makalah psikologi pesan

31
PSIKOLOGI KOMUNIKASI PSIKOLOGI PESAN Pesan Linguistik dan Pesan Nonverbal HAFID MAULANA

Upload: hafid-maulana

Post on 25-Apr-2015

609 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Download Makalah Psikologi Pesan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Psikologi Pesan

Psikologi Komunikasi

PSIKOLOGI PESAN

Pesan Linguistik dan Pesan Nonverbal

HAFID MAULANA

44111010119

Fakultas Ilmu Komunikasi | Universitas Mercu Buana Jakarta | ©2012

Page 2: Makalah Psikologi Pesan

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang bertemakan “Psikologi Pesan: Pesan

Linguistik dan Pesan Nonverbal”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan mata kuliah Psikologi Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,

khususnya kepada:

1. Ibu Sofia Aunul selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Komunikasi yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan,

dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.

2. Rekan-rekan semua di kelas Psikologi Komunikasi.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka

yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai

ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan

yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan

demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Jakarta, Juni 2012

Penulis

1

Page 3: Makalah Psikologi Pesan

Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................1

Daftar Isi...........................................................................................................................2

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang.....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...............................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................4

D. Manfaat Penulisan...............................................................................................4

BAB II

Tinjauan Pustaka

Pengantar..........................................................................................................................5

Psikologi Pesan.................................................................................................................6

BAB III

A. Pembahasan

I. Pesan Linguistik.......................................................................................................9

II. Pesan Nonverbal....................................................................................................13

B. Studi Kasus...................................................................................................................17

Kerumitan Makna Kata.............................................................................................17

BAB IV

Kesimpulan .......................................................................................................................19

Daftar Pustaka ..................................................................................................................20

2

Page 4: Makalah Psikologi Pesan

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Seorang psikolog bernama H.E King (1961) pernah melakukan penelitian tentang otak

manusia dan menghasilkan penemuan bahwa kita dapat menggerakan orang lain dengan

merangsang salah satu bagian otaknya. Jose Delgado (1969) kemudian menghabiskan

bertahun-tahun untuk mengembangkan alat-alat stimulasi yang dapat merangsang otak.

Delgado bekerja keras untuk mengidentifikasi daerah otak manusia, membuat peta otak,

mengembangkan alat-alat elektronis halus, semua untuk mengendalikan dan

menggerakan manusia. Padahal setiap manusia sudah dikaruniai kemampuan untuk

menggerakan orang lain dari jarak jauh—remote control—tanpa harus menggunakan

jarum-jarum elektris atau push button radio service. Betulkah kita semua memiliki alat

untuk mengendalikan orang lain ? Hal ini akan kita ketahui dalam makalah ini.

Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara tertentu. Setiap cara

berkata memberikan maksud tersendiri. Manusia mengucapkan kata demi kata dengan

bahasa dan dengan isyarat atau yang di maksud dengan pesan non verbal. Bahasa

memiliki kekuatan untuk menggerakan atau mengendalikan puluhan orang. Contoh kecil

aba-aba “Maju-jalan” bisa mengendalikan puluhan orang dalam baris-berbaris.

Dalam setiap komunikasi, kita selalu tidak lepas dari sebuah pesan nonverbal.

Pesan Nonverbal adalah sebuah pesan tanpa kata-kata atau bahasa. Seperti ekspresi

muka, gerakan tangan, gerakan mata dll. Orang mengungkapkan penghormatan kepada

orang lain dengan cara yang bermacam-macam. Ekspresi wajah kita merupakan bagian

dari sebuah pesan yang disampaikan kepada komunikate, saat kita senang sedih dan

kecewa sudah dapat terlihat dari ekspresi wajah kita. Bahkan dari ekspresi wajahlah

orang akan lebih percaya terhadap kita dari pada apa yang kita bicarakan.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan mengetahui :

1. Apa itu pesan linguistik, bagaimana kita dapat berbahasa, bahasa dan proses

berfikir, mengetahui kata-kata dan maknannya, serta apa itu teori general

sesmantics ?

2. Apa fungsi pesan nonverbal? Apa itu Organisasi, Struktur pesan , dan Imbauan

Pesan ?

3

Page 5: Makalah Psikologi Pesan

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan Penulisan makalah ini adalah sebagai :

1. Syarat kelulusan mata kuliah Psikologi Komunikasi.

2. Menguraikan pesan linguistik dan pesan nonverbal.

D. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan agar memberikan pengetahuan terhadap pembaca

tentang apa itu Pesan linguistik dan Pesan nonverbal serta elemen-elemennya.

Sebagaimana telah di jelaskan bahwa kita akan tahu Apa itu pesan linguistik, bagaimana

kita dapat berbahasa, bahasa dan proses berfikir, mengetahui kata-kata dan maknannya,

serta apa itu teori general sesmantics ?dan Apa fungsi pesan nonverbal? Apa itu

Organisasi, Struktur pesan , dan Imbauan Pesan ?

4

Page 6: Makalah Psikologi Pesan

BAB II

Tinjauan Pustaka

Pengantar

Sebelum kita memulai untuk membahas tentang teori Psikologi Pesan, kita harus tahu

apa itu Komunikasi ? Apa itu Psikologi ? dan Apa itu Pesan ?. Pertama kita harus tahu

definisi tentang Komunikasi menurut para ahli.

