lapsus pulpa polip

23
1 BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTITAS Nama : Ny. Z Alamat : Gondanglegi Umur : 27 tahun Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Status : Menikah Tanggal periksa : 26 November 2012 II. RIWAYAT KASUS Keluhan Utama : Gigi rahang atas kanan berlubang Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan gigi rahang atas kanan berlubang tetapi sekarang tidak sakit. Kurang lebih 4 hari yang lalu gusi pada gigi yang berlubang tersebut bengkak dan nyeri selama 1 hari, setelah itu nyeri dan bengkaknya hilang. Riwayat perawatan a. Gigi : Pernah menambalkan gigi rahang bawah kiri sekitar 2 tahun yang lalu. b. Jaringan lunak rongga mulut dan sekitarnya : Belum pernah melakukan perawatan rongga mulut sebelumnya. Riwayat kesehatan

Upload: fitrianugraha

Post on 13-Aug-2015

371 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Lapsus pulpa polip

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus pulpa polip

1

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Ny. Z

Alamat : Gondanglegi

Umur : 27 tahun

Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Status : Menikah

Tanggal periksa : 26 November 2012

II. RIWAYAT KASUS

Keluhan Utama : Gigi rahang atas kanan berlubang

Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan gigi rahang atas kanan

berlubang tetapi sekarang tidak sakit. Kurang lebih 4 hari yang lalu gusi pada gigi yang

berlubang tersebut bengkak dan nyeri selama 1 hari, setelah itu nyeri dan bengkaknya

hilang.

Riwayat perawatan

a. Gigi : Pernah menambalkan gigi rahang bawah kiri sekitar 2 tahun yang lalu.

b. Jaringan lunak rongga mulut dan sekitarnya : Belum pernah melakukan perawatan

rongga mulut sebelumnya.

Riwayat kesehatan

Kelainan darah : (-)

Kelainan endokrin : (-)

Gangguan nutrisi : (-)

Kelainan jantung : (-)

Kelainan kulit/ kelamin : (-)

Gangguan pencernaan : (-)

Gangguan respiratori : (-)

Page 2: Lapsus pulpa polip

2

Kelainan imunologi : (-)

Gangguan TMJ : (-)

Tekanan darah : (-)

Diabetes mellitus : (-)

Lain-lain : (-)

Obat-obatan yang telah /sedang dijalani :

Amoxicillin 1 x 1 selama 2 hari

Keadaan sosial/kebiasaan :

- Pasien berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi menengah ke atas

- Sikat gigi 2x sehari saat mandi pagi dan sore

Riwayat Keluarga :

