proposal penelitian (metode penelitian)
TRANSCRIPT
Proposal Penelitian
PENGARUH MEDIA SENTENCE BUILDING GRID TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Metode Penelitian
Oleh:
RANDY MAULANA
10110171
PROGRAM STUDI TEKHNIK IFORMATIKA
FAKULTAS TEKHNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG 2013
1
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa berperan penting dalam perkembangan intelektual, sosial dan
emosional peserta didik.Bahasa merupakan suatu pengantar komunikasi dan
interaksi dalam kehidupan sosial. Memiliki kemampuan bahasa akan
mempermudah dalam memperoleh informasi. Selain itu, bahasa juga
mengungkapkan berbagai gagasan, pemikiran dan perasaan.
Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan sosial sehingga
pengajaran bahasapun menjadi penting. Pengajaran bahasa bertujuan agar siswa
memperoleh informasi dengan mudah. Pengajaran bahasa dapat membantu
peserta didik dalam mengembangkan kemampaun berkomunikasi. Oleh karena
itu, sangat penting bagi siswa memiliki kemampuan berbahasa. Kemampuan
berbahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup
kemampuan menyimak, menulis, membaca, dan berbicara sebagaimana yang
diungkapkan Tarigan (1981: 1) sebagai berikut:
“Kemampaun berbahasa tersebut terlihat dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu : a). keterampilan menyimak (listening skill); b). Keterampilan berbicara (speaking skill); c). Keterampilan membaca (reading skill); d). Keterampilan menulis (writing skill).”
Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling menunjang satu sama lain.
Sehingga dalam proses pengajarannyapun memerlukan suatu keterpaduan. “
Pengajaran empat keterampilan dalam suatu keterpaduan memberikan keleluasaan
kepada guru untuk menciptakan kegiatan belajar yang menarik bagi siswa dan
dapat memotivasi siswa untukbelajar”. (Harun et.al 2007: 95)
2
Begitu pula yang terjadi pada pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah
Dasar. Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar harus memadukan empat
keterampilan bahasa.Bahasa Inggris di Indonesia berperan sebagai bahasa asing.
Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa Inggris di Indonesia diperlukan banyak
pertimbangan. Sebagaimana pendapat Brown yang menyatakan bahwa “Foreign
language context are those in which student do not have ready-made contexts for
communication beyond their classroom”(1994: 120).
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa bagi guru bahasa
Inggris di negara-negara dengan konteks English as a Foreign Language, maka
mengacu pada keterbukaan masing-masing individu pada standar mana yang
dijadikan pilihan sebagai patokan. Siswa-siswa pembelajar English as a Foreign
Language akan lebih tertarik untuk melihat relevansi kegunaan bahasa Inggris
sesuai dengan kenyataan yang ada di sekitar kehidupan mereka.
Pengajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar meliputi kosakata dan menulis
pola-pola kalimat sederhana. Pengajaran menulis bagi siswa Sekolah Dasar adalah
kemampuan menuangkan suatu gagasan kedalam tulisan yang dapat dibaca orang
lain. (Harun et.al 2007: 10)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis kalimat sangat diperlukan karena dengan kemampuan menuliskan kalimat
dapat mengungkapkangagasan penulisnya.
Kenyataannya, kemampuan siswa dalam menulis kalimat masih minim.
Halini disebabkan oleh minimnya kosakata yang dikuasai siawa dan pola
3
pengajaran menulis kalimat yang masih konvensional, dalam proses pembelajaran
tidak melibatkan media pembalajaran yang relevan.
Hal ini, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan proses belajar
mengajar yang lebih bermakna dan melibatkan media pembelajaran yang sesuai.
Penulis menyimpulkan bahwa sutu proses pembelajaran yang bermakna adalah
proses pembelajaran yang mampu membuat siswa berinteraksi langsung dengan
bahan ajar. Oleh karena itu diperlukan suatu media pembelajaran yang
dapatmembuat siswa berinteraksi dengan bahan ajar. Media sentence building
grid merupakan media yang dipandang efektif dalam pengajaran menulis kalimat
bahasa Inggris.
Berdasarkan hal di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul:
“PENGARUH MEDIA SENTENCE BUILDING GRID
TERHADAPPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS“ (Penelitian Pre-
Eksperimental di Kelas VI SDN Karangsambung 3 Kecamatan Cibeureum Kota
Tasikmalaya).