Banyak para Pakar mendifinisikan tentang Komunikasi, salah satunya adalah

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner yang mendefinisikan bahwa “Komunikasi :

transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan,dan sebagainya, dengan

menggunakan symbol-simbol—kata- kata gambar, figure, grafik, dan sebagainya.

Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi” 1.

Sedangkan, menurut Harold Lasswell untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “What In Which Channel To Whom With What

Effect?” atau Siapa mengatakan Apa dengan Saluran Apa Kepada Siapa dengan

pengaruh Bagaimana?2.

Lalu definisi dari Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku

manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.3 Menurut asalnya katanya, psikologi

berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia

yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang

mempelajari tentang jiwa.4 Sedangkan pengertian pesan dalam Mulyana.2007:70 adalah

“seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau

sumber tadi.” Selanjutnya, kita akan membahas apa itu Psikologi pesan yang menjadi inti

dari dibuatnya makalah ini.

1 Mulyana, deddy .Ilmu Komunikasi:suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007)hal.68

2 Mulyana, deddy .Ilmu Komunikasi:suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007)hal.693 Sarwono Sarlito W. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers. (Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi tgl. 29/05/2012 pk. 20:26)4 http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi tgl. 29/05/2012 pk. 20:26

5

Page 7: Makalah Psikologi Pesan

Psikologi Pesan

Jose Delgado (1969) kemudian menghabiskan bertahun-tahun untuk mengembangkan

alat-alat stimulasi yang dapat merangsang otak. Delgado bekerja keras untuk

mengidentifikasi daerah otak manusia, membuat peta otak, mengembangkan alat-alat

elektronis halus, semua untuk mengendalikan dan menggerakan manusia. Padahal setiap

manusia sudah dikaruniai kemampuan untuk menggerakan orang lain dari jarak jauh—

remote control—tanpa harus menggunakan jarum-jarum elektris atau push button radio

service. Betulkah kita semua memiliki alat ntuk mengendalikan orang lain ?

Betul kata Seorang Psikolinguistik5 dari Rockefeller University, George A. Miller. Ia

pernah menulis :

“Kini ada seperangkat perilaku yang dapat megedalikan pikiran dan tindakan

orang lai secara perkasa. Teknik pengendalian ini dapat menyebabkan Anda

melakukan sesuatu yang tidak terbayangkan. Anda tidak dapat

melakukannya tanpa adana teknik itu. Teknik itu dapat mengubah pendapat

dan keyakinan, dapa digunakan untuk menipu anda dapat membuat anda

gembira dan sedih, dapat memasukkan gagasan-gagasan baru ke dalam

kepala Anda, dapat membuat anda menginginkan sesuatu yang tidak Anda

miliki. Anda pun bahkan dapat menggunakannya untuk mengendalikan diri

Anda sendiri. Teknik ini adalah alat yang luar biasa perkasanya dan dapat

digunakan untuk apa saja.” (miller, 1974: 4)6

Teknik ini tidak ditemukan oleh psikolog, tidak berasal dari pemberian mahluk halus, tidak

juga diperoleh secara para psikologis atau lewat ilmu klenik. Teknik ini telah dimiliki

bahasa. Dengan bahasa, yang merupakan kumpulan kata-kata, anda dapat mengatur

perilaku orang lain.

Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara-cara tertentu. Setiap

cara berkata memberikan maksud tersendiri. Cara-cara ini kita sebut paralinguistic. Akan

tetapi, manusia juga menyampaikan pesan dengan cara-cara lain selain dengan bahasa,

misalnya dengan isyarat; ini disebut pesan ekstralinguistik. Pesan paralinguistik dan

ekstralinguistik akan kita uraikan dalam satu bagian yang kita sebut Pesan nonverbal.

Selanjutnya kita akan membicarakan struktur dan imbauan pesan.

5 Psikolinguistik adalah Psikolog yang mempelajari bagaimana maksud komunikator diubah menjadi pesan dalam lambing yang diterima secara kultural dan bagaimana signal-signal ini diubah menjadi penafsiran komunikate.

6 Rakhmat , Jalaluddin.Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya.2001) hal.264

6

Page 8: Makalah Psikologi Pesan

I. Pesan Linguistik

Pesan Linguistik adalah pesan yang dikemas dalam bahasa, atau bahasalah sebagai alat

utamannya. Dalam Komunikasi dinamakan komunikasi verbal, karena ia menggunakan

lambing verbal yaitu bahasa (Effendy, 1993:33)7

Ada dua cara mendefinisikan bahasa : fungsional dan formal. Definisi fungsional

melihat bahasa dari segi fungsinya, sehingga bahasa diartikan sebagai “alat yang dimiliki

bersama untuk mengungkapkan gagasan” (socially shared means for expressing ideas).

Definisi formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang

dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa (all the conceivable sentences that could be

generated according to the rules of its grammar).

Tata bahasa meliputi tiga unsur : fonologi, sintaksis, dan semantic. Menurut George

A.Miller (1974:8), untuk mampu menggunakan bahasa tertentu, kita harus menguasai

ketiga tahap pengetahuan bahasa di atas, di tambah dua tahap lagi.

