plagiat merupakan tindakan tidak terpuji analisis...
TRANSCRIPT
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATEMATIKA TIPE HIGH ORDER THINKING PADA POKOK
BAHASAN POLA BILANGAN DI KALANGAN SISWA KELAS VIII E
SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Widhia Tri Nuragni
NIM: 141414060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATEMATIKA TIPE HIGH ORDER THINKING PADA POKOK
BAHASAN POLA BILANGAN DI KALANGAN SISWA KELAS VIII E
SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Widhia Tri Nuragni (141414060)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
“Bersukacitalah dalam pengharapan,
sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”
- Roma 12:12–
Dengan penuh rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini, saya
persembahkan untuk:
1. TuhanYesusKristusyangselalumenyertaidanmemberkatisayadalamsegala hal.
2. Papa Suwarno dan Mama Muji Triusmaniati atas kasih sayang dan
kepercayaan yang selalu diberikan kepadasaya.
3. Kedua kakaktercintaYudha Perdana dan Arie Nugraha.
4. Saudara-saudari tercinta Persekutuan Mahasiswa Kristen Sanata Dharma.
5. Sahabat-sahabat sayaterkasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang sudah
disebutkan dalam kutipad dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 November 2018
Penulis
Widhia Tri Nuragni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PIBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Widhia Tri Nuragni
Nomor Mahasiswa : 141414060
Demi perkembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATEMATIKA TIPE HIGH ORDER THINKING PADA POKOK
BAHASAN POLA BILANGAN DI KALANGAN SISWA KELAS VIII E
SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
Dengan demikian memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalambentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 5 November 2018
Penulis
Widhia Tri Nuragni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Widhia Tri Nuragni. 2018. Analisis Kemampuan SiswaDalam Menyelesaikan
Soal Matematika Tipe Higher Order Thinking Pada Pokok Bahasan Pola
Bilangan di Kalangan Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2018/2019. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata DharmaYogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII
E SMP Negeri 5 Yogyakarta dalam menyelesaikan soal matematikatipe Higher
Order Thinking pada pokok bahasan pola bilangan, 2) Mengetahui tingkat kualitas
respon siswa dalam pengerjaan soal matematika tipe Higher Order Thinking pada
pokok bahasan pola bilangan di kalangan siswa kelas VIII E SMP Negeri 5
Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode deskripstif. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2017 dengan objek
penelitian kemampuan menyelesaikan soal matematikatipe Higher Order
Thinking pada pokok bahasan pola bilangan. Data diperoleh dari hasil tes tertulis
dan wawancara dengan beberapa siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase ketuntasan hasil
belajar siswa kelas VIII E adalah 27,59%. Persentase tersebut diperoleh karena
dari 29 siswa yang mengikuti tes, hanya 8 siswa yang mendapat nilai di atas KKM
(KKM = 80). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa tersebut tergolong
masih rendah. Dari hasil tersebut jugadiperoleh kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika tipe HOTsmasih rendah untuk tingkat evaluasi
(C5) dan kreasi (C6). Di sisi lain,tingkat kualitas respon siswa dalam
menyelesaikan soaltipe HOTsberdasarkan taksonomi SOLO, dilihat dari uraian
jawaban seluruh siswa menunjukkan bahwa siswa kelas VIII E terdiri dari tingkat
unistructural (13,79%), multistructural (44,83%),dan relational (41.38%).
Sedangkan tingkat kualitas respon siswa berdasarkan hasil wawancara beberapa
siswa menunjukkan bahwa siswa kelas VIII E terdiri dari tingkat multistructural,
relational, dan extended relational. Secara keseluruhan baik berdasarkan uraian
siswa maupun hasil wawancara, tingkat pemahaman siswa kelas VIII E cenderung
pada tingkat multistructural. Tingkatan ini memiliki arti bahwa siswa sudah
memahami dan dapat merencanakan penyelesaian soal tetapi belum mampu
menyelesaikannya dengan baik.
