makalah psikologi perkembangan
DESCRIPTION
makalah Psikologi PerkembanganTRANSCRIPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen pengampu :Drs. Ali Imron, M.Pd.I
Disusun oleh :
Arida Abidin
Cakhyanti Oktavia
Catur Septiana
Eka Esti Purwaningsih
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
2015
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Perkembangan yang diberikan oleh bapakAli Imron.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan memberikan dorongan kepada penulis dalam penyelesaian
makalah ini :
1. Orang tua penulis yang telah memberikan motivasi kepada penulis
sehingga memberikan semangat kepada penulis.
2. Bapak Drs Ali Imron, M.Pd.I. Selaku dosen mata kuliah Psikologi
Perkembanganyang memberikan pengarahan dalam penulisan
makalah.
3. Rekan-rekan semester 3 yang telah mendukung penulisan makalah
ini.
4. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah
yang kami susun.Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak demi terciptanya kesempurnaan dalam
makalah ini.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan man-
faat terutama dalam menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap
materiPsikologi Perkembangan,khususnya bagi kelompok kami dan juga
rekan UNSIQ 2015 pada umumnya.
Hormat Kami,
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................1
KATA PENGANTAR .................................................................................................2
DAFTAR ISI ...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................6
A. Pengertian Masa Bayi...............................................................................6
B. Perkembangan Masa Bayi.......................................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................14
A. Simpulan..................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah
Seorang individu dapat dikatakan normal atau bahagia apabila ia
dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan tepat waktu. Apabila
individu tersebut tidak dapat atau mengalami hambatan dalam
menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu tersebut akan
mengalami gangguan atau ketidakbahagiaan baik dalam aspek fisik,
kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya.
Dari seluruh fase yang terjadi selama rentang kehidupan, salah satu
fase yang memegang peranan penting dalam perkembangan seorang
individu adalah masa bayi.Masa bayi disebut sebagai salah satu fase
terpenting karena selama masa ini seorang individu mulai belajar dan
memahami berbagai macam hal-hal dan pengalaman baru tentang
dirinya.Banyak macam tugas perkembangan yang harus diselesaikan
seorang individu pada masa ini.Sekalipun demikian, masa ini bukanlah suatu
masa yang berbahaya bagi perkembangan individu.
Di balik semuanya itu, ada tuntutan tersendiri yang wajib dicapai
seorang individu setelah melalui fase ini, yaitu menjadi individu yang
mandiri. Untuk dapat mencapainya, para orang tua terlebih dahulu harus
memahami apa saja tugas-tugas perkembangan bagi si bayi dan yang harus
ibu lakukan agar bayinya dapat memenuhi tugas-tugas tersebut.
Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang
tersebut di atas itulah yang membuat penulis memilih topik mengenai
perkembangan masa bayi sebagai bahan kajian dalam pembuatan makalah
kali ini. Selanjutnya, hasil pengkajian tersebut, penulis uraikan dalam
makalah berjudul “Perkembangan Masa Bayi.”.
4
B. RumusanMasalah
Dari latarbelakangdiatas, dapat kita menarik sebuah rumusan
masalahnyasebagai berikut:
1. Apa problem pendidikan islam di indonesia?
2. Apa tantangan pendidikan islam di indonesia?
3. Apa solusi pendidikan islam di indonesia?
C. TujuanPenulisan
Dari rumusan masalah diatas, dapat kitamenariksebuah tujuan
penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui problem pendidikan islam di indonesia
2. Untuk mengetahui tantangan pendidikan islam di Indonesia
3. Untuk mengetahui solusi pendidikan islam di indonesia
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Bayi
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan
setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu.Masa bayi sering
dianggap sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar
untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak
kecil yang baru belajar berjalan.
Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun
seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar.Banyak ahli berkeyakinan
demikian, seperti Freud yang percaya bahwa penyesuaian diri yang kurang
baik pada masa dewasa bermula dari pengalaman-pengalaman masa
kanak-kanak yang kurang baik (Freud, 1962).
B. Perkembangan Masa Bayi
1. Perkembangan Fisik
Masa bayi merupakan suatu masa di mana pertumbuhan sorang
individu berkembang dengan pesat.Selama tahun pertama, peningkatan
berat tubuh lebih besar daripada peningkatan tinggi, namun demikian pula
sebaliknya pada tahun kedua.