Pada tahap pertama, kita harus memiliki informasi fonologis tentang bunyi-bunyi

dalam bahasa itu.

Tahap Kedua, Kita harus memiliki pengetahuan sintatsis tentang cara

pembentukan kalimat.

Tahap ketiga, kita harus mengetahui secara leksikal arti kata atau gabungan kata-

kata.

Pada tahap keempat, tinggal kita dan dunia yang kita bicarakan.

Tahap kelima kita harus mempunyai semacam system kepercayaan untuk menilai

apa yang kita dengar.

Menurut Larry L.Barker dalam Mulyana:2007, bahasa memiliki tiga fungsi yaitu:

penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.8 Penamaan atau

penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan

menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi, menurut

Barker, menekankan berbagi gagasan dan emosi yang dapat mengundang simpati dang

pengertian dan kebingungan. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang

lain. Anda juga menerima informasi setiap hari sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Ini

kemudian yang disebut Fungsi transmisi.

7 Dikutip dari Makalah Psikologi Komunikasi oleh Dadan Anugrah, M.Si Dosen Universitas Mercu Buana Jakarta:2008 (Makalah di download dari Http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/61018-14-503158139834.doc 8 Mulyana, deddy .Ilmu Komunikasi:suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007)hal.266

7

Page 9: Makalah Psikologi Pesan

Bahasa merupakan suatu bagian yang sangat esansial dari manusia untuk

menyatakan dirinya maupun tentang dunia yang nyata. Adalah keyakinan yang naif kalau

kita menyederhanakan fungsi bahasa yang seolah-olah hanya menjadi alat untuk

menggambarkan pikiran dan perasaan saja. Yang lebih penting dari bahasa adalah

bagaimana memaknakan simbol atau tanda yang telah diorganisasikian dalam sistem

kebahasaan.9

II. Pesan Nonverbal

Secara sederhana, pesan nonverbal didefinisikan sebagai semua tanda atau isyarat yang

tidak berbentuk kata-kata.10 Secara lebih spesifik, mendefinisikannya sebagai “semua

rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan

oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh indivdu, yang mempunyai nilai pesan

potensial bagi pengirim atau penerima.”11

Orang mengungkapkan penghormatan kepada orang lain dengan cara yang

bermacam-macam. Orang Arab menghormati orang asing dengan memeluknya. Orang-

orang Polinesia menyalami orang lain dengan saling memeluk dan mengusap punggung.

Orang Jawa menyalami orang yang dihormatinya dengan sungkem, Orang Jawa duduk

bersial menyambut kedatangan orang yang mulia; orang belanda malah berdiri tegak.

Tepuk tangan, pelukan, usapan, duduk, dan berdiri tegak adalah pesan nonverbal yang

menerjemahkan gagasan, keinginan, atau maksud yang terkandung dalam hati kita.

Hal menarik dari pesan nonverbal adalal studi Albert mahrabian (1971) yang

menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal

dari bahasa, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi wajah.12 Duncan menyebutkan

enam jenis pesan nonverbal : Kinesik atau gerakan tubuh, Paralinguistik atau suara,

Prosemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial, Olfaksi atau penciuman,

sensitivitas kulit, dan Faktor artifaktural seperti pakaian dan kosmetik.

9 Diakses dari http://lelybroadcaster.blogspot.com/2009/05/kendala-psikologi-pesan.html tgl.29/05/12 pk. 21:1910 Mulyana, deddy .Ilmu Komunikasi:suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007) hal.34311 Larry A. Samovar dan Richard E.Porter. Communication Between Cultures. (California: Wadsworth: 1991) hal. 179 (dalam Mulyana, deddy .Ilmu Komunikasi:suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007) hal.343)12 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi.(Jakarta:Raja Grafindo Persada:2007) hal. 103

8

Page 10: Makalah Psikologi Pesan

BAB IIIA. Pembahasan

I. Pesan Linguistik

I.a Bagaimana kita dapat berbahasa ?

Penemuan Victor menunjukan bahwa bila dipisahkan dari lingkungan manusia, seorang

anak tidak memiliki kemampuan bicara. Sebaliknya, kita melihat anak yang dibesarkan

didalam masyarakat manusia, pada usia 4 tahun sudah bisa berdialog denga kawan-

kawannya dalam bahasa ibunya. Dalam berbahasa, Psikologi membagi kedalam 2 teori

yaitu : teori belajar dari behaviorisme dan teori nativisme dari Noam Chomsky.

Menurut teori belajar, anak-anak memperoleh pengetahuan bahasa melalui tiga

proses : asosiasi, imitasi, dan peneguhan. Asosiasi berarti melazimkan suatu bunyi

dengan obyek tertentu. Imitasi berarti menirukan pengucapan dan struktur kalimat yang

didengarnya. Peneguhan dilaksudkan sebagai ungkapan kegembiraan yang dinyatakan

ketika anak mengucapkan kata-kata yang benar. Psikolog dari Harvad, B.F.Skinner

menerapkan ketiga prinsip ini ketika ia menjelaskan tiga macam respons yang terjadi

pada anak-anak kecil, yang disebutnya sebagai respons mand, tact, dan echoice.

Respons mand dimulai ketika anak-anak mengeluarkan bunyi sembarangan.

