prakauditcc_tk 2_kelompok 2.docx

12
KASUS 2 PERIKATAN AUDIT DENGAN KLIEN BARU DAN KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR Disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Praktikum Audit Kelompok 2 : Devi Probosari 105020300111063 Tifani Titah D. T. 105020300111064 Ummi Marzuqoh M. 105020300111075 Amalia Betaliza Lay 105020300111079 Ayu Dwi Etikasari 105020300111080 Dimas Ananda 105020302111005 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Upload: amalia-betaliza

Post on 27-Oct-2015

129 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: prakauditcc_TK 2_Kelompok 2.docx

KASUS 2

PERIKATAN AUDIT DENGAN KLIEN BARU

DAN KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR

Disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Praktikum Audit

Kelompok 2 :

Devi Probosari 105020300111063

Tifani Titah D. T. 105020300111064

Ummi Marzuqoh M. 105020300111075

Amalia Betaliza Lay 105020300111079

Ayu Dwi Etikasari 105020300111080

Dimas Ananda 105020302111005

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

MALANG

2013

Page 2: prakauditcc_TK 2_Kelompok 2.docx

Riset Kelompok

Perikatan Audit Dengan Klien Baru

dan Kewajiban Hukum Auditor

1. Tulislah sebuah uraian dalam bentuk laporan riset yang mendeskripsikan tujuan dari sebuah peer review! Diskusikan alasan mengenai pentingnya peer review dan tipe pengujian apa yang dilakukan!

Tujuan Peer Review

Peer review adalah review yang dilakukan oleh auditor terhadap kepatuhan suatu kantor akuntan public pada system pengendalian kualitasnya. Tujuan dari dilakukannya menurut PSPM no. 3 adalah untuk meningkatkan mutu kinerja anggota IAI dalam perikatan audit, atestasi, akuntansi dan review, konsultasi. Tujuan program ini dicapai melalui tindakan pendidikan dan perbaikan, serta tindakan koreksi. Tujuan tersebut digunakan untuk melayani kepentingan masyarakat umum dan sekaligus untuk meningkatkan arti pentingnya keanggotaan IAI.

5 elemen pengendalian kualitas yang akan direview ialah :

Independensi, Integritas, dan Obyektivitas Personal Management Penerimaan dan Kelanjutan dari Klien dan Penugasan Kinerja Penugasan Monitoring

Manfaat Peer Review

Peer review penting dilakukan karena dengan dilakukannya peer review didapatkan beberapa manfaat, antara lain mengurangi resiko litigation, memberikan pengalaman kerja, meningkatkan moral pekerja, memberikan competitive edge, dan lebih meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan.

Tipe PengujianTipe pengujian yang dilakukan menggunakan On Site Quality Review, tipe ini dipilih karena KAP yang akan direview diasumsikan memberikan pelayanan jasa audit atas laporan keuangan tahunan klien.

Page 3: prakauditcc_TK 2_Kelompok 2.docx

2. KAP Umar dan Rekan harus mengambil keputusan mengenai tingkat materialitas suatu masalah. Tulislah sebuah uraian dalam bentuk laporan riset yang mendeskripsikan metode yang digunakan oleh auditor dalam melakukan penilaian tentang materialitas tersebut!

Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas sebagai berikut : Besarnya suatu penghilang atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi menjadi berubah atau dipengaruhi oleh penghilang atau salah saji tersebut.

Dalam menentukan materialitas, auditor harus mempertimbangkan : Keadaan yang berhubungan dengan satuan usaha Informasi yang diperlukan oleh mereka yang mengandalkan pada laporan keuangan

yang telah di audit.

Suatu jumlah yang material bagi suatu perusahaan tertentu, mungkin tidak material bagi perusahaan lain yang berbeda ukuran maupun sifatnya. Selain itu, tingkat materialitas suatu perusahaan dapat berubah dari periode ke periode.

