putusan nomor hk.210/02/i/mp.16 demi keadilan...

24
PUTUSAN NOMOR HK.210/02/I/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KM. KUMALA ENDAH DI AMBANG LUAR PELABUHAN BELAWAN Pada tanggal 24 Maret 2015, pukul 13.00 WIB, KM. Kumala Endah berbendera Indonesia, GT. 454, Awak Kapal 14 (empat belas) orang, muatan baja konstruksi sebanyak 650 M/T, bertolak dari Dermaga Pelabuhan Belawan, tujuan Pelabuhan Kendawangan, Kalimantan Barat, pukul 17.00 WIB, di perairan ambang luar Pelabuhan Belawan kapal menubruk benda keras di bawah air, yang mengakibatkan kapal bocor, kemudian miring ke kiri dan pukul 17.30 WIB, kapal tenggelam. Dalam peristiwa tersebut terdapat korban jiwa 6 (enam) orang Awak Kapal meninggal dunia, dan 3 (tiga) orang belum diketemukan, 5 (lima) orang selamat, dan terdapat kerugian harta benda berupa kapal tenggelam beserta muatannya. Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya nomor KL.205/2/11/DN-15, tanggal 08 Juni 2015, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal tenggelamnya KM. Kumala Endah kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan. Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai. Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), nomor KL.003/01/03/Syb.Blw-15, dibuat di Belawan, tanggal 26 Maret 2015, oleh Mualim II dan diketahui Syahbandar Utama Belawan; 2. Berita …

Upload: doankiet

Post on 24-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PUTUSAN NOMOR HK.210/02/I/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KM. KUMALA ENDAH DI AMBANG LUAR PELABUHAN BELAWAN

Pada tanggal 24 Maret 2015, pukul 13.00 WIB, KM. Kumala Endah berbendera Indonesia, GT. 454, Awak Kapal 14 (empat belas) orang, muatan baja konstruksi sebanyak 650 M/T, bertolak dari Dermaga Pelabuhan Belawan, tujuan Pelabuhan Kendawangan, Kalimantan Barat, pukul 17.00 WIB, di perairan ambang luar Pelabuhan Belawan kapal menubruk benda keras di bawah air, yang mengakibatkan kapal bocor, kemudian miring ke kiri dan pukul 17.30 WIB, kapal tenggelam.

Dalam peristiwa tersebut terdapat korban jiwa 6 (enam) orang Awak Kapal meninggal dunia, dan 3 (tiga) orang belum diketemukan, 5 (lima) orang selamat, dan terdapat kerugian harta benda berupa kapal tenggelam beserta muatannya.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya nomor

KL.205/2/11/DN-15, tanggal 08 Juni 2015, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal tenggelamnya KM. Kumala Endah kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), nomor KL.003/01/03/Syb.Blw-15, dibuat di Belawan, tanggal 26 Maret 2015, oleh Mualim II dan diketahui Syahbandar Utama Belawan;

2. Berita …

2

2. Berita Acara Pencarian Posisi, dibuat di Belawan, tanggal 30 Maret 2015, oleh Mualim I KNP. 332;

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat di Belawan, tanggal 26 Maret 2015, 27 Maret 2015, 01 April 2015 dan 02 April 2015, oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan, terhadap :

a. Mualim II, Sihol Sihombing; b. Juru Mudi, Resky Sucipto Palulun; c. KKM, Fery Hadi Susiyono; d. Mandor Mesin, Eko Nugroho; e. Juru Minyak, Pangaribuan Ferdinan.

4. Surat-Surat Kapal, terdiri dari :

a. Pas Laut, nomor PK.205/1690/SL-PM/DK-13 dan nomor Urut 2572, diterbitkan di Jakarta, tanggal 16 Mei 2013, oleh Kepala Sub Direktorat Pengukuran, Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Ditjenhubla;

b. Surat Ukur International (1969), nomor 3580/Ba, dikeluarkan di Tanjung

Priok, tanggal 10 April 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

c. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor PK.002/1/12/KSOP-TPI-2015, diterbitkan di Tanjungpinang, tanggal 13 Maret 2015, berlaku sampai tanggal 20 Juli 2015, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang;

d. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor

PK.001/2/10/KSOP-TPI-2015, diterbitkan di Tanjungpinang, tanggal 13 Maret 2015, berlaku sampai tanggal 20 Juli 2015, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang;

e. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor

PK.001/2/11/KSOP-TPI-2015, diterbitkan di Tanjungpinang, tanggal 13 Maret 2015, berlaku sampai tanggal 20 Juli 2015, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang;

f. Sertifikat Klasifikasi Sementara, nomor Kontrak 1302140018, dikeluarkan di Pontianak, tanggal 23 April 2014 berlaku sampai tanggal 22 April 2015, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

g. Sertifikat Garis Muat Sementara, nomor 00197-PK/D1.S/2014-Perp.IV,

diterbitkan di Pontianak, tanggal 30 Desember 2014, berlaku sampai tanggal 29 Maret 2015, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

h. Dokumen …

3

h. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum, nomor PK.304/6/5/KSOP.TPI.2015, diterbitkan di Tanjungpinang, tanggal 17 Maret 2015 berlaku sampai tanggal 16 Maret 2016, oleh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang;

i. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor

PK.402/1/4/KSOP-TPI-2015, dikeluarkan di Tanjungpinang, tanggal 17 Maret 2015, berlaku sampai tanggal 16 Juni 2015, oleh PH. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang;

j. Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, nomor

AL.103/966/11/462/14, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 29 Desember 2014, masa berlaku trayek tanggal 01 Januari 2015 sampai tanggal 31 Maret 2015, oleh Direktur Lalu lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

k. In/Outward Manifest, dikeluarkan di Belawan, tanggal 24 Maret 2015,

oleh PT. Alzano Surya Kencana Nusantara;

l. Re Inspection Certificate Of Inflatable Life Raft, nomor 234/ILR/SS/04/14, tanggal 22 April 2014, pemeriksaan berikutnya tanggal 21 April 2015, oleh CV. Suri Samudera, diketahui Kepala Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

m. Certificate Fire Exthinguishers Fire Hoses Safety And Rescue Equipment, nomor 215/FE/SS/04/14, tanggal 22 April 2014, pemeriksaan berikutnya tanggal 21 April 2015, oleh oleh CV. Suri Samudera, diketahui Kepala Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

n. Daftar Awak Kapal (Crew List), dikeluarkan di Belawan, tanggal 21 Maret

2015, oleh Nakhoda, diketahui Perwira Jaga, Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan;

o. Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.304/11/13/SYB.BLW-2015,

dikeluarkan di Belawan, tanggal 21 Maret 2015, oleh Perwira Jaga, Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan;

p. Surat Persetujuan Berlayar (SPB), nomor B.1/SYB.U/235/III/2015, dikeluarkan di Belawan, tanggal 24 Maret 2015, oleh Syahbandar Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan.

