rehab ca mamma

55
REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA 37 TAHUN DENGAN KARSINOMA MAMMA DEXTRA T4 N2 M1 PADA PARU Presentasi Kasus Untuk Memenuhi Persyaratan Kepaniteraan Klinik Oleh: Yuanita Wijayanti, S.Ked G0004218 Pembimbing : DR. Dr. Hj. Noer Rachma, Sp. RM 0

Upload: prasastinita

Post on 02-Jan-2016

53 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rehab CA Mamma

REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA 37 TAHUN DENGAN

KARSINOMA MAMMA DEXTRA T4 N2 M1 PADA PARU

Presentasi Kasus

Untuk Memenuhi Persyaratan Kepaniteraan Klinik

Oleh:

Yuanita Wijayanti, S.Ked

G0004218

Pembimbing :

DR. Dr. Hj. Noer Rachma, Sp. RM

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU REHABILITASI MEDIK

FK UNS/ RSUD DR. MOEWARDI

Surakarta

2010

0

Page 2: Rehab CA Mamma

STATUS PASIEN

I. ANAMNESIS

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. RNH

Umur : 37 tahun

Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Kristen

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Brengosan 02/13, Purwosari, Laweyan, Surakarta

Tanggal masuk : 24 Maret 2010

Tanggal Periksa : 2 April 2010

No. RM : 01000899

B. Keluhan Utama

Nyeri pada dada kanan

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Saat ini pasien merasakan nyeri pada dada kanan, nyeri dirasakan terus

menerus selama 2 tahun dan nyeri membaik dengan minum obat anti nyeri dari

dokter. Dada kanan pasien terdapat benjolan yang bengkak dan pecah dan dari

benjolan tersebut terdapat darah dan nanah. Benjolan pecah sejak 2 bulan yang

lalu. Pasien menyatakan bahwa ia adalah penderita tumor payudara yang sudah

mendapatkan kemoterapi selama 2 tahun yaitu sebanyak 10 kali. Nyeri dan

pembesaran pada dada kanan sudah dirasakan pasien sejak remaja namun tidak

segera diperiksakan pada dokter. Sekitar 6 tahun yang lalu pasien memeriksakan

diri ke dokter dan dinyatakan bahwa benjolan tersebut tumor jinak. Tapi untuk

mengobati sakitnya pasien mengunakan pengobatan alternatif. Dengan

pengobatan tersebut badan pasien terasa lebih baik, berat badan pasien

1

Page 3: Rehab CA Mamma

meningkat tetapi benjolan pada payudara juga semakin membesar. Karena tidak

kunjung membaik maka pasien memeriksakan dirinya pada dokter kembali.

Selain nyeri pada dada, pasien juga merasakan sesak jika bernapas. Sesak

dirasakan hilang timbul dan dapat menghilang sendiri tapi tiba-tiba sesak napas

dapat muncul kembali. Sesak dirasakan sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu.

Pasien juga merasakan badan terasa lemah, pusing, kadang pasien merasakan

mual dan mengalami muntah, tidak kuat untuk duduk lama, buang air besar

(BAB) dan buang air kecil (BAK) tidak ada keluhan. Penurunan berat badan

tidak diakui pasien.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat alergi obat/makanan : disangkal

Riwayat penyakit gula : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

Riwayat asma/sesak napas : disangkal

Riwayat rawat inap : sebanyak 3 kali di RS Dr. Moewardi dan 7

kali di RS swasta untuk menjalani

kemoterapi

Riwayat OAT : disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

Riwayat penyakit gula : disangkal

Riwayat asma/sesak napas : disangkal

Riwayat penyakit tumor/kanker : kakak pasien menderita kanker leher rahim

F. Riwayat Ginekologi dan Keluarga Berencana

Usia pertama mengalami menstruasi : 11 tahun

Siklus menstruasi : 28 hari (teratur)

Kontrasepsi : IUD

2

Page 4: Rehab CA Mamma

Nyeri sebelum menstruasi : (+)

G. Riwayat Kebiasaan dan Gizi

Pasien makan 3 kali sehari masing-masing 1 piring dengan sayur dan lauk

tahu, tempe, kadang-kadang daging, ikan atau telur. Pasien jarang berolahraga,

tidak merokok. Riwayat memakan makanan yang dibakar, diasap atau

dipanggang dan diawetkan jarang.

I. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal di rumah bersama suami dan dua anak. Saat ini pasien

bekerja sebagai pedagang. Untuk membiayai pengobatannya pasien

menggunakan fasilitas PKMS.

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan umum : Sedang, compos mentis, gizi kesan lebih

Tanda vital : Tensi : 110/80 mmHg

Nadi : 92 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,6 0C

Kepala : Bentuk mesocephal, simetris, jejas (-),

alopesia

Mata : Konjungtiva pucat (+/+), Sklera Ikterik

(-/-)

Reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3/3)mm

Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)

Telinga : Darah (-/-), sekret (-/-)

Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-).

Leher : Simetris, Limfonodi tidak membesar, JVP tidak

meningkat, benjolan (-)

Axilla : Limfonodi kanan membesar

3

Page 5: Rehab CA Mamma

Thorax : Retraksi (+)

Jantung

Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat

Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : Bunyi jantung I/II intensitas normal, reguler, bising(-)

Paru

Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi : Suara dasar bronkovesikuler (+/+), ronki basah kasar (-/-),

wheezing (-/-)

Abdomen

Inspeksi : Dinding perut // dinding dada

Auskultasi : peristaltik (+) normal

Perkusi : timpani

Palpasi : supel , nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Trunk

Inspeksi : kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-)

Palpasi : ulkus (+), massa (+), nyeri tekan (+), oedem (+)

Perkusi : nyeri ketok costovertebrae (-)

Ekstremitas Kuku pucat (-), spoon nail (-)

Akral dingin Odem

_ _

_ _

+ -

- -

B. Status Lokalis

Pada thoraks mamma dextra terdapat benjolan dengan ukuran 8 x 8 x 4 cm yang

berbenjol benjol, konsistensi kenyal dan kesan melekat pada dinding dada.

Diatasnya terdapat ulkus dengan dasar pus dan darah. Peau d’orange (+)

4

Page 6: Rehab CA Mamma

C. Status Psikiatri

Deskripsi Umum

1. Penampilan :Wanita, tampak lebih tua, perawatan diri sedang

2. Kesadaran : Kuantitatif : compos mentis

Kualitatif : tidak berubah

3. Perilaku dan aktifitas motorik : normoaktif

4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif, kontak mata cukup.