a. Kelainan darah : tidak ada kelainan

b. Kelainan endokrin : tidak ada kelainan

c. Diabetes melitus : tidak ada kelainan

d. Kelainan jantung : tidak ada kelainan

e. Kelainan syaraf : tidak ada kelainan

f. Alergi : tidak ada kelainan

g. lain-lain : -

III. PEMERIKSAAN KLINIS

1. EKSTRA ORAL :

a. Muka : Simetris

b. Pipi kiri : tidak ada kelainan

Pipi kanan : Benjolan (+), ø 2cm, konsistensi kenyal, fixed

c. Bibir atas : tidak ada kelainan

bibir bawah : tidak ada kelainan

d. Sudut mulut : tidak ada kelainan

e. Kelenjar submandibularis kiri : tidak teraba/ tidak ada kelainan

kanan : tidak teraba/ tidak ada kelainan

f. Kelenjar submentalis : tidak teraba/ tidak ada kelainan

Page 3: Lapsus pulpa polip

3

g. Kelenjar leher : tidak teraba/ tidak ada kelainan

h. Kelenjar sublingualis : tidak teraba/ tidak ada kelainan

i. Kelenjar parotis : tidak teraba/ tidak ada kelainan

2. INTRA ORAL :

a. Mukosa labial atas : tidak ada kelainan

Mukosa labial bawah : tidak ada kelainan

b. Mukosa pipi kiri : tidak ada kelainan

Mukosa pipi kanan : tidak ada kelainan

c. Bukal fold atas : tidak ada kelainan

Bukal fold bawah : tidak ada kelainan

d. Labial fold atas : tidak ada kelainan

Labial fold bawah : tidak ada kelainan

e. Ginggiva rahang atas : tidak ada kelainan

Ginggiva rahang bawah kiri : tidak ada kelainan

f. Lidah : tidak ada kelainan

g. Dasar mulut : tidak ada kelainan

h. Palatum : tidak ada kelainan

i. Tonsil : tidak ada kelainan

j. Pharynx : tidak ada kelainan

k. Lain – lain : tidak ada kelainan

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

V IV III II I I

1 2 3 4 5 6 7 8 8

I II III IV V

I II III IV V

8 7 6 5 4 3 2 1

V IV III II I

GP + P

K

Page 4: Lapsus pulpa polip

4

Keterangan :

6 = Gangren pulpa + Pulpa polip

Sondase (-), Perkusi (-), Palpasi (-), CE (-)

5 = Karies Medial

Sondase (+), Perkusi (-), Palpasi (-), CE (+)

IV. DIAGNOSE SEMENTARA :

6 = Gangren pulpa + Pulpa polip

5 = Karies Medial

V. RENCANA PERAWATAN :

6 = Pro Extraksi

5 = Pro Perawatan saluran akar

1. Pengobatan : (-)

2. Pemeriksaan Penunjang :

Lab.Rontgenologi mulut/ Radiologi : -

Lab.Patologi anatomi : -

• Sitologi : -

• Biopsi : -

Lab.Mikrobiologi : -

• Bakteriologi : -

• Jamur : -

Lab.Patologi Klinik : -

3. Rujukan :

Poli Penyakit Dalam : -

Poli THT : -

Poli Kulit & Kelamin : -

Page 5: Lapsus pulpa polip

5

VI. DIAGNOSE AKHIR :

6 = Gangren Pulpa + Pulpa Polip

5 = Pulpitis Reversible

LEMBAR PERAWATAN

Tanggal Elemen Diagnosa Therapi Keterangan

26-11-2012 6

5

Gangren Pulpa

+ Pulpa Polip

Pulpitis

Reversible

Pro Extraksi

R/ Amoxicillin 500mg Tab No. X

∫ 3 dd tab 1

R/ Asam Mefenamat 500mg Tab No. X

∫ 3 dd tab 1

Pro Perawatan Saluran Akar

KIE:

Menjaga kebersihan

rongga mulut dengan

menggosok gigi 2 x

sehari sesudah makan

dan sebelum tidur

Periksa ke dokter gigi

6 bulan sekali

Page 6: Lapsus pulpa polip

6

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pulpitis Reversible

II.1.1 Definisi

Pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang

disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak terinflamasi

setelah stimuli ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh stimuli

termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera setelah

stimuli dihilangkan. 1

II.1.2 Histopatologi.

Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan-sampai-

sedang terbatas pada daerah di mana tubuli dentin terlibat, seperti misalnya karies dentin. Secara

mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah,

ekstravasasi cairan edema, dan adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten.

Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut. 1

II.1.3 Faktor Penyebab

Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa. Tegasnya,

penyebabnya dapat salah satu yang tertulis berikut : trauma, misalnya suatu pukulan atau

hubungan oklusal yang terganggu; syok termal, seperti yang ditimbulkan pada waktu melakukan

preparasi kavitas dengan bur tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi,

atau karena panas yang berlebihan pada waktu memoles tumpatan; dehidrasi kavitas dengan

alcohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang dentinnya terbuka;

penempatan tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau beroklusi dengan suatu restorasi emas;

stimulus kimiawi, misalnya dari bahan makanan manis atau masam atau dari iritasi tumpatan

silikat atau akrilik swa-polimerisasi; atau bakteri, misalnya dari karies. Setelah insersi suatu

restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivitas ringan terhadap perubahan temperatur,

terutama dingin. Sensitivitas macam itu dapat berlangsung 2 sampai 3 hari atau seminggu atau

bahkan lebih lama, tetapi berangsur-angsur akan hilang. sensitivitas ini adalah gejala pulpitis

reversibel.1

Page 7: Lapsus pulpa polip

7

II.1.4 Gejala-gejala

Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih

sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin daripada panas dan oleh udara dingin.

Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya telah ditiadakan. Perbedaannya

klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel

adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit

umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis

irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata. Pulpitis reversibel asimptomatik

dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah karies

dihilangkan dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan

baik. 1

II.1.5 Diagnosis

Diagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan berdasarkan tes klinis.

Rasa sakitnya tajam, berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila stimulus

dihilangkan. Dingin, manis, atau masam biasanya menyebabkan rasa sakit. Rasa sakit dapat

menjadi kronis. Meskipin masing-masing paroksisme (serangan hebat) mungkin berlangsung

sebentar, paroksisme dapat berlanjut berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Pulpa dapat

sembuh sama sekali, atau rasa sakit dapat tiap kali dapat berlangsung lebih lama dan interval

keringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya pulpa mati. 1

Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama dingin, aplikasi dingin

merupakan suatu cara yang bagus untuk menemukan dan mendiagnosis gigi yang terlibat. Sebuah

gigi dengan pulpitis reversibel secara normal bereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas,

dan pada pemeriksaan radiografi jaringan periapikal adalah normal. 1

Anamnesa : 4

Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin

Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus

Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan Objektif : 4

Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan

Page 8: Lapsus pulpa polip

8

Intra oral :

Perkusi (-)

Karies mengenai dentin/karies profunda

Pulpa belum terbuka

Sondase (+)

Chlor etil (+)

II.2 Pulpitis Irreversibel

II.2.1 Definisi

Pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat

simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh stimulus noksius. Pulpitis irreversibel akut

menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit

timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap

ada setelah stimulus termal dihilangkan. 1

II.2.2 Histopatologi

Gangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan akut di dalam pulpa. Pulpitis

irreversibel dapat disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama seperti

misalnya karies. Bila karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Bila

karies tidak diambil, perubahan inflamasi di dalam pulpa akan meningkat keparahannya jika

kerusakan mendekati pulpa. 1

II.2.3 Faktor Peyebab

Sebab paling umum pulpitis irreversibel adalah keterlibatan bakterial pulpa melalui

karies, meskipun factor klinis, kimiawi, termal, atau mekanis, yang telah disebut sebagai

penyebab penyakit pulpa, mungkin juga menyebabkan pulpitis. Sebagai yang dinyatakan

sebelumnya, pulpitis reversibel dapat memburuk menjadi pulpitis irreversibel. 1

II.2.4 Gejala-gejala

Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasa sakit dapat disebabkan oleh

hal-hal berikut : perubahan temperatur, terutama dingin; bahan makanan manis atau masam;

Page 9: Lapsus pulpa polip

9

tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau

pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya

tetap berlangsung meski penyebabnya dihilangkan, dan dapat dating dan pergi secara spontan,

tanpa penyebab yang jelas. Pasien dapat melukiskan rasa sakit sebagai menusuk, tajam-menusuk,

atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau

terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya

dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. 1

II.2.5 Diagnosis

Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke pulpa atau karies

di bawah tumpatan. Pulpa mungkin sudah terbuka. Waktu mencapai jalan masuk ke lubang

pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan yang menyerupai buih meliputi pulpa terbuka

dan dentin sekitarnya. Probing ke dalam daerah ini tidak menyebakan rasa sakit pada pasien

hingga dicapai daerah pulpa yang lebih dalam. Pada tingkat ini dapt terjadi sakit dan perdarahan.

Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan masuk

ke kamar pulpa. 1

Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang belum

diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang secara visual

tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi

dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies di bawah suatu tumpatan, atau suatu kavitas

dalam atau tumpatan mengancam integritas pulpa. Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, tes

termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan stimulus termal. Pada

tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara normal. Hasil pemeriksaan untuk tes

mobilitas, perkusi dan palpasi adalah negatif. 1

Anamnesa : 4

· Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga

· Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit

Pemeriksaan Objektif : 4

· Ekstra oral : tidak ada kelainan

· Intra oral :

Page 10: Lapsus pulpa polip

10

Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan

Pulpa terbuka bisa juga tidak

Sondase (+)

Khlor ethil (+)

Perkusi bisa (+) bisa (-)

II.3 Pulpitis hiperplastik kronis

II.3.1 Definisi

Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang

disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas yang kadang-kadang tertutup oleh epithelium dan

disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama. 1

II.3.2 Histopatologi

Secara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup epithelium skuamasi yang

bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi sulung lebih mungkin tertutup oleh epithelium skuamasi yang

bertingkat-tingkat/berstrata daripada polip pulpa gigi permanen. Epithelium semacam itu dapat

berasal dari gingival atau dari sel epithelial mukosa atau lidah yang baru saja mengalami

deskuamasi. Jaringan di dalam kamar pulpa sering berubah menjadi granulasi, yang menonjol

dari pulpa masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskuler,

muda dan berisi neutrofil PMF, limfosit, dan sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi

kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epithelial. 1

II.3.3 Faktor Penyebab

Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebabnya.

Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa

muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis. Iritasi mekanis yang disebabkan

karena pengunyahan dan infeksi bacterial sering mengadakan stimulus. 1

II.3.4 Gejala-gejala

Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecuali selama mastikasi, bila

tekanan bolus makanan menyebabkan rasa tidak menyenangkan. 1

II.3.5 Diagnosis

Page 11: Lapsus pulpa polip

11

Gangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan orang muda. Penampilan

jaringan polipoid secara klinis adalah khas : suatu massa pulpa yang kemerah-merahan dan

seperti daging mengisi sebagian besar kamar pulpa atau kavitas atau bahkan meluas melewati

perbatasan gigi. Jaringan polipoid kurang sensitif daripada jaringan normal daripada jaringan

pulpa normal dan lebih sensitif daripada jaringan gingival. Pemotongan jaringan ini tidak

menyebabkan rasa sakit. Jaringan ini mudah berdarah karena suatu anyaman pembuluh darah

yang subur. Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati kavitas atau gigi, maka akan terlihat

seolah-olah jaringan gusi tumbuh di dalam kavitas. 1

Tidak begitu sukar untuk mendiagnosi pulpitis hiperplastik kronis dengan hanya

pemeriksaan klinis. Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau kavitas gigi adalah

khas dalam penampilannya. Radiografi umumnya menunjukkan suatu kavitas besar yang terbuka

dengan pembukaan kamar pulpa. Gigi bereaksi lemah atau sama sekali tidak terhadap tes termal,

kecuali jika digunakan dingin yang ekstriem, seperti etil klorida. Diperlukan lebih banyak arus

daripada gigi normal untuk mendapatkan suatu reaksi dengan menggunakan tester pulpa listrik. 1

II.3.6 Penatalaksanaan

Perawatan pada pulpitis hiperplastik kronis yaitu dilakukan pembuangan jaringan polipoid

diikuti dengan ekstirpasi pulpa jika gigi tersebut masih dapat direstorasi. Massa pulpa

hiperplastik diambil dengan kuret periodontal atau ekskavator. Selanjutnya, perdarahan yang

terjadi dapat dikendalikan dengan tekanan. Kemudian jaringan yang terdapat pada kamar pulpa

diambil seluruhnya, dan suatu dressing formokresol ditempatkan berkontak dengan jaringan

pulpa radikular. Pulpa radikular diekstirpasi pada kunjungan selanjutnya. Bila memungkinkan,

seluruh prosedur dilakukan pada satu kali kunjungan.

Selain perawatan tersebut, pilihan tindakan klinis lain yang dapat dilakukan pada pulpitis

hiperplastik kronis adalah dengan melakukan ekstraksi gigi tersebut.

II.3.7 Prognosis

Prognosis untuk penyakit ini tergantung dari kondisi gigi dan keadaan bisa atau tidaknya

gigi tersebut direstorasi.

