print li lbm 6 blok 18

Upload: auliya-ismawati

Post on 03-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Print Li Lbm 6 Blok 18

    1/6

    Klasifikasi deformitas dentofasial

    Deformitas maksila dapat diklasifikasikan antara lain : (1) Maksila. Maksila protrusif

    pertumbuhan yang berlebih dalam arah horisontal dalam molar, kadang-kadang dengan protrusi

    mandibula (protrusi bimax); (2) Defisiensi anteroposterior (AP) Maksila. Pertumbuhan maksila

    yang tidak adekuat dalam arah anteriorkelas III; (3) Kelebihan Maksila Vertikal. Pertumbuhan

    berlebih alveolus maksila dalam arah inferiorpenampakan gigi dan gingival yang berlebihan,ketidakmampuan bibir menutup tanpa ketegangan pada otot mentalis; (4) Defisiensi Maksila

    Vertikal. Penampakan edentulous yang menunjukkan tidak ada gigi, gigitan dalam pada

    mandibula dengan ujung dagu yang menonjol, wajah bagian bawah yang pendek; (5) Defisiensi

    Maksila Transversal. Etiologi : Kongenital, pertumbuhan, traumatik, dan iatrogenik, misalnya

    etiologi pertumbuhankebiasaan menghisap ibu jari, dan iatrogenikpertumbuhan yang

    terbatas yang disebabkan oleh pembentukan jaringan parut palatal; (6) Celah Alveolar, konstriksi

    maksila dalam dimensi transversal AP.5

    Deformitas mandibula yang meliputi: kelebihan AP mandibula (hyperplasia), defisiensi

    AP mandibula (hypoplasia), dan asimetri AP mandibula (pergeseran garis tengah mandibula

    secara klinis).5

    Gabungan deformitas maksilamandibula, meliputi : (1) Sindrom Wajah Pendek.Brachyfacialdefisiensi pertumbuhan wajah bagian bawah dalam hal dimensi vertikal, kelas II

    oklusal plane mandibula yang rendah dengan defisiensi AP mandibula, kadang-kadang dengan

    defisiensi maksila vertikal; (2) Sindrom Wajah Panjang.Dolicofacialtinggi wajah bagian

    bawah berlebih, sudut oklusal dan mandibular plane meningkat, sering kombinasi dengan

    kelebihan maksila vertikal dengan hipoplasia mandibula; dan (3)Apertognatia. Sering dengan

    sindrom wajah PanjangAsimetri wajah bagian bawah. Sedangkan deformitas dagu, terdiri dari

    Makrogenia dan Mikrogenia.5

    Penelitian terhadap stabilitas hasil, pergerakan temporomandibular joint, aspek psikologis dan

    pergerakan lidah telah menyebabkan perbedaan dari 5 deformitas dentofasial yang ditetapkan

    dari masing-masing deformitas: (i) Prognati mandibula; (ii) Prognati mandibula dengan open

    bite; (iii) Defisiensi mandibula dengan sudut plane mandibula yang normal atau rendah; (iv)

    Defisiensi mandibula relatif dengan sudut plane mandibula yang tinggi; dan (v) Defisiensi

    mandibula absolut dengan sudut plane mandibula yang tinggi.

    Etiologi maloklusi kelas III disebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari mandibula

    yang mempunyai penyebab yang bermacam - macam, dapat karena keturunan, dapat disebabkan

    gangguan hormonal, dapat pula karena penyakit-penyakit depresiensi den infeksi, kelainan

    prenatal dan pengaruh lingkungan pada waktu anak dalam masa pertumbuhan.

    Faktor predisposisi yang terdiri dari :

    1. Faktor hereditas.

    2. Faktor hormonal.3. Kelainan-kelainan prenatal.

    4. Penyakit-penyakit infeksi dan defisiensi.

    Sedangkan pengaruh lingkungan kita golongkan sebagai penyebab yang mempunyai pengaruh

    langsung (hausa determinasi).

