hakikat psikologi perkembangan

74
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan itu menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menunjukkan kedepan dan tidak dapat diulangi kembali dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan – perubahan dalam suatu arah yang bersifat maju. Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan factor-faktor umum yang memepengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri seseorang. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog perkembangan adalah relasi antara kepribadian dan perkembangan. Hal ini disebabkan oleh pendapat sebagian besar para psikolog bahwa keseluruhan kepribadian itulah yang berkembang meskipun beberapa komponen dapat lebih menonjol perkembangan pada masa – masa tertentu daripada komponen yang lain, misalnya fungsi indra dan fungsi motorik menonjol pada tahun – tahun pertama. Dengan kata lain, psikologi perkembangan lebih tertarik pada struktur yang berbeda – beda yang tampak pada orang yang tengah berkembang itu. Ia tertarik antara struktur- struktur itu. Berhubung dengan itulah kadang- kadang dipakai istilah stadium yang berurutan, bila 1

Upload: hariyatunnisa-ahmad

Post on 29-Jul-2015

97 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan itu menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu

proses yang menunjukkan kedepan dan tidak dapat diulangi kembali dalam

perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat

tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan –

perubahan dalam suatu arah yang bersifat maju.

Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan factor-faktor umum

yang memepengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri seseorang.

Titik berat yang diberikan oleh para psikolog perkembangan adalah relasi antara

kepribadian dan perkembangan. Hal ini disebabkan oleh pendapat sebagian besar

para psikolog bahwa keseluruhan kepribadian itulah yang berkembang meskipun

beberapa komponen dapat lebih menonjol perkembangan pada masa – masa

tertentu daripada komponen yang lain, misalnya fungsi indra dan fungsi motorik

menonjol pada tahun – tahun pertama. Dengan kata lain, psikologi perkembangan

lebih tertarik pada struktur yang berbeda – beda yang tampak pada orang yang

tengah berkembang itu. Ia tertarik antara struktur- struktur itu. Berhubung dengan

itulah kadang-kadang dipakai istilah stadium yang berurutan, bila pembicaraan

berkisar pada suatu komponen tertentu, misalnya perkembangan intelegensi.

Kadang – kadang dipakai istilah fase bila pembicaraan berkisar pada hubunganya

antara komponen – komponen dalam periode perkembangan tertentu.

Dengan begitu orang bicara mengenai masa-masa penghidupan, yang

jelas dapat dibedakan antara masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa hingga

masa lanjut usia. Masa pemuda atau masa remaja kurang jelas batasnya dengan

masa kanak-kanak maupun masa dewasa awal, meskipun memang ada cirri-ciri

yang khas yang membedakan masa remaja dengan masa sebelumnya. Berhubung

dengan sifat seseorang yang khas serta jalan perkembanganya yang khas pula,

maka psikologi perkembangan juga dapat dipandang sebagai psikologi jalan hidup

seseorang.

1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Bagaiman hakekat psikologi perkambangan?

2. Apa saja teori dan metode psikologi perkembangan?

3. Apa yang dimaksud perkembangan masa parental dan kelahiran?

4. Bagaiman perkembangan masa bayi?

5. Bagaiman perkembangan masa anak-anak awal?

6. Bagaimana perkmbangan masa pertengahan dan akhir anak-anak?

7. Bagaimana perkembangan masa remaja

8. Bagaimana perkembangan masa dewasa dan tua?

C. Tujuan

Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca.

Agar pembaca dapat lebih memahami karakter anak dan mengetahui cara

menghadapi karakter dan sifat masing-masing anak.

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Psikologi Perkambangan

Pengertian Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang

mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara

ontogenetic, yaitu mempelajari proses – proses yang mendasari perubahan –

perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani,

perilaku maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya, yang

biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.

Hakikat Perkembangan

Perkembangan (Development)

Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang

semakin membesar, malainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian

perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi

jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu.

Pertumbuhan (Growth)

Pengertian pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada

perubahan – perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam

ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala,

jantung , paru- paru dan sebagainya. Sedangkan istilah perkembangan lebih

menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus

sampai akhir hayat.

Kematangan (maturation)

Pengertian kematangan adalah potensi yang dibawa indvidu sejak lahir,

timbul dan bersatu dengan pembawannya serta turut mengatur pola

perkembangan tingkah laku individu.

3

Perubahan (Change)

Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap

perubahan bermakna perkembangan. Perubahan tidak pula mempengaruhi

perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan – perubahan

dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri

dengan lingkungan dimana ia hidup. Secara garis besarnya, perubahan –

perubahan dalam perkembangan dapat dibagi kedalam 4 bentuk :

1. Perubahan dalam ukuran besarnya

2. Perubahan – perubahan dalam proporsi

3. Hilangnya bentuk atau ciri lama

4. Timbul atau lahirnya bentuk atau ciri – ciri baru

Tujuan Psikologi Perkembangan

1. Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku

serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur .

2. Mempelajari perbedaan – perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan

atau masa perkembangan tertentu

3. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang

menimbulkan reaksi yang berbeda

4. Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang.

Manfaat Psikologi Perkembangan

Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), pengetahuan tentang perkembangan

manusia sangat bermanfaat bagi kita dalam empat hal, yaitu :

1. Dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja.

2. Dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap

perilaku anak.

3. Dapat membantu kita mengenal kapan perkembangan normal yang

sesungguhnya dimulai.

4. Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri.

4

Akar Historis Psikologi Perkembangan

Sejarah Psikologi Perkembangan dibagi atas tiga periode yaitu :

1. Minat Awal mempelajari perkembangan anak

Salah seorang filosof yang yang banyak mempengaruhi pandangan

masyarakat tentang kehidupan anak adalah Plato. Menurut Plato,

perbedaan – perbedaan individual mempunyai dasar genetis. Potensi

individu ditentukan oleh factor keturunan. Artinya sejak lahir anak telah

memiliki bakat – bakat atau benih – benih kemampuan yang dapat

dikembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan. Selain oleh Plato,

studi tentang anak juga dilakukan oleh John Locke dan JJ Rousseau.

Rousseau yang beraliran nativisme mengatakan bahwa anak ketika

dilahirkan sudah membawa segi – segi moral, yang dapat berkembang

secara alami dengan baik. Sejak lahir anak adalah makhluk aktif dan suka

berekspresi. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan John Locke

yang mengatakan bahwa Bayi adalah makhluk pasif, yang

perkembangannya ditentukan oleh pengalaman. Ia beranggapan bahwa

anak adalah makhluk dewasa yang tidak lengkap dan memperoleh

pengetahuan melalui cara berpikir orang dewasa.

2. Dasar – dasar pembentukan psikologi perkembangan secara ilmiah

Perhatian dan penyelidikan yang sungguh – sungguh terhadap

perkembangan anak melalui observasi langsung baru dimulai pada abad ke

19. Dalam hal ini, ada 2 tokoh yang berpengaruh , yakni :

a. Pengaruh Darwin (1809-1882)

Menurut Darwin, anak merupakan suatu sumber yang kaya akan

informasi tentang sifat dan ciri – ciri manusia. Dengan mempelajari

tingkah laku dan perkembangan anak, kita bisa mengetahui asal usul

manusia. Pandangan – pandangan biologis Darwin yang menganggap

perkembangan sebagai pembukaan kemampuan dan ciri – ciri yang

telah terprogram secara ginetik, kemudian menjadi landasan bagi

sejumlah teori psikologi perkembangan dalam merumuskan teori – teori

perkembangannya.

5

b. Pengaruh Wundt (1832- 1920)

Kejadian penting pada abad ke 19 adalah tumbuhnya psikologi sebagai

disiplin yang berdiri sendiri yang ditandai dengan didirikannya

laboratorium psikologi pertama di Leipzig tahun 1879 oleh Wilhelm

Wundt. Wundt beranggapan bahwa eksperimen mempunyai arti penting

bagi psikologi. Ia memberi dasar ilmiah pada psikologi eksperimental

dan dengan teliti ia merumuskan syarat – syarat yang harus dipenuhi

oleh sebuah eksperimen.

c. Munculnya studi psikologi perkembangan modern

Studi sistematis tentang perkembangan anak mengalami perkembangan

yang cukup signifikan pada awal abad ke 20. Penelitian – penelitian

yang dilakukan pada zaman ini lebih bersifat deskriptif dan lebih di titik

beratkan pada ciri- ciri khas yang terdapat secara umum, golongan –

golongan umur serta masa – masa perkembangan tertentu.

Isu – isu penting dalam psikologi perkembangan

Isu – isu penting dalam psikologi perkembangan menurut Miller

(1993):

Sifat dasar manusia

Sifat dasar manusia dijabarkan berdasarkan tiga pandangan :

a. Pandangan mekanistik

Pandangan mekanistik adalah suatu pandagan yang beranggapan

bahwa semua benda di dunia, termasuk organisme hidup dapat dipahami

dengan baik sebagai mesin. Pandangan ini menunjukkan adanya suatu

gejala tertentu atau factor penentu dalam tingkah laku yang menimbulkan

suatu jawaban atau reaksi yang dapat diduga lebih dahulu.

b. Pandangan Organismik

Organismik adalah pandangan yang menganggap bahwa manusia

merupakan suatu keseluruhan. Manusia menjadi sesuatu karena hasil apa

yang dilakukannya sendiri dan karena hasil mempelajari.

6

c. Pandangan Kontekstualis

Pandangan ini mengungkapkan bahwa perilaku mempunyai arti

hanya dalam kaitannya dengan konteks social – historical. Untuk

memahami perkembangan manusia secara utuh seseorang tidak hanya

dapat memperhatikan gejala – gejala fisik bagian dalam atau gejala –

gejala psikis , melainkan juga harus mempertimbangkan gejala – gejala

yang ada di luar fisik (seperti cuaca, polusi dan lingkungan), serta

peristiwa – peristiwa kebudayaan dan historis.

