makalah psikologi perkembangan

31
MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN NAMA : BAEHAQI ALANAWA NO REG: 5215097021 PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Upload: luqman-bahdim

Post on 04-Jul-2015

2.748 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

NAMA : BAEHAQI ALANAWA

NO REG: 5215097021

PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Page 2: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan

kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Menurut Sertzer dan

Stone, bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan untuk memahami dirinya

sendiri dan lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin “Consilum”

yang berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau “memegang”. Maka dapat

dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.’

Pada bimbingan dan konseling di Indonesia, pelayanan konseling dalam sistem pendidikan

Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut

Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi

Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan

di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak

diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan

memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001

dan sampai saat ini terus berkembang

Page 3: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Pada bimbingan dan konseling di Dunia Internasional Sampai awal abad ke-20 belum ada

konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru.

Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi industri dan

keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-sekolah negeri. Tahun 1898 Jesse B.

Davis, seorang konselor di Detroit mulai memberikan layanan konseling pendidikan dan

pekerjaan di SMA. Pada tahun 1907 dia memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut.

Pada waktu yang sama para ahli yang juga mengembangkan program bimbingan ini diantaranya;

Eli Weaper, Frank Parson, E.G Will Amson, Carlr. Rogers.

Eli Weaper pada tahun 1906 menerbitkan buku tentang “memilih suatu karir” dan

membentuk komite guru pembimbing disetiap sekolah menengah di New York. Kamite tersebut

bergerak untuk membantu para pemuda dalam menemukan kemampuan-kemampuan dan belajar

tentang bimbingan menggunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam rangka menjadi

seorang pekerja yang produktif.

Frank Parson dikenal sebagai “Father of The Guedance Movement in American

Education”. Mendirikan biro pekerjaan tahun 1908 di Boston Massachussets, yang bertujuan

membantu pemuda dalam memilih karir uang didasarkan atas proses seleksi secara ilmiyah dan

melatih guru untuk memberikan pelayanan sebagai koselor.

Bimbingan dan konseling yang dahulu dikenal dengan nama Bimbingan dan Penyuluhan

(Guideance and Conseling), merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah sistem pendidikan.

Sebagai sebuah sistem, kehadirannya diperlukan dalam upaya pembimbingan sikap perilaku

siswa terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan dirinya dari anak-anak menuju jenjang

usia yang lebih dewasa.

Pada kenyataannya, bimbingan dan konseling ini menjadi sebuah simbol yang sering

tidak berfungsi secara optimal. Pada hampir semua sekolah, fungsi bimbingan dan konseling

hanya muncul jika seorang siswa menghadapi permasalahan yang memang krusial, seperti

perkelahian, penyalahgunaan obat terlarang, kenakalan-kenakalan di luar batas, serta hal-hal lain

yang berada di luar batas kewajaran. Akibatnya, bimbingan dan konseling dalam pandangan

siswa menjadi semacam ”polisi sekolah” yang akan bertindak jika siswa melanggar tata tertib

sekolah. Di sisi lain, warga sekolah lainnya seperti kepala sekolah, guru-guru, dan para staf

Page 4: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

sekolah lain selalu menunjuk guru bimbingan dan konseling jika didapati adanya siswa yang

memiliki permasalahan atau terlibat kasus tertentu.

Terlepas dari predikat guru bimbingan dan konseling, pada dasarnya guru adalah jabatan

profesional yang harus dipertanggungjawabkan secara  profesional pula. Guru adalah jabatan

yang memerlukan keahlian khusus. Sikap, perilaku dan pemikiran seorang guru harus tercermin

dalam idealismenya. Oleh karena itu, pemahaman atas jabatan guru penting artinya dalam rangka

mengabdikan dirinya terhadap nusa, bangsa dan negara. Jenis pekerjaan ini seharusnya tidak

dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar lingkup pendidikan. Demikian pula halnya dengan

jabatan fungsional guru bimbingan dan konseling yang sesungguhnya hanya dapat dilaksanakan

secara optimal oleh mereka yang memang memiliki latar belakang kependidikan seperti itu. Jika

suatu jabatan fungsional dilakukan oleh orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan

keprofesian yang benar, maka sangat besar kemungkinannya terjadi penyimpangan peri-laku,

penyimpangan kegiatan, dan penyimpangan penafsiran di luar batas kewajaran yang seharusnya.