Kata kunci: analisis kemampuan, soal tipe HOTs, hasil belajar, kualitas respon,
pola bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Widhia Tri Nuragni. 2018. Analysis on the Students’ Ability in Solving the
Higer Order Thinking Problems Type about Number Pattern of Grade VIII E
Students in State Junior High School 5 Yogyakarta on the 2018/2019 Academic
Year. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and
Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University.
This research aims to find out: 1) the learning outcomes of Grade VIII E students
in State Junior High School 5 Yogyakarta in terms of solving the HOTs problems
about number pattern, 2) the quality of response regarding the steps on solving
the HOTs problems about number pattern among VIII E students in State Junior
High School 5 Yogyakarta.
The method applied in this research is descriptive. The subjects are grade VIII E
students in State Junior High School 5 Yogyakarta on the Academic Year of
2018/2019. The research was conducted on August-October 2018 with students’ ability in solving the HOTs problems about number pattern as the object of study.
The data were collected from the results of written test and interview with some
students.
The result of this research illustrates that the mastery learning’s percentage of
grade VIII E students is 27.59%. This percentage is obtained because with the
total of 29 students taking part of the test, there are only 8 students who got the
score above the minimum criteria of mastery learning(KKM = 80). This reveals
that the students’ ability is still low. From these results also obtained the ability of
students to solve HOTs type questions is still low for evaluation level (C5) and
creation level (C6). On the other hand, the quality of response in solving the
problems based on the SOLO taxonomy, based on all the students’ answers alone
reflect the fact that the grade VIII E students composed of unistructural level
(13.79%), multistructural level (44.83%), and relational level (41.38%).
Meanwhile, the quality of response of grade VIII E students based on the
interview’s result of some students describes that the students consist of
multistructural level, relational level, and extended relational level. Based on the
students’ elucidation and interview, it shows that the understanding of grade VIII
E students tends to fall on the level of multistructural. It means that the students
already understand and are able to plan the solving steps of the problems.
However, they are not yet able to solve the problemwell.
Keywords: ability analysis, HOTs type problems, learning outcomes, quality of
response, number pattern
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan berkat
danrahmat-Nyakepadapenulissehinggadapatmenyelesaikanskripsidenganjudul
“ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATEMATIKA TIPE HIGH ORDER THINKING PADA POKOK
BAHASAN POLA BILANGAN DI KALANGAN SISWA KELAS VIII E
SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019”
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penulismenyadaribahwadalampenulisanskripsiini,penulismendapatkan
banyak bimbingan dan dorongan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan IlmuPendidikan Universitas Sanata DharmaYogyakarta.
2. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata DharmaYogyakarta.
3. Ibu Niluh Sulistyani, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, memberikan semangat, dan motivasi bagipenulis.
4. Bapak Suharno, S.Pd., S.Pd.T M.Pd, selaku Kepala SMP N 5 Yogyakarta yang
telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian
disekolah.
5. Bapak Hari Prasetyo, S.Ag, selaku Guru Mata pelajaran Matematika SMP N 5
Yogyakartayangtelahmemberikankesempatandanmembimbingpenulisselama
penelitian.
6. Keluarga tercinta yaitu Papa Suwarno, Mama Muji Triusmaniati, Yudha
PerdanadanArie Nugraha yang mendoakan, memotivasi danmeberikan
pengharapan serta semangat demi kelancaran studi terkhusunya dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
suka maupun duka selama menjalani prosesperkuliahan.
