plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - usd … · i pengaruh volume pupuk organik cair berbahan...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH VOLUME PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR SABUT
KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN
TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan Oleh :
Salma Yunita Sari
NIM : 111434036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGARUH VOLUME PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR SABUT
KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN
TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan Oleh :
Salma Yunita Sari
NIM : 111434036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Artinya : “Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap orang
mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be
trapped by dogma which is living with the results of other people’s thinking.
Don’t let the noise of other’s opinions drown out your own inner voice, and
most important have the courage to follow your heart and intuition.
-Steve Jobs-
Miracle is another name for hardwork
“Jadikan sabar dan sholat sebagai kunci keberhasilan. Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan.“
(Ali Imron : 69)
“Barang siapa yang menghendaki kesuksesan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kesuksesan akhirat
harus dengan ilmu dan barang siapa menghendaki kedua - duanya juga harus dengan ilmu.” (H.R Imam Syafi’i)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Agustus 2015
Penulis
Salma Yunita Sari
Do not store dreams in your eyes, they may roll down with tears. Strore them in your heart,
each heartbeat will inspire you to fulfill them. (PAS)
Karya ini ku persembahkan untuk :
Almarhum kakek ku yang selalu menjadi orang pertama yang menanti rapor ku,
dan seharusnya menjadi orang pertama pula yang akan membaca karya ini dan
berdiri didepan menyambut kelulusanku.
Orang tuaku, adik-adikku, dan seluruh keluarga besar.
Sahabatku tercinta Alm.Nida Mulyono.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
PENGARUH VOLUME PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR SABUT
KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN
TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)
Salma Yunita Sari
Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik berbahan dasar
sabut kelapa terhadap pertumbuhan dan hasil penen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).
Sabut kelapa memiliki kandungan unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan
tanaman yaitu berupa Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na) dan Fospor
(P). Kalium ini merupakan salah satu unsur yang diperlukan bagi tanaman, karena salah satu
sifat positif dari kalium adalah menghambat klorosis pada daun.
Penelitian ini dilaksanakan di desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten
Magelang dengan kondisi tanah latosol (rendah unsur hara). Penelitian ini menggunakan
metode Rancangan Acak Lengkap non faktorial, dengan 3 pemberian perlakuan dan kontrol.
Perlakuan dibedakan dengan pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dengan volume yang
berbeda yaitu 100 ml/l, 200 ml/l, dan 300 ml/l. Parameter yang diamati adalah tinggi batang
(cm), jumlah daun (helai), berat basah (gram), dan berat kering (gram).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk cair sabut kelapa memberikan
pengaruh positif. Perlakuan paling baik ditunjukan pada perlakuan 1 dengan volume 100 ml/l
yang memberikan pengaruh positif baik pada pertambahan tinggi batang, jumlah daun, berat
basah, dan berat kering. Sedangkan pengaruh terendah pada kontrol karena tanpa tambahan
nutrisi, yang terjadi pada pertambahan tinggi batang dan berat basah, berat kering tangkai
daun. Sedangkan untuk jumlah daun, berat basah, dan berat kering daun terendah pada
perlakuan 3 karena terserang hama dan penyakit.
Kata kunci : Brassica juncea L., Latosol, Sabut kelapa, Volume.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
THE IMPACTS OF VOLUME OF LIQUID ORGANIC FERTILIZER MADE FROM
COCONUT FIBER (Cocos nucifera) ON THE GROWTH AND THE CROP OF
MUSTARD GREENS (Brassica juncea L.)
Salma Yunita Sari
Sanata Dharma University
This research is aimed to know the impact of using liquid organic fertilizer made
from coconut fiber on the growth and the crop of mustard greens (Brassica juncea L.).
Coconut fibers contain natural nutrients which are important for plants, namely Kalium (K),
Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na), dan Phosphor (P). Kalium is one of the
nutrients which is needed by plants because of its positive characteristic is to block the
chlorosis on leaves.
This research was hold in Podosoko village, Sawangan District, Magelang regency,
under latosol ground condition (less of nutrients). This research uses Completely Randomized
Design (CRD) non-factorial using 3 treatments and controls on plants. These treatments are
differed by the use of different volume of liquid organic fertilizer made from coconut fiber:
100 ml/l, 200 ml/l, and 300 ml/l. The parameters used in this research are the plants height
(cm), the numbers of leaves (sheets), the total weight of plants before placed in an oven
(gram), and the total weight of plants after placed in an oven (gram).
The result shows that the use of liquid organic fertilizer of coconut fiber gives
positive impacts on plants. The most positive result is showed by treatment 1 under the
volume of 100 ml/l which increase the growth of plants, the number of leaves, and the total
weight of plants before and after they are placed in the oven. On one hand, the lowest result
of treatment is showed by plants which are less of nutrient addition which impacts on the
growth of stem and the total weight of stalk before and after placed in the oven. On the other
hand, the number and the total weight of leaves before and after they are placed in the oven
are in the lowest result under treatment 3 because of having pests and diseases.
Keywords: Brassica juncea L., Latosol, Coconut fibers, Volume.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Volume Pupuk Organik Cair
Berbahan Dasar Sabut Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen
Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.), sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam penulisan skripsi ini, untuk itu iringan
doa dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan, utamanya kepada :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph. D., selaku rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Rohandi, Ph. D. Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc selaku ketua Program Studi Pendidikan
Biologi, Universitas Sanata Dharma.
4. Lucia Wiwid Wijayanti, M. Si, selaku dosen pembimbing yang tidak pernah lelah
memberikan motivasi dan ilmunya.
5. Dra. Maslichah Asy‟ari, M.Pd dan Luisa Diana Handoyo, M.Si, selaku dosen
penguji yang telah memberikan ilmu dan arahanya sehingga skripsi ini menjadi
lebih baik.
6. Seluruh dosen Pendidikan Biologi yang selama empat tahun ini telah begitu sabar
membimbing dan membagikan ilmunya.
7. Pak Agus selaku staf laboratorium Pendidikan Biologi yang bersedia membantu
selama penelitian berlangsung.
8. Segenap staf sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang
telah memberikan pelayanan akademik secara optimal.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
9. Bapak Riyanto, S. Pd dan ibu Rochmaniyatun, S. Pd yang selalu memberikan doa
dan dukungan materil hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
10. My angels, adik-adikku tercinta Dava Umi Alifah dan Malika Mar‟atu Khumaira
yang selalu memberikan semangat dan tawa dikala lelah.
11. Pranedya Aldis Satriya yang selalu menjadi motivator hingga penulis
menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat – sahabat ku tersayang yang selalu menemani, memberikan motivasi, dan
semangatnya Anita, Tama, Ken, Dwi, Bintang, Niken, Winda, Kak Stien, Dr. Rum
Jayanti, Eva, Sara, Fenti, Brigita, Ricca, Eka, Chyntia, Lia, Aris, Ari, Bayu, Bang
Jimmy, Thomas, dan semua angkatan 2011 Pendidikan Biologi yang penulis
sayangi dan banggakan.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi informasi bagi pembaca.
Salma Yunita Sari
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................................................vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK.......................................vii
ABSTRAK....................................................................................................................viii
ABSTRACT....................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR......................................................................................................x
DAFTAR ISI...................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xvi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Batasan Penelitian.................................................................................................6
D. Tujuan Penelitian..................................................................................................7
E. Manfaat Penelitian................................................................................................8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................9
A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian..............................................................................9
B. Tanaman Sawi Hijau................................................................................................10
1. Klasifikasi Tanaman Sawi Hijau...................................................................10
2. Botani..............................................................................................................11
3. Morfologi........................................................................................................12
4. Syarat Tumbuh................................................................................................12
5. Budidaya Tanaman Sawi................................................................................14
6. Hama, Penyakit, dan Pengendalianya.............................................................22
7. Panen dan Pasca Panen...................................................................................35
8. Nilai Gizi dan Manfaat Sawi Hijau.................................................................36
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Pupuk Organik Cair...................................................................................................38
D. Sabut Kelapa..............................................................................................................41
1. Klasifikasi Tanaman Kelapa............................................................................41
2. Unsur Kalium...................................................................................................42
3. Unsur Nitogen..................................................................................................44
4. Magnesium.......................................................................................................45
5. Kalsium............................................................................................................46
E. Sekam Padi...........................................................................................................47
F. Pupuk Kotoran Sapi..............................................................................................48
G. Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................................48
H. Kerangka Berfikir......................................................................................................50
I. Hipotesa.....................................................................................................................51
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................................52
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................52
B. Alat dan Bahan.....................................................................................................53
C. Cara Kerja.............................................................................................................54
D. Metode Analisis Data...........................................................................................58
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................65
A. Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau...............................................65
B. Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau................................................71
C. Berat Basah Tanaman Sawi Hijau…………………………………………........77
D. Berat Kering Tanaman Sawi Hijau………………………………………...........83
E. Keterbatasan Dalam Penelitian…………………………………………….........87
BAB V. IMPLEMENTASI TERHADAP PEMBELAJARAN.......................................88
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................89
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................91
LAMPIRAN....................................................................................................................95
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Faktor Lingkungan Podosoko………………………………………………10
Tabel 2.2. Komposisi Kimia Sawi Hijau per 100 gr…………………………………....37
Tabel 3.3. Contoh Pengamatan Pertumbuhan Sawi Hijau...............................................59
Tabel 3.4. Contoh Uji Descriptives..................................................................................61
Tabel 3.5. Contoh Test Of Homogeneity Variances........................................................62
Tabel 3.6. Contoh Uji Anova...........................................................................................63
Tabel 3.7. Contoh Uji Tukey HSD..................................................................................64
Tabel 4.8. Pertambahan Tinggi Batang Sawi Hijau………………………………….....69
Tabel 4.9. Pertambahan Jumlah Daun Sawi Hijau……………………………………...76
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tanaman Sawi Hijau……………………………………………………10
Gambar 2.2. Buah Kelapa……………………………………………………………..41
Gambar 2.3. Sabut Kelapa…………………………………………………………….41
Gambar 4.4. Grafik Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau.......................66
Gambar 4.5. Grafik Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijua.........................72
Gambar 4.6. Grafik Berat Basah Tanaman Sawi Hijau................................................78
Gambar 4.7. Grafik Berat Kering Tanaman Sawi Hijau……………………………...83
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto- Foto Pengamatan Pertumbuhan Sawi Hijau..................................................95
Lampiran 2. Data Suhu Harian Daerah Magelang…………………………………................102
Lampiran 3. Data Pengamatan Pertambahan Tinggi Batang Sawi…………………...............104
Lampiran 4. Data Pengamatan Pertambahan Jumlah Daun…………………………..............105
Lampiran 5. Data Berat Basah Sawi.........................................................................................107
Lampiran 6. Data Berat Kering Sawi…………........................................................................108
Lampiran 7. Tes Normalitas Distribusi Test of Homogeneity of Variances.............................109
Lampiran 7. Test of Homogeneity of Variances Tinggi Batang...............................................109
Lampiran 8. Hasil ANOVA Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Sawi Hijau..................110
Lampiran 8. POST HOC Tinggi Batang..................................................................................110
Lampiran 9. Tes Normalitas Distribusi Data Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau...................111
Lampiran 9. Tes Homogeinity Of Variances Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau...................111
Lampiran 10. Hasil Anova Terhadap Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau...............................112
Lampiran 10. Post Hoc Tests Jumlah Daun Tukey HSD.........................................................112
Lampiran 11. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Berat Basah.......................................113
Lampiran 11. Test Of Homogeinity Of Variances Berat Basah Tanaman Sawi Hijau............113
Lampiran 12. Hasil ANOVA Terhadap Berat Basah Tanaman Sawi Hijau............................114
Lampiran 12. Post Hoc Multiple Comparisons........................................................................114
Lampiran 13. Tes Normalitas Distribusi Data Berat Kering Tanaman Sawi Hijau.................115
Lampiran 13. Test Of Homogeinity Of Variances Berat Kering Tanaman Sawi Hijau...........115
Lampiran 14. Hasil ANOVA Terhadap Berat Kering Tanaman Sawi Hijau...........................116
Lampiran 14. Post Hoc Multiple Comparisons........................................................................116
Lampiran 15. Tabel Nilai F-kritical untuk α= 0.05………………………………………….117
Lampiran 16. Silabus…………………………………………………………………............118
Lampiran 17. RPP…………………………………………………………………….............122
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sawi hijau (Brassica juncea L.) diperkirakan berasal dari kawasan
Mediterania dan daerah Timur dekat Afganistan, Iran, dan Pakistan Barat. Bukti lain
menunjukan bahwa tanaman ini berasal dari Cina dan Asia bagian Timur. Di daerah
Cina tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian
menyebar luas ke Filipina, Taiwan, Jepang hingga Indonesia. Daerah–daerah sentra
produksi sawi di Indonesia tersebar di beberapa propinsi seperti Riau, Kepri, Jawa
Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, NTT, Sulawesi tengah, Sulawesi Selatan, dan
Maluku. Di Jawa Tengah sendiri sentra produksi sawi terdapat di Banjarnegara,
Wonosobo, Magelang, dan Semarang (Rukmana, 1994:43).
Kabupaten Magelang sesuai dengan agroklimatnya mampu menghasilkan
komoditas pertanian yang secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan permintaan
pasar. Salah satunya yaitu sebagai penghasil sawi, berdasarkan data statistik hasil
pertanian komoditas sayuran Kabupaten Magelang pada 2013 rata-rata potensi
produksi sawi 150 kwintal/ha sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Namun,
dalam pemupukan yang dilakukan para petani di Kabupaten Magelang justru lebih
memilih menggunakan pupuk kimia dan insektisida. Seiring dengan berjalannya
waktu akibat dari pemakaian pupuk kimia dan insektisida secara terus menerus
menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan terjadinya kerusakan lingkungan.
Hasil analisa tanah yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten
Magelang dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2004 diperoleh hasil bahwa hampir semua lokasi di Kabupaten Magelang
mempunyai kandungan N total rendah sampai sangat rendah (0,02 – 0,39 %). Hal ini
dikarenakan sebagian besar tanah di Kabupaten Magelang memiliki C organik yang
relatif rendah (0,12 – 3,72 %) sebagian akibat dari mulai berkurangnya penggunaan
pupuk organik (Avelinus, 2008 : 18).
Hal inilah yang menjadi alasan bagi peneliti untuk menggunakan sabut
kelapa sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik. Pemilihan sabut kelapa sendiri
dikarenakan Kabupaten Magelang, merupakan salah satu wilayah yang memiliki
banyak pohon kelapa. Sehingga ada banyak buah kelapa yang dihasilkan di
Kabupaten Magelang. Sabut kelapa merupakan sisa buah kelapa yang sudah tidak
terpakai yaitu bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa yang
mempunyai nilai ekonomis yang sangat rendah.
Sabut kelapa yang merupakan hasil samping dari buah kelapa ini, dan
merupakan bagian terbesar dari buah kelapa yaitu sekitar 35% dari bobot buah kelapa.
Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah
sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,9 juta ton sabut kelapa yang
dihasilkan (Sundari, 2013:2). Sabut kelapa merupakan salah satu limbah rumah
tangga yang jarang dilirik ataupun dimanfaatkan. Pemanfaatan sabut kelapa sebagian
besar, hanya pada sabut kelapa yang sudah kering misalnya untuk pembuatan
kerajinan, atau sebagai bahan bakar, sedangkan untuk sabut kelapa yang masih basah
masih jarang dimanfaatkan. Penggunaan sabut kelapa sebagai pupuk organik alami
dapat meningkatkan potensi produksi sabut kelapa dan menjadi salah satu metode
penanganan limbah sabut kelapa
Dalam Sundari (2013:2), didalam sabut kelapa terkandung unsur-unsur hara
dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman yaitu berupa Kalium (K). Disamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kandungan unsur-unsur lain seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na)
dan Fospor (P). Kalium ini merupakan salah satu unsur yang diperlukan bagi
tanaman, karena salah satu sifat positif dari kalium yaitu mendorong produksi hidrat
arang. Sabut kelapa dimana di dalamnya terkandung unsur kalium, apabila direndam
maka kalium dalam sabut tersebut dapat larut dalam air, sehingga menghasilkan air
rendaman yang mengandung unsur kalium. Air hasil rendaman yang mengandung
unsur Kalium tersebut sangat baik jika diberikan sebagai pupuk serta pengganti pupuk
KCI anorganik untuk tanaman seperti tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) guna
mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Tanaman khususnya pada sayuran yang mengalami defisiensi Kalium
ditandai dengan terjadinya klorosis pada daun tua (kehilangan klorofil), kemudian
bagian tepi daun mengalami nekrosis atau kematian sel sebagai akibat dari adanya
kerusakan sel akut (Samekto R., 2008:66). Sawi hijau nutrisi utamanya terletak pada
daun, sehingga diperlukanya kalium untuk menjaga nutrisi yang terkandung pada sawi
hijau (Brassica juncea L.). Beberapa jenis sawi yang dikenal dan banyak
dibudidayakan oleh petani Indonesia diberniaga sentra produksi adalah pe-tsai/ bok
choy (sawi yang memiliki krop), choy sum/chai sim (di Indonesia lebih dikenal
sebagai sawi bakso), dan sawi putih atau sawi jabung.
Sawi memiliki berbagai kandungan yang bermanfaat bagi tubuh yaitu serat,
folat, asam pantotenat, piridoksin, riboflavin, tiamin, vitamin a, vitamin c, vitamin k,
natrium, kalsium, kalium, besi, magnesium, mangan, fosfor, seng, β-karoten, dan α-
karoten. Beberapa penelitian menunjukan bahwa banyaknya kandungan nutrisi pada
sawi ini memberikan banyak manfaat yaitu mencegah timbulnya tumor payudara,
mencegah kanker payudara, menyehatkan mata dan mengendalikan kadar kolesterol
di dalam darah sehingga mengkonsumsi sawi dapat menghindari serangan jantung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Serta kandungan kalsium yang tinggi dapat mencegah terjadinya osteoporosis
(Zulkarnain, 2013:93).
Begitu banyak manfaat yang terkandung pada sawi hijau (Brassica juncea
L.), membuat masyarakat semakin tertarik untuk mengkonsumsi sawi hijau organik.
Sawi hijau bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan, salad maupun
dalam bentuk olahan dalam berbagai macam masakan, dan minuman. Berdasarkan
latar belakang tersebut peneliti berharap melalui penggunaan sabut kelapa sebagai
pupuk organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi
hijau. Sehubungan dengan maksud tersebut maka penulis menerapkan judul penelitian
PENGARUH VOLUME PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR SABUT
KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN
TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pemberian volume pupuk organik cair berbahan dasar sabut
kelapa terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)?
2. Bagaimana pengaruh pemberian volume pupuk organik cair berbahan dasar sabut
kelapa terhadap hasil panen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)?
3. Berapakah volume pupuk cair organik berbahan dasar serabut kelapa yang paling
optimal pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi hijau (Brassica juncea
L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Batasan Masalah
Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman sawi hijau
(Brassica juncea L.). Sampel yang digunakan melalui pembenihan secara mandiri,
dengan sampel berjumlah 28 tanaman sawi hijau
(Brassica juncea L.), yang dibagi dalam 4 kelompok dengan masing-masing
kelompok 7 pengulangan. Benih sawi hijau yang digunakan adalah varietas Tosakan,
yang merupakan benih bersertifikat No. 04 LSSM-BTPH. Produk benih yang
digunakan di produksi oleh PT. East West Seed Indonesia, Desa Benteng, Kecamatan
Cempaka, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia. Satu bungkus berisi 25 g benih sawi
hijau (Brassica juncea L.), yang memiliki umur panen 25 sampai 30 hari.
Sabut kelapa yang digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair
adalah sabut kelapa yang berasal dari jenis kelapa merah. Sabut kelapa merupakan
limbah sisa buah kelapa yang sudah tidak terpakai yaitu bagian terluar buah kelapa
yang membungkus tempurung kelapa. Setelah sabut kelapa dipisahkan menggunakan
linggis dari tempurung kelapa (buah kelapa yang sudah bersih), hanya akan dijadikan
limbah yang kemudian dibakar, karena kurang dimanfaatkan. Untuk itu digunakan
serabut kelapa yang mengandung unsur kalium sebagai bahan pembuatan pupuk cair.
Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung selama 3 bulan yaitu dari bulan
Maret sampai Mei 2015. Penelitian dilakukan di Podosoko, Kecamatan Sawangan,
Kabupaten Magelang.
Variabel pertumbuhan yang akan diukur meliputi tinggi batang tanaman dan
jumlah daun, sedangkan variable hasil penen diukur melalui perhitungan hasil berat
basah dan berat kering tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pemberian volume pupuk organik cair berbahan dasar
sabut kelapa terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) .
2. Mengetahui pengaruh pemberian volume pupuk organik cair berbahan dasar
sabut kelapa terhadap hasil panen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)?
3. Mengetahui volume pupuk cair organik berbahan dasar sabut kelapa yang
paling optimal pada pertumbuhantanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam membuat serta
mengaplikasikan limbah sabut kelapa sebagai bahan pembuatan pupuk cair pada
tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai tambahan pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Petani
Membantu petani dalam menggunakan/memanfaatkan limbah yang ada disekitar
mereka terutama sabut kelapa yang dapat digunakan sebagai pupuk organik cair
pengganti KCL anorganik yang baik bagi tanaman dan tidak mencemari tanah.
Serta meningkatkan produksi tanaman sawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Bagi Masyarakat
Mengetahui bahwa penggunaan pupuk organik akan lebih baik dan aman bagi
tanaman yang dikonsumsi.
5. Bagi Sekolah
Pengenalan terhadap guru dan siswa tentang pemanfaatan limbah sebagai produk
baru yang bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Magelang memiliki beberapa potensi dibeberapa sektor, salah
satunya adalah sektor pertanian. Sesuai dengan agroklimatnya kabupaten
Magelang mampu menghasilkan komoditas pertanian yang secara kualitas dan
kuantitas sesuai dengan permintaan pasar. Salah satu komoditas pertanian
unggulan yaitu sawi hijau, dengan rata-rata potensi produksi 150 kwintal/ha
dalam tahun 2013. Wilayah di Kabupaten Magelang yang banyak mengahasilkan
sawi hijau yaitu Pakis, Ngablak, Sawangan, Kaliangkrik, Kajoran, dan Ngluwar.
Kecamatan Sawangan merupakan daerah pegunungan yang dikenal
sebagai pengahasil sayuran. Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan adalah desa
yang dipilih sebagai lokasi penelitian ini, berikut tabel 2.1 kondisi lingkungan
desa Podosoko :
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tabel 2.1. Komponen Faktor Lingkungan Desa Podosoko
Komponen lingkungan
Tinggi tempat (m dpl)
Drainase
Kelembapan (%)
Suhu (C)
Intensitas matahari (lux)
pH
Jenis tanah
750
Baik
75
27
39,5
5,5
Latosol
(Soesanto, L., Permana, J., dan Prihatiningsih, D. 2002 : 7).
B. Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
Klasifikasi dari tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea (Haryanto, dkk, 1995:9).
Gambar 2.1. Tanaman
Sawi Hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Botani
Menurut Sunaryono (2004), dalam Zulkarnain (2013:85). Sawi
merupakan tanaman dikotil berbentuk perdu dengan sifat pertumbuhan dwi
musim. Di Indonesia, jenis sawi yang banyak dikenal adalah pe-tsai (B.
campestris) grup Chinensis, disebut juga B. Pekinensis), choy sum atau chai sim
juga termasuk B. Campestris grup Chinensis, sawi putih atau sawi jabung (B.
Campestris grup Pekinensis). Pe-tsai atau bok choy termasuk dalam grup
Pekinensis dan memiliki bentuk kepala (krop) kompak memanjang yang mirip
dengan selada. Daun duduk (sesil) agak berkerut, kasar, rapuh, dan berambut
halus dengan tulang daun utama berwarna cerah. Sementara itu, choy sum atau
chai sim memiliki daun lebar memanjang, tipis, dan berwarna hijau, halus tidak
berambut dengan tangkai yang panjang, langsing, berwarna putih kehijauan, serta
tidak membentuk krop. Rasanya renyah, segar, dan agak pahit. Choy sum atau
sawi bakso atau sawi cina merupakan jenis sawi yang paling banyak
dimanfaatkan atau dijajakan dipasar-pasar dewasa ini. Selanjutnya sawi putih
memiliki daun agak halus dan juga tidak berbulu, berwarna hijau keputihan,
bertangkai pendek dan bersayap melengkung ke bawah.
3. Morfologi
Dikarenakan kekerabatan yang sangat dekat, karakteristik morfologi
tanaman sawi sangat mirip dengan kubis/kol. Kedudukan daun yang berpola roset
membentuk batangnya menjadi beruas-ruas dan sangat pendek. Sistem
perakarannya tergolong akar tunggang dengan cabang-cabang akar yang
menyebar ke semua arah pada kedalaman 30-50 cm. Bunganya tersusun dalam
malai yang tumbuh memanjang dan bercabang-cabang. Setiap kuntum bunga
terdiri atas empat helai daun kelopak (sepal), empat helai daun mahkota (petal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
berwarna kuning cerah, empat helai benang sari (filamen), dan satu kepala putik
yang berongga dua. Buah sawi berupa polong, panjang, dan di dalam setiap
polong terdapat 2-8 butir biji-biji kecil berbentuk bulat berdiameter 0,5-2,0 mm,
berwarna cokelat atau cokelat kehitaman (Zulkarnain, 2013: 85-86).
4. Syarat Tumbuh
Menurut Zulkarnain (2013: 86-88), untuk mendapatkan hasil panen yang
tinggi dan berkualitas, sawi hendaknya diusahakan di lingkungan yang bercocok
dengan syarat tumbuhnya. Oleh karena itu, faktor ekologi yang meliputi tanah
dan iklim dimana sawi diusahakan perlu mendapatkan perhatian agar
pertumbuhan dan produksinya maksimal.
a. Tanah
Pada umunya, sawi dapat diusahakan pada berbagai ketinggian tempat,
baik dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 5-1200 m dpl.
Tanaman ini memiliki toleransi yang baik terhadap lingkungan, baik suhu tinggi
maupun rendah. Akan tetapi, kebanyakan daerah penghasil sawi berada
diketinggian 100-500 m dpl. Khusus pe-tsai, menghendaki suhu rendah untuk
membentuk krop sehingga cocok ditanam di daerah dengan ketinggian tempat
1.000 m dpl atau lebih. Apabila ditanam didaerah dataran rendah maka pe-tsai
akan membentuk krop yang kecil dan rapuh.
b. pH
Sawi menghendaki tanah yang subur, gembur, berhumus, dan memiliki
drainase baik. Tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki tingkat
keasaman (pH) antara 6-7. Pada tanah asam (Ph < 6) dianjurkan untuk melakukan
pengapuran, guna menurunkan keasaman atau menaikan pH tanah. Takaran baik
kapur maupun pupuk organik yang diberikan sangat tergantung pada Ph awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengukur Ph tanah sebelum penanaman sawi
dilaksanakan.
c. Iklim
Sawi menghendaki keadaan udara yang dingin dengan suhu 12-21ºC
untuk pertumbuhan yang baik, dan pembentukan krop pada pe-tsai. Suhu diatas
24ºC, dapat menyebabkan tepi daun terbakar, sedangkan suhu 13ºC, yang terlalu
lama dapat menyebabkan tanaman memasuki fase pertumbuhan reproduktif yang
terlalu dini. Pembungaan pada sawi bukan hanya sensitif terhadap suhu rendah,
melainkan juga terhadap fotoperiodesitas 16 jam per hari selama sebulan, dapat
menyebabkan terbentuknya bunga di sejumlah kultivar. Sebaliknya,
fotoperiodesitas yang singkat disertai suhu tinggi, dapat menyebabkan tanaman
tetap tumbuh vegetatif. Di daerah tropis dan subtropis, sawi kebanyakan
diusahakan di dataran tinggi, namun ada pula yang diusahakan di dataran rendah.
Penanaman pada musim kemarau perlu diiringi oleh penyiraman yang teratur agar
tanaman tidak kekeringan. Sebaliknya, penanaman pada musim penghujan perlu
disertai oleh pengaturan drainase yang baik, agar air tidak menggenang di sekitar
tanaman dan serangan ulat daun dapat diatasi. Meskipun demikian, waktu tanam
yang dianjurkan adalah akhir musim hujan.
5. Budidaya Tanaman Sawi
Berikut ini merupakan teknik budidaya sawi secara konvensional
menurut Haryanto, dkk (1995: 27-44).
a. Benih
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan percocok tanam
sawi. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus,
sedangkan benih yang jelek akan menghasilkan tanaman yang tumbuhnya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
normal. Sehingga akan memberikan hasil yang kurang memuaskan, atau tanaman
justru tidak tumbuh sama sekali. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan
tanam sebesar 750 g. Benih sawi yang baik memiliki ciri – ciri berbentuk bulat,
kecil-kecil, permukaanya licin mengkilap dan agak keras, dan warna kulit benih
cokelat kehitaman.Benih sawi dapat diperoleh dengan cara menyiapkan benih
sendiri atau dengan membelinya di toko-toko pertanian, keduanya memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri.
a). Membeli benih
Membeli benih sawi ditoko harus memperhatikan waktu kadaluwarsa,
sebaiknya membeli benih yang masih baru atau belum lama disimpan, sehingga
daya tumbuh dan kadar airnya masih sesuai dengan yang tertulis pada label atau
kemasan. Perusahaan produsen benih yang baik biasanya sangat menjaga kualitas
benihnya. Biasanya dalam kemasan akan tertulis benih murni, benih murni
artinya benih hanya terdiri dari satu jenis, tidak tercampur dengan benih jenis
lainya, meskipun hanya berbeda dalam varietasnya. Benih yang baik harus bebas
dari hama dan penyakit, biasanya benih yang dijual telah direndam dalam
pestisida tertentu. Saat memilih benih perhatikan kemasanya, kemasan benih
harus utuh (tidak robek, lecet. atau ada bekas tertindih). Kemasan benih yang baik
adalah yang terbuat dari aluminium foil, karena mampu melindungi benih dengan
baik sehingga dapat disimpan dalam waktu cukup lama. Namun, pembeli tidak
dapat melihat keadaan benih yang berada di dalam kemasan pakah benih masih
baik atau sudah rusak maka pembeli harus memperhatikan tanggal
kadaluwarsanya.
b). Menyiapkan benih sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Mendapatkan benih dengan cara menyiapkan dari tanaman sendiri sering
dilakukan oleh petani di Indonesia. Syaratnya kita harus sudah memiliki tanaman
induk sendiri. Benih yang disiapkan dari tanaman induk umumnya berlaku untuk
tanaman lokal dan bukan merupakan hibrida. Dalam menyiapkan benih sendiri
haruslah diambil dari biji-biji tanaman yang sehat serta hasilnya terbukti
memuaskan. Dalam hal ini, petani harus melakukan seleksi untuk memilih biji-
biji yang akan dijadikan benih. Beberapa patokan dalam melakukan seleksi biji
antara lain keadaan tumbuh tanaman bebas terhadap hama dan penyakit,
keseragaman bentuk, penentuan jenis yang berumur pendek serta tingkat produksi
yang tinggi.
Sebelum pemetikan biji sebaiknya lingkungan sekitar dibersihkan dahulu
dari gulma atau tanaman lain, sehingga kemurnian terjaga. Tanaman yang
direncanakan dugunakan untuk benih ini dipanen pada umur yang lebih tua dari
pada untuk tujuan konsumsi, yaitu setelah berumur lebih dari 70 hari. Setelah biji
yang dihasilkan cukup tua, biji dipanen dengan dikumpulkan. Selanjutnya biji
diangin-anginkan sebentar agar kering. Biji dibersihkan dari kotoran yang masih
terikut. Selanjutnya benih dimasukan kedalam wadah kering yang tertutup rapat.
Simpan wadah pada tempat yang sejuk dan kering. Penyimpanan yang baik
memungkinkan benih dapat bertahan hingga 3 tahun tanpa kehilangan daya
tumbuhnya. Penyimpanan yang buruk misalnya lembap, berair, wadah
mengalami kerusakan, atau bahkan terkena panas berlebih akan menurunkan
kualitas dan daya tumbuh benih.
b. Pengolahan Tanah
Pertumbuhan tanaman sayuran sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik
serta struktur lahan tanamannya, untuk itu perlu dilakukan pengolahan tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kegiatan pengolahan tanah secara umum diawali dengan penggemburan tanah.
Penggemburan tanah dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman
agar mampu tumbuh dengan baik. Tahap-tahap penggemburan ini meliputi
pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya dan
pemberian pupuk organik/kimia sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki struktur
fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan.
Tanah yang akan digemburkan mula-mula harus dibersihkan dari
bebatuan, rerumputan, semak, atau pepohonan yang tumbuh. Lokasi yang teduh
atau ternaungi tidak baik untuk pertumbuhan sawi karena sayuran ini merupakan
tanaman yang suka akan cahaya.Sewaktu melaukan penggemburan sebaikanya
dilakukan pula pemberian pupuk organik seperti pupuk kandang yang sudah jadi.
Tanaman sawi membutuhkan pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha. Pemberian
pupuk kandang ini saat penggemburan akan lebih baik karena pupuk akan lebih
cepat bercampur dengan tanah, sehingga siap untuk mendukung pertumbuhan
tanaman yang akan ditanam.
c. Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk
penanaman, agar lebih efisien. Pembibitan dapat dilakukan dengan pembuatan
bedengan atau penggunaan polibag/plastik kecil, yaitu biji sawi ditabur pada
bedengan yang telah dibuat atau ditabur pada polibag yang telah diisi dengan
tanah yang dicampur dengan pupuk organik/kimia. Setelah biji ditabur, biji
ditutupi dengan tanah halus setebal 1-2 cm. Lalu perawatan dengan penyiraman
menggunakan sprayer. Benih yang baik akan tumbuh setelah 3-5 hari. Setelah
berdaun 3-5 lembar (kira-kira berumur 3-4 minggu sejak biji disemaikan).
d. Penanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pilihlah bibit sawi yang pertumbuhanya baik yaitu setelah berdaun 3-4
helai (kira-kira berumur 2-3 minggu), cirinya batang tumbuh tegak, daun hijau
segar mengkilap, dan tidak terlihat serangan hama atau penyakit. Pindahkan bibit
dengan hati-hati dari bedengan pembibitan/ polibag pembibitan. Pemindahan
bibit ini dapat dilakukan menggunakan tangan atau cetok, sertakan sebagian tanah
yang membalut perakaran bibit. Langkah selanjutnya adalah penggalian lubang
tanam pada polibag/ bedengan. Penggalian dapat dilakukan menggunakan tangan,
skop kecil, atau sendok pada titik yang sesuai dengan jarak tanam. Ukuran lubang
tidak perlu terlalu besar, cukup 4-8 x 6-10 cm, yang penting bibit dapat tumbuh
dengan baik dan tidak mudah tercabut. Bibit dimasukan ke dalam lubang dengan
hati-hati, selanjutnya lubang dirapikan dan tanah sedikit dimampatkan.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahapan kerja yang terpenting dalam pembudidayaan
tanaman. Hasil yang optimal hanya akan dicapai apabila pemeliharaan tanaman
dilaukan dengan baik. Tindakan pemeliharaan ini meliputi penyiraman,
penjarangan, penyulaman, penyiangan, dan penggemburan, pemupukan
tambahan, serta pengendalian hama dan penyakit.
1) Penyiraman
Air adalah faktor pembatas tumbuh tanaman. Tanpa air yang cukup
tanaman sawi akan tumbuh kerdil, layu, dan bahkan dapat mati. Sejak tanaman
disemai hingga tumbuh dewasa air sangat dibutuhkan. Penyiraman dapat
diberikan berupa penyiraman alami atau tambahan. Penyiraman alami adalah
turunya air hujan yang memenuhi kebutuhan air tanaman, ini biasa terjadi pada
musim hujan. Penyiraman tambahan adalah air siraman yang diberikan untuk
tanaman. Dimusim kemarau atau saat hujan turun tak menentu, siraman tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menjadi penting. Kita dapat melaukan penyiraman menggunakan gembor, pipa
penyemprotan, sprinkler, atau dengan sistem leb Sistem leb adalah memasukan
air ke areal melalui parit drainase selama beberapa waktu (2-8 jam), tergantung
kebutuhan dan situasi kekeringan. Namun, penyiraman dengan gembor hingga air
cukup membasahi tanah pada pagi dan sore hari umumnya sudah memadai. Saat
cuaca tak terlalu panas beberapa petani sawi hanya melakukan penyiraman sekali
sehari (sore hari saja) dengan alasan menghemat tenaga kerja.
2) Penjarangan
Penanaman sawi tanpa melaui pembibitan biasanya tumbuh kurang
teratur. Disana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang brjarak tanam terlalu
dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut
kurang begitu baik. Jarak yang terlau rapat menyebabkan adanya persaingan
dalam menghisap unsur hara dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan
untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2
minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh
terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman
yang teratur.
3) Penyulaman
Adakalanya karena suatu hal tanaman yang sudah tumbuh tiba-tiba mati.
Tanaman tersebut harus segera diganti agar produksi yang diharapkan tidak
terganggu. Tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman yang baru disebut
penyulaman. Tanaman biasanya diambil dari bibit tanaman yang masih tersisa
dari pembibitan. Dengan demikian umur dan tingkat pertumbuhan tanaman yang
sudah tumbuh dengan baik dibandingkan dengan tanaman hasil penyulaman tidak
berbeda. Cara penyulaman cukup sederhana. Tanaman yang mati dibuang, lubang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
penanaman dibuat pada bekas tempat tersebut. Selanjutnya tanaman sulaman
ditanam sebagai pengganti. Selain untuk mengganti tanaman yang mati,
penyulaman juga dilakukan untuk tanaman yang pertumbuhanya kurang baik
(kerdil/rusak diserang hama/penyakit).
4) Penyiangan, penggemburan, dan pengguludan
Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa tanam sawi,
disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Setelah
tanaman berumur 2 minggu biasanya gulma mulai bermunculan, karena masa
panen sawi yang tergolong singkat, penyiangan dilaukan 1-2 minggu berikutnya.
Apabila kondisi tanah masih sama dengan saat penanaman maka tidak perlu
dilakukan penggemburan dan pengguludan. Tetapi jika kondisi tanah berubah
menjadi padat atau mengeras maka penggemburan dan pengguludan perlu
dilakukan. penggemburan dan pengguludan biasanya dilakukan bersamaan
dengan penyiangan. Saat mencabut gulma dengan kored biasanya petani juga
mencacah tanah disekitar penanaman agar gembur. Penggemburan harus
dilakukan dengan ekstra hati-hati karena seringkali merusak tanamannya sendiri.
5) Pemupukan tambahan
Pupuk tambahan diberikan pada saat 3 minggu setelah tanam yaitu urea
dengan dosis 50 kg/ha. Perlu ditekankan disini bahwa tambahan pupuk urea saja
sudah cukup memadai. Alasanya sawi adalah sayuran daun yang lebih
membutuhkan pupuk untuk membantu pertumbuhan bagian tersebut. Pupuk TSP
dan KCl yang dibutuhkan untuk ketegaran pertumbuhan batang, bunga, atau
bagian tanaman lainya sudah cukup sebagai pupuk dasar saja. Pemberian pupuk
dapat dilakukan dengan penaburan pada lahan tanam, atau dapat juga dengan
melarutkan kedalam air lalu disiramkan pada lahan tanam. Satu sendok urea,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.
Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan
kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pada pagi atau sore
hari.
6. Hama, Penyakit, dan Pengendaliannya
Hama dan penyakit sama-sama merugikan bagi petani karena dapat
menurunkan produksi sawi. Hama merupakan binatang yang merusak tanaman
dan berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat oleh mata telanjang. Adapun
penyakit merupakan keadaan tanaman yang terganggu pertumbuhanya dan
penyebabnya bukanlah binatang yang mudah tampak oleh mata. Penyebab
penyakit dapat berupa bakteri, virus, jamur, maupun gangguan fisiologis yang
mungkin terjadi.
Berikut ini hama dan penyakit yang menyerang tanaman sawi dan selada
beserta cara pengendalianya menurut Haryanto, dkk (1995: 73-85).
a. Hama
Hama tanaman sawi yang cukup penting diantaranya adalah : ulat
Crocidolomia binotalis, ulat tritip, siput, ulat Thepa javanica, dan cacing bulu.
1) Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.)
Penyebab :
Penyebab kerusakan tersebut adalah ulat titik tumbuh atau yang disebut
Crocidolomia binotalis Zell. Ulat ini berwarna hijau, dipunggungnya terdapat
garis berwarna hijau muda dan rambut yang berwarna hitam. Serangga dewasa
meghasilkan telur yang jumlahnya 30-80 butir tiap kelompok. Telur ini akan
menetas dalam jangka waktu 1-2 minggu dan setiap hari jumlah telurnya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bertambah. Setelah menetas alat akan melalap habis daun sawi yang berada
disekitarnya.
Gejala :
Daun bagian dalam yang terlindungi oleh daun bagian luar rusak dan
kelihatan bekas gigitan. Tadak heran bila dari luar tanaman masih kelihatan baik
tetapi setelah diperiksa ternyata bagian dalamnya sudah rusak.
Pengendalian :
Pengendalian dapat dilaukan dengan cara preventil, yaitu menyemprot
tanamn sebelum muncul serangga. Insektisida yang dapat dipakai ialah Dipterex
50 SP dengan dosis 10-20 g/10 l air, Diazinon 60 EC dengan dosis 10-20 cc/10 l
air, Bayrusil 25 EC dengan dosis 10-20 cc/10 l air, Phosvel 30 EC dengan dosis
20-25 cc/10 l air, atau Orthena 75% EC (5-10 g/10 l air). Pengendalian secara
kuratif atau setelah terjadi serangan dapat juga dilakukan dengan menggunakan
insektisida yang sama.
2) Ulat tritip (Plutella maculipennis)
Penyebab :
Penyebab kerusakan tersebut adalah Plutella maculipennis. Ulat yang
baru menetas warnanya hijau muda. Setelah dewasa warna kepalanya menjadi
lebih pucat dan terdapat bintik cokelat. Serangga dewasa menghasilkan telur
secara berkelompok tetapi hanya terdapat 2-3 butir telur setiap kelompok.
Gejala :
Daun tampak seperti bercak-bercak putih. Jika lebih diperhatikan
ternyata bercak-bercak tersebut adalah kulit ari daun yang tersisa setelah
dagingnya dimakan hama. Selanjutnya daun menjadi berlubang karena kulit ari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
daun tersebut mengering dan sobek. Serangan berat menyebabkan seluruh daging
daun habis termakan, sehingga yang tertinggal hanyalah tulang-tulang daunnya
Pengendalian :
Cara sederhana pemberantasan hama ini adalah dengan menggunakan
obor atau lampu penarik serangga karena hama ini tertarik akan cahaya. Pada
malam hari obor diletakkan di beberapa penjuru lahan. Dibawah obor diletakkan
wadah berisi air. Karena terangnya cahaya, hama akan terbang menghampiri obor
shingga terbakar dan jatuh kedalam wadah. Pemberantasan secara kimia dapat
dilakukan dengan insektisida Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/l air, atau
Sevin dengan dosis 1-2 kh/hektar. Volume semprotnya 400-500 l larutan per
hektar. Selain itu dianjurkan melakukan rotasi tanaman agar daur hidup hama
terhenti.
3) Siput (Agriolimax sp.)
Penyebab :
Penyebab gejala tersebut adalah siput Agriolimax sp. Hewan
bercangkang cokelat dengan tubuh lunak ini bergerak amat lambat, dan umumnya
menyerang pada malam hari.
Gejala
Tanaman yang terserang hama ini daunya banyak berlubang tetapi tidak
merata. Sering pula dijumpai jalur-jalur bekas lendir pada tanaman atau
sekitarnya.
Pengendalian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Hama jenis ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida
Metapar 99 WP dengan dosis 0,5-1 g/l air. Siput yang terlihat disekitar tanaman
sebaiknya diambil dan dimusnahkan.
4) Ulat Thepa javanica
Penyebab :
Penyebabnya adalah Ulat Thepa javanica.
Gejala :
Daun banyak berlubang dengan jarak antara lubang sangat dekat dan
menggerombol.
Pengendalian :
Hama jenis ini daat dikendalikan dengan menggunakan insektisida
Metapar 99 WP dengan dosis 0,5-1 g /l air.
5) Cacing bulu (cut warm)
Penyebab :
Penyebabnya dalah yang tinggal dalam tanah dan menggerogoti pangkal
batang.
Gejala :
Bagian pangkal batang sawi yang terserang menjadi rapuh, lama
kelamaan tanaman menjadi roboh.
Pengendalian :
Hama ini dapat dikendalikan dengan cara menggenangi lahan dengan air
yang dicampur insektisida Diazinon dengan dosis 10 cc/10 l air.
b. Penyakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara
lain penyakit akar pekuk, bercak daun alemaria, busuk basah, embun tepung,
rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik.
