaran Premi per tahun
b. Saving Plan Auto Debet per bulan (Wadi‟ah)
c. Program Multiplan : Pendidikan , Pensiun , Ibadah, dsb
d. Premi Renewal tahun kedua dan seterusnya Rp 290.000,- terdiri dari:
- Premi Term Life Rp 260.000,-
- Royalty Agent Rp 15.000,-
- Biaya Adm. Rp 15.000,-
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Apabila peserta meninggal dunia sebab apapun, maka kepada yang
berhak akan diberikan santunan Sebesar Rp 35 juta ditambah saldo
investasi.
b) Apabila peserta meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan,
maka kepada yang berhak akan diberikan santunan sebesar 2X Rp.
35 jt dtambah saldo investasi.
c) Apabila peserta menjalani perawatan atau pengobatan di rumah sakit
sebab kecelakaan, maka akan diberikan santunan maksimum sebesar
Rp 3,5 jt per kecelakaan.
d) Apabila peserta menderita cacat tetap total karena kecelakaan, maka
akan diberikan santunan maksimum sebesar RP 35 jt.
e) Apabila peserta menderita cacat tetap sebagian karena kecelakaan,
maka akan diberikan santunan sebesar % tertentu dengan maksimum
RP 35 jt.
f) Peserta dapat menarik tabungan Multiplan kapan saja sesuai saldo
yang ada minimal Rp. 500 ribu dan maksimal 50% dari saldo,
setelah tahun kedua ditambah bonus.
5. Manfaat
Uraian
Manfaat
Plan
CPP 250 HPP 600 MPP 750
Saldo Awal Share 100.000 200.000 200.000
Saldo Awal Tabungan
Multiplan
Non Non 200.000
Meninggal Dunia Sebab
Apapun
100.000 Non 35.000.000
Meninggal Dunia Sebab
Kecelakaan
2 x
10.000.000
200.000.000
2 x
35.000.000
Biaya Rawat Inap /hari Non 200.000 Non
Biaya Perawatan / Non Non 3.500.000
Pengobatan Sebab
Kecelakaan Pertahun
Cacat Tetap Total Sebab
Kecelakaan
Non Non 35.000.000
Cacat Tetap Sebagian
Sebab Kecelakaan
Non Non 35.000.000
6. Ketentuan Peserta Sharia Mega Covers
a. Sehat jasmani-rohani dan tidak sedang dalam perawatan/pengobatan dari
dokter atau tenaga medis lainnya.
b. Usia minimal 17 tahun dan usia maksimal 59 tahun.
c. Calon peserta wajib mengisi dan menandatangani Formulir Aplikasi Sharia
Mega Covers dengan benar, jujur dan tidak menyembunyikan data apapun
yang berkaitan dengan kesehatan calon Peserta.
d. Tidak diperlukan pemeriksaan medis.
e. Dalam hal tertentu, Mega Life dan Mega Insurance berhak untuk menolak
permohonan kepesertaan seseorang.
f. Kepesertaan asuransi berlaku secara otomatis dan dapat diperpanjang setiap
tahun.
g. Apabila saldo rekening Sharia Mega Covers pada saat perpanjangan
asuransi tidak cukup untuk membayar premi, maka diberikan toleransi
selama 30 hari kalender untuk pembayaran premi. Apabila saldo
mencukupi langsung di-debet untuk pembayaran premi. Apabila masih
tidak mencukupi, asuransi berakhir.
7. Ketentuan Seleksi Risiko Sharia Mega Covers
a. Batasan Usia Calon Peserta pada saat didaftarkan :
1) Minimal berusia 17 (tujuh belas) tahun
2) Maksimum berusia 59 (lima puluh sembilan) tahun
3) Asuransi otomatis akan berakhir pada saat ulang tahun polis, dimana
Peserta berusia 60 tahun atau lebih.
b. Seluruh calon Peserta pada saat didaftarkan untuk mengikuti program
Asuransi ini harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tidak
sedang dalam perawatan / pengobatan dari dokter atau tenaga medis
lainnya.
c. Seluruh calon Peserta wajib mengisi dan menandatangani Formulir
Pendaftaran dengan benar, jujur, dan tidak menyembunyikan data apapun
yang berkaitan dengan kesehatan calon Peserta.
d. Tidak diperlukan pemeriksaan medis.
e. Dalam hal tertentu, Mega Life dan Mega Insurance berhak untuk menolak
permohonan kepesertaan seseorang.
f. Kepesertaan asuransi, berlaku secara otomatis. YRT
g. Apabila saldo pada saat renewal, tidak mencukupi untuk membayar premi,
maka diberikan toleransi selama 30 hari, apabila saldo mencukupi
langsung di-debet, apabila masih tidak mencukupi, asuransi berakhir.
h. Peserta yg ingin mengaktifkan kepesertaan asuransinya, harus membeli
kartu baru. Tidak ada mekanisme “reinstate”.
i. Tidak ada pengembalian premi bila Peserta ada pembatalan Polis ditengah
masa perjanjian.
j. Setiap Peserta diperkenankan memiliki lebih dari satu produk ini atas
nama Peserta yang bersangkutan.
k. Tidak ada kartu QQ.
l. Peserta tidak diperkenankan mengganti cover asuransi.
