ptk ipa

120
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada saat ini sudah harus dilakukan untuk dapat mengikuti berbagai perkembangan ilmu dimasa yang akan datang dan dapat menjawab berbagai persoalan yang ada di masyarakat maupun di tempat kita mengampu pendidikan,sehingga sumber daya manusia (SDM) dapat ditingkatkan. Namun dalam kita melakukan suatu kegiatan apapun, sudah pasti ada suatu ganjalan yang harus kita lewati untuk mencapai tujuan itu. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar IPA kebanyakan anak hanya sekedar mengikuti, kurang cakap dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan , sehingga untuk mencapai hasil belajar yang sesungguhnya sangat sulit tercapai sesuai yang ditargetkan oleh sekolah SMP Negeri 4 Amlapura sebesar 63. 65 dan 67 masing-masing untuk kelas VII,VIII dan kelas IX. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran, maka setiap akhir program pembelajaran

Upload: sumanadi-dembank

Post on 24-Oct-2015

155 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tantangan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada saat ini sudah

harus dilakukan untuk dapat mengikuti berbagai perkembangan ilmu dimasa yang

akan datang dan dapat menjawab berbagai persoalan yang ada di masyarakat

maupun di tempat kita mengampu pendidikan,sehingga sumber daya manusia

(SDM) dapat ditingkatkan. Namun dalam kita melakukan suatu kegiatan apapun,

sudah pasti ada suatu ganjalan yang harus kita lewati untuk mencapai tujuan itu.

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar IPA kebanyakan anak hanya sekedar

mengikuti, kurang cakap dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan ,

sehingga untuk mencapai hasil belajar yang sesungguhnya sangat sulit tercapai

sesuai yang ditargetkan oleh sekolah SMP Negeri 4 Amlapura sebesar 63. 65 dan

67 masing-masing untuk kelas VII,VIII dan kelas IX. Untuk mengetahui

pencapaian tujuan pembelajaran, maka setiap akhir program pembelajaran

dilakukan evaluasi, salah satu hasil evaluasi tersebut adalah hasil belajar IPA.

Hasil belajar IPA di SMPN 4 Amlapura yang dicapai oleh siswa masih sangat

rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian IPA siswa kelas IXA seperti

berikut.

Tabel 1.1 Rata-Rata nilai ulangan harian I

Mata Pelajaran Rata-Rata Ketuntasan Klasikal

IPA 62,3 40%

Hasil belajar IPA untuk siswa seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Mengidentifikasikan bahwa kemampuan siswa dalam belajar IPA belum optimal.

Hasil obbservasi dengan sejumlah guru IPA dan siswa SMP Negeri 4

Amlapura tentang proses pembelajaran di dapat data sebagai berikut ; Pertama

Prestasibelajar siswa di bidang IPA masih rendah, hal ini dapat dibuktikan dengan

lomba-lomba yang diikuti tidak pernah sampai mendapat juara. Kedua guru dalam

menyajikan materi semata-mata hanya berorientasi pada materi yang tercantum

dalam kurikulum dan buku teks, sehingga kurang dikaitkan dengan pengalaman

dan pengamatan siswa dalam kehidupan sehari hari. Kondisi tersebut

menyebabkan PBM kurang bermakna bagi siswa, serta mengurangi minat dan

motivasi siswa. Padahal menurut penelitian anak-anak menjadi berminat

untuk belajar jika dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman

mereka dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Ketiga Bagi siswa belajar

tampaknya untuk menghadapi ulangan dan lepas dari kehidupan nyata mereka.

Sedangkan yang namanya kegiatan belajar mengajar antara pemberi

materi dan yang menerima haruslah sama-sama dalam keadaan

kondusif,aktif,kreatif dan saling mengisi,sehingga timbul timbal balik dan ada

interaksi. Dari kekurangan yang ada dikelas IX A dimana KKM dalam setiap

evaluasi tidak tercapai/prosentasenya kecil,siswa kurang termotivasi,kurang bisa

mengekplorasi pengetahuan dan tidak berani mengemukakan pendapatnya,

sehingga kami mencoba untuk mengubah proses kegiatan belajar mengajar

dengan harapan ;KKM dalam setiap evaluasi dapat tercapai/prosentasenya

meningkat baik secara perorangan maupun klasikal, anak menjadi termotivasi dan

selalu senang dalam setiap KBM berjalan dan berani mengemukakan pendapatnya

dalam setiap ada kesempatan,sehingga KBM menjadi aktif,kreatif dan tidak

membosankan.

Berdasarkan paparan permasalahan diatas, maka perlu adanya

strategi/model pembelajaran sehingga KBM menjadi lebih bermakna, Salah satu

upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan Pembelajaran

kooperatif(cooperative learning),Yang merupakan suatu model pengajaran

dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki perbedaan

baik jenis kelamin,ekonomi maupun tingkat kemampuan akademik. Dalam

menyelesaikan tugas kelompk,setiap anggota saling bekerja sama dan saling

membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Guru menyajikan

pelajaran dan siswa bekerja didalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh

anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut,sehingga pada akhirnya semua

siswa dikenai kuis tentang materi itu dan tidak boleh di bantu oleh teman. Berikut

Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif:

Tabel 1.2 Sintaks Pembelajaran Kooperative

FASE-FASE TINGKAH LAKU GURU

Fase 1

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai

pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

belajar.

Fase 2

Menyajikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa

Menjelaskan cara- cara membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok untuk

kedalam kelompok

belajar

melakukan transisi secara afisien.

Fase 4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar.

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat

mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5

Evzluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang

telah dipelajari atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberi penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Dengan menggunakan Model Pembelajaran seperti ini sudah jelas

bahwa guru tidak lagi menjadi sumber belajar yang utama, melainkan guru dapat

menerapkan model pembelajaran yang lebih memusatkan pada siswa, maka guru

dapat berperan sebagai menejer pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi

belajar bermakna.Proses kegiatan akan terjadi jika siswa dapat berinteraksi

dengan berbagai sumber belajar (Depdiknas,2003b;14).Untuk mencapai

kenyataan itu hendaknya guru menerapkan model pembelajaran. Salah satu

model pembelajaran yang akan dicoba dan diyakini dapat meningkatkan hasil

adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) berbantuan kartu

refleksi.

Atas dasar kenyataan yang diuraikan tersebut, penulis tertarik untuk

mengangkat judul penelitian ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dengan

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Kartu Refleksi pada siswa kelas

IX A SMP Negeri 4 Amlapura“.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang dicari

pemecahannya dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan

kartu refleksi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas

IXA SMP Negeri 4 Amlapura?

2. Bagaimanakah respon siswa kelas IXA SMP Negeri 4 Amlapura

terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan

kartu refleksi

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan yang

ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXA SMP Negeri 4

Amlapura.

2. Mendeskripsikan respon siswa kelas IXA SMP Negeri 4 Amlapura

terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan

kartu refleksi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi siswa

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi ini

dapat memberikan pengalaman bagi siswa untuk dapat berfikir kreatif dan

tanggung jawab atas pembelajaran yang telah dilakukannya.

2. Bagi peneliti/guru

a. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai salah satu alternatif dalam

memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil

belajarsiswa.

b. Dengan melakukan penelitian ini,peneliti dapat memperoleh pengalaman

langsung dalam melakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya

peningkatan hasil belajar.

c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai syarat untuk naik pangkat

kejenjang yang lebih tinggi.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Beberapa teori yang digunakan sebagai landasan berfikir untuk

menjawab permasalahan yang diangkat adalah; Model pembelajaran cooperative

berbantuan kartu refleksi.

1. Model Pembelajaran Kooperative Berbantuan Kartu Refleksi

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi dengan sejumlah siswa

membentuk kelompok kecil antara 4-5 orang yang tingkat kemampuannya

berbeda. Dalam kerja kelompok siswa harus bekerja sama dan serius

mengerjakan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Dalam

pembelajaran kooperative belum dikatakan selesai jika salah satu dari anggota

kelompok belum menguasai bahan yang diajarkan.

Dalam pembelajaran kooperatif unsur dasar yang ada adalah sebagai berikut

(Lungdren,1994).

a. Semua siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka”tenggelam atau

berenang bersama”.

b. Semua siswa mempunyai tanggung jawab yang sama pada kelompok dalam

penguasaan materi yang dihadapi.

c. Semua siswa harus memiliki pandangan yang sama dan memiliki tujuan yang

sama.

d. Semua siswa membagi tugas dan tanggung jawab didalam kerja kelompok.

e. Semua siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

f. Semua siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

ketrampilan bekerjasama selama belajar.

g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Pembelajaran kooperatif berasal dari ide-ide konstruktivis yang banyak

berlandaskan pada teori Vygotsky yang telah digunakan untuk menunjang

metode pengajaran. Salah satu prinsip yang diturunkan dari teorinya adalah

penekanan pada hakekat sosial dalam pembelajaran. Ia mengemukakan siswa

belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih

mampu (Slavin, 2000).Berdasarkan teori ini dikembangkan pembelajaran

kooperatif, yaitu siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep

yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.

Hal ini sejalan dengan ide Blanchard (2001) bahwa strategi CTL mendorong

siswa belajar dari sesama teman dan belajar bersama. Beberapa ciri dari

pembelajaran kooperatif adalah; (a) setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi

interaksi langsung antar siswa,(c) setiap anggota kelompok bertanggungjawab

atas belajarnya dan teman-teman sekelompoknya,(d) guru mengembangkan

ketrampilan-ketrampilan interpersonal Kelompok,(e) guru hanya berinteraksi

dengan kelompok saat diperlukan (Cari,1993).

