ptk ipa
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada saat ini sudah
harus dilakukan untuk dapat mengikuti berbagai perkembangan ilmu dimasa yang
akan datang dan dapat menjawab berbagai persoalan yang ada di masyarakat
maupun di tempat kita mengampu pendidikan,sehingga sumber daya manusia
(SDM) dapat ditingkatkan. Namun dalam kita melakukan suatu kegiatan apapun,
sudah pasti ada suatu ganjalan yang harus kita lewati untuk mencapai tujuan itu.
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar IPA kebanyakan anak hanya sekedar
mengikuti, kurang cakap dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan ,
sehingga untuk mencapai hasil belajar yang sesungguhnya sangat sulit tercapai
sesuai yang ditargetkan oleh sekolah SMP Negeri 4 Amlapura sebesar 63. 65 dan
67 masing-masing untuk kelas VII,VIII dan kelas IX. Untuk mengetahui
pencapaian tujuan pembelajaran, maka setiap akhir program pembelajaran
dilakukan evaluasi, salah satu hasil evaluasi tersebut adalah hasil belajar IPA.
Hasil belajar IPA di SMPN 4 Amlapura yang dicapai oleh siswa masih sangat
rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian IPA siswa kelas IXA seperti
berikut.
Tabel 1.1 Rata-Rata nilai ulangan harian I
Mata Pelajaran Rata-Rata Ketuntasan Klasikal
IPA 62,3 40%
Hasil belajar IPA untuk siswa seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Mengidentifikasikan bahwa kemampuan siswa dalam belajar IPA belum optimal.
Hasil obbservasi dengan sejumlah guru IPA dan siswa SMP Negeri 4
Amlapura tentang proses pembelajaran di dapat data sebagai berikut ; Pertama
Prestasibelajar siswa di bidang IPA masih rendah, hal ini dapat dibuktikan dengan
lomba-lomba yang diikuti tidak pernah sampai mendapat juara. Kedua guru dalam
menyajikan materi semata-mata hanya berorientasi pada materi yang tercantum
dalam kurikulum dan buku teks, sehingga kurang dikaitkan dengan pengalaman
dan pengamatan siswa dalam kehidupan sehari hari. Kondisi tersebut
menyebabkan PBM kurang bermakna bagi siswa, serta mengurangi minat dan
motivasi siswa. Padahal menurut penelitian anak-anak menjadi berminat
untuk belajar jika dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman
mereka dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Ketiga Bagi siswa belajar
tampaknya untuk menghadapi ulangan dan lepas dari kehidupan nyata mereka.
Sedangkan yang namanya kegiatan belajar mengajar antara pemberi
materi dan yang menerima haruslah sama-sama dalam keadaan
kondusif,aktif,kreatif dan saling mengisi,sehingga timbul timbal balik dan ada
interaksi. Dari kekurangan yang ada dikelas IX A dimana KKM dalam setiap
evaluasi tidak tercapai/prosentasenya kecil,siswa kurang termotivasi,kurang bisa
mengekplorasi pengetahuan dan tidak berani mengemukakan pendapatnya,
sehingga kami mencoba untuk mengubah proses kegiatan belajar mengajar
dengan harapan ;KKM dalam setiap evaluasi dapat tercapai/prosentasenya
meningkat baik secara perorangan maupun klasikal, anak menjadi termotivasi dan
selalu senang dalam setiap KBM berjalan dan berani mengemukakan pendapatnya
dalam setiap ada kesempatan,sehingga KBM menjadi aktif,kreatif dan tidak
membosankan.
Berdasarkan paparan permasalahan diatas, maka perlu adanya
strategi/model pembelajaran sehingga KBM menjadi lebih bermakna, Salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan Pembelajaran
kooperatif(cooperative learning),Yang merupakan suatu model pengajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki perbedaan
baik jenis kelamin,ekonomi maupun tingkat kemampuan akademik. Dalam
menyelesaikan tugas kelompk,setiap anggota saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Guru menyajikan
pelajaran dan siswa bekerja didalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut,sehingga pada akhirnya semua
siswa dikenai kuis tentang materi itu dan tidak boleh di bantu oleh teman. Berikut
Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif:
Tabel 1.2 Sintaks Pembelajaran Kooperative
FASE-FASE TINGKAH LAKU GURU
Fase 1
Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai
pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa
Menjelaskan cara- cara membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok untuk
kedalam kelompok
belajar
melakukan transisi secara afisien.
Fase 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar.
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5
Evzluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberi penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Dengan menggunakan Model Pembelajaran seperti ini sudah jelas
bahwa guru tidak lagi menjadi sumber belajar yang utama, melainkan guru dapat
menerapkan model pembelajaran yang lebih memusatkan pada siswa, maka guru
dapat berperan sebagai menejer pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi
belajar bermakna.Proses kegiatan akan terjadi jika siswa dapat berinteraksi
dengan berbagai sumber belajar (Depdiknas,2003b;14).Untuk mencapai
kenyataan itu hendaknya guru menerapkan model pembelajaran. Salah satu
model pembelajaran yang akan dicoba dan diyakini dapat meningkatkan hasil
adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) berbantuan kartu
refleksi.
Atas dasar kenyataan yang diuraikan tersebut, penulis tertarik untuk
mengangkat judul penelitian ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dengan
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Kartu Refleksi pada siswa kelas
IX A SMP Negeri 4 Amlapura“.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang dicari
pemecahannya dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan
kartu refleksi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
IXA SMP Negeri 4 Amlapura?
2. Bagaimanakah respon siswa kelas IXA SMP Negeri 4 Amlapura
terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan
kartu refleksi
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXA SMP Negeri 4
Amlapura.
2. Mendeskripsikan respon siswa kelas IXA SMP Negeri 4 Amlapura
terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan
kartu refleksi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi siswa
Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi ini
dapat memberikan pengalaman bagi siswa untuk dapat berfikir kreatif dan
tanggung jawab atas pembelajaran yang telah dilakukannya.
2. Bagi peneliti/guru
a. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai salah satu alternatif dalam
memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil
belajarsiswa.
b. Dengan melakukan penelitian ini,peneliti dapat memperoleh pengalaman
langsung dalam melakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya
peningkatan hasil belajar.
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai syarat untuk naik pangkat
kejenjang yang lebih tinggi.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
Beberapa teori yang digunakan sebagai landasan berfikir untuk
menjawab permasalahan yang diangkat adalah; Model pembelajaran cooperative
berbantuan kartu refleksi.
1. Model Pembelajaran Kooperative Berbantuan Kartu Refleksi
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi dengan sejumlah siswa
membentuk kelompok kecil antara 4-5 orang yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam kerja kelompok siswa harus bekerja sama dan serius
mengerjakan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran kooperative belum dikatakan selesai jika salah satu dari anggota
kelompok belum menguasai bahan yang diajarkan.
Dalam pembelajaran kooperatif unsur dasar yang ada adalah sebagai berikut
(Lungdren,1994).
a. Semua siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka”tenggelam atau
berenang bersama”.
b. Semua siswa mempunyai tanggung jawab yang sama pada kelompok dalam
penguasaan materi yang dihadapi.
c. Semua siswa harus memiliki pandangan yang sama dan memiliki tujuan yang
sama.
d. Semua siswa membagi tugas dan tanggung jawab didalam kerja kelompok.
e. Semua siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Semua siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
ketrampilan bekerjasama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Pembelajaran kooperatif berasal dari ide-ide konstruktivis yang banyak
berlandaskan pada teori Vygotsky yang telah digunakan untuk menunjang
metode pengajaran. Salah satu prinsip yang diturunkan dari teorinya adalah
penekanan pada hakekat sosial dalam pembelajaran. Ia mengemukakan siswa
belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih
mampu (Slavin, 2000).Berdasarkan teori ini dikembangkan pembelajaran
kooperatif, yaitu siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep
yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Hal ini sejalan dengan ide Blanchard (2001) bahwa strategi CTL mendorong
siswa belajar dari sesama teman dan belajar bersama. Beberapa ciri dari
pembelajaran kooperatif adalah; (a) setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi
interaksi langsung antar siswa,(c) setiap anggota kelompok bertanggungjawab
atas belajarnya dan teman-teman sekelompoknya,(d) guru mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan interpersonal Kelompok,(e) guru hanya berinteraksi
dengan kelompok saat diperlukan (Cari,1993).
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif
sebagaimana yang dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu penghargaan
kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk
berhasil.
a. Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperative menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk
memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok didapat jika
mendapat skor diatas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok ditentukan
oleh kerja kelompok dan individu sehingga perlu saling bantu.
b. Pertanggungjawaban Individu
Kelompok akan berhasil sangat tergantung dari pembelajaran individu dari
semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban itu menitik beratkan pada
individu yang saling bantu dalam belajar.
c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup
nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh dari yang
terdahulu. Dengan metode skoring ini semua siswa baik yang berprestasi rendah,
sedang atau tinggi memperoleh kesempatan yang sama untuk berhasil dan
melakukan yang terbaik untuk kelompoknya.
2. Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperative
Menurut Arend (2008:12) terdapat empat pendekatan dalam
melaksanakan pembelajaran Kooperative yaitu Student Teams Achievement
Division, Jigsaw,GroupInvestigation dan Pendekatan Struktural , dan yang
diimplementasikan dalam penelitian ini hanyalah tentang Student Teams
Achievement Devisions (STAD). Slavin (2009:143) menjelaskan STAD terdiri
atas lima komponen utama yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemampuan
individu dan rekognisi tim.
a. Presentasi Kelas.
