ptk

54
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK PAUD AYU GANDASARI KECAMATAN TUKDANA Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini disusun untuk memenuhi persyaratan Penilaian Angka Kredit Tahunan dan Kenaikan Pangkat Oleh : E M A H, S. Pd NIP. 196811122008012011

Upload: pae-tholle

Post on 15-Jul-2016

21 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ptk

TRANSCRIPT

LAPORANPENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKAMELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A

TK PAUD AYU GANDASARI KECAMATAN TUKDANA

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini disusun untuk memenuhi persyaratan Penilaian Angka Kredit Tahunan dan Kenaikan Pangkat

Oleh :

E M A H, S. Pd

NIP. 196811122008012011

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYUUPTD PENDIDIKAN TUKDANA

TK PAUD AYU GANDASARIJln. KRN. III Ds. Karangkerta Kec. Tukdana Kab. Indramayu

2015

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Penelitian ini Disusun Merupakan

Salah satu persyaratan untuk memenuhi persyaratan Penilaian Angka Kredit

Tahunan dan Kenaikan Pangkat

Judul :

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA

MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A

TK PAUD AYU GANDASARI KECAMATAN TUKDANA

MengesahkanKepala UPTD Pendidikan

Tukdana

Drs. H. DARSIWAN, M. SiNIP. 196702121991031015

Tukdana, 23 Agustus 2015

Pengawas TKKecamatan Tukdana

RATNAWATI, S. PdNIP. 196309121983022002

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik hidayah dan

Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka

Melalui Media Kartu Angka Pada Anak Kelompok A TK PAUD Ayu Gandasari

Kecamatan Tukdana”.

Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah yang merupakan

salah satu syarat untuk Penilaian Angka Kredit Tahunan dan Kenaikan Pangkat.

Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Laporan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini

karena adanya keterbatasan waktu, ilmu dan pengalaman. Namun berkat tekad

dan usaha yang gigih akhirnya hambatan bukanlah penghalang untuk

penyelesaian.

Terwujudnya Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berkat

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Darsiwan selaku Kepala UPTD Pendidikan Tukdana

2. Ibu Ratnawati, S. Pd. Pengawas TK Kecamatan Tukdana, yang selalu

memberikan masukan dan bimbingan.

3. Rekan – rekan guru di TK PAUD Ayu Gandasari yang senantiasa

memberikan support dan bantuan baik moril maupun materil.

4. Kepada anak-anakku tercinta yang selalu mendoakan dan senantiasa memberi

semangat dalam menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.

5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan moril dan

materil baik langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Demi kesempurnaan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun sangat diharapkan. Semoga laporan penelitian dan analisis ini dapat

bermanfaat bagi yang membutuhkan. Amin.

Tukdana, 23 Agustus 2015

EMAH, S. Pd

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................i

Halaman Pengesahan ..................................................................................ii

Kata Pengantar ............................................................................................iii

Daftar Isi .....................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................4

C. Tujuan Penelitian .................................................................4

D. Manfaat Penelitian ...............................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori ....................................................................6

B. Hipotesis Tindakan ..............................................................12

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Setting Penelitian .................................................................13

B. Varabel yang diteliti ............................................................13

C. Rencana Tindakan ...............................................................14

D. Cara Pengumpulan Data ......................................................16

E. Tehnik Analisis Data ...........................................................16

F. Indikator Kerja dan Kriteria Keberhasilan ..........................17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus.............................................................19

B. Pembahasan..........................................................................28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..........................................................................30

B. Saran ....................................................................................30

Daftar Pustaka..............................................................................................31

Lampiran

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKAMELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A

TK PAUD AYU GANDASARI KECAMATAN TUKDANA

Abstrak : Judul penelitian ini adalah :” Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media Kartu Angka Pada Anak Kelompok A TK PAUD Ayu Gandasari Tukdana”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui media kartu angka. Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 27 anak. Hasil analisa data bahwa : 1) perencanaan pembelajaran seperti menentukan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan, mengembangkan dan mengorganisasikan media pembelajaran, merencanakan pengelolaan kelas, dan menyiapkan alat penilaian rencana pembelajaran. 2) langkah pembelajaran antara lain : melakukan pembelajaran, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, 3) peningkatan kemampuan dengan indikator : menyebutkan angka 1-10, menunjukkan angka 1-10, dan mengurutkan angka 1-10 dalam mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan pada anak usia dini dengan menggunakan media kartu angka  di TK PAUD Ayu Gandasari Tukdana yaitu anak mengenal angka 1-10 mencapai 93%.

Kata kunci : Kemampuan, Media,  Kartu Angka

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan

selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa

ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai hal sedang

mengalami  masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.

Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak

harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan

perkembangan anak.

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya

dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses

perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura

dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang

meberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan

memahami  pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui

cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara

berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD

adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang

optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat.

