cbd gangren pulpa nana ok

17
Laporan kasus Fitriana Indah K (012075488) Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012 1 LAPORAN KASUS GANGREN PULPA Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD) Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut RSUD Kodya Semarang Dosen Pembimbing Drg. N. Windarti Oleh : Fitriana Indah K 012075488 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2012

Upload: fitrianai1

Post on 21-Jul-2015

469 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

LAPORAN KASUS GANGREN PULPA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD) Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut RSUD Kodya Semarang

Dosen Pembimbing Drg. N. Windarti

Oleh : Fitriana Indah K 012075488

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2012Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

1

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

HALAMAN PENGESAHAN

Nama / NIM Universitas Fakultas Tingkat Diajukan Bagian Pembimbing

: Fitriana Indah K. / 01.207.5488 : Islam Sultan Agung : Kedokteran Umum : Program pendidikan Profesi Dokter : 20 Maret 2012 : Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut : drg. N. Windarti

Telah diperiksa dan disetujui tanggal : ...............................

Mengetahui, Ketua SMF Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut RSUD Kota Semarang Pembimbing

drg. Setyo Hastuti

drg. N. Windarti

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

2

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

DAFTAR ISI

Halaman judul ................................................................................................................ Halaman Pengesahan ..................................................................................................... Daftar Isi ........................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. BAB II DESKRIPSI KASUS ........................................................................................ BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................. BAB IV KESIMPULAN ................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

1 2 3 4 6 10 16 17

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

3

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

BAB I PENDAHULUAN Pada umumnya masyarakat sekarang enggan untuk menjaga kesehatan giginya apalagi untuk memeriksakan kesehatan giginya ke dokter gigi. Karena memang tidak dibiasakan dari kecil atau minimnya pengetahuan mereka tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Padahal kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang. Salah satu masalah kesehatan mulut yang sering diabaikan olah masyarakat adalah gigi berlubang atau karies. Masyarakat akan datang ke dokter gigi jika sudah mengeluh bahwa giginya goyang atau sakit. Padahal hal tersebut merupakan kerusakan yang paling parah terjadi,sehingga gigi seringkali sudah tidak bisa dipertahankan. Kasus karies berhubungan erat dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga oral hygiene. Di poliklinik sering dijumpai pasien dengan oral hygiene yang buruk dimana banyak terdapat karies gigi, kalkulus, dan debris. Gangren Pulpa Adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangrene pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpaKepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

4

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangrene pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

5

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

BAB II DESKRIPSI KASUS

I.

IDENTITAS PENDERITANama Jenis Kelamin Umur Alamat Pekerjaan No. CM Tanggal diperiksa : An. Mey sugiyanti : Perempuan : 15 tahun : Jalan Pilang Lor Semarang : Pelajar : 078415 : 19 Maret 2012

II.

KELUHAN SUBJEKTIFAnamnesa 1. Motivasi Datang 2. Keluhan Utama : Atas keinginan sendiri :

Gigi berubang pada gigi bagian kanan atas 3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan berlubang pada gigi kanan atas, sudah lama, tidak nyeri. Sering mengeluh pusing dan pilek berbau yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu. Pasien ingin mecabut giginya pada rahang atas bagiang kanan belakang karena mempunyai riwayat sinusitis dan ingin menjalani operasi untuk mengobati sinusitisnya. 4. Riwayat Penyakit Lain Gigi dan Mulut Sistemik : : -

III.

PEMERIKSAAN OBJEKTIF 1. Keadaan Umum Kesadaran : Baik : Compos Mentis

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

6

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

Keadaan Gizi Lain-lain

: Baik : -

2. Extra Oral Pipi Bibir Wajah : nyeri tekan (-/-), nyeri ketuk (-/-) : tak ada kelainan : tak ada kelainan

Kelenjar limfe submandibula Kanan Kiri : tidak ada pembengkakan : tidak ada pembengkakan

3. Intra Oral a) Jaringan Lunak 1. Mukosa 2. Lidah 3. Gingiva 4. Palatum b) : tak ada kelainan : tak ada kelainan : tak ada kelainan : tak ada kelainan

Jaringan Keras 1. Tulang rahang / alveolar : tak ada kelainan 2. Gigi Geligi a. 1.6 Inspeksi Sondage Perkusi Tekanan Palpasi : caries (+) : profunda, nyeri : nyeri (-) : nyeri (-) : luksasi (-)

Thermal test : nyeri (-)

b. Calculus rahang bawah IV. ORAL HYGIENE Kurang, karena banyak didapatkan kalkulus pada rahang bawah.

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

7

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

V.

DIAGNOSA KELUHAN UTAMA 1.6. Gangren pulpa

VI.

DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT LAINNYA Calculus rahang bawah

VII.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan Pemeriksaan Foto panoramik : dilakukan pada tanggal 16 Maret 2012dengan hasil sebagai berikut : struktur tulang normal missing teeth (-) tumpatan (-) impaksi ke mesial benih gigi 3.8 dan 4.8 karies gigi 1.6 temperomandibular joint normal

VIII. RENCANA TERAPI Pro Ekstraksi pada 1.6 Gangren Pulpa Pro scalling pada calculus rahang bawah IX. TERAPI 1. Antibiotik Amoxixicillin tab 500 mg 3dd1 2. Analgesik Asam Mefenamat tab 500 mg x 3 (pc prn)

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

8

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

XI. NOMENKLATUR WHO

GP

55 54 53 52 51

61 62 63 64 65 21 22 23 24 25 26 27 28

18 17 16 15 14 13 12 11

48 47 46 45 44 43 42 41 85 84 83 82 81

31 32 33 34 35 36 37 38 71 72 73 74 75

kalkulus

Keterangan : X O Gp Kalkulus : Missing dentis : belum tumbuh : Gangren Pulpa : karang gigi rahang bawah

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

9

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

BAB III PEMBAHASAN

A. GANGREN PULPA Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangrene pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangrene pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman. Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari bakteri dan umumnya bakteri plak memegang peranan penting dalam menentukan pembentukan kalkulus; pelekatan kalkulus dimulai dengan pembentukan plak gigi, sedangkan permukaan kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival selalu diliputi oleh plak gigi.