Itulah yang terjadi dalam ruang lingkup bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar pada

dewasa ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling

  Definisi BimbinganDalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan konseling

memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan

memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.

Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada

individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara

optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna

menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno

dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau

Page 5: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri

dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau

mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam

kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94),

mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih

mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari

kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun

membantu”. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai

suatu bantuan atau tuntunan.

Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of Education 1955,

yang_menyatakan:

“Guidance is process of helping individual through their own effort to discover and develop their

potentialities both for personal happiness and social usefulness.”

“Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menentukan

dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan

sosial.”

  Definisi Konseling

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang

dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang

dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri

sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan

dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun

masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan

menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to

give advice” (Homby: 1958:246) atau memberi saran dan nasihat.

Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian

Page 6: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap

muka antara guru/konselor dengan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik

terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahakn

dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal,

sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan

profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat

individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan

dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang

lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face

to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu

masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta

dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau

kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang

optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai

kesejahteraan hidup.

  Tujuan Bimbingan dan Konseling

Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa “dalam

rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan

masa depan”. (Prayitno. 1997:23). Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, ditujukan agar

peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif

dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Sebagai manusia yang normal di

dalam setiap diri individu selain memiliki hal-hal yang positif tentu ada yang negatif. Pribadi

yang sehat ialah apabila ia mampu menerima dirinya sebagaimana adanya dan mampu

Page 7: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

mewujudkan hal-hal positif sehubungan dengan penerimaan dirinya itu. Bimbingan dalam

rangka mengenal lingkungan ditujukan agar peserta mengenal lingkungannya secara objektif,

baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nliai-nilai dan

norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara

positif dan dinamis pula.

Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan ditujukan agar peserta didik

mampu mempertimbangkan dan mengabil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang

menyangkkut bidang pendidikan, bidnag karir, maupun bidnag budaya, keluarga dan masyarakat

(Prayito, 1998: 24). Melalui perencanaan masa depan ini individu diharapkan mampu

mawujudkan dirinya sendiri dengan bakat, minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan

yang dimilikinya. Dan perlu pula diingat bahwa diri haruslah sejalan dengan norma-norma dan

nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Apabila kemampuan mewujudkan diri ini benar-

benar telah ada pada diri seseorang, maka akan mampu berdiri sendiri sebagai pribadi yang

mandiri, bebas dan mantap.

B.     Asas Bimbingan Konseling

Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling selain dimuati

oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah

asas bimbingan. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih

menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat

atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil

layanan/kegiatan  bimbingan dan konseling itu sendiri.

Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan

nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini  tidak

dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan

tersendat-sendat  atau bahkan terhenti sama sekali.

Asas- asas  bimbingan dan konseling tersebut adalah :

1. Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas  yang menuntut dirahasiakannya segenap

data dan keterangan peserta didik  (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau

keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru

Page 8: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

pembimbing  (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan

keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,

2. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta

didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru

Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan

seperti itu.

3. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)  yang menjadi

sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam

memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai

informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru

pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien).

Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru  pembimbing (konselor) terlebih dahulu

bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas

kerahasiaan dan  dan kekarelaan.

4. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi

sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan.

Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat

aktif dalam setiap layanan/kegiatan  yang diberikan kepadanya.

5. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan

konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan  bimbingan dan

konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal

diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta

mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor)  hendaknya mampu mengarahkan

segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta

didik.

6. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan

konseling  yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi

sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki

keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien)  pada saat sekarang.

7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran

layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus

Page 9: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya

dari waktu ke waktu.

8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan

bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak

lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan

koordinasi  dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi

amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.

9. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan

bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum,

peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan,  dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku.

Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan  bimbingan dan konseling ini

harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami,

menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.