Metode Penilaian Materialitas

deskripsikan metode yang digunakan oleh auditor dalam melakukan penilaian tentang materialitas ;

Pertimbangan tentang materialitas Materialitas pada tingkat Laporan Keuangan Materialitas pada tingkat saldo akun

Pertimbangan tentang materialitas

Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tinkat materialitas dalam perencanaan auditnya. Penentuan materialitas ini, yang sering kali disebut dengan materialitas perencanaan, mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat pengambilan kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena

Keadaan yang melingkupi berubah Informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit

Page 4: prakauditcc_TK 2_Kelompok 2.docx

Berbagai factor yang mempengaruhi pertimbangan :

Materialitas lebih merupakan konsep yang relative bukannya absolute Sejumlah dasar pertimbangan diperlukan untuk mengevaluasi tingkat materialitas Faktor-faktor kualitatifpun mempengaruhi tingkat materialitas. Contohnya : nilai-

nilai yang melibatkan kecurangan sering kali dianggap lebih penting daripada sejumlah nilai yang sama tetapi yang diakibatkan oleh kekeliruan yang tidak disengaja karena perbuatan kecurangan tersebut merefleksikan kejujuran serta realibilitas manajemen atau karyawan yang terlibat.

Materialitas pada tingkat Laporan Keuangan

Auditor menggunakan 2 cara dalam menerapkan materialitas :

Auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit, dan Pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanaan audit

Pertimbangan materialitas menyangkut baik pertimbangan kuantitatif maupun pertimbangan kualitatif.

Pedoman Kuantitatif

Pada saat ini belum ada pedoman resmi yang berasal dari standard akuntansi maupun standard auditing terkait pengukuran materialitas secara kuantitatif, berikut merupakan gambaran mengenai beberapa pedoman yang digunakan dalam praktik :

5% hingga 10% dari laba bersih sebelum pajak (10% untuk laba yang lebih kecil, 5% untuk laba yang lebih besar)

½% hingga 1% dari total aktiva 1% dari ekuitas ½% hingga 1% pendapatan kotor Suatu presentase variable berdasarkan mana yang lebih besar antara total aktiva atau

total pendapatan

Pedoman Kualitatif

Pendapatan kualitatif berhubungan denga penyebab dari salah saji. Salah saji yang secara kuantitatif tidak material mungkin secara kualitatif akan material. Misalnya ketika salah saji diakibatkan suatu ketidakberesan (irregularities) atau tindakan melanggar hokum oleh klien. Penemuan atas terjadinya tersebut dapat mengakibatkan auditor menyimpulkan bahwa terdapat resiko yang signifikan akan adanya salah saji tambahan yang serupa.

Materialitas pada tingkat saldo akun

Page 5: prakauditcc_TK 2_Kelompok 2.docx

Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampur adukkan dengan istilah saldo akun material.

Alokasi materialitas laporan keuangan ke akun

Dalam melakukan alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun tersebut.

3. Keterlibatan auditor dalam perkara hukum semakin meningkat di beberapa dekade terakhir. Tulislah sebuah uraian dalam bentuk laporan riset yang mendeskripsikan hubungan profesi akuntan publik dengan kewajiban hukum! Mengapa hubungan auditor dengan kewajiban hukum semakin meningkat akhir-akhir ini? Apa yang telah dilakukan profesi terkait untuk menghadapi permasalahan ini?

Auditor secara umum sama dengan pprofesi lainnya merupakan subyek hokum dan peraturan lainnya. Auditor akan terkena sanksi atas kelalaiannya, seperti kegagalan untuk mematuhu standard professional didalam kinerja. Profesi ini sangat rentan terhadap penuntutan perkara (law suits) atas kelalaiannya yang digambarkan sebagai sebuah krisis (huakanala dan shinneke, 2003, h.69). lebih lanjut palmrose dalam huakanala dan shinneka menjelaskan bahwa litigasi terhadap kantor akuntan public dapat merusak citra atau reputasi bagi kualitas dari jasa-jasa yang di sediakan kantor akuntan public tersebut. Kewajiban hukum dapat terjadi ketika seorang auditor memberikan jasa  p ro fe s s iona l da l am ben tuk apapun .