Afek dan Mood

Afek : appropriate

Mood : normal

Gangguan Persepsi

Halusinasi : -

Waham : -

Proses Pikir

Bentuk : realistik

Isi : waham (-)

Arus : koheren

Sensorium dan Kognitif

Daya Konsentrasi : baik

Orientasi : orang : baik

waktu : baik

tempat : baik

Daya ingat : baik

Daya Nilai : realistis dan sosial baik

Taraf Kepercayaan : dapat dipercaya

D. Status Neurologis

Kesadaran : GCS E4V5M6

Fungsi luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : terpasang IV line

5

Page 7: Rehab CA Mamma

Meningeal Sign : tidak ada kelainan

Fungsi sensorik : dalam batas normal

Fungsi motorik

- Kekuatan :

Dextra Sinistra

Ext superior 4+ 5

Ext inferior 5 5

Reflek fisiologis

Dextra Sinistra

Bisceps +2 +2

Trisceps +2 +2

Patella +2 +2

Achilles +2 +2

- Tonus

Dextra Sinistra

Ext superior N N

Ext inferior N N

- Reflek Patologis

Dextra Sinistra

Hoffman-Trommer - -

Babinsky - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

E. Range of Motion

NECKROM Aktif ROM Pasif

Fleksi 0-70 0 0 - 70ºEkstensi 0-40 0 0 - 40ºLateral banding kanan 0-70 0 0 - 70º

6

Page 8: Rehab CA Mamma

Lateral banding kiri 0-70 0 0 - 70ºRotasi kanan 0 - 90º 0 - 90ºRotasi kiri 0 - 90º 0 - 90º

Ektremitas Superior ROM Aktif ROM PasifDekstra Sinistra Dekstra Sinistra

Shoulder

Fleksi 0-180º 0-180º 0-180º 0-180º

Ektensi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30º

Abduksi 0-150º 0-150º 0-150º 0-150º

Adduksi 0-75º 0-75º 0-75º 0-75º

Eksternal Rotasi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

Internal Rotasi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

Elbow

Fleksi 0-135º 0-135º 0-135º 0-135º

Ekstensi 135-180º 135-180º 135-180º 135-180º

Pronasi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

Supinasi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

Wrist

Fleksi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

Ekstensi 0-70º 0-70º 0-70º 0-70º

Ulnar Deviasi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30º

Radius deviasi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30º

Finger MCP I Fleksi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

MCP II-IV fleksi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

DIP II-V fleksi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

PIP II-V fleksi 0-100º 0-100º 0-100º 0-100º

MCP I Ekstensi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30º

Trunk

Fleksi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

Ekstensi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30ºRight Lateral Bending 0-35º 0-35º 0-35º 0-35ºLeft Lateral Bending 0-35º 0-35º 0-35º 0-35º

Ektremitas Inferior ROM Pasif ROM AktifDekstra Sinistra Dekstra Sinistra

Hip

Fleksi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

Ektensi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30º

Abduksi 0-45º 0-45º 0-45º 0-45º

Adduksi 0-45º 0-45º 0-45º 0-45º

Eksorotasi 0-20º 0-20º 0-20º 0-20º

Endorotasi 0-20º 0-20º 0-20º 0-20º

KneeFleksi 0-130º 0-130º 0-130º 0-130º

Ekstensi 130-180º 130-180º 130-180º 130-180º

Ankle

Dorsofleksi 0-40º 0-40º 0-40º 0-40º

Plantarfleksi 0-40º 0-40º 0-40º 0-40º

Eversi 0-20º 0-20º 0-20º 0-20º

Inversi 0-20º 0-20º 0-20º 0-20º

7

Page 9: Rehab CA Mamma

F. Manual Muscle Testing (MMT)

NECKFleksor M. Sternocleidomastoideum 5Ekstensor M. Sternocleidomastoideum 5

TRUNKFleksor M. Rectus Abdominis 5

EktensorThoracic group 5Lumbal group 5

Rotator M. Obliquus Eksternus Abdominis 5Pelvic Elevation M. Quadratus Lumbaris 5

Ektremitas Superior Dekstra Sinistra

Shoulder

FleksorM. Deltoideus anterior 4 5M. Bisepss anterior 4 5

EkstensorM. Deltoideu 4 5M. Teres Mayor 4 5

AbduktorM. Deltoideus 4 5M. Biseps 4 5

AdduktorM. Latissimus dorsi 4 5M. Pectoralis mayor 4 5

Internal Rotasi

M. Latissimus dorsi 4 5M. Pectoralis mayor 4 5

Eksternal Rotasi

M. Teres mayor 4 5M. Infra supinatus 4 5

Elbow

FleksorM. Biseps 5 5M. Brachilais 5 5

Eksternsor M. Triseps 5 5Supinator M. Supinatus 5 5Pronator M. Pronator teres 5 5

Wrist

Fleksor M. Fleksor carpi radialis 5 5Ekstensor M. Ekstensor digitorum 5 5Abduktor M. Ekstensor carpi radialis 5 5Adduktor M. Ekstensor carpi ulnaris 5 5

Finger Fleksor M. Fleksor digitorum 5 5Ekstensor M. Ekstensor digitorum 5 5

8

Page 10: Rehab CA Mamma

G. Status Ambulasi : Independen

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Laboratorium darah

Tanggal 24 Maret 2010

Ektremitas Inferior Dekstra Sinistra

Hip Fleksor M. Psoas mayor 5 5Ekstensor M. Gluteus maksimus 5 5Abduktor M. Gluteus medius 5 5Adduktor M. Adduktor longus 5 5

Knee Fleksor Hamstring muscle 5 5Ekstensor Quadriceps femoris 5 5

Ankle Fleksor M. Tibialis 5 5Ekstensor M. Soleus 5 5

Hb 7,1 g/dl ↓ (12-15,6)

Hct 20,1 % ↓ (33-45)

AE 2,25 x 106/l↓ (4,1-5,1)

AL 6,7 x 103/l (4-14,5)

AT 262 x 103/l (150-450)

Na 129 mmol/L ↓ (136-145)

K 3,5 mmol/L

Cl 97 mmol/L

GS 96 mg/dL

Ureum 55mg/dL↑ ringan (<50)

Kreatinin 1,7 mg/dL↑ringan (0,5-1,2)

Albumin 2,8 g/dL ↓ (3,5-5,2)

9

Page 11: Rehab CA Mamma

Tanggal 27 Maret 2010

B. Foto Rontgen Thoraks

Tanggal 25 Maret 2010

Posisi PA:

