profil laju endap darah pada pasien...

48
PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : WIDYA LESTARI NINGRUM NIM 11141030000072 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: truongtuong

Post on 17-Sep-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

i

i

PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN

TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA

TANGERANG SELATAN

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

WIDYA LESTARI NINGRUM

NIM 11141030000072

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

ii

ii

Page 3: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

iii

iii

Page 4: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

iv

iv

Page 5: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

v

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam

karena atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

penelitian ini. Penulis menyadari bahwa penyelesaian penelitian ini mendapat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,ucapan terima kasih penulis

hanturkan kepada :

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Mery Nitalia, SpPK selaku pembimbing 1 yang telah banyak

memberikan masukan dan nasihat serta meluangkan waktu, pikiran dan

tenaga dari awal sampai terselesaikannya penelitian ini.

4. dr. Mukhtar Ikhsan, SpP(K), MARS selaku pembimbing 2 yang telah

memberikan masukan dan nasihat serta meluangkan waktu, pikiran dan

tenaga dari awal sampai terselesaikannya penelitian ini.

5. Pak Chris Adiyanto, M.Biomed, Ph. D selaku penanggung jawab modul

riset yang selalu mengarahkan dan mengingatkan penulis untuk segera

menyelesaikan penelitian.

6. Kedua orang tua peneliti, Bapak Poniman dan Ibu Kuyipah yang

senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi kepada peneliti, terima

kasih untuk kasih sayang dan pengorbanan yang penuh keikhlasan untuk

kelancaran dalam setiap langkah hidup penulis.

7. Kedua adik peneliti Widodo dan Wisnu yang senantiasa memberi

dukungan kepada penulis.

8. Pak Janu selaku kepala ruangan rekam medik yang telah membantu

mengambil data untuk penulis.

9. Farrah Azizah, Zulfiana, dan Widyandini selaku teman kelompok riset

yang memberikan memotivasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan

laporan penelitian ini.

Page 6: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

vi

vi

10. Annisa Nadia, Neti Kw, Carin, dan Desy terima kasih atas semangat,

dukungan dan canda tawa yang diberikan. Semoga kita sukses

kedepannya.

11. Luthfi Alfianto terima kasih atas semangat, motivasi, waktu, dan doa atas

kelancaran penelitian ini.

12. Teman-teman PSKPD angkatan 2014 terima kasih atas kerja sama,

dukungan, dan semangat yang diberikan

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan.

Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga dapat memberi

sumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan

Ciputat, 16 Oktober 2017

Widya Lestari Ningrum

Page 7: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

vii

vii

ABSTRAK

Widya Lestari Ningrum, Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Profil

Laju Endap Darah pada Pasien Tuberkulosis Paru Kasus Baru di RSU Kota

Tangerang Selatan. 2017.

Latar Belakang: Indonesia merupakan negara kedua dengan kejadian

Tuberkulosis terbanyak di dunia. Pada Tuberkulosis terjadi peradangan sehingga

menyebabkan peningkatan protein fase akut. Pemeriksaan Laju Endap Darah

(LED) berguna untuk melihat adanya tanda peradangan tersebut. Pemeriksaan

LED merupakan pemeriksaan yang mudah sehingga banyak digunakan untuk

menilai beratnya inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Profil Laju

Endap Darah pada Pasien Tuberkulosis Paru Kasus Baru di RSU Kota Tangerang

Selatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian potong lintang

dengan menggunakan data rekam medik pasien Tuberkulosis paru kasus baru di

RSU Kota Tangerang Selatan. Hasil: Dari 105 subjek pasien ditemukan 94,3%

pasien pasien Tuberkulosis paru kasus baru yang mengalami peningkatan LED

dengan nilai median LED total pada pasien laki-laki dan perempuan adalah 68

mm/jam. Kesimpulan: Pada pasien Tuberkulosis paru kasus baru terjadi

peningkatan nilai LED.

Kata Kunci : Tuberkulosis Paru, Laju Endap Darah

ABSTRACT

Widya Lestari Ningrum, Medical Education Program. Profile of Erythrocyte

Sedimentation Rate in New Case Pulmonary Tuberculosis Patient of General

Hospital of South Tangerang. 2017.

Background: Indonesia is the second place of the Tuberculosis highest incidence

in the world. Tuberculosis results inflammation that increase acute phase

proteins. Erythocytes Sedimentation Rates (ESR) is a marker of inflammation.

ESR is an easy examination and so widely used to assess the severity of

inflammation. The aim of this study is to find the profile of ESR in new case

pulmonary Tuberculosis patient of General Hospital of South Tangerang.

Methods: This study is a cross sectional study with medical record of new case

pulmonary Tuberculosis patient of General Hospital of South Tangerang. Result:

From 105 subjects we find 94,3% of Pulmonary Tuberculosis New Case Patients

with an increase of ESR and median ESR value of all participant is 68 mm/hr.

Conclusion: There is an increasing of ESR value in New Case Pulmonary

Tuberculosis Patient of General Hospital of South Tangerang.

Key words: Pulmonary Tuberculosis, Erythrocyte Sedimentation Rate.

Page 8: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

viii

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PERSYARATAN KEASLIAN KARYA .......................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Hipotesis .................................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.4.1 Tujuan Umum ..................................................................................... 2

1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

1.5.1 Bagi Institusi ....................................................................................... 3

1.5.2 Bagi Masyarakat.................................................................................. 3

1.5.3 Bagi Peneliti ........................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4

2.1 Tuberkulosis Paru ...................................................................................... 4

2.1.1 Definisi dan Epidemiologi ................................................................... 4

2.1.2 Klasifikasi Tuberkulosis....................................................................... 4

2.1.3 Etiologi dan Patogenesis ...................................................................... 6

2.1.4 Diagnosis Tuberkulosis ........................................................................ 7

2.1.4.1 Gejala Klinis ................................................................................. 8

2.1.4.2 Pemeriksaan Fisik ......................................................................... 8

Page 9: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

ix

ix

2.1.4.3 Pemeriksaan Radiologi.................................................................. 9

2.1.4.4 Pemeriksaan Bakteriologik ........................................................... 9

2.1.4.5 Pemeriksaan Penunjang Lain ........................................................ 10

2.1.4.6 Penegakkan Diagnosis .................................................................. 11

2.2 Laju Endap Darah ...................................................................................... 12

2.2.1 Definisi dan Prinsip Kerja .................................................................... 12

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi LED ........................................................ 12

2.2.3 Pengukuran LED dengan Metode Westergen ...................................... 14

2.3 Profil Laju Endap Darah pada Pasien TB Paru .......................................... 15

2.4 Kerangka Teori ........................................................................................... 16

2.5 Kerangka Konsep ....................................................................................... 17

2.6 Definisi Operasional................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 19

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 19

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................. 19

3.4 Jumlah Sampel ........................................................................................... 19

3.5 Kriteria Sampel .......................................................................................... 20

3.5.1 Kriteria Inklusi ..................................................................................... 20

3.5.2 Kriteria Eksklusi .................................................................................. 20

3.6 Alur Penelitian ........................................................................................... 20

3.7 Cara Kerja Penelitian ................................................................................. 21

3.8 Manajemen Data ........................................................................................ 21

3.8.1 Pengolahan Data................................................................................... 21

3.8.2 Analisis Data ........................................................................................ 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 22

