ppt ca mamma case
DESCRIPTION
vvvvvvvvTRANSCRIPT
Case Ca Mammae
Yanuar Aditya K
IDENTITAS PASIEN
• Nama Pasien : Ny. S• Umur : 43 tahun• Jenis Kelamin : Perempuan• Pekerjaan : Pemilik Salon• Pendidikan : S1• Alamat : Rotan Green Garden• Status : Menikah• Agama : Islam• No. MR : 00-15-57-10• MRS : 4 Maret 2013
Keluhan Utama• Benjolan dipayudara terasa sakit sejak
2 minggu SMRS
Keluhan Tambahan• Benjolan dipayudara >> membesar dan
berwarna kemerahan
Riwayat Penyakit Sekarang
Timbul benjolan sejak 6 bulan SMRS, nyeri (-), berukuran kira-kira sebesar kelereng pada payudara kanan sisi atas luar
Sekitar 3 bulan SMRS keluar cairan dari payudara sebelah kanan, berwarna kuning kemerahan dan tidak berbau, nyeri (-) dan pembesaran pada benjolan di payudara. Karna pasien merasa khawatir, pasien berobat ke poli bedah RSUD Koja dan di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan mammogafi di RS Darmais, setelah itu dokter bedah RSUD koja menyarankan untuk operasi namun pasien masih ragu.
Sekitar 1 bulan SMRS keluar cairan (-) benjolan di payudara semakin besar (+), nyeri (+) di payudara sebelah kanan, Nyeri dirasakan hilang timbul, timbul ketika disentuh dan hilang dengan sendirinya. Nyeri dirasakan semakin hari semakin berat sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sekitar 2 minggu SMRS nyeri bertambah berat, ukuran semakin besar sebesar kepalan tangan orang dewasa dengan permukaan tidak rata dan kulit di payudara kanan berubah warna menjadi kemerahan. Pasien menyangkal adanya benjolan di tempat lain, demam (-), nafsu makan menurun (-), mual (-), muntah (-), berat badan turun (-), dan nyeri perut (-). BAB dan BAK dalam batas normal. Saat ini pasien mengeluh sesak nafas dan nyeri pada dada.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien sebelumnya tidak pernah memiliki penyakit seperti ini. Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi makanan (-), Alergi obat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga• Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat keluarga menderita penyakit keganasan (-). DM (-), Hipertensi (-), Asma (-)
Riwayat Menstruasi
Mens umur 12 tahun
Teratur setiap bulan
Durasi 5-7 hari
Ganti pembalut 1-2x/hari
Riwayat Menikah
1x sejak ± 22 tahun yang lalu
Riwayat KBPasien mengaku mengaku sedang menggunakan KB spiral dan sudah berjalan + 8 tahun
Riwayat AlergiPasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu
Riwayat OperasiPasien mengaku belum pernah operasi
Riwayat KebiasaanMerokok (-), minum alkohol (-), minum jamu (-), narkoba (-)
Pemeriksaan fisikKesadaran : Compos mentisKeadaan umum : Tampak sakit sedangBB : 57 kg
Heart Rate :
80 times/minute
Blood pressure120/80 mmHg
Respiratory rate :20 times/minute Tempe
rature :
36,5 C
VITAL SIGN
Pemeriksaan Fisik
Kepala Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut
Mata CA -/-, sklera ikterik -/-, Pupil isokor, refleks cahaya +/+
Telinga Normotia, Secret -/- Serumen -/-
• Septum deviasi –• Sekret -/-
• Mukosa bibir tidak pucat
• KGB tidak teraba membesar• Tiroid tidak teraba
Hidung Hidung
Mulut Mulut
Leher Leher
Thorax ExaminationThoraks
S1-S2 noremal reguler,tidak terdapat murmur, gallop tidak ada
Inspeksi : pergerakan dinding dada statis dan dinamis simetrisPalpasi : pergerakan dinding dada simetris, vocal fremitus +/+Perkusi : sonor pada hemithoraks dekstra dan sinistraAuskult : suara nafas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Inspeksi : distensi (-), perut tampak datar, massa (-), sikatrik (-)Auskult : BU (+) normal, suara tambahan (-)Palpasi : supel, nyeri tekan (-), defans muskular (-), hepar/lien tidak teraba membesarPerkusi : timpani (+) seluruh lapang abdomen.