Beberapa perkembangan fisik yang harus dilalui bayi hingga pada
akhir masa bayi ialah sebagai berikut
a. Tinggi dan berat
Pada saat dilahirkan panjang rata-rata bayi adalah 20 inchi atau 50
cm dengan berat badan 3,4 kg. dibandingkan dengan ukuran tubuh orang
dewasa, panjang lebih dekat dari beratnya : panjang bayi yang 20 inci me-
nunjukkan lebih dari seperempat tinggi orang dewasa ,sedangkan 3,4 kg
beratnya menunjukkan hanya bagian kecil dari berat badan orang dewasa
(seifert & hoffnung, 1994)1.
b. Perkembangan Refleks
1 Samsunuwiyati Mar’at. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. hal. 92
6
Pada masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan, yang di sebut re-
flex.refleks adalah gerakan –gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak
terakodinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi
respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
c. Rangkaian tingkah laku dan keadaan bayi
Perkembangan refleks dan fungsi motorik pada bayi kemudian
memunculkan serangkaian tingkah laku yang lebih kompleks. dengan
tingkah laku tersebut telah memungkinkan bayi sebagai makhluk biologis
dapat bertahan hidup. menurut Lerner & Hultsch (1983), tingkah laku
tersebut meliputi : pola tidur dan pola bangun, tingkah laku teoileting dan
tingkah laku makan dan minum2.
d. Perkembangan keterampilan motorik
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak
lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya
perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot m,emungkinkan
berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkemban-
gan motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Keterampilan motorik kasar meliputi kegiatan otot-otot besar
seperti menggerakkan lengan dan berjalan.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi
meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus, seperti ketan-
gakasan jari.
Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak.Misalnnya
ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersep-
sikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya.Persepsi tersebut
memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengam-
bilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di
tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya3
2 Samsunuwiyati Mar’at. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. hal.95
3John, W. Santrock. 2002. LIFE-SPAN DEVELOPMENT (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.
7
e. Perkembangan sensori
Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang diran-
cang sedemikian rupa untuk mengumpulkan informasi.alat-alat yang
berfungsi untuk untuk menangkap informasi inilah yang disebut dengan
indra (sense) atau sistem sensorik.jadi, semua informasi yang datang
kepada bayi adalah melalui indra. tanpa penglihatan, pendengaran, sen-
tuhan, kecapan, ciuman dan indra lain otak bayi akan terkucil dari dunia :
bayi akan hidup dalam kebisuan, kegelapan, tanpa rasa, tanpa warna dan
kehampaan yang kekal4.
f. perkembangan otak
Pada waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya
telah membentuk sekitar 1.5 milyar sel-sel saraf per menit.jadi pada saat
dilahirkan bayi kemungkinan telah memiliki semua sel-sel otak yang akan
dimilikinya sepanjang hidupnya. akan tetapi, sel-sel otak tersebut belum
matang dan jaringan urat saraf masih lemah. oleh sebab itu, segera setelah
lahir hingga usia 2 tahun, sel-sel otak yang belum matang dan jaringan
urat saraf yang masih lemah it uterus tumbuh dengan cepat dan dramatis
mencapai kematangan5
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan
manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua
proses psikologi yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
dan memikirkan lingkungannya.
1. Perkembangaan kognitif menurut pandangan piaget
Dalam pandangan Piaget tahap-tahap perkembangan pemikiran
dibedakan atas empat tahap, yaitu tahap pemikiran sensorik-motorik, praop-
erasional, operasional-konktret, operasional formal.
4 Samsunuwiyati Mar’at. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. hal100
5Ibid. hal. 102
8
Pemikiran bayi termasuk kedalam pemikiran sensorik motorik,
tahap sensorik motorik belangsung ari kelahiran hingga kira-kira berumur 2
tahun.Selama tahap ini berkembangan mental di tandai dengan perkemban-
gan pesat dengan kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkor-
dinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik
dalam hal ini bayi yang baru lahir bukan saja menerima secara pasif
rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat inderanya, melainkan juga aktif
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut, yakni melalui gerak-
gerak refleks.Pada akhir tahap ini ketika anak berusia 2 tahun, pola-pola
sensorik motoriknya semakin komplek dan mulai mengadopsi suatu sistem
simbol yang primitive. Misalnya, anak usia 2 tahun dapat membayangkan
sebuah mainan dan memanipulasinya dengan tangannya sebelum mainan
tersebut benar-benar ada.