5. Sertifikat Keahlian Pelaut Awak Kapal KM. Kumala Endah, terdiri dari :

a. ANT V, nomor 6201651703N50215, tahun 2015, atas Sihol Sihombing;

b. ATT V …

4

b. ATT V, nomor 6200464853T50211, tahun 2011, atas nama Fery Hadi Susiyono;

c. ATT D, nomor 6200356887T60209, tahun 2009, atas nama Eko Nugroho; d. ATT D, nomor 6201457345T62412, tahun 2012, atas nama Pangaribuan

Ferdinan;

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan :

1. Data Kapal.

Nama : Kumala Endah Jenis : Kapal Motor Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / POWU Pembuatan / Konstruksi : Tahun 2012 di Tanjung Priok / Baja Isi kotor / Isi bersih : GT. 454 / NT. 299 Tanda selar : GT. 454 No.3580/Ba Tenaga Penggerak Utama : Mesin merek JICHAI 480 KW Ukuran Pokok Panjang : 48.00 Meter Lebar : 8.80 Meter Dalam : 4.15 Meter Pemilik : PT. PELAYARAN NASIONAL LAUTAN KUMALA Nakhoda : SUTIMIN Awak Kapal : 14 (empat belas) orang

2. Jalannya Peristiwa.

a. Pada tanggal 24 Maret 2015, pukul 13.00 WIB, KM. Kumala Endah GT. 454, dengan Awak Kapal 14 (empat belas) orang, muatan baja konstruksi sebanyak 650 M/T, bertolak dari Dermaga Pelabuhan Belawan tujuan Pelabuhan Kendawangan, Kalimantan Barat, Saat kapal berlayar kondisi kapal dalam keadaan baik, keadaan cuaca langit berawan, hujan ringan, angin Utara 7.8 knots, arus Barat Laut 3.9 cm/det, ombak Utara 0,4 m dan daya tampak sedang;

b. Pukul 13.30 WIB, Kapal kandas melintang Dermaga Gabion di sekitar

perairan Dermaga Peti Kemas Pelabuhan Belawan, pukul 15.30 WIB. Kapal terbebas dari kandas setelah air pasang dan melanjutkan pelayarannya;

c. Pukul 17.00 WIB, saat KM. Kumala Endah tiba mendekati Buoy nomor

2 lebih kurang 300 meter sebelah Tenggara Pelabuhan Belawan, KM. Kumala Endah membentur benda keras di haluan kiri bawah kapal

mengakibatkan …

5

mengakibatkan kapal bocor sehingga kapal miring ke kiri dan pukul 17.30 WIB, kapal tenggelam beserta muatannya;

d. Dalam peristiwa tersebut terdapat korban jiwa 6 (enam) orang Awak Kapal meninggal dunia yaitu Nakhoda Saudara Sutimin, Mualim I Saudara Isak Suloh, Masinis II Saudara Ribu Wahyu, Masinis III Saudara Suhadi, Juru Mudi Saudara Daniel Sinaga, Juru Masak Saudara Ridwan, dan 3 (tiga) orang belum diketemukan yaitu Juru Minyak Saudara Muhtarudin, Juru Minyak Saudara Aris Setianto, Juru Mudi Saudara Revidu Brahmana, 5 (lima) orang selamat dan kapal mengalami kerugian harta benda berupa kapal tenggelam beserta muatannya.

3. Dalam peristiwa tenggelamnya KM. Kumala Endah, pada tanggal 24 Maret

2015, pukul 17.30 WIB, di ambang luar Buoy nomor 2 Alur Pelabuhan Belawan, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. Tersangkut :

1) Nakhoda, Sutimin; 2) Mualim II, Sihol Sihombing.

b. Saksi-saksi : 1) Juru Mudi, Resky Sucipto Palulun; 2) KKM, Fery Hadi Susiyono; 3) Mandor Mesin, Eko Nugroho; 4) Juru Minyak, Pangaribuan Ferdinan.

c. Saksi lainnya : 1) Kepala Operasional PT. Alzano Surya Kencana Nusantara,

Muhammad Sofyan; 2) Kabid Keselamatan Berlayar Kesyahbandaran Utama Belawan,

Muhammad Yusuf; 3) Penanda tangan SPB KM. Kumala Endah, Capt. Tohara, S.E, M.M.; 4) Penyidik PNS Kesyahbandaran Utama Belawan, Gunawan

Limbong, S.H.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada para Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan ke 1, pada hari Kamis tanggal 03 September 2015, di Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan, dan Sidang Pemeriksaan Lanjutan ke 2, pada hari Selasa tanggal 29 September 2015 dan hari Senin tanggal 19 Oktober 2015, di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta. Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berkut :

1. Tersangkut …

6

1. Tersangkut Nakhoda, Sutimin, tidak dapat dihadirkan dalam sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal berhubung yang bersangkutan turut serta sebagai korban meninggal dunia dalam peristiwa tenggelamnya KM. Kumala Endah, pada tanggal 24 Maret 2015, di ambang luar Buoy nomor 2 Alur Pelabuhan Belawan, berdasarkan Surat Keterangan Kematian nomor SKT/19/III/2015/RS/DIKKOSKES, dikeluarkan di Medan, tanggal 29 Maret 2015, oleh Dokter RS Bhayangkara Medan.

2. Tersangkut Mualim II, Saudara Sihol Sihombing, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari BAPP, adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Banjar Pea, Medan Tanggal : 31 Juli 1988 Agama : Kristen Protestan Alamat : Jl. Serdang Baru XIII No.13 RT 005 RW 018 Kelurahan Serdang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta

Pusat. Pendidikan Teknis : ANT V, tahun 2015, di Jakarta.