4
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh media sentence building grid terhadap peningkatan
keterampilan menulis kalimat dalam pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas
VI SDN Karangsambung 3 Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya?
2. Seberapa besar pengaruh media sentence building grid terhadap peningkatan
keterampilan menulis kalimat dalam pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas
VI SDN Karangsambung 3 Kecamatan Cibeureum Kota Tasikamalaya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media sentence building grid
terhadap peningkatan keterampilan menulis kalimat dalam pembelajaran
bahasa Inggris siswa kelas VI SDN Karangsambung 3 Kecamatan Cibeureum
Kota Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh media sentence building grid terhadap
peningkatan keterampilan menulis kalimat dalam pembelajaran bahasa
Inggris siswa kelas VI SDN Karangsambung 3 Kecamatan Cibeureum Kota
Tasikmalaya.
5
D. Kegunaan Penelitian
Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan dan informasi bagi guru bahasa Inggris di Sekolah Dasar kearah
yang lebih baik. Guru dapat mengembangkan suatu pembelajaran yang bermakna
bagi siswa. Selanjutnya, hasil dari penelitian ini guru bahasa Inggris dapat
menanggulangi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis kalimat bahasa
Inggris, salah satunya dengan media sentence building grid.
E. Kerangka Berpikir
Penelitian ini memiliki keterpautan antara variabel independent atau disebut
variabel bebas dengan variabel dependent atau disebut variabel terikat. Variabel
independent dalam penelitian ini adalah penggunaan media sentence building grid
sedangkan variabel dependent yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat adalah peningkatan keterampilan menulis kalimat dalam
pembelajaran bahasa Inggris.
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya aktifitas siswa dalam
pembelajaran. Semakin tingginya aktifitas siswa dalam pembelajaran maka akan
semakin baik hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Penggunaan media
sentence building grid dalam pembelajaran bahasa Inggris merupakan media
pembelajaran yang berpeluang relevan dengan upaya penciptaan pembelajaran
yang dapat melibatkan siswa dalam kegitan belajar, sehingga siswa dapat
mengalami sendiri materi yang dipelajarinya.
6
F. Anggapan Dasar
Penelitian dilakasanakan dengan berlandas tumpu pada asumsi dasar
sebagai berikut :
1. Pembelajaran bahasa Inggris akan efektif bila dibantu dengan media
pembelajaran yang relevan.
2. Sentence building grid dapat dijadikan salah satu media dalam pembelajaran
menulis kalimat bahasa Inggris.
3. Siswa yang belajar dengan menggunakan media sentence building grid dapat
berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan menulis kalimat dalam
pembelajaran bahasa Inggris.
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori dan anggapan dasar, peneliti
merumuskan dua hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh media
sentence building grid terhadap peningkatan keterampilan menulis kalimat dalam
pembelajaran bahasa Inggris (Ha) dan tidak terdapat pengaruh media sentence
building grid terhadap peningkatan keterampilan menulis kalimat dalam
pembelajaran bahasa Inggris (Ho).
7
II
KAJIAN TEORI
A. Media dalam Pembelajaran
Proses pembelajaran yang bermakna merupakan wujud dari suatu proses
embelajaran yng efektif. Gagne menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif
harus dilakukan dengan berbagai cara dan mewnggunakan berbagai macam media
pembelajaran dalam Wena (2009: 10). Azhar menyatakan bahwa dalam suatu
proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting yaitu metode mengajar dan
media pembelajaran (2007: 15). Lebih lanjut Azhar menyatakan bahwa salah satu
fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mepengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
melakukan proses belajar dan mengajar guru sebaiknya menggunakan media
pembelajaran karena akan membantu menciptakan pembelajaran yang aktif dan
menarik bagi siswa.
B. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari kata
medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar.
Banyak tokoh yang mengungkapkan pengertian media, diantaranya adalah
sebagai berikut: Briggs dalam Susilana & Riyana (2007: 5) menyatakan bahwa
8
media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses
belajar.
Schram dalam Susilana & Riyana (2007: 5) menyatakan bahwa media
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Adapun pengertian media pemebelajaran menurut beberapa sumber
diantaranya: media pembelajaran menurut Education Association
(htmtp://akhmadsudrajat.wordpress.com 15/12/2010) adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetakmaupun pandang-dengar termasuk teknologiperangkat keras.