Dalam pembelajaran cooperative dengan pendekatan STAD yang
diterapkan selalu mengarah pada presentasi, sehingga peserta didik akan
menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama
presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka
mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
b. Tim.
Dalam setiap pembelajaran, tim terdiri dari empat atau lima peserta didik
yang diwakili seluruh bagian dari kelas yang membaur dalam hal kinerja
akademik dan jenis kelamin. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa
semua anggota tim benar-benar belajar dan menyiapkan anggotanya untuk bisa
mengerjakan kuis atau hasil kerja tim dengan baik. Tim adalah fungsi yang paling
penting dalam STAD karena melakukan yang terbaik untuk tim dan poin yang
ditekankan membuat tim menjadi yang terbaik untuk membantu anggotanya.
c. Kuis
Setelah pembelajaran satu atau dua pertemuan, para peserta didik akan
mengerjakan kuis individu, dan peserta didik tidak diperbolehkan membantu
dalam mengerjakan kuis,sehingga tiap peserta didik bertanggung jawab secara
individu untuk memahami materinya.
d. Skor Kemajuan Individu.
Tiap peserta didik dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal pada
timnya dalam system skor ini. Peserta didik diberikan skor awal yang diperoleh
dari rata-rata kinerja peserta didik tersebut sebelum dalam mengerjakan kuis.
Pesertab didik selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka
berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal
mereka.
e. Rekognisi.
Tim akan mendapat sertifikat atau penghargaan apabila skor rata-rata
mereka mencapai kriteria tertentu.
3. Ketuntasan Belajar Minimum/Hasil belajar minimal
Ketuntasan Belajar adalah tingkat/batas standar kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa permata pelajaran untuk menentukan hasil belajar, dimana nilai
ketuntasan belajar maksimum 100 dan nilai ketuntasan belajar siswa dinyatakan
dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 - 100. Nilai ketuntasan belajar tiap
matapelajaran ditetapkan diawal tahun pelajaran, dan penetapannya oleh forum
guru (MGMP). Penetapan standar ketuntasan ini dilakukan melalui analisis
indikator pencapaian pada kompetensi dasar yang terkait. Setiap KD
dimungkinkan adanya perbedaan KKM dan penetapannya harus memperhatikan.
a. Tingkat Esensial(kepentingan) terhadap KD dan Standar Kompetensi yang
harus dicapai oleh siswa pada setiap semester.
b. Tingkat Kompleksitas (Kesulitan dan Kerumitan) setiap KD yang harus
dicapai oleh siswa.
c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa.
4. Kartu Refleksi
Kartu Refleksi adalah Kartu yang digunakan pada akhir pembelajaran
yang berisi tentang himbauan dan petunjuk mengenai apa yang baru dipelajari
atau berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu dan
apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Refleksi merupakan respon terhadap
kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima(Nurhadi, 2002).
Pengetahuan yang bermakna diperoleh melalui suatu proses pengetahuan yang
dimiliki siswa diperluas dan diperdalam melalui konteks pembelajaran. Hal ini
sesuai degnan pandangan Konstruktivisme bahwa pengetahuan itu tidak sekali
jadi, tetapi diperdalam sedikit demi sedikit. Belajar dapat didefinisikan sebagai
proses menjadi tahu, dari tahu sedikit menjadi tahu lebih banyak, dari tahu yang
dangkal menjadi tahu yang lebih dalam. Agar terjadi proses refleksi guru
membantu siswa untuk membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan pengetahuan yang baru dipelajari. Dalam penerapan kartu refleksi
ini guru selalu menyisakan waktunya untuk siswa melakukan refleksi.
B. Kerangka Berfikir
Upaya yang dilakukan oleh guru untuk dapat mencapai KKM siswa/hasil
belajar adalah melakukan tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan secara
optimal. Menerapkan model dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar(KBM)
adalah merupakan contoh salah satu dari tindakan tersebut. Dalam penelitian ini
akan dicobakan suatu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif
berbantuan kartu refleksi. Model ini akan memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan rasa kerjasama dan tanggungjawab dalam pencapaian
KKM/hasil belajar sehingga dalam setiap evaluasi akan ada pencapaian KKM
dan bahkan melampaui KKM. Tercapainya KKM akan meningkatkan
kebermaknaan pembelajaran. Dari paparan semua ini sudah dapat diduga bahwa
upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan penelitian yang berjudul “Upaya
meningkatkan hasil belajar IPA dengan pembelajaran cooperative berbantuan
kartu refleksi “ benar-benar dapat terwujud dan pasti ada respon yang positif dari
siswa.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berfikir diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Upaya meningkatkan hasil belajar IPA dengan pembelajaran cooperative
berbantuaan kartu refleksi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXA
SMP Negeri 4 Amlapura.
2. Respon siswa kelas IXA SMP Negeri 4 Amlapura terhadap penerapan model
pembelajaran kooperative berbantuan kartu refleksi adalah positif.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan
mengikuti beberapa tahapan seperti yang dikemukakan Kemmis dan Taggart
(1998) yaitu, 1) tahap perencanaan (planning), 2) tahap tindakan (action), 3)
tahap observas /evaluasi (evaluation), dan 4) tahap refleksi (reflection), kemudian
kembali lagi ketahap perencanaan, tahap tindakan dan seterusnya sehingga
membentuk siklus seperti yang tertera pada gambar 3.1
SIKLUS I SIKLUS II
Perencanaan Perencanaan Rekomendasi
Tindakan Tindakan
Observasi/Evaluasi 0bservasi/Evaluasi
Refleksi R efleksi
Gambar 3.1 Siklus penelitian tindakan kelas
Refleksi awal
Keadaan awal tentang hasil belajar/pencapaian KKM diperoleh dari
ulangan harian pertama, Berdasarkan hasil itu ditemukan beberapa permasalahan
diantaranya adalah.
a. Pencapaian KKM / Hasil Belajar siswa sangat rendah prosentasenya.
b. Siswa tidak mengetahui pentingnya Hasil Belajar/KKM yang harus
dicapai.
c. Penggunaan metode ceramah/pembelajaran yang berpusat pada guru
masih mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar
Siklus I
Dalam siklus I, dilakukan beberapa tahapan yaitu perencanaan tindakan I,
pelaksanaan tindakan I, observasi dan evaluasi I, serta tahap refleksi yang
dilaksanakan oleh peneliti pada akhir siklus. Tujuan refleksi siklus I untuk
mencari kelemahan-kelemahan dan kelebihan yang terjadi dalam tindakan
sebelumnya ,dan memberikan pengobatan/masukan pada tindakan pada siklus
selanjutnya,sehingga kelemahan tindakan siklus berikutnya dapat ditekan
seminimal mungkin untuk mendapat hasil yang maksimal/meningkat.
Masing-masing tahapan dipaparkan sebagai berikut;
a. Perencanaan Tindakan
Untuk melaksanakan tindakan ,hal yang perlu dipersiapkan meliputi.
1. Menentukan materi ajar.
2. Menyiapkan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi.
3. Membentuk kelompok siswa yang kemampuannya heterogen
berdasarkan nilai IPA ulangan sebelumnya dengan anggota 4
sampai 5 orang
4. Menyiapkan instrument penelitian berupa:
- Lembar kerja siswa
- Rencana pembelajaran
- Test Hasil Belajar
- Kartu refleksi/Kuis
b. Pelaksanaan tindakan
Langkah – langkah yang dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar
adalah sebagai berikut:
Tahap pendahuluan
- Mengimpormasikan beberapa materi yang harus di ingat siswa sebagai
prasyarat pengetahuan dalam mempelajari materi yang akan diberikan.
- Menyampaikan hasil belajar/ketercapaian yang harus dicapai.
- Dengan Tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
stimulant untuk memotivasi siswa mengikuti pelajaran.
Tahap inti pembelajaran
1. Guru menyuruh siswa untuk mencari kelompoknya yang telah
ditentukan.
2. Guru menyeting pembelajaran sesuai dengan sintaks pembelajaran
Kooperatif berbantuan kartu refleksi.
3. Siswa berdiskusi untuk membahas masalah dan menjawab
pertanyaan- pertanyaan yang ada pada LKS dalam kelompoknya
4. Guru mengawasi siswa yang kerja dalam kelompok.
5. Guru memberi bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan.
6. Setelah waktu diskusi kelompok berakhir, dilanjutkan dengan diskusi
kelas
Tahap Penutup
1. Siswa membuat rangkuman dengan bantuan guru.
2. Guru memberi kartu refleksi untuk dipahami selanjutnya.
c. Observasi dan evaluasi
Observasi dilakukan setiap pertemuan dengan cara melihat langsung dan
mencatat kejadian/permasalahan yang baik maupun yang jelek dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Untuk mencari nilai atau hasil evaluasi tentang hasil
belajar/ pencapaian KKM dilakukan pada akhir siklus dengan test tertulis.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Sebagai acuan dalam refleksi ini
adalah test hasil belajar/pencapaian KKM. Hasil refleksi ini digunakan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan menyempurnakan perencanaan tindakan pada siklus
berikutnya. Untuk siklus II tahapannya juga sama dan merupakan perbaikan dari
tahapan siklus sebelumnya/pengobatan dari kekurangan dari tahapan sebelumnya
Tabel 3.1 Siklus dan Materi Pokok
Siklus Materi Pokok Pertemuan Ke Waktu
I Kemagnetan
1. Cara membuat magnet dan
menghilangkan sifat
magnet
2. Medan Magnet
1
2
3
2 X 40
2 X 40
2 X 40
3. Kemagnetan Bumi
Evaluasi (Test Hasil
Belajar IPA I)
4 2 X 40
II Induksi Elektromagnetik
4. Induksi
5. Penerapan Induksi
6. Transformator
Evaluasi (Tes Hasil Belajar II)
5
6
7
8
2 X 40
2 X 40
2 X 40
2 X 40
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IXA SMP N 4 Amlapura tahun
pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 38 orang ,dengan 23 laki-laki dan 15
perempuan sedangkan Obyek dari penelitian ini adalah: 1) Hasil
Belajar/Pencapaian KKM dan 2) Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif
berbantuan kartu refleksi yang diterapkan.
C. Sumber data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari
1. Data Hasil Belajar mata pelajaran IPA akhir siklus. Data ini
dikumpulkan dengan test esay
2. Data respon siswa dikumpulkan dengan angket respon pada akhir
penelitian.
Angket yang digunakan yaitu model skala Likert dengan pilihan sangat
setuju (SS),setuju (S), ragu- ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS). Untuk pernyataan yang positif masing-masing pilihan pada setiap item
diberi skor yaiti: SS=5 : S=4 :RR=3: TS=2: STS=1. Sedangkan untuk pernyataan
yang negatif , masing-masing pilihan pada setiap item diberi skor yaitu : SS=1 :
S=2: RR=3: TS=4: dan STS=5.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara:
- Melakukan test pada setiap akhir siklus.
- Melakukan observasi dalam setiap pembelajaran
- Wawancara pada saat diperlukan dalam KBM.
- Pemberian angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan
model pembelajaran.
2. Alat Pengumpulan Data
- Butir soal yang sudah dianalisis
- Lembar Observasi
- Pedoman wawancara.
- Lembar Kerja Siswa
- Daftar Nilai Kelas IXA
- KIT Listrik
E. Teknik analisis Data
1. Data Hasil Belajar.
Data ini dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan nilai hasil
test akhir siklus dan nilai rata-rata Hasil Belajar dengan rumus;
M = x1+x2+x 3+…+xn
N
Keterangan
M = Rata-rata Hasil belajar.
X = Nilai hasil belajar.
N = Banyaknya siswa.
(Nurkencana, Sunartana, 1990:173)
Kualifikasi pencapaian Hasil belajar/KKM ditentukan dengan kriteria berikut,
8,5 ≤ M ≤ 10 Sangat baik
7,0 ≤ M < 8,5 Baik
5,5 ≤ M < 7,0 Cukup
4,0 ≤ M < 5,5 Kurang
0 ≤ M < 4,0 Sangat Kurang
(STKIP Singaraja,1999:28)
Kriteria keberhasilan nilai untuk anak kelas IXA di SMP N 4 Amlapura adalah 67
sesuai dengan tuntutan/hasil MGMP IPA yang dituangkan dalam KKM. Untuk
mencari daya serap dan ketuntasan siswa secara klasikal digunakan rumus
sebagai berikut:
DS = M X 10%
Keterangan
M = Nilai rata-rata Hasil Belajar.
KB=Banyak siwa yangmemperole hnilai≥ 67N
x100
Keterangan
DS = Daya serap
KB = Ketuntasan belajar
N = Banyaknya siswa
Daya serap dan ketuntasan belajar yang dicapai mengacu pada tuntutan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu sesuai yang ditetapkan oleh sekolah
masing-masing melalui musyawarah guru mata pelajaran.
2. Data Respon Siswa
Analisis terhadap respon siswa dilakukan secara deskriptif. Kriteria
penggolongan respon siswa disusun berdasarkan mean ideal (MI) dan standar
deviasi ideal (SDI).
Rumus MI dan SDI adalah:
MI = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal).
SDI = 1/6 (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal).
(Nurkencana, Sunartana, 1991)
Respon siswa ditentukan dengan menghitung rata-rata respon siswa untuk
kemudian dikategorikan dengan pedoman berikut,
MI + 1,5 SDI ≤ R Sangat positif
MI + 0,5 SDI ≤ R < MI + 1,5 SDI Positif
MI - 0,5 SDI ≤ R < MI + 0,5 SDI Cukup positif
MI - 1,5 SDI ≤ R < MI - 0,5 SDI Kurang positif
R < MI - 1,5 SDI Sangat kurang positif
Untuk skor rata-rata respon siswa digunakan rumus:
R=∑ X
N
Keterangan :
R= skor rata-rata respon siswa
X = skor respon siswa
N = banyaknya siswa
F. Validasi Data
1. Dalam tahap persiapan.
Agar penelitian ini betul-betul valid, kami selaku peneliti minta
persetujuan dari Kepala Sekolah sebagai penanngung jawab instansi dan Kepala
Perpustakaan. Disamping itu juga agar data yang diperoleh dalam penelitian ini
lebih baik maka, kami peneliti berkoordinasi dengan sesama teman yang mengajar
satu rumpun yaitu yang mengajar mata pelajaran IPA di SMP Negeri 4 Amlapura.
Kerjasama yang kami lakukan dalam persiapan penelitian adalah:
- Pembuatan kisi-kisi soal, dan langsung menuangkan kedalam soal.
- Menguji coba soal dalam kelas
- Menganalisis soal untuk mengetahui tingkat kesukaran dan fungsi
masing-masing distraktor.
- Memperbaiki soal yang perlu diperbaiki
- Merahasiakan soal yang sudah dianalisis
- Pembuatan RPP yang sesuai dengan sintaks pembelajaran kooperative
- Pembuatan LKS yang dapat memotivasi siswa
2. Dalam tahap Pelaksanaan/Observasi
Pada tahap pelaksanaan /observasi kami selalu berpedoman pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah dituangkan
dalam silabus dan buku-buku yang relevan (bse), semua sarana dan materi
yang diperlukan dalam penelitian ini selalu mengacu pada refrensi yang
sudah mendapat pengakuan dari pemerintah. Tentang metode yang
digunakan juga selalu berpedoman pada buku-buku yang sudah mendapat
pengakuan dari pemerintah dan dikemukakan oleh pakar-pakar pendidikan.
Disinilah segala sesuatu yang dibuat dalam persiapan, diterapkan sebaik
mungkin dan untuk dapat betul-betul menggali informasi dari anak didik
sehingga data yang didapat sevalid mungkin.
3. Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi dilakukan pencarian data hasil belajar dengan
menggunakan test hasil belajar dan pencarian data tentang respon siswa
dengan angket yang telah disediakan.
G. Indikator Kinerja
Dalam penelitian ini peneliti selalu menginginkan agar metode yang
diterapkan dapat meningkatkan baik hasil belajar maupun respon siswa terhadap
pembelajaran yang diterapkan, sehingga hasil belajar/ pencapaian KKM yang
sudah ditetapkan oleh sekolah dapat tercapai bahkan mungkin supaya dapat
terlampaui. Pada tahun ini ketercapaian hasil belajar minimal atau KKM yang
sudah ditetapkan di SMP Negeri 4 Amlapura adalah sebagai berikut:
KKM Mata Pelajaran IPA Tahun 2010/2011
KELAS KKM
VII 63
VIII 65
IX 67
Tabel 3.2 KKM SMP N 4 Amlapura
Dari table diatas peneliti menginnginkan dalam setiap pembelajaran
semua anak dapat mencapai nilai minimal 67 untuk kelas IX,dan prosentasenya
dapat meningkat setiap saat, sehingga dalam penelitian ini antara siklus I dan
siklus II ada peningkatan nilai rata-rata maupun prosentase secara klasikal.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan terdiri atas beberapa tahap
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan , tahap evaluasi/penilaian dan refleksi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
menurut Kemmis dan Mc Targart dengan langkah – langkah dalam satu siklus
dapat digambarkan sebagai berikut
Bagan 3.3. Prosedur Penelitian
Persiapan
Orientasi dan observasi KBM
Merancang model pembelajaran kooperatif
Merancang perangkat eksperimen /LKS
Pelaksanaan
Pelaksanaan pre test di kelas
Melakukan kegiatan proses belajar mengajar di
kelas dengan model pembelalajaran kooperatif
Evaluasi
Pelaksanaan Penilaian Post test/ketercapaian KKM
Pengambilan Respon siswa terhadap model pemb
Refleksi
Dalam siklus pertama dilakukan beberapa tahapan seperti yang ada
dalam bagan yaitu; Perencanaan tindakan I, pelaksanaan tindakan I, observasi dan
evaluasi I serta refleksi yang dilakukan pada akhir siklus atau akhir pembelajaran.
Tujuan refleksi siklus I adalah untuk mencari kelemahan-kelemahan
dan kelebihan yang terjadi dalam tindakan, sehingga dalam siklus berikutnya
kelemahannya dapat diobati/ditekan sekecil mungkin.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran yang diuraikan pada bagian ini adalah hasil belajar
IPA pada siklus I dan siklus II serta respon siswa.
Hasil Belajar IPA siklus I
Data hasil belajar IPA pada siklus I terlihat pada lampiran 8 Distribusi
tingkat hasil belajar IPA pada siklus I disajikan pada table berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I
Kriteria Jumlah siswa
(orang)
% Keterangan
85 ≤ M ≤ 100 0 0% Sangat baik
70 ≤ M < 85 17 44,7% Baik
55 ≤ M < 70 20 53% Cukup
40 ≤ M < 5,5 1 2,6% Kurang
0 ≤ M < 40 0 0% Sangat
Kurang
Berdasarkan table 4.1 diperoleh persentase jumlah siswa yang termasuk
kategori baik sebesar 44,7% .kategorin cukup nsebesar 53% kategori kurang
sebesar 2.6% dan tidak ada siswa dengan kategori sangat baik dan sangat kurang.
Untuk daya serap dan ketuntasan belajar klasikalnya dihitung dengan
menggunakan data pada lampiran 8
DS = M X1% = 67,5 X 1% = 67,5%
KB = Banyaknya siswa yang memperoleh ≥ 67 X100%
N
= 44.7%
Dari hasil tersebut bahwa daya serapnya telah memenuhi kriteria yang
ditetapkan, sedangkan ketuntasan belajar klasikalnya belum memenuhi kriteria.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama pemberian tindakan pada
siklus I ditemukan beberapa kendala atau hambatan;
1. Beberapa siswa belum optimal berpartisipasi dalam kerja kelompok,
sehingga menyebabkan kelompok tersebut belum mampu menyelesaikan
kegiatan seperti yang tertuang dalam LKS maupun kartu refleksi.
2. Pada saat pengambilan data masih banyak anak yang belum
mempersiapkan diri secara maksimal , hanya ada beberapa siswa yang
berani bertanya diluar jam pelajaran. Ketidak siapan beberapa siswa
dalam menghadapi tes menyebabkan masih banyaknya siswa mendapat
nilai dibawah standar yang diharapkan sehingga ketuntasan belajarnya
masih ada dibawah standar kriteria keberhasilan. Adanya kendala atau
hambatan tersebut menyebabkan proses dan hasil pembelajaran belum
optimal sesuai yang diharapkan.
3. Masih banyak anak kurang efektif menggunakan waktu untuk belajar
sehingga menghambat tujuan yang ingin dicapai.
Adapun upaya untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan melakukan
tindakan sebagai berikut.
a. Pada siklus II dipilih salah satu kelompok sebagai kelompok terbaik
dengan kriteria dapat menyelesaikan kegiatan dengan sempurna sesuai
waktu yang telah ditentukan. Selain itu peneliti juga mengubah kelompok
yang terbentuk sebelumnya terutama kelompok yang pasif.
b. Memberikan arahan agar siswa tidak takut salah dan takut bertanya, baik
pada teman maupun pada guru pengajar dan guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk bertanya sebelum tes dimulai.
Hasil Belajar IPA Siklus II
Data hasil belajar IPA siklus II terlihat pada lampiran 9. Distribusi
tingkat hasil belajar IPA pada siklus II disajikan pada table berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II
Kriteria Jumlah
siswa(orang)
Persentase
%
Kategori
85 ≤ M ≤ 100 1 2,6% Sangat baik
70 ≤ M < 85 32 84,2% Baik
55 ≤ M < 70 6 15,8% Cukup
40 ≤ M < 55 0 0% Kurang
0 ≤ M < 40 0 0% Sangat Kurang
Berdasarkan table 4.2 diperoleh persentase jumlah siswa yang termasuk
kategori baik sangat baik 2,6%,kategori baik sebesar 81,6%, kategori cukup
sebesar 15,8%, dan tidak ada siswa dengan kategori kurang dan sangat kurang
Untuk daya serap dan ketuntasan belajar klasikalnya dihitung dengan
menggunakan data pada lampiran 9
DS = M X 10% = 71.4 X 10% = 71,5%
KB = Banyaknya siswa yang memperoleh ≥ 67 X100%
N
= 86,8 %
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa daya serap dan ketuntasan
klasikalnya telah memenuhi criteria yang ditetapkan.
Perbandingan hasil belajar IPA untuk masing-masing terlihat pada table
berikut
Tabel 4.3 Rata-Rata dan Ketuntasan Klasikal
Siklus Rata-Rata Hasil Belajar IPA Ketuntasan
Klasikal
Keterangan
I 67,5 44,7% Belum Tuntas
II 71,5 86,8% Tuntas
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa pada siklus I rata-rata skor
hasil belajar IPA sebesar 67,5 dan ketuntasan klasikalnya 44,7 masih kurang dari
ketuntasan klasikal yang ditetapkan 85%. Dengan demikian, pembelajaran pada
siklus I belum tuntas. Pada siklus II rata-rata hasil belajar IPA mengalami
peningkatan menjadi 71,5dan ketuntasan klasikalnya 86,8%, dengan ndemikian
pembelajaran pada siklus II tuntas. Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa terjadi
peningkatan sebesar 4,0 untuk rata-rata hasil belajar IPA dan 42,1% untuk
ketuntasan klasikalnya.
Respon Siswa
Data respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif berbantuan kartu
Refleksi terlihat pada lampiran 11. Distribusi respon siswa disajikan pada table
berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Respon Siswa
Kriteria Jumlah siswa
(orang)
Persentase
(%)
Kategori
80≤ R < 100 25 64,1% Sangat positif
67 ≤ R < 80 13 35,8% Positif
53 ≤ R < 67 0 0% Cukup positif
40 ≤ R < 53 0 0% Kurang positif
R < 40 0 0% Sangat Kurang
positif
Berdasarkan table 4.4, ada sebanyak 64,1% siswa yang memberikan
respon sangat positif, dan sebanyak 35,8% siswa memberikan respon positif dan
tidak ada siswa yang memberikan respon cukup positif, kurang positif, maupun
sangat kurang positif
B. Analisis Hasil Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, rata-rata skor hasil belajar
IPA sebesar 67,5 dengan kategori cukup/tuntas. Hasil itu menunjukkan telah
memenuhi syarat sesuai yang diharapkan dalam penelitian ini. Namun secara
klasikal ketuntasannya masih ada dibawah standar yang diharapkan, ketuntasan
belajar secara klasikal pada siklus I hanya sebesar 44,7% masih lebih kecil dari
yang diharapkan sebesar 85%. Dari hasil refleksi pada siklus I, terdapat hambatan-
hambatan menyebabkan belum tercapainya hasil yang diharapkan, yaitu ; (1) Ada
beberapa siswa yang belum sungguh-sungguh bekerja dalam kelompok. Dari hasil
pengamatan dan wawancara, siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam
kelompoknya masih ragu dan malu membimbing teman-temannya; (2) Pada saat
menghadapi tes, masih banyak siswa yang kurang siap dan percaya diri dan hanya
ad abeberapa siswa yang berani menanyakan permasalahan yang belum dipahami.
Berdasarkan kendala-kendala/permasalahan yang dialami pada siklus
I,maka pada siklus II dilakukan upaya untuk mengobati/memperbaiki kendala itu
dengan cara; (1) Peneliti kembali memperbaiki kelompok agar lebih heterogen
baik kemampuan akademis maupun jenis kelamin ,dan memotivasi agar anak
yang lebih mampu tidak ragu dan malu-malu untuk membimbing temannya.Untuk
lebih memotivasi pada siklus II peneliti memilih salah satu kelompok sebagai
kelompok terbaik jika dapat menyelesaikan kegiatan dengan baik dan tepat waktu.
(2) Peneliti memberikan arahan agar siswa tidak malu dan takut bertanya baik
pada guru maupun teman, jika ada permasalahan yang tidak dapat dipecahkan.
Selain itu sebelum tes dimulai peneliti juga memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum jelas .
Dengan adanya perbaikankan kendala-kendala pada siklus I,
pembelajaran pada siklus II tampak lebih baik, aktif dan menyenangkan sehingga
semua siswa kelihatan aktif dalam mencari penyelesaian lewat diskusi, hal ini
berdampak pada hasil yang diperoleh. Rata-rata skor hasil belajar IPA meningkat
dari67,5 dengan kategori cukup/tuntas pada siklus I menjadi sebsar 71,5 dengan
kategori baik /terlampaui pada siklus II. Ketuntasan belajar klasikal juga
meningkat dari 47,7%(belum tuntas) pada siklus I menjadi sebesar 86,6%(tuntas)
pada siklus II. Hasil analisis data respon siswa terhadap penerapan model
pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi dalam pembelajaran IPA
berada pada kategori sangat positif ( 82,7).
Dilihat dari hasilnya, penelitian ini dapat dikatakan berhasil, karena dua
butir kriteria keberhasilan dapat tercapai yaitu; (1) hasil belajar IPA selama
penerapan model pembelajaran kooperatif memenuhi kriteria yang ditetapkan,
Ketuntasan belajarnya meningkat dari belum tuntas menjadi tuntas. (2) respon
siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu
refleksi dalam pembelajaran IPA mencapai kategori sangat positif.
Keberhasilan yang diperoleh dalam penelitian ini disebabkan karena
adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran kooperatif,
yaitu; (1) Peserta didik bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.(2)Tim-
tim itu terdiri atas peserta didik yang berprestasi rendah, sedang dan tinggi. (3)
Sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembelajaran dan analisis hasil pembelajaran tersebut di
atas, dapat disimpulkan sebagai berikut;
5. Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi dalam
pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IX-
A SMP Negeri 4 Amlapura.
6. Respon siswa kelas IX-A SMP Negeri 4 Amlapura terhadap penerapan
model pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar sangat positif.
B. Saran
Beberapa saran yang dikemukakan terkait hasil pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi dalam
pembelajaran IPA adalah sebagaiberikut;
1. Bagi para guru IPA, disarankan untuk mencoba menggunakan
model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi
dalam mengajar IPA, karena model ini terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi pengelola pendidikan, disarankan agar hasil-hasil penelitian
mengenai keberhasilan guru dalam pembelajaran disebarluaskan
sehingga dapat bermanfaat dan dijadikan rereferensi bagi guru
untuk menambah wawasan tentang model-model pembelajaran.
Lampiran 1
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S 1991.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas 2003a.Kurikulum Berbasis Kompetensi : Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas 2007 Rambu-rambu Penetapan Standar Ketuntasan Belajar Minimum :Dikmenum.
Endang Sadbudhy,Nuryata,2010 Pembelajaran Masa Kini. Jakarta: Sekarmita.
Karyana,Pande Putu 2010 Penelitian Tindakan Kelas(PTK) Disajikan dalam Rangka Kegiatan Pemberdayaan MGMP IPA : Karangasem.
Nurkencan, Sunartatana, 1990. Evaluasi Hasil Belajar, Surabaya ; Usaha Nasional.
Sadia I.W,2007 Pembelajaran Kontekstual (contextual Teaching And Learning) Disajikan dalam PTK Bagi Guru SMP: Klungkung.
Sarya,I Gede 2007,Sistematika Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Disajikan dalam workshop PTK Guru Fisika, Karangasem.
Lampiran 2
KARTU REFLEKSI
Apabila anda sudah membaca atau mempelajari tentang kemagnetan
dengan baik seharusnya kamu sudah bisa dan mengerti tentang hal-hal
sebagai berikut;
1. Cara membuat magnet ada berapa? Dan jelaskan!
2. Garis gaya magnet dan medan magnet serta arah medan magnetnya.
3. Kemagnetan Bumi dan kutub-kutub magnet bumi
4. Medan magnet yang ditimbulkan arus listrik serta kutub-kutubnya.
5. Gaya Lorentz dan yang mempengaruhi
Apabila ada materi yang belum kamu pahami tanyakan, pada temanmu
dan gurumu. Setelah paham, maka pelajarilah bab selanjutnya!.
Lampiran 3
KARTU RFLEKSI
Apabila kamu sudah mempelajari tentang materi Induksi Elektro magnetic
dengan baik ,seharusnya kamu sudah mengerti dan bisa menjelaskan
tentang hal-hal sebagai berikut;
1. Cara membangkitkan GGL Induksi dan menjelaskannya.
2. Penerapan Induksi Elektromagnetik dan yang mempengaruhinya.
3. Menentukan Efisiensi Transsformator dan yang mempengaruhinya.
Apabila masih ada materi yang belum kamu pahami dan belum bisa
dimengerti, tanyakanlah pada teman yang sudah paham atau gurumu.
Setelah paham, maka pelajarilah bab selanjutnya!.
Lampiran 4
Test Pencapaian Hasil Belajar Siklus I
Waktu : 2 X 40 menit
Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
NO Pertanyaan – pertanyaan soal Skor
1 Sebutkan 3 cara membuat magnet dan jelaskan! 20
2 Gambarkanlah medan magnet berikut!
b
a
S U S SSUU S U U U S
20
3 Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi besarnya medan
magnet yang dihasilkan oleh elektromagnet!
20
4 Sebuah kawat panjangnya 10 m berada tegak lurus dalam
medan magnet sebesar 60 tesla. Jika kuat arus listrik yang
mengalir pada kawat 2 A ,tentukan besarnya Gaya Lorentz!
20
5 Tentukan arah medan magnet gambar berikut! 20
Lampiran 5
Test Pencapaian Hasil Belajar Siklus II
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan singkat (Waktu 80 mnt)
No Pertanyaan Skor
1 Mengapa magnet yang digerakkan disekitar kumparan,
pada kedua ujung kumparan dapat mengakibatkan ggl
induksi?
20
2 Sebutkan lima cara menimbulkan ggl induksi 20
3 Sebutkan 4 alat yang menerapkan induksi
elektromagnetik
20
4 Sebutkan perbedaan antara trafo step up dengan trafo
step donw
20
5 Sebutkan 3 faktor yang mempengruhi efisiensi trafo 10
6 Sebutkan upaya yang dilakukan untuk membuat kualitas
trafo tinggi
20
7 Tegangan sekunder trafo 330V dan perbandingan jumlah
lilitan primer dan sekunder 1 : 3 . Tentukan tegangan
primer trafo
30
8 Sebuah trafo tegangan primer dan sekundernya 220V
dan 55V. Jika kuat arus primer 0,5 A dan kuat arus
sekunder 1,5 , berapakah efisiensi trafo?
30
9 Bagaimanakah cara memperbesar arus induksi? 10
10 Jelaskan perbedaan prinsip dari generator arus searah
dengan generator arus ac
20
Lampiran 6
DAFTAR NAMA SISWA KELAS IXA SMP NEGERI 4 AMLAPURA
TH 2010/2011
1. Ari Pratiwi Ni Made 20. Rumi Hendra Cahyani Ni Ny.
2. Ari Putra I Ketut 21. Sri Mahayuni Ni Putu
3. Aridamayanti I Kadek 22. Suardana Putra I Komang
4. Astuti Ni luh 23. Sucitawati Ni Made
5. Ayu Purnamisari Julianti 24. Sudarmawan I Ketut
6. Ayu Sukerni Ni Komang 25. Budiana I Nengah
7. Bagus Temen I Gusti 26. Suendra I Gede
8. Dedy AstinaPutra I Kadek 27. Sumiasih Ni Luh
9. Dewi Astriani Ni Wayan 28. Urip Astawa I Kadek
10. Diah Paramita Putu 29. Wahyu Ariawan I Gede
11. Dude Arimbawa I Komang 30. Suartana I Nengah
12. Eka Sekarini Ni Luh 31. Warnika I Wayan
13. Eny Sri Wahyuni Ni Komang 32. Wendy Mertajaya I Nyoman
14. Juli Hermawan I Komang 33. Wijaya I Made
15. Karsi Sanila I Gusti Ayu 34. Windu Julihartawan I Gede
16. Mertayasa I Wayan 35. Yana Saputra I Gede
17. Padmayasa I Putu 36. Yuli wulandari Putu
18. Ratih Nama Sari I Gusti Ayu 37. Yulia Pratami Adnyani Ni Pt
19. Ristawa I Made 38. Yuliantari Ni Luh
Lampiran 9
DATA HASIL BELAJAR SIKLUS II
No siswa Hasil Pencapaian KKM/Hasil Belajar Keterangan
1 80 Baik
2 75 Baik
3 75 Baik
4 70 Baik
5 85 Baik
6 80 Baik
7 70 Baik
8 85 Baik
9 70 Baik
10 75 Baik
11 70 Baik
12 70 Baik
13 75 Baik
14 65 Cukup
15 80 Baik
16 75 Baik
17 70 Baik
18 70 Baik
19 75 Baik
20 70 Baik
21 70 Baik
22 75 Baik
23 90 Sangat baik
24 70 Baik
25 80 Baik
26 65 Cukup
27 70 Baik
28 75 Baik
29 70 Baik
30 68 Cukup
31 70 Baik
32 75 Baik
33 70 Baik
34 70 Baik
35 75 Baik
36 75 Baik
37 67 Cukup
38 67 Cukup
Rata-Rata 71,5
Lampiran 8
DATA HASIL BELAJAR SIKLUS I
No Siswa Data Hasi pencapaian KKM Keterangan
1 65 Cukup
2 75 Baik
3 67 Cukup
4 67 Cukup
5 65 Cukup
6 75 Baik
7 70 Baik
8 70 Baik
9 75 Baik
10 60 Cukup
11 65 Cukup
12 70 Baik
13 65 Cukup
14 70 Baik
15 65 Cukup
16 50 Kurang
17 70 Baik
18 70 Baik
19 75 Baik
20 60 Cukup
21 70 Baik
22 60 Cukup
23 65 Cukup
24 70 Baik
25 65 Cukup
26 70 Baik
27 70 Baik
28 60 Cukup
29 70 Baik
30 65 Cukup
31 75 Baik
32 65 Cukup
33 70 Baik
34 65 Cukup
35 70 Baik
36 65 Cukup
37 65 Cukup
38 65 Cukup
Rata-Rata 67,5
Lampiran 10
ANGKET RESPON SISWA
Anda diminta memberikan tanggapan terhadap proses pembelajaran
dengan menggunakan model belajar kooperatif dengan berbantuan kartu
refleksi
Petunjuk
1. Pada tabel berikut terdiri dari pernyataan-pernyataan yang terkait
dengan proses pembelajaran. Berikanlah tanggapan kalian dengan
memberikan tanda (x) pada kolom yang sesuai dengan pilihan
kalian.
2. Angket ini tidak ada hubungannya dengan nilai raport atau hal-hal
lain yang dapat merugikan kalian.
Keterangan
SS = Sangat setuju. R = Ragu-ragu. STS = Sangat tidak
setuju
S = Setuju TS = Tidak Setuju
No PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Konsep Magnet dan Induksi
Elektromagnetik
Yang diajarkan dapat menambah wawasan
pengetahuan saya khususnya dalam
pelajarana IPA
No PERNYATAAN SS S R TS STS
2 Konsep Magnet dan Induksi
Elektromagnetik
Yang diajarkan sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
3 Menurut saya,konsep magnet dan Induksi
yang diajarkan terlalu banyak dan hanya
menambah beban belajar.
4 Permasalahan yang diajukan diawal
pembelajaran memotivasi saya untuk untuk
mengetahui tentang magnet dan induksi E
5 Dengan kartu refleksi saya lebih senang
belajar IPA
6 Dengan kartu refleksi menambah motivasi
dan semangat belajar saya
7 Dengan adanya kartu refleksi saya lebih
diingatkan untuk belajar kembali
8 Dengan adanya kesempatan berdiskusi
dapat membantu saya dalam menjawab
permasalahan yang dihadapi
9 Pada kegiatan diskusi, saya termotivasi
untuk mengemukakan gagasan/ide tentang
materi yang diajarkan
No PERNYATAAN SS S R TS STS
10 Dengan adanya kegiatan praktikum yang
disertai dengan kegiatan diskusi, saya lebih
tertarik untuk mempelajari konsep-konsep
IPA.
11 Dengan penerapan pembelajaran
kooperatif berbantuan kartu refleksi saya
tidak merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran
12 Dengan adanya kegiatan praktikum,
hasilnya lebih lama dapat diingatkan.
13 Dengan adanya kegiatan praktikum yang
disertai dengan kegiatan diskusi dapat
meningkatkan aktifitas saya dalam proses
pembelajaran
14 Dengan kegiatan praktikum yang disertai
dengan diskusi kelompok ,materi ajar lebih
mudah saya pahami.
15 Cara mengajar yang diterapkan tidak
membuat saya bosan dan jenuh
16 Cara mengajar yang diterapkan dapat
mengembangkan cara kerja kelompok
dalam kelas maupun dengan guru pengajar
No PERNYATAAN SS S R TS STS
17 Model pembelajaran yang diterapkan perlu
dilanjutkan pada pembelajaran IPA
berikutnya
18
Belajar dengan model kooperatif dapat
meningkatkan hasil belajar
19 Belajar dengan model kooperatif
berbantuan kartu refleksi dapat lebih
mudah untuk memahami materi ajar
20 Dengan penerapan model pembelajaran ini
saya merasa lebih senang dan termotivasi
Lampiran 11
DATA RESPON SISWA
No siswa Skor Keterangan
1 78 Sangat positif
2 90 Sangat positif
3 98 Sangat positif
4 78 Sangat positif
5 80 Sangat positif
6 86 Sangat positif
7 80 Sangat positif
8 84 Sangat positif
9 76 Positif
10 77 Positif
11 77 Positif
12 80 Sangat positif
13 75 Positif
14 85 Sangat positif
15 84 Sangat positif
16 90 Sangat positif
17 95 Sangat positif
18 83 Sangat positif
19 82 Sangat positif
20 91 Sangat positif
21 76 Positif
22 78 Sangat positif
23 78 Sangat positif
24 74 Positif
25 76 Positif
26 80 Sangat positif
27 86 Sangat positif
28 81 Sangat positif
29 91 Sangat positif
30 94 Sangat positif
31 82 Sangat positif
32 80 Sangat positif
33 75 Positif
34 77 Positif
35 78 Sanagt positif
36 80 Sangat positif
37 90 Sangat positif
38 92 Sangat positif
Rata-Rata 82,7
Lampiran
LEMBAR OBSERVASI DALAM SETIAP PEMBELAJARAN
Pertemuan ke :
Hari/Tanggal :
No Kelompok Permasalahan yang ditemukan
1 I
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
7 VII
8 VIII
ABSTRAKS
Dastra, I Nyoman,2011 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Model Pembelajaran Kooperative Berbantuan Kartu Refleksi
Kata-Kata Kunci, Kooperatif, Kartu Refleksi, Hasil Belajar IPA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran cooperative berbantuan kartu refleksi dan mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan model ini. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP Negeri 4 Amlapura pada siswa kelas IXA.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri tahapan-tahapan; perencanaan, tindakan,observasi/evaluasi,dan refleksi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah; data hasil belajar IPA dan data respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi. Data mengenai hasil belajar IPA dikumpulkan dengan tes hasil belajar IPA, dan data respon siswa dikumpulkan dengan angket respon siswa. Data hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan mencari rata-ratanya dan digolongkan ke dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang (untuk hasil belajar IPA) serta klasifikasi sngat positif, positif, cukup positif, kurang positif, dan sangat kurang positif (untuk respon siswa) Hasil penelitian ini adalah; terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dari 67,5 (siklus I) menjadi 71,5(siklus II) dan peningkatan ketuntasan klasikal dari tidak tuntas (44,7%) menjadi tuntas (86,8%). Respon siswa terhadap penerapan model ini adalah sangat positif (82,7). Sehubungan dengan hasil penelitian ini dapat dikategorikan berhasil, maka diajukan saran kepada guru-guru IPA untuk mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan kartu refleksi sebagai model pembelajaran alternatif dalam mengajar IPA karena model ini sudah terbukti berhasil meningkatkan hasil belajar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Sekolah : SMP
Kelas / Semester : IX (Sembilan)/1
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Standar Kompetensi
4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar
4.1 Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet
Indikator
1. Menjelaskan pengertian magnet, bahan magnetik dan bahan non
magnetik
2. Menunjukkan sifat kutub magnet
3. Berbagai cara membuat magnet dan cara menghilangkan sifat
kemagnetan
4. Menggambarkan medan magnet dengan garis-garis gaya magnet.
5. Memaparkan teori kemagnetan bumi
6. Menjelaskan sifat medan magnet secara kualitatif di sekitar kawat
berarus listrik
Alokasi waktu : 6 x 40’ ( 3 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian magnet, bahan magnetik dan bahan non magnetik
2. Menjelaskan sifat-sifat kutub magnet.
3. Menemukan cara membuat magnet.
4. Menjelaskan cara menghilangkan sifat kemagnetan benda magnet.
5. Menjelaskan pengertian medan magnet dan cara menggambarkan garis-
garis gaya magnet.
6. Mendeskripsikan teori kemagnetan bumi.
7. Menjelaskan pengaruh medan magnet di sekitar kawat berarus listrik.
B. Materi Pembelajaran:
Gejala kemagnetan dan cara membuat magnet
C. Metode Pembelajaran:
1. Model : - Direc Intruction (DI)
- Kooperatif Learning (CL)
2. Metode: - Diskusi informasi
- Eksperimen
D. Langkah- langkah Kegiatan :
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan pendahuluan
1. Motivasi dan apersepsi
- Apa yang terjadi jika dua kutub magnet saling didekatkan ?
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru membimbing siswa membentuk kelompok
Guru menyuruh siswa untuk membaca buku paket bse hal.187 dan
memberi lks untuk eksperimen.
Elaborasi
1. Siswa secara kelompok melakukan diskusi untuk menjelaskan
pengertian magnet, bahan magnetik dan bahan non magnetik.
2. Siswa melakukan diskusi hasil kajian pustaka dengan bimbingan guru.
3. Guru menyuruh seorang siswa melakukan demonstrasi percobaan
menentukan sifat magnet sesuai LKS.
4. Siswa melakukan diskusi kelompok tentang hasil demonstrasi dengan
bimbingan guru.
Konfirmasi
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Siswa yang lain bersama guru memberikan konfirmasi tentang hasil
presentasi
Guru memberi penghargaan pada kelompok yang berhasil.
Kegiatan Penutup
1. Siswa membuat rangkuman dipandu oleh guru
2. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang
dipelajari.
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan pendahuluan
1. Motivasi dan apersepsi
- Bagimana cara membuat magnet ?
2. Prasyarat pengetahuan
- Sifat-sifat kutub magnet
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru.
2. Guru memberi petunjuk tentang cara kerja kegiatan lewat lks.
Elaborasi
Masing-masing kelompok melakukan eksperimen membuat magnet
dengan cara menggosok, dialiri arus listrik dan dengan cara induksi.
Masing-masing kelompok melakukan eksperimen cara menghilangkan
sifat kemagnetan.
Masing-masing kelompok melakukan percobaan medan magnet
Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil eksperimen dengan
bimbingan guru.
Konfirmasi
- Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerjanya didepan kelas
- Siswa yang belum dapat giliran menanggapi hasil kerja yang disampaikan
- Guru memberi pujian pada kelompok yang berhasil
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa membuat rangkuman dipandu oleh guru
2. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang
dipelajari
3. Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan pendahuluan
1. Motivasi dan apersepsi
- Mengapa jarum kompas selalu menunjuk arah utara selatan ?
2. Prasyarat pengetahuan
- Sifat-sifat kutub magnet
c. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru.
2. Siswa mendengar arahan guru tentang cara kerja kegiatan
Elaborasi
Masing-masing kelompok melakukan kajian pustaka tentang
kemagnetan bumi.
Masing-masing kelompok melakukan pengamatan tentang medan
magnet di sekitar arus listrik( percobaan Oersted ) yang
didemonstrasikan guru lewat charta.
Siswa mendiskusikan hasil eksperimen dalam bimbingan guru.
Konfirmasi
- Setiap kelompok menyampaikan hasil kerjanya didepan kelas
- Siswa lain bersama guru member konfirmasi tentang hasil kerja
kelompok
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa membuat rangkuman di bantu oleh guru
2. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang
dipelajari
E. Sumber Belajar
a. Buku Fisika kelas IX bse magnet batang, statif dan benang nilon, serbuk
besi, sumber tegangan, palu, api.
b. Buku Referensi
c. Alat-alat : magnet batang, statif dan benang nilon, serbuk besi, sumber
tegangan,palu, api.
F. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik penilaian:
- Tes tertulis
- Tes Unjuk Kerja
b. Bentuk instrumen:
- Uraian dan pilihan ganda
c. Contoh instrumen:
Contoh soal uraian :
1. Jelaskan pengertian bahan feromagnetik dab berilah 3 contohnya!
2. Apa yang akan terjadi jika dua kutub magnet yang senama didekatkan ?
3. Jelaskan tiga cara membuat magnet !
4. Dari hasil percobaan,sebutkan tiga hal penting tentang garis-garis gaya
magnet !
5. Jelaskan pengertian sudut deklinasi dan sudut inklinasi !
6. Berilah kesimpulan percobaan Oersted !
Contoh soal pilihan ganda :
Magnet jarum berubah kedudukannya sewaktu arus listrik mengalir pada
kawat penghantar. Hal ini membuktikan bahwa ....
a. arus listrik menimbulkan medan magnet
b. penghantar berarus listrik menjadi magnet
c. di sekitar penghantar terjadi magnet elementer
d. penghantar berarus listrik menjadi elektromagnet
Lebih lanjut lihat Uji Kompetensi buku paket bse hal 203
Soal Uji Petik Kerja
Rubrik :
No Kegiatan Skor
1 2 3 4
1 Cara merangkai alat
2 Kerja sama dalam kelompok
3 Menanggapi jawaban kelompok lain
4 Menarik kesimpulan percobaan
Skor maksimum = 16
Berilah tanda cek (V) pada kolom skor 1, 2, 3, dan 4, dengan ketentuan:
1 : kurang 2 : sedang 3 : baik 4 : sangat baik
Mengetahui, Amlapura 1 Juli 2010
Kepala SMP N 4 Amlapura. Guru Mata Pelajaran
I Wayan Gede Suastika SPd I Nyoman Dastra SPd
NIP 196208201983011004 NIP196611301990021003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Sekolah : SMP
Kelas / Semester : IX (Sembilan)/1
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Fisika.
Standar Kompetensi
4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar
4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan kemagnetan dalam produk teknologi.
Indikator
7. Menjelaskan cara kerja bel listrik, relai, telepon
8. Menemukan penggunaan gaya Lorentz pada beberapa alat listrik
sehari-hari
9. Menyadari pentingnya pemanfaatan kemagnetan dalam produk
teknologi
Alokasi waktu : 2 x 40’ ( 2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
8. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja bel listrik.
9. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja relai.
10. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja telepon.
11. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja motor listrik
12. Menjelaskan bagian-bagian penting dan cara kerja alat ukur listrik
13. Menjelaskan pentingnya pemanfaatan kemagnetan dalam produk
teknologi.
B. Materi Pembelajaran:
Pemanfaatan kemagnetan.
C. Metode Pembelajaran:
1. Model : - Kooperatif Learning (CL)
2. Metode: - Diskusi informasi
D. Langkah- langkah Kegiatan :
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan pendahuluan
1. Motivasi dan apersepsi
- Bagaimana cara kerja bel listrik ?
2. Prasyarat pengetahuan :
- Prinsip elektromagnet
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa dibimbing guru membentuk kelompok
Siswa mendengar arahan guru tenteng kegiatan selanjutnya
Siswa melakukan kajian pustaka untuk menjelaskan bagian-bagian
penting dari bel listrik, relai dan telepon.
Elaborasi
5. Siswa melakukan diskusi hasil kajian pustaka dengan bimbingan
guru.
6. Guru membimbing kelompok-kelompok dan membantu
permasalahan yang dialami
Konfirmasi
-Siswa secara bergilir mempresentasikan hasil kerjanya
-Siswa yang lain menanggapi hasil kerja kelompok
-Guru memberi penghargaan pada semua anak yang berhasil
c. Kegiatan Penutup
1. Guru membimbing siswa membuat rangkuman
2. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang
dipelajari.
2. Pertemuan Kedua
c. Kegiatan pendahuluan
1. Motivasi dan apersepsi
- Bagimana cara kerja motor listrik ?
3. Prasyarat pengetahuan
- Gaya Lorentz.
d. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru
Siswa mendengar penjelasan guru tentang jalannya kegiatan
Siswa melakukan kajian pustaka untuk menjelaskan bagian-bagian
penting dari motor listrik dan alat ukur listrik.
Elaborasi
1. Siswa melakukan diskusi hasil kajian pustaka dengan bimbingan guru.
2. Siswa dibantu guru untuk mendalami tentang motor dan alat ukur
listrik
Konfirmasi
- Siswa menyampaikan hasil kerja kelompok didepan kelas
- Guru dan siswa lain memberikan konfirmasi hasil kerja kelompok
c. Kegiatan Penutup
3. Guru membimbing siswa membuat rangkuman
4. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui daya serap materi yang
dipelajari
5. Guru memberi tugas siswa untuk mengidentifikasi peralatan dalam
kehidupan sehari-hari yang menggunakan prinsip kemagnetan.
E. Sumber Belajar
a. Buku Fisika kelas IX bse
b. Buku Referensi
c. Alat-alat : bel listrik,baterai, magnet U, aluminium foil, saklar,motor
listrik, alat ukur listrik
F. Penilaian Hasil Belajar
d. Teknik penilaian:
- Tes tertulis
e. Bentuk instrumen:
- Uraian dan pilihan ganda
f. Contoh instrumen:
Contoh soal uraian :
1. Sebutkan bagian-bagian penting dan prinsip kerja bel listrik !
2. Sebutkan penggunaan prinsip gaya Lorentz pada alat listrik dalam
kehidupan sehari-hari !
3. Identifikasikan alat-alat dalam kehidupan sehari-hari yang
menggunakan prinsip kemagnetan!
Contoh soal pilihan ganda :
Alat listrik berikut ini yang menggunakan prinsip gaya Lorentz
adalah ....
a. relai
b. telepon
c. motor listrik
d. bel listrik
Lebih lanjut lihat uji kompetensi buku pakat bse hal. 203
Mengetahui, Amlapura 1 Juli 2010
Kepala SMP N 4 Amlapura Guru Mata Pelajaran IPA
I Wayan Gede Suastika SPd I Nyoman Dastra SPd
NIP 196208201983021004 NIP 196611301990021003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Sekolah : SMP
Kelas / Semester : IX (Sembilan)/1
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)-Fisika
Standar Kompetensi
4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar
4.3. Menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan
prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi
elektromagnetik
Indikator
1. Menjelaskan terjadinya gaya gerak listrik induksi
2. Menjelaskan prinsip kerja generator DC, generator AC dan dinamo
sepeda.
3. Menjelaskan secara kualitatif prinsip kerja transformator dan
persamaan sederhana.
4. Menjelaskan transmisi daya listrik jarak jauh.
Alokasi waktu : 6 x 40’ ( 3 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian induksi elektromagnetik
2. Menjelaskan syarat agar terjadi ggl induksi pada sebuah kumparan
3. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi
4. Menyebutkan bagian-bagian penting generator arus searah( DC )
5. Menjelaskan cara kerja generator DC
6. Menyebutkan bagian-bagian penting generator arus bolak balik( AC )
7. Menjelaskan cara kerja generator AC
8. Menyebutkan bagian-bagian penting dinamo sepeda
9. Menjelaskan cara kerja dinamo sepeda
10. Menyebutkan perbedaan utama generator AC dan generator DC
11. Menjelaskan prinsip kerja sederhana transformator
12. Membedakan transformator step-up dan step-down
13. Menggunakan persamaan perbandingan lilitan dan tegangan pada trafo
untuk menyelesaikan soal sederhana
14. Menjelaskan transmisi daya listrik jarak jauh.
B. Materi Pembelajaran:
Induksi Elektromegnetik
C. Metode Pembelajaran:
1. Model : - Direc Intruction (DI)
- Kooperatif Learning (CL)
2. Metode: - Diskusi Informasi
- Eksperimen/ Demonstrasi
D. Langkah- langkah Kegiatan :
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan pendahuluan
1. Motivasi dan apersepsi
- Apakah yang akan terjadi jika jumlah garis-garis gaya magnet
mengalami perubahan terus-menerus ?
2. Prasyarat pengetahuan
- Apa kesimpulan percobaan Oersted?
3. Pra eksperimen:
- Mengenal galvanometer
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru.
b. Siswa mendengar arahan guru tentang kegiatan selanjutnya
Elaborasi
Masing-masing kelompok melakukan pengamatan tentang demonstrasi
yang dilakukan guru tentang induksi.
masing-masing kelompok melakukan diskusi di dalam kelompok.
Konfirmasi
- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok melalui diskusi kelas.