Perkembangan bersifat kualitatif atau kuantitatif

Perubahan kualitatif dapat diartikan sebagai perubahan dalam jenis

atau tipe(misalnya perubahan telur menjadi ulat, kepompong kemudian

menjadi kupu - kupu). Sementara itu perubahan kuantitatif adalah perubahan

yang menyangkut jumlah, frekuensi atau derajat, antara lain menyangkut

peningkatan efisiensi dan konsistensi.

Beberapa perilaku melibatkan perubahan – perubahan baik kualitatif

maupun kuantitatif. Dalam beberapa kasus, periode perubahan kualitatif dan

kuantitatif terjadi secara bergantian.

Kontribusi nature dan nurture bagi perkembangan

Nature (alam, sifat dasar) dapat diartikan sebagai sifat khas seseorang

yang dibawa sejak kecil atau yang diwarisi sebagai sifat pembawaan.

Sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) yaitu factor – factor

lingkungan yang mempengaruhi individu sejak masa pembuahan sampai

selanjutnya.

Nature dan nurture merupakan jalinan yang tidak bisa dipisahkan dan

terlibat sepenuhnya dalam setiap proses perkembangan.

Esensi Perkembangan

Menurut Piaget, yang menjadi esensi perkembangan adalah

perkembangan kognitif yang berupa perubahan structural. Perubahan

structural memberi pengaruh terhadap perubahan dalam isi pikiran.

Sedangkan menurut pandangan kontemporer, esensi perkembangan meliputi

3 bidang yaitu perkembangan fisik ,kognitif dan psikososial (perubahan

reaksi individu terhadap orang lain, perubahan pada emosi dan kepribadian).

7

B. Teori dan Metode Psikologi Perkembangan

Teori-teori psikologi perkembangan

Miller (1993) menjelaskan, teori perkembangan adalah teori yang

difokuskan pada perubahan antar waktu (change over time). Ada dua peranan

penting dari teori perkembangan, yaitu :

1. Mengorganisir dan memberi makna terhadap fakta-fakta atau gejala gejala

perkembangan.

2. Memberikan pedoman dalam melakukan penelitian dan menghasilkan

informasi baru.

Teori Perkembangan dalam Literatur Psikologi Perkembangan

Teori Psikodinamik`

Teori Psikodinamik yang menjelaskan hakikat dan perkembangan

kepribadian dengan unsur yang diutamakan yaitu motivasi, emosi dan aspek

internal lainnya. Teori psikodinamaik dalam psikologi perkembangan banyak

dipengaruhi Sigmund Freud dan Erik Erikson.

Teori Psikoseksual Freud

Freud yakin bahwa kepribadian memiliki tiga struktur penting, yaitu

id, ego, dan superego.Pembeda pokok antara id dan ego ialah bahwa id hanya

mengenal realitas subjektif jiwa, sedangkan ego membedakan antara hal-hal

yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar.

Superego adalah struktur kepribadaian yang merupakan badan moral

kepribadian.

Perkembangan psikologiseksual freud melewati tahap (1) oral yaitu

bayi merasakan kenikmatan pada daerah mulut. (2) Anal yaitu kenikmatan

anak di sekitar lubang anus. (3) Phallic yaitu anak mulai menaruh perbedaan

antara laki-laki dan perepuan. (4) Latency yaitu anak menekan semua minat

terhadap seks dan mengembangkan ketrampilan social dan intelektual. (5)

Genital yaitu dorongan –dorongan seks yang ada pada masa phallic kembali

berkembang setelah masa tenang (latency).

8

Teori Psikososial Erikson

Istilah “psikososial” dalam kaitannya dengan perkembangan manusia

berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati

dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu

organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis (Hall dan

Lindzey 1993). Tahap perkembangan psikososial Erikson antara lain :

1. Tahap kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust), terjadi

selama tahun-tahun pertama kehidupan.

2. Tahap otonomi dengan rasa malu dan ragu (autonomi versus shame and

doubt), yaitu berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru pandai

berjalan

3. Tahap prakarsa dan rasa bersalah (initiative versus guilt), berlangsung

selama tahun-tahun prasekolah.

4. Tahap kerajinan dan rasa rendah diri (industry versus

inferiority),berlangsung kira-kira pada tahun-tahun sekolah dasar.

5. Tahap identitas dan kekacauan identitas (identity versus identity cofusion),

berlangsung selama tahun-tahun masa remaja.

6. Tahap keintiman dan isolasi (intimacy versus isolation), yaitu tahap yang

dialami individu selama tahun-tahun awal masa dewasa.

7. Tahap generativitas dan stagnasi (generativity versus stagnation), yaitu

tahap yang dialami individu selama pertengahan masa dewasa.

8. Tahap integritas dan keputusasaan (integrity versus depair), yatu tahap

yang dialami inidividu selama akhir masa dewasa.

Teori Kognitif

Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif

merupakan sesuatu yang fundamentl dan yang membimbing tingkah laku

anak. Dewasa ini studi tentang perkembangan kognitif didominasai oleh dua

teori yaitu teori perkembangan kognitif Piaget dan teori pemrosesan

informasi.

Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang

menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan

objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Tahap Perkembangan Kognitif

9

Piaget antara lain (1) sensorimotor yaitu bayi (0-2 tahun) bergerak dari

tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran

simbolis. (2) Peoperational yaitu anak (2-7 tahun) mulai merepresentasikan

dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. (3) Concrete operational yaitu

anak (7-11 tahun) dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa

yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk

yang berbeda. (4) Formal operational yaitu anak remaja (11-15 tahun)

berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistik.

Teori pemrosesan informasi didasarkan atas tiga asumsi umum,

pertama pikiran dipandang sebagai suatu sistem penyimpanan dan

pengembalian informasi. Kedua, individu-individu memproses informasi dari

lngkungan, dan ketiga, terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses

informasi dari seorang individu (Zigler dan Stevenson 1993).

Teori Kontekstual

Teori kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang

terbentuk dari transaksi timbal-balik antara anak dan konteks perkembangan

sistem fisik, sosial, kultural dan historis dimana interaksi tersebut terjadi

(Seifert dan Hoffnung 1994).

Teori Etologis

Teori etologi mengenai perkembangan menekankan bahwa perilaku

sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi, dan ditandai oleh

periode-periode kritis atau sensitif (Santrock 1998). Dengan demikian,

pendekatan etologi difokuskan pada asal-usul evolusi dari tingkah laku dan

menekankan tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan alamiah.

Teori Ekologis

Teori ekologis lebih menekankan pada sistem lingkungan, tokoh

utamanya adalah Urie Brofenbrenner. Brofenbrenner menggambarkan empat

kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi,

1. Mikrosistem, menunjukan situasi dimana individu hidup dan saling

berhubungan dengan orang lain.

2. Mesosistem, menunjukan hubungan antara dua atau lebih mikrosistem atau

hubungan beberapa konteks.

10

3. Ekosistem, terdiri dari setting sosial dimana individu tidak berpartisipasi

aktif, tetapi keputusan penting yang diambil mempunyai dampak terhadap

orang-orang yang berhubungan langsung dengannya.

4. Makrosistem, meliputi cetak biru (blueprints) pembentukan sosial dan

kebudayaan untuk menjelaskan dan mengorganisir intitusi kehidupan.

Teori Behavior dan Belajar Sosial

Behaviour (perilaku) adalah kegiatan organisme yang dapat diamati

dan yang bersifat umum mengenai oto-otot dan kelenjar-kelenjar sekresi

eksternal sebagaimana terwujud pada gerakan bagian-bagian tubuh atau pada

pengeluaran air mata, keringat. Teori tingkah laku mula-mula dikembangkan

oleh John B. Watson (1878-1958). Berikut adalah tiga versi tradisi

behavioural

1. Pavlov dan Kondisioning Klasik

Paradigma kondisioning klasik ini menjadi paradigma bermacam-macam

pembentukan tingkah laku yang merupakan rangkaian dari yang satu

kepada yang lain. Kondisioning klasik ini berhubungan pula dengan

susunan syaraf tak sadar serta otot-ototnya. Dengan demikian, jawaban

emosional merupakan sesuatu yang terbentuk melalui kondisioning klasik.

2. B.F. Skinner dan Kondisioning Operant

Dalam behaviorisme Skinner, pikiran, sadar atau tidak sadar, tidak

diperlukan untuk menjelaskan perilaku dalam perkembangan. Skinner

mengembangkan teori belajar yang dikenal dengan operant conditioning.

Pengkondisian operan adalah suatu bentuk behaviorisme deskriptif, yang

berusaha menegakkan hukum tingkah laku melalui studi mengenai belajar

secara operan. Operan adalah suatu reaksi pancaran sebagai kontras dari

responden, yaitu satu kelas tingkah laku yang dipelajari dengan teknik

kondisioning Pavlovian.

3. Bandura dan Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial, yakni sebah teori perluasan dari behaviorisme yang

menekankan pentingnya perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor

kunci dalam perkembangan. Salah seorang arsitek utama teori belajar

sosial versi kontemporer adalah Albert Bandura, pakar psikologi dari

11

Stanford University. Bandura mengemukakan empat komponen penting

Komponen dalam model belajar :

Attention (memperhatikan)

Retention (menyimpan/mencamkan)

Motor reproduction (memproduksi gerak motorik)

Vicarious-reinforcement and motivational (ulangan-penguatan dan

motivasi)

Metode Penelitian Psikologi Perkembangan

Menurut Monks, Knoers, dan Haditono (2001), pembahasan tentang metode

penelitian ini dapat dibedakan antara pendekatan yang lebih umum dan

metode yang lebih spesifik. Berikut pembahasan mengenai kedua bentuk

metode penelitian ini :

1. Pendekatan yang umum

Pendekatan yang umum mengandung dua pengertian, yaitu memberikan

lebih banyak data mengenai keseluruhan perkembangan atau beberapa

aspeknya, dan meninjau pengaruh faktor endogen (bawaan) dan eksogen

(lingkungan, khususnya kebudayaan) bagi perkembangan seseorang.

Pendekatan yang digunakan dalam studi-studi psikologi perkembangan

yaitu :

a. Pendekatan cross-sectional

Cross-sectional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk

melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka

waktu yang relatif singkat.

b. Pendekatan longitudinal

Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang

dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam jangka waktu yang

lama.

