efektivitas pola kemitraan dalam kerjasama bank muamalat...

111
Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari’ah dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Disusun Oleh: SRI FADHILAH 106046101697 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M

Upload: lamcong

Post on 08-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat Indonesia

dengan Mega Life Cabang Syari’ah dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Disusun Oleh:

SRI FADHILAH

106046101697

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 2: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

EFEKTIVITAS POLA KEMITRAAN DALAM KERJASAMA BANK MUAMALAT

INDONESIA DENGAN MEGA LIFE CABANG SYARI’AH DALAM

MENGEMBANGKAN SHARIA MEGA COVERS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

SRI FADHILAH

NIM: 106046101697

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ NIP. 195607121981031003 NIP.196905282008012010

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1431 H / 2010 M

Page 3: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank

Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari’ah dalam

Mengembangkan Sharia Mega Covers” telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 01

Februari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 01 Februari 2011

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM.

NIP: 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

1. Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM (………………….)

NIP: 195505051982031012

2. Sekretaris : Mu‟min Rauf, S.Ag., M.A (………………….)

NIP: 150281979

3. Pembimbing I : Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd (………………….)

NIP: 195607121981031003

4. Pembimbing II : Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ (………………….)

NIP: 196905282008012010

5. Penguji I : Dr. H. Umar Al Hadad, M.Ag (………………….)

NIP: 1968090419940110

6. Penguji II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si (………………….)

NIP:198110132008011006

Page 4: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 27 Shafar 1432 H

01 Februari 2011 M

SRI FADHILAH

Page 5: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

ABSTRAK

SRI FADHILAH NIM 106046101697. Efektivitas Pola Kemitraan Bank Muamalat

Dengan Mega Life Cabang Syari‟ah Dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers.

Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H /

2010 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas dalam kerjasama yang

dilakukan oleh Bank Muamalat dengan Mega Life Cabang Syari‟ah dan mengetahui

manfaat yang diperoleh dari kerjasama tersebut bagi kedua belah pihak. Pada

penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh langsung dari data-data dan

wawancara dari kedua belah pihak mulai tanggal 28 September 2010 sampai dengan

30 November 2010. Sedangkan untuk metode analisis yang penulis gunakan adalah

metode analisis deskriptif kualitatif dengan model Spradley, yaitu dengan metode

purposive sampling dan snowball sampling.Dari hasil penelitian ini dapat diketahui

bahwa adanya ketidakefektifan dalam kerjasama ini karena sasaran/target dan tujuan

dari kerjasama ini belum tercapai, yaitu tidak tercapainya target nasabah yang

dipengaruhi oleh penambahan biaya administrasi pada produk Shar-E. Selain itu,

pada tahun 2009 penjualan terhenti selama 3 (tiga) bulan karena ada perubahan

system IT baru pada Bank Muamalat dan kerjasama ini belum diperpanjang dalam

jangka waktu 3 (tiga) tahun.

Pembimbing I : Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd

NIP. 195607121981031003

Pembimbing II : Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ

NIP. 196905282008012010

Page 6: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya,

shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya,

Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul “Efektivitas Pola

Kemitraan Dalam Kerjasama Bank Muamalat Indonesia Dengan Mega Life Cabang

Syari‟ah Dalam Mengembangkan Sharia Mega Covers”, maka penulis ingin

mengucapkan terima kasih terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,

Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ, Dosen

Pembimbing I dan II atas segenap waktu, motivasi, pengarahan dan kesabarannya

dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.

4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang telah

didapat oleh penulis dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

5. Ayahanda tercinta Bapak Sumanta, A.Ma dan Ibunda tersayang Ibu Aryati,

karena doa, kesabaran, kasih sayang dan motivasi yang diberikan kepada penulis,

Page 7: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga akhir. Emak, Abah, hatur nuhun

nya yang sebesar-besarnya, kasih sayangmu tak terhingga sepanjang masa. “Ya

Allah, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sejak

kecil…”amiiin.

6. Teruntuk kakak-kakakku yang sangat penulis cintai, yaitu Kakak, Teteh, T‟Muth,

K‟Ucup, dan K‟Ijal, terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil.

Adik-adikku yang cantik-cantik dan pinter-pinter, Icha, Iim, dan Zizah, terima

kasih atas do‟a yang diberikan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku di kampus UIN Na, Umi, Eka, Lia, Riri n Eti yang selalu

bersedia mendengarkan keluh kesah dan memberikan solusi yang paling baik

kepada penulis, serta untuk seluruh sahabat-sahabatku tercinta yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

8. Seluruh sahabat-sahabatku di HMB Jakarta, Neneng, Teny, Yoe2, Ari, Ipin,

Aang, terima kasih banyak atas motivasi dan do‟a yang diberikan kepada penulis

selama proses dalam menyusun skripsi ini, dan kawan-kawan HMb yang lain

yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu.

9. Segenap guru-guru, pengurus, dan anak-anak TPA Al-Muhajirun Komplek

Telkom, terima kasih yang sebesar-besarnya telah mengisi hari-hari dan

memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak Ahmad Sehu Ibrahim selaku Manager SalamMuamalat yang telah banyak

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi, “maaf ya pak udah banyak

ngerepotin bapak”.

Page 8: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

11. Bapak Yan Edwinariel, SH dan bapak Ichwan Jufri, S.H.I selaku staff marketing

Mega Life Cabang Syari‟ah yang telah meluangkan waktunya hanya untuk

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, serta segenap karyawan Mega

Life Cabang Syari‟ah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengadakan penelitian di Mega Life Cabang Syari‟ah.

12. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006,

terutama PSD 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di

perkuliahan.

13. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini

baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jazakumullahu Khairul Jaza.

Ciputat, 27 Shafar 1432 H

01 Februari 2011 M

SRI FADHILAH

Page 9: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iv

DAFTAR TABEL…...……………………………………………………………..viii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………......ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………...1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah…...……………...….7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..…………………………………………8

D. Review Studi Terdahulu………………………………………………...10

E. Kerangka Teori………………………………………………………….12

F. Kerangka Pemikiran…………………………………………………….16

G. Metodologi Penelitian…………………………………………………..17

H. Sistematika Penulisan………………………………………………...…20

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Efektivitas................................................................................................23

1. Pengertian Efektivitas…..……………………………………………23

2. Tolak Ukur Efektivitas………………………………………………27

B. Kemitraan……………………………………………………………….29

1. Pengertian Kemitraan………………………………………………..29

2. Jenis-jenis Mitra……………………………………………………..30

3. Hubungan Antar Mitra…………………………………….…………31

C. Kerjasama (Musyarakah)……………………………………………….33

1. Pengertian Kerjasama (Musyarakah)………………………………..34

2. Dasar Hukum Kerjasama (Musyarakah)…………………………….36

3. Jenis-jenis Musyarakah/ Syirkah………………………………….....37

4. Rukun dan Syarat Sahnya Kerjasama (Musyarakah)………………..40

Page 10: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

D. Kerjasama bagi hasil (Mudharabah)…………………………………....43

1. Pengertian Mudharabah…………………………………………..…43

2. Landasan Syari‟ah………………………………………………...…44

3. Jenis-jenis Mudharabah……………………………...……………...45

4. Rukun Mudharabah…………………………………………………46

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………………………………………………………….48

1. Metode dan Sifat Penelitian……………………………………….....48

2. Data Penelitian……………………………………………………….48

3. Populasi dan Sampel…………………………………………………49

4. Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data……………………….......50

5. Objek Penelitian……………………………………………...……...52

B. Analisis Data……………………………………………………………53

1. Metode Analisis Data………………………………………………..53

2. Analisis Sebelum di Lapangan………………………………………53

3. Analisis Selama di Lapangan Model Spradley………………………54

4. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………..57

BAB IV : GAMBARAN UMUM SHARIA MEGA COVERS DAN ANALISIS

EFEKTIVITAS KERJASAMA

A. Gambaran Umum Produk Sharia Mega Covers…………………….......64

1. Definisi Sharia Mega Covers………………………………………...64

2. Kenapa Sharia Mega Covers………………………………………...64

3. Sharia Mega Covers “Satu Shar-E Mega Fasilitas”……….…....…..65

4. Plan Sharia Mega Covers……………………………………...…….66

5. Manfaat Sharia Mega Covers………………………………………..70

6. Ketentuan Peserta Sharia Mega Covers……………………………...70

7. Ketentuan Seleksi Risiko Sharia Mega Covers……………………...71

8. Polis dan Ketentuan Lainnya………………………………………...73

9. Mulai dan Berakhirnya Asuransi…………………………………….73

Page 11: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

10. Data Tambahan Dalam Aplikasi……………………………………74

11. Pengecualian……………………………………………...………...74

12. Mekanisme Klaim…………………………………………………..76

B. Pola dan Akad Kerjasama Produk Sharia Mega Covers………………..79

1. Pola Kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life

Cabang Syari‟ah……………………………………………...……...79

2. Akad Kerjasama…………………………………………………….. 80

C. Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers……………………81

1. Sasaran……………………………………………………………….81

2. Tujuan………………………………………………………………..82

3. Target Peserta Sharia Mega Covers………………………………….82

4. Manfaat Kerjasama bagi Kedua Belah Pihak………………………..83

D. Analisis Data Perkembangan Produk Sharia Mega Covers…………….84

1. Data Penerbitan Produk Sharia Mega Covers……………………….84

2. Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers…………………………...86

3. Perbandingan antara Penerbitan Kartu dengan Perolehan Peserta

Sharia Mega Covers………………………………………………….87

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan…………..…………………………………………...….....92

B. Saran………………………………………………………………….....94

DAFTAR PUSTAKA………………….…………………...………………………95

Page 12: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1. Review Studi Terdahulu………….………...………..………10

2. Tabel 2.1. Berbagai Bentuk Syirkah dan Pandangan Ulama………..….40

3. Tabel 3.1. Analisis Domain Kerjasama Produk Sharia Mega Covers….55

4. Tabel 4.1. Kesimpulan Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega

Covers………………………………………………………………...…84

5. Tabel 4.2. Jumlah Penerbitan Paket Sharia Mega Covers…………..….84

6. Tabel 4.3. Jumlah Perolehan Peserta Sharia Mega Covers………..…...86

7. Tabel 4.4. Akumulasi Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers..……….87

8. Tabel 4.5. Persentase Jumlah Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers…88

Page 13: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran..…………………………………….16

2. Gambar 2.1. Efisiensi dan Efektivitas dalam Manajemen………......…26

3. Gambar 2.2. Skema Musyarakah…………………………………........35

4. Gambar 2.3. Skema Mudharabah……..………………………………..46

5. Gambar 3.1. Analisis Taksonomi pada Kerjasama Sharia Mega

Covers…………………………………………………………………...56

6. Gambar 4.1. Grafik Penerbitan Kartu Sharia Mega Covers Periode 2007-

2010......................................................................................................…85

7. Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers Periode

2007-2010……………………………………………………………….86

8. Gambar 4.3.Grafik Perbandingan Penerbitan dan Jumlah Peserta Sharia

Mega Covers……...…………………………………………………….89

Page 14: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum, bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya

menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat. Bank juga

melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan

uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Dalam perbankan syari‟ah, ketiga

fungsi tersebut harus dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan

syari‟ah yang secara formal di Indonesia ditetapkan oleh Dewan Syari‟ah

Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Pada dasarnya praktek ekonomi Islam sudah mulai dilakukan semenjak

masa kenabian Rasulullah Muhammad SAW. Secara bertahap teori, syari‟at dan

praktek perekonomian Islam terus terbangun seiring dengan perkembangan

peradaban Islam. Setelah Rasulullah wafat, generasi Khulafaur Rasyidin, Dinasti

Umayyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Utsmaniyyah, kerajaan mamalik di Mesir,

kerajaan Murabithin dan Muwahhidin di Maroko dan Kerajaan Mongol di India

dan Asia, telah mempraktekan dan mengembangkan sistem perekonomian Islam

yang memberikan kesejahteraan dan kemakmuran.1 Dalam suatu perekonomian

tidak terlepas dari produksi, distribusi dan konsumsi, dan dalam dunia modern

1 Ali Sakti. Ekonomi Islam : Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, cetakan pertama, Maret

2007. h. 29.

Page 15: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

adanya intermediasi dan kebijakan pemerintah, yang mana semua itu bergantung

pada tenaga kerja, sumber daya alam, manajemen, dan lain sebagainya.

Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara internasional muncul pada

sekitar dasawarsa 70-an, ketika pertama kali diselenggarakan konferensi

internasional tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.2

Upaya intensif pendirian Bank Islam di Indonesia dapat ditelusuri sejak

tahun 1988, yaitu pada saat Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober

(PAKTO) yang mengatur tentang deregulasi industri perbankan di Indonesia. Para

ulama waktu itu telah berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak

ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari

peraturan perundang-undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan

bunga sebesar 0% (nol persen).3

Pesatnya perkembangan lembaga perbankan Islam karena bank Islam

memiliki keistimewaan-keistimewaan, salah satu keistimewaannya yang paling

utama yaitu melekat pada konsep (build in concept) dengan berorientasi pada

kebersamaan. Selain itu, sebagai lembaga yang keberadaannya lebih baru dari

pada bank-bank konvensional, bank Islam menghadapi permasalahan-

permasalahan, baik yang melekat pada aktivitas maupun pelaksanaannya.

2 Warkum Sumitro. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI, Takaful,

dan Pasar Modal Syari‟ah) di Indonesia, Ed. Revisi, cet. 4, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

h. 1.

3 Zainul Arifin. “Shariah Life”, artikel dipublikasikan pada tanggal 16 Januari 2007, diakses pada

tanggal 26 Oktober 2010 dari http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/perkembangan-bank-islam-

di-indonesia.

Page 16: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Islam melarang memboroskan, menghamburkan harta atau uang, dan

menimbun harta benda atau uang (ihtikar). Menimbun berarti menghilangkan

manfaat harta benda dan uang, serta menghilangkan kepentingan umum dalam

peredaran harta dan uang. Sedangkan harta itu sendiri hakekatnya milik Allah,

dan manusia adalah sebagai makhluk yang diamanati, dititipi yang harus

menjalankannya dengan baik. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an :

……

“Belanjakanlah harta yang dikuasakan kepadamu oleh Allah untuk

mengurusnya”.(Q.S. Al-Hadid : 7).

