prurigo nodularis
DESCRIPTION
Referat Kulit KelaminTRANSCRIPT
PRURIGO NODULARIS
Wulandari Rostyanti
Kepaniteraan Klinik FK UPH/Rumkital Marinir Cilandak
Jl. Raya Cilandak KKO, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12760
ABSTRAK
Prurigo ialah erupsi popular kronik dan rekurens. Prurigo merupakan salah
satu kondisi peradangan kronis pada kulit yang ditandai dengan gatal parah dan
papula kecil multiple berbentuk kubah yang dibatasi oleh vesikel kecil. Kemudian,
krusta dan lichenfikasi dapat terjadi sebagai akibat dari menggaruk diulang. Prurigo
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu prurigo simpleks dan dermatosis pruriginosa. Selain
itu ada prurigo lain yang sebenarnya tergolong salah satu neurodermatitis, yaitu
prurigo nodularis. Laporan kasus ini membahas seorang laki-laki berusia 6 tahun yang
datang mengeluhkan luka pada kedua lengan dan tungkai yang disertai dengan rasa
gatal. Ditemukan adanya gambaran lesi berbentuk nodus multiple berbentuk kawah
dengan ukuran bervariasi antara 1-2 cm, terjadi krusta dan hiperpigmentasi. Pasien
didiagnosa dengan prurigo nodularis. Pengobatan yang diberikan yaitu amoxicillin,
chlorpheniramine maleat, gentamicin cream.
Kata kunci : prurigo, pengobatan
ABSTRACT
Prurigo is a chronic and recurrent papular eruption. Prurigo is a chronic
inflammatory condition of the skin characterized by severe itching and multiple small
dome-shaped papules are limited by small vesicles. Then, crusting and lichenfikasi
may occur as a result of repeated scratching. Prurigo were divided into 2 groups:
prurigo simplex and pruriginosa dermatosis. Additionally there are actually other
classified prurigo one neurodermatitis, prurigo nodularis ie. This case report
discusses a man 6 years old who came to the injuries complained of both arms and
legs accompanied by itching. Found a picture of multiple nodal lesions shaped
shaped crater with sizes varying between 1-2 cm, a crusting and hyperpigmentation.
Patients diagnosed with prurigo nodularis. Treatment given, namely amoxicillin,
chlorpheniramine maleate, gentamicin cream.
Keywords : prurigo, treatments
1
PENDAHULUAN
Pruritus adalah istilah medis untuk gatal-gatal. Sedangkan prurigo adalah
keadaan yang menggambarkan perubahan yang terlihat pada kulit setelah gatal dan
telah di garuk dalam jangka waktu yang lama. Dalam prurigo nodularis, perubahan ini
awalnya merupakan benjolan (nodul) yang sangat gatal pada permukaan kulit.1 Gejala
yang ditimbulkan oleh prurigo adalah rasa gatal pada lesi kulit yang sangat
mengganggu. Rasa gatal yang cukup mengganggu tidur di malam hari dan siang pada
saat kegiatan. Hal ini menyebabkan sangat sulit untuk tidak menggaruk benjolan kulit
tersebut yang mungkin akan berdarah dan menjadi infeksi.1 Sampai saat ini tidak
diketahui apa yang menyebabkan prurigo nodularis. Namun, setelah kulit menjadi
gatal, di garuk dan di gosok, akan menyebabkan ujung syaraf kulit menjadi tebal dan
akan menyebabkan lebih gatal, dan membuat keadaan menjadi buruk.1 Prurigo
nodularis mungkin disebabkan oleh gigitan serangga pada beberapa orang. Lebih dari
80% orang dengan prurigo nodularis adalah atopik, yaitu memiliki asma atau eczema.1
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki berinisial J berusia 6 tahun, bertempat tinggal di Pasar
minggu, datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Marinir Cilandak pada
hari Selasa 26 November 2013. Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa dari pasien
dan alloanamnesa dari ibu pasien. Keluhan utama pasien yaitu luka-luka pada kedua
lengan dan kedua tungkai yang disertai rasa gatal sejak 2 minggu yang lalu. Ibu
pasien mengatakan bahwa awalnya pada 2 minggu yang lalu pasien bermain di luar
rumah pada saat hujan turun. Setelah itu, malam harinya pada lengan pasien timbul
bercak kemerahan. Keesokan harinya Ibu pasien mengatakan muncul gelembung-
gelembung kecil yang berisikan cairan bening pada bercak kemerahan tersebut.