Keuntungan pendekatan longitudinal :

- Sampel lebih sedikit, sehingga memungkinkan untuk melakukan

analisa terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.

12

- Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan dalam

perkembangan, baik secara pribadi maupun dalam kelompok.

- Memungkinkan melakukan analisa terhadap hubungan antara proses

pertumbuhan, baik aspek kematangan maupun pengalaman, karena

data yang diperoleh berasal dari anak yang sama.

- Memberikan kesempatan untuk menganalisa efek lingkungan

terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian.

Kelemahan pengguaan pendekatan ini adalah :

- Membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar

- Memerlukan banyak peneliti yang kemungkinan memiliki

pengalaman yang berbeda-beda.

- Kemungkinan terjadinya gangguan dalam selang waktu penelitian

yang sedang dilakukan, misalnya bila orang pindah tempat tinggal

atau meniggal.

c. Pendekatan sekuensial

Pendekatan sekuensial merupakan kombinasi antara pendekatan kros-

seksional dan longitudinal. Pendekatan sekuensial sangat berguna,

terutama dalam menguji pengaruh kohor (generasi) pada perkembangan

rentang hidup.

d. Pendekatan cross-cultural

Pendekatan kros-kultural adalah suatu pendekatan dalam penelitian

yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan atau kebudayaan

yang berpengaruh tehadap perkembangan anak.

2. Metode yang spesifik

Adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk mengetahui gejala

perkembangan yang sedang timbul. Metode spesifik yang digunakan

dalam penelitian psikoogi perkembangan adalah:

a. Metode observasi

Adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku

yang terlihat pada suatu jangka wajtu tertentu atau pada suatu tahapan

perkembangan tertentu. Metode observasi dapat dibedakan atas dua,

yaitu observasi alami dan observasi terkontrol

13

b. Metode eksperimen

Adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan

melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak.

c. Metode klinis

Adalah suatu metode penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-

anak dengan cara mengamat-amati , mengajak bercakap-cakap dan

tanya jawab.

d. Metode tes

Adalah metode yang digunaka untuk mengadakan pengukuran tertentu

terhadap objeknya.

C. Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran

Konsepsi dan Awal Kelahiran

Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal

perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum

wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang

individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau

sekitar 280 hari sebelum lahir.

Psikologi islam menempatkan masa prenatal ini sebagai periode awal

perkembangan individu. Beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW

yang menjadi landasan utama bagi psikologi islam, telah memberikan

sejumlah informasi tentang telah dimulainya kehidupan manusia sejak janin

berada dalam kandungan ibunya.

Para ahli psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia

berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita yang dibuat

oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut “sel benih”. Sel-sel ini

mengandung 46 kromosom,yang diperoleh dari sperma ayah dan ovum ibu

yang dibentuk menjadi 23 pasang.

Sebagai hasil hubungan kelamin, spermatozoa pria dalam jumlah besar

diletakkan dimulut Rahim dan bergerak menuju tabung falopi. Mereka ditarik

kedalam ovum oleh gaya hormonal yang kuat. Setelah satu sel sperma

14

memasuki ovum, permukaan ovum seketika berubah, sehingga tidak ada

sperma lain yang dapat memasukinya. Bila satu sperma menembus dinding

ovum, maka inti sel saling mendekat. Membran yang mengelilingi masing-

masing pecah, dan kedua inti bersatu (Seifert & Hoffnug, 1994).

Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal

Menurut Seifert & Hoffnug, 1994 membagi periode prenatal atas tiga

tahap perkembangan, yaitu :

1. Tahap Germinal (germinal stage)

Disebut juga periode zigot, ovum atau nuthfah. Periode ini

berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari pembuahan. Zigot kemudian

membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang

disebut blastokis yang setelah 3 hari mengandung 60 sel.

Blastokis dibedakan atas 3 lapisan. Pertama, lapisan atas (ectoderm)

yaitu perkembangan rambut, gigi, kuku, kulit, panca indera dan saraf.

Kedua, lapisan tengah (mesoderm) yaitu perkembangan otot, tulang,

sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah. Ketiga, lapisan

bawah (endoderm) yaitu perkembangan sistem pencernaan, hati, pancreas,

kelenjar ludah dan sistem pernafasan.

2. Tahap Embrio (embriyonic stage)

Dalam psikologi islam disebut tahap alaqah, yaitu segumpalan darah

yang semakin membeku. Tahap embrio dimulai dari 2-8 minggu setelah

pembuahan. Selama periode embrio, pertumbuhan terjadi dalam dua pola,

yaitu cephalocaudal yang artinya proses pertumbuhan dari bagian kepala,

sampai kebagian ekor dan proximodistal yang artinya proses pertumbuhan

dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan,

kemudian ke bagian yang jauh dari pusat badan.

Terdapat 3 sarana penting yang membantu perkembangan struktur

anak, yaitu kantong amnionik yang berfungsi sebagai pelindung dari

goncangan fisik dan perubahan temperatur, plasenta yang merupakan

sarana penghubung antara ibu dan embrio, dan tali pusat yang berfungsi

menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat terdiri dari tiga

15

pembuluh darah besar, satu untuk menyediakan bahan makan dan dua

untuk membuang sisa buangan ke tubuh ibu.

Pada umur 6 minggu embrio sudah dapat dikenali sebagai manusia.

Pada umur 8-9 minggu sudah nampak organ-organ tubuh lainnya.

3. Tahap janin (fetus stage)

Dalam psikologi islam disebut mudhgnah. Periode ini dimulai dari

usia 9 minggu sampai lahir. Setelah sekitar 8 minggu, embrio berkembang

menjadi sel-sel tulang. Pada bulan ketiga, janin panjangnya kira-kira 3 inci

dan berat ¾ ons sudah dapat menggerakkan tangan dan kakinya.

Ruh ditiupkan kedalam janin pada bulan ke empat menurut psikologi

islam, pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan

ketujuh panjang janin mencapai 16 inci dengan berat 1,5-2,5 kg. Pada

bulan ke delapan, berat janin mencapai 2,5-3,5 kg dan mulai berkembang

lapisan lemak untuk mengatur temperatur badannya.

Arti Penting Periode Prenatal bagi Perkembangan

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), ada empat kondisi penting yang

memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru dimasa

datang, yaitu :

1. Penentuan sifat bawaan

Setiap kromosom pada sel pria maupun wanita mengandung ribuan

partikel yang dinamakan gen. gen inilah factor penentu keturunan. Gen

terletak pada loci (locus) pada kromosom tertentu. Sewaktu sperma dan ovum

bergabung, zigot akan menerima satu gen dari masing-masing lokus

kromosom.

Kembar identik (monozigot) terjadi dari pertemuan antara sperma dan

ovum yang berbeda, dan antara kembar tersebut secara genetic mirip dengan

mereka yang kakak beradik tidak kembar, yaitu memiliki 50% gen mereka.

Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya

dalam dua hal, yaitu pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana

individu dapat berkembang. Kedua, sifat bawaan sepenuhnya merupakan

masalah kebetulan, tidak dapat dikendalikan jumlah kromosom yang

diturunkan dari ayah atau ibu.

16

2. Penentuan jenis kelamin

Ovum wanita yang matang mengandung kromosom X, sedangkan

spermatozoa pria mengandung kromosom X dan kromosom Y, bila telur

wanita bersatu dengan spermatozoa pria yang mengandung kromosom Y,

hasilnya menjadi kromosom XY yang akan menghasilkan jenis kelamin pria.

Bila ovum bersatu dengan spermatozoa berkromosom X menghasilkan

kromosom XX yang akan menghasilkan keturunan wanita.

Tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi

perkembangan, yaitu pertama, setiap tahun anak-anak mengalami

peningkatan tekanan budaya yang mempengaruhi pola sikap dan perilaku

yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua,

pengalaman belajar ditentukan oleh jenis kelamin individu. Ketiga, sikap

orang tua dan anggota keluarga terhadap individu sehubungan dengan jenis

kelamin mereka.

3. Penentuan Jumlah Anak

Kelahiran anak kembar ini terjadi apabila ovum yang telah dibuahi oleh

spermatozoa membelah menjadi dua bagian yang terpisah selama tahap

pembelahan sel, hal ini akan menghasilkan kembar identic (uniovular). Jika

dua ovum atau lebih dibuahi secara bersamaan oleh spermatozoa yang

berlainan, akan menghasilkan kembar non-identik (biovular).

Dilihat dari perspektif perkembangan, kelahiran anak tunggal dan anak

kembar memiliki perbedaan yang signifikan. Dalam lingkungan sebelum

lahir, bagi anak tunggal uterus ibu sepenuhnya dimilikinya, sedangkan bagi

anak kembar ia terpaksa berdesakan diruang alamiah itu. Dalam lingkungan

pascalahir, bayi kelahiran tunggal akan mendapat perhatian penuh dari orang

tuanya, sedangkan bayi kelahiran kembar harus berbagi waktu dan perhatian

orang tuanya.

4. Penentuan urutan anak

Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya merupakan kondisi

keempat yang ditentukan saat pembuahan. Umumnya orang tua memiliki

sikap, perlakuan, dan memberikan peran yang spesifik terhadap anak tunggal,

17

anak tertua, anak menengah, atau anak bungsu, hal ini mempengaruhi

kepribadian dan pembentukan sikap anak.

Periode prenatal juga merupakan saat dimana calon orang tua

menentukan sikapnya terhadap anak yang akan lahir. Sikap ini akan sangat

mempengaruhi cara bagaimana orangtua memperlakukan atau mengasuh

anaknya, terutama selama tahun-tahun pertama pembentukan kepribadiannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal, yaitu :

1. Kesehatan Ibu

Penyakit yang diderita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan

masa prenatal. Bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan disertai

dengan gangguan kesehatan pada ibu, dapat merusak perkembangan janin.

Apabila ibu menderita penyakit campak rubella (campak Jerman), dapat

dipastikan bahwa 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat.