Hubungan Profesi Akuntan Publik Dengan Kewajiban Hukum

Dalam ha l i n i bebe rapa kewa j iban hokum auditor antara lain :

Kewaj iban Menurut Common Law

Common   l aw   se r i ngka l i   d i a r t i kan   s ebaga i   hokum  yang   t i dak t e r t u l i s . Hokum in i be rda sa rkan a t a s kepu tusan pengad i l an dan bukan a t a s hokum yang d ibua t dan d i s ahkan o l eh p ihak l eg i s l a t i ve . P r i n s ip -p r i n s ip   common law ditentukan oleh kebutuhan sasial masyarakat.

a. K e w a j i b a n K e p a d a K l i e n

Page 6: prakauditcc_TK 2_Kelompok 2.docx

Jasa spesifik yang diberikan sebaiknya disebut dalam surat   pe r i ka t an . I s t i l ah hubungan p r i bad i da l am kon t r ak (p r i v i t y o f con t r ac t ) menun juk pada hubungan kon t r ak tua l an t a r a dua / l eb ih  pihak yang terlibat dalam kontrak. Sesuai dengan SPAP tentang standar  umum.

Hukum Kontrak (Contract Law)Syarat-syaratnya adalah:

1) M e n e r b i t k a n   l a p o r a n   a u d i t   s t a n d a r t a n p a m e l a k u k a n a u d i t s e s u a i d e n g a n G A A P . T i d a k s e s u a i d e n g a n S P A P s t a n d a r p e l a p o r a n .

2) T i d a k m e n g i r i m k a n l a p o r a n a u d i t s e s a u i d e n g a n b a t a s w a k t u yang telah disepakati.

3) M e l a n g g a r h u b u n g a n k e r a h a s i a n k l i e n . T i d a k s e s u a i d e n g a n kode etik peraturan 301.

Hukum Kerugian (Tort Law)Tindakan yang merugikan:

1) Ke l a l a i an  yang  b i a sa ,ya i t u ke l a l a i an un tuk mene rapkan t i ngka t kece rma tan yang b i a sa d i l akukan s eca ra wa j a r o l eh o r ang l a i n da l am kond i s i yang s ama .

2) Kelalaian kotor, kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan yang paling ringan pada suatu kondisi tertentu.

3) k e c u r a n g a n , y a i t u p e n i p u a n y a n g d i r e n c a n a k a n . T i d a k s e s u a i dengan SPAP standar pelaporan.

b . Kewa j iban Kepada P ihak Ke t i ga

Kewajiban auditor kepada pihak ketiga menurut common law merupakan ha l yang pen t i ng da l am se t i ap pembahasan t en t ang kewa j iban hokum auditor. Pihak ketiga disini dapat didefinisikan sebagai seseorang yang tidak mengetahui tetang pihak-pihak yang ada  dalam kontrak. Pihak ketiga terdiri dari pemegang saham, calon pemegang s aham,  pemasok , bank i r dan  k r ed i t o r ,   ka ryawan , dan  pe l anggan .

Konsep kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut :

Doktrin ultramares,   Kewajiban timbul jika pihak ketiga ( primary

beneficiary) atau orang yang harus diberikan informasi audit

Pemaka i yang dapa t d ike t ahu i s ebe lumnya , o r ang yang

menganda lkan kepu tusannya pada l apo ran keuangan

 Foreseeable user’s,   pemakai yang dapat diketahui dahulu mempunyai hak

yang sama dengan pemakai yang mepunyai hubungan kontrak .c. Kewajiban Menurut Undang-Undang Sekuritas

Page 7: prakauditcc_TK 2_Kelompok 2.docx

SECURITIES ACT TAHUN 1933Undang-undang ini dirancang untuk mengukur penawaran sekuritas kepada public melalui pos atau melalui interstate commerce.

SECURITIES EXCHANGE ACT TAHUN 19341) Undang-undang tahun 1934 ini mewajibkan perusahaan- perushaan yang

termasuk dalam lingkup undang-undang ini untuk :Mengarsipkan laporan pendaftaran apabila sekuritas tersebutdiperdagangkan secara terbuka kepada masyarakat melalui pasar  bursa efek atau pasar di luar bursa efek.