4.1 Karakteristik Pasien .................................................................................... 22

4.2 Profil Nilai Laju Endap Darah .................................................................... 23

4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 25

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 26

5.1 Simpulan .................................................................................................... 26

5.2 Saran ........................................................................................................... 26

Page 10: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

x

x

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27

LAMPIRAN ........................................................................................................ 31

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 35

Page 11: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xi

xi

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Nilai normal LED............................................................................. 17

Tabel 4.1 Karakteristik pasien pada penelitian ini ........................................... 26

Tabel 4.2 Nilai median dan persentil LED....................................................... 28

Tabel 4.3 Nilai median dan persentil LED laki-laki dan perempuan ............... 28

Tabel 4.4 Profil Laju endap darah .................................................................... 29

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Penegakkan diagnosis Tuberkulosis............................................. 12

Page 12: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xii

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Hasil Statistik .................................................................................................. 29

2. Surat Izin Rumah Sakit ................................................................................... 32

Page 13: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xiii

xiii

DAFTAR SINGKATAN

HIV : Human Immunideficiency Virus

TB : Tuberkulosis

MDR : Multi-Drug Resistant

MTB : Mycobacterium tuberculosis

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

LED : Laju Endap Darah

RSUP : Rumah Sakit Umum Pendidikan

RSU : Rumah Sakit Umum

WHO : World Health Association

BTA : Bakteri Tahan Asam

OAT : Obat Anti Tuberkulosis

MTBC : Mycobacterium tuberculosis complex

NAA : Nucleic acid amplification

PCR : Polymerase Chain Reaction

PPD : Purified Protein Derivative

SPS : Sewaktu Pagi Sewaktu

SPSS : Statistical Package for the Social Science

MPO : Mieloperoksidase

Page 14: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xiv

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan penyakit kronik yang menular dan telah

lama menjadi masalah kesehatan dunia.1 Penyakit ini menyebabkan

kesakitan jutaan orang dan sejalan dengan penyakit Human

Immunodeficiency Virus (HIV) sebagai penyebab kematian di dunia yang

utama. Diperkirakan angka kejadian Tuberkulosis (TB) paru kasus baru

pada tahun 2015 mencapai 10,4 juta kasus (WHO, 2016). Indonesia

menduduki peringkat dua dunia dengan insidensi TB terbanyak pada 2014

dengan 1 juta kasus. Indonesia juga termasuk kedalam negara yang

memiliki kategori high burdan country terhadap TB, TB/HIV, dan TB

dengan multi-drug resistant (MDR).1

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi

penduduk Indonesia yang terdiagnosis TB paru tahun 2013 adalah 0,4

persen. Prevalensi TB cenderung meningkat sesuai bertambahnya usia

yaitu kelompok usia 65-74 tahun menduduki prevalensi tertinggi yaitu 0,8

persen. Selain itu, provinsi Banten merupakan provinsi yang menduduki

peringkat keempat terbanyak prevalensi kasus TB paru di Indonesia yaitu

sebanyak 0,4%.2

TB merupakan penyakit yang diakibatkan bakteri Mycobacterium

tuberculosis (MTB).3,5,6

Tuberkulosis ditandai dengan pembentukan

granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh reaksi hipersensitiftas

yang diperantarai sel. Penyakit ini dapat ditularkan melalui droplet yang

dikeluarkan selama batuk, bersin, dan berbicara. Droplet keluar dalam

jarak dekat dari mulut, kemudian terhirup melalui hidung memasuki

saluran pernafasan. Bakteri MTB setelah memasuki saluran pernafasan

akan memasuki paru sehingga menimbulkan berbagai respon peradangan.

Dari respon ini ada reaksi yang menyembuh, namun ada pula yang

menimbulkan gejala.3

1 1

Page 15: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xv

xv

Terdapat berbagai jenis pemeriksaan laboratorium untuk

menunjang diagnosis TB, termasuk pemeriksaan laju endap darah.

Menurut Kemenkes 2011 pemeriksaan laju endap darah (LED) adalah

ukuran kecepatan endap eritrosit, menggambarkan komposisi plasma serta

perbandingan eritrosit dan plasma. Pemeriksaan LED diperlukan pada

pasien TB untuk melihat tanda-tanda peradangan selama terjadinya

infeksi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi LED adalah faktor

eritrosit, faktor plasma, dan faktor teknik. Nilai normal pada pria adalah

<15mm/1 jam, sedangkan pada wanita adalah <20mm/1 jam. Nilai LED

yang meningkat biasa terjadi pada kondisi infeksi akut dan sistemik,

seperti pada penyakit TB.4

Pada infeksi tuberkulosis terjadi peningkatan protein fase akut

yang akan mempengaruhi laju endap darah menjadi lebih cepat.7

Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya di berbagai daerah

menunjukkan adanya peningkatan LED pada pasien tuberkulosis paru

sebanyak 95,4% di Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Dr M Djamil

Padang, dan sekitar 50% peningkatan LED pada pasien tuberkulosis paru

di RSUP Dr Kariadi Semarang.10,11

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana profil pemeriksaan LED pada pasien TB paru kasus

baru di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui profil hasil pemeriksaan LED pada pasien TB paru kasus

baru di RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2014-2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui rerata pemeriksaan LED pada pasien

penderita TB paru kasus baru.

2

Page 16: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xvi

xvi

b. Mengetahui persentase jumlah peningkatan LED pada

pasien penderita TB paru kasus baru.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi

Memberikan sumbangan dalam pengetahuan dan pengembangan

ilmu kedokteran mengenai profil hasil pemeriksaan laju endap

darah pada pasien tuberkulosis paru kasus baru di RSU Kota

Tangerang Selatan.

Sebagai pemicu untuk penelitian lebih lanjut mengenai profil hasil

pemeriksaan laju endap darah pada pasien tuberkulosis paru kasus

baru di RSU Kota Tangerang Selatan.

Sebagai referensi penelitian selanjutnya mengenai profil hasil

pemeriksaan laju endap darah pada pasien tuberkulosis paru kasus

baru di RSU Kota Tangerang Selatan.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi untuk membantu menegakkan diagnosis TB paru

kasus baru dan melihat respon pengobatan.

1.4.3 Bagi Peneliti

Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan

penelitian.

Mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

3

Page 17: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xvii

xvii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuberkulosis Paru

2.1.1 Definisi dan Epidemiologi

Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit infeksi kronik

yang menyerang paru dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

tuberculosis (MTB).3,5

TB paru dapat menular melalui droplet yang

dikeluarkan selama batuk, bersin, dan berbicara. Oleh karena penularannya

yang mudah dan cepat, TB paru menjadi salah satu masalah kesehatan di

dunia dan Indonesia.4

Menurut data World Health Association (WHO) kasus tuberkulosis

mencapat 10,4 juta kasus baru pada tahun 2015. Indonesia menduduki

peringkat dua dunia yang memiliki kejadian tuberkulosis terbanyak di

dunia pada 2014 dengan 1 juta kasus.1 Selain itu menurut data Riskesdas

(2013) prevalensi penduduk Indonesia yang terdiagnosis TB paru tahun

2013 adalah 0,4 persen. Menurut Riskesdas, provinsi Banten merupakan

provinsi yang menduduki peringkat keempat terbanyak prevalensi kasus

TB paru di Indonesia yaitu sebanyak 0,4 persen.2

2.1.2 Klasifikasi Tuberkulosis

Tuberkulosis terdiri dari tuberkulosis paru dan ekstra paru6:

1. Tuberkulosis Paru

TB Paru merupakan tuberkulosis yang menyerang jaringan paru,

klasifikasi TB paru dapat dibagi menjadi:

a. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak bakteri tahan asam (BTA)

dibagi berdasarkan:

Tuberkulosis paru BTA (+).