2. perkembangan kognitif menurut pandangan kontemporer
Pandangan-pandangan kontemporer tentang perkembangan kogni-
tif mendapapat sokongan yang penting dalam para pakar psikologi pem-
rosesan informasi.kalau piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif
bayi baru tercapai pada pertengahan tahun kedua, maka para pakar
psikoogi pemrosesan informasi percaya bahwa perkembangan kognitif
seperti kemampuan dalam memberikan perhatian, menciptakan sim-
bolisasi, meniru dan kemampuan konseptual telah dimiliki bayi lebih
awal6.
3. perkembangan persepsi
Secara singkat, perkembangan persepsi yang diyakini oleh para
peneliti ialah bahwa bayi-bayi melihat benda berdiri sendiri, satu, kokoh
dan terpisah dari lingkungan sekitarnya, ada kemungkinan hal ini terjadi
pada saat lahir atau segera sesudahnya, tetapi secara pasti hal ini terjadi
pada usia 3 hingga 4 bulan. Bayi-bayi kecil masih harus belajar banyak
tetapi dunia sekitarnya tampak stabil dan teratur bagi mereka dan oleh
karena itu, dunia sekitar mereka dapat mereka “rumuskan“.
6 Samsunuwiyati Mar’at. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. hal. 107
9
4. perkembangan konsepsi
Penelitian baru-baru ini tentang perkembangan persepsi dan kon-
sepsi bayi menunjukkan bahwa bayi mempunyai kemampuan persepsi
yang lebih canggih dan dapat memulai berpikir jauh lebih awal diband-
ingkan dengan apa yang dibayangkan oleh Piaget.
5. perkembangan memori
Memori (memory) ialah unsur pusat perkembangan kognitif yang
memuat seluruh informasi yang di dalamnya individu menyimpan infor-
masi yang ia terima sepanjang waktu. Kadang-kadang informasi hanya
disimpan beberapa detik, dan pada kesempatan lain informasì disimpan se-
umur hidup. Memori digunakan ketika kita mencari dan mengingat. Baru-
baru ini para peneliti perkembangan anak telah memperlihatkan bayi usia
3 bulan telah memiliki kemampuan menyimpan memori (Grunwald, dkk,
1993). Menurut Rovve-Collier, bahkan memori bayi yang berusia 2,5 bu-
lan telah terinci secara luar biasa
6. perkembangan bahasa
Semua manusia yang normal dapat menguasai bahasa, sebab sejak
lahir manusia telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempelajari
bahasa dengan sendirinya.hal ini terlihat bahwa manusia tidak memerlukan
banyak usaha untuk mampu berbicara.
kemampuan dan kesiapan belajar bahasa manusia ini segera men-
galami perkembangan setelah kelahirannya. bahkan menurut Havighurst
(1984), kemampuan menguasai bahasa dalam arti belajar membuat suara-
suara yang berarti berhubungan dengan orang lain melalui penggunaan
suara-suara itu7
3. Perkembangan Psikososial
perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-peruba-
han perasaan atau emosi serta perubahan bagaimana individu berhubungan
dengan orang lain. sebagimana telah dijelaskan diatas, masa bayi adalah
7 Samsunuwiyati Mar’at. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. hal.112
10
masa dimana anak-anak mulai berjalan, berpikir, berbicara dan merasakan
sesuatu.
1. Perkembangan Emosi
Emosi yaitu respon yang timbul dari stimulus yang menyebabkan
perubahan-perubahan fisiologis disertai dengan perasaan kuat. Bayi
mengekspresikan sebagian emosi jauh lebih awal dibandingkan dengan be-
berapa emosi lain, lalu mengekspresikan dengan rinci dua perilaku ekspre-
sif emosional yang penting. Yaitu menangis dan tersenyum.
2. perkembangan temperamen
Temperamen merupakan salah suatu dimensi psikologis yang
berhubungan dengan aktivitas fisik dan emosional serta merespons. Secara
sederhana,Goleman merumuskan temperamen sebagai “The moods that
typify our emotional life”. Jelasnya temperamen adalah perbedaan kualitas
dan intensitas respons emosional serta pengaturan diri yang memunculkan
perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relative stabil dan mene-
tap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi, yang dipengaruhi oleh in-
teraksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman.