- -
- -
Oedema
+ +
+ +
Akral hangat
EXTREMITAS
Status Lokalis• Inspeksi :
– Tampak benjolan berukuran kepalan tangan orang dewasa, kulit berwarna kemarahan, peau de orange (-), nipple discharge (-), retraksi puting (-), jaringan parut (-). Pada payudara kiri tidak tampak benjolan ataupun kelainan lain.
• Palpasi :
– Teraba massa tumor soliter dengan konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol, batas tidak tegas, mobile (-), nyeri tekan (+), ukuran 17x13 cm.
• Regio Aksila dextra :– Inspeksi : tidak terlihat adanya benjolan– Palpasi : tidak teraba massa
Laboratorium
Hematologi Hasil Nilai normal
Hb 10,7 g/dL ( : 12 – 1♀ 6)
Ht 34% (37 – 43)
Leukosit 8.900/mm3 (5.000 – 10.000)
Trombosit 374.000/mm3 (200.000-500.000)
Masa Perdarahan 4 menit (1 – 6 menit)
Kimia Darah
Ureum 11 mg/dL (15-39)
Kreatinin 0,5 mg/dL (0,5-1,0)
GDS 87 mg/dL (60-100)
Foto Rontgen Thorak
Kesan : Cor dan Pulmo dalam batas
normal
Tanggal 19 – 11 – 2012
Mammografi
Kesan : Lesi solid maligna pada kuadran lateral kanan. Lesi solid dengan kalsifikasi dicurigai maligna pada kuadran superomedial kiri. Limfadenopati aksila kanan.
Tanggal 26 – 11 – 2012
Resume• Pasien wanita, 43 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada benjolan
dipayudara kanan sejak 2 minggu SMRS. Sejak 6 bulan yang lalu pasien memiliki benjolan dipayudara kanan yang berukuran sebesar kelereng dan membesar dengan cepat dalam 6 bulan terakhir. Sekarang ukurannya sebesar kepalan tangan orang dewasa, nyeri (+), kulit berwarna kemerahan (+), dan teraba keras.
• Pada pemeriksaan fisik tanda vital dan status generalis dalam batas normal. Pada status lokalis didapatkan inspeksi tampak benjolan berukuran kepalan tangan orang dewasa, kulit berwarna kemarahan, pada palpasi teraba massa tumor soliter dengan konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol, batas tidak tegas, mobile (-), nyeri tekan (+), ukuran 17x13 cm. Pada payudara kiri tidak tampak benjolan ataupun kelainan lain.
• Pada hasil pemeriksaan penunjang laboratorium dan foto thorak dalam batas normal. Pada hasil mammografi didapatkan kesan lesi solid maligna pada kuadran lateral kanan. Lesi solid dengan kalsifikasi dicurigai maligna pada kuadran superomedial kiri. Limfadenopati aksila kanan
Diagnosa kerja
• Tumor mamma dextra suspek ganas stadium IIIA (T3N1M0)
Diagnosa Banding
• Kistosarkoma phylloides• Lymphoma maligna
Lab DL, Fungsi Hepar
Ulang foto rontgen thorak, USG abdomen
Tumor marker (CEA) Bone scanning
Rencana Pemeriksaan
Rencana Terapi
• IVFD RL 20 tpm• Ketorolac 3% /8 jam• Ranitidin 50 mg/12 jam• Anbacim 1g/ 24 jam• Pembedahan - biopsi insisi
Prognosis
• Ad Vitam : Dubia ad malam• Ad Sanationan : Dubia ad malam• Ad Fungtionam : Ad malam
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
• Berdasarkan laporan dari WHO, tahun 2004 diperkirakan 519.000 wanita meninggal karena kanker payudara dan dari angka itu, 69% kematian terjadi di negara berkembang. Pada tahun 2009, diperkirakan 192.370 kasus baru dari invasive carcinoma mammae didiagnosis di amerika serikat dan 62.280 kasus baru carcinoma mammae insitu.1 Data di Indonesia, kanker payudara menduduki tempat kedua (11,5%) setelah kanker leher rahim. Di Indonesia diperkirakan terdapat 20.000 kasus baru kanker payudara pertahun dan lebih dari 50% kasus berada dalam stadium lanjut.
