ptk
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI
SDN BANJAR I DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini, pembelajaran IPA, khususnya kelas IV SDN Banjar I, tentang
tata surya dilaksanakan secara biasa (konvensional). Beberapa contoh pelaksana-
an pembelajaran tersebut dengan metode ceramah dengan menggunakan gambar-
gambar planet. Ada juga yang menggunakan peraga IPA berupa planetarium
sederhana. Yakni berupa miniatur planet-planet yang digunakan secara manual
sehingga dapat berputar mengelilingi matahari buatan, karena alat tersebut seder-
hana, skalanya juga kurang tepat sehingga tidak bisa dijadikan model pembela-
jaran yang sangat efektif.
Warsono, guru senior kelas VI SDN Banjar I Kec. Kedungdung, secara
jujur mengakui bahwa yang sering dilakukan untuk bahan ajar tata surya selalu
dengan metode ceramah dengan menggunakan media gambar yang sudah ada di
buku IPA kelas VI. Selebihnya siswa diminta/diharuskan menghafal materi
tersebut. Hal lain yang pernah dilakukan Warsono adalah menggambarkan peta
konsep dan tata letak tata surya di papan tulis. Siswapun diminta menyalinnya
ke buku catatan mereka. Dengan cara seperti itu, dapat dipastikan bahwa siswa
perlu belajar ekstra keras untuk menguasai materi tersebut. (wawancara, 12 Juni
2008)
Berdasarkan kerucut pengalaman belajar Peter Sheal (dalam Wahidmurni
2008:13) digambarkan bahwa jika guru mengajar dengan metode ceramah siswa
hanya akan mengingat maksimal 20% materi. Hal ini senada dengan pendapat
Confusius bahwa : “apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya
ingat; dan apa yang saya lakukan, saya paham.”
Metode ceramah oleh guru dalam menyampaikan konsep tentang tata
surya dengan media seadanya merupakan model pembelajaran yang kurang
efektif. Siswa kurang bisa mencapai pemahaman menyeluruh tentang konsep
tersebut. Seringkali siswa hanya memperoleh konsep secara parsial, terpecah-
pecah. Siswa kurang mampu memahami bahwa tata surya itu bagian yang utuh
dari semesta yang dinamis.
Rasionalisasi model pembelajaran konvensional tersebut memunculkan
dugaan sebagai berikut : (1) siswa hanya mengetahui bahwa dalam tata surya ada
planet-planet, berikut nama-nama dan ciri-cirinya; (2) siswa hanya mampu
merasionalisasi planet-planet tersebut sebatas gambar yang dilihat dari gambar-
gambar pada buku pelajaran IPA, yang kadang hanya hitam putih; (3) siswa
hanya mampu menghafal tanpa gambaran yang jelas tentang tata surya, (4) siswa
memiliki banyak pertanyaan yang sulit terjawab karena media yang terbatas; (5)
siswa kurang tertarik dengan model belajar tersebut; (6) siswa hanya
memperoleh pengetahuan pada tingkat ranah kognitif, yakni berupa identifikasi;
(7) siswa tidak memiliki konsep verbalistik sebagai pengingat konsep tata surya
yang menyeluruh.
Model pembelajaran dengan media yang seadanya itu masih perlu
dicarikan alternative media yang lebih efektif sehingga pembelajaran tersebut
untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Untuk efektifitas pembelajaran
tentang tata surya ini, penulis memilih multimedia berupa video cassete disk
(VCD).
Penggunaan media audio visual itu, guru diharapkan lebih kreatif
sehingga siswa lebih termotivasi belajar dengan perolehan peningkatan kualitas
belajar pada tingkatan yang maksimal. Hal itu selaras dengan tuntutan yang
terdapat dalam prinsip belajar Fajar, yang antara lain sebagai berikut : (1) belajar
dengan pemahaman akan lebih bermakna daripada belajar dengan hafalan, (2)
belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil daripada belajar parsial, (3) belajar
memerlukan kemampuan menangkap intisari pelajaran itu sendiri
(Fajar,2004:10–11).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
a. Bagaimanakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas VI SDN Banjar I kec. Kedungdung tahun pelajaran
2007/2008?
b. Dapatkah penggunaan media audio visual meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas VI SDN Banjar I Kec. Kedungdung tahun pelajaran 2007/2008?
c. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN Banjar I
Kec. Kedungdung tahun pelajaran 2007/2008 melalui penggunaan media
audio visual?
C. Tujuan Penelitian
Dengan acuan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut :
a. untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran IPA siswa kelas VI SD
dengan menggunakan media audio visual,
b. untuk menemukan dapat atau tidaknya media audio visual mampu
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD,
c. untuk menemukan kadar peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD
dengan memanfaatkan media audio visual.
