proposal metode penelitian hukum

21
KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Bernadus Ardian Ricky M (105010100111087) KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG 2012

Upload: johnny-twerp

Post on 28-Nov-2015

2.603 views

Category:

Documents


596 download

DESCRIPTION

Proposal Metode Penelitian Hukum

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Metode Penelitian Hukum

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM

MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

Oleh :

Bernadus Ardian Ricky M (105010100111087)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

MALANG

2012

Page 2: Proposal Metode Penelitian Hukum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 JUDUL

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM

MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

1.2 LATAR BELAKANG

Kepolisian adalah suatu pranata umum sipil yang mengatur tata tertib

dan hukum, yang kadangkala bersifat militaris. Dalam pelaksanaan kinerja

kepolisian terdapat anggota kepolisian yang adalah merupakan pegawai negeri

dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kepolisian Negara Republik

Indonesia mempunyai wewenang umum yang dimiliki sesuai dan berdasarkan

undang-undang. Kepolisian mempunyai fungsi sebagai salah satu fungsi

pemerintahan negara di bidang pemeliharaan dan ketertiban masyarakat,

penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat. Dimana fungsi dari kepolisian ini mengharuskan semua anggotanya

(oknum polisi) untuk selalu bersanding dengan masyarakat untuk suatu keadaan

harmonis dalam mewujudkan terciptanya keamanan di dalam masyarakat.

Kewenangan yang dimiliki oleh anggota Kepolisian ternyata tidak

menjadi jaminan bahwa kewenangan tersebut akan digunakan sebagaimana

mestinya. Kewenangan tersebut kadangkala disalahgunakan, sehingga terjadi

ketidak efektifan anggota polisi dalam menjalankan tugasnya. Oknum polisi

yang seharusnya bertugas sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, dari

hari ke hari menjadi musuh bagi masyarakat. Karena dalam Undang-Undang

Dasar Republik Indonesia mengatur bahwa Kepolisian Negara Republik

Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban

masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta

Page 3: Proposal Metode Penelitian Hukum

menegakkan hukum.1 Undang-Undang mengatur tugas dan kewajiban kepolisian

secara global dan menyeluruh dalam jajaran Kepolisian. Namun secara personal

atau merujuk ke oknum polisi atau anggota kepolisian diatur dalam paragraf 3

mengenai Etika Kemasyarakatan yang terdapat dalam Peraturan Kapolri no.14

tahun 2011 yang berbunyi bahwa setiap anggota Polri dilarang bersikap,

berucap, dan bertindak sewenang-wenang.2 Selain itu seorang anggota polisi

harus dan diwajibkan untuk melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda,

masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana

termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak

asasi manusia.3 Oleh karena itu sudah semestinya dan seharusnya seorang

anggota Polisi selalu menjunjung tinggi hak asasi di dalam setiap menjalankan

tugas.

Tetapi banyak dari kasus yang ada di sekitar masyarakat terselip adanya

tindakan kekerasan yang banyak dilakukan oleh anggota polisi, yang biasanya

terjadi disaat adanya bentrokan ataupun demonstrasi. Anggota polisi banyak

yang melakukan tindakan di luar prosedur dan melukai masyarakat. Tindakan

oknum Polisi yang berlebihan dan sewenang-wenang terhadap masyarakat tidak

jarang menelan korban. Dalam Undang-Undang Dasar mengatur bahwa setiap

orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan

berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat

diskriminatif tersebut.4 Sudah seharusnya tidak ada tindakan kekerasan

ditunjukkan oknum polisi kepada masyarakat, karena sangat bertentangan

dengan apa yang telah tercantum dengan peraturan yang sudah ada.

Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk rasa aman dan tenteram

serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat

sesuatu.5 Sudah jelas bahwa setiap orang mendapatkan perlindungan untuk dapat

bebas dan mengeluarkan pendapat dan aspirasinya dalam bentuk apapun.