Pasien merasa sangat gatal dan pasien menggaruk luka tersebut yang kemudian pecah.
Luka tersebut ketika sudah pecah tidak terasa gatal lagi. Ibu pasien menyatakan
awalnya lukanya hanya sedikit namun lama kelamaan luka tersebut mejadi bertambah
banyak. Ibu pasien menyangkal adanya demam. Pasien menyangkal adanya riwayat
berpergian ke hutan atau lingkungan lain yang banyak serangga. Pasien belum
meminum atau menggunakan obat apapun untuk keluhannya saat ini. Pasien belum
berobat ke dokter sebelumnya. Pasien belum pernah mengalami keluhan yang serupa
sebelumnya. Pasien menyangkal adanya riwayat alergi. Tidak ada anggota keluarga
atau orang dekat yang mempunyai keluhan yang sama. Riwayat sosial ekonomi pasien
2
yaitu ayah pasien adalah seorang karyawan dan ibu pasien adalah seorang ibu rumah
tangga.
Pada pemeriksaan fisik, status generalis pasien memiliki keadaan umum baik
dan kesadaran pasien kompos mentis. Pemeriksaan tanda-tanda vital tidak dilakukan.
Untuk status dermatologikus, pada regio ekstremitas superior dan inferior ditemukan
adanya gambaran lesi nodus multiple berbentuk kawah dengan ukuran diameter
bervariasi antara 1-2 cm, terjadi krusta dan hiperpigmentasi. Hasil pemeriksaan fisik
menunjukan gambaran khas penyakit prurigo nodularis.
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan. Diagnosis kerja pasien ini adalah
prurigo nodularis. Terapi sistemik yang diberikan adalah amoxicillin 250 mg 3 x 1 dan
chlorpheniramine maleat 2 mg 3 x 1. Terapi topikal pada pasien ini adalah gentamicin
cream 0,1% dioleskan 2 x sehari.
Prognosis baik karena ini baru terjadi pertama kali dan apabila pasien
memberikan pengobatan dengan baik. Namun ada kemungkinan residif (berulang).
Anjuran kepada pasien adalah tidak terlalu sering menggaruk. Menghindari
gigitan nyamuk atau serangga dan memperbaiki hygiene perseorangan maupun
lingkungan. Jika berpergian pada sore dan malam hari harus memakai baju lengan
panjang dan celana panjang. Pasien harus kontrol seminggu kemudian.
Gambar 1. Lesi pada regio femoralis dekstra
3
Gambar 2. Lesi pada regio kruris sinistra
Gambar 3. Lesi pada regio ekstremitas inferior
PEMBAHASAN KASUS
4
Prurigo ialah erupsi popular kronik dan rekurens.2 Pada tahun 1962,
KOCSARD mendefinisikan prurigo papul sebagai papul yang berbentuk kubah
dengan vesikel pada puncaknya. Vesikel hanya terdapat dalam waktu yang singkat
saja, karena segera menghilang akibat garukan, sehingga yang tertinggal hanya papul
yang berkrusta. Likenfikasi hanya terjadi sekunder akibat proses kronik. Ia membagi
prurigo menjadi 2 kelompok, yaitu prurigo simpleks dan dermatosis pruriginosa. Dan
masih ada prurigo lain yang sebenarnya tergolong salah satu bentuk neurodermatitis,
yaitu prurigo nodularis.2
Prurigo nodularis merupakan penyakit kronik yang ditandai oleh adanya nodus
kutan yang gatal, terutama terdapat di ekstremitas bagian ekstensor.2 Sampai saat ini
tidak diketahui apa yang menyebabkan prurigo nodularis. Namun, setelah kulit
menjadi gatal, di garuk dan di gosok, akan menyebabkan ujung syaraf kulit menebal
dan akan menyebabkan lebih gatal, dan membuat keadaan menjadi buruk. Lebih dari
80% orang dengan prurigo nodularis adalah atopik, yaitu memiliki asma atau eczema.
Prurigo nodularis mungkin disebabkan oleh reaksi alergi akibat racun/toksin serangga.
Insect Bite atau gigitan serangga adalah kelainan pada kulit akibat gigitan atau
tusukan serangga yang disebabkan karena reaksi terhadap toksin atau alergen yang
dikeluarkan artropoda penyerang. Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk
pertahanan. Gigitan serangga biasanya digunakan untuk melindungi sarang mereka.
Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa (racun) yang tersusun dari
protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita.
Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang
tersengat. Banyak jenis spesies serangga yang menggigit dan menyengat manusia,
yang memberikan respon yang berbeda pada masing-masing individu. Reaksi yang
timbul dapat berupa lokal atau generalisata. Reaksi lokal yang biasanya muncul dapat
berupa papular urtikaria. Papular urtikaria dapat langsung hilang atau juga akan
menetap, biasa disertai dengan rasa gatal, dan lesi nampak seperti berkelompok
maupun menyebar pada kulit. Papular urtikaria dapat muncul pada semua bagian
tubuh atau hanya muncul terbatas disekitar area gigitan. Pada awalnya, muncul
perasaan yang sangat gatal disekitar area gigitan dan kemudian muncul papul-papul.
Papul yang mengalami ekskoriasi dapat muncul dan akan menjadi prurigo nodularis.3
Mekanisme/patofisiologi terjadinya prurigo adalah reaksi alergi terhadap
gigitan serangga. Dimana toksin/sekret yang dikeluarkan/yang berada pada saliva
serangga akan masuk dan menginduksi reaksi sensitivitas tipe cepat yang diperantarai
5
oleh IgE. Ketika terjadi gigitan oleh serangga tertentu maka saat itu protein tertentu
dilepaskan sebagai neurotoxin serangga. Neurotoxin ini, pada individu yang sensitif
akan ditangkap oleh eosinofil. Selain eosinofil, neurotoxin protein juga ditangkap oleh
sel Langerhans dan sel dendritik dalam epidermis. Ketiga sel ini mengekspresikan
FcεRI, yang nantinya akan berikatan dengan IgE yang terikat antigen. Kompleks IgE-
FcεRI ini akan menginduksi serangkaian reaksi intraselular yang bertujuan
mensekresi berbagai mediator inflamasi. Mediator inflamasi yang dilepaskan antara
lain histamin, heparin, faktor kemotaktik eosinofil (ECF), faktor kemotaktik neutrofil
(NCF), faktor aktovasi platelet (PAF) dan mediator-mediator baru yang berperan
dalam slow reaction subtance of anaphilaxys (SRSA) yang bersifat spasmodik dan
vasodilator (leukotrin, tromboksan dan prostaglandin). Selain itu, aktifasi APC
melalui kompleks IgE-FcεRI juga akan menginduksi produksi sel Th2 yang nantinya
akan menyebabkan Ig switching pada sel B, dan diproduksi lebih banyak IgE. Hal ini
menyebabkan reaksi inflamasi meningkat dan berlebih.2,4,5
Akibat sekresi berbagai mediator tadi, hal pertama yang terjadi adalah pruritis
(rasa gatal) akibat dari perangsangan berbagai mediator inflamasi. Adapun stimulus
untuk reseptor gatal dapat diinduksi oleh berbagai rangsangan baik mekanik maupun
kimiawi. Stimulus yang bisa mencetuskan rasa gatal diantaranya adalah panas,
sentuhan, vibrasi (getaran), vasodilatasi, mediator inflamasi (histamin, bradikinin,
substansi P) dan prostaglandin. Meningkatnya mediator inflamasi yang merangsang
pruritis ditambah dengan terjadi hiperplasia neural yang disebabkan peningkatan
ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75 oleh membran sel-Schwann dan sel
perineurium, meningkatkan kejadian pruritus.4,5,6
Selain itu, inflamasi yang terjadi pada dermis akan menyebabkan
berkumpulnya sel-sel radang, debris dan sel-sel jaringan nekrotik pada lapisan dermis.
Pus pada dermis akan diakumulasi dan berpindah ke lapisan diatasnya. Pada proses
perpindahan ini terjadi pemadatan pus sehingga dipermukaan kulit muncul sebagai
papul-papul dengan massa padat. Adanya papul disertai pruritis merangsang refleks
menggaruk yang nantinya akan menyebabkan terjadinya erosi, eskoriasi, skuama
hingga likenifikasi pada daerah lesi.2,4,5,6
Prurigo Nodularis adalah suatu nodul pada tempat di mana terjadi garukan
yang terus-menerus. Lesinya berupa nodul yang berbentuk kubah atau kawah, dimana
permukaannya sering mengalami erosi dengan skuama dan krusta. Ukurannya
bervariasi mulai dari 3 – 20 milimeter. Lesi multipel tersebar pada ekstremitas. Kulit
6
diantaranya dapat normal atau menunjukkan perubahan berupa eritema, skuama,
ekskoriasi, likenifikasi serta perubahan pigmen post inflamasi. Pada prurigo nodularis,
pasien akan merasa gatal yang hebat pada tempat yang beda pada tubuh dan tidak
dapat mengontrol keinginan untuk menggaruk atau menggosok daerah tersebut
sehingga pada kulit sering nampak bekas garukan. Pruritus kadang datang dalam
beberapa menit sampai beberapa jam dan kemudian akan berhenti secara
spontan.1,2,4,5,6,7
Diagnosis prurigo nodularis berdasarkan dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Gejala gatal dan lesi kulit yang khas seperti yang dijelaskan di atas, biasanya
cukup untuk membuat diagnosis prurigo nodularis. Jika ada keraguan maka dokter
dapat melakukan biopsi kulit, hal ini dapat membantu mengkonfirmasi diagnosis.
