adsorpsi karbon aktif dari sabut kelapa cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria...

85
ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PENURUNAN FENOL \ Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sains Jurusan Kimia pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Oleh ASTRIAH ABDULLAH NIM. 60500110011 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2014

Upload: vuonghuong

Post on 09-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA(Cocos nucifera) TERHADAP PENURUNAN FENOL

\

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar SarjanaSains Jurusan Kimia pada Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Alauddin Makassar

OlehASTRIAH ABDULLAH

NIM. 60500110011

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR2014

Page 2: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Astriah Abdullah

NIM : 60500110011

Tempat/Tanggal Lahir : Palopo/ 26 Juni 1992

Fakultas/Program : Sains dan Teknologi/Kimia

Alamat : Jl. Toddopuli VI, Stapak 6, No.18

Judul : Adsorpsi Karbon Aktif Dari Sabut Kelapa (Cocos

nucifera) Terhadap Penurunan Fenol

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Desember 2014

Penyusun,

Astriah AbdullahNIM: 60500110011

ii

Page 3: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul, “Adsorpsi Karbon Aktif dari Sabut Kelapa (Cocos

nucifera) Terhadap Penurunan Fenol,” yang disusun oleh Astriah Abdullah, NIM:

60500110011, mahasiswi Jurusan Kimia pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang

diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 15 September 2014 M, bertepatan dengan

20 Dzulqa’dah 1435 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Kimia, Jurusan Kimia.Makassar, September 2014 M

Dzulqa’dah 1435 H

DEWAN PENGUJI :

Ketua : Dr. Muh Khalifah Mustami, M.Pd (……………………)

Sekretaris : Dr. Andi Suarda, S.Pt., M.Si (……………………)

Penguji I : Syamsidar HS, S.T., M.Si (……………………)

Penguji II : Maswati Baharuddin, S.Si., M.Si (……………………)

Penguji III : Dra. Susmihara, M.Pd (……………………)

Pembimbing I : H. Asri Saleh, S.T., M.Si (……………………)

Pembimbing II : Iin Novianty, S.Si., M.Sc (……………………)

Diketahui oleh:Dekan Fakultas Sains dan TeknologiUIN Alauddin Makassar,

Dr. Muh Khalifa Mustami,M.PdNIP. 19710412 200003 1 001

iii

Page 4: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga

Skripsi dengan judul “Adsorpsi Karbon Aktif dari Sabut Kelapa (Cocos nucifera)

Terhadap Penurunan Fenol”, ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tidak lupa pula salawat dan salam atas junjungan Nabiullah Muhammad SAW yang

membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang menderang.

Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu

dalam proses penulisan skripsi ini. Untuk itu, iringan doa dan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya penulis sampaikan, utamanya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. A. Qadir Gassing HT, M.S, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Makasar.

2. Bapak Dr. Muhammad Khalifah Mustami, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negeri Makassar.

3. Ibu Maswati Baharuddin, S.Si., M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia, Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Makassar dan penguji II yang

berkenan memberikan kritik dan saran kepada penulis.

4. Ibu Syamsidar HS, S.T., M.Si selaku penguji I yang berkenan memberikan kritik

dan saran kepada penulis.

5. Ibu Dra.Susmihara., M.Pd selaku penguji III yang berkenan memberikan kritik

dan saran kepada penulis.

6. Bapak H. Asri Saleh S.T., M.Si selaku Pembimbing I yang telah berkenan

meluangkan waktu dan tenaganya dalam membimbing dari awal penelitian

hingga akhir penyusunan skripsi.

iv

Page 5: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

7. Ibu Iin Novianty, S.Si.,M.Sc selaku pembimbing II yang telah berkenan

meluangkan waktu dan tenaganya dalam membimbing dari awal penelitian

hingga akhir penyusunan skripsi.

8. Segenap Dosen Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri Makassar yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis.

9. Para Laboran Jurusan Kimia, K Andi Nurahma, S.Si, K Fitri Azis, S.Si., S.Pd, K

Awaluddin Ip, S.Si, K Ahmad Yani, S.Si, dan K Ismawanti, S.Si terima kasih

banyak atas bantuannya.

10. Kedua orang tua (Alm. ayahanda Abdullah.B dan Ibunda Halimah), Kakanda

Sulastri, Sujasma, Erna, Nengsi, Reski dan Ryan Wirawan serta seluruh keluarga

yang telah memberi semangat, dukungan, doa dan kesabarannya serta dukungan

materi dan spiritual kepada penulis.

11. Sahabat-sahabatku kimia 2010 tak terkecuali.

12. Senior 2008, 2009 juga junior angkatan 2011 dan 2012, 2013 serta semua pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini terima kasih banyak atas

bantuannya.

13. Rekan penelitian saya (Abdul Rahman Arif) yang senantiasa menemani dari

awal hingga Penyusunan Skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi

Allah SWT. sebagai amal ibadah, Amin.

vii

Page 6: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

Akhir kata Penulis, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi Penulis dan bagi

pembaca umumnya

Wassalam‘alaikum wr. wb

Makassar, Desember 2014

penulis

viii

Page 7: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

DAFTAR ISI

HalamanJUDUL...................................................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................................

PENGESAHAN.....................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

DAFTAR TABEL..................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................

ABSTRAK.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................

B. Rumusan Masalah……..............................................................................

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan...............................................................

D. ManfaatPenelitian………..........................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS............................................................................

A. Sabut Kelapa…….……………………………………….........................

B. Karbon Aktif…………….........................................................................

C. Adsorpsi……….........................................................................................

1. Faktor yang Memepengaruhi Daya Serap Adsorpsi…........................

2. Isoterm Adsorpsi.................................................................................

D. Fenol…………………………………......................................................

E. Spektrofotometer Sinar Tampak dan Ultraviolet.........................................

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................

A. Waktu dan Tempat…….............................................................................

B. Alat dan Bahan……..................................................................................

C. Prosedur Penelitian....................................................................................

D. Analisa Data.....................................................................................

i

ii

iii

iv

vi

viii

ix

x

1

1

6

6

6

8

8

12

17

20

22

24

28

34

34

34

34

36

vi

Page 8: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................

A. Hasil Penelitian……..................................................................................

B. Pembahasan……........................................................................................

BAB V PENUTUP.................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................

B. Saran….......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................

38

38

44

51

51

51

52

55

71

vii

Page 9: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Sabut Kelapa........................................................

Tabel 2.2 Perbedaan Adsorpsi Fisika dan Kimia……………………..............

Tabel 4.1 Efesiensi Penyerapan dan Kapasitas Adsorpsi Dari Karbon Akrif

Sabut Kelapa ...................................................................................

Tabel 4.2 Pengaruh Aktivator dan Massa…………….………………………

Tabel 4.4 Isoterm Adsorpsi (Langmuir dan Freundlich) ……………............

11

18

38

40

41

viii

Page 10: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman Kelapa...........................................................................

Gambar 2.2 Sabut Kelapa…………….…………….......................................

Gambar 2.3 Skematik dari Beberapa Gugus Fungsional Asidik dari Karbon

Aktif………………………………………...................................

Gambar 2.4 Struktur Fenol…………………………………………………...

Gambar 4.1 Efesiensi penyerapan Fenol……………………………………..

Gambar 4.2 Kapasitas Adsorpsi Fenol……………………………………….

Gambar 4.3 Penurunan Konsentrasi Fenol…………………………………..

Gambar 4.4 Kurva Isoterm Langmuir……………………………….............

Gambar 4.6 Kurva Isoterm Freundlich………………....................................

09

11

13

24

39

39

40

42

43

ix

Page 11: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

ABSTRAK

Nama : Astriah Abdullah

Nim : 60500110011

Judul : Adsorpsi Karbon Aktif dari Sabut Kelapa (Cocos nucivera) terhadap

Penurunan Fenol

Sabut Kelapa dapat digunakan sebagai media pembuatan karbon aktif untukmenurunkan konsentrasi senyawa organik khususnya fenol, karena sabut kelapamengandung unsur karbon sehingga berpotensi sebagai karbon aktif. Penelitiantentang adsorpsi karbon aktif terhadap penurunan fenol dari sabut kelapa (Cocosnucivera) telah dilakukan. Penelitian ini diawali dengan tahap dehidrasi dankarbonisasi. Karbon sabut kelapa diaktivasi dengan 3 aktivator yaitu asam sulfat(H2SO4), natrium hidroksida (NaOH) dan zink klorida (ZnCl2). Karbon aktif sabutkelapa dalam penelitian ini menggunakan variabel dosis karbon yaitu 500 mg, 1000mg dan 1500 mg. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik kadar air,daya adsorpsi terhadap fenol pada karbon aktif dari karbon sabut kelapa hasilaktivasi dan menentukan kapasitas adsorpsi maksimum karbon aktif dari karbonsabut kelapa dalam adsorpsi fenol. Aktivator yang paling baik dalam menyerap fenolyaitu natrium hidroksida (NaOH) dengan efesiensi penyerapan sebesar 93.01% padamassa 1.5 g.

Kata kunci: Sabut Kelapa (Cocos nucivera), fenol, karbon aktif, adsorpsi.

x

Page 12: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

ABSTRACT

Name : Astriah Abdullah

Reg. Number : 60500110011

Title : Adsorption of Activated Carbon from Coconut Coir (Cocos

nucifera) in Decreasing Phenol

Coconut coir can be used as an activated carbon for phenol removal, becauseof carbon element which is containing in Coconut coir make it to own a potency asan activated carbon. Research on activated carbon adsorption of phenol to thedecline of coconut coir (Cocos nucivera) has been performed. This study begins withthe dehydration and carbonization stage. Coconut coir activated carbon with 3activator namely sulfuric acid (H2SO4), sodium hydroxide (NaOH) and zinc chloride(ZnCl2). Coconut coir activated carbon in this study using a variable dose of 500 mgcarbon, 1000 mg and 1500 mg. This study aimed to determine the characteristics ofthe water content, the adsorption capacity of phenol on activated carbon fromcoconut husk carbon activation results and determine the maximum adsorptioncapacity of activated carbon from coconut husk carbon in the adsorption of phenol.Activators most good at absorbing phenol is sodium hydroxide (NaOH) with theabsorption efficiency of 93.01% at a mass of 1.5 g.

Keywords: Coconut Coir (Cocos nucivera), phenol, activated carbon, adsorption.

xi

Page 13: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan danteknologidariwaktu kewaktu

semakinpesat.Fenomena tersebutmengakibatkanadanya persaingandalam

berbagaibidang kehidupan,salahsatudiantaranyabidangpendidikan. Upaya untuk

mencetaksumber dayamanusia (SDM)yangberkualitasdiperlukanadanya

peningkatanmutupendidikan.K eberhasilanpendidikantaklepas dari peran sekolah,

baik sekolah negeri maupun swasta.

Prosespembelajaransecara umummerupakansuatukegiatanyang

mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku, makapengertian pembelajaran

adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah

laku siswaberubah kearah yanglebih baik. Upaya untuk pencapaian hasil belajar

yang optimal diperlukan suatu alat pendidikan, ataupun media pembelajaran.

Penerapanmedia pembelajaranharusdapatmelatihcara-cara memperoleh informasi

baru, menyeleksinya dan kemudian mengolahnya, sehinggaterdapat jawaban

terhadap suatu permasalahan.

Ilmuansainsmempelajarigejala alammelaluiprosesdansikapilmiah.

Prosesilmiahdidasari denganberpikirlogisberdasarkanfakta-faktayang mendukung.

Sikap ilmiah tercermin pada sikap jujur dan objektif dalam mengumpulkan fakta

serta cara menyajikan hasil analisis fenomena-fenomena alam beserta hubungan

Page 14: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

2

kausalitasnya. Ilmu sains memiliki tiga komponen penting,yaitu: proses ilmiah,

sikap ilmiah dan hasil atau produk ilmiah.