8. Teman-teman pendidikan matematika angkatan 2014 yang tidak dapat disebut
satu per satu, yang telah turut serta membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung memberikan motivasi, dukungan, dan doa bagi penulis selama
ini terkhususnya dalam proses penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, semangat dan dukungan bagi
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna melengkapi
kekurangan dari penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih dan berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 5 November 2018
Penulis
Widhia Tri Nuragni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 3
C. Batasan Masalah ............................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
F. Penegasan Istilah .............................................................................................. 5
G. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
BAB IILANDASAN TEORI ................................................................................ 8
A. Pembelajaran Matematika ................................................................................ 8
B. Hasil Belajar ................................................................................................... 10
C. Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcome) ..................... 11
D. Soal Tipe Higher Order Thinking skill (HOTs) ............................................. 14
E. Barisan dan Deret Bilangan ............................................................................ 16
F. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 19
G. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 20
BAB IIIMETODE PENELITIAN....................................................................... 22
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22
C. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................................... 22
D. Bentuk Data .................................................................................................... 23
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 23
F. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 24
G. Metode Analisis Data ..................................................................................... 27
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 32
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 32
B. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis ................................................... 34
C. Pembahasan .................................................................................................... 73
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 81
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 81
B. Saran ............................................................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi Proses Berpikir................................................................ 14
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Tertulis .................................................................... 25
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................... 27
Tabel 3.3 Tingkatan Kemampuan Berdasarkan Taksonomi SOLO .............. 29
Tabel 4.1 Daftar Hasil Tes Tertulis Siswa .................................................... 35
Tabel 4.2 Persentasae Skor Siswa Pada Tiap Soal ........................................ 36
Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan KKM ......................................................... 37
Tabel 4.4 Topik Data Kemampuan Dari Hasil Tes Tertulis.......................... 37
Tabel 4.5 Kualitas Respon Siswa Dari Hasil Tes Tertulis ............................ 58
Tabel 4.6 Persentase Kualitas Respon Siswa Dari Hasil Tes Tertulis .......... 59
Tabel 4.7 Persentase Ketercapaian Siswa Dalam Menyelesaikan Per
Nomor Soal Berdasarkan Level Soal ............................................ 60
Tabel 4.8 Rata-Rata Persentase Ketercapaian Pada Tiap Level Soal ............ 60
Tabel 4.9 Hasil Analisis Wawancara Terhadap Kemampuan Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal ........................................................... 61
Tabel 4.10 Kualitas Respon Siswa Dari Hasil Wawancara ............................. 71
Tabel 4.11 Kualitas Respon Siswa Dalam Menyelesaikan Soal ..................... 72
Tabel 4.12 Persentase Kualitas Respon Siswa Dalam Menyelesaikan Soal ... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR DIAGRAM DAN BAGAN
Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan KKM ...................................................... 37
Bagan 4.1 Kategorisasi kemampuan Siswa Untuk Soal No. 1a ................... 51
Bagan 4.2 Kategorisasi kemampuan Siswa Untuk Soal No. 1b .................. 52
Bagan 4.3 Kategorisasi kemampuan Siswa Untuk Soal No. 2 .................... 53
Bagan 4.4 Kategorisasi kemampuan Siswa Untuk Soal No. 3a ................... 54
Bagan 4.5 Kategorisasi kemampuan Siswa Untuk Soal No. 3b .................. 55
Bagan 4.6 Kategorisasi kemampuan Siswa Untuk Soal No. 4 .................... 56
Bagan 4.7 Kategorisasi kemampuan Siswa Untuk Soal No. 5 .................... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 86
Lampiran A.2 Surat Selesai Penelitian ............................................................ 87
Lampiran B.1 Lembar Tes Tertulis ................................................................. 88
Lampiran B.2 Pedoman Skor Tes Tertulis ...................................................... 90
Lampiran B.3 Pedoman Wawancara ............................................................... 96
Lampiran B.4 Lembar Validasi Soal Oleh Validator ...................................... 98
Lampiran B.5 Lembar Validasi Pedoman Wawancara Oleh Validator ........... 99
Lampiran B.6 Pengelompokan Siswa .............................................................. 100
Lampiran B.7 Lembar Jawab Siswa ................................................................ 102
Lampiran B.8 Transkip Hasil Wawancara ....................................................... 104
Lampiran B.9 Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Tertulis .............................. 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan yang pada
akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan yang berkualitas.
Berbagai usaha telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu
pendidikan yang ada, sehingga mampu menciptakan generasi penerus bangsa
yang handal yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Perbaikan dan penyempurnaan ini meliputi perbaikan dalam sistem pendidikan
ataupun hal yang langsung dikaitkan dengan praktek pembelajaran. Kebijakan
tentang Kurikulum 2013 yang dicanangkan oleh pemerintah RI melalui Permen
No. 22 tahun 2016 tentang standar proses, tampak jelas bahwa sebagai
rancangan penyempurnaan kurikulum diharapkan siswa dapat mengembangkan
diri dalam berpikir. Siswa dituntut tidak hanya memiliki kemampuan berpikir
tingkat rendah atau LOTs (Lower Order Thinking skill), tetapi juga sampai
pada kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTs (Higher Order Thinking
skill). Menurut Kratwhwol, & Anderson (2001), menyatakan bahwa indikator
untuk mengukur HOTs meliputi menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mencipta (C6).