10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.  Dalam hal ini, para

pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang

benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing

(konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan

bimbingan dan konseling dan   dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak

mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas

suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak

yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan  kasus dari

orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing

(konselor),  dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik

yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.

12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan

konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa

aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta

kesempatan yang seluas-luasnya  kepada peserta didik (klien) untuk maju.

Page 10: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

C.    Jenis Bimbingan dan Konseling

Jenis – jenis bimbingan di bedakan menjadi tiga, yaitu :

            1.Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)

Dalam hal ini bantuan yang dapat diberikan kepada anak dalam bimbingan pendidikan berupa

informasi pendidikan, cara belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi

masalah belajar, mengambangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam

pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalm belajar dan mampu menyesuaikan

diri terhadap semua tuntutan sekolah.

2. Bimbingan Pekerjaan

Bimbingan pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang pertama, yang dimulai oleh Frank

Parson pada tahun 1908 di Boston, Amerika Serikat. Departemen tenaga kerja di negara ini telah

memplopori bimbingan pekerjaan bagi kaum muda agar mereka memiliki bekal untuk terjun ke

masyarakat.

Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa di sekolah lanjutan tungkat pertama

dan atas menerima bimbingan karir. Konsep Parson sangat sederhana, yaitu sekedar

membandingkandan mengkombinasikan antara hasil analisis individual dan hasil analisis dunia

kerja

3. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi merupakan batuan yang diberikan kepada siswa untuk embangun

hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai

moral / agama dan sosial dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima diri orang lain, serta

membantunya untuk memecahkan masalah pribadi yang ditemuinya. Ketepatan bimbingan ini

lebih terfokus pada pengembangan pribadi, yaitu membantu para siswa sebagai diri untuk belajar

mengenal dirinya, belajar menerima dirinya, dan belajar menerapkan dirinya dalam proses

penyesuaian yang produktif  terhadap lingkunganya.

Dalam bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut :

1. pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan

bertakwa kepada Tuhan YME

Page 11: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

2. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-

kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk

peranya masa depan

3. Pemantapan pemahaman tentang kelamahan diri dan usaha penanggulanganya.

4. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.

5. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya.

6. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui lisan maupun tulisan secara efektif

7. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi

secara dinamis, kreatif dan produktif.

Selain jenis – jenis dalam bimbingan, juga terdapat beberapa jenis-jenis layanan dalam

bimbignan dan konseling. Berikut uraianya :

1. Layanan Orientasi; Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta

didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang

dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di

lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu

pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat

beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai,

yang berfungsi  untuk pencegahan dan pemahaman.

2. Layanan Informasi; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan

memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan

lanjutan). Tujuan  layanan informasi adalah membantu  peserta didik  agar dapat

mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar

maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan

informasi pun berfungsi  untuk pencegahan dan pemahaman.

3. Layanan Pembelajaran; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik

mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar

atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan  dan kemampuan dirinya serta

berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik

dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.  Layanan pembelajaran

berfungsi untuk pengembangan.

Page 12: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

4. Layanan Penempatan dan Penyaluran; merupakan layanan yang memungkinan peserta

didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,

jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan

tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap

potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.

5. Layanan Konseling Perorangan; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik

mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan

permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan  layanan konseling

perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya.

Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

6. Layanan Bimbingan Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan sejumlah

peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan

membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan

pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan

tertentu melalui  dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh

bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan

pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan

tertentu melalui  dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk

pemahaman dan pengembangan

7. Layanan Konseling Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik

(masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan

pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar

peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan

permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok

berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

  Diperlukannya konselor pendidikan

Kehidupan demokrasi: Guru tidak lagi menjadi pusat dan siswa tidak hanya menjadi

peserta pasif dalam kegiatan pendidikan. Guru hanya membantu siswa untuk dapat

mengambil keputusannya sendiri.

Page 13: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Perbedaan individual: Pembelajaran yang umumnya dilakukan secara klasikal kurang

memperhatikan perbedaan siswa dalam kemampuan dan cara belajarnya sehingga

beberapa siswa mungkin akan mengalami kesulitan.

