makalah psikologi agama

21
MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Psikologi agama merupakan cabang dari psikologi. Sebelum menjadi ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki latar belakang sejarah perkembangan yang cukup lama. Karena itu psikologi agama dinilai sebagai cabang psikologi yang relative masih muda. Perbedaan pendapat yang belatar belakangi perbedaan sudut pandang antara agamawan dan para psikolog agama sempat menunda munculnya psikologi agama sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Sehingga psikologi agama sebagai cabang psikologi baru tumbuh sekitar penghujung abad ke-19, setelah sejumlah tulisan dan buku-buku yang menjadi pendukungnya diterbitkan dan beredar. Dalam usianya yang menjelang seabad ini tampaknya psikologi agama kian diterima oleh berbagai kalangan termasuk para agamawan yang semula menggugat keabsahannya sebagai disiplin ilmu yang otonom. Sejalan

Upload: moentela

Post on 28-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psikologi

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Psikologi Agama

MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Psikologi agama merupakan cabang dari psikologi. Sebelum menjadi ilmu

yang otonom, psikologi agama memiliki latar belakang sejarah perkembangan

yang cukup lama. Karena itu psikologi agama dinilai sebagai cabang psikologi

yang relative masih muda.

Perbedaan pendapat yang belatar belakangi perbedaan sudut pandang

antara agamawan dan para psikolog agama sempat menunda munculnya psikologi

agama sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Sehingga psikologi agama

sebagai cabang psikologi baru tumbuh sekitar penghujung abad ke-19, setelah

sejumlah tulisan dan buku-buku yang menjadi pendukungnya diterbitkan dan

beredar.

Dalam usianya yang menjelang seabad ini tampaknya psikologi agama

kian diterima oleh berbagai kalangan termasuk para agamawan yang semula

menggugat keabsahannya sebagai disiplin ilmu yang otonom. Sejalan dengan hal

itu, maka kemajuan dan pengembangan psikologi agama di lapangan dinilai

banyak membantu pemahaman terhadap permasalahan keagamaan dalam

kaitannya dengan tugas-tugas kependidikan.

Maka penulisan makalah ini membahas psikologi agama selain sebagai

tugas pendidikan juga untuk mempelajari sejarah perkembangan psikologi agama

lebih jauh.

2. Rumusan Masalah

Page 2: Makalah Psikologi Agama

Dari latar belakang diatas timbul beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1)      Bagaimana sejarah perkembangan psikologi agama?

2)      Bagaimana metode dalam psikologi agama?

3)      Bagaimana psikologi agama dalam Islam

3. Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut bertujuan untuk:

1)      Mengetahui sejarah perkembangan psikologi agama.

2)      Mengetahui metode dalam psikologi agama.

3)      Mengetahui psikologi agama dalam Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 3: Makalah Psikologi Agama

1)      Sejarah Perkembangan Psikologi Agama

Untuk mengetahui secara pasti kapan agama diteliti secara psikologi

memang agak sulit, sebab dalam agama itu sendiri telah terkandung didalamnya

pengaruh agama terhadap jiwa. Bahkan dalam kitab- kitab suci setiap agama

banyak menerangkan tentang proses jiwa atau keadaan jiwa seseorang karena

pengaruh agama. Dalam Al Qur’an misalnya, terdapat ayat- ayat yang

menunjukkan keadaan jiwa orang- orang yang beriman atau sebaliknya, orang-

orang kafir, sikap, tingkah laku dan doa- doa. Disamping itu juga terdapat ayat-

ayat yang berbicara tentang kesehatan mental, penyakit dan gangguan kejiwaan

serta kelainan sifat dan sikap yang terjadi karena kegoncangan kejiwaan sekaligus

tentang perawatan jiwa.

Perjalanan hidup Sidharta Gautama dari seorang putera raja Kapilawastu

yang bersedia mengorbankan kemegahan dan kemewahan hidup untuk menjadi

seorang pertapa menunjukkan bagaimana kehidupan batin yang dialaminya dalam

kaitan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Proses perubahan arah keyakinan

agama ini mengungkapkan pengalaman keagamaan yang mempengaruhi diri tikih

agama Budha ini. Sidharta Gautama mengalami konversi agama, dari pemeluk

agama Hindu menjadi pendakwah agama baru, yaitu agama Budha. Ia kemudian

dikenal Badha Gautama.Proses yang hampir serupa dilukiskan pula dalam Al-

Qur’an tentang cara Ibrahim as, memimpin ummatnya untuk bertauhid kepada

Allah. (QS 6:76-78). Hal ini juga dapat dijumpai dalam pendewasaan bangsa

Jepang terhadap Kaisar mereka, Mitos agama Shinto yang menempatkan Kaisar

Jepang sebagai keturunan Dewa Matahari (Amiterasu Omi Kami) telah pula

mempengaruhi sikap keberagamaan yang khas pada bangsa Jepang.