8. Polis dan Ketentuan Lainnya
a. Polis
1) Akan diterbitkan Polis Induk untuk BMI
2) Polis akan di copy dan dikirimkan ke :
a) Seluruh kantor Cabang/ Cabang Pembantu BMI
b) Seluruh kantor Cabang Mega Life cabang Syariah.
b. Bukti Kepesertaan Asuransi
1) Kartu SMC Syariah
2) Kepada Setiap Peserta akan diberikan Sertifikat Kepesertaan.
a. Nomor peserta
b. Keterangan manfaat
c. Syarat-syarat klaim
d. Keterangan lainnya
3) Ringkasan SSU/Khusus Polis
9. Mulai dan Berakhirnya Asuransi
i. Asuransi Mulai
1. Pada saat pembelian kartu
2. Renewal dilakukan pada setiap tanggal sesuai dengan tanggal aktivasi
untuk periode satu tahun kedepan, demikian setiap tahunnya dilakukan
secara otomatis, selama saldo mencukupi.
ii. Asuransi Berakhir
1. Pada saat asuransi dibatalkan
2. Pada saat jatuh tempo polis dimana saldo tidak mencukupi (setelah
masa tenggang dilalui).
3. Pada saat Peserta meninggal dunia atau cacat tetap
10. Data Tambahan Dalam Aplikasi
i. Data sebagaimana yg ada dalam Aplikasi Shar-E ditambah informasi
berikut:
1. Pilihan Plan 250, 300, 600, Plan 750, Plan 1.250
2. Berlaku sebagai tanda bukti pembayaran kartu
3. Tanggal penyerahan aplikasi
4. Daftar ahli waris
5. Pertanyaan dan Pernyataan kesehatan
6. Pernyataan agen/petugas
7. Kode keagenan & Kantor Cabang
8. Ketentuan minimal saldo
9. Hot-line service
10. Preprinted serial number
11. Pengecualian
Perusahaan bebas dari kewajiban untuk membayar klaim bila musibah
baik secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari :
a. Bunuh diri ; Dihukum mati oleh pengadilan yang berwenang ; atau
b. Perbuatan jahat yang dilakukan oleh Pemegang Polis, dan
atau Peserta, dan atau pihak lain yang berkepentingan
dengan Polis ini; atau
c. Wabah penyakit (epidemi), Human Immuno Deficiency Virus (HIV) atau
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) ; atau
d. Pengaruh narkotika, minuman keras, obat-obat terlarang dan zat adiktif
lainnya.
Khusus untuk klaim meninggal karena Kecelakaan, Cacat Tetap total/
sebagian karena Kecelakaan atau Cedera karena Kecelakaan, maka
Perusahaan dibebaskan dari kewajiban membayar klaim kepada Peserta bila
penyebab klaim tersebut adalah salah satu dari hal dibawah ini :
a. Kecelakaan pesawat terbang yang tidak berjadwal tetap dan
atau yang tidak diselenggarakan oleh perusahaan penerbangan yang
tergabung dalam International Air Transport Association (IATA) ; atau
b. Reaksi nuklir, radiasi atau terkontaminasi zat radioaktif ; atau
c. Risiko-risiko politik, kerusuhan, pemogokan, penghalangan
bekerja, huru- hara, pengambilalihan kekuasaan, perbuatan jahat,
pencegahan, revolusi pembangkitan rakyat,
pemberontakan, kekuatan militer, invasi, perang saudara, perang dan
permusuhan, makar, terorisme, sabotase, penjarahan ; atau
d. Risiko bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung
berapi, angin topan, tsunami, banjir, gejala geologi atau meteorologi
lainnya ; atau
e. Semua jenis olah raga bela diri, tinju, gulat, olah raga udara, menyelam,
panjat tebing, bugy jumping, bila Peserta berlatih untuk atau ikut serta
dalam kegiatan perlombaan untuk mencapai prestasi ; atau
f. Mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh atau dimungkinkan karena
Peserta mengidap suatu penyakit dan atau dalam keadaan cacat jasmani
maupun rohani; atau
g. Mengalami bertambah parahnya akibat-akibat Kecelakaan karena suatu
penyakit;
12. Mekanisme Klaim
a. Tata Cara Pengajuan Klaim
1) Klaim Meninggal Dunia
a. Surat Pengajuan Klaim dari Pemegang Polis/ Yang diberi Kuasa.