Sifilis juga merupakan penyakit yang sangat membahayakan

perkembangan masa prenatal. 25% dari kasus sifilis mengakibatkan

kematian setelah janin lahir, 25% mengakibatkan kematian fetus, 25%

janin yang hidup memperlihatkan tanda-tanda berbagai penyakit.

Ibu hamil yang menderita sindrom kehilangan kekebalan tubuh atau

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) terinfeksi melalui

penggunaan obat-obatan yang disuntikkan. Ada tiga cara ibu yang

menderita AIDS menginfeksi anaknya, yaitu pertama selama hami,

melalui ari-ari, kedua selama melahirkan, melalui kontak dengan darah

atau cairan ibu dan yang ketiga setelah melahirkan, melalui air susu.

2. Gizi Ibu

Janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya,

yang diperoleh melalui darah ibunya. Makanan ibu hamil harus

mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk

menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang

kekurangan gizi cenderung cacat.

18

3. Pemakaian bahan-bahan kimia oleh Ibu

Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan

yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dapat

mempengaruhi perkembangan janin, menimbulkan efek samping, baik

pada fisik maupun pada system kimiawi dalam tubuh janin. Bahan-bahan

kimia juga mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu.

Wanita pecandu alcohol kemungkinan besar akan melahirkan bayi

dengan gejala “sindrom alcohol janin” (Fetal Alcohol Syndrome, FAS),

yaitu suatu keabnormalan yang tampak selama kehamilan.

Wanita perokok juga dapat menyebabkan pengurangan bobot

kelahiran, menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran prematur, dan

sindrom kematian bayi serta penyesuaian diri yang buruk.

1. Keadaan dan ketegangan emosi Ibu

Ketika seorang ibu mengalami ketakutan, kecemasan, stress dan

emosi mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain

meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar yang menghambat

aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara.

Stress dan kecemasan yang dialami ibu setelah kehamilan,

diasosiasikan dengan bayi yang sangat aktif, lekas marah, dan tidak teratur

dalam makan, tidur, dan buang air. Kecemasan pada ibu itu kemungkinan

terus berlanjut sampai setelah anak lahir (Sameroff & Chandler, 1975)

Kelahiran

Studi psikologis tentang kelahiran lebih difokuskan pada bagaimana

pengaruhnya terhadap perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pralahir,

dan sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan

sesudah lahir.

1. Tahap-tahap kelahiran

Santrock, 1995; Seifert & Hoffnug, 1994 membagi proses kelahiran

dalam tiga tahap. Tahap pertama, terjadi kontraksi peranakan yang

berlangsung 15-20 menit pada permulaan dan berakhir hingga 1 menit.

Tahap kedua, tahap ini berlangsung selama 1,5 jam, dimulai ketika kepala

19

bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran, pada setiap

kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari

tubuhnya. Tahap ketiga, setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali

pusat, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang.

2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pascalahir

Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan

pascalahir itu adalah :

a. Jenis kelahiran

Secara umum, kelahiran dibedakan dalam lima jenis, yaitu : (1)

kelahiran normal atau spontan, (2) kelahiran dengan peralatan, (3)

kelahiran sungsang, (4) kelahiran melintang, dan (5) kelahiran melalui

pembedahan Caesar (Santrock, 1995).

b. Pengobatan ibu

Belakangan ini, ibu-ibu yang akan melahirkan sering menggunakan

obat-obatan dengan maksud menghilangkan rasa sakit atau untuk

mempercepat proses melahirkan. Semakin banyak obat yang diberikan

kepada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan

diri dengan kehidupan pascalahir.

c. Lingkungan pralahir

Setiap kondisi dalam pralahir yang menghalangi perkembangan janin

sesuai dengan tabel waktu yang normal, akan lebih banyak

mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir

dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.

d. Jangka waktu periode kehamilan

Rata-rata periode kehamilan 38 minggu atau 266 hari. Bayi disebut

postmatur bila ia lahir terlambat 2 minggu atau lebih, sedangkan bayi

prematur bila ia lahir lebih cepat 2 minggu atau lebih dari waktu rata-

rata. Bayi postmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan

diri dengan lingkungan pascalahir dibandingkan dengan bayi prematur.

e. Perawatan pascalahir

Keharusan bayi yang baru lahir melakukan penyesuaian diri yang tidak

disertai dengan kemampuan untuk melakukannya, karena kondisinya

20

yang lemah, menuntut perhatian dan perawatan dari orang tua, terutama

dari ibunya. Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi

yang baru dilahirkan mempunyau pengaruh positif terhadap

perkembangannya.

f. Sikap orang tua

Bila sikap orang tua menguntungkan, hubungan anak dengan orang tua

akan baik. Hubungan baik ini akan membantu bayi menyesuaikan diri

dengan lingkungan baru yang dialami setelah lahir.

D. Perkembangan Masa Bayi

Perkembangan masa bayi meliputi :

1. Perkembangan Fisik

Pada saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inci atau 50 cm,

dengan berat 3,4 kg. Dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewas,

panjang bayi lebih dekat daripada beratnya: panjang bayi yang 20 inci

menunjukan lebih dari satu perempat tinggi orang dewasa, sedangkan 3,4 kg

beratnya menujukkan hanya sebagai kecil dari berat badan orang dewasa

(Seifert & Hoffinung, 1994). Refleks dapat dibagi menjadi 2 yaitu pertama

refleks Survival adalah refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi

kebutuhan fisik bayi, terutama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan

barunya. Kedua, Refleks primitive adalah refleks yang tidak secara nyata

berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik, walaupun ia mungkin merupakan

tingkah laku refleks yang penting pada tahap awal evolusi manusia yang

diwariskan oleh nenek moyang kita. Contoh refleks yaitu menghisap dan

mencari, moro, menggenggam.

2. Perkembangan Refleks

Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak

terkoordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta member bayi

respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Refleks dan skill disebut

juga kemampuan motorik (motor abilities). Secara garis besar, refleks dibagi

menjadi 2 yaitu refleks survival dan refleks primitive. Refleks-refleks yang

21

muncul pada bayi antara lain menghisap dan mencari, refleks moro, refleks

menggenggam, refleks tingkah laku dan keadaan bayi,

3. Perkembangan Ketrampilan Motorik

Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-

bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Keterampilan

motorik ini dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot dan bagian-bagian

badan yang terkait, yaitu : ketrampilan motoric kasar, ketrampilan motoric

halus, perkembangan sensor, pengecapan, penciuman, pendengaran,

penglihatn, perkembngan otak, perkembangan kognitif, peremkembangan

presepsi, perkembangan konsepsi, perkembangan memori, perkembangan

bahasa, perkembangan psikososial, perkembangan emosi, perkembangan

temprmen, perkembangan attachment.

E. Perkembangan Masa Anak-Anak Awal

Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh

ketergantungan, yakni kira-kira usia 2 tahun sampai saat anak matang secara

seksual, yakni kira-kira usia 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria.Masa

anak-anak awal berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun, dan masa anak-

anak akhir dari usia 6 tahun sampai saat anak matang secara seksual (Hurlock,

1980).

Perkembangan fisik

1. Tinggi dan Berat

Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2.5 inchi dan

berat bertambah antara 2.5 hingga 3.5 kg setiap tahunnya. Selama masa ini,

baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin langsing,sementara batang

tubuh mereka makin panjang.

2. Perkembangan otak

Perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak-anakawal ialah

perkembangan otak dan sistem saraf yang berkelanjutan. Pada saat bayi

mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang

dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukurannya telah mencapai sekitar 90% otak

22

orang dewasa. Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan

oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat syaraf yang berujung di dalam

dan antara daerah-daerah otak.

3. Perkembangan motorik

Sekitar usia 3 tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik, dan sekitar usia

4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Usia 5 tahun

anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai

cara, seperi maju dan mundur, jalan cepat dan pelan-pelan, melompat dan

berjingkrak, berlari, memanjat, dll.

Perkembangan Kognitif

1. Perkembangan kognitif menurut teori Piaget

Sesuai dengan teori kognitif Piaget, maka perkembangan kognitif

pada masa awal anak-anak dinamakan tahap praoperasional, yang

berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, konsep yang stabil

dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan

kemudian melemah. Dalam tahap praoperasional, pemikiran masih

kacau dan tidak terorganisir dengan baik. Pemikiran praoperasional adalah

awal dari kemampuan untuk merekonstruksi pada level pemikiran apa

yang tealah ditetapkan dalam tingkah laku.

a. Subtahap Prakonseptual (2-4 tahun)

Subtahap prakonseptual disebut juga dengan pemikiran simbolik

(symbolic thought). Subtahap prakonseptual merrupakan subtahap

pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira antara usia 2 tahun

hingga 4 tahun. Pada subtahap ini anak-anak mengembangkan

kemampuan untuk menggambarkan/membayangkan secara mental

suatu objek yang tidak ada (tidak terlihat) dengan sesuatu yang lain.

a. Subtahap Intuitif

Istilah intuitif digunakan untuk menunjukkan subtahap kedua dari

pemikiran praoperasional yang terjadi pada anak dalam periode dari 4

hingga 7 tahun. Dalam tahap ini, meskipun aktivitas mental tertentu

(seperti cara-cara mengelompokkan, mengukur atau menghubungkan

23

objek-objek) terjadi tetapi anak-anak belum begitu sadar mengenai

prinsip-prinsip yang melandasi terbentuknya aktivitas tersebut.

Karakteristik lain dari pemikiran praoperasional adalah pemusatan

perhatian pada satu dimensi dan mengesampingkan dimensi lain, dan

diistilahkan oleh Piaget sebagai centratiton (pemusatan).

2. Perkembangan Persepsi

Menurut (Seifert dan Hoffnung, 1994) peningkatan persepsi visual

terlihat dalam dua bentuk: pertama, diskriminasi visual yaitu kemampuan

untuk membedakan atau melihat perbedaan-perbedaan terhadap yang

mereka lihat. Kedua, integrasi visual, yaitu kemampuan untuk

mengkoordinasikan beberapa penglihatan dengan tindakan-tindakan fisik

secara tepat.

3. Perkembangan Memori

a. Memori Jangka Pendek

Dalam memori jangka pendek, individu menyimpan informasi

hingga 15-30 detik, dengan asumsi tidak ada latihan/ pengulangan.