Kemampuan dasar yang dikembangkan di PAUD meliputi kemampuan

bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan

kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak.

Pada kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep

sains dan matematika sederhana.

Kegiatan pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara

terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks

kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan

media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja

dan belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan

media pada kegiatan pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya

dalam pengenalan konsep bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman

anak terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit

sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan

matematika pada tahap selanjutnya.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan

ditemukan adanya permasalahan dalam kegiatan pengembangan

kemampuan kognitif di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengenal konsep

bilangan di TK PAUD Ayu Gandasari pada Kelompok A. Pada saat proses

pembelajaran peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran

yang berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan

spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan

kepada anak. Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah dalam proses

pembelajaran guru kurang memanfaatkan media pembelajaran dan

permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan motivasi belajar anak.

Permasalahan lain yang terjadi di TK PAUD Ayu Gandasari adalah

metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode ceramah,

sehingga siswa menjadi kurang aktif. Pada pengembangan kognitif

khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru memberikan perintah

kepada anak agar mengambil majalah dan pensil masing-masing.

Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak untuk menghitung

jumlah benda yang terdapat pada majalah dan mengisinya dengan angka

yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada kolom yang telah

disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk

mengerjakannya sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya

kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di TK PAUD Ayu

Gandasari . Sebagai indikator rendahnya kemampuan anak di PAUD

tersebut, dapat dilihat bahwa dari 27 siswa Kelompok A yang sudah

mengenal bilangan hanya 8 siswa (30%), dan sisanya sebanyak 19 siswa

(70%) belum mengenal angka.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK PAUD Ayu Gandasari,

penulis tertarik untuk meneliti secara langsung pemanfaatan media kartu

angka sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak PAUD dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran yang

terjadi di TK PAUD Ayu Gandasari. Media ini dianggap mampu

memecahkan masalah diatas karenadalam proses pembelajaran, alat bantu

atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi

dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang

disampaikan.

Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan

bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga

memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar

mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan

untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk

meneliti masalah di atas, Penulis menggunakan metode penelitian tindakan

kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka

Melalui Media Kartu Angka Pada Anak Kelompok A di TK PAUD Ayu

Gandasari Kecamatan Tukdana”.

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalahnya adalah:

Apakah melalui penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan

kemampuan mengenal angka pada Anak Usia Dini di TK PAUD Ayu

Gandasari Desa Karangkerta Kecamatan Tukdana?

C.     Tujuan Penelitian

Adapun  tujuan dari penelitian ini yaitu:

1.      Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan

merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah dan simbol angka

melalui media kartu angka.

2.      Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka pada anak

Kelompok A dapat meningkat Melalui Media Kartu Angka di TK

PAUD Ayu Gandasari Desa Karangkerta Kecamatan Tukdana Tahun

Pelajaran 2014/2015.

D.        Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

yang lebih baik bagi anak ataupun guru, dalam meningkatkan serta

memperbaiki proses pembelajaran berhitung, selain itu juga diharapkan

bagi peneliti lain dapat mengembangkan penggunaan media atau

pendekatan lain guna meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

1.    Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk

mengembangkan pengetahuan tentang ilmu-ilmu pendidikan yang

berhubungan dengan peningkatan potensi belajar anak usia dini.

2.    Manfaat praktis

a. Bagi sekolah

Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan dengan penggunaan metode dan

media yang tepat dan optimal sehingga hasilnya bisa dijadikan

sebagai contoh untuk sekolah-sekolah yang lain.

b. Bagi guru

Manfaat penelitian bagi guru yaitu menambah pengetahuan

serta mengembangkan  kemampuan guru dalam menggunakan

metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan

sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kreatif dan lebih baik.

c.  Bagi anak

              Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan

kemampuan mengenal angka dan merangsang kemampuan

mengidentifikasi jumlah angka dan simbolnya dengan

menggunakan media yang menyenangkan.

BAB II

LANDASAN TEORI

A.      Deskripsi Teori

1.    Kemampuan Mengenal Angka

a.    Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang

diperoleh dalam praktek di lapangan, termasuk peningkatan

kemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka

peningkatan produktivitas kerja (Tadkirotun, 2012).

Menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas

seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu

pekerjaan. Selanjutnya totalitas kemampuan dari seseorang individu

pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor, yakni kemampuan

intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah

kemampuan untuk menjalankan kegiatan mental. Kemampuan fisik

adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang

menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan bakat-bakat sejenis.

Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan

seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya. Adapun apa yang harus

dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi pekerjaannya menurut

Mitzberg seperti yang dikutip Gibson, ada empat kemampuan (kualitas

atau skills) yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan

tugas-tugasnya sebagai berikut:

1.    Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-

alat, prosedur dan teknik suatu bidang khusus.

2.    Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan

orang lain, memahami orang lain, memotivasi orang lain, baik

sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.