Epidemiologi dan Etiologi
• Diperkirakan di Indonesia mempunyai insidens minimal 20.000 kasus baru pertahun.
• Etiologi belum di ketauhi dengan pasti namun yang paling diyakini sebagai penyebab adalah paparan terhadap mutagen
• Dua di antaranya terletak pada kromosom 17. Gen yang paling berpengaruh disebut dengan BRCA-1 (pada lokus 17q21), yang lainnya adalah gen p53 (pada lokus 17p13). Gen ketiga adalah BRCA-2 yang terletak pada kromosom 13.
Factor resiko
•usia < 30 tahun jarang tapi insidennya meningkat tajam hingga usia sekitar 50 tahun (30,35%).
Usia
•Wanita asian-hispanic memiliki risiko lebih rendah daripada wanita afican-american.
Geografi
•Kanker payudara 100 kali lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
Jenis kelamin
•Menarche pada usia dini (<12 thn)dan menopause yang terlambat dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Menstruasi
•Wanita nullipara atau yang pertama kali melahirkan anak pada usia lebih dari 31 tahun mempunyai risiko 3-4 kali.
Reproduksi
•Bukti-bukti yang ada menyebutkan bahwa tingginya konsumsi kalori, lemak, daging dan alkohol dapat meningkatkan risiko
Diet
•Pada usia dewasa, tubuh yang kurus dapat meningkatkan risiko kanker payudara sebelum menopause sedangkan obesitas dapat meningkatkan risiko sesudah menopause.
Ukuran tubuh
•Insiden orang-orang dalam satu keluarga besar terkena kanker payudara terjadi pada sekitar 18% kasus, 5% pedigree.
Riwayat keluarga
Diagnosis
• Anamnesis • Penderita merasakan adanya perubahan pada
payudara atau pada putting susunya – Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau
di daerah ketiak– Puting susu terasa mengeras
• Penderita melihat perubahan pada payudara atau pada puting susunya– Perubahan ukuran maupun bentuk dari payudara– Puting susu tertarik ke dalam payudara– Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, bengkak
atau mungkin berkerut-kerut seperti kulit jeruk.
• Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu
• Pada awal kanker payudara biasanya penderita tidak merasakan nyeri.
• Jika sel kanker telah menyebar, biasanya sel kanker dapat ditemukan di kelenjar limfe yang berada di sekitar payudara. Sel kanker juga dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh lain, paling sering ke tulang, hati, paru-paru, dan otak.
• Tumor-tumor jinak, seperti kista retensi atau tumor jinak lain, hampir tidak menimbulkan nyeri. Kanker payudara dalam taraf permulaan pun tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah mulai.
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi– Tampak dilatasi pembuluh-pembuluh
balik di bawah kulit – Edema kulit seperti gambaran kulit jeruk
(peau d’oranges)– Retraksu Puting susu, eksem pada
puting susu, edema, ulserasi, satelit tumor di kulit, atau nodul pada axilla.
•
Pemeriksaan fisik
• Palpasi– Besar atau diameter serta letak dan batas
tumor dengan jaringan sekitarnya– Hubungan kulit dengan tumor apakah masih
bebas atau ada perlengketan– Hubungan tumor dengan jaringan di
bawahnya apakah bebas atau ada perlengketan,
– Kelenjar limfe di aksila, infraklavikular, dan supraklavikular.