Namun demikian, Islam juga memberikan batasan terhadap pemilik harta

dalam pengembangan dan investasinya dengan cara-cara yang benar (syar‟i) dan

tidak bertentangan dengan akhlak, norma dan nilai-nilai kemuliaan. Tidak pula

bertentangan dengan kemaslahatan sosial karena dalam Islam ekonomi dan akhlak

tidak dapat dipisahkan.4

Perbankan bebas bunga dalam bentuknya yang murni didasarkan atas konsep

syirkah (kemitraan) atau musyarakah, dan mudharabah (bagi-hasil). Sebuah bank

Islam dipahami sebagai intermediator keuangan yang menggalang tabungan

4 Akhmad Mujahidin. Ekonomi Islam, Ed. 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. h. 181.

Page 17: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

masyarakat berdasarkan prinsip mudharabah dan menanamkan modal kepada

pengusaha-pengusaha.5

Produk perbankan syari‟ah yang termasuk produk penghimpunan dana

(funding) adalah tabungan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun1998

tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan,

yang dimaksud dengan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik

dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Adapun yang dimaksud dengan tabungan syari‟ah adalah tabungan yang

dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syari‟ah. Dalam hal ini, Dewan Syari‟ah

Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang

dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadi‟ah dan mudharabah.6

Kinerja perbankan syari‟ah memiliki andil besar bagi perkembangan

perekonomian di Indonesia. Paling tidak terbukti ketika terjadi krisis keuangan

sejak akhir 1997, sistim pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip syari‟ah mampu

bertahan dan memiliki kinerja lebih baik.

Era perbankan syari‟ah di Indonesia dimulai pada 1992 dengan berdirinya

Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai lembaga perbankan syari‟ah yang

pertama. Sejak saat itu, tingkat pertumbuhan perbankan syari‟ah di tanah air

5 Mervyn K. Lewis & Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah : Prinsip, Ptaktik, dan Prospek,

cetakan I, Jakarta, 2007. PT. Serambi Ilmu Semesta, h. 218.

6Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM : Analisis Fiqh dan keuangan, Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 2007, edisi 3-4, h. 297.

Page 18: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

sangat signifikan, rata-rata mencapai 70% setiap tahun. Pada 2005 telah hadir 3

bank umum syari‟ah, 17 unit usaha syari‟ah dari bank umum konvensional, dan 90

bank perkreditan syari‟ah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.7

Seiring perkembangan perbankan syari‟ah di Indonesia, juga diikuti dengan

perkembangan lembaga keuangan syari‟ah, salah satunya adalah asuransi syari‟ah.

Asuransi syari‟ah (ta‟min, takaful atau tadhamun) dalam fatwa DSN MUI adalah

usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang/pihak

melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru‟ yang memberikan pola

pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang

sesuai dengan syari‟ah. Akad yang sesuai dengan syari‟ah yang dimaksud adalah

yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm

(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.8

PT. Asuransi Jiwa Mega Life mendapatkan penghargaan sebagai asuransi

jiwa terbaik 2009 pada Investor Award 2009 yang diadakan di Jakarta pada 1 Juli

2009. Investor Awards merupakan ajang pemberian penghargaan bagi perusahaan

asuransi dengan kinerja memuaskan. Predikat terbaik diraih Mega Life untuk

kategori aset Rp 1,5 sampai dengan Rp 5 trilyun.

Dewasa ini, semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat, membuat

mereka ingin memiliki cadangan dana untuk kebutuhan di masa depannya dan

7 Hermawan Kartajaya, Muhamad Syakir Sula., Syari‟ah Marketing, Jakarta, PT. Mizan Pustaka,

2006. h. 195.

8 Andri Soemitra. Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta : Kencana, 2009., Edisi 1

cetakan 1., h. 245.

Page 19: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

bagaimana agar dana mereka itu dikelola dengan baik. Selain memiliki simpanan,

mereka juga berkeinginan agar dirinya bisa terjamin dengan asuransi sekaligus

supaya dana yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan terjangkau oleh setiap orang

terutama kalangan menengah ke bawah.

Semakin maraknya industri perbankan syari‟ah, sekarang sudah banyak bank

syari‟ah yang mengeluarkan berbagai macam produk terutama dalam

penghimpunan dana masyarakat, salah satunya yaitu produk Syari‟ah Mega

Covers. Sharia Mega Covers adalah kartu multiguna bertabungan dan memiliki

manfaat asuransi syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai (bebas

biaya) di 12.000 ATM bersama, sebagai kartu debit di lebih dari 40.000 merchant

dan sekaligus sangat memungkinkan sebagai kartu anggota dalam sebuah

organisasi.

Adapun alasan penulis memilih judul “Efektivitas Pola Kemitraan Dalam

Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life

Cabang Syari’ah Dalam Mengembangkan Produk Sharia Mega Covers” yaitu

karena adanya rasa keingintahuan penulis terhadap pola kemitraan dan sejauh

mana tingkat efektivitas kemitraan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan

produk Sharia Mega Covers tersebut.

Page 20: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan mengenai

kerjasama produk Sharia Mega Covers ini sangat kompleks dan penting untuk

dibahas, karena pada umumnya produk asuransi yang dikelola oleh

perusahaan asuransi hanya terfokus pada transaksi asuransi. Dalam hal ini

produk Sharia Mega Covers merupakan produk asuransi bertabungan, dimana

terdapat kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life

Cabang Syari‟ah. Dalam kerjasama tersebut terdapat tentunya ada beberapa

permasalahan yang dihadapi antara kedua belah pihak, diantaranya dalam

aspek pemasaran, tujuan, sasaran dan sistem kerjasama, kurangnya SDM yang

berbasis syari‟ah, akad, klasifikasi kerja, sosialaisasi produk. Dari

permasalahan tersebut akan terlihat seberapa jauh tingkat efektivitas dari

kerjasama produk Sharia Mega Covers.

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini tidak melebar dan lebih

terarah, maka penulis hanya membatasi tentang bentuk pola kemitraan dan

tingkat efektivitas kerjasama yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia

dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk

Sharia Mega Covers.

Page 21: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

3. Perumusan Masalah

Dari pembatasan di atas maka masalah yang dapat penulis rumuskan

adalah sebagai berikut :

a. Apakah akad yang diterapkan dalam kerjasama produk Sharia Mega

Covers sudah sesuai dengan prinsip syari‟ah?

b. Apakah kerjasama produk Sharia Mega Covers antara Bank Muamalat

Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah sudah efektif, yaitu

mencapai target, sasaran dan tujuan?

c. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Bank Muamalat Indonesia dan

Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan Sharia Mega

Covers?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menjelaskan akad yang diterapkan dalam kerjasama produk Sharia

Mega Covers yang dilakukan antara PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

dan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah.

b. Untuk menganalisa tingkat efektivitas perkembangan produk Sharia Mega

Covers dilihat dari pencapaian sasaran, tujuan, dan target peserta Sharia

Mega Covers.

c. Untuk memaparkan kendala-kendala yang dihadapi dalam kerjasama

kemitraan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia dengan PT.

Page 22: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk Sharia Mega

Covers.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Bagi akademik, hasil penelitian ini dapat menjadi media untuk

mengembangkan industri perbankan syari‟ah.

b. Bagi perusahaan, semoga dari hasil penelitian ini menjadi bahan

pertimbangan dan bahan evaluasi dalam meningkatkan serta

mengembangkan kinerja perbankan dan asuransi syari‟ah yang kompetitif.

c. Bagi masyarakat umum, semoga dari hasil penelitian ini banyak

memberikan kontribusi pada perusahaan dalam mensejahterakan ummat.

D. Review Studi Terdahulu

Tabel 1.1

Review Studi terdahulu

No. Judul dan Penulis Fokus Penelitian

1 “Mekanisme Kerjasama PT. Bank

Muamalat Indonesia Tbk dengan

PT. Asuransi Takaful Keluarga

Dalam Pengembangan

fullProtek”. Disusun oleh Rahayu

Tridhoni Jurusan Perbankan

Skripsi ini meneliti tentang

bagaimana mekanisme perjanjian

kerjasama PT. Bank Muamalat

Indonesia dengan PT. Asuransi

Takaful Keluarga dalam

pengembangan fullProtek. Pada

Page 23: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Syari‟ah Non-Reguler UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2008.

hasil penelitian ini difokuskan

kepada isi perjanjian dan bentuk

kerjasama antara kedua belah

pihak, dan bagaimana pandangan

hukum Islam terhadap mekanisme

kerjasama tersebut.

2 “Efektivitas Pemanfaatan Al

Qardhul Hasan Bagi Pedagang

Kecil (Studi Pada BMT

Husnayain Jakarta Timur)”.

Disusun oleh Rini Yulianti

Jurusan Perbankan Syari‟ah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2008 M/ 1429 H.

Dalam skripsi ini membahas

mengenai bagaimana efektivitas

pemanfaatan Al Qadhul Hasan

Bagi Pedagang Kecil. Penelitian

ini difokuskan pada efektivitas

sebelum dan sesudah pinjaman Al

Qardhul Hasan yang diberikan

kepada pedagang dan perubahan

pendapatan sebelum dan sesudah

mendapat Al Qardhul Hasan.

3 “Analisis Efektivitas Iklan

Sebagai Salah Satu Strategi

pemasaran Perusahaan Percetakan

Dan Penerbitan PT. Rambang

Dengan Menggunakan Metode

Jurnal ini membahas tentang

analisis efektivitas perdagangan.

Penelitian ini difokuskan pada

efektivitas periklanan PT.

Rambang dengan menggunakan

Page 24: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Epic Model”. Disusun oleh Yudi

Farola Bram, Alumni Magister

Manajemen Universitas

Sriwijaya. Jurnal Manajemen dan

Bisnis Sriwijaya Tahun 2005.

analisis Model EPIC (Empaty,

Persuasion, Impact, and

Communication).

4 “Telaah Tentang Revitalisasi

Program Kerjasama Institusi

UNLA Sebagai Respons Atas UU

BHP”. Ditulis oleh Asep Hidayat

pada Jurnal Pendidikan dan

Budaya (EDUCARE) Tahun

2010.

Dalam jurnal ini dibahas

mengenai kerjasama antar

lembaga. Fokus pada penelitian

ini adalah dengan menggunakan

analisis SWOT (Kekuatan,

Kelemahan, Peluang dan

Hambatan), yakni fakta yang

mempengaruhi program

kerjasama Institusi UNLA.

Dengan melihat studi review terdahulu diatas, maka dalam penelitian

ini yang menjadi fokus penulis yaitu bentuk pola kemitraan yang dilakukan

serta mengukur tingkat efektivitas dalam kerjasama PT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam

mengembangkan produk Syari‟ah Mega Covers.

Page 25: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

E. Kerangka Teori

1. Efektivitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya

(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil; berhasil guna

(tentang usaha, tindakan).9

Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran

yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti

makin tinggi efektivitasnya. Sementara itu Abdurahmat (2003:92) “Efektivitas

adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu

yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah

pekerjaan tepat pada waktunya.10

Efektivitas juga menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam

pencapaian tujuan. Ukuran efektivitas merupakan refleksi output.11 Efisien

dan efektif itu satu seperti dua sisi mata uang, tidak bisa sepotong-sepotong.

Efektif dan efisien adalah satu hal yang saling menyatu. Untuk mencapai

sasaran yang efektif seperti high profit, return yang tinggi, margin yang

tinggi, efisiensi (penghematan) harus dilakukan. Jika yang dilakukan hanya

9 Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Cet. 1., Jakarta : Balai Pustaka, 1998. h. 284. 10

Danfar, artikel ini diakses pada 9 Juni 2010 dari http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-

tentang-efektivitas.html. 11

Indra Bastian. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Yogyakarta : PT. Gelora Aksara

Pratama, 2006), h. 77-78.

Page 26: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

efisiensi saja, efektivitas tidak akan tercapai. Efisiensi dan efektivitas itu

merupakan satu paket.12

Adapun menurut Drucker, efektivitas erat kaitannya dengan efisiensi, dimana

efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing thing right), sedangkan

efektifitas adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right thing). Dalam

bahasa yang sangat sederhana lagi dapat kita artikan bahwa efisiensi adalah

kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan

tidak ada pemborosan. Sebaliknya efektifitas adalah kemampuan suatu perusahaan

dalam mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara cepat.13

Bagi Drucker, efektivitas adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan.14

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan

dapat dilaksanakan secara tepat (tepat waktu dan tepat guna), efektif, dan

efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah

direncanakan.

2. Kemitraan

Dalam bahasa, mitra berarti teman, sahabat, kawan kerja, pasangan kerja,

atau rekan. Sedangkan kemitraan itu sendiri adalah perihal hubungan (jalinan

kerjasama) sebagai mitra.15

12

Suryo Danisworo, Hendri Tanjung, Membuat Tempat Kerja Feel At Home 7 Prinsip Suryo

Management, (Jakarta : PT. Grasindo, 2001), h. 142.

13 Amirullah dan Haris Budiyono,Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), cet ke-

2 h. 8.

14Husein Umar. Business An Introduction, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet.

Ke-2, h. 73.

15 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Cet. 1, Jakarta : Balai Pustaka, 1988.

Page 27: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Menurut Dr. Muhammad Jafar Hafsah : “Kemitraan adalah suatu strategi

bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu

untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan

saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka keberhasilan

kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra

dalam menjalankan etika bisnis.16

Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun 1997

terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa : “Kemitraan adalah kerjasama

usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha

Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau

Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling

memperkuat dan saling menguntungkan”.

3. Kerjasama (Musyarakah)

Kemitraan dalam ekonomi Islam adalah kemitraan dengan

menggunakan akad musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua orang atau

lebih dalam melakukan suatu usaha tertentu, yang mana keuntungan dan

kerugiannya telah dibagi berdasarkan kesepakatan bersama. Prinsip

musyarakah dimasukkan ke dalam struktur modal bank-bank Islam, sama

dengan konsep kemitraan, dan konsep pemilikan saham gabungan.

16Artikel ini diakses pada tanggal 10 Juni 2010, jam 12:14 dari

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/viewFile/16220/16212.

Page 28: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Menurut Luth (2001 : 38), upaya untuk memilih pekerjaan dan

menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan.17

4. Mudharabah (Kerjasama Bagi Hasil)

Mudharabah adalah kontrak kerjasama antara paling sedikit dua pihak,

yaitu pemilik modal (shahibul maal) yang mempercayakan sejumlah dana

kepada pengusaha/pengelola dana (mudharib) untuk menjalankan suatu

aktivitas atau usaha. Mudharabah merupakan kontrak PLS yang akan

memberi pemodal suatu bagian tertentu dari keuntungan/kerugian proyek

yang mereka biayai.18

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Akad

17

Jusmaliani, dkk. Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet pertama, h. 76. 18

Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek),

Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 60.