Perkembangan norma hidup: Masyarakat berubah secara dinamis. Demikian pula dengan

berbagai norma hidup yang ada di dalamnya. Setiap orang harus bisa beradaptasi dengan

berbagai perubahan tersebut.

Masa perkembangan: Seorang individu mengalami perkembangan dalam berbagai aspek

dalam dirinya dan perubahan tuntutan lingkungan terhadap dirinya. Diperlukan

penyesuaian diri untuk menghadapi perubahan-perubahan tersebut.

Perkembangan industri: Seiring dengan perkembangan teknologi yang cepat, industri

juga berkembang dengan pesat. Untuk memiliki karier yang baik, siswa harus bisa

mengantisipasi keadaan tersebut.

D.  Tugas Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang dalam

pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan

dan konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.

Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam:

1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik

dalam memahami, menilai bakat dan minat.

2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik

dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan

industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta

didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan

sekolah/madrasah secara mandiri.

4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam

memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

Page 14: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Dalam melakukan proses pembelajaran dikelas maupun membimbing anak-anak dan siswa

guru harus memperhatikan segala aspek psikologi ,perkembangan ,ingatan, memori dan pola

berpikir anak .Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan mengembangkan potensi

yang ada pada siswa atau anak agar anak dan siswa mampu tumbuh dan perkembang sesuai

dengan harapan orang tua,guru dan masyarakat Permasalahan yang ada pada anak hendaknya

penyelesaiannya melibatkan komponen orang tua, guru , masyarakat dan konsuler.

Orang tua,guru dan masyarakat harusnya memahami bahwa tugas sebagai guru hanya

kesuksesan anak itu bukan hanya mampu mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga mampu

mengembangan nilai spritual (kecerdasan spritual) dan kecerdasan emosian yang terkadang

kecerdasan emosian dan spiritual yang mampu membawa kesuksesan terhadap anak dalam

kehidupan di masyarakat.

Dalam belajar haruslah diperhatikan faktor yang memperbaruhi sisiwa dalam memperoleh

dan mengingat pengetahuan . Oleh sebab itu guru haruslah memperhatikan hal tersebut dalam

memlakukan pembelajaran dikelas dengan memperhatikan hal tersebut pengetahuan yang

diberikan oleh guru akan menjadi ingatan yang setia dalam memori siswa.

Dalam melakukan proses pembelajaran dikelas maupun membimbing anak-anak dan siswa

guru harus memperhatikan segala aspek psikologi ,perkembangan ,ingatan, memori dan pola

berpikir anak. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan mengembangkan potensi

yang ada pada siswa atau anak agar anak dan siswa mampu tumbuh dan perkembang sesuai

dengan harapan orang tua,guru dan masyarakat Permasalahan yang ada pada anak hendaknya

penyelesaiannya melibatkan komponen orang tua, guru , masyarakat dan konsuler.

Orang tua, guru dan masyarakat harusnya memahami bahwa tugas sebagai guru hanya

kesuksesan anak itu bukan hanya mampu mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga mampu

mengembangan nilai spritual (kecerdasan spritual) dan kecerdasan emosian yang terkadang

kecerdasan emosian dan spiritual yang mampu membawa kesuksesan terhadap anak dalam

kehidupan di masyarakat.

  Perlunya Bimbingan dan Konseling di sekolah

     Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelangi perlunya

bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar

belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional,

yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan

Page 15: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,

bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan

rohani. Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan seluruh

komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen_bimbingan.

Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatarbelakangi perlunya proses bimbingan

adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak

disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan

penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap.

Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya

layanan bimbingan di sekolah yakni:

(1) masalah perkembangan individu,

(2) masalah perbedaan individual,

(3) masalah kebutuhan individu,

(4) masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan

(5) masalah belajar

E.     Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:

a. Fungsi penyaluran ( distributif )

Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-siswa dalam

memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih

jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan

ciri- ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki

kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar,

dan lain-lain.

b. Fungsi penyesuaian ( adjustif )

Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh

penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik

Page 16: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-

kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara

optimal.

c. Fungsi adaptasi ( adaptif )

Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya guru

dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-

siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan

kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk

merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh

pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat (Sugiyo, 1987:14)

  Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling di Sekolah

Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai

pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:219). Berikut ini prinsip-

prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber, sebagai berikut:

a. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya adakah unik

dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip

bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan tingkah laku seseorang, dalam

memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat.

b. Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh karenanya

dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-teknik yang sesuai dengan

perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.

c. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang yang

dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.

d. Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai bayak inisiatif.

Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing.

Page 17: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

e. Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila ternyata

masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (petugas bimbingan). Untuk

menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain yang lebih ahli.

f. Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasi

kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing.

g. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan

yang dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya.

h. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program pendidikan pada

sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena usaha bimbingan mempunyai

peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

i. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin oleh

seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. Di samping itu ia

mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-petugas lain yang terlibat.

j. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian secara

teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh

dari pelaksanaan program bimbingan. Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan

bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi

sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk

menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).

F.   Kegiatan Bimbingan Konseling

Berdasakan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling (2004)

dinyatakan bahwakerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang

dijabarkan dalam 4 (empat) kegiatan utama, yakni:

Page 18: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

a. Layanan dasar bimbingan

Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa

mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-

tugas perkembangan siswa SD.

b. Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi

kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat

preventik atau mungkin kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling

kelompok, dan konsultasi.

Isi layanan responsif adalah:

(1) bidang pendidikan;

(2) bidang belajar;

(3)bidang sosial;

(4) bidang pribadi;

(5) bidang karir;

(6) bidang tata tertib SD;

(7) bidang narkotika dan perjudian;

(8) bidang perilaku sosial, dan

(9)bidang kehidupan lainnya.

c. Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh peserta

didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir,dan kehidupan sosial dan

pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini untuk membantu siswa memantau pertumbuhan dan

memahami perkembangan sendiri.

d. Dukungan sistem, adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan,

memelihara dan meningkatkan progam bimbingan secara menyeluruh. Hal itu dilaksanakan

melalui pengembangaan profesionalitas, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru,

staf ahli/penasihat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan

pengembangan (Thomas Ellis, 1990)

Kegiatan utama layanan dasar bimbingan yang responsif dan mengandung perencanaan

Page 19: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

individual serta memiliki dukungan sistem dalam implementasinya didukung oleh beberapa jenis

layanan BK, yakni:

(1) layanan pengumpulan data,

(2) layanan informasi,

(3) layanan penempatan,

(4) layanan konseling,

(5) layanan referal/melimpahkan ke pihak lain, dan

(6) layanan penilaian dan tindak lanjut (Nurihsan, 2005:21).

G.  Peran Guru Kelas dalam Kegiatan Bimbingan Konseling di Sekolah

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat

menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam

pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan

pembelajaran yang dirumuskan.

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:

a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi

lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-

lain.

c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement

untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta

(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai

dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan

pengetahuan.

g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

Page 20: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik

maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil

atau tidak.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling ditujukan untuk

membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri untuk menentukan dan

mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kegahagiaan pribadi serta bertujuan agar

individu dapat mengembangkan dirinya secara optima/sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan ditujukan agar peserta didik mampu

mempertimbangkan dan mengabil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang

menyangkkut bidang pendidikan, bidnag karir, maupun bidnag budaya, keluarga dan masyarakat.

Bimbingan disini suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menentukan dan

mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial,

makadari itu peran dari sekola, orang tua murid, dan juga guru haruslah sinergi dalam membantu

masalah-masalah yang timbul  dalam rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi,

mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Depdiknas. 2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas: Jakarta,

buku: DASAR – DASAR KONSELING tinjauan teori dan praktekPenulis: Drs. Abu Bakar M Luddin, M.Pd., Ph.Dhttp://id.wikipedia.org/wiki/Konselor_pendidikan

http://ilmupsikologi.wordpress.com/