Seharusnya oknum polisi tidak diperkenankan menggunakan kekerasan dalam

menjalankan tugas yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Terutama

1 UUD 1945, Pasal 30 ayat 42 Peraturan Kapolri no.14 tahun 2011, Pasal 15 huruf e.3 Undang-Undang no.2 tahun 2002, Pasal 14 ayat 1(i)4 UUD 1945, Pasal 28I5 Undang-Undang no.39 tahun 1999, Pasal 30

Page 4: Proposal Metode Penelitian Hukum

dalam tindakan demonstrasi yang dilakukan masyarkat, karena demonstrasi

merupakan sebuah bentuk aspirasi dan apresiasi masyarakat dalam menanggapi

segala sesuatau yang terjadi di sekitarnya. Kewenangan yang dimiliki oleh Polisi

merupakan Sebuah mandat dan kekuasaan dari rakyat yang memerlukan suatu

pertanggungjawaban yang pasti dan jelas.

Undang-Undang yang tercantum diatas khususnya Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia ternyata

belum memberikan sebuah penjelasan yang jelas tentang bagaimana semestinya

anggota atau oknum polisi menjalankan tugas demi tercapainya keamanan dan

ketertiban masyarakat. Tanpa harus menggunakan kekerasan dan melanggar Hak

Asasi Manusia. Penjelasan yang ada di atas, membuat penulis merasa tertarik

untuk membahas “Kekerasan Yang Dilakukan Oknum Polisi dalam

Menjalankan Tugas Sebagai Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia“. Melihat

hubungan antara kepolisian dengan masyarakat, penulis beranggapan bahwa

efektifitas UU No. 2 Tahun 2002 ini terutama dalam hal tugas dan wewenang

anggota polisi perlu dikaji lebih mendalam demi efektifnya Undang-Undang ini.

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah dampak dari kekerasan yang dilakukan oknum polisi terhadap warga

negara Indonesia?

2. Apakah kekerasan yang dilakukan oknum polisi saat menjalankan tugas

melanggar hak asasi manusia?

1.4 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan respon dari masyarakat terhadap

kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi, dimana peran polisi yang

semestinya sebagai pelindung masyarakat.

2. Untuk menganalisis kriteria dan bentuk dari kekerasan oleh oknum polisi

disaat menjalankan tugas sebagai bentuk dari pelanggaran hak asasi

manusia.

Page 5: Proposal Metode Penelitian Hukum

1.5 MANFAAT

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitan adalah ntuk pengembangan bidang

keilmuan. Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk

mengembangkan sisi keilmuwan di bidang hukum pidana, pemahaman

tentang hak asasi manusia dan khususnya terhadap peraturan-peraturan

kepolisian yang ada di Indonesia ini. Selain itu penelitian ini untuk

menganalisis adanya kekosongan hukum dari Undang-Undang

Kepolisian negara Republik Indonesia khusunya tentang tugas dan

wewenang disaat menjalankan tugas.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi pembuat Peraturan Perundang-Undangan (Legislatif)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran

dan kontribusi ilmiah untuk mendorong pemerintah dan legislatif

dalam mengisi kekosongan hukum. Selain itu dapat bersikap aktif

dan juga dapat menampung aspirasi-aspirasi hukum yang berkaitan

dengan Kepolisian.

b. Bagi Kepolisian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan batasan berkaitan

dengan kewenangan polisi disaat menjalankan tugas. Agar tidak

terjadi tindakan sewenang-wenang dalam menjalankan tugas,

terutama menggunakan kekerasan dalam menjalankan tugas. Seingga

tercipta citra baik dari kepolisian dan keadilan muncul dari segala

tindakan polisi saat menjalankan tugas.

c. Bagi warga Negara Indonesia

Penelitian ini diharapkan agar warga masyarakat Indonesia dapat

mendapatkan keadilan di dalam bersinggungan dengan kepolisian.

Sehingga kepercayaan dari masyarakat kepada polisi kembali

Page 6: Proposal Metode Penelitian Hukum

tercipta dan hubungan baik dan keharmonisan timbul diantara

masyarakat dan kepolisian.

1.6 KAJIAN PUSTAKA

1.6.1 Kekerasan

Kekerasan merupakan sebuah kata yang berkata dasar “keras”.

Kekerasan sendiri adalah perihal yang bersifat keras yang merupakan

perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera

atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang

orang lain.6 Mengacu pada pengertian yang demikian ini, kekerasan pada

hakekatnya menunjuk pada suatu kondisi dimana situasi yang ada

cenderung mengarah kepada situasi yang tidak kondusif dan memberikan

efek yang negatif. Kekerasan juga dapat terjadi dimana saja, dapat

dilakukan siapa saja dan kepada siapapun.