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif

sebagaimana yang dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu penghargaan

kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk

berhasil.

a. Penghargaan kelompok

Pembelajaran kooperative menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk

memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok didapat jika

mendapat skor diatas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok ditentukan

oleh kerja kelompok dan individu sehingga perlu saling bantu.

b. Pertanggungjawaban Individu

Kelompok akan berhasil sangat tergantung dari pembelajaran individu dari

semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban itu menitik beratkan pada

individu yang saling bantu dalam belajar.

c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup

nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh dari yang

terdahulu. Dengan metode skoring ini semua siswa baik yang berprestasi rendah,

sedang atau tinggi memperoleh kesempatan yang sama untuk berhasil dan

melakukan yang terbaik untuk kelompoknya.

2. Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperative

Menurut Arend (2008:12) terdapat empat pendekatan dalam

melaksanakan pembelajaran Kooperative yaitu Student Teams Achievement

Division, Jigsaw,GroupInvestigation dan Pendekatan Struktural , dan yang

diimplementasikan dalam penelitian ini hanyalah tentang Student Teams

Achievement Devisions (STAD). Slavin (2009:143) menjelaskan STAD terdiri

atas lima komponen utama yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemampuan

individu dan rekognisi tim.

a. Presentasi Kelas.

Dalam pembelajaran cooperative dengan pendekatan STAD yang

diterapkan selalu mengarah pada presentasi, sehingga peserta didik akan

menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama

presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka

mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

b. Tim.

Dalam setiap pembelajaran, tim terdiri dari empat atau lima peserta didik

yang diwakili seluruh bagian dari kelas yang membaur dalam hal kinerja

akademik dan jenis kelamin. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa

semua anggota tim benar-benar belajar dan menyiapkan anggotanya untuk bisa

mengerjakan kuis atau hasil kerja tim dengan baik. Tim adalah fungsi yang paling

penting dalam STAD karena melakukan yang terbaik untuk tim dan poin yang

ditekankan membuat tim menjadi yang terbaik untuk membantu anggotanya.

c. Kuis

Setelah pembelajaran satu atau dua pertemuan, para peserta didik akan

mengerjakan kuis individu, dan peserta didik tidak diperbolehkan membantu

dalam mengerjakan kuis,sehingga tiap peserta didik bertanggung jawab secara

individu untuk memahami materinya.

d. Skor Kemajuan Individu.

Tiap peserta didik dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal pada

timnya dalam system skor ini. Peserta didik diberikan skor awal yang diperoleh

dari rata-rata kinerja peserta didik tersebut sebelum dalam mengerjakan kuis.

Pesertab didik selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka

berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal

mereka.

e. Rekognisi.

Tim akan mendapat sertifikat atau penghargaan apabila skor rata-rata

mereka mencapai kriteria tertentu.

3. Ketuntasan Belajar Minimum/Hasil belajar minimal

Ketuntasan Belajar adalah tingkat/batas standar kompetensi yang harus

dicapai oleh siswa permata pelajaran untuk menentukan hasil belajar, dimana nilai

ketuntasan belajar maksimum 100 dan nilai ketuntasan belajar siswa dinyatakan

dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 - 100. Nilai ketuntasan belajar tiap

matapelajaran ditetapkan diawal tahun pelajaran, dan penetapannya oleh forum

guru (MGMP). Penetapan standar ketuntasan ini dilakukan melalui analisis

indikator pencapaian pada kompetensi dasar yang terkait. Setiap KD

dimungkinkan adanya perbedaan KKM dan penetapannya harus memperhatikan.

a. Tingkat Esensial(kepentingan) terhadap KD dan Standar Kompetensi yang

harus dicapai oleh siswa pada setiap semester.

b. Tingkat Kompleksitas (Kesulitan dan Kerumitan) setiap KD yang harus

dicapai oleh siswa.

c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa.

4. Kartu Refleksi

Kartu Refleksi adalah Kartu yang digunakan pada akhir pembelajaran

yang berisi tentang himbauan dan petunjuk mengenai apa yang baru dipelajari

atau berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu dan

apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Refleksi merupakan respon terhadap

kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima(Nurhadi, 2002).

Pengetahuan yang bermakna diperoleh melalui suatu proses pengetahuan yang

dimiliki siswa diperluas dan diperdalam melalui konteks pembelajaran. Hal ini

sesuai degnan pandangan Konstruktivisme bahwa pengetahuan itu tidak sekali

jadi, tetapi diperdalam sedikit demi sedikit. Belajar dapat didefinisikan sebagai

proses menjadi tahu, dari tahu sedikit menjadi tahu lebih banyak, dari tahu yang

dangkal menjadi tahu yang lebih dalam. Agar terjadi proses refleksi guru

membantu siswa untuk membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang

dimiliki dengan pengetahuan yang baru dipelajari. Dalam penerapan kartu refleksi

ini guru selalu menyisakan waktunya untuk siswa melakukan refleksi.

B. Kerangka Berfikir

Upaya yang dilakukan oleh guru untuk dapat mencapai KKM siswa/hasil

belajar adalah melakukan tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan secara

optimal. Menerapkan model dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar(KBM)

adalah merupakan contoh salah satu dari tindakan tersebut. Dalam penelitian ini

akan dicobakan suatu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif

berbantuan kartu refleksi. Model ini akan memberi kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan rasa kerjasama dan tanggungjawab dalam pencapaian

KKM/hasil belajar sehingga dalam setiap evaluasi akan ada pencapaian KKM

dan bahkan melampaui KKM. Tercapainya KKM akan meningkatkan

kebermaknaan pembelajaran. Dari paparan semua ini sudah dapat diduga bahwa

upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan penelitian yang berjudul “Upaya

meningkatkan hasil belajar IPA dengan pembelajaran cooperative berbantuan

kartu refleksi “ benar-benar dapat terwujud dan pasti ada respon yang positif dari

siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berfikir diatas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Upaya meningkatkan hasil belajar IPA dengan pembelajaran cooperative

berbantuaan kartu refleksi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXA

SMP Negeri 4 Amlapura.

2. Respon siswa kelas IXA SMP Negeri 4 Amlapura terhadap penerapan model

pembelajaran kooperative berbantuan kartu refleksi adalah positif.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan

mengikuti beberapa tahapan seperti yang dikemukakan Kemmis dan Taggart

(1998) yaitu, 1) tahap perencanaan (planning), 2) tahap tindakan (action), 3)

tahap observas /evaluasi (evaluation), dan 4) tahap refleksi (reflection), kemudian

kembali lagi ketahap perencanaan, tahap tindakan dan seterusnya sehingga

membentuk siklus seperti yang tertera pada gambar 3.1

SIKLUS I SIKLUS II

Perencanaan Perencanaan Rekomendasi

Tindakan Tindakan

Observasi/Evaluasi 0bservasi/Evaluasi

Refleksi R efleksi

Gambar 3.1 Siklus penelitian tindakan kelas

Refleksi awal

Keadaan awal tentang hasil belajar/pencapaian KKM diperoleh dari

ulangan harian pertama, Berdasarkan hasil itu ditemukan beberapa permasalahan

diantaranya adalah.

a. Pencapaian KKM / Hasil Belajar siswa sangat rendah prosentasenya.

b. Siswa tidak mengetahui pentingnya Hasil Belajar/KKM yang harus

dicapai.

c. Penggunaan metode ceramah/pembelajaran yang berpusat pada guru

masih mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar

Siklus I

Dalam siklus I, dilakukan beberapa tahapan yaitu perencanaan tindakan I,

pelaksanaan tindakan I, observasi dan evaluasi I, serta tahap refleksi yang

dilaksanakan oleh peneliti pada akhir siklus. Tujuan refleksi siklus I untuk

mencari kelemahan-kelemahan dan kelebihan yang terjadi dalam tindakan

sebelumnya ,dan memberikan pengobatan/masukan pada tindakan pada siklus

selanjutnya,sehingga kelemahan tindakan siklus berikutnya dapat ditekan

seminimal mungkin untuk mendapat hasil yang maksimal/meningkat.

Masing-masing tahapan dipaparkan sebagai berikut;

a. Perencanaan Tindakan

Untuk melaksanakan tindakan ,hal yang perlu dipersiapkan meliputi.

1. Menentukan materi ajar.

2. Menyiapkan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi.

3. Membentuk kelompok siswa yang kemampuannya heterogen

berdasarkan nilai IPA ulangan sebelumnya dengan anggota 4

sampai 5 orang

4. Menyiapkan instrument penelitian berupa:

- Lembar kerja siswa

- Rencana pembelajaran

- Test Hasil Belajar

- Kartu refleksi/Kuis

b. Pelaksanaan tindakan

Langkah – langkah yang dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar

adalah sebagai berikut:

Tahap pendahuluan

- Mengimpormasikan beberapa materi yang harus di ingat siswa sebagai

prasyarat pengetahuan dalam mempelajari materi yang akan diberikan.

- Menyampaikan hasil belajar/ketercapaian yang harus dicapai.

- Dengan Tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan

stimulant untuk memotivasi siswa mengikuti pelajaran.

Tahap inti pembelajaran

1. Guru menyuruh siswa untuk mencari kelompoknya yang telah

ditentukan.

2. Guru menyeting pembelajaran sesuai dengan sintaks pembelajaran

Kooperatif berbantuan kartu refleksi.