Pada tahun 2018, Kemendikbud mulai memberlakukan soal yang
membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau "High Order Thinking
skill" atau HOTs pada Ujian Nasional (UN) 2018.Sistem HOTs akan terus
digunakan karena ini bertujuan mengembangkan daya nalar siswa. Keputusan
tersebut mendapat banyak keluhan dari para siswa mengenai sulitnya soal
Matematika dalam UN tahun 2018. Menurutnya, penggunaan HOTs dalam soal
UN diterapkan untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa. Didapat
nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) 2018 Sekolah Menengah Pertama (SMP)
mengalami penurunan. Khususnya pada mata pelajaran matematika dan IPA.
Untuk sekkolah negeri rata-rata nilai tahun 2018 adalah 53,42. Sedangkan pada
UNBK tahun 2017 sebesar 56,27(Kemendikbud, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
SMP Negeri 5 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah negeri
berkualitas, di kota Yogyakarta yang siswanya berasal dari berbagai daerah di
Provinsi D.I.Yogyakarta (sebelum diberlakukan sistem zonasi). Adanya
passing grade yang tinggi (NUN: 291,5) mengakibatkan siswa yang diterima
di SMP N 5 Yogyakarta adalah siswa-siswi terbaik. Sebagai sekolah
berkualistas, penting bagi peneliti untuk memastikan bahwa siswa telah
mencerminkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTs (Higher Order
Thinking skill)seperti berpikir kritis, logis, dan kreatif. SMP Negeri 5
Yogyakarta telah menerapkan Kurikulum 2013 untuk semua tingkat.
Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas VIII dilandasi oleh teori
Jean Piaget yang membagi empat tahap perkembangan anak dimana pada tahap
ke empat yakni Formal Operations (11-15 tahun) pada tahap ini anak dapat
memikirkan situasi hipotesis secara penuh dan proses berpikir mereka tak lagi
tergantung hanya pada hal–hal yang langsung dan real. Pemikirannya semakin
logis dan abstrak sehingga sudah dapat menggunakan pola “kemungkinan”
(Hergenhahn, 2012).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal peneliti selama
pembelajaran dengan guru matematika kelas VIII E SMP N 5 Yogyakarta
didapat informasi sebagai berikut:
1. Dari hasil penilaian akhir semester didapati siswa memiliki nilai yang
beragam dan secara tidak langsung dapat menunjukkan perbedaan
kemampuan menyelesaikan soal matematika yang dimiliki oleh siswa kelas
VIIIE.
2. Mengenai soal-soal HOTs guru mengatakan masih kekurangan
waktudanreferensiuntukmembuat soal–soal matematika HOTs. Soal-soal
yang diberikan oleh guru terbatas pada soal di buku pegangan siswa.
3. Siswa tidak terbiasa dengan soal-soal HOTs dan beranggapan soal-soal
HOTs adalah soal yang memiliki tingkat kesulitan tinggi.
4. Guru belum mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal khususnya soal–soal matematika HOTs.
Guru belum mencoba mencari penyebab kesulitan yangdialami siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemudian memilih solusi yang tepat untuk permasalahan yangdialami. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab kesulitantersebut
dilakukan dengan cara menganalisis respon(jawaban) yang diberikan siswa dari
pemberian tes. Sementara itu untukmenentukan kualitas respon (jawaban)
siswa dalam menjawab soal dapatdianalisis menggunakan taksonomi SOLO.
Taksonomi SOLO (The Structure of the Observed Learning Outcome)
ataustruktur hasil belajar yang dapat diamati adalah salah satu alat yang mudah
dansederhana untuk mengetahui kualitas respon siswa dan analisis kesalahan,
sebabtaksonomi SOLO mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1. Alat yang mudah dansederhana untuk menentukan level respon siswa
terhadap suatu pertanyaan matematika.