1.6.2 Kepolisian

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Negara

Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan

ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani

masyarakat, serta menegakkan hukum. Kepolisian adalah segala hal-

ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan

perundang-undangan. Artinya kepolisian adalah sebuah instansi yang

dibentuk oleh Pemerintah yang bertugas untuk melakukan pendekatan

kepada masyarakat dalam bidang perlindungan dan pelayanan serta

dalam hal untuk menegakkan hukum.

1.6.3 Oknum Polisi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia oknum adalah pribadi atau

seseorang. Mengacu pada pengertian ini dan pada penelitian ini, oknum

polisi adalah merupakan bagian dari keanggotaan kepolisian. Yang lebih

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline

Page 7: Proposal Metode Penelitian Hukum

mengarah kepada pribadi dari anggota kepolisian. Oknum polisi adalah

bagian dari kepolisian yang mempunyai tugas dan kewajiban masing-

masing. Dan setiap oknum polisi mempunyai tugas dan kewajiban yang

berbeda-beda. Oknum polisi juga mempunyai kewenangan tersendiri.

1.6.4 Menjalankan Tugas

Menjalankan adalah melakukan. Pengertian tersbut menggambarkan

bahwa menjalankan bisa berarti banyak hal, mulai dari melakukan tugas,

kewajiban, dan pekerjaan. Tugas merupakan sesuatu yang wajib

dikerjakan atau ditentukan untuk dilakukan, merupakan sebuah

pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang.

Dari pengertian diatas, menjalankan tugas berarti melakukan sebuah

pekerjaan yang selanjutnya menjadi sebuah tanggung jawab bagi

pelaksana pekerjaan tersebut. Dalam penelitian ini yang menjalankan

tugas adalah seorang polisi atau anggota dari kepolisian.

1.6.5 Bentuk

Bentuk merupakan penjabaran geometris dari bagian semesta bidang

yang ditempati oleh obyek tersebut, yaitu ditentukan oleh batas-batas

terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi dan orientasi terhadap

bidang semesta yang ditempati.7 Namun secara singkat, bentuk

merupakan sebuah gambaran. Dapat disimpulkan bahwa bentuk adalah

sebuah gambaran tentang apa yang kita lihat dan kita rasakan di dalam

kehidupan sehari-hari.

1.6.6 Pelanggaran

Pelanggaran adalah sebuah perbuatan melanggar, tindak pidana yang

lebih ringan daripada kejahatan. Tindak pidana merupakan salah satu

istilah yang di gunakan untuk menggambarkan suatu perbuatan yang

dapat dipidana, dalam bahasa belandanya “strafbaarfreit”. Berarti

pelanggaran adalah sebuah situasi dimana seseorang atau lebih

7 http://id.wikipedia.org/wiki/Bentuk

Page 8: Proposal Metode Penelitian Hukum

melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan yang semestinya. Dalam

penelitian ini pelakunya adalah oknum polisi yang dilihat melakukan

pelanggaran disaat melakukan tugas dan tidak sepatutnya melakukan

tindakan yang melawan hukum.

1.6.7 Hak Asasi Manusia

Hak merupakan sebuah pasangan dari kewajiban. Ketika lahir manusia

secara hakiki telah mempunyai hak dan kewajiban. Hak bisa diartikan

sesuatu yang seharusnya dan semestinya didapat oleh setiap manusia.

Manusia adalah makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk

lain).

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oles

negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia. Pelangaran Hak Asasi Manusia

adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat

negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara

melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasu dan atau mencabut

Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang oleh Undang-

Undang, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh

penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum

yang berlaku.8

1.7 METODE PENELITIAN

1.7.1 Pendekatan Serta Isu Hukum Yang Dikaji

Penelitian ini akan menggunakan penelitian secara yuridis normatif

dan menggunakan pendekatan kasus (Case Approach) untuk menganalisa

sejauh mana pengaturan sistem hukum di Indonesia mengenai kinerja

8 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2072842-pengertian-hak-asasi-manusia-menurut/

Page 9: Proposal Metode Penelitian Hukum

oknum polisi di dalam menjalankan tugas dan kekerasan oknum polisi yang

dilihat sebagai bentuk dari pelanggaran hak asasi manusia.