    Penyebab yang dapat secara langsung menimbulkan maloklusi kelas III adalah :

    1. Makroglosi.

    2. Trauma.

    3. Kebiasaan-kebiasaan jelek, seperti : menonjolkan lidah, mengisap jari dsb.

    4. Gigi susu posterior atas yang tanggal sebelum waktunya

    5. Gigi susu molar bawah yang tanggal sebelum waktunya.6. Retensi yang terla lu lama dari insisif susu atas.

  • 8/12/2019 Print Li Lbm 6 Blok 18

    2/6

    ( Malik, Isnaniah, 1989 )

    Pemeriksaan klinis

    Analisa jaringan lunak terdiri atas analisis estetik fasial, analisis penampakan depan, analisis

    profil, pemeriksaan oral dan sendi temporomandibular

    Keseluruhan wajah dapat dibagi menjadi tiga bagian yang sama yaitu bagian sepertiga atas,tengah, dan bawah. Terdapatnya perubahan dalam proporsionalitas fasial ini sangat mudah

    terlihat. Pasien diminta duduk sedemikian rupa sehingga : (1)Papillary planeharus paralel

    dengan lantai; (2)Plane of earjuga harus sejajar dengan lantai; (3) Frankfort horisontal plane,

    yaitu garis yang ditarik dari traguas telinga ke tonjolan tepi infraorbita harus sejajar dengan

    lantai; (4) Gigi-gigi harus dalam posisi relatis sentrik selama pemeriksaan dilakukan; dan (5)

    Bibir pasien tidak boleh tegang. Foto dapat diambil dalam posisi ini untuk analisis fotografi yang

    lebih lanjut.

    Pemeriksaan Oral

    Pemeriksaan oral membantu menemukan deformitas fungsional dan estetik struktur

    dentofasial. Hal-hal yang perlu diketahui antara lain : hubungan oklusal; gigitan dalam atau

    gigitan terbuka anterior; overjet anterior dan semua jenis gigitan silang; kesehatan gigi geligi;ketidaksesuaian ukuran gigi; kurva Wilson dan kurva Spee; gigi berjejal atau berjarak; gigi yang

    hilang atau berlubang; evaluasi periodontal; diskrepansi transversal, vertikal dan anteroposterior;

    abnormalitas anatomi dan fungsi lidah; dan atrisi pada gigi.5

    Sendi temporomandibular

    Disfungsi dan patologi TMJ harus dideteksi sebelum pembedahan. Trauma nasal,

    obstruksi jalan napas hidung, masalah sinus, pernafasan mulut yang dominan dan lain-lain harus

    dievaluasi.5

    Analisis radiografik dan gambaran (analisa sefalometrik)Meskipun kebiasaan untuk mendapatkan fotografi untuk maksud suatu record, suatu foto profil

    lateral mungkin juga diproduksi ukuran kehidupan di lembar asetat dan dilapiskan pada

    cephalogram tersebut. Jika mereka cocok dengan seksama pada jaringan lunak terhadap

    cephalogram itu, 'Bedah' dapat dilakukan pada fotograf itu.

    Bilateral sagittal split osteotomy(BSSO) memiliki keuntungan yaitu dapatsetback

    maupun advancement lebih dari 10 mm dan tidak memerlukan fiksasi intermaksila. Namun,

    kekurangan besar dari teknik ini adalah dapat merusak bundel neurovaskular mandibula yang

    menginervasi bibir bawah dan dagu. 21

    Osteotomi split sagital dapat digunakan untuk memperbaiki prognathi mandibula atau

    retrognathi mandibula. Teknik ini merupakan teknik serbaguna dalam osteotomi mandibula(gambar 3.7).5

    Sebuah insisi ditempatkan diatas aspek anterior ramus, berjalan ke bawah dari tengah

    ramus pada ridge obliq eksternal hingga regio gigi molar pertama. Setelah itu dilakukan insisi

    melengkung pada vestibulum bukal.5

    Jaringan lunak diretraksi ke bukal, sebelum insisi, hindari terbukanya buccal pad, yang

    mana bagian ini tidak dilibatkan dalam tindakan bedah.5

    Elevasi periosteal dari aspek lateral mandibula pada region molar dilakukan ke arah

    bawah menuju tepi inferior. Elevasi periosteal media dilakukan dengan hati-hati. Permukaan

    lingual dan foramen mandibula dipastikan merupakan titik terendah dari tepi anterior ramus.