Sejak lahir, bayi memperlihatkan berbagai aktivitas individual
yang berbeda-beda. Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan,
kaki, dan mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi bayi yang lain terlihat
lebih tenang. Sebagian bayi merespons dengan hangat kepada orang lain,
sementara yang lain cerewet, rewel dan susah diatur. Semua gaya perilaku
ini merupakan temperamen seorang bayi.
3. perkembangan rasa percaya diri
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2
bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa per-
caya dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari rasa
percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa tidak
percaya dapat muncul apabila bayi tidak mendapatkan perlakuan yang
baik. Gagasannya tersebut banyak persamaanya dengan konsep Ainsworth
tentang keterikatan yang aman ( secure attachment).
11
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun
pertama kehidupan saja.Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap
perkembangan selanjutnya.Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat
anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya dapat
mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan waktu baginya se-
hingga membuatnya sebagai orang yang dapat dipercayai.
4. perkembangan otonomi
Menurut Chaplin (2002), otonomi adalah kebebasan individu
manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah,
menguasai dan menentukan dirinya sendiri. Menurut Erikson,. Pada tahap
ini, bayi tidak hanya dapat berjalan, tetapi mereka juga dapat memanjat,
membuka dan menutup , menjatukan, menolak dan menarik, memegang
otonomi atau kemandirian merupakan tahap ke dua perkembangan
psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru pandai
berjalan. Otonomi dibangun di atas perkembangan kemampuan mental dan
kemampuan motorikdan melepaskan.Bayi merasa bangga dengan prestasi
ini dan ingin melakukan segala sesuatu sendiri. Selanjtnya mereka juga da-
pat belajar mengendalikan otot mereka dan dorongan keinginan diri
mereka sendiri8
Dengan demikian, setelah memperoleh kepercayaan dari penga-
suh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah milik
mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan rasa mandiri atau otonomi
mereka.Mereka menyadari kemauan mereka. Pada tahap ini bila orang tua
selalu memberikan dorongan kepada anak agar dapat berdiri di atas dua
kaki mereka sendiri, sambil melatih kemampuan-kemampuan mereka,
maka anak akan mampu mengembangkan pengendalian atas otot, doron-
gan, lingkungan dan diri sendiri (otonom). Sebaliknya, jika orang tua cen-
derung menuntut terlalu banyak atau terlalu membatasi hak untuk menye-
lidiki lingkungannya, maka anak akan mengembangkan suatu rasa malu
8 Yuliani Rohmah, Elfi. Psikologi Perkembangan. 2005. Yogyakarta : Teras.
12
dan ragu-ragu yang berlebihan tentang kemampuan mereka untuk mengen-
dalikan diri mereka sendiri dan dunia mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Dari pembahasandi atas dapat kita simpulkan bahwaMasa bayi
berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi
baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai
keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin
mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang
baru belajar berjalan. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya,
meskipun seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar
Perkembangan Fisik adalah Perkembangan psikomotorik bayi
yang meliputi perkembangan panca indera , berbagai gerak reflex dan
perkembangan motorik bayi pada usia 0-2 tahun.
Perkembangan kognitif bayi adalah salah satu aspek
perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan),
yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan
kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan
dengan orang lain.
B. Kritik dan Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadipokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatas nya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubunganya dengan judul
makalah ini
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik
dan saran kepada penulis demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah
ini berguna bagi penulis dan pembaca yang budimanpada umum nya.
DAFTAR PUSTAKA
John, W. Santrock. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa
Hidup). Jakarta: Erlangga.
14
Samsunuwiyati Mar’at. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Re-
maja Rosdakarya.
Yuliani Rohmah, Elfi. Psikologi Perkembangan. 2005. Yogyakarta :
Teras.
Henry Mussen,Paul.1988.Perkembangan dan Kepribadian Anak.Jakarta:
Erlangga
B.hurlog,Elisabeth.Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang
Rentang Kehidupan.Jakarta:Erlangga
Dzulkifli,1986.Psikologi Perkembangan.Bandung: PT Remaja Rosda
karya
15