Penelitian ini juga menggunakan Pendekatan Kasus (Case

Approach) dimaksudkan untuk menganalisa sejauh mana kinerja polisi

dalam berhadapan langsung dengan masyarakat sehari-hari, baik dalam

keadaan tenang maupun dalam keadaan genting.

1.7.2 Bahan Hukum Penelitian

A. Bahan Primer

Bahan Primer dalam penelitian ini didapat berdasarkan analisis terhadap

Undang-Undang seta aturan hukum yang berlaku di masyarakat dalam

permasalahan ini, diantaranya :

a) Amandemen ke-IV Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945

b) Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia pasal 14 ayat 1(i)

c) Peraturan Kapolri Nomor 14 tahun 2011 pasal 15 huruf e

d) Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

B. Bahan Sekunder

Sumber bahan sekunder pada penelitian ini didapat dari studi pustaka

dengan mengambil bahan dengan penelusuran internet, literatur-

literatur, serta dokumen-dokumen lain yang mendukung keberadaan

data primer.

1.7.3 Teknik Penelusuran Bahan

Bahan-bahan penelitian ini diambil dari beberapa Undang-Undang

yang berkaitan dengan persoalan dari penelitian ini, dari berbagai literatur

buku hukum, kepolisiasn, dan hak asasi manusia yang didapat melalui studi

Page 10: Proposal Metode Penelitian Hukum

pustaka dari Pusat Dokumen Ilmu Hukum (PDIH) Fakultas Hukum

Universitas Brawijaya

1.7.4 Teknik Analisis Bahan

Analisis bahan hukum dikategorikan dan disusun secara sistematis

menggunakan interpretasi dengan susunan :

a) Menganalisis bahan (primer dan sekunder) dilakukan dengan mencermati

bahan kajian literatur yang digunakan. Serta melakukan interpretasi

terhadap Undang-Undang Kepolisian dan Peraturan Kapolri sebagai

sumber referensi utama kajian Hukum dalam penelitian ini.

b) Menganalisis adanya kekosongan hukum, dan juga mempelajari berbagai

kasus yang berkaitan dengan penelitian ini. Yang tujuan utamanya

adalah mempelajari sebab dan akibat dari kasus yang ada, dan nantinya

akan digunakan sebagai pengendali hubungan antara para pihak.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Bab I, Pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian,

2. Bab II, berisi kajian tentang sejauh mana pengertian kinerja dari oknum

polisi dengan menggunakan kekerasan dalam menjalankan tugas yang dilihat

sebagai bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia,

3. Bab III, Berisi tentang metode penelitian yang digunakan, pendekatan serta

isu hukum yag dikaji, bahan hukum, teknik penelusuran bahan, teknik

analisis bahan.

4. Bab IV, Pembahasan mengenai permasalahan hukum berkaitan dengan

kekerasan oleh oknum polisi sebagai bentuk pelanggaran Hak Asasi

Manusia,

5. Bab V, Merupakan bab yang berisi penutup yang berisi kesimpulan dan

saran.

Page 11: Proposal Metode Penelitian Hukum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Kekerasan

Kekerasan merupakan sebuah kata yang berkata dasar “keras”. Kekerasan

sendiri adalah perihal yang bersifat keras yang merupakan perbuatan seseorang atau

kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau

menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.9 Mengacu pada pengertian

yang demikian ini, kekerasan pada hakekatnya menunjuk pada suatu kondisi

dimana situasi yang ada cenderung mengarah kepada situasi yang tidak kondusif

dan memberikan efek yang negatif. Kekerasan juga dapat terjadi dimana saja, dapat

dilakukan siapa saja dan kepada siapapun.

Pelanggaran adalah sebuah perbuatan melanggar, tindak pidana yang lebih

ringan daripada kejahatan. Tindak pidana merupakan salah satu istilah yang di

gunakan untuk menggambarkan suatu perbuatan yang dapat dipidana, dalam

bahasa belandanya “strafbaarfreit”. Berarti pelanggaran adalah sebuah situasi

dimana seseorang atau lebih melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan yang

semestinya. Dalam penelitian ini pelakunya adalah oknum polisi yang dilihat

melakukan pelanggaran disaat melakukan tugas dan tidak sepatutnya melakukan

tindakan yang melawan hukum.