BANK ASURANSI

Kerjasama Produk

Produk

Bentuk Kerjasama Sasaran dan Tujuan

Efektivitas Kerjasama

Manfaat/Hasil

Page 29: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Pada bagan diatas menjelaskan bahwasanya perbankan melakukan akad

kerjasama dengan perusahaan asuransi dalam menggabungkan produk kedua

perusahaan tersebut dengan menandatangani MoU (Memorandum of

Understanding) dari kedua belah pihak. Dari kerjasama itu dibentuklah

sebuah produk penggabungan dari dua produk yang berbeda (co-branding),

produk bank dengan asuransi dalam 1 (satu) paket. Pada kerjasama produk

tersebut memiliki sasaran dan tujuan, diketahui pula bentuk dari kerjasama

yang mereka sepakati. Kerjasama yang berhasil adalah kerjasama yang

memiliki tingkat efektivitas yang tinggi, yakni sasaran dan tujuan dari

kerjasama tersebut sudah dicapai dengan hasil yang maksimal dan sesuai

dengan apa yang telah direncanakan.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam

bentuk kata-kata atau kalimat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif,

karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis

(jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala

yang diamati, yaitu Efektivitas Pola Kemitraan PT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam

Mengembangkan Produk Sharia Mega Covers.

Page 30: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

2. Data Penelitian

Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi menggunakan dua

jenis sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang

bersangkutan, serta dokumentasi dan arsip perusahaan.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan

dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku sumber,

jurnal, surat kabar atau dari sumber-sumber lain yang relevan dengan

pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian,

penulis menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut :

a. Riset Kepustakaan (Library Research)

Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti,

mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah-majalah, buku-buku,

artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang

berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini

akan didapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis

pergunakan sebagai landasan berpikir dan analisa dan proses

penulisan.

Page 31: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

b. Riset Lapangan (Field Research)

Dalam riset ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data-data

dengan menggunakan tiga cara:

1) Observasi, merupakan pengamatan langsung dan pencatatan

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

2) Interview, adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang

dilakukan pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan.19

Interview ini digunakan

dengan tujuan mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak

yang bersangkutan dan dikerjakan secara sistematis serta

berlandaskan pada tujuan penelitian. Adapun penulis melakukan

wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak

yang terkait yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dan PT.

Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Syari‟ah.

3) Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data laporan yang

didapat dari pihak yang bersangkutan yang berkaitan dengan

penelitian.

4. Objek Penelitian

Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk, Gedung Arthaloka Lt. 4 Jl. Jenderal Sudirman No. 2,

19B. Sandjaja & Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustakaraya, 2006. h.

145.

Page 32: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Jakarta 10220 dan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah, Menara Bank Mega Lt.

22, Jl. Kapten Tendean Kav. 12 – 14 A, Jakarta 12790. Waktu penelitian

dilakukan mulai tanggal 28 September 2010 sampai dengan tanggal 30

November 2010.

5. Metode Analisis Data

Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode

penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa

kata-kata/ lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang yang

berkompeten dibidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni

penelitian yang menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada

fakta yang diperoleh di lapangan.

6. Teknik Penulisan

Adapun mengenai teknik penulisan karya tulis ini, penulis mengacu

pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang disusun oleh Fakultas Syari‟ah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

H. Sistematika Penulisan

Mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini penulis membaginya

dalam lima bab yang secara garis besar sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Identifikasi,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Review Studi Terdahulu, Kerangka Teori dan Kerangka

Page 33: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Pemikiran, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan, serta

Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan tentang Pengertian Efektivitas, Tolak

Ukur Efektivitas, Pengertian Kemitraan, Jenis-jenis Mitra,

Hubungan Antar Mitra, Pengertian Kerjasama (Musyarakah),

Dasar Hukum Kerjasama (Musyarakah), Macam-macam

Kerjasama (Musyarakah), Rukun dan Syarat Sahnya Kerjasama

(Musyarakah), Pengertian Mudharabah (Bagi Hasil), Landasan

Syari‟ah Mudharabah, Jenis-jenis Mudharabah, Jenis-jenis

Mudharabah, dan rukun Mudharabah.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang Metodologi Penelitian yang

mencakup Jenis Penelitian, Metode dan Sifat Penelitian, Data

Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen dan teknik

Pengumpulan Data, Objek Penelitian, Analisis Data, Metode

Analisis Data, Analisis Sebelum di Lapangan, Analisis Selama di

Lapangan model Spradley, serta Uji Validitas dan Reliabilitas.

BAB IV : GAMBARAN UMUMP RODUK SHARIA MEGA COVERS

DAN ANALISIS EFEKTIVITAS KERJASAMA

Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum Produk Sharia

Mega Covers yang mencakup Definisi, Plan, Manfaat, Ketentuan

Page 34: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Peserta, Ketentuan Seleksi Risiko, Polis, Mulai dan Berakhirnya

Asuransi, Data Tambahan dalam Aplikasi, Pengecualian, dan

Mekanisme Klaim, Pola dan Akad Kerjasama, Efektivitas

Kerjasama, serta Analisis Data Perkembangan Produk Sharia

Mega Covers.

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan

pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang

kiranya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 35: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya

(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil; berhasil guna (tt

usaha, tindakan).20

Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran

yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti

makin tinggi efektivitasnya. Sementara itu Abdurahmat (2003:92) “Efektivitas

adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu

yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah

pekerjaan tepat pada waktunya.21

Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian

tujuan. Ukuran efektivitas merupakan refleksi output.22 Efisien dan efektif itu

satu seperti dua sisi mata uang, tidak bias sepotong-sepotong. Efektif dan

efisien adalah satu hal yang saling menyatu. Untuk mencapai sasaran yang

20 Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Cet. 1., Jakarta : Balai Pustaka, 1998. h. 284.

21

Othenk, ”Kunci efektivitas untuk produktivitas maksimal”, Artikel ini di akses pada tanggal 9

Juni 2010 dari http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html.

22

Indra Bastian. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Yogyakarta : PT. Gelora Aksara

Pratama, 2006), h. 77-78.

Page 36: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

efektif seperti high profit, return yang tinggi, margin yang tinggi, efisiensi

(penghematan) harus dilakukan. Jika yang dilakukan hanya efisiensi saja,

efektivitas tidak akan tercapai. Efisiensi dan efektivitas itu merupakan satu

paket.23

Adapun menurut Drucker, efektifitas erat kaitannya dengan efisiensi,

dimana efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing thing right),

sedangkan efektifitas adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right

thing). Dalam bahasa yang sangat sederhana lagi dapat kita artikan bahwa

efisiensi adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan sumber

daya dengan benar dan tidak ada pemborosan. Sebaliknya efektifitas adalah

kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir)

yang telah ditetapkan secara cepat.24

Bagi Drucker, efektivitas adalah kunci

keberhasilan suatu perusahaan.25

Selanjutnya, Stoner, James A.F. dan Freeman, R. Edward (1994)

menjelaskan, efisiensi yaitu kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan dengan

benar. Pada sisi lain, efektivitas adalah kemampuan untuk memiliki sasaran

yang tepat. Lalu James A.F. Stoner menyarankan, sebelum memusatkan

23 Suryo Danisworo, Hendri Tanjung, Membuat Tempat Kerja Feel At Home 7 PrinsipSuryo

Management, (Jakarta : PT. Grasindo, 2001), h. 142.

24 Amirullah dan Haris Budiyono,Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), cet ke-

2 h. 8.

25Husein Umar. Business An Introduction, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet.

Ke-2, h. 73.

Page 37: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

perhatian pada efisiensi, kita perlu yakin bahwa telah menemukan hal yang

benar untuk dilakukan.26

Perusahaan yang gagal meraih target yang telah ditetapkan tidak bisa

disebut sebagai efisien apalagi efektif. Pencapaian target di sini bisa

dinyatakan sebagai sebuah indeks obyektif dari efektivitas perusahaan. Yakni

tidaklah cukup bagi sebuah perusahaan untuk mencapai tingkatan produksi

tertentu, kualitas dan tingkat biaya dari produksi itu sendiri juga perlu

dipertimbangkan. Apabila biaya produksi meningkat karena banyaknya „bahan

bakar‟ yang digunakan, dan kualitasnya buruk sehingga kerja tambahan

diperlukan, maka pencapaian target tersebut belumlah menggambarkan

efektivitas perusahaan. Dan itu juga tak bisa disebut sebagai efisien. Jadi

pengertian efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh

adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.

Dari beberapa pengertian dan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, dan efisien apabila

pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah

direncanakan.

Pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang telah

ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu

26 Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Grasindo, Yayasan Trisakti, 2001),

h. 9.

Page 38: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

perusahaan telah memperhatikan efektifitas operasionalnya. Dengan demikian,

dapat kita ambil kesimpulan bahwa antara efektifitas dan efisiensi saling terkait

satu sama lain, suatu perusahaan tidak hanya dituntut untuk mengejar tujuan

semata, akan tetapi bagaimana tujuan itu bisa dicapai dengan cara yang efektif

dan efisien.

Gambar 2.1

Efisiensi dan Efektifitas Dalam Manajemen

Efisiensi (Alat) Efektifitas (hasil akhir)

Limbah tinggi Limbah Rendah Pencapaian Tinggi Pencapaian Rendah

Sumber: Stephen P. Robins dan Mary Coulter27

Banyak perusahaan maupun lembaga social masyarakat yang bekerja

secara efisien tetapi belum tentu bisa efektif. Suatu perusahaan bisa saja

melakukan tindakan-tindakan yang salah tapi dilakukan secara baik.

27 Stephen P. Robins dan Mary Coulter, Manajemen, edisi ke-6 (Jakarta: PT. Prenhallindo,1999),

h. 9.

Penggunaan

Sumber Daya

Pencapaian

sasaran

Manajemen Sukses : Efisiensi Tinggi dan

Efektifitas Tinggi

Page 39: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

2. Tolak Ukur Efektivitas

Dengan melihat beberapa pengertian efektivitas diatas, maka dalam

mencapai efektivitas dan efisiensi kerja haruslah memenuhi syarat-syarat

ataupun ukuran sebagai berikut :

a. Berhasil guna. Yaitu suatu kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dan

mencapai target sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

b. Ekonomis. Dalam usaha pencapaian efektif itu maka biaya, tenaga kerja

material, peralatan waktu, ruangan dan lain-lain telah dipergunakan

dengan setepat-tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

perencanaan dan tidak ada pemborosan serta penyelewengan.

c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab. Yakni untuk membuktikan

bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dipergunakan

dengan setepat-tepatnya haruslah dilaksanakan dengan bertanggung jawab

sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata. Yakni pelaksanaan kerja dibagi berdasarkan

beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.

e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya wewenang harus

seimbang dengan tanggung jawab.

f. Prosedur kerja yang praktis. Kegiatan kerja adalah kegiatan yang praktis,

target efektif dan ekonomis, pelaksaan kerja yang dapat

Page 40: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan tersebut

haruslah kegiatan operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar.28

Untuk itu suatu perusahaan perlu secara cermat dan terampil

mempelajari kondisi lingkungannya. Maka program-program, kebijakan dan

strategi pengembangan sangatlah tergantung pada kondisi ekonomi, teknologi,

dan lingkungan sosial serta psikologis. Perusahaan juga perlu memiliki

pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan pasar, fiskal dan kebijakan lain

dari pemerintah, kondisi ekonomi nasional dan faktor-faktor lain yang punya

pengaruh penting pada efektivitas perusahaan.

Sedangkan dalam manajemen Islam untuk mengatur hidupnya agar selalu

efisien dan efektif adalah sebagai berikut:

a. Prinsip keseimbangan (tawazun), maksudnya dalam menjalankan suatu

kegiatan seorang muslim haruslah berbuat, bertindak yang harmonis,

pantas dan wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak juga kikir dan pelit.

b. Prinsip mencapai kemanfaatan, maksudnya seorang muslim dalam

menjalankan kegiatan usahanya harus bermanfaat bagi dirinya, bagi

orang lain, bagi lingkungan dan agamanya.

c. Prinsip tidak boros (mubazir), yang dimaksud disini adalah setiap muslim

dalam menjalankan aktivitasnya dalam menggunakan harta, waktu dan

tenaga tidak dipergunakan secara boros. Jika dilihat dari sudut ekonomi

28 Sujadi F.X, O & M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, (Jakarta : CV. Masagung,

1990), Cet ke-3, h. 36-39.

Page 41: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

sifat ekonomi sifat boros termasuk biaya sehingga dalam penggunaan

biaya menjadi beban dalam manajemen.

d. Prinsip berlaku adil, maksudnya adalah seseorang yang ingin mencapai

tindakan yang efisien haruslah berlaku adil terhadap dirinya, terhadap

orang lain, dan adil daam semua perbuatannya.29

B. Kemitraan

1. Pengertian Kemitraan

Dalam bahasa, mitra berarti teman, sahabat, kawan kerja, pasangan

kerja, atau rekan. Sedangkan kemitraan itu sendiri adalah perihal hubungan

(jalinan kerjasama) sebagai mitra.30

Menurut Dr. Muhammad Jafar Hafsah : “Kemitraan adalah suatu strategi

bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu

untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan

saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka keberhasilan

kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra

dalam menjalankan etika bisnis.31

Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun 1997

terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa : “Kemitraan adalah kerjasama

usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha

29Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta : Unsri,

2009, Cet III, h. 153-158.

30 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Cet. 1, Jakarta : Balai Pustaka, 1988, h. 588.

31 http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/viewFile/16220/16212.

Page 42: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau

Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling

memperkuat dan saling menguntungkan”.

Kemitraan adalah hubungan yang terjadi antara orang-orang yang

melakukan bisnis pada umumnya untuk memperoleh suatu keuntungan.

Kemitraan terjadi atas persetujuan, yang mungkin secara lisan, berbentuk

prilaku, tertulis (yang mencakup kemitraan), atau diatas segel (untuk akte

hubungan yang resmi).32

2. Jenis-jenis Mitra

Ada empat pokok jenis mitra33

:

a. Kemitraan Biasa, yaitu orang yang dipercaya secara pribadi atas

semua hutang dan obligasi suatu perusahaan dan ia ikut ambil bagian

dalam pengelolaan usaha tersebut. Oleh karena itu ia disebut mitra

yang aktif;

b. Mitra Pasif, yang memberikan modalnya, memperoleh bagian

keuntungan dan secara perseorangan dipercaya atas hutang dan

obligasi perusahaan, tetapi tidak ambil bagian dalam managemen;

c. Mitra Terbatas, orang yang wewenangnya dibatasi oleh besarnya

modal yang ia tanamkan, dan yang tidak dapat ambil bagian dalam

managemen perusahaan. Berdasarkan hukum ia berada dalam deretan

32 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4, h. 354.