1) Penyakit akar pekuk
Penyebab :
Penyebab penyakit akar pekuk disebabkan oleh jamur Plasmodiofora
brassicae War. Penyebab penyakit ini dapat terjadi melalui air drainase, alat-alat
pertanian, tanah yang tertiup angin, pupuk kandang, hewan, dan bibit tanaman.
Bibit inilah yang utama memencarkan penyakit secara luas. Jamur tidak dapat
mencapai biji, oleh karena itu penyakit ini tidak disebarkan lewat biji.
Gejala :
Akar-akar yang terserang penyakit ini akan mengadakan reaksi dengan
pembelahan dan pembesaran sel yang menyebabkan terjadinya bintil yang tidak
teratur. Seterusnya bintil-bintil ini bersatu sehingga menjadi bengkakan yang
mirip batang.
Pengendalian :
a) Jangan memindahkan bibit atau tanaman yang ditanam dari lahan yang
sakit ke lahan yang masih sehat.
b) Sterilisasi tanah dapat diusahakan dengan memberi fungsida, seperti
Vapan (bahan aktif natrium N-metil diktiokarbonat), Benlate (benomyl),
Topsin M (tiofanat metil), atau Brassicol (quintozine atau PCNB). Pemberian
Brassicol yang mengandung bahan aktif quintozine dapat disiram. Dosis
fungsida yang digunakan adalah 0,75% atau 75 g dalam 100 l air.
2). Bercak daun alternaria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Penyebab :
Penyebab penyakit ini adalah jamur Alternaria brassicae (Berk) Sacc.
Jamur ini dapat terbawa oleh biji, jika biji ditanam jamur akan menginfeksi
persemaian. Jamur juga dapat menyerang pangkal bibit yang menyebabkan
penyakit rebah semai (dumping off).
Gejala
Pada daun terdapat bercak berwarna kelabu gelap yang meluas dengan
cepat. Sehingga menjadi bercak bulat dengan garis tengah mencapai 1 cm.
Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daun tua, jika terdapat banyak bercak
daun akan cepat mati.
Pengendalian :
a) Benih yang akan ditanam direndam dalam air hangat bersuhu 50ºC selama
30 menit.
b) Penyemprotan dengan fungsida Difolatan 4 F (kaptapol) dengan dosis 2-3
cc/l air. Pada musim kemarau dapat juga disemprot dengan Antracol 70 WP
(propineb sebanyak 2g/l air, dengan volume semprot 300-800l/hektar).
3). Busuk basah (soft root)
Penyebab :
Penyebab penyakit ini dalah bakteri Erwinia carotovora (Jones) Dye,
yang dulu lazim disebut sebagai Erwinia carotovora (Jones) Holland. Busuk
basah adalah penyakit yang amat merugikan tanaman sayuran secara umum
karena dapat menjangkau hampir semua komoditas sawi.
Gejala :
Pada bagian yang terinfeksi mula-mula bercak kebasahan. Bercak
membesar dan bentuknya tidak teratur. Jaringan yang membusuk mulanya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berbau, tetapi dengan adanya serangan bakteri sekunder jaringan tersebut menjadi
berbau khas menyolok hidung. Serangan dapat terjadi tidak hanya di lahan,
namun juga dalam tempat penyimpanan dan pengangkutan sebagai penyakit
pasca panen.
Pengendalian :
a) Jarak antar tanaman jangan terlalu rapat.
b) Pemanenan dilakukan secara hati-hati. Hindari terjadinya lecet pada tanaman
baik saat pemanenan, penyimpanan, maupun saat mengangkutan.
c) Setelah panen tanaman dapat dicuci dengan larutan klorin.
d) Kurangi kelembapan di dalam ruang penyimpanan dan buatlah ventilasi yang
cukup.
4). Penyakit embun tepung (downy mildew)
Penyebab :
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Perenospora parasitica. Penyebaran
pnyakit ini sangat luas, bahkan sampai diseluruh dunia. Penyakit ini
berkembang lebih cepat pada suhu antara 10-15ºC, dalam cuaca mendung, atau
di tempat yang teduh sehingga terdapat embun sepanjang hari.
Gejala :
Gejala penyakit ini timbul di persemaian terkadang pula pada bedengan
penanaman. Pada permukaan atas daun terlihat adanya jaringan di antara tulang-
tulang daun yang menguning, mirip dengan kekurangan unsur hara tertentu.
Bagian yang menguning berubah menjadi cokelat ungu dan tekstur daun
berubah seperti kertas. Daun-daun dibawah rontok lebih awal. Apabila daun
dibalik, pada permukaan bawah daun terdapat kapang putih seperti tepung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pengendalian :
a) Mengurangi kelembapan di persemaian.
b) Eradikasi tanaman yang sakit (dicabut lalu dibakar)
c) Penyemprotan dengan fungsida seperti Dithane M-45 dengan dosis 0,2%
atau 2 g dilarutkan dalam satu liter air.
5). Penyakit rebah semai (dumping off)
Penyebab :
Penyebabnya adalah jamur Fusarium spp. dan Phytium spp. Jamur ini
menyerang pertanaman sawi dan penyebarannya sangat luas hampir diseluruh
dunia. Sebagian besar tanaman dapat menjadi inang jamur ini.
Gejala :
Sebagian tanaman pada bedeng pembibitan rebah. Pengamatan lebih dekat
menunjukan adanya luka seperti tersiram air panas pada pangkal batang.
Kadang-kadang rebahan terjadi sesaat sebelum tunas membuka.
Pengendalian :
a) Perbaikan teknik budidaya, penyiraman bedengan.
b) Pengendalian secara kimia, sterilisasi bedeng pembibitan dengan
menggunakan Basamid G, dosis yang dipakai 30-40 g/m² bedeng.
Penyiraman dengan fungsida yang mengandung bahan aktif seperti thiram,
captan, dithiocarbamat, dan tembaga. Dosis yang digunakan g/l air.
6). Busuk daun
Penyebab :
Penyebab penyakit ini adalah jamur Bremia lactucae Regel. Jamur
terutama terdapat pada daerah yang tinggi, karena perkecambahan dan infeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
memerlukan suhu yang relatif rendah. Sporangium berkecambah pada suhu 1-
19ºC, dengan suhu optimum sekitar 10ºC. Suhu optimum untuk pembentukan
sporangium dan infeksi adalah 15-17ºC. Perkecambahan dan infeksi diperlukan
kelembapan udara yang tinggi. Penyebaran penyakit ini dibantu oleh kabut dan
embun.
Gejala :
Diantara tulang-tulang daun terjadi bercak bersudut berwarna hijau pucat
sampai kuning. Pada permukaan bawah daun dapat terbentuk kapang berwarna
putih. Bagian daun yang terinfeksi saling berhubungan, lantas berubah warna
menjadi cokelat yang membesar. Jika penyakit timbul pada saat tanaman masih
kecil maka tanaman akan tumbuh kerdil. Infeksi pada tanaman yang sudah besar
menyebabkan banyak daun yang harus dibuang. Penyakit ini dapat berkembang
menjadi penyakit pasca panen.
Pengendalian :
Sebenarnya menghindari penyakit busuk daun cukup mudah, yaitu
dengan menanam sawi di dataran rendah.Apabila penyakit sudah menyerang
maka dapat diatasi dengan penyemprotan fungsida yang berbahan aktif zineb,
seperti Tiezene 80 WP, Vancozeb 75 WP, atau Velimex 80 WP. Dengan dosis 2-
2,5 g/l air dengan volume seprot 400-800 l/hektar.
7). Busuk Rhizoctonia (bottom root)
Penyebab :
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani Kuhn yang
merupakan jamur yang umum terdapat ditanah. Jika didalam tanah terdapat bahan
organik maka populasi jamur semakin bertambah dilahan tersebut. Penyakit ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
banyak terdapat didaerah tropika. Selain di Indonesia penyakit ini terdapat juga di
Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Gejala :
Pada waktu tanaman hampir panen, daun-daun tua yang terletak
disebelah atas akan terkena infeksi. Pada tangkai dan tulang daun induk terjadi
bercak cokelat seperti lendir. Jika lingkungan amat lembab serangan selanjutnya
kan menyebabkan seluruh tanaman berlendir. Jika cuaca kering tanaman busuk
dan mnegering menjadi “mummy” hitam. Serangan terutama pada sawi yang
daunya membentuk krop.
Pengendalian :
a) Jarak tanam tidak boleh terlalu rapat agar kelembapan berkurang.
b) Daun-daun yang bersentuhan dengan tanah dibuang.
c) Penggiliran tanamn dengan tanamn yang bukan dari famili kubis-kubisan
untuk memutuskan daur hidup.
2) Bercak daun
Penyebab :
Penyebab penyakit ini adalah Cercospora longisima Sacc. Meskipun
tersebar diseluruh dunia, penyakit ini dianggap tidak terlalu merugikan.
Gejala :
Mula-mula tampak bercak kecil kebasah-basahan pada tepi daun. Secara
bertahap bercak berkembang makin ke dalam dan jaringan yang sakit menjadi
kecokelatan di bagian tengahnya.
Pengendalian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a) Lahan tidak ditanami sayuran dari keluarga kubis-kubisan secara terus
menerus. Pergiliran tanaman dapat dilakukan dengan menanami cabai, kapri,
tomat, dll.
b) Pengendalian secara mekanis dengan cara mengumpulkan daun-daun yang
sakit atau terserang, kemudian membakarnya.
c) Penyemprotan dengan menggunakan fungsida Tiezene 80 WP atau Velimex
80 WP sebanyak 2-2,5 g/l air dengan volume penyemprotan 400-800
l/hektar.
7. Panen dan Pasca Panen
Sawi dapat dipanen umur 35-70 hari setelah tanam, tetapi tergantung
pada kultivar dan musim. Selain umur, kriteria tanaman siap dipanen dapat dilihat
dari kondisi fisik tanaman, seperti warna, bentuk, dan ukuran daun. Disamping itu
krop sudah terbentuk sempurna, padat dan kompak. Pemanenan biasanya
dilakukan dengan memotong bagian batang yang berada diatas tanah. Akan
tetapi, pemanenan dapat dengan mencabut tanaman sehingga akarnya turut
terbawa. Adanya sistem perakaran ini dapat membantu penyerapan air dari media
simpan sehingga kesegaran tanaman dapat bertahan lebih lama.
Sawi yang baru dipanen hendaknya diletakkan di tempat yang teduh dan
diperciki air (disemprot dengan mist spray) agar tetap segar. Selanjutnya
dilakukan penyortiran dan bagian-bagian tanaman yang tua, busuk, atau rusak
dibuang. Selain itu perlu juga memisahkan krop yang besar dan yang kecil. Krop
yang besar biasaya dijual di pasar modern atau supermarket, sedangkan krop yang
kecil dijual di pasar tradisional (Zulkarnain, 2013: 92-93).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
8. Nilai Gizi dan Manfaat
Sawi dapat dimanfaatkan sebagai sayuran segar atau lalapan (seperti pe-
tsai atau bok choy), dimasak (seperti sawi putih), atau dibuat asinan (seperti chai
sin). Salah satu menu masakan korea, kimchi adalah sawi yang difermentasi dan
direndam didalam larutan garam. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
senyawa brassinim yang dikandung oleh sawi dapat membantu mencegah
timbulnya tumor payudara. Apabila ditambah dengan indoles dan isothiocyanate,
sawi dapat bermanfaat mencegah kanker payudara. Sawi juga bermanfaat untuk
menyehatkan mata dan mengendalikan kadar kolesterol di dalam darah sehingga
mengkonsumsi sawi dapat menghindari serangan jantung. Semangkuk sayur bok
choy mengandung ± 20 kalori dan 3 g serat, serta 158 mg kalsium (16% dari
kebutuhan kalsium harian) yang sangat bermanfaat untuk mencegah osteoporosis.
Tabel 2.2 berikut, menyajikan nilai gizi dari setiap 100 g bagian tanaman sawi
yang dapat dimakan (Zulkarnain, 2013 : 93-94.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 2.2. Komposisi Kimia Sawi Hijau Per 100 gr
Senyawa
Sawi hijau
Kadar
Nutrisi
Persen Dari
Kebutuhan
Harian
Lemak total (g) 0,20 1,00
Serat (g) 1,00 2,50
Folat (µg) 66,00 16,00
Asam pantotenat (mg) 0,088 1,50
Piridoksin (mg) 0,194 15,00
Riboflavin (mg) 0,070 5,00
Tiamin (mg) 0,040 3,50
Vitamin A (IU) 4,468 149,00
Vitamin C (mg) 45,00 75,00
Vitamin K (µg) 45,00 38,00
Natrium (mg) 65,00 4,00
Kalium (mg) 252,00 5,00
Kalsium (mg) 105,00 10,50
Besi (mg) 0,80 10,00
Magnesium (mg) 19,00 5,00
Mangan (mg) 0,159 7,00
Fosfor (mg) 37,00 5,00
Seng (mg) 0,19 1,50
β-karoten (µg) 2,681,00 -
α-karoten (µg) 1,00 -
Lutein-zeasantin (µg) 40,00 -
Sumber : USDA National Nutrient Data Base (Zulkarnaen, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari sari tumbuhan alami
berbentuk cair. Salah satu contoh merek dagang pupuk organik cair adalah
“hormon tanaman unggul”. Pupuk ini memiliki warna yang lebih gelap karena
melaui proses fermentasi. Kelebihan pupuk organik cair adalah dapat
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan virus dan bakteri. Selain itu,
pupuk ini juga dapat membentu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman melebihi pertumbuhan standar. Hal ini disebabkan karena selain
mengandung unsur hara yang lengkap, pupuk organik cair juga mengandung
hormon pertumbuhan tanaman. Serta mempercepat keluarnya bungaq,
mempercepat masa panen sehingga panen lebih cepat, dan yang paling penting
tidak menyebabkan pencemaran tanah atau lingkungan (Siahaan, 2006:8).
Unsur hara yang terkandung pada pupuk organik cair lebih mudah
diserap oleh tanah dan tanaman. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur
mineral lainya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk cair lebih
mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai.
Tanaman mudah menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga
mempunyai kemampuan menyerap hara oleh Musnamar (2005), dalam Siahaan
(2006:8). Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di
sekitar tanaman, tetapi juga di atas daun-daun.
Pupuk cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman. Unsur-unsur hara itu terdiri
dari: unsur nitrogen untuk pertumbuhan tunas, batang, dan daun. Unsur fosfor
untuk merangsang pertumbuhan akar, buah, dan biji. Unsur kalium untuk
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
organik cair ini merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di
pasaran. Pupuk ini kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai
pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N,P, K, S,
Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan
produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi
penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang.
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah:
1. Dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan
pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan
kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara.
2. Dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan
kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca
dan serangan patogen penyebab penyakit.
3. Merangsang pertumbuhan cabang produktif
4. Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta
5. Mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah.
Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau
dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan
pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dari pada pemberian melalui
tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara
yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka
kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun pemberian dalam dosis
berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman (
Yuanita, D., 2012).
E. Sabut Kelapa
Gambar 2.2 : Buah Kelapa Gambar 2.3: Sabut Kelapa
1. Klasifikasi tanaman kelapa
Klasifikasi tanaman kelapa adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera
Tanaman kelapa disebut juga tanaman serbaguna, karena seluruh organ
tanaman kelapa ini dapat dimanfaatkan, demikian juga dengan buahnya. Buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
adalah bagian utama dari tanaman kelapa yang berperan sebagai bahan baku
industri. Buah kelapa terdiri dari beberapa komponen yaitu sabut kelapa,
tempurung kelapa, daging buah kelapa, dan air kelapa. Daging buah adalah
komponen utama, sedangkan air, tempurung, dan sabut sebagai hasil samping (by
product) dari buah kelapa. Buah kelapa mempunyai diameter 15–20 cm berwarna
hijau, coklat, atau kuning (Zainal, 2005:5).
Limbah sabut kelapa merupakan sisa buah kelapa yang sudah tidak
terpakai yaitu bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa.
Ketebalan sabut kelapa berkisar 5-6 cm yang terdiri atas lapisan terluar
(exocarpium) dan lapisan dalam (endocarpium). Satu butir buah kelapa
menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30 % serat. Dengan komposisi
kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin, pyroligneous acid, gas, arang, ter,
tannin, dan potassium (Rindengan dkk., 1995:49). Menurut Prawoso (2001),
dalam Sundari (2013:2): kandungan unsur hara dan air dalam sabut kelapa adalah
sebagai berikut: air 53,83%, N: 0,28%ppm, K: 6,726 ppm, Ca: 140 ppm, Mg: 170
ppm. Pupuk cair dari sabut kelapa memiliki PH 7 Sundari (2013:3). Pada
pembuatan pupuk cair dari sabut kelapa tidak memerlukan bantuan
mikroorganisme, pupuk tersebut hanyalah di rendam selama 2 minggu.
2. Unsur Kalium
Kalium bukan merupakan komponen dari bahan organik yang
membentuk tanaman. Kalium khusus terdapat di dalam cairan sel di dalam bentuk
ion-ion K+. Menurut penelitian, Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau
bagian tanaman yang banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung
Kalium. Pada sel-sel zat ini terdapat sebagai ion-ion di dalam cairan sel dan
keadaan demikian akan merupakan bagian penting dalam melaksanakan turgor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang disebabkan oleh tekanan osmotis. Selain itu, ion Kalium mempunyai fungsi
fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang, yang berarti apabila tanaman
sama sekali tidak diberi Kalium, maka asimilasi dapat terganggu.
Menurut Sutedjo (1987), dalam Sundari (2013:7). kalium mempunyai
fungsi yang mutlak harus ada di dalam metabolisme tanaman. Kalium
mempunyai pengaruh positif terhadap hasil dan kualitas tanaman. Sifat-sifat
positif kalium antara lain:
a. Mendorong produksi hidrat arang. Tanaman yang banyak mengandung
komponen ini seperti bengkoang dan bit membutuhkan banyak pupuk
kalium.
b. Mempunyai peranan penting dalam mengangkut hidrat arang dalam tanaman.
Kekurangan unsur ini dapat mengakibatkan berkumpulnya gula pada daun
yang diproduksi melalui asimilasi.
c. Mengurangi kepekaan tanaman terhadap kekeringan. Kalium membantu
pengisapan air oleh akar tanaman, dan mencegah menguapnya air keluar dari
daun.
d. Mengurangi kepekaan tanaman terhadap hawa dingin dan hawa dingin malam
e. Sedikit banyak mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai
penyakit.
f. Memperbaiki beberapa sifat kualitatif (rasa, warna, bau harum, tahan lama,
dan sebagainya).
3. Nitrogen (N)
Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam
pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh
karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama
pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor
(P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan.
Terdapat 2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat
(NO3). Berdasarkan sejumlah penelitian para ahli, membuktikan Ammonium
sebaiknya tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan,
sosok tanaman menjadi besar tetapi rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen
yang berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan karena mengikat
karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan
sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal. Akibatnya tanaman tidak
mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah Nitrogen bentuk Nitrat ,
maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih tahan penyakit.
Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen dari pupuk bisa dilihat dari
kemasan. (www.distanbanggai.go.id, 2014).
Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun
bagian bawah. Daun pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil.
Pada proses lebih lanjut, daun akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di
bawah permukaan daun muda akan tampak pucat. Pertumbuhan tanaman
melambat, kerdil dan lemah. Akibatnya produksi bunga dan biji pun akan rendah.
Kelebihan Nitrogen
Kelebihan jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai. Ciri-ciri tanaman
apabila unsur N-nya berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman
rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebabkan tanaman rentan
terhadap serangan jamur dan penyakit, serta mudah roboh. Produksi bunga pun
akan menurun. (www.distanbanggai.go.id, 2014).
4. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi
beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di
daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat
diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan
komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis
protein. Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut
karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot
„ringan‟ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi
encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis
seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman
(www.distanbanggai.go.id, 2014).
Kekurangan Magnesium
Muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi
karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah
terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew).
Kelebihan Magnesium
Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
5. Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen
yang menguatkan, dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel.
Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu, dan berakibat penyerapan hara
terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel, dan
mengatur distribusi hasil fotosintesis (www.distanbanggai.go.id, 2014).
Kekurangan Kalsium
Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah, terjadi perubahan
bentuk daun, mengeriting, kecil, dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan
tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh
maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga
gugur juga efek kekurangan kalsium (www.distanbanggai.go.id, 2014).
Kelebihan Kalsium
Kelebihan kalsium tidak berefek banyak, hanya mempengaruhi pH tanah
(www.distanbanggai.go.id, 2014).
F. Sekam Padi
Sekam merupakan sumber bahan organik yang mudah didapat yang
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembawa pupuk hayati. Sekam
padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian yang
mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat kasar,
karbon, hidrogen, oksigen dan silica. Hasil analisis media tumbuh inokulan zeolit
dan arang sekam menunjukkan bahwa kandungan C organik zeolit rendah,
sedangkan arang sekam padi tinggi, N total keduanya rendah, P dan K total zeolit
sangat tinggi sedangkan arang sekam sangat rendah. Kapasitas tukar kation arang
sekam padi lebih tinggi daripada zeolit. Kemasaman atau Ph zeolit agak basa,
sedangkan Ph arang sekam padi netral (Nurbaity A., dkk. 2011:11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
G. Kotoran Sapi sebagai Pupuk Organik
Menurut Brady (1974), dalam Sudarkoco (1992:13) kotoran sapi
merupakan bahan organik yang scara spsifik berperan dalam meningkatkan
ketersediaan fosfor dan unsur-unsur mikro, mengurangi pengaruh buruk dari
aluminium, menyediakan karbondioksida dan kanopi tanaman, terutama pada
tanaman dengan kanopi lebat dimana sirkulasi udara terbatas. Kotoran sapi
banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen,
fosfor, kaium, kalsium, magnesium, belerang, dan boron.
H. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anik Waryanti, Sudarno, dan
Endro Sutrisno (2013), dengan judul “Studi Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa
pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Ikan Terhadap Kualitas
Unsur Hara Makro (CNPK).” Dalam penelitian ini, limbah air cucian ikan
menjadi bahan baku pupuk cair, yang ditambah dengan sabut kelapa melalui
teknik fermentasi. Digunakan 6 variasi pemambahan jumlah sabut kelapa untuk
mengetahui pengaruh unsur hara makro yang terbaik pada pupuk cair. Variasi
penambahan sabut kelapa antara lain : 0 ml, 100 ml, 200 ml, 300 ml, 400 ml, dan
500 ml dan difermentasi selama 28 hari. Penambahan sabut kelapa yang paling
baik pada pupuk cair terdapat pada penambahan sabut kelapa sebanyak 100 ml.