D. Hipotesis
Adapun hipotesis penelitian ini adalah bahwa media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD.
E. Batasan Masalah
IPA kelas VI SD memuat banyak kompetensi dasar dan materi pokok
yang menuntut penguasaan banyak pengalaman belajar dan indikator yang harus
dicapai. Untuk memperoleh fokus, maka lingkup masalah dalam penelitian ini perlu
dibatasi. Sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlampir, maka
lingkup masalah penelitian ini mengangkat kompetensi dasar : 9.1 Mendeskripsikan
sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya, dengan materi pokok : A.Tata Surya
(kurikulum : 2006)
F. Batasan Variabel (Definisi Variabel)
No Variabel Sub Variabel Sumber Instrumen
1. Hasil belajar IPA Hasil belajar :
Kognitif
Perbuatan
siswa Tes
2. Multimedia VCD Proses
pembelajaran
Wawancara
Lembar observasi
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan nilai manfaat
sebagai berikut :
a. untuk lembaga, khususnya guru kelas VI, SDN Banjar I Kec. Kedungdung
Sampang, dapat dimanfaatkan sebagai bahan KKG/KKS untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran khususnya IPA kelas VI;
b. untuk guru pendidik secara umum, dapat dijadikan khasanah perbendaharaan
dalam memilih media pembelajaran yang efektif.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sistem Pembelajaran
Untuk memahai system pembelajaran, terlebih dahulu perlu dipahami hal-
hal berikut : (1) hakikat pembelajaran, (2) ciri-ciri pembelajaran, (3) komponen-
komponen pembelajaran. Hal itu merupakan dasar untuk melandasi pekerjaan
mengajar seperti paparan berikut.
1. Hakikat Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja
diciptakan oleh guru sehingga terjadi interaksi edukatif. Semua komponen
pengajaran dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan (kompetensi
dasar) yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Tujuan
gurulah menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan
siswa ke tujuan. Kondisi yang menggairahkan dan menyenangkan bagi
semua siswa.
Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar. Bila hakikat belajar adalah
perubahan tingkah laku siswa, maka hakikat pembelajaran adalah proses
pengaturan yang dilakukan oleh guru (Djamarah, 2002 : 45 – 46)
Secara sederhana dapat dimaknai bahwa hakikat pembelajaran
merupakan pengkondisian belajar siswa. Tujuan akhirnya diperoleh
perubahan tingkah laku seperti yang diharapkan dalam perencanaan
pembelajaran.
2. Ciri-ciri Pembelajaran
Sebagai suatu proses pengaturan pembelajaran tidak terlepas dari
ciri-ciri tertentu. Menurut Edi Suardi (dalam Djamarah, 2002:46–48) adalah
sebagai berikut : pembelajaran memiliki tujuan, memiliki prosedur (jalannya
interaksi edukatif) yang terencana, terdesain untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan; ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus (materi
pokok); ditandai dengan aktifitas siswa sebagai konsekuensi dan syarat
mutlak pembelajaran, guru hanya berperan membimbing, ditandai dengan
adanya disiplin, artinya proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan
yang sudah ditetapkan; ada batasan waktu, diakhiri dengan evaluasi.
Berdasar ciri-ciri tersebut, guru dapat dengan mudah membuat
perencanaan yang matang, memilih langkah yang tepat, dan juga dapat
membuat tujuan yang operasional.
3. Komponen-komponen Pembelajaran
Sebagai suatu sistem, tentu saja pembelajaran mengandung sejumlah
komponen yang meliput tujuan, bahan pelajaran, proses belajar mengajar,
metode, alat dan sumber serta evaluasi. Setiap komponen tersebut secara
singkat dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Tujuan
Roestiyah, mengatakan bahwa suatu tujuan pembelajaran adalah
deskripsi, tentang penampilan prilaku siswa y ang diharapkan setelah
mereka mempelajari bahan pelajaran yang guru sampaikan. Suatu
tujuan pembelajaran mengharapkan hasil belajar bukan sekedar proses
pembelajaran itu sendiri. (dalam Djamarah, 2002 : 49)
b. Bahan Pelajaran
Merupakan substansi yang akan disampaikan kepada siswa
dalam proses pembelajaran. Tanpa bahan tersebut proses pembelajaran
tidak akan berjalan sehingga penyampaian bahan pelajaran guru harus
benar-benar menguasai bahan pelajaran. Arikunto (dalam Djamarah,
2002 : 50) menyatakan bahwa bahan pelajaran merupakan unsur inti
yang ada dalam proses pembelajaran, karena memang bahan pelajaran
itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh siswa.
c. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah inti kegiatan dalam pendidikan.
Segala sesuatu yang telah direncanakan akan dilaksanakan dalam proses
pembelajaran. Proses tersebut melibatkan semua komponen
pembelajaran dan akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
d. Metode Pembelajaran
Merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Metode yang variatif sangat diperlukan oleh guru
untuk pencapaian hasil belajar yang diharapkan. Guru tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik bila dia tidak menguasai satu pun
metode pembelajaran.
Menurut Surakhmad (dalam Djamarah, 2002 : 51) ada 5 faktor
yang mempengaruhi penggunaan metode, yaitu : (1) tujuan yang
berbagai jenis; (2) siswa dengan berbagai tingkat kematangan, (3)
situasi yang berbagai keadaan, (4) fasilitas yang berbagai kualitas
(kuantitasnya); (5) pribadi guru dengan berbagai tingkat kemampuan.
e. Media (Alat)
Adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Media mempunyai fungsi sebagai
pelengkap untuk mempermudah usaha mencapai tujuan. Media ini dapat
berupa globe, papan tulis, gambar, slide, video dan sebagainya. Aliran
realisme berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya dapat dicapai
jika digunakan media berupa audiovisual yang mendekati realitas
(Djamari, 2002 : 54)
f. Sumber Pelajaran
Sumber belajar merupakan bahan / materi untuk menambah ilmu
pengetahuan siswa. Bentuknya bermacam-macam, antara lain, berupa :
manusia, buku, mass media, lingkungan, alat pelajaran, museum dan
sebagainya.
g. Evaluasi
Menurut Wand and Brown (dalam Djamarah, 2002 : 57) evaluasi
adalah suatu tindakan / proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Secara umum evaluasi pembelajaran bertujuan mengumpulkan data-data
yang membuktikan taraf kemajuan siswa dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
B. Pembelajaran IPA SD
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan materi yang cukup
berat bagi siswa. Diperlukan model pembelajaran dan media yang tepat untuk
efektivitas dan efisiensi pembelajaran sehingga diperoleh hasil belajar yang
memuaskan. Ini memerlukan kreatifitas guru untuk mencoba metode-metode
pembelajaran sehingga ditemukan model pembelajaran yang tepat untuk materi
pelajaran tertentu dalam IPA.
Dalam penelitian ini, materi IPA yang dimaksud adalah :
- Kompetensi dasar : 9.1 Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi
penyusun tata surya.
- Materi pokok : A. Tata Surya
- Pengalaman belajar : * Memahami peta konsep tentang tata surya
* Mengetahui bahwa matahari sebagai pusat tata
surya yang dikelilingi oleh planet-planet
* Menyebutkan penyebab planet-planet
mengeliling matahari
* Membuat keterangan mengenai matahari
* Memahami perbedaan antara planet dengan
matahari
* Menyebutkan planet-planet yang mengelilingi
matahari
- Indikator : * Mengenali planet-planet dan benda-benda langit
yang beredar mengelilingi matahari
* Mendeskripsikan posisi planet-planet tata surya
* Mendeskripsikan peredaran planet-planet dalam
tata surya
Berdasarkan materi tersebut, pengalaman belajar dan indikator yang
diharapkan dikuasai oleh siswa, tidak mungkin terjadi apabila guru kurang kreatif
menyampaikan/membawakannya dalam program/rencana pembelajaran termasuk
juga dalam proses pembelajarannya. Metode ceramah saja tidak cukup membuat
siswa paham tentang peta konsep tata surya, siswa tidak mempunyai gambaran
yang jelas dan utuh bagaimana planet-planet mengelilingi matahari; bagaimana
jenis, bentuk dan keadaan planet-planet tersebut. Siswa tidak mampu memahami
perbedaan antara planet dengan matahari, maksimal siswa hanya mampu
menghafal.
Model pembelajaran yang tepat harus disertai dengan penggunaan media
yang tepat pula agar proses pembelajaran menarik dan berkesan sehingga siwa
memperoleh pemahaman yang utuh tentang materi tersebut. Dengan mengacu
pada pendekatan “accelarative learning” penggunaan media yang tepat dalam
proses pembelajaran dapat menciptakan “percepatan belajar” sehingga sisa jam
belajar siswa dapat dimanfaatkan untuk hal lain, pengayaan misalnya.
Dengan mengutip pernyataan Miller, 1957 (dalam Djamarah, 2002 : 54)
siswa tercapai belajarnya dan memperoleh pemahaman yang utuh dan dalam.