Dari hasil pemeriksaan dahak didapatkan sekurang-kurangnya 2

dari 3 spesimen yang menunjukkan hasil BTA positif. Atau, hasil

pemeriksaan 1 dari 3 spesimen menunjukkan BTA positif dan terdapat

kelainan tuberkulosis aktif dari gambaran radiologi. Atau, hasil

4

Page 18: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xviii

xviii

pemeriksaan 1 dari 3 spesimen menunjukkan BTA positif dan hasil

kultur/biakan positif.

Tuberkulosis paru BTA (-)

Apabila hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif,

meskipun gambaran klinis dan kelaninan radiologi menunjukkan

tuberkulosis aktif. Atau, jika hasil pemeriksaan dahak 3 kali

menunjukkan BTA negatif dan biakan MTB positif.

b. Berdasarkan tipe penderita ditentukan dari riwayat pengobatan

sebelumnya:

Kasus baru.

Apabila penderita belum pernah mendapat pengobatan obat anti

tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah menelan OAT tetapi kurang

dari satu bulan (30 dosis harian).

Kasus kambuh (relaps)

Apabila penderita sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB

dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan sudah lengkap, tetapi

kemudian kembali berobat lagi dengan hasil pemeriksaan dahak BTA

positif atau biakan positif.

Kasus lalai berobat atau drop out

Apabila penderita sudah berobat ≥ 1 bulan dan tidak mengambil

obat selama 2 bulan sebelum masa pengobatannya selesai.

Kasus gagal

Apabila pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali

menjadi positif pada akhir bulan kelima (satu bulan sebelum akhir

pengobatan) atau akhir pengobatan.

Kasus kronik

Pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah

pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2.

Kasus bekas TB

Apabila hasul pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila

ada), gambaran radiologi menunjukkan lesi TB yang tidak aktif dan

jika ada riwayat pengobatan OAT adekuat lebih mendukung. Atau,

5

5

Page 19: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xix

xix

pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah mendapat

pengobatan OAT selama 2 bulan kemudian juka dilakukan foto

thoraks ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi.

2. Tuberkulosis ekstra paru

Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, seperti

kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, ginjal, kulit dan saluran

kemih.

2.1.3 Etiologi dan Patogenesis

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosis complex (MTBC).3,5

Mycobacterium

tuberculosis complex terdiri dari Mycobacterium tuberculosis (MTB), M.

africanum, M. canettii, M. bovis, M. microti, M. orygis, M. caprae, M.

pinnipedii, M. suricattae, dan M. Mungi.29

Proses penularan penyakit

biasanya melalui inhalasi yang mengandung droplet nuklei dan ditularkan

melalui batuk, bersin bahkan berbicara. Droplet nuklei ini dapat menetap

di udara selama 1-2 jam tergantung pada kelembaban, ventilasi, dan sinar

ultraviolet.5 Patogenesis TB peru sendiri dibagi dua, yaitu:

5

a. Tuberkulosis Primer

Bakteri MTB akan masuk melalui inhalasi, apabila orang yang

sehat terhirup partikel infeksi, maka partikel infeksi ini akan masuk

melalui hidung lalu menuju ke paru. Di dalam paru, bakteri MTB ini

akan difagosit oleh makrofag dan diangkut ke kelenjar limfe regional.

Bakteri MTB ini juga dapat mencapai aliran darah dan terjadi

diseminata yang luas, kebanyakan lesi ini dapat menyembuh sendiri

namun juga dapat meninggalkan lesi yang dapat reaktivasi kembali.5

Apabila bakteri menetap di paru dan berkembang biak di dalam

sitoplasma makrofag, kuman ini akan bersarang dan membentuk sarang

pneumonia kecil atau disebut fokus Ghon atau sarang primer. Sarang

primer ini bisa terbentuk di seluruh bagian paru, apabila mencapai

pleura akan menyebabkan efusi pleura. Saat bakteri berkembang biak,

timbul reaksi peradangan di jaringan paru. Limfosit akan memasuki

6

Page 20: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xx

xx

daerah infeksi, dan mengeluarkan faktor kemotaktik, interleukin, dan

limfokin. Kemudian monosit akan masuk ke daerah tersebut dan

mengalami perubahan menjadi makrofag dan selanjutkan menjadi sel

histiosit khusus kemudian tersusun menjadi granuloma.3

Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening

menuju hilus (limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjar

getah bening hilus (limfadenitis regional). Sarang primer limfangitis

lokal ditambah dengan limfadenitis regional disebut dengan kompleks

primer (Ranke). Kompleks primer ini selanjutnya dapat sembuh tanpa

meninggalkan apapun; sembuh dengan meninggalkan garis-garis

fibrotik, kalsifikasi atau lesi pneumonia; atau dapat berkomplikasi

menyebar ke seluruh lapang paru, bronkogen, limfogen atau

hematogen.5

b. Tuberkulosis Sekunder

Kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akan muncul

kembali bertahun-tahun kemudian sebagai tuberkulosis sekunder (TB

sekunder). Reaktivasi tuberkulosis terjadi karena berbagai faktor seperti

imunitas menurun pada malnutrisi, diabetes, HIV/AIDS, penyakit

keganasan, alkohol, gagal ginjal.5

TB sekunder ini bermula pada sarang pneumonia kecil yang biasa

berada di lokasi regio atas paru (bagian apikal-posterior lobus superior

atau inferior). Kemudian dalam 3-10 minggu sarang yang kecil ini

dapat menjadi tuberkel yaitu granuloma yang terdiri dari sel-sel histiosit

dan sel datia langhans (sel besar dengan banyak inti) yang dikelilingi

sel-sel limfosit dan jaringan ikat.3

2.1.4 Diagnosis Tuberkulosis

Diagnosis tuberkulosis (TB) berdasarkan pada gejala klinis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan bakteriologik dan pemeriksaan penunjang

lainnya.

7

Page 21: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxi

xxi

2.1.4.1 Gejala Klinis

Gejala yang dialami pasien dapat beraneka macam bahkan banyak

pasien yang TB paru tanpa keluhan sama sekali.5 Menurut Persatuan

Dokter Paru Indonesia (2006) gejala klinis tuberkulosis dibagi menjadi 2

yaitu, gejala respiratorik dan gejala sistemik.6

Gejala respiratorik ditandai

dengan batuk selama lebih atau sama dengan tiga minggu. Batuk ini terjadi

karena iritasi bronkus, dan karena upaya pengeluaran dahak ke luar.

Sputum pada batuk biasanya sedikit dan tidak purulen. Batuk juga sering

disertai dengan darah sedikit dan biasanya tidak mengancam jiwa. Batuk

darah terjadi karena adanya pembuluh darah yang pecah.5

Gejala respiratorik yang lain adalah sesak napas, dan nyeri dada.