Akhmad Sudrajat (htmtp://akhmadsudrajat.wordpress.com 15/12/2010)
menyatakan bahwa pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Berdasarkan pengertian media dan media pembelajaran diatas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat penyampai pesan
pembelajaran dan diusahakan untuk pengoptimalan aktivitas belajar siswa. Jadi
pada dasarnya, penggunaan media pembalajaran yang sesuai turut andil dalam
pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan efektif.
Leshin, Pollock & Reigeluth dalam Wena (2009: 9-10) mengklasifikasikan
media ke dalam lima kelompok, yaitu :
“1). Media berbasis manusia (pengajar, instruktur, tutor,bermainperan,kegiatan kelompok,field trip); 2). Media berbasis cetak (buku, buku latihan (work sheet) dan modul); 3).Media berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide); 4).Media berbasia audio visual (video, film, program slide tape, dan televisi); 5).Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan computer, interaktif video, dan hyper text)’’.
9
Berdasarkan kalsifikasi tersebut maka media sentence building grid
termasuk kedalam media grafis. Hal ini dilandasi karakteristik media grafis yag
menyatakan bahwa media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta , ide
atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan
simbol/gambar (2007: 13). Karakteristik media sentence building grid yang
menyajikan kata-kata juga simbol-simbol sama seperti halnya media grafis.
C. Pengertian Sentence Building Grid
Sentence building grid merupakan cara sederhana untuk membantu siswa
menempatkan bagian-bagian kalimat sehingga membentuk kalimat yang padu
yaitu terdiri dari struktur kalimat yang mencakup subject dan object. “Sentence
building grid is a teaching aid that allows learners to construct sentences by
choosing parts of sentences and putting them together to form logical sentences
“(http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyter
ms/WhatAreSentenceBuildingGrid.htm15/12/2010).
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diartikan bahwa dengan
menggunakan mediasentence building grid siswa dapat membentuk kalimat
dengan cara memilih bagian-bagian kalimat sehingga membentuk kalimat yang
logis.
Sentence building grid terdiri dari tabel yang disusun dalam kolom-kolom.
Tiap kolom berisi bagian-bagian spesifik dalam sebuah kalimat bahasa Inggris,
yaitu articles (a, an, the), subject, to be (are,am is) dan object.
10
Tabel 2.1
Media Sentence Building Grid
Subject To be Article Object
She Are A Traffic jam
He Am An Police man
It Is The
I
You
We
They
Penggunaan media sentence building grid adalah dengan mengikuti
langkah-langkah berikut :
“a). Have the learner choose any one word from each column so that, when the words are put together in order, they form a sentence that makes sense; b). Have the learner write the sentence or just read it; c). Have the learner make as many logical sentences as possible”.(http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterms/WhatAreSentenceBuildingGrid.htm15/12/2010).
Langkah pertama, siswa harus memilih salah satu kata dati tiap kolom,
sehingga ketika di gabungkan menjadi sebuah kalimat yang bermakna. Misalnya,
It is a bookstore.
Langkah yang kedua, siswa menulis kalimat kalimat yang telah
terbentukatau dapat hanya membacanya saja.
Langkah yang ketiga, tugaskan siswa untuk membuat kalimat dari kolom
tersebut sebanyak mungkin.
11
D. Pegertian Menulis dan Pengajaran Menulis di Sekolah Dasar
Menurut Brown (http://ismaya75.blogspot.com/2010/12/keefektifan-
penggunaan-media-gambar 3/3/2011) “writing is the ability of decoding ideas,
interest of feeling in written codes. There should be proposed to communicative
with the reader, to express ideas with out pressure and to explore experience”.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
mengungkapkan ide-ide atau gagasan dan perasaan dalam bentuk tulisan. Tulisan
ini mempunyai tujuan komunikasi dengan pembaca, untuk mengekspresiakan ide
tanpa adanya tekanan dan untuk menggali pengalaman.
Peter Elbow dalam Brown (1994: 322) menyatakan bahwa”writing is in
fact; a transaction with words whereby you free yourself from what you presently
think, feel, and perceive “.
Jadi pada intinya, menulis merupakan suatu proses transaksi kata dimana
penulis bebas mengungkapkan pikiran dan perasaan. Hal yang digarisbawahi
adalah pada proses transaksi kata yang berarti penulis harus bisa menggunakan
kata-kata yang tepat sehingga dapat mewakili pikiran dan perasaan yang akan
diungkapkan.
