pulpa

7
A. Pulpitis Respon awal pulpa gigi terhadap adanya luka tidak jauh berbeda dengan jaringan lainnya. Respon pulpa terhadap stimulasi yang berbahaya merupakan proses eliminasi mikroorganisme yang menyerang pulpa, menghilangkan sel-sel debris, dan meminimalkan kerusakan jaringan. Namun reaksi inflamasi tersebut juga dapat menyebabakan peningkatan kerusakan pulpa bahkan dapat menyebabkan kematian pulpa. Beberapa teori menyebutkan bahwa peningkatan tekanan pada sistem vaskularisasi pulpa dapat menekan aliran darah vena kembali menuju terjadinya nekrosisi pulpa. Karies gigi dapat menyebabkan terjadinya pulpitis, namun hal tersebut juga dapat diakibatkan oleh mikroorganisme yang dapat masuk kedalam pulpa dan adanya kerusakan pada pulpa akibat trauma yang dapat terjadi pada saat prosedur perawatan. Terdapat empat etiologi utama yang dapat menimbulkan terjadinya inflamasi pulpa yaitu: 1. Kerusakan secara fisik. Sumber fisik yang dapat menyebabkan kerusakan adalah karena adanya trauma, kesalahan prosedur pengobatan, terjadinya atrisi gigi, abrasi, dan perubahan barometer.

Upload: indah-syafril

Post on 20-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

K

TRANSCRIPT

Page 1: pulpa

A. Pulpitis

Respon awal pulpa gigi terhadap adanya luka tidak jauh berbeda dengan

jaringan lainnya. Respon pulpa terhadap stimulasi yang berbahaya merupakan

proses eliminasi mikroorganisme yang menyerang pulpa, menghilangkan sel-sel

debris, dan meminimalkan kerusakan jaringan. Namun reaksi inflamasi tersebut

juga dapat menyebabakan peningkatan kerusakan pulpa bahkan dapat menyebabkan

kematian pulpa. Beberapa teori menyebutkan bahwa peningkatan tekanan pada

sistem vaskularisasi pulpa dapat menekan aliran darah vena kembali menuju

terjadinya nekrosisi pulpa.

Karies gigi dapat menyebabkan terjadinya pulpitis, namun hal tersebut juga

dapat diakibatkan oleh mikroorganisme yang dapat masuk kedalam pulpa dan

adanya kerusakan pada pulpa akibat trauma yang dapat terjadi pada saat prosedur

perawatan. Terdapat empat etiologi utama yang dapat menimbulkan terjadinya

inflamasi pulpa yaitu:

1. Kerusakan secara fisik. Sumber fisik yang dapat menyebabkan kerusakan adalah

karena adanya trauma, kesalahan prosedur pengobatan, terjadinya atrisi gigi,

abrasi, dan perubahan barometer.

2. Suhu.

3. Iritasi bahan kimia. Kerusakan yang terjadi dapat ditimbulkan akibat adanya

erosi atau tidak tepat dalam menggunakan bahan material yang bersifat asam

yang akan menimbulkan erosi gigi.

4. Aktivitas bakteri. Bakteri dapat menyebabkan kerusakan pada pulpa dengan

mengeluarkan toksinnya secara langsung setelah adanya perluasan dari karies

atau transportasi melalui pembuluh darah.

Pulpitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Akut atau kronik

Page 2: pulpa

2. Seluruh atau sebagian

3. Infeksi atau steril

Klasifikasi yang baik akan membantu dalam menentukan suatu treatment

atau melakukan prosedur perawatan yang tepat. Pulpitis yang bersifat reversible

menunjukan tingkat inflamasi pulpa dimana jaringan yang rusak akan mampu atau

kembali menjadi jaringan yang sehat jika stimulasi yang berbahaya dihilangkan.

Sedangkan pulpitis yang bersifat irreversible mengindikasikan tingkat inflamasi

yang tinggi sudah berkembang dimana pulpa gigi telah mengalami kerusakan parah.

a. Gambaran klinis

a) Pulpitis reversible

Ketika terpapar oleh suhu dingin, gigi dengan pulpitis reversible akan

secara tiba-tiba menunjukkan rasa dingin dan dalam waktu singkat akan

menimbulkan rasa sakit. Meskipun suhu panas juga dapat menimbulkan

rasa sakit, stimulasi oleh rasa dingin gigi akan memberikan respon yang

cepat seperti es, air dingin, minuman, dan sebagainya. Kontak dengan

makanan atau minuman yang manis atau asam juga akan menimbulkan rasa

sakit. Rasa sakit ini tidak terjadi tanpa adanya stimulasi dan akan berkurang

setelah stimulus dihilangkan. Jika pulpitis terus berkembang dan stimulasi

yang menimbulkan rasa sakit dengan jangka waktu yang lama maka

pulpitis akan bersifat irreversible.

b) Pulpitis irreversible

Pasien dengan pulpitis irreversible akan mengalami rasa sakit yang

tajam dan rasa sakit akan tetap berlangsung setelah stimulus dihilangkan.