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

10

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

Kalkulus merupakan suatu endapan amorfatau kristal lunak yang terbentuk pada gigi atau protesa dan membentuk lapisan konsentris. Kalkulus disebut juga "tartar" merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi. Selain pada permukaan gigi, kalkulus juga terdapat pada gigi tiruan dan restorasi gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan skeling saliva meningkat sehingga larutan menjadi jenuh. Pada konsentrasi tinggi, protein koloida saliva bersinggungan dengan permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga mengurangi stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat. Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam kalsium fosfat. Esterase terdapat pada mikroorganisme, membantu proses hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk kalsium fosfat. Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk amonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat. Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh. Diketahui ada dua macam kalkulus menurut letaknya terhadap gingival margin yaitu kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival. Kalkulus

supragingival terletak di atas margin gingiva, dapat terlihat langsung di dalam mulut, warnanya putih kekuning-kuningan dan distribusinya dipengaruhi oleh muara duktus saliva mayor. Kalkulus subgingival terletak di bawah margin gingiva, tidak dapat terlihat langsung di dalam mulut, dan warnanya kehitaman. Endapan kalkulus supragingival terbanyak adalah pada permukaan bukal gigi molar pertama maksila, dan pada permukaan lingual gigi insisivus pertama dan kedua mandibula Endapan kalkulus subgingival paling banyak terdapat pada gigi insisivus pertama dan kedua mandibula, diikuti oleh gigi molar pertama maksila, kemudian gigi-gigi anterior maksila.

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

11

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

B. GEJALA KLINIK Gejala yang didapat dari pulpa yang gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.

C. DIAGNOSIS DAN DIFFERENTIAL DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extra oral dan intra oral). Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan : 1. Karies profunda (+) 2. Pemeriksaan sonde (-) Dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali kedalamkaries, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

12

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

3. Pemeriksaan perkusi (-) Dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat, diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit 4. Pemeriksaan penciuman Dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien 5. Pemeriksaan foto rontgen Terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.

D. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS Periodontitis merupakan komplikasi dari karies profunda non vitalis atau gangrene pulpa, dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non vital, sondase (-) , dan perkusi (+). Gangren pulpa dengan Periodontitis Pemeriksaan sonde (-) Pemeriksaan sonde (-) Pemeriksaan perkusi (-) Pemeriksaan perkusi (+) Reaksi panas/dingin (-) Pemeriksaan panas/dingin (-)

Untuk menentukan apakah pulpa masih dapat diselamatkan, bisa dilakukan beberapa pengujian : Diberi Rangsang Dingin Rangsang dihentikan, nyeri hilang artinya pulpa sehat. Pulpa dipertahankan dengan mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya. Jika nyeri tetap, meskipun rangsang nyeri sudah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak dapaty dipertahankan Penguji Pulpa Elektrik

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

13

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

Alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk menentukan apakah pulpa masih sehat, jika penderita merasakan aliran listrik pada giginya, berarti pulpa masih hidup Mengetuk Gigi Dengan Sebuah Alat Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan tulang dan sekitarnya Rontgen Gigi Dilakukan untuk mengetahui adanya pembusukan gigi dan menunjukkan apakah penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang disekitar akar gigi.

E. TERAPITindakan yang dilakukan pada gangrene pulpa yaitu ekstraksi pada gigi yang sakit, karena pada kondisi ini gigi akan menjadi non-vital (gigi mati) sehingga akan menjadi sumber infeksi (fokal infeksi) konservasi gigi Pembuangan jaringan karies. Pembukaan atap pulpa. Sterilisasi cavitas. Pemberian obat untuk jaringan pulpa ( TKF, CHKM, chresophene / rockle ) Fletcer atau cavit. Pasien disuruh kembali antara 4 7 hari lagi. Prosedur ini dilakukan minimal 2 kali dengan mengganti obat dalam pulpa. Kalau masih ada bau ganggren atau rasa sakit kalau gigi diperkusi, penggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang sampai tidak ada rasa sakit lagi ketika gigi diperkusi.

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

14

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

F. KOMPLIKASI1. Infeksi Lokal a. Periodontitis b. abses periapikal c. kista radikuler 2. Infeksi sistemik a. Sinusitis b. osteomyelitis rahang c. meningitis

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

15

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

BAB IV KESIMPULAN

Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Gangren pulpa bisa mengakibatkan infeksi lokal maupun sistemik. Pada infeksi lokal dapat menyebabkan periodontitis, abses periapikal, dan kista radikuler sedangkan pada infeksi sistemik dapat menyebabkan sinusitis, osteomyelitis rahang dan meningitis. Kasus ini berhubungan erat dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga oral hygiene. Maka dari itu masyarakat harus mengerti tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

16

Laporan kasus

Fitriana Indah K (012075488)

DAFTAR PUSTAKA

1. Penyakit gigi dan mulut, bursa buku senat mahasiswa fakultas kedokteran UNDIP, Semarang, 2007 2. Prosedur tetap pelayanan medis penyakit gigi dan mulut, RS.DR.Kariadi/ Fakultas kedokteran UNDIP, Semarang, 1993 3. Walton and Torabinajed. 1996. Prinsip dan Praktik Endodonsi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC.

Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 12 24 Maret 2012

17