Menurut Matlin (1994), dibandingkan dengan anak-anak yang lebih

besar/dewasa, anak yang lebih kecil lebih mungkin untuk menyimpan

materi berupa visual dalam ingatan jangka pendeknya.

b. Memori Jangka Panjang

Pada umumnya anak-anak yang masih kecil memiliki kemampuan

memori rekognisi – suatu kesadaran bahwa suatu objek, seseorang, atau

suatu peristiwa itu sudah dikenalnya, atau pernah dipelajarinya pada

masa lalu – tetapi kurang mampu dalam memori recall – proses

memanggil/menimbulkan kembali dalam ingatan sesuatu yang telah

dipelajari.

4. Perkembangan Atensi/Perhatian

Menurut (Parkins, 2000) Atensi/perhatian merupakan sebuah

konsep multidimensional yg digunakan untuk menggambarkan

perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dlm sistem kognitif. Atensi

pada anak telah berkembang sejak masa bayi.

24

5. Perkembangan Metakognitif

Yang dimaksud dengan metakognitif adalah pengetahuan &

kesadaran tentang proses kognisi/kesadaran kita tentang pemikiran.

6. Perkembangan Bahasa

Seiring dengan kemunculan pemikiran simbolis, anak-anak

mengalami perkembangan bahasa yg pesat. Dengan demikian pada

masa ini anak-anak telah mengalami sejumlah nama-nama dan

hubungan antara simbol-simbol.

Perkembangan Psikososial

a. Perkembangan Permainan

Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yg dominan pada

awal masa anak-anak. Sebab, anak-anak menghabiskan lebih banyak

waktunya di luar rumah bermain dgn teman-temannya.

Fungsi permainan:

- Fungsi kognitif: anak-anak menjelajahi lingkungannya,

mempelajari objek-objek di sekitarnya, dan belajar memecahkan

masalah yg dihadapinya.

- Fungsi sosial: meningkatkan perkembangan sosial anak.

- Fungsi emosi: memungkinkan anak untuk memecahkan sebagian

dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan

konflik batin.

Jenis-jenis permainan (anak usia 2-6 tahun menurut Parten) yaitu:

1. Permainan unoccupied;

2. Permainan solitary;

3. Permainan onlooker;

4. Permaina parallel;

5. Permainan assosiative;

6. Permainan cooperatif.

b. Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua

Hubungan dengan orang tua merupakan dasar bagi perkembangan

emosional dan sosial anak. Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih

25

sayang orang tua selama beberapa tahun pertama kehidupan merupakan

kunci utama perkembangan sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak

memiliki kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri yg baik pada

tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya.

c. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya

Perkembangan psisosial dan kepribadian sejak usia prasekolah hingga

akhir masa sekolah ditandai oleh semakin meluasnya pergaulan sosial,

terutama dgn teman sebaya.

d. Perkembangan Gender

Setiap anak mengalami sekurang-kurangnya 3 tahap dlm

perkembangan gender, yaitu (1) Anak mengembangkan kepercayaan

tentang identitas gender, rasa laki-laki/perempuan; (2)Anak

mengembangkan keistimewaan gender; (3) mereka memperoleh ketetapan

gender, suatu kepercayaan bahwa jenis kelamin seseorang ditentukan

secara biologis, permanen, dan tak berubah-ubah. Menurut Ruble & Ruble

(1980), Perkembangan gender pada masa awal anak-anak dapat dilihat dari

permainan dan aktivitas yg dilakukannya. Anak usia 2-3 tahun, telah

mempelajari stereotip gender konvergensional yg dihubungkan dgn

berbagai aktivitas dan objek-objek umum.

Berbeda dengan permainan & aktivitas, anak-anak prasekolah

mengembangkan stereotip gender tentang kualitas pribadi relatif lebih

lambat. Baru pd usia kira-kira 5 tahun anak-anak mulai mengetahui gender

mana yang dianggap menjadi agresif, keras dan kuat serta gender mana yg

dianggap lembut, tenang dan lemah.

e. Perkembangan Moral

Menurut Santrock (1995), Perkembangan moral adalah

perkembangan yg berkaitan dgn aturan dan konvensi mengenai apa yg

seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dgn orang lain.

Teori Psikoanalisa tentang Perkembangan Moral

Pembagian struktur kepribadian manusia:

1) ide adalah struktur kepribadian yg terdiri atas aspek biologis yg

irasional dan tidak disadari.

26

2) ego adalah struktur kepribadian yg terdiri atas aspek psikologis,

yaitu subsistem ego yg rasional dan disadari tetapi tdk memiliki

moralitas.

3) superego adalah struktur kepribadian yg terdiri atas aspek sosial yg

berisikan sistem nilai dan moral, yang benar-benar

memperhitungkan benar salahnya sesuatu.

Teori Belajar-Sosial tentang Perkembangan Moral

Teori belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respons

atas stimulus. Dalam hal ini, proses-proses penguatan, penghukuman

dan peniruan digunakan utk menjelaskan perilaku moral anak-anak.

Teori Kognitif Piaget tentang Perkembangan Moral

Bagi Piaget, perkembangan moral digambarkan melalui aturan

permainan. Karena itu, hakikat moralitas adalah kecenderungan untuk

menerima & menaati sistem peraturan.

Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral

Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan

dari anak-anak. Hal penting lain dari teori perkembangan moral

Kohlberg adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral yg hanya

ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral

dalam arti perbuatan nyata.

F. Perkembangan Masa Pertengahan dan Akhir Anak-Anak

Permulaan masa pertengahan dan akhir anak-anak ditandai dengan

masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Macam – macam perkembangan pada

masa ini, antara lain :

Perkembangan Fisik

Masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode

pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi

perubahan-perubahan pubertas dan pertumbuhannya berkembang pesat.

Karena itu, masa ini sering  juga disebut sebagai “periode tenang. Meskipun

27

merupakan “masa tenang” tetapi hal ini tidak berarti bahwa pada masa ini

tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.

Keadaan Berat dan Tinggi Badan

Pertumbuhan fisik meliputi pertambahan berat badan dan

pertambahan tinggi badan. Dalam realitanya, peningkatan berat badan lebih

banyak daripada tinggi badannya.

Perkembangan Motorik

Selama masa pertengahan dan akhir anak-anak ini perkembangan

motorik menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan

awal masa anak-anak. Pada usia 7 tahun, tangan semakin kuat, lebih

menyukai pensil daripada krayon untuk melukis. Dari usia 8 hingga 10 tahun,

tangan dapat digunakan secara bebas, mudah dan tepat.

Perkembangan Kognitif

Pada usia sekolah dasar ini daya pikir anak berkembang ke arah

berpikir konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat,

sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.

Perkembangan Kognitif Menurut Teori Piaget

Pada masa ini anak sudah mengembangkan pikiran logis. Ia mulai

mampu mengembangkan pikiran logis, mampu memahami operasi dalam

sejumlah konsep. Menurut Piaget, anak-anak pada masa konkrit operasional

ini telah mampu menyadari konservasi, yakni kemampuan anak untuk

berhubungan dengan sejumlah aspek yang berbeda secara serempak. Hal ini

adalah karena pada masa ini anak telah mengembangkan tiga macam proses

yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu : negasi, resiprokasi, dan identitas.

Perkembangan Memori

Selama periode ini mereka berusaha mengurangi keterbatasan-

keterbatasan tersebut dengan menggunakan apa yang disebut dengan strategi

memori (memory strategy), yaitu perilaku yang disengaja digunakan untuk

meningkatkan memori.

Matlin menyebutkan empat macam strategi memori yang penting

yaitu: rehearsal, organization, imagery, dan retrieval.

28

1. Rehearsal (pengulangan) adalah salah satu strategi meningkatkan memori

dengan cara mengulangi berkali-kali informasi setelah informasi tersebut

disajikan.

2. Organization (organisasi), seperti pengkategorian dan pengelompokkan,

merupakan strategi memori yang sedang digunakan oleh orang dewasa.

Anak-anak yang masih kecil tidak dapat mengelompokkan secara spontan

item-item yang sama untuk membantu proses memorinya

3. Imagery (perbandingan) adalah tipe dari karakteristik pembayangan dari

seseorang. Perbandingan juga merupakan salah satu strategi memori yang

berkembang selama masa pertengahan dan akhir anak-anak.

4. Retrieval (pemunculan kembali) adalah proses mengeluarkan atau

mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Pemunculan kembali

juga merupakan strategi memori yang banyak digunakan oleh orang

dewasa.

Terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi memori anak yang lain

seperti tingkat usia, sifat-sifat anak, serta pengetahuan yang telah diperoleh

anak sebelumnya.

Perkembangan Pemikiran kritis

Pemikiran kritis adalah pemahaman atau refleksi terhadap

permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka

bagi berbagai pendekatan dan perspektif yang berbeda, tidak mempercayai

begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber (lisan atau

tulisan), berpikir secara reflektif dan evaluatif.Istilah “kritis” lebih merupakan

masalah disposisi (watak) daripada kecakapan (ability) dan tidak merujuk

pada pikiran.

Robert J. Sternber memberikan beberapa usulan untuk

mengembangkan pemikiran kritis anak, yaitu :

1. Mengajarkan anak menggunakan proses-proses berpikir yang benar

2. Mengembangkan strategi-strategi pemecahan masalah

3. Meningkatkan gambaran mental mereka

4. Memperluas landasan pengetahuan mereka

29

5. Memotivasi anak untuk menggunakan keterampilan-keterampilan berpikir

yang baru saja dipelajari.

Santrock menyatakan untuk mampu berpikir kritis, anak harus

mengambil peran aktif dalam proses belajar.

Anak perlu mengembangkan berbagai proses berpikir aktif : (1)

mendengarkan secara seksama, (2) mengajukan pertanyaan, (3)

mengorganisasikan pemikiran, (4) memperhatikan persamaan dan perbedaan,

(5) melakukan deduksi, (6) menarik kesimpulan.