Kandungan unsur hara pada sabut kelapa 100 ml yaitu C-organik 11,69%,
Nitrogen 2,251 %, Fosfor 0,71%, dan kalium 0,029%. Persentase kandungan
unsur hara makro pada sabut kelapa ini mengalami kenaikan setelah melalui
proses fermentasi selama 2 minggu yaitu C-organik 11,28 %, Nitrogen 2,366%,
Fosfor 0,70%, dan kalium 0,041%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nasarudin dan Rosmawati (2010),
yang berjudul “Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Hasil Fermentasi Daun
Gamal, Batang Pisang, dan Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao.
Penelitian dilakukan di rumah kasa, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makasar yang berlangsung dari bulan Agustus sampai Oktober 2010. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat pertumbuhan bibit kakao dari berbagai volume
fermentasi daun gamal, batang pisang, dan sabut kelapa. Penelitian dilaksanakan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang tediri dari tanpa pemupukan,
aplikasi POC (15 ml, 30 ml, 45 ml, 60 ml, dan 75 ml) . pohon dan
pemberian 4 gram pupuk campuran dari urea, SP-36 dan KCL (2:1:1). Setiap
perlakuan terdiri dari empat tanaman dan di ulang 3 kali sehingga terdapat 112
unit tanaman. POC diperoleh dari hasil fermentasi daun gamal, batang pisang, dan
sabut kelapa dengan perbandingan 1:1:1. Hasil Penelitian diperoleh bahwa
pemberian pupuk organic cair dari hasil fermentasi daun gamal, batang pisang,
dan sabut kelapa menghasilkan respon pertumbuhan bibit kakao yang lebih baik.
Perlakuan 15 sampai 30 ml. . pohon memberikan pengaruh terbaik
dibandingkan dengan perlakuan lainya.
I. Kerangka Berfikir
Pemanfaatan sabut kelapa yang merupakan limbah rumah tangga/limbah
pertanian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik pengganti KCl anorganik,
karena sabut kelapa mengandung unsuk kalium yang tinggi. Selain itu sabut kelapa
juga mengandung Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na) dan Fospor (P).
Air hasil rendaman yang mengandung unsur Kalium tersebut sangat baik jika
diberikan sebagai pupuk serta pengganti pupuk KCI anorganik untuk tanaman seperti
tanaman sawi hijau guna mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bertujuan agar tanaman tidak mengalami defisiensi Kalium ditandai dengan terjadinya
klorosis pada daun tua (kehilangan klorofil) (Samekto R.,2008:66). Jika sayuran
mengalami klorosis maka kandungan nutrisi pada daun yang dikonsumsi akan sangat
rendah. Unsur kalium pada sabut kelapa akan memberikan pengaruh positif pada
pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.), serta diharapkan unsur kalium
tersebut dapat meningkatkan produktivitas pada tanaman sawi (Brassica juncea L.).
J. Hipotesa
Hipotesa dari penelitian ini adalah :
1. Pemberian volume pupuk cair organik sabut kelapa memiliki pengaruh yang
lebih baik terhadap pertumbuhan terutama pada tinggi dan jumlah daun sawi
(Brassica juncea L.). Berdasarkan parameter pertumbuhan yaitu tinggi batang
dan jumlah daun sawi setiap 5 hari sekali, selama 30 hari.
2. Pemberian volume pupuk cair organik sabut kelapa memiliki pengaruh yang
lebih baik terhadap hasil panen tanaman sawi (Brassica juncea L.), yang
ditunjukan melalui perhitungan berat basah dan berat kering tanaman sawi.
3. Volume pupuk organik cair sabut kelapa yang optimal terhadap pertumbuhan
dan hasil penen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) adalah 200 ml/l.
Pupuk organik cair sabut kelapa pada volume 200 ml/l dapat meningkatkan
kandungan hara pada tanah tanpa menimbulkan toksik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental murni
dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap) atau desain CRD (Completely Randomize
Design). Jenis penelitian murni yaitu dengan melakukan percobaan pada kelompok
perlakuan dan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penelitian ini terbagi dalam 4
kelompok (3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol) dengan masing-masing 7
ulangan. Media yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tanah, sekam, pupuk
kotoran sapi dengan perbandingan 2:1:1, perlakuan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Kelompok pertama yaitu perlakukan 1 (P1) dengan menggunakan kontrol media
yang diberi perlakuan 100 ml/l pupuk cair sabut kelapa.
2. Kelompok kedua yaitu perlakukan 2 (P2) dengan menggunakan kontrol media
yang diberi perlakuan 200 ml/l pupuk cair sabut kelapa.
3. Kelompok ketiga yaitu perlakukan 3 (P3) dengan menggunakan kontrol media
yang diberi perlakuan 300 ml/l pupuk cair sabut kelapa.
4. Kelompok keempat yaitu kontrol (K) dengan menggunakan kontrol media tanpa
pemberian pupuk cair sabut kelapa.
Dalam penelitian eksperimental ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel
bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
• Variabel bebas yang digunakan yaitu pemberian volume pupuk organik cair sabut
kelapa.
• Variabel terikat meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah, dan berat
kering.
• Variabel kontrol meliputi kontrol media, suhu, dan pemeliharaan.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Cangkul
2. Sekop
3. Polibag
4. Ember bekas
5. Gelas ukur
6. Meteran/penggaris
7. Kertas label
8. Pisau
9. Alat tulis
10. Botol spray
11. Biji sawi hijau
12. Sekam
13. Pupuk kotoran Sapi
14. Tanah
15. Air
16. Sabut kelapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. CARA KERJA
1. Pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar sabut kelapa
a. Siapkan 2 kg sabut kelapa kemudian cuci bersih hingga tidak
tercampur tanah lalu masukan ke dalam ember bekas.
b. Tuangkan 4 liter air kedalam ember bekas.
c. Tutup ember bekas yang berisi air dan sabut kelapa agar tidak
kemasukan air atau cahaya sehingga proses fermentasi aerob
berjalan lebih cepat.
d. Diamkan hingga 21 hari.
e. Setelah 21 hari air rendaman serabut kelapa akan berwarna hitam
kekuningan, maka air rendaman serabut kelapa siap digunakan
sebagai pupuk organik cair.
2. Pengenceran pupuk cair sabut kelapa
Pengenceran yang dilakukan menggunakan perbandingan
pupuk cair sabut kelapa dengan air (1:15 dalam liter). Pupuk organik
cair sabut kelapa masing-masing diencerkan dengan konsentrasi yang
sama yaitu 6, 25%, kemudian volume cairan hasil dari pengenceran
tersebut diambil sesuai dengan perlakuan. Perlakuan 1 dengan volume
pupuk organik cair sebanyak 100 ml/l, Perlakuan 2 dengan volume
pupuk organik cair sebanyak 200 ml/l. Perlakuan 3 dengan volume
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pupuk organik cair sebanyak 300 ml/l, sedangkan pada kontrol diberi
air sebanyak 200 ml/l.
6. Pembibitan
Pembibitan dilakukan secara mandiri dengan menyiapkan biji
sawi yang dibenihkan pada media tanah yang dicampur sekam dan
pupuk kotoran sapi dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian dimasukan
ke plastik bening yang berukuran kecil. Setiap hari dilakukan
penyiraman pada sore hari pukul 16.00. Setelah bibit berusia 1 minggu
dipilih bibit yang baik baru dipindahkan ke media tanam yang
sesungguhnya.
7. Persiapan media tanam
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah
humus yang dicampur dengan pupuk kotoran sapi dan sekam yang
dimasukan ke dalam polibag yang berukuran panjang 36 cm x lebar 25
cm. Perbandingan dalam penyampuran tanah, pupuk kandang, dan
sekam adalah 2:1:1.
8. Penanaman dan pemeliharaan
Bibit sawi yang telah disemai pada plastik kecil dipindah
kedalam polibag yang sudah berisi media tanam. Pemindahan semaian
bibit sawi dilakukan pada pagi hari. Setelah bibit dipindah ke media
tanam, tunggu hingga sawi berumur 3 minggu barulah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pemberian pupuk organik cair dari sabut kelapa yang dilakukan setiap
5 hari sekali hingga tanaman sawi hijau siap penen. Penyiraman
menggunakan air dilakukan setiap hari sekali yaitu pada sore hari.
9. Penyulaman
Jika ada benih yang gagal tumbuhan/tumbuh abnormal kurang
dari umur 2 minggu setelah penanaman, maka dilakukan penyulaman
dengan menggantikan tanaman cadangan yang masih hidup, caranya
adalah dengan mencabut tanaman dengan tanahnya.
10. Pengambilan data
Pengambilan data dimulai sejak tanaman sawi berumur 21
hari dan dilakukan setiap 5 hari sekali hingga panen. Pengambilan
data yang akan dilakukan meliputi :
a. Tinggi tanaman
Pengukuran dari ujung tunas sampai pangkal akar
menggunakan penggaris atau meteran. Pengukuran tinggi tanaman
dilakukan setiap 5 hari sekali dimulai sejak pemindahan bibit tanaman
ke media yang lebih besar yaitu pada saat tanaman berumur 21 hari
hingga sebelum panen.
b. Daun
Perhitungan jumlah daun, kondisi daun. Perhitungan jumlah
daun dilakukan dengan menghitung daun-daun yang tumbuh pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
batang pokok tanaman, dan pada cabang batang tanaman, kecuali
daun yang berada pada bagian pucuk tanaman.
c. Bobot Basah
Setelah sawi hijau berusia 45 hari dilakukan pemanenan
dengan mencabut akar hingga batang sawi dari media tanam dengan
hati-hati agar tidak rusak/patah. Kemudian membersihkan tanaman
sawi dari tanah, setelah bersih kemudian ditimbang menggunakan
timbangan yang memiliki ketelitian 2 angka dibelakang koma dalam
gram.
d. Bobot kering tanaman
Bahan basah dibagi menurut jenis organ seperti daun, batang,
dan tangkai daun di sub sampelkan. Kemudian bahan basah tersebut
dijemur sampai kering dibawah matahari, lalu dioven pada suhu 40°C
sampai berat tetap, setelah 48 jam. Terakhir bahan yang sudah dioven
kemudian ditimbang dengan timbangan yang memiliki ketelitian 2
angka dibelakang koma dalam gram.
C. METODE ANALISIS DATA
Pengambilan data hasil penelitian dilakukan setiap 5 hari sekali
dengan parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat
basah, dan berat kering tanaman sawi hijau. Tinggi tanaman diketahui
dengan mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang sampai titik tumbuh
batang utama menggunakan mistar. Jumlah daun dihitung satu persatu baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
daun yang segar, maupun jumlah daun yang telah menguning atau layu.
Sedangkan berat basah dihitung melaui penimbangan masing-masing
kelompok tanaman sawi setelah masa panen. Berat kering dihitung
menggunakan timbangan analitik, setelah tanaman sawi dioven. Nantinya
data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan SPSS 16 melalui uji
Anova Completely Randomized Design (CRD). Sebelumnya perbandingan
dari pertambahan tinggi, jumlah daun, berat basah, dan berat kering
masing-masing tanaman sawi hijau dimasukan dalam tabel 3.3 sebagai
berikut :
Tabel 3.3. Pengamatan Pertumbuhan Sawi Hijau
Hari/Tanggal Perlakuan Kontrol
P1
P2
P3
Pengujian data selanjutnya dianalisis menggunakan Analisis
varians (analysis of variances) Anova. Sebelum melakukan pengujian
ANOVA terlebih dahulu dilakukan uji Homogenitas. Aturan dalam
pengujian Homogenitas dilakukan apabila data berdistribusi normal, uji
homogenitas antara kelompok eksperimen dan kontrol harus memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
rentan varians yang sama Uji normalitas dapat dihitung dengan
menggunakan Uji Kolmogrov-Sminov Z yang ada pada aplikasi SPSS 16
sedangkan uji homogeinity of variances langsung ditampilkan pada uji one
way ANOVA yang juga sudah ada pada aplikasi SPSS. Jika hasil analisis
data ANOVA menunjukan bahwa F hitung berbeda atau signifikan maka
dilanjutkan dengan analisis menggunakan Tukey’s HSD Kriteria pengujian
normalitas dan kesamaan varians adalah :
Hipotesis :
Perlakuan pemberian dosis pupuk cair sabut kelapa tidak memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan (tinggi) tanaman sawi hijau.
Perlakuan pemberian dosis pupuk cair sabut kelapa memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan (tinggi) tanaman sawi hijau.
• Normalitas
1. Jika nilai Sig. < 0,05, maka Ho diterima, hal ini menunjukan bahwa
data sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
2. Jika nilai Sig. > 0,05, maka Ho ditolak, hal ini menunjukan bahwa
data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
• Homogenitas atau kesamaan varians
1. Jika nilai Sig. < 0,05, maka Ho diterima, hal ini menunjukan bahwa
masing-masing kelompok memiliki varians yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Jika nilai Sig. > 0,05, maka Ho ditolak, hal ini menunjukan bahwa
masing-masing kelompok mempunyai varians yang sama.
• Menghitung Tukey’S HSD
HSD=
Keterangan:
N = banyaknya sampel perkelompok
Q = the student izetrange statistic
K = banyaknya kelompok
Df = N - k
Tabel 3 4. Contoh Uji Descriptive
Descriptives
N Mea
n
Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for
Mean
Minimu
m
Maximu
m
Lower
Bound
Upper Bound
P1
P2
P3
K
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Out put Descritives
Out put descriptive memuat hasil-hasil data statistic deskriptif seperti mean,
standar deviasi, angka terendah dan tertinggi serta standar eror. Pada bagian
ini terlihat ringkasan statistik dari keempat sampel.
Tabel 3.5. Contoh Test of Homogeneity of
Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Output Test of homogeneity of variances
Tes ini bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi untuk ANOVA,
yaitu apakah keempat sampel mempunyai varians yang sama. Untuk
mengetahui apakah asumsi bahwa keempat kelompok sampel yang ada
mempunyai varians yang sama (homogen) dapat diterima.
Hipotesis:
Ho = Keempat varians populasi adalah tidak sama
Hi = Keempat varians populasi adalah sama
Dengan pengambilan keputusan :
a. Jika signifikan > 0.05 maka Ho ditolak
b. Jika signifikan < 0.05 maka Ho diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3.6. Contoh Uji ANOVA
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between
Groups
Within Groups
Total
Setelah keempat varians terbukti homogen, maka dilanjutkan uji ANOVA
untuk menguji apakah keempat sampel mempunyai rata-rata yang sama.
Output ANOVA adalah akhir dari perhitungan yang digunakan sebagai
penentuanan alisis terhadap hipotesis yang akan diterima atau ditolak.
Berdasarkan hasil output SPSS 16, untuk menolak atau menerima hipotesis
penelitian dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika F hitung > F table maka Ho ditolak
b. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima
c. Jika signifikan atau probabilitas > 0.05, maka Ho ditolak
d. Jika signifikan atau probabilitas < 0.05, maka Ho diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.7. Contoh Uji Multiple Comparisons
Tukey
HSD
(I)
Perlakuan
(J) Perlakuan Mean
Difference (I-
J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper
Bound
Perlakuan
1
Perlakuan2
Perlakuan3
Kontrol
Perlakuan
2
Perlakuan1
Perlakuan3
Kontrol
Perlakuan
3
Perlakuan1
Perlakuan2
Kontrol
Kontrol Perlakuan1
Perlakuan2
Perlakuan3
Hasil uji dari Post hoc dilakukan untuk mengetahui kelompok mana yang
berbeda dan yang tidak berbeda. Untuk mengetahui significan atau tidaknya
hanya dengan melihat pada output dengan ada atau tidaknya tanda * pada
kolom ”means Difference”. Jika tanda * ada maka perbedaan tersebut
signifikan, jika tidak ada maka perbedaan tidak nyata/ tidak signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan pupuk cair organik berbahan dasar sabut kelapa
(Cocos nucifera) dengan dosis yang berbeda memberikan hasil yang
positif terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).
Parameter pertumbuhan yang diukur dalam penelitian ini meliputi tinggi
batang, jumlah daun, berat basah (batang, daun, dan tangkai daun), serta
berat kering (batang, daun, dan tangkai daun). Tinggi tanaman merupakan
ukuran tanaman yang sering diamati sebagai indikator pertumbuhan. Berat
basah merupakan total berat tanaman yang menunjukan hasil aktivitas
metabolik tanaman, sedangkan berat kering merupakan hasil penimbunan
hasil bersih asimilasi .
A. Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)
Pengukuran tinggi tanaman sawi dimulai pada tanggal 13 April
hingga 13 Mei 2015, yaitu pada saat tanaman sawi berusia 3 minggu
hingga panen dengan menggunakan meteran. Berikut adalah grafik 4.4 laju
pertambahan tinggi batang tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang diukur
setiap 5 hari.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan grafik 4.4 diatas pemberian perlakuan pupuk cair
sabut kelapa pada tanaman sawi memberikan pengaruh positif terhadap
pertambahan tinggi batang tanaman sawi. Tanaman sawi yang diberikan
perlakuan pupuk cair sabut kelapa dengan volume 100 ml/l atau pada
perlakuan 1 memiliki tinggi maksimum atau yang terbanyak dengan rata-
rata pertambahan tingginya mencapai ± 0,5 cm setiap lima hari.
Sedangkan pada perlakuan 2 dengan volume pupuk cair sabut kelapa
sebanyak 200 ml/l mengalami kenaikan tinggi batang ± 0,3 cm dalam 5
hari, sama halnya dengan perlakuan 3 dengan volume pupuk sabut kelapa
sebanyak 300 ml/l mengalami kenaikan tinggi batang ± 0,3 cm dalam 5
hari. Pertambahan tinggi batang paling rendah terjadi pada kontrol dimana
hanya bertambah 0,2 cm dalam 5 hari.
Gambar 4.4. Grafik Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Dari grafik 4.4 ini dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi batang
maksimal terjadi pada perlakuan awal yaitu tanggal 18, 23, 28 April 2015
dimana sawi masih berusia ± 4 sampai 6 minggu. Setelah sawi berusia
lebih dari 6 minggu pertambahan tinggi batang mulai lambat dan semakin
lama batang sawi tidak mengalami pertambahan tinggi. Pertambahan
tinggi maksimal yang dialami tanaman sawi terjadi pada perlakuan 1
dengan volume pupuk cair 100 ml/l. Hal ini disebabkan karena pada
volume ini terpenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
sawi hijau (Brassica juncea L.).
Berdasarkan uji normalitas (Lampiran 7) yang dilakukan
menunjukkan bahwa nilai uji Kolmogorov - Smirnov Z 0,624 > 0,05, maka
Ho diterima. Hal ini berarti data sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas varians
(Lampiran 7) yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 3.016 nilai sig
0,051 ≤ 0,05 pada level probabilitas yang artinya perlakuan dalam
pemberian volume yang berbeda – beda pupuk cair sabut kelapa terhadap
tinggi batang tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen).
Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA (Lampiran 8).
Berdasarkan uji ANOVA diketahui bahwa nilai probabilitas adalah
sig 0,058 ≥ 0,05, dengan demikian Ho ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa perlakuan pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan volume yang
berbeda-beda (100 ml/l, 200 ml/l, dan 300 ml/l) memberikan pengaruh
positif (lebih baik) terhadap pertambahan tinggi batang sawi hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Sehingga dapat dilanjutkan pada uji Post hoc menggunakan Tukey HSD
(Lampiran 8). Namun, berdasarkan uji Post hoc menggunakan Tukey HSD
menunjukkan bahwa data pada mean difference tidak berbeda, karena
symbol * Means difference signifikan pada level 0.05 tidak muncul.
Jenis tanah di area penelitian merupakan tanah latosol yang
memiliki pH dan nutrisi yang rendah. pH tanah di desa Podosoko
mencapai 5,5-6, sedangkan pH yang dibutuhkan tanaman sawi untuk
tumbuh adalah pH 6-7, untuk itu dilakukan penambahan pupuk cair sabut
kelapa yang memiliki pH 7 dalam Sundari (2013:3) serta kandungan N:
0,28%ppm, K: 6,726 ppm, Ca: 140 ppm, Mg: 170 ppm. Kandungan Ca
yang tinggi pada pupuk cair sabut kelapa dapat meningkatkan pH tanah,
terutama pada tanah latosol dengan pH yang asam. Diharapkkan melalui
penambahan pupuk cair dengan volume yang sesuai ini akan
meningkatkan kondisi pH tanah yang tadinya sangat asam menjadi pH
yang sesuai dengan toleransi pertumbuhan tanaman sawi. Pupuk cair sabut
kelapa dapat meningkatkan pH tanah karena mengandung Ca yang tinggi
menurut Yulipriyanto (2010), dalam Mandalia (2010:45). Sedangkan pada
volume pupuk cair sabut kelapa 200 ml/l dan 300ml/l, tanaman sawi justru
mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Tanaman sawi hijau pada
kontrol juga mengalami pertumbuhan yang lambat, bahkan pertambahan
tinggi batangnya dibawah tanaman sawi hijau yang diberikan perlakuan.
Hal ini disebabkan karena pada kontrol tanaman sawi hijau tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
mendapatkan perlakuan pupuk cair sabut kelapa, sehingga tanah masih
dalam kondisi asam dan membuat pertumbuhan sawi tidak optimal.
Sebelum mengaplikasikan pupuk cair sabut kelapa pada tanaman
sawi, terlebih dahulu pupuk cair sabut kelapa diencerkan dalam air dengan
perbandingan 1:15 dalam liter. Hal ini dikarenakan air berperan penting
dalam kehidupan mikroba yang ada di dalam pupuk untuk mereaksikan
unsur-unsur di dalam tanah. Keberadaan hara dalam tanah selalu terkait
dengan adanya air yang tersedia. Pemupukan menggunakan pupuk cair
organik sabut kelapa ini dapat mendukung penyediaan unsur hara dalam
tanah karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
sehingga perlu diberikan secara periodik. Selain iu dengan ketersediaan
air, di dalam sel tumbuhan air akan berfungsi dalam menjaga tekanan
turgor, proses transpirasi, fotosintesis, difusi, osmosis, serta metabolisme
tubuh lainya.