Sesak napas pada kondisi penyakit yang ringan belum dirasakan. Sesak

napas akan terjadi pada penyakit lanjut, dimana sudah meliputi setengah

bagian paru-paru. Untuk nyeri dada agak jarang ditemukan. Nyeri dada

terjadi apabila infeksi sudah mencapai pleura dan menimbulkan pleuritis

sehingga gesekan yang terjadi antara kedua pleura sewaktu

menarik/mengeluarkan napas terjadi nyeri dada.6

Selain gejala respiratorik ada gejala sistemik antara lain demam.

Demam biasanya subfebril walaupun kadang panas badan mencapai 40-

41oC. Demam hilang timbul dan sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh

serta berat ringannya keadaan infeksi kuman. Selain demam, ada gejala

malaise. Gejala malaise yang biasa ditemukan berupa anoreksia atau tidak

nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat

malam. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan hilang timbul

secara tidak teratur.5

2.1.4.2 Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien

konjungtiva mata pucat karena anemia, suhu tubuh subfebris, dan badan

kurus (karena berat badan turun).5

Lesi TB biasanya terletak di apeks paru sehingga dapat ditemukan

perkusi yang redup dan auskultasi suara napas bronkial akibat adanya

8

Page 22: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxii

xxii

infiltrat. Ditemukan pula suara napas tambahan berupa ronki basah, kasar,

dan nyaring. Tetapi bila infiltrat diliputi oleh penebalan pleura, suara napas

menjadi vesikuler melemah, dan bila ada kavitas yang cukup besar perkusi

memberikan suara hipersonor atau timpani dan auskultasi memberikan

suara amforik.5

2.1.4.3 Pemeriksaan Radiologik

Pemeriksaan radiologik yang biasa digunakan adalah foto thoraks

PA. Gambaran foto thoraks dapat memberikan gambaran macam-macam.

Lokasi lesi pada umumnya di daerah apeks paru, meskipun adapula yang

berada di lobus bawah.5

Pada infeksi awal gambaran yang diberikan biasanya sarang-sarang

pneumonia, gambarannya berupa bercak-bercak seperti awan dengan batas

tidak tegas. Apabila sudah dikelilingi jaringan ikat, batas menjadi tegas

(lesi disebut tuberkuloma).5

Bayangan kavitas mula-mula berupa cincin berdinding tipis, lama-

lama dinding menjadi sklerotik dan menebal. Lalu pada kalsifikasi

bayangan seperti bercak-bercak padat dengan densitas tinggi. Sedangkan

pada gambaran tuberkulosis milier terlihat berupa bercak halus yang

menyebar merata di seluruh lapang paru.5

2.1.4.4 Pemeriksaan Bakteriologik

Pemeriksaan bakteriologik adalah pemeriksaan yang bertujuan

untuk menemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bahan yang bisa

digunakan untuk pemeriksaan ini berasal dari dahak, cairan pleura, liquor

cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar

(bronchoalveolar lavage), urin, feses, dan jaringan biopsi. Namun yang

biasa digunakan untuk pemeriksaan pada TB paru adalah yang berasal dari

dahak atau sputum.6

Cara pengambilan dahak tiga kali, setiap pagi selama tiga hari

beruturut-turut atau dengan cara, yang pertama sewaktu (dahak sewaktu

datang pada kunjungan), dahak pagi (keesokan harinya), dan sewaktu

9

Page 23: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxiii

xxiii

(pada saat mengantarkan dahak pagi). Dahak ditampung dalam pot yang

bermulut lebar dengan diameter 6 cm atau lebih dan dengan tutup berulir,

bersih, tidak mudah pecah, dan tidak mudah bocor.6

Pemeriksaan dapat

berupa:

1. Pemeriksaan mikroskopis menggunakan perwarnan Ziehl-

Neelsen atau pewarnaan Kinyoun-Gabbet6, 30

2. Kultur menggunakan medium perbenihan cair seperti Medium

asam oleat-albumin (Dubos), dan medium perbenihan padat

seperti Lowenstein-Jensen dan agar base media (Middle brook

7H11).30, 31

3. Pemeriksaan molekuler menggunakan GeneXpert dengan

teknik Nucleic acid amplification (NAA) testing dan

Polymerase Chain Reaction (PCR).32

2.1.4.5 Pemeriksaan Penunjang Lain

a. Hematologi

Pemeriksaan ini kurang spesifik untuk tuberkulosis. Pada saat

keadaan tuberkulosis yang aktif akan didapatkan leukosit yang sedikit

meninggi, jumlah limfosit masih di bawah normal, dan laju endap darah

meningkat (cepat).5 Apabila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit

kembali normal dan jumlah limfosit masih tinggi, dan laju endap darah

mulai turun ke arah normal.

b. Uji Tuberkulin

Uji tuberkulin sangat berarti dalam mendeteksi infeksi

tuberkulosis di daerah dengan prevalensi rendah. Sedangkan di Indonesia,

dengan prevalensi tuberkulosis yang tinggi, pemeriksaan ini sebagai alat

bantu diagnostik kurang berarti, terutama pada orang dewasa.2

Dasar tes

tuberkulin dalah reaksi alergi tipe lambat. Tes ini hanya menyatakan

apakah seseorang individu pernah atau sedang mengalami infeksi M.

tuberculosis, M. Bovis, vaksinasi BCG dan Mycobacteria patogen lain.

Teknik pemeriksaan yang digunakan adalah tes Mantoux yakni dengan

menyuntikkan 0,1 cc tuberkulosis Purified Protein Derivative (P.P.D)

10

Page 24: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxiv

xxiv

intrakutan berkekuatan 5. Setelah 48-72 jam tuberkulin disuntikkan, akan

timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit

yaitu reaksi antara antibodi dan antigen tuberkulin.3

2.1.4.6 Penegakkan Diagnosis

Gambar 2.1 Penegakkan Diagnosis Tuberkulosis6

( + + + )

( - + + )

( - - + )

Bukan TB Kolaborasi kegiatan TB HIV

HIV(+)

M.tb (+)

Rif.

Sensitif

M.tb (-)

M.tb (+)

Rif.

Resistan

Observasi7

Rujuk ke faskes rujukan TB MDR

TB

Pengobatan TB sesuai pedoman nasional

TIPK

8

Terapi TB non OAT5

Perbaikan

Tidak ada

perbaikan

Pemeriksaan klinis ulang SPS6

( - - - )3

Pemeriksaan tes cepat/ biakan

Tidak bisa dirujuk

Foto thoraks

mendukung TB,

pertimbangan

dokter4

Foto thoraks tidak

mendukung TB,

pertimbangan

dokter

BUKAN TB

Batuk berdahak ≥ 2 minggu

Pemeriksaan klinis1, SPS2

( + + + )

( - + + )

( - - + )