33

Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4, h. 354.

Page 43: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

yang lemah sedangkan mitra pasif juga demikian oleh karena

kehendaknya sendiri;

d. Mitra yang mendatangkan Keuntungan, orang yang diijinkan untuk

masuk ke dalam suatu perusahaan. Ia tidak diberi wewenang sebagai

kreditor perusahaan bagi sesuatu yang telah dilakukan sebelum ia

bergabung menjadi mitra. Namun demikian, mungkin ia dengan

perjanjian khusus dapat diberi wewenang.

3. Hubungan Antar Mitra

Posisi mitra pada umumnya, dapat dilihat dengan dua cara ; (a) Harta

Kemitraan, dan (b) Hak-hak Pokok Mitra.34

a. Harta Kemitraan

Harta kemitraan adalah harta yang dimiliki oleh perusahaan,

yaitu modal awal kemitraan atau hasil usaha, baik melalui

perdagangan maupun dengan cara lain sebagai milik perusahaan atau

untuk mencapai tujuan atau hal-hal yang menyangkut bisnis

kemitraan.

b. Hak-hak pokok Mitra

Seorang mitra memiliki hak-hak pokok sebagai berikut yang

diberikan oleh co-mitra:

1. Diberikan kepercayaan sepenuhnya secara fair dan baik dari co-

mitranya dalam segala bentuk kemitraan.

34 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4, h. 356.

Page 44: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

2. Berhak untuk ikut ambil bagian dalam manajemen bisnis

kemitraan.

3. Dapat mencegah masuknya mitra baru atas persetujuan co-

mitranya.

4. Sifat dari bisnis kemitraan tidak dapat diubah tanpa persetujuan

mutlak dari seluruh kemitraan, dan apabila menyetujui setiap

mitra dapat menggunakan, menelliti dan mencontoh sebagian yang

ada.

5. Mitra tidak dapat dipecat begitu saja dengan mayoritas co-mitra

kecuali atas kesepakatan diantara para mitra.

6. Berhak untuk memperoleh upah atau bagian dari perusahaan yang

dianggap sebagai gaji atau wewenang pribadi yang diberikan

kepadanya.

7. Semua mitra berhak untuk andil yang sama dalam permodalan dan

perolehan keuntungan bisnis dan juga sama-sama memikul beban

jika mengalami kerugian.

8. Dapat memberikan secara mutlak atau melalui perwakilan asset

dan keuntungan yang menjadi bagiannya di dalam kemitraan, dan

orang yang diberi tersebut berhak untuk menerima, baik itu

seluruhnya atau sebagian dari keuntungan tersebut.

Dalam bermitra syari‟ah, akad yang digunakan adalah seperti

kerjasama musyarakah dan mudharabah. Berikut akan dipaparkan oleh

Page 45: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

penulis mengenai kerjasama musyarakah dan mudharabah berdasarkan

referensi yang didapat.

C. Kerjasama (Musyarakah)

Kemitraan dalam ekonomi Islam adalah kemitraan dengan menggunakan

akad musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua orang atau lebih dalam

melakukan suatu usaha tertentu, yang mana keuntungan dan kerugiannya telah

dibagi berdasarkan kesepakatan bersama. Prinsip musyarakah dimasukkan ke

dalam struktur modal bank-bank Islam, sama dengan konsep kemitraan, dan

konsep pemilikan saham gabungan.

Menurut Luth (2001 : 38), upaya untuk memilih pekerjaan dan

menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan.35

Kerjasama (Musyarakah) merupakan salah satu bentuk transaksi bisnis

syari‟ah dalam mengembangkan asset para emiten. Di bawah ini akan dijelaskan

mengenai kerjasama (Musyarakah) sebagai landasan teori yang dipakai oleh

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Pengertian Kerjasama (Musyarakah)

Menurut Afzalur Rahman, seorang Deputy Secretary General in The

Muslim School Trust ,secara bahasa Al-Syirkah berarti Al-Ikhtilath

(percampuran) atau persekutuan dua orang atau lebih, sehingga antara

masing-masing sulit dibedakan atau tidak dapat dipisahkan. Istilah lain dari

35

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet pertama, h. 76.

Page 46: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

musyarakah adalah syirkah atau syarikah atau kemitraan.36

Secara istilah,

musyarakah berarti kemitraan dalam suatu usaha, dan dapat diartikan sebagai

bentuk kemitraan antara dua orang atau lebih yang menggabungkan modal

atau kerja mereka, untuk berbagi keuntungan serta menikmati hak dan

tanggung jawab yang sama.

Dewan Syari‟ah Nasional MUI dan PSAK No. 106 mendefinisikan

musyarakah sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan

sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.

36 Sri Nurhayati Wasilah, Akuntansi Syari‟ah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat, 2008, h.

134.

Page 47: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Gambar 2.2

Skema Musyarakah

Sumber: Sri Nurhayati, Akuntansi Syari‟ah di Indonesia

Mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta dalam manajemen

perusahaan, tetapi itu tidak merupakan keharusan. Para pihak dapat

membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai kesepakatan dan mereka juga

dapat meminta gaji/upah untuk tenaga dan keahlian yang mereka curahkan

untuk usaha tersebut.37

37

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 51.

Mitra 1 Akad

Musyarakah

Mitra 2

Proyek

Usaha

Apabila Untung, akan dibagi sesuai nisbah

Apabila Rugi, akan ditanggung sesuai proporsi

modal

Laba/Rugi

Mitra 1

Laba/Rugi

Mitra 2 Akad

Musyarakah

Page 48: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

2. Dasar Hukum Kerjasama (Musyarakah)

Syirkah/Musyarakah hukumnya ja‟iz (mubah), berdasarkan dalil

Hadis Nabi SAW berupa taqrir (pengakuan) beliau terhadap syirkah. Pada

saat beliau diutus sebagai Nabi, orang-orang pada saat itu telah

bermuamalah dengan cara bersyirkah dan Nabi SAW membenarkannya.

Nabi SAW bersabda, sebagaimana dituturkan Abu Hurairah r.a.:“Allah

Azza Wajalla berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari dua pihak yang

bersyirkah selama salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya. Kalau

salah satunya berkhianat, aku keluar dari keduanya.”( HR.Abu Dawud, al-

Baihaqi, dan Ad-Daaruquthni).38

Adapun Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surat Shad ayat 24 :

........"

"........

“…Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang

lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang

saleh…” (Q.S. Shad : 24).

38 M. Sholahuddin. Asas-asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 142.

Page 49: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Berdasarkan keterangan Al-Qur‟an dan Hadits tersebut, pada

prinsipnya seluruh fuqaha sepakat menetapkan bahwa hokum syirkah

adalah mubah/boleh, meskipun mereka masih memperselisihkan keabsahan

hokum beberapa jenis syirkah. Selain itu, pihak-pihak yang terlibat dalam

kerjasama (musyarakah) tersebut dengan sadar bersepakat untuk

melakukan investasi bersama dan berbagi keuntungan sekaligus risiko

(kerugian).

3. Jenis-jenis Musyarakah/Syirkah

Dalam khazanah ilmu fiqih, musyarakah meliputi jenis-jenis transaksi

yang sangat luas. Secara garis besar, musyarakah terdiri atas empat jenis;

Syarikat Keuangan (amwal), Syarikat Operasional (a‟mal), Syarikat Good

Will (wujuh), dan Syarikat Mudharabah.39

Dan dalam terminologi Fiqih Islam musyarakah/syirkah dibagi dalam

dua jenis, yaitu40

:

a. Musyarakah Kepemilikan (Milk), yaitu kepemilikan dua orang atau

lebih berbagi dalam sebuag asset nyata, dan berbagi pula dari

keuntungan yang dihasilkan asset tersebut. Misalnya warisan, wasiat,

atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua orang

atau lebih.

39Adiwarman A. Karim. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta : Gema Insani Press,

2001, Cet 1, h. 81.

40 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut,

Central Bank of Indonesia, 1999, h. 188.

Page 50: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

b. Musyarakah akad (kontrak), tercipta dengan cara kesepakatan antara

dua orang atau lebih untuk memberikan kontribusi dana musyarakah,

juga keuntungan dan kerugiannya.

Musyarakah akad terbagi menjadi : al-„inan, mufawadha, a‟mal,

dan wujuh.41

Madzhab Hambali memasukkan syirkah mudharabah

sebagai syirkah akad yang kelima. Ulama lain menganggap

mudharabah tidak termasuk dalam musyarakah.

1. Syirkah Al-„Inan

Adalah kontrak antara dua orang atau lebih, yang mana semua

mitra usaha ikut andil dalam menyertakan modal dan kerja, yang

tidak harus sama porsinya, namun berdasarkan kesepakatan masing-

masing pihak. Para ulama membolehkan jenis musyarakah ini.

2. Syirkah Mufawadhah

Adalah kontrak kerjasama antara dua orang atau lebih dengan

syarat adanya kesamaan pada penyertaan modal, pembagian

keuntungan dan kerugian, pengelolaan, kerja, serta orang. Madzhab

Hanafi dan madzhab Maliki membolehkan musyarakah jenis ini

tetapi memberikan banyak batasan terhadapnya. Sementara

madzhab Syafi‟i dan Hambali melarangnya karena secara realita

41 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut,

Central Bank of Indonesia, 1999, h. 188-190.

Page 51: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

sukar terjadi persamaan pada semua unsurnya, dan banyak

mengandung unsur gharar atau ketidakjelasan.42

3. Syirkah A‟mal/Abdan

Adalah kontrak kerjasama dua orang seprofesi untuk

menerima pekerjaan secara bersama dan berbagai keuntungan dari

pekerjaan itu. Madzhab Hanafi, Maliki, dan Hambali membolehkan

bentuk syirkah ini, baik bila kedua orang tersebut satu profesi atau

tidak. Sementara itu, madzhab Syafi‟i melarangnya karena hanya

membolehkan syirkah modal, tidak boleh syirkah kerja.

4. Syirkah Wujuh

Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki

reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli

komoditas dengan pembayaran tangguh dan menjualnya secara

tunai.

Madzhab Hanafi dan Hambali membolehkan jenis

musyarakah ini, sedangkan madzhab Maliki dan Syafi‟i

melarangnya.

Secara ringkas pandangan berbagai ulama terhadap berbagai jenis

syirkah dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

42 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 50.

Page 52: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Tabel 2.1

Berbagai Bentuk Syirkah dan Pandangan Ulama43

Syirkah Hanafi Maliki Syafi‟i Hambali

1. Al-Milk V V V V

2. Al-„Aqd

a. Al-„Inan V V V V

b. Al-Mufawadhah V V X X

c. Al-A‟mal V V X V

d. Al-Wujuh V X X V

Catatan : V dibolehkan, X dilarang.

Terlepas dari jenisnya, akad kerjasama dibolehkan secara syari‟ah asalkan

memenuhi rukun dan ketentuan syari‟ahnya. Oleh karena itu, dibawah ini akan

dijelaskan beberapa rukun dan syarat sahnya kerjasama (musyarakah/syirkah).

4. Rukun dan Syarat Sahnya Kerjasama (Musyarakah)

a. Rukun Musyarakah44

1) Sighat (ucapan): Ijab dan qabul (penawaran dan penerimaan).

2) Pihak yang berkontrak (para mitra usaha).

3) Objek Kesepakatan : modal, kerja, dan keuntungan.45

b. Syarat Musyarakah46

43 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 50.

44

M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut,

Central Bank of Indonesia, 1999, h. 190.

45 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 52.

Page 53: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

1) Ucapan

Bentuk pengucapan menunjukkan tujuan. Berakad dianggap

sah jika diucapkan secara verbal atau ditulis. Kontrak musyarakah

dicatat dan disaksikan.

2) Pihak yang berkontrak

Mitra harus kompeten dalam memberikan atau diberikan

kekuasaan perwakilan.

3) Objek kontrak (dana dan kerja)

a) Dana

Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak, atau

yang bernilai sama. Para ulama menyepakati hal ini.

Madzhab Syafi‟i dan madzhab Maliki mensyaratkan dana

yang disediakan oleh masing-masing pihak harus dicampur,

tidak boleh dipisah dari masing-masing pihak untuk kepentingan

khusus. Tetapi madzhab Hanafi tidak mencatumkan syarat ini

jika modal itu dalam bentuk tunai, sedangkan madzhab Hambali

tidak mensyaratkan pencampuran dana.

b) Kerja

Partisipasi para mitra dalam pekerjaan musyarakah adalah

ketentuan dasar. Tidak dibenarkan bila salah seorang diantara

46 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : Tazkia Institut,

Central Bank of Indonesia, 1999, h. 190-191.

Page 54: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

mereka menyatakan tak akan ikut serta menangani pekerjaan

dalam kerja sama itu. Namun, tidak ada keharusan mereka untuk

menanggung beban kerja secara sama. Salah satu pihak boleh

menangani pekerjaan lebih banyak dari yang lain, dan berhak

menuntut keuntungan lebih bagi dirinya.

Jadi, Menurut jumhur ulama, rukun syarikah ada tiga: (1) Shighat/aqad

(ijab dan qabul), (2) pihak yang berakad baik yang membawa modal (syariku

al-mal) ataupun membawa keahlian dan tenaga (syariku al-abdan), dan (3)

usaha. Adapun syarat sah dan tidaknya akad syarikah tersebut amat bergantung

pada sesuatu yang ditransaksikan, yaitu harus sesuatu yang bisa

ditransaksikan.47

Norhasyimah Mohd. Yasin (1997) menyebutkan beberapa ketentuan

musyarakah48

, yaitu:

1. Musyarakah dapat dilakukan untuk transaksi umum atau khusus dalam

jangka waktu tertentu, yang bisa diperpanjang jika kedua mitra setuju.

2. Semua mitra harus menerima informasi berkala mengenai kemajuan usaha

(progress report) dan pembiayaannya.

3. Para mitra harus bersepakat sebelum menjalin kontrak musyarakah yang

baru dengan pihak lain.

47 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta : Gema

Insani Press, 2002, h. 126.

48 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek),

Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 71-72.

Page 55: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

4. Proporsi keuntungan yang akan dibagikan harus disepakati pada saat

membuat perjanjian.