Respons tact terjadi bila anak menyentuh objek, kemudian secara sembarangan ia

mengeluarkan bunyi.

Respons echoic terjadi ketika anak menirukan ucapan orang tuanya dalam

hubungan dengan stimuli tertentu.

Menurut ahli bahasa dari Massachuset Institute Technology ini, teori belajar hanyalah

“play acting at sicience”, suatu penjelasan yang sama sekali tidak tepat tetapi dibungkus

dengan istilah-istilah yang bernada ilmiah.

Menurut Chomsky, setiap anak mampu menggunakan suatu bahasa karena adanya

pengetahuan bawaan (preexistent knowledge) yang telah di program secara genetic

dalam otak kita. Teori perkembangan mental dari Jean Piaget memperkuat teori Chomsky

dengan menunjukkan adanya struktur universal yang menimbulkan pola berpikir yang

sama pada tahap-tahap tertentu pada perkembangan mental anak-anak.

Sedangkan, teori nativisme menggambarkan anak-anak memperoleh pengetahuan

tentang bahasa tertentu, ketka bahasa yang didengar membangkitkan respons bawaan

dari kemampuan berbahasa. Menurut aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang kompleks

dan rumit sehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”.

9

Page 11: Makalah Psikologi Pesan

Nativisme juga percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu

alat untuk memperoleh bahasa (language acquisition device, disingkat LAD). Mengenai

bahasa apa yang akan diperoleh anak bergantung pada bahasa yang digunakan oleh

masyarakat sekitar.

Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan di lingkungan Amerika sudah pasti

bahasa Inggris menjadi bahasa pertamanya. Semua anak yang normal dapat belajar

bahasa apa saja yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Apabila diasingkan sejak lahir,

anak ini tidak memperoleh bahasa. Dengan kata lain, LAD tidak mendapat “makanan”

sebagaimana biasanya sehingga alat ini tidak bisa mendapat bahasa pertama

sebagaimana lazimnya seperti anak yang dipelihara oleh srigala .13 Tanpa LAD, tidak

mungkin seorang anak dapat menguasai bahasa dalam waktu singkat dan bisa

menguasai sistem bahasa yang rumit. LAD juga memungkinkan seorang anak dapat

membedakan bunyi bahasa dan bukan bunyi bahasa.

I.b Bahasa dan Proses Berpikir

Secara singkat teori ini dapat disimpulkan bahwa pandangan kita tentang dunia dibentuk

oleh bahasa ; dan karena bahasa berbeda, pandangan kita tentang dunia pun berbeda

pula. Secara selektif, kita menyaring data sensori yang masuk seperti yang telah

deprogram oleh bahasa yang kita pakai. Dengan begitu masyarakat yang menggunakan

bahasa yang berbeda hidup dalam dunia sensori yang berbeda pula.

Dalam hubungannya dengan berpikir, konsep-konsep dalam suatu bahasa

cenderung menghambat atau mempercepat proses pemikiran tertentu. Ada bahasa yang

dengan mudah dapat dipergunakan untuk memikirkan masalah-masalah filsafat, tetapi

ada juga bahasa yang sukar dipakai bahkan untuk memecahkan masalah-masalah

matematika yang sederhana.

Bahasa memungkinkan kita menyandi (code) peristiwa-peristiwa dan objek-objek

dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa kita mengabstraksikan pengalaman kita, dan

yang lebih penting mengkomunikasikan kepada orang lain. “pemikiran yang tinggi

bergantung pada manipulasi lambing,” kata Morton Hunt (1982:227),” dan walaupun

lambang-lambang nonlonguistik seperti matematika dan seni sudah canggih, lambang-

lambang itu sempit. Sebaliknya, bahasa merupakan pemikiran. Bahasa adalah prasyarat

kebudayaan, yang tidak dapat tegak tanpa itu dengan sistem lambang yang lain. Dengan

13 Baradja, M.F. Kapita Selekta Pengajaran Bahasa.(Malang: IKIP. 1990) hal.33 (Diakses dari http://nahulinguistik.wordpress.com/2009/04/14/pemerolehan-bahasa-pertama tgl 29/05/12 pk. 20:58)

10

Page 12: Makalah Psikologi Pesan

bahasa, kita, manusia, mengkomunikasikan kebanyakan pemikiran kita kepada orang lain

dan menerima satu sama lain hidangan pikiran (food for thought).

I.c Kata-kata dan Makna

Kata-kata dengan sendirinya tidak bermakna apa-apa, kecuali kita sendiri yang

memaknainya. Ketika kita berbicara dengan orang lain, kita hanya menyampaikna kata-

kata, bukan makna. Kata-kata merangsang makna yang di anut orang lain terhadap itu.

Makna muncul dari hubungan khusus atara kata dan manusia. Makna tidak melekat pada

kata-kata, namun kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran orang. 14

Konsep makna telah menarik menarik perhatian komunikasi, psikologi, sosiologis,

antropologis, dan linguistic. Banyak antara makna penjelasan tentang makna terlalu kabur

dan spekulatif kata Jerold katz (1973:42). Brodbeck (1963) memenjernihkan pembicaraan

dengan membagi makna pada tiga corak.

Makna yang pertama adalah makna inferensial, yakni makna satu kata (lambang)

adalah objek, pikiran, gagasan, konsep yang dirujuk oleh kata tersebut. Dalam

uraian Ogden dan Richards (1946), proses pemberian makna (reference process)

terjadi ketika kita menghubungkan lambang dengan yang ditunjukkan lambang

(disebut rujukan atau referent). Satu lambang dapat menunjukkan banyak rujukan.

Makna yang kedua menunjukkan arti (significance) suatu istilah sejauh

dihubungkan dengan konsep-konsep lain. Fisher memberi contoh dengan kata

pholigoston. Kata ini dahulu dipakai untuk menjelaskan proses pembakaran.

Benda bernyala Karena ada pholigoston. Kini, setelah ditemukan Oksigen,

pholigoston tidak berarti lagi.

Makna ketiga adalah makna intensional, yakni makna yang dimaksud oleh

seorang pemakai lambang. Makna ini tidak dapat divalidasi secar empiris atau

dicari rujukannya.

Hayakawa (1964) menyebutkan adanya dua macam kata: snarl words (kata erangan) dan

purr words (kata eongan).15 Kata-kata geram (snarl) bersifat sangat negatif (Dia goblok,

“Dia babi,” Mereka pecundang”). Kata-kata dengung (purr) bersifat sangat positif (“Dia

benar-benar pacar yang baik,” “Dia pria impian,” “Merekalah yang terbesar”). Kata-kata

geram dan dengung, walaupun adakalanya memiliki makna denotatif dan berkaitan

dengan “dunia nyata,” sebenarnya bermakna konotatif. Istilah ini tidak menguraikan

14 Mulyana, deddy .Ilmu Komunikasi:suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007) hal.28415 Rakhmat , Jalaluddin.Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya.2001) hal.275

11

Page 13: Makalah Psikologi Pesan

orang, benda, atau kejadian dalam dunia nyata, melainkan menguraikan perasaan si

pembicara tentang orang, benda, atau kejadian tersebut.

Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur

kognitif disebut isomorfisme, isoformisme terjadi bila komunikan-komunikan berasal dari

budaya yang sama, status sosial yang sama, pendidikan yang sama, ideology yang sama

; pendeknya, mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama. Pada

kenyataannya tidak ada isoformisme total. Selalu tersisa ada makna perorangan.

I.d Teori General Semantics

Bahasa adalah alat penyandian, tetapi alat yang tidak begitu baik, kata pengikut general

semantics. General Semantic adalah teori yang menunjukkan karakteristik bahasa dan

menjelaskan kesalahan dalam menggunakan bahasa, serta menelaah bagaimana

berbicara dengan tepat, bagaimana menyesuaikan kata dengan keadaan sebenarnya,

dan bagaimana menghilangkan kebiasaan berbahasa yang menyebabkan kekeliruan dan

kesalah-fahaman16.General semantics tidak menjelaskan proses penyandian, tetapi ia

menujukkan karakteristik bahasa yang mempersulit proses ini. Peletak dasar teori ini

adalah Alferd Korzybski, pemain pedang, insinyur, spion, pelarian, ahli matematika,

psikiater, dan akhirnya ahli bahasa.

Korzybski melambangkan asumsi dasar teori general semantics : bahasa seringkali

tidak lengkap mewakili kenyataan; kata-kata hanya menangkap sebagian saja aspek

kenyataan. Berikut ini nasihat Korzybski, dua bersifat perintah dan dua larangan.

1) Berhati-hati dengan Abstraksi

Bahasa menggunakan Abstraksi. Abstraksi adalah proses memilih unsur-unsur realitas

untuk membedakannya dari unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang digunakan berada

pada tingkat abstraksi yang bermacam-macam. Abstraksi menyebabkan cara-cara

penggunaan bahasa yang tidak cermat. Tiga buah diantaranya adalah: dead level

abstracting, undue identification, Two-valued evaluation.

Dead Level Abstracting (Abstraksi Kaku) terjadi apabila kita berhenti pada tingkat

abstraksi tertentu: abstraksi tinggi, atau rendah. Undue Identification (Identifikasi yang

tidak layak), adalah menempatkan banyak objek dalam satu kategori. Istilah lain untuk itu

adalah overgeneralisasi. Two-valued Evaluation (Penilaian dua nilai), terjadi bila kita

hanya menggunakan dua kata untuk menjelaskan keadaan.

16 Diakses dari http://fikrimahmud.tripod.com/artikel/id2.html tgl. 29/05/12 pk. 21:58

12

Page 14: Makalah Psikologi Pesan

Abstraksi kaku, terjadi bila kita berhenti pada tingkat abstraksi tertentu Two-valued

evaluation, penilaian dua nilai, pemikiran kalu begini begitu ialah kecenderungan

menggunakan hanya dua kata untuk melukiskan keadaan.

2) Berhati-hati dengan Dimensi Waktu

Bahasa itu statis, sedangkan realitas itu dinamis. Untuk mengatasi ini general semantics

merekomendasikan dating(penanggalan).

3) Jangan Mengacaukan Kata dengan Rujukannya

Hubungan antara kata dengan rujukannya tidak semena-mena. Kata itu bukan rujukan,

kata hanya mewakili rujukan. Karena kita sering mengacaukan kata dengan rujukan, kita

juga cenderung menganggap orang lain mempunyai rujukan yang sama untuk kata-kata

yang kita ucapkan.