– Adanya tumor satelit 6,7
Pemeriksaan penunjang
Mammografi• Tanda-tanda malignitas yang dapat dideteksi dengan
mamografi adalah :– Adanya massa berstruktur stellate (massa dengan
tepi tidak rata, radial, seperti isi kedondong).– Mikrokalsifikasi, yang terdapat pada massa stellate
atau hanya mikrokalsifikasi saja. Tipe kalsifikasi dapat tersebar (cluster type)
– Adanya retraksi papilla yang terlihat pada mammografi
– Adanya infiltrasi pada subkutan, atau infiltrasi tumor pada kulit
– Pembesaran limfonodi di daerah aksilla 4
Pemeriksaan penunjang
• Ultrasonografi (USG)• Magnetic Resonance Imaging (MRI) • Biopsi • Biomarker
Klasifikasi Kanker PayudaraSistem TNM 2
• Tumor primer (T)• Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai • T0 : Tidak terdapat tumor primer • Tis : Karsinoma insitu
– Tis (DCIS) : karsinoma in situ hanya ductal– Tis (LCIS) : karsinoma in situ hanya lobular– Tis (Paget) : penyakit Paget dari puting susu
tanpa tumor (Catatan: Paget penyakit yang terkait dengan tumor diklasifikasikan menurut ukuran tumor
• T1 : Tumor ≤ 2cm – T1a : Tumor ≤ 0,5 cm – T1b : Tumor ≥ 0,5 cm dan ≤ 1 cm– T1c : Tumor ≥ 1 cm dan ≤ 2 cm
Klasifikasi Kanker PayudaraSistem TNM 2
• T2 : Tumor > 2cm dan < 5cm• T3 : Tumor > 5cm • T4 : Berapapun ukuran tumor dengan ekstensi
langsung ke dinding dada atau kulit. – T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk
otot pektoralis – T4b : Edema (termasuk peau d’orange) atau
ulserasi kulit payudara, atau satelit nodul pada kulit
– T4c : Gabungan T4a dan T4b – T4d : Karsinoma inflamasi (mastitis karsinomatosa)
Sistem Kelenjar getah bening regional/Nodul (N)
• Nx : KGB regional tidak bisa dinilai• N0 : Tidak terdapat metastase KGB regional • N1 : Dijumpai metastase KGB aksila ipsilateral
yang mobile• N2 : Teraba KGB aksila ipsilateral terfiksasi,
berkonglomerasi, atau secara klinis ada pembesaran KGB mamari interna ipsilateral tanpa adanya metastase ke KGB aksila.
• N2a : Teraba KGB aksila yang terfiksasi atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain
• N2b : Secara klinis metastase hanya dijumpai pada KGB mamari interna ipsilateral dan tidak terdapat metastase pada KGB aksila
• N3 : Metastase pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau klinis terdapat metastase pada KGB mamaria interna ipsilateral dan secara klinis terbukti adanya metastase pada KGB aksila atau adanya metastase pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamaria interna
–N3a : Metastase pada KGB infraklavikula ipsilateral
–N3b : Metastase pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila
–N3c : Metastase pada KGB supraklavikula
• Metastase jauh (M)• Mx : Metastase jauh belum dapat
dinilai • M0 : Tidak terapat metastase jauh• M1 : Dijumpai metastase jauh
Tabel Klasifikasi stadium carcinoma mammae
Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stage IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Tabel Klasifikasi stadium carcinoma mammae
Stage IIIB
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stage IIIC T (semua) N3 M0
Stage IV T (semua) N (semua) M1
Diagnosis Banding
• Fibroadenoma Mammae (FAM)– Suatu tumor jinak dan merupakan golongan terbesar
dari tumor payudara. – Konsistensi padat kenyal, dapat digerakkan dari jaringan
sekitarnya, berbentuk bulat lonjong dan berbatas tegas. Pertumbuhannya lambat, tidak ada perubahan pada kulit, dan tidak disertai rasa nyeri.
– FAM terdapat pada usia muda yaitu 15-30 tahun, dapat dijumpai bilateral atau multipel (15%). Sebagai tumor jinak, tidak ada metastase regional dan jauh, pengobatannya cukup dengan eksisi tumornya.
