psikologi agama
DESCRIPTION
Psikologi AgamaTRANSCRIPT
Psikologi Agama " Psikoterapi dalam Al-Qur'an"
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang sangat agung, yang memberikan pencerahan kepada manusia
dalam berbagai aspek terkait dengan alam semesta, manusia dan kehidupan, tentang Dzat yang
ada sebelum kehidupan dunia dan alam yang ada sesudahnya serta hubungan ketiga unsur tadi
dengan Dzat yang menciptakannya. Dengan kata lain Islam adalah sebuah ideologi (tidak
sekedar agama ritual) yang mampu menjawab setiap problematika umat manusia.
Semenjak ribuan tahun yang lalu konsep tentang manusia banyak dirumuskan oleh para
ahli dari mulai filsuf, ilmuwan dan agamawan. Manusia moncoba untuk mengetahui hakikat atau
esensi dirinya. Seiring berjalannya waktu sejarah mencatat bahwa teori-teori mengenai hakikat
atau esensi manusia terus berkembang. Hal inilah yang kemudian memicu lahirnya berbagai
disiplin ilmu dengan manusia sebagai subjek dan atau objek kajiannya, dan psikologi adalah
salah-satu disiplin ilmu yang termasuk di dalamnya.
Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam tatalaksana pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik. Sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan dan pengajaran, atau pun pemasaran.
Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan dengan seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secara mendalam, dan hal ini sering tidak kita sadari. Beberapa contohnya, antara lain seorang penakut, dapat berubah menjadi berani, atau, dua orang yang saling bermusuhan satu sama lain, kemudian dapat menjadi saling bermaafan, atau seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah menjalani percakapan dengan seseorang yang dipercayainya. Bila kita amati contoh-contoh itu, akan timbul pertanyaan, apakah sebenarnya yang telah dilakukan terhadap mereka sehingga dapat terjadi perubahan tersebut? Pada hakekatnya, yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya dapat bermacam-macam, antara lain dengan memberi nasehat, memberi contoh, memberikan pengertian, melakukan otoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih, dsb. Pembujukan ini dapat efektif asal dilakukan pada saat yang tepat, dengan cara yang tepat, oleh orang yang mempunyai cukup pengalaman. Pada prinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.
Dalam dunia kedokteran, komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan hal yang
penting oleh karena percakapan atau pembicaraan merupakan hal yang selalu terjadi diantara
mereka. Komunikasi berlangsung dari saat perjumpaan pertama, yaitu sewaktu diagnosis belum
ditegakkan hingga saat akhir pemberian terapi. Apa pun hasil pengobatan, berhasil atau pun
tidak, dokter akan mengkomunikasikannya dengan pasien atau keluarganya; hal itu pun
dilakukan melalui pembicaraan. Dalam keseluruhan proses tatalaksana pasien, hubungan dokter-
pasien merupakan hal yang penting dan sangat menentukan, dan untuk dapat membentuk dan
membina hubungan dokter-pasien tersebut, seorang dokter dapat mempelajarinya melalui
prinsip-prinsip psikoterapi.
Pada kenyataannya teknik psikoterapi sendiri cukup beragam dan hal ini tidak terlepas
dari konsep teori psikologi mana yang menjadi landasannya. Di dalam makalah ini penulis
mencoba untuk menelaah lebih dalam mengenai psikoterapi yang berwawasan Islam, namun
tentu saja sebelum menginjak kepada pembahasan mengenai psikoterapi yang berwawasan Islam
kita harus terlebih dahulu membahas mengenai pengertian psikoterapi yang berwawasan Islam
sesuai dalam Al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
PSIKOTERAPI DALAM AL-QUR’AN
1. PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah pengobatan dengan secara psikologis untuk masalah yang berkaitan
dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu
"Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan,
pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi
kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan
untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya, dengan cara memodifikasi
perilaku, pikiran, dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya
dalam mengatasi masalah psikisnya.
Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist). Seorang
psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang apa saja yang
mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi. Psikoterapis merupakan istilah
umum untuk menyebut semua orang yang melakukan psikoterapi. Psikoterapi bisa diartikan
sebagai suatu interaksi antara dua orang atau lebih yang hasilnya adalah mengubah pikiran,
perasaan atau perilaku seseorang menjadi lebih baik.
Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara
klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang
psikoterapis dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi
keluhan secara profesional dan legal.
James P.Chaplin lebih jauh membagi pengertian psikoterapi dalam dua sudut pandang.
Secara khusus, psikoterapi diartikan sebagai penerapan teknik khusus pada penyembuhan
penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari. Secara luas,
psikoterapi mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama melalui pembicaraan informal atau
diskusi personal dengan guru atau teman. Pada pengertian di atas, psikoterapi selain digunakan
untuk penyembuhan penyakit mental, juga dapat digunakan untuk membantu, mempertahankan
dan mengembangkan integritas jiwa, agar ia tetap tumbuh secara sehat dan memiliki kemampuan
penyesuaian diri lebih efektif terhadap lingkungannya. Tugas utama psikiater adalah memberi
pemahaman dan wawasan yang utuh mengenai diri pasien serta memodifikasi atau bahkan
mengubah tingkah laku yang dianggap menyimpang. Oleh karena itu, boleh jadi psikiater yang
dimaksudkan di sini adalah para guru, orang tua, saudara dan teman dekat yang biasa digunakan
sebagai tempat curahan hati serta memberi nasihat-nasihat kehidupan yang baik.
Menurut Carl Gustav Jung, psikoterapi telah melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi
merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini digunakan untuk orang yang
sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya
menyiksa kita semua. Berdasarkan pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan
untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan), dan konstruktif
(pemeliharaan dan pengembangan jiwa yang sehat). Ketiga fungsi tersebut mengisyaratkan
bahwa usaha-usaha untuk berkonsultasi pada psikiater tidak hanya ketika psikis seseorang dalam
kondisi sakit. Alangkah lebih baik jika dilakukan sebelum datangnya gejala atau penyakit
mental, karena hal itu dapat membangun kepribadian yang sempurna.
Pengetahuan tentang psikoterapi sangat berguna untuk :
(1) membantu penderita dalam memahami dirinya, mengetahui sumber-sumber psikopatologi
dan kesulitan penyesuaian diri, serta memberikan perspektif masa depan yang lebih cerah dalam
kehidupan jiwanya;
(2) membantu penderita dalam mendiagnosis bentuk-bentuk psikopatologi; dan (3) membantu
penderita dalam menentukan langkah-langkah praktis dan pelaksanaan terapinya.
Diakui atau tidak, banyak seseorang yang sebenarnya telah mengidap penyakit jiwa,
namun ia tidak sadar akan sakitnya, bahkan ia tidak mengerti dan memahami bagaimana
seharusnya yang diperbuat untuk menghilangkan penyakitnya. Karenanya dibutuhkan
pengetahuan tentang psikoterapi.
Psikoterapi berbeda dengan pengobatan tradisional yang sering memandang gangguan
psikologis sebagai gangguan karena sihir, kesurupan jin atau karena roh jahat. Anggapan-
anggapan yang kurang tepat tersebut karena sebagian masyarakat terlalu mempercayai tahayul
dan kurang wawasan ilmiahnya.
Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan standar
tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara modern yang terbukti
berhasil mengatasi hambatan psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat
mistik. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan
fisiknya.
Psikoterapi bukan untuk menangani orang gila (orang yang rusak otaknya). Justru
psikoterapi hanya digunakan untuk menangani orang waras yang sedang mengalami masalah
psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin meningkatkan kemampuan
pikirannya. Sedangkan penanganan orang gila adalah urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).
Dalam sesi Psikoterapi, akan membahas dan menganalisa hambatan psikologis yang ada
dalam diri klien, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan metode psikoterapi
yang paling cocok. Psikoterapi hanya bisa dilakukan apabila klien ingin disembuhkan atau ingin
berubah. Psikoterapi tidak bisa dipaksakan kepada orang yang tidak mau dibantu.
2. TERAPHY MENURUT AL-QUR’AN
Banyak ayat Al Qur'an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al Qur'an itu
sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin . Segala bentuk
terapi yang menggunakan media atau digali dari Al-Qur’an misalnya seperti : ruqyah, dzikir, doa
dan sholat.
2.1 Ruqyah
Kata “therapy” (dalam bahasa Inggris) berarti makna pengobatan dan penyembuhan,
sedangkan dalam bahasa Arab kata therapy sepadan dengan Syifa’un yang artinya penyembuh.
Sedangkan Ruqyah adalah berasal dari bahasa Arab yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia
adalah jampi atau mantra.
Definisi psikoterapi ruqyah adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit,
apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan Al-Qur’an dan As-
Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan kata lain psikoterapi ruqyah berarti suatu
terapi penyembuhan dari penyakit fisik maupun gangguan kejiwaan dengan psikoterapi dan
konseling Islami dan menggunakan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah merupakan terapi dengan melafadzkan
doa baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah untuk menyembuhkan suatu penyakit (Agil, 1994:
41). Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah tidak terbatas pada gangguan jin, tetapi
juga mencakup terapi fisik dan gangguan jiwa.
Terapi ruqyah, menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah, merupakan salah satu metode
penyembuhan yang digunakan oleh Rasulullah saw. Di samping metode ruqyah Rasulullah saw.
juga menggunakan metode pembekaman, pemanasan, makanan, minuman, harum-haruman,
lingkungan, dsb. (Agil, 1994: 2-22).
Terapi ruqyah ini secara syariat dibagai menjadi dua, yaitu Ruqyah Syar’iyyah dan Ruqyah
Syirkiyyah. Ruqyah Syar’iyyah mempunyai tiga syarat, yaitu :
a. menggunakan ayat-ayat Al Qur’an atau Hadis dengan tanpa mengubah susunan kalimatnya.
b. menggunakan bahasa Arab yang fasih, dibaca denagn jelas, sehingga tidak berubah dari makna
aslinya.
c. meyakini bahwa bacaan ayat-ayat Al Quran dan Hadis tersebut hanyalah merupakan sarana atau
wasilah untuk penyembuhan, sedangkan yang menyembuhkan pada hakikatnya adalah Allah
SWT sendiri.
Oleh karena hendaklah memperbagus sarana tersebut sehingga dapat lebih mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Adapun Ruqyah Syirkiyyah adalah ruqyah dengan memohon bantuan
kepada selain Allah atau memohon kepada Allah sekaligus juga memohon kepada yang lain.
Bacaannya pun tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, meskipun kadang-
kadang caranya mirip dengan ruqyah syar’iyyah (Bishri, 2005: 21-22). Misalnya Al Quran
dibaca dari huruf yang terakhir (dibolak balik), atau membaca mantra-mantra dengan
mengagungkan syetan atau jampi-jampi buatan seseorang dengan bahasa tertentu (Majalah
Ghaib, No.3/Tahun 1/ 2003: 45).
2.1.1 Dasar-dasar Terapi Ruqyah
Dasar-dasar terapi ruqyah terdapat di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah. Dasar-dasar
tersebut antara lain:
Di dalam Surat Al Israa’ ayat 82 Allah berfirman:
Artinya : “Dan Kami turunkan Al-Qur’an menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain
kerugian” (Q.S. Al-Israa’: 82).
Di dalam beberapa Hadis disebutkan:
" : الَّد�َو�اِء� �ُر ْي َخ� �َم� َّل َو�َس� �ِه� �ْي َع�َّل الَّلِهُ َص�َّل�ى الَّلِه� ْو�ُل َس َر� َق�اُل� َق�اُل� َط�ال�ٍب� �ى �ِب ا �ِن� ِب �ِّي َع�َّل َع�ِن�
.( ماجِه ( اِبِن َرَواه آُن الُقُر�
Artinya : “Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Sebaik-baik
pengobatan adalah (dengan) Al-Qur’an.” (H. R. Ibnu Majah).
Psikoterapi ruqyah dapat dikatakan sebagai komunikasi Ilahiyah yang antara lain aspeknya berupa dzikir dan doa.
a. Dzikir.Secara harfiah dzikir berarti ingat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ingat pada
Allah.Ada banyak bentuk amalan dzikir, salah satunya adalah membaca ayat-ayat suci Ak-
Qur’an. Dengan berdzikir hati menjadi tenang sehingga terhindar dari kecemasan . Al-Qur’an
sendiri menerangkan hal ini dalam surat Ar Ra’d ayat 28 yang berbunyi:
Artinya : “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS.Ar Ra’d : 28)
b. Do’a.Dalam Al-Qur’an juga terdapat bacaan yang mengandung ayat-ayat berupa do’a yang
disebut dengan do’a Qur’ani. Hawari (dalam perkawinan dan keluarga,1997) mengatakan do’a
dalam kehidupan seseorang muslim menempati posisi psikologis yang strategis sehingga bisa
memberi kekuatan jiwa bagi yang membacanya. Do’a mengandung kekuatan spiritual yang dapat
membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme yang keduanya merupakan hal yang mendasar
bagi penyembuhan suatu penyakit. Dengan berdo’a, ibadah mempunyai roh dan kerja atau amal
memiliki nilai modal spiritual.
Melakukan psikoterapi ruqyah secara teratur adalah salah satu manifestasi dari menjalani
kehidupan secara reigius dan banyak mengandung aspek psikologis didalamnya. Bahkan bagi
seorang muslim, ini tidak hanya sebagai amal dan ibadah, namun juga menjadi obat dan penawar
bagi seseorang yang gelisah jiwanya dan tidak sehat secara mental.
Dalam Al-Qur’an banyak diutarakan ayat-ayat mengenai obat (syifa’un) bagi manusia
yang disebut dalam Al-Qur’an, diturunkan untuk mengobati jiwa yang sakit, seperti pada ayat-
ayat Al-Qur’an berikut :
Artinya : “Hai manusia!Telah datang nasihat dari Tuhanmu sekaligus sebagai obat bagi hati
yang sakit ,petunjuk serta rahmat bagi yang beriman.” (QS.Yuunus : 57)
Artinya : “Kami turunkan dari Al-Qur’an ini, yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang
yang mukmin.” (Al Israa’ : 82)
Artinya : “Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang karena ingat kepada Allah.
Ketahuilah, dengan ingat kepada Allah hati menjadi tenang.” (QS.Ar Ra’d : 28)
2.2 Sholat
Obat-obatan memang bukanlah jalan satu-satunya untuk menyembuhkan suatu penyakit,
meskipun demikian, bukan berarti kita meremehkan peranan obat-obatan tersebut. Akan tetapi
kesembuhan suatu penyakit seringkali malah ditentukan oleh faktor dari dalam diri pasien itu
sendiri.
Memang usaha untuk mencegah terjadinya penyakit kejiwaan tidak selamanya berhasil.
Memang bagi mereka yang tidak memahami semua itu, hidup mereka akan selalu dilanda
kegelisahan dan kecemasan yang berlarut-larut padahal bila mereka memahami apa yang
menimpa pada diri mereka merupakan suatu batu ujian yang akan mengantar dirinya mampu
meraih kedudukan mulia, insya Allah hati mereka bisa kembali tenang dan gembira. Adapun
untuk memperoleh ketenangan jiwa atau kegelisahan tersebut salah satu caranya adalah dengan
mendirikan shalat.
Menurut al-Qur'an al-Karim, shalat adalah satu-satunya cara untuk membersihkan jiwa
dan raga manusia. Shalat adalah merupakan salah satu ibadah yang menuntut gerakan fisik. Di
dalam shalat ada 3 aspek yaitu fikiran, perkataan dan tindakan. Melaksanakan shalat tepat waktu
dan ikhlas dapat menumbuhkan kedisiplinan. Sebelum melakukan shalat, terlebih darhulu harus
dibersihkan dari kotoran jasmani dan dapat mengkonsentrasikan pikiran pada Allah, selain itu,
dalam gerakan shalat juga dapat membantu menyehatkan tubuh (fisik), karena sama dengan
senam, sehingga dapat mencegah dan dapat sebagai penyembuh.
Shalat bukan hanya sebuah kewajiban yang harus dikerjakan dan dipatuhi oleh setiap
muslim, tapi juga perlu dilakukan secara sungguh- sungguh sehingga mereka bisa merasakan
manfaat positif dari shalat.
Prof. Dr. H.A. Saboe dalam bukunya "Hikmah Kesehatan dalam Shalat", mengatakan
bahwa hikmah yang diperoleh dari gerakan-gerakan shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan
jasmaniah dan sengan sendirinya akan membawa efek pula pada kesehatan rohaniah atau
kesehatan mental jiwa seseorang. Ditinjau dari ilmu kesehatan, setiap gerakan, sikap, serta setiap
perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan shalat adalah yang paling
sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh.
Shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku', sujud
dan salam, sebuah gerakan-gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan fiqh. Padahal bila kita
mau merenung sejenak, di dalamnya terdapat simbol yang tidak sedikit. Banyak simbol hikmah
yang dapat diambil dari postur, irama dan gerak ritmik tubuh ketika kita shalat. Mulai dari
berdiri, mengucapkan takbir, ruku', menunduk, sujud hingga terakhir salam, semuanya menjadi
simbol dari siklus kehidupan yakni daur kehidupan yang dinamis.
Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-
gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat
adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit.
3. DASAR-DASAR PSIKOTERAPI
Manusia pada dasarnya bisa dan mungkin untuk dipengaruhi / diubah melalui intervensi
psikologi yang direncanakan. Kelengkapan ketrampilan yang perlu dimiliki oleh seseorang yang
ingin melakukan psikoterapi ialah:
a. Mempunyai pengetahuan mengenai dasar-dasar ilmu psikologi dan psikopatologi serta proses-
proses mental. Hal ini dapat diperoleh dari mengikuti kuliah, kursus, maupun membaca sendiri.
b. Dapat menarik suatu konklusi tentang keadaan mental pasien yang telah diperiksa. Hal ini
didapat dari latihan intensif dan supervisi, untuk mempertajam fungsi pemeriksaan, terutama
dalam hal mendengar dengan cermat (listening).(A healer is one who listens in order to listen
and to understand). Dengan mendengar dengan teliti dan cermat, dibekali oleh pengetahuan yang
cukup, kita akan mendapat gambaran tepat tentang pasien-pasien yang diwawancarai. Fungsi
mendengar ini amat penting; dari fungsi ini sedapat-dapatnya kita memperoleh apa yang
dimaksud oleh pasien, yang belum tentu sesuai dengan apa yang dikatakannya.
c. Terampil dan berpengalaman dalam menerapkan teknik dan metode penanganan fungsi-fungsi
mental pasien. Terdapat teknik-teknik yang biasanya digunakan, antara lain persuasi,
desensitisasi, pemberian nasihat, pemberian contoh (modelling), empati, penghiburan,
interpretasi, reward & punishment, dll. Pada dasarnya, terdapat manipulasi dasar yang dapat kita
lakukan, yaitu :
> Cara mengontrol ansietas
> Cara mengatasi depresi
> Cara menghadapi psikosis
d. Kepribadian: Merupakan variabel yang penting dalam psikoterapi (selain variabel pasien dan
teknik yang digunakan) yang berpengaruh penting dalam menentukan arah dan hasil terapi.
Seseorang yang ingin melakukan psikoterapi hendaknya memiliki kepribadian dengan kualitas
khusus yang memungkinkan untuk membentuk dan memupuk hubungan yang tepat dan patut
dengan pasien-pasiennya, dengan ciri-ciri :
- Sensitif / sensibel
- Obyektif dan jujur
- Fleksibel
- Dapat berempati
- Relatif bebas dari problem emosional atau problem kepribadian, yang serius.
e. Pengalaman : pengalaman yang diperoleh dalam menangani pasien, kekayaan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, luasnya wawasan dalam pengetahuan, budaya, agama, hal-hal spiritual,
merupakan bekal yang penting. Problem pribadi yang dialami tidak dapat menjadi ukuran dalam
menangani pasien. Yang menarik ialah bahwa tidak ada seorang pasien pun yang sama, setiap
pasien adalah unik. Pengalaman yang dimiliki akan berguna dalam mengatur strategi dan teknik
untuk mencapai tujuan terapi.
4. BENTUK-BENTUK DAN TEKNIK PSIKOTERAPI
Muhammad Abd al-‘Aziz al-Khalidi membagi obat (syifa’) ke dalam dua bagian:
Pertama, obat hissi, yaitu obat yang dapat menyembukan penyakit fisik, seperti berobat dengan
madu, air buah-buahan yang disebutkan dalam al-Quran. Sunnahnya digunakan untuk
menyembuhkan kelainan jasmani. Kedua, obat ma’nawi, obat yang sunnahnya menyembuhkan
penyakit ruh dan kalbu manusia, seperti doa-doa dan isi kandungan dalam al-Quran.
Kepribadian merupakan produk fitrah nafsani (jasmani-ruhani). Aspek ruhani menjadi
esensi kepribadian manusia, sedang aspek jasmani menjadi alat aktualisasi. Oleh karena itu maka
kelainan kepribadian disembuhkan dengan pengobatan ma’nawi. Demikian juga kelainan
jasmani sering kali disebabkan oleh kelainan ruhani maka cara pengobatannya pun harus dengan
sunnah pengobatan ma’nawi.
Al-Razi, dokter sekaligus filosof muslim mengatakan bahwa, tugas seorang dokter
disamping mengetahui kesehatan jasmani dituntut juga mengetahui kesehatan jiwa. Hal itu
menurutnya dilakukan untuk menjaga keseimbangan jiwa dalam melakukan aktivitas-
aktivitasnya, agar tidak terjadi keadaan yang minus atau berlebihan. Hal ini menunjukkan
urgensinya suatu pengetahuan tentang psikis. Pengetahuan psikis tidak sekedar berfungsi untuk
memahami kepribadian manusia, tetapi juga untuk pengobatan penyakit jasmaniah dan ruhaniah.
Banyak diantara kelainan jasmani diakibatkan oleh kelainan jiwa manusia. Penyakit jiwa seperti
stress, dengki, iri hati, dan lainnya sering kali menjadi penyebab utama penyakit jasmani.
Muhammad Mahmud, seorang psikolog muslim ternama, membagi psikoterapi Islam
dalam dua kategori; Pertama, bersifat duniawi, berupa pendekatan dan teknik-teknik pengobatan
psikis setelah memahami psikopatologi dalam kehidupan nyata. Kedua, bersifat ukhrawi, berupa
bimbingan mengenai nilai-nilai moral, spiritual dan agama.
Sampai saat ini, sebagaimana dikemukakan Atkinson, terdapat enam teknik psikoterapi
yang digunakan oleh para psikiater atau psikolog, antara lain:
1. Teknik Terapi Psikoanalisa
Bahwa di dalam tiap-tiap individu terdapat kekuatan yang saling berlawanan yang
menyebabkan konflik internal tidak terhindarkan. Konflik ini mempunyai pengaruh kuat pada
perkembangan kepribadian individu, sehingga menimbulkan stres dalam kehidupan. Teknik ini
menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan
agresif dari id. Model ini banyak dikembangkan dalam Psiko-analisis Freud. Menurutnya, paling
tidak terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental, yaitu dengan mempelajari
otobiografi, hipnotis, chatarsis, asosiasi bebas, dan analisa mimpi. Teknik freud ini selanjutnya
disempurnakan oleh Jung dengan teknik terapi Psikodinamik.
2. Teknik Terapi Perilaku
Teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu, antara
lain desensitisasi, sistematik, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, pengulangan perilaku
yang pantas dan regulasi diri perilaku.
3. Teknik Terapi Kognitif Perilaku
Teknik modifikasi perilaku individu dan mengubah keyakinan maladatif. Terapis
membantu individu mengganti interpretasi yang irasional terhadap suatu peristiwa dengan
interpretasi yang lebih realistik.
4. Tenik Terapi Humanistik
Teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu
menyadari diri sesunguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang
minimal (client-centered-therapy). Gangguan psikologis diduga timbul jika proses pertumbuhan
potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau orang lain.
5. Teknik Terapi Eklektik atau Integratif
Yaitu memilih teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu. Terapis
mengkhususkan diri dalam masalah spesifik, seperti alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi.
6. Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi kelompok adalah teknik yang memberikan kesempatan bagi individu untuk
menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah
serupa. Sedang terapi keluarga adalah bentuk terapi khusus yang membantu pasangan suami-
istri, atau hubungan arang tua-anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk
berhubungan satu sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.
Berbagai teknik terapi di atas, tidak satupun menyebutkan teknik terapi ukhrawi. Freud
bahkan dalam The Future of an Ilusion mengaggap bahwa orang yang memeluk suatu agama
berarti ia telah menderita delusi, ilusi dan obsessional neurosis yang berasal dari
ketidakmampuan manusia dalam menghadapi kekuatan alam di luar dirinya dan juga kekuatan
insting dari dalam dirinya sendiri. Agama merupakan kumpulan neurosis yang disebabkan oleh
kondisi serupa dengan kondisi yang menimbulkan neurosis pada anak-anak.
5. TUJUAN DAN MANFAAT PSIKOTERAPI
A. Tujuan PsikoterapiTujuan terapi adalah memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar,
mengurangi tekanan emosional, mengembangkan potensi klien, mengubah kebiasaan,
memodifikasi struktur kognisi, memperoleh pengetahuan tentang diri, mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dan hubungan interpersonal, meningkatkan kemampuan mengambil
keputusan, mengubah kondisi fisik, mengubah kesadaran diri dan mengubah lingkungan social.
B. Manfaat PsikoterapiManfaat Psikoterapi secara non spesifik, psikoterapi dapat menambah efektivitas terapi
lain yaitu sebagai suatu yang spesifik atau khusus. Psikoterapi merupakan rangkaian teknik yang
digunakan untuk mengubah perilaku (teknik merupakan rangkaian tindakan yang dibakukan
untuk mendapatkan perubahan tertentu, bukan urutan perubahan alamiah, sehingga harus dilatih
untuk mencapai ketrampilan optimal). Dengan psikoterapi, seorang psikoterapis akan dapat
memanfaatkan teknik-teknik untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapainya. Bila seorang
psikoterapis tidak mengerti atau memahaminya, sebetulnya bukan hanya tidak akan menambah
efektivitas terapinya, melainkan setidaknya dapat menghindarkan hal-hal yang dapat merugikan
pasiennya.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas:
1) Psikoterapi Suportif:
Tujuan:
Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
Cara atau pendekatan melalui : bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis,
desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.
2) Psikoterapi Reedukatif:
Tujuan:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk
kebiasaan yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan melalui : Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga,
psikodrama, dll.
3) Psikoterapi Rekonstruktif:
Tujuan :
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai
perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
Cara atau pendekatan dengan : Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung,
Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau
dinamik.
6. MASALAH-MASALAH YANG BISA DI TERAPHY
Psikoterapi bisa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah psikologis. Setiap masalah,
tentu saja berbeda cara penanganannya. Psikoterapis yang baik adalah psikoterapis yang
menguasai cukup banyak metode terapi dan mampu mengaplikasikan metode yang tepat kepada
klien. Ada beberapa gangguan psikologis yang sudah terbukti bisa disembuhkan atau paling
tidak bisa diringankan dengan psikoterapi. Masalah psikologis yang bisa dibantu dengan
psikoterapi:
1. Berhenti Merokok. Salah satu kebiasaan buruk yang paling banyak dilakukan adalah
merokok. Untuk bisa berhenti merokok selamanya memang tidak mudah, tapi tetap bisa
dilakukan apabila Anda punya keinginan. Ilmu psikologi modern punya strategi khusus
yang terbukti efektif untuk membantu berhenti merokok selamanya. Syaratnya cuma satu,
yaitu Anda ingin berhenti merokok atas kemauan Anda sendiri, bukan paksaan orang
lain.
2. Bingung Menentukan Pilihan. Apabila Anda dihadapkan pada pilihan-pilihan penting
dalam hidup Anda yang mana pilihan itu saling bertentangan, mungkin akan terjadi
kebingungan yang membuat Anda stress dan tidak tahu harus berbuat apa. Kebingungan
ini bisa berlangsung sebentar, kemudian Anda mendapatkan jawaban setelah berpikir.
Namun pada beberapa orang, kebingungan ini berlangsung begitu lama, sehingga
membuat dia tambah stress. Psikoterapi menawarkan sebuah cara untuk memahami diri
kita sendiri dari level sadar sampai bawah sadar, agar bisa menentukan pilihan yang
terbaik untuk sekarang dan masa depan Anda.
3. Depresi. Gejala depresi antara lain perasaan sedih, murung, suka menyendiri, perasaan
putus asa, tidak ada semangat, rasa malas, tidak bisa konsentrasi, perasaan lemah dan
kadang disertai kecemasan serta gangguan tidur.
4. Fobia. Ketakutan berlebihan terhadap suatu benda / binatang / situasi tertentu. Seorang
yang menderita fobia bisa merasakan kecemasan atau ketakutan yang amat sangat apabila
melihat sesuatu yang menjadi obyek fobianya. Dalam beberapa kasus, bahkan hanya
melihat gambarnya saja (misalnya gambar ular) seseorang bisa ketakutan setengah mati.
5. Frigiditas & Impotensi Karena Sebab Psikologis. Biasanya terjadi dalam suatu ikatan
suami istri. Suami mengalami impotensi atau si wanita menjadi dingin dalam hubungan
seks. Setelah di telusuri dengan metode tertentu, akar penyebabnya sering kali adalah
karena pernah terjadi pertengkaran atau ada kecurigaan, kemarahan, kecewaan dan sakit
hati yang dipendam. Mungkin suami-istri sudah berdamai dan tidak pernah ribut lagi dan
sudah saling memaafkan, tapi ternyata “luka” yang sudah terlanjur kadang tidak bisa
sembuh begitu saja. Butuh cara-cara tertentu agar “luka” itu bisa dihilangkan.
6. Frigiditas. Hilang atau berkurangnya dorongan seksual wanita padahal masih dalam usia
produktif. Bahkan merasa risih ketika diajak berhubungan seks oleh pasangannya.
Banyak pria salah paham ketika istrinya menderita frigiditas, dikira istrinya sudah tidak
mau melayani atau punya selingkuhan. Ketahuilah bahwa itu adalah gangguan psikologis
yang bisa disembuhkan. Frigitas bisa disebabkan oleh berbagai faktor psikologis yang
sering kali tidak disadari oleh penderita.
7. Gangguan Bicara. Dalam hal ini termasuk gagap, sulit bicara dan kata-kata yang tidak
lancar atau terselip pengucapannya. Penderita gangguan bicara biasanya hanya
mengalami gangguan ketika dalam kondisi yang membuatnya tegang, sementara dia bisa
bicara lancar ketika ngomong sendiri atau berbicara dengan orang yang membuatnya
nyaman. Gangguan bicara biasanya berhubungan dengan kecemasan dan perasaan kurang
percaya diri.
8. Gangguan Tidur. Gangguan tidur bisa berupa insomnia, siklus tidur tidak teratur, tidur
tidak pernah nyenyak, mudah terbangun, mimpi buruk, sering tindihan (tubuh kaku tidak
bisa digerakkan padahal sadar) atau malah penyakit tidur berlebihan dan tidak mampu
menahan rasa kantuk.
9. Halusinasi. Apabila Anda sering melihat sesuatu atau mendengar suara yang tidak nyata,
maka itu pertanda Anda mengalami gangguan psikologis. Keadaan tersebut bisa terpicu
karena stress, trauma, depresi atau muncul tanpa sebab yang jelas. Beberapa orang
mengira gangguan halusinasi adalah karena diganggu makhluk halus, padahal sebenarnya
halusinasi merupakan “penyakit pikiran” yang bisa disembuhkan dengan psikoterapi
modern.
10. Kebiasaan Buruk. Banyak orang menyerah dengan kebiasaan buruknya karena mengira
kebiasaan buruknya tidak bisa diubah. Mungkin Anda pun sudah mencoba menghentikan
kebiasaan buruk dengan cara Anda sendiri dan gagal. Tahukah Anda, para pakar
psikologi punya cara yang terbukti efektif untuk mengubah kebiasaan buruk, yang mana
cara ini belum banyak diketahui oleh masyarakat luas karena merupakan bagian dari
psikoterapi. Apapun kebiasaan buruk Anda, selama Anda masih ada keinginan untuk
berubah, maka Anda bisa berubah total. Psikoterapi akan membantu Anda berubah
dengan lebih mudah dan lebih cepat.
11. Kecemasan Berlebihan. Mudah cemas hanya karena masalah-masalah kecil. Kecemasan
berlebihan terhadap segala hal. Jika memiliki anak, maka terlalu protektif dalam
mengasuh anak. Karena kecemasan berlebihan, maka biasanya disertai dengan sering
sakit kepala, sakit leher dan tekanan darah naik. Orang yang mengalami kecemasan
biasanya juga menderita hipertensi, maag dan IBS (Irritable Bowel Sindrom).
12. Kemalasan & Kebiasaan Menunda. Anda mungkin orang yang ingin sukses dan lebih
maju dalam segala bidang kehidupan. Anda juga punya cita-cita dan rencana besar dalam
hidupnya. Namun entah mengapa, setiap kali Anda mencoba untuk melakukan sesuatu
yang berguna bagi diri Anda, muncul perasaan malas yang luar biasa dan kemudian Anda
menunda-nunda. Banyak kesempatan Anda lewatkan hanya karena kemalasan dan
penundaan. Kemalasan dan kebiasaan menunda bisa diatasi dengan hipnoterapi.
13. Kesulitan Diet / Menurunkan Berat Badan. Anda mungkin sudah mencoba berbagai
macam cara diet tapi gagal. Setelah mendalami Ego State Anda selama proses
psikoterapi, kita akan menemukan mengapa semua cara diet gagal untuk Anda. Setelah
itu, kita akan membuat diet Anda menjadi mudah, sukses dan hasilnya permanen.
14. Kesulitan Mencapai Orgasme Pada Wanita. Tidak pernah atau jarang sekali
merasakan kepuasan seksual. Pria hanya membutuhkan stimulasi fisik untuk mencapai
orgasme, sedangkan wanita butuh stimulasi fisik dan psikologis untuk bisa mencapai
orgasme. Untuk itu, psikoterapi bisa meningkatkan sensitivitas mental agar lebih mudah
mencapai orgasme.
15. Ketegangan. Anda beberapa orang yang sulit rileks dalam kesehariannya, ia senantiasa
tegang. Seolah-olah, tegang adalah sifatnya. Padahal itu ketegangan hanyalah kebiasaan
yang bisa diubah. Psikoterapi menawarkan kemampuan untuk relaksasi yang mendalam,
baik secara fisik dan mental.
16. Ketergantungan / Kecanduan. Karena perilaku yang diulang-ulang disertai motivasi
emosional, seseorang tanpa sadar bisa menjadi ketergantungan atau kecanduan terhadap
sesuatu. Misalnya kecanduan coklat, kecanduan permen, kecanduan kopi, kecanduan
minuman cola, kecanduan berjudi, kecanduan belanja yang tidak penting, kecanduan
makan makanan yang tidak wajar dan kecanduan yang lainnya. Psikoterapis bisa
membantu menangani berbagai macam kecanduan. Namun khusus untuk kecanduan
narkotika, sebaiknya ditangani oleh dokter atau psikiater karena untuk kasus kecanduan
narkotika, yang ketergantungan bukan pikirannya saja, tapi memang tubuh yang sudah
ketergantungan.
17. Konflik Diri. Kebingungan pada diri sendiri dalam menentukan sikap atau mengambil
keputusan. Keraguan mengenai berbagai macam pilihan hidup yang akan diambil. Sulit
maju karena sering ada pertentangan dalam diri. Seolah-olah dalam dirinya ada beberapa
"suara" yang saling bertentangan satu sama lainnya.
18. Luka Batin. Pernah punya pengalaman pahit dengan orang lain misalnya pasangan
selingkuh atau dikhianati teman, ditipu kolega, dicaci, pertengkaran atau pengalaman
pahit lain yang menimbulkan luka batin. Ciri adanya luka batin adalah ketika kita
mengingat orang atau peristiwa, maka masih muncul perasaan marah, dendam, sebel,
kecewa, sakit, atau perasaan tidak tenang.
19. Menaikkan Berat Badan. Mungkin Anda sudah mencoba segala macam cara untuk
menaikkan berat badan Anda, namun selalu gagal. Tubuh Anda tetap saja kurus, padahal
Anda tidak menderita suatu penyakit tertentu dan Anda cukup makan. Jika demikian
persoalannya, maka psikoterapi bisa membantu Anda. Masalah kurusnya tubuh Anda
sebenarnya disebabkan oleh faktor-faktor psikologis yang selama ini tidak Anda pahami.
20. Menambah Nafsu Makan. Psikoterapi selain bisa membantu Anda diet (mengendalikan
nafsu makan), juga bisa membantu Anda untuk menambah nafsu makan tanpa obat. Jika
Anda punya kebiasaan pilih-pilih makanan, tidak bisa makan di sembarang tempat,
mudah jijik dengan makanan, jarang punya nafsu untuk makan, mual terhadap makanan,
makan sedikit sudah kenyang dan sebagainya, maka itu pertanda gangguan psikologis
Eating Disorder. Psikoterapi bisa membantu Anda mendapatkan nafsu makan yang
normal dan sehat, tanpa perlu takut kelebihan berat badan.
21. Menghilangkan Pikiran Negatif. Beberapa orang ingin maju dalam hidup, tapi ketika
dia mau melangkah maju, selalu muncul pikiran-pikiran negatif yang membuatnya takut
untuk melangkah maju. Dengan psikoterapi, pola pikiran bisa diubah sehingga seseorang
punya pikiran yang lebih positif.
22. Menyembuhkan / Meringankan Alergi. Dari hasil pengalaman praktek psikoterapi
yang saya lakukan, ternyata hampir 90% alergi bisa disembuhkan atau paling tidak
diringankan dengan psikoterapi. Karena ketika saya melakukan psikoanalisa kepada
klien-klien yang menderita alergi, ternyata saya temukan alergi juga bisa disebabkan atau
diperparah oleh keadaan perasaan, cara berpikir dan keyakinan seseorang.
23. Migraine. Tahukah Anda menurut penelitian seorang dokter, sekitar 80% penderita
migrain yang sering kambuh disebabkan oleh otak yang overload karena tidak mampu
menangani beban pikiran yang mendera. Psikoterapi bisa membantu seseorang dalam
meningkatkan kemampuan pikirannya dalam menerima beban, sehingga otak kita bisa
bekerja lebih efektif tanpa menimbulkan rasa sakit seperti migrain, sakit leher dan sakit
kepala.
24. Paranoid. Perasaan cemas dan takut yang tidak rasional. Merasa selalu diawasi oleh
seseorang yang berniat mencelakai. Merasa tidak aman berada di tempat umum karena
takut ada orang yang akan menyakiti atau membunuh. Dalam benak penderita selalu
muncul pikiran-pikiran negatif atau terbayang kejadian buruk yang mungkin bisa terjadi
padanya.
25. Perilaku Obsesif Kompulsif. Gejalanya berupa adanya dorongan untuk melakukan
sesuatu secara berulang, apabila dorongan itu tidak dituruti, maka timbullah perasan
cemas atau tidak tenang. Setiap penderita biasanya punya obsesi yang berbeda-beda,
diantaranya: Obsesi akan kebersihan, Takut terkena penyakit, Obsesi harus rapi, Obsesi
untuk bersuci dari najis, Mengulang-ulang wudlu dan salat karena merasa batal,
Memeriksa kunci pintu berulang-ulang, Mengecek kompor gas berkali-kali, Obsesi akan
penampilan sempurna dan sebagainya.
26. Psikosomatis. Jika Anda merasakan adanya suatu penyakit di tubuh Anda, tapi setelah
diperiksa oleh dokter atau laboratorium tidak menemukan penyebabnya, maka penyakit
Anda disebut psikosomatis. Penyebab dari sakit yang Anda derita sebenarnya ada di
pikiran Anda. Itu bukan santet atau penyakit karena sihir, sebagaimana keyakinan
masyarakat selama ini.
27. Sakit Hati. Hidup tidak tenang karena masalah cinta, putus cinta, pasangan selingkuh,
perceraian, penghianatan dan sebagainya. Umumnya sakit hati bisa sembuh dengan
sendirinya setelah beberapa bulan. Namun sebagian sakit hati berlanjut selama bertahun-
tahun sehingga menghambat kemajuan hidup. Dalam hal ini psikoterapi bisa membantu
menyembuhkan sakit hati dengan sangat cepat.
28. Serangan Panik. Apabila berada di keramaian atau tempat umum, sering mengalami
perasaan panik, sempoyongan, pusing, berputar, jantung berdebar, cemas, takut, nafas
tersengat-sengal, berkeringat dan merasa seperti mau pingsan atau seolah-olah terjadi
serangan jantung.
29. Stress. Masalah pribadi dan beban pekerjaan bisa menyebabkan stress. Ciri-ciri Anda
menderita stress adalah mood tidak stabil, emosional, mudah tersinggung, susah
konsentrasi, susah berpikir jernih, pikiran kacau, perasaan tidak nyaman, sakit kepala,
ketegangan tubuh, ketegangan pikiran dan perasaan muak terhadap pekerjaan atau orang
lain. Beberapa orang yang mengalami stress melampiaskannya dengan banyak makan,
minum alkohol atau hal-hal kurang baik lainnya.
30. Suka Sesama Jenis. Dalam psikologi, homoseks, gay atau lesbian hanya dianggap
sebagai masalah apabila orang yang mengalaminya tidak menerima keadaan dirinya.
Apabila yang bersangkutan bisa menerima kondisinya, maka tidak dibutuhkan terapi
apapun. Nanum bagi yang ingin berubah, psikoterapi memberikan kesempatan bagi Anda
untuk mengubah pola pikiran, pola perasaan dan pola nafsu yang menyebabkan Anda
menjadi homoseks atau lesbian. Syaratnya adalah Anda memang ingin berubah atas
keinginan Anda sendiri, bukan karena paksaan keluarga.
31. Takut Berbicara Di Depan Umum. Meskipun sudah latihan pidato atau presentasi
dengan baik, tiba-tiba mulut menjadi kaku, suara terbata-bata, nafas tersengal, jantung
berdebar, keringat keluar, tubuh bergetar dan mungkin disertai mulas serta tubuh menjadi
panas, itu adalah gejala demam panggung yang merupakan manifestasi dari rasa takut
berbicara di depan umum.
32. Takut Gagal. Banyak orang memilih tidak melakukan apapun karena takut gagal.
Beberapa klien saya dulunya adalah orang yang bersemangat, tapi karena pernah trauma
dengan kegagalan, akhirnya dia menjadi takut gagal dan selalu terbayang dengan
kegagalan yang pernah dialaminya.
33. Takut Gemuk. Penderita tidak mau kelebihan berat badan sehingga melakukan segala
cara untuk tetap kurus atau langsing, misalnya dengan hanya makan sedikit,
memuntahkan makanan, olah raga berlebihan dan menjalani diet yang ketat. Kadang
berat badan penderita sudah sangat kurus, tapi tetap diet karena merasa tubuhnya belum
ideal.
34. Takut Penyakit. Gejalanya adalah sering melakukan cek ke laboratorium atau rumah
sakit untuk memeriksakan kesehatan, padahal tidak ditemukan gangguan yang serius.
Tidak pernah puas atau ragu dengan tes kesehatan yang pernah dilakukan, sehingga dia
melakukan cek kesehatan lagi dan lagi.
35. Takut Serangan Jantung atau takut terkena penyakit jantung. Sering cemas jangan-
jangan akan terjadi serangan jantung yang mendadak. Penderita biasanya merasa
terdorong untuk sering-sering memeriksa tekanan darah, kadar kolesterol dan
memeriksakan jantungnya ke spesialis, padahal pada kenyataannya tidak ada masalah
yang serius pada jantung.
36. Tidak Bisa Mengendalikan Diri. Banyak orang menyadari dirinya punya sifat mudah
marah, mudah tersinggung dan sulit mengendalikan amarah. Ketika marahnya meledak,
dia bisa melakukan sesuatu yang sangat kasar kepada orang lain atau keluarganya.
Namun beberapa saat kemudian dia menyesalinya, bahkan sampai menangis karena
perbuatannya. Namun di lain waktu, dia bisa emosional lagi.
37. Tidak Percaya Diri. Kurang kepercayaan bisa muncul dalam segala bidang, termasuk
diantaranya tidak percaya diri dalam membuat keputusan, tidak percaya diri dalam
bertindak, kurang keberanian, merasa minder, merasa tidak berharga, merasa lemah,
harga diri rendah atau tidak berani melakukan sesuatu yang beresiko. Termasuk tidak
berani menyatakan cinta atau mendekati orang yang disukainya secara terang-terangan.
Tahukah Anda, dunia ini adalah milik orang yang percaya diri. Jika Anda percaya diri,
maka Anda punya lebih banyak kesempatan untuk sukses dalam segala hal.
38. Trauma. Pernah mengalami kejadian yang mengguncang jiwa misalnya kecelakaan,
bencana alam, kematian orang yang dicintai, diancam mau dibunuh, tersangkut kasus
hukum dan sebagainya. Seorang yang menderita trauma masih sering teringat dengan
kejadian yang pernah menimpanya, walaupun kejadian itu sudah berlangsung puluhan
tahun silam. Apabila tidak disembuhkan, maka penderitaan akan terus berlangsung.
39. Trauma Patah Hati. Ini adalah masalah yang sering dialami wanita atau pria muda.
Gejalanya adalah selalu teringat dengan mantan kekasih yang telah meninggalkannya,
perasaan dendam yang mendalam, enggan untuk menjalin hubungan dengan orang baru,
takut jatuh cinta, takut patah hati lagi, pendiam, suka melamun, perasaan putus asa dan
emosinya naik ketika orang lain menyinggung soal orang yang pernah menyakiti hatinya.
7. MUKJIZAT PSIKOLOGI AL-QUR’AN SEBAGAI TERAPHY JIWA
Secara umum, mukjizat dikenal sebagai kejadian ajaib yang sulit dijangkau kemampuan
akal manusia. Dalam Islam, mukjizat berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Dan al-
Qur`an merupakan mukjizat besar Islam yang terbentang sepanjang masa. Tak akan ada
seorangpun mampu membuat tandingannya hingga akhir zaman nanti.
Al-Qur`an memiliki banyak aspek keistimewaan dan kemukjizatan. Salah satunya adalah
mukijzat psikologis. Al-Qur`an diyakini sebagai satu-satunya kitab suci yang memiliki energi
daya gubah dan gugah yang luar biasa, serta semacam pengaruh yang dapat melemahkan dan
menguatkan jiwa seseorang. Peristiwa keislaman Umar ibn Khaththab RA setelah membaca
lembaran ayat-ayat al-Qur`an, menjadi bukti kemukjizatan al-Qur`an secara psikologis ini.
Allah berfirman :
Artinya : ”Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sempurna) adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah, bergetar hati mereka. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
bertambah iman mereka.” (Qs.al-Anfâl : 2)
Bukti lain misalnya, penelitian yang dilakukan DR. Ahmad al-Qadhi mengenai pengaruh
ayat-ayat al-Qur`an terhadap kondisi psikologis dan fisiologis manusia. Ia buktikan, al-Qur`an
mampu menciptakan ketenangan batin (psikologis) dan mereduksi ketegangan-ketegangan saraf
(fisiologis). Penelitian ini dilakukan terhadap lima sukarelawan non-muslim, berusia antara 17-
40 tahun, menggunakan alat ukur stres jenis MEDAQ 2002 (Medical Data Quetient), yang
dilengkapi software dan sistem detektor elektronik hasil pengembangan Pusat Kedokteran
Universitas Boston, Amerika Serikat.
Sebelum penelitian dimulai, setiap responden dipasangi empat jarum elektrik di tubuh
masing-masing, yang dikoneksikan ke mesin pengukur berbasis komputer. Ini dilakukan untuk
mendeteksi gelombang elektromagnetik, dan mengukur reaksi urat saraf reflektif pada masing-
masing organ tubuh responden.
Pada uji coba pertama, kelima responden diperdengarkan 85 kali ayat-ayat al-Qur`an
secara mujawwad (tanpa lagu). Pada percobaan kedua, 85 kali diperdengarkan kalimat-kalimat
biasa berbahasa Arab secara mujawwad. Dan pada percobaan ketiga, 40 kali responden dibiarkan
duduk membisu sambil menutup mata, tanpa dibacakan apa-apa. Hasilnya, 65% responden yang
mendengarkan ayat-ayat al-Qur`an mendapat ketenangan batin dan ketegangan sarafnya turun
hingga 97%.
Begitulah kemukjizatan al-Qur`an yang bukan sekedar kitab bacaan, namun mampu
memotret jiwa dan raga manusia. Tapi, untuk menyingkap tabir dan rahasia al-Qur`an, tidak akan
mampu dilakukan menggunakan cara-cara sombong, sebagaimana firman Allah :
Artinya : “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi
tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap
ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa
kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan,
mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat
Kami dan mereka selalu lalai dari padanya”. (Qs. al-A’râf : 146).
Seperti diungkap Prof. DR. Jeffrey Lang, guru besar Matematika Amerika dari
Universitas Kansas yang kini telah masuk Islam, ”Anda tidak dapat membaca al-Qur`an begitu
saja, kecuali jika Anda bersungguh-sungguh memberi perhatian dengan penghayatan mendalam.
Anda tinggal memilih, menyerahkan sepenuhnya, seluruh jiwa dan raga, kepada al-Qur`an, atau
Anda akan memeranginya dengan akal dan nalar Anda. Maka al-Qur`an akan menyerang Anda
lebih kuat dari yang Anda bayangkan, mendebat, mengkritik dan membuat malu para
penantangnya.”
Selain sebagai potret jiwa dan raga, al-Qur`an juga berfungsi sebagai obat/terapi
psikologis. Efek penyembuhan dengan memperdengarkan ayat-ayat al-Qur`an atau meminta
pasien untuk membacanya, terbukti sangat luar biasa.
BAB IIIPENUTUP
1. Kesimpulan
Telah diuraikan dasar-dasar psikoterapi secara singkat dan terbatas. Psikoterapi memang
merupakan ilmu dan ketrampilan tersendiri yang bermanfaat untuk pasien-pasien dengan
problem kejiwaan khususnya dan problem kesehatan pada umumnya. Ilmu dan ketrampilan ini
dapat diajarkan dan dipelajari namun memerlukan waktu yang tidak sedikit, ketekunan serta
kepribadian terapis yang juga tidak kalah pentingnya.
Untuk dokter umum yang bertugas sebagai ujung tombak dalam sistem pelayanan
kesehatan di tanah air, psikoterapi penting untuk dipelajari, walaupun memerlukan waktu yang
khusus dan cukup lama untuk mempelajari kembali karena terdiri atas teknik-teknik dan metode
tertentu. Oleh karena itu, minimal konseling dan psikoterapi suportif hendaknya dapat dipahami
dengan baik. Psikoterapi dapat menambah efektivitas terapi lain; bila serang dokter tidak
memahaminya, bukan hanya tidak akan menambah efektivitas terapinya, melainkan setidaknya
diharapkan dapat menghindarkan hal-hal yang dapat merugikan pasiennya.
Ketrampilan yang perlu dilatih terus-menerus ialah dalam mendengarkan dengan
cermat (empathic listening). Dengan mendengar dengan teliti, disertai observasi yang cermat,
serta didasari oleh pengetahuan yang memadai tentang psikologi, psikopatologi dan proses-
proses kejiwaan, kita akan mendapat gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang pasien.
Setelah melakukan wawancara dengan pasien, hendaknya kita dapat membuat konklusi
tentang keadaan mental pasien {seberapa cemas, apakah ia dalam keadaan depresi, bingung
(confuse), marah, atau bahkan tidak mengerti harus berbuat apa}; setelah itu tentunya kita harus
mengetahui langkah apa yang harus kita perbuat untuk menolongnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan H.I. & Sadock BJ Psychotherapies, in Comprehensive Textbook of Psychiatry, Chapter 31, Eight Edition, Vol.2, William & Wilkins, Baltimore, 2004, 1767-70.
Gabbard G.O. Individual Psychotherapy, in Psychodynamic Psychiatry Clinical Practice - The DSM - IV Edition, American Psychiatric Press, 2000, 91-5.
Lubis DB & Elvira SD. Penuntun Wawancara Psikodinamik dan Psikoterapi. Balai Penerbit FKUI, 2005: 10-12
Elvira SD. Kumpulan Makalah Psikoterapi, Balai Penerbit FKUI, 2005: 5,7, 9. Jackson SW. The Listening Healer in the History of Psychological Healing. Am J of Psychiatry:
Dec. 1992 Green B. Psychotherapy, in Problem-based Psychiatry, Churchill Livingstone, Medical Division
of Pearson Professional Ltd., 1996, 140-3. Lubis D.B. Wawancara Psikiatrik, dalam Pengantar Psikiatri Klinik, Balai Penerbit FKUI,
1989, 58-9, 97, 106, 112. Karasu T.B. Psychotherapies: An Overview, American J. Psychiatry, 134 : 8, 1977, 857- 8. Weissman M.M. & Markowitz, J.C., Interpersonal Psychotherapy, Current status, Arch. Gen.
Psychiatry, 51, 1994, 599 - 601. http://bersukacitalah.wordpress.com/tag/bentuk-psikoterapi/ H.B. Adz-Dzakiey, Konseling dan Psikoterapi Islam; Penerapan Metode Sufistik, Jogjakarta:
Fajar Pustaka Baru, 2003. I. Mirza dan G Iful, Holistic HSQ; Metode Menemukan Karakter Diri Berdasarkan Simbolisasi
al-Qur`an, Bandung: Dzikir Press, 2007. A. Mujib, Kepibadian dalam Psikologi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. http://www.mta-al-amien.com/mukjizat-psikologis-al-quran.html http://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-psikoterapi-,6 http://www.tanjungbunut.web.id/2011/05/teknik-teknik-dalam-konseling-dan.html Abu Umar Basyir Al-Maidani (trans.). Metode Pengobatan Nabi SAW. Jakarta: Griya Ilmu,
2005. Bishri, Hasan. 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah Terapi Gangguan Sihir dan Jin Sesuai
Syariat Islam. Jakarta: Ghaib Pustaka, 2005. Hawari, Dadang. Do’a dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis. Jakarta: PT Dana Bhakti
Primayasa, 1997.
http://pencaribakatkreatif.blogspot.com/2012_04_01_archive.html