Perkembangan intelegensi (IQ)

Intelegensi telah dianggap sebagai suatu norma yang menentukan

perkembangan kemampuan dan pencapaian optimal hasil belajar anak di

sekolah.

Pengertian Intelegensi, Intelegensi merupakan:

1)    Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan

2)    Kemampuan untuk belajar atau kapasitas untuk menerima pendidikan

3)    Kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menggunakan konsep-konsep

abstrak dan menggunakan secara luas simbol-simbol dan konsep-konsep.

Pengukuran Intelegensi

Tes lntelegensi

1. Alfret Binet & Simon

Berangkat dari konsep usia mental  (Mental Age – MA).Anak-anak yang

terbelakang secara mental akan bertingkah laku dan berkinerja seperti

anak-anak normal yang lebih muda.Perbedaan antara usia mental (MA)

dengan usia kronologis (CA) yang digunakan sebagai ukuran

inteligensi.Anak yang cerdas memiliki MA di atas CA, sedangkan anak

yang bodoh memiliki MA di bawah CA.

2. William Stern

Menyempurnakan tes inteligensi Binet.Mengembangkan Intelligence

Quotient (IQ).IQ menggambarkan rasio antara usia mental (MA) dan usia

kronologisnya (CA), dengan rumus :

30

             MA

IQ = ----------- X

100

             CA

Teori-teori Intelegensi

Charles Spearman, mengembangkan pendekatan analisis faktor.

Percaya adanya suatu faktor intelegensi umum, atau faktor G yang mendasari

faktor-faktor khusus atau faktor S dalam jumlah yang berbeda.

Thurstone menganggap intelegensi bahwa intelegensi dapat dibagi

menjadi sejumlah kemampuan primer.Menurut Thurstone, intelegensi umum

yang dikemukakan oleh Spearman itu pada dasarnya terdiri dari 7

kemampuan primer yang dapat dibedakan dengan jelas serta dapat digali

melalui test intelegensi, yaitu: (1) Pemahaman verbal (verbal

comprehension), (2) kefasihan menggunakan kata-kata (word fluency), (3)

kemampuan bilangan (numerical ability), (4) kemampuan ruang (spatial

factor), (5) kemampuan mengingat (memory), (6) kecepatan pengamatan

(perceptual speed) dan (7) kemampuan penalaran (reasoning) (Ferrari &

Sternberg, 1998).

Psikolog Howard Gadner mendukung gagasan bahwa kita tidak

mempunyai satu intelegensi, tetapi memiliki banyak inteligensi (multiple

intelligence), yang berbeda antara satu sama lain.Masing-masing intelegensi

ini meliputi keterampilan-keterampilan kognitif yang unik, dan bahwa

masing-masing ditampilkan didalam bentuk yang berlebihan pada orang

berbakat dan idiot (orang-orang yang secara mental terbelakang tetapi

memiliki ketermapilan yang sulit dipercaya dalam bidang tertentu). Gardner

juga mencatat bahwa kerusakan otak mungkin mengurangi satu jenis

kemampuan, tetapi tidak pada kemampuan lain.

Teori Kontemporer tentang intelegensi berasal dari Rrobert J.

Sternberg yang dikenal dengan “Triarchic Theory of Intelligence.”Dalam hal

ini Sternberg menyatakan bahwa intelegensi memiliki tiga bidang, yang

disebutnya dengan triarchic, yaitu 1) inteligensi komponensial, 2) inteligensi

eksperiensial dan 3) inteligensi kontekstual.

Beberapa teori kontemporer tentang inteligensi praktis (practical

intelligence), inteligensi yang dihubungkan dengan semua kesuksesan dalam

kehidupan sehari-hari dari Sternberg tersebut dibandingkan pada prestasi

akademis dan intelektual.

31

Perkembangan Kecerdasan Emosional (EQ)

Istilah “kecerdasan emosional” (Emotional Intelligence), dipopulerkan

oleh Daniel Goleman berdasarkan hasil penelitian tentang neurolog dan

psikolog yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya

dengan kecerdasan intelektual.

Daniel Goleman mengklasifikasikan kecerdasan emosional atas 5

komponen penting, yaitu:

1)   Mengenali emosi yaitu kesadaran diri (knowing one’s emotions self

awardneness), yaitu mengetahui apa yang dirasakan seseorang, memiliki

kemampuan realistis dan percaya diri.

2)   Mengelola emosi (managing emotions) yaitu menangani emosi sendiri

agar berdampak positif bagi pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati

dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya satu tujuan,serta

mampu menetralisir tekanan emosi.

3)   Motivasi diri (motivating oneself), yaitu menggunakan hasrat yang paling

dalam untuk menggerakan dan menuntun manusia menuju sasaran,

membantu mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif serta bertahan

menghadapi kegagalan dan frustasi.

4)   Mengenali emosi orang lain (recognizing emotions in other), yaitu

kemampuan untuk merasakan kemampuan untuk merasakan yang

dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif mereka,

menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan

orang banyak atau masyarakat.

5)   Membina hubungan  (handling relationship), yaitu kemampuan

mengendalikan dan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan

dengan orang lain, cermat membaca situasi dan jaringan social.

Perkembangan Kecerdasan Spiritual (SQ)

Spiritual Quotient atau kecerdasan spiritual (SQ) merupakan temuan

mutakhir secara ilmiah yang pertama kali digagas oleh Danah Zohar dan Ian

Marshall.Kecerdasan spiritual adalah “kecerdasan untuk menghadapi dan

memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk

menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas

32

dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain”.

Perkembangan kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Utami Munandar (1977) melalui penelitiannya di Indonesia, menyebutkan

ciri-ciri kepribadian kreatif yang diharapkan oleh bangsa indonesia, yaitu:

1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.

2. Mempunyai inisiatif.

3. Mempunyai minat yang luas.

4. Mempunyai kebebasan dalam berpikir.

5. Bersifat ingin tahu.

6. Selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.

7. Selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.

8. Mempunyai kepercayaan diri yang kuat.

9. Penuh semangat.

10. Berani mengambil resiko.

11. Berani mengemukakan pendapat dan memiliki keyakinan.

Pengembangan ciri-ciri kepribadian kreatif demikian sangat

dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan sekolah.

Utami Munandar (1991) menyarankan beberapa falsafah mengajar

yang perlu dikembangkan guru dalammendorong kreativitas peserta didiknya,

yaitu:

1. Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan.

2. Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik.

3. Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif.

4. Anak perlu merasa nyaman dan dirangsang di dalam kelas, tanpa adanya

tekanan dan ketegangan.

5. Anak harus mempunyai rasa memiliki dan kebangsaan di dalam kelas.

6. Guru hendaknya berperan sebagai narasumber, bukan polisi atau dewa.

7. Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara terbuka,

baik dengan guru maupun teman sebaya.

8. Kerjasama selalu lebih daripada kompetisi.

33

9. Pengalaman belajar hendaknya dekat dengan pengalaman dari dunia nyata.

Perkembangan Bahasa

Selama masa akhir anak-anak, perkembangan bahasa terus berlanjut.

Dari berbagai pelajaran yang diberikan di sekolah, bacaan, pembicaraan

dengan anak-anak lain, serta melalui radio dan televisi anak-anak menambah

perbendaharaan kosakata yang ia pergunakan dalam percakapan dan tulisan.

Perkembangan Psikososial

Dunia Psikososial anak menjadi semakin kompleks dan berbeda

dengan masa awal anak.Relasi dengan keluarga dan teman sebaya terus

memainkan peranan penting.

Beberapa aspek penting perkembangan psikososial selama masa

pertengahan dan akhir anak-anak, diantaranya:

a) Perkembangan pemahaman diri

Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), pemahaman diri sering juga

disebut konsep diri, yaitu suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang

diri sendiri.

Atwater (1987), mengidentifikasi konsep diri atas tiga bentuk:

1. Body image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang

melihat dirinya sendiri.

2. Ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan seseorang

mengenai dirinya.

3. Social self, yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya.

Pada usia sekolah dasar, pemahaman diri atau konsep diri

mengalami perubahan yang sangat pesat. Menurut Santrock (1995),

perubahan ini dapat dilihat sekurang-kurangnya dari tiga karakteristik

pemahaman diiri, yaitu:

1) Karakteristik internal

2) Karakteristik aspek-aspek sosial

3) Karakteristik perbandingan sosial

34

b) Perkembangan hubungan dengan keluarga

Ketika anak memasuki masa pertengahan dan akhir anak-anak, para

orang tua hanya memberi sedikit waktunya untuk mereka. Meskipun

terjadinya pengurangan pengawasan dari orang tua terhadap anaknya

selama masa pertengahan dan akhir anak-anak ini, bukan berarti orang tua

sama sekali melepaskan mereka. Sebaliknya, orang tua masih terus

memonitor usaha-usaha yang dilakukan anak dalam memelihara diri

mereka, sekalipun secara tidak langsung.

c) Perkembangan hubungan dengan teman sebaya

Selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, anak-anak

meluangkan banyak waktunya dalam berinteraksi dengan teman sebaya.

1) Pembentukan Kelompok

Interaksi dengan teman sebaya dari kebanyakan anak pada

periode ini terjadi dalam grup atau kelompok, sehingga periode ini

sering disebut “usia kelompok”. Pada masa ini, anak tidak lagi puas

bermain sendirian di rumah, atau melakukan kegiatan-kegiatan dengan

anggota keluarga. Hal ini adalah karena anak memiliki keinginan yang

kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok, serta merasa tidak

puas bila tidak bersama teman-temannya.

2) Popularitas, Penerimaan Sosial dan Penolakan

Para peneliti membedakan anak-anak atas dua, yaitu:

a. Anak yang Populer

Hartup (1983) mencatat bahwa anak yang populer adalah anak

yang ramah, suka bergaul, bersahabat, dan sangat mudah bekerja

sama denga orang lain.

b. Anak yang Tidak Populer

Dibedakan atas dua tipe, yaitu:

Pertama, anak-anak yang ditolak (rejected children) adalah anak-

anak yang tidak disukai oleh teman-teman sebaya mereka, mereka

cenderung lebih bersifat mengganggu dan agresif dibandingkan

anak-anak yang diabaikan.