Biologi merupakanbagiandarisains,pada hakikatnyaadalahkumpulan

pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. Sains sebagai kumpulan

pengetahuandapat berupa fakta,konsep,prinsip,hukum,teori,danmodel. Sains sebagai

caraberpikirmerupakan aktivitas yang berlangsung di dalam pikiran

orangyangberkecimpung didalamnya karenaadanyarasaingintahudanhasrat

untukmemahamifenomenaalam.Sainssebagaicarapenyelidikanmerupakan

carabagaimana informasiilmiahdiperoleh,diuji,dandivalidasikan.

Berdasarkanpenelitianyang dilakukanolehDepartemenPendidikanNasional

menunjukkanbahwakemampuansiswaSMA/MAdalampenguasaanpelajaran Biologi

secara nasional dinilai masih rendah.1

Rendahnyakualitaspembelajarandipengaruhioleh beberapafaktor, salah satu

faktorpenyebabnyaadalah“belumdimanfaatkannya sumberbelajarsecara

maksimal,baikolehgurumaupunolehpeserta didik.Hal

tersebutlebihdipersulitlagiolehsuatukondisiyang turuntemurun,dimanaguru

mendominasi kegiatan pembelajaran”.2 Berdasarkan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) tahun 2004maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) tahun 2006 perananguru tidak berlaku sebagai aktor/aktris utamadalam

pembelajaran,sehingga pembelajarandapatdilakukandenganberbagaisumber belajar.

1Depdiknas, “Penguasaan Pelajaran secara Nasional Masih Rendah”.(http://www.Depdiknas.go.id/publikasi/bief/oldedition/harri-3A.html. (12 Februari 2014).

2Mulyasa E, Kurikulum Berbasis Kompetensi. ( C e t . 1 ; Bandung : PT Remaja Rosdakarya),h. 47.

Page 15: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

3

Biologi dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk, sehingga

dalampembelajarannya harusmempertimbangkanstrategiataumetode

pembelajaranyang efektifdanefesienyaitusalahsatunyamelalui kegiatanpraktek.

Halinidikarenakanmelaluikegiatanpraktek,siswa melakukanolahpikirdanjuga olah

tangan. Kegiatan praktek dalam pembelajaran biologi mempunyai peran

motivasidalambelajar,memberikesempatanpada siswa untukmengembangkan

sejumlahketerampilan,danmeningkatkankualitasbelajarsiswa.Tidakadasatu

punpendekatanyang paling cocokuntuksatupelajaran, tetapikarenapusat pelajaran

biologi adalaheksperimendanmerupakanbagiantakterpisahkandari pelajaranbiologi

itusendiri,maka melaluieksperimensiswa dapatmemperoleh

pengalamanlangsungdengangejalabiologiyangdipelajari.Biologisebagaiilmu yang

memilikikarakteristiktersendiridalammempelajarinyatidakcukuphanya

melaluiminds-on (teori),tetapijugaharusmelaluihands-on (praktek),sepertilayaknya

ilmuwan ketikamenjelajahialamini.Secarateoritisdandenganprosedur-proseduryang

tepatkerja laboratoriummerupakanpendekatanyangtepatdigunakandalam

pembelajaran biologi.

Eksperimen dapat dikatakan sebagai kasta tertinggi dalam pembelajaran

biologi tetapiharusdiingatbahwa dalampelaksanaannya memerlukanbiaya dantenaga

yangbesarsehinggasebagaigurubiologiyangsuksesharusbetul-betulahlidalam

mendesainkegiataneksperimenuntuksiswanya.Namundemikian,hendaknya hal

tersebut tidak menjadi momok bagiguru dalam mempersiapkan penggunaannyadi

kelas, akan tetapi justru menjadi tantangan bagiguru untuk mempersiapkan

Page 16: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

4

eksperimensebaik-baiknyaagar pembelajaranbiologi betul-betulefektif.Proses

pembelajaransainsharusdapatmenyediakanserangkaiankegiatannyata dan masuk

akalatau dapatdimengertioleh siswadan memungkinkan terjadinya

interaksisosial,maka dalamprosesbelajar mengajarsainssiswa harusterlibat

langsungdalamkegiatannyatayangmemungkinkansiswamembangunmakna

bagidirisendiri.MenurutHofsteindanLunetta yang mengatakan bahwa:

“The laboratory has beengivenacentralanddistinctiveroleinscienceeducation,andscience educatorshavesuggestedthattherearerichbenefitsinlearningfromusing laboratoryactivities”.3

(Laboratorium memiliki peran sentral dalam pendidikan sains.Penggunaan kegiatan laboratorium memiliki banyak manfaatdalampembelajaran sains sebagaimanayangdisarankanoleh paraguru sains).

Kegiatanlaboratoriummerupakanpengalamanbelajaryang direncanakan agar

muridberinteraksi denganbahan-bahanpelajarandenganpengamatangejala. Kegiatan

laboratorium akan berlangsung dengan baik apabila ditunjang oleh saranadan

prasaranalaboratorium, namun faktayang adaalat-alatlaboratoriumdi

sekolahpadaumumnyakurang atau bahkantidakadasamasekali.Datayang diperoleh

dari Departemen Pendidikan Nasional dan DepartemanAgama menunjukkanbahwa

sebagianbesar sekolahbelummemilikiprasarana penunjang mutu pendidikan

sepertiperpustakaan dan laboratorium.4Keadaan

kurangnyaprasaranalaboratoriumbanyakditemuidisekolah-sekolah,termasuk SMAS

3Hofstein Avi and LunettaVincent,TheRoleof LaboratoryinScience Teaching : NeglectedAspects of Research. Review of EducationalResearch.http//www.teaching/JSTOR_%20Review%20of%20Educational%2Researh_%20Vol.%2052,%20No.%202%20(Summer,%201982),%20pp.%20201-217.htm (20 April 2014)

4Bappenas, Prasarana Penunjang Mutu Pendidikan. (http:/www.bappenas.go.id/indek.php%3Fmodule%3filemanager%26func%3Ddownload) (24 April 2014)

Page 17: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

5

Rahmatul Asri.

Upaya untukpencapaianhasilbelajaryang optimaldiperlukansuatualat

pendidikanataupunmedia pembelajaran. Penerapanmediapembelajaranharus dapat

melatih cara-caramemperoleh informasibaru, menyeleksinyadan kemudian

mengolahnya, sehinggaterdapatjawaban terhadap suatu permasalahan.

Perkembanganteknologiinformatika,membawaorang untukdapatmencari informasike

seluruhdunia menggunakanmedia internet.Media initakbisa lepas

dariperkembangandalamdunia komputeryangbegitupesat.Internetsebagai

pembukacakrawaladuniasemakinmemberikansumbangsihyang berartidalam dunia

pendidikanpada umumnya.Jadisalahsatuperluasaninformasinyaperlu

disesuaikandenganprosespembelajarandisekolah-sekolah.Ilmupengetahuan dan

teknologi dengan pesat melajumengimbangi kebutuhan masyarakatyang

berkembang denganmasuknyaberbagaipengaruhke dalamdunia pendidikan seperti

ilmu cetak mencetak, komunikasi dan laju perkembangan teknologi elektronika.

Perkembanganmedia dapat ditampildalamberbagaijenis dan format. Jenismedia

yangbanyak dikembangkan akhir-akhiriniadalahmedia komputer.Komputer

sebagaialatbantu tambahandalamprosespembelajaran. Manfaatkomputer

meliputipenyajianinformasi,isimateripelajarandanlatihan ataukombinasinya. Cara

sepertiiniyangdikenalsebagaiComputerAssisted Instruction (CAI) atau

PembelajaranBerbasis Komputer.

Komputer mampumenggambarkanfenomenabiologi mendekatikejadian

sesungguhnya.Saatinikomputersudahmemasyarakat,danhampirsetiap

Page 18: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

6

sekolahtelahmemilikilaboratoriumkomputer. Selama ini,umumnya laboratorium

komputer di sekolah-sekolahhanyadigunakanuntukpelajaranmengetikatau

menghitung hitunganyang sederhana.Pemanfaatankomputerdi sekolah-sekolah

belumoptimalsesuaidengan kemampuannya. Padahalkomputer dapat dijadikan

sebagai media pembelajaran biologi yang sangat menarik. Guru biologi diharapkan

dapat memanfaatkan komputer sebagai media belajarbiologi.

SetiapSMA/MApada umumnyamemilikilaboratoriumkomputer,maka

laboratoriumvirtualmenjadialternatif untukmenggantikanlaboratoriumriil. Beberapa

materiyangbelummemungkinkandilakukanpercobaandengan menggunakan

laboratorium riil, seperti aktivitas sel dan proses pengeluaran urin dapat

menggunakanfasilitaskomputer sebagaimedia laboratoriumvirtualuntuk melakukan

percobaan.

Laboratorium virtual belum dikenal oleh orang banyak, sehingga

penggunaan laboratorium virtual masih kurang diaplikasikan sekolah-sekolah.

Penggunaan laboratorium virtual diharapkan siswatermotivasidan dapat

meningkatkan pemahaman siswa tentang materi biologi.Pelaksanaannya dalam

pembelajarandi SMA/MAmenggunakansarana laboratorium riilmaupun

laboratorium virtual diharapkan akanmeningkatkan kemampuan berpikirkritis siswa,

sehingga hasil dan prestasi belajar siswa juga meningkat.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah diuraikan, maka dalam

kesempatan ini peneliti mengkaji suatu masalah melalui penelitian dengan judul

“Perbandingan Efektivitas Penggunaan Laboratorium Riil dengan

Page 19: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

7

Laboratorium Virtual Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Pada Pokok

Bahasan Sistem Ekskresi Kelas XI IPA SMAS Rahmatul Asri Kab.

Enrekang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan laboratorium

riil pada materi sistem ekskresi di kelas XI IPA SMAS Rahmatul Asri?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan laboratorium

virtual pada materi sistem ekskresi di kelas XI IPA SMAS Rahmatul Asri?

3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan laboratorium Riil

dengan laboratorium Virtual pada pokok bahasan sistem ekskresi di kelas XI

IPA SMAS Rahmatul Asri?

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah peneliti dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan.5 Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

5Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Cet.18; Bandung: Alfabeta), h. 96.

Page 20: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

8

“Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa Melalui penggunaan laboratorium

riil dengan laboratorium virtual pada pokok bahasan sistem ekskresi di kelas XI IPA

SMAS Rahmatul Asri”.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dimaksudkan oleh peneliti untuk memberikan

gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang diteliti dan diperlukan untuk

menghindari terjadinya kekeliruan penafsiran pembaca terhadap variabel-variabel

atau kata-kata dan istilah-istilah teknis yang terkandung dalam judul.Variabel

penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tertentu, kemudian

ditarik kesimpulannya.6Agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pembahasan maka

diberikan batasan judul dan ruang lingkup penelitian, sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang dicapai

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan laboratorium riil

dengan laboratorium virtual pada materi Sistem Ekskresi di kelas XI SMAS

Rahmatul Asri.

2. Laboratorium Riil

6Sugiyono, MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.

60.

Page 21: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

9

Laboratoriumriiladalah tempat melakukan penelitian dengan menggunakan

peralatan dan bahan yang nyata. Setiap siswa akan dibagi dalam beberapa kelompok

untuk melakukan praktikum dengan peralatan dan bahan praktikum yang nyata.

3. Laboratorium Virtual

Laboratorium virtual adalah segala alat-alat laboratorium yang dapat dilihat

secara maya berupa program (software) komputer yang terkoneksi langsung dengan

internet (on line), dioperasikan dengan komputer. Siswa akan dibagi ke dalam

beberapa kelompok dan praktikum yang dioperasikan dengan menggunakan program

komputer.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada prinsipnya yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan di atas. Secara operasional

tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengetahui hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi dalam

penggunaan laboratorium virtual di kelas XI IPA SMAS Rahmatul Asri.

2. Mengetahui hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi dalam

penggunaan laboratorium rill di kelas XI IPA SMAS Rahmatul Asri.