Psikologi sebagai ilmu baru lahir pada abad 18 Masehi meski akarnya

menhunjam jauh ke zaman purba. Dalam sejarah keilmuan Islam, kajian

tentang jiwa tidak seperti psikologi yang menekankan pada perilaku,

tetapi jiwa dibahas dalam kontek hubungan manusia dengan Tuhan, oleh

Page 4: Makalah Psikologi Agama

karena itu yang muncul bukan Ilmu Jiwa (`ilm an nafs), tetapi ilmu

Akhlak dan Tasauf. Meneliti keberagamaan seorang muslim dengan

pendekatan psikosufistik akan lebih mendekati realitas keberagamaan

kaum muslimin dibanding dengan paradigma Psikologi Barat.

Berdasarkan sumber Barat, para ahli psikologi agama menilai bahwa

kajian mengenai psikologi agama mulai populer sekitar akhir abad ke-19. Sekitar

masa itu psikologi yang semakin berkembang digunakan sebagai alat untuk kajian

agama. Kajian semacam itu dapat membantu pemahaman terhadap cara

bertingkah laku, berpikir dan mengemukakan perasaan keagamaan (Robert H.

Thouless: 1).

Menurut Thouless, sejak terbitnya buku The Varieties of Religius

Experience tahun 1903, sebagai kumpulan dari materi kuliah William James di

empat Universitas di Skotlandia, maka langkah awal dari kajian psikologi agama

mulai diakui para ahli psikologi. Maka dalam jangka waktu tiga puluh tahun

kemudian banyak buku-buku lain diterbitkan sejalan dengan konsep-konsep yang

serupa.

Di antara buku-buku tersebut adalah The Psychology of Religion karangan

E.D Starbuck yang mendahului karangan William James. Buku E.D. Starbuck

yang terbit tahun 1899 ini kemudian disusul sejumlah buku lainnya seperti The

Spiritual Life oleh George Albert Coe, tahun 1900, kemudian The Belief in God

and Immortality (1921) oleh J.H. Leuba, dan oleh Robert H.Thouless dengan

judul An Introduction to the Psycology of Religion, tahun 1923, serta R.A.

Nicholson yang khusus mempelajari mengenai aliran Sufisme dalam Islam

dengan bukunya Studies in Islamic Mysticism, tahun 1921.

Sejak itu kajian-kajian tentang psikologi agama tampaknya tidak terbatas

pada masalah-masalah yang menyangkut kehidupan keagamaan secara umum,

melainkan pula juga masalah-masalah khusus. Pembahasan tentang kesadaran

beragama misalnya, dikupas oleh B. Pratt dalam bukunya theReligious

Consciousness, sedangkan Rudolf Otto membahas sembahyang. Perkembangan

beragama pun tidak luput dari kajian para ahli psikologi agama. Piere Binet adalah

salah satu tokoh psikologi agama awal yang membahas tentang perkembangan

jiwa keberagamaan. Menurut Binet, agama pada anak- anak tidak beada dengan

Page 5: Makalah Psikologi Agama

agama pada orang dewasa. Pada anak- anak dimana mungkin dialami oleh orang

dewasa, seperti merasa kagum dalam menyaksikan alam ini, adanya kebaikanyang

tak terlihat, kepercayaan akan kesalahan dan sebagian dari pengalaman itu

merupakan fakta- fakta asli yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

2)      Metode dalam Psikologi Agama

Sebagai disiplin ilmu yang otonom, maka psikologi agama juga memiliki

metode penelitian ilmiah. Kajian dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta

berdasarkan data yang terkumpul dan dianalisis secara obyektif.

Dalam meneliti ilmu jiwa dalam agama menggunakan sejumlah metode,

yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :

     Dokumen pribadi (personal document)

Metode ini digunakan untuk mempelajari tentang bagaimana pengalaman

dan kehidupan batin seseorang dalam hubungannya dengan agama. Untuk

memperoleh informasi mengenai hal dimaksud maka cara yang ditempuh adalah

mengumpulkan dokumen pribadi orang seorang. Dokumen tersebut mungkin

berupa autobiografi, tulisan ataupun catatan-catatan yang dibuatnya.