4) Jangan Mengacaukan Pengalaman dengan Kesimpulan

Ketika melihat fakta, kita membuat pernyataan untuk melukiskan fakta itu. Pernyataan itu

kita sebut sebagai pengalaman. Kita menarikkesimpulan itu. Pernyataan itu kita sebut

pengamata. Kita menarik kesimpulan bila menghubungkan hal-hal yang diamati dengan

sesuatu yang tidak teramati. Dalam pengamatan kita menghubungkan lambang dengan

rujukan. Dalam kesimpulan kita menggunakan pemikiran. Pengamatan dapat diuji,

diverifikasi karena itu menggunakan kata-kata abstraksi rendah. Penyimpulan tidak dapat

diuji secara empiris karena itu menggunakan kata-kata berabstraksi tinggi.

II. Pesan Nonverbal

II.a Fungsi Pesan Nonverbal

Betapapun kekurangannya-seperti disindir Korzybski dan kawan-kawan-bahasa telah

sanggup menyampaikan informasi kepada orang lain. Dalam hubungannya dengan

bahasa, mengapa pesan nonverbal masih dipergunakan? Apa fungsi peran nonverbal?

Mark L.Knapp (1972:9-12) menyebutkan lima fungsi nonverbal:

Refetisi, mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.

Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakansaya, saya menggelengkan kepala

berkali-kali.

Subtitusi, menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya, tanpa sepatah

katapun anda berkata. Anda dapat menunjukkan persetujuan denagn

mengangguk-angguk.

13

Page 15: Makalah Psikologi Pesan

Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap

pesan verbal. Misalnya, anda memang hebat,.

Komplemen, melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air

muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-

kata.

Aksentuasi, menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinnya. Misalnya,

anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul mimbar.

Sedangkan Paul Ekman menyebutkan lima fungsi nonverbal sebagai seperti yang

dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai :17

Dale G. Leathers (1976: 4-7) menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal itu

sangat penting: (dalam Rakhmat:2001: hal.283-285)

Pertama, faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi

interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak

menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal.

Kedua, perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal

ketimbang pesan verbal.

Ketiga, pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas

dari penipuan, distorsi dan kerancuan.

Keempat, pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat

diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.

Kelima, pesan nonverbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien

dibandingkan dengan pesan verbal.

Keenam, pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.

II.b Organisasi, Struktur, dan Imbauan Pesan

Aristoteles, dalam buku klasik tentang komunikasi De Arte Rhetorica, menerangkan

peranan taxsis dalam memperkuat efek pesan persuasive. Yang dimaksud dengan taxsis

adalah pembagian atau rangkaian penyusunan pesan. Ia menyarankan agar setiap

pembicaraan disusun menurut urutan: pengantar, pertanyaan, argument, dan kesimpulan.

Pada tahun 1952, Beighley meninjau kembali berbagai penelitian yang ,membandingkan

efek pesan yang tersusun dengan pesan yang tidak tersusun. Ia menemukan bukti yang

nyata yang menunjukkan bahwa pesan yang diorganisasikan dengan baik lebih mudah

dimengerti dari pada pesan yang tidak tersusun dengan baik.

17 Mulyana, deddy .Ilmu Komunikasi:suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007) hal.349

14

Page 16: Makalah Psikologi Pesan

Alan H.Monroe pada akhir tahun 1930-an. Menyarankan lima langkah dalam

penyusunan pesan (Motivated Super) :

1) attention (perhatian)

2) need (kebutuhan)

3) satisfaction (pemuasan)

4) visualization (visualisasi)

5) action (tindakan)

Jadi, bila anda ingin mempengaruhi orang lain,rebutlah lebih dahulu perhatiannya,

selanjutnya bangkitkan kebutuhannya, berikan petunjuk bagaimana cara memuaskan

kebutuhan itu, gambarkan dalam pikirannya keuntungan dan kerugian apa yang akan

diperolehnnya bila ia menerapkan atau tidak menerapkan gagasan anda, dan akhirnya

doronglah dia untuk bertindak.

Sturuktur Pesan

Bayangkan Anda harus menyampaikan informasi di hadapan khalayak yang tidak

sefaham dengan anda. Anda harus menentukan apakah bagian penting dari argumentasi

anda yang harus didahulukan atau bagian yang kurang penting. Ataukah kita harus

membiarkan hanya argument-argument yang menunjang kita saja atau harus

membicarakan yang pro dan kontra sekaligus.untuk menjawab sekaligus pertanyaan yang

pertama banyak penelitian telah dilakukan disekiotar konsep primacy-recency. Koehler et

al.(1978:170-172), dengan mengutip Cohen, menyebutkan kesimpulan penelitian tersebut

sebagai berikut:

1) Bila pembicara menyajikan dua sisi persoalan (yang pro dan kontra), tidak ada

keuntungan untuk berbicara yang pertama, karena berbagai kondisi(waktu, khalayak,

tempat dan sebagainnya) akan menentukan pembicara yang paling berpengaruh.

2) Bila pendengar secara terbuka memihaksatu sisi argument, sisi yang lain tidak

mungkin mengubah posisi mereka. Sikap nonkompromistis ini mungkin timbul karena

kebutuhan untuk mempertahankan \harga diri. Mengubah posisi akan membuat orang

kelihatan tidak konsisten, mudah dipengaruhi dan bahkan tidak jujur.

3) Jika pembicara menyajiakan dua sisi persoalan, kita biasanya lebih mudah dipengaruhi

oleh sisi yang disajikan lebih dahulu. Jika ada kegiatan diantara penyajian, atau jika kita

diperingati oleh pembicara tentang kemungkinan disesatkan orang, maka apa yang

dikatakan terakhir akan lebih banyak memberikan efek. Jika pendengar tidak tertarik pada

subjek pembicaraan kecuali setelah menerima informasi tentang hal itu, mereka akan

15

Page 17: Makalah Psikologi Pesan

sukar mengingat dan menerapkan informasi tersebut. Sebaliknya, jika mereka sudah

tertarik pada suatu persoalan , mereka akan mengigatnya baik-baik dan menerapkannya.

4) Perubahan sikap lebih sering terjadi jika gagasan yang dikehendaki. Atau yang diterima

disajikan sebelum gagasan yang kurang dikehendaki. Jika pada awal penyajian,

komunikator menyampaikan gagasan yang menyenagkan kita, kita akan cenderung dan

memperhatikan dan menerima pesan-pesan berikutnya. Sebaliknya, jika ia memulai

dengan hal-hal yang tidak menyenagkan kita, kita akan menjadi kristis dan cenderung

menolak gagasan berikutnya, betapapun baiknya.

5) Urutan pro-kon efektif fari pada urutan kon-pro bila digunakan oleh sumber yang

memiliki otoritas dan dihormati oleh khalayak.

6) Argumen yang terakhir didengar akan lebih efektif bila ada jangka waktu cukup lama di

antara dua pesan, dan pengujian segera terjadi setelah pesan kedua.

Imbauan Pesan (Message Appeals)

Bila pesan-pesan kita dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain maka kita harus

menyentuh motif yang menggerakan atau mendorong prilaku komunikate. Dengan

perkataan lain, kita secara psikologis mengimbau khalayak untuk menerima dan

melaksanakan gagasan kita. Dalam uraian kita yang terakhir ini, kita akan membicarakan

imbauan rasional, imbauan emosional, imbauan takut, imbauan ganjaran dan imbauan

motivasional. Imbauan rasional didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada

dasarnya makhluk rasional yang baru bereaksi pada imbauan rasional, bila imbauan

rasional tidak ada. Menggunakan imbauan rasional artinya menyakinkan orang lain

dengan pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti.

Imbauan emosional menggunakan persyaratan –persyaratan atau bahasa yang

menyentuh emosi komunikate. Imbauan emosional akan kurang kuat apabila topik yang

dibicarakan bukan sesuatu yang baru artinya, komunikate bereaksi kerangka rujukan

yang sudah mapan. Imbauan takut menggunakan pesan yang mencemaskan,

mengancam, atau meresahkan. Tingkat imbauan takut yang tinggi menimbulkan

kecemasan yang tinggi sehingga komunikate kurang memperhatikan pesan dan lebih

banyak memusatkan perhatian dan kecemasannya sendiri. Imbauan takut bergantung

pada jenis pesan, kredibilitas komunikator, dan jenis kepribadian penerima.

Imbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikate sesuatu

yang mereka perlukan atau yang menjanjikan komunikate sesuatu yang mereka perlukan

16

Page 18: Makalah Psikologi Pesan

atau yan mereka inginkan. Sangat sedikit penelitian yang membuktikan dampak

penggunaan ganjaran dalam situasi komunikasi yang persuasive. Dan terakhir, Imbauan

motivasional menggunakan imbauan motif (motive appeals) yang menyentuh kondisi

intern dalam diri manusia. Dalam Cangara:2007 ada satu imbauan lagi yaitu Humorious

Appeal (Imbauan Humor) ialah teknik penyusunan pesan yang disertai humor, sehingga

dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh18. Pesan yang disertai humor

mudah diterima, enak dan menyegarkan.

B. Studi Kasus

Kerumitan Makna Kata

Perhatikan kasus berikut:

“Di medan, kata motor digunakan untuk merujuk pada mobil, sedangkan sepeda

motor disebut kereta. Di Banda Aceh, Padang, dan Flores, kata Honda digunakan

untuk merujuk pada sepeda motor, meskipun merk sepeda motor itu adalah

Yamaha atau Vespa. Jangan heran kalo ada orang bilang “Saya punya Honda merk

Yamaha RX King”. Beberapa merk lain untuk barang serupa juga digunakan

sebagai nama generik sebuah barang serupa, seperti Pepsodent, Tipe-Exx,

Thermos, Aqua, Kodak, dan sebagainya.” 19

Dari kasus tersebut, bisa kita ambil kesimpulan bahwa Komunikasi juga bergantung pada

tempat kita berada saat sedang melakukan komunikasi. Perbedaan bahasa bisa

menimbulkan proses penyandian kata-kata berbeda dengan apa yang kita ketahui. Boleh

jadi suatu kata yang sama merujuk pada objek yang berbeda, di dua daerah yang

berbeda(seperti pada kasus di atas).

“Seruan “Kiri” seorang penumpang untuk turun dari kendaraan umum yang

ditumpanginya (Misalnya di Bandung dan Makssar) mungkin tidak lazim di beberapa

daerah lain, termasuk Manado, Gorontalo, Jayapura dan juga Malaysia (yang dapat

membuat penumpang serempak menengok ke kiri). Di Jayapura kata “Kiri” merujuk

pada sebuah tepat komplek pelacuran sehingga supir angkot boleh jadi berkata

“Masih jauh,” ketika penumpang mita turun dengan mengucapkan “Kiri”…”20

18 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi.(Jakarta:Raja Grafindo Persada:2007) hal. 11819 Kasus diambil dari buku “Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007) hal. 28520 Kasus diambil dari buku “Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: suatu pengantar.(Bandung:Remaja Rosdakarya:2007) hal. 285

17

Page 19: Makalah Psikologi Pesan

Berdasarkan prinsip bahwa kata semata tidak memiliki makna apa pun, maka makna kata

mudah dimanipulasi. Karena itu dalam kampanye-kampanye pemilu Orde-baru, di

beberapa tempat, terutama yang dekat pesantern, para jurkam dari suatu partai politik

menyerang kontestan lain dengan mengutip ayat 35 Surat Al-Baqarah :Janganlah kalian

dekati pohon ini, yang menyebabkan kalian termasuk orang-orang yang dzalim”.

Sedangkan jurkam dari partai yang diserang membalas manipulasi ayat itu dengan

memanipulasi ayat lainnya, Yakni Al-Fath:18 “Sesungguhnya Alloh telah Ridha terhadap

orang-orang Mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon…”.

Kata-kata boleh jadi berevolusi, dengan makna yang terus juga berubah. Sebagian

kata menghilang, sejumlah kata baru muncul. Situasi-situasi baru menciptakan makna-

makna baru. Editor senior Random House Dictionary of the English Language

memperkirakan bahwa dari sekitar 450ribu kata iggris yang biasa digunakan dewasa ini,

William Shakespeare akan memahami hanya 250 ribu kata.

18

Page 20: Makalah Psikologi Pesan

BAB IV

Kesimpulan

Setiap manusia telah dikaruniai Tuhan untuk mengendalikan orang lain layaknya robot

yang kita kendalikan dengan remote control. Namun, manusia mengendalikan orang lain

dengan cara mengucapkan sebuah kata-kata dan atau imbauan kepada orang yang

mendengarkannya atau disebut dengan komunikate. Setiap kata-kata kita (Komukator)

yang disampaikan kepada komunikate bisa mengendalikan komunikate tersebut hanya

dengan sebuah kalimat-kalimat yang dilontarkan. Komunikator yang punya kredibilitas

tinggi adalah orang yang bisa mengendalikan orang lain.

Dalam berkomunikasi, saat komunikator menyampaikan pesan yang mengandung

arti dan maksud pesan tersebut, maka sebagai seorang komunikate harus paham dengan

psikologi pesan. Sehingga, apapun pesan yang disampaikan dan bagaimanapun pesan

yang diuraikan oleh komunikator dalam kondisi tertentu, komunikate dapat menangkap isi

pesan tersebut sesuai dengan makna dan maksud sebenarnya yang diinginkan oleh

komunikator. Dalam hal itu, setidaknya kedua belah pihak (Komunikator dan Komunikate)

juga harus memahami bagaimana pesan dalam bentuk Verbal (Linguistik) dan nonverbal.

Namun begitu dalam proses pemaknaan tersebut, makna pesan ditentukan oleh seorang

komunikator itu sendiri. Kata-kata tidak memiliki makna apapun, hanya orang tersebut

yang bisa memaknai dan mengertikan apa maksud kata tersebut.

Dalam komunikasi interpersonal, seorang komunikator menggunakan pesan

linguistic untuk menyatakan fakta, ilmu ataupun keadaan. Sedangkan pesan nonverbal

lebih mendekati kepada persaan yang disampaikan kepada komunikate. Dalam

komunikasi, dapat diketahui bahwa pesan nonverbal selalu tidak terlepas dari proses

komunikasi, bahkan seorang yang tidak dapat berbahasa pun menggunakan pesan

nonverbal dalam komunikasinya. Pesan nonverbal juga dianggap lebih terpercaya

daripada pesan verbal, jika terdapat ketidakcocokan makna diantara keduanya, makna

yang dikirim melalui pesan nonverbal dianggap lebih akurat.

19

Page 21: Makalah Psikologi Pesan

Daftar Pustaka

Rakhmat , Jalaluddin (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy (2007) .Ilmu Komunikasi:suatu pengantar. Bandung:Remaja Rosdakarya

Cangara, Hafied(2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:Raja Grafindo Persada

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi 29/05/2012

Makalah : Psikologi Komunikasi oleh Dadan Anugrah, M.Si Dosen Universitas Mercu

Buana Jakarta:2008 ( http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/61018-14-

503158139834.doc )

http://nahulinguistik.wordpress.com/2009/04/14/pemerolehan-bahasa-pertama 29/05/12

http://lelybroadcaster.blogspot.com/2009/05/kendala-psikologi-pesan.html 29/05/12

http://fikrimahmud.tripod.com/artikel/id2.html 29/05/12

20