Data hasil penelitian yang dilakuan setiap 5 hari dari tanggal 13
April–13 Mei 2015, berupa selisih tinggi batang pada setiap perlakuan
dengan kontrol. Berikut tabel 4.4 data laju pertambahan tinggi batang
tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.4. Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau
Hari/Tanggal Pertambahan Tinggi Batang sawi hijau
(cm)
Perlakuan Kontrol
P1
P2
P3
Minggu, 13 April 2015 2,37 2,3 2,26 2,17
Sabtu, 18 April 2015 2,8 2,64 2,56 2,41
Kamis, 23 April 2015 3,33 2,94 2,84 2,65
Selasa, 28 April 2015 3,81 3,26 3,06 2,86
Minggu, 3 Mei 2015 4,31 3,6 3,3 3,1
Jumat, 18 Mei 2015 4,83 3,78 3,48 3,27
Rabu, 13 Mei 2015 5,28 3,98 3,48 3,33
Berdasarkan tabel 4.4 tinggi rata-rata tanaman sawi hijau P1 lebih
tinggi 0.6 cm dari tinggi tanaman P2, lebih tinggi 0.82 cm dari tanaman
sawi P3. P2 memiliki rata-rata tinggi 0.21 cm lebih tinggi dari P3,
sedangkan rata-rata tinggi tanaman sawi P1 lebih tinggi 0.99 cm dari rata-
rata tinggi tanaman sawi kontrol yang memiliki tinggi paling rendah. Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan volume pupuk cair sabut kelapa
sebanyak 100 ml/l pada P1 mengalami pertambahan tinggi yang lebih
cepat dibandingakan perlakuan 2 dan 3 maupun kontrol.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa perlakuan
dengan menggunakan pupuk cair sabut kelapa memberikan pengaruh lebih
baik pada peningkatan tinggi tanaman sawi hijau dibandingkan pada
kontrol yang tanpa penambahan nutrisi. Namun, semakin tinggi volume
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pupuk cair sabut kelapa yang diberikan justru menghambat pertambahan
tinggi batang tanaman sawi hijau. Karena nutrisi yang berlebih hanya akan
membuat tanaman mengalami toksik dan mudah terserang hama dan
penyakit. Kontrol memberikan hasil paling rendah karena tanaman sawi
pada tanah dengan kadar nitrogen dan fosfor yang rendah mengalami
pertumbuhan yang terhambat, kerdil, serta perakaranya tidak akan tumbuh
secara optimal yang disebabkan karena gangguan pada pembelahan sel.
Tanaman sawi hijau pada perlakuan 3 dan kontrol sempat ada
yang mulai layu, sehingga dilakukan penyulaman yaitu saat tanaman sawi
masih berusia 17 hari. Pada perlakuan 3 terdapat 3 tanaman yang disulam,
namun salah satu tanaman mulai menunjukan keadaan yang baik sehingga
peneliti membiarkan tanaman awal tetap bertahan disebelah tanaman baru.
Dengan tujuan tanaman awalah yang nantinya mendapatkan perlakuan
pada usia 3 minggu karena memiliki jumlah daun yang lebih banyak.
Kontrol hanya terdapat 1 tanaman yang dilakukan penyulaman karena
tanaman sawi tersebut tumbuh tidak sehat (mengering) dan memiliki daun
kerdil. Pertumbuhan paling baik yang tidak mengalami penyulaman
maupun diserang oleh hama dan penyakit.
B. Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)
Berikut grafik 4.5 pertambahan jumlah daun tanaman sawi hijau
(Brassica juncea L.) yang diukur setiap 5 hari sekali selama 30 hari yaitu
sejak tanaman sawi hijau berusia 3 minggu hingga masa panen :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan grafik 4.5 diatas menunjukan adanya pengaruh
pemberian perlakuan pupuk cair sabut kelapa dengan pertambahan jumlah
daun sawi hijau (Brassica juncea L.). Dalam setiap pengamatan yang
dilakuan terjadi peningkatan jumlah daun tertinggi pada tanggal 23 April
hingga 28 April 2015. Pertambahan daun relatif sama yaitu ≤ 2 daun
dalam setiap pengamatan. Perlakuan paling baik terjadi pada perlakuan 1
dengan penambahan jumlah daun 1 helai lebih banyak dari perlakuan 2
dan 3, sedangkan pada kotrol pertambahan daun selalu sama dalam
setiappengamaan yaitu 1 helai. Namun pada akhir pengamatan justru
jumlah daun terendah pada perlakuan 3, karena daun-daunya banyak yang
terserang hama dan penyakit.
Gambar 4.5. Grafik Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan uji normalitas (Lampiran 9) yang dilakukan
menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov - Smirnov Z 0.773 > 0.05, maka
Ho diterima. Hal ini berarti data sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas varians
(Lampiran 9) yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 2.440 nilai sig
0.089 > 0,05 pada level probabilitas yang artinya perlakuan dalam
pemberian dosis yang berbeda – beda pupuk cair sabut kelapa terhadap
tinggi batang tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen).
Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA (Lampiran 10).
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada uji ANOVA, untuk nilai
probabilitas adalah 0.067 > 0.05, dengan demikian hipotesis Ho ditolak.
Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian pupuk cair sabut kelapa
mempengaruhi pertambahan jumlah daun tanaman sawi hijau secara
signifikan ( ditolak). Uji Post hoc menggunakan Tukey HSD (Lampiran
10) menunjukkan bahwa data pada mean difference tidak berbeda karena
tidak munculnya symbol*, Means difference signifikan pada level 0.05.
Tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) pada perlakuan 3 rata-
rata terserang hama ulat Thepa javanica, ulat titik tumbuh, dan penyakit
busuk daun. Ulat Thepa javanica merupakan ulat yang menyerang
tanaman sawi dengan ciri-ciri daun banyak yang berlubang dengan jarak
antar lubang sangat dekat dan menggerombol, ulat ini hanya menyerang
tanaman sawi pada perlakuan 3. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis
Zell) ini menyerang tanaman Sawi pada semua perlakuan termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kontrol. Serangan ulat ini memiliki ciri daun bagian dalam yang
terlindungi oleh bagian luar rusak dan kelihatan bekas gigitan, dari luar
tanaman masih kelihatan baik tetapi setelah diperiksa ternyata bagian
dalamnya sudah rusak. Sedangkan busuk daun lebih banyak menyerang
perlakuan 3 dan kontrol, dengan ciri serangan diantara tulang-tulang daun
terjadi bercak bersudut berwarna hijau pucat sampai kuning. Pada
permukaan bawah daun dapat terbentuk kapang berwarna putih. Bagian
daun yang terinfeksi saling berhubungan, lantas berubah warna menjadi
cokelat yang membesar. Jika penyakit timbul pada saat tanaman masih
kecil maka tanaman akan tumbuh kerdil. Infeksi pada tanaman yang sudah
besar menyebabkan banyak daun yang harus dibuang. Penyakit ini dapat
berkembang menjadi penyakit pasca panen.
Penyebab serangan hama dan penyakit ini dikarenakan tanah
pada lokasi penelitian yang memiliki kadar nitrogen rendah, pH yang
terlalu asam, dan kondisi suhu selama penelitian. Melalui pemberian
perlakuan pupuk cair sabut kelapa dapat membantu dalam meningkatkan
nutrisi pada tanah yang diserap tanaman serta meningkatkan pH tanah.
Namun, pemberian pupuk sabut kelapa harus sesuai dengan volume yang
tepat, karena pada perlakuan 3 dengan volume 300 ml/l tanaman justru
menjadi rentan penyakit dan pertumbuhan tidak optimal. Semakin tinggi
pemberian nitrogen (sampai batas optimumnya) maka jumlah klorofil yang
terbentuk akan meningkat. Meningkatnya jumlah klorofil mengakibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
laju fotosintesis pun akan meningkat sehingga pertumbuhan tanaman lebih
cepat dan maksimum.
Apabila akar mengalami kerusakan fisiologis maka akar tidak
dapat menjalankan fungsinya dengan baik yaitu menyerap unsur hara dan
air. Sehingga proses fotosintesis dan kegiatan translokasi hasil fotosistesis
juga terganggu dan berakibat pada pertumbuhan dan pertambahan jumlah
daun pada tanaman sawi. Pernyataan ini didukung oleh Russel (1950)
dalam Nathania (2012:81), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
linear antara tekanan osmosis dan hasil. Semakin tinggi tekanan osmosis
maka semakin rendah hasil vegetatif tanaman sawi yang diperoleh.
Sedangkan pada tanaman sawi kontrol meiliki jumlah daun yang sedikit
dikarenakan dengan status kesuburan tanah pada daerah Podosoko,
Kecamatan Sawangan dimana kandungan N (nitrogen) total yang sangat
rendah (0,02-0,39). Sehingga perlu dilakukan penambahan pupuk untuk
meningkatkan kadar nitrogen dalam tanah. Selain itu kondisi tanaman sawi
yang sangat sensitif juga harus diperhatikan dalam pemberian dosis pupuk,
agar tanaman sawi tidak layu, membusuk, dan mati.
Penyebab lainya adalah kondisi suhu pada lokasi penelitian,
suhu yang dikehendaki tanaman sawi untuk apat tumbuh optimal adalah
suhu 12-21ºC. Tetapi suhu pada lokasi penelitian rata-rata 30-34ºC pada
siang hari dan 23-26ºC pada malam hari. Tentunya dengan kondisi suhu
yang demikian sangat tidak sesui dengan suhu yang dikehendaki tanaman
sawi untuk tumbuh dengan baik. Suhu pada lokasi penelitian cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
panas, sehingga pada siang hari tanaman sawi akan terlihat layu dan
kembali segar pada sore hari menjelang malam. Akibat lain yang
ditimbulkan dari suhu yang tinggi ini beberapa tepi daun sawi menjadi
terbakar, karena dengan suhu lebih dari 24ºC tepi daun sawi akan terbakar
(Zulkarnain, 2013:86). Namun, hal ini dapat diminimalisir dengan
dilakukan penyiraman secara teratur dan pengaturan drainase yang baik
pada lokasi penelitian. Sehingga tanaman sawi pada perlakuan 1 tetap
memberikan hasil yang baik.
Tabel 4.5. Pertambahan Jumlah Daun Sawi Hijau
Hari/Tanggal Rata-rata Pertambahan Jumlah Daun Sawi
Hijau (Helai)
Perlakuan Kontrol
P1
P2
P3
Minggu, 13 April 2015 5 4 3,71 5
Sabtu, 18 April 2015 6 5 4,71 4,5
Kamis, 23 April 2015 6,85 6 5,71 6
Selasa, 28 April 2015 8,71 7,28 6,66 8
Minggu, 3 Mei 2015 10 8,14 7,28 7,85
Jumat, 18 Mei 2015 11,14 7,71 7,14 7,28
Rabu, 13 Mei 2015 11 8 7,14 6,86
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata
jumlah daun tanaman sawi hijau P1 lebih banyak 1 helai dari rata-rata
jumlah daun tanaman P2, dan lebih banyak 2 helai dari rata-rata jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
daun tanaman sawi P3 dan kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pertambahan daun paling rendah justru pada P3 dan kontrol. Perlakuan 3
yaitu dengan pemberian volume pupuk organik cair sabut kelapa yang
lebih dari 100 ml/l, justru menyebabkan pertambahan jumlah daun menjadi
terhambat dan berakibat pula pada terhambatnya proses fotosintesis pada
tanaman sawi. Pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan volume tinggi
menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah unsur hara yang
mengakibatkan tekanan osmosis disekitar perakaran tanaman lebih tinggi
sehingga akar mengalami kekeringan fisiologis yang mengakibatkan
penyerapan unsur hara semakin rendah (Nathania, 2012:81). Sehingga
semakin tinggi volume pupuk cair sabut kelapa, jumlah dan justru semakin
rendah.
C. Berat Basah Tanaman Sawi Hijau Meliputi Berat Batang, Daun,
Dan Tangkai Daun(Brassica Juncea L.)
Hasil analisis keragaman dari perlakuan penggunaan pupuk cair
sabut kelapa dengan volume yang berbeda terhadap berat segar tanaman
sawi hijau, menunjukan pengaruh yang positif. Hal ini dapat diketahui
melaui uji menggunakan grafik batang pada gambar 4.6 berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
0
10
20
30
40
50
60
P1 P2 P3 P4
Be
rat
bas
ah (
cm)
Perlakuan
Grafik Berat Basah Tanaman Sawi Hijau
Gambar 4.6. Grafik Berat Basah Tanaman Sawi Hijau
Berdasarkan grafik batang 4.6 diatas, dilakukan uji one sample
Kolmogorov - Smirnov test (Lampiran 11), untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0.988 > 0,05,
maka Hi diterima. Hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari
populasi distribusi normal. Pengujian data selanjutnya dilakukan dengan
uji homogenitas. Berdasarkan Test of Homogeneity of Variances yang
dihasilkan dengan levene statistic 0.974, sig 0.421 > 0.05 (Lampiran 11),
pada level probabilitas yang artinya pemberian pupuk cair sabut kelapa
memiliki varians yang sama ( homogen) terhadap berat basah batang sawi
hijau). Sehingga dapat dilanjutnya dengan uji ANOVA dengan tingkat
kepercayaan 95%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berdasarkan uji ANOVA (Lampiran 12) diketahui
(115.351) > (3.01), hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam
pemberian volume pupuk cair sabut kelapa yang berbeda-beda
memberikan pengaruh positif terhadap berat kering daun tanaman sawi
hijau secara signifikan (Hi diterima). Berdasarkan uji ANOVA yang
dilakukan menunjukan hasil yang signifikan, maka dapat dilanjutkan
dengan uji Tukey HSD (Lampiran 12). Berat basah batang, perlakuan 1
memiliki berat segar batang paling tinggi yaitu 18%. Rata-rata berat basah
batang Perlakuan 1 lebih tinggi 1,2 gram dibandingkan dengan P2, lebih
tinggi 1,88 gram dibandingkan P3, dan lebih tinggi 2.03 gram dari kontrol.
Hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan
volume 100 ml/l memiliki berat basah yang lebih baik, dibandingkan
dengan 200 ml/l, 300 ml/l, dan kontrol.
Pengukuran berat segar/berat basah tanaman sawi hijau dilakukan
setelah panen yaitu pada umur 45 hari. Penimbangan bobot segar tanaman
dilakukan untuk mengetahui tingkat produksi tanaman sawi hijau.
Berdasarkan analisis menggunakan grafik batang diketahui bahwa berat
segar pada tanaman sawi hijau yang meliputi jumlah total berat basah
batang, daun, dan tangkai pada setiap perlakuan. Perbedaan ini terkait
dengan kemampuan masing-masing tanaman dalam mengikat air dari
media tanaman serta dalam meningkatkan kandungan air, sehingga berat
segar akan meningkat. Berat basah tanaman dipengaruhi oleh tinggi
tanaman dan jumlah daun, semakin tinggi tanaman dan semakin banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
jumlah daun maka berat basah tanaman akan semakin tinggi. Berat basah
pada batang menunjukan hasil positif yang ditunjukan pada P1 (Perlakuan
1) yaitu dengan pemberian dosis pupuk cair sabut kelapa sebanyak 100
ml/l. Berbeda dengan hasil yang ditunjukan pada berat basah daun dimana
berat terendah terjadi pada kontrol.
Perlakuan yang memberikan pengaruh paling baik adalah
Perlakuan 1 dibandingkan dengan Perlakuan 2, Perlakuan 3, maupun
kontrol. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing tanaman
dalam menyerap air pada media tanaman, jika tanaman dapat menyerap air
secara optimal maka berat segar akan bertambah. Menurut Jumin (2002),
dalam Dewi, dkk (2012:3) bahwa besarnya kebutuhan air pada setiap fase
pertumbuhan berhubungan langsung dengan proses fisiologi dan faktor
lingkungan. Sedangkan kemampuan tanaman dalam menyerap air ini juga
dipengaruhi oleh nutrisi yang ada pada media tanam. Air merupakan
komponen utama dalam kehidupan tanaman, sekitar 70-90% berat segar
tanaman berupa air. Air merupakan media yang baik untuk
berlangsungnya reaksi biokimia. Di dalam organ tanaman, air dapat masuk
ke jaringan tanaman melalui proses difusi. Proses ini dipengaruhi oleh
banyak faktor diantaranya yaitu : perbedaan konsentrasi air dan adanya
faktor lingkungan yang berperan dalam proses keseimbangan air yang ada
pada sistem tanah, tanaman, dan udara.
Pada penelitian ini dilakukan penyiraman secara periodik yaitu
satu hari sekali pada sore hari, agar tanaman tidak kekurangan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kekurangan air pada tanman akan berakibat pada proses pembentukan dan
perkembangan organ tumbuhan seperti akar, batang, dan daun, serta
berhubungan dengan proses sel tanaman untuk membesar.Sel tanaman
akan membesar seiring dengan menebalnya dinding sel dan terbentuknya
selulosa. Ketersediaan air pada tanman juga berpengaruh pada proses
transport hara dari tanah ke organ tanaman. Hara dari tanah diangkut oleh
air melaui proses difusi. Selain itu air juga digunakan dalam proses
fotosintesis, agar proses berjalan secara optimal.
Pemberian pupuk cair sabut kelapa yang mengandung nitogen
sangat berperan penting pada masa vegetatif tanaman dibandingkan
dengan kontrol yang tanpa penambahan pupuk cair sabut kelapa sama
sekali, terlebih lagi kondisi tanah yang digunakan rendah kadungan N.
Hasil yang berbeda hanya ditunjukan pada pengukuran berat basah aun,
dimana berat basah terendah bukan pada kontrol tetapi pada perlakuan 3.
Disebabkan karena banyaknya daun yang terserang hama dan penyakit
sehingga berat basah menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan
Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang menyatakan bahwa penambahan
pupuk nitrogen dapat menaikan produksi tanaman dan kadar protein.
Dengan meningkatkan kadar protein tanaman akan meningkatkan bobot
tanaman dikarenakan tanaman mengakumulasi nitrat pada bagian daun.
Kandungan Kalium yang tinggi pada pupuk cair sabut kelapa juga
menjadi salah satu peningkat berat basah tanaman karena kalium berfungsi
mutlak pada proses metabolisme tanaman. Kalium membantu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mencegah menguapnya air keluar dari daun, sehingga tanaman terutama
sayuran akan terhindar dari kekeringan. Perlakuan 2 dan 3 dengan dosis
pupuk cair sabut kelapa yang lebih tinggi justru mengalami penurunan
berat basah. Hal ini dikarenakan pemberian unsur hara seperti nitogen,
kalium, Phospor yang terkandung pada pupuk cair sabut kelapa terlalu
berlebih sehingga justru merusak tanaman,sehingga tanman mudah
terserang hama dan penyakit. Ini sesuai dengan pendapat Garner, dkk
(1995) dalam Elvhi, dkk (2014:777) yang menyatakan bahwa pemupukan
yang berlebihan mengakibatkan toksik bagi tanaman sehingga
mengganggu proses metabolisme tanaman tersebut.
Ketersediaan unsur hara yang cukup pada tanah karena
pengaplikasian pupuk cair sabut kelapa juga akan meningkatkan jumlah
sel pada tanaman sehingga dapat meningkatkan berat segar tanaman.
Menurut Nyakpa dkk (1988) dalam Hidayat, dkk (2010:7), unsur-unsur
hara tersebut juga memacu proses fotosinteis, sehingga apabila fotosintesis
meningkat maka fotosintat juga meningkat dan akan ditranslokasikan ke
organ-organ lainnya yang akan berpengaruh terhadap berat basah tanaman
layak konsumsi. Disini yang paling berperan dalam membantu proses
fotosintesis adalah kalium yang merupakan pengatur fisiologis tanaman
seperti proses fotosintesis, akumulasi, translokasi, transportasi, dll. Serta
kalsium (Ca) yang berperan penting dalam pertumbuhan sel, proses
pembelahan dan perpanjangan sel, dan mengatur distribusi hasil
fotosintesis. Jika tanaman kekurangan kalium dan kalsium maka tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
menjadi kecil dan lemah, serta berakibat pada penyerapan unsur hara yang
terhambat.
D. Berat Kering Batang, Daun, dan Tangkai Daun Tanaman Sawi
(Brassica Juncea L.)
Gambar 4.8. Grafik Berat Kering Tanaman Sawi Hijau
Berdasarkan grafik batang diatas menunjukan bahwa berat kering
tanaman sawi tertinggi ditunjukan oleh perlakuan 1, sedangkan yang
terendah ditunjukan oleh kontro. Hal ini juga diperkuat dengan uji statistic
menggunakan SPSS 16. Berat kering sawi hijau menunjukan bahwa nilai
uji Kolmogorov-Sminorv Z 0.945 > 0,05, maka Ho diterima (Lampiran
13). Hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari populasi
distribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji
Homogeneity Of Variances menunjukan bahwa homogenitas varians yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dihasilkan dengan nilai levene statistic 1.475 nilai probabilitas,
0.246 > 0.05, yang artinya ketiga perlakuan pemberian pupuk cair sabut
kelapa dengan perbedaan volume terhadap berat kering batang tanaman
sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen) (Lampiran 13).
Sehingga berat kering sawi hijau dapat dilanjutnya dengan uji ANOVA
dengan tingkat kepercayaan 95%.
Uji ANOVA, pada berat kering daun sawi memiliki nilai
(12.193) > (3.01), hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam
pemberian volume pupuk cair sabut kelapa yang berbeda-beda
memberikan pengaruh positif terhadap berat kering daun tanaman sawi
hijau secara signifikan (Hi diterima) (Lampiran 14). Uji Anova
menunjukan hasi yang signifikan maka dapat dilanjutkan dengan uji Post
Hoc dengan menggunakan uji Tukey HSD. Rata-rata berat kering daun
Perlakuan 1 lebih tinggi 0,85 gram dari Perlakuan 2, lebih tinggi 0,77 gram
dari perlakuan 3, dan lebih tinggi 1.03 gram dari kontrol. Hal ini
menunjukan bahwa tanaman sawi hijau pada kontrol memiliki berat
kering paling rendah yaitu 0,26 lebih rendah dari perlakuan 3 (Lampiran
14).
Kandungan nitrogen, kalium, kalsium, dan magnesium dari pupuk
cair sabut kelapa mampu diserap dan dimanfaatkan secara maksimal oleh
tanaman sehingga pertumbuhan vegetatifnya (akar, batang, dan daun)
terpacu menjadi lebih baik. Nitogen merupakan unsur hara yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
banyak dibutuhkan oleh tanaman, karena berfungsi sebagai pembentuk
klorofil, protein, lemak, dan persenyawaan organik lainya. Menurut
Lingga (1986), dalam Nathania, dkk (2012:81) meningkatnya jumlah
klorofil mengakibatkan laju fotosinteis ikut meningkat sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi cepat dan maksimal Sebaliknya pada
konsentrasi hara yang terlalu tinggi justru menyebabkan terjadinya
kerusakan pada organ tanaman, terutama akar. Hal ini disebabkan karena
akar tanaman mengalami plasmolisis, pada larutan yang berkosentrasi
tinggi larutan menjadi pekat sehingga sel akar akan kehilangan turgornya.