Page 22: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

10

3. Mengetahui perbedaan penggunaan laboratorium riil dengan laboratorium

virtual terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem ekskresi di

kelas XI IPA SMAS Rahmatul Asri.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian secara umum yang diharapkan dari penelitian ini adalah

dapat memberikan masukan terhadap usaha peningkatan mutu dan hasil belajar

Biologi siswa pada sekolah menengah atas (SMA).

Secara khusus manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :

1. Diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan

Laboratorium Rill dan Labororatorium Virtual terhadap Hasil Belajar siswa.

2. Sebagai bahan perbandingan signifikan Hasil belajar biologi yang diajar

dengan menggunakan Penerapan Laboratorium Riil dan Laboratorium

Virtual.

3. Bagi guru sebagai alternatif untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

Penerapan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtual.

Page 23: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

11

Page 24: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Sebelum membahas lebih jauh tentang hasil belajar, maka terlebih dahulu kita

harus ketahui apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran. Para pakar

pendidikan memiliki pandangan tersendiri mengenai belajar dan pembelajaran,

namun pandangan yang dikemukakan memiliki prinsip yang sama, yaitu setiap orang

melakukan proses untuk berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.1

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah

laku. Slameto menyatakan:

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untukmemperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi denganlingkungannya”.2

MenurutSkinner,sepertiyang dikutipBarloudalambukuEucational

Psychologis; The Teaching Lerning Proses berpendapat bahwa belajar adalah suatu

proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.3

1Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Berbahasa Indonesia, Edisi IV (Cet. I;Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 22.

2Slameto, BelajardanFaktor-Faktor yang Mempengaruhi(Cet. 4; Jakarta: PT. RinekaCipta.2003), h. 2.

3MuhibbinSyah,PsikologiPendidikan.(Jakarta:PTGrafindoPersada,2003),h. 64.

Page 25: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

12

Menurut Chaplain yang dikutip oleh Muhibbin Syah dalam Dictionary of

Psychologymembatasi belajardenganduamacam rumusan,

pertamaberbunyi:”aquisitionof anyrelativelypermanentchangeinbehavior

asaresultofpractice andexperience”.(Belajar adalahperolehanperubahan tingkah

laku yang relatifmenetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua

adalah proces equiring responses as aresult of special practice (Belajar adalah

proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya respon khusus).4

Menurut JamesO Wittaker yang dikutipolehSoemanto,belajar

dapatdidefinisikan sebagaiprosesdimanatingkahlakuditimbulkan atau

diubahmelaluilatihan atau pengalaman(Learningmay

bedefinedastheprocessbywhichbehaviororiginates or is altered through training or

experience.5

Menurut Cronbach di dalam bukunya educational psychology dikutip

olehSuryabrata mengatakanbahwa”Learningis showbyachangeinbehavioras

aresultofexperience”. Jadi,menurutCronbachbelajarsebaik-baiknya adalah

denganmengalami dandalam mengalami itusipelajarmempergunakan panca

inderanya”.6

Menurut Ashar, “belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada

diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya

4MuhibbinSyah,PsikologiPendidikan, h. 65.5WastiSoemanto,PsikologiPendidikan(LandasanKerjaPemimpinPendidikan) (Jakarta:

RinekaCipta,1983),h. 104.6SumardiSuryabrata,PsikologiPendidikan(Jakarta:RajawaliPers,2004),h. 109.

Page 26: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

13

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”.7 Jadi belajar itu dapat terjadi

kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar

adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tua yang mungkin disebabkan

oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.

Menurut Gagne yang berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.8 Oleh

karena itu, dalam proses belajar mengajar biologi yang terpenting adalah

pengalaman yang dapat membuat perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan

dapat diukur. Masukan atau input yang berupa stimulus merupakan bentuk

pengalaman yang diperoleh siswa, sedangkan keluaran atau output yang berupa

respon merupakan bentuk tingkah laku hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari

hasil belajar biologi. Semakin menarik pengalaman yang diberikan guru seperti

penggunaan media yang inovatif, dan kreatif akan memberikan respon yang tinggi

pula, sehingga membantu siswa memperoleh Hasil yang tinggi.

B. Teori-Teori Belajar

Banyak sekali teori yang berkaitan dengan belajar. Masing-masing teori

memilikikekhasan sendiri dalam mempersoalkan belajar. Para filsuf Islam klasik

seperti al-Farabi (259-339 H atau 872-950 M), Ibnu Sina (370-428 H atau 980-

1037M), al-Ghazali (450-505 H atau 1058-1111 M), Ibnu Khaldun (732-808 H atau

7Azhar Arsyad. Media Pembelajaran.(Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2002), h. 1.8Ratna Willis, Teori-teoriBelajar (Jakarta: Erlangga,1989), h.11.

Page 27: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

14

1332-1406 M), dan lain-lain. Menurut al-Farabi yang dikutip oleh Yaumi dalam

kitab al-Talbi mengatakan:

“Dalam memahami belajar secara mendalam, perlu dipahami istilah-istilahseperti disiplin (ta’dib), koreksi/assessment (taqwim), training (tahdhib),bimbingan (tasdid), pembelajaran (ta’lim), pendidikan (tarbiyah). Dalamistilah-istilah ini mengandung makna belajar (irtiyad).9

Mengacu pada beberapa dalil, al-Farabi percaya bahwa belajar pada

hakikatnya merupakan proses mencari ilmu pengetahuan yang muaranya tiada lain

untuk memperoleh nilai-nilai, ilmu pengetahuan, dan keterampilan praktis dalam

upaya untuk menjadikan manusia yang sempurna.

1. Teori Belajar Behaviorisme

Sebagai tokoh behaviorisme radikal, Skinner menyatakan:

“Belajar dapat dipahami, dijelaskan, dan diprediksi secara keseluruhanmelalui kejadian yang diamati , yakni perilaku peserta didik beserta antesedendan konsekuensi lingkungannya. Anteseden merujuk pada isyarat yang terjadidalam lingkungan yang memberi tanda kesesuaian dengan prilaku yangdilakukannya”.10

Misalnya, tanda stop pada lampu lalu lintas yang memberi isyarat pada pengemudi

untuk melakukan tindankan (perilaku) yang tepat, yakni dengan menekan rem

kendaraan. Demikian pula, ketika seorang guru berkata kepada muridnya

“Dengarkan ....!” yang merupakan isyarat kepada peserta didik untuk diam dan

diperhatikan.

9Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran (Cet. 1; Jakarta: PT. FajarInterpranata Mandiri, 2013), h. 27.

10Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, h. 28.

Page 28: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

15

Menurut Skinner yang dikutip oleh Yaumi dalam Driscoll, Menyatakan

“Untuk mengamati konsekuensi dari perilaku dapat ditunjukkan dalam perilaku

berikutnya, apakah cenderung diulangi atau diambil sebagai pelajaran”11. Misalnya,

seorang siswa yang mendapatkan hadiah dari gurunya yang berupa senyum ketika

meminta perhatian di dalam ruang kelas kemungkinan besar mengikuti arahan

gurunya daripada siswa lain yang perlakuannya tidak tampak dan tidak pernah

ditegur. Sama juga dengan ketika ada seorang siswa ingin menerapkan strategi baru

dalam mencari informasi dengan menggunakan internet dan berhasil

mendapatkannya, kemungkinan besar anak tersebut akan tetap menggunakan internet

itu untuk mencari informasi serupa pada hari-hari berikutnya. Hal inilah yang

dikatakan dalam prinsip pertama pembelajaran, yakni “respon-respon baru (New

Responses) yang diulangi sebagai akibat dari respon tersebut”.

Kedua, teori connectionism, menekankan pada jaringan asosiasi atau

hubungan antara stimulus dan respon yang kemudian disebut S-Rbondtheory. Dalam

dalam hubungan antara stimulus dengan respon ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,

sehingga Thorndike merumuskan tiga hukum belajar, yakni (1) Law of readiness,

yaitu belajar akan terjadi bila ada kesiapan pada diri individu; (2) Law of exercise,

yaitu hubungan antara stimulus dengan respon dalam proses belajar akan diperkuat

atau diperlemah oleh tingkat intensitas dan durasi dari pergaulan hubungan atau

latihan yang dilakukan; dan (3) Lawof effect, yaitu hubungan antara stimulus dengan

11Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, h. 28.

Page 29: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

16

respon akan semakin kuat bila suatu respon kurang menyenangkan, maka hubungan

antara stimulus dan respon akan melemah.

Ketiga, teori connectionism, mengatakan bahwa perilaku dalam proses belajar

terbentuk oleh sejauh mana konsekuensi yang ditimbulkan. Jika konsekuensinya

menyenangkan, maka akan terjadi penguatan positif, seperti pemberian hadiah

(reward) akan membuat perilaku yang sama terulang lagi; sebaliknya apabila

konsekuensinya tidak menyenangkan yaitu negatif atau hukuman akan membuat

perilaku dihindari.

2. Teori Pemrosesan Informasi

Seperti halnya teori behavioral, teori pemrosesan informasi (Information

Processing Theory) memandang aspek lingkungan memegang peranan penting

dalam belajar. Namun, secara hakiki kedua teori ini memiliki perbedaan satu sama

lain. Teori pemrosesan informasi sebagaimana Byrnes menyatakan:

“belajar sebagai satu upaya untuk memproses, memperoleh, dan menyimpaninformasi melalui shorterm memory (memori jangka pendek) dan long termmemory (memori jangka panjang). Dalam hal ini, belajar terjadi secarainternal dalam diri peserta didik. Jika stimulus merupakan input dan perilakumenjadi output, maka proses yang terjadi diantara keduanya merupakanproses informasi”.12

12Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, h. 31.

Page 30: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

17

Tahap proses penerjemahan informasi berdasarkan teori pemrosesan

informasi jangka pendek menjadi jangka panjang, sebagaimana berikut ini:

Gambar 2.1 TahapPemprosesanInformasi

Berdasarkan gambar di atas, input (masukan) berarti suatu proses

memasukkan informasi dan stimulus dalam memori. Pengkodean (encoding)

berhubungan dengan proses mengambil berbagai stimulus dalam bentuk karakter

atau format tertentu sebelum disimpan dalam suatu tempat penyimpanan. Sementara

penyimpanan (storage) adalah wadah atau tempat untuk menyimpan data atau tempat

untuk menyimpan data atau informasi yang telah diperoleh dari hasil input dan

pengkodean. Pemrosesan adalah mengubah dan memodifikasi data untuk diolah

PENGKODEAN

ANALISIS

PEMROSESAN

PENYIMPANAN

OUTPUT

INPUT

Page 31: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

18

melalui proses interprestasi otak. Analisis adalah suatu tahapan dimana otak sampai

pada kesimpulan, keputusan mengenai data yang diterima dari sumber-sumber

eksternal. Terakhir, output (luaran) adalah semua keputusan dan tindakan yang

dihasilkan dari bagaimana otak (brain) memproses, interprestasi, dan pahami data

yang telah dianalisis.

Belajar menurut teori ini bukan hanya dapat diamati melalui perubahan

prilaku, melainkan juga perubahan struktur mental internal seseorang yang

memberikan kapasitas padanya untuk menunjukkan perubahan perilaku. Struktur

mental yang dimaksud mencakupi pengetahuan, keyakinan, keterampilan, harapan,

dan mekanisme lainnya dalam otak peserta didik. Khusus mengenai pengetahuan,

peranan pengetahuan sebelumnya (prior knowledge) dalam membentuk pengetahuan

dan keterampilan baru sangat nampak. Seorang peserta didik yang mempunyai

pengetahuan tentang sesuatu sebelum diberi pembelajaran, sangat mudah memahami,

menguasai pengetahuan dan keterampilan baru kemudian dibandingkan dengan

peserta didik lainnya yang belum memiliki pengetahuan sebelumnya. Adapun peserta

didik yang memiliki sedikit pengetahuan awal hanya dapat membuat hubungan pada

bagian-bagian tertentu dari pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa teori pemrosesan

informasi kognitif memberi landasan penting dalam desain pembelajaran. Adapun

landasan penting teori pemrosesan informasi yang dimaksud, yaitu:

Prior knowledge (pengetahuan awal)

Rancangan tujuan yang berorientasi kognitif

Feedback (Umpan balik)

Page 32: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

19

3. Teori Skema dan Muatan Kognitif

Istilah skema (chema) merupakan bentuk tunggal (singular) dari schemata

(plurar) yang menggambarkan suatu pola pemikiran atau perilaku yang terorganisasi.

Teori skemata pertama kali diperkenalkan oleh Piaget pada tahun 1926, ketikan

membahas proses belajar yang melibatkan asimilasi, akomodasi, dan skemata. Piaget

mengatakan bahwa schema is a single metal image or pattern of action, a form of

organizing information that a person uses to interprete the things she sees, hears,

and touches (skema adalah gambaran atau pola metal sederhana dari suatu tindakan,

suatu bentuk informasi yang terorganisasi untuk menginterpretasi sesuatu yang

dilihat, didengar, dicium, dan diraba).13

4. Teori Belajar Situated

Situated learning theory atau disebut dengan situated cognition muncul dari

derasnya arus pemahaman belajar yang hanya melihat aspek perubahan perilaku dan

memori tanpa mengaitkan dengan aspek sosial khususnya keadaan budaya.

Pandangan umum tentang situated learning adalah jika kita membawa peserta didik

pada situasi dunia nyata (autentic context) dan berinteraksi dengan orang lain, di

situlah terjadi proses belajar. Artinya, selama peserta didik belum dihadapkan dengan

situasi nyata yang berarti mereka belum dapat dikatakan belajar sesungguhnya.

Desain pembelajaran teori situated learning telah membawa dampak yang

berarti terutama dalam hubungannya dengan implementasi teori ini sebagai suatu

13Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, h. 34.

Page 33: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

20

model pembelajaran. Dampak tersebut secara perinci dapat dilihat dari karakteristik

situated learning (Yaumi) sebagai berikut:

a. menyediakan konteks autentik yang merefleksikan cara pengetahuandigunakan dan dikembangkan dalam kehidupan nyata.

b. Menyediakan dalam berbagai aktivitas otentik.c. Menyediakan akses untuk menciptakan kemampuan dan merancang proses

pelaksanaannya.d. Menyediakan berbagai peran dan perspektif.e. Mendukung konstruksi pengetahuan secara kolaboratif.f. Memberikan pembinaan dan perancah (tangga-tangga) pada saat-saat

kritis.g. Melakukan refleksi agar memungkinkan adanya abstraksi yang dibentuk.h. Mengartikulasi untuk menjabarkan pengetahuan yang belum terurai.i. Melakukan penilaian terhadap tugas-tugas belajar secara terpadu.14

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berati

“tengah”, “perantara” atau “pengantar” pesan dari pengirim pesan kepada penerima

pesan. Menurut Heinich dkk mengatakanbahwa“medium adalah perantara yang

mengantar informasi antara sumber dan penerima”.15 Jadi televisi, radio, gambar dan

bahan-bahan cetakan dan sejenisnnya adalah media. Apabila media itu membawa

pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-

maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran/pembelajaran.

Sementara itu, Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Arsyad dalam buku Media

Pembelajaran, secara implisit mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat

14Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, h. 39-40.15

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran.(Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2002), h.4.

Page 34: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

21

yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri

antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide

(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer”.16 Jadi, dengan kata

lain bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa

untuk belajar.

Banyaknya pengertian media, yang masing-masing memberi tekanan pada

hal-hal tertentu “media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat

menciptakan kondisi yang memungkinkan pelajar untuk menerima pengetahuan,

keterampilan, dan sikap”.17 Pengertian tersebut berarti bahwa guru atau dosen, buku

ajar, dan lingkungan adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke

suatu tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada

orang lain. Informasi itu mungkin didapatkan dari buku-buku, rekaman, internet,

film, mikrofilm dan sebagainya.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Hamalik yang mengemukakan bahwa “pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar”.18

Sementara itu, Aristo mengemukakan “manfaat secara umum media dalam proses

pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga

16Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, h. 5.

17Anitah, t.t. (2008:11),18

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. h.15.

Page 35: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

22

kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien”. Jadi penggunaan media

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan isi.

c. Media Komputer

Bidang pendidikan komputer berperan sebagai manager dalam proses

pembelajaran yang di kenal dengan nama (Computer Managed Instruction (CMI).

Komputer berperan pula sebagai pembantu tambahan dalam belajar, bermanfaat

dalam membantu penyampaian informasi isi materi pelajaran dan latihan-latihan.

Model ini dikenal sebagai Computer Assisted Instructions(CAI).

Menurut Sutrisno disebutkan bahwa “komputer merupakan satu teknologi

canggih yang memiliki peran utama untuk memproses informasi secara cermat, cepat

dan dengan hasil yang akurat. Komputer dapat sebagai media pembelajaran yang

dapat membangkitkan minat dan kreativitas serta perhatian siswa terhadap mata

pelajaran”.19

Media pembelajaran menggunakan komputer yang dipilih oleh peneliti

adalah CAI format simulasi, yang nantinya digabungkan dengan metode mengajar

demonstrasi dan eksperimen. Media pembelajaran komputer yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah perangkat laboratorium virtual atau ICT (information

comunication and Technologi).

d. Laboratorium

19Sutrisno. Pengantar Pembelajaran Inovatif (Cet. 1; Jakarta: Gaung Persada, 2011), h. 15.

Page 36: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

23

Laboratorium sering disingkat “lab” adalah tempat melakukan riset

(penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran, ataupun pelatihan ilmiah.

Pada umumnya, labratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-

kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan

menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium biologi, laboratorium kimia,

laboratorium fisika, laboratorium komputer, laboratorium bahasa dan lain-lain.20

Laboratorium memiliki arti penting bagi peneliti. Bagi para pengkaji ilmu

pengetahuan, bahkan bagi lembaga pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi,

bahkan pesantren, adalah sangat penting. Setiap pembelajaran sebenarnya

memerlukan ruangan khusus untuk belajar bahasa, IPA, dan lain-lain. Disinilah

sangat penting bagi bagi setiap lembaga pendidikan untuk membangun laboratorium.

Berdasarkan bentuknya, laboratorium dibedakan menjadi dua macam, yaitu

labooratorium Riil (nyata) dan laboratorium Virtual (maya).

1) Laboratorium Riil

LaboratoriumRiiladalahtempatdilakukannyariset (penelitian) ilmiah,

eksperimen, pengukuran, ataupunpelatihanilmiahsecaranyata.

LaboratoriumRiiljugadapatdikatakansebagaitempatsekelompok orang yang

melakukanberbagaimacamkegiatanpenelitian (riset) pengamatan,

pelatihandanpengujuanilmiahsecaranyatasebagaipendekatanantarateoridanpraktikdari

berbagaipendekatanantarateoridenganberbagaidisiplinilmu.

20Wikipedia the Free Encyclopedia,“Laboratorium”.http://id.Wikipedia.org/wiki/Laboratorium(13 Januari 2014).

Page 37: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

24

Menurut Mujiono yang menyatakan “Laboratorium merupakan tempat untuk

melakukan percobaan dan penelitian, dapat berupa ruangan tertutup, kamar atau

ruangan terbuka (misalnya kebun). Dalam pengertian terbatas laboratorium ialah

suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan”.21

Menurut Udin Winataputra, “Laboratorium IPA adalah suatu tempat dimana

guru dan siswa melakukan percobaan-percobaan dan penelitian”.22 Jadi

Laboratorium adalah tempat khusus yang dilengkapi dengan alat-alat dan bahan

untuk melaksanakan percobaan/ praktikum baik fisika, kimia atau biologi. Di

Laboratorium siswa memperoleh data/informasi yang berasal dari benda yang asli

maupun tiruannya, serta dapat mendudukan cara mempelajari IPA sebagaimana

mestinya.

2) Laboratorium Virtual

Laboratorium virtual adalah alat-alat laboratorium yang dapat dilihat secara

maya berupa program (software) komputer, dioperasikan dengan komputer. Media

komputer adalah suatu mesin yang dirancang secara khusus guna memproses suatu

informasi. Mesin elektronik ini dapat melakukan pekerjaan perhitungan dan

operasional mulai dari yang sederhana hingga yang paling kompleks, dapat

dikerjakan lebih cepat dan lebih teliti. Perkembangan komputer dewasa ini memiliki

kemampuan menggabungkan berbagai peralatan, seperti CD player, video juga

audio.

21Mudjiono,BelajardanPembelajaran, (Jakarta: RinekaCipta, 2005), h.10.22Mudjiono,BelajardanPembelajaran, h.10.

Page 38: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

25

Laboratorium virtual atau sering disebut simulasi komputer untuk menyajikan

fenomena alam memegang peranan penting di dalam proses pembelajaran sains.

Apalagi jika dalam proses pembelajaran menggunakan media komputer untuk

membantu mencapai suatu pemahaman lebih dalam pada pokok bahasan yang

sedang disajikan. Tidak bisa dipungkiri bahwa simulasi komputer belum banyak

digunakan oleh kebanyakan dari para dosen dan instruktur di Indonesia. Hal ini

terkait dengan fakta bahwa para dosen masih enggan untuk menggunakan suatu

teknologi yang mereka tidak secara penuh memahaminya. Diperlukan software yang

dapat membantu para guru sains dalam mengembangkan simulasi komputer sebagai

media pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan yang mereka sampaikan. Software

ini adalah suatu solusi yang baik dalam membantu para dosen untuk menciptakan

simulasi komputer. Beberapa kajian sudah menemukan bahwa dengan menciptakan

suatu simulasi, banyak para dosen dan mahasiswa mendapatkan suatu perspektif

yang baru menyangkut peristiwa alam yang mereka berusaha untuk

menjelaskan/memahaminya yang hampir selalu meningkatkan gairah mereka tentang

penggunaan teknologi ini bersama-sama dengan para mahasiswa mereka.

Prosespengembangan virtuallaboratory telahmemenuhi3komponen,

yaitumodelpengembangan, prosedur pengembangan dan uji coba produk. Pengem-

bangan virtuallaboratorydilakukanuntukmenga-

tasimasalahketidakefektifanpraktikumdi labo-

ratoriumdanketerbatasanwaktukegiatanbelajar sainsdi sekolah.Semua

materidengankonsep danobyek yang abstrak dapat divisualisasikan

Page 39: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

26

melaluiaplikasikomputer yaitu virtuallaboratory. Virtuallaboratoryefektifdigunakan

untukmenyajikansimulasipraktikumdenganmetodeilmiah.23

Menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran untuk

direncanakan secara sistematik, agar pembelajaran berjalan efektif dan penggunaan

komputer sebagai pembelajaran berjalan secara efektif pula. Pembelajaran

menggunakan komputer perlu direncanakan dengan baik agar: (1) menumbuhkan

minat peserta didik, (2) menyampaikan materi baru, (3) melibatkan peserta didik

secara aktif, (4) mengevaluasi tingkat pemahaman siswa (5) menetapkan tindak

lanjut.

Menurut Robeck yang dikutip oleh Arba’at dalam Pembelajaran Virtual

menyatakan bahwa pembelajaran virtual memberikan banyak faedah: (a)

mengaplikasikan kemahiran dalam proses sains (the use of science process skills), (b)

inquiri sains (science inquiry), (c) pemikiran kritikal (critical thinking), (d)

pemahaman konseptual (conceptual understanding) dan (e) pemahaman kepada sains

alam (understanding the nature of science).24 Dan Carnivale menyatakan “Learning

on the computer simulations can also be fun, in the virtual lab you can try anything

you want, and it's OK”. Belajar pada simulasi komputer juga dapat menyenangkan

dan di laboratorium virtual anda dapat mencoba apa pun yang anda inginkan, dan

tidak apa-apa. Menurut Habraken menyatakan:

23FelintinaYuniarti,PramestiDewi d anR.Susanti.“PengembanganVirtualLaboratorySebagaiMediaPembelajaran BerbasisKomputerPadaMateriPembiakanVirus. (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe) (diakses, 8 juli2014).

24Arba’at, Pembelajaran virtual, (Yogyakarta: PustakaPelajar , 2008), h. 122.

Page 40: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

27

“The virtual lab experience combines visual and auditory modalities andrequires students to be actively involved. It is essential that we study theseexperiences to determine if evidence exists to support the use of virtual labsto increase levels of active, engaged learning and overall achievement inscience”.25

(Laboratorium virtual menggabungkan pengalaman modalitas visual danauditory dan memerlukan siswa untuk secara aktif terlibat. Penelitiannyauntuk membuktikan bahwa pengalaman laboratorium biologi virtual dapatmeningkatkan aktivitas belajar dan pencapaian belajar secara keseluruhan.)

Laboratorium virtual ini tidak memerlukan labortorium fisik, namun dapat

menggambakan ke pada siswa seolah-olah kegiatan pembelajaranini bearada di

laboratorium, sehinnga siswa dilatih untuk berfikir dan melakukan percobaaan secara

virtual untuk menamankan konsep-konsep biologi disamping itu dengan

pembelajaran laboratorium virtual ini, percobaan-percobaan yang dilakukan tidak

memerlukan waktu yang lama karena langsung disimulasikan hasilnya sehingga

pembelajran ini menghemat waktu.26

e. Tujuan Kegiatan di Laboratorium

Menurut Decaprio, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dilaboratorium

memiliki beberapa tujuan untuk dicapai, tujuan tersebut akan dijelaskan sebagai

berikut:

1) Teliti dalam pengamatan dan cermat dalam pencatatan selama pengamatan.

Artinya, individu-individu yang melakukan pembelajaran ataupun penelitian

dilaboratorium dituntut untuk kritis dan teliti dalam mencari sebuah

kebenaran terhadap apa yang ditelitinya. Dengan demikian, hasil yang

25Mickell, t.t, (2004:98),26Widodo. “Laboratorium Virtual Dan Animasi

SebagaiUpayaEfisiensiPemahamanKonsepBiologiUntukSiswa ProgramAkselerasi”.([email protected]) (Akses 8 Juli 2014)

Page 41: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

28

diperoleh akan menjadi sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan nilai

keilmiahannya.

2) Mampu menafsirkan hasil percobaan untuk memperoleh penemuan dan

dapat memecahkan masalah. Dengan kata lain, individu-individu yang

melakukan riset dalam laboratorium dituntut untuk mampu memberikan

solusi konkret terhadap sebuah persoalan yang diteliti. Selain itu, mereka

juga dituntut untuk memberikan sesuatu yang baru sehingga akan menjadi

pijakan bagi khalayak.

3) Mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang hal yang

dipelajari atau diteliti di laboratorium. Maksudnya adalah individu-individu

yang melakukan riset dalam laboratorium dituntut untuk mampu bekerja,

meneliti, belajar, dan merumuskan hal yang diteliti secara sistematis, yang

selaras antara teori dan praktik, serta menghasilkan sesuatu yang bisa

diaplikasikan oleh khalayak yang berkepentingan dengan bidang yang

diteliti.

4) Terampil mempergunakan alat-alat laoratorium. Artinya, siapa saja yang

terlibat dalam kegiatan penelitian ataupun pembelajaran di laboratorium

dituntut untuk dapat belajar dan meneliti dengan praktik langsung

berdasarkan kaidah-kaidah dan uji ilmiah yang sangat matang.

5) Tumbuh sikap positif terhadap kegiatan praktikum. Individu-individu yang

melakukan riset dalam laboratorium diharapkan memiliki semangat dan

gairah untuk melakukan uji coba, penelitian, dan eksperimentasi tentang

Page 42: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

29

berbagai macam hal. Artinya, mereka dituntut tidak hanya mempelajari teori,

tetapi juga untuk gemar berpraktik di lapangan secara langsung.

6) Menemukan kebenaran secara ilmiah. Kegiatan di laboratorium juga

bertujuan untuk menemukan kebenaran secara ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan keilmiahannya.27

D. Hasil Belajar

Keterampilan dalam laboratorium bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

psikomotorik peserta didik. Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga

berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotor. Kecakapan psikomotor

ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan sudah diamati baik kualitasnya

maupun kuantitasnya, karena sifatnya terbuka. Namun, di samping kecakapan

psikomotorik itu tidak terlepas dari kecakapan kognitif ia juga banyak terikat oleh

kecakapan afektif. Jadi, kecakapan psikomotor siswa merupakan manifestasi

wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.28

Perkataan psikomotorik berhubungan dengan kata “motor, sensorymotor atau

perceptual-motor”. Jadi, ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot

sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya yang termasuk dalam

klasifikasi gerak di sini mulai dari gerak yang paling sederhana, yaitu melipat kertas

27Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah (Cet. I; Jogjakarta: Diva Press,2013), h. 25-26.

28MuhibbinSyah, M.Ed, PsikologiBelajar(Cet. III; Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2004), h.54.

Page 43: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

30

sampai dengan merakit suku cadang televisi serta computer. Secaara mendasar perlu

dibedakan antara dua hal, yaitu keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities).29

Keterampilan motoris ialah berupa melakukan/melaksanakan (execute), yang

menunjukkan suatu susunan keterampilan yag tinggi dalam arti perbuatan yang

dimiliki siswa secara spesifik, lancar dan efisien: menyetir mobil, naik sepeda.30

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)

atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson yang menyatakan bahwa

hasil belajar psikomotorik ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan

kemampuan untuk bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya

merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil

belajar afektif (yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk

berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil

belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan

tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah

afektifnya.31

Domain psikomotorik melibatkan pengetahuan dan pengembangan

keterampilan intelektual. Domain ini termasuk mengingat kembali fakta-fakta

tertentu, pola prosedural, dan konsep untuk membantu pengembangan kemampuan

29SuharsimiArikunto, Dasar-DasarEvalusiPendidikan (Cet. I; Jakarta: BumiAksara), h.135.30Slameto, EvaluasiPendidikan(Cet. I; Jakarta: BumiAksara, 1988), h.166.31AnasSudijono, PengantarevaluasiPendidikan(cet.III; Jakarta: Raja GrafindoPersada,

2011)h. 57-58.

Page 44: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

31

intelektual dan keterampilan. Ada enam kategori utama mulai dari perilaku

sederhana sampai perilaku yang paling kompleks.32

Harrow membuat enam tingkatan keterampilan dalam ranah psikomotor,

yakni:

1. Gerak refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). Pernyataan inimengandung arti bahwa gerakan refleks adalah basis semua perilakubergerak, respon terhadap stimulus tanpa sadar. Misalnya: melompat,menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala, menggenggam,berucap, dan sebagainya.

2. Gerakan fundamental dasar.3. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.4. Kemampuan fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks.6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi nondecursive seperti

gerakan ekspresif dan interpretatif.33

Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri,

tetapi selalu berhubungan satu sama lain, artinya seseorang yang berubah tingkat

kognisina sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya.

Carl Rogers berpendapat bahwa seseorang yang telah menguasai tingkat

kognitif perilakunya sudah bisa diramalkan. Dalam proses belajar mengajar di

sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan

tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik. Sekalipun demikian tidak berarti

32Muhammad Yaumi, DesainPembelajaranefektif (cet 1, Makassar, UIN Press , 2012),h. 69.33Sitti mania, pengantarevaluasipengajaran (Cet.I; Makassar: Alauddin University Press,

2012), h. 38-39.

Page 45: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

32

bidang afektif dan psikomotorik diabaikan sehingga tidak perlu dilakukan

penilaian.34

Tipe hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau

kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar

ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam

kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.35

Domain psikomotorik meliputi keterampilan fisik dan motorik (atau otot) yang diperoleh

lebih banyak ketika memperoleh keterampilan dalam permainan atau dalam mempelajari

pendidikan jasmani. Setiap tindakan memiliki komponen psikomotor. Misalnya, menulis

dan berbicara merupakan keterampilan psikomotor yang harus diperoleh jika seorang anak

ingin sukses baik dalam lingkungan pendidikan atau dalam kehidupan masyarakat.36

34Nana Sudjana, PenilaianHasil Proses Belajar(Cet. XIII; Bandung: RemajaRosdakarya,2009), h. 31.

35Nana Sudjana, PenilaianHasil Proses Belajar, h.31.36Muhammad Yaumi,DesainPembelajaranefektif,h. 69.

Page 46: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1

Kelompok penelitian ada dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang diukur dengan menggunakan model pembelajaran yang menggunakan Laboratorium Riil dan kelompok kedua yang menggunakan Laboratorium Virtual.

B. Lokasi dan subjek penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di sekolah SMAS Rahmatul Asri, Kab. Enrekang. Dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI SMAS Rahmatul Asri, Kab. Enrekang.

C. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu (X1) Penggunaan Laboratorium Riil, (X2) Penggunaan Laboratorium Virtual dan variabel terikatnya yaitu (Y) Hasil Belajar Siswa.

1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h. 114.

Page 47: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

34

D. Desain Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan pendidikan maka desain penelitian yang

sesuai yaitu posttest-only control design. Secara umum model eksperimen ini digunakan sebagai berikut :

Tabel 2 : Posttest-Only Control Design Kelompok Perlakuan Posttest

A X1 Laboratorium Riil O1

B X2 Laboratorium Virtual O2

Keterangan : A : Kelompok eksperimen I B : Kelompok ekperimen II X1 : Perlakuan diajar dengan Model Laboratorium Riil X2 : Perlakuan diajar dengan Model Laboratorium Virtual

O : Pemberian Post test2

E. Populasi dan Sampel a. Populasi

Dalam suatu penelitian, penentuan populasi sangat penting dilakukan karena populasi memberikan batasan terhadap objek yang diteliti. Sugiyono mengatakan bahwa:

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h. 121.

Page 48: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

35

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.3 Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti dan menjadi

obyek penelitian baik berupa benda, manusia, kelompok, individu dan yang memberikan informasi atau data yang dibutuhkan.4 Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang berjumlah 51 orang kelas XI IPA SMAS Rahmatul Asri, Kab. Enrekang.

b. Sampel Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel akan tetapi sampel yang diambil harus betul-betul representatif.5

Menurut Suharsimi Arikunto, “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.6 Pendapat lain dikemukakan oleh Muhammad Arif Tiro bahwa sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih/diambil dari suatu populasi.7

Berdasarkan definisi sampel di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.

Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, berikut ini keuntungan mengunakan sampel menurut Suharsimi Arikunto:

3Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Cet. ke-16; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 117. 4Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op. cit., h. 119. 5Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2000), h. 118. 6Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 109 7Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistika (Ed. III; Makassar: Andira Publisher, 2008), h. 4.

Page 49: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

36

1) karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya tentu kurang.

2) apabila populasi terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati. 3) dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang,

waktu, dan tenaga). 4) ada kalanya dengan penelitian populasi berarti deskruktif (merusak). 5) ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya

banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga pencatatannya bisa menjadi tidak teliti.8

Teknik Sampel yang digunakan adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti9. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan sampel tidak secara acak, yang disesuaikan dengan tujuan peneliti10. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas XI A sebagai kelas eksperimen I dengan jumlah 20 dari 25 siswa dan kelas XI B IPA sebagai eksperimen II dengan jumlah 20 dari 26 siswa.

F. Prosedur penelitian

Langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, sebagai berikut : 1. Perencanaan, termasuk dalam kegiatan ini adalah melakukan observasi disekolah,

merumuskan masalah sekaligus penentuan judul skripsi dan menyusun draft penelitian serta menyusun instrumen penelitian.

8Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 111. 9Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 131. 10Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung :Alfabeta, 2004) h. 141.

Page 50: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

37

2. Pengumpulan data, termasuk dalam kegiatan ini adalah mengumpulkan data di lapangan (objek penelitian) untuk diolah, dianalisis, dan disimpulkan. Hal ini, pengumpulan data dilakukan dengan pedoman tes dan pedoman observasi.

3. Pengolahan data, dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data. Teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif dan inferensial.

4. Penyusunan laporan penelitian, kegiatan ini merupakan finalisasi penelitian dengan menuangkan hasil pengolahan, analisis data, dan kesimpulan tersebut ke dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematis.

G. Teknik Analisa Data Pengolahan data hasil penelitian digunakan dua teknik, yaitu analisis

deskriptif dan analisis inferensial. 1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar biologi yang diperoleh siswa. Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar biologi siswa, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi frekuensi

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, maka dilakukan sebagai berikut: 1) Tentukan nilai rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

J = Xmaks – Xmin

Page 51: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

38

2) Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Dapat digunakan aturan Sturger, yaitu:

K= 1 + 3,3 log n dengan n = menyatakan banyaknya data dan hasil akhir dijadikan bilangan

bulat.

3) Tentukan panjang kelas interval (P), yaitu hasil bagi rentang dengan banyaknya kelas. P =

4) Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil, tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan. Selanjutnya tabel diselesaikan dengan menggunakan nilai-nilai yang telah dihitung.

5) Dengan panjang kelas interval (p) yang telah ditentukan, maka banyaknya data mulai dihitung dengan data yang lebih kecil dari data terkecil sampai pada panjang kelas interval (p) yang telah ditentukan tersebut, dan begitu seterusnya.11 a) Rata-rata (Mean )

k

i i

k

i ii

fxf

x1

1

Keterangan:

11Sudjana, Metode Statistika (Cet.6; Bandung: Tarsito, 2005), h. 116-117.

Page 52: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

39

= rata-rata = frekuensi ke- = Nilai tengah.12

b) Persentase (%) nilai rata-rata

%100 NfP

keterangan : P : Angka persentase F : Frekuensi yang di cari persentasenya N : Banyaknya sampel responden.13

2. Analisis inferensial Menurut Sukardi, statistik inferensial yaitu teknik statistik di mana

pembuatan keputusan tentang populasi yang diteliti berdasarkan kepada data yang diperoleh dari sampel.14 Adapun analisis yang digunakan peneliti sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Uji normalitas data dimaksudkan adalah data-data yang berdistribusi normal

atau tidak, untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi-kuadrat yangdirumuskan sebagia berikut:

= ( o − ℎ)ℎ

12Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistika, edisi revisi (Makassar: Badan Penerbit

Universitas Negeri Makassar, 2000), h. 133. 13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , h. 130. 14 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara,

2009), h. 154.

Page 53: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

40

Keterangan: x2 : Nilai Chi-kuadrat hitung fo : Frekuensi hasil pengamatan fh : Frekuensi harapan krtiteria pengujian normal bila lebih kecil dari dimana diperoleh dari daftar x2 dengan dk = (k-1) pada taraf signifikan α = 0,05

b. Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan pengujian terhadap kesamaan beberapa bagian

sampel yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama yang bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen atau heterogen. Uji homogenitas merupakan syarat untuk melakukan pengujian dalam analisis inferensial. Untuk pengujian homogenitas menggunakan rumus uji kesamaan dua varians yaitu:

Dengan kriteria pengujian jika Fhitung < Ftabel taraf signifikan = 0,05, maka populasinya mempunyai varians yang homogen.

c. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang

dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak.

H0 : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan:

Page 54: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

41

H0 : Tidak terdapat perbedaaan signifikansi terhadap hasil belajar biologi antar kelompok siswa yang menggunakan Laboratorium Riil dengan kelas yang menggunakan laboratorium Virtual pada pokok Sistem Ekskresi kelas XI SMAS Rahmatul Asri.

H1 : Terdapat perbedaan signifikan terhadap hasil belajar biologi melalui pembelajaran penggunaan Laboratorium Riil dengan Pembelajaran yang menggunakan Laboratorium Virtual pada pokok bahasan Sistem ekskresi siswa kelas XI SMAS Rahmatul Asri.

µ1 : rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Laboratorium Riil.

µ2 : rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Laboratorium Virtual.

Kriteria data diperoleh dari = dengan varian homogen maka untuk pengujian hipotesis digunakan uji t-test Polled Varians dua pihak dengan rumus :

=( ) ( )

.

dengan adalah variansi gabungan yang dihitung dengan rumus:

= ( ) ( ) .

Keterngan : = Nilai rata-rata kelompok eksperimen 1

Page 55: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

42

= Nilai rata-rata kelompok eksperimen 2 = Variansi kelompok eksperimen1 = Variansi kelompok eksperimen 2 = Jumlah sampel kelompok eksperimen 1 =Jumlah sampel kelompok eksperimen 2

Hipotesis penelitian akan di uji dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

1) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat perbedaan signifikansi terhadap hasil belajar biologi melalui penggunaan Laboratorium Riil dengan Laboratorium Virtual pada pokok bahasan Sistem Ekskresi siswa kelas XI SMAS Rahmatul Asri.

2) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat signifikansi terhadap hasil belajar biologi malui penggunaan Laboratorium Riil dengan Laboratorium Virtual pada pokok bahasan Sistem Ekskresi siswa kelas XI SMAS Rahmatul Asri.

Page 56: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Analisis data merupakan suatu proses pemecahan masalah atau permasalahan agar tujuan penelitian dapat tercapai dan hipotesis dapat terjawab. Oleh karena itu, dalam proses analisis data diperlukan pendekatan yang disesuaikan dengan objek yang diteliti. Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAS Rahmatul Asri setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan laboratorium virtual dan laboratorium riil pada materi system ekskresi merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, maka pada bab ini peneliti akan mengemukakan hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian, analisis data, serta pembahasannya.

Data yang dikumpulkan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian dilaksanakan di SMAS Rahmatul Asri Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang yang berupa data hasil belajar setelah diberikan instrumen tes hasil belajar yang masing-masing pada kelas XI A sebagai kelompok eksperimen I yang diberikan perlakuan metode praktikum dengan menggunakan laboratorium virtual dan kelas XI B sebagai kelompok ekserimen II yang diberikan perlakuan metode praktikum laboratorium riildengan jumlah sampel pada masing-masing kelas sebanyak 20 siswa. Adapun data penelitian ini diperoleh dengan pemberian tes terhadap kedua kelompok siswa

Page 57: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

44

sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Data tersebut kemudian dianalisis dandiinterpretasikan peneliti guna memecahkan masalah penelitian. Berikut uraian dari hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian. 1. Hasil Analisis Deskriptif

a. Data Hasil Belajar Peserta Didik yang diajar melalui Penggunaan Laboratorium Virtual Penilitian ini dilaksanakan dengan lebih dahulu memberikan pengajaran

kepada siswa kelas XI A yang membahas tentang system ekskresi menggunakan laboratorium virtual.Kemudian pada pertemuan selanjutnya peneliti memberikan tes hasil belajar kepada siswa yang berjumlah 15 nomor, 15 pilihan ganda setelah melakukan praktikum. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dengan menggunakan Laboratorium Virtual.

Adapun data nilai hasil belajar yang diperoleh pada kelompok eksperimen setelah praktiukum menggunakan loaboratorium virtualdapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.1: Nilai Hasil Beleajar Biologi Peserta Didik Yang Menggunakan Metode Praktikum Laboratorium Virtual(Kelompok Eksperimen I) SMAS RahmatulAsri.

NO NAMA Nilai Hasil Belajar

1 Reski Amaliah Harming 68 2 Andi Setiani 54 3 Andi Sri Fathur Rahma 60

Page 58: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

45

No NAMA Nilai Hasil Belajar

4 Annisa 67 5 Ayu Hastuti 54 6 Fira Nur Rahmadani 67 7 Husnul Afifah Hasran 63 8 Intan Pratiwi 73 9 Masita Yusuf 73 10 Nurul Hikmah 54 11 Nurul Hardianti Lukman 67 12 Afifiah Asfiani 54 13 Muh. Arfan 60 14 Miftahuddin 67 15 Abd. Khaliq Rusman 73 16 Solihin 63 17 Anang Ma'ruf 67 18 Ihsan Baharuddin 54 19 Nurullah Muta ally 54 20 Abdul Rahman 60

Page 59: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

46

Hasil analisis statistik deskriptif untuk hasil belajar peserta didik pada kelompok eksperimen setelah dilakukan tes hasil belajar, sebagai berikut: 1. Langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi

a. Tentukan nilai rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. J = Xmaks – Xmin

= 73– 54 = 19

b. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Dapat digunakan aturan Sturger, yaitu:

K= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20

= 1 + 3,3 (1, 3) = 1 + 4,29 = 5, 29 (dibulatkan 5)

c. Tentukan panjang kelas interval (P), yaitu hasil bagi rentang dengan banyaknya kelas

P =

= = 3,8 = 4

Page 60: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

47

d. Menetapkan batas bawah kelas pertama = 54.Jadi tabel distribusi frekuensinya sebagai berikut:

Tabel 4.2 :Distribusi frekuensi hasil belajar peserta didik pada Tes Hasil Belajar peserta didik kelas XI A SMAS Rahmtul Asri untuk kelas eksperimen I

Nilai Frekuensi (fi) Titik Tengah (xi)

(fi xi) 54 – 57 58 – 61 62 – 65 66 – 69 70 – 73

6 3 2 6 3

55,5 59,5 63,5 67,5 71,5

333 214,5 127 405

214,5 = 20 ∑ i =1294 Rata-rata (Mean )

k

i i

k

i ii

fxf

x1

1

=

= 64,7 (dibulatkan 65)

Page 61: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

48

Tabel 4.2 : Distribusi persentase hasil belajar biologi siswa yang praktikum menggunakan laboratorium virtual (kelompok eksperimen I ) SMAS Rahmatul Asri

Interval Frekuensi Persentase (%) 54 – 57 58 – 61 62 – 65 66 – 69 70 – 73

6 3 2 6 3

30 15 10 30 15

Jumlah = 20 100%

Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar

peserta didik pada tes hasil belajar setelah dilakukan pengkategoriandilakukan pada peserta didik dengan kategori rendah sebanyak 9 orang dengan persentase 45%, sedangkan kategori sedang sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 10%, dan kategori tinggi sebanyak 9 orang dengan persentase sebesar 45% sehingga dapat dikatakan bahwa nilai hasil belajar peserta didik pada kelompok eksperimen I yang praktikum menggunakan laboratorium virtual memiliki nilai rata-rata yang rendah.

b. Hasil Belajar Peserta Didik Yang Diajar Dengan Menggunakan Laborastorium Riil Penilitian ini dilaksanakan dengan lebih dahulu memberikan pengajaran

kepada siswa kelas XI B yang membahas tentang Sistem ekskresi menggunakan Laboratorium Riil.Kemudian pada pertemuan selanjutnya peneliti memberikan tes hasil belajar kepada siswa yang berjumlah 15 nomor, 15 setelah melakukan

Page 62: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

49

praktikum. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang praktikum menggunakan laboratorium riil.

Data nilai hasil belajar yang diperoleh pada kelompok eksperimen II setelah praktikum menggunakan laboratorium riil dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.3: Nilai hasil belajar biologi peserta didik yang Laboratorium Riil (kelompok eksperimenII) SMAS Rahmatul Asri.

NO NAMA Nilai Hasil Belajar

1 Ahmad Rizaldi Taslim 67 2 Dewi Surianti 67 3 Muhammad Ginanjar 60 4 Andis Nugraha 73 5 Hendry Badawi 53 6 Muh. Mufti Ramdan 67 7 Muhammad Iqbal 67 8 Aisyah Hafisah Darungan 60 9 Fitriani 73 10 Herma Nur Fatimah 56 11 Isma Nabila 49 12 Rosmiati 67 13 St. Mutmainnah 67 14 St. Nurbina 60

Page 63: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

50

NO NAMA Nilai Hasil Belajar

15 Yuni Wulandari Sandi 73 16 Nurbaiti 53 17 Andi Al Amirah An-Nabilah 49 18 Nurhidayah Suaib 67 19 Nurfaidah Jufri 67 20 Fatmawati 60

Hasil analisis statistik deskriptif untuk hasil belajar biologi siswa pada kelompok eksperimen setelah dilakukan tes hasil belajar, adalah sebagai berikut: 1. Langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi:

a. Tentukan nilai rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. J = Xmaks – Xmin

= 73- 49 = 24

b. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Dapat digunakan aturan Sturger, yaitu:

K= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20

= 1 + 3,3 (1, 3) = 1 + 4,29 = 5, 29 (dibulatkan 5)

Page 64: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

51

c. Tentukan panjang kelas interval (P), yaitu hasil bagi rentang dengan banyaknya kelas. P =

= = 4,8 (dibulatkan 5)

d. Menetapkan batas bawah kelas pertama = 49. Jadi tabel distribusi frekuensinya sebagai berikut:

Table 4.4:Distribusi frekuensi hasil belajar peseta didik pada Tes Hasil Belajar peserta didik kelas XI B untuk kelas eksperimen II

Nilai Frekuensi (fi) Titik Tengah (xi) (fi xi)

49 – 53 54 – 58 59 – 63 64– 68 69 – 73

4 1 4 8 3

51,5 56,5 61,5 66,5 71,5

246 56,5 246 532

214,5 = 20 i = 1250

Rata-rata (Mean )

k

i i

k

i ii

fxf

x1

1

=

= 64,75 (dibulatkan 65)

Page 65: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

52

Tabel 4.5:Distribusi persentase hasil belajarbiologi siswa yang menggunakan laboratorium riil (kelompok eksperimen II)

Interval Frekuensi Persentase (%) 49 – 53 54 – 58 59 – 63 64 – 68 69 – 73

4 1 4 8 3

20 5 20 40 15

Jumlah = 100%

Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pada tes hasil belajar setelah dilakukan pengkategorian pada kelompok eksperimen dengan katgori rendah sebanyak 5 orang dengan persentase 25%, sedangkan kategori sedang sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 20%, dan kategori tinggi sebanyak 11orang dengan persentase sebesar 55%. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai hasil belajar peserta didik pada kelompok eksperimen II yang praktikum menggunakan laboratorium riil memiliki nilai rata-rata tinggi. 2. Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Yang Menggunakan

Laboratorium Virtual Dengan Laboratorium Riildi Kelas XI SMAS Rahmatul Asri.

a. Hasil Analisis Inferensial Pengujian yang dilakukan pada analisis inferensial ini meliputi pengujian

normalitas dan pengujian homogenitas. Pengujian dilakukan pada hasil belajar yang diperoleh dari tes hasil belajar pada kelompok eksperimen I yang menggunakan

Page 66: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

53

laboratorium virtual dan kelompok ekspeimen II yang menggunakan laboratorium riil.

1) Pengujian Normalitas Uji nomalitas data dimaksudkan apakah data-data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi-kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut:

Mencari nilai-nilai dari rumus di atas, maka perhatikan tabel penolong di bawah ini:

Tabel 4.6: Tabel Penolong untuk mencari nilai 2hitung kelompok eksperimen II pada kelas XI A dengan model pembelajaran Laboratorium Virtual.

Interval Oi Persentase (%) Ei 54 – 57 58 – 61 62 – 65 66 – 69 70 – 73

6 3 2 6 3

30 15 10 30 15

90 45 20 180 45

20 100 380 Keterangan: Oi = Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi harapan

Maka nilai

= ∑ ( )

k

i iii

hitung EEO

12 )(

k

i iii

hitung EEO

12 )(

Page 67: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

54

= ∑ ( )

= ∑ −0,947

Berdasarkan data di atas, maka diperoleh nilai 2hitung sebesar -0,947. Nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga 2tabel, dengan df = K – 1 = 5 – 1 = 4. Bila dk 5 dan taraf kesalahan 0,05 (5%), maka nilai 2tabel sebesar 11,070.

Kriteria pengujian normal bila χ2hitunglebih kecil dari χ2tabel dimana χ2tabel

diperoleh dari daftar χ2 dengan dk = (k-1) pada taraf signifikansi α = 0,05.1Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bila nilai 2hitung= -0,947 lebih kecil daripada nilai 2tabel= 11,070 atau (-0,947< 11,070) maka data yang diproleh berdistribusi normal, yang menandakan bahwa data kelompok eksperimen yang diajar dengan menggunakan laboratorium virtual berdistribusi normal.

Uji normalitas untuk peserta didik yang diajar dengan menggunakan

laboratorium riil (eksperimen II ) Uji normalitas untuk siswa yang diajar dengan menggunakan laboratorium riil

memiliki langkah-langkah yang sama seperti uji normalitas untuk kelompok eksperimen di atas. Pertama-tama, untuk dapat mencari nilai 2hitung, maka terlebih dahulu membuat tabel penolong.

1Suharsumi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. ( Cet XIII; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 290.

Page 68: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

55

Tabel 4.7: Tabel Penolong untuk Mencari Nilai 2hitungKelompok Eksperimen II di Kelas XI B dengan Menggunakan Laboratorium Riil.

Interval Oi Persentase (%) Ei 49 – 53 54 – 58 59 – 63 64 – 68 69 – 73

4 1 4 8 3

20 5 20 40 15

80 5

80 320 45

20 100 530 Keterangan: Oi = Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi harapan Maka nilai

= ∑ ( )

= ∑ ( )

= ∑ −0,962

Berdasarkan data di atas, maka diperoleh nilai 2hitung sebesar -0,962. Nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai 2tabel, dengan df = K – 1 = 5 – 1 = 4. Bila dk 5 dan taraf kesalahan 0,05 (5%), maka harga 2tabel sebesar 11,070.

k

i iii

hitung EEO

12 )(

Page 69: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

56

Kriteria pengujian normal bila χ2hitunglebih kecil dari χ2tabel dimana χ2tabel

diperoleh dari daftar χ2 dengan dk = (k-1) pada taraf signifikansi α = 0,05.2Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bila nilai X2hitung= -0,962 lebih kecil daripada nilai 2tabel= 11,070atau (-0,962< 11,070), maka data yang diperoleh berdistribusi normal menandakan bahwa data kelompok eksperimen yang diajar dengan menggunakan laboratotium riil berdistribusi normal.

2) Pengujian Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh homogen atau tidak homogen. Untuk itu, digunakan rumus sebagai berikut: F =

Mencari nilai varian terbesar dan terkecil sesuai dengan rumus di atas, maka

perhatikan tabel penolong di bawah ini:

Tabel 4.8: Tabel Penolong Uji Homogenitas Kelas XI SMAS

No - ( - )2 - ( - )2 1 68 3 9 67 2 4 2 54 -11 121 67 2 4 3 60 -5 25 60 -5 25 4 67 2 4 73 8 64 5 54 -11 121 53 -12 144 6 67 2 4 67 2 4

2Suharsumi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.( Cet XIII; Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2009), h. 290.

Page 70: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

57

No - ( - )2 - ( - )2 7 63 2 4 67 2 4 8 73 8 64 60 -5 25 9 73 8 64 73 8 64

10 54 -11 121 56 -9 81 11 67 2 4 49 -16 256 12 54 -11 121 67 2 4 13 60 -5 25 67 2 4 14 67 2 4 60 -5 25 15 73 8 64 73 8 64 16 63 2 4 53 -12 144 17 67 2 4 49 -16 256 18 54 -11 121 67 2 4 19 54 -11 121 67 2 4 20 60 -5 25 60 -5 25

Total 1252 -48 2304 1255 -45 1205 Keterangan:

= kelompok eksperimen I = kelompok eksperimen II

Setelah itu, untuk mencari simpangan baku masing-masing kelompok sampel dengan rumus: = ∑( ) = ∑( )

= = = = = 121,26 = 63,42

Page 71: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

58

F =

Maka nilai Fhitung = ,,

= 1,91 Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka di dapatkan nilai Fhitung sebesar 1,91.

Bila dibandingkan dengan Ftabeldengan tingkat kesalahan 0,05 (5%) nilai Ftabelyang ada sebesar 2,09.

Taraf signifikan 0,05 dan derajat kebebasan pembilang nk – 1 serta derajat kebebasan penyebut nk – 1, jika diperoleh Fhitung <Ftabel maka varians kedua kelompok homogen.3 Sehingga hasil dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai Fhitung= 1,91 lebih kecil daripada nilai Ftabel = 2,09atau(Fhitung <Ftabel), maka kedua varians tersebut dapat dikatakan homogen.

3) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu uji-t sampel independen,

pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h. 197.

Page 72: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

59

Menentukan nilai t Nilai t dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

= −( ) ( ) +

S adalah varian gabungan yang dihitung dengan menggunakan rumus:

= ( ) ( )

Data yang diperlukan untuk mencari s adalah = 65 = 20 = 65 = 20 = 121,26 = 63,42

Sehingga nilai adalah sebagai berikut:

= ( ) ( )

= ( ) , ( ) , = ( ) , ( ) , = , , = , = 92,33

Page 73: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

60

= √92,33 = 9,61

Setelah menentukan nilai , maka nilai t dapat ditentukan sebagai berikut: = −

( ) ( ) +

= −+

= 65 − 65, + ,

= 0,

= 0√0,961

= 00,98

= 0,00 Berdasarkan analisis data tersebut, maka didapatkan nilai thitung sebesar 0,00.

Dimana nilai dk = n1 + n2 – 2 = 20 + 20 – 2 = 38. Pada taraf kesalahan 0,05 (5%) diperoleh nilai ttabel sebesar 2,021. Sehingga berdasarkan data tersebut, bila dibandingkan antara nilai thitungdengan nilai ttabel, maka nilai thitung lebih kecil daripada nilai ttabel atau (0,00 < 2,021).Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat perbedaan signifikansi.Sehingga dapat disimpulkan jika thitung=

Page 74: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

61

0,00 lebih kecil daripada nilai ttabel= 2,021. Menunjukkan bahwa diterima dan ditolak atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai kelas XI A yang diberi perlakuan model laboratorium virtual dan kelas XI B yang diberi perlakuan model laboratorium riil.

Page 75: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

62

B. Pembahasan 1. Deskriptif Hasil Belajar Peserta Didik yang diajar melalui Model

Laboratorium Virtualdi Kelas XI A SMASRahmatul Asri. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas XI A SMAS

Rahmatul Asri sebagai kelas eksperimen I yang menggunakan model pembelajaran Laboratorium Virtual dalam proses belajar mengajar, setelah dilakukan pengujian analisis statistic deskripsi diproleh data bahwa hasil belajar siswa kelas XI SMAS Rahmtul Asri dengan jumlah 15 nomor soal pilihan ganda yang berkaitan dengan mata pelajaran biologi pokok bahasan Sistem Ekskresi, maka diperoleh nilai rata-rata dan dijadikan sebagai acuan dalam pengkategorian adalah 65.Dimana jumlah peserta didik dengan kategori sangat rendah sebanyak 0%. Artinya ada peserta didik dalam kategori, rendah sebanyak 11 orang dengan persentase 55%, sedang sebanyak 0 orang dengan persentase sebesar 0%, serta tinggi sebanyak 9 orang dengan persentase sebesar 45% dan pada kategori sangat tinggi ada 0 orang dengan persentase sebesar 0%. Dengan demikian kemampuan siswa kelas XI A yang diajar melalui model pembelajaran Laboratorium Virtual berada pada kategori sedang. Hal ini dapat dilihat pada tingkat persentase tertinggi berada pada kategori sedang.