Foto simetris, pernapasan cukup,

seluruh lapang paru terlihat, sudut

costophrenicus bilateral lancip

Cor dalam batas normal, Pulmo

corakan bronkovaskuler normal,

tampak coin lession pada lapang paru

kanan dan kiri

Tulang dalam batas normal, jaringan

ikat tampak nodul soliter pada mamma

dextra

Kesan : Tumor ganas mamma dengan

metastasis pulmo

Hb 11 g/dl ↓

Hct 32 % ↓

AE 3,5 x 106/l ↓

AL 3,4 x 103/l ↓

AT 164 x 103/l

SGOT 36 μ/l (0-35)

SGPT 10 μ/l (0-45)

Protein total 5,7 g/dl ↓ (6,4-8,3)

Albumin 2,8 g/dl ↓ (3,5-5,2)

Globulin 2,9 g/dl

10

Gambar 1. Foto Thoraks PA

Page 12: Rehab CA Mamma

C. Patologi Anatomi

Biopsi jaringan mamma dextra tanggal 30 Maret 2010

Makros : Jaringan dilapisi kulit 2 x 2 x 1 cm, coklat kekuningan

Mikros : Jaringan kulit pada dermis dijumpai tumor epitelial, padat,

glandular dan infiltratif,. Sel-sel tumor atipik, polimorfi. Mitosis banyak.

Nekrosis luas. Perniasi sel tumor dalam pembuluh darah/ limfe (-)

Kesimpulan : Biopsi mammaae dextra : Carcinoma ductal infiltratif

IV. ASSESMENT

Karsinoma Mamma Dextra T4 N2 M1 (paru)

V. DAFTAR MASALAH

Problem Medis :

Karsinoma Mamma Dextra T4 N2 M1

Metastasis paru

Problem Rehabilitasi Medik

Fisioterapi : pasien merasa nyeri pada dada dan kelemahan gerak pada lengan

kanan

Speech Terapi : tidak ada

Okupasi Terapi : adanya penurunan dan keterbatasan dalam melakukan

aktivitas sehari- hari

Sosiomedik : memerlukan bantuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-

hari

Ortesa-protesa : tidak ada

Psikologi :pasien dan keluarga perlu edukasi mengenai penyakit yang

diderita oleh pasien agar depresi dapat diatasi

11

Page 13: Rehab CA Mamma

VI. PENATALAKSANAAN

Terapi Medikamentosa

- Pro kemoterapi

- Infus RL 20 tpm

- Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam

- Injeksi Ranitidine 1 ampul/ 12 jam

- Antacyd syr 3 dd CI

- Domperidon 1 x tab I (jika mual/muntah)

Rehabilitasi Medik

1. Fisioterapi

a. Latihan pernapasan

b. Latihan batuk efektif

2. Okupasi terapi

Latihan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

3. Sosiomedik

Motivasi dan edukasi keluarga untuk menjaga dan membantu penderita dalam

pengobatan penyakitnya

4. Ortesa protesa : tidak dilakukan

5. Psikologi

a. Memberikan dukungan mental dan konseling pada pasien untuk tidak

menyerah/putus asa dalam menghadapi penyakitnya.

b. Memberi motivasi kepada pasien agar konsisten melaksanakan program

pengobatan yang diberikan baik terapi bedah onko, radioterapi dan

rehabilitasinya.

c. Edukasi pada pasien dan keluarga tentang penyakitnya

6. Speech terapi : tidak dilakukan

12

Page 14: Rehab CA Mamma

VII. IMPAIRMENT, DISABILITY, AND HANDICAP

Impairment : Pembengkakan lengan kanan atas karena pembesaran kelenjar

getah bening (KGB) kanan karena Ca Mamma T4 N2 M1 dan

penurunan fungsi pernapasan

Disability : penurunan fungsi anggota gerak atas kanan

Handicap : keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

VIII. TUJUAN

1. Meminimalkan impairment dan disabilitas yang dialami

2. Mencegah pasien tidak jatuh dalam komplikasi yang lebih buruk

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia

Ad sanam : dubia

Ad fungsionam : dubia

X. PLANNING

Rawat bersama Radioterapi

Pembedahan

13

Page 15: Rehab CA Mamma

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pendahuluan

Kanker payudara merupakan kanker dengan insidens tertinggi no.2 di

Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insiden ini

meningkat seperti halnya di negara barat.1,4 Kurva insiden usia bergerak naik

terus sejak usia 30 tahun. Jarang ditemukan pada usia 20 tahun. Angka

tertinggi pada usis 45-66 tahun.4 Angka kejadian kanker payudara di Amerika

Serikat 92/100.000 wanita per tahun dengan mortalitas yang cukup tinggi

27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Di Indonesia

berdasarkan “Pathologycal Based Registration” kanker payudara mempunyai

insiden relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai Insidens minimal

20.000 kasus baru per tahun dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus

masih berada dalam stadium lanjut. 1

Di sisi lain kemajuan iptekdok serta ilmu dasar biomolekuler, sangat

berkembang dan tentunya mempengaruhi tata cara penanganan kanker

payudara itu sendiri mulai dari deteksi dini, diagnostik dan terapi serta

rehabilitasi dan follow up.1

II. Etiologi dan Faktor Resiko 3,4,8

A. Keluarga

Dari epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk menderita

kanker payudara dua sampai tiga kali lebih besarpada wanita yang ibunya

atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. Kemungkinan ini

lebih besar bila ibu atau saudara kandung ibu menderita kanker bilateral

atau kanker pada pramenopause. Dan wanita yang pernah ditangani

karsinoma payudara memang mempunyai resiko tinggi mendapat

karsinoma di payudara lain.

Kondisi herider dipengaruhi oleh gen dari kromosom 17. Gen ini

termasuk BRCA1, mengalami mutasi dan menyebabkan onset awal

14

Page 16: Rehab CA Mamma

karsinoma mamma dan karsinoma ovarium. Gen lain adalah BRCA2,

mutasi ataksia telengeaktasis, p53. Mutasi p53 menyebabkan karsinoma

mamma pada wanita dibawah 40 tahun. 3

B. Usia

Insiden usia naik sejalan dengan bertambahnya usia

C. Hormon

Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan

keseimbangan hormon. Hal ini terbukti pada hewn coba dan pada

penderita karsinoma mamma. Perubahan pertumbuhan tampak setelah

penambahan atau pengurangan hormon yang merangsang atau

menghambat pertumbuhan karsinoma mamma. Misalnya pada wanita

yang diangkat ovariumnya pada waktu muda lebih jarang ditemuakn

kanker payudara. Hal terssebut tidak membuktikan bahwa hormon

estrogen dapat meyebabkan karsinoma mamma pada manusia. Menarche

yang cepat dan menopause yang lambat ternyata disertai peninggian

resiko. Resiko terhadap karsinoma mamma lebih rendah pada wanita yang

melahirkan anak pertama pada masa usia muda. Laktasi tidak

mempengaruhi resiko. Kemungkinan resiko meninggi terhadap adanya

kanker payudara pada wanita yang menelan pil KB dapat disangkal

berdasarkan penelitian yang dilakukan selama puluhan tahun.

D. Diet

Tidak terbukti bahwa diet lemak berlebihan dapat memperbesar

atau memperkecil resiko kanker payudara.

E. Virus

Pada air susu ibu ditemukan virus yang sama dengan yang terdapat

pada air susu tikus yang menderita karsinoma mamma.

F. Sinar ionisasi

Pada hewan coba terbukti adanya peranan sinar ionisasi sebagai

faktor penyebab kanker payudara. Dari penelitian epidemiologi setelah

15

Page 17: Rehab CA Mamma

ledakan bom atom atau penelitian pada orang setelah pajanan sinar

Rongten, peranan sinar ionisasi sebagai faktor penyebab pada manusia

lebih jelas.

G. Tumor lainnya 1

Riwayat pernah operasi tumor payudara atau tumor ginekologik

atau mempunyai kondisi fibrokistik yang disertai dengan perubahan

proliferatif

H. Konsumsi alkohol 3

III. Tingkat Penyebaran 4

Kanker payudara sebagian besar mulai berkembang di duktus, setelah

itu baru menembus parenkim. Lima belas sampai empat puluh tahu persen

karsinoma payudara bersifat multisentris.

Prognosis pasien ditntukan oleh tingkat penyebaran dan potensi

metastasis. Bila tidak diobati, ketahan hidup lima tahun adalah 16-22 %,

sedangkan ketahan hidup sepuluh athun adalan 1-5 %. Ketahan hidup

bergantung pada tingkat penyakit, saat mulai pengobatan, gambaran

histolopatologis, dan uji reseptor estrogen yang bila positif lebih baik.

Presentase ketahan hidup lima tahun ditentukan pada penderita yang

diobati lengkap. Pada tingkat I ternyata 15% meninggal dunia karena

penentuan TNM dilakukan secara klinis yang berarti metasstasis kecil dan

metastasis mikro tidak dapat ditemukan. Pad 85% orang yang hidup setelah 5

tahun, tentu merupakan pseian yang tidak sembuh dan menerima penanganan

karena kambuhnya penyakit atau karena metastasis. Demikian juga pada

mereka dengan tingkat penyebaran II-IV.

IV. Klasifikasi Histologi WHO/ Japanese Breast Cancer

Untuk kanker payudara dipakai klasifikasi histologi berdasarkan:

1. WHO histological classification of breast tumors.

2. Japanese Breast cancer Society (1984) Histological classification of

breast tumors.

16

Page 18: Rehab CA Mamma

Malignant (Carcinoma)

1. Non invasive ductal carcinoma

a. Non invasive ductal carcinoma

b. Lobular carcinoma in situ

2. Invasive carcinoma

a. Invasive ductal carcinoma

A1. Papillobular carcinoma

A2. Solid-tubular carcinoma

A3. Scirrhous carcinoma

b. Special types

B1. Mucinous carcinoma

B2. Medullary carcinoma

B3. Invasive lobular carcinoma

B3. Adenoid cystic carcinoma

B5. Squamus cell carcinoma

B6. Spindel cell carcinoma

B7. Apocrine carcinoma

B8. Carcinoma with cartilaginous and or osseus metaplasia

B9. Tubular carcinoma

B10. Secretory carcinoma

B11. Others

c. Paget’s disease

Tipe Histopatologi

Insitu carcinoma

NOS (No Otherwise Specified)

Intraductal

Paget’s disease and intraductal

Invasive carcinomas

NOS

17

Page 19: Rehab CA Mamma

Ductal

Inflamatory

Medulary, NOS

Medularry with lymmhoid stroma

Mucinous

Papillary (predominantly micropapillary pattern)

Tubular

Lobular

Paget’s Disease and infiltrating

Undifferentiated

Squamous cell

Adenoid cystic

Secretory

Cribiform

G: Gradasi histologis

Seluruh kanker payudara kecuali tipe medulare harus dibuat gradasi

histologisnya. Sistem gradasi histologis yang direkomendasikan adalah

menurut “The Nottingham combined histologic grade” (menurut Eiston-

Eiis yang merupakan modifikasi dari Bloom-Richardson). Gradasinya

adalah menurut

G1 : Low grade (rendah)

G2 : Intermediate grade (sedang)

G : High grade (tinggi)

V. Klasifikasi Stadium TNM (UICC/AJCC) 2002 1,3,4,7,10

Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM sistem dari

UICC/AJCC tahun 2002 adalah sebagai berikut:

T :Ukuran tumor primer

Ukuran T secra klinis, radilogis dan mikroskopis adalah sama. Nilai T dalam

cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm

18

Page 20: Rehab CA Mamma

Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai

T0 : Tidak terdapat tumor primer

Tis : Karsinoma insitu

Tis (DLIS): Ductal carcinoma insitu

Tis (LCIS) : Lobular carcinma in situ

Tis (Paget): Penyakit Paget pada puting tanpa adanya tumor

Catatan:

Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran

tumornya

T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar 2 cm atau kurang

T1 mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang

T1 a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1-0,5 cm

T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5-1 cm

T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1-2 cm

T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2-5 cm

T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm

T4 : Ukuran tunor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding

dada atau kulit

Catatan:

Dinding dada adalah temasuk iga, otot intekostalis, dan serratus anterior tapi

tidak termasuk otot pektoralis.

T4a : Ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis)

T4b : Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit

pada kulit yang terbatas pada 1 payudara

T4c : Mencakup kedua hal diatas

T4d : Mastitis karsinomatosa

N : kelenjar getah bening regional

Klinis:

Nx : KGB regional tidak dapat dinilai (telah diangkat sebelumnya)

19

Page 21: Rehab CA Mamma

N0 : Tidak terdapat metastasis KGB

N2 : metastasis ke KGB aksila ipsilateral yang mobile

N2 : Metastasis ke KGB aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi,

atau adanya pembesaran KGB mamaria interna ipsilateral

(klinis*) tanpa adanya metastasis ke KGB aksila

N2a : Metastasis pada KGB aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau

melekat ke struktur lain

N2b : Metastasis hanya pada KGB mamaria interna ipsilateral secara

klinis* dan tidak tedapat metastasis pada KGB aksila

N3 : Metastasis pada KGB infraklavicular ipsilateral dengan atau

tanpa metastasis KGB aksila atau klinis terdapat metastasis pada

KGB mamaria interna ipsilateral klinis dan metastasis pada KGB

aksila; atau metastasis pada KGB supraklavikular ipsilateral

dengan atau tanpa metastasis pada aksila/ mamaria interna

N3a : Metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral

N3b : Metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB aksila

N3c : Metastasis ke KGB supraklavikula

Catatan :

Terdeteksi klinis : terdeteksi dengan pemeriksaan fisik atau secra imaging (di

luar limfiscintigrafi)

Patologi (pN)

pNx : KGB regional tidak bisa dinilai( telah diangkat sebelumnya atau

tidak diangkat)

pN0 : Tidak terdapat metastasis KGB secara patologi, tanpa

pemeriksaan tambahan untuk isolated tumor cells (ITC)

Catatan:

ITC adalah sel tumor tunggal atau kelompok sel kecil dengan ukuran tidak

lebih dari 0,2 mm yang biasanya hanya terdeteksi dengan pewarnaan

immunohistikimia (IHC) atau metode molekuler lainnya tapi masih dalam

20

Page 22: Rehab CA Mamma

pewarnaan HEE. ITC tidak selalu menunjukkan adanya aktifitas keganasan

seperti proliferasi atau reaksi stromal.

pN0 (i-) : Tidak terdapat metastasis KGB secara histologis, IHC negatif

pN0(i+) : Tidak terdapat metastasis KGB secra histologis, IHC positif,

tidak terdapat kelompok IHC yang lebih dari 0,2 mm

pNo(mol-) : Tidak tedapat metastasis KGB secra histologis pemeriksaan

molekuler negatif (RT-PCR)

pN0(mol+): Tidak terdapat metastasis KGB secara histologis, periksaan

molekular positif (RT-PCR)

Catatan :

a. Kalsifikasi berdasar diseksi KGB aksila dengan atau tanpa pemerksaan

sentinel node. Kalsifiksi berdasarkan hanya pada diseksi sentinel node

tanpa diseksi KGB aksila ditandai dengan (SN) untuk sentinel node,

contohnya: pN0(i+)(sn)

b. RT-PCR : reverse transcriptase/ polimerase chain reaction

pN1 : metastasis pada 1-3 KGB aksila dan atau KGB mamaria

interna (klinis negatif*) secra mikroskkopis yang

terdeteksi dengan sentinel node diseksi

pN1mic : Mikrometastasis (lebih dari 0,2 mm- 2 mm)

pN1a : Metastasis pada KGB aksila 1-3 buah

pN1b : Metastasis pada KGB mamaria interna (klinis negatif*)

secara mikroskopis terdeteksi melalui diseksi sentinel

node

pN1c : Metastasis pada 1-3 aksila dan KGB mamaris interna

secara ikroskopis melaui disksi sentinel node dan secra

klinis negatif (jika terdapat lebih dari 3 KGB aksila uyang

positif, maka KGB mamaria interna diklasifikasikan

sebagai pN3b untuk menunjukkan peningkatan besarnya

tumor)

21

Page 23: Rehab CA Mamma

pN2 : Metastasis pada 4-9 KGB aksila atau secra klinis terdapat

pembesaran KGB mamaria interna tanpa adanya

metastasis KGB aksila

pN2a : Metastasis pada 4-9 KGB aksila (paling kurang terdapat 1

deposit tumor lebih dari 2,0 mm)

pN2b : Metastasis pada KGB mamaria interna secar klinis tanpa

metastasis KGB aksila.

pN3 : Metastasis pada 10 atau lebih KGB aksila atau

infraklavukula atau metastasis KGB mamaria interna

(klinis) pada 1 atau lebih KGB aksila yang positif; atau

pada metastasis KGB aksila yang positif lebih dari 3

dengan metastasis mikroskopis KGB mamaria interna

negatif atau pada KGB supraklavikula

pN3a : Metastasis pada 10 atau lebih KGB aksila (paling kurang

satu deposit tumor lebih dari 2,0 mm) atau metastasis

pada KGB infraklavikula

pN3b : Metastasis KGB mamaria interna ipsilateral (klinis) dan

metastasis pada KGB aksila 1 atau lebih; atau metastasis

pada KGB aksila 3 buah dengan terdapat metastasis

mikroskopis pada KGB mamaria interna yang terdeteksi

dengan diseksi sentinel node yang secara klinis negatif

pN3c : Metastasis pada KGB supraklavikular ipsilateral

Catatan* : tidak terdetekasi secara klinis/ klinis negatif adalah tidak

terdeteksi dengan pencitraan (kecuali limfoscintigrafi)

atau dengan pemeriksaan fisik

M : metastasis jauh

Mx : Metastasis jauh belum dapat di nilai

M0 : Tidak terdapat metastasis jauh

M1 : Terdapat metastasis jauh

22

Page 24: Rehab CA Mamma

Tabel 1. Grup Stadium:

Stadium 0 Tis N0 M0

Stadium I T1 N0 M0

Stadium IIA T0

T1

T2

N1

N1

N0

M0

M0

M0

Stadium IIb T2

T3

N1

N0

M0

M0

Stadium IIIA T0

T1

T2

T3

T3

N2

N2

N2

N1

N2

M0

M0

M0

M0

M0

Stadium IIIB T4

T4

T4

N0

N1

N2

M0

M0

M0

Stadium IIIC Tiap T N3 M0

Stadium IV Tiap T Tiap N M1

Catatan :* termasuk T1 mic

Kesimpulan perubahan pada TNM 2002:

Mikrometastasis dibedakan antara “isolated tumor cells” berdasarkan ukuran

dan histologis aktivitas keganasan. Memasukkan penilaian sentinel node dan

pewarnaan imunohistokimia atau pemeriksaan molekuler. Klasifikasi mayor

pada status KGB tergantung pada jumlah KGB aksila yang positif dengan

pewarnaan H dan E atau imunohistokimia.

Klasifikasi metastasis pada KGB infraklavikula ditambahkan sebagai N3.

Penilaian metastasis pada KGB mamaria interna berdasarkan ada atau

tidaknya metastasis pada KGB aksila.

23

Page 25: Rehab CA Mamma

KGB mamaria interna positif secara mikroskopis yang terdeteksi melalui

sentinel node dengan menggunakan limfoscintigrafi tapi pada pemeriksaan

pencitraandan klinis negatif diklasifikasikansebagai N1.

Metastsasis secra makroskopis pada KGB mamaria interna yang terdeteksi

secara pencitraan (kecuali limfiscintigrafi) atau melaui pemeriksaan

fisikdikelompokkan sebagai N2 jika tidak terdapat metastasis pada KGB

aksila, namun jika terdapat metastsis KGB aksila maka dikelompokkan

sebagai N3.

Metastasis pada KGB supraklavikular dikelopokkan sebagai N3.

Stadium Klinik (c TNM) harus dicantumkan pada setiap diagnosa KPD atau

suspek KPD. pTNM harus dicantumkan pada setiap pada setiap hasil

pemeriksaan KPD yang disertai dengan cTNM.

Tabel 2. Gejala klinis metastasis hematogen kanker payudara 4:

Letak Tanda dan gejala utama

Otak

Pleura

Paru

Hati

Tulang

Tengkorak

Vertrebra

Iga

Tulang panjang

Nyeri kepala, mual muntah, epilepsi, ataksia, paresis,

parestesia

Efusi, sesak napas

Biasanya tanpa gejala

Kadang tanpa gejala

Massa, ikterus obstruksi

Nyeri, kadang tanpa keluhan

Kempaan sumsum tulang

Nyeri, patah tulang

Nyeri, patah tulang

VI. Prosedur Diagnostik

A. Pemeriksaan klinis 1,4

1. Anamnesis

24

Page 26: Rehab CA Mamma

a. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya

i. Benjolan

ii. Kecepatan tumbuh

iii. Rasa sakit

iv. Nipple discharge

v. Nipple retraction dan sejak kapan

vi. Krusta pada areola

vii. Kelainan kulit: dimpling, peau d’orange, ulserasi,

venektasi

viii. Perubahan warna kulit

ix. Benjolan di ketiak

x. Edema lengan

b. Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasia, antara

lain:

i. Nyeri tulang (vertebra, femur)

ii. Rasa penuh di ulu hati

iii. Batuk

iv. Sesak

v. Sakit kepala hebat

2. Pemeriksan fisik

a. Status generalis, performance status

25

Page 27: Rehab CA Mamma

Tabel 3. Skala Karnofsky 2,5

Kategori Umum Indeks Kriteria SpesifikDapat melakukan aktivitas normal, tanpa memerlukan perawatan khusus

100 Normal, tanpa keluhan bukti penyakit

90 Dapat melakukan aktivitas normal, tanda atau keluhan minor penyakit

80 Melakukan aktivias normal dengan usaha, beberapa tanda dan keluhan penyakit

Tidak dapat bekerja, mampu tinggal di rumah dan membutuhkan perawatan untuk sebagian besar kebutuhan pribadi memerlukan bantuan dalam kadar yang bervariasi

70 Merawat diri sendiri, tidak dapat melakukan aktivitas normal atau melakukan pekerjaan

60 Kadang-kadang memerlukan bantuan dari orang lain, tetapi dapat merawat keperluan sehari-hari

50 Memerlukan bantuan yang cukup besar dari orang lain dan seringkali memerlukan perawatan medis

Tidaka dap merawat diri sendiri, membutuhkan perawatan institusi rumah sakit atau sejenisnya penyakit mungkin berkembang dengan pesat

40 Tidak mampu, memerlukan perawatan dan bantuan khusus

30 Sangant tidak mapu, dianjurkan dirawat di rumah sakit, kematian tidak mengancam.

20 Sangat sakit perlu perawatan di RS; memerlukan perawatan suportif aktif

10 Sekarat0 Meninggal

b. Status Lokalis:

i. Payudara kanan atau kiri harus diperiksa

ii. Masa tumor:

a) lokasi

b) Ukuran

c) Konsistensi

d) Permukaan

e) Bentuk dan batas tumor

f) Jumlah tumor

26

Page 28: Rehab CA Mamma

g) Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara,

kulit, m.pektoralis dan dinding dada

ii. Perubahan kulit

a) Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit

b) Peau d’orange, ulserasi

iii. Nipple

Tertarik, erosi, krusta, discharge

iv. Status Kelenjar Getah Bening

a) KGB aksila : Jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu

sama lain atau jaringan sekitar.

b) KGB infraklavikula: idem

c) KGB supraklavikula: idem

v. Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis:

Lokasi organ (paru, tulang, hepar, otak)

B. Pemeriksaan Radiodiagnostik/ Imaging : 1,3,8

1. Diharuskan (recommended)

a. USG payudara dan mamografi untuk tumor diameter 3 cm

b. Foto thoraks

c. USG abdomen (hepar)

2. Optional (atas indikasi)

a. Bone scanning dan atau bone survey (bilamana sitologi dan atau

klinis sangat mencurigai pada lesi >5cm).

b. CT scan

C. Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy dan sitologi

Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologik curiga ganas.

Catatan: belum merupakan Gold Standard. Bila mampu, dianjurkan untuk

diperiksa triple diagnotic

D. Pemeriksaan Histopatologi (Gold Standard Diagnostic)

27

Page 29: Rehab CA Mamma

Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan potong beku dan atau

parafin. Bahan pemeriksaan hitopatologi diambil melalui:

a. Core biopsi

b. Biopsi eksisional untuk tumor ukuran <3 cm

c. Biopsi insisional untuk tumor:

a. operabel ukuran >3 sebelum operasi definif

b. inoperabel

d. Spesimen masektomi disertai dengan pemeriksaan KGB

e. Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, c-erb-2 (HER-2 neu /

human epidermal growth factor receptor-2 ), cathepsin-D, p53

(situasional)

E. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan darah sesuai dengan

perkiraan metastasis.

VII. Screening 1

Metode :

A. SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri)

Dilaksanakan pada wanita mulai usia subur, setiap 1 minggu setelah hari

pertama menstruasi terakhir

B. Pemeriksaan fisik

Dilakukan oleh dokter secara legeartis

C. Mammografi

Pada wanita di atas 35-50 tahun yaitu setiap 2 tahun

Pada wanita di atas 50 tahun setiap 1 tahun

Catatan: Pada daerah yang tidak ada mammografi/ USG untuk deteksi dini

dilakukan dengan SADARI dan pemeriksaan fisik saja.

VIII. Prosedur Terapi 1

A. Modalitas terapi

1. Operasi

28

Page 30: Rehab CA Mamma

a.. BCS (Breast Conserving Surgery)

b. Simple masektomi

c. Radikal masektomi modifikasi

d. Radikal masektomi

2. Radiasi

i. Primer

ii. Adjuvant

iii. Paliatif

3. Kemoterapi

a. Harus kombinasi

b. Kombinasi yang dipakai:

i. CMF

ii. CAF, CEF

iii. Taxane + Doxorubicin

iv. Capecetabin

4. Hormonal Terapi

a. Ablatif: bilateral ovarektomi

b. Additif : tamoxifen

c. Optional:

a. Aromatase inhibitor

ii. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)

5. Molekular targeting therapy (biology therapy)

Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein

pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien

seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk

menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi

pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk

menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab. 9

29

Page 31: Rehab CA Mamma

B. Terapi

1. Kanker payudara stadium 0

Dilakukan :

a. BCS

b. Masektomi simpel

Terapi devinitif pada T0 tergantung pada pemeriksaan blok

parafin, lokasi didasarkan pada hasil pemeriksaan imaging.

Indikasi BCS:

T: 3 cm

Pasien menginginkan mempertahankan payudaranya

Syarat BCS:

i. Keinginan penderita seelah dilakukan informed

consent.

ii. Penderita dapat melakukan kontrol rutin setelah

pengobatan

iii. Tumor tidak terletak sentral

iv. Perbandingan ukuran tumor dan volume payudara

cukup baik untuk kosmetik pasca BCS

v. Momografi tidak memperlihatkan mikrokalsifikasi/

tanda keganasan lain yang difus (luas)

vi. Tumor tidak multipel

vii. Belum pernah terapi radiasidi dada

viii. Tidak menderita penyakit LE atau penyakit kolagen

ix. Terdapat sarana radioterapi yang memedai

2. Kanker payudara stadium dini/operabel

Dilakukan :

a. BCS (harus memenuhi syarat di atas)

b. Masektomi radikal

c. Masektomi radikal modifikasi

30

Page 32: Rehab CA Mamma

Terapi adjuvant:

a. Dibedakan pada keadaan : Node (-) atau Node (+)

b. Pemberiannya tergantung pada:

i. Node (+)/(-)

ii. ER/PR

iii. Usia premenopause atau post menopause

c. Dapat berupa:

a. radiasi

b. kemoterapi

c. hormonal terapi

Adjuvant therapy pada NODE negatif (KGB histopatologi negatif)

Menopausal Status Hormonal Receptor High Risk

Premenopause ER (+)/ PR (+)

ER (-)/ PR(-)

Kemo + Tam / Ov

Ke

Post menopause ER (+)/ PR (+)

ER (-)/ PR(-)

Tam + kemo

Ke

Old age ER (+)/ PR (+)

ER (-)/ PR(-)

Tam + kemo

Ke

Adjuvant therapy pada NODE positif (KGB histopatologi positif)

Menopausal Status Hormonal Receptor High Risk

Premenopause ER (+)/ PR (+)

ER (-) and PR(-)

Kemo + Tam / Ov

Ke

Post menopause ER (+)/ PR (+)

ER (-) and / PR(-)

kemo+ Tam

Ke

Old age ER (+)/ PR (+)

ER (-) and PR(-)

Tam + kemo

Ke

High risk group:

1. Umur < 40 tahun

2. high grade

31

Page 33: Rehab CA Mamma

3. ER/PR negatif

4. Tumor progresif (vascular, limph invation)

5. High thymidine index

Terapi adjuvant:

a. Radiasi

Diberikan apabila ditemukan kedaan sebagai berikut:

i. setelah tindakan operasi terbatas (BCS)

ii. tepi sayatan dekat (T> T2) / tidak bebas tumor

iii. Tumor sentral/ medial

iv. KGB (+) dengan ekstensi ekstra kapsuler

Acuan pemberian radiasi sebagai berikut:

i. Pada dasarnya diberikan radiasi lokoregional (payudara dan

aksila beserta supraklavikula, kecuali:

a) pada keadaan T< T2 bila cN=) dan pN, maka tidak

dilakukan radiasi pada KGB aksila supraklavicula

b) Pada keadaan tumor di medial/ sentral diberikan

tambahan radiasi pada mamaria interna

ii. Dosis lokoregional profilaksis adalah 50 Gy, booster dilakukan

sebagai berikut:

a) Pada potensial terjadi residif ditambahkan 10 Gy (misalnya

tepi sayatan dekat tunor atau post BCS)

b) Pada masa tumor atau residu postoperasi (mikroskopik atau

makroskopik) maka diberikan booster dengan dosis 20 Gy

kecuali pada aksila 15 Gy

b. Kemoterapi

Kemoterapi : Kombinasi CAF (CEF), CMF, AC

Kemoterapi adjuvant : 6 siklus

Kemoterapi paliatif : 12 siklus

32

Page 34: Rehab CA Mamma

Kemoterapi neoadjuvant : 3 siklus praterapi primer ditambah 3 siklus

pasca terapi primer

Kombinasi CAF

Dosis

C: Cyclophosfamide 500 mg/m2 hari 1

A: Adriamycin + Doxorubin 50 mg/m2 hari 1

F: 5 Fluoro Urasil 500 mg/m2 hari 1

Interval 3 minggu

Kombinasi CEF

C: Cyclophosfamide 500 mg/m2 hari 1

E: Epirubicin 50 mg/m2 hari 1

F: 5 Fluoro Urasil 500 mg/m2 hari 1

Kombinasi CMF

C: Cyclophosfamide 100 mg/m2 hari 1-14

M: Metotrexate 40 mg/m2 IV hari 1 dan 8

F: 5Fluoro Urasil 500 mg/m2 IV hari 1 dan 8

Interval : 4 minggu

Kombinasi AC

A: Adriamicin

C: Cyclophosfamide

Optional:

Kombinasi Taxane + Doxorubicin

Capecitabine

Gemcitabine

c. Hormonal terapi

Macam terapi hormonal

i. Additive: pemberian tamoxifen

ii. Ablative: bilateral oophorectomi (overektomi bilateral)

Dasar pemberian:

33

Page 35: Rehab CA Mamma

1. Pemeriksaan reseptor (ER, PR)

2. Status hormonal

Additive apabila ER – PR +, ER + PR – (menopause tanpa

pemeriksaan ER dan PR), ER - PR+

Ablasi apabila:

Tanpa pemeriksaan reseptor, premenopause, menopause 1-5 tahun

dengan efek estrogen (+), perjalanan slow growing and intermedieted

growing

3. Kanker payudara loccally advanced (lokal lanjut)

b. Operable locally advanced

Simple masektomi/mrm + radiasi kuratif +kemoterapi adjuvan+

hormonal terapi

c. Inoperable locally advanced

i. Radiasi kuratif + kemoterapi + hormonal terapi

ii. Radiasi +Operasi + kemoterapi + hormonal terapi

iii. Kemoterapi noe adjuvan + operasi + kemoterapi + radiasi +

hormonal terapi

4. Kanker payudara lanjut metastase jauh

Prinsip:

a. Sifat terapi paliatif

b. Terapi sistemik merupakan terapi primer (kemoterapi dan

hormonal terapi)

c. Terapi lokoregional (radiasi dan bedah) apabila diperlukan

d. Rehabilitasi dan Follow Up

B. Rehabilitasi

Pada penelitian prospektif pada pasien karsinoma mamma disimpulkan

bahwa pasien yang menerima fisioterapi mempunyai fungsi gerakan yang

lebih baik dibandingkan kelompok yang tidak mendapat fisioterapi. Program

34

Page 36: Rehab CA Mamma

latihan di rumah juga harus digalakkan. Sedangkan pasca-operasi atau selama

radioterapi latihan ROM bermanfaat untuk mencegah kontraktur. 11

1. Pra-operatif

a. Latihan pernapasan

b. Latihan batuk efektif

c. Imobilisasi pada bahunya pada saat akan dilakukan pembedahan

2. Pasca-operatif

Komplikasi yang berhubungan dengan masektomi radikal adalah edema,

nyeri, imobilitas dan kosmetik yang buruk. Ajari pasien tentang

pengaturan posisi yang sesuai, jangkauan gerak, pengendalian rasa nyeri

dan aktivitas. 2

Hari 1-2

a. latihan lingkup gerak sendi untuk siku pergelangan tangan dan

jari lengan daerah yang dioperasi.

b. Untuk sisi sehat latihan lingkup gerak sendi lengan secara penuh

c. Untuk lengan atas bagian operasi latihan isometrik.

d. Latihan relaksasi otot leher dan thoraks

e. Aktif mobilisasi 1

Hari 3-5

a. Latihan lingkup gerak sendi untuk bahu sisi operasi (bertahap)

b. Latihan relaksasi

c. Aktif dalam sehari-hari dimana sisi operasi tidak dibebani dan

pada ekstremitas superior yang tidak terkena.1,2

Hari 6 dan seterusnya

a. Bebas gerakan

b. Edukasi untuk mempertahankan lingkup gerak sendi dan usaha

untuk mencegah/menghilang timbulnya lymphedema.1

c. Aktivitas berdiri tegak dan kehidupan sehari-hari (ADLs) dan

aktivitas penguatan selama program pasien di rumah

35

Page 37: Rehab CA Mamma

d. Kompresi dengan perban elastis 2

C. Follow Up1

Tahun 1 dan 2 , kontrol tiap 2 bulan

Tahun 3-5, kontrol tiap 3 bulan

Setelah tahun 5, kontrol tiap 6 bulan

Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol

Thoraks Foto : tiap 6 bulan

Lab, marker : tiap 2-3 bulan

Mammografi kontra lateral : tiap tahun atau ada indikasi

USG abdomen/ liver : tiap 6 bulan atau ada indikasi

Bone Scanning : tiap 2 tahun atau ada indikasi

IX. Pencegahan4

Mencegah karsinoma mamma dapat dimulai dari menghindarkan faktor

penyebab, untuk kemudian menemukan kasus dini sehingga dapat dilakukan

pengobatan kuratif.

Dianjurkan pada wanita melakukan SADARI sebulan sekali sekitar hari

ke 8 menstruasi. Pemeriksaan oleh dokter bila ada yang dicurigai dan bila dalam

keadaan resiko tinggi. Untuk pemeriksaan mammografi rutin masih dipetanyakan

mengingat bahaya radiasi sendiri. Pada orang sehat di keluarga dengan resiko

tinggi atas terjadinya karsinoma payudara atas dasar mengidap mutasi onkogen,

seperti BRCA1, BRCA2, atau CHEK dapat mempertimbangkan masektomi

bilateral preventif. Masalah ini dapat dikonsultasikan pada tim kelainan atau

penyakit herediter dan psikolog. 3,4

Pada wanita dengan resiko tinggi dilakukan masektomi profilaksis atau

dengan terapi tamoksifen. 4

36

Page 38: Rehab CA Mamma

DAFTAR PUSTAKA

1. Albar, Z.A, Tjindarbumi, D., Ramli, M., Lukito, P., Reksoprawiro, S., Handojo, D., Suardi, R.D, Achmad, D.2004. Protokol Penatalaksanaan Kanker Payudara dalam Protokol PERABOI 2003. Bandung: PERABOI hal 1-14

2. Garrison, S.J. 2001. Rehabilitasi Kanker dalam Dasar-dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta: Hipokrates. hal 98-103

3. Doherty, G.M. 2006. Oncology in Current Surgical Diagnosis and Treatment. New York: Mc Graw-Hill page 297, 1329

4. de Jong, W. 2004. Payudara dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, hal. 387-402

5. Alsagaff,H., Mukty, A.2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga University Press. hal 206

6. Wahyono, A.R. 2007. Kanker Payudara dengan Mutasi BRCA1 dan BRCA2 di Yogyakarta dengan Karakteristik Klinikopatologik, Riwayat Keluarga dan Ketahanan Hidup Abstract. http://arc.ugm.ac.id/files/Abst_(2519-H-2007).pdf (5 Maret 2010)

7. Harningsih, S. 2009. Waspada kanker payudara. http://usupress.usu.ac.id/files/Pesan%20Kesehatan_final%20cetak_normal_bab%201.pdf (5 April 2010)

8. Anonim. 2010. Kanker Payudara. http://www.mer-c.org/penyakit-infeksi/93-kanker-payudara.pdf (5 April 2010)

9. Anonim. 2005. Kanker Payudarahttp://www.hompedin.org/download/kankerpayudara.pdf (5 April 2010)

10. Rachel, S., Downey L. 2010. Examination Breast Cahttp://www.emedicine.medscape.com/article/overview (5 April 2010)

10. Anonim. 2010. Kanker payudara http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara (5 April 2010)

11. Zandt, J.E. 2009. Cancer and Rehabilitation.http://www.emedicine.com/ (5 April 2010)

37