3. Siswa berdiskusi untuk membahas masalah dan menjawab

pertanyaan- pertanyaan yang ada pada LKS dalam kelompoknya

4. Guru mengawasi siswa yang kerja dalam kelompok.

5. Guru memberi bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan.

6. Setelah waktu diskusi kelompok berakhir, dilanjutkan dengan diskusi

kelas

Tahap Penutup

1. Siswa membuat rangkuman dengan bantuan guru.

2. Guru memberi kartu refleksi untuk dipahami selanjutnya.

c. Observasi dan evaluasi

Observasi dilakukan setiap pertemuan dengan cara melihat langsung dan

mencatat kejadian/permasalahan yang baik maupun yang jelek dalam proses

kegiatan belajar mengajar. Untuk mencari nilai atau hasil evaluasi tentang hasil

belajar/ pencapaian KKM dilakukan pada akhir siklus dengan test tertulis.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Sebagai acuan dalam refleksi ini

adalah test hasil belajar/pencapaian KKM. Hasil refleksi ini digunakan sebagai

dasar untuk memperbaiki dan menyempurnakan perencanaan tindakan pada siklus

berikutnya. Untuk siklus II tahapannya juga sama dan merupakan perbaikan dari

tahapan siklus sebelumnya/pengobatan dari kekurangan dari tahapan sebelumnya

Tabel 3.1 Siklus dan Materi Pokok

Siklus Materi Pokok Pertemuan Ke Waktu

I Kemagnetan

1. Cara membuat magnet dan

menghilangkan sifat

magnet

2. Medan Magnet

1

2

3

2 X 40

2 X 40

2 X 40

3. Kemagnetan Bumi

Evaluasi (Test Hasil

Belajar IPA I)

4 2 X 40

II Induksi Elektromagnetik

4. Induksi

5. Penerapan Induksi

6. Transformator

Evaluasi (Tes Hasil Belajar II)

5

6

7

8

2 X 40

2 X 40

2 X 40

2 X 40

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IXA SMP N 4 Amlapura tahun

pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 38 orang ,dengan 23 laki-laki dan 15

perempuan sedangkan Obyek dari penelitian ini adalah: 1) Hasil

Belajar/Pencapaian KKM dan 2) Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif

berbantuan kartu refleksi yang diterapkan.

C. Sumber data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari

1. Data Hasil Belajar mata pelajaran IPA akhir siklus. Data ini

dikumpulkan dengan test esay

2. Data respon siswa dikumpulkan dengan angket respon pada akhir

penelitian.

Angket yang digunakan yaitu model skala Likert dengan pilihan sangat

setuju (SS),setuju (S), ragu- ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS). Untuk pernyataan yang positif masing-masing pilihan pada setiap item

diberi skor yaiti: SS=5 : S=4 :RR=3: TS=2: STS=1. Sedangkan untuk pernyataan

yang negatif , masing-masing pilihan pada setiap item diberi skor yaitu : SS=1 :

S=2: RR=3: TS=4: dan STS=5.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara:

- Melakukan test pada setiap akhir siklus.

- Melakukan observasi dalam setiap pembelajaran

- Wawancara pada saat diperlukan dalam KBM.

- Pemberian angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan

model pembelajaran.

2. Alat Pengumpulan Data

- Butir soal yang sudah dianalisis

- Lembar Observasi

- Pedoman wawancara.

- Lembar Kerja Siswa

- Daftar Nilai Kelas IXA

- KIT Listrik

E. Teknik analisis Data

1. Data Hasil Belajar.

Data ini dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan nilai hasil

test akhir siklus dan nilai rata-rata Hasil Belajar dengan rumus;

M = x1+x2+x 3+…+xn

N

Keterangan

M = Rata-rata Hasil belajar.

X = Nilai hasil belajar.

N = Banyaknya siswa.

(Nurkencana, Sunartana, 1990:173)

Kualifikasi pencapaian Hasil belajar/KKM ditentukan dengan kriteria berikut,

8,5 ≤ M ≤ 10 Sangat baik

7,0 ≤ M < 8,5 Baik

5,5 ≤ M < 7,0 Cukup

4,0 ≤ M < 5,5 Kurang

0 ≤ M < 4,0 Sangat Kurang

(STKIP Singaraja,1999:28)

Kriteria keberhasilan nilai untuk anak kelas IXA di SMP N 4 Amlapura adalah 67

sesuai dengan tuntutan/hasil MGMP IPA yang dituangkan dalam KKM. Untuk

mencari daya serap dan ketuntasan siswa secara klasikal digunakan rumus

sebagai berikut:

DS = M X 10%

Keterangan

M = Nilai rata-rata Hasil Belajar.

KB=Banyak siwa yangmemperole hnilai≥ 67N

x100

Keterangan

DS = Daya serap

KB = Ketuntasan belajar

N = Banyaknya siswa

Daya serap dan ketuntasan belajar yang dicapai mengacu pada tuntutan

kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu sesuai yang ditetapkan oleh sekolah

masing-masing melalui musyawarah guru mata pelajaran.

2. Data Respon Siswa

Analisis terhadap respon siswa dilakukan secara deskriptif. Kriteria

penggolongan respon siswa disusun berdasarkan mean ideal (MI) dan standar

deviasi ideal (SDI).

Rumus MI dan SDI adalah:

MI = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal).

SDI = 1/6 (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal).

(Nurkencana, Sunartana, 1991)

Respon siswa ditentukan dengan menghitung rata-rata respon siswa untuk

kemudian dikategorikan dengan pedoman berikut,

MI + 1,5 SDI ≤ R Sangat positif

MI + 0,5 SDI ≤ R < MI + 1,5 SDI Positif

MI - 0,5 SDI ≤ R < MI + 0,5 SDI Cukup positif

MI - 1,5 SDI ≤ R < MI - 0,5 SDI Kurang positif

R < MI - 1,5 SDI Sangat kurang positif

Untuk skor rata-rata respon siswa digunakan rumus:

R=∑ X

N

Keterangan :

R= skor rata-rata respon siswa

X = skor respon siswa

N = banyaknya siswa

F. Validasi Data

1. Dalam tahap persiapan.

Agar penelitian ini betul-betul valid, kami selaku peneliti minta

persetujuan dari Kepala Sekolah sebagai penanngung jawab instansi dan Kepala

Perpustakaan. Disamping itu juga agar data yang diperoleh dalam penelitian ini

lebih baik maka, kami peneliti berkoordinasi dengan sesama teman yang mengajar

satu rumpun yaitu yang mengajar mata pelajaran IPA di SMP Negeri 4 Amlapura.

Kerjasama yang kami lakukan dalam persiapan penelitian adalah:

- Pembuatan kisi-kisi soal, dan langsung menuangkan kedalam soal.

- Menguji coba soal dalam kelas

- Menganalisis soal untuk mengetahui tingkat kesukaran dan fungsi

masing-masing distraktor.

- Memperbaiki soal yang perlu diperbaiki

- Merahasiakan soal yang sudah dianalisis

- Pembuatan RPP yang sesuai dengan sintaks pembelajaran kooperative

- Pembuatan LKS yang dapat memotivasi siswa

2. Dalam tahap Pelaksanaan/Observasi

Pada tahap pelaksanaan /observasi kami selalu berpedoman pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah dituangkan

dalam silabus dan buku-buku yang relevan (bse), semua sarana dan materi

yang diperlukan dalam penelitian ini selalu mengacu pada refrensi yang

sudah mendapat pengakuan dari pemerintah. Tentang metode yang

digunakan juga selalu berpedoman pada buku-buku yang sudah mendapat

pengakuan dari pemerintah dan dikemukakan oleh pakar-pakar pendidikan.

Disinilah segala sesuatu yang dibuat dalam persiapan, diterapkan sebaik

mungkin dan untuk dapat betul-betul menggali informasi dari anak didik

sehingga data yang didapat sevalid mungkin.

3. Tahap evaluasi

Dalam tahap evaluasi dilakukan pencarian data hasil belajar dengan

menggunakan test hasil belajar dan pencarian data tentang respon siswa

dengan angket yang telah disediakan.

G. Indikator Kinerja

Dalam penelitian ini peneliti selalu menginginkan agar metode yang

diterapkan dapat meningkatkan baik hasil belajar maupun respon siswa terhadap

pembelajaran yang diterapkan, sehingga hasil belajar/ pencapaian KKM yang

sudah ditetapkan oleh sekolah dapat tercapai bahkan mungkin supaya dapat

terlampaui. Pada tahun ini ketercapaian hasil belajar minimal atau KKM yang

sudah ditetapkan di SMP Negeri 4 Amlapura adalah sebagai berikut:

KKM Mata Pelajaran IPA Tahun 2010/2011

KELAS KKM

VII 63

VIII 65

IX 67

Tabel 3.2 KKM SMP N 4 Amlapura

Dari table diatas peneliti menginnginkan dalam setiap pembelajaran

semua anak dapat mencapai nilai minimal 67 untuk kelas IX,dan prosentasenya

dapat meningkat setiap saat, sehingga dalam penelitian ini antara siklus I dan

siklus II ada peningkatan nilai rata-rata maupun prosentase secara klasikal.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan terdiri atas beberapa tahap

yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan , tahap evaluasi/penilaian dan refleksi.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

menurut Kemmis dan Mc Targart dengan langkah – langkah dalam satu siklus

dapat digambarkan sebagai berikut

Bagan 3.3. Prosedur Penelitian

Persiapan

Orientasi dan observasi KBM

Merancang model pembelajaran kooperatif

Merancang perangkat eksperimen /LKS

Pelaksanaan

Pelaksanaan pre test di kelas

Melakukan kegiatan proses belajar mengajar di

kelas dengan model pembelalajaran kooperatif

Evaluasi

Pelaksanaan Penilaian Post test/ketercapaian KKM

Pengambilan Respon siswa terhadap model pemb

Refleksi

Dalam siklus pertama dilakukan beberapa tahapan seperti yang ada

dalam bagan yaitu; Perencanaan tindakan I, pelaksanaan tindakan I, observasi dan

evaluasi I serta refleksi yang dilakukan pada akhir siklus atau akhir pembelajaran.