Apabila volume kandungan sel dalam akar tanaman terus
berkurang, juga dapat menyebabkan plasmolisis. Fitter dan Hay
(1994:412), menyatakan terjadinya plasmolisis yang terus menerus akan
dapat mengakibatkan kerusakan jaringan fisiologis. Apabila kar
mengalami kerusakan fisiologis maka akar tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan baik dalam menyerap unsur hara dan air, serta dalam
menstranslokasikan ke bagian-bagian tanaman yang membutuhkan seperti
batang dan daun. Terganggunya proses metabolisme pada tanaman sawi
dapat menurunkan proses fotosintesis sehingga bagian daun tidak
mendapatkan cukup unsur hara. Hal ini dapat dilihat dari berat kering
tanaman sawi hijau terendah yaitu pada perlakuan 3 dan kontrol.
Pada kontrol diperoleh hasil berat kering yang rendah karena
rendahnya unsur hara yang terkandung didalam tanah seperti nitrogen,
kalium, phospor, dll. Sehingga menghambat laju fotosinntesis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pertumbuhan vegetatif tanaman yang berpengaruh pada rendahnya berat
kering tanaman sawi hijau. Sedangkan pada perlakuan 3, dengan volume
pupuk cair paling tinggi yaitu 300 ml/l, diduga melebihi batas optimum
penambahan unsur hara. Sehingga menghambat pertumbuhan vegetatif
tanaman yang berdampak pada rendahnya berat kering tanaman sawi hijau.
Menurut Buckman dan Brady (1982) dalam Nathania, dkk
(2012:82), bahwa pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh jumlah
unsur hara yang tersedia di tanah. Jika keseimbangan unsur hara terganggu
dapat mengakibatkan terjadinya penekanan (depressing effect) oleh salah
satu unsur hara terhadap unsur hara lainya dan terjadi akumulasi salah satu
unsur hara dalam tanaman.
Akar merupakan salah satu bagian vital tanaman, karena sangat
berpengaruh dalam pengambilan unsur hara dan air. Berat kering oven
tertinggi diperoleh pada perlakuan 1 dengan volume pupuk cair sabut
kelapa 100 ml/l. Tingginya berat kering tanaman mencerminkan
pertumbuhan vegetatif tanaman yang baik pula, karena tanaman dapat
menyerap unsur-unsur hara dan air di dalam tanah dengan optimal sesuai
dengan kebutuhan nutrisinya. Dengan terjadinya proses fotosintesis yang
optimal karena dukungan berbagai unsur hara dan organ tumbuhan, akan
menghasilkan karbohidrat yang lebih banyak pula sebagai bahan kering
tanaman.
Hasil suatu tanaman ditentukan oleh kegiatan yang berlangsung
dalam sel dan jaringan tanaman. Daun merupakan organ vital tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
karena pada bagian ini terjadi proses fotosintesis. Sitompul dan Guritno
(1995) Nathania, dkk (2012:83), menyatakan bahwa jumlah radiasi yang
diintersepsi oleh tanaman tergantung pada luas daun total yang terkena
cahaya matahari, yang dapat mempengaruhin fotosintat yang dihasilkan.
Apabila jumlah fotosintat yang dihasilkan semakin besar, maka akan
berpengaruh pada berat kering daun yang dihasilkan.
E. Keterbatasan Dalam Penelitian
Penelitian penggunaan sabut kelapa sebagai pupuk cair organik
dalam penelitian ini dipusatkan pada volume, maka akan lebih baik jika
dilanjutkan dalam pengujian dosis pupuk cair organik sabut kelapa. Selain
itu pengaruh waktu atau lamanya fermentasi sabut kelapa juga akan
mempengaruhi kadar hara pada pupuk cair sabut kelapa. Sehingga perlu
adanya penelitian lanjutan. Selama penelitian berlangsung hambatan yang
dialami peneliti adalah keterbatasan alat. Dimana dalam penelitian ini
tidak dilakukan uji pH pupuk cair organik sabut kelapa yang telah dibuat,
serta tidak memakai pH meter untuk mengukur kelembaban pH tanah yang
digunakan dalam penelitian. Selain itu kondisi tanaman sawi hijau yang
diserang hama dan penyakit juga menjadi kendala, sehingga perlu
dilakukan penyulaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB V
IMPLEMENTASI TERHADAP PEMBELAJARAN
Hasil penelitian mengenai pengaruh konsentrasi pupuk cair sabut
kelapa terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi hijau dapat
dijadikan sebagai rancangan pembelajaran dan praktikum pada pelajaran
biologi Sekolah Menengah Atas (SMA) pada kelas XII semester 1 pada
materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Pemakaian sabut kelapa
sebagai pupuk organik cair dapat digunakan sebagai rancangan praktikum
mengenai faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan, contohnya
dengan pembuatan pupuk organik sabut kelapa dengan dosis berbeda yang
diberikan pada tanaman. Selain itu juga mengajarkan pada siswa untuk
tanggap terhadap limbah yang ada disekitar mereka yang masih dapat
dimanfaatkan serta memiliki nilai produktivitas yang tinggi. Hal ini dapat
mengembangkan sikap rasa ingin tahu, proaktif, percaya diri, komunikatif,
tanggung jawab, produktif, kreatif, dan kerjasama antar siswa.
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan
eksperimen sesuai dengan materi yang diajarkan, pada kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 sesuai dengan metode yang digunakan yaitu sainstifik, lebih
menekankan siswa pada keaktifannya terutama dalam bereksperimen. Melalui
pendekatan sainstifik yang digunakan, diharapkan siswa dapat merancang
eksperimen sesuai dengan metode ilmiah yang diajarkan (RPP Terlampir).
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian pupuk
organik cair sabut kelapa dengan dosis yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan hasilpanen tanaman sawi hijau, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dengan dosis yang
berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan
tanaman sawi. Dibuktikan dengan meningkatnya pertambahan
tinggi batang dan jumlah daun dalam setiap dilakukan pengamatan
pada setiap perlakuan yang lebih baik dibandingkan dengan
kontrol.
2. Pemberiaan pupuk cair sabut kelapa dengan dosis yang berbeda
memberikan pengaruh positif pada hasil panen baik pada berat
basah maupun berat kering tanaman sawi hijau.
3. Dosis pupuk cair organik sabut kelapa yang paling optimal pada
pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi hijau adalah dosis 100
ml/l yaitu pada perlakuan 1 yang memberikan efek paling baik.
Dibandingan dengan kontrol, maupun dengan dosis 200 ml/l pada
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
perlakuan 2, dan dengan dosis tertinggi pupuk cair sabut kelapa
yaitu 300 ml/l pada perlakuan 3.
B. Saran
1. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
penggunaan pupuk cair sabut kelapa, baik mengenai volume
maupun tanaman yang digunakan.
2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penanganan hama dan
penyakit pada tanaman sawi hijau.
3. Melakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh lamanya
fermentasi pada pembuatan pupuk cair sabut kelapa.
4. Akan lebih baik lagi jika penelitian dilakukan secara lengkap yaitu
terdapat kontrol positif, kontrol negatif, dan perlakuan.
5. Perlu dilakukan pengukuran pH tanah yang digunakan sebagai
media, serta pH pupuk organic cair yang telah dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z, 1987, Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman, Penerbit Angkasa,
Bandung, Hal 177.
Anonim, 2015, Suhu Harian Wilayah, dalam
http://www.accuweather.com/id/id/magelang/202814/marchweathr
202814, diakses pada tanggal 1 Mei 2015.
Avelinus, A, 2008, Analisis Pengembangan Pertanian Organis di Kabupaten
Magelang (Studi Kasus di Kecamatan Sawangan), Tesis, 18,
Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Dewi, N., Hadijah, S., dan Asnawati, 2012, Pengaruh Pupuk Organik
Kotoran Bebek Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau Pada
Media Gambut, Skripsi, 3-6, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Dinas Pertanian Kabupaten Banggai, 2014, Unsur Hara Makro dan Mikro
yang dibutuhkan oleh Tanaman,
http:/www.distanbaggai.go,id//Distan Banggai-Unsur Hara Makro
dan Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman.htm, Diakses pada
tanggal 27 Mei 2015.
Elvhi, S, Masrul, Erwin, Hannum, H, 2014, Pengaruh Berbagai Dosis dan
Cara Aplikasi Pupuk Urea Terhadap Produksi Tanaman Sawi
(Brassica junce L.) pada Tanah Inceptisol Marelan, E-jurnal Vol. 2
No.2, 777, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Fitter, A.H dan Hay R.K.M, 1994, Fisiologi Lingkungan Tanaman,
Terjemahan Sri Andani dan Pubayati, 412, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Hidayat, T., Wardati, dan Armaini, 2010, Pertumbuhan Dan Produksi Sawi
Pada Inceptisol Dengan Aplikasi Kompos Tandan Kosong Kelapa
Sawit, Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Riau.
Haryanto, E., Suhartini, T., dan Rahayu, E., 1995, Sawi dan Selada,
Penerbit Swadaya, Jakarta, Hal 9, 27-85.
Lingga, P.,1986, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.
Mahmud, Z, 2005, Prospek Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa.
Perspektiv, Bogor.
Mandalia, R, 2010, Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Anggur (Vitis vinifera) Var Kediri Kuning Di Dalam Pot, Skripsi,
45, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Maulana, Y., 2010, Kajian Penggunaan Pupuk Organik dan Jenis Pupuk N
Terhadap Kadar N Tanah, Serapan N dan Hasil Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.), Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Nasir, B, 2007, Pengaruh Volume Penyiraman Air Pada Pertumbuhan
Tanaman Buncis, Skripsi, 31-45, Universitas Pendidikan Indonesia,
Jakarta.
Nathania, B., Sukewijaya, I. M., dan Sutari, N., 2012, Pengaruh Aplikasi
Biourin Gajah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanam Sawi Hijau
(Brassica Juncea L.), e-Jurnal Agroekoteknologi Tropika Vol. 1,81-
83, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Nurbaity, Hasibuan, R, dan Ardian, 2011, Pertumbuhan dan Hasil Kacang
Hijau (Vigna radiata L.) Varietas No. 129 pada Beberapa Dosis
Batuan Fosfat di Medium Sekam Padi, Agroteknologi, Universitas
Pertanian, Riau, hal 11.
Rindengan, dkk, 1995, Karakteristik Daging Buah Kelapa Hibrida Untuk
Bahan Baku Industri Makanan, Laporan Penelitian, 49, Badan
Litbang.
Rukmana, R., 1994, Bertanam Petsai dan Sawi, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, Hal 11-20.
Samekto, R, 2008, Bioteknologi dan Keharaan Tanaman (Mikroorganisme,
nitogen, dan fosfor), Jurnal Inovasi Pertanian, Vol 7, 66.
Satriya, P, 2013, Materi Praktikum Statistik Industri, Universitas Islam
Indonesia, Jakarta, Hal 1-17.
Siahaan, F, O, 2006, Respons Pertumbuhan Dan Produksi Sawi (Brassica
juncea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair, Skripsi, 8,
Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Sumatera Utara.
Sumatera Utara.
Sudarkoco, S, 1992, Penggunaan Bahan organic pada Usaha Budidaya
Tanaman Lahan Kering serta Pengolahannya, Skripsi, 13, Jurusan
Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Soesanto, L., Permana, J., dan Prihatiningsih, D., 2002, Pengenalan Dini
Penyakit Busuk Rimpang Jahe, Hal. 7, Jurusan hama dan Penyakit
Tumbuhan, Fakultas Pertanian Unsoed.
Sundari, D, 2013, Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Dari Rendaman
Sabut Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Tanaman Bengkoang (Pachyrhizus erosus),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Laporan Penelitian, 2-7, Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Suparno, P., 2011, Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
(Buku Mahasiswa), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Hal.
204.
Suwantoro, 2008, Analisis Pengembangan Pertanian Organik Di Kabupaten
Magelang (Studi Kasus Di Kecamatan Sawangan), Tesis, 17-18,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Tiwery, R., 2010, Pengaruh Penggunaan Air Kelapa (Cocos nucifera)
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.),
Skripsi, 83, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Waryanti, A, Sudarno, Endro, S, 2013, Studi Pengaruh Penambahan Sabut
Kelapa pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Ikan
Terhadap Kualitas Unsur Hara Makro (CNPK), 1-6, Program Studi
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,
Semarang.
Yuanita, D, 2012. Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanita-
lestari-ssi-msc/cara-pembuatan-pupuk-organik-cair.pdf. Diakses
pada tanggal 27 Februari 2015.
Zainal, M. 2005. Prospek Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa.
Perspektiv, Bogor. Hal 5.
Zulkarnain, 2013, Budidaya Sayuran Tropis, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, Hal 85-93.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN 1.
Gambar Pengamatan Sawi Hijau
Perlakuan 1
Perlakuan 3 Kontrol
Perlakuan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pertumbuhan Paling
Buruk
Pembengkokan Pada
Batang
Daun yang terserang ulat
Thepa javanica
Daun yang terserang
penyakit busuk daun
Pertumbuhan Paling Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2 daun mengalami
pertumbuhan yang
terhambat
Pemindahan bibit
ke polibag
Penyampuran tanah
dengan pupuk
kandang dan sekam
Daun yang diserang
hama ulat titik
tumbuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Semaian usia 1
minggu
Pengemasan pupuk cair sabut kelapa
setelah fermentasi 3 minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pengambilan data
Hasil Panen
Sawi kering yang
sudah dijemur selama
1 minggu
Proses penjemuran sawi
hijau sebelum dioven
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pemisahan bagian-bagian
(batang, daun, tangkai daun)
sebelum dioven
Bagian-bagian sawi yang telah
dipisahkan dibungkus dengan kertas
aluminium foil sebelum di oven
Kondisi tangkai daun
setelah dioven selama 3 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Penimbangan masing-masing bagian
tanaman sawi yang sudah dioven
menggunakan timbangan Ohaus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 2.
Data Suhu Harian Daerah Magelang
Bulan Maret 2015 Bulan April 2015
Tanggal Siang
(ºC)
Malam
(ºC)
1 Maret 32 24
2 Maret 32 23
3 Maret 33 23
4 Maret 30 24
5 Maret 31 24
6 Maret 33 24
7 Maret 31 24
8 Maret 33 25
9 Maret 34 25
10 Maret 33 25
11 Maret 32 24
12 Maret 32 23
13 Maret 33 23
14 Maret 33 23
15 Maret 31 23
16 Maret 32 23
17 Maret 32 24
18 Maret 32 24
19 Maret 33 26
20 Maret 32 26
21 Maret 32 26
22 Maret 32 25
23 Maret 32 25
24 Maret 33 24
25 Maret 32 24
26 Maret 33 24
27 Maret 32 25
28 Maret 33 24
29 Maret 32 24
30 Maret 31 15
31 Maret 32 25
Tanggal Siang
(ºC)
Malam
(ºC)
1 April 32 25
2 April 34 25
3 April 31 23
4 April 32 24
5 April 33 24
6 April 33 26
7 April 33 25
8 April 33 25
9 April 33 25
10 April 33 25
11 April 32 25
12 April 32 24
13 April 32 25
14 April 32 25
15 April 32 25
16 April 33 25
17 April 33 25
18 April 31 24
19 April 32 26
20 April 33 25
21 April 33 25
22 April 33 25
23 April 32 24
24 April 32 24
25 April 30 24
26 April 32 25
27 April 32 25
28 April 33 24
29 April 33 24
30 April 32 25
http://www.accuweather.com/id/id/magelang/202814/march-weather/202814
http://www.accuweather.com/en/id/magelang/202814/april-weather/202814
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Bulan Mei 2015
Tanggal Siang
(ºC)
Malam
(ºC)
1 Mei 32 25
2Mei 30 25
3 Mei 32 25
4 Mei 30 25
5 Mei 32 25
6 Mei 32 25
7 Mei 31 25
8 Mei 32 26
9 Mei 31 25
10 Mei 31 25
11 Mei 31 25
12Mei 31 25
13 Mei 31 26
14 Mei 31 26
15 Mei 31 26
16 Mei 31 27
17 Mei 30 25
18 Mei 30 24
19 Mei 30 23
20 Mei 31 22
21 Mei 32 23
22Mei 30 24
23 Mei 31 25
24 Mei 31 25
25 Mei 31 25
26 Mei 31 25
27 Mei 31 24
28 Mei 30 24
29 Mei 31 24
30 Mei 31 25
31 Mei 31 25
http://www.accuweather.com/en/id/magelang/202814/mei-weather/202814
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 3.
Data Pengamatan Pertambahan Tinggi Batang Sawi
Hari/ Tanggal
Pertambahan Tinggi Batang Sawi (cm)
Perlakuan K
P1 P2 P3 Minggu/ 13 April 2015 2,5 2,7 2,5 2,4
2 2,5 2 2,2
2,3 2 2,2 2,4
2,7 2 2,3 2
2,6 2,7 2,6 2
2,5 2,2 2 2
2 2 2,2 2,2
Sabtu/ 18 April 2015 2,8 3 2,8 2,7
2,7 2,8 2,4 2,5
2,9 2,5 2,5 2,5
3 2,4 2,5 2,3
2,9 2,9 2,9 2,2
2,8 2,6 2,3 2,2
2,5 2,3 2,5 2,5
Kamis/ 23 April 2015
3,2 3,2 3,1 2,9
3,2 3 2,7 2,7
3,5 2,8 2,8 2,7
3,5 2,8 2,7 2,5
3,5 3,3 3,2 2,5
3,4 2,9 2,6 2,5
3 2,6 2,8 2,8
Selasa/ 28 April 2015 3,7 3,5 3,3 3,1
3,6 3,3 2,9 2,9
4 3,2 3 2,8
4 3,3 2,9 2,7
3,9 3,3 3,5 2,7
4 3,3 2,8 2,8
3,5 2,9 3 3
Minggu/ 3 Mei 2015 4,2 3,8 3,5 3,4
4,1 3,7 3,1 3,1
4,5 3,5 3,3 3
4,5 3,6 3,2 3
4,4 3,7 3,7 3
4,5 3,6 3 3
4 3,3 3,2 3,2
Jumat/ 8 Mei 2015 4,7 4 3,7 3,6
4,5 4 3,3 3,3
5 3,7 3,5 3,2
5 3,8 3,4 3,1
5 3,9 3,9 3,1
5,1 3,8 3,2 3,2
4,5 3,5 3,4 3,4
Rabu/ 13 Mei 2015 5 4,2 3,7 3,7
5 4,2 3,3 3,4
5,5 3,9 3,5 3,3
5,4 4 3,4 3,2
5,5 4 3,9 3,1
5,6 3,9 3,2 3,2
5 3,7 3,4 3,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 4.
Data Pengamatan Pertambahan Jumlah Daun
Hari/ Tanggal
Pertambahan Jumlah Daun (Helai)
Perlakuan K
P1 P2 P3 Minggu/ 13 April 2015 5 5 4 3
5 3 5 3
5 4 3 4
4 4 3 4
5 3 4 3
6 5 3 5
5 4 4 4
Sabtu/ 18 April 2015 6 6 5 4
6 4 6 4
6 5 4 5
5 5 4 5
6 4 5 4
7 6 4 6
6 5 5 5
Kamis/ 23 April 2015 7 7 6 5
7 5 7 5
7 6 5 6
6 6 5 6
7 5 6 5
7 7 5 7
7 6 6 6
Selasa/ 28 April 2015 8 8 7 7
10 7 7 7
8 7 6 7
10 7 6 7
9 7 7 7
8 8 7 8
8 7 6 8
Minggu/ 3 Mei 2015 9 9 8 8
11 8 8 8
10 8 7 8
11 8 6 7
10 7 8 7
9 9 7 9
10 8 7 8
Jumat/8 Mei 2015 10 8 8 8
12 7 7 7
12 8 7 8
12 8 6 6
11 7 8 5
10 8 7 9
11 8 7 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Hari/ Tanggal
Pertambahan Jumlah Daun (Helai)
Perlakuan K
P1 P2 P3
Rabu/13 Mei 2015
10 9 8 8
12 7 7 5
12 8 7 8
11 8 6 6
11 7 8 5
10 8 7 8
11 8 7 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 5.
Tabel Pengamatan Berat Basah Batang Tanaman Sawi Hijau
Perlakuan
(P)
Organ
Tanaman
Berat Basah Batang Tanaman Sawi Hijau (Kg)
Ulangan berat kering batang tanaman sawi
1 2 3 4 5 6 7
P1 Batang 1.9 1.66 1.71 1.89 1.72 1.91 1.85
Daun 3.05 3 3.03 3.05 2.99 3.04 3.04
Tangkai
daun 3.15 3.06 3.06 3.18 3.12 3.16 3.05
Jumlah 8.1 7.72 7.8 8.12 7.83 8.11 7.94
P2 Batang 1.37 1.32 1.36 1.27 1.72 1.34 1.29
Daun 2.55 2.58 2.61 2.57 2.63 2.54 2.53
Tangkai
daun 2.79 2.8 2.78 2.78 2.79 2.79 2.78
Jumlah 6.71 6.7 6.75 6.62 7.14 6.67 6.6
P3 Batang 1.11 1.19 1.18 1.1 1.18 1.15 1.19
Daun 2.17 2.16 2.14 2.17 2.19 2.19 2.95
Tangkai
daun 2.51 2.69 2.57 2.61 2.7 2.56 2.7
Jumlah 5.79 6.04 5.89 5.88 6.07 5.9 6.84
K Batang 1.08 1.09 1.09 1.07 1.08 1.08 1.07
Daun 2.31 2.39 2.35 2.35 2.73 2.38 2.38
Tangkai
daun 2.45 2.4 2.45 2.43 2.41 2.41 2.35
Jumlah 5.84 5.88 5.89 5.85 6.22 5.87 5.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 6.
Tabel Pengamatan Berat Kering Batang Tanaman Sawi Hijau
Perlakuan
(P)
Organ
Tanaman
Berat Kering Batang Tanaman Sawi Hijau (kg)
Ulangan berat kering batang tanaman sawi
1 2 3 4 5 6 7
P1 Batang 0.94 0.66 0.51 0.68 0.72 0.56 0.55
Daun 1.96 1.76 1.5 1.39 1.37 1.35 1.37
Tangkai
daun 1.2 1.22 1.18 1.07 1.04 0.65 0.72
Jumlah 4.1 3.64 3.19 3.14 3.13 2.56 2.64
P2 Batang 0.53 0.52 0.56 0.57 0.72 0.54 0.53
Daun 1.13 0.8 1.02 1.17 1.37 1.09 1.02
Tangkai
daun 0.69 0.61 0.65 0.7 0.84 0.68 0.68
Jumlah 2.35 1.93 2.23 2.44 2.93 2.31 2.23
P3 Batang 0.51 0.49 0.47 0.51 0.45 0.46 0.51
Daun 1.06 1.04 1.52 0.97 1.45 1.25 1.47
Tangkai
daun 0.8 0.58 0.71 0.77 0.59 0.66 0.72
Jumlah 2.37 2.11 2.7 2.25 2.49 2.37 2.7
K Batang 0.56 0.51 0.5 0.47 0.51 0.41 0.46
Daun 0.98 1.06 1.09 1.07 0.94 0.92 1.05
Tangkai
daun 0.89 0.85 0.6 0.67 0.67 0.62 0.3
Jumlah 2.43 2.42 2.19 2.21 2.12 1.95 1.81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 7.