( - - - )3

Rujuk ke faskes rujukan tingkat lanjut

11

Page 25: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxv

xxv

Penegakkan diagnosis dengan pemeriksaan dahak secara mikrosopis

langsung, dahak yang diperiksa adalah dahak Sewaktu – Pagi – Sewaktu

(SPS). Diagnosis TB tegak apabila minimal satu dari pemeriksaan dahak

SPS hasilnya BTA positif.6

2.2 Laju Endap Darah

2.2.1 Definisi dan Prinsip Kerja

Laju endap darah (LED) merupakan pemeriksaan hematologi yang

biasa dilakukan di berbagai rumah sakit sebagai penanda terjadinya

inflamasi dalam berbagai kondisi.12

Pemeriksaan LED mengukur laju

eritrosit yang mengalami sedimentasi atau pengendapan pada suatu kondisi

tertentu yang diukur dalam waktu tertentu.7,13

Prinsip kerja pemeriksaan ini adalah sedimentasi, yang akan dialami

oleh suatu benda padat yang berada dalam benda cair (dalam hal ini adalah

eritrosit di dalam darah).7 Di dalam sampel darah yang tidak mengalami

koagulasi (diberikan antikoagulan natrium sitrat) eritrosit secara bertahap

akan terpisah dari plasma dan akan mengendap di bagian bawah wadah.7,14

Kecepatan laju eritrosit mengendap ini yang dihitung kemudian disebut

sebagai laju endap darah.7,14

Untuk melakukan pengukuran terhadap kecepatan ini, digunakan

tabung yang ukurannya sudah terstandar dan diisi dengan sampel darah

antikoagulasi dan diletakkan di sebuah rak dengan posisi vertikal selama

waktu yang sudah ditentukan.7 Kemudian, jarak antara bagian bawah

meniskus plasma dan eritrosit diukur dalam milimeter per jam disebut

sebagai laju endap darah.15

Kekurangan dari penggunaan tabung ini adalah

apabila tabung tidak tegak lurus akan memberikan hasil berbeda.14

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi LED

LED adalah pemeriksaan yang tidak spesifik dan akan meningkat

pada kondisi infeksi, inflamasi, penyakit degeneratif, keganasan

(malignancy) yang berhubungan dengan adanya peningkatan fibrinogen,

imunoglobulin, dan C-reactive protein.8,13,14

Selain itu LED juga dapat

12

Page 26: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxvi

xxvi

dipengaruhi anemia, kehamilan, hemaglobinopati, hemokonsentrasi, dan

pengobatan dengan obat anti-inflamasi.8 Faktor yang mempengaruhi LED

sendiri ada faktor dari plasma, eritrosit, atau dari teknik pemeriksaannya

sendiri.12,13

Pada keadaan tertentu eritrosit dapat mengalami agregasi dan

membentuk rouleaux. Rouleaux adalah eritrosit yang bertumpuk seperti

tumpukan koin sehingga membuat massa yang lebih berat dibanding dengan

eritrosit. Oleh karena rouleaux yang lebih berat, maka kecepatan endap

lebih meningkat dibanding dengan eritrosit yang tidak mengalami agregasi.

Pembentukan rouleaux dipengaruhi oleh berbagai protein di dalam plasma

darah.7 Peningkatan protein fase akut atau berbagai protein plasma akan

meningkatkan pembentukan rouleaux sehingga akan meningkatkan

kecepatan laju endap darah.7,13

Protein fase akut sendiri adalah berbagai

protein yang terbentuk selama fase inflamasi , antara lain fibrinogen,

ferritin, heptoglobins, alpha-1 acid glicoprotein, alpha-2 antitrypsin,

ceruloplasmin, serum amyloid A, complement components C3, C4. Protein

fase akut ini akan meningkat pada berbagai inflamasi atau penyakit

degeneratif, akut atau kronik, dan pada tumor.7

LED juga dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan jumlah eritrosit.

Eritrosit yang makrositik akan lebih cepat dibanding dengan mikrositik

karena ukuran yang lebih besar juga meningkatkan massanya, lalu

meningkatkan viskositas dan mempercepat pembentukan rouleaux.7,15

Lalu

ukuran eritrosit juga berpengaruh, seperti pada anemia sickle cell dimana

bentuk eritrosit tidak beraturan akan lebih lambat. Pada anemia LED akan

lebih cepat karena jumlah eritrosit yang sedikit, sehingga perlu dilakukan

pemeriksaan hematokrit atau hitung eritrosit untuk mengetahui peningkatan

LED karena inflamasi atau anemia. Ketika jumlah eritrosit meningkat, yaitu

pada polisitemia, LED juga ditemukan lebih lambat.7

Teknik pemeriksaan laju endap darah juga mempengaruhi hasil. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan supaya tidak terjadi positif atau

negatif palsu. Posisi tabung selama dilakukan pemeriksaan harus dalam

kondisi vertikal karena jika tabung miring akan mempercepat LED.

13

Page 27: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxvii

xxvii

Disekitar meja pemeriksaan juga tidak boleh ada benda bergetar, karena

getaran akan memberikan positif palsu. Panjang dan lebar diameter tabung

untuk pemeriksaan juga mempengaruhi LED sehingga hanya tabung yang

terstandar yang dapat digunakan untuk pemeriksaan.

Pemeriksaan juga

harus dilakukan di suhu ruang (20o-25

oC), karena suhu yang rendah

membuat laju lebih lambat.7,15

2.2.3 Pengukuran LED dengan Metode Westergren

Pemeriksaan LED dengan metode Westergren menggunakan tabung

Westergren dengan skala 0-200 mm dan rak Westergren. Teknik

pengukuran dengan metode Westergren adalah sebagai berikut:9

a. Siapkan tabung yang sudah diisi dengan 0,4 ml larutan natrium

sitrat 3,8%.

b. Ambil darah vena sebanyak 1,6 ml dan masukan ke dalam tabung

yang sudah berisi natrium sitrat.

c. Campurkan larutan tersebut dengan gerakan melingkar secara

perlahan-lahan.

d. Isap campuran tersebut ke dalam tabung Westergren dengan

bantuan karet pengisap sampai garis bertanda 0 mm.

e. Biarkan pipet dalam posisi vertikal pada rak Westergren selama 60

menit.

f. Bacalah tingginya lapisan plasma pada jam pertama dan jam kedua

dari 0 sampai batas plasma dengan endapan darah. Hasil

pemeriksaan dinyatakan dalam milimeter perjam dan 2 jam.

14

Page 28: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxviii

xxviii

Nilai normal LED dengan metode Westergren (Sediplast ESR) dijelaskan

dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Nilai normal LED7

2.3 Profil Laju Endap Darah pada pasien TB Paru

Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi kronik. Sebagaimana

infeksi pada umumnya pada pasien dengan TB paru terjadi peningkatan

berbagai protein fase akut. Protein fase akut ini dihasilkan tubuh dalam

upaya untuk mencegah infeksi lebih lanjut dari bakteri Mycobacterium

tuberculosis.

Agregasi eritrosit ditentukan dari dorongan elektrostatiknya, dalam

keadaan normal eritrosit mempunyai dorongan negatif dan saling menolak.

Namun ketika dalam keadaan infeksi dihasilkan protein fase akut yang

mempunyai dorongan positif dan menetralisir membran eritrosit sehingga

mengurangi daya tolak dan menyebabkan agregasi eritrosit.25

Kemudian

akan membentuk rouleaux sehingga akan meningkatkan laju endap darah.

Pada beberapa penelitian yang dilakukan yaitu di RSUP Dr.