2) Menjaga agar arsip laporan pendaftaran tersebut tetap muktahir dengan cara mengarsipkan laporan tahunan, laporan kuartalan, dan informasi-informasi lain yang berkaitan dengan SEC.

PRIVATE SECURITIES LITIGATION REFORM ACT TAHUN1995Undang-undang ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko litigasi yang ceroboh bagi auditor, perusahaan yang menjual sekuritasnya kepada pub l i c dan pa ra p ihak yang be ra f i l i a s i dengan pene rb i t sekuritas.

d . K e w a j i b a n   K r i m i n a l

Pemerintah federal menuntut auditor karena mengetahui bahwa laporan audit yang diterbitkan auditor tidak benar. Undang-undang seperti Uniform Securities Acts, Securities Acts 1933 dan 1934, Federal Mail Fraud State dan Federal False Statement Statute menyebutkan bahwa menipu orang lain dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan yang palsu adalah perbuatan kriminal .

Sedangkan kewajiban hukum yang mengatur akuntan  publik di Indonesiaseca ra eksp l i s i t memang be lum ada , akan t e t ap i s eca r a imp l i s i t ha l t e r s ebu t sudah ada seperti tertuang dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), standar Akuntansi Keuangan (SAK), Peraturan mengenai Pasar Modal dan Bapepam, UU Perpajakan dan lain sebagainya yang berkenaan dengan kewajiban hokum akuntan (Rachmad Saleh AS dan Saiful Anuar Syahdan,2003).

Hubungan Auditor Dengan Kewajiban Hukum

Page 8: prakauditcc_TK 2_Kelompok 2.docx

Alasan hubungan auditor dengan kewajiban hokum semakin meningkat:

Salah satu alasan yang paling mendasari adalah kurangnya independensi auditor da l am menya j i kan kua l i t a s j a s a aud i t . D imungk inkan aud i t o r s emak inbanyak t e r l i ba t kewa j iban hokum ka rena t i dak mampu memper t ahankan i ndependens inya da l am member ikan j a sa aud i t . Se l a in i t u ,   ke l a l a i an   aud i t o r   terhadap kepatuhan standard SPAP juga berkontribusi dalam alasan lain.

Terbukti dalam kasus AP Drs Basyiruddin Nur yang dikenakan sanksi melalui KeputusanMenteri Keuangan (KMK) Nomor:  1093/KM.1/2009 tanggal 2 September 2009. AP Drs Basyiruddin Nur, telah dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena yang bersangkutan belum sepenuhnya memenuhi Standar Auditing-Standar Profesional Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasi PT Datascrip dan anak perusahaan tahun buku 2007. Menkeu men i l a i ha l i t u be rpo t ens i be rpenga ruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen.

Meminimalkan Risiko Litigasi

1. Meng gunakan su ra t pe r i ka t an un tuk s em ua j en i s j a s a p ro fe s s iona l . Se sua i dengan SPAP standar umum dan kode etik peraturan 102.

2. Melakukaninvestigasi yang emnyeluruh atas klien prospektif. Sesuai dengan SPAP standar pekerjaan lapangan.

3. Leb ih  menek anka n mu tu j a sa da r i pada pe r t umbuhan .4. Mema t uh i   s epe nuhn ya ke t en tuan  p ro fe s s io na l .5. Meng aku i   ke t e r ba t a san  ke t en tuan  p ro fe s ion a l .6. M e n e t a p k a n   d a n m e n j a g a s t a n d a r y a n g t i n g g i

a t a s   p e n g e n d a l i a n m u t u . Sesuai dengan SPAP standar umum.7. Memp erha t i kan t i ndak pence gahan da l am pe r ika t an t en t ang

ke t e r l i ba t an klien dalam kesulitan keuangan.8. M e w a s p a d a i r e s i k o a u d i t .9. Hany a be ru rusan den gan k l i en yang memi l i k i i n t e g r i t a s .10. Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi dengan pantas.11. Mempertahankan independensi.12. Memah ami u sah a k l i en13. Mendokumentasika pekerjaan secara memadai.14. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan.15. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia.16. Perlunya asuransi yang memadai; dan Mencari bantuan hukum