2. Alat yang mudah dan sederhana untuk pengkategorian kesalahandalam
menyelesaikan soal atau pertanyaan matematika.
3. Alat yang mudahdan sederhana untuk menyusun dan menentukan tingkat
kesulitan ataukompleksitas suatu soal atau pertanyaan matematika.
Taksonomi SOLOmengklasifikasikan lima level berbeda dan bersifat
hirearkis, yaitu prastructural,unistructural, multistructural, relational, dan
extended abstract.
Dari pemaparan yang terurai tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika TipeHigh Order Thinking Pada Pokok
Bahasan Pola Bilangan di Kalangan Siswa Kelas VIIIE SMP N 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2018/2019”. Penting untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika khususnya soal–soal tipe HOTs, karena dapat
membantu menentukan langkah selanjutnya agar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat identifikasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya soal-soal matematika tipe High Order Thinking skill (HOTs),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
padahal pendidikan di Indonesia membutuhkan penguatan High Order
Thinking skill (HOTs).
2. Siswa belum terbiasa dengan soal-soal HOTs dan beranggapan soal-soal
HOTs adalah soal yang memiliki tingkat kesulitan tinggi.
3. Sejauh ini guru melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal hanya
didasarkan dari nilai kuantitatifnya saja. Padahal lebih penting untuk
mengetahui kesulitan yangdialami siswa yang dilihat dari bagaimana respon
(jawaban) siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi masalah
pada kemampuan siswa kelas VIII E SMP N 5 Yogyakarta tahun ajaran
2018/2019 dalam menyelesaikan soal matematika tipe High Order Thinking
skill yang dilihat dari hasil belajar siswa dan kualitas respon siswa dalam
menjawab soal matematika yang didasarkan pada taksonomi SOLO. Soal
matematika dalam penelitian ini dibatasi pada pokok bahasan Pola Bilangan
dan merupakan soal matematika yang disusun dengan memperhatikan level
soal HOTs berdasarkan taksonomi Bloom revisi dan kurikulum 2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta
dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada pokok bahasan Pola
Bilangan ditinjau dari hasil belajar?
2. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta
dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada pokok bahasan Pola
Bilangan ditinjau dari kualitas respon siswa berdasarkan taksonomi SOLO?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Mendekripsikan kemampuan siswa kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta
dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada pokok bahasan Pola
Bilangan ditinjau dari hasil belajar.
2. Mendekripsikan kemampuan siswa kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta
dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada pokok bahasan Pola
Bilangan ditinjau dari kualitas respon siswa berdasarkan taksonomi SOLO.
F. Penegasan Istilah
Adapun batasan-batasan istilah dalam penelitian ini, antara lain:
1. Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), analisis adalah
penyelidikan suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan
sebenarnya.kemampuan menyelesaikan soal matematika adalah
dimengertinya persoalan secara bermakna dalam memecahkan soal yang
digunakan dalam penyelesaian soal matematika. Jadi, penelitian ini
merupakan penyelidikan mengenai pemahaman siswa kelas VIII E SMP N 5
Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 dalam memecahkan soal tipe HOTs
pada materi pokok Pola Bilangan dilihat dari pekerjaan siswa.
2. Taksonomi SOLO
Taksonomi SOLO menemukan bahwa ketika siswa menjawab tugas
yang diberikan, tanggapan mereka tehadap tugas dapat disimpulkan dalam
lima level yang berbeda. Lima level tersebut adalah prastructural,
unistructural, multistructural, relational, dan extendedabstract.
3. Soal Tipe HOTs
Soal tipe HOTs adalah soal yang menuntut kemampuan
menggunakan penalaran dan logika untuk mengambil keputusan (C4),
memprediksi & merefleksi (C5), serta kemampuan
menyusunstrategibaru(C6) untukmemecahkansoalyangtidakrutin.