    Pembedahan dilakukan di atas foramen mandibula dan menggunakan sebuah elevator, lingualdapat dilihat secara subperiosteal.5

  • 8/12/2019 Print Li Lbm 6 Blok 18

    3/6

    Osteotomi dilakukan dengan memotong tulang kortikal diatas lingual. Potongan diperluas

    di belakang foramen mandibula. Potongan dilakukan pada bagian anterior tepi anterior ramus

    mandibula dan dilanjutkan dengan pada regio molar dua melalui plate kortikal lateral. Potongan

    vertikal dibuat pada regio ini; kedalaman dari potongan dilakukan seminimal mungkin hanya

    untuk menjangkau tulang kanselous. Potongan ini seharusnya memasukkan tepi inferior,

    sehingga dapat mengontrol pemotongan. Setelah dilakukan pemotongan tulang kotikal, sebuahspatula kecil osteotomi dipukulkan pada sisi dari potongan medial ke potongan vertikal.

    Osteotomi sebaiknya dilakukan secara langsung dari lateral untuk menghindari terlukanya

    bundle neurovaskular. Selama proses splitting, bundel neurovaskular diamati dan diperhatikan

    untuk memeliharanya dari fragmen median.Prosedur ini dilakukan pada sisi yang berlawanan.5

    Sagittal split osteotomi dapat dilakukan untuk kedua mandibula yang maju atau terlalu ke

    belakang. Pada kasus mandibula yang maju, otot pterygoid media dipisahkan dari tepi inferior

    segmen distal dengan menggunakan periosteal elevator. Ketika mandibula diposisikan ke

    belakang, pterygoid media dan masseter harus dilepaskan untuk menghindari kesalahan tempat

    dari segmen posterior kondilar. Ketika segmen posterior kondylar overlap dengan segmen medial

    tooth bearing. Bagian yang overlapping dipisahkan dan segmen condylar diletakkan pada bagian

    kansellous tanpa ada tekanan. Fiksasi internal yang kaku menggunakan plat dan skrup atau kakiskrup merupakan jalan terbaik.5

    Metode lain adalah lower border wiring, upper border wiring, dan circum ramus body

    wiring.5

    Luka diirigasi dengan baik menggunakan larutan salin dan bahan pengontrol perdarahan,

    drain digunakan pada kasus perdarahan yang terus menerus. Drain biasanya diganti setelah 24

    jam. Luka ditutup dengan 3-0 chromic gut.5

    Kejadian Postoperatif dapat berupa edema mungkin terjadi dalam 2 minggu. Sensasi pada

    bibir akan berkurang pada beberapa pasien, terutama jika terjadi luka pada pembuluh saraf

    alveolaris inferior. Lebih dari dua pertiga pasien mengalami penurunan sensasi rata-rata setelah

    satu tahun. Tetapi kebanyakan pasien merasa puas dengan semua hasil dan melakukan

    penyesuaian dengan penurunan sensasi tersebut.5

    Bedah Mandibular

    III.3.1 Osteotomi Ramus

    Osteotomi ramus vertikal extraoralSebuah insisi kulit pada submandibular ditempatkan sekitar 1,5 cm dibawah sudut

    mandibula. Insisi diperluas hingga platysma kemudian dibagi. Nervus marginal mandibular yang

    berada dibawah platysma berjalan paralel dan berada dibawah tepi dari mandibula menyilang

    pembuluh darah daerah facial pada daerah superficial. Pembedahan dilakukan setelah

    mengidentifikasi dan melindungi pembuluh saraf marginal mandibular dan periosteum direfleksi