Tes Normalitas Distribusi Data Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tinggi
N 28
Normal Parametersa Mean 3.2143
Std. Deviation .75746
Most Extreme Differences Absolute .118
Positive .118
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .624
Asymp. Sig. (2-tailed) .831
a. Test distribution is Normal.
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z,
0,624 > 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti data sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas.
Test of Homogeneity of Variances
tinggi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.016 3 23 .051
Tabel diatas menunjukan bahwa homogenitas varians yang dihasilkan
dengan nilai levene statistic 3.016 nilai sig 0,051 ≥ 0,05 pada level probabilitas
yang artinya perlakuan dalam pemberian volume yang berbeda – beda pupuk
cair sabut kelapa terhadap tinggi batang tanaman sawi hijau memiliki varians
yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 8.
Hasil ANOVA Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Sawi Hijau
ANOVA
tinggi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.216 3 1.405 2.871 .058
Within Groups 11.261 23 .490
Total 15.477 26
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai probabilitas sig. 0.58 ≥
0.05 Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian pupuk cair sabut kelapa
dengan volume yang berbeda-beda (100 ml/l, 200 ml/l, dan 300 ml/l)
mempengaruhi peningkatan tinggi batang tanaman sawi hijau secara signifikan
( ditolak).
Multiple Comparisons
tinggi
Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Perlakuan1 perlakuan2 .60429 .37402 .390 -.4307 1.6393
perlakuan3 .82143 .37402 .154 -.2136 1.8564
kontrol 1.07524 .38929 .051 -.0020 2.1525
perlakuan2 Perlakuan1 -.60429 .37402 .390 -1.6393 .4307
perlakuan3 .21714 .37402 .937 -.8179 1.2522
kontrol .47095 .38929 .627 -.6063 1.5482
perlakuan3 Perlakuan1 -.82143 .37402 .154 -1.8564 .2136
perlakuan2 -.21714 .37402 .937 -1.2522 .8179
kontrol .25381 .38929 .914 -.8235 1.3311
kontrol Perlakuan1 -1.07524 .38929 .051 -2.1525 .0020
perlakuan2 -.47095 .38929 .627 -1.5482 .6063
perlakuan3 -.25381 .38929 .914 -1.3311 .8235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 9.
Tes Normalitas Distribusi Data Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah Daun
N 28
Normal Parametersa,,b
Mean 6.7689
Std. Deviation 1.93797
Most Extreme Differences Absolute .146
Positive .146
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .773
Asymp. Sig. (2-tailed) .589
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov-Sminorv Z
0,773 > 0,05, maka Hi diterima. Hal ini menunjukan bahwa data sampel
berasal dari populasi distribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji
homogenitas.
Tes Homogeinity Of Variances Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau
Test of Homogeneity of Variances
JumlahDaun
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.440 3 24 .089
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa homogenitas varians
yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 2.440 nilai sig 0.089 > 0,05 pada
level probabilitas yang artinya ketiga perlakuan pemberian pupuk cair sabut
kelapa dengan perbedaan volume terhadap jumlah daun tanaman sawi hijau
memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 10.
Hasil Anova Terhadap Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau
ANOVA
Jumlah Daun
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 25.758 3 8.586 2.724 .067
Within Groups 75.646 24 3.152
Total 101.404 27
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai probabilitas sig 0.067 >
0.05. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam pemberian volume pupuk
cair sabut kelapa yang berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap
peningkatan jumlah daun tanaman sawi hijau secara signifikan (Hi diterima).
Multiple Comparisons
Jumlah Daun Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
perlakuan 1 perlakuan 2 1.79571 .94897 .258 -.8221 4.4136
perlakuan 3 2.33571 .94897 .092 -.2821 4.9536
kontrol 2.33571 .94897 .092 -.2821 4.9536
perlakuan 2 perlakuan 1 -1.79571 .94897 .258 -4.4136 .8221
perlakuan 3 .54000 .94897 .940 -2.0778 3.1578
kontrol .54000 .94897 .940 -2.0778 3.1578
perlakuan 3 perlakuan 1 -2.33571 .94897 .092 -4.9536 .2821
perlakuan 2 -.54000 .94897 .940 -3.1578 2.0778
kontrol .00000 .94897 1.000 -2.6178 2.6178
kontrol perlakuan 1 -2.33571 .94897 .092 -4.9536 .2821
perlakuan 2 -.54000 .94897 .940 -3.1578 2.0778
perlakuan 3 .00000 .94897 1.000 -2.6178 2.6178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 11.
Tes Normalitas Berat Basah Tanaman Sawi Hijau
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berat-basah
N 28
Normal Parametersa Mean 6.6632
Std. Deviation .84708
Most Extreme Differences Absolute .187
Positive .187
Negative -.151
Kolmogorov-Smirnov Z .988
Asymp. Sig. (2-tailed) .283
a. Test distribution is Normal.
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z
0.988 > 0,05, maka Hi diterima. Hal ini menunjukan bahwa data sampel
berasal dari populasi distribusi normal. Pengujian data selanjutnya dilakukan
dengan uji homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Berat basah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.974 3 24 .421
Tabel diatas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan levene
statistic 0.974, sig 0.421 > 0.05, pada level probabilitas yang artinya pemberian
pupuk cair sabut kelapa dengan volume yang berbeda-beda terhadap berat basah
tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama ( homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 12.
ANOVA
Berat basah
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 18.117 3 6.039 115.351 .000
Within Groups 1.256 24 .052
Total 19.374 27
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa (115.351) >
(3.01), hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam pemberian volume pupuk
cair sabut kelapa yang berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap
berat basah tanaman sawi hijau secara signifikan (Hi diterima).
Multiple Comparisons
Berat basah
Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
perlakuan1 perlakuan2 1.20429* .12230 .000 .8669 1.5417
perlakuan3 1.88714* .12230 .000 1.5498 2.2245
kontrol 2.03857* .12230 .000 1.7012 2.3760
perlakuan2 perlakuan1 -1.20429* .12230 .000 -1.5417 -.8669
perlakuan3 .68286* .12230 .000 .3455 1.0202
kontrol .83429* .12230 .000 .4969 1.1717
perlakuan3 perlakuan1 -1.88714* .12230 .000 -2.2245 -1.5498
perlakuan2 -.68286* .12230 .000 -1.0202 -.3455
kontrol .15143 .12230 .610 -.1860 .4888
kontrol perlakuan1 -2.03857* .12230 .000 -2.3760 -1.7012
perlakuan2 -.83429* .12230 .000 -1.1717 -.4969
perlakuan3 -.15143 .12230 .610 -.4888 .1860
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 13.
Tes Normalitas Distribusi Data Berat Kering Tanaman Sawi Hijau
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kering
N 28
Normal Parametersa Mean 2.5336
Std. Deviation .51978
Most Extreme Differences Absolute .179
Positive .179
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .945
Asymp. Sig. (2-tailed) .334
a. Test distribution is Normal.
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov-Sminorv Z
0.945 > 0,05, maka Ho diterima. Hal ini menunjukan bahwa data sampel
berasal dari populasi distribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji
homogenitas.
Tes Homogeneity Of Variances Berat Kering Tanaman Sawi Hijau
Test of Homogeneity of Variances
Berat kering
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.475 3 24 .246
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa homogenitas varians
yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 1.475 nilai probabilitas,
0.246 > 0.05, pada level probabilitas yang artinya ketiga perlakuan pemberian
pupuk cair sabut kelapa dengan perbedaan volume terhadap berat kering
tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 14.
Hasil Anova Terhadap Berat Kering Tanaman Sawi Hijau
ANOVA
kering
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.405 3 1.468 12.193 .000
Within Groups 2.890 24 .120
Total 7.295 27
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa (12.193) >
(3.01), hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam pemberian volume pupuk
cair sabut kelapa yang berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap
berat kering tanaman sawi hijau secara signifikan (Hi diterima)
Multiple Comparisons
kering
Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
perlakuan1 perlakuan2 .85429* .18549 .001 .3426 1.3660
perlakuan3 .77286* .18549 .002 .2612 1.2845
kontrol 1.03857* .18549 .000 .5269 1.5503
perlakuan2 perlakuan1 -.85429* .18549 .001 -1.3660 -.3426
perlakuan3 -.08143 .18549 .971 -.5931 .4303
kontrol .18429 .18549 .754 -.3274 .6960
perlakuan3 perlakuan1 -.77286* .18549 .002 -1.2845 -.2612
perlakuan2 .08143 .18549 .971 -.4303 .5931
kontrol .26571 .18549 .492 -.2460 .7774
kontrol perlakuan1 -1.03857* .18549 .000 -1.5503 -.5269
perlakuan2 -.18429 .18549 .754 -.6960 .3274
perlakuan3 -.26571 .18549 .492 -.7774 .2460
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 15.
Tabel Nilai F- Kritikal untuk α = .05
Sumber : Tabel Nilai F- Kritikal untuk α = .05 (Suparno, P, 2010:204)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 16. SILABUS
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK
PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
Pertumbuhan dan Perkembangan
1.1
2.1
Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang struktur dan fungsi DNA,
gen dan kromosom dalam
pembentukan dan pewarisan sifat
serta pengaturan proses pada
makhluk hidup.
Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur terhadap data dan
fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam
observasi dan eksperimen,
berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif
dalam dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di
dalam kelas/laboratorium
1. Pertumbuhan
dan
perkembangan
Faktor luar dan
faktor dalam
pada
pertumbuhan
1. Konsep Pertumbuhan dan
Perkembangan
Mengamati
Mengamati gambar
/animasi/video tentang
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
Membaca data hasil
pengamatan pertumbuhan
tanaman
Membaca teks pertumbuhan
pada tumbuhan dan manusia
Menanya
Siswa distimulir melalui
pertanyaan yang menuntun :
Mengapa tumbuhan
mengalami pertumbuhan dan
perkembangan
Konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan,
Macam-macam pertumbuhan
Tertulis
Lisan
4 Jp
Buku biologi SMA
kelas XII
Gambar/animasi/
Video
pertumbuhan dan
perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
3.1
4.1
maupun di luar
kelas/laboratorium.
Menganalisis hubungan antara
faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan
dan perkembangan pada
Mahluk Hidup berdasarkan
hasil percobaan.
Merencanakan dan
melaksanakan percobaan
tentang faktor luar yang
memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, dan
melaporkan secara tertulis
dengan menggunakan tatacara
penulisan ilmiah yang benar.
pada tumbuhan
faktor–faktor yang
memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada
tumbuhan
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
Menggali informasi tentang
Konsep pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
melalui tayangan
gambar/animasi/Video.
Diskusi tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
Diskusi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi
petumbuhan dan
perkembangan
Mengasosiasi
Membaca dan menganalisis
grafik pertumbuhan tanaman
untuk memahami konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
2. Merencanakan
dan
melaksanakan
percobaan
Mengkaji hasil
kerja ilmiah
(contoh kerja
ilmiah)
Bagaimana
langkah-langkah
melakukan
percobaan
pertumbuhan dan
perkembangan.
Menarik kesimpulan tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan serta faktor-
faktor yang
mempengaruhinya dan
mempresentasikan
Mengkomunikasikan
Presentasi hasil kajian dan
diskusi tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan
2. Merencanakan dan melakukan
percobaan tentang pertumbuhan
dan perkembangan pada
tumbuhan
Mengamati
Mengkaji hasil kerja ilmiah
(contoh kerja ilmiah)
Bagaimana langkah-langkah
melakukan percobaan menurut
metode ilmiah/kerja ilmiah dari
hasil diskusi dan mengkaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
menurut kerja
ilmiah dari hasil
diskusi dan
mengkaji
contoh karya
ilmiah dari
berbagai sumber
contoh karya ilmiah dari
berbagai sumber
Menanya
Memberikan pertanyaan tentang
langkah-langkah eksperimen
dan penyusunan laporan hasil
eksperimen
Mengumpulkan data
(Eksperimen/Eksplorasi)
Mendiskusikan rancangan dan
usulan penelitian tentang faktor
luar yang mempengaruhi
pertumbuhan pada tumbuhan
Melaksanakan eksperimen
sesuai dengan usulan yang
disusun dan sudah disepakati
setiap kelompok
Melakukan pengamatan
eksperimen, mencatat data
Mengasosiasikan
Mengolah data hasil eksperimen
Menjawab permasalahan
Menyimpulkan hasil
pengamatan
Menarik kesimpulan dari hasil
diskusi mengenai usulan
penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Mengkomunikasikan
Menyusun usulan penelitian
tentang tentang faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan
tanman dalam bentuk laporan
tertulis
Melaporkan hasil eksperimen
secara lisan (presentasi) dan
tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 17.
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA (Sekolah Menengah Atas)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/ I
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Alokasi waktu : 4 JP x 45 menit (2 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun, responsif, dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
fenomena, dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan mengkaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) dengan mengembangkan diri yang dipelajarinya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi dan memahami keteraturan dan komplesitas ciptaan Tuhan
tentang proses-proses yang terjadi pada tubuh makhluk hidup di tingkat
seluler dan menjaga keteraturan, serta mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran yang dianutnya.
2.1 Menunjukan perilau ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan,percobaan, dan
berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
3.1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan
hasil percobaan.
4.2 Melaksanakan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman, membuat laporan dan mempresentasikan hasilnya di depan
kelas.
C. Indikator
1.1.1 Siswa menunjukan sikap mengagumi dan memahami keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi pada
tubuh makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan
tersebut sebagi tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
2.1.1 Siswa mengembangkan sikap jujur, teliti dan kerjasama dalam proses
belajar dan melaporkan hasil pengamatan
2.2.1 Bekerjasama dalam melakukan pengamatan dan percobaan baik
dalam kelas/laboratorium maupun diluar kelas.
2.2.2 Siswa santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dan
mengajukan pertanyaan dalam kegiatan presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
3.1.1 Siswa mampu mendeskripsikan proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
3.1.2 Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
3.1.3 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
4.2.1 Melaksanakan penelitian pengaruh faktor luar dan factor dalam
terhadap pertumbuhan tanaman.
4.2.2 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil
penelitian di depan kelas.
D. Tujuan Pembelajaran
1.1.1.1 Siswa menunjukan sikap mengagumi dan memahami keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi pada
tubuh makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan, serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran yang dianutnya.
2.1.1.1 Melalui kegiatan pengamatan, siswa dapat menunjukan sikap jujur,
teliti dan kerjasama sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi.
2.1.1.2 Melalui kegiatan pengamatan, siswa dapat menunjukan sikap
bekerjasama dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi baik dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas
2.1.1.3 Melalui kegiatan pengamatan, siswa santun dan bertanggung jawab
dalam berargumentasi dan mengajukan pertanyaan dalam kegiatan
presentasi.
3.1.1.1 Melalui studi pustaka, siswa mampu mendeskripsikan proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3.1.1.2 Melalui pengamatan, siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3.1.1.3 Melalui studi pustaka, siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok, siswa dapat membuat rancangan penelitian
pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan pada tanaman.
4.1.2.2 Melalui pengamatan, siswa dapat melaksanakan penelitian
(praktikum) pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan
tanaman.
4.1.3.3 Melalui percobaan, siswa dapat membuat laporan dan
mempresentasikanya di depan kelas.
E. Materi Pembelajaran
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
F. Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Metode Pembelajaran : Diskusi, pengamatan, eksperimen
G. Media, Alat, dan Sumber/Bahan Pembelajaran
Media
1. Laptop
2. LCD (Proyektor)
3. Video Gambar dan video Pertumbuhan dan Perkembangan
4. Whiteboard
Alat dan Bahan Eksperimen
1. Biji sawi
2. Tanah
3. Air
4. Polibag
5. Sabut kelapa
6. Ember bekas
7. Alat tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Sumber Pembelajaran
1. Buku SMA kelas XII Semester 1, D.A Pratiwi. Erlangga
2. Laporan hasil penelitian
3. Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 JP)
Kegiatan
(Waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
(10 Menit)
Menyiapkan Kondisi
Belajar
1. Memberikan salam, checking persiapan
kelas
Melakukan Apersepsi
Motivasi
Menyampaikan Tujuan
pembelajaran
2. Mengajukankan pertanyaan:
Pernahkah kalian memperhatikan saat
kalian memakan buah rambutan lalu
membuang biji di dalamnya ke tanah,
apabila dibiarkan maka biji tersebut akan
bertunas dan menjadi pohon kecil yang
semakin lama akan menjadi besar.
Mengapa demikian?
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Inti
(70 Menit)
Pengantar materi
Mengamati
Mengorganisasikan siswa
Menanya
4. Menjelaskan cakupan materi
5. Menonton video tentang pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
6. Peserta didik dibagi dalam 8 kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari 4
peserta didik dengan kemampuan yang
heterogen dan wakil tiap-tiap kelompok
mengambil LKS
7. Membuat pertanyaan yang menuntut
siswa berfikir kritis tentang pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Mengumpulkan
informasi/mencoba
Mengamati
Mengasosiasi/menalar
Mengkomunikasikan
8. Menggali informasi tentang pertumbuhan
dan perkembangan makhluk hidup melalui
video yang ditonton.
9. Siswa dapat berdiskusi dan mengkaji buku
sumber
10. Menganalisis pertumbuhan dan
perkembangan tanaman untuk memahami
konsep pertumbuhan dan perkembangan
11. Menarik kesimpulan tentang pertumbuhan
dan perkembangan serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya
12. Mempresentasikan hasil kajian dan diskusi
tentang eksperimen pertumbuhan dan
perkembangan
13. Melakukan evaluasi dengan meminta 4
kelompok secara acak untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain yang menanggapinya
Penutup
(10 Menit)
Tindak lanjut 12. Membimbing siswa merangkum butir-
butir pembelajaran.
13. Mengajak siswa mereflesikan hasil
belajarnya
14. Memberi tugas untuk mempelajari materi
yang akan dibahas minggu berikutnya.
15. Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Pertemuan II (2 JP)
Kegiatan
(Waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
(10 Menit)
Menyiapkan Kondisi
Belajar
1. Memberikan salam, checking
persiapan kelas
Melakukan Apersepsi,
Motivasi
Menyampaikan Tujuan
pembelajaran
2. Mengajukankan pertanyaan:
Apakah yang dimaksud dengan
eksperimen atau percobaan?
Sebutkan langkah-langkah kerja
ilmiah yang dilakukan dalam
eksperimen!
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Inti
(90 Menit)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan Data
Mengkomunikasikan
4. Masing-masing kelompok
menyiapkan dan mengamati hasil
akhir eksperimen.
5. Mengkaji hasil kerja ilmiah
6. Memberikan pertanyaan tentang
langkah-langkah eksperimen dan
penyusunan laporan hasil
eksperimen
7. Mengolah data eksperimen atau
hasil pengamatan
8. Menjawab permasalahan dan
menyimpulkan hasil pengamatan
9. Menarik kesimpulan dari hasil
diskusi mengenai usulan penelitian
10. Memberikan kesempatan pada
kelompok yang belum presentasi
pada minggu sebelumnya
11. Guru membimbing kegiatan diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Klarifikasi
Evaluasi
tanya jawab antar kelompok yang
sedang presentasi dengan siswa lain
12. Memberikan klarifikasi atas
presentasi siswa yang masih kurang
tepat
13. Siswa mengumpulkan laporan
tertulis
14. Memberikan post test
Penutup
(10 Menit)
Tindak lanjut
15. Membimbing siswa merangkum
butir-butir pembelajaran.
16. Mengajak siswa mereflesikan hasil
belajarnya
17. Memberi tugas membaca materi
yang akan dibahas minggu
berikutnya
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
a) Lembar penilaian sikap spiritual
b) Lembar penilaian sikap sosial
c) Lembar penilaian hasil laporan
d) Lembar penilaian presentasi
e) Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen
a. Instrumen sikap spiritual
b. Instrumen sikap social
c. Instrument penilaian diskusi
d. Instrumen penilaian keterampilan eksperimen
e. Instrumen penilaian lembar kerja siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lembar Penilaian Sikap Spiritual
Petunjuk Pengisian :
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditunjukan oleh
peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai dengan pernyataan.
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Nama peserta didik : ……………………….
Kelas : ……………………….
Tanggal pengamatan : ……………………….
Indikator : ……………………….
1.1.1 Siswa menunjukan sikap mengagumi dan memahami keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi pada tubuh
makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan tersebut sebagi
tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan pembelajaran
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaiakan pendapat/presentasi
4 Mensyukuri karunia Tuhan yang diwujudkan
dalam manfaat mempelajari biologi
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Petunjuk Skoring :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4.
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Nilai =
1. Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun
2013 yaitu:
Kategori Keterangan Tuntas/Tidak
Tuntas
Sangat Baik
(SB)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33 <
Skor Akhir ≤ 4,00
Tuntas
Baik (B) apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33 <
Skor Akhir ≤ 3,33
Tuntas
Cukup (C) apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33 <
Skor Akhir ≤ 2,33
Tidak Tuntas
Kurang (K) apabila memperoleh Skor Akhir: Skor
Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lembar Penilaian Sikap Sosial
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : XII/1
Indikator :
2.1.1 Siswa mengembangkan sikap jujur, teliti dan kerjasama dalam proses belajar
dan melaporkan hasil pengamatan
2.2.1 Bekerjasama dalam melakukan pengamatan dan percobaan baik dalam
kelas/laboratorium maupun diluar kelas.
2.2.2 Siswa santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dan mengajukan
pertanyaan dalam kegiatan presentasi
Penilaian sikap dan perilaku siswa dalam melakukan penelitian
Petunjuk Pengisian :
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditunjukan oleh
peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Total
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
Dst.
Keterangan :
1 = Jujur
2 = Disiplin
3 = Bekerjasama
4 = Santun
5 = Bertanggung Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Rubik Penilaian
Jujur
Skor Keterangan
3 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas, tidak
melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas,
menungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya, melaporkan
data atau informasi apa adanya dan mengakui kesalahan atau
kekurangan yang dimiliki.
2 Terkadang nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas, tidak
melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas,
menungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya, melaporkan
data atau informasi apa adanya dan mengakui kesalahan atau
kekurangan yang dimiliki.
1 Nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas, tidak melakukan
plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber) dalam mengerjakan setiap tugas, menungkapkan perasaan
terhadap sesuatu apa adanya, melaporkan data atau informasi apa
adanya dan mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
Disiplin
Skor Keterangan
3 Masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu,
memakai seragam sesuai dengan tata tertib sekolah, mengerjakan
tugas yang diberikan, tertib mengikuti kegiatan pembelajaran,
mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan, dan
membawa buku tulis sesuai mata pelajaran.
2 Terkadang masuk kelas tepat waktu, terkadang mengumpulkan
tugas tepat waktu, terkadang memakai seragam sesuai dengan tata
tertib sekolah, terkadang mengerjakan tugas yang diberikan, tertib
mengikuti kegiatan pembelajaran, terkadang mengikuti praktikum
sesuai dengan langkah yang ditetapkan, dan terkadang membawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
buku tulis sesuai mata pelajaran.
1 Masuk kelas tidak pernah tepat waktu, mengumpulkan tugas tidak
pernah tepat waktu, tidak pernah memakai seragam yang sesuai
dengan tata tertib sekolah, tidak pernah mengerjakan tugas yang
diberikan, tidak pernah tertib mengikuti kegiatan pembelajaran,
tidak pernah mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan, dan tidak pernah membawa buku tulis sesuai mata
pelajaran.
Bekerjasama
Skor Keterangan
3 Aktif dalam kerja kelompok, suka menolong teman/orang lain, dan
bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan.
2 Terkadang aktif dalam kerja kelompok, terkadang menolong
teman/orang lain, dan terkadang bersedia melakukan tugas sesuai
kesepakatan.
1 Tidak pernah aktif dalam kerja kelompok, tidak pernah menolong
teman/orang lain, dan tidak bersedia melakukan tugas sesuai
kesepakatan.
Santun
Skor Keterangan
3 Menghormati orang yang lebih tua, mengucapkan terimakasih
setelah menerima bantuan orang lain, menggunakan bahasa santun
saat mengkritik/menyanggah pendapat teman, dan bersikap 3S
(senyum, salam, sapa) saat bertemu orang lain.
2 Terkadang menghormati orang yang lebih tua, terkadang
mengucapkan terimakasih setelah menerima bantuan orang lain,
terkadang menggunakan bahasa santun saat
mengkritik/menyanggah pendapat teman, dan terkadang bersikap
3S (senyum, salam, sapa) saat bertemu orang lain.
1 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, tidak pernah
mengucapkan terimakasih setelah menerima bantuan orang lain,
tidak pernah menggunakan bahasa santun saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
mengkritik/menyanggah pendapat teman, dan tidak pernah
bersikap 3S (senyum, salam, sapa) saat bertemu orang lain.
Bertanggung jawab
Skor Keterangan
3 Melaksanakan tugas individu dengan baik, menerima resiko dari
tindakan yang dilakukan, tidak menuduh orang lain tanpa bukti
yang akurat, mengembalikan barang yang dipinjam, dan meminta
maaf atas kesalahan yang dilakukan.
2 Terkadang melaksanakan tugas individu dengan baik, terkadang
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, terkadang menuduh
orang lain tanpa bukti yang akurat, terkadang tidak mengembalikan
barang yang dipinjam, dan terkadang tidak meminta maaf atas
kesalahan yang dilakukan.
1 Tidak pernah melaksanakan tugas individu dengan baik, tidak mau
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, sering menuduh
orang lain tanpa bukti yang akurat, tidak pernah mengembalikan
barang yang dipinjam, dan tidak mau meminta maaf atas kesalahan
yang dilakukan.
Penilaian :
Nilai =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun
2013 yaitu:
Kategori Keterangan Tuntas/Tidak
Tuntas
Sangat Baik
(SB)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33
< Skor Akhir ≤ 4,00
Tuntas
Baik (B) apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33
< Skor Akhir ≤ 3,33
Tuntas
Cukup (C) apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33
< Skor Akhir ≤ 2,33
Tidak Tuntas
Kurang (K) apabila memperoleh Skor Akhir: Skor
Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN
Mata pelajaran : IPA Biologi
Kelas/semester : XII/1
Indikator :
3.1.1 Siswa mampu mendeskripsikan proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
3.1.2 Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
3.1.3 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
4.2.1 Melaksanakan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman.
4.2.2 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di
depan kelas.
Penilaian laporan eksperimen/penelitian
No Kelompok Aspek penilaian Jumlah
total
Nilai
siswa Isi
laporan
Tata
tulis
Kelengkapan
data
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Rubik Penilaian
Isi laporan 3 Isi laporan sangat lengkap sesuai dengan kaidah
keilmuan.
2 Isi laporan kurang lengkap ada beberapa yang tidak
sesuai dengan kaidah keilmuan.
1 Isi laporan tidak sesuai dengan kaidah keilmuan.
Tata tulis 3 Menggunakan penulisan dan bahasa yang baku sesuai
dengan EYD dalam penulisan laporan.
2 Menggunakan penulisan dan bahasa yang kurang
baku dan kurang sesuai dengan EYD dalam
penulisan laporan.
1 Menggunakan penulisan dan bahasa yang tidak baku
dan tidak sesuai dengan EYD dalam penulisan
laporan.
Kelengkapan
data
3 Data dalam penelitian lengkap.
2 Data dalam penelitian kurang lengkap.
1 Data dalam penelitian tidak ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Penilaian :
a. Jumlah total : skor isi laporan + skor tata tulis + skor kelengkapan data.
b. Nilai =
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun
2013 yaitu:
Kategori Keterangan Tuntas/Tidak
Tuntas
Sangat Baik
(SB)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33 <
Skor Akhir ≤ 4,00
Tuntas
Baik (B) apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33 <
Skor Akhir ≤ 3,33
Tuntas
Cukup (C) apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33 <
Skor Akhir ≤ 2,33
Tidak Tuntas
Kurang (K) apabila memperoleh Skor Akhir: Skor
Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lembar Penilaian Presentasi
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
Indikator :
4.2.1 Melaksanakan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman.
4.2.2 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di
depan kelas.
Penilaian presentasi siswa
No Nama
Kelompok
Aspek penilaian Jumlah
total
Nilai
siswa Kekompakan Bahasa yang
digunakan
Menjawab
pertanyaan
Penampilan
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Rubik Penilaian
Kekompakan 3 Kelompok kompak dalam menyampaikan presentai
(semua anggota kelompok).
2 Kelompok kurang kompak dalam menyampaikan
presentai (hanya sebagian anggota kelompok yang
aktif).
1 Kelompok tidak kompak dalam menyampaikan
presentai (hanya satu anggota kelompok yang aktif).
Bahasa yang
digunakan
3 Tutur kata jelas, dan bahasa yang digunakan sopan
dalam menyampaikan presentasi.
2 Tutur kata kurang jelas, dan bahasa yang digunakan
kurang sopan dalam menyampaikan presentasi.
1 Tutur kata tidak jelas, dan bahasa yang digunakan tidak
sopan dalam menyampaikan presentasi.
Kemampuan
menjawab
pertanyaan
3 Semua anggota kelompok dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan.
2 Anggota kelompok hanya dapat menjawab beberapa
pertanyaan yang diberikan.
1 Anggota kelompok tidak dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan.
Penampilan 3 Menampilkan power point saat presentasi dengan
menarik, sopan, dan kreatif.
2 Menampilkan power point saat presentasi tetapi kurang
menarik, kurang sopan, dan kurang kreatif.
1 Menampilkan power point saat presentasi tetapi tidak
menarik, tidak sopan, dan tidak kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Penilaian :
a. Skor maksimal = skor kompak + skor bahasa yang digunakan + skor
menjawab pertanyaan + skor tampilan penyampaian.
b. Nilai =
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun
2013 yaitu:
Kategori Keterangan Tuntas/Tidak
Tuntas
Sangat Baik
(SB)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33
< Skor Akhir ≤ 4,00
Tuntas
Baik (B) apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33
< Skor Akhir ≤ 3,33
Tuntas
Cukup (C) apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33
< Skor Akhir ≤ 2,33
Tidak Tuntas
Kurang (K) apabila memperoleh Skor Akhir: Skor
Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lembar Penilaian Diskusi
No Nama
Siswa
Aspek yang dinilai Rata-rata
Jujur Teliti Kerjasa
ma
Ingin
Tahu
Tanggung
jawab
1
2
3
4
5
Ds
t
*Diisi dengan angka dengan rentan angka 1-4 :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Rubrik Penilaian :
Skor 1 = Jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan
perilaku yang tertera dalam indikator
Skor 2 = Jika peserta didik cukup konsisten memperlihatkan perilaku yang
tertera dalam indikator, tetapi belum maksimal
Skor 3 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator
Skor 4 = Jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang
tertera dalam indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Penilaian :
a. Nilai =
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun
2013 yaitu:
Kategori Keterangan Tuntas/Tidak
Tuntas
Sangat Baik
(SB)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33
< Skor Akhir ≤ 4,00
Tuntas
Baik (B) apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33
< Skor Akhir ≤ 3,33
Tuntas
Cukup (C) apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33
< Skor Akhir ≤ 2,33
Tidak Tuntas
Kurang (K) apabila memperoleh Skor Akhir: Skor
Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lembar Penilaian Pelaksanaan Eksperimen
No Nama
Siswa
Aspek yang dinilai Total
Skor Ketrampilan
Menerapkan
Langkah-langkah
Eksperimen
Ketrampilan
Memakai Alat
dan Bahan
Efisiensi
Waktu
1
2
3
4
5
Dst
Rubrik Penilaian Kegiatan Eksperimen/Percobaan
Aspek Ketrampilan Menerapkan Langkah-langkah Eksperimen
Skor Kriteria
1 Tidak menguasai dan memahami langkah-langkah eksperimen/percobaan
yang dilakukan
2 Menerapkan langkah-langkah secara hafalan (membaca teks terkait)
sehingga terlihat tidak fasih dalam melakukan percobaan dan masih
cendurung cerobah
3 Kurang paham benar akan apa yang harus dilakukan dalam melakukan
percobaan sehingga dalam penerapan terlihat ragu-ragu dan masih sering
lupa langkah kerja yang harus dilakukan
4 Faham akan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam percobaan,
terlihat yakin namun terkadang kurang teliti dalam melakukan langkah
percobaan
5 Faham akan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam percobaan.
Menunjukkan sikap ilmiah yang tekun, teliti, dan penuh tanggungjawab
dalam melaksanakan percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Aspek Ketrampilan Memakai Alat dan Bahan
Skor Kriteria
1 Tidak menggunakan alat dan bahan yang tepat dalam melakukan
percobaan
2 Menggunakan alat dan bahan dengan tepat, namun tidak memperhatikan
etika penggunaan alat dengan baik sehingga dapat mengakibatkan alat
rusak
3 Menggunakan alat dan bahan yang kurang tepat, namun memperlihatkan
etika penggunaan dan perawatan dengan baik dan benar
4 Terkadang menggunakan alat dan bahan yang tepat, dan memperhatikan
etika penggunaan dan perawatan dengan baik dan benar serta
memperhatikan kebersihan lingkungan tepat melakukan percobaan
5 Selalu menggunakan alat dan bahan yang tepat, dan memperhatikan etika
penggunaan dan perawatan dengan baik dan benar serta memperhatikan
kebersihan lingkungan tepat melakukan percobaan
Aspek Efisiensi Waktu
Skor Kriteria
1 Tidak menggunakan waktu dengan efisiensi (melebihi 20 menit waktu
yang ditentukan)
2 Tidak menggunakan waktu dengan efisiensi (melebihi 15 menit waktu
yang ditentukan)
3 Tidak menggunakan waktu dengan efisiensi (melebihi 10 menit waktu
yang ditentukan)
4 Tidak menggunakan waktu dengan efisiensi (melebihi 5 menit waktu yang
ditentukan)
5 Menggunakan waktu dengan efisiensi sehingga percobaan selesai tepat
waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Penilaian :
a. Nilai =
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun
2013 yaitu:
Kategori Keterangan Tuntas/Tidak
Tuntas
Sangat Baik
(SB)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33
< Skor Akhir ≤ 4,00
Tuntas
Baik (B) apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33
< Skor Akhir ≤ 3,33
Tuntas
Cukup (C) apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33
< Skor Akhir ≤ 2,33
Tidak Tuntas
Kurang (K) apabila memperoleh Skor Akhir: Skor
Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LEMBAR KERJA SISWA
Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
A. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Menjelaskan pengaruh faktor luar dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
B. Alat dan Bahan
• Semaian biji sawi
• Pupuk cair sabut kelapa
• Polibag
• Tanah
• Air
• Alat tulis
• skop
B. Cara Kerja
1. Buatlah kelompok dimana setiap kelompok beranggotakan 4 orang
2. Rancangan sebuah eksperimen yang bertemakan “pengaruh pemberian
pupuk cair sabut kelapa dengan dosis yang berbeda”
3. Tentukan rumusan masalah, hipotesis, cara kerja dan hasil
pengamatan.
4. Lakukanlah percobaan dengan 3 perlakuan, yaitu :
Perlakuan 1 : menggunakan pupuk cair sabut kelapa 50 ml
Perlakuan 2 : menggunakan pupuk cair sabut kelapa 100 ml
Perlakuan 3 : mengunakan pupuk cair sabut kelapa 150 ml
Kontrol : tanpa pemberian pupuk cair sabut kelapa
5. Lakukanlah pengamatan tinggi batang dan jumlah daun selama 7 hari
6. Catatlah data pengamatan tinggi batang dan jumlah daun dalam tabel
pengamatan
7. Analisislah data yang diperoleh melalui pertanyaan dibawah ini!
a) Perlakuan manakah yang menunjukan pertumbuhan tanaman
paling baik? Mengapa?
b) Faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman?
Adakah faktor dalam yang berperan dalam proses pertumbuhan
tanaman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
c) Bagaimana faktor tersebut dapar mempengaruhi pertumbuhan
tanaman ?
d) Buatlah kesimpulan hasil percobaan dan pengamatan!
8. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data hasil percobaan dan
pengamatan masing-masing kelompok (sesuai dengan format yang
ditentukan) !
Contoh format laporan :
A. Acara praktikum
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Hipotesis
E. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
F. Hasil Pengamatan (berupa tabel)
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
I. Daftar Pustaka
Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
No Aspek yang
dinilai
Skor Kriteria
1 Bentuk
laporan
1 Bila 4 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
2 Bila 3 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
4 Bila 1 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
5 Tulis tangan
Penulisan sistematik
Menarik
Bahasa yang digunakan komunikatif
Menyajikan dasar teori sesuai tujuan
praktikum
2. Data
pengamatan
1 Tidak melampirkan data pengamatan
2 Tiga kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3 Dua kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4 Satu kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5 Data yang disajikan dalam bentuk tabel
atau grafik
Data yang disajikan sesuai dengan hasil
percobaan
Data yang disajikan jelas dan mudah
dipahami
3. Pembahasan 1 Tidak menyajikan pembahasan
2 Tiga kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3 Dua kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4 Satu kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5 Bahasa yang digunakan komunikatif
Pembahasan sesuai dengan hasil
praktikum
Adanya hubungan antara pembahasan
dengan literatur yang diambil
4. Ketepatan
pengambilan
kesimpulan
1 Kesimpulan tidak disajikan dalam bahasa
yang komunikatif
Kesimpulan yang diambil tidak
berdasarkan data pengamatan
Kesimpulan yang disajikan tidak sesuai
dengan pembahasan
Kesimpulan tidaksesuai dengan tujuan
praktikum
2 Tiga kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3 Dua kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4 Satu kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5 Kesimpulan disajikan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
bahasa yang komunikatif
Kesimpulan sesuai dengan tujuan
praktikum
Kesimpulan yang disajikan sesuai dnegan
pembahasan
Kesimpulan diambil berdasarkan data
pengamatan
5. Waktu
pengumpulan
laporan resmi
1 Terlambat 4 hari
2 Terlambat 3 hari
3 Terlambat 2 hari
4 Terlambat 1 hari
5 Tepat waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
KISI-KISI PENULISAN SOAL POSTEST
TAHUN AJARAN 2015/2016
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 20 menit
Kelas/Program : XII IPA
Bentuk Soal : Essay
Semester : 1
Jumlah Soal : 5
Kompetensi Dasar Indikator Bentuk
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
3.1. Menganalisis
hubungan antara
faktor internal dan
eksternal dengan
proses
pertumbuhan dan
perkembangan
pada makhluk
hidup berdasarkan
hasil percobaan.
3.1.1 Siswa
mampu
mendeskripsikan
proses
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman.
3.1.2 Siswa
mampu
mengidentifikasi
faktor-faktor yang
berpengaruh dalam
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tanaman.
3.1.3 Siswa
mampu
menjelaskan faktor-
faktor yang
Essay C1
(mengingat)
C1
(mengingat)
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
mempengaruhi
proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tanaman
C4
(menganalisis)
4.2 Melaksanakan
penelitian pengaruh
faktor luar dan
factor dalam
terhadap
pertumbuhan
tanaman, membuat
laporan dan
mempresentasikan
hasilnya di depan
kelas.
4.2.1 Melaksanakan
penelitian pengaruh
faktor luar dan
factor dalam
terhadap
pertumbuhan
tanaman.
4.2.2 Siswa
mampu membuat
laporan dan
mempresentasikan
hasil penelitian di
depan kelas
C4
(menganalisis)
4 dan 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
SOAL POST TEST
Nama : ………………….
Kelas/No : ………………….
1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan? (Poin 10)
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman?
(Poin 10)
3. Dua pot tanaman cabai diletakkan di ditempat yang bebeda. Pot tanaman 1
diletakan di tempat terang dan pot tanaman 2 di tempat gelap. Tanaman
cabai 1 tumbuh lebih pendek dari pada tanaman cabai 2. Faktor luar dan
factor dalam apa yang mempengaruhi tanaman cabai tersebut ? Jelaskan!
(Poin 10)
4. Sebutkan langkah/urutan metode penelitian ilmiah? (Poin 10)
5. Ahmad melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Dosis
Pupuk Organik Cair Sabut Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Panen Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Berdasarkan
judul penelitian tersebut sebutkan variabel bebas dan variable terikat dalam
peneltian tersebut! (Poin 10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Kunci Jawaban Soal Postest
1. Pertumbuhan adalah proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat,
volume, atau jumlah) yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali lagi)
(Poin 5). Perkembangan adalah suatu proses pertumbuhan yang disertai
dengan differensiasi, organogenesis sampai terbentuk organisme dewasa
(Poin 5).
2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada dua yaitu factor luar dan
factor daam. Faktor luar (Poin 5) yaitu air, cahaya, nutrisi, kelembaban,
suhu, oksigen, pH, sedangkan factor dalam (Poin 5) yaitu hormon, dan
gen.
3. Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan cabai tersebut adalah cahaya
(Poin 2). Hal ini dikarenakan kedua pot tanaman cabai diletakan ditempat
yang berbeda. Dimana pot tanaman cabai 1 diletakan ditempat terang yang
terkena cahaya, sedangkan pot tanaman cabai 2 ditempat yang gelap tidak
terkena cahaya(Poin 3). Faktor dalam yang mempengaruhi sehingga
tanaman cabai 2 menjadi lebih tinggi karena terdapat hormon auksin (Poin
2) pada tubuh tanaman cabai yang berperan dalam merangsang
pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh (dominansi apikal), dan hormon
ini tidak terlalu aktif pada kondisi cahaya terang. Sehingg lebih
berpengaruh pada tanaman cabai ditempat gelap. (Poin 3)
4. Langkah-langkah Penulisan Ilmiah : (Poin 10)
1) Judul Penelitian
2) Rumusan Masalah Penelitian
3) Tujuan Penelitian
4) Alat dan Bahan Penelitian
5) Langkah-langkah Penelitian
6) Hasil Penelitian
7) Pembahasan
8) Kesimpulan
9) Daftar Pustaka
10) Lampiran
5. Variabel bebas yang dalam penelitian tersebut yaitu pemberian dosis
pupuk organik cair sabut kelapa (Poin 5). Variebel terikat meliputi tinggi
batang, jumlah daun, berat basah, dan berat kering (Poin 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Pedoman Penskoran Soal Postest
1. Skor 10 = bila menjawab dengan benar dan meliputi 2 aspek yaitu
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman
Skor 5 = bila menjawab dengan benar dan meliputi 1 aspek saja
Skor 0 = tidak menjawab atau jawaban tidak benar
2. Skor 10 = bila menjawab dengan benar dan meliputi 2 aspek yaitu factor
luar dan factor dalam.
Skor 5 = bila menyebutkan 5 faktor luar dan semua benar
Skor 4 = bila hanya menyebutkan 4 faktor luar dengan benar
Skor 3 = bila hanya menyebutkan 3 faktor luar dengan benar
Skor 2 = bila hanya menyebutkan 2 faktor luar dengan benar
Skor 1 = bila hanya menyebutkan 1 faktor luar dengan benar
Skor 5 = bila menyebutkan 2 faktor dalam dan semua benar
Skor 2,5 = bila hanya menyebutkan 1 faktor dalam dengan benar
Skor 0 = tidak menjawab satupun atau menjawab namun semua jawaban
tidak benar
3. Skor 10 = bila menjawab dengan benar dan meliputi 2 aspek yaitu factor
luar dan factor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan cabai dalam
percobaan tersebut dan menjelaskan alasanya secara tepat
Skor 5 = bila hanya menyebutkan faktor luar dengan benar beserta
penjelasanya dengan tepat.
Skor 5 = bila hanya menyebutkan faktor dalam dengan benar beserta
penjelasanya dengan tepat.
Skor 2 = bila hanya menyebutkan faktor luar/factor dalam dengan benar
Skor 3 = bila hanya menjelaskan penjelasan faktor luar/factor dalam
dengan benar
Skor 0 = tidak menjawab satupun atau menjawab namun semua jawaban
tidak benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
4. Skor 10 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 10 aspek
penulisan ilmiah
Skor 9 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 9 aspek
penulisan ilmiah
Skor 8 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 8 aspek
penulisan ilmiah
Skor 7 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 7 aspek
penulisan ilmiah
Skor 6 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 6 aspek
penulisan ilmiah
Skor 5 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 5 aspek
penulisan ilmiah
Skor 4 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 4 aspek
penulisan ilmiah
Skor 3 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 3 aspek
penulisan ilmiah
Skor 2 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 2 aspek
penulisan ilmiah
Skor 1 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 1 aspek
penulisan ilmiah
Skor 0 = tidak menjawab atau semua jawaban tidak benar
5. Skor 10 = bila menjawab dua variable dengan benar dan tepat.
Skor 5 = bila menjawab satu variable dengan benar dan tepat.
Skor 0 = tidak menjawab dengan benar dan tepat atau jawaban tidak benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI