ca mama case report

43
PRESENTASI KASUS “Ny. I 44 Tahun, dengan benjolan di payudara kanan” DISUSUN OLEH ARIEF PURWODITO NIM 030.10.038 1

Upload: arief-purwodito

Post on 21-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan case ca mama

TRANSCRIPT

Page 1: Ca mama case report

PRESENTASI KASUS

“Ny. I 44 Tahun, dengan benjolan di payudara kanan”

DISUSUN OLEH

ARIEF PURWODITONIM 030.10.038

PEMBIMBINGDr. HENGKY SETYAHADI, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJO

STATUS PASIEN PRESENTASI KASUS

1

Page 2: Ca mama case report

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJOPERIODE 16 MARET 2015– 23 MEI 2015

I. IDENTITAS PASIEN

Nomor RM : 128458

Nama : Ny. Iis Fadilah

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 44 tahun

Tanggal Lahir : 25 Februari 1971

Alamat : Jl. Way Besar No. 18 RT 007/001 Tanjung

Duren Selatan Grogol, Petamburan, Jakarta

Agama : Islam

Status marital : Menikah

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Karyawati swasta

Tanggal Masuk RS : 23 Maret 2015

Ruang : Pulau Sibatik

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 23 Maret 2015

pada pukul 11.50 WIB

KELUHAN UTAMA

Benjolan di payudara kanan, sejak ± 2 tahun yang lalu.

KELUHAN TAMBAHAN

Terasa nyeri di benjolan payudara kiri

2

Page 3: Ca mama case report

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Os datang ke poliklinik RSAL Dr. Mintoharjo dengan keluhan adanya

benjolan di payudara kiri sudah lama yang semakin hari semakin

membesar ukurannya disertai rasa nyeri. Pasien mengakui tidak ada

demam, tidak ada mual dan muntah, tidak ada batuk-pilek, BAB dan BAK

normal.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Os tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, adanya

riwayat penyakit hipertensi dan kencing manis disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada keluarga os yang memiliki keluhan yang sama.

STATUS SOSIAL

Cukup

STATUS EKONOMI

Cukup

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

Kesadaran : Compos mentis

Kesan sakit : Tampak sakit sedang

Kesan gizi : Gizi Baik

Tanda vital

- Tekanan darah: 120/80 mmHg

- Nadi : 72 x/menit

- Suhu : 36,5°C

- Pernafasan : 20x/menit

3

Page 4: Ca mama case report

Status generalis

Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata.

o Wajah : simetris

o Mata : alis warna hitam, udem palpebra -/-, bulu mata berwarna

hitam, konjunctiva palpebra anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil bulat

isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+

o Hidung : normosepti, deviasi septum (-), deformitas (-), sekret (-)

o Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-), serumen (-)

o Mulut : bibir simetris, sianosis (-), mukosa bibir basah, mukosa lidah

merah muda, tonsil T1-T1, kripta tidak melebar, detritus (-), faring

tidak hiperemis, oral higine baik

Leher : KGB tidak teraba membesar, deviasi trakea (-)

Thorax :

Paru:

o Inspeksi : Gerakan dada simetris kanan dan kiri

o Palpasi : Vocal fremitus simetris pada kedua lapang paru

o Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

o Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

Jantung:

o Inspeksi : Pulsasi iktus cordis tidak terlihat jelas

o Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS IV 1 cm medial dari linea

midclavicularis sinistra, thrill (-)

o Perkusi : Batas atas jantung redup setinggi ICS 3 linea

parasternal sinistra, batas kanan jantung redup setinggi ICS 3-5 linea

midclavicularis dextra, batas kiri jantung redup setinggi ICS V, 1 cm

medial linea midclavicularis kiri.

o Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:

o Inspeksi : datar

o Auskultasi : bising usus (+)

4

Page 5: Ca mama case report

o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri tekan lepas (-),

ballottement (-)

o Perkusi : timpani, shifting dullness (-)

Genitalia:

Tidak dilakukan

Ekstremitas:

Superior dan Inferior:

o Inspeksi : simetris, deformitas (-), edema (-)

o Palpasi : akral hangat, tonus otot baik, edema (-)

Status Lokalis

DADA dan PAYUDARA

Region mammae sinistra :

Inspeksi : Ukuran payudara tampak asimetris, tidak tampak penebalan

kulit, kemerahan, kulit kering, peau d’ orange, retraksi papil

mammae, dan tidak ada sekret / darah.

Palpasi : Teraba benjolan sebesar ± 5x5cm, soliter, berbatas tegas,

permukaan tidak rata, tidak dapat digerakan, nyeri tekan (+),

teraba pembesaran KGB didaerah aksila.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

Nama testTanggal

Pemeriksaan Satuan Nilai normal23/3/15Hasil

HematologiLeukosit 11.800 /ul 5.000-10.000Eritrosit 4,56 juta/ul 4,2-5,4Hemoglobin 13,9 g/dl 12-14Hematokrit 41 % 37-42Trombosit 315.000 ribu/ul 150.000-450.000

Kimia Darah

Gula Darah Sewaktu 97 mg/dl < 120

Masa Pendarahan 2’30’’ menit

5

Page 6: Ca mama case report

Masa Pembekuan 11’00’’ menit

USG

Ha

2. USG

o Kutis dan sub kutis baik

o Papilla tidak retraksi

o Jaringan fibroglanduler baik

o Tampak lesi kistik yang cukup luas.

o Pada daerah aksila tampak lesi padat dengan ukuran 6x4mm

o Tampak pembesaran KGB axilla

Kesan :

Kista mammae dextra

Pembesaran KGB Axilla dextra

V. DIAGNOSIS KERJA

Tumor Mammae Dextra

VI. PENATALAKSANAAN

Eksisi Tumor pada hari kamis, 26 Maret 2015

VII. Laporan Operasi

Posisi pasien supine, dilakukan tindaka Anestesi umum

Persiapan Instrumen dan alat-alat operasi

6

Page 7: Ca mama case report

Marking daerah operasi

Tindakan Asepsis dengan Antiseptik

Medan operasi ditutup dengan duk steril berlubang

Insisi lapis demi lapis dan penghentian perdarahan dengan couter

Eksisi tumor

Pasang drainase subkutan

Jahit luka

Operasi selesai

Dilakukan pemeriksaan PA pada jaringan yang di eksisi.

VIII. Follow Up

PemeriksaanTanggal

23 Maret 2015 26 Maret 2015

S Keluhan

Benjolan pada payudara

kanan masih terasa nyeri

Benjolan di payudara

kanan(-), nyeri pada

benjolan (-)

O Keadaan

umum

Sakit sedang Tidak tampak sakit

Kesadaran Compos mentis Compos mentis

Tanda vital TD 120/80 mmHg, Nadi

72 x/m, RR 20 x/m, Suhu

36,5 oC

TD 139/77 mmHg, Nadi

72x/m, RR 20x/m, Suhu

36 oC

Kepala Normocephali Normocephali

Mata CA -/-; SI -/-; oedem -/- CA -/-; SI -/- ; oedem -/-

THT Tak ada keluhan Tidak ada keluhan

Paru Suara nafas vesikuler +/+,

wheezing -/-, rhonki -/-

Suara nafas vesikuler +/+,

wheezing -/-, rhonki -/-

Jantung S1 S2 reguler, murmur

(-), gallop (-)

S1 S2 reguler, murmur (-),

gallop (-)

Abdomen Datar, supel, nyeri tekan Datar, supel, nyeri tekan

7

Page 8: Ca mama case report

(-),nyeri tekan lepas (-),

bising usus (+), shifting

dullness (-), timpani

(-),nyeri tekan lepas (-),

bising usus (+), shifting

dullness (-), timpani

Status lokalis

payudara

Teraba benjolan

konsistensi padat dengan

tepi tegas dan nyeri tekan

Tidak teraba benjolan,

terdapat jahitan luka

dengan drainase.

A Diagnosis Tumor Mammae dekstra Post op

P Terapi Eksisi tumor Ceftriaxon 1x1

Ketorolak 3x1 amp

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJOPERIODE 16 MARET 2015– 23 MEI 2015

IX. IDENTITAS PASIEN

Nomor RM : 128458

Nama : Ny. Iis Fadilah

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 44 tahun

Tanggal Lahir : 25 Februari 1971

Alamat : Jl. Way Besar No. 18 RT 007/001 Tanjung

Duren Selatan Grogol, Petamburan, Jakarta

Agama : Islam

Status marital : Menikah

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Karyawati swasta

Tanggal Masuk RS : 23 Maret 2015

Ruang : Pulau Sibatik

8

Page 9: Ca mama case report

X. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 9 April 2015

pada pukul 08.00 WIB

KELUHAN UTAMA

Post operasi eksisi tumor payudara

KELUHAN TAMBAHAN

Terasa nyeri di bekas luka operasi

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke poliklinik RSAL Dr. Mintoharjo dengan maksud

untuk menjalani operasi pada payudara kanan. Sebelumnya pasien telah

melakukan operasi pada payudara kanan nya sekitar 2 minggu yang lalu,

keluhasn saat ini hanya masih terasa nyeri pada luka bekas operasi. Pasien

mengakui tidak ada demam, tidak ada mual dan muntah, tidak ada batuk-

pilek, BAB dan BAK normal.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien post operasi eksisi tumor payudara kanan.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada keluarga os yang memiliki keluhan yang sama.

STATUS SOSIAL

Cukup

STATUS EKONOMI

Cukup

XI. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

9

Page 10: Ca mama case report

Kesadaran : Compos mentis

Kesan sakit : Tampak sakit sedang

Kesan gizi : Gizi Baik

Tanda vital

- Tekanan darah: 120/80 mmHg

- Nadi : 80 x/menit

- Suhu : 36,5°C

- Pernafasan : 20x/menit

Status generalis

Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata.

o Wajah : simetris

o Mata : alis warna hitam, udem palpebra -/-, bulu mata berwarna

hitam, konjunctiva palpebra anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil bulat

isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+

o Hidung : normosepti, deviasi septum (-), deformitas (-), sekret (-)

o Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-), serumen (-)

o Mulut : bibir simetris, sianosis (-), mukosa bibir basah, mukosa lidah

merah muda, tonsil T1-T1, kripta tidak melebar, detritus (-), faring

tidak hiperemis, oral higine baik

Leher : KGB tidak teraba membesar, deviasi trakea (-)

Thorax :

Paru:

o Inspeksi : Gerakan dada simetris kanan dan kiri

o Palpasi : Vocal fremitus simetris pada kedua lapang paru

o Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

o Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

Jantung:

10

Page 11: Ca mama case report

o Inspeksi : Pulsasi iktus cordis tidak terlihat jelas

o Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS IV 1 cm medial dari linea

midclavicularis sinistra, thrill (-)

o Perkusi : Batas atas jantung redup setinggi ICS 3 linea

parasternal sinistra, batas kanan jantung redup setinggi ICS 3-5 linea

midclavicularis dextra, batas kiri jantung redup setinggi ICS V, 1 cm

medial linea midclavicularis kiri.

o Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:

o Inspeksi : datar

o Auskultasi : bising usus (+)

o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri tekan lepas (-),

ballottement (-)

o Perkusi : timpani, shifting dullness (-)

Genitalia:

Tidak dilakukan

Ekstremitas:

Superior dan Inferior:

o Inspeksi : simetris, deformitas (-), edema (-)

o Palpasi : akral hangat, tonus otot baik, edema (-)

Status Lokalis

DADA dan PAYUDARA

Region mammae sinistra :

Inspeksi : Tampak luka operasi pada payudara kanan.

XII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

Nama testTanggal

Pemeriksaan Satuan Nilai normal18/04/15

HasilHematologi

11

Page 12: Ca mama case report

Leukosit 7200 /ul 5.000-10.000Eritrosit 4,56 juta/ul 4,2-5,4Hemoglobin 12,3 g/dl 12-14Hematokrit 39 % 37-42Trombosit 407.000 ribu/ul 150.000-450.000

Kimia Darah

Gula Darah Sewaktu 106 mg/dl < 120

Masa Pendarahan 2’30’’ menitMasa Pembekuan 11’00’’ menit

USG

Ha

2. Hasil Pemeriksaan Histopatologi/Sitologi

Makroskopik : Jaringan Coklat muda kenyal Ukuran 9x7x3 cm

Mikroskopik : Sediaan dari payudara kanan atas massa tumor ganas

epithelial yang membentuk struktur solid, skirrus, dan komedo. Sel

tumor dengan inti bulat agak pleomorfik, kromatin kasar. Mitosis dapat

ditemukan.

Kesimpulan : Gambaran histologic sesuai dengan Karsinoma

Mammae invasive. NOS

12

Page 13: Ca mama case report

XIII. DIAGNOSIS KERJA

Ca Mammae dextra

Stadium IIIA (T3 N1 M0 )

XIV. PENATALAKSANAAN

Radikal Mastektomi dengan Modifikasi

XV. Laporan Operasi

Posisi pasien supine, dilakukan tindakan Anestesi umum

Persiapan Instrumen dan alat-alat operasi

Posisi lengan pasien 90o terhadap tubuh

Marking daerah yang akan di operasi

Tindakan Asepsis dengan antiseptik

Medan operasi ditutup dengan duk steril berlubang

Insisi

Diseksi seluruh jaringan mammae

Diseksi jaringan limfe regio axilla

M. Pectoralis mayor dan minor dibiarkan intak

Pasang drainase subkutan

Jahit luka

Operasi selesai

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI

Tumor atau neoplasma secara umum di artikan sebagai benjolan atau

pembengkakan yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh.

Pertumbuhan tumor dapat bersifat ganas (malignan) atau jinak (benign).

Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel

abnormal yang dapat terjadi padapayudara.

13

Page 14: Ca mama case report

2.1.a. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu ke-enam masa

embrio, yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu

yang terbentang dari aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga dari garis tersebut

segera menghilang dan tinggal bagian dada saja yang berkembang menjadi cikal bakal

payudara. Beberapa hari setelah lahir, pada bayi, dapat terjadi pembesaran payudara

unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh. Keadaan yang disebut

mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya sistem duktus dan

tumbuhnya asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak

langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir

kadar hormon ini menurun, dan ini merangsang hipofisis untuk memproduksi

prolaktin. Prolaktin inilah yang menimbulkan perubahan payudara. Kelenjar susu

yang bentuknya bulat ini merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit yang terletak di

fascia pektoralis. Pada bagian lateral atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari

bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap

payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai

saluran ke papilla mamma, yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan

fascia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan

lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper

yang memberi rangka untuk payudara.

14

Page 15: Ca mama case report

2.1.b. VASKULARISASI

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari

a.mammaria interna, a.torakalis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa

a.interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan

n.interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik.

Penyaluran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar

parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaluran

yang ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10

sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena

brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila,

kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang

v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di

supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain

menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila

kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, ke

pleura, dan ke payudara kontralateral.

2.1.c. FISIOLOGI

Perkembangan payudara dan fungsinya dipengaruhi oleh Bermacam stimulus,

diantaranya stimulus dari estrogen, progesteron,prolaktin,oksitosin, hormon tiroid,

kortisol dan growth hormon.Terutama estrogen, progesteron, dan prolakltin telah

dibuktikanmemiliki efek tropik yangesensial dalam perkembangan dan

fungsipayudara normal. Estrogenmempengaruhi perkembangan duktus,sedangkan

progesteron berperandalam perubahan perkembanganepitel dan lobular. Prolaktin

adalahhormon primer yang menstimuluslaktogenesis pada akhir kehamilan dan pada

periode postpartum.Prolaktin meningkatkan regulasi reseptor hormondan

menstimulasiperkembangan epitel.

15

Page 16: Ca mama case report

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.

Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa

fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen

dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah

menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah

perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi,

payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya

terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang tidak nyeri dan

tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan

nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada

waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu

besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu

hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus

lobularis dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air

susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui

duktus ke puting susu.

2.2. JENIS-JENIS TUMOR JINAK PAYUDARA

16

Page 17: Ca mama case report

a. Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma adalah lesi yang sering terjadi pada mammae. Setelah

menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan.Fibroadenoma sering membesar

mencapai ukuran 1 atau 2 cm. Kadang fibroadenomatumbuh multiple (lebih 5 lesi

pada satu mammae), tetapi sangat jarang. Pada masaadolesens, fibroadenoma tumbuh

dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan

laktasi atau menjelang menopause, saat ransangan estrogen meningkat.Nodul

Fibroadenoma sering soliter, mudah digerakkan dengan diameter 1 hingga 10

cm.Jarang terjadinya tumor yang multiple dan diameternya melebihi 10 cm

(giantfibroadenoma).

17

Page 18: Ca mama case report

INSIDENS : Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada

wanita muda berusia 15-25 tahun. fibroadenoma terjadi secara asimptomatik pada

25% wanita.

ETIOPATOGENESIS : Etiologi dari fibroadenoma masih belum diketahui pasti tetapi

dikatakan bahwahipersensitivitas terhadap estrogen pada lobul dianggap menjadi

penyebabnya. Usiamenarche, usia menopause dan terapi hormonal termasuklah

kontrasepsi oral tidak merubah risiko terjadinya lesi ini. Faktor genetik juga dikatakan

tidak berpengaruh tetapiadanya riwayat keluarga (first-degree) dengan karsinoma

mammae dikatakanmeningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.Fibroadenoma

mammae dianggap mewakili sekelompok lobus hiperplastik dari mammaeyang

dikenal sebagai “kelainan dari pertumbuhan normal dan involusi”.

Fibroadenomasering terbentuk sewaktu menarche (15-25 tahun), waktu dimana

struktur lobulditambahkan ke dalam sistem duktus pada mammae. Lobul hiperplastik

sering terjadi pada waktu ini dan dianggap merupakan bagian dari perkembangan

mammae.

GAMBARAN KLINIS : Biasanya wanita muda menyadari terdapatnya benjolan pada

payudara ketika sedang mandi atau berpakaian. Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3 cm,

namun FAM dapat tumbuh dengan ukuran yang lebih besar (giant fibroadenoma). Pada

pemeriksaan, benjolan FAM kenyal dan halus. Benjolan tersebut tidak menimbulkan reaksi

radang (merah, nyeri, panas), mobile (dapat digerakkan) dan tidak menyebabkan pengerutan

kulit payudara ataupun retraksi puting (puting masuk). Benjolan tersebut berlobus-

lobus.Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya sehingga mudah untuk

digerakkan dan Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multipel. Mayoritas tumor ini

terdapat pada kuadran lateral superior dari mammae. Biasanya fibroadenoma tidak

nyeri, namun kadang nyeri jika ditekan.

DIAGNOSIS : Diagnosa bisa ditegakkan melalui pemeriksaan fisik walaupun

dianjurkan juga untuk dilakukan aspirasi sitologi. Fine-needle aspiration (FNA)

sitologi merupakanmetode diagnosa yang akurat. Diagnosa fibroadenoma bisa

ditegakkan melalui gambaran klinik pada pasien usia mudadan karena itu,

18

Page 19: Ca mama case report

mammografi tidak rutin dikerjakan. Fibroadenoma dapat dengan mudah didiagnosa

melalui Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) atau biopsi jarum dengan diameter yang lebih

besar (core needle biopsi).

GAMBARAN HISTOPATOLOGIS : Menunjukkan stroma fibroblastik longgar yang

terdiri dari ruang seperti saluran (ductlike) dilapisi epithelium yang terdiri dari

berbagai ukuran dan bentuk. Ductlike atau ruang glandular ini dilapisi dengan lapisan

sel tunggal ataumultiple yang regular dan berbatas tegas serta membran basalis yang

intak

PENATALAKSANAAN : Pada fibroadenoma dilakukan eksisi dibawah pengaruh

anestesi lokal atau general.Fibroadenoma residif setelah pengangkatan jarang terjadi.

Sekiranya berlaku rekurensi,terdapat beberapa faktor yang diduga berpengaruh.

Pertama, pembentukan dari trulymetachronous fibroadenoma. Kedua, asal dari tumor

tidak diangkat secara menyeluruhsewaktu operasi dan mungkin karena presentasi dari

tumor phyllodes yang tidak terdiagnosa

b. Kista Mammae

Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista

terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil

untuk dapat diraba, Kista tidak dapat dibedakan dengan massa lain pada mammae

dengan mammografi atau pemeriksaan fisis dan ditemukan hanya bila jaringan

tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus berkembang akan terbentuk

19

Page 20: Ca mama case report

makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan diameternya dapat

mencapai 1 sampai 2 inchi.

INSIDENS : Dikatakan bahwa kista ditemukan pada 1/3 dari wanita berusia antara 35

sampai 50 tahun. Secara klasik, kista dialami wanita perimenopausal antara usia 45

dan 52 tahun, walaupun terdapat juga insidens yang diluar batas usia ini terutamanya

pada individu yang menggunakan terapi pengganti hormon.

ETIOPATOGENESIS : Kista Mammae seperti fibroadenoma, kista mammae

merupakan suatu kelainan dari fisiologi normallobular. Penyebab utama terjadinya

kelainan ini masih belum diketahui pasti walaupunterdapat bukti yang mengaitkan

pembentukan kista ini dengan hiperestrogenism akibat penggunaan terapi pengganti

hormon. Patogenesis dari kista mammae ini masih belum jelas. Penelitian awal

menyatakan bahwa kista mammae terjadi karena distensi duktusatau involusi lobus.

Sewaktu proses ini terjadi, lobus membentuk mikrokista yang akan bergabung

menjadi kista yang lebih besar; perubahan ini terjadi karena adanya obstruksidari

aliran lobus dan jaringan fibrous yang menggantikan stroma.

GAMBARAN KLINIS : Karekteristik kista mammae adalah licin dan teraba kenyal

pada palpasi. Kista ini dapat juga mobil namun tidak seperti fibroadenoma. Gambaran

klasik dari kista ini bisa menghilang jika kista terletak pada bagian dalam mammae.

20

Page 21: Ca mama case report

Jaringannormal dari nodular mammae yang meliputi kista bisa menyembunyikan

gambaran klasik dari lesi yakni licin semasa dipalpasi.Selama perkembangannya,

pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan rasa nyeri. Benjolan

bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh, mengarah pada kista.

DIAGNOSIS : Diagnosis kista mammae ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan

aspirasi sitologi. Jumlah cairan yangdiaspirasi biasanya antara 6 atau 8 ml. Cairan dari

kista bisa berbeda warnanya, mulai dari kuning pudar sampai hitam, kadang terlihat

translusen dan bisa juga kelihatan tebal dan bengkak. Mammografi dan ultrasonografi

juga membantu dalam penegakkan diagnosis tetapi pemeriksaan ini tidak begitu

penting bagi pasien yang simptomatik.

PENATALAKSANAAN : Eksisi merupakan tatalaksana bagi kista mammae. Namun

terapi ini sudah tidak dilakukan karena simple aspiration sudah memadai. Setelah

diaspirasi, kista akan menjadi lembek dan tidak teraba tetapi masih bisa dideteksi

dengan mammografi.Walaubagaimanapun, bukti klinis perlu bahwa tidak terdapat

massa setelah dilakukan aspirasi. Terdapat dua cardinal rules bagi menunjukkan

aspirasi kista berhasil yakni (1) massa menghilang secara keseluruhan setelah

diaspirasi dan (2) cairan yang diaspirasitidak mengandungi darah. Sekiranya kondisi

ini tidak terpenuhi, ultrasonografi, needle biopsy dan eksisi

direkomendasikan.Terdapat dua indikasi untuk dilakukan eksisi pada kista. Indikasi

pertama adalah sekiranya cairan aspirasi mengandungi darah ( selagi tidak disebabkan

oleh trauma dari jarum ), kemungkinan terjadinya intrakistik karsinoma yang sangat

jarang ditemukan. Indikasi kedua adalah rekurensi dari kista. Hal ini bisa terjadi

karena aspirasi yang tidak adekuat dan terapi lanjut perlu diberikan sebelum dilakukan

eksisi.

c. Papilloma Intraduktus

Papilloma Intraduktus merupakan tumor benigna pada epithelium duktus

mammae dimanaterjadinya hipertrofi pada epithelium dan mioepithelial. Tumor ini

21

Page 22: Ca mama case report

bisa terjadi disepanjang sistem duktus dan predileksinya adalah pada ujung dari sistem

duktus yaknisinus lactiferous dan duktus terminalis.

INSIDENS : Papilloma Intraduktus soliter sering terjadi pada wanita paramenopausal

atau postmenopausal dengan insidens tertinggi pada dekade ke enam.

ETIOPATOGENESIS : Etiologi dan patogenesis dari penyakit ini masih belum jelas.

Dari kepustakaan dikatakan bahwa, Papilloma Intraduktus ini terkait dengan

proliferasi dari epitel fibrokistik yang hiperplasia.

GAMBARAN KLINIS : Hampir 90% dari papilloma intraduktus adalah dari tipe

soliter. Papilloma Intraduktussoliter sering timbul pada duktus laktiferus dan hampir

70% dari pasien datang dengan nipple discharge yang serous dan bercampur darah.

Ada juga pasien yang datang dengan keluhan massa pada area subareola walaupun

massa ini lebih sering ditemukan pada pemeriksaan fisis. Massa yang teraba

sebenarnya adalah duktus yang berdilatasi.

GAMBARAN HISTOLOGI : Secara histologi, tumor ini terdiri dari papilla multipel

yang masing-masing terdiri darijaringan ikat yang dilapisi sel epitel kuboidal atau

silinder yang biasanyaterdiri dari dua lapisan terluar epitel menutupi lapisan

mioepitel.

PENATALAKSANAAN : Umumnya, pasien diterapi secara konservatif dan

papilloma serta nipple discharge dapatmenghilang secara spontan dalam waktu

beberapa minggu. Apabila hal ini tidak berlaku,eksisi lokal duktus yang terkait bisa

dilakukan. Eksisi duktus terminal merupakan prosedur bedah pilihan sebagai

penatalaksanan nipple discharge. Pada prosedur ini,digunakan anestesi lokal dengan

atau tanpa sedasi. Tujuannnya adalah untuk eksisi dariduktus yang terkait dengan

nipple discharge dengan pengangkatan jaringan sekitar seminimal mungkin. Apabila

22

Page 23: Ca mama case report

lesi benigna ini dicurigai mengalami perubahan kearahmaligna, terapi yang diberikan

adalah eksisi luas disertai radiasi.

d. Kelainan Fibrokistik

Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah

benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Benjolan ini harus

dibedakan dengan keganasan.Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang

ditandai penambahan jaringan fibrous dan glandular.

INSIDENS : Penyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50

tahun (>50%).

GAMBARAN KLINIS : Kelainan ini terdapat benjolan fibrokistik biasanya multipel,

keras, adanya kista, fibrosis, benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan, dan rasa

nyeri. Kista dapat membesar dan terasa sangat nyeri selama periode menstruasi karena

hubungannya dengan perubahan hormonal tiap bulannya. Wanita dengan kelainan

fibrokistik mengalami nyeri payudara siklik berkaitan dengan adanya perubahan

hormon estrogen dan progesteron. Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan

pada payudara membesar sesaat sebelum menstruasi. Gejala tersebut menghilang

seminggu setelah menstruasi selesai. Benjolan biasanya menghilang setelah wanita

memasuki fase menopause.Pembengkakan payudara biasanya berkurang setelah

menstruasi berhenti.

DIAGNOSIS : Kelainan fibrokistik dapat diketahui dari pemeriksaan fisik,

mammogram, atau biopsi. Biopsi dilakukan terutama untuk menyingkirkan

kemungkinan diagnosis kanker. Perubahan fibrokistik biasanya ditemukan pada kedua

payudara baik di kuadran atas maupun bawah.

Evaluasi pada wanita dengan penyakit fibrokistik harus dilakukan dengan

seksama untuk membedakannya dengan keganasan. Apabila melalui pemeriksaan

fisik didapatkan benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian

atas-luar payudara tanpa ada benjolan yang dominan, maka diperlukan pemeriksaan

mammogram dan pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi berikutnya.

23

Page 24: Ca mama case report

Apabila keluar cairan dari puting, baik bening, cair, atau kehijauan, sebaiknya

diperiksakan tes hemoccult untuk pemeriksaan sel keganasan. Apabila cairan yang

keluar dari puting bukanlah darah dan berasal dari beberapa kelenjar, maka

kemungkinan benjolan tersebut jinak.

PENATALAKSANAAN : Medikamentosa simptomatis, operasi

apabilamedikamentosa tidak menghilangkan keluhannya dan ditemukan pada usia

pertengahan sampai usia lanjut.

e. Tumor Filoides (Kistosarkoma filoides)

Tumor filodes atau dikenal dengan kistosarkoma filodes adalah tumor

fibroepitelial yang ditandai dengan hiperselular stroma dikombinasikan dengan

komponen epitel. Tumor filodes umum terjadi pada dekade 5 atau 6. Benjolan ini

jarang bilateral (terdapat pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai

benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi,

meskipun tumor filodes biasanya lebih besar dari FAM, mungkin karena

pertumbuhannya yang cepat. Tumor filoides merupakan suatu neoplasma jinak yang

bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat

dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.

INSIDENS : Tumor ini terdapat pada semua usia, kebanyakan pada usia 45 tahun.

GAMBARAN KLINIS : Tumor filoides adalah tipe yang jarang dari tumor payudara,

yang hampir sama dengan fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan

stroma dan glandular. Berbentuk bulat lonjong dengan permukaan berbenjol-benjol,

berbatas tegas dengan ukuran yang lebih besar dari fibroadenoma. Benjolan ini jarang

bilateral (terdapat pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai benjolan yang

terisolasi dan sulit dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor

filodes biasanya lebih besar dari FAM, mungkin karena pertumbuhannya yang cepat.

PENATALAKSANAAN : Tumor filoides jinak diterapi dengan cara melakukan

pengangkatan tumor disertai 2 cm (atau sekitar 1 inchi) jaringan payudara sekitar

24

Page 25: Ca mama case report

yang normal. Sedangkan tumor filoides yang ganas dengan batas infiltratif mungkin

membutuhkan mastektomi (pengambilan jaringan payudara). Mastektomi sebaiknya

dihindari apabila memungkinkan. Apabila pemeriksaan patologi memberikan hasil

tumor filodes ganas, maka re-eksisi komplit dari seluruh area harus dilakukan agar

tidak ada sel keganasan yang tersisa.

f. Adenosis Sklerosis

Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan

fibrokistik. Adenosis adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjar-

kelenjar yang lebih banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling

berdekatan satu sama lain, maka kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan

dapat diraba. Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis dimana pembesaran

lobulus disertai dengan parut seperti jaringan fibrous.

Banyak istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis

agregasi, atau tumor adenosis. Sangat penting untuk digarisbawahi walaupun

merupakan tumor, namun kondisi ini termasuk jinak dan bukanlah kanker.

GAMBARAN KLINIS : Apabila adenosis dan adenosis sklerotik cukup luas sehingga

dapat diraba, dokter akan sulit membedakan tumor ini dengan kanker melalui

pemeriksaan fisik payudara. Perubahan histologis berupa proliferasi (proliferasi

duktus) dan involusi (stromal fibrosis, regresi epitel). Adenosis sklerosis dengan

karakteristik lobus payudara yang terdistorsi dan biasanya muncul pada mikrokista

multipel, tetapi biasanya muncul berupa massa yang dapat terpalpasi. Kalsifikasi

dapat terbentuk pada adenosis, adenosis sklerotik, dan kanker, sehingga makin

membingungkan diagnosis.

PENATALAKSANAAN : Biopsi melalui aspirasi jarum halus biasanya dapat

menunjukkan apakah tumor ini jinak atau tidak. Namun dengan biopsi melalui

pembedahan dianjurkan untuk memastikan tidak terjadinya kanker.

g. Galaktokel

25

Page 26: Ca mama case report

Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang

hamil atau menyusui ataudengan kata lain merupakan dilatasi kistik suatu duktus yang

tersumbat yang terbentuk selama masa laktasi. Galaktokel merupakan lesi benigna

yang luar biasa pada payudara dan merupakan timbunan air susu yang dilapisi oleh

epitel kuboid. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker.

GAMBARAN KLINIS : Biasanya galaktokel tampak rata, Kista menimbulkan

benjolan yang nyeri dan mungkin pecah sehingga memicu reaksi peradangan lokal

serta dapat menyebabkan terbentuknya fokus indurasi persisten. Benjolan dapat

digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah digerakkan

DIAGNOSIS : Untuk menegakkan diagnosa dilakukan skrining sonografi, dimana

akan terlihat penyebaran dan kepadatan tumor tersebut.

PENATALAKSANAAN : Penatalaksanaan galaktokel dilakukan dengan aspirasi

jarum halus untuk mengeluarkan sekret susu. Pembedahan dilakukan jika kista terlalu

kentaldan sulit di aspirasi

h. Mastitis

26

Page 27: Ca mama case report

Mastitis adalah infeksi yang sering menyerang wanita yang sedang menyusui

atau pada wanita yang mengalami kerusakan atau keretakan pada kulit sekitar puting.

ETIOPATOGENESIS : Kerusakan pada kulit sekitar puting tersebut akan

memudahkan bakteri dari permukaan kulit untuk memasuki duktus yang menjadi

tempat berkembangnya bakteri dan menarik sel-sel inflamasi. Sel-sel inflamasi

melepaskan substansi untuk melawan infeksi, namun juga menyebabkan

pembengkakan jaringan dan peningkatan aliran darah.

GAMBARAN KLINIS : Pada mastitis menyebabkan payudara menjadi merah, nyeri,

dan terasa hangat saat perabaan. Terkadang sukar dibedakan dengan karsinoma, yaitu

adanya massa berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi

puting susu akibat fibrosis periduktal, dan bisa terdapat pembesaran kelenjar getah

bening aksila.

PENATALAKSANAAN : Pada mastitis dengan kondisi ini diterapi dengan

antibiotik. Pada beberapa kasus, mastitis berkembang menjadi abses atau kumpulan

pus yang harus dikeluarkan melalui pembedahan.

i.Ductus Ectasia

Ektasia duktus merupakan lesi benigna yang ditandai adanya pelebaran dan

pengerasan dari duktus.

INSIDENS : Ektasia duktus adalah kondisi yang biasanya menyerang wanita usia

sekitar 40 sampai 50 tahun dan di anggap sebagai variasi normal proses payudara

wanita usia lanjut.

GAMBARAN KLINIS : Adanya massa berupa ductus yang membesar dicirikan

dengan sekresi puting yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket. Pada puting

serta daerah disekitarnya akan terasa sakit serta tampak kemerahan.

27

Page 28: Ca mama case report

PENATALAKSANAAN : Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun,

atau dapat membaik dengan melakukan pengkompresan dengan air hangat dan obat-

obat antibiotik. Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat

melalui pembedahan dengan cara insisi pada tepi areola.

j. Nekrosis Lemak

Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa

terjadi spontan atau akibat dari cedera yang mengenai payudara. Ketika tubuh

berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak, daerah yang mengalami

kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut.

GAMBARAN KLINIS : Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak nyeri

tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata.

DIAGNOSIS : Karena kebanyakan kanker payudara berkonsistensi keras, daerah

yang mengalami nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit untuk dibedakan dengan

kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram sekalipun.

GAMBARAN HISTOPATOLOGIS : Terdapat nekrosis jaringan lemak yang

kemudian menjadi fibrosis.

PENATALAKSANAAN : Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan

eksisi

28

Page 29: Ca mama case report

KESIMPULAN

1. Tumor jinak mamma ialah lesi jinak yang berasal dari dari parenkim,

stroma, areola dan papilla mammae.

2. Hampir semua etiologi tumor jinak payudara belum secara pasti. Namun,

berbagai penelitian beranggapan pengaruh hormonal merupakan pemicu

terjadinya tumor jinak payudara yang ada.

29

Page 30: Ca mama case report

3. Jenis-jenis tumor jinak payudara antara lain :

a. Fibroadenoma mammae

b. Kista mammae

c. Papilloma intraduktus

d. Kelainan fibrokistik

e. Tumor filoides

f. Adenosis sklerosis

g. Galaktokel

h. Mastitis

i. Ductus ektasia

j. Nekrosis lemak

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta,

EGC, 2010, hal : 475-478.

2. Pierce A.G, Neil R.B, At a Glance Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta, Erlangga,

2007.

3. Staf pengajar bagian ilmu bedah FKUI, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah,

Jakarta, Penerbit FKUI, 2010, hal : 324-326; 333-334.

30

Page 31: Ca mama case report

4. http:// emedicine.medscape.com/article/435779-overview

5. http://www.holoogic.com/benign-breast-tumors/

31