Dalam hal ini, penulis akan memanfaatkan media audio visual berupa VCD
(video kaset) tentang tata surya. VCD tersebut merupakan hasil download dari
karya Harun Yahya pada situs http://ilma95.net/harunyahya_Indonesia2.html.
Menurut penulis selain sebagai media, VCD tersebut sekaligus sebagai
sumber belajar yang tepat. Harapan akhirnya, siswa memperoleh pemahaman
yang utuh tentang konsep tata surya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Model dan Metode Penelitian
Dengan pertimbangan nilai guna, proses dan hasil penelitian ini yang
langsung gayut dengan profesi penulis, maka penulis memilih model penelitian
“Classroom Action Research” (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK adalah model penelitian yang merupakan salah satu bentuk karya
tulis ilmiah. Penelitian tersebut dimaksudkan dalam rangka pengamalan ilmu
pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu bagi proses
pembelajaran dan profesionalitas tenaga kependidikan.
PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokusnya adalah pada siswa
atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Hasil PTK ini dapat ditulis
sebagai karya tulis ilmiah. (Aries. S, 2008)
Dengan model penelitian seperti ini, maka metode yang tepat adalah
Quasi Eksperimen. Secara sederhana metode tersebut mempunyai makna bahwa
penelitian ini diberlakukan pada “dirinya sendiri”, tidak memperbandingkannya
dengan yang lain.
B. Prosedur Penelitian
Secara ringkas dalam penelitian ini dapat disusun langkah-langkah
sebagai berikut : (1) perencanaan; (2) implementasi; (3) pengamatan; (4) refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti telah menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang merupakan turunan dari program tahunan dan semester
sebagaimana terlampir. RPP tersebut dibuat untuk dua kali siklus penelitian.
Setiap kali siklus, satu kali pertemuan. Dan, setiap pertemuan berlangsung 90
menit (2 x jam pertemuan).
Tahap implementasi merupakan tahap pelaksanaan dari RPP. Dalam
tahap ini penelitian memiliki 2 model pengamatan. Untuk siklus I, peneliti
bertindak sebagai pelaksana RPP yang diamati, sedangkan pada siklus II peneliti
sebagai subyek yang mengamati.
Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Obyek
yang diamati adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi indikator keberhasilan /
ketidakberhasilan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena tahap ini adalah
sama seperti tahap pengumpulan data, maka harus disiapkan instrumen
pengumpul data.
Akhir dari siklus PTK ini adalah refleksi, yakni kegiatan menganalisis
hasil pengamatan untuk menentukan sejauh mana hasil belajar siswa meningkat.
Oleh karena kegiatan ini dilakukan secara mandiri, maka kegiatan analisis pada
refleksi ini menjadi tanggung jawab peneliti. Namun, peneliti tetap harus
mendiskusikannya.
C. Sasaran Penelitian
Mengingat PTK menggunakan metode quasi eksperimen, maka yang
menjadi sasaran PTK adalah : (1) kondisi pembelajaran IPA kelas VI SDN
Banjar I Kec. Kedungdung Sampang dengan pemanfaatan media audio visual;
(2) hasil belajar IPA kelas VI SDN Banjar I Kec. Kedungdung Sampang.
D. Instrumen Penelitian
Dalam pelaksanaan pengamatan / pengumpulan data diperlukan
instrumen pengumpul data yang tepat. Instrumen tersebut akan berupa :
(1) format observasi, untuk menggali kondisi pembelajaran; (2) angket, untuk
menggali tanggapan siswa terhadap kesan pembelajaran: (3) tes, untuk menggali
hasil skor tes siswa.
E. Kriteria Penelitian
Secara singkat, PTK ini diberlakukan kriteria sebagai berikut : (1) kriteria
proses, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang situasi, kondisi,
tanggapan, antusias, semangat belajar siswa; (2) kriteria hasil, dimaksudkan
untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar yang dicapai dari 2 siklus PTK
yang dilaksanakan. Mengenai kriteria ini sekaligus tercantum dalam instrumen
terlampir.
DAFTAR RUJUKAN
Aries S, Ema Febru. 2008. Penelitian Tindakan Kelas; Salah satu Bentuk Karya
Tulis Ilmiah. (online),
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1758310-penelitian-
tindakan-kelas-classroom-action/diakses 1 Juli 2008)
Djamarah, Syaiful Rahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung : Rosda.
Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Dari Teori Menuju Praktek.
Malang : UM Press.
Yahya, Harun. 2006. Keajaiban Planet : Bukti-bukti Penciptaan di Bumi. (online),
(http://ilma95.nu/harunyahya_Indonesia2.html, diakses 2 Juli 2008)