Pencapaian hasil belajar ini dapat disebabkan karena penggunaan model pembelajaran Laboratorium Virtual dalam proses pembelajaran penggunaanya kurang efektif. Penggunaan model pembelajaran Laboratorium Virtual yang masih terbilang model pembelajaran baru di Indonesia. Model pembelajaran ini juga masih

Page 76: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

63

dalam tahap pengembangan di Indonesia, sehingga kemampuan peserta didik atau hasil hasil belajar peserta didik tergolong sedang. 2. Deskriptif Hasil Belajar Peserta Didik yang diajar melalui Model

Pembelajaran Laboratorium Riildi kelas XI B SMAS Rahmatul Asri Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas XI B SMAS

Rahmatul Asri yang ditetapkan sebagai kelas eksperimen II dengan menggunakanmodel pembelajaran Laboratorium Riil dalam proses belajar mengajar. Setelah dilakukan pengujian analisis statistic deskripsi diproleh data bahwa hasil belajar siswa kelas XI SMAS Rahmatul Asri dengan jumlah 15 nomor soal pilihan ganda yang berkaitan dengan mata pelajaran biologi pokok bahasan Sistem Ekskresi, maka diperoleh nilai rata-rata dan dijadikan sebagai acuan dalam pengkategorian kelompok eksperimen II yang diterapkan model Laboratorium Riiladalah 63 dimana jumlah siswa dengan kategori sangat rendah sebanyak 0%, artinya tidak ada peserta didik dalam kategori ini, rendah sebanyak 5 orang dengan persentase 25%, sedang sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 20%, tinggi sebanyak 11 orang dengan persentase sebesar 55% dan pada kategori sangat tinggi ada 0 orang dengan persentase sebesar 0%. Dengan demikian kemampuan siswa kelas XI B yang diajar melalui model pembelajaran Laboratorium Riil berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tingkat persentase tertinggi berada pada kategori persentase tinggi. Pencapaian hasil belajar ini dapat disebabkan model pembelajaran Laboratorium Riil dalam proses pembelajaran penggunaanya cukup efektif yang dilihat dari peran langsung siswa dalam melakukan praktikum dengan peralatan yang

Page 77: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

64

nyata menunjukkan kebanyakan peserta didik bertipe psikomotorik.Sehingga hasil belajar peserta didik didapatkan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Laboratorium Riil. 3. Tingkat Perbandingan hasil belajar peserta didik melalui model

Pembelajaran Laboratorium Virtual dengan Laboratorium Riildi kelas XI SMAS Rahmatul Asri

Berdasarkant nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing kelompok tersebut, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbandingan yang tidak signifikan terhadap nilai rata-rata dari kelas XI A yang diajar dengan menggunakan metode Laboratorium Virtualdan kelas XI B yang diajar dengan menggunakan model Laboratorium Riil. Dimana nilai rata-rata kelompok yang diberi perlakuan metode Laboratorium Virtuallebih rendah dibandingkaan dengan kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran model Laboratorium Riil. Dimana nilai rata-rata 63 merupakan kelompok eksperimen I memiliki nilai lebih rendah daripada dengan nilai rata-rata 63 yang merupakan kelompok eksperimen II. Pengujian statistik inferensial yaitu pada uji t, diperoleh hasil Uji hipotesis dimana data yang di uji maka diperoleh nilai thitungsebesar 0,00 dan nilai ttabel` yang diperoleh sebesar 2,021. Sehingga berdasarkan data tersebut, bila dibandingkan antara nilai thitungdengan nilai ttabel, maka nilai thitung lebih kecil daripada nilai ttabel atau (0,00.lo9 < 2,021). Sehingga dapat disimpulkan bahwa diterima dan ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaaan signifikan penerapan metode

Page 78: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

65

pembelajaran model Laboratorium Virtualdengan metode pembelajaran model Laboratorium Riil terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI SMAS Rahmatul Asri.

Pembelajaran model Laboratorium virtual memberi kesempatan kepada kelompok untuk lebih aktif bagi setiap anggota kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik melakukan praktikum di depan computer atau laptop secara mandiri. Sehingga setiap anggota kelompok aktif melakukan praktikum. Dengan cara ini peserta didik dan pendidik sangat membutuhkan waktu yang banyak dan penggunaan yang cukup rumit sehingga sebagian dari peserta didik kurang mengerti menerapkannya.

Model pembelajaran Laboratorium Riil merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat terhadap gurunya dan meningkatkan semangat kerja dengan membutuhkan waktu yang cukup dengan penggunaan yang sederhana.

Melihat gambaran dari hasil belajar biologi pada kedua kelas tersebut. Dimana tingkat hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan model laboratorium virtuallebih rendah dibandingkan dengan peserta didik yang diajar dengan menggunakan model Laboratorium Riil.Sehingga menunjukkan bahwamodel pembelajaran Laboratorium Riillebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran Laboratorium Virtual serta dilihat dari segi pelaksanaan dan waktu yang digunakan. Perserta didik yang diajar melalui model pembelajaran Laboratorium Riilmenyebabkan adanya perbedaan hasil belajar pada kedua kelas tersebut.

Page 79: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

66

Ada beberapa kelemahan dalam pemanfaatan Laboratorium Virtual yang didapatkan saat melakukan penelitian, antara lain :

1. Peserta didik harus online (terkoneksi internet) untuk menjalankan simulasi suatu praktikum. Sehingga saat praktikum sedang berlangsung, kadang terjadi lost connection (kehilangan sambungan jaringan) dan juga koneksi lambat yang membuat praktikum lambat pula.

2. Keterbatasan pengetahuan mengenai tata cara pelaksanaan praktikum online karena kebanyakan penyedia layanan Virtual Labs menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Selain itu, perkembangan Virtual Labs di Indonesia minim. Masih dikategorikan dalam tahap pengenalan.

3. Kurangnya pengalaman secara riil di laboratorium nyata, sehingga terjadi kebingungan peserta didik dalam merangkai alat dan mengoperasikannya.

4. Laboratorium Virtual belum memberikan pengalaman di lapangan secara nyata.

5. Bebasnya siswa untuk membuka laman selain laman Virtual Lab, sehingga siswa tidak fokus terhadap praktikum yang sedang berlangsung.

Page 80: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

66

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada 40 Peserta didik yang digunakan sebagai

sampel penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis statistik deskriptif tentang Model Laboratorium Riil diperoleh

nilai rata-rata sebesar 65 berada pada interval 62−65 kategori sedang.

Persentase hasil belajar peserta didik yang berada pada kategori sedang adalah

10% dengan jumlah 2 orang. Persentase hasil belajar peserta didik yang

berada pada kategori rendah dan tinggi berturut-turut sebesar 45% dan 45%

dengan jumlah 9 dan 9 orang.

2. Hasil analisis statistik deskriptif tentang Model Laboratorium Virtual

diperoleh nilai rata-rata sebesar 65 berada pada interval 64-78 dengan jumlah

8 orang. Hasil belajar peserta didik yang berada pada interval ini

persentasenya adalah 40%. Hasil belajar Peserta didik yang berada di bawah

dan di atas interval rata-rata berturut-turut persentasenya yaitu 45% dan 15%

dengan jumlah 9 dan 3 orang.

3. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial diperoleh statistik penelitian

yakni: nilai 2hitung sebesar -0,947 untuk Model Laboratorium Virtual dan

nilai 2hitung sebesar -0,962 untuk model laboratorium Riil.

Page 81: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

69

B. Implikasi penelitian

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka beberapa

hal yang disarankan antar lain:

1. Melihat bahwa pelaksanaan praktikum menggunakan laboratorium virtual dan

laboratorium riil pada kelas XI SMAS Rahmatul Asri berada dalam kategori

baik diharapakan dari pihak sekolah dapat mempertahankan bahkan

meningkatkan.

2. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada wilayah tertentu, yaitu pada

lingkungan SMAS Rahmatul Asri dengan sampel yang kecil. Sehingga hasil

yang diperoleh terbatas pada wilayah itu. Oleh Karena itu, sangat dikehendaki

adanya penelitian lebih lanjut pada wilayah lain dan populasi yang lebih besar,

dan pada akhirnya akan diperolah hasil penelitian yang lebih akurat.

3. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini merupakan instrumen yang

diadopsi dan dikembangkan sendiri oleh peneliti yang tingkat kehandalannya

masih perlu diuji dalam skala penelitian yang lebih besar. Sehingga diharapkan

untuk peneliti yang berminat dapat mengembangkannya lebih lanjut untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.

56

Page 82: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

DAFTAR PUSTAKA

Arba’at, 2008. Pembelajaran virtual. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arif Tiro, Muhammad. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Makassar: Andira Publisher.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evalusi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bappenas. 2008. Prasarana Penunjang Mutu Pendidikan. http:/www.bappenas.go.id/indek.php%3Fmodule%3filemanager%26func%3Ddownload) (24 April2014).

Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Jogjakarta: DivaPress.

Departemen Pendidikan Nasional.2008. Kamus Besar Berbahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas. “Penguasaan Pelajaran secara Nasional Masih Rendah”.(http://www.Depdiknas.go.id/publikasi/bief/oldedition/harri-3A.html) (12Februari 2014).

Hofstein Avi and Lunetta Vincent, The Role of Laboratory in ScienceTeaching: Neglected Aspects of Research. Review of Educational Research.http//www.teaching/JSTOR_%20Review%20of%20Educational%2Researh_%20Vol.%2052,%20No.%202%20(Summer,%201982),%20pp.%20201-217.htm (20 April 2014).

Mania, Sitti.2012. Pengantar Evaluasi Pengajaran. Makassar: Alauddin UniversityPress.

Mudjiono.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa. 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. RinekaCipta.

Slameto. 2004. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 83: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

Soemanto, Wasti.1983. Psikologi Pendidikan “Landasan Kerja PemimpinPendidikan”. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumardi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sutrisno. 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Gaung Persada.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wikipedia the Free Encyclopedia, “Laboratorium”. http://id.Wikipedia.org/wiki/Laboratorium (13 Januari 2014).

Willis, Ratna. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Yaumi, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran efektif . Makassar: UIN Press.

__________. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: PT. FajarInterpranata Mandiri.

Page 84: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

55

Lampiran 1

- Diambil dari tempat penampungan sabut kelapa- Dicuci- Dijemur dibawah sinar matahari

- Diarangkan dengan menggunakan kiln drum- Digerus sampai halus- Diayak dengan ukuran 100 mesh- Ditimbang karbon yang terbentuk

-Dihitung kadar air

- Ditimbang - ditimbang - ditimbang- Diaktivasi dengan - diaktivasi dengan NaOH 5% - diaktivasi dengan

H2SO4 5% - dibilas dengan aquadest ZnCl2 5%- Dibilas dengan aquadest sampai pH mendekati netral - dibilas dengan

Sampai pH mendekati - diukur pH akuades tsampai pHNetral mendekati netral

- Diukur pH - dikur pH

- Dipanaskan pada suhu 105oCselama 60 menit

- Didinginkan

- Ditimbang- Dimasuukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL

- Dilakukan pengadukan dengan kecepatan 200 rpmselama 1 jam

- Didiamkan selama 30 menit- Disaring

- Diambil filtratnya- Diuji kualitas dengan

menggunakanSpektrofotometeruv-vis

5 kg sabut kelapa

500 g karbon sabut kelapa

50 g karbon sabut kelapaSimplo/duplo

50 g karbon sabut kelapaSimplo/duplo

50 g karbon sabut kelapaSimplo/duplo

Karbon sabut kelapa

0,5 g, 1 g, 1,5 g karbon sabut kelapa yang telah terakktivasi

+ 200 mL larutan fenol 300 mg/L

Residu Filtrat

Hasil

Preparasi Sampel

Page 85: ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA Cocos …repositori.uin-alauddin.ac.id/2427/1/astria abdullah.pdf · Halaman Gambar 2.1 Tanaman Kelapa ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Biologi

55