4. Pola Bilangan
Pola dapat diartikan sebagai sebuah susunan yang mempunyai
bentuk teratur dari bentuk yang satu ke bentuk berikutnya. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bilangan adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan kuantitas
(banyak, sedikit) dan ukuran (berat, ringan, panjang, pendek, luas) suatu
objek. Bilangan ditunjukkan dengan suatu tanda atau lambang yang disebut
angka. Sehingga pola bilangan dapat diartikan sebagai susunan bilangan
yang mempunyai bentuk teratur dari bentuk yang satu ke bentuk berikutnya.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Pendidikan
a. Penelitian ini dapat membantu menambah pengetahuan akan pentingnya
pembiasaan soal tipe HOTsagar siswa memiliki kemampuan abad 21.
b. Sebagai referensi di perpustakaan untuk acuan bagi orang lain yang akan
melakukakan penelitian yang sama.
c. Penelitian ini dapat membantu siapa saja yang membutuhkan informasi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan soal tipe HOTs maupun masalah
dalam penelitian.
2. BagiGuru
a. Guru dapat mengunakan soal-soal tipe HOTs sebagai salah satu alat
penilaian alternatif dalam prosespembelajaran.
b. Guru dapat mengetahui tingkat pemahaman materi yang dimiliki siswa
setelah mempelajari materi Pola Bilangan.
c. Guru juga dapat mengetahui kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal
tipe HOTs.
d. Guru juga dapat mengetahui letak kelemahan atau kesulitan siswa dalam
mengerjakan soal-soal tipe HOTs yang diberikan terkait materi Pola
Bilangan.
3. Bagi Siswa
a. Siswa mendapatkan kesempatan untuk mengetahui sampai batas mana
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.
b. Penelitian ini dapat memberikan pengalaman menyelesaikan soal
matematika yang dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. BagiPeneliti
a. Peneliti dapat mengetahui tingkat respon siswa dalam memecahkan soal-
soal tipe HOTs yang diberikan pada materi Pola Bilangan.
b. Peneliti dapat mengetahui sampai pada tahap apa pemahaman siswa
dalam mempelajari materi Pola Bilangan.
c. Peneliti dapat memperkenalkan soal-soal tipe HOTs sebagai salah satu
alat penilaian alternatif yang dapat digunakan dalam proses penilaian di
dalamkelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu yang bersifat universal yang mendasari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia
(Kemendikbud, 2014). Agar siswa dapat menguasai matematika dengan baik,
maka upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pembelajaran matematika.
Istilah pembelajaran matematika berasal dari kata pembelajaran dan
matematika. Pembelajaran menurut Moh. Uzer Usman (2008) adalah “suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan matematika adalah “prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari” (Agasi, 2014).
Dari pengertian istilah-istilah tersebut dapat ditarik suatu pemahaman
bahwa pembelajaran matematika adalah proses interaksi siswa dengan guru
dan sumber belajar lainnya dalam menyelasaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.Pengenalan dan pemahaman siswa terhadap
pembelajaran matematika berfungsi “mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol juga untuk
mengembangkan ketajaman penalaran yang dapat memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari” (Agasi, 2014).
Dalam Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2017), mata pelajaran
matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahanmasalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
gagasan dan pernyataanmatematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika dan menafsirkan solusi yangdiperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan ataumasalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dari fungsi dan tujuan pembelajaran matematika tersebut perlu
mendapatkan perhatian dan kemudian dilaksanakan dalam bentuk
pembelajaran yang kondusif dan efektif dan diharapkan pembelajaran
matematika dapat memperoleh hasil optimal sebagaimana fungsi dan tujuan
pembelajaran matematika diatas. Hasil optimal dalam pembelajaran
matematika tercermin dari hasil belajar siswa, yang salah satunya dapat dilihat
dari bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu soal
matematika.
Menurut Ahmad Thonthowi (1993), kemampuan diartikan sebagai
“proses didapatkannya pemecahan, dimengertinya persoalan atau dipahaminya
hubungan- hubungan antara hal-hal secara bermakna”. Menurut Sardiman
(2005), kemampuan diartikan sebagai “menguasai sesuatu dengan pikiran”.