5. Rasio penanggungan kerugian bersama harus benar-benar sesuai dengan

proporsi investasi.

6. Idealnya, modal harus berupa uang, bukan barang. Jika dalam bentuk

barang harus dihitung dalam nilai moneter.

7. Perjanjian musyarakah berakhir apabila salah satu pihak meninggal atau

mengundurkan diri dari kontrak.

D. Kerjasama Bagi Hasil (Mudharabah)

Selain kerjasama musyarakah, dalam bisnis syari‟ah terdapat juga

kerjasama dengan akad mudharabah. Berikut akan dipaparkan oleh penulis

mengenai kerjasama dengan menggunakan akad mudharabah berdasarkan

referensi yang didapat.

1. Pengertian Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.

Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua

pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh

(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan

usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,

Page 56: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian

itu bukan akibat kelalaian si pengelola.49

Mudharabah adalah kontrak kerjasama antara paling sedikit dua

pihak, yaitu pemilik modal (shahibul maal) yang mempercayakan

sejumlah dana kepada pengusaha/pengelola dana (mudharib) untuk

menjalankan suatu aktivitas atau usaha. Mudharabah merupakan kontrak

PLS yang akan memberi pemodal suatu bagian tertentu dari

keuntungan/kerugian proyek yang mereka biayai.50

Menurut definisi yang dikemukakan oleh Al-Quduri :” mudharabah

adalah bentuk perjanjian untuk berpartisipasi dalam keuntungan dengan

(modal) harta dari suatu mitra dan (modal) kerja dari mitra lainnya.”51

Secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah

penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga untuk mendapatkan

persentase keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama..

2. Landasan Syari‟ah

Secara umum, landasan dasar syari‟ah dalam akad al-Mudharabah

lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini seperti yang

telah disebutkan dalam Al-Qur‟an maupun Hadits.

49 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani

Press, 2001, h. 95. 50

Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek),

Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 60.

51 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah (Prinsip, Praktik, dan Prospek),

Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h.62

Page 57: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

a. Al-Qur‟an

...

Artinya : “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil

perniagaan) dari Tuhanmu...”( Q.S. Al-Baqarah : 198)

b. Al-Hadits

Dari Shalih bin Shuahaib r.a. bahwa Rasulullah SAW

bersabda, “Tiga hal yyang didalamnya terdapat keberkatan : jual

beli secara tangguh, muqaradhah(mudharabah), dan mencampur

gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk

dijual.”(HR. Ibnu Majah no. 2280, kitab At-Tijarah).

c. Ijma‟

Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah

berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara

mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit

hadits yang dikutip Abu Ubaid.

3. Jenis-jenis Al-Mudharabah

Secara umum, mudharabah dibagi menjadi dua jenis: mudharabah

muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.52

52 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani

Press, 2001, h. 97.

Page 58: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

a. Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul

maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi

oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah

restricted mudharabah/specified mudharabah yang mana si mudharib

dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.

4. Rukun Mudharabah

Jumhur Ulama menyatakan bahwa rukun mudharabah adalah53

:

a. Shahibul Maal (Pemilik Modal)

b. Mudharib (Pengelola)

c. Keuntungan

d. Usaha yang dijalankan

e. Akad Perjanjian

53 M.I Yusanto dan M.K. Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Cet-1, Jakarta : Gema Insani

Press, 2002, h. 130.

Page 59: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Gambar 2.3

Skema Al-Mudharabah

Keahlian Modal 100%

Nisbah X% Nisbah Y%

Pengembalian

Modal Pokok

Sumber : Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke

Praktik

Para ahli hukum Islam seperti Imam Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, dan

Ibnu Khaldun (Siddiqi, 1992) sepakat bahwa mudharabah merupakan bentuk

organisasi bisnis yang sangat bermanfaat, yaitu realita adanya heterogenitas

dalam masyarakat baik dalam keterampilan, kekayaan, maupun minat usaha.

Artinya bahwa setiap anggota masyarakat akan memperoleh rezeki dan

keuntungan dengan adanya kerjasama usaha ini.54

54

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, h. 52.

Perjanjian

Bagi Hasil Muhammad

Syafi‟I

Antonio,

Bank

Syari‟ah :

Dari Teori ke

Praktik,

Jakarta :

Gema Insani

Press, 2001,

h.

Pembagian

Keuntungan

Proyek/Usaha

Modal

Nasabah

(Mudharib)

Bank

(Shahibul Maal)

Page 60: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Metode dan Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif,

yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata

atau kalimat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif, karena data yang

dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan

hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yaitu

Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia

Tbk dengan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah dalam Mengembangkan Produk

Sharia Mega Covers.

2. Data Penelitian

Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi menggunakan dua

jenis sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang

bersangkutan, serta dokumentasi dan arsip perusahaan.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan

dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku sumber,

Page 61: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

jurnal, surat kabar atau dari sumber-sumber lain yang relevan dengan

pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,

karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada

situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke

populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang

memiliki kesamaan dengan situasi sosial dengan kasus yang dipelajari.

Menurut Spradley, populasi dalam penelitian kualitatif dinamakan “social

situation” atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat

(place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara

sinergis.55

Pada penelitian ini penulis memasuki situasi sosial tertentu yaitu

Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah, melakukan

observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu

tentang situasi sosial tersebut.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden,

tetapi sebagai nara sumber atau patisipan, informan, teman, guru, dan lain

55

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:

ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 389-390.

Page 62: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

sebagainya yang berkompeten dibidangnya. Sampel dalam penelitian ini

adalah nara sumber dari kedua belah pihak yang melakukan kerjasama

yaitu dengan bapak Ahmad Sehu Ibrahim sebagai Channel Management

Division pada Bank Muamalat Indonesia dan bapak Yan Edwinariel

sebagai Manager Marketing pada Mega Life Cabang Syari‟ah, serta 5

orang nasabah yang menggunakan produk Sharia Mega Covers.

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang penulis gunakan adalah

teknik sampling model Spradley yaitu purposive sampling dan snowball

sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan snowball sampling adalah

teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya

sedikit, lama-lama menjadi besar.

4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

a. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi insrumen atau alat penelitian adalah

penulis sendiri, karena jenis penelitian ini adalah kualitatif. Dalam

penelitian kualitatif, yang menjadi intrumen atau alat penelitian adalah

peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai intrumen juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian ke

lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai intrumen meliputi validasi

terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek

Page 63: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

penelitian. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui

evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif,

penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan

dan bekal memasuki lapangan.56

b. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian,

penulis menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut :

1) Riset Kepustakaan (Library Research)

Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti,

mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah-majalah, buku-buku,

artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang

berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini

akan didapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis

pergunakan sebagai landasan berpikir dan analisa dan proses penulisan.

2) Riset Lapangan (Field Research)

Dalam riset ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data-data

dengan menggunakan tiga cara:

a) Observasi, merupakan pengamatan langsung dan pencatatan

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

56

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:

ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 398

Page 64: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

b) Interview, adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang

dilakukan pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan.57

Interview ini digunakan

dengan tujuan mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak

yang bersangkutan dan dikerjakan secara sistematis serta

berlandaskan pada tujuan penelitian. Adapun penulis melakukan

wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak

yang terkait yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dan PT.

Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Syari‟ah.

c) Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data laporan yang

didapat dari pihak yang bersangkutan yang berkaitan dengan

penelitian.

d) Trianggulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada.

5. Objek Penelitian

Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk, Gedung Arthaloka Lt. 4 Jl. Jenderal Sudirman No. 2, Jakarta

10220 dan PT. Mega Life Cabang Syari‟ah, Menara Bank Mega Lt. 22, Jl.

57B. Sandjaja & Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustakaraya, 2006. h.

145.

Page 65: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Kapten Tendean Kav. 12 – 14 A, Jakarta 12790. Waktu penelitian dilakukan

mulai tanggal 28 September 2010 sampai dengan tanggal 30 November 2010.

B. Analisis Data

1. Metode Analisis Data

Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode

penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa

kata-kata/ lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang yang berkompeten

dibidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang

menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh

di lapangan.

Sedangkan teknik analisis data yang penulis gunakan disini adalah teknik

analisis data kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan

data yang diperoleh.

2. Analisis sebelum di lapangan

Pada penelitian kualitatif, peneliti telah melakukan analisis data sebelum

peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan

fokus penelitian.

Page 66: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

3. Analisis selama di lapangan Model Spradley

Spradley membagi analisis data dalam penelitian berdasarkan tahapan

dalam penelitian kualitatif, yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial,

dan analisis tema kultural58

.

a. Analisis Domain

Pada analisis domain untuk memperoleh gambaran yang umum dan

menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Peneliti menetapkan

domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Makin

banyak domain yang dipillih maka akan semakin banyak waktu yang

diperlukan untuk penelitian.

Untuk menemukan domain dari konteks sosial/objek yang diteliti,

Spradley menyarankan untuk melakukan analisis hubungan semantik antar

kategori, yang meliputi sembilan tipe. Tipe hubungan ini bersifat

universal, yang dapat digunakan untuk berbagai jenis situasi sosial. Ke

sembilan hubungan semantik tersebut adalah : jenis, ruang, sebab akibat,

rasional, lokasi, fungsi, cara mencapai tujuan, urutan dan atribut.

Pada tabel dibawah ini merupakan cara menganalisis hubungan

semantik antar kategori dengan Sembilan tipe hubungan semantik, yaitu:

58

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:

ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 440.

Page 67: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Tabel 3.1

Analisis Domain Kerjasama Produk Sharia Mega Covers

No.

Included Term/

Rincian Domain

Hubungan

Semantik

Cover Term/

Domain

1

Penerbitan Adalah jenis dari Kegiatan perusahaan

Bank Mauamalat dan

Mega Life Cabang

Syari‟ah

Pemasaran

Pengawasan

Penjaminan

2

Ruang Kerja/Kantor Adalah tempat Jenis ruang yang ada

Pada perusahaa (Bank

Muamalat dan Mega

Life Cabang Syari‟ah

Ruang Meeting

Ruang Tamu

Ruang Receptionis

3

Masa periode tahunan Adalah sebab dari Turunnya perolehan

Peserta Sharia Mega

Covers

Adanya biaya layanan

Perubahan sistem IT

4

Kesepakatan Rasional/alasan Perusahaan/emiten

memenuhi perjanjian Terdapat MoU

Mekanisme Kerjasama

yang jelas

Page 68: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

5

Di percetakan paket

Sharia Mega Covers

Lokasi melakukan

pekerjaan

Tempat melaksanakan

kerjasama produk

Sharia mega Covers Di kantor pemasaran

Di perusahaan

Di ruang meeting

6

Komunikasi yang baik Adalah cara Mencapai kinerja yang

maksimal Kerjasama yang bagus

Saling percaya dan

saling mendukung

7

Komputer Digunakan untuk Mengerjakan pekerjaan

terkait dengan kerjasama Printer

Flashdisk

Infocus

8

Daftar Merupakan urutan

dalam

Menjadi peserta Sharia

Mega Covers Buka rekening

Membayar premi

Terjadi klaim

9

Direktur Adalah atribut Atribut/jabatan yang

dimiliki setiap orang

dalam perusahaan

Manager

Ketua divisi

Page 69: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

b. Analisis Taksonomi

Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang

terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan59

. Dengan demikian

domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat

diurai secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini.

Hasil analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak (box

diagram), diagram garis dan simpul (lines dan node diagram) dan outline.

Pada analisis taksonomi ini, penulis akan menguraikan dalam bentuk

diagram garis dan simpul (Lines and Nodes) seperti di bawah ini:

59

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:

ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h. 449

Page 70: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Gambar 3.1

Analisis Taksonomi pada Kerjasama Produk Sharia Mega Covers

c. Analisis Komponensial

Pada analisis komponensial ini yang dicari untuk diorganisasikan

dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang

memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi. Dengan teknik peengumpulan data yang

bersifat trianggulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda

pada setiap elemen akan data ditemukan

Kerjasama

Kesepakatan

n

Perjanjian

Pelaksanaan

Hasil

Akad

Para Pihak

Mekanisme kerjasama

yang jelas

Tanda Tangan MoU

Pemasaran oleh

Agen-agen Mega Life

Penerbitan dan

Pengiriman Paket SMC

- DPK dan Premi bertambah

- Sinergi yang baik

Page 71: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

d. Analisis Tema Kultural

Analisis tema kultural yaitu mencari hubungan diantara domain, dan

bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan ke

dalam tema/judul penelitian.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid

apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif

juga, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah,

sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula.

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility

(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability

(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).60

a. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan

teman, analisis kasus negatif, dan member check.

60

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:

ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14, h.

Page 72: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

1. Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber

data yang pernah ditemui maupun yang baru.

Untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, pengujian

dilakukan terhadap data yang penulis peroleh dan

dicocokkan/disesuaikan kembali ke lapangan penelitian yaitu Bank

Muamalat dan Mega Life Cabang Syari‟ah dan jika sudah

sesuai/benar berarti data yang penulis peroleh kredibel, maka waktu

perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

2. Meningkatkan Ketekunan

Dalam meningkatkan ketekunan, peneliti/penulis melakukan

pengecekan kembali apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak.

Dengan meningkatkan ketekunan juga peneliti/penulis memberikan

deskrispsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

Selain itu juga, untuk meningkatkan ketekunan ini penulis membaca

berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-

dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

3. Trianggulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini merupakan

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

Page 73: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.

a) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber.

Pada triangulasi sumber ini penulis menguji kredibilitas

data tentang efektivitas kerjasama tentang produk Sharia Mega

Covers, maka penulis mengumpulkan dan menguji keabsahan

data yang diperoleh dari ketiga sumber tersebut yaitu Bank

Muamalat Indonesia, Mega Life Cabang Syari‟ah, dan nasabah

Sharia Mega Covers.

b) Tringulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data, triangulasi teknik

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda.

c) Triangulasi Waktu

Waktu sangat sering mempengaruhi kredibiltas data. Data

yang diperoleh di pagi hari akan berbeda dengan data yang

diperoleh di sore hari. Untuk itu, dalam pengujian kredibilitas

data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan

wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi

Page 74: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,

maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

ditemukan kepastian datanya.

4. Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda

dengan hasil penelitian. Bila tidak ada data yang berbeda atau

bertentangan dengan temuan, berarti data yang sudah ditemukan

dapat dipercaya. Sebaliknya bila peneliti/penulis masih mendapatkan

data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti

mungkin akan merubah temuannya.