• Penyakit fibrokistik (FCD)– Multipel dan bilateral– Disertai rasa nyeri terutama menjelang haid– Ukurannya dapat berubah, terasa lebih besar, penuh dan
nyeri menjelang haid dan akan mengecil serta nyeri berkurang setelah haid selesai. Hal ini terjadi karena FCD dipengaruhi oleh keseimbangan hormonal
– Tidak berbatas tegas, konsistensinya padat kenyal, dapat pula kistik. Jenis yang padat kadang-kadang sukar dibedakan dengan kanker payudara dini
– Pengobatan FCD umumnya adalah medikamentosa simptomatis. Namun apabila medikamentosa tidak menghilangkan keluhan nyerinya dan ditemukan pada usia pertengahan sampai tua diperlukan terapi operatif.
• Cystosarcoma philloides– Gambaran klinis Cystosarcoma philloides dapat seperti FAM
yang besar– Bentuknya bulat lonjong, permukaan berbenjol, batas tegas,
ukuran bisa mencapai 20-30 cm. Konsistensinya dapat padat kenyal tapi ada bagian yang kisteus. Walaupun ukurannya besar tidak ada perlekatan ke dasar atau kulit. Kulit payudara tegang, berkilat dan tampak venektasi
– Cystosarcoma philloides tidak bermetastase karena ini adalah kelainan jinak tapi sejumlah kecil (27%) ditemukan dalam bentuk ganas yang disebut malignant cystosarcoma philloides.
– Pengobatannya adalah simple mastectomy untuk mencegah residif. Pada orang muda atau belum berkeluarga dapat dipertimbangkan untuk mastekstomi subkutan.
• Galactocele– Galaktokel bukan kelainan neoplasma
atau pertumbuhan baru melainkan suatu massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya duktus laktiferus pada ibu-ibu yang sedang atau baru selesai masa laktasi.
– Tumor ini berbatas tegas, bulat dan kisteus karena berisi air susu yang mengental.
• Mastitis–Mastitis adalah suatu infeksi pada
kelenjar payudara yang biasanya terdapat pada wanita yang sedang menyusui. Ditemukan tanda-tanda radang dan sering sudah menjadi abses.
Penatalaksanaan
1. Operasi– BCS (breast conserving surgery)– simple mastectomy– modified radical mastectomy– radical mastectomy (paling tua)
• Mastektomi radikal– Jenis operasi yang paling tua dari Halsted– Pada mastektomi radikal dilakukan
pengangkatan payudara dengan sebagian besar kulitnya, m.pektoralis mayor, m.pektoralis minor, dan semua kelenjar ketiak sekaligus.
– Pembedahan ini merupakan standar baku sejak awal abad ke-20 hingga tahun 50-an namun sekarang sudah jarang dilakukan kecuali bila ada tumor payudara yang sangat besar dan melekat ke otot pektoralis.
• Mastektomi radikal modifikasi– Setelah tahun 60-an mastektomi radikal mulai
digantikan oleh mastektomi radikal yang telah dimodifikasi oleh Patey
– Pada mastektomi radikal modifikasi ini m.pektoralis mayor dipertahankan sehingga suplai persarafannya tidak terganggu dan efek kosmetik pada dinding dada yang terjadi bila dilakukan mastektomi radikal dapat dikurangi. M.pektoralis minor dapat pula dipertahankan, atau diangkat, atau diretraksi untuk mendapatkan akses ke aksila.
– Bukti-bukti menunjukkan tidak ada perbedaan pada tingkat rekurensi lokal dan survival antara mastektomi radikal dan mastektomi radikal modifikasi.
• Mastektomi simple– Dilakukan pengangkatan payudara saja tanpa
mengangkat limfonodus atau otot. – Pembesaran KGB aksila dirawat dengan
radioterapi. – Metode ini dipopulerkan oleh MacWhirter di
Inggris. – Bila dilakukan pengangkatan payudara
pertimbangkan kemungkinan rekonstruksi mammae dengan implantasi prostesis atau cangkok flap muskulokutan.
– Rekonstruksi ini dapat dilakukan sekaligus dengan bedah kuratif atau beberapa waktu setelah radioterapi atau kemoterapi adjuvan. Bila hal ini tidak dapat dilakukan usahakan prostesis eksterna.
• Breast conserving surgery (BCS)– Pembedahan kuratif dengan mempertahankan payudara
– BCS merupakan satu paket yang terdiri dari tiga tindakan yaitu pengangkatan tumor (lumpektomi luas atau tumorektomi atau segmentektomi atau kuadrantektomi) ditambah diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada sisa payudara tersebut.
– Penyinaran diperlukan untuk mencegah kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau dari sarang tumor lain (karsinoma multisentrik).
– BCS secara kosmetik lebih baik dari mastektomi bahkan yang telah direkonstruksi sekalipun. Tapi diseksi aksila disini lebih sulit dikerjakan karena otot-otot pektoral tetap intact dan jaringan payudara masih ada sehingga pembukaan lapangan operasi aksila terhambat.
• Indikasi BCS :• T: 3 cm (stadium I atau II)• Pasien ingin mempertahankan payudaranya
• Syarat BCS :– Keinginan penderita setelah dilakukan informed
consent– Penderita dapat melakukan kontrol rutin setelah
pengobatan– Tumor terletak tidak sentral– Perbandingan ukuran tumor dan volume payudara
cukup baik untuk kosmetik pasca BCS– Mammografi tidak memperlihatkan mikrokalsifikasi
atau tanda keganasan lain yang difus (luas)– Tumor tidak multipel– Belum pernah terapi radiasi di dada– Tidak menderita SLE atau penyakit kolagen– Terdapat sarana radioterapi yang memadai (megavolt)
Penatalaksanaan
2. Radiasi– Radioterapi untuk kanker payudara
dapat diberikan sebagai terapi primer, adjuvan atau paliatif.
– Radioterapi kuratif tunggal tidak begitu efektif tetapi radioterapi adjuvan cukup bermanfaat.
– Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila tumor sudah tidak operabel.
Penatalaksanaan
3. Kemoterapi– Salah satu terapi sistemik yang dapat digunakan sebagai terapi
adjuvan atau paliatif. – Kemoterapi adjuvan dapat diberikan pada pasien pascamastektomi
yang pada pemeriksaan histopatologik ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar.
– Kemoterapi juga dapat diberikan sebelum pembedahan pada kanker payudara yang besar namun masih operabel pada stadium lokal lanjut. Berdasarkan penelitian kemoterapi yang disebut kemoterapi neo adjuvan ini dapat mengecilkan ukuran tumor sehingga memudahkan pembedahan.
– Kemoterapi paliatif dapat diberikan pada pasien yang telah menderita metastasis sistemik. Obat kemoterapi diberikan dalam bentuk kombinasi seperti CAF (CEF), CMF dan AC. Kemoterapi adjuvan diberikan sebanyak 6 siklus, paliatif 12 siklus dan neoadjuvan 3 siklus praterapi primer ditambah 3 siklus pascaterapi primer.
Penatalaksanaan
4. Hormonal– Dasar dari pemberian terapi hormonal adalah fakta
bahwa 30-40% kanker payudara adalah hormon dependen.
– Terapi ini semakin berkembang dengan ditemukannya reseptor estrogen dan progesteron. Kanker payudara dengan reseptor estrogen dan progesteron yang merespons positif terapi hormonal mencapai 77%.
– Terapi hormonal merupakan terapi utama stadium IV di samping kemoterapi karena kedua-duanya merupakan terapi sistemik.
– Terapi hormonal biasanya diberikan sebelum kemoterapi karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya lebih sedikit.
Penatalaksanaan
5. Imunologik– Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan
adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi.
– Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
Prognosis Kanker Payudara
Berdasarkan Stadium klinik
Stadium
Klinik
5 tahun
(%)
10 tahun
(%)
0 > 90 90
I 80 65
II 60 45
IIIA 50 40
IIIB 35 20
IV 10 5
Prognosis Kanker Payudara
Berdasarkan Keterlibatan histologik KGB aksila
KGB aksila 5 tahun (%) 10 tahun (%)
Tidak ada
1-3 KGB
> 3 KGB
80
65
30
65
40
15
Prognosis Kanker Payudara Ukuran tumor
Ukuran tumor (cm) 10 tahun (%)
< 1
3-4
5-7,5
80
55
45
Prognosis Kanker Payudara
• Histologi– Kanker yang poor differentiated,
metaplasia dan grade tinggi mempunyai prognosis yang lebih buruk dibandingkan kanker yang well differentiated.
• Reseptor hormon– Pasien dengan kanker yang bersifat ER
positif mempunyai waktu survival yang lebih lama dibandingkan pasien dengan kanker yang bersifat ER negatif.
Screening dan Deteksi Awal Kanker Payudara
• SADARI dilakukan 3 hari setelah haid berhenti atau 7 hingga 10 hari dari hari pertama menstruasi terakhir.
• Untuk wanita yang sudah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan.
Periksa payudara sendiri (SADARI) atau breast-self
examination
• Dilakukan oleh dokter• dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita
berusia 20-40 tahun• setiap tahun untuk wanita berusia lebih dari
40 tahun.
Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan
• Wanita berusia 35-39 tahun melakukan satu kali baseline mammography.
• 40-49 tahn = mammografi setiap 2 tahun• lebih dari 50 tahun = mammografi setiap
tahun.
Mammografi
Daftar Pustaka– World Health Organization. Breast cancer : Prevention and
Control .2009. Available from : www.who.int.– Ramli, Muchlis. Kanker Payudara. Soelarto Reksoprodjo dkk (editor).
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Edisi Pertama. Binarupa Aksara. 1995. Hlm: 342-364.
– Albar, Zafiral Azdi dkk (editor). Protokol PERABOI 2003. PERABOI. Jakarta. Edisi Pertama. 2004. Hlm: 2-15.
– Lester SC. The Breast. In : Robins and Cotran Pathologic Basis of Disease, Seventh Edition, W.B. Saunders Company. 2005. p.1129-1152
– Brunicardi CF. Schwartz’s principles of surgery. Ninth edition. USA : McGraw-Hills, 2010.
– Tjokronagoro, M. Radioterapi pada carcinoma mammae. Buku ajar kuliah radiasi onkologi volume II. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 2001. Hal. 4-5
– Pass HA. Disease of the Breast. In : Norton JA (Editor). Essential practice of surgery: basic science and clinical evidence. New York : Springer, 2002. p. 655-68
– Ashar I. Carcinoma mammae. 2010. Available from : http/:www.fkumy.ac.id/. Accesses Maret 8th, 2013.
– Asrul. Hubungan antara Besar Tumor dan Tipe Histologi Kanker Payudara dengan Adanya Metastase pada Kelenjar Getah Bening Aksila. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2003. Available from: http://www.usu.ac.id.
Daftar Pustaka– De Jong, Wim . Buku Ajar Ilmu Bedah . EGC. Jakarta. Edisi Pertama . 2005
. Hlm : 387-402.– Manuaba, Tjakra W. Payudara. R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong
(editor). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. EGC. 2004. Hlm: 387-402.– Haskell, Charles M. and Dennis A. Casciato. Breast Cancer. Dennis A.
Casciato and Berry B. Lowitz (editors). Manual on Clinical Oncology. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. 2000. Page: 11.
– Souhami, Robert L. Et al (editors). Oxford Textbook of Oncology. 2nd Ed. Oxford Press. Page: 110-116
– American Cancer Society . Detailed Guide : Breast Cancer . 2009. Available from : www.acs.org.
– Makhoul, Issam. Breast Cancer: Overview. 2006 Available from: http://www.emedicine.com.
– Yuliana. Deteksi Dini Efektif Melacak Kanker Payudara. Available from: http://www.info-sehat.com.
– Toward Optimized Practice (TOP) Program. Guideline for the Early Detection of Breast Cancer. Available from: http://www.albertadoctors.org.