    ke arah superior menujusigmoid notchpada bagian lateral dari ramus.5

    Aspek lateral dari ramus diinspeksi dengan mencari penonjolan kecil untuk menentukanforamen mandibula. Penonjolan kecil ini disebutBehrmans bump. Osteotomi dilakukan pada

    daerah posterior ke foramen mandibula untuk menghindari terlukanya pembuluh saraf

    mandibula. Osteotomi tulang vertikal dilakukan darisigmoid notchmenuju bagian terbawah dari

    tepi mendekati sudut mandibula. Segmen proksimal dipisahkan dari mandibula dan dilepaskan

    dari otot pterygoid media. Segmen proksimal ini ditempatkan secara lateral dari segmen distal

    mandibula. Dekortikasi segmen distal dilakukan pada aspek medial dari daerah yang overlapdan

    segmen proksimal didekortikasi pada aspek lateral. Segmen proksimal menutupi fragmen distal

    pada aspek terluar dengan kawat intraosseus atau plat tulang. Prosedur dasar osteotomi ini dapat

    divariasikan.5

    Beberapa ahli bedah lebih suka untuk meninggalkan condyl sebagai aspek lateral tanpa

    menggunakan kawat intraosseus. Beberapa ahli bedah lebih suka untuk menstabilkan fragmen

  • 8/12/2019 Print Li Lbm 6 Blok 18

    4/6

    dengan kawat transosseus, skrup atau plat. Setelah menjahit luka, prosedur yang sama dilakukan

    pada sisi yang berlawanan.5

    Penutupan luka dilakukan dalam beberapa lapisan. Kulit dapat ditutupi dengan

    monofilament 6-0 atau jahitan yang lebih kecil. Penekanan daerah luka dilakukan 24 hingga 48

    jam pertama. Jahitan dilepas setelah 5 hari dan luka ditutupi dengansteristips untuk beberapa

    waktu dalam satu mingggu berikutnya.5

    Osteotomi ramus vertikal intraoral

    Insisi yang dilakukan sama dengan insisi pada osteotomi split sagittal dimana tepi

    anterior dari ramus dapat dilihat. Otot pterygoid masseter yang berada pada bagian tepi inferior

    dan posterior dilepaskan.5

    Jika direncanakan untuk menggunakan fiksasi circum mandibular wiring, aspek medial

    ramus diatas lingual dibedah secara subperiosteal menuju tepi posterior. Lebar insisi yang hanya

    dilakukan untuk keperluan melewatkan kawat.5

    Osteotomi yang dilakukan pada kasus ini meluas darisigmoid notchmenuju tepi inferior,

    dibelakang jalan masuk pembuluh saraf mandibula menuju mandibula. Sebuah retraktor dengan

    bagian yang melengkung pada ujungnya dapat dibengkokkan menuju tepi posterior dan jaringan

    lunak diretraksi ke arah lateral.5

    Pergerakan dilihat dalam angulasi 30 yang digunakan untuk potongan vertikal, dan

    potongan yang dilakukan harus diperhatikan untuk menghindari luka pada jarinngan lunak.

    Setelah osteotomi dilakukan, segmen condilar menutupi secara lateral pada mandibula. Untuk

    menghilangkan tegangan pada saat penempatan segmen kondilar, perlekatan pterigoid medial

    menuju aspek medial dilepaskan pada region anterior dari segmen.5

    Beberapa ahli bedah tidak menggunakan kawat pada fragmen untuk stabilisasi dan beberapa ahli

    bedah yang lain menggunakan kawat circum mandibular atau kawat transosseus.