Dunn (1980: 38) “…secret languages and codes seem to fascinate young
children and possibly for to same reason many seem interested in being able to
write English”. Pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa bahasa yang
tersembunyi serta simbol-simbol yang diperlihatkan anak, sangat mengagumkan
dan ini dapat diartikan bahwa anak tertarik untuk memiliki kemampuan menulis
Bahasa Inggris.
12
Sasaran pengajaran menulis di Sekolah Dasar meliputi teks, kalimat, kata,
morfem, dan suku kata. Harun, Bakar dan Ananthia menyatakan bahwa sasaran
pengajaran menulis kalimat meliputi membaca kalimat dengan nyaring; menyalin
kalimat yang telah dibaca tersebut; menyalin kalimat yang memiliki makna
pribadi bagi siswa; menyusun kalimat dari kata-kata acak yang tersedia (2007:
111). Pernyataan tersebut memberikan gambaran bahwa menyusun atau menulis
kalimat dari kata-kata acak merupakan salah satu sasaran dalam pengajaran
menulis khususnya dalam menulis kalimat.
E. Pengertian Kalimat
Kalimat merupakan rangkaian kata-kata. Seperti yang diungkapkan oleh
Veit dalam Siahaan (2008: 25-26)” ... a sentence refers to a series of words,
which can be analyzed by the native speakers into teo constituents, they are: a
noun phrase and a verb phrase”.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 495) “kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan satuan konsep pikira dan perasaan dan satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa”.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut maka dapat diketahui bahwa
kalimat merupakan suatu satuan bahasa yang terdiri dari struktur dan memiliki
pola tersendiri.
13
III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan penulisdalam kegiatan penelitian
adalahmetode eksperimen,sebagaimana pendapat Sugiyono (2009: 72) bahwa
“metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencaripengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan”.
B. Desain Penelitian
Penelitian eksperimenmembutuhkan desain penelitian. Desain penelitian
ini merupakan pemaparan yang spesifik yang dilakukan dalam penelitian. Oleh
karena itu untuk menggambarkan penelitian yang dilakukan, penulis
menggunakan desain penelitian one group pretest-posttestseperti yang
digambarkan oleh Sugiyono (2009: 75) berikut ini :
O1 X O2
(Pre-test) (treatment) (post-test)
Desain tersebut mencakup tiga langkah yaitu:
1. Pre-test adalah serangkaian kegiatan untuk mengukur kemampuan awal siswa
sebelum dilakukan perlakuan.
2. Treatment adalah kegiatan pembelajaran menulis kalimat dalam pembelajaran
bahasa Inggris.
14
3. Post-test adalah serangkaian kegiatan untuk mengukur kemampuan siswa
setelah dilakukan perlakuan.
C. Variabel dan Definisi Oprasional Variabel
1. Variabel penelitian
Menurut Arikunto, Suharsimi (2006: 118) “Variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Bertitik tolak
dari judul di atas, maka penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel
bebas dan variable terikat. Pembelajaran dengan menggunakan media sentence
building grid merupakan variable bebas, sedangkan peningkatan keterampilan
menulis kalimat dalam pembelajaran bahasa Inggris merupakan variable terikat.
2. Definisi Oprasional Variabel
Untuk menghindari kesalahpahaman, peneliti menjelaskan beberapa
definisi yang berhubungan dengan penelitian, sebagai berikut :
a. Media sentence building grid adalah alat bantu mengajar yang membantu
siswa agar dapat membangun kalimat.
b. Keterampilan menulis kalimat bahasa Inggris meliputi kemampuan siswa
dalam menulis kalimat dalam bahasa Inggris di kelas VI SDN Karangsambung
3 Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.
c. Pengajaran menulis kalimat bahasa Inggris merupakan salah satu pengajaran
menulis di Sekolah Dasar. Penulispun memfokuskan pada pengajaran
menuliskalimat bahasa Inggris di kelas VI dengan tema“ Public Place”
15
D. Lokasi, Populasi dan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Peneltian ini akan dilakukan di kelas VI SDN Karangsambung 3
Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.
2. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:13) “populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah pembelajaran bahasa
Inggris di kelas VI. Berdasarkan populasi tersebut penulis menentukan sampel
penelitian yaitu siswa kelas VI SDN Karangsambung 3 Kecamatan Cibeureum
Kota Tasikmalaya.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009: 102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Instrumen penelitian digunakan oleh peneliti untuk memudahkan dalam
pengumpulan data penelitian. Peneliti menggunakan isnstrumen yang
diperuntukkan bagi siswa kelas VI SDN Karangsambung 3 Cibeureum Kota
Tasikmalaya sehingga diperoleh data mengenai kemampuan siswa kelas VI SDN
Karangsambung 3 Cibeureum Kota Tasikmalaya dalam menulis kalimat dalam
pembelajaran bahasa Inggris.
Instrumen dalam penelitian mencakup pre-test dan post-test. Baik dalam
pre-test maupun post-test, peneliti menggunakan instrumen dalam bentuk soal
16
penugasan secara tertulis bagi siswa yaitu membuat sepuluh kalimat dalam bahasa
Inggris berasarkan format dan struktur yang telah disediakan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah dalam pengumpulan data yang digunakan penulis adalah
pre-test sebelum pemberian treatment sedangkan post-tes diberikan sesudah
treatment. Lembar penugasan yang diberikan berupa menulis kalimat dari
sentence building grid.
G. Teknik Analisis Data
Rumus yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari
penggunaan media sentence building grid terhadap peningkatan keterampilan
menulis kalimat dalam pembelajaran bahasa Inggris, maka penulis menggunakan
rumus yang dianjurkan oleh Arikunto (2006: 306) untuk menganalisis hasil
eksperimen yang menggunakan pretest-posttest one group design sebagai berikut:
Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan pre-test dan post-test
X²d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek
17
Arikunto (2006: 170) mengungkapkan rumus untuk mengkalkulasikan
validitas tes yang akan diberikan, penulis pun menggunakan rumus tersebut
sebagai berikut :
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Banyaknya subjek
X = Skor butir
Y = Skor total
Pengkalkulasian reliabilitas tes yang diberikan, penulis menggunakan
rumus yang diungkapkan Arikunto (2006: 196) sebagai berikut :
Keterangan:
= Reliabilitas instrumen
= Indeks korelasi antara dua belahan instrumen
18
Peneliti pun ingin mengetahui besarnya pengaruh media sentence building
grid terhadap peningkatan keterampilan menulis kalimat dalam pembelajaran
bahasa Inggris. Oleh karena itu peneliti melakukan penghitungan koefisien
determinasi. Penghitungan koefisien determinasi ini didahului dengan
penghitungan korelasi dari dua variabel penelitian dengan menggunakan rumus
yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009: 183) berikut ini:
Hasil penghitungan korelasi tersebut maka diperoleh angka korelasi 0,96.
Hasilnya diaplikasikan kedalam rumus determinasi sebagaimana pernyataan
Sugiyono (2009: 154) bahwa koefisien determinasi dihitung dengan
mengkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan, dan selanjutnya
dikalikan dengan 100%. Koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sebagai
beriku ini:
KD = rxy²x 100
Ketarangan :
KD = koefisisen determinasi
rxy = koefisisen korelasi
19
Jadwal Penelitian
No Jenis KegiatanBulan
Feb Mrt Apr Mei Jun Jul
1 Pengajuan Judul penelitian
2 Pembuatan proposal penelitian
3 Penyusunan instrumen
penelitian
4 Mengurus surat izin
5 Perizinan ke lokasi penelitian
6 Uji coba instrumen
7 Pengolahan data
8 Penyusunan skripsi
20
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajagrafindoPersada.
Brown, H. Douglas (1994). Teaching by Principles. New Jersey: Prentice Hall Regent.
Harun, Charlotte. Zulfa A. Bakar, dan Winti Ananthia (20007). English Teaching Method for Elementary School. Bandung: UPI Press
Ismaya (2010). Keaktifan Penggunaan media gambar dalam Pengajaran Menulis Kalimat Bahasa Inggris Siswa kelas V SD Negeri Seloprojo Kecamatan Ngablak Magelang Tahun Ajaran 2009/2010. [Online]. Tersedia:http://ismaya75.blogspot.com/2010/112/keefektifan-penggunaan-media-ganbar.html [3 Maret 2011]
Redaksi. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
SIL Organization (1999).What is a Sentence Building Grid ?.[Online]. Tersedia: http://www.sil.org/lingualinks/literacy/reference materials/glossaryofliteracyterms/WhatIsSentencebuildingGrid.html[15 Desember 2010
21
Siahaan, Sanggam (2008). Issues in Linguistics. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sudarajat, Akhmad (2008). Media Pembalajaran. [Online]. Tersedia:htmtp;//akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/ [15 Desenber 2010]
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Susilana, Rudi danRiyana, Cepi (2007).Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Tarigan, Henry Guntur (1982). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wena, Made (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
22