b. Fotocopy Kartu Tanda Identitas Peserta dan yang mengajukan
Klaim.
c. Surat Keterangan Kematian yang menjelaskan sebab kematian dari
Dokter / Rumah Sakit yang merawat; Pamong Praja (minimal dari
Kelurahan); atau dari instasi pemerintah lain yang berwenang
(asli).
d. Surat keterangan dari Kepolisian yang menjelaskan kejadian
kecelakaan (asli).
e. Formulir Pengajuan Klaim meninggal dunia (disediakan oleh
Perusahaan).
2) Klaim Cacat tetap Total
a) Surat Pengajuan Klaim dari Pemegang Polis/ Yang diberi Kuasa.
b) Fotocopy Kartu Tanda Identitas Peserta dan yang mengajukan
Klaim.
c) Formulir Pengajuan Klaim Cacat Tetap (disediakan oleh
Perusahaan)
d) Fotocopy ringkasan catatan medis dari dokter yang merawat yang
menjelaskan kondisi Cacat Tetap Total Peserta.
3) Klaim Biaya Perawatan
a) Surat Pengajuan Klaim dari Pemegang Polis/ Yang diberi Kuasa.
b) Fotocopy Kartu Tanda Identitas Peserta dan yang mengajukan
Klaim.
c) Formulir Pengajuan Klaim Biaya Perawatan (disediakan oleh
Perusahaan).
d) Fotocopy ringkasan catatan medis dari dokter yang merawat yang
menjelaskan kondisi Cacat Tetap Total Peserta.
e) Kwitansi asli biaya perawatan/pengobatan.
4) Klaim Kendaraan
a) Melaporkan / menghubungi Bagian Klaim atau Hotline Claim
Service (0818 0818 5888) PT. Asuransi Umum Mega selambat
lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam (hari kerja) sejak terjadi
musibah.
b) Melaporkan dokumen pendukung klaim, yaitu :
1. Formulir Laporan Klaim yang telah diisi dengan lengkap dan
benar, copy STNK dan SIM yang masih berlaku.
2. Copy polis asuransi dan bukti pembayaran premi.
3. Surat Keterangan / Laporan Pos Polisi setempat (dalam hal
klaim pencurian perlengkapan kendaraan, pencurian kendaraan
atau tindak pidana lainnya).
4. BPKB, STNK, Faktur, Surat Tanda Pemblokiran dan kunci
kendaraan (dalam hal klaim pencurian kendaran).
5. Berita acara kecelakaan dari Kepolisian di wilayah kejadian
(bila ada tuntutan dari Pihak Ketiga).
6. Dokumen pendukung klaim lainnya dilengkapi oleh pihak
Bengkel sesuai Perjanjian Kerjasama.
5) Klaim Kebakaran
a) Melaporkan / menghubungi Bagian Klaim atau Hotline Claim
Service (0818 0818 5888) PT. Asuransi Umum Mega selambat
lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam (hari kerja) sejak terjadi
musibah.
b) Polis asli/fotocopi berikut surat endorsment;
c) Laporan/berita acara kecelakaan diri kepolisian atau pejabat yang
berwenang lainnya;
d) Estimasi berikut perincian kerugian;
e) Survey report dari loss adjuster;
f) Dokumen lain yang berhubungan dengan klaim disesuaikan
dengan sifat kejadian dan kerugian.
B. Pola dan Akad Kerjasama Produk Sharia Mega Covers
1. Pola Kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang
Syari‟ah
Dalam kerjasama ini Bank Muamalat Indonesia sebagai pihak pertama
akan mengirimkan paket Sharia Mega Covers setelah menerima pengajuan
pemesanan paket Sharia Mega Covers dari Mega Life Cabang Syari‟ah dalam
jangka waktu sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari kerja. Minimal
pemesanan kartu Sharia Mega Covers adalah 20.000 (duapuluh ribu) paket.
Bank Muamalat mengirimkan paket Sharia Mega Covers melalui kurir atau
cara lain yang disepakati oleh kedua belah pihak ke seluruh Kantor Pemasaran
Mega Life Cabang Syari‟ah, sesuai jumlah pesanan yang dibutuhkan oleh
masing-masing Kantor Pemasaran Mega Life Cabang Syari‟ah. Pembayaran
yang dilakukan oleh Mega Life Cabang Syari‟ah kepada Bank Muamalat
hanya dilakukan melalui mekanisme pemindahbukuan, transfer bank atau
autodebet. Jadi, pembayaran secara tunai sangat tidak dimungkinkan.(Lihat
lampiran MoU Pasal 7).