Dalam penerapannya dokumen pribadi ini dilakukan dengan berbagai cara

atau teknik-teknik tertentu. Di antara yang digunakan adalah :

a)      Teknik nomotatik

Nomotatik merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk memahami

tabiat atau sifat-sifat dasar manusia dengan cara mencoba menetapkan ketentuan

umum dan hubungan antara sikap dan kondisi-kondisi yang dianggap sebagai

penyebab terjadinya sikap tersebut. Sedangkan sikap yang terlihat sebagai

kecenderungan sikap umum itu dinilai sebagai gabungan sikap yang terbentuk

dari sikap-sikap indifidu yang ada di dalamnya (Philip G. Ziambardo, 1979:294).

Pendekatan ini digunakan untuk mempelajari pebedaan-perbedaan indifidu.

Dalam penerapannya nomatik ini mengansumsikan bahwa pada diri manusia

terdapat suatu lapisan dasar dalam struktur kepribadian manusia sebagai sifat yang

merupakan ciri umum kepribadian manusia. Dalam kajian ini ditemukann bahwa

Page 6: Makalah Psikologi Agama

individu memiliki sifat dasar yang secara umum sama, perbedaan masing-masing

hanya dalam derajat atau tingkatan saja.

Nomatik yang digunakan dalam studi kepribadian adalah mengukur perangkat

sifat seperti kejujuran, ketekunan dan kepasrahan sejumlah individu dalam suatu

kelompok. Ternyata ditemukan bahwa sifat-sifat itu ada pada setiap individu,

namun jadi berbeda oleh hubungan antara sifat itu ditampilkan dalam sikap sangat

tergantung dari situasi yang ada. Jadi dapat ditarik suatu ketetapan bahwa sikap

individu tergantung dari situasi yang dihadapinya, namun dalam sikap yang

ditampilkan terlihat adanya sifat-sifat dasar manusia secara umum.

b)      Teknik analisis nilai (value analysis)

Teknik ini digunakan dengan dukunagan analisis statistic. Data yang terkumpul

diklafikasikan menurut statistic dan dianalisis untuk dijadikan penilaian terhadap

individu yang diteliti. Teknik statistic digunakan berdasarkan pertimbangan

bahwa ada sejumlah pengalaman keagamaan yang dapat dibahas dengan

menggunakan bantuan ilmu eksakta, terutama dalam mencari mecari hubungan

dengan sejumlah varibel. Carlson misalnya menemukan dalam penelitiannya

bahwa, terdapat hubungan bahwa kepercayaan dengani bahwa tingkat kecerdasan.

Didapatnya korelasi antara agama dan kecerdasan (-0,19) yang berarti bahwa

anak-anak yang kurang cerdas cenderung berpegang erat pada kepercayaan

agama, sedangkan pada anak-anak yang cerdas kecenderungan itu lebih kecil.

c)      Teknik idiography

Teknik ini juga merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk

memahami sifat-sifat dasar (tabiat) manusia. Berbeda dengan nomatik, maka

idiografi lebih dipusatkan pada hubungan antara sifat-sifat yang dimaksud dengan

keadaan tertentu dan aspek-aspak kpribadian yang menjadi cirri khas masing-

masing individu dalam upaya untuk memahami seseorang (Philip G.

Zimbardo:295-296).

Idiografi sebagai pelengkap dari teknik nomotatik  untuk mempelajari sifat-sifat

dasar manusia secara individu yang berbeda dalam suatu kelompok. Teknik ini

banyak digunakan oleh Gordon Allport dalam penelitiannya. Malahan Allport

telah telah menyumbangkan 13 ciri-ciri tentang sikap manusia.

d)      Teknik penilaian terhadap sikap (evaluation attitudes technique)

Page 7: Makalah Psikologi Agama

Teknik ini digunakan dalam penelitian terhadap biografi, tulisan, atau dokumen

yang ada hubungannya dengan individu yang akan diteliti. Berdasarkan dokumen

tersebut kemudian ditarik kesimpulan, bagaimana pendirian seseorang terhadap

persoalan-persoalan yang dihadapinya dalam kaitan hubungannya dengan

pengalaman dan kesadaran agama.

     Kuesioner dan wawancara

Metode kuesioner maupun wawancara digunakan mengumpulkan data dan

informasi yang lebih banyak dan mendalam secara langsung kepada responden.

Metode ini dinilai memiliki beberapa kelebihan antara lain :

     Dapat memberi kemungkinan utuk memperoleh jawaban yang tepat dan

segera.

     Hasilnya dapat dijadikan dokumen pribadi tentang seseorang serta dapat pula

dijadikan data nomatik.

Selain pertimbangan tersebut, metode ini juga mempunyai kelemahan-

kelemahan, seperti:

      Jawaban yang diberikan terikat oleh pertanyaan hingga responden tidak dapat

memberikan jawaban secara lebih bebas.

      Sulit untuk menyusun pertanyaan yang mengundang tingkat relevansi yang

tinggi, karena itu diperlukan keterampilan yang khusus untuk itu.

      Kadang-kadang sering terjadi salah penafsiran terhadap pertanyaan yang

kurang tepat, dan tidak semua pertanyaan sesuai untuk setiap orang.

      Untuk memperoleh jawaban yang tepat, dibutuhkan adanya jalinan kerjasama

yang baik antara penanya dan responden. Dan kerja sama seperti itu

memerlukan pendekatan yang baik dari si penanya.

Dalam penerapannya metode kuesioner dan wawancara dilakukan dalam

berbagai bentuk. di antara cara yang digunakan adalah teknik pengumpulan data

melalui:

a)      Pengumpulan pendapat masyarakat (public opinion polls)

Teknik ini merupakan gabungan antara kuesioner dan wawancara. Cara

mendapatkan data adalah melalui pengumpulan pendapat khalayak ramai.

Data tersebut selanjutnya dikelompokkan sesufikasi yang sudah dibuat

Page 8: Makalah Psikologi Agama

berdasarkan kepentingan penelitian. Teknik ini banyak digunakan oleh E.B

taylor dalam penelitiannya.

b)      Skala penilaian (rating scale)

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang factor-faktor yang

menyebabkan perbedaan yang khas dalam diri seseoranng berdasarkan

pengaruh tempat dan kelompok, misalnya : Dengan adanya penyebab yang

khas ini peneliti dapat memahami latar belakang timbulnya perbedaan antar

penganut suatu keyakinan agama. Misalnya sikap liberal lebih banyak

dijumpai dikalangan penganut protestan, dan sifat konservatif lebih banyak

dijumpai dikalangan penganut agama katolik, dan sebagainya.

c)      Tes (Test)

Tes digunakan dalam upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan

seseorang dalam kondisi tertentu. Untuk memperoleh gambaran yang

diinginkan, biasanya diperlukan bentuk tes yang sudah disusun secara

sistematis.

d)      Eksperimen

Teknik eksperimen digunkan untuk mempelajari sikap dan tingkah laku

keaagamaan seseorang melalui perlakuan khusus yang sengaja dibuat.

Teknik ini sering digunakan oleh J.B Cock dalam melakukan penelitiannya.

e)      Observasi melalui pendekatan sosiologi dan antropologi (sociological and

antropological observation)

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sosiologi dengan

mempelajari sifat-sifat manusiawi orang per orang atau kelompok. Selain itu

juga menjadikan unsur-unsur budaya yang bersifat materi (benda budaya)

dan yang bersifat spiritual (mantra, ritus) yang dinilai ada hubungannya

dengan agama.

f)        Studi agama berdasarkan pendekatan antropologi budaya

Cara ini digunakan dengan membandingkan antara tindak keagamaan

(upacara, ritus) dengan menggunakan pendekatan psikologi melalui

pengukuran statistic kemudian dibuat tolok ukur berdasarkan pendekatan

psikologi yang dihubungkan dengan kebudayaan. Berdasarkan pendekatan

tersebut misalnya ditentukan kategori hubungan menjadi :

Page 9: Makalah Psikologi Agama

      Adanya persaudaraan antara sesama orang yang ber-Tuhan.

      Masalah ke-Tuhanan dan agama.

      Adanya kebenaran keyakinan yang terlihat dalam bentuk formalitas.