35

Kedua, anak-anak yang diabaikan (neglected children) adalah anak

yang menerima sedikit perhatian dari teman-temannya, tetapi

bukan berarti mereka tidak disenangi oleh teman-teman sebayanya.

d) Sekolah

Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), sekolah mempengaruhi

perkembangan anak melalui dua kurikulum, yaitu :

1) Academic Curriculum, meliputi sejumlah kewajiban yang diharapkan

dikuasai oleh anak.

2) Hidden Curriculum, meliputi sejumlah norma, harapan, dan

penghargaan yang implicit untuk dipikirkan dan dilaksanakan dengan

cara-cara tertentu yang disampaikan melalui hubungan social sekolah

dan otoritas.

G. Perkembangan Masa Remaja

Perkembangan Fisik

Dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja :

1. Perubahan dalam tinggi dan berat

Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun

adalah sekitar 59 sampai60 inchi. Tetapi, pada usia 18 tahun tinggi rata-

rata remaja laki-laki adalah 69 inchi sedangkan tinggi rata-rata perempuan

adalah 64 inchi. Factor penyebab laki-laki lebih tinggi adripada perempuan

adalah karena laki-laki memulai percepatanpertumbuhan mereka 2 tahun

lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan. Percepatan

pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan yakni

sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan.

2. Perubahan dalam proporsi tubuh

Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan , percepatan

pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi tubuh.

Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa

remaja menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat pada pertumbuhan tangna dan

kaki, yang seiring terjadi tidak proposional. Perububahan proporsi tubuh

36

yang tidak seimbang ini menyebabkan remaja merasa kaku dan canggng

serta kawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan dan

kakinya. Disamping itu dalam perubahan struktur kerangka , terjadi

percepatan pertumbuhan otot sehingga mengakibabkan terjadinya

pegurangan jumlah lemak dalam tubuh.

3. Perubahan pubertas

Pubertas ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan

seksual terjadi dengan pesat terutama pada masa awal remaja. Perubahan

yang terjadi pada masa awal remaja ditandai dengan perubahan cirri cirri

seks primer dan sekunder.

• Perubahan ciri-ciri seks primer

Ciri-ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara

langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Bagi anak laki-laki

cirri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukan dengan

pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantong

kemaluan (scrotum) yang mulai terjadi pada usia 12 tahun. Cirri-ciri

seks primer pada laki-laki ini sangat dipengaruhi oleh hormone

perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak. Sementara pada

anak perempuan , perubahan cirri-ciri seks primer ditandai dengan

munculnya periode menstruasi yang disebut dengan menarche, yaitu

menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis. Terjadinya

menstruasi pertama ini member petunjuk bahwa mekanisme reproduksi

anak perempuan telah matang sehingga memungkinkan mereka untuk

mengandung dan melahirkan anak.

• Perubahan ciri-ciri seks sekunder

Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak

langsung berhubungan dengan proses reproduksi namum merupakan

tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.

Diantara tanda-tanda yang terlihat pada laki-laki adalah tumbuhnya

kumis dan janggut, bahu dan dada melebar, suara berat,tumbuh bulu di

ketiak, didada, di kai dan lengan dan disekitar kemaluan, serta otot-otot

menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat payudara dan pinggul

37

yang membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan dan

disekitar kemaluan.

Perkembangan Kognitif

Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk

memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai

puncaknya. Disamping itu pada masa remaja ini juga terjadi reorganisasi

lingkaran saraf prontal lobe. Prontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas

kognitif tingkat tinggi. Perkembangan prontal lobe tersebut sangat

berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja , sehingga mereka

mengembangkan kempuan penalaran yang memberinya suatu tingkat

pertimbangan moral dan kesadaran social yang baru. Kemudian, dalam

kekuatan baru dalam penalaran yang dimilikinya, menjadikan remaja mampu

membuat pertimbangan dan melakukan perdebatan.

Perkembangan kognitif menurut teori piaget

Ditinjau dari prespektif teori kognitif piaget , maka pemikiran masa

remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal yakni suatu tahap

perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan

terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa. Disamping

itu, pada tahap ini remaja juga mampu berfikir secara sistematik, ampu

memikirkan semua kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan

permasalahan. Dalam suatu eksperimen yang dilakukan oleh piaget dan

Inhelden kepada anak-anak dan remaja diberikan 5 tabung yang berisi cairan

tanpa warna. Empat tabung diberi label 1,2,3 dan 4 serta tabung ke 5 diberi

label g. kepada anak-anak diminta untuk mengkombinasikan cairan-cairan

tersebut sehingga diperoleh cairan berwarna kuning. Mereka mencoba

menuangka cairan tersebut dengan label g kedalam masing masing dari

keempat tabung lain dan setelah itu menyerah. Berdasarkan teori dan

eksperimen piaget tersebut, Kreating membedakan gaya pemikiran formal

operasional dari gaya pemikiran konkret operasional dalam 3 hal yaitu :

pertama, penekanan pada kemungkinan versus kenyataan. Kedua,

38

penggunaan penalaran ilmiah. Ketiga,kecakapan dalam mengkombinasikan

ide-ide.

Perkembangan pengambilan keputusan

Remaja adalah masa dimana terjadi peningkatan pengambilan

keputusan. Dalam hal ini mulai mengambil keputusan-keputusan tentang

masa depan, keputusan memilih teman dll. Dalam hal pengambilan keputusan

ini , remaja lebih tua ternyata lebih kompeten disbanding anak-anak. Apabila

dibandingkan dengan remaja yang lebih tua ,remaja lebih muda memiliki

kemampuan yang kurang dalam ketrampilan pengambilan keputusan. Tidak

jarang remaja terpaksa mengambil keputusan-keputusanyang salah karena

dipengaruhi oleh orientasi masyarakat.

Perkembangan orientasi masa depan

Sebagai individu yang sedang mangalami proses peralihan dari masa

anak-anak mencapai kedewasaan, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan

yang mengarah pada persiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran

sebagai orang dewasa. Remaja mulai memberika perhatian yang besar

terhadap berbagai lapangan kehidupan yang akan dijalaninya sebagai manusia

dimasa mendatang. Sebagai sutu fenomena kognitif-motivasional yang

kompleks , orientasi masa depan berkaitan erat dengan schemata kognitif,

yaitu suatu organisasi perceptual dari pengalaman masa lalu beserta kaitannya

dengan pengalaman masa kini dan dimasa yang akan datang. Neisser

menyebut schemata kognitif senagai mediator bagi masa lalu dalam

mempengaruhi masa depan. Schemata kognitif berisikan perkembangan

sepanjang rentang waktu yang daiantisipasi.

Menurut Nurmi, skema kognitif tersebut berinteraksi dengan tiga

tahap proses pembentukan orientasi masa depan yaitu : Tahap Motivational,

tahap ini mecakup motif, minat, dan tujuan yang berkaitan dengan orientasi

masa depan. Tahap Planning, perencaan merupakan tahap kedua dari proses

pembentukan orientasi masa depan individu, yaitu bagaimana remaja

membuat perencanaan tentang perwujudan minat dan tujuan mereka. Tahap

Evaluation, evaluasi merupakan tahap akhir dari proses pembentukan

orientasi masa depan. Menurut nurmi, perkembangan orientasi masa depan

39

terliahat lebih nyata ketika individu telah mencapai tahap perkembangan

pemikiran operasional formal. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan

kognitif piaget, masa remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional

formal.

Perkembangan kognisi sosial

Menurut dacey dan Kenny , yang dimaksud dengan kognisi social

adalah kemampuan untuk berfikir secara kritis mengenai isu-isu dalam

hubungan interpersonal yang berkembang dengan usia dan sejalan dengan

pengalaman serta berguna untuk memahamiorang lain dan menentukan

bagaimana melakukan interaksi dengan mereka. Menurut sejumlah ahli

psikologi perkembangan,ketrampilan-ketrampilan kognitif yang muncul pada

masa remaja ini mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan kognisi

social mereka. Salah satu bagian penting dari perubahan perkembangan aspek

kognisi social remaja ini adalah apa yang diistilahkan oleh psikolog David

Elkind dengan egosentrisme yakni kecenderungan remaja untuk menerima

dunia. Mereka menganggap semua mata terpaku pada penampilannya, ia

menganggap dirinya sebagai sebagai seorang actor dan orang lain dalah

penonton.

Perkembangan penalaran moral

Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama

sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan

personal yang harmonis dan menghindari konflik konflik peran yang selalu

terjadi dalam masa transisi. Orang yang bertindak sesuai denga moral adalah

orang yang mendasarkan tindakanya atas penilaian baik buruknya sesuatu.

Perkembangan pemahaman tentang agama

Bagi remaja agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral.

Menurut Adam dan Gullota agama memberikan sebuah kerangka moral

sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Oleh

karena itu meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarka agama oleh

orang tua mereka, namun pada masa remaja menagalami kemajuan dalam

perkembangan kognitif.

40

Perkembangan psikososial

Perkembangan individual dan identitas

Dalam konteks psikologi perkembangan , pembentukan identitas

merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian yang yang

diharapkan tercapai pada akhir masa remaja.

Teori psikososial Ericson

Selama masa ini remaja mulai memiliki suatu perasaan tentang

identitas dirinya , suatu perasaan bahwa ia adalah manusia yang unik. Ericson

berpendapat bahwa selama masa masa sulit yang dialami remaja , ternyata ia

berusaha merumuskan dan mengembangkan nilai kesetiaan (komitmen) yaitu

kemampuan untuk mempertahankan loyalitas yang diikrakkan dengan bebas

meskipun terdapat kontadiksi-kontardiksi yang tak terelakan diantara system

system nilai.

Pandangan kontemporer

Marcia mengklasifikasikan siswadalam 4 kategori status identitas

yaitu ; (1) penyebaran identitas. Remaja belum mempunyai pengalaman

dalam suatu krisis tetapi telah menunjukan sedikit perhatian atau komitmen

terhadap pilihan pekerjaan, agama dll. (2) pencabutan identitas. Remaja sudah

membuat suatu komitmen tetapi belum mengalami suatu krisis. (3)

penundaan identitas. Remaja tengah ada dalam krisis , secara aktif tengah

membentuk komitmen-komitmen dan mengangkat perhatian tehadap hasil

kompromi yang dicapai antara keputusan orang tua mereka. (4) pencapaian

identitas. Remaja telah berpengalaman dan berhasil menyelesaikan suatu

periode krisis mengenai nilai nilai dan pilihan hidup mereka.

Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua

Perubahan-perubahan fisik,kognitif, dan social yang terjadi dalam

perkembangan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi orang

tua remaja. Orang tua tidak dipandang sebagai otoritas yang serba tahu .

secara optimal mengembangkan pandangan-pandangan yang lebih matang

dan realistis dari orang tua mereka. Dengan demikian, keterkaitan dengan

orang tua selama masa remaja dapat berfungsi adaptif yang menyediakan

41

landasan yang kokoh dimana remaja dapat menjelajahi dan menguasai

lingkungan-lingkungan baru dan dunia sosial yang luas.

Perkembangan hubungan dengan teman sebaya

Perkembangan kehidupan social remaja ditandai dengan gejala

meningkatnya kehidupan mereka. Hubungan teman sebaya anak dan remaja

belajar tentang hubungan timbale balik yang simetris. Anak mempelajari

prinsip-prinsip kejujuran dan keadilan melalui peristiwa pertentangan dengan

teman sebaya. Kelly dan Henson menyebutkan beberapa fungsi positif teman

sebaya yaitu memperoleh dorongan emosional dan social serta menjadi lebih

independen, meningkatatkan ketrampilan ketrampilan social dan

meningkatkan harga diri.

Perkembangan seksualitas

Salah satu kehidupan remaja yang sangat menonjol adalah terjadinya

peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Dorongan seksualitas

remaja itu sangat tinggi dari dorongan seksual orang dewasa. Untuk

meepaskan diri dari dorongan seksual tersebut , remaja mencoba

mengekspresikan dorongan seksualnya dengan berbagai bentuk tingkah laku

seksual , mulai dari melaksanakan aktivitas berpacaran , berkencan dll.

Meskipun seksualitas merupakan bagian normal dari perkembangan tapi

perilaku seksual tersebut disertai resiko-resiko yang tidak hanya ditanggung

oleh remaja tapi juga orang tua.

Perkembangan proaktivitas

Makna pertama yang terkandung dalam proaktivitas adalah kebebasan

memilih. Menurut convey dalam kebebasan memilih terkandung unsure-

unsur Self-awareness (kesadaran diri), imagination (imajinasi),

conscience(kata hati), independent-will (kehendak bebas).

Perkembangan resiliensi

Relisiensi adalah tentang bagaimana anak, remaja dan orang dewasa

sembuh dari kondisi stress, trauma dan resiko dalam kehidupan mereka.

Relisiensi dianggap sebagai kekuatan dasar yang menjadi fondasi dari semua

karakter positif dan membangun kekuatan emosional dan psikologikal

seseorang.

42

Menurut Emmy E.Werner , relisiensi digambarkan oleh 3 fenomena :

1. Perkembangan positif yang dihasilakan oleh anak yang hidup dalam

konteks yang tinggi 2. Kompetensi yang muncul dibawah tekanan yang

berkepanjangan 3. Kesembuhan dari traumaa. Relisiensi adalah kemampuan

atau kapasitas insane yang dimiliki oleh seseorang , kelompok atau

masyarakat yang memungkinkan untuk menghadapi, mencegah dan

meminimalkan dan bahkan menghilangkan

H. Perkembangan Masa Dewasa dan Tua

Hakikat Perkembangan

Perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan yang tidak

hanya berakhir dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan di

mulai dari masa konsepsi berlanjut ke masa sesudah lahir, masa bayi, anak-

anak, remaja, dewasa hingga menjadi tua. Perubahan badaniah yang terjadi

sepanjang hidup, mempengaruh sikap, proses kognitif, dan perilaku individu.

Awal masa kedewasaan pada umumnya adalah sekitar usia 20 tahun dan

berlangsung sampai sekitar usia 40-45, pertengahan masa dewasa pada usia

40-45 sampai sekitar usia 65 tahun, dan masa dewasa lanjut atau masa tua

yang berlangsung dari usia 65 tahun sampai meninggal (Feldman, 1996).

Aspek Perkembangan Masa Dewasa dan Tua

1. Perkembangan Fisik

Pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya,

dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. Berikut akan

dijelaskan perkembangan fisik yang meliputi kesehatan badan, sensor dan

perceptual, serta otak.

a. Kesehatan Badan

Sejak usia sekitar 25 tahun, perubahan fisik mulai terlihat.

Sebagian besar bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Secara berangsur-

angsur kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga mudah

43

terserang penyakit tatpi masih mampu untuk melakukan aktivitas

normal.

Pada masa tua atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan pada

fisik semakin terlihat sebagai akibat dari proses penuaan. Diantaranya

adalah seperti rambut beruban, kulit mongering dan mengerut, gigi

hilang dan gusi menyusut, konfigurasi wajah berubah, tulang belakang

menjadi bungkuk. Kekuatan dan ketangkasan fisik berkurang, tulang

menjadi rapuh. System kekebalan tubuh melemah, sehingga rentan

terhadap penyakit.

b. Perkembangan Sensori

Pada awal masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan

pendengaran belum begitu terlihat. Pada usia antara 40 dan 59 tahun,

daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Pendengaran

juga mengalami penurunan pada usia sekitar 40 tahun. Pada masa

dewasa akhir, perubahan sensori fisik melibatkan indera penglihatan,

pendengaran, perasa, pencium, dan peraba.

c. Perkembangan Otak

Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak berangsur-angsur berkurang.

Tetapi orang dewasa masih tetap aktif, baik secara fisik, seksual,

maupun mental.Pada usia tua, unit-unit sel dasar dari system saraf

menghilang yang menyebabkan terjadinya erosi mental (kepikunan).

2. Perkembangan Kognitif

a. Perkembangan Pemikiran Postformal

Kemampuan kognitif terus berkembang selama masa dewasa.

Tetapi tidak semua perkembangan kognitif tersebut mengarah pada

peningkatan potensi. Menurut sejumlah ahli, kemunduran keterampilan

kognitif pada masa dewasa akhir dapat ditingkatkan kembali melalui

serangkaian pelatihan.

b. Perkembangan Memori

Kemunduran memori pada masa dewasa akhir cenderung

sebatas pada keterbatasan tipe-tipe memori tertentu. Misalnya

kemunduran pada memori episodic ( memori yang berhubungan dengan

44

pengalaman tertentu di sekitar kehidupan kita). Jadi kemerosotan fungsi

kognitif pada masa tua disebabkan oleh berbagai faktor, seperti

penyakit kekacauan otak (Alzheimer) atau karena kecemasan dan

depresi.

c. Perkembangan Inteligensi

Puncak kemampuan belajar bagi manusia terdapat pada usia 25

tahun, namun kemunduran terjadi sesudah usia 25 hingga 45 tahun

tidak signifikan. Witherington (1986) menyebutkan tiga faktor

penyebab terjadinya kemunduran kemampuan orang dewasa, yaitu:

(1) Ketiadaan kapasitas dasar

(2) Terlampau lamanya tidak melakukan aktivitas yang bersifat

intelektual

(3) Faktor budaya

3. Perkembangan Psikososial

Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang

lebih luas. Pola dan tingkah laku social orang dewasa berbeda dalam

beberapa hal dari orang yang lebih muda. Menurut Erikson, perkembangan

psikososial selama masa dewasa dan tua ditandai dengan tiga gejala

penting, yaitu keintiman, generative dan integritas.

a. Perkembangan Keintiman

Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

memerhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka.

Pada masa dewasa awal, orang-orang telah siap dan ingin menyatukan

identitasya dengan orang lain.

1. Cinta

Selama tahap perkembangan keintiman, nilai-nilai cinta

muncul. Cinta mengacu pada perilaku manusia yang sangat luas

dan kompleks.

2. Pernikahan dan Keluarga

Keintiman menuntut perkembangan seksual yang mengarah

pada perkembangan hubungan seksual dengan lawan jenis. Ini

berarti bahwa hubungan intim yang terbentuk akan mendorong

45

orang dewasa awal untuk mengembangkan genitalitas seksual yang

sesungguhnya dalam hubungan timbale balik dengan mitra yang

dicintai.

b. Perkembangan Generativitas

Generativitas (generativity) adalah tahap perkembangan

psikosoial ketujuh yang dialami individu selama pertengahan masa

dewasa (40 – 50 tahun). Citi utama tahap generativitas adalah perhatian

terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk-produk, ide-ide, dan

sebagainya) serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman

untuk generasi mendatang.

c. Perkembangan Integritas

Integritas (integrity) merupakan tahap perkembangan

psikososial yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai

suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda,

produk, dan ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri

dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupan.

Tahap integritas ini dimulai kira-kira usia sekitas 65 tahun,

dimana orang-orang yang tengah berada pada usia ini sering disebut

sebagai orang usia tua atau orang usia lanjut. Masa usia lanjut masih

dibagi lagi menjadi dua tahap, yaitu tahap usia tua dini dan tahap usia

tua dalu. Pada umumnya, usia tua dini dimulai pada usia 65- 75 tahun.

Masalah pengendalian diri menjadi hal penting bagi orang usia lanjut.

46

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang

semakin memebesar melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian

perubahanyang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari dari

fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahab

kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Perkembangan

menghasilkan bentuk-bentuk dan cirri-ciri kemampuan baru yang berlangsung

dari tahap.

B. Saran

Sebagai seorang calon guru, sebaiknya kita lebih memahami tentang

psikologi perkembangan anak karena hal itu sangat penting. Setiap anak memiliki

sifat dan karakternya masing-masing, jadi seorang calon guru harus memahami

terlebih dahulu bagaimana perkembangan psikologi dimasa kanak-kanak, remaja

hingga dewasa agar bisa mengetahui bagaimana cara terbaik untuk menghadapi

karakter anak.

47