Tindakan kekerasan yang dilakukan anggota kepolisian berarti tindakan

yang merupakan sebuah perbuatan yang menyebabkan cedera atau matinya orang

lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain dan merupakan

sebuah tindakan melanggar atau tindak pidana yang dapat dikenai sanksi di dalam

setiap tindakan yang dilakukan.

2.2 Analisis Kepolisian

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Negara Republik

Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat

9 Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline

Page 12: Proposal Metode Penelitian Hukum

bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.

Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga

polisi sesuai dengan perundang-undangan. Artinya kepolisian adalah sebuah

instansi yang dibentuk oleh Pemerintah yang bertugas untuk melakukan pendekatan

kepada masyarakat dalam bidang perlindungan dan pelayanan serta dalam hal untuk

menegakkan hukum.

Oknum polisi adalah merupakan bagian dari keanggotaan kepolisian. Yang

lebih mengarah kepada pribadi dari anggota kepolisian. Oknum polisi adalah

bagian dari kepolisian yang mempunyai tugas dan kewajiban masing-masing. Dan

setiap oknum polisi mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda-beda. Oknum

polisi juga mempunyai kewenangan tersendiri. Disaat menjalankan tugas yang

berarti banyak hal, mulai dari melakukan tugas, kewajiban, dan pekerjaan. Tugas

merupakan sesuatu yang wajib dikerjakan atau ditentukan untuk dilakukan,

merupakan sebuah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang. Dari

pengertian diatas, menjalankan tugas berarti melakukan sebuah pekerjaan yang

selanjutnya menjadi sebuah tanggung jawab bagi pelaksana pekerjaan tersebut.

Dalam penelitian ini yang menjalankan tugas adalah seorang polisi atau anggota

dari kepolisian.

5.3 Analisis Hak Asasi Manusia

Hak merupakan sebuah pasangan dari kewajiban. Ketika lahir manusia

secara hakiki telah mempunyai hak dan kewajiban. Hak bisa diartikan sesuatu yang

seharusnya dan semestinya didapat oleh setiap manusia. Manusia adalah makhluk

yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oles negara,

hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat

dan martabat manusia. Pelangaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan

seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun

tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,

Page 13: Proposal Metode Penelitian Hukum

menghalangi, membatasu dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau

kelompok orang yang oleh Undang-Undang, dan tidak mendapatkan atau

dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar

berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.10

10 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2072842-pengertian-hak-asasi-manusia-menurut/

Page 14: Proposal Metode Penelitian Hukum

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Serta Isu Hukum Yang Dikaji

Penelitian ini akan menggunakan penelitian secara yuridis normatif dan

menggunakan pendekatan kasus (Case Approach) untuk menganalisa sejauh mana

pengaturan sistem hukum di Indonesia mengenai kinerja oknum polisi di dalam

menjalankan tugas dan kekerasan oknum polisi yang dilihat sebagai bentuk dari

pelanggaran hak asasi manusia.

Penelitian ini juga menggunakan Pendekatan Kasus (Case Approach)

dimaksudkan untuk menganalisa sejauh mana kinerja polisi dalam berhadapan

langsung dengan masyarakat sehari-hari, baik dalam keadaan tenang maupun dalam

keadaan genting.

3.2 Bahan Hukum Penelitian

3.2.1 Bahan Primer

Bahan Primer dalam penelitian ini didapat berdasarkan analisis terhadap

Undang-Undang seta aturan hukum yang berlaku di masyarakat dalam

permasalahan ini, diantaranya :

a. Amandemen ke-IV Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

1945

b. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia pasal 14 ayat 1(i)

c. Peraturan Kapolri Nomor 14 tahun 2011 pasal 15 huruf e

d. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

3.2.2 Bahan Sekunder

Sumber bahan sekunder pada penelitian ini didapat dari studi pustaka

dengan mengambil bahan dengan penelusuran internet, literatur-literatur,

serta dokumen-dokumen lain yang mendukung keberadaan data primer.

Page 15: Proposal Metode Penelitian Hukum