      Bentuk-bentuk praktek keagamaan.

g)      Pendekatan terhadap perkembangan (development approacb)

Teknik ini digunakan untuk meneliti mengenai asal-usul dan

perkembangan aspek psikologi manusia dalam hubungannya dengan

agama yang dianutnya. Cara yang digunakan antara lain melalui

pengumpulan dokumen, catatan-catatan, riwayat hidup dan data

antropologi. Cara ini digunakan oleh Sigmund Freud E.B Taylor dan juga

Frans Boas.

h)      Metode klinis dan proyektifitas (clinical metbod and projectivity

technique)

Dalam pelaksanaanya metode ini memanfaatkan cara kerja klinis.

Penyembuhan dilakukan dengan cara menyelaraskan hubungan antara jiwa

dan agama. Usaha penyembuhan di titik beratkan pada kepentingan

manusia (penderita), kenudian untuk kepentingan penelitian digunakan

teknik proyektivitas melalui riset dan pengumpulan data tertulis dilakukan

mengenai penderiata, sebagai bahan diagnosa. Pengumpulan data

dilakukan melalui wawancara, pengamatan terhadap penderita.

i)        Metode umum proyektivitas

Berupa penelitian dengan cara menyadarkan sejumlah masalah yang

mengandung makna tertentu. Selanjutnya peneliti memperhatikan reaksi

yang muncul dari responden. Dengan membiarkan reaksi secara tak

sengaja itu, maka pernyataan yang muncul dari reaksi tadi dijadikan dasar

penafsiran terhadap gejala yang diteliti. Reaksi merupakan kunci pembuka

rahasia.

j)        Apersepsi nomatik (nomothatic apperception)

Caranya dengan menggunakan gambar-gambar yang samar. Melalui

gambar-gambar yang diberikan diharapkan mereka yang diteliti dapat

mengenal dirinya. Selain dari gambar khusus untuk anak-anak biasanya

diberikan boneka untuk membantu ia mengenal anggota keluarganya.

Page 10: Makalah Psikologi Agama

Pemberian gambar atau boneka diharapkan orang coba membentuk ide

baru yang dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi penelitian.

k)      Studi kasus (case study)

Studi kasus dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen, catatan, hasil

wawancara atau lainnya untuk kasus-kasus tertentu. Jadi studi kasus

merupakan cara pengumpulan data melalui berbagai teknik.

l)        Survei  

Metode ini dapat digunakan untuk tujuan penggolongan manusia dalam

hubungannya dengan pembentukan organisasi dalam masyarakat.

                        Metode kuesioner dan wawancara dengan berbagai tekniknya

bertujuan untuk :

      Untuk mengetahui latar belakang keyakinan agama.

      Untuk mengetahui hubungan manusia dengan tuhannya.

      Serta untuk mengetahui dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi.

Tujuan-tujuan lain misalnya:

      Untuk kepentingan pembahasan mengenai hubungan antara penyakit

mental dengan keyakinan beragama.

      Untuk dijadikan bahan guna untuk membentuk kerjasama antara ahli

psikologi dengan ahli agama.

      Untuk kepentingan meneliti dan mempelajari kejiwaan para tokoh agama,

termasuk para pembawa ajaran agama itu sendiri seperti para nabi.

3)      Psikologi Agama dalam Islam

Secara terminologis memang psikologi agama tidak dijumpai dalam

kepustakaan Islam klasik, karena latar belakang sejarah perkembangannya

bersumber dari literature Barat. Dan dikalangan barat yang mula-mula

menggunakan sebutan Psikologi Agama adalah Edwin Diller Starbuck melalui

karangannya Psycology of Religion yang terbit tahun 1899. Namun hal ini tidak

berarti bahwa diluar itu studi yang berkaitan dengan psikologi agama belum

pernah dilakukan oleh para ilmuan non-Barat.

Page 11: Makalah Psikologi Agama

Di kalangan muslim kajian-kajian dalam psikologi agama mulai dilakukan

sekitar pertengahan abad-20, permasalahan yang ada sangkut pautnya dengan

bidang kajian ini sudah berlangsung sejak awal-awal perkembangan Islam.

Kenyataan ini dapat dilihat dari berbagai konsep ajaran Islam yang dapat

dijadikan acuan dalam studi psikologi agama ini.

Manusia menurut terminology Al-Qur’an dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang. Manusia disebut al-basyar berdasarkan pendekatan aspek biologisnya.