5. Menggunakan Bahan Referensi

Penggunaan bahan referensi merupakan pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam

penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan pihak Bank

Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah serta nasabah

Sharia Mega Covers, data hasil wawancara tersebut perlu didukung

dengan adanya rekaman wawancara.

6. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses oengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa

yang diberikan oleh pemberi data. Adanya member check juga agar

Page 75: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan

laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

b. Pengujian Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajad ketepatan atau dapat

diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut

diambil. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang

sedemikian jelasnya. “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat

diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar

transferabilitas (Sanafiah Faisal, 1990).

c. Pengujian Dependability

Dependability dalam penelitian kualitatif disebut juga reliabilitas.

Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independen, atau

pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam

melakukan penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan

masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan

analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan

harus dapat ditunjukkan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak

dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas

penelitiannya patut diragukan (Sanafiah Faisal, 1990).

Page 76: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

d. Konfirmability

Pada penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji

dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara

bersamaan.menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian,

dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan

fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut

telah memenuhi standar konfirmability.

Page 77: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

BAB IV

GAMBARAN UMUM SHARIA MEGA COVERS DAN ANALISIS

EFEKTIVITAS KERJASAMA

A. Gambaran Umum Produk Sharia Mega Covers

1. Definisi Sharia Mega Covers61

Merupakan kartu multiguna bertabungan dan memiliki manfaat asuransi

syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai (bebas biaya) di 12.000

ATM bersama, sebagai kartu debit di lebih dari 40.000 merchant dan

sekaligus sangat memungkinkan sebagai kartu anggota dalam sebuah

organisasi.

2. Kenapa Sharia Mega Covers

a. Kartu Multiguna dengan berbagai macam manfaat.

b. Mudah untuk dimiliki (diseluruh pelayanan Mega Life Cabang Syariah).

c. Harga terjangkau bagi lapisan masyarakat manapun, dengan berbagai

pilihan manfaat asuransi.

d. Diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif.

e. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 12.000 ATM.

f. Fasilitas debit di lebih dari 40.000 merchant debit.

61 Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank Muamalat

Indonesia di Gedung Arthaloka Lt. 2 Bank Muamalat Indonesia, Jl. Jenderal Sudirman No. 2,

JAKARTA 10220.

Page 78: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

g. Transfer antar bank ATM bersama.

h. Setiap kelipatan Rp 2.000.000 saldo pemilik kartu Sharia Mega Covers

Insya Allah berkesempatan berangkat Umroh.

3. Sharia Mega Covers “Satu Shar-e Mega Fasilitas”

a. Diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitip.

b. Akses debit di lebih dari 40.000 merchant.

c. Kemudahan pembayaran premi melalui automatic debit dan

phonebanking.

d. Saldo dapat ditambah setiap saat melalui 1.600 kantor pos online (SOPP),

Bank Muamalat dan Agen T3 (TETRI) di seluruh Indonesia.

e. Saldo investasi dapat diketahui setiap saat melalui :

1) Phonebanking

2) ATM

3) SMS Banking

f. Bagi hasil dari investasi

g. Perlindungan extra manfaat

h. Fasilitas asuransi lengkap meliputi:

1) Santunan meninggal dunia

2) Santunan meninggal dunia sebab kecelakaan

3) Cacat tetap total atau sebagian sebab kecelakaan

4) Penggantian biaya rawat inap

5) Pengobatan karena kecelakaan

Page 79: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

6) Tabungan Wadi‟ah Multiplan + Bonus

7) Perlindungan asset rumah dan mobil.

i. Simple Underwriting & Instant Cover.

j. Bagi hasil dari surplus underwriting (jika ada).

k. Proteksi berlaku seluruh dunia.

4. Plan Sharia Mega Covers

1. Plan 250.000(Coorporate Protection Plan)

Saldo Awal Shar-E 100.000,-

Premi Term + PA : A 75.000,- / tahun

Saving Plan / Multiplan Non

Compensation Agent 35.000,-

Biaya Adm 15.000,-/ tahun

Biaya Kartu Shar-E 25.000,-

a. Pembayaran Premi per tahun.

b. Tidak Ada Saving.

c. Program Asuransi Santunan Duka meninggal sebab apapun

Rp10.000.000,- dan

Santunan Duka meninggal karena Kecelakaan 2 x Rp 10.000.000,-

d. Premi Renewal tahun kedua dan seterusnya Rp 105.000,- terdiri dari :

Page 80: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

- Premi Term + PA: A Rp 75.000,-

- Royalty Agent Rp 15.000,-

- Biaya Adm. Rp 15.000,-

Dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Apabila peserta meninggal dunia sebab apapun, maka kepada yang

berhak akan diberikan santunan Sebesar Rp 10.000.000,-

b) Apabila peserta meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan, maka

kepada yang berhak akan diberikan santunan sebesar 2 X RP.

10.000.000,-

2. Plan 600.000 (Hospital Protection Plan)

Saldo Awal Shar-E 200.000,-

Premi Hospital Cash Plan 200.000/hr

+ PA : A

310.000,- / tahun

Saving Plan / Multiplan Non

Compensation Agent 50.000,-

Biaya Adm 15.000,-/ tahun

Biaya Kartu Shar-E 25.000,-

a. Pembayaran Premi per tahun.

b. Tidak Ada Saving .

Page 81: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

c. Program Asuransi Kesehatan (Hospital Cash Plan) Rp 200.000/hari dan

Santunan Duka sebab meninggal karena Kecelakaan maksimal 200

juta.

d. Premi Renewal tahun kedua dan seterusnya Rp 340.000,- terdiri dari :

- Premi hospital Cash Plan Rp 310.000,-

- Royalty Agent Rp 15.000,-

- Biaya Adm. Rp 15.000,-

Dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Apabila peserta manjalani rawat inap di rumah sakit minimal 2x24

jam akan diberikan santunan harian sebesar Rp 200.000,- / hari

maksimal 180 hari pertahun.

b) Apabila peserta meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan,

maka kepada yang berhak akan diberikan santunan sebesar Rp. 200 jt

ditambah saldo investasi.

3. Plan 750.000 (Multi Protection Plan)

Saldo Awal Shar-E 200.000,-

Premi PA : ABD + Term Life 260.000,- / tahun

Saving Plan / Multiplan 200.000,- / bulan

Compensation Agent 50.000,-

Page 82: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Biaya Adm 15.000,-/ tahun

Biaya Kartu Shar-E 25.000,-

a. Pembayaran Premi per tahun

b. Saving Plan Auto Debet per bulan (Wadi‟ah)

c. Program Multiplan : Pendidikan , Pensiun , Ibadah, dsb

d. Premi Renewal tahun kedua dan seterusnya Rp 290.000,- terdiri dari:

- Premi Term Life Rp 260.000,-

- Royalty Agent Rp 15.000,-

- Biaya Adm. Rp 15.000,-

Dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Apabila peserta meninggal dunia sebab apapun, maka kepada yang

berhak akan diberikan santunan Sebesar Rp 35 juta ditambah saldo

investasi.

b) Apabila peserta meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan,

maka kepada yang berhak akan diberikan santunan sebesar 2X Rp.

35 jt dtambah saldo investasi.

c) Apabila peserta menjalani perawatan atau pengobatan di rumah sakit

sebab kecelakaan, maka akan diberikan santunan maksimum sebesar

Rp 3,5 jt per kecelakaan.

Page 83: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

d) Apabila peserta menderita cacat tetap total karena kecelakaan, maka

akan diberikan santunan maksimum sebesar RP 35 jt.

e) Apabila peserta menderita cacat tetap sebagian karena kecelakaan,

maka akan diberikan santunan sebesar % tertentu dengan maksimum

RP 35 jt.

f) Peserta dapat menarik tabungan Multiplan kapan saja sesuai saldo

yang ada minimal Rp. 500 ribu dan maksimal 50% dari saldo,

setelah tahun kedua ditambah bonus.

5. Manfaat

Uraian

Manfaat

Plan

CPP 250 HPP 600 MPP 750

Saldo Awal Share 100.000 200.000 200.000

Saldo Awal Tabungan

Multiplan

Non Non 200.000

Meninggal Dunia Sebab

Apapun

100.000 Non 35.000.000

Meninggal Dunia Sebab

Kecelakaan

2 x

10.000.000

200.000.000

2 x

35.000.000

Biaya Rawat Inap /hari Non 200.000 Non

Biaya Perawatan / Non Non 3.500.000

Page 84: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Pengobatan Sebab

Kecelakaan Pertahun

Cacat Tetap Total Sebab

Kecelakaan

Non Non 35.000.000

Cacat Tetap Sebagian

Sebab Kecelakaan

Non Non 35.000.000

6. Ketentuan Peserta Sharia Mega Covers

a. Sehat jasmani-rohani dan tidak sedang dalam perawatan/pengobatan dari

dokter atau tenaga medis lainnya.

b. Usia minimal 17 tahun dan usia maksimal 59 tahun.

c. Calon peserta wajib mengisi dan menandatangani Formulir Aplikasi Sharia

Mega Covers dengan benar, jujur dan tidak menyembunyikan data apapun

yang berkaitan dengan kesehatan calon Peserta.

d. Tidak diperlukan pemeriksaan medis.

e. Dalam hal tertentu, Mega Life dan Mega Insurance berhak untuk menolak

permohonan kepesertaan seseorang.

f. Kepesertaan asuransi berlaku secara otomatis dan dapat diperpanjang setiap

tahun.

g. Apabila saldo rekening Sharia Mega Covers pada saat perpanjangan

asuransi tidak cukup untuk membayar premi, maka diberikan toleransi

Page 85: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

selama 30 hari kalender untuk pembayaran premi. Apabila saldo

mencukupi langsung di-debet untuk pembayaran premi. Apabila masih

tidak mencukupi, asuransi berakhir.

7. Ketentuan Seleksi Risiko Sharia Mega Covers

a. Batasan Usia Calon Peserta pada saat didaftarkan :

1) Minimal berusia 17 (tujuh belas) tahun

2) Maksimum berusia 59 (lima puluh sembilan) tahun

3) Asuransi otomatis akan berakhir pada saat ulang tahun polis, dimana

Peserta berusia 60 tahun atau lebih.

b. Seluruh calon Peserta pada saat didaftarkan untuk mengikuti program

Asuransi ini harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tidak

sedang dalam perawatan / pengobatan dari dokter atau tenaga medis

lainnya.

c. Seluruh calon Peserta wajib mengisi dan menandatangani Formulir

Pendaftaran dengan benar, jujur, dan tidak menyembunyikan data apapun

yang berkaitan dengan kesehatan calon Peserta.

d. Tidak diperlukan pemeriksaan medis.

e. Dalam hal tertentu, Mega Life dan Mega Insurance berhak untuk menolak

permohonan kepesertaan seseorang.

f. Kepesertaan asuransi, berlaku secara otomatis. YRT

Page 86: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

g. Apabila saldo pada saat renewal, tidak mencukupi untuk membayar premi,

maka diberikan toleransi selama 30 hari, apabila saldo mencukupi

langsung di-debet, apabila masih tidak mencukupi, asuransi berakhir.

h. Peserta yg ingin mengaktifkan kepesertaan asuransinya, harus membeli

kartu baru. Tidak ada mekanisme “reinstate”.

i. Tidak ada pengembalian premi bila Peserta ada pembatalan Polis ditengah

masa perjanjian.

j. Setiap Peserta diperkenankan memiliki lebih dari satu produk ini atas

nama Peserta yang bersangkutan.

k. Tidak ada kartu QQ.

l. Peserta tidak diperkenankan mengganti cover asuransi.

8. Polis dan Ketentuan Lainnya

a. Polis

1) Akan diterbitkan Polis Induk untuk BMI

2) Polis akan di copy dan dikirimkan ke :

a) Seluruh kantor Cabang/ Cabang Pembantu BMI

b) Seluruh kantor Cabang Mega Life cabang Syariah.

b. Bukti Kepesertaan Asuransi

1) Kartu SMC Syariah

2) Kepada Setiap Peserta akan diberikan Sertifikat Kepesertaan.

a. Nomor peserta

b. Keterangan manfaat

Page 87: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

c. Syarat-syarat klaim

d. Keterangan lainnya

3) Ringkasan SSU/Khusus Polis

9. Mulai dan Berakhirnya Asuransi

i. Asuransi Mulai

1. Pada saat pembelian kartu

2. Renewal dilakukan pada setiap tanggal sesuai dengan tanggal aktivasi

untuk periode satu tahun kedepan, demikian setiap tahunnya dilakukan

secara otomatis, selama saldo mencukupi.

ii. Asuransi Berakhir

1. Pada saat asuransi dibatalkan

2. Pada saat jatuh tempo polis dimana saldo tidak mencukupi (setelah

masa tenggang dilalui).

3. Pada saat Peserta meninggal dunia atau cacat tetap

10. Data Tambahan Dalam Aplikasi

i. Data sebagaimana yg ada dalam Aplikasi Shar-E ditambah informasi

berikut:

1. Pilihan Plan 250, 300, 600, Plan 750, Plan 1.250

2. Berlaku sebagai tanda bukti pembayaran kartu

3. Tanggal penyerahan aplikasi

4. Daftar ahli waris

5. Pertanyaan dan Pernyataan kesehatan

Page 88: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

6. Pernyataan agen/petugas

7. Kode keagenan & Kantor Cabang

8. Ketentuan minimal saldo

9. Hot-line service

10. Preprinted serial number

11. Pengecualian

Perusahaan bebas dari kewajiban untuk membayar klaim bila musibah

baik secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari :

a. Bunuh diri ; Dihukum mati oleh pengadilan yang berwenang ; atau

b. Perbuatan jahat yang dilakukan oleh Pemegang Polis, dan

atau Peserta, dan atau pihak lain yang berkepentingan

dengan Polis ini; atau

c. Wabah penyakit (epidemi), Human Immuno Deficiency Virus (HIV) atau

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) ; atau

d. Pengaruh narkotika, minuman keras, obat-obat terlarang dan zat adiktif

lainnya.