Tujuan refleksi siklus I adalah untuk mencari kelemahan-kelemahan

dan kelebihan yang terjadi dalam tindakan, sehingga dalam siklus berikutnya

kelemahannya dapat diobati/ditekan sekecil mungkin.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran yang diuraikan pada bagian ini adalah hasil belajar

IPA pada siklus I dan siklus II serta respon siswa.

Hasil Belajar IPA siklus I

Data hasil belajar IPA pada siklus I terlihat pada lampiran 8 Distribusi

tingkat hasil belajar IPA pada siklus I disajikan pada table berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I

Kriteria Jumlah siswa

(orang)

% Keterangan

85 ≤ M ≤ 100 0 0% Sangat baik

70 ≤ M < 85 17 44,7% Baik

55 ≤ M < 70 20 53% Cukup

40 ≤ M < 5,5 1 2,6% Kurang

0 ≤ M < 40 0 0% Sangat

Kurang

Berdasarkan table 4.1 diperoleh persentase jumlah siswa yang termasuk

kategori baik sebesar 44,7% .kategorin cukup nsebesar 53% kategori kurang

sebesar 2.6% dan tidak ada siswa dengan kategori sangat baik dan sangat kurang.

Untuk daya serap dan ketuntasan belajar klasikalnya dihitung dengan

menggunakan data pada lampiran 8

DS = M X1% = 67,5 X 1% = 67,5%

KB = Banyaknya siswa yang memperoleh ≥ 67 X100%

N

= 44.7%

Dari hasil tersebut bahwa daya serapnya telah memenuhi kriteria yang

ditetapkan, sedangkan ketuntasan belajar klasikalnya belum memenuhi kriteria.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama pemberian tindakan pada

siklus I ditemukan beberapa kendala atau hambatan;

1. Beberapa siswa belum optimal berpartisipasi dalam kerja kelompok,

sehingga menyebabkan kelompok tersebut belum mampu menyelesaikan

kegiatan seperti yang tertuang dalam LKS maupun kartu refleksi.

2. Pada saat pengambilan data masih banyak anak yang belum

mempersiapkan diri secara maksimal , hanya ada beberapa siswa yang

berani bertanya diluar jam pelajaran. Ketidak siapan beberapa siswa

dalam menghadapi tes menyebabkan masih banyaknya siswa mendapat

nilai dibawah standar yang diharapkan sehingga ketuntasan belajarnya

masih ada dibawah standar kriteria keberhasilan. Adanya kendala atau

hambatan tersebut menyebabkan proses dan hasil pembelajaran belum

optimal sesuai yang diharapkan.

3. Masih banyak anak kurang efektif menggunakan waktu untuk belajar

sehingga menghambat tujuan yang ingin dicapai.

Adapun upaya untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan melakukan

tindakan sebagai berikut.

a. Pada siklus II dipilih salah satu kelompok sebagai kelompok terbaik

dengan kriteria dapat menyelesaikan kegiatan dengan sempurna sesuai

waktu yang telah ditentukan. Selain itu peneliti juga mengubah kelompok

yang terbentuk sebelumnya terutama kelompok yang pasif.

b. Memberikan arahan agar siswa tidak takut salah dan takut bertanya, baik

pada teman maupun pada guru pengajar dan guru memberikan

kesempatan pada siswa untuk bertanya sebelum tes dimulai.

Hasil Belajar IPA Siklus II

Data hasil belajar IPA siklus II terlihat pada lampiran 9. Distribusi

tingkat hasil belajar IPA pada siklus II disajikan pada table berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II

Kriteria Jumlah

siswa(orang)

Persentase

%

Kategori

85 ≤ M ≤ 100 1 2,6% Sangat baik

70 ≤ M < 85 32 84,2% Baik

55 ≤ M < 70 6 15,8% Cukup

40 ≤ M < 55 0 0% Kurang

0 ≤ M < 40 0 0% Sangat Kurang

Berdasarkan table 4.2 diperoleh persentase jumlah siswa yang termasuk

kategori baik sangat baik 2,6%,kategori baik sebesar 81,6%, kategori cukup

sebesar 15,8%, dan tidak ada siswa dengan kategori kurang dan sangat kurang

Untuk daya serap dan ketuntasan belajar klasikalnya dihitung dengan

menggunakan data pada lampiran 9

DS = M X 10% = 71.4 X 10% = 71,5%

KB = Banyaknya siswa yang memperoleh ≥ 67 X100%

N

= 86,8 %

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa daya serap dan ketuntasan

klasikalnya telah memenuhi criteria yang ditetapkan.

Perbandingan hasil belajar IPA untuk masing-masing terlihat pada table

berikut

Tabel 4.3 Rata-Rata dan Ketuntasan Klasikal

Siklus Rata-Rata Hasil Belajar IPA Ketuntasan

Klasikal

Keterangan

I 67,5 44,7% Belum Tuntas

II 71,5 86,8% Tuntas

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa pada siklus I rata-rata skor

hasil belajar IPA sebesar 67,5 dan ketuntasan klasikalnya 44,7 masih kurang dari

ketuntasan klasikal yang ditetapkan 85%. Dengan demikian, pembelajaran pada

siklus I belum tuntas. Pada siklus II rata-rata hasil belajar IPA mengalami

peningkatan menjadi 71,5dan ketuntasan klasikalnya 86,8%, dengan ndemikian

pembelajaran pada siklus II tuntas. Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa terjadi

peningkatan sebesar 4,0 untuk rata-rata hasil belajar IPA dan 42,1% untuk

ketuntasan klasikalnya.

Respon Siswa

Data respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif berbantuan kartu

Refleksi terlihat pada lampiran 11. Distribusi respon siswa disajikan pada table

berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Respon Siswa

Kriteria Jumlah siswa

(orang)

Persentase

(%)

Kategori

80≤ R < 100 25 64,1% Sangat positif

67 ≤ R < 80 13 35,8% Positif

53 ≤ R < 67 0 0% Cukup positif

40 ≤ R < 53 0 0% Kurang positif

R < 40 0 0% Sangat Kurang

positif

Berdasarkan table 4.4, ada sebanyak 64,1% siswa yang memberikan

respon sangat positif, dan sebanyak 35,8% siswa memberikan respon positif dan

tidak ada siswa yang memberikan respon cukup positif, kurang positif, maupun

sangat kurang positif

B. Analisis Hasil Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, rata-rata skor hasil belajar

IPA sebesar 67,5 dengan kategori cukup/tuntas. Hasil itu menunjukkan telah

memenuhi syarat sesuai yang diharapkan dalam penelitian ini. Namun secara

klasikal ketuntasannya masih ada dibawah standar yang diharapkan, ketuntasan

belajar secara klasikal pada siklus I hanya sebesar 44,7% masih lebih kecil dari

yang diharapkan sebesar 85%. Dari hasil refleksi pada siklus I, terdapat hambatan-

hambatan menyebabkan belum tercapainya hasil yang diharapkan, yaitu ; (1) Ada

beberapa siswa yang belum sungguh-sungguh bekerja dalam kelompok. Dari hasil

pengamatan dan wawancara, siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam

kelompoknya masih ragu dan malu membimbing teman-temannya; (2) Pada saat

menghadapi tes, masih banyak siswa yang kurang siap dan percaya diri dan hanya

ad abeberapa siswa yang berani menanyakan permasalahan yang belum dipahami.

Berdasarkan kendala-kendala/permasalahan yang dialami pada siklus

I,maka pada siklus II dilakukan upaya untuk mengobati/memperbaiki kendala itu

dengan cara; (1) Peneliti kembali memperbaiki kelompok agar lebih heterogen

baik kemampuan akademis maupun jenis kelamin ,dan memotivasi agar anak

yang lebih mampu tidak ragu dan malu-malu untuk membimbing temannya.Untuk

lebih memotivasi pada siklus II peneliti memilih salah satu kelompok sebagai

kelompok terbaik jika dapat menyelesaikan kegiatan dengan baik dan tepat waktu.

(2) Peneliti memberikan arahan agar siswa tidak malu dan takut bertanya baik

pada guru maupun teman, jika ada permasalahan yang tidak dapat dipecahkan.

Selain itu sebelum tes dimulai peneliti juga memberikan kesempatan pada siswa

untuk bertanya tentang materi yang belum jelas .

Dengan adanya perbaikankan kendala-kendala pada siklus I,

pembelajaran pada siklus II tampak lebih baik, aktif dan menyenangkan sehingga

semua siswa kelihatan aktif dalam mencari penyelesaian lewat diskusi, hal ini

berdampak pada hasil yang diperoleh. Rata-rata skor hasil belajar IPA meningkat

dari67,5 dengan kategori cukup/tuntas pada siklus I menjadi sebsar 71,5 dengan

kategori baik /terlampaui pada siklus II. Ketuntasan belajar klasikal juga

meningkat dari 47,7%(belum tuntas) pada siklus I menjadi sebesar 86,6%(tuntas)

pada siklus II. Hasil analisis data respon siswa terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi dalam pembelajaran IPA

berada pada kategori sangat positif ( 82,7).

Dilihat dari hasilnya, penelitian ini dapat dikatakan berhasil, karena dua

butir kriteria keberhasilan dapat tercapai yaitu; (1) hasil belajar IPA selama

penerapan model pembelajaran kooperatif memenuhi kriteria yang ditetapkan,

Ketuntasan belajarnya meningkat dari belum tuntas menjadi tuntas. (2) respon

siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu

refleksi dalam pembelajaran IPA mencapai kategori sangat positif.

Keberhasilan yang diperoleh dalam penelitian ini disebabkan karena

adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran kooperatif,

yaitu; (1) Peserta didik bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.(2)Tim-

tim itu terdiri atas peserta didik yang berprestasi rendah, sedang dan tinggi. (3)

Sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembelajaran dan analisis hasil pembelajaran tersebut di

atas, dapat disimpulkan sebagai berikut;

5. Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi dalam

pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IX-

A SMP Negeri 4 Amlapura.

6. Respon siswa kelas IX-A SMP Negeri 4 Amlapura terhadap penerapan

model pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar sangat positif.

B. Saran

Beberapa saran yang dikemukakan terkait hasil pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi dalam

pembelajaran IPA adalah sebagaiberikut;

1. Bagi para guru IPA, disarankan untuk mencoba menggunakan

model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi

dalam mengajar IPA, karena model ini terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi pengelola pendidikan, disarankan agar hasil-hasil penelitian

mengenai keberhasilan guru dalam pembelajaran disebarluaskan

sehingga dapat bermanfaat dan dijadikan rereferensi bagi guru

untuk menambah wawasan tentang model-model pembelajaran.

Lampiran 1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S 1991.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas 2003a.Kurikulum Berbasis Kompetensi : Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas 2007 Rambu-rambu Penetapan Standar Ketuntasan Belajar Minimum :Dikmenum.

Endang Sadbudhy,Nuryata,2010 Pembelajaran Masa Kini. Jakarta: Sekarmita.

Karyana,Pande Putu 2010 Penelitian Tindakan Kelas(PTK) Disajikan dalam Rangka Kegiatan Pemberdayaan MGMP IPA : Karangasem.

Nurkencan, Sunartatana, 1990. Evaluasi Hasil Belajar, Surabaya ; Usaha Nasional.

Sadia I.W,2007 Pembelajaran Kontekstual (contextual Teaching And Learning) Disajikan dalam PTK Bagi Guru SMP: Klungkung.

Sarya,I Gede 2007,Sistematika Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Disajikan dalam workshop PTK Guru Fisika, Karangasem.

Lampiran 2

KARTU REFLEKSI

Apabila anda sudah membaca atau mempelajari tentang kemagnetan

dengan baik seharusnya kamu sudah bisa dan mengerti tentang hal-hal

sebagai berikut;

1. Cara membuat magnet ada berapa? Dan jelaskan!

2. Garis gaya magnet dan medan magnet serta arah medan magnetnya.

3. Kemagnetan Bumi dan kutub-kutub magnet bumi

4. Medan magnet yang ditimbulkan arus listrik serta kutub-kutubnya.

5. Gaya Lorentz dan yang mempengaruhi

Apabila ada materi yang belum kamu pahami tanyakan, pada temanmu

dan gurumu. Setelah paham, maka pelajarilah bab selanjutnya!.

Lampiran 3

KARTU RFLEKSI

Apabila kamu sudah mempelajari tentang materi Induksi Elektro magnetic

dengan baik ,seharusnya kamu sudah mengerti dan bisa menjelaskan

tentang hal-hal sebagai berikut;

1. Cara membangkitkan GGL Induksi dan menjelaskannya.

2. Penerapan Induksi Elektromagnetik dan yang mempengaruhinya.

3. Menentukan Efisiensi Transsformator dan yang mempengaruhinya.

Apabila masih ada materi yang belum kamu pahami dan belum bisa

dimengerti, tanyakanlah pada teman yang sudah paham atau gurumu.

Setelah paham, maka pelajarilah bab selanjutnya!.

Lampiran 4

Test Pencapaian Hasil Belajar Siklus I

Waktu : 2 X 40 menit

Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!

NO Pertanyaan – pertanyaan soal Skor

1 Sebutkan 3 cara membuat magnet dan jelaskan! 20

2 Gambarkanlah medan magnet berikut!

b

a

S U S SSUU S U U U S

20

3 Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi besarnya medan

magnet yang dihasilkan oleh elektromagnet!

20

4 Sebuah kawat panjangnya 10 m berada tegak lurus dalam

medan magnet sebesar 60 tesla. Jika kuat arus listrik yang

mengalir pada kawat 2 A ,tentukan besarnya Gaya Lorentz!

20

5 Tentukan arah medan magnet gambar berikut! 20

Lampiran 5

Test Pencapaian Hasil Belajar Siklus II

Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan singkat (Waktu 80 mnt)

No Pertanyaan Skor

1 Mengapa magnet yang digerakkan disekitar kumparan,

pada kedua ujung kumparan dapat mengakibatkan ggl

induksi?

20

2 Sebutkan lima cara menimbulkan ggl induksi 20

3 Sebutkan 4 alat yang menerapkan induksi

elektromagnetik

20

4 Sebutkan perbedaan antara trafo step up dengan trafo

step donw

20

5 Sebutkan 3 faktor yang mempengruhi efisiensi trafo 10

6 Sebutkan upaya yang dilakukan untuk membuat kualitas

trafo tinggi

20

7 Tegangan sekunder trafo 330V dan perbandingan jumlah

lilitan primer dan sekunder 1 : 3 . Tentukan tegangan

primer trafo

30

8 Sebuah trafo tegangan primer dan sekundernya 220V

dan 55V. Jika kuat arus primer 0,5 A dan kuat arus

sekunder 1,5 , berapakah efisiensi trafo?

30

9 Bagaimanakah cara memperbesar arus induksi? 10

10 Jelaskan perbedaan prinsip dari generator arus searah

dengan generator arus ac

20

Lampiran 6

DAFTAR NAMA SISWA KELAS IXA SMP NEGERI 4 AMLAPURA

TH 2010/2011

1. Ari Pratiwi Ni Made 20. Rumi Hendra Cahyani Ni Ny.

2. Ari Putra I Ketut 21. Sri Mahayuni Ni Putu

3. Aridamayanti I Kadek 22. Suardana Putra I Komang

4. Astuti Ni luh 23. Sucitawati Ni Made

5. Ayu Purnamisari Julianti 24. Sudarmawan I Ketut

6. Ayu Sukerni Ni Komang 25. Budiana I Nengah

7. Bagus Temen I Gusti 26. Suendra I Gede

8. Dedy AstinaPutra I Kadek 27. Sumiasih Ni Luh

9. Dewi Astriani Ni Wayan 28. Urip Astawa I Kadek

10. Diah Paramita Putu 29. Wahyu Ariawan I Gede

11. Dude Arimbawa I Komang 30. Suartana I Nengah

12. Eka Sekarini Ni Luh 31. Warnika I Wayan

13. Eny Sri Wahyuni Ni Komang 32. Wendy Mertajaya I Nyoman

14. Juli Hermawan I Komang 33. Wijaya I Made

15. Karsi Sanila I Gusti Ayu 34. Windu Julihartawan I Gede

16. Mertayasa I Wayan 35. Yana Saputra I Gede

17. Padmayasa I Putu 36. Yuli wulandari Putu

18. Ratih Nama Sari I Gusti Ayu 37. Yulia Pratami Adnyani Ni Pt

19. Ristawa I Made 38. Yuliantari Ni Luh

Lampiran 9

DATA HASIL BELAJAR SIKLUS II

No siswa Hasil Pencapaian KKM/Hasil Belajar Keterangan

1 80 Baik

2 75 Baik

3 75 Baik

4 70 Baik

5 85 Baik

6 80 Baik

7 70 Baik

8 85 Baik

9 70 Baik

10 75 Baik

11 70 Baik

12 70 Baik

13 75 Baik

14 65 Cukup

15 80 Baik

16 75 Baik

17 70 Baik

18 70 Baik

19 75 Baik

20 70 Baik

21 70 Baik

22 75 Baik

23 90 Sangat baik

24 70 Baik

25 80 Baik

26 65 Cukup

27 70 Baik

28 75 Baik

29 70 Baik

30 68 Cukup

31 70 Baik

32 75 Baik

33 70 Baik

34 70 Baik

35 75 Baik

36 75 Baik

37 67 Cukup

38 67 Cukup

Rata-Rata 71,5

Lampiran 8

DATA HASIL BELAJAR SIKLUS I

No Siswa Data Hasi pencapaian KKM Keterangan

1 65 Cukup

2 75 Baik

3 67 Cukup

4 67 Cukup

5 65 Cukup

6 75 Baik

7 70 Baik

8 70 Baik

9 75 Baik

10 60 Cukup

11 65 Cukup

12 70 Baik

13 65 Cukup

14 70 Baik

15 65 Cukup

16 50 Kurang

17 70 Baik

18 70 Baik

19 75 Baik

20 60 Cukup

21 70 Baik

22 60 Cukup

23 65 Cukup

24 70 Baik

25 65 Cukup

26 70 Baik

27 70 Baik

28 60 Cukup

29 70 Baik

30 65 Cukup

31 75 Baik

32 65 Cukup

33 70 Baik

34 65 Cukup

35 70 Baik

36 65 Cukup

37 65 Cukup

38 65 Cukup

Rata-Rata 67,5

Lampiran 10

ANGKET RESPON SISWA

Anda diminta memberikan tanggapan terhadap proses pembelajaran

dengan menggunakan model belajar kooperatif dengan berbantuan kartu

refleksi

Petunjuk

1. Pada tabel berikut terdiri dari pernyataan-pernyataan yang terkait

dengan proses pembelajaran. Berikanlah tanggapan kalian dengan

memberikan tanda (x) pada kolom yang sesuai dengan pilihan

kalian.

2. Angket ini tidak ada hubungannya dengan nilai raport atau hal-hal

lain yang dapat merugikan kalian.

Keterangan

SS = Sangat setuju. R = Ragu-ragu. STS = Sangat tidak

setuju

S = Setuju TS = Tidak Setuju

No PERNYATAAN SS S R TS STS

1 Konsep Magnet dan Induksi

Elektromagnetik

Yang diajarkan dapat menambah wawasan

pengetahuan saya khususnya dalam

pelajarana IPA

No PERNYATAAN SS S R TS STS

2 Konsep Magnet dan Induksi

Elektromagnetik

Yang diajarkan sangat bermanfaat dalam

kehidupan sehari-hari.

3 Menurut saya,konsep magnet dan Induksi

yang diajarkan terlalu banyak dan hanya

menambah beban belajar.

4 Permasalahan yang diajukan diawal

pembelajaran memotivasi saya untuk untuk

mengetahui tentang magnet dan induksi E

5 Dengan kartu refleksi saya lebih senang

belajar IPA

6 Dengan kartu refleksi menambah motivasi

dan semangat belajar saya

7 Dengan adanya kartu refleksi saya lebih

diingatkan untuk belajar kembali

8 Dengan adanya kesempatan berdiskusi

dapat membantu saya dalam menjawab

permasalahan yang dihadapi

9 Pada kegiatan diskusi, saya termotivasi

untuk mengemukakan gagasan/ide tentang

materi yang diajarkan

No PERNYATAAN SS S R TS STS

10 Dengan adanya kegiatan praktikum yang

disertai dengan kegiatan diskusi, saya lebih

tertarik untuk mempelajari konsep-konsep

IPA.

11 Dengan penerapan pembelajaran

kooperatif berbantuan kartu refleksi saya

tidak merasa bosan dalam mengikuti

pembelajaran

12 Dengan adanya kegiatan praktikum,

hasilnya lebih lama dapat diingatkan.

13 Dengan adanya kegiatan praktikum yang

disertai dengan kegiatan diskusi dapat

meningkatkan aktifitas saya dalam proses

pembelajaran

14 Dengan kegiatan praktikum yang disertai

dengan diskusi kelompok ,materi ajar lebih

mudah saya pahami.

15 Cara mengajar yang diterapkan tidak

membuat saya bosan dan jenuh

16 Cara mengajar yang diterapkan dapat

mengembangkan cara kerja kelompok

dalam kelas maupun dengan guru pengajar

No PERNYATAAN SS S R TS STS

17 Model pembelajaran yang diterapkan perlu

dilanjutkan pada pembelajaran IPA

berikutnya

18

Belajar dengan model kooperatif dapat

meningkatkan hasil belajar

19 Belajar dengan model kooperatif

berbantuan kartu refleksi dapat lebih

mudah untuk memahami materi ajar

20 Dengan penerapan model pembelajaran ini

saya merasa lebih senang dan termotivasi

Lampiran 11

DATA RESPON SISWA

No siswa Skor Keterangan

1 78 Sangat positif

2 90 Sangat positif

3 98 Sangat positif

4 78 Sangat positif

5 80 Sangat positif

6 86 Sangat positif

7 80 Sangat positif

8 84 Sangat positif

9 76 Positif

10 77 Positif

11 77 Positif

12 80 Sangat positif

13 75 Positif

14 85 Sangat positif

15 84 Sangat positif

16 90 Sangat positif

17 95 Sangat positif

18 83 Sangat positif

19 82 Sangat positif

20 91 Sangat positif

21 76 Positif

22 78 Sangat positif

23 78 Sangat positif

24 74 Positif

25 76 Positif

26 80 Sangat positif

27 86 Sangat positif

28 81 Sangat positif

29 91 Sangat positif

30 94 Sangat positif

31 82 Sangat positif

32 80 Sangat positif

33 75 Positif

34 77 Positif

35 78 Sanagt positif

36 80 Sangat positif

37 90 Sangat positif

38 92 Sangat positif

Rata-Rata 82,7

Lampiran

LEMBAR OBSERVASI DALAM SETIAP PEMBELAJARAN

Pertemuan ke :

Hari/Tanggal :

No Kelompok Permasalahan yang ditemukan

1 I

2 II

3 III

4 IV

5 V

6 VI

7 VII

8 VIII

ABSTRAKS

Dastra, I Nyoman,2011 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Model Pembelajaran Kooperative Berbantuan Kartu Refleksi

Kata-Kata Kunci, Kooperatif, Kartu Refleksi, Hasil Belajar IPA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran cooperative berbantuan kartu refleksi dan mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan model ini. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP Negeri 4 Amlapura pada siswa kelas IXA.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri tahapan-tahapan; perencanaan, tindakan,observasi/evaluasi,dan refleksi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah; data hasil belajar IPA dan data respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi. Data mengenai hasil belajar IPA dikumpulkan dengan tes hasil belajar IPA, dan data respon siswa dikumpulkan dengan angket respon siswa. Data hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan mencari rata-ratanya dan digolongkan ke dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang (untuk hasil belajar IPA) serta klasifikasi sngat positif, positif, cukup positif, kurang positif, dan sangat kurang positif (untuk respon siswa) Hasil penelitian ini adalah; terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dari 67,5 (siklus I) menjadi 71,5(siklus II) dan peningkatan ketuntasan klasikal dari tidak tuntas (44,7%) menjadi tuntas (86,8%). Respon siswa terhadap penerapan model ini adalah sangat positif (82,7). Sehubungan dengan hasil penelitian ini dapat dikategorikan berhasil, maka diajukan saran kepada guru-guru IPA untuk mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi sebagai model pembelajaran alternatif dalam mengajar IPA karena model ini sudah terbukti berhasil meningkatkan hasil belajar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah : SMP

Kelas / Semester : IX (Sembilan)/1

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Standar Kompetensi

4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari

Kompetensi Dasar

4.1 Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet

Indikator

1. Menjelaskan pengertian magnet, bahan magnetik dan bahan non

magnetik

2. Menunjukkan sifat kutub magnet

3. Berbagai cara membuat magnet dan cara menghilangkan sifat

kemagnetan

4. Menggambarkan medan magnet dengan garis-garis gaya magnet.

5. Memaparkan teori kemagnetan bumi

6. Menjelaskan sifat medan magnet secara kualitatif di sekitar kawat

berarus listrik

Alokasi waktu : 6 x 40’ ( 3 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian magnet, bahan magnetik dan bahan non magnetik

2. Menjelaskan sifat-sifat kutub magnet.

3. Menemukan cara membuat magnet.

4. Menjelaskan cara menghilangkan sifat kemagnetan benda magnet.

5. Menjelaskan pengertian medan magnet dan cara menggambarkan garis-

garis gaya magnet.

6. Mendeskripsikan teori kemagnetan bumi.

7. Menjelaskan pengaruh medan magnet di sekitar kawat berarus listrik.

B. Materi Pembelajaran:

Gejala kemagnetan dan cara membuat magnet

C. Metode Pembelajaran:

1. Model : - Direc Intruction (DI)

- Kooperatif Learning (CL)

2. Metode: - Diskusi informasi

- Eksperimen

D. Langkah- langkah Kegiatan :

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan pendahuluan

1. Motivasi dan apersepsi

- Apa yang terjadi jika dua kutub magnet saling didekatkan ?

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Guru membimbing siswa membentuk kelompok

Guru menyuruh siswa untuk membaca buku paket bse hal.187 dan

memberi lks untuk eksperimen.

Elaborasi

1. Siswa secara kelompok melakukan diskusi untuk menjelaskan

pengertian magnet, bahan magnetik dan bahan non magnetik.

2. Siswa melakukan diskusi hasil kajian pustaka dengan bimbingan guru.

3. Guru menyuruh seorang siswa melakukan demonstrasi percobaan

menentukan sifat magnet sesuai LKS.

4. Siswa melakukan diskusi kelompok tentang hasil demonstrasi dengan

bimbingan guru.

Konfirmasi

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Siswa yang lain bersama guru memberikan konfirmasi tentang hasil

presentasi

Guru memberi penghargaan pada kelompok yang berhasil.

Kegiatan Penutup

1. Siswa membuat rangkuman dipandu oleh guru

2. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang

dipelajari.

2. Pertemuan Kedua

a. Kegiatan pendahuluan

1. Motivasi dan apersepsi

- Bagimana cara membuat magnet ?

2. Prasyarat pengetahuan

- Sifat-sifat kutub magnet

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru.

2. Guru memberi petunjuk tentang cara kerja kegiatan lewat lks.

Elaborasi

Masing-masing kelompok melakukan eksperimen membuat magnet

dengan cara menggosok, dialiri arus listrik dan dengan cara induksi.

Masing-masing kelompok melakukan eksperimen cara menghilangkan

sifat kemagnetan.

Masing-masing kelompok melakukan percobaan medan magnet

Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil eksperimen dengan

bimbingan guru.

Konfirmasi

- Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerjanya didepan kelas

- Siswa yang belum dapat giliran menanggapi hasil kerja yang disampaikan

- Guru memberi pujian pada kelompok yang berhasil

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa membuat rangkuman dipandu oleh guru

2. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang

dipelajari

3. Pertemuan Ketiga

a. Kegiatan pendahuluan

1. Motivasi dan apersepsi

- Mengapa jarum kompas selalu menunjuk arah utara selatan ?

2. Prasyarat pengetahuan

- Sifat-sifat kutub magnet

c. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru.

2. Siswa mendengar arahan guru tentang cara kerja kegiatan

Elaborasi

Masing-masing kelompok melakukan kajian pustaka tentang

kemagnetan bumi.