Terutama rasa dingin yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman walaupun

makanan yang panas, manis, dan asam juga akan menimbulkan rasa sakit.

Page 3: pulpa

Rasa sakit dapat terjadi secara spontan atau berlangsung terus menerus dan

akan lebih sakit pada saat pasien berbaring.

Pada stadium awal pulpitis irreversible, rasa sakit sering terjadi secara

local dan mengganggu gigi secara individual dengan ketidaknyamanan

yang semakin meningkat. Bagaimanapun pasien tidak dapat

mengidentifikasi gangguan yang terjadi.

Pada stadium selanjutnya, intensitas rasa sakit akan semakin meningkat

dan terasa berdenyut yang akan membuat pasien tetap terbangun pada

malam hari. Pada keadaan ini panas juga akan meningkatkan rasa sakit.

c) Chronic hyperplastic pulpitis

Satu pola yang khas dari inflamasi pulpa adalah chronic hyperplastic

pulp (pulp polyp). Terjadi pada anak-anak dan remaja dimana terjadi

pemaparan yang luas pada pulpa dimana seluruh permukaan dentin

biasanya akan hilang. Frekuensi terbanyak terjadi pada gigi molar decidui

atau gigi molar tetap yang mempunyai ruang pulpa yang luas. Iritasi

mekanis dan adanya invasi dari bakteri akan menimbulkan inflamasi kronis.

Saluran ujung akar akan terbuka dan mengurangi kesempatan terjadinya

nekrosis pulpa sekunder. Pada umumnya gigi tidak mempunyai gejala

kecuali pada saat panggunaan untuk mastikasi

b. Gambaran histopatologi

Pada dasarnya histopatology merupakan perhatian utama untuk tujuan

pembelajaran dan tidak selalu mempengaruhi suatu perawatan secara

signifikan. Pada pasien dengan pulpitis reversible, pada pulpa biasanya akan

menunjukan adanya hyperemia, edema, dan beberapa sel inflamasi pada daerah

tubulus dentin.

Page 4: pulpa

Pulpitis irreversible menunjukan kepadatan dari venula yang akan

mengakibatkan terjadinya fokal nekrosis. Area nekrosis tersebut mengandung

sel PMN, monosit, dan leukosit. Pada sekeliling jaringan pulpa akan

menunjukkan fibrosis dan campuran sel plasma, limfosit dan monosit.

c. Terapi dan prognosis

Pulpitis yang bersifat reversible dapat menggunakan terapi dengan cara

menghilangkan daerah iritasi. Pemberian analgesic kadang-kadang juga

diperlukan. Prognosis dari pulpitis reversible akan baik jika dilakukan sejak

awal. Dapat dilakukan dengan cara menguji untuk mengetahui gigi vital atau

tidak setelah gejala berkurang untuk memastikan kerusakan irreversible tidak

terjadi.

Irreversible dan chronic hyperplastic pulpitis dapat dilakukan dengan cara

ekstraksi gigi atau perawatan saluran akar.

B. Secondary and Tertiary Dentin

C. Pulpal Calcification

Pengerasan pada pulpa tidak jarang terjadi tetapi frekuensi yang terjadi sulit

untuk ditentukan. Tiga tipe dari pengerasan pulpa yaitu:

1. Denticles

2. Pulp stones

3. Diffuse linear calcification

Denticle dan pulp stone dapat dilihat dengan gambaran secara radiologi dengan

menggunakan radiologi intra oral. Dalam gambar radigrafi tersebut akan terlihat

Page 5: pulpa

gambaran radiopak yang meluas. Namun diffuse calcification tidak dapat

diperlihatkan dalam gambaran radiografi.

a. Gambaran radiografi

b. Gambaran histopatologi

Denticle terdiri dari tubular dentin yang melapisi pusat epithelium.

Epithelium akan mengalami degenerasi dan tubular dentin mengalami sclerosis

yang akan membuat sulit untuk terdeteksi. Kebanyakan denticle akan melekat.

c. Treatment

Tidak ada treatment yang diperlukan. Kebanyakan pulpa calcification

tidak berhubungan dengan perubahan klinis yang signifikan.