II.4 Gangren pulpa

Page 12: Lapsus pulpa polip

12

II.4.1 Definisi

Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem

pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak

menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak

tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses

terjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran

struktur gigi (email, dentin dan sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam

dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling

tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan

permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang

mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm.

selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa

nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan

segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada

pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada

pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe,

sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang

lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangren pulpa yang ditandai

dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang

perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman. 5

II.4.2 Gejala klinik

Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam

keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau

keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut

sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang

perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita

minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa

tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital. 5

II.4.3 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extraoral dan

intraoral). Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan : 5

Page 13: Lapsus pulpa polip

13

- Karies profunda (+)

- Pemeriksaan sonde (-), dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali ke

dalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit.

- Pemeriksaan perkusi (-), dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat, diketuk-ketuk

kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit.

- Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi

yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien.

- Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga

pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.

Untuk menentukan apakah pulpa masih dapat diselamatkan, bisa dilakukan beberapa pengujian: 5

- Diberi rangsang dingin, rangsang dihentikan, nyeri hilang artinya pulpa sehat. Pulpa

dipertahankan dengan mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya. Jika

nyeri tetap, meskipun rangsang nyeri sudah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara

spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.

- Penguji pulpa elektrik, alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup,

bukan untuk menentukan apakah pulpa masih sehat, jika penderita merasakan aliran

listrik pada giginya, berarti pulpa masih hidup.

- Mengetuk gigi dengan sebuah alat, jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti

peradangan telah menyebar ke jaringan tulang dan sekitarnya.

- Rontgen gigi, dilakukan untuk mengetahui adanya pembusukan gigi dan menunjukkan

apakah penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang disekitar akar

gigi.

II.4.4 Patofisiologi

Bagan patifisiologi terjadinya gangren pulpa

Bakteri + karbihidrat makanan + Kerentanan permukaan gigi + waktu

(Saling tumpang tindih)

Karies superfisialis

Karies Media

Page 14: Lapsus pulpa polip

14

Karies Profunda

Radang pada pulpa (Pulpitis)

Pembusukan jaringan pulpa (ditemukan gas-gas indol, skatol, putresin)

Bau Mulut

Keluar Gas H2S, NH3

Gigi non vital (Gangren pulpa)

II.4.5 Penatalaksanaan

Perawatan gigi pada gangrene pulpa terdiri dari preparasi dan obturasi saluran akar.

Preparasi saluran akar

1. Preparasi akses

2. Ekstirpasi pulpa

3. Debridement

4. Drying

5. Obturasi

6. Restorasi : disesuaikan dengan kondisi jaringan gigi yang masih ada.

BAB III

PENUTUP

Page 15: Lapsus pulpa polip

15

II. Kesimpulan

Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien didiagnosa 6 gangren polip

+ pulpa polip pada rahang atas kanan dan 5 pulpitis reversibel. Kondisi klinis pasien

memungkinkan untuk dilakukan ektraksi gigi yang mengalami gangren dan pulpa polip.

Penyebab pulpa polip pada pasien ini kemungkinan adalah karena adanya karang gigi yang luas

sebelumnya sehingga memungkingkan pertumbuhan polip.

DAFTAR PUSTAKA

1. Grossman IL, Oliet S, Rio CED. Ilmu endodontik dalam praktik. Ed.11. Jakarta : EGC, 1995 : hal 1-19, 71-109.

Page 16: Lapsus pulpa polip

16

2. Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan gigi anak. Ed.2. Jakarta : Widya Medika, 1992 : hal 3-14.

3. Anonim. Karies gigi. Available at http://id.wikipedia.org/wiki/kariesgigi. Diakses pada tanggal 8 juli 2010.

4. Julianti R, Dharma MS, Erdaliza, Anggia D, Fahmi F, dkk. Gigi dan mulut. Pekanbaru : FK UNRI, 2008. Available at (http://yayanakhyar.wordpress.com. Diakses pada tanggal 8 Juli 2010.)

5. Kartini A. Gangren pulpa. Available at http://aniekart.blogspot.com/2009/07/bp-gigi-rsu-dr-slamet.html. Diakses pada tanggal 8 Juli 2010.

6. Walton RE, Torabinejad M. Principles and practice of endodontic. Philadelphia : W.B. Saunders Company, 2002 : p.65.