Menyelesaikan adalah “memecahkan (soal, masalah, dan sebagainya)” (KBBI,
2008). Soal berarti “hal yang harus dipecahkan”. Matematika adalah “prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari” (Agasi, 2014).
Dari pengertian istilah-istilah di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa kemampuan menyelesaikan soal matematika adalah dimengertinya
persoalan secara bermakna dalam memecahkan soal yang digunakan dalam
penyelesaian permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini,
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dianalisis dengan melihat hasil
belajar dan kualitas respon (jawaban) siswa berdasarkan taksonomi SOLO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Hasil Belajar
Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh suatu
hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa
dapat memahami serta mengerti materi yang telah diterima siswa.Nana Sudjana
(2009) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006) juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengajaran dari puncak proses belajar.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data yang akan menunjukkan
tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Selanjutnya, dalamrangkamembantusiswamencapaihasil belajar
yang seoptimalmungkin, penting untukmengetahuifaktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hasilbelajaryangdicapaisiswadipengaruhiolehfaktor dari dalam diri siswa
dan faktor yang datang dari luar diri siswa.Faktor dari dalam diri siswa
sepertikemampuansiswamemiliki pengaruh yang besar terhadap
keberhasilan belajar siswa yangdicapai.Faktor yang muncul dari dalam diri
siswa merupakan hal yang logis dan wajar, sebab belajar adalah perubahan
tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya, siswa harus merasakan
adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus
mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencapainya.
Di sisi lain, masih ada faktor yang datang dari luar siri siswayang
dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
adalahkualitaspengajaran.Kualitaspengajaran ialah efektif tidaknya proses
pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil
belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan
kualitaspengajaran (Djamarah dan Zain, 2002).
C. Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcome)
Taksonomi SOLO pertama kali dikenalkan oleh Biggs dan Collis pada
tahun 1982, taksonomi ini berakar dari teori belajar Piaget. Dimana dalam
teorinya Piaget sebagaimana dikutip oleh Suherman (2003), mengemukakan
bahwa tahap perkembangan kognitif atau taraf kemampuan berfikir seseorang
individu sesuai dengan usianya. Menurut Biggs dan Collis sebagaimana dikutip
oleh Asikin (2002), menyatakan bahwa kualitas respon seorang siswa akan
berbeda antara suatu konsep dengan konsep lainnya, dan perbedaan tersebut
tidak akan melebihi tingkat perkembangan kognitif optimal siswa seusianya.
Biggs dan Collis sebagaimana dikutip oleh Ekawati (2013), menganggap
bahwa klasifikasi yang diberikan oleh Piaget, baru bersifat hipotesis
(Hypothetical Cognitive Structure/HCS). Biggs dan Collis membuat klasifikasi
respon nyata dari anak-anak, dimana klasifikasi ini dinamakan taksonomi
SOLO(Structure of Observed Learning Outcom) atau struktur hasil belajar
yang dapat diamati. Taksonomi SOLO adalah salah satu alat yang mudah dan
sederhana untuk mengetahui kualitas respon siswa dan analisa kesalahan, sebab
taksonomi SOLO mempunyai beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut:
a. Alat yang mudah dan sederhana untuk menentukan level respon
siswaterhadap suatu pertanyaan matematika.
b. Alat yang mudah dan sederhana untuk pengkategorian kesalahan dalam
menyelesaikan soal atau pertanyaan matematika.
c. Alat yang mudah dan sederhana untuk menyusun dan menentukan tingkat
kesulitan atau kompleksitas suatu soal atau pertanyaan matematika.
Taksonomi SOLO menyediakan kerangka klasifikasi respon yang
dapat disimpulkan dari struktur jawaban suatu stimulus. Berdasarkan model
SOLO, respon siswa bergantung pada dua ciri. Pertama, seri lima mode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
perkembangan kognitif dan kedua, seri lima respon. Kedua ciri ini dengan jelas
membentuk dasar untuk teori yang diambil oleh Biggs dan Collis dalam
taksonomi SOLO. Deskripsi kedua ciri respon siswa yang diungkapkan oleh
Biggs dan Collis sebagaimana dikutip oleh Ekawati (2013) adