ptk hen

Upload: hendra-s-back

Post on 13-Jul-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi yang selalu dianggap sebagai mata pelajaran menghafal sangat membebani siswa untuk mempelajarinya. Apalagi bagi siswa yang memiliki ingatan yang lemah selalu tidak menyukai pelajaran biologi. Apabila kita meninjau buku pelajaran biologi sendiri yang penuh dengan tulisan atau cerita panjang terkadang membuat siswa bosan dan malas untuk membacanya. Virus adalah salah satu materi pokok ilmu biologi, kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam materi pokok ini ialah mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan. Materi ini merupakan materi yang abstrak karena untuk mengamatinya menggunakan alat bantu berupa mikroskop elektron, padahal yang ada di sekolah adalah mokroskop cahaya dan mikroskop elektrik binokuler, kedua mikroskop ini tidak bisa digunakan untuk mengamati virus sehingga sukar untuk dipahami tanpa visualisasi sehingga sangat memerlukan pemahaman dan ingatan yang kuat untuk memahaminya. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas X-2 di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto, dalam proses belajar mengajar, guru menggunakan metode ceramah dengan mendeskripsikan jenis-jenis virus tersebut dalam tulisan yang runtut dan nampak seperti cerita panjang, apalagi didukung dengan buku biologi yang digunakan adalah sebagian besar lebih banyak berisi tulisan dibandingkan gambar atau bagan yang menarik. Hal ini semakin membuat siswa bingung untuk membedakan jenis masing-masing dari setiap jenis. Hal seperti ini berpengaruh pada tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kebanyakan selama ini guru lebih sering berceramah kepada siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak terkeculai materi virus. Materi virus merupakan salah satu materi yang dinilai sulit oleh para siswa. Selain itu, ketuntasan hasil belajar siswa pada umumnya turun pada materi virus. Oleh karena itu, dengan kehadiran konsep strategi mind map diharapkan memperbaiki proses belajar mengajar yang selama ini di gunakan dengan tujuan untuk mencapai ketuntasan belajar siswany. Strategi pembelajaran dengan peta pikiran diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar. Peta pikiran merupakan suatu cara untuk membuat catatan yang efektif

sehingga diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mengingat konsep-konsep itu. Posner dan Rudnitsky dalam Nur (2001b: 36) menyatakan bahwa peta pikiran mirip peta jalan, namun peta pikiran menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta pikiran bukan hanya meggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu.

B. Rumusan Masalah Apakah penggunaan peta pikiran dapat mencapai ketuntasan hasil belajar siswa pada materi virus di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Puri Mojokerto?

C. Tujuan Mencapai ketuntasan hasil belajar siswa pada materi virus di kelas X-2 SMA Negeri 1 Puri Mojokerto dengan menggunakan strategi belajar peta pikiran.

D. Manfaat Bagi siswa: 1. Siswa menemukan strategi belajar menggunakan peta pikiran memahami materi dengan mudah. 2. Mempermudah siswa dalam memahami dan mengingat materi tentang virus. 3. Meningkatkan motivasi siswa dengan peta pikiran untuk lebih menyukai mata pelajaran biologi. 4. Tercapainya ketuntasan hasil belajar siswa. agar dapat

Bagi guru: 1. Mampu mengelola kelas dengan strategi belajar menggunakan peta pikiran guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 2. Tujuan pembelajaran dapat tercapai.

E. Definisi Operasional 1. Hasil belajar Menurut Sudjana, 2004, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sehingga yang yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa

pada saat ulangan harian setelah siswa mengikuti aktivitas belajar mengajar suatu materi tertentu. 2. Ketuntasan hasil belajar Pada penelitian ini, suatu hasil belajar dikatakan tuntas jika sebesar 60% dari jumlah siswa mendapatkan nilai 75.

F. Batasan Masalah Dalam memusatkan penelitian yang akan dilaksanakan maka perlu diperhatikan batasan bahwa Penelitian ini dilakukan pada materi virus.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu, hasil belajar yang dimaksud di sini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan citacita (Sudjana, 2004 : 22).Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa, yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39). Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian, hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran dimana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam

berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

B. Pengertian Konsep/ Organisasi Pikiran Menurut Carrol dalam Kardi (1997: 2) bahwa konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Konsep-konsep itu merupakan penyajian internal dari sekelompok stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati dan harus disimpulkan dari perilaku. Dahar menyatakan bahwa konsep merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan, dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Dengan demikian konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir dan belajar.

C. Pengertian Peta Pikiran Otak manusia bekerja mengolah informasi melalui mengamati, membaca, atau mendengar tentang sesuatu hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap. Selain itu, cara belajar siswa yang alami (natural) adalah sesuai dengan cara kerja otak seperti di atas berupa pikiran yang produknya berupa peta pikiran. Dengan demikian, belajar akan efektif dengan cara membuat catatan kreatif yang merupakan peta pikiran, sehingga setiap konsep utama yang dipelajari semuanya teridentifikasi dan tidak ada yang terlewat serta kaitan fungsionalnya jelas, kemudian dinarasikan dengan gaya bahasa masing-masing. Dengan demikian konsep mendapat retensi yang kuat dalam pikiran, mudah diingat, dan dikembangkan pada konsep lainnya. Kadang-kadang peta pikiran merupakan diagram hirarki, kadang peta pikiran itu memfokus pada hubungan sebab akibat. Agar pemahaman terhadap peta pikiran lebih jelas, maka Dahar (1988: 153) mengemukakan ciri-ciri peta pikiran sebagai berikut: 1) Peta pikiran (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsepkonsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika dan lain-lain. Dengan membuat sendiri peta pikiran siswa melihat bidang studi itu lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.

2) Suatu peta pikiran merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubunganhubungan proposisional antara konsep-konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dari belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep. 3) Ciri yang ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara konsepkonsep. Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep lain. 4) Ciri keempat adalah hirarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta pikiran tersebut.

E. Materi Virus 1. Sejarah Penemuan Virus Di antara makhluk hidup yang ada di dunia ini, kelompok yang paling rendah adalah virus. Virus merupakan transisi antara benda mati dan makhluk hidup. Pada tahun 1935, ahli mikrobiologi Amerika Serikat bernama Wendell Stanley dengan

mikroskopektron berhasil melihat virus penyeban penyakit mozaikpada daun tembakau ysng ditanamkan Tobacco Mozaik Virus ( TMV ). Sejak saat itu muncullah cabang biologi yang mempelajari tentang virus yaitu Virologi. 2. Ciri-Ciri dan Sifat Virus

Virus merupakan makhluk subrenik yang paling sederhana. Banyak penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia yang disebaabkan oleh virus. Ukuran virus sangat kecil sehingga untuk melihatnya digunakann mikroskop elektron yang mampu melihat sampai satuan milimikron. a. Struktur Tubuh Virus Pada umumnya, struktur tubuh virus tersusun atas asam nukleat dan kapsid. Asam nukleat terdiri atas deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat ( DNA ) dan ribonveleic acid atau asam ribonukleat ( RNA ). Adanya asam nukleat inilah yang menjadi cviri bahwa virus dikategorika makhluk hidup. Kapsid merupakan selubung protein yang membungkus asam nukleat. Kapsid tersusun atas beribu-ribu molekul protein yang disebut kastomer. Kastomer mempunyai bentuk bermacam-macam dan menentukan bentuk luar virus.

Kapsid bersama asam nukleat yang dibungkusnya disebut nukleokapsid. Pada virus tertentu, nukleokapsid dibungkus lagi oleh selubung tambahan yang mengandung protein, gliko protein dan lipida. Perhatikan Gambar

b. Sifat Virus Mengapa virus dikatakan transisi antara benda mati dan makhluk hidup ? Seperti halnya benda mati yang lain ( misalnya kristak gula ), virus juga juga dapat dikristalkan. Akan tetapi, jika virus berada dalam tubuh organisme maka virus mampu menduplikasi diri atau bertambah banyak, seperti halnya makhluk hidup lain yang mampu melakukan perkembang biakan. Banyak virus dipiara manusia dalam substrat, seperti tlur yang mengandung embrio dan jaringan tubuh hewan maupun tumbuhan. c. Bentuk Virus Berdasarkan struktur kapsomernya, virus mempunyai bentuk bulat, oval, memanjang seperti jarum, silinder dan seperti huruf T. Virus rabies berbentuk peluru, virus cacar berbentuk batu bata, serta virus influensa dan virus polio berbentuk bulat.

3.

Reproduksi Virus Virus tidak memiliki sel. Virus tidak dapat melakukan hal-hal yang pada

umumnya dapat dilakukan oleh makhluk hidup. Virus tidak pernah makan dan juga tidak perlu makan dan juga tidak menghasilkan sampah metabolisme. Oleh karena itu, ada yang menggolongkan virus sebagai benda tak hidup. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan virus adalah bereproduksi. Virus dapat mengekspresikan gen-gennya dengan melakukan reproduksi hanya di dalam sel-sel yang hidup. Pada virus, reproduksi terjadi dengan cara penggandaan (replikasi) dari materi genetik. Gen-gen tersebut terbentuk dengan menggunakan enzim,

ribosom, nutrient, dan sumber-sumber lain dari sel inangnya untuk membuat beberapa salinan dari materi genetik dan protein kapsid. Artinya, ketika bereproduksi, virus

mengambil alih metabolisme sel inang untuk membentuk materi genetik virus itu sendiri. Selanjutnya komponen-komponen tersebut terakumulasi membentuk sejumlah besar virion-virion yang kemudian meninggalkan sel inang untuk menginfeksi inang-inang yang baru. Jika bakteri yang mengandung pofage berkembangbiak maka akan dihasilkan bakteri-bakteri yang mengandung pofage pula. Fase pembiakan semacam itu idsebut daur lisogenik. Seandainya imunitas bakteri hilang maka pofage akan menjadi virulen dan berlanjut dengan daur litik lagi. 1. Siklus Litik 1) Fase adsorpsi Virus melekat pada dinding sel bakteri dengan serabut ekornya yang memiliki reseptor ada ujungnya. Virus hanya menempel pada daerah khusus , yakni permukaan dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus yang dapat ditempeli protein virus. Setelah menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri atau sel inang. 2) Fase injeksi Setelah terbentuk lubang, kasid berkontraksi untuk memompa asam nukleat (DNA atau RNA) masuk ke dalam sel inang. Jadi, kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri. Jika telah kosong,kapsid terlepas dan tidak berfungsi lagi. 3) Fase replikasi dan sintesis Selanjutnya, DNA virus mengeluarkan enzim penghancur untuk menghancurkan DNA bakteri, tapi tidak menghancurkan DNA virus. DNA virus mereplikasi diri berulang kali dengan jalan mengkopi diri membentuk DNA virus dalam jumlah banyak. Selanjutnya, DNA virus tersebut melakukan sintesis protein yang akan dijadikan kapsid (selubung-selubung protein) baru. 4) Fase perakitan Kapsid yang disintesis mula-mula terpisah-pisah antara bagian kepala, ekor, dan serabut ekor. Bagian-bagian kapsid itu dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, kemudian DNA virus masuk di dalamnya, sehingga terbentuk virus yang utuh. Jumlah virus yang terbentuk 100 200 buah. 5) Fase litik

Ketika perakitan virus selesai, virus memproduksi enzim lisozim lagi, yakni enzim penghancur yang akan menghancurkan dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis (pecah), dan virus-virus baru keluar untuk mencari inang yang baru. 2. Siklus Lisogenik 1) Fase adsorpsi 2) Fase injeksi 3) Fase penggabungan 4) Fase pembelahan 5) Fase replikasi dan sistesis 6) Fase perakitan 7) Fase litik

2. Peranan virus dalam kehidupan manusia Semua virus merupakan parsit karena hanya dapat hidup pada jaringan atau sel makhluk hidup. Berdasarkan sifat tersebut, langsung maupun tidak langsung, virus akan merugikan kehidupan suatu organisme, baik pada manusia, tumbuhan , maupun hewan. Tetapi tidak semua virus merugikan, karena sebagian virus justru menguntungkan manusia. a. Virus Yang Menguntungkan DNA adalah materi genetik yang dapat menentukan sifat makhluk hidup. Jika DNA berubah maka sifat makluk hidup pun berubah. Para pakar berpikir bagaimana kalau DNA virus disisipi DNA ( gen ) lain yang menguntungkan. Jadi para pakar menitipkan gen yang menguntungkan menusia ( misal gen penghasil antitoksin ) agar dibawa virus. Selanjutnya oleh virus isogenik gen tadi disambungkan ke sel bakteri. Dengan demikian sel bakteri memuat gen yang menguntungkan manusia yaitu dapat menghasilkan antitoksin. Virus menyerang bakteri patogen. Jika DNA virus lisogenik masuk ke dalam DNA Bakteri patogen, bakteri tersebut menjadi tidak berbahaya dan vurus disgunakan untuk memproduksu vaksin. Vaksin adalah patogen yang telah dilemahkan sehingga jika menyerang manusia tidak berbahaya lagi. Vaksin menyebabkan tubuh manusia memproduksi anti toksin. b. Virus yang merugikan Beberapa penyakit manusia disebabkan oleh serangan virus, misalnya penyakit : A. Gondong

Gondong disebabkan serangan virus yang dapat menyerang otak, pankreas, kelenjar parotid, dan jantung. Virus tersebut dapat menular melalui hidung dan mulut. B. Influenza Influenza disebabkan serangan virus yang dapat menyerang saluran pernafasan. Virus tersebut dapat menular melalui saluran pernafasan juga. C. AIDS AIDS disebabkan serangan virus yang dapat menyerang limfosit manusia sehngga menurunkan sistem kekebalan tubuh penderita. Virus tersebut dapat menular jika transfusi darah, suntikan, hubungan seksual, dan dari ibu kepada bayi yang dikandungnya. D. Ebola Ebola disebabkab serangan virus yang dapat menyerang sitoplasma yang dapat menyebabkan kematian sel-sel pada limpa, hati, dan ginjal. Virus tersebut dapat menular melalui kontak langsung yang intensif atau dengan perantar alat-alat tertentu. Selain menyerang manusia, virus juga ada yang menyerang hewan dan tanaman misal pada hewan antara lain : y y Rabies pada kucing, anjing dan monyet. Penyakit kuku dan mulut pada ternak sapi dan kerbau. Hewan ternak tidak bisa berjalan dan tidak dapat makan. y Penyakit sampar ayam (tetelo). Ayam yamg terserang megalami mencret, batukbatuk, dan keesokan harinya mati. Misal pada tanaman antara lain : y Penyakit mozaik yakni bercak-bercak warna kuning pada tembakau, tomat, kentang. y Penyakit Degenerasi pembuluh tipis pada jeruk. Penyakit kerdil pada padi, menyebabkan pertumbuhan padi terhambat. Virus ditularkan oleh serangga wereng yaitu wereng coklat & wereng hijau. Sering disebut sebagai penyakit tungro.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) Desain PTK mengacu pada model Kemmis dan Taggart (1998) yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. PTK dilaksanakan dalam 2 siklus.

B. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto dengan menggunakan bantuan siswa kelas X-2 IPA.

C. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan sejak bulan November 2011 sampai bulan Februari 2012, dengan rincian kegiatan berupa persiapan sampai tindakan. a. Tahap persiapan dilakukan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pada tahap persiapan, peneliti membuat perangkat pembelajaran berupa RPP, silabus, Lembar kerja siswa, dan kisi-kisi serta rubrik. b. Tahap tindakan dilakukan selama 1 bulan pada bulan Februari 2012. .

D. Data dan Sumber Data Data Lembar penilaian kognitif dari nilai peserta didik dalam menyelesaikan soal ulangan harian dalam setiap siklus selama proses pembelajaran dan lembar kerja siswa. Lembar penilaian afektif. Hasil respon peserta didik berdasarkan angket. Dokumentasi. Catatan lapangan.

Sumber data Peserta didik, pengamat, dan peneliti.

E. Metode Penelitian 1) Rancangan penelitian a. Rencana Penelitian Subjek Instrumen Kriterian keberhasilan : Guru sebagai peneliti : Student worksheet, evaluation (evaluasi akhir) : Siswa dianggap berhasil apabila hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi belajar mind map lebih tinggi daripada sebelum mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar mind map. Hasil belajar siswa berupa nilai tes tertulis. b. Siklus I Rencana tindakan Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan bahan ajar berupa student book Menyiapkan student worksheet Menyiapkan format observasi pembelajaran

Pelaksanaan tindakan: pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru dalam pelaksanaannya mengacu pada RPP yang telah dirancang. Pengamatan: pengamatan (observasi) dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pembelajaran. Dalam hal ini pengamat bertugas mengamati dan mengisi lembar observasi yang telah dirancang sesuai petunjuk. Refleksi: dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran didapatkan informasi tentang kelebihan dan kekurangan pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan. Hasil refleksi ini dijadikan pedoman oleh guru dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan dari pelaksanaan tindakan 1 yang akan dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan 2.

c. Siklus II Rencana tindakan

-

Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan merancang strategi belajar berupa langkah-langkah pembuatan mind map untuk materi virus

-

Menyiapkan angket pra penelitian Menyiapkan angket respon siswa terhadap media Menyiapkan format observasi pembelajaran Menyiapkan lembar evaluation

Pelaksanaan tindakan: pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru dalam pelaksanaannya mengacu pda RPP yang telah dirancang. Pengamatan: pengamatan (observasi) dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pembelajaran. Dalam hal ini pengamat bertugas mengamati dan mengisi lembar observasi yang telah dirancang sesuai petunjuk. Refleksi: dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran didapatkan informasi tentang kelebihan dan kekurangan pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan. Hasil refleksi ini dijadikan pedoman oleh guru dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan dari pelaksanaan tindakan 2 yang akan dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan 3.

2)

Instrumen penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi

lembar angket, lembar observasi, assesmen kognitif berkelompok dan lembar evaluation. a. Angket pra penelitian dan angket respon siswa terhadap strategi belajar Angket pra penelitian dan angket respon siswa terhadap strategi belajar diberikan kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran sebelum dan sesudahnya. b. Lembar observasi Lembar observasi ini ini digunakan untuk menilai aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan uji coba berlangsung. c. Lembar evaluation Lembar evaluation yang berisi soal-soal evaluasi ini ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap konsep atau materi pembelajaran yang disajikan setelah adanya tindakan refleksi pembelajaran.

3) Teknik analisis data 1. Menentukan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa

Hasil belajar =

Ketuntasan Hasil Belajar =

2. Menentukan respon siswa Respon siswa terhadap pengajaran dikatakan positif jika jumlah persentase kategori sangat setuju dan setuju lebih dari jumlah persentase kategori sangat tidak setuju, tidak setuju dan tidak menjawab.

3. Menentukan aktivitas siswa selama pembelajaran Aktivitas siswa dianalisis dengan melihat jumlah indikator-indikator yang

terpenuhi dari butir-butir aktivitas siswa. Kemudian dideskripsikan berdasarkan kriteria kurang, sedang, baik, dan baik sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Siti M. 2001. Model deduktif. Surabaya : UniPress Campbell, Neil A. Et all. Biology 8 ed. San Francisco: Pearson Depdiknas. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas. Nur, Muhammad. 2000. Strategi-strategi Belajar. Surabaya : Pusat Studi Matematika dan IPA sekolah UNESA. Purba, Michael. 2006. Biologi untuk SMA kelas X semester 1 KTSP. Jakarta : Erlangga Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algansindo Sudjino. dkk. 2005. Biologi Kelas X Jilid 1a SMA. Jakarta: Sunda Kelapa Utama.