    Genioplasti

    Genioplasti adalah teknik bedah yang digunakan untuk mengubah ukuran dan morfologi

    dari tulang dagu dengan perubahan yang sama dengan jaringan lunak disekitarnya. Biasa dikenal

    dengan istilah mentoplasty. Bedah dagu umumnya dikombinasi dengan prosedur ortognatik yang

    lain. Genioplasti dapat digunakan dengan prosedur tunggal atau dapat digunakan sebagai

    prosedur tambahan pada saat melakukan osteotomi mayor pada tulang rahang.5

    Osteotomi horizontal dengan memajukan mandibulaSebuah insisi dua arah ditempatkan tepat di atas vestibulum dan diperluas secara bilateral

    hingga mencapai region kaninus. Setelah mucosa diinsisi, bagian tulang dikikis, kemudian

    setelah itu otot mentalis dibagi pada bagian inferior mendekati tulang. Refleksi pada periosteum

    dari mandibula anterior dapat dilakukan.5

    Periosteum sebaiknya ditinggalkan tetap utuh pada tepi inferior dan minimal 5 hingga 10

    mm periosteum sebaiknya dipertahankan pada titik tengah anterior mandibula sehingga

    dukungan jaringan lunak dan suplai darah dapat dijaga.

    5

    Untuk memudahkan reposisi yang diikuti oleh pergerakan asimetrik atau simetrik dengan

    perubahan anterior, posterior atau vertikal, orientasi midline danparamidline dibuat dengan

    mengukir menggunakan bur kecil.5

    Hal yang penting dalam mengukir garis yang akan dilakukan osteotomi yaitu sekitar 5

    mm di bawah akar gigi kaninus dan 10-15 mm di atas tepi inferior. Orientasi dari osteotomi

    sebaiknya diperluas sekitar 4-5 mm di bawah titik terendah dari foramen mental. Lebih sejajar

    merupakan osteotomi dengan oklusal dan mandibula plane, lebih alami dengan pergerakan

    anteroposterior. Pada kasus arah vertikal yang memendek, sudut osteotomi sebaiknya

    dibandingkan dengan mandibula plane. Osteotomi dapat dilengkapi dengan gergaji reciprocating

    oscillating.5

    Saat osteotomi telah dilakukan, teknik yang berbeda dapat digunakan untuk menstabilkandan mereposisi fragmen inferior termasuk kawat unicortical atau bicortical, plat tulang,prebent

  • 8/12/2019 Print Li Lbm 6 Blok 18

    5/6

    chin plates, atau lage screw. Saat menggunakan kawat transoseus, derajat yang akan dimajukan

    didapatkan dengan membatasi ketebalan simfiseal secara keseluruhan, dan hal ini harus

    ditentukan sebelum membagi metode stabilisasi yang akan digunakan.5

    Osteotomi horisontal dengan reduksi anteroposteriorProsedur bedah sama dengan yang akan dilakukan untuk memajukan rahang, tetapi titik

    progsimal dari fragmen yang bergerak sebaiknya direduksi untuk memastikan transisi yang halussepanjang tepi inferior dan untuk menghindari kawat yang dapat diraba. Para ahli bedah harus

    mempertimbangkan potensi perubahan pada ketinggian vertikal anterior saat merencanakan

    orientasi untuk osteotomi.5

    Teknik tenonOsteotomi full thickness dilakukan pada perpanjangan lateral dan hanya melalui korteks lingual

    pada tenon superior. Menghasilkanfull thickness bonedibelakang tenon memfasilitasi

    terbentuknya lubang tenon dan fiksasi lag screw. Saat pergerakan posterior diharapkan, bentuk

    U dibalikkan dan osteotomi dilakukan dengan lubang pada tenon yang mana telah beradapada

    fragmen inferior, menuju mandibula.5

    Osteotomi double sliding horisontal

    Terkadang dagu tidak mencukupi sehingga osteotomi double sliding horizontal harusdigunakan. Teknik bedah melibatkan pembuatanstepped intermediated waferpada tulang antara

    fragmen inferior dan mandibula, yang mana juga dimajukan untuk menyediakan kontak tulang

    antara fragmen bagian atas dan bagian bawah.5

    Genioplasti reduksi vertikalPerubahan ketinggian vertikal dapat efektif selama memajukan atau memundurkan dengan

    mengubah sudut osteotomi. Besarnya perubahan sebanding dengan jumlah dan jarak pergerakan

    horizontal. Sekitar 3-5 mm dari perubahan vertikal dapat diperoleh. Pada kasus untuk

    memendekkan dagu, dengan atau tanpa pergerakan anteroposterior, sebuah reduksi tipis

    diindikasikan dan hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan teknik tenon. Mudah untuk

    memindahkan wedge dari fragmen superior tapi perawatan intraoperatif sangat penting untuk

    mencegah akar gigi dan menjaga fragmen inferior yang adekuat.5

    Penutupan luka pada otot mentalis merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan secara

    akurat. Insisi seharusnya ditutup dalam tiga lapis dan tekanan diberikan untuk mengurangi

    terbentuknya hematom.5

    III.4 Bedah Maksila

    Osteotomi Le Fort IOsteotomi Le Fort I telah menjadi penarik dari prosedur bedah ortognatik yang dapat

    digunakan untuk mengoreksi berbagai masalah maksilofasial. Indikasinya adalah pada kelainan

    kelebihan maksila secara vertikal, defisiensi maksila secara vertikal, dan defisiensi maksila AP

    (hipoplasia maksila).

    Osteotomi Le Fort IIHyperplasia paranasal berat meluas ke pinggiran infraorbital sebagai osteotomi Le Fort II yang

    dideskripsikan oleh Henderson dan Jackson (1973), tetapi harus dimengerti bahwa hal ini bukan

    kejadian yang umumOsteotomi Le Fort III

    Gillies dan Harrison (1950-51) melaporkan ostetomi maksila tingkat tingi pertama (modifikasi

    Le Fort III) pada pasien dengan disostosis kraniofasial. Melalui insisi eksternal, mereka

    mengadakan osteotomi transversal yang memisahkan tulang nasal dari tulang frontal. Ostetomi

    lapisan dasar orbital ditempatkan lansung pada tepi infraorbital dan diperluas melintas lapisan

    dasar orbit ke dinding orbital bagian medial anterior ke saluran lakrimal. Osteotomi juga

    dilakukan dengan menyiapkan bagian frontal dari maksila untuk mengurangi lebar hidung.

    Penyiapan temporal dari zygomatik di bagi-bagi pada setiap sisi. Osteotomi kemudian

    dimasukkan ke dalam pterygomaksila junction. Bagian anterior ke foramen palatinal, dibuatkaninsisi transversal melintasi mukoperiosteum dari palatum keras, diperluas ke lateral dan posterior

  • 8/12/2019 Print Li Lbm 6 Blok 18

    6/6

    dari alveolar ridge. Palatum keras dibelah-belah, dan garis osteotomi di hubungkan kembali pada

    pterygomaksila junction. Pada tindakan ini, hubungan spasial dari palatum lunak tidak

    terganggu. Operasi diselesaikan dengan memotong septum yang keras dengan gunting lebar

    melalui garis osteotomi ke jaringan pendukung hidung. Dilakukan fiksasi intermaksila.

    Fase Perawatan Pasca Pembedahan

    Adapun fase perawatan yang dilakukan pada pasca pembedahan adalah peninjauan oklusidan rehabilitasi rahang dimana pasien mengalami kesulitan mencari posisi oklusi baru karena

    segmen tulang yang berubah. Perawatan orthodontik pascabedah untuk mengatasi penutupan

    ruang yang tersisa, pensejajaran akar pada daerah operasi dan mencegah relaps, overjet dan

    overbiteyang abnormal. Bedah model merupakan suatu prediksi sefalometri sebagai hasil

    pembedahan dalam versi cetakan dental. Splint bedah dimana membantu penyembuhan dan

    mampu menempatkan gigi dalam suatu posisi yang telah direncanakan.

    Komplikasi pembedahan yang dapat terjadi pada bedah maksila secara umum dapat meliputiperdarahan, kegagalan reposisi segmen, kehilangan pasokan darah segmen, dan komplikasi

    bedah kompleks yang khusus dapat terjadi pada bedah Le Fort III. Sedangkan pada bedah

    mandibula, komplikasi yang harus dihindari, adalah luka pada bundel neurovaskular, perdarahan,serta resorpsi dari tulang yang berlanjut.