3.    Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk

mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta

kegiatan organisasi.

Menurut Atmosudirdjo (1998:37), kemampuan adalah sebagai

sesuatu hal yang perlu dimiliki oleh setiap individu dalam suatu

organisasi. Kemampuan tersebut terdiri atas tiga jenis kemampuan

(abilities) yaitu kemampuan sosial, kemampuan teknik dan kemampuan

manajerial.

Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua

terminology yang memiliki makna yang sama, yaitu ada yang memakai

istilah abilities dan istilah skills. Dengan mengacu pada pendapat di

atas, juga membedakan jenis keterampilan/kecakapan yang terdiri atas

keterampilan/kecakapan kemanusiaan (human skills),

keterampilan/kecakapan administrasi (administrative skills), dan

keterampilan/kecakapan teknik (technical skills) (Kayvan, Umy.2009).

Menurut Iskandar (2011), kemampuan atau skill adalah berasal

dari kata dasar mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan

berarti dapat (kata sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan sehingga

menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan.

Kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan ditujukan

kepada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan

tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan yang ada.

b.    Pengertian Angka

Menurut Tadkirotun (2012) angka atau bilangan adalah

lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari

angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua

buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 10). Bilangan

banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian,

bilangan yang ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti yang

berbeda-beda.

Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (2011:14) anak-anak

akan belajar membedakan arti bilangan berdasarkan penggunaan yaitu:

1.  bilangan kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran benda dalam

sebuah kelompok.

2.  bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah

benda, contoh juara kesatu, dering telepon, ke lima kalinya, hari

kartini hari ke 21 di bulan April, dll.

3.  bilangan nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh:

nomor rumah, kode pos, nomor lantai/ruang di dedung, jam, uang,

dll. Bilangan memiliki beberapa bentuk/ tampilan (representasi)

yang saling berkaitan diantaranya benda nyata, model mainan,

ucapan, simbol (angka atau kata).

Nurlaela, (2009:16) mengemukakan bahwa tampilan bilangan

yang satu dengan tampilan bilangan yang lainnya memahami hubungan

antar tampilan bilangan dapat diartikan sebagai contohnya setalah anak

mendengarkan soal (tampilan bahasa lisan), anak bisa menunjukkan

dengan media balok (tampilan model/benda mainan),

menggambarkannya (tampilan gambar), lalu anak menulis jawaban

pada kertas (simbol tertulis angka atau kata). Setiap bilangan yang

dilambangkan dalam bentuk angka, sebenarnya merupakan konsep

abstrak.

Seperti apa yang dikemukakan oleh Marhijanto

(2008:30)bahwa bilangan adalah banyaknya benda, Jumlah, satuan

system matematika yang dapat diunitkan dan bersifat abstrak. Konsep

abstrak iini merupakan hal yang sulit untuk anak Taman Kanak kanak

memahami secara langsung. Sebagaimana yang telah dikemukakan

bahwa konsep bilangan itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar

untuk dipahami oleh anak  usia dini dan Taman  Kanak-kanak dimana

pemikiran anak Taman Kanak-kanak berdasarkan pada pengalaman

kongkret. Untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak

anak Taman Kanak-kanak tidak dilakuakn dalam jangka waktu pendek,

yang harus dilakukan secra bertahap dalam jangka waktu yang lama,

serta dibutuhkan media yang kongkrit untuk membantu proses

pembalajaran mengenal bilangan.

Wardani IGAK (2008:27) mengungkapkan  bilangan

merupakan suatu konsep tentang bilangan yang terdapat unsure-unsur

penting seperti nama, urutan, bilangan dan Jumlah. Indikator yang

berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu:

1.      counting (berhitung),

2.      one-to-one correspondence (koresponden satu-satu),

3.      quality (kuantitas),

4.      comparison (perbandingan)

5.      recognizing and writing numeral (mengenal dan menulis angka).

Anak memiliki kemampuan counting (berhitung) sebelum

berusia 3 tahun bahwa anak mampu menyebutkan urutan bilangan,

misalnya satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya. Untuk bisa berhitung

anak-anak memulai berhitung dari 1 sampai 9 setelah itu 10 dan

seterusnya yaitu bilangan yang terdiri dari 2 angka, misalnya anak

mampu menyebutkan bilangan “sebelas” bukan menyebutkan “sepuluh

satu” dan sebagainya.

2.    Media Kartu Angka

a.  Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti

tengah, perantara, dan pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan

ssebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada

penerima pesan. Menurut Djamarah (1995:136), media adalah alat

bantu apa saja yang dapatg dijadikan sebagai penyalur pesan guna

mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Purnawati dan Eldarni

(2001:4), media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan suatu informasi sehingga dapat merangsang fikiran,

persaan, perhatian, dan minat anak sehingga terjadi proses

belajar. Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga media

pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar

proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang anak untuk merespon

dengan baik segala pesan yang disampaikan.