Dari sudut pandang ini manusia dilihat sebagai makhluk biologis yang memiliki

dorongan primer (makan, minum, hubungan seksual) dan makhluk generatif

(berketurunan). Sedangkan dilihat dari fungsi dan potensi yang dimiliknya

manusia disebut al-insan. Kemudian manusia disebut Al- Anas, yang umumnya

dilihat dari sudut pandang hubungan social yang dilakukan. Tetapi yang jelas

unsure-unsur psikis manusia itu menurut konsep Islam senantiasa dihubungkan

dengan nilai-nilai agama. Nafs terbagi menjadi tiga, nafs muthmainah, yang

memberi ketenangan batin. Nafs ammarah, yang mendorong ketindakan negative.

Dan nafs lawwamah yang menyadarkan manusia dari kesalahan hingga timbul

penyesalan.

 Dalam pengertian umum Al-Qur’an menyebut manusia sebagai Bani

Adam. Konsep ini untuk mennggambarkan nilai-nilai Unifersal yang ada pada diri

setiap manusia tanpa melihat latar belakang perbedaan jenis kelamin, ras dan suku

bangsa atau aliran kepercayaan masing-maasing. Bani Adam menggambarkan

kesamaan dan persamaan manusia, dan tampaknya lebih ditekankan pada aspek

fisik. Walaupun tidak sama persis dengan konsep Homo (makhluk manusia),

namun dari sudut pandang ini pemahaman konsep Barat tentang konsep Bani

Adam ini. Bedanya tentang kemakhlukannya.

PENUTUP

Page 12: Makalah Psikologi Agama

Kesimpulan

1)      Sejarah Perkembangan Psikologi Agama

Psikologi sebagai ilmu baru lahir pada abad 18 Masehi meski akarnya

menhunjam jauh ke zaman purba. Berdasarkan sumber Barat, para ahli psikologi

agama menilai bahwa kajian mengenai psikologi agama mulai populer sekitar

akhir abad ke-19. Sekitar masa itu psikologi yang semakin berkembang digunakan

sebagai alat untuk kajian agama. Kajian semacam itu dapat membantu

pemahaman terhadap cara bertingkah laku, berpikir dan mengemukakan perasaan

keagamaan (Robert H. Thouless: 1).

2)      Metode dalam Psikologi Agama

Dalam meneliti ilmu jiwa dalam agama menggunakan sejumlah metode,

yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :

     Dokumen pribadi (personal document)

a)      Teknik nomotatik

b)      Teknik analisis nilai (value analysis)

c)      Teknik idiography

d)      Teknik penilaian terhadap sikap (evaluation attitudes technique)

     Kuesioner dan Wawancara

a)      Pengumpulan pendapat masyarakat (public opinion polls)

b)      Skala penilaian (rating scale)

c)      Tes (test)

d)      Eksperimen

e)      Observasi melalui pendekatan sosiologi dan antropologi (sociological and

antropological observation)

f)        Studi agama berdasarkan pendekatan antropologi budaya

g)      Pendekatan terhadap perkembangan (development approacb)

h)      Metode klinis dan proyektifitas, (clinical metbot and projektivity

tehnique)

i)         Metode umum proyektivitas

j)        Apresiasi nomotatik (nomothatic apperception)

Page 13: Makalah Psikologi Agama

k)      Study kasus (case study)

l)        Survai

3)      Psikologi Agama dalam Islam

Secara terminologis memang psikologi agama tidak dijumpai dalam

kepustakaan Islam klasik, karena latar belakang sejarah perkembangannya

bersumber dari literature Barat. Dan dikalangan barat yang mula-mula

menggunakan sebutan Psikologi Agama adalah Edwin Diller Starbuck melalui

karangannya Psycology of Religion yang terbit tahun 1899. Namun hal ini tidak

berarti bahwa diluar itu studi yang berkaitan dengan psikologi agama belum

pernah dilakukan oleh para ilmuan non-Barat.

Di kalangan muslim kajian-kajian dalam psikologi agama mulai dilakukan

sekitar pertengahan abad-20, permasalahan yang ada sangkut pautnya dengan

bidang kajian ini sudah berlangsung sejak awal-awal perkembangan Islam.

Kenyataan ini dapat dilihat dari berbagai konsep ajaran Islam yang dapat

dijadikan acuan dalam studi psikologi agama ini.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Makalah Psikologi Agama

Hafidzan.2010. http   : // writen by Hafidzan.blogspot.com. 3 Maret 2011

Jalaluddin. 2002. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syafi’I, Agus. 2006. http://mubarok-institute.blog spot.com . 3 Maret 2011