Kariadi Semarang didapatkan sebanyak 42,9% laki-laki dan 50%

perempuan mengalami peningkatan laju endap darah.11

Sebuah penelitian

di RSUP Dr M Djamil Padang didapatkan pasien TB paru mengalami

peningkatan LED sebanyak 95,4%.10

Sediplast ESR (mm/hr)

Males < 50 years 0 – 15

> 50 years 0 – 20

Females < 50 years 0 – 20

> 50 years 0 – 30

Newborns 0 – 2

Children (to puberty) 0 – 13

15

Page 29: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxix

xxix

2.4 Kerangka Teori

Makrofag melewati lymph node

Hasilkan NK-cell

activating cytokins

Menghasilkan enzim

lisosom dan oksigen

reaktif

Terbentuk nekrosis

kaseosa/ perkijuan

TB paru

Belum pernah minum

OAT atau sudah pernah

tetapi kurang dari satu

bukan

TB kasus baru

Hasilkan IFN-γ Aktivasi makrofag

CD4+ T cell CD8+ T cell

Hasilkan TNF

Bersama makrofag berperan

dalam inflamasi lokal

Sembuh dengan meninggalkan sedikit

bekas berupa garis-

garis fibrotik

Dinding sel M.Tb mengambat

fusi dari fagosit

Pembentukan granuloma

Mengaktifkan sel T

Pembentukan rouleaux

Kecepatan endap

darah meningkat

Nilai LED meningkat

6 – 8 minggu pasca

infeksi

Sembuh tanpa

meninggalkan cacat Menghasilkan

NK-cell

Makrofag

produksi

IL-12 IL-15

Mati Menetap

a Peningkatan protein

fase akut di darah

Kuman Mycobacterim tuberculosis masuk melalui inhalasi

Mencapai alveolar

Dihadapi neutrofil

Difagosit makrofag

Menghasilkan

anyaman berupa

protein Aktivasi protein

dari sistem

komplemen

16

Page 30: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxx

xxx

2.5 Kerangka Konsep

Pasien Terdiagnosa

Tuberkulosis Paru

Kasus Baru

Pemeriksaan Laju

Endap Darah

Normal

Laki-laki : 0 – 15 mm/jam

Perempuan : 0 – 20 mm/jam

Meningkat

Laki-laki > 15 mm/jam

Perempuan > 20 mm/jam

17

Page 31: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxxi

xxxi

2.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat

Ukur

Cara

Ukur

Skala

Ukur

1. Tuberkulosis

Paru Kasus

Baru

Penderita yang telah

terdiagnosis oleh dokter

penanggung jawab sebagai

TB paru kasus baru

berdasarkan klinis dan

bakteriologis

Rekam

medis

Baca Kategorik

(ya/ tidak)

2. Umur Umur yang tercantum pada

rekam medis pasien.

Rekam

medis

Baca Kategorik

(<19 thn/

19-59 thn/

≥60 thn)

3. Jenis Kelamin Jenis kelamin yang

tercantum pada rekam

medis pasien.

Rekam

medis

Baca Kategorik

(laki-laki/

perempuan)

18

Page 32: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxxii

xxxii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitain deskriptif menggunakan desain

penelitian menggunakan data sekunder berupa rekam medik.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU Kota Tangerang Selatan antara bulan

Maret 2017 sampai September 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien tuberkulosis paru

rawat jalan di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan periode Januari 2015

– Desember 2016. Sampel dalam penelitian adalah pasien tuberkulosis paru

dipilih dengan metode consecutive sampling.

3.4 Jumlah Sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus besar

sampel deskriptif kategorik.28

𝑛 =𝑍∝2𝑃𝑄

𝑑2 = 1,962×0,954 ×0,046

0,042 = 105,36 ≈ 105

Keterangan

n = Jumlah sampel

Alpha (α) = Kesalahan generalisasi

P = prevalensi dari peningkatan LED pada pasien tuberkulosis paru berdasarkan

kepustakaan

Q = 1 - P

d = Presisi Penelitian

19

Page 33: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxxiii

xxxiii

3.5 Kriteria Sampel

3.5.1 Kriteria Inklusi

Pasien baru terdiagnosis TB paru oleh dokter penanggung jawab

pasien

Pasien yang memiliki data hematologi LED

3.5.2 Kriteria Eksklusi

Pasien yang memiliki penyakit kronis lain (seperti keganasan,

HIV/AIDS, anemia)

Pasien yang memiliki penyakin infeksi lain selain TB

3.6 Alur Penelitian

Persiapan penelitian

Memperoleh izin pengambilan data

ke RSU Kota Tangerang Selatan

Mendapatkan rekam medis pasien

yang telah memenuhi kriteria

inklusi dan ekslusi

Mendapatkan data pemeriksaan

LED pada pasien TB paru kasus

baru

Mengolah dan menyajikan

menggunakan SPSS 22.0®

20

Page 34: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxxiv

xxxiv

3.7 Cara Kerja Penelitian

1. Melakukan persiapan penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Mengurus izin pengambilan data rekam medik di RSU Kota

Tangerang Selatan.

3. Melakukan diskusi dengan penanggung jawab ruangan rekam medik

terkait waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

4. Melakukan pengambilan data rekam medik sesuai kriteria eksklusi

dan inklusi di RSU Kota Tangerang Selatan.

5. Melakukan perekapan data.

6. Mengolah dan menyajikan menggunakan SPSS 22.0®.

3.8 Manajemen Data

3.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak

Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 22.0® dengan melakukan

pemeriksaan seluruh data yang terkumpul (editing), memasukkan data (entry),

mengurutkan, serta menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan

diinterpretasi (coding).

3.8.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah mendapatkan data dari proses pengolahan

data kemudian dilakukan analisis univariat dengan menyajikan variabel kategorik

berupa jumlah (persentase), rerata, simpang baku, median dan persentil

menggunakan SPSS 22.0®. Data disajikan dalam rerata dan simpang baku bila

distribusi data normal. Data disajikan dalam median dan persentil bila distribusi

data tidak normal.

21

Page 35: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxxv

xxxv

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan

di Instalasi Rekam Medik. Penelitian mengggunakan data sekunder berupa rekam

medik pasien Tuberkulosis paru kasus Baru yang berobat di Rumah Sakit antara

bulan Januari 2015 sampai dengan Desember 2016. Dari rekam medik tersebut

diambil 105 data menggunakan metode consecutive sampling.

4.1 Karakteristik Pasien

Dari hasil perhitungan karakteristik pasien pada penelitian ini, diketahui

karakteristik berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Tabel 4.1 Karakteristik pasien pada penelitian ini

Variable n (n=105) Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 71 67,62

Perempuan 34 32,38

Umur

<19 4 3,8

19 – 59 92 87,6

≥60 9 8,6

Penelitian sebelumnya yakni penelitian Raditya di Surabaya mengatakan

persentase laki-laki lebih banyak dari perempuan yaitu 52,6% dan menurut WHO

juga mengatakan profil pasien tuberkulosis lebih banyak pada laki-laki.16,17

Meskipun mayoritas pasien tuberkulosis adalah laki-laki namun tidak ada

hubungan bermakna antara jenis kelamin dan angka kejadian tuberkulosis.16

Kejadian tuberkulosis lebih banyak pada laki-laki mungkin disebabkan karena

22

Page 36: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxxvi

xxxvi

gaya hidup seperti merokok, alkohol dan nutrisi yang buruk sehingga menurunkan

imunitas tubuh pasien.17

Kriteria umur pada penelitian ini dibagi berdasarkan kelompok umur anak

(<19 tahun)19

, dewasa (19 - 59 tahun) dan lansia (≥60 tahun)20

. Didapatkan jumlah

pasien umur <19 tahun adalah 4 orang dengan persentase 3,8%, umur 19-59

adalah 92 orang dengan persentase 87,6%, dan kelompok umur ≥ 60 tahun 9

orang dengan persentase 8,6%.

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yaitu penelitian Jendra di Kecamatan

Wori didapatkan kejadian TB pada usia 15-54 sebesar 67%.22

Menurut penelitian

Freddy Panjaitan di Pontianak mengatakan insidensi tertinggi pada usia dewasa

diikuti dengan usia tua, dimana mobilitas dan interaksi sosial usia dewasa lebih

tinggi sehingga kemungkinan terinfeksi dari orang lain lebih tinggi.23

4.2 Profil Nilai Laju Endap Darah

Pada penelitian ini dilakukan pengolahan data pada 105 jumlah data.

Setelah dilakukan perhitungan menggunakan program SPSS 22.0®, data

numerik ini dilakukan uji normalitas dengan parameter koefisien varian untuk

mengetahui distribusi data. Jika didapatkan koefisien varian <30% maka

distribusi data normal. Koefisien varian pada nilai LED pasien TB paru kasus

baru adalah 49%, maka distribusi data tidak normal. Oleh karena itu, disajikan

data median dan persentil sebagai ukuran pemusatan dan penyebaran.

Seperti yang sudah diketahui nilai LED normal antara laki-laki dan

perempuan berbeda. Nilai normal LED pada laki-laki adalah 0 – 15 mm/jam dan

pada perempuan adalah 0 – 20 mm/jam. Berikut adalah data rerata, median dan

persentil laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.2 Nilai median dan persentil LED

Persentil (mm/jam) Median (mm/jam)

Seluruh Pasien 5 – 180 68

Laki-laki 55 – 180 65

Perempuan 5 – 130 77,50

23

Page 37: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxxvii

xxxvii

Berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu penelitian di India didapatkan

nilai LED rata-rata 75,85 mm/jam dengan standar deviasi ± 40,4 mm/jam.26

Lalu

pada penelitian di Xinxiang Medical University di China didapatkan nilai rata-rata

LED 31,5 mm/jam dengan standar deviasi ± 3,98 mm/jam.27

Tabel 4.4 Profil Laju Endap Darah

Laju Endap Darah n (n = 105) Persentase (%)

Normal 6 5,7

Meningkat 99 94,3

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah pasien dengan nilai

LED normal sejumlah 6 orang dengan persentase 5,7%. Sedangkan nilai LED

yang meningkat adalah sejumlah 99 orang dengan persentase 94,3%.

Peningkatan nilai LED pada pasien tuberkulosis terjadi karena infeksi

tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik.1,5,18

Infeksi tuberkulosis

merupakan infeksi bakteri intraseluler yang pertama kali dihadapi oleh neutrofil

kemudian bakteri ditangkap oleh makrofag dan Natural Killer cell sehingga

menghasilkan sel T CD4+ dan CD8

+.5,18

Sel T ini kemudian menghasilkan IFN-γ

dan TNF. IFN-γ dan TNF memiliki peranan dalam mengaktivasi makrofag.18

Adanya aktifitas peradangan aktif menyebabkan neutrofil memfagositosis

bakteri dengan menggunakan anyaman yang mengandung sejumlah faktor anti-

bakteri seperti elastase, catephsin, mieloperoksidase (MPO) dan laktoferin.21

Anyaman tersebut merupakan protein, selain itu aktifitas fagositosis juga

mengaktifkan protein dari sistem komplemen yang merupakan protein fase akut,

peningkatan protein fase akut tersebut meningkatkan agregasi eritrosit

membentuk rouleaux sehingga meningkatkan nilai laju endap darah.7,15,24

Pada penelitian ini terdapat 5,7% pasien yang memiliki nilai LED yang

normal. Nilai LED yang normal ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi

seperti polisitemia, sferositosis, peningkatan viskositas plasma, dan

hipofibrinogenemia.7,13,25

Ada juga kesalahan teknis yang bisa menurunkan nilai

24

Page 38: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxxviii

xxxviii

LED seperti suhu darah yang rendah, adanya udara dalam tabung, uji dilakukan

kurang dari satu jam, pencampuran dan pengenceran darah yang kurang tepat,

dan suhu ruangan yang kurang dari 20oC.

7

Allah telah menunjukkan tanda kekuasaanya dengan adanya protein fase

akut untuk dapat diukur sebagai tanda inflamasi. Pengukuran yang bisa

digunakan adalah laju endap darah. Ayat kauniyah atau ayat yang tersurat ini

sudah ditunjukkan di surat Fushshilat.

ن همهي ف ن ا نتا اق ف و ا ي ن ي ف ا ن ي ح ن ف ا نكي وأا يفمن ه ي لا ى ل ف ف هش ي

Artinya:

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di

segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka

bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya

Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fushshilat: 53)

4.3 Keterbatasan Penelitian

1. Penggunaan data sekunder dalam penelitian menyebabkan adanya

variabel perancu yang tidak dapat di kontrol.

2. Pada pasien TB pada penelitian ini terdapat nilai LED yang

normal, tidak dilakukan penelusuran penyebab terjadinya nilai

LED yang normal pada pasien TB paru kasus baru.

3. Penelitian ini juga tidak menggunakan pengambilan sampel secara

random sampling karena jumlah data yang sedikit sehingga yang

digunakan adalah metode consecutive sampling.

25

Page 39: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xxxix

xxxix

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai median LED adalah 68 mm/jam untuk total laki-laki dan perempuan.

Sedangkan nilai median LED pasien laki-laki adalah 65 mm/jam dan

perempuan adalah 77,5 mm/jam.

2. Persentase jumlah pasien tuberkulosis paru kasus baru yang mengalami

peningkatan nilai LED adalah 94,3% atau sejumlah 99 orang pasien dari

total 105.

5.2 Saran

1. Penggunaan data primer untuk mengetahui peningkatan LED pada pasien

tuberkulosis paru kasus baru.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih

besar dan dengan pemilihan sampel dengan random sampling untuk

mendapatkan kesimpulan yang lebih baik secara statistik.

3. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan peningkatan nilai LED

dengan kejadian TB Paru kasus baru.

4. Pada penelitian lebih lanjut dapat membandingkan nilai LED pada TB

paru kasus baru dan kasus kambuh.

26

Page 40: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xl

xl

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2016.

Switzerland. 2016. Diakses 8 Maret 2017, dari:

http://www.who.int/tb/publications/global_report/gtbr2016_executive_su

mmary.pdf

2. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan pengembangan

kesehatan Kementerian RI tahun 2013. Diakses 9 Maret 2017, dari:

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas

%202013.pdf

3. Isselbacher dkk. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Alih

bahasa Asdie Ahmad H., Edisi 13, Jakarta: EGC; 2012. p 799-801

4. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan 2014. Pedoman Nasional Pengendalian

Tuberkulosis. Diakses 10 Maret 2017, dari:

http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/bpn_p-tb_2014.pdf

5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simaibrat M, Setiadi S. Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p

998-1003

6. PDPI. Pedoman diagnosis Dan Penatalaksanaan Tuberkulosis Di

Indonesia. Diakses 9 Maret 2017, dari:

http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html

7. Estridge BH, Reynolds AP, Walters NJ. Basic Clinical Laboratory

Techniques Sixth Edition. USA: Delmar Cengage Learning; 2012. p 216-

19

8. Cheesbrough M. District Laboratory Practice in Tropical Countries second

edition. Cambrige: Cambrige University Press; 2006.

9. Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika; 2008. p 27-8

27

Page 41: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xli

xli

10. Eddin MG, Khairsyaf O, Usman E. Profil Kasus Tuberkulosis Paru di

Instalasi Rawat Inap Paru RSUP Dr M Djamil Padang Periode 1 Januari

2010 – 31 Desember 2011. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015;4(3):888-92.

11. Tsani RM, Kasno. Gambaran Klinis Tuberkulosis Paru di RSUP Dr.

Kariadi Semarang Periode Januari – Juni 2011. Jurnal Unimus. 2012;1(2):

33-8.

12. Feldman Mark, Aziz Bilal, dkk. C-reactive Protein and Erythrocyte

Sedimentation Rate Discordance: Frequency and Causes in Adults.

Translational Research Elsevier. 2013;161(1):37-43.

13. Pagana Pagana. Mosby's Diagnostic & Laboratory Test Reference

Eleventh Edition. Missouri: Elsevier Mosby; 2013. p 397-8

14. Ibrahim N, Aprianti Suci, dkk. Hasil Tes Laju Endap Darah Cara Manual

dan Automatik. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical

Laboratory. 2006;12(2):45-7.

15. Bochen Krzysztof, Krasowska Anna, dkk. Erythrocyte Sedimentation Rate

– an Old Marker with New Applications. Journal of Pre-Clinical and

Clinical Research. 2011;5(2):50-5.

16. Raditya Dea Nurma. Hubungan Antara Karakteristik Penderita TB dengan

Kepatuhan Memeriksakan Dahak Selama Pengobatan. Jurnal Berkala

Epidemiologi. 2015;3(2):122-32.

17. World Health Organization: Department of Gender and Women’s Health.

Gender and Tuberculosis. Diakses 5 September 2017, dari:

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/68891/1/a85584.pdf

18. Abbas Abul K, Lichtman Andrew H, Pillai Shiv. Celluler and Molecular

Immunology. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012. p 347-50

19. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kondisi pencapaian

Program Kesehatan Anak Indonesia. 2014. Diakses 7 September 2017,

dari:

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-

anak.pdf

28

Page 42: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xlii

xlii

20. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Gambaran

Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. 2013. Diakses 7 September 2017,

dari:

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/b

uletin-lansia.pdf

21. Subowo. Imunologi Klinik Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2013. p 13-

29

22. Dotulung Jendra FJ, Sapulete Margareth R, Kandou Grace D. Hubungan

Faktor Resiko Umur, Jenis Kelamin dan Kepadatan Hunian dengan

Kejadian Penyakit TB Paru di Desa Wori Kecamatan Wori. Jurnal

Kedokteran Komunitas dan Tropik. 2015;3(2):57-64.

23. Panjaitan Freddy. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Dewasa

Rawat Inap di Rumah Sakit Umum DR. Soedarso Pontianak Periode

September – November 2010. Diakses 15 September 2017, dari:

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/download/1758/1699

24. Sherwood Lauralee. Fundamentals of Human Physiology Fourth Edition.

Canada: Brooks/Cole Cengage Learning; 2012. p 418-35

25. Atmaja Andika S, Kusuma R, Dinata F. Pemeriksaan Laboratorium Untuk

Membedakan Infeksi Bakteri dan Infeksi Virus. Kalbemed. 2016;CDK-

241/.43(6):457-60.

26. Rohini K, dkk. Assesment of Hematological Parameters in Pulmonary

Tuberculosis Patient. Indian J Clin Biochem. 2016; 31(3):332–5.

27. Niu W Y, dkk. The Diagnosis Value of Serum Procalcitonin, IL-10 and C-

Reactive Protein in Community Acquired Pneumonia and Tuberculosis.

European Review for Medical and Pharmacological Sciences.

2013;17:3329-33.

28. Dahlan M Sopiyudin. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016. p 14

29. Sinha Pallavi, dkk. Differentiation of Mycobacterium tuberculosis

Complex rom Non-tubercular Mycobacteria by Nested Multiplex PCR

Targeting IS6110, MTP40 and 32kD Alpha Antigen Encoding Gene

Fragments. BMC Infect Dis. 2016;16:123.

29

Page 43: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xliii

xliii

30. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar

Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Tangerang: Binarupa Aksara

Publisher; 1994. p 227-36

31. Himedia®. Middlebrook 7H11 Agar Base. Diakses 5 November 2017,

dari: http://himedialabs.com/TD/M511.pdf

32. Ryu Yon Ju. Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis: Recent Advances and

Diagnostic Algorithm. Tuberc Respir Dis (Seoul). 2015;78(2):64-71.

30

Page 44: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xliv

xliv

Lampiran 1 Hasil Statistik

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-Laki 71 67.6 67.6 67.6

Perempuan 34 32.4 32.4 100.0

Total 105 100.0 100.0

Kelompok Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <19 4 3.8 3.8 3.8

19-59 92 87.6 87.6 91.4

≥60 9 8.6 8.6 100.0

Total 105 100.0 100.0

Laju Endap Darah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Meningkat 99 94.3 94.3 94.3

Normal 6 5.7 5.7 100.0

Total 105 100.0 100.0

31

Page 45: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xlv

xlv

Lampiran 1 Hasil Statistik

(Lanjutan)

Data Laju Endap Darah Total Pasien

Statistic Std. Error

Laju Endap Darah Mean 67.10 3.247

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 60.67

Upper Bound 73.54

5% Trimmed Mean 66.14

Median 68.00

Variance 1107.056

Std. Deviation 33.272

Minimum 5

Maximum 180

Range 175

Interquartile Range 48

Skewness .530 .236

Kurtosis 1.067 .467

Data LED laki-laki

Statistic Std. Error

Laju Endap Darah Mean 64.37 4.178

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 56.03 Upper Bound 72.70

5% Trimmed Mean 62.57

Median 65.00 Variance 1239.635 Std. Deviation 35.208 Minimum 5 Maximum 180 Range 175 Interquartile Range 46 Skewness .831 .285

Kurtosis 1.593 .563

32

Page 46: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xlvi

xlvi

Lampiran 1 Hasil Statistik

(Lanjutan)

Data LED Perempuan

Statistic Std. Error

Laju Endap Darah Mean 72.82 4.880

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 62.90 Upper Bound 82.75

5% Trimmed Mean 73.48 Median 77.50 Variance 809.544 Std. Deviation 28.452 Minimum 5 Maximum 130 Range 125 Interquartile Range 49 Skewness -.315 .403

Kurtosis -.163 .788

33

33

Page 47: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xlvii

xlvii

Lampiran 2 Surat Izin Rumah Sakit

34

Page 48: PROFIL LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37131/1/WIDYA... · TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN. ... Oleh

xlviii

xlviii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Widya Lestari Ningrum

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Januari 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl Warakas 5 gang 4 no 136 RT 08/ RW 008,

Kec. Tanjung Priok, Jakarta Utara, 14340

No. Telpon : 089646802947

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2002 – 2008 : SD Negeri Warakas 01 Pagi

2008 – 2011 : SMP Negeri 95 Jakarta

2011 – 2014 : SMA Negeri 13 Jakarta

35