Sedangkan jumlah premi yang dihimpun oleh Mega Life Cabang
Syari‟ah dikelola oleh Bank Muamalat Indonesia dalam bentuk investasi,
deposito, maupun pembiayaan. Dari hasil investasi tersebut, baik keuntungan
maupun kerugian akan dibagi sesuai kesepakatan bagi hasil antara kedua
belah pihak.
2. Akad kerjasama
Pada kerjasama produk Sharia Mega Covers antara Bank Muamalat
Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah merupakan akad Musyarakah,
dimana masing-masing pihak mengeluarkan dana berupa biaya-biaya tertentu
yang disepakati dan berhak atas pengelolaan produk tersebut, baik itu dalam
aspek pemasaran maupun pengelolaan dana premi sesuai kesepakatan. Selain
itu, keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan kesepakatan antara kedua
belah pihak. Dalam hal ini, akad yang diterapkan pada kerjasama produk
Sharia Mega Covers adalah sesuai dengan prinsip syari‟ah, yaitu dengan
menggunakan akad musyarakah.
Sedangkan bentuk kerjasama dalam perjanjian ini adalah co-branding
yaitu penggabungan dua produk menjadi satu produk, yaitu produk Shar-E
dengan produk Hospital Cash Plan, Term Life, Personal Accident dan
Tabungan Wadi‟ah dengan nama “Sharia Mega Covers”.
C. Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers
1. Sasaran
Sasaran dari kerjasama ini bagi kedua belah pihak yaitu untuk seluruh
masyarakat kelas menengah ke bawah dan menengah ke atas, karena Bank
Muamalat dan Mega Life Cabang Syari‟ah menyediakan Plan-plan tertentu
sesuai kebutuhan masyarakat. Sharia Mega Covers terdiri dari 3 (tiga) plan,
yaitu:
a. CPP 250 (dua ratus), dengan harga perdana Rp 250.000,- (dua ratus lima
puluh ribu rupiah).
b. HPP 600 (enam ratus), dengan harga perdana Rp 600.000,- (enam ratus
ribu rupiah).
c. MPP 750 (tujuh ratus), dengan harga perdana Rp 750.000,- (tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah).
Menurut kedua belah pihak yang bekerjasama dalam produk Sharia Mega
Covers yaitu Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah,
sasaran untuk perekrutan peserta Sharia Mega Covers sudah efektif karena
adanya plan-plan tersebut di atas. Dengan plan-plan tersebut masyarakat akan
lebih mudah untuk ikut bergabung dalam berasuransi dengan Sharia Mega
Covers, karena dapat terjangkau untuk semua lapisan masyarakat baik
menengah ke bawah maupun menengah ke atas.
2. Tujuan
Tujuan dari kemitraan dalam kerjasama Bank Muamalat dengan Mega
Life Cabang Syari‟ah yaitu:
1) Bagi Bank Muamalat untuk menambah nasabah dan Dana Pihak Ketiga
(DPK).
2) Bagi Mega life Cabang Syari‟ah untuk mendapatkan premi yang akan
berpengaruh pada pendapatan, produk, dan nasabah.
3. Target Peserta Sharia Mega Covers
Pada perjanjian kerjasama yang disepakati oleh Bank Muamalat
Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah salah satunya yaitu target untuk
mendapatkan nasabah Sharia Mega Covers adalah sebanyak 20.000 nasabah,
akan tetapi sampai saat ini target itu belum tercapai karena ada beberapa
kendala seperti ada perubahan kebijakan dari Bank Muamalat pada produk
Shar-E yaitu ada/ dikenakannya biaya administrasi perbulan, sedangkan pada
perjanjian tidak dijelaskan hal tersebut. Selain itu, pada produk asuransi Sharia
Mega Covers masa periodenya pertahun, sehingga jika tidak diperpanjang akan
ditutup secara otomatis. Dalam hal ini, menurut kedua belah pihak untuk
pencapaian target peserta Sharia Mega Covers belum efektif, dikarenakan
adanya kendala-kendala tersebut diatas.
4. Manfaat Kerjasama Bagi Kedua Belah Pihak
Dalam melakukan suatu kerjasama tentunya menghasilkan
manfaat/output positif dari kerjasama itu sendiri, baik itu manfaat materi
maupun non-materi. Dari kerjasama yang dilakukan oleh Bank Muamalat
dengan Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk Sharia
Mega Covers, manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Bagi Bank Muamalat yaitu nasabah dan DPK bertambah, serta
mempunyai jalinan sinergi yang baik dengan Mega Life Cabang Syari‟ah.