Gambaran histopatologi akan memperlihatkan : 2
1. Penebalan epidermis, sehingga tampak hyperkeratosis, hipergranulosis, akantosis
yang tak teratur atau disebut juga sebagai hiperplasi psoriasiformis yang tak
teratur.
2. penebalan stratum papilaris dermis, yang terdiri atas kumpulan serat kolagen kasar,
yang arahnya tegak lurus terhadap permukaan kulit (disebut juga sebagai collagen
in vertical streaks).
3. Sebukan sel-sel radang sekitar pembuluh darah yang melebar di dermis bagian
atas. Sel-sel tersebut terutama terdiri atas limfosit dan histiosit.
Pengobatan untuk prurigo yang ditujukan untuk menghentikan gatal-gatal kulit
: 1,2,4,7
1. Sebuah krim steroid atau salep biasanya akan disarankan sebagai upaya untuk
mengurangi peradangan pada kulit. Ini harus diterapkan sekali atau dua kali sehari.
kekuatan steroid yang digunakan akan tergantung pada usia, letak nodul dan pada
tingkat keparahan masalah. Menyuntikkan sejumlah kecil steroid ke dalam nodul
yang sangat gatal akan memberikan respons cepat. Biasanya dipakai suspense
triamsinolon asetonid 2,5 sampai 12,5 mg per ml. Dosisnya 0,5, sampai 1 ml per
cm2 dengan maksimum 5 ml untuk sekali pengobatan. Cara pengobatan lain
dengan talidomid, dosisnya 2 x 100 mg per hari dan pengobatan dilanjutkan
sampai 3 bulan.
7
2. Sebuah tablet atau sirup antihistamin dapat membantu mengurangi rasa gatal.
Antihistamin dapat menyebabkan kantuk, sehingga jangan di minum apabila akan
mengemudi.
3. Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotik oral maupun topikal.
Yang paling penting, tetapi yang paling sulit untuk dilakukan adalah berhenti
menggaruk. Pasien diharuskan untuk mengurangi atau menghentikan menggaruk.
Pasien prurigo nodularis biasanya memiliki kulit yang kering, karena itu pelembab
dapat membantu untuk melembabkan kulit yang kering. Jika berpergian pada sore dan
malam hari harus memakai baju lengan panjang dan celana panjang agar terhindar
dari gigitan serangga. Menjaga kebersihan diri sendiri maupun lingkungan. Prognosis
pada pasien prurigo nodularis adalah baik apabila pasien memberikan pengobatan
dengan baik. Namun ada kemungkinan residif (berulang).
8
DAFTAR PUSTAKA
1. British Assosiation of Dermatologist. Prurigo Nodularis. Bad.org.uk. Last
update: May 2013. Available from: URL:
http://www.bad.org.uk/site/862/default.aspx
2. Handoko RP. Skabies, dalam Adhi Djuanda, Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ke 5 cetakan ke 2, Jakarta: Balai Pustaka Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2007: 272-275.
3. Maranu, Charlie. Insect bite. Last update: 21 Mei 2012. Available from:
http://charlie-maranu.blogspot.com/2012/05/insect-bite.html
4. Hogan D. Prurigo Nodularis. Emedicine.com. Last update: 6 Juni 2012.
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1088032-overview
5. New Zealand Dermatological Society Incorporated (NZDS). Dermnetnz.org.
Last update: 29 Juni 2013. Availabe from:
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/prurigo-nodularis.html
6. Clark RAF, Hopkins TT. The other eczemas. In: Moschella SL, Hurley HJ,
editors. Dermatology. 3rd ed. Philadelphia: W.B.Saunders company;
1992.P.476-9.
7. Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, KATZ SC,
editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 6th ed. New york:
McGraw_Hill; 2003.p.1196-1197.
9