Pengalaman berlayar : 1) Juru Mudi, TB. Alfa Permai di Malaysia, tahun 2013 s/d tahun

2014; 2) Mualim II, KM. Kumala Endah, mulai tanggal 13 Maret 2015 s/d

kejadian.

b. Tersangkut dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Tanggal 24 Maret 2015, pukul 13.00 WIB, KM. Kumala Endah GT. 454, dengan Awak Kapal 14 (empat belas) orang, muatan baja konstruksi sebanyak 650 M/T, dengan draft depan 3,2 meter dan draft belakang 3,6 meter, bertolak dari Dermaga Pelabuhan Belawan, tujuan Pelabuhan Kendawangan, Kalimantan Barat, kondisi Kapal dalam keadaan baik/laik layar;

d. Tersangkut bertugas untuk membuat rute pelayaran dan menginstall

kedalam GPS, Tersangkut bertugas jaga pada pukul 12.00-16.00 dan pukul 00.00-04.00. Pada saat Tersangkut bertugas di anjungan bersama Nakhoda, Juru Mudi dan Mualim I, pukul 13.30 WIB, kapal kandas pada posisi melintang Dermaga Gabion di sekitar perairan Dermaga Peti Kemas Pelabuhan Belawan. Pada pukul 15.30 WIB, kapal terbebas dari kandas dengan sendirinya setelah air laut pasang dan kapal melanjutkan pelayarannya. Setelah kapal kandas, Tersangkut diperintahkan oleh Nakhoda untuk turun ke deck bersama Mualim I untuk memeriksa kondisi kapal, dan tidak

menemukan …

7

menemukan adanya kerusakan di deck, selanjutnya Mualim I memerintahkan Tersangkut untuk naik ke anjungan;

e. Pukul 16.00 WIB, Tersangkut turun dari anjungan dan beristirahat dikamar, lebih kurang pukul 17.00 WIB Tersangkut merasakan adanya getaran, kemudian Tersangkut melalui jendela kamar melihat haluan kapal berbelok ke kanan, pada saat yang bersamaan terdengar seruan untuk meninggalkan kapal dan Tersangkut bergegas menuju ke anjungan;

f. Setelah Tersangkut tiba di anjungan, Tersangkut berusaha untuk mendekati pintu sebelah kanan anjungan, karena haluan kapal terbenam masuk ke dalam air dan kapal miring ke kiri, tidak lama kemudian anjungan sudah penuh dengan air dan pukul 17.30 WIB, kapal tenggelam. Tersangkut ikut terbawa air, tetapi Tersangkut berusaha keluar dari pintu kanan anjungan dengan memakai baju renang (life jacket) yang mengapung sambil berteriak memanggil Awak Kapal lainnya;

g. Dalam peristiwa tersebut terdapat korban jiwa 6 (enam) orang Awak

Kapal meninggal dunia, dan 3 (tiga) orang belum diketemukan, 5 (lima) orang selamat, dan kapal mengalami kerugian harta benda berupa KM. Kumala Endah tenggelam beserta muatannya.

3. Saksi Juru Mudi, Saudara Resky Sucipto Palulun, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari BAPP, adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Padang Sappa

Tanggal : 19 April 1993 Agama : Kristen Alamat : Jl. Padang Cenrana, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 2004, di Sulawesi Selatan; 2) SMP, tahun 2007, di Sulawesi Selatan; 3) STM, tahun 2010, di Sulawesi Selatan. Pengalaman berlayar : Juru Mudi, KM. Kumala Endah, mulai tanggal 10 Maret 2015 s/d kejadian.

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Tanggal 24 Maret 2015, pukul 13.00 WIB, KM. Kumala Endah GT. 454, dengan Awak Kapal 14 (empat belas) orang, muatan baja konstruksi sebanyak 650 M/T, dengan draft depan 3,2 meter dan

draft …

8

draft belakang 3,6 meter, bertolak dari Dermaga Pelabuhan Belawan, tujuan Pelabuhan Kendawangan, Kalimantan Barat, kondisi Kapal dalam keadaan baik/laik layar;

d. Saksi bertugas dan bertanggungjawab untuk membantu perwira jaga,

dan saat kapal sedang berlayar Saksi sedang makan di buritan dan sebelum kejadian Saksi selesai mandi dan habis berpakaian, Saksi mendengar teriakan dari atas untuk meninggalkan kapal, kemudian Saksi berlari menuju ke anjungan melalui tangga buritan;

e. Setelah Saksi tiba di lantai 2 (dua) buritan, air sudah masuk ke kapal dan Saksi langsung berpegangan pada railing yang ada di lantai 2 buritan, tidak lama kemudian kapal tenggelam;

f. Ketika kapal tenggelam, Saksi terseret oleh arus ikutan dan Saksi berusaha untuk menyelamatkan diri dengan cara berenang untuk naik keatas permukaan air.

4. Saksi KKM, Saudara Fery Hadi Susiyono, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Semarang

Tanggal : 29 April 1977 Agama : Islam Alamat : Perum Wonolopo Regency No. 5 RT 004 RW006 Mijen,

Semarang Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1990, di Semarang; 2) SMP, tahun 1993, di Semarang; 3) SMA, tahun 1996, di Situbondo; 4) D.III, tahun 1999, di Situbondo. Teknis : 1) ATT D, tahun 2002, di Semarang; 2) ATT V, tahun 2011, di Jakarta. Pengalaman berlayar : 1) Juru Minyak, KM. Karya Jaya, mulai tanggal 20 Juli 2006 s/d

29 Januari 2008; 2) Juru Minyak, KM. Joko Tole, mulai tanggal 08 Februari 2008; 3) Juru Minyak, KMP. Wicitra Darma, mulai tanggal 21 Juli 2010; 4) Juru Minyak, KM. Mutia Lajoni 7, mulai tanggal 27 Juli 2010 s/d

10 Maret 2011; 5) Masinis II, MT. Majuan 5, mulai tanggal 07 Desember 2011 s/d

19 Agustus 2012; 6) KKM, KM. Kumala Eka, mulai tanggal 20 Agustus 2012; 7) KKM, KM. Kumala Bakti, mulai tanggal 05 Juni 2013; 8) Masinis II, MT. PO XXII, mulai tanggal 18 Juni 2013 s/d

20 Desember 2013;

9) KKM …

9

9) KKM, KM. Kumala Endah, mulai tanggal 25 Desember 2013 s/d kejadian.

b. Pada tanggal 24 Maret 2015, pukul 13.00 WIB, KM. Kumala Endah

GT. 454, Awak Kapal 14 (empat belas) orang, muatan baja konstruksi lebih kurang 650 M/T, bertolak dari Dermaga Pelabuhan Belawan tujuan Pelabuhan Kendawangan, Kalimantan Barat. Saat bertolak kapal dalam kondisi laik laut. Kapal mempunyai mesin induk 1 unit merek Ciko 650 PK, mesin bantu 2 unit merek Naruto 80,9 PK dan RPM maximum 1050, sistim manuver dengan gear box dan dilayani dari anjungan;

c. Pukul 13.30 WIB, KM. Kumala Endah kandas, kemudian mesin

dinetralkan atas perintah Nakhoda dan dimajukan lagi sambil menunggu air pasang. Pukul 13.40 WIB, kapal maju tetapi tidak berhasil dan pukul 15.45 WIB, kapal baru dapat lepas dari kandas setelah air pasang. Setelah kapal lepas dari kandas tidak ada perubahan atau kebocoran dan getaran pada motor induk setelah dilakukan pemeriksaan;

d. Saat kejadian Saksi sedang dinas jaga, dan berada di sekitar kamar mesin, bersama Mandor Mesin dan Juru Minyak. Saksi mengetahui kejadian karena terasa ada benturan keras dan Saksi terpental bersama ABK lainnya, Kapal terasa miring kekiri dan buritan terangkat, kemudian Saksi panik dan lari ke samping kanan dan melihat air laut sudah naik keatas geladak sebelah kiri;

e. Saksi mendengarkan teriakan dari atas untuk meninggalkan Kapal, dan Saksi tidak melihat Mandor Mesin dan Juru Minyak lari kemana, sedangkan Saksi terus ke anjungan dan melihat Juru Minyak Pangaribuan Ferdinan dan Juru Mudi berada di wing bridge kanan berpegangan pada pagar (railing). Kapal sudah sangat miring ke kiri sehingga Saksi berusaha untuk menyelamatkan diri dengan berpegangan pada pagar (railing);

f. Saat kapal miring, kapal tetap masih bergerak dan mesin masih hidup, dengan sangat cepat lebih kurang 5 menit kapal tenggelam dan Saksi terhisap oleh arus ikutan dan berdasarkan keterangan dari ABK lainnya yang selamat, Saksi timbul belakangan, Saksi langsung berenang mendekati sekoci yang terlepas dan terbalik kemudian Saksi bertahan diatas papan. Saksi melihat ada 4 (empat) orang ABK yang terlihat mengapung dengan alat apung seadanya;

g. KM. Kumala Endah memiliki rakit kembung (Inflatable Life Raft (ILR))

2 (dua) buah pada sisi kanan dan kiri, tetapi tidak ada yang mengapung. Saksi bersama ABK lainnya yang selamat 5 (lima) orang ditolong oleh kapal nelayan, dan Saksi langsung pingsan karena shock dan ditolong oleh Kapal Basarnas. Setelah Awak Kapal dievakuasi oleh

Petugas …

10

Petugas Patroli KN.230 Nakula milik Basarnas, Saksi melihat ada 4 (empat) orang Awak Kapal yang dievakuasi di kapal Basarnas, sedangkan 9 (sembilan) orang lagi belum diketemukan pada saat itu dan Saksi tidak mengetahui keberadaannya. Selanjutnya Saksi bersama Awak Kapal yang selamat dibawa ke Hotel Pardede untuk istirahat dan pemeriksaan kesehatan;

h. Jumlah Awak Kapal 14 (empat belas) orang, yang selamat 5 (lima)

orang, meninggal dunia 6 (enam) orang dan belum diketemukan 3 (tiga) orang yaitu Juru Minyak Saudara Muhtarudin, Juru Minyak Saudara Aris Setianto, Juru Mudi Saudara Revidu Brahmana. Setelah 2 (dua) hari kejadian tenggelamnya KM. Kumala Endah Nakhoda Saudara Sutimin dan Mualim I Saudara Isak Sulo diketemukan dalam keadaan meninggal dunia.

5. Saksi Mandor Mesin, Saudara Eko Nugroho, tidak hadir dalam Sidang

Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari BAPP, adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Boyolali Tanggal : 04 Desember 1986 Agama : Islam Alamat : Jl. Usaha Bersama Parit Wak Lijah, Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu

Raya, Kalimantan Barat Pendidikan Teknis : ANT D, tahun 2009, di BP3IP di Semarang.

Pengalaman berlayar : Mandor Mesin, KM. Kumala Endah, tahun 2014 s/d kejadian.

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Pada tanggal 24 Maret 2015, pukul 13.00 WIB, KM. Kumala Endah GT. 454, Awak Kapal 14 (empat belas) orang, muatan baja konstruksi lebih kurang 650 M/Ton bertolak dari Dermaga Pelabuhan Belawan tujuan Pelabuhan Kendawangan, Kalimantan Barat, kondisi mesin induk beserta pesawat bantu lainnya dalam keadaan normal/baik;

d. Lebih kurang pukul 17.30 WIB, pada saat Saksi sedang dinas jaga di kamar mesin bersama KKM dan Juru Minyak merasakan adanya benturan benda keras, saat itu Saksi sedang berada di depan pintu kamar mesin dan kaget setelah mendengar teriakan untuk meninggalkan kapal;

e. Setelah …

11

e. Setelah Saksi mendengar teriakan untuk meninggalkan kapal, Saksi berlari ke anjungan untuk menyelamatkan diri, namun ketika Saksi masih berada di tangga lantai 2 kapal sudah tenggelam;

f. Setelah KM. Kumala Endah tenggelam, Saksi bersama 4 (empat) orang Awak Kapal lainnya di evakuasi oleh kapal Basarnas dan dibawa ke darat, sedang 9 (sembilan) orang Awak Kapal lainnya belum diketemukan.

6. Saksi Juru Minyak, Saudara Pangaribuan Ferdinan, tidak hadir dalam

Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari BAPP, adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Palaran Tanggal : 30 Januari 1991 Agama : Kristen Protestan Alamat : Jln. Nusantara KM.23 Kijang Bintan Timur, Kepulauan

Riau Pendidikan Umum : SMA, Tahun 2009, di Bintang Timur, Kepulauan Riau. Teknis : ATT D, Tahun 2010, di BP2IP Tangerang.

Pengalaman berlayar : Juru Minyak, KM. Kumala Endah, Desember 2014 s/d kejadian.

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Pada tanggal 24 Maret 2015, pukul 13.00 WIB, KM. Kumala Endah

GT. 454, Awak Kapal 14 (empat belas) orang, muatan baja konstruksi lebih kurang 650 M/T bertolak dari Dermaga Pelabuhan Belawan tujuan Pelabuhan Kendawangan, Kalimantan Barat, kondisi mesin induk beserta pesawat bantu lainnya dalam keadaan normal/baik;

d. Saksi bertugas dan bertanggungjawab di kapal untuk memeriksa oli, menerima perintah dari perwira apabila ada perbaikan di kapal dan melaksanakan dinas jaga yang telah ditentukan oleh perwira mesin. Saksi bertugas jaga pada pukul 12.00 – 16.00. Pukul 13.30 WIB, KM. Kumala Endah kandas di sekitar alur pelabuhan Belawan, saat itu Saksi sedang standby di depan pintu kamar mesin menunggu perintah dari perwira mesin. Setelah kapal kandas, Saksi diperintah oleh perwira mesin untuk standby melihat suhu mesin, air got tidak ada perubahan/tidak bertambah, sedangkan untuk maju mundur mesin dihandle oleh perwira jaga dari anjungan;

e. Pukul 17.30 WIB, saat posisi KM. Kumala Endah pada Buoy nomor 2, terjadi benturan keras pada haluan kiri kapal. Setelah terjadi benturan, Saksi sempat mendengar teriakan dari atas untuk segera meninggalkan kapal, Saksi langsung berlari untuk menyelamatkan diri

dengan …

12

dengan berbagai usaha dengan menggunakan alat keselamatan dari kapal, Saksi berhasil meraih pelampung bulat (life buoy) dan Saksi mengapung diselamatkan oleh kapal nelayan, tidak lama kemudian kapal miring ke kiri dengan cepat dan tenggelam;

f. Saksi bersama 4 (empat) orang Awak Kapal lainnya berhasil ditolong oleh kapal nelayan, selanjutnya dievakuasi oleh petugas Patroli KN.230 Nakula milik Basarnas, dibawa ke darat.

7. Saksi Kepala Operasional PT. Alzano Surya Kencana Nusantara Belawan,

Saudara Muhammad Sofyan, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Medan Tanggal : 31 Oktober 1967 Agama : Islam Alamat : Jl. Cimahi Timur No. 13 Belawan Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1981, di Belawan; 2) SMP, tahun 1984, di Belawan; 3) SMA, Tahun 1987, di Belawan; Pengalaman bekerja :

1) Operasional PT. Dewi Indah Raya Line, tahun 1996 s/d tahun 2006;

2) Kepala Operasional PT. Alzano Surya Kencana Nusantara, tahun 2006 s/d sekarang.

b. Saksi mempunyai tugas pokok untuk menghandel seluruh kegiatan

kapal dari tiba sampai dengan kapal bertolak, kecuali kegiatan bongkar muat, kegiatan bongkar muat dilakukan oleh PBM, sedangkan yang mengurus surat-surat/dokumen kapal diurus Tim dari keagenan;

c. KM. Kumala Endah datang dengan muatan nihil, kegiatan di Belawan dilakukan dengan memuat besi konstruksi untuk Pabrik Kelapa Sawit. Manifest dibuat oleh Saksi berdasarkan Shippier Instruksi dari pemilik barang. Kapal terdiri dari 2 (dua) palka, muatan dimuat di dalam palka dan di on deck dengan ketinggian lebih kurang 1,5 meter. Saksi tidak melaksanakan pemeriksaan terhadap draft kapal ketika kapal mau bertolak;

d. Pada saat pemuatan, saksi mondar mandir saja di lokasi pemuatan tidak sepenuhnya mengikuti pemuatan kapal, dan muatan di kapal penuh dan dilashing dengan kuku macan dan spans skrup;

e. Sebelum …

13

e. Sebelum KM. Kumala Endah bertolak, saksi naik keatas kapal untuk berkoordinasi dengan Nakhoda, mengecek sarana navigasi dan selanjutnya saksi turun dari kapal sambil menunggu keberangkatan kapal;

f. Saksi mengetahui kejadian tenggelamnya KM. Kumala Endah dari laporan salah satu pihak Syahbandar, setelah mengetahui kejadian tersebut saksi langsung menghubungi Nakhoda dan TB. Lius Abadi untuk mengecek keadaan kapal dan jika memungkinkan supaya membantu mengeluarkan KM. Kumala Endah dari kejadian. Setelah Saksi mengetahui KM. Kumala Endah tenggelam, Owner memerintahkan Agen untuk meminta tolong kepada Basarnas, Owner mengetahui kejadian dari Agen Tanjung Pinang, selanjutnya saksi menghubungi Agen Waruna, Agen Waruna memerintahkan saksi untuk menjemput Awak Kapal yang selamat dan pada pukul 23.30 WIB, saksi tiba di pangkalan Basarnas untuk mengevakuasi Awak Kapal.

8. Saksi Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Kantor KSU Belawan,

Saudara Muhammad Yusuf, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Ujung Pandang Tanggal : 01 April 1958 Agama : Islam

Alamat : Belawan Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1964, di Ujung Pandang;

2) SMP, tahun 1973, di Ujung Pandang; 3) SMA, tahun 1978, di Ujung Pandang;

Teknis : 1) AMK-A, tahun 1983, di Jakarta; 2) AMK-B, tahun 1987, di Jakarta.

Pengalaman bekerja : 1) Staf Ditkappel, tahun 1990 s/d tahun 1999; 2) Kepala Seksi Kelaikan Kapal, Adpel Benoa, tahun 2001 s/d

tahun 2004; 3) Kepala Seksi Keselamatan, Adpel Benoa, tahun 2004 s/d tahun

2008; 4) Kepala Bidang Kelaikan Kapal, Adpel Benoa, tahun 1008 s/d

tahun 2010; 5) Kepala Bidang Ketertiban, Syahbandar Surabaya, tahun 2010

s/d tahun 2012; 6) Kepala Bidang Panjagaan, Syahbandar Surabaya, tahun 2013

s/d Juni 2015; 7) Kepala Bidang Keselamatan, Syahbandar Belawan, bulan Juni

2015 s/d sekarang.

b. Saksi …

14

b. Saksi mempunyai tugas pokok untuk mengawasi keselamatan kapal berlayar dari kapal sandar dan tertib lalu lintas di alur, pengawasan saat kapal labuh jangkar dan kapal sandar, pengawasan memorandum kapal masuk, pengawasan ijin olah gerak, pengawasan ijin tender ship to ship, pengawasan ijin melaksanakan pengelasan, pengawasan ijin bunker, ijin berangkat SPB, dan pengawasan alur dan Pandu;

c. Kantor KSU Belawan tidak memiliki sarana monitor kapal berlayar di laut. SPB (Surat Persetujuan Berlayar) dibuat apabila terpenuhi dokumen-dokumen antara lain sertifikat keselamatan kapal, manifest, dokumen stabilitas kapal, buku kesehatan, buku pelaut, dokumen Awak Kapal, crew list, surat pernyataan Nakhoda (sealing declaration) yang semuanya masih berlaku/belum habis masa berlakunya. SPB ditandatangani Kepala Seksi Keselamatan berlayar pada saat jam kerja dan saat diluar jam kerja boleh ditandatangani oleh Perwira Jaga;

d. Surat Keterangan Susunan Perwira seharusnya tidak boleh ditandatangani oleh Perwira Jaga walaupun diluar jam kerja dan harus diberikan pertimbangan dispensasi dengan jarak pelayaran 1 kali jalan;

e. Setelah kapal masuk, Nakhoda harus menyampaikan memorandum kepada Syahbandar 1 x 24 jam. Pada saat kapal labuh jangkar sebaiknya tidak menghalangi alur pelayaran dan tidak menentukan titik koordinatnya. Surat ijin bunker diterbitkan oleh Kepala Bidang Keselamatan Berlayar sedangkan pengawasan dilaksanakan di KPLP.

9. Saksi Penandatangan SPB KM. Kumala Endah, Saudara Capt. Tohara, S.E,

M. M, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Banyumas Tanggal : 26 Desember 1979 Agama : Islam

Alamat : Komplek Karya Kamila No.2 Jl. Karya Setuju Sei Agul, Medan Barat

Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1992, di Krandigan; 2) SMP, tahun 1995, di Tasik Malaya; 3) SMK, tahun 1998, di Adiwarna; 4) D III Nautika, tahun 2002, di Semarang; 5) S1 STMT Trisakti, tahun 2009, di Jakarta; 6) S2 STMT Trisakti, tahun 2015, di Jakarta Teknis : 1) ANT III, tahun 2004, di Semarang; 2) ANT II, tahun 2009, di Jakarta;

3) ANT I …

15

3) ANT I, tahun 2013, di Jakarta.

Pengalaman bekerja : 1) Cadet, MT. Gunung Kemala, tanggal 31 Juli 2002 s/d 31

Agustus 2003; 2) Mualim III, MT. Transporter, tanggal 25 November 2004 s/d

25 Agustus 2005; 3) Mualim III, MT. Karmila, tanggal 26 Oktober 2005 s/d

22 Februari 2006; 4) Mualim II, MT. Karmila, tanggal 22 Februari 2006 s/d

17 Oktober 2006; 5) Mualim II, MT. Palu Sipat, tanggal 31 November 2006 s/d

30 September 2007; 6) Mualim I, MT. Sun Lord, tanggal 01 Februari 2009 s/d

01 Agustus 2009; 7) Mualim I, MT. Aldebaran, tanggal 02 Agustus 2009 s/d

01 Desember 2009; 8) CPNS KSOP Teluk Bayur, tanggal 04 Desember 2009; 9) PSCO PNS Kesyahbandaran Utama Belawan, tanggal

31 November 2010 s/d sekarang.

b. Saksi mempunyai tugas pokok sebagai pengawas kapal Asing dan Penandatangan SPB pada saat perwira jaga. Penandatanganan SPB dan pengawasan pelayaran didalam dinas jaga dan saat diluar dinas jaga. Saksi sebagai Perwira Jaga mulai pukul 16.00 s/d pukul 08.00 mempunyai tugas sebagai penandatangan SPB dan melaporkan kejadian-kejadian luar biasa yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan pelabuhan;

c. Saksi sebelum menandatangani SPB terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen kapal dan sealing master declaration dari Nakhoda, apabila semua persyaratan dokumen kapal sudah lengkap dan masih berlaku/belum habis masa berlakunya baru saksi menandatangani SPB. Saksi tidak melaksanakan pemeriksaan terhadap kapal secara fisik, tetapi hanya melaksanakan pemeriksaan secara administrasi saja;

d. Pada saat menandatangani SPB Saksi tidak melaksanakan pemeriksaan draft secara fisik dan dokumen draft, jadi Saksi tidak mengetahui bahwa KM. Kumala Endah over draft atau tidak.

10. Saksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kantor KSU Belawan, Saudara

Gunawan Lombong, S.H, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan tidak ada Surat Pemberitahuan ketidakhadiran dari Kepala Kantor KSU Belawan, sehingga tidak ada keterangan yang didapat dari Saksi.

C. Pendapat …

16

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran. Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, serta keterangan dalam sidang pemeriksaan lanjutan ke 1, pada hari Kamis tanggal 03 September 2015, di Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan, dan Sidang Pemeriksaan Lanjutan ke 2, pada hari Selasa tanggal 29 September 2015 dan hari Senin tanggal 19 Oktober 2015, di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta, sehubungan dengan tenggelamnya KM. Kumala Endah, pada tanggal 24 Maret 2015, pukul 17.30 WIB, di ambang luar Pelabuhan Belawan, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Kapal. KM. Kumala Endah adalah jenis kapal barang, konstruksi baja,

berbendera Indonesia dengan ukuran GT. 454, kapal dibangun tahun 2012, di China. Kapal berbaling-baling 1 (satu), geladak 1 (satu), dan digerakkan oleh mesin penggerak utama 1 (satu) unit mesin diesel, merk Jichai dengan daya 480 KW. Kapal diklasskan pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dengan Sertifikat Klasifikasi Sementara nomor Kontrak 1302140018.

Kapal baru diluncurkan di China, tanggal 21 Januari 2013. b. Surat Kapal.

Kapal dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional Lautan Kumala, di Jakarta Utara, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) nomor 3580/Ba, tanggal 10 April 2013, Surat Laut PK.205/1690/SL-PM/DK-13 dan nomor Urut 2572, tanggal 16 Mei 2013, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Perpanjangan, nomor PK.001/2/10/KSOP-TPI-2015, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, dalam pelayarannya dari Belawan menuju Kendawangan kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan, nomor B.1/SYB.U/235/III/2015, tanggal 24 Maret 2015.

c. Awak Kapal.

Berdasarkan Daftar Awak Kapal, kapal diawaki 14 (empat belas) orang dan sesuai dengan Surat Keterangan Susunan Perwira nomor

PK.304 …

17

PK.304/11/13/SYB.BLW-2015, tanggal 21 Maret 2015, yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan, kapal diawaki dengan susunan perwira dek dan mesin terdiri dari :

Bagian Deck

Nakhoda : Sutimin sertifikat ANT V; Mualim I : Isak Susilo sertifikat ANT V; Mualim II : Sihol Sihombing sertifikat ANT V, tahun 2015. Bagian Mesin K K M : Fery Hadi Susiyono sertifikat ATT V, tahun 2011; Masinis II : Ribut Wahyu sertifikat ATT V; Masinis III : Suhadi sertifikat ATT V. Sesuai dengan dokumen keselamatan pengawakan minimum nomor PK.304/6/5/KSOP.TPI.2015, tanggal 17 Maret 2015, yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor KSOP Tanjungpinang, dikatakan Nakhoda seorang ANT IV, tetapi dalam dokumen pengawakan KM. Kumala Endah dinakhodai oleh seorang ANT V.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa mengenai keadaan kapal dan surat-surat kapal dapat diterima, tetapi mengenai pengawakan kapal kompetensi ijasah ANT V yang dimiliki Tersangkut Nakhoda tidak memenuhi syarat dan tidak dapat diterima.

2. Tentang Cuaca

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika-Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut : a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun

Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 11 Agustus 2015, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 24 Maret 2015, pukul 17.30 WIB, di lebih kurang 300 meter sebelah Tenggara Buoy

nomor 2 Ambang Luar Pelabuhan Belawan tersebut adalah sebagai berikut :

Cuaca : Langit berawan banyak dan terjadi

hujan ringan hingga sedang Arah dan Kecepatan Angin : Utara, 5.4 – 7.8/8.0 Knots Arah dan Kecepatan Arus : Barat Laut 3.6 – 3.9/9.0 Cm/det Tinggi Gelombang : Barat Laut – Utara 0.3 M – 0.4/0.5 M Jarak Penglihatan : 4.0 – 6.0 Mil

b. Menurut …

18

b. Menurut keterangan Tersangkut Mualim II dan keterangan para saksi dalam BAPP maupun dalam sidang pemeriksaan lanjutan bahwa pada saat kejadian cuaca langit mendung, angin tenang, laut tenang, arus pasang, dan jarak pandang bagus.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan

yang didapat dari BAPP dan keterangan Tersangkut Mualim II dan para Saksi dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Muatan.

KM. Kumala Endah dengan Surat Ukur International (1969) No. 3580/Ba tanggal 10 April 2013, diterbitkan oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tg.Priok, memiliki Ukuran-ukuran Pokok sebagai berikut :

Panjang : 48,00 meter Lebar : 8,80 meter Dalam : 4,15 meter

Sertifikat Garis Muat International (1966) oleh Biro Klasifikasi Indonesia (Sementara) No. 00197-PK/DI.S/2014, tanggal 30 Desember 2014 menerangkan sebagai berikut : - Lambung Timbul dari Garis Geladak ke Garis Muat Musim Panas

(S) : 658 mm - Pengurangan Lambung Timbul untuk Air Tawar : 172 mm - KM. Kumala Endah tercatat :

Draft Depan = 3,20 M Draft Belakang = 3,60 M Sehingga lambung timbul pada kondisi tersebut adalah sebagai berikut : Draft rata-rata = 3,40 M Sarat kapal (Draft) pada kondisi tersebut = 4,15 – 0,658 = 3,492 M KM. Kumala Endah dari kondisi diatas tidak mengalami kelebihan muatan.

b. Keadaan …

19

b. Keadaan Stabilitas.

1) KM. Kumala Endah memiliki ruang muat (palkah) tunggal, kapal dengan konstruksi yang demikian daya apungnya sangat tergantung kepada keutuhan konstruksi palkah dari bahaya kebocoran, karena daya apung cadangan dari kompartemen lainnya lebih kecil daripada daya apung palkah;

2) KM. Kumala Endah dalam kondisi penuh muatan (full loaded) dengan besi baja yang merupakan jenis muatan berat dan mempunyai berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis air laut, sehingga sifatnya sangat cepat tenggelam kedalam air;

3) KM. Kumala Endah ketika bertolak dari Pelabuhan Belawan dalam keadaan penuh muatan, dengan jenis muatan berat yang homogen, maka berdasarkan ilmu stabilitas dapat dipastikan kapal memiliki stabilitas positif dengan jarak metacenter ke titik berat yang besar. Namun ketika kapal mengalami kebocoran besar pada palkah, kapal dengan cepat kehilangan sebagian besar daya apungnya dan daya apung cadangan (permibilitas) yang tersisa tidak dapat menahan beban kapal, apalagi ditambah dengan muatan berat yang sifatnya sangat cepat tenggelam, maka paska bocor KM. Kumala Endah dengan cepat tenggelam dimulai dengan bagian haluannya.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan KM. Kumala Endah sebelum dan sesudah kejadian dapat diterima, namun stabilitas kapal sebelum kejadian dapat diterima dan sesudah kejadian tidak dapat diterima.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi.

1) Berdasarkan penelitian pada peta rencana Pelabuhan Belawan tempat kejadian berada jauh diluar alur pelayaran Pelabuhan Belawan sebelah Timur pada posisi tersebut terdapat kerangka kapal yang telah hilang pelampung Buoynya dan belum diterakan dalam koreksi peta, sehingga patut diduga KM. Kumala Endah telah menubruk kerangka kapal yang mengakibatkan kapal bocor dan tenggelam;

2) Ditinjau …

20

2) Ditinjau dari ikhtisar kejadian pada peta, dalam bernavigasi

Tersangkut Nakhoda telah berlayar melalui jalur pintas dengan haluan memotong diluar alur. KM. Kumala Endah berlayar keluar Pelabuhan Belawan tidak menggunakan jasa Pandu karena sesuai dengan ukurannya kapal tersebut tidak diwajibkan, sehingga tidak ada penasehat Nakhoda yang familier dengan alur beserta bahaya navigasi yang ada disekelilingnya;

3) Ketika Tersangkut Nakhoda bernavigasi diluar alur dan tidak familier dengan kondisi bahaya navigasi yang ada di perairan Pelabuhan Belawan, maka Tersangkut Nakhoda tidak mengetahui adanya bahaya kerangka kapal yang berada diluar alur pada posisi disebelah Tenggara dari Buoy nomor 2 dan belum digambar dalam peta laut serta hilang pelampung Buoynya dan berakibat terjadinya tubrukan antara KM. Kumala Endah dengan kerangka tersebut.

b. Tentang Olah Gerak.

Pada saat kejadian KM. Kumala Endah masih dalam situasi berolah gerak, menurut kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship) dalam berolah gerak belum dilakukan peraturan dinas jaga dan seluruh Perwira Kapal harus berjaga-jaga pada posisi tanggung jawabnya, namun pada kenyataannya pada saat kejadian Mualim II selaku Perwira Navigator berada dikamar dan tidak berjaga-jaga dianjungan, hal ini dalam pelaksanaannya sangat tergantung kepada Nakhoda selaku pimpinan tertinggi diatas kapal.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan cara berolah gerak yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda kurang dapat diterima.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia dan faktor organisasi mengenai kejadian tenggelamnya KM. Kumala Endah, maka penyebab tenggelamnya adalah sebagai berikut :

a. Dengan tidak adanya seorang Pandu diatas kapal karena memang tidak diwajibkan, Maka Tersangkut Nakhoda tidak mendapat informasi mengenai kondisi perairan pelabuhan beserta bahaya navigasi yang ada didalamnya dan tidak familiernya Tersangkut Nakhoda terhadap perairan Pelabuhan Belawan telah berani mengambil keputusan untuk melayarkan kapalnya diluar alur, sehingga KM. Kumala Endah bertubrukan dengan kerangka dibawah laut yang tidak dikenalnya;

b. Di pelabuhan …

21

b. Di pelabuhan ada regulator selaku pemangku kebijakan dibidang keselamatan pelayaran, diwilayah perairan Pelabuhan Belawan terdapat kerangka kapal yang mengancam terhadap keselamatan kapal-kapal yang berlayar masuk atau keluar pelabuhan dan pada kenyataannya KM. Kumala Endah merupakan korban yang ketiga atas kerangka tersebut. Namun sampai dengan terjadinya kecelakaan KM. Kumala Endah belum ada upaya menerakan bahaya navigasi tersebut didalam peta laut melalui Hydrografi Angkatan Laut (Hydral) dan belum ada upaya untuk memberikan tanda pelampung Buoy secara permanen pada lokasi bahaya tersebut.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab terjadinya kecelakaan kapal adalah karena tidak familiernya Tersangkut Nakhoda terhadap perairan Pelabuhan Belawan dan juga sebagai akibat dari buruknya sistem organisasi keselamatan pelayaran di Pelabuhan Belawan.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan berkas dalam BAPP dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Dalam peristiwa tenggelamnya KM. Kumala Endah pada tanggal 24 Maret 2015 telah terdapat korban jiwa sebanyak 6 (enam) orang Awak Kapal meninggal dunia, 3 (tiga) orang belum diketemukan dan 5 (lima) orang selamat;

b. Diantara 6 (enam) orang yang meninggal dunia adalah Tersangkut Nakhoda

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya

penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda KM. Kumala Endah adalah tidak dapat dinilai karena Tersangkut Nakhoda sendiri tidak selamat dan meninggal dunia.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus tenggelamnya KM. Kumala Endah, pada tanggal 24 Maret 2015, pukul 17.30 WIB, di ambang luar Pelabuhan Belawan, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

a. Dari rangkaian peristiwa kejadian tenggelamnya KM. Kumala Endah tidak terlepas dari rangkaian sebab akibat yang diawali dari kesalahan Tersangkut Nakhoda, yaitu pada kondisi keterbatasan informasi mengenai bahaya navigasi diwilayah perairan Pelabuhan Belawan telah

mengambil …

22

mengambil tindakan jalur pintas dengan berlayar diluar alur yang terdapat bahaya navigasi dibawah air laut (kerangka kapal) dan belum tertera pada peta laut, sehingga KM. Kumala Endah bertubrukan dengan benda tersebut;

b. Keberadaan kerangka tersebut telah lama dan telah menelan beberapa korban sebelumnya, namun sampai dengan kejadian tenggelamnya KM. Kumala Endah keadaan kerangka tersebut belum tertera dalam peta laut dan belum ada tanda pengenalnya secara permanen, hal ini merupakan tanggung jawab dari pimpinan organisasi yang mengawasi bidang keselamatan pelayaran dalam hal ini adalah Kesyahbandaran Utama Belawan;

c. Tidak lengkapnya Perwira Dinas pada saat KM. Kumala Endah berolah gerak meninggalkan Pelabuhan Belawan ataupun sampai pada saat kejadian, yaitu tidak adanya Tersangkut Mualim II dianjungan, sepenuhnya merupakan tanggung jawab Tersangkut Nakhoda selaku penanggung jawab umum.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kejadian KM. Kumala Endah yang menubruk kerangka kapal dan mengakibatkan kapal tenggelam adalah merupakan salah satu bagian dari kesalahan Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi dan juga merupakan kelalaian pihak Syahbandar Belawan yang tidak menerakan keberadaan kerangka tersebut di dalam peta laut melalui Hydrografi Angkatan Laut (Hydral) dan atau tidak memasang rambu navigasi diatas kerangka, sedangkan tidak bertugasnya Tersangkut Mualim II dianjungan saat KM. Kumala Endah berolah gerak merupakan kebijakan dari Tersangkut Nakhoda, sehingga Tersangkut Mualim II tidak dapat dipersalahkan.

8. Tentang Hal – Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan.

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut dan hal-hal pribadi

yang disampaikan Tersangkut, maka dipandang perlu mempertimbangkan

hal-hal sebagai berikut :

a. Hal – hal yang meringankan.

- Tidak ada. b. Hal – hal yang memberatkan.

- Tidak ada.

D. Putusan …

23

D. PUTUSAN

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf a KUHD dan Pasal 18 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal dan sidang putusan tentang tenggelamnya KM. Kumala Endah, tanpa dihadiri oleh Tersangkut Nakhoda dan Tersangkut Mualim II dan dilaksanakan secara in absentia.

II. Menyatakan bahwa tenggelamnya KM. Kumala Endah, tanggal 24 Maret 2015, pukul 17.30 WIB, pada posisi lebih kurang 300 meter sebelah Tenggara Buoy nomor 2 Ambang Luar Pelabuhan Belawan disebabkan karena KM. Kumala Endah menubruk kerangka kapal yang belum diterakan didalam peta laut dan mengakibatkan kapal bocor kemudian tenggelam.

III. Menyatakan bahwa karena Tersangkut Nakhoda, Saudara Sutimin, sebagai korban meninggal dunia dalam peristiwa tenggelamnya kapal tersebut, maka perbuatannya tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

IV. Menyatakan bahwa ketidakberadaan Tersangkut Mualim II, Saudara Sihol Sihombing, dianjungan untuk menjalankan tugas sebagai navigator pada saat KM. Kumala Endah berolah bergerak bukan merupakan kesalahannya, karena pengaturan dinas Awak Kapal merupakan kewenangan Nakhoda.

V. Membebaskan Tersangkut Mualim II, atas nama Sihol Sihombing, tanggal lahir 31 Juli 1988, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT V, nomor 6201651703N50215, tahun 2015, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

VI. Putusan …

24

VI. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Saudara Sihol Sihombing, pemilik Sertifikat Keahlian Pelaut ANT V, nomor 6201651703N50215.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Rabu, tanggal 13 Januari 2016, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis Pengganti, tanpa dihadiri oleh Saudara Sihol Sihombing, pemilik Sertifikat Keahlian Pelaut ANT V, nomor 6201651703N50215.

Ketua : ………………………………. Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar. Anggota : ………………………………. Capt. Supardi, M. M., M. Mar. Anggota : ………………………………. Iswandi, ATT-I, M. Si. Anggota : ………………………………. Ir. Budi Prasetyo Anggota : ………………………………. Edi Sunaryo, S. H, M. H. Sekretaris : ………………………………. Rinna Purba, S. H.