- Guru bersama siswa lain member konfirmasi hasil kerja kelompok
- Guru member penghargaan pada kelompok yang berhasil
c. Kegiatan Penutup
a.Guru membimbing siswa membuat kesimpulan
b. Guru memberi penghargaan pada setiap kelompok berdasarkan
kinerjanya
2. Pertemuan kedua
e. Kegiatan pendahuluan
1. Motivasi dan apersepsi
- Berasal dari mana sumber energi untuk menyalakan lampu pada
sebuah sepeda
2. Prasyarat pengetahuan
- Sebutkan cara-cara menimbulkan ggl induksi pada sebuah
kumparan
f. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru
Siswa melakukan arahan guru tentang jalannya kegiatan
Siswa melakukan kajian pustaka mengenai bagian-bagian
penting ,skema dan cara kerja generator AC, generator DC dan dinamo
sepeda
Elaborasi
Guru dan siswa mendiskusikan hasil kajian pustaka materi yang
dipelajari
Guru membimbing setiap kelompok untuk mencari materi yang
berhubungan dengan generator
Konfirmasi
Secara bergilir setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi
Guru member pujian pada semua anak yang berhasil.
g. Kegiatan Penutup
1. Guru memberi penguatan pada bagian-bagian yang penting.
2. Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap siswa
3. Pertemuan ketiga
a. Kegiatan pendahuluan
1. Motivasi dan apersepsi
- Dapatkah terjadi induksi pada kumparan yang di dekatkan dengan
kumparan lain yang mempunyai arus berubah-ubah ?
2. Prasyarat pengetahuan
- Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan elektromagnet !
- Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi !
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru
2. Siswa melakukan kajian pustaka kemudian mendiskusikan pengertian
transformator
Elaborasi
Dari data tentang jumlah lilitan kumparan primer, jumlah lilitan
kumparan sekunder, tegangan primer dan tegangan sekunder siswa
berdiskusi untuk menemukan hubungan antara Np, Ns, Vp, dan Vs.
Konfirmasi
Kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas,
guru dan kelompok yang tidak presentasi memperhatikan dan
menanggapi hasil presentasi
Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang hubungan
antara Np, Ns, Vp, dan Vs
Siswa memperhatikan contoh penyelesaian soal dengan menggunakan
hubungan antara Np, Ns, Vp, dan Vs
* Siswa dan guru melakukan diskusi informasi mengenai transmisi listrik
jarak jauh.
c. Kegiatan Penutup
- Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap siswa
- Siswa mencatat tugas rumah
E. Sumber Belajar
a. Buku Fisika kelas IX bse
b. Alat-alat praktikum : galvanometer, magnet batang, kumparan kawat.
c. Buku Referensi
F. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik penilaian:
- Tes tertulis
- Tes unjuk kerja
b. Bentuk instrumen:
- Pilihan Ganda
- Uraian
- Uji petik, kerja, prosedur
c. Contoh instrumen:
Pilihan Ganda
1. Dalam melakukan transmisi daya listrik melalui jarak jauh sebaiknya
menggunakan ....
a. tegangan tinggi
b. tegangan rendah
c. daya yang besar
d. kuat arus besar
2. Perbedaan generator AC dan generator DC terletak pada ....
a. adanya sikat
b. adanya cincin luncur
c. adanya magnet tetap
d. jumlah lilitan kumparan
Contoh soal uraian:
1. Apa yang akan terjadi pada jarum galvanometer jika kutub utara magnet
dikeluar masukkan ke dalam kumparan ?
2. Apa yang dimaksud dengan trafo? Sebutkan jenis-jenis trafo !
Lebih lanjut lihat uji kompetensi buku paket bse hal 223.
Tes Unjuk Kerja : Uji Petik Kerja Prosedur
Lakukan percobaan untuk mengamati timbulnya arus listrik di dalam
medan magnet. ( Eksperimen 6.1 hal 152 buku Fisika IX penerbit
Yudistira)
Rubrik Uji Petik Kerja Produk :
No. Aspek Skor
1. Menyusun alat percobaan dengan benar 3
2. Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar 2
3. Memperoleh data dengan benar 2
4. Membuat kesimpulan dengan benar 3
Jumlah skor 10
Nilai = jumlah skor yang diperoleh.
Mengetahui, Amlapura 1 Juli 2010
Kepala SMP N 4 Amlapura Guru Mata Pelajaran
I Wayan Gede Suastika SPd I Nyoman Dastra SPd
NIP 196208201983011004 NIP 196611301990021003
LKS 4.1.1
Materi Pelajaran : Kemagnetan dan cara membuat magnet
Tujuan : Mengetahui cara membuat magnet
Alat dan bahan ; Magnet tetap, benda magnetik,baterai, kawat berisolasi dan
paku kecil
Cara Kerja :
1.Gosoklah besi paku dengan magnet tetap kesatu arah ! Dan dekatkan paku
kecil pada paku
Paku yang sudah digosok, amati apa yang terjadi ?
1. Ambil magnet tetap dan dekati dengan paku besar ! ,Kemudian paku besar
dekati dengan paku kecil , amati apa yang terjadi ?
2. Rangkailah alat seperti pada gambar !
4.Dekati salah satu ujungnya dengan benda magnetik ,amati apa yang
terjadi?
Pertanyaan
1.Ada berapa cara membuat magnet?
2.jelaskan masing-masing cara membuat magnet?
LKS 4.1.2
Materi Pelajaran : Kemagnetan dan cara membuat magnet
Tujuan : Mengetahui interaksi antar kutub magnet
Alat dan bahan : Magnet batang, benang, spidol dan statif
Cara Kerja 1.Ikat magnet ditengah-tengah dan gantungkan pada statif!
2.Setelah seimbang dekati kutub magnet dengan kutub magnet
sejenis yang lain
3. Amati keadaan magnet
4. Ulangi cara kerja nomor 2 dan 3 ,tetapi menggunakan kutub
magnet yang
berlainan jenis
Gambar
Pertanyaan
1. Apa yang terjadi jika kutub sejenis didekatkan?
2. Apa yang terjadi jika kutub berlainan jenis didekatkan?
3. Buatlah kesimpulan dari kegiatan itu pada buku kerjamu!
LKS 4.1.3
Materi Pelajaran : Medan magnet
Tujuan : Mengamati medan magnet
Alat dan bahan : Magnet batang 2 buah, serbuk besi dan kertas tipis
Cara Kerja 1. Taruh magnet diatas meja ,tutup dengan kertas dan
taburkan serbuk besi
Diatas kertas secara merata
2. Getarkan kertas secara perlahan , amati apa yang terjadi?
3.Lakukan kegiatan 1 dan 2 dengan cara mengganti
magnet,baik dengan
Satu magnet maupun dua magnet yang kutubnya sama dan
berbeda.
4. Catat semua hasil pengamatanmu pada kertas kerjamu!
Pertanyaan
1. Dimanakah kelihatan serbuk besi paling padat?
2. Bagaimanakah pola serbuk besi ketika dua buah kutub
senama saling berdekatan?
3. Bagaimanakah pola serbuk besi ketika kutub belainan
berdekatan?
I
LKS 4.3.1
Materi Pelajaran : Induksi Elektromagnetik
Tujuan : Mengamati terjadinya arus listrik yang ditimbulkan sebuah
magnet
Alat dan bahan : Kumparan 500 lilitan ,Galvanometer, Magnet batang dan
kabel
Cara Kerja 1. Rangkailah alat seperti gambar
2.Gerakkan kutub U magnet batang keluar masuk pada kumpaan
dan amati jarum
Galvanometer!
3.Gerakkan kutub S magnet keluar masuk kumparan, amati jarum
galvano meter!
4. Diamkan magnet dalam kumparan dan amati jarum galvanometer
Pertanyaan
1.Bagaimanakah gerak Jarum galvanometer pada saat Gambar
a. Kutub U digerakkan
b. Kutub S digerakkan
c. Magnet diam didalam kumparan
2. Menunjukkan hal apakah gerak jarum galvano meter?
3. Diskusikan dan simpulkanlah hasil pengamatanmua!
LKS 4.3.2
Materi Pelajaran : Induksi Elektromagnetik
Tujuan : Menyelidiki faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi
Alat dan bahan : Kumparan 500 dan 1200 lilitan, Galvanometer, dua magnet
bataang dan kabel
Cara Kerja 1. Rangkailah kumparan 500 lilitan dengan galvano meter hingga
membentuk rangkaian tertutup
2.Gerakkan magnet keluar masuk kumparan 500 dan amati jarum
galvanometer
3.Gerakkan magnet dengan cepat dan amati jarum galvanometer
4. Gunakan 2 magnet batang dengan cara 2
5.Ganti kumparan 500 dengan 1200 dan lakukan cara 2
6. Catat hasil pengamatan dalam buku kerja
Pertanyaaan
1.Pada kegiatan itu bila mana simpangan jarum galvanometer terbesar?
2.Faktor2 apa saja yang mempengaruhi besar GGL induksi?
3.Diskusikan hasil pengamatanmu, dan buatlah kesimpulan!
LKS 4.3.3
Materi pelajaran : Induksi Elektromagnetik
Tujuan : Mengetahui prinsip kerja transformator
Alat dan bahan : Inti besi, Voltmeter, Kertas, Penghantar dan Catu Daya
Cara Kerja 1. Lilitkan penghantar pada inti besi
2.Tutuplah lilitan pada inti besi dengan kertas.Selanjutnya lilitkan
penghantar pada
Gulungan kertas seperti gambar
3.Pasangkanlah rangkaian tersebut pada catu daya
4.Amatilah jarum pada voltmeter
Gambar
Pertanyaan
1. Bagaimanakah jarum penunjuk pada voltmeter? Mengapa demikian?2. Catatlah kesimpulanmu dibuku kerjamu!