1)  Jenis-jenis Media

Berdasarkan pengertian media yang disebutkan oleh beberapa

pakar, secara umum media itu banyak, ada media elektronik, media

gambar dan lain sebagainya. Media yang dibahas  pada  penelitian ini

merupakan jenis media yang secara khusus digunakan pada pendidikan

anak usia dini. Jenis-jenis media yang digunakan dalam meningkatkan

pengetahuan untuk anak usia dini diantaranya adalah:

a)      Media Serutan Kayu

b)      Media gambar

c)      Media Kartu Angka   (Nurani, 2012).

2)  Manfaat Media

Menurut pendapat yang dikemukakan (Tim PKP PG

PAUD.2008)tentang manfaat media pengajaran dalam proses belajar

anak, sebagai berikut:

1.    pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2.    bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai

tujuan pengajaran lebih baik.

3.     metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal  melalui penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga

b.   Pengertian Kartu Angka

Kartu angka atau alat peraga kartu  adalah alat-alat atau

perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang

berupa kartu dengan bertuliskan angka sesuai dengan tema yang

diajarkan. Alat peraga kartu adalah alat bantu bagi anak untuk

mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat menimbulkan kesan

di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan

ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran

yang disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu

visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat

disentuh, dilihat, dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012).

Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat

efektif, misalnya: Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat

dari seorang tokoh. Dengan alat peraga, gambar lebih jelas daripada

dijelaskan dengan kata-kata saja. Sehingga anak dapat menghayati

karakter tokoh yang diceritakan.  Untuk menjelaskan situasi sebuah

tempat, misal keadaan sebuah kota, bangunan, dan sebagainya, dengan

gambar akan lebih jelas daripada diceritakan secara lisan saja (Nurani,

2012).

Langkah-Langkah Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.

Menurut Tadkirotun (2012) kartu angka merupakan fasilitas

penting dalam pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk

meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga kartu, anak diajak

secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang

harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah

sangat minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode

anak aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. Maka

adapun langkah penerapan penggunaan kartu angka dalam

pembelajaran yaitu:

Contoh penerapan untuk anak kelompok A

1)      Permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar.

Satu sisi berisi sejumlah gambar dan satu sisi bertulis angka.

2)     Anak menghitung jumlah gambar pada kartu

3)      Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat

angka.

4)     Guru memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia

menghitungnya. Setelah itu anak menghitung kembali tanpa di

bantu.

Contoh penerapan untuk anak Kelompok A

1)     Kartu huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu

sisi bertulis angka, satu sisi bertulis huruf

2)   Mula-mula anak membaca angka

3)   Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.

4)   Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca

sisi hurufnya terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis

angka.

B.     Hipotesis Tindakan

         Adapun Hipotesis Tindakan  dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Dengan menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan

mengenal angka pada anak Kelompok A TK PAUD Ayu Gandasari di desa

Karangkerta.

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Setting Penelitian

1.    Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok A TK PAUD Ayu Gandasari

Desa Karangkerta Kecamatan Tukdana.

2.     Waktu

Penelitian ini dilaksanakn pada bulan November sampai Desember 2015

3.     Karakteristik Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

yang merupakan  penelitian tindakan oleh guru yang dilakukan di dalam

kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar

anak mengalami peningkatan (Wardani, 2003:78).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah proses belajar mengajar di TK PAUD Ayu Gandasari Desa

Karangkerta dengan menggunakan media kartu angka guna meningkatkan

kemampuan mengenal angka oleh anak Kelompok A Tahun Pelajaran

2014/2015.

4.    Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Anak Usia Dini Kelompok A TK PAUD Ayu

Gandasari Desa Karangkerta Kecamatan Tukdana Tahun Pelajaran

2014/2015, yang berjumlah 27, terdiri dari 13 anak laki-laki dan 14 anak

perempuan. Dan objek penelitiannya adalah mengenal angka dengan

media kartu angka.

B.  Variabel yang Diteliti

1.     Faktor Siswa

Dengan melihat motivasi dan kretifitas pada proses pembelajaran yang

dilakukan anak-anak TK PAUD Ayu Gandasari Tukdana tahun pelajaran

2014/2015.

2.    Faktor Guru

Penilitian dilakukan di dalam kelas dan ingin meneliti cara guru dalam

merencanakan proses pembelajaran dan bagaimana cara pelaksanaannya

sebagai program peningkatan wawasan guru dan pengembangan materi di

sekolah itu sendiri.

C.   Rencana Tindakan

Penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 siklus yang tiap siklus terdapat

beberapa tahap atau langkah. Adapun tahap-tahap atau langkah tersebut yaitu:

a. Tahap perencanaan

b. Tahap pelaksanaan tindakan

c. Tahap pengamtan dan interpretasi

d. Tahap analisis dan refleksi

1. Siklus I

a.  Perencanaan

Pada tahap ini dibuat skenario yang merupakan penjabaran dari

tindakan, sehingga peneliti mudah melaksanakan tindakan atau

pembelajaran dengan harapan penggunaan media kartu angka dapat

meningkatkan kemampuan pada anak, terutama dalam sains dan

matematika. Adapun tahap perencanaan tindakan sebagai berikut :

1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi

dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam prosses

pembelajaran

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

3. Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan media kartu

angka

4. Menyusun lembar observasi untuk mencatat situasi belajar mengajar

selama pembelajaran berlangsung

5. Membuat instrumen penelitian

6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

7. Mendesain alat evaluasi

8. Merencanakan analisa hasil tes

b.  Implementasi Tindakan

Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan

rencana yang telah dituangkan dalam skenario pembelajaran. Adapun

rencana implementasi tindakan adalah sebagai berikut :

1.      Guru menciptakan kondisi belajar yang lebih baik

2.      Guru menyampaikan dan menyajikan media yang akan digunakan

3.      Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

c.    Observasi dan Interpretasi

Selama pelaksanaan tindakan diadakan observasi, yang diamati

adalah aktivitas-aktivitas siswa yang tampak selama proses belajar

mengajar, dan semuanya dicatat dalam lembar observasi yang telah

disiapkan. Evaluasi hasil belajar dilakukan pada tiap akhir siklus.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1.      Melihat kekurangan dalam proses belajar mengajar serta

aktivitas siswa dalam belajar dengan menggunakan lembar

observasi

2.      Mengadakan perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

d.   Analisis dan refleksi

Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus.

Pada tahap ini, peneliti mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diproleh

dalam pemberian tindakan kelas pada suatu siklus, dan hasil dari

refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta

menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus

selanjutnya.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus kedua ini urutannya sama dengan pelaksanaan pada

siklus pertama dan tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini

berdasarkan hasil dari analisis tes pada siklus pertama sehingga dapat

dilihat perbedaaan antara siklus pertama dan siklus kedua apakah ada

peningkatan pada penggunaan metode penelitian. Apabila siklus pertama

belum ada peningkatan tindakan maka akan dilanjutkan pada siklus kedua

ataupun siklus selanjutnya.

D.  Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting

dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang

peneliti. Pada umumnya data yang digunakan dalam penelitian yaitu data

primer dan data skunder. Data Primer yaitu data yang diproleh secara

langsung atau data yang diproleh dari sumber pertama, sedangkan data

skunder yaitu data yang diproleh secara tidak langsung. Untuk mendapatkan

data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan

beberapa tehnik yaitu sebagai berikut :

1.      Observasi

Observasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan

untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak

dalam situasi tertentu. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk menilai

atau mengukur kadar perilaku, baik kognitif, apektif, maupun

psikomotorik.

2.      Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data atau bukti-

bukti penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen

digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari wawancara

dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai

sumber data.

E.    Tehnik Analisa Data

Berapapun banyak data yang terkumpul, tidak akan bermakna sebelum

data tersebut dianalisa dan diolah. Dengan terkumpulnay data maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Tehnik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik Deskriptif

Kompratif dan Analisis Kritis.

1)      Tehnik deskriptif kompratif

Tehnik deskriftif kompratif digunakan untuk data kuantitatif, yaitu

dengan membandingkan hasil antara siklus. Analisis ini juga digunakan

untuk menghitung nilai atau skor yang diproleh siswa yaitu besarnya

peningkatan kemampuan dalam berhitung dan mengenal angka. Hasil

komparasi tersebut digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan

dan kegagalan dalam setiap siklus. Indikator yang belum tercapai

diperbaiki pada siklus berikutnya.

2)      Tehnik analisis kritis

Tehnik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yaitu mencakup

kegiatan untuk mengungkapkan  kelemahan dan kelebihan kinerja

siswa dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria

normatif. Hasil analisa tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan

perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.

F.    Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan

1)  Indikator Kinerja

Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran diperlukan

evaluasi secara menyeluruh. Kriteria yang digunakan untuk mengukur

keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dapat dicermati melalui

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dan

keberhasilan belajar anak adalah sejauh mana anak paham dan mengerti

dengan media kartu angka.

2)  Kriteria Keberhasilan

Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan

pembelajaran dalam berhitung dinyatakan  telah mencapai tujuan

pembelajaran jika total jumlah anak yang mampu mengenal angka dengan

menggunakan media kartu angka diatas 85%. Dan proses perbaikan

pembelajaran dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika jumlah

anak yang paham atau mengenal angka ditambah jumlah anak yang sangat

mengenal angka di atas 85%.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  DESKRIPSI PER SIKLUS

1.    Siklus I

a)      Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada

beberapa hal yang perlu dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1.  Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)

2.  Membuat Skenario

3.  Menyiapkan alat peraga berupa: kartu angka, gambar bunga matahari

beragam jumlah daun dan lambang bilangan 1 – 10.

4.  Menyiapkan Papan Flanel

b)     Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)

1.      Berdo’a sebelum belajar

2.      Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “

3.      Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk

membentuk lingkaran.

Langkah – langkah perbaikan:

1.      guru menyanyikan lagu secara utuh

2.      guru meminta anak mengikuti  lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.

3.      Guru meminta anak menyanyikan baris demi baris

Kegiatan pengembangan II (inti)

1.     Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari

dengan lambang bilangan 1 – 10

2.     Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan

karpet/tikar

3.     Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan

formasi setengah lingkaran, posisi guru duduk di depan murid-

murid

Langkah-langkah perbaikan:

1. Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan

kartu

angka

2.      Guru menyebutkan nama permainan

3.      Guru memulai permainan kartu angka dengan mencocokkan

jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1- 10

Kegiatan pengembangan III ( penutup)

1.      Judul  kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin

10 kali

2.      Pengelolaan kelas: posisi kursi dan meja anak diatur seperti

biasa

3.      Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-

masing

4.      Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang

Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin

2.      Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai

ditiup angin 10 kali

c)      Tahap Pengamatan/Observasi

Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh

peneliti antara lain:

1.  Kegiatan guru

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ada hal

yang masih kurang dalam penyampaian materi yang disampaikan

oleh guru sehingga proses pembelajaran kurang maksimal,

diantaranya:

Pada kegiatan pengembangan 1 (pembuka)

a.       guru menyanyikan lagu dengan cepat sehingga murid-murid

banyak yang tidak mampu mengikuti dengan baik,

b.      guru tidak menyanyikan lagu baris demi baris sehingga

murid-murid kesulitan dalam menghafal lagu yang

disampaikan,

c.       dalam menyanyikan lagu, guru tidak membagi Kelompok

Aernyanyi pada anak sehingga lagu yang dinyanyikan anak

tidak serempak,.

Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti)

a.       guru tidak menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang

akan digunakan sesuai dengan jumlah murid yang ada

b.      guru tidak memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari

yang sebernarnya sehingga murid-murid masih bingung

Pada kegiatan pengembangan III (penutup)

a.       guru tidak menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru

gerakan bunga matahari tertiup angin, sehingga dalam

menirukan gerakan bunga tertiup matahari tidak sesuai

dengan harapan

2.   Aktivitas murid

Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid masih banyak hal

yang masih harus diperbaiki, hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

a.     Pada kegiatan pembukaan murid-murid masih banyak yang diam,

hal ini dikarenakan guru terlalu cepat melantunkan lagu, dan anak

banyak yang tidak bisa mengikuti lagu karena guru tidak

menyanyikan terlebih dahulu baris demi baris

b.     Pada kegiatan inti anak-anak berebutan dalam menggunakan alat

dan media yang digunakan karena guru tidak menyiapakal alat

bantu sesuai dengan jumlah murid,

c.     Pada kegiatan penutup banyak anak tidak bisa melihat dan

mendengar dengan baik apa yang disampaikan oleh guru karena

duduk di belakang

3.    Prestasi siswa

Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang

prestasi siswa dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 1.  Hasil pengematan prestasi siswa siklus 1

NO NAMA SISWAKEMAMPUAN MENGENAL

BILANGAN* ** ***

1 NOVA WANDA WANDARI    2 NOVI TRI ANGGRAINI    3 FADILAH NURRAMADANI    4 RISMA DELAN SAFITRI    5 SUCI WAHYU LESTARI    6 CINTA    7 VINA    8 ALTA    9 REVINA MAY WULAN CAHYANI    

10 ALIYA IDA SUHARYATI    11 MARWAH HARDAYANTI    12 SAFA AULIA MAWADDAH    13 MUHAMMAD BAIM    14 ZAKI FAHRI    15 ZIDAN ANDIKA PRATAMA    16 MIFTAH ARASY    17 MUHAMMAD TIRTA PRATAMA    18 ADE CIPTA PRATAMA    19 NABILA    20 ALDI SETIAWAN NUGROHO    21 IZAN ZULHILMI    22 ADITYA RADI PUTRA    23 NIZAR    24 ADEL    25 AURA APRILLIA    26 IMAM RAHMAD MAULANA    27 MUHAMMAD ARYA    

KETERANGAN:

a)   *          : Belum berkembang (mengenal)

b)   **        : mulai berkembang (mengenal)

c)   ***      : sudah berkembang (mengenal)

Dari data yang tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa

anak-anak yang belum berkembang terdapat 2 orang anak (7,5%), anak-

anak yang sudah mulai berkembang ada 4 anak (14,5%), dan anak yang

sudah berkembang atau sudah mengenal angka ada 21 anak (78%). Dari

data ini juga dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan anak dalam

mengenal angka pada siklus pertama belum mencapai kriteria keberhasilan,

karena dikatakan berhasil apabila mencapai 85%, sehingga perlu dilakukan

perbaikan menggunakan siklus kedua.

d)  Tahap refleksi

Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa

ada kekurangan dalam kegiatan pembelajaran sehingga perlu dilakukan

perbaikan diantaranya yaitu:

Pada kegiatan pengembangan I (pembuka) :

1.      guru sebaiknya menyanyikan lagu dengan santai

2.      guru seharusnya menyanyikan lagu baris demi bari agar murid

mudah dalam mengikuti dan menghafal lagu

3.      sebaiknya guru harus membagikan kelompok anak dalam bernyanyi

sehingga mudah dilakukan evaluasi dan lagu yang dinyanyikan bisa

terdengar serempak

Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti) :

1.      guru seharusnya menyiapakan alat dan bahan yang digunakan

sesuai dengan jumlah murid yang ada guna menghindari murid

saling berebut

2.      guru sebaiknya mengajak anak untuk mengenal langsung bentuk

tanaman bunga matahari.

Pada kegiatan pengembangan III (kegiatan penutup) :

a.       guru seharusnya mengorganisasikan anak yaitu anak harus disuruh

berdiri agar yang berada di belakang dapat memahami dan

mendengarkan dengan baik sepeti halnya murid yang berada di

depan

b.      guru tidak meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah

dilaksanakan

Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan masih terdapat

kekurangan dan kesalahan maka selanjutnya digunakan perbaikan proses

pembelajaran dengan menggunakan siklus kedua.

2.  Siklus II

a)     Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada

beberapa hal yang perlu dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1.      Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)

2.      Membuat Skenario

3.      Menyiapkan alat peraga berupa: Kartu Angka, Gambar bunga

matahari beragam jumlah daun, Lambang bilangan 1 – 10

4.      Menyiapkan Papan Flanel

b)     Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)

1.     Berdo’a sebelum belajar

2.     Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “

3.     Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk

membentuk lingkaran.

Langkah – langkah perbaikan:

1.      Guru menyanyikan baris demi baris

2.      guru meminta anak mengikuti  lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.

3.      guru menyanyikan lagu secara utuh

4.      Guru meminta anak menyanyi secara berkelompok

Kegiatan pengembangan II (inti)

1.     Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan

lambang bilangan 1 – 10

2.     Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan

karpet/tikar

3.     Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi

setengah lingkaran, posisi duduk guru lebih tinggi daripada murid-

murid

Langkah-langkah perbaikan:

1.     Guru menyiapkan aneka gambar bunga matahari dan kartu gambar

sesuai dengan jumlah murid.

2.     Guru mengenalkan pada murid bentuk asli bunga matahari

3.     Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka

4.     Guru menyebutkan nama permainan

5.     Guru memulai permainan mencocokkan jumlah daun bunga matahari

dengan lambang bilangan 1- 10 menggunakan kartu angka

Kegiatan pengembangan III ( penutup)

1.     Judul kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali

2.     Posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa

3.     Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing

4.     Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang

5.     Salam

Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru meminta anak berdiri

2.      Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin

3.      Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai

ditiup angin 10 kali

4.      Guru meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah

dikerjakan

c)     Tahap Pengamatan/Observasi

Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti

antara lain:

1.      Kegiatan guru

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti  bahwa proses

pembelajaran sudah maksimal karena :

a)       Guru sudah menyanyikan lagu dengan santai sehingga murid-murid

sudah banyak yang mampu mengikuti dengan baik,

b)      guru sudah  menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid bisa

mengikuti dan menghafal

c)      guru sudah membentuk  Kelompok Aernyanyi pada anak

d)      guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai

dengan jumlah murid yang ada

e)      guru sudah memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang

sebernarnya

f)       guru sudah menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan

bunga matahari tertiup angin

g)      guru sudah meminta murid untuk menceritakan kembali apa yang

sudah dilaksanakan

2.      Aktivitas murid

Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid sudah terjadi

peningkatan karena:

a)      Pada kegiatan pembukaan murid-murid sudah banyak yang

mengikuti dan bernyanyi,

b)      Pada kegiatan inti anak-anak tidak saling berebut alat lagi karena

masing-masing sudah memiliki media sendiri.

c)      Pada kegiatan penutup anak-anak sudah bisa melakukan permainan

kartu angka dan sudah mampu untuk menceritakan apa yang sudah

pernah dilakukan.

3.      Prestasi siswa

Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi

siswa dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 2. Hasil Pengamatan Penilaian konsep mengenal angka

siklus 2 (Prestasi siswa)

NO NAMA SISWAKEMAMPUAN MENGENAL

BILANGAN* ** ***

1 NOVA WANDA WANDARI    2 NOVI TRI ANGGRAINI    3 FADILAH NURRAMADANI    4 RISMA DELAN SAFITRI    5 SUCI WAHYU LESTARI    6 CINTA    7 VINA    

8 ALTA    9 REVINA MAY WULAN C.    10 ALIYA IDA SUHARYATI    11 MARWAH HARDAYANTI    12 SAFA AULIA MAWADDAH    13 MUHAMMAD BAIM    14 ZAKI FAHRI    15 ZIDAN ANDIKA PRATAMA    16 MIFTAH ARASY    

17MUHAMMAD TIRTA PRATAMA

   

18 ADE CIPTA PRATAMA    19 NABILA    

20ALDI SETIAWAN NUGROHO

   

21 IZAN ZULHILMI    22 ADITYA RADI PUTRA    23 NIZAR    24 ADEL    25 AURA APRILLIA    

26IMAM RAHMAD MAULANA

   

27 MUHAMMAD ARYA    

KETERANGAN:a)      *          : Belum berkembang (mengenal)b)     **         : mulai berkembang (mengenal)c)      ***      : sudah berkembang (mengenal)

Dari data  yang tertera  pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa

setelah dilakukan perbaikan dengan siklus dua terdapat peningkatan

pengetahuan mengenal angka pada anak yaitu: anak yang sudah

mengenal angka atau sudah berkembang ada 25 anak (93%) dan  2 anak

(7%) yang mulai berkembang yang pada awalnya tidak mengenal

angka, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak perlu dilakukan

perbaikan lagi dengan siklus berikutnya karena sudah mencapai kriteria

keberhasilan yaitu di atas 85%.

d)     Tahap refleksi

Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti

dalam kegiatan pembelajaran siklus 2, terjadi peningkatan pembelajaran

pada guru umumnya dan khusus pada siswa mengalami peningkatan

dan memberikan hasil yang cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari

persentase peningkatan kemampuan anak yaitu  dari 78%, meningkat

menjadi 93% anak yang sudah mengenal angka dan hanya 7% anak

yang sedang berkembang (mulai mengenal)

Jadi, dapat dijelaskan bahwa menggunakan media kartu angka

dalam proses pembelajaran yang dilakukan di TK PAUD Ayu

Gandasari Tukdana dapat meningkatkan kemampuan anak usia dini

khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka.

B.     Pembahasan

Perencanaan pembelajaran menggunakan media kartu angka

bergambar dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada

anak usia dini di TK PAUD Ayu Gandasari Tukdana seperti : menentukan

bahan pelajaran dan merumuskan tujuan, pengelolaan dan pengorganisasian

anak, mengembangkan materi media (alat peraga) pembelajaran,

merencanakan skenario kegiatan, merencanakan pengelolaan kelas dan

menyiapkan alat penilaian dapat membantu mengembangkan dan

meningkatkan tingkat kecerdasan anak.

Perencanaan yang dilakukan oleh guru dapat membantu pelaksanaan

pembelajaran dan tindakan kelas, sehingga pembelajaran dapat dilakukan

sesuai dengan sistematika perencanaan. Selain itu perencanaan yang

dilakukan dapat dikategorikan “baik” karena sesuai dengan teori.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu angka

bergambar dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada

anak usia dini di TK PAUD Ayu Gandasari Serang sangat menunjang

kegiatan pembelajaran. Pengelolaan interaksi kelas, pemberian penilaian

proses dan hasil belajar anak.

Peningkatan kemampuan mengenal angka dengan mengggunakan

media kartu angka pada anak usia dini di TK PAUD Ayu Gandasari

Tukdana setelah dilaksanakan pembelajaran yaitu dari 27 anak yang ada di

TK PAUD Ayu Gandasari Tukdana 25 anak sudah mengenal

angka/bilangan atau  93% dan hanya 2 anak yang mulai berkembang

atau  mengenal angka/bilangan sebanyak 7%.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1.    Penggunaaan media kartu angka yang diterapkan di TK PAUD Ayu

Gandasari Tukdana dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka

serta memberikan hasil yang sangat baik bagi perkembangan kemampuan

anak.

2.    Metode serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci

efektifnya proses belajar mengajar di TK PAUD Ayu Gandasari Tukdana

B.    SARAN

Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan

kemampuan mengenal anak dan konsep bilangan hendaknya:

1.     Guru dapat menggunakan media kartu angka yang bergambar unik dan

sesuai dengan kesenangan anak

2.     Guru dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode

pendekatan emosional dengan anak agar penyampian materi dapat

berjalan dengan baik

3.     Guru dapat meningkatkan latihan dan bimbingan bagi anak yang belum

paham dan belum mengenal angka

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press

Kayvan, Umy.2009. Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta :

Media Kita.

Nurani, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT

Indeks

Tim PKP PG PAUD.2008. Panduan Pemantapan  Kemampuan

Profesion.Jakarta : Universitas Terbuka.

Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangeran :

Universitas Terbuka

Wardani IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas

Terbuka