Masing-masing kelompok melakukan pengamatan tentang medan

magnet di sekitar arus listrik( percobaan Oersted ) yang

didemonstrasikan guru lewat charta.

Siswa mendiskusikan hasil eksperimen dalam bimbingan guru.

Konfirmasi

- Setiap kelompok menyampaikan hasil kerjanya didepan kelas

- Siswa lain bersama guru member konfirmasi tentang hasil kerja

kelompok

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa membuat rangkuman di bantu oleh guru

2. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang

dipelajari

E. Sumber Belajar

a. Buku Fisika kelas IX bse magnet batang, statif dan benang nilon, serbuk

besi, sumber tegangan, palu, api.

b. Buku Referensi

c. Alat-alat : magnet batang, statif dan benang nilon, serbuk besi, sumber

tegangan,palu, api.

F. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik penilaian:

- Tes tertulis

- Tes Unjuk Kerja

b. Bentuk instrumen:

- Uraian dan pilihan ganda

c. Contoh instrumen:

Contoh soal uraian :

1. Jelaskan pengertian bahan feromagnetik dab berilah 3 contohnya!

2. Apa yang akan terjadi jika dua kutub magnet yang senama didekatkan ?

3. Jelaskan tiga cara membuat magnet !

4. Dari hasil percobaan,sebutkan tiga hal penting tentang garis-garis gaya

magnet !

5. Jelaskan pengertian sudut deklinasi dan sudut inklinasi !

6. Berilah kesimpulan percobaan Oersted !

Contoh soal pilihan ganda :

Magnet jarum berubah kedudukannya sewaktu arus listrik mengalir pada

kawat penghantar. Hal ini membuktikan bahwa ....

a. arus listrik menimbulkan medan magnet

b. penghantar berarus listrik menjadi magnet

c. di sekitar penghantar terjadi magnet elementer

d. penghantar berarus listrik menjadi elektromagnet

Lebih lanjut lihat Uji Kompetensi buku paket bse hal 203

Soal Uji Petik Kerja

Rubrik :

No Kegiatan Skor

1 2 3 4

1 Cara merangkai alat

2 Kerja sama dalam kelompok

3 Menanggapi jawaban kelompok lain

4 Menarik kesimpulan percobaan

Skor maksimum = 16

Berilah tanda cek (V) pada kolom skor 1, 2, 3, dan 4, dengan ketentuan:

1 : kurang 2 : sedang 3 : baik 4 : sangat baik

Mengetahui, Amlapura 1 Juli 2010

Kepala SMP N 4 Amlapura. Guru Mata Pelajaran

I Wayan Gede Suastika SPd I Nyoman Dastra SPd

NIP 196208201983011004 NIP196611301990021003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah : SMP

Kelas / Semester : IX (Sembilan)/1

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Fisika.

Standar Kompetensi

4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari

Kompetensi Dasar

4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan kemagnetan dalam produk teknologi.

Indikator

7. Menjelaskan cara kerja bel listrik, relai, telepon

8. Menemukan penggunaan gaya Lorentz pada beberapa alat listrik

sehari-hari

9. Menyadari pentingnya pemanfaatan kemagnetan dalam produk

teknologi

Alokasi waktu : 2 x 40’ ( 2 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

8. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja bel listrik.

9. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja relai.

10. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja telepon.

11. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja motor listrik

12. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja alat ukur listrik

13. Menjelaskan pentingnya pemanfaatan kemagnetan dalam produk

teknologi.

B. Materi Pembelajaran:

Pemanfaatan kemagnetan.

C. Metode Pembelajaran:

1. Model : - Kooperatif Learning (CL)

2. Metode: - Diskusi informasi

D. Langkah- langkah Kegiatan :

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan pendahuluan

1. Motivasi dan apersepsi

- Bagaimana cara kerja bel listrik ?

2. Prasyarat pengetahuan :

- Prinsip elektromagnet

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Siswa dibimbing guru membentuk kelompok

Siswa mendengar arahan guru tenteng kegiatan selanjutnya

Siswa melakukan kajian pustaka untuk menjelaskan bagian-bagian

penting dari bel listrik, relai dan telepon.

Elaborasi

5. Siswa melakukan diskusi hasil kajian pustaka dengan bimbingan

guru.

6. Guru membimbing kelompok-kelompok dan membantu

permasalahan yang dialami

Konfirmasi

-Siswa secara bergilir mempresentasikan hasil kerjanya

-Siswa yang lain menanggapi hasil kerja kelompok

-Guru memberi penghargaan pada semua anak yang berhasil

c. Kegiatan Penutup

1. Guru membimbing siswa membuat rangkuman

2. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang

dipelajari.

2. Pertemuan Kedua

c. Kegiatan pendahuluan

1. Motivasi dan apersepsi

- Bagimana cara kerja motor listrik ?

3. Prasyarat pengetahuan

- Gaya Lorentz.

d. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru

Siswa mendengar penjelasan guru tentang jalannya kegiatan

Siswa melakukan kajian pustaka untuk menjelaskan bagian-bagian

penting dari motor listrik dan alat ukur listrik.

Elaborasi

1. Siswa melakukan diskusi hasil kajian pustaka dengan bimbingan guru.

2. Siswa dibantu guru untuk mendalami tentang motor dan alat ukur

listrik

Konfirmasi

- Siswa menyampaikan hasil kerja kelompok didepan kelas

- Guru dan siswa lain memberikan konfirmasi hasil kerja kelompok

c. Kegiatan Penutup

3. Guru membimbing siswa membuat rangkuman

4. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang

dipelajari

5. Guru memberi tugas siswa untuk mengidentifikasi peralatan dalam

kehidupan sehari-hari yang menggunakan prinsip kemagnetan.

E. Sumber Belajar

a. Buku Fisika kelas IX bse

b. Buku Referensi

c. Alat-alat : bel listrik,baterai, magnet U, aluminium foil, saklar,motor

listrik, alat ukur listrik

F. Penilaian Hasil Belajar

d. Teknik penilaian:

- Tes tertulis

e. Bentuk instrumen:

- Uraian dan pilihan ganda

f. Contoh instrumen:

Contoh soal uraian :

1. Sebutkan bagian-bagian penting dan prinsip kerja bel listrik !

2. Sebutkan penggunaan prinsip gaya Lorentz pada alat listrik dalam

kehidupan sehari-hari !

3. Identifikasikan alat-alat dalam kehidupan sehari-hari yang

menggunakan prinsip kemagnetan!

Contoh soal pilihan ganda :

Alat listrik berikut ini yang menggunakan prinsip gaya Lorentz

adalah ....

a. relai

b. telepon

c. motor listrik

d. bel listrik

Lebih lanjut lihat uji kompetensi buku pakat bse hal. 203

Mengetahui, Amlapura 1 Juli 2010

Kepala SMP N 4 Amlapura Guru Mata Pelajaran IPA

I Wayan Gede Suastika SPd I Nyoman Dastra SPd

NIP 196208201983021004 NIP 196611301990021003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Sekolah : SMP

Kelas / Semester : IX (Sembilan)/1

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)-Fisika

Standar Kompetensi

4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari

Kompetensi Dasar

4.3. Menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan

prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi

elektromagnetik

Indikator

1. Menjelaskan terjadinya gaya gerak listrik induksi

2. Menjelaskan prinsip kerja generator DC, generator AC dan dinamo

sepeda.

3. Menjelaskan secara kualitatif prinsip kerja transformator dan

persamaan sederhana.

4. Menjelaskan transmisi daya listrik jarak jauh.

Alokasi waktu : 6 x 40’ ( 3 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian induksi elektromagnetik

2. Menjelaskan syarat agar terjadi ggl induksi pada sebuah kumparan

3. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi

4. Menyebutkan bagian-bagian penting generator arus searah( DC )

5. Menjelaskan cara kerja generator DC

6. Menyebutkan bagian-bagian penting generator arus bolak balik( AC )

7. Menjelaskan cara kerja generator AC

8. Menyebutkan bagian-bagian penting dinamo sepeda

9. Menjelaskan cara kerja dinamo sepeda

10. Menyebutkan perbedaan utama generator AC dan generator DC

11. Menjelaskan prinsip kerja sederhana transformator

12. Membedakan transformator step-up dan step-down

13. Menggunakan persamaan perbandingan lilitan dan tegangan pada trafo

untuk menyelesaikan soal sederhana

14. Menjelaskan transmisi daya listrik jarak jauh.

B. Materi Pembelajaran:

Induksi Elektromegnetik

C. Metode Pembelajaran:

1. Model : - Direc Intruction (DI)

- Kooperatif Learning (CL)

2. Metode: - Diskusi Informasi

- Eksperimen/ Demonstrasi

D. Langkah- langkah Kegiatan :

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan pendahuluan

1. Motivasi dan apersepsi

- Apakah yang akan terjadi jika jumlah garis-garis gaya magnet

mengalami perubahan terus-menerus ?

2. Prasyarat pengetahuan

- Apa kesimpulan percobaan Oersted?

3. Pra eksperimen:

- Mengenal galvanometer

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru.

b. Siswa mendengar arahan guru tentang kegiatan selanjutnya

Elaborasi

Masing-masing kelompok melakukan pengamatan tentang demonstrasi

yang dilakukan guru tentang induksi.

masing-masing kelompok melakukan diskusi di dalam kelompok.

Konfirmasi

- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompok melalui diskusi kelas.

- Guru bersama siswa lain member konfirmasi hasil kerja kelompok

- Guru member penghargaan pada kelompok yang berhasil

c. Kegiatan Penutup

a.Guru membimbing siswa membuat kesimpulan

b. Guru memberi penghargaan pada setiap kelompok berdasarkan

kinerjanya

2. Pertemuan kedua

e. Kegiatan pendahuluan

1. Motivasi dan apersepsi

- Berasal dari mana sumber energi untuk menyalakan lampu pada

sebuah sepeda

2. Prasyarat pengetahuan

- Sebutkan cara-cara menimbulkan ggl induksi pada sebuah

kumparan

f. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru

Siswa melakukan arahan guru tentang jalannya kegiatan

Siswa melakukan kajian pustaka mengenai bagian-bagian

penting ,skema dan cara kerja generator AC, generator DC dan dinamo

sepeda

Elaborasi

Guru dan siswa mendiskusikan hasil kajian pustaka materi yang

dipelajari

Guru membimbing setiap kelompok untuk mencari materi yang

berhubungan dengan generator

Konfirmasi

Secara bergilir setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi

Guru member pujian pada semua anak yang berhasil.

g. Kegiatan Penutup

1. Guru memberi penguatan pada bagian-bagian yang penting.

2. Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap siswa

3. Pertemuan ketiga

a. Kegiatan pendahuluan

1. Motivasi dan apersepsi

- Dapatkah terjadi induksi pada kumparan yang di dekatkan dengan

kumparan lain yang mempunyai arus berubah-ubah ?

2. Prasyarat pengetahuan

- Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan elektromagnet !

- Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi !

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru

2. Siswa melakukan kajian pustaka kemudian mendiskusikan pengertian

transformator

Elaborasi

Dari data tentang jumlah lilitan kumparan primer, jumlah lilitan

kumparan sekunder, tegangan primer dan tegangan sekunder siswa

berdiskusi untuk menemukan hubungan antara Np, Ns, Vp, dan Vs.

Konfirmasi

Kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas,

guru dan kelompok yang tidak presentasi memperhatikan dan

menanggapi hasil presentasi

Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang hubungan

antara Np, Ns, Vp, dan Vs

Siswa memperhatikan contoh penyelesaian soal dengan menggunakan

hubungan antara Np, Ns, Vp, dan Vs

* Siswa dan guru melakukan diskusi informasi mengenai transmisi listrik

jarak jauh.

c. Kegiatan Penutup

- Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap siswa

- Siswa mencatat tugas rumah

E. Sumber Belajar

a. Buku Fisika kelas IX bse

b. Alat-alat praktikum : galvanometer, magnet batang, kumparan kawat.

c. Buku Referensi

F. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik penilaian:

- Tes tertulis

- Tes unjuk kerja

b. Bentuk instrumen:

- Pilihan Ganda

- Uraian

- Uji petik, kerja, prosedur

c. Contoh instrumen:

Pilihan Ganda

1. Dalam melakukan transmisi daya listrik melalui jarak jauh sebaiknya

menggunakan ....

a. tegangan tinggi

b. tegangan rendah

c. daya yang besar

d. kuat arus besar

2. Perbedaan generator AC dan generator DC terletak pada ....

a. adanya sikat

b. adanya cincin luncur

c. adanya magnet tetap

d. jumlah lilitan kumparan

Contoh soal uraian:

1. Apa yang akan terjadi pada jarum galvanometer jika kutub utara magnet

dikeluar masukkan ke dalam kumparan ?

2. Apa yang dimaksud dengan trafo? Sebutkan jenis-jenis trafo !

Lebih lanjut lihat uji kompetensi buku paket bse hal 223.

Tes Unjuk Kerja : Uji Petik Kerja Prosedur

Lakukan percobaan untuk mengamati timbulnya arus listrik di dalam

medan magnet. ( Eksperimen 6.1 hal 152 buku Fisika IX penerbit

Yudistira)

Rubrik Uji Petik Kerja Produk :

No. Aspek Skor

1. Menyusun alat percobaan dengan benar 3

2. Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar 2

3. Memperoleh data dengan benar 2

4. Membuat kesimpulan dengan benar 3

Jumlah skor 10

Nilai = jumlah skor yang diperoleh.

Mengetahui, Amlapura 1 Juli 2010

Kepala SMP N 4 Amlapura Guru Mata Pelajaran

I Wayan Gede Suastika SPd I Nyoman Dastra SPd

NIP 196208201983011004 NIP 196611301990021003

LKS 4.1.1

Materi Pelajaran : Kemagnetan dan cara membuat magnet

Tujuan : Mengetahui cara membuat magnet

Alat dan bahan ; Magnet tetap, benda magnetik,baterai, kawat berisolasi dan

paku kecil

Cara Kerja :

1.Gosoklah besi paku dengan magnet tetap kesatu arah ! Dan dekatkan paku

kecil pada paku

Paku yang sudah digosok, amati apa yang terjadi ?

1. Ambil magnet tetap dan dekati dengan paku besar ! ,Kemudian paku besar

dekati dengan paku kecil , amati apa yang terjadi ?

2. Rangkailah alat seperti pada gambar !

4.Dekati salah satu ujungnya dengan benda magnetik ,amati apa yang

terjadi?

Pertanyaan

1.Ada berapa cara membuat magnet?

2.jelaskan masing-masing cara membuat magnet?

LKS 4.1.2

Materi Pelajaran : Kemagnetan dan cara membuat magnet

Tujuan : Mengetahui interaksi antar kutub magnet

Alat dan bahan : Magnet batang, benang, spidol dan statif

Cara Kerja 1.Ikat magnet ditengah-tengah dan gantungkan pada statif!

2.Setelah seimbang dekati kutub magnet dengan kutub magnet

sejenis yang lain

3. Amati keadaan magnet

4. Ulangi cara kerja nomor 2 dan 3 ,tetapi menggunakan kutub

magnet yang

berlainan jenis

Gambar

Pertanyaan

1. Apa yang terjadi jika kutub sejenis didekatkan?

2. Apa yang terjadi jika kutub berlainan jenis didekatkan?

3. Buatlah kesimpulan dari kegiatan itu pada buku kerjamu!

LKS 4.1.3

Materi Pelajaran : Medan magnet

Tujuan : Mengamati medan magnet

Alat dan bahan : Magnet batang 2 buah, serbuk besi dan kertas tipis

Cara Kerja 1. Taruh magnet diatas meja ,tutup dengan kertas dan

taburkan serbuk besi

Diatas kertas secara merata

2. Getarkan kertas secara perlahan , amati apa yang terjadi?

3.Lakukan kegiatan 1 dan 2 dengan cara mengganti

magnet,baik dengan

Satu magnet maupun dua magnet yang kutubnya sama dan

berbeda.

4. Catat semua hasil pengamatanmu pada kertas kerjamu!

Pertanyaan

1. Dimanakah kelihatan serbuk besi paling padat?

2. Bagaimanakah pola serbuk besi ketika dua buah kutub

senama saling berdekatan?

3. Bagaimanakah pola serbuk besi ketika kutub belainan

berdekatan?

I

LKS 4.3.1

Materi Pelajaran : Induksi Elektromagnetik

Tujuan : Mengamati terjadinya arus listrik yang ditimbulkan sebuah

magnet

Alat dan bahan : Kumparan 500 lilitan ,Galvanometer, Magnet batang dan

kabel

Cara Kerja 1. Rangkailah alat seperti gambar

2.Gerakkan kutub U magnet batang keluar masuk pada kumpaan

dan amati jarum

Galvanometer!

3.Gerakkan kutub S magnet keluar masuk kumparan, amati jarum

galvano meter!

4. Diamkan magnet dalam kumparan dan amati jarum galvanometer

Pertanyaan

1.Bagaimanakah gerak Jarum galvanometer pada saat Gambar

a. Kutub U digerakkan

b. Kutub S digerakkan

c. Magnet diam didalam kumparan

2. Menunjukkan hal apakah gerak jarum galvano meter?

3. Diskusikan dan simpulkanlah hasil pengamatanmua!

LKS 4.3.2

Materi Pelajaran : Induksi Elektromagnetik

Tujuan : Menyelidiki faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi

Alat dan bahan : Kumparan 500 dan 1200 lilitan, Galvanometer, dua magnet

bataang dan kabel

Cara Kerja 1. Rangkailah kumparan 500 lilitan dengan galvano meter hingga

membentuk rangkaian tertutup

2.Gerakkan magnet keluar masuk kumparan 500 dan amati jarum

galvanometer

3.Gerakkan magnet dengan cepat dan amati jarum galvanometer

4. Gunakan 2 magnet batang dengan cara 2

5.Ganti kumparan 500 dengan 1200 dan lakukan cara 2

6. Catat hasil pengamatan dalam buku kerja

Pertanyaaan

1.Pada kegiatan itu bila mana simpangan jarum galvanometer terbesar?

2.Faktor2 apa saja yang mempengaruhi besar GGL induksi?

3.Diskusikan hasil pengamatanmu, dan buatlah kesimpulan!

LKS 4.3.3

Materi pelajaran : Induksi Elektromagnetik

Tujuan : Mengetahui prinsip kerja transformator

Alat dan bahan : Inti besi, Voltmeter, Kertas, Penghantar dan Catu Daya

Cara Kerja 1. Lilitkan penghantar pada inti besi

2.Tutuplah lilitan pada inti besi dengan kertas.Selanjutnya lilitkan

penghantar pada

Gulungan kertas seperti gambar

3.Pasangkanlah rangkaian tersebut pada catu daya

4.Amatilah jarum pada voltmeter

Gambar

Pertanyaan

1. Bagaimanakah jarum penunjuk pada voltmeter? Mengapa demikian?2. Catatlah kesimpulanmu dibuku kerjamu!