Selain itu, Mega Life Cabang Syari‟ah memiliki agen yang banyak
sehingga mudah untuk memasarkan produk Sharia Mega Covers di
beberapa kota besar di Indonesia.
b. Bagi Mega Life Cabang Syari‟ah, manfaat yang diperoleh dari kerjasama
produk Sharia Mega Covers yaitu adanya jalinan sinergi yang baik dengan
Bank Muamalat yang memiliki brand image yaitu co-branding dengan
produk Shar-E, menambah peserta asuransi, serta menjadi solusi bagi
ummat dalam mengatasi kerugian finansial akibat musibah (kecelakaan
atau meninggal).
Tabel 4.1
Kesimpulan Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers
Perihal
Bank Muamalat Indonesia Mega Life Cabang Syari‟ah
Efektif Tidak Efektif Efektif Tidak Efektif
Sasaran √ √
Tujuan √ √
Target √ √
Manfaat √ √
D. Analisis Data Perkembangan Produk Sharia Mega Covers
1. Data Penerbitan Produk Sharia Mega Covers
Berikut adalah data penerbitan kartu Sharia Mega Covers dari Bank
Muamalat kepada Mega Life Unit Syari‟ah , yaitu62
:
Tabel 4.
Jumlah Penerbitan Paket Sharia Mega Covers
Tahun 2007 2008 2009 2010
Jumlah Kartu 1105 3075 511 565
62
Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank
Muamalat Indonesia, Gedung Arthaloka Lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220,
tanggal 03 November 2010.
Data penerbitan kartu Sharia Mega Covers digambarkan dalam bentuk
diagram batang seperti dibawah ini.
Gambar 4.1
Grafik Penerbitan Kartu Sharia Mega Covers Periode 2007 – 2010
Berdasarkan laporan data yang diperoleh dari Bank Muamalat
Indonesia mengenai produk Sharia Mega Covers dalam grafiik di atas dapat
dilihat bahwa penjualan produk Sharia Mega Covers mengalami penurunan
dari tahun awal dikeluarkan produk tersebut yaitu dari tahun 2007 hingga
tahun 2010. Menurut Ahmad Sehu Ibrahim sebagai Divisi Channel
Management sekaligus Manager SalaMuamalat pada Bank Muamalat
Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2009 mengalami penurunan
dikarenakan ada perubahan sistem IT baru. Sehingga menyebabkan
penjualan terhenti selama 3 bulan.63
63 Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank Muamalat
Indonesia, Gedung Arthaloka Lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220, tanggal 03
November 2010.
1105
3075
511 565
0
1000
2000
3000
4000
2007 2008 2009 2010
Perkembangan Jumlah Kartu
Jumlah Kartu
2. Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers
Di bawah ini adalah rekapitulasi data peserta Sharia Mega Covers
yang diperoleh dari PT. AJ Mega Life Cabang Syari‟ah64
, yaitu :
Tabel 4.3
Jumlah Perolehan Peserta Sharia Mega Covers
Tahun 2007 2008 2009 2010
Jumlah Peserta 54 339 150 135
Dari hasil rekapitulasi nasabah Sharia Mega Covers tersebut, dibawah
ini akan digambarkan melalui perkembangan grafik, yaitu :
Gambar 4.2
Grafik Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers Periode 2007-2010
64Wawancara pribadi dengan Ichwan Jufri, Staff Marketing Mega Life Unit Syari‟ah, Menara
Bank Mega lt. 22, Jakarta, pada tanggal 25 November 2010.
54
339
150 135
0
100
200
300
400
2007 2008 2009 2010
Jumlah Peserta
Jumlah Peserta
Dari grafik di atas terlihat bahwa ada penurunan jumlah peserta yang
diperoleh Mega Life Cabang Syari‟ah pada tahun 2009 dan 2010.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Yan Edwinariel sebagai
manager marketing Mega Life Cabang Syari‟ah mengatakan bahwa adanya
kebijakan baru dari Bank Muamalat Indonesia pada biaya layanan bulanan
dalam tabungan Shar-E, sehingga menyebabkan para peserta Sharia Mega
Covers untuk tidak melanjutkan transaksinya. Selain itu, produk Sharia Mega
Covers ini juga mempunyai kekurangan seperti tidak bisa klaim selain
meninggal dunia, dan produknya pertahun, akan tutup secara otomatis jika
tidak diperpanjang.
3. Perbandingan antara Penerbitan Kartu dengan Perolehan Peserta Sharia
Mega Covers.
Tabel 4.4
Akumulasi Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers
Tahun
Jumlah
Kartu
Jumlah
Peserta
Selisih
Bentuk
Persentase(%)
2007 1105 54 1051 4.89%
2008 3075 339 2736 11.02%
2009 511 150 361 29.35%
2010 565 135 430 23.89%
Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2007 penerbitan
kartu Sharia Mega Covers adalah sebanyak 1105 kartu, sedangkan jumlah
peserta yang diperoleh hanya 54 peserta, dan sisa kartu yang belum terjual
sebanyak 1051 kartu, dalam bentuk persentase perbandingannya sebesar
4,89%. Pada tahun 2008 kartu yang dikeluarkan oleh Bank Muamalat
Indonesia kepada Mega Life Cabang Syari‟ah lebih banyak dari tahun
sebelumnya yaitu sebanyak 3075, sedangkan peserta yang diperoleh pun
tidak sebanding dengan kartu yang diterbitkan yaitu hanya sebanyak 339
peserta. Jadi sisa kartu yang tidak terjual sebanyak 2736 kartu adalah jumlah
yang sangat besar, jika dalam bentuk persentase yaitu sebesar 11,02%.
Begitupun dengan tahun-tahun berikutnya telah terjadi penurunan yang
drastis hingga 23,89%.
Tabel 4.5
Persentase Jumlah Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers
Tahun 2007 2008 2009 2010
Jumlah
kartu 1105 3075 1970 178.28% 511 2564 83.38% 565 54 10.57%
Jumlah
peserta 54 339 285 527.78% 150 189 55.75% 135 15 10.00%
Pada tabel di atas terlihat bahwa pada jumlah kartu yang terjual pada
tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2008 terdapat kenaikan sebesar
178,28%, penerbitan kartu bertambah hingga 1970 kartu. Pada tahun
berikutnya yaitu tahun 2009 terdapat penurunan sebesar 83,38% karena
jumlah kartu yang diterbitkan hanya 511 kartu, penerbitan kartu berkurang
hingga 2564 kartu. Pada tahun 2010 penerbitan kartu meningkat walaupun
hanya sedikit yaitu bertambah 54 kartu karena yang terjual sebanyak 565
kartu, jika dalam bentuk persentase kenaikan penerbitan kartu pada tahun
2010 meningkat hanya sebesar 10,57%.
Dalam hal perolehan peserta, pada tahun 2007 adalah sebanyak 54
peserta dan tahun 2008 sebanyak 339 peserta dan terdapat peningkatan dalam
perolehan peserta Sharia Mega Covers yaitu sebanyak 285 peserta, jika
dalam bentuk persentase hingga sebesar 527,78%. Pada tahun 2009 terjadi
penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu hanya
memperoleh 150 peserta, terjadi penurunan hingga 189 peserta. Jika dalam
bentuk persentase adalah sebesar 55,75%. Begitu juga dengan tahun 2010,
perolehan peserta Sharia Mega Covers hanya sebanyak 135 peserta, turun
sebanyak 10%.
Pada tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti di
bawah ini:
Gambar 4.3
Grafik Perbandingan Penerbitan dan Jumlah Peserta Sharia Mega Covers
Berdasarkan data-data dan grafik tersebut diatas yang penulis peroleh
dari kedua belah pihak yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life
Cabang Syari‟ah bahwasanya sangat jauh sekali selisih antara penjualan
kartu Sharia Mega Covers dari Bank Muamalat Indonesia dengan jumlah
peserta yang diperoleh Mega Life Cabang Syari‟ah. Sejak awal
diterbitkannya produk Sharia Mega Covers yaitu pada tahun 2007 hingga
2010, maka diketahui total penjualan kartu sebanyak 5256 kartu, sedangkan
total peserta yang diperoleh Mega Life Cabang Syari‟ah hanyalah sebanyak
678 peserta. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas dalam memasarkan
produk Sharia Mega Covers sangat kurang efektif, karena sasaran dan tujuan
serta target perolehan peserta Sharia Mega Covers ini belum tercapai dengan
maksimal.
Menurut bapak Ichwan Jufri selaku staff marketing Mega Life
Syari‟ah bahwa seluruh kartu yang dipesan oleh Mega Life Syari‟ah berada
di kantor pusat dan tersebar di agen-agen Mega Life Syari‟ah adalah sekitar
1500 kartu.
Produk Sharia Mega Covers diterbitkan pada tanggal 01 Oktober
2007. Seperti tergambar pada grafik diatas, maka dapat dilihat bahwa pada
tahun 2007 hanya sedikit nasabah yang diperoleh oleh Mega Life Syari‟ah.
Akan tetapi, pada tahun 2008 terdapat kenaikan atau pertumbuhan yang
signifikan yaitu hingga 527,78%. Hal itu menunjukkan bahwa Mega Life
Cabang Syari‟ah telah mampu memasarkan produk Sharia Mega Covers
denan baik sekali. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang peserta
Sharia Mega Covers, dapat ditarik kesimpulan bahwa nasabah tidak memiliki
kepuasan dengan produk tersebut, seperti adanya kebijakan dari Bank
Muamalat dalam membayar biaya administrasi/layanan bulanan pada
tabungan Shar-E yang pada awalnya nol rupiah sampai sekarang menjadi Rp
7.500,00,-. Selain itu, produk Sharia Mega Covers ini juga mempunyai
kekurangan seperti tidak bisa klaim selain meninggal dunia, dan produknya
pertahun, akan tutup secara otomatis jika tidak diperpanjang, sehingga pada
tahun 2009 dan 2010 nasabah yang menggunakan produk Sharia Mega
Covers ini semakin menurun sebesar 10%.
Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama pada produk Sharia Mega
Covers ini sangat tidak efektif. Selain dari nasabahnya yang belum mencapai
target, pada MoU kerjasama produk Sharia Mega Covers pasal 7 ayat (1)
bagian (c) bahwa minimal pemesanan kartu Sharia Mega Covers adalah
sebanyak 20.000 paket, akan tetapi dari data tersebut diatas menyatakan
bahwa pemesanan awal kartu Sharia Mega Covers kurang dari 20.000 kartu
yaitu hanya 1105 kartu. Kemudian dalam masa perpanjangan kerjasama ini
seharusnya sudah diperpanjang pada akhir september 2010 lalu, karena pada
pasal 19 ayat (1) pada isi perjanjian kerjasama ini menyatakan bahwa
perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, akan tetapi sampai
bulan November 2010 perjanjian kerjasama ini masih dalam proses untuk
melakukan perpanjangan.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan pokok permasalahan yang diajukan maka dapat diambil suatu
kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
1. Akad yang diterapkan pada kerjasama produk Sharia Mega Covers adalah
sesuai dengan prinsip syari‟ah, yaitu dengan menggunakan akad musyarakah.
dimana masing-masing pihak mengeluarkan dana berupa biaya-biaya tertentu
yang disepakati dan berhak atas pengelolaan produk tersebut, baik itu dalam
aspek pemasaran maupun pengelolaan dana premi sesuai kesepakatan. Selain
itu, keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan kesepakatan antara kedua
belah pihak. Sedangkan bentuk perjanjian dalam kerjasama ini adalah co-
branding, yaitu penggabungan dua produk menjadi satu produk, yang tertulis
dalam sebuah draft perjanjian kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia
dengan Mega Life Cabang Syari‟ah.
Sharia Mega Covers adalah produk co-branding dari produk Shar-e Bank
Muamalat dengan produk Hospital Cash Plan, Term Life, Personal Accident
dan Tabungan Wadi‟ah Mega Life Cabang Syari‟ah.
Sharia Mega Covers merupakan kartu investasi berasuransi yang dikelola
secara murni syari‟ah.
Perjanjian yang terjadi antara Bank Muamalat dengan Mega Life Cabang
Syari‟ah hanya perjanjian sebagai mitra saja, sedangkan akad yang terjadi
pada Bank Muamalat dengan nasabah investasi (Shar-e) adalah akad
Mudharabah dan Mega Life Cabang Syari‟ah dengan nasabah asuransi.
2. Tingkat Efektivitas dalam kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan
Mega Life Cabang Syari‟ah adalah sangat tidak efektif. Selisih antara
penjualan kartu dengan peserta yang diperoleh yang sangat jauh sekali
perbandingannya sehingga banyak kartu yang tidak terjual sampai akhir tahun
2010, serta target pencapaian peserta yang telah disepakati pada perjanjian
juga tidak tercapai yaitu untuk memperoleh nasabah/peserta Sharia Mega
Covers sebanyak 2.000 nasabah/peserta.