Khusus untuk klaim meninggal karena Kecelakaan, Cacat Tetap total/

sebagian karena Kecelakaan atau Cedera karena Kecelakaan, maka

Perusahaan dibebaskan dari kewajiban membayar klaim kepada Peserta bila

penyebab klaim tersebut adalah salah satu dari hal dibawah ini :

Page 89: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

a. Kecelakaan pesawat terbang yang tidak berjadwal tetap dan

atau yang tidak diselenggarakan oleh perusahaan penerbangan yang

tergabung dalam International Air Transport Association (IATA) ; atau

b. Reaksi nuklir, radiasi atau terkontaminasi zat radioaktif ; atau

c. Risiko-risiko politik, kerusuhan, pemogokan, penghalangan

bekerja, huru- hara, pengambilalihan kekuasaan, perbuatan jahat,

pencegahan, revolusi pembangkitan rakyat,

pemberontakan, kekuatan militer, invasi, perang saudara, perang dan

permusuhan, makar, terorisme, sabotase, penjarahan ; atau

d. Risiko bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung

berapi, angin topan, tsunami, banjir, gejala geologi atau meteorologi

lainnya ; atau

e. Semua jenis olah raga bela diri, tinju, gulat, olah raga udara, menyelam,

panjat tebing, bugy jumping, bila Peserta berlatih untuk atau ikut serta

dalam kegiatan perlombaan untuk mencapai prestasi ; atau

f. Mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh atau dimungkinkan karena

Peserta mengidap suatu penyakit dan atau dalam keadaan cacat jasmani

maupun rohani; atau

g. Mengalami bertambah parahnya akibat-akibat Kecelakaan karena suatu

penyakit;

12. Mekanisme Klaim

a. Tata Cara Pengajuan Klaim

Page 90: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

1) Klaim Meninggal Dunia

a. Surat Pengajuan Klaim dari Pemegang Polis/ Yang diberi Kuasa.

b. Fotocopy Kartu Tanda Identitas Peserta dan yang mengajukan

Klaim.

c. Surat Keterangan Kematian yang menjelaskan sebab kematian dari

Dokter / Rumah Sakit yang merawat; Pamong Praja (minimal dari

Kelurahan); atau dari instasi pemerintah lain yang berwenang

(asli).

d. Surat keterangan dari Kepolisian yang menjelaskan kejadian

kecelakaan (asli).

e. Formulir Pengajuan Klaim meninggal dunia (disediakan oleh

Perusahaan).

2) Klaim Cacat tetap Total

a) Surat Pengajuan Klaim dari Pemegang Polis/ Yang diberi Kuasa.

b) Fotocopy Kartu Tanda Identitas Peserta dan yang mengajukan

Klaim.

c) Formulir Pengajuan Klaim Cacat Tetap (disediakan oleh

Perusahaan)

d) Fotocopy ringkasan catatan medis dari dokter yang merawat yang

menjelaskan kondisi Cacat Tetap Total Peserta.

3) Klaim Biaya Perawatan

a) Surat Pengajuan Klaim dari Pemegang Polis/ Yang diberi Kuasa.

Page 91: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

b) Fotocopy Kartu Tanda Identitas Peserta dan yang mengajukan

Klaim.

c) Formulir Pengajuan Klaim Biaya Perawatan (disediakan oleh

Perusahaan).

d) Fotocopy ringkasan catatan medis dari dokter yang merawat yang

menjelaskan kondisi Cacat Tetap Total Peserta.

e) Kwitansi asli biaya perawatan/pengobatan.

4) Klaim Kendaraan

a) Melaporkan / menghubungi Bagian Klaim atau Hotline Claim

Service (0818 0818 5888) PT. Asuransi Umum Mega selambat

lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam (hari kerja) sejak terjadi

musibah.

b) Melaporkan dokumen pendukung klaim, yaitu :

1. Formulir Laporan Klaim yang telah diisi dengan lengkap dan

benar, copy STNK dan SIM yang masih berlaku.

2. Copy polis asuransi dan bukti pembayaran premi.

3. Surat Keterangan / Laporan Pos Polisi setempat (dalam hal

klaim pencurian perlengkapan kendaraan, pencurian kendaraan

atau tindak pidana lainnya).

4. BPKB, STNK, Faktur, Surat Tanda Pemblokiran dan kunci

kendaraan (dalam hal klaim pencurian kendaran).

Page 92: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

5. Berita acara kecelakaan dari Kepolisian di wilayah kejadian

(bila ada tuntutan dari Pihak Ketiga).

6. Dokumen pendukung klaim lainnya dilengkapi oleh pihak

Bengkel sesuai Perjanjian Kerjasama.

5) Klaim Kebakaran

a) Melaporkan / menghubungi Bagian Klaim atau Hotline Claim

Service (0818 0818 5888) PT. Asuransi Umum Mega selambat

lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam (hari kerja) sejak terjadi

musibah.

b) Polis asli/fotocopi berikut surat endorsment;

c) Laporan/berita acara kecelakaan diri kepolisian atau pejabat yang

berwenang lainnya;

d) Estimasi berikut perincian kerugian;

e) Survey report dari loss adjuster;

f) Dokumen lain yang berhubungan dengan klaim disesuaikan

dengan sifat kejadian dan kerugian.

B. Pola dan Akad Kerjasama Produk Sharia Mega Covers

1. Pola Kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life Cabang

Syari‟ah

Dalam kerjasama ini Bank Muamalat Indonesia sebagai pihak pertama

akan mengirimkan paket Sharia Mega Covers setelah menerima pengajuan

pemesanan paket Sharia Mega Covers dari Mega Life Cabang Syari‟ah dalam

Page 93: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

jangka waktu sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari kerja. Minimal

pemesanan kartu Sharia Mega Covers adalah 20.000 (duapuluh ribu) paket.

Bank Muamalat mengirimkan paket Sharia Mega Covers melalui kurir atau

cara lain yang disepakati oleh kedua belah pihak ke seluruh Kantor Pemasaran

Mega Life Cabang Syari‟ah, sesuai jumlah pesanan yang dibutuhkan oleh

masing-masing Kantor Pemasaran Mega Life Cabang Syari‟ah. Pembayaran

yang dilakukan oleh Mega Life Cabang Syari‟ah kepada Bank Muamalat

hanya dilakukan melalui mekanisme pemindahbukuan, transfer bank atau

autodebet. Jadi, pembayaran secara tunai sangat tidak dimungkinkan.(Lihat

lampiran MoU Pasal 7).

Sedangkan jumlah premi yang dihimpun oleh Mega Life Cabang

Syari‟ah dikelola oleh Bank Muamalat Indonesia dalam bentuk investasi,

deposito, maupun pembiayaan. Dari hasil investasi tersebut, baik keuntungan

maupun kerugian akan dibagi sesuai kesepakatan bagi hasil antara kedua

belah pihak.

2. Akad kerjasama

Pada kerjasama produk Sharia Mega Covers antara Bank Muamalat

Indonesia dan Mega Life Cabang Syari‟ah merupakan akad Musyarakah,

dimana masing-masing pihak mengeluarkan dana berupa biaya-biaya tertentu

yang disepakati dan berhak atas pengelolaan produk tersebut, baik itu dalam

aspek pemasaran maupun pengelolaan dana premi sesuai kesepakatan. Selain

itu, keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan kesepakatan antara kedua

Page 94: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

belah pihak. Dalam hal ini, akad yang diterapkan pada kerjasama produk

Sharia Mega Covers adalah sesuai dengan prinsip syari‟ah, yaitu dengan

menggunakan akad musyarakah.

Sedangkan bentuk kerjasama dalam perjanjian ini adalah co-branding

yaitu penggabungan dua produk menjadi satu produk, yaitu produk Shar-E

dengan produk Hospital Cash Plan, Term Life, Personal Accident dan

Tabungan Wadi‟ah dengan nama “Sharia Mega Covers”.

C. Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers

1. Sasaran

Sasaran dari kerjasama ini bagi kedua belah pihak yaitu untuk seluruh

masyarakat kelas menengah ke bawah dan menengah ke atas, karena Bank

Muamalat dan Mega Life Cabang Syari‟ah menyediakan Plan-plan tertentu

sesuai kebutuhan masyarakat. Sharia Mega Covers terdiri dari 3 (tiga) plan,

yaitu:

a. CPP 250 (dua ratus), dengan harga perdana Rp 250.000,- (dua ratus lima

puluh ribu rupiah).

b. HPP 600 (enam ratus), dengan harga perdana Rp 600.000,- (enam ratus

ribu rupiah).

c. MPP 750 (tujuh ratus), dengan harga perdana Rp 750.000,- (tujuh ratus

lima puluh ribu rupiah).

Menurut kedua belah pihak yang bekerjasama dalam produk Sharia Mega

Covers yaitu Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah,

Page 95: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

sasaran untuk perekrutan peserta Sharia Mega Covers sudah efektif karena

adanya plan-plan tersebut di atas. Dengan plan-plan tersebut masyarakat akan

lebih mudah untuk ikut bergabung dalam berasuransi dengan Sharia Mega

Covers, karena dapat terjangkau untuk semua lapisan masyarakat baik

menengah ke bawah maupun menengah ke atas.

2. Tujuan

Tujuan dari kemitraan dalam kerjasama Bank Muamalat dengan Mega

Life Cabang Syari‟ah yaitu:

1) Bagi Bank Muamalat untuk menambah nasabah dan Dana Pihak Ketiga

(DPK).

2) Bagi Mega life Cabang Syari‟ah untuk mendapatkan premi yang akan

berpengaruh pada pendapatan, produk, dan nasabah.

3. Target Peserta Sharia Mega Covers

Pada perjanjian kerjasama yang disepakati oleh Bank Muamalat

Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah salah satunya yaitu target untuk

mendapatkan nasabah Sharia Mega Covers adalah sebanyak 20.000 nasabah,

akan tetapi sampai saat ini target itu belum tercapai karena ada beberapa

kendala seperti ada perubahan kebijakan dari Bank Muamalat pada produk

Shar-E yaitu ada/ dikenakannya biaya administrasi perbulan, sedangkan pada

perjanjian tidak dijelaskan hal tersebut. Selain itu, pada produk asuransi Sharia

Mega Covers masa periodenya pertahun, sehingga jika tidak diperpanjang akan

ditutup secara otomatis. Dalam hal ini, menurut kedua belah pihak untuk

Page 96: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

pencapaian target peserta Sharia Mega Covers belum efektif, dikarenakan

adanya kendala-kendala tersebut diatas.

4. Manfaat Kerjasama Bagi Kedua Belah Pihak

Dalam melakukan suatu kerjasama tentunya menghasilkan

manfaat/output positif dari kerjasama itu sendiri, baik itu manfaat materi

maupun non-materi. Dari kerjasama yang dilakukan oleh Bank Muamalat

dengan Mega Life Cabang Syari‟ah dalam mengembangkan produk Sharia

Mega Covers, manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Bagi Bank Muamalat yaitu nasabah dan DPK bertambah, serta

mempunyai jalinan sinergi yang baik dengan Mega Life Cabang Syari‟ah.

Selain itu, Mega Life Cabang Syari‟ah memiliki agen yang banyak

sehingga mudah untuk memasarkan produk Sharia Mega Covers di

beberapa kota besar di Indonesia.

b. Bagi Mega Life Cabang Syari‟ah, manfaat yang diperoleh dari kerjasama

produk Sharia Mega Covers yaitu adanya jalinan sinergi yang baik dengan

Bank Muamalat yang memiliki brand image yaitu co-branding dengan

produk Shar-E, menambah peserta asuransi, serta menjadi solusi bagi

ummat dalam mengatasi kerugian finansial akibat musibah (kecelakaan

atau meninggal).

Page 97: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Tabel 4.1

Kesimpulan Efektivitas Kerjasama Produk Sharia Mega Covers

Perihal

Bank Muamalat Indonesia Mega Life Cabang Syari‟ah

Efektif Tidak Efektif Efektif Tidak Efektif

Sasaran √ √

Tujuan √ √

Target √ √

Manfaat √ √

D. Analisis Data Perkembangan Produk Sharia Mega Covers

1. Data Penerbitan Produk Sharia Mega Covers

Berikut adalah data penerbitan kartu Sharia Mega Covers dari Bank

Muamalat kepada Mega Life Unit Syari‟ah , yaitu62

:

Tabel 4.

Jumlah Penerbitan Paket Sharia Mega Covers

Tahun 2007 2008 2009 2010

Jumlah Kartu 1105 3075 511 565

62

Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank

Muamalat Indonesia, Gedung Arthaloka Lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220,

tanggal 03 November 2010.

Page 98: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Data penerbitan kartu Sharia Mega Covers digambarkan dalam bentuk

diagram batang seperti dibawah ini.

Gambar 4.1

Grafik Penerbitan Kartu Sharia Mega Covers Periode 2007 – 2010

Berdasarkan laporan data yang diperoleh dari Bank Muamalat

Indonesia mengenai produk Sharia Mega Covers dalam grafiik di atas dapat

dilihat bahwa penjualan produk Sharia Mega Covers mengalami penurunan

dari tahun awal dikeluarkan produk tersebut yaitu dari tahun 2007 hingga

tahun 2010. Menurut Ahmad Sehu Ibrahim sebagai Divisi Channel

Management sekaligus Manager SalaMuamalat pada Bank Muamalat

Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2009 mengalami penurunan

dikarenakan ada perubahan sistem IT baru. Sehingga menyebabkan

penjualan terhenti selama 3 bulan.63

63 Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi Channel Management Bank Muamalat

Indonesia, Gedung Arthaloka Lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220, tanggal 03

November 2010.

1105

3075

511 565

0

1000

2000

3000

4000

2007 2008 2009 2010

Perkembangan Jumlah Kartu

Jumlah Kartu

Page 99: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

2. Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers

Di bawah ini adalah rekapitulasi data peserta Sharia Mega Covers

yang diperoleh dari PT. AJ Mega Life Cabang Syari‟ah64

, yaitu :

Tabel 4.3

Jumlah Perolehan Peserta Sharia Mega Covers

Tahun 2007 2008 2009 2010

Jumlah Peserta 54 339 150 135

Dari hasil rekapitulasi nasabah Sharia Mega Covers tersebut, dibawah

ini akan digambarkan melalui perkembangan grafik, yaitu :

Gambar 4.2

Grafik Rekapitulasi Peserta Sharia Mega Covers Periode 2007-2010

64Wawancara pribadi dengan Ichwan Jufri, Staff Marketing Mega Life Unit Syari‟ah, Menara

Bank Mega lt. 22, Jakarta, pada tanggal 25 November 2010.

54

339

150 135

0

100

200

300

400

2007 2008 2009 2010

Jumlah Peserta

Jumlah Peserta

Page 100: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Dari grafik di atas terlihat bahwa ada penurunan jumlah peserta yang

diperoleh Mega Life Cabang Syari‟ah pada tahun 2009 dan 2010.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Yan Edwinariel sebagai

manager marketing Mega Life Cabang Syari‟ah mengatakan bahwa adanya

kebijakan baru dari Bank Muamalat Indonesia pada biaya layanan bulanan

dalam tabungan Shar-E, sehingga menyebabkan para peserta Sharia Mega

Covers untuk tidak melanjutkan transaksinya. Selain itu, produk Sharia Mega

Covers ini juga mempunyai kekurangan seperti tidak bisa klaim selain

meninggal dunia, dan produknya pertahun, akan tutup secara otomatis jika

tidak diperpanjang.

3. Perbandingan antara Penerbitan Kartu dengan Perolehan Peserta Sharia

Mega Covers.

Tabel 4.4

Akumulasi Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers

Tahun

Jumlah

Kartu

Jumlah

Peserta

Selisih

Bentuk

Persentase(%)

2007 1105 54 1051 4.89%

2008 3075 339 2736 11.02%

2009 511 150 361 29.35%

2010 565 135 430 23.89%

Page 101: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2007 penerbitan

kartu Sharia Mega Covers adalah sebanyak 1105 kartu, sedangkan jumlah

peserta yang diperoleh hanya 54 peserta, dan sisa kartu yang belum terjual

sebanyak 1051 kartu, dalam bentuk persentase perbandingannya sebesar

4,89%. Pada tahun 2008 kartu yang dikeluarkan oleh Bank Muamalat

Indonesia kepada Mega Life Cabang Syari‟ah lebih banyak dari tahun

sebelumnya yaitu sebanyak 3075, sedangkan peserta yang diperoleh pun

tidak sebanding dengan kartu yang diterbitkan yaitu hanya sebanyak 339

peserta. Jadi sisa kartu yang tidak terjual sebanyak 2736 kartu adalah jumlah

yang sangat besar, jika dalam bentuk persentase yaitu sebesar 11,02%.

Begitupun dengan tahun-tahun berikutnya telah terjadi penurunan yang

drastis hingga 23,89%.

Tabel 4.5

Persentase Jumlah Kartu dan Peserta Sharia Mega Covers

Tahun 2007 2008 2009 2010

Jumlah

kartu 1105 3075 1970 178.28% 511 2564 83.38% 565 54 10.57%

Jumlah

peserta 54 339 285 527.78% 150 189 55.75% 135 15 10.00%

Pada tabel di atas terlihat bahwa pada jumlah kartu yang terjual pada

tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2008 terdapat kenaikan sebesar

Page 102: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

178,28%, penerbitan kartu bertambah hingga 1970 kartu. Pada tahun

berikutnya yaitu tahun 2009 terdapat penurunan sebesar 83,38% karena

jumlah kartu yang diterbitkan hanya 511 kartu, penerbitan kartu berkurang

hingga 2564 kartu. Pada tahun 2010 penerbitan kartu meningkat walaupun

hanya sedikit yaitu bertambah 54 kartu karena yang terjual sebanyak 565

kartu, jika dalam bentuk persentase kenaikan penerbitan kartu pada tahun

2010 meningkat hanya sebesar 10,57%.

Dalam hal perolehan peserta, pada tahun 2007 adalah sebanyak 54

peserta dan tahun 2008 sebanyak 339 peserta dan terdapat peningkatan dalam

perolehan peserta Sharia Mega Covers yaitu sebanyak 285 peserta, jika

dalam bentuk persentase hingga sebesar 527,78%. Pada tahun 2009 terjadi

penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu hanya

memperoleh 150 peserta, terjadi penurunan hingga 189 peserta. Jika dalam

bentuk persentase adalah sebesar 55,75%. Begitu juga dengan tahun 2010,

perolehan peserta Sharia Mega Covers hanya sebanyak 135 peserta, turun

sebanyak 10%.

Pada tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti di

bawah ini:

Page 103: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Gambar 4.3

Grafik Perbandingan Penerbitan dan Jumlah Peserta Sharia Mega Covers

Berdasarkan data-data dan grafik tersebut diatas yang penulis peroleh

dari kedua belah pihak yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Mega Life

Cabang Syari‟ah bahwasanya sangat jauh sekali selisih antara penjualan

kartu Sharia Mega Covers dari Bank Muamalat Indonesia dengan jumlah

peserta yang diperoleh Mega Life Cabang Syari‟ah. Sejak awal

diterbitkannya produk Sharia Mega Covers yaitu pada tahun 2007 hingga

2010, maka diketahui total penjualan kartu sebanyak 5256 kartu, sedangkan

total peserta yang diperoleh Mega Life Cabang Syari‟ah hanyalah sebanyak

678 peserta. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas dalam memasarkan

produk Sharia Mega Covers sangat kurang efektif, karena sasaran dan tujuan

serta target perolehan peserta Sharia Mega Covers ini belum tercapai dengan

maksimal.

Page 104: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Menurut bapak Ichwan Jufri selaku staff marketing Mega Life

Syari‟ah bahwa seluruh kartu yang dipesan oleh Mega Life Syari‟ah berada

di kantor pusat dan tersebar di agen-agen Mega Life Syari‟ah adalah sekitar

1500 kartu.

Produk Sharia Mega Covers diterbitkan pada tanggal 01 Oktober

2007. Seperti tergambar pada grafik diatas, maka dapat dilihat bahwa pada

tahun 2007 hanya sedikit nasabah yang diperoleh oleh Mega Life Syari‟ah.

Akan tetapi, pada tahun 2008 terdapat kenaikan atau pertumbuhan yang

signifikan yaitu hingga 527,78%. Hal itu menunjukkan bahwa Mega Life

Cabang Syari‟ah telah mampu memasarkan produk Sharia Mega Covers

denan baik sekali. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang peserta

Sharia Mega Covers, dapat ditarik kesimpulan bahwa nasabah tidak memiliki

kepuasan dengan produk tersebut, seperti adanya kebijakan dari Bank

Muamalat dalam membayar biaya administrasi/layanan bulanan pada

tabungan Shar-E yang pada awalnya nol rupiah sampai sekarang menjadi Rp

7.500,00,-. Selain itu, produk Sharia Mega Covers ini juga mempunyai

kekurangan seperti tidak bisa klaim selain meninggal dunia, dan produknya

pertahun, akan tutup secara otomatis jika tidak diperpanjang, sehingga pada

tahun 2009 dan 2010 nasabah yang menggunakan produk Sharia Mega

Covers ini semakin menurun sebesar 10%.

Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama pada produk Sharia Mega

Covers ini sangat tidak efektif. Selain dari nasabahnya yang belum mencapai

Page 105: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

target, pada MoU kerjasama produk Sharia Mega Covers pasal 7 ayat (1)

bagian (c) bahwa minimal pemesanan kartu Sharia Mega Covers adalah

sebanyak 20.000 paket, akan tetapi dari data tersebut diatas menyatakan

bahwa pemesanan awal kartu Sharia Mega Covers kurang dari 20.000 kartu

yaitu hanya 1105 kartu. Kemudian dalam masa perpanjangan kerjasama ini

seharusnya sudah diperpanjang pada akhir september 2010 lalu, karena pada

pasal 19 ayat (1) pada isi perjanjian kerjasama ini menyatakan bahwa

perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, akan tetapi sampai

bulan November 2010 perjanjian kerjasama ini masih dalam proses untuk

melakukan perpanjangan.

Page 106: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan pokok permasalahan yang diajukan maka dapat diambil suatu

kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

1. Akad yang diterapkan pada kerjasama produk Sharia Mega Covers adalah

sesuai dengan prinsip syari‟ah, yaitu dengan menggunakan akad musyarakah.

dimana masing-masing pihak mengeluarkan dana berupa biaya-biaya tertentu

yang disepakati dan berhak atas pengelolaan produk tersebut, baik itu dalam

aspek pemasaran maupun pengelolaan dana premi sesuai kesepakatan. Selain

itu, keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan kesepakatan antara kedua

belah pihak. Sedangkan bentuk perjanjian dalam kerjasama ini adalah co-

branding, yaitu penggabungan dua produk menjadi satu produk, yang tertulis

dalam sebuah draft perjanjian kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia

dengan Mega Life Cabang Syari‟ah.

Sharia Mega Covers adalah produk co-branding dari produk Shar-e Bank

Muamalat dengan produk Hospital Cash Plan, Term Life, Personal Accident

dan Tabungan Wadi‟ah Mega Life Cabang Syari‟ah.

Sharia Mega Covers merupakan kartu investasi berasuransi yang dikelola

secara murni syari‟ah.

Page 107: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Perjanjian yang terjadi antara Bank Muamalat dengan Mega Life Cabang

Syari‟ah hanya perjanjian sebagai mitra saja, sedangkan akad yang terjadi

pada Bank Muamalat dengan nasabah investasi (Shar-e) adalah akad

Mudharabah dan Mega Life Cabang Syari‟ah dengan nasabah asuransi.

2. Tingkat Efektivitas dalam kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan

Mega Life Cabang Syari‟ah adalah sangat tidak efektif. Selisih antara

penjualan kartu dengan peserta yang diperoleh yang sangat jauh sekali

perbandingannya sehingga banyak kartu yang tidak terjual sampai akhir tahun

2010, serta target pencapaian peserta yang telah disepakati pada perjanjian

juga tidak tercapai yaitu untuk memperoleh nasabah/peserta Sharia Mega

Covers sebanyak 2.000 nasabah/peserta.

3. Dalam kerjasama produk Sharia Mega Covers ini terdapat berbagai macam

kendala. Menurut hasil wawancara penulis dengan kedua belah pihak,

kerjasama ini tidak efektif karena ada beberapa kendala, diantaranya :

a. Pada tahun 2009 penjualan kartu Sharia Mega Covers terhenti selama 3

bulan karena ada perubahan sistem IT baru.

b. Dalam transaksi pada produk Shar-e dikenakan biaya administrasi yang

semakin meningkat, sedangkan pada awalnya tidak dikenakan biaya

apapun (Rp 0,-).

c. Masa periode produk Sharia Mega Covers adalah pertahun, nasabah tidak

membayar premi tiap tahunnya maka akan tutup secara otomatis, sehingga

nasabah menjadi kurang berminat untuk melanjutkan transaksi tersebut.

Page 108: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

B. Saran

Bagi kedua pihak yang melakukan kerjasama, dalam hal penjualan produk Sharia

Mega Covers, pamasaran hendaknya tidak hanya dilakukan oleh Mega Life

Cabang Syari‟ah saja melainkan dari Bank Muamalat juga, karena dapat menarik

lebih banyak lagi nasabah untuk melakukan investasi berasuransi. Dan juga lebih

melakukan pengenalan tentang produk Sharia Mega Covers kepada masyarakat,

sehingga masyarakat tahu lebih banyak akan keunggulan-keunggulan dari produk

Sharia Mega Covers.

Dalam hal sosialisasi terhadap kerjasama ini, sebaiknya antara Bank Muamalat

Indonesia dengan Mega Life Cabang Syari‟ah harus terjalin kerjasama yang baik

salah satunya dengan menjaga komunikasi antar kedua belah pihak, agar tidak ada

miscommunication diantara keduanya.

Semoga dari hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi kedua belah pihak

dan menjadi bahan evaluasi untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik agar

ekonomi syari‟ah tetap berkembang pesat dan menjadi solusi bagi ummat dalam

menjalani hidup secara syari‟ah.

Page 109: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah dan Haris Budiyono. Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2004, Cet ke-2.

Antonio, M. Syafi‟i. Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani

Press, 2001.

Antonio, M. Syafi‟i. Bank Syari‟ah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta :

Tazkia Institut, Central Bank of Indonesia, 1999.

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Yogyakarta : PT. Gelora

Aksara Pratama, 2006.

Danfar. artikel diakses pada 9 Juni 2010 dari

http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html.

Danisworo, Suryo, dan Hendri Tanjung. Membuat Tempat Kerja Feel At Home 7

Prinsip Suryo Management, Jakarta : PT. Grasindo, 2001.

Effendy, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta:

Unsri, 2009, Cet III.

Herujito, Yayat M. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : PT. Grasindo, Yayasan

Trisakti, 2001.

Ibrahim, Ahmad Sehu. Wawancara pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim, Divisi

Channel Management Bank Muamalat Indonesia di Gedung Arthaloka Lt. 2

Bank Muamalat Indonesia, Jl. Jenderal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220.

Jusmaliani, dkk. Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet pertama.

Karim, Adiwarman A. , BANK ISLAM : Analisis Fiqh dan keuangan, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2007, Edisi 3-4.

Karim, Adiwarman A. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta : Gema

Insani Press, 2001, Cet 1.

Page 110: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Kartajaya, Hermawan, dan Muhamad Syakir Sula. Syari‟ah Marketing, Jakarta: PT.

Mizan Pustaka, 2006.

Lewis, Mervyn K. & Latifa M. Algoud. Perbankan Syari‟ah : Prinsip, Ptaktik, dan

Prospek, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007 , Cetakan I.

M. Sholahuddin. Asas-asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2007.

Mujahidin, Akhmad. Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 , Ed.

1.

Othenk. ”Kunci efektivitas untuk produktivitas maksimal”, Artikel di akses pada

tanggal 9 Juni 2010 dari http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-

efektivitas.html.

Rahman, Afzalur Doktrin Ekonomi Islam, Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid 4.

Robins, Stephen P. dan Mary Coulter. Manajemen, Jakarta: PT. Prenhallindo,1999,

Edisi ke-6.

Sakti, Ali. Ekonomi Islam : Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Jakarta :

AQSHA Publishing, cetakan pertama, 2007.

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta : Kencana, 2009,

Edisi 1, Cetakan 1.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

Bandung: ALFABETA, 2009, Cetakan Ke-14.

Sujadi F.X. O & M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, Jakarta: CV.

Masagung, 1990, Cet ke-3.

Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait

(BAMUI, Takaful, dan Pasar Modal Syari‟ah) di Indonesia, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2004 , Ed. Revisi, Cet. 4.

Tim Penyusun. Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988, Cet. 1.

Tim Penyusun. Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998, Cet. 1.

Page 111: Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21508/1/SRI... · Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat

Umar, Husein. Business An Introduction, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,

2003, Cet. Ke-2.

Wasilah, Sri Nurhayati. Akuntansi Syari‟ah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat,

2008.

Yusanto, M. Ismail, dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami,

Jakarta : Gema Insani Press, 2002.

Zainul Arifin. “Shariah Life”, diposkan pada tanggal 16 Januari 2007, artikel diakses

pada tanggal 26 Oktober 2010 dari

http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/perkembangan-bank-islam-di-

indonesia.