3. Dalam kerjasama produk Sharia Mega Covers ini terdapat berbagai macam
kendala. Menurut hasil wawancara penulis dengan kedua belah pihak,
kerjasama ini tidak efektif karena ada beberapa kendala, diantaranya :
a. Pada tahun 2009 penjualan kartu Sharia Mega Covers terhenti selama 3
bulan karena ada perubahan sistem IT baru.
b. Dalam transaksi pada produk Shar-e dikenakan biaya administrasi yang
semakin meningkat, sedangkan pada awalnya tidak dikenakan biaya
apapun (Rp 0,-).
c. Masa periode produk Sharia Mega Covers adalah pertahun, nasabah tidak
membayar premi tiap tahunnya maka akan tutup secara otomatis, sehingga
nasabah menjadi kurang berminat untuk melanjutkan transaksi tersebut.
B. Saran
Bagi kedua pihak yang melakukan kerjasama, dalam hal penjualan produk Sharia
Mega Covers, pamasaran hendaknya tidak hanya dilakukan oleh Mega Life
Cabang Syari‟ah saja melainkan dari Bank Muamalat juga, karena dapat menarik
lebih banyak lagi nasabah untuk melakukan investasi berasuransi. Dan juga lebih
melakukan pengenalan tentang produk Sharia Mega Covers kepada masyarakat,
sehingga masyarakat tahu lebih banyak akan keunggulan-keunggulan dari produk
Sharia Mega Covers.
Dalam hal sosialisasi terhadap kerjasama ini, sebaiknya antara Bank Muamalat
Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah harus terjalin kerjasama yang baik
salah satunya dengan menjaga komunikasi antar kedua belah pihak, agar tidak ada
miscommunication diantara keduanya.
Semoga dari hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi kedua belah pihak
dan menjadi bahan evaluasi untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik agar
ekonomi syari‟ah tetap berkembang pesat dan menjadi solusi bagi ummat dalam
menjalani hidup secara syari‟ah.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Haris Budiyono. Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2004, Cet ke-2.
Antonio, M. Syafi‟i. Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani
Press, 2001.
Antonio, M. Syafi‟i. Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta :
Tazkia Institut, Central Bank of Indonesia, 1999.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Yogyakarta : PT. Gelora
Aksara Pratama, 2006.
Danfar. artikel diakses pada 9 Juni 2010 dari
http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html.
Danisworo, Suryo, dan Hendri Tanjung. Membuat Tempat Kerja Feel At Home 7
Prinsip Suryo Management, Jakarta : PT. Grasindo, 2001.
Effendy, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta:
Unsri, 2009, Cet III.
Herujito, Yayat M. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : PT. Grasindo, Yayasan
Trisakti, 2001.
Ibrahim, Ahmad Sehu. Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi
Channel Management Bank Muamalat Indonesia di Gedung Arthaloka Lt. 2
Bank Muamalat Indonesia, Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220.
Jusmaliani, dkk. Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet pertama.
Karim, Adiwarman A. , BANK ISLAM : Analisis Fiqh dan keuangan, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007, Edisi 3-4.
Karim, Adiwarman A. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta : Gema
Insani Press, 2001, Cet 1.
Kartajaya, Hermawan, dan Muhamad Syakir Sula. Syari‟ah Marketing, Jakarta: PT.
Mizan Pustaka, 2006.
Lewis, Mervyn K. & Latifa M. Algoud. Perbankan Syari‟ah : Prinsip, Ptaktik, dan
Prospek, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007 , Cetakan I.
M. Sholahuddin. Asas-asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007.
Mujahidin, Akhmad. Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 , Ed.
1.
Othenk. ”Kunci efektivitas untuk produktivitas maksimal”, Artikel di akses pada
tanggal 9 Juni 2010 dari http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-
efektivitas.html.
Rahman, Afzalur Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4.
Robins, Stephen P. dan Mary Coulter. Manajemen, Jakarta: PT. Prenhallindo,1999,
Edisi ke-6.
Sakti, Ali. Ekonomi Islam : Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Jakarta :
AQSHA Publishing, cetakan pertama, 2007.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta : Kencana, 2009,
Edisi 1, Cetakan 1.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Bandung: ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14.
Sujadi F.X. O & M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, Jakarta: CV.
Masagung, 1990, Cet ke-3.
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait
(BAMUI, Takaful, dan Pasar Modal Syari‟ah) di Indonesia, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2004 , Ed. Revisi, Cet. 4.
Tim Penyusun. Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988, Cet. 1.
Tim Penyusun. Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998, Cet. 1.
Umar, Husein. Business An Introduction, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,
2003, Cet. Ke-2.
Wasilah, Sri Nurhayati. Akuntansi Syari‟ah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat,
2008.
Yusanto, M. Ismail, dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami,
Jakarta : Gema Insani Press, 2002.
Zainul Arifin. “Shariah Life”, diposkan pada tanggal 16 Januari 2007, artikel diakses
pada tanggal 26 Oktober 2010 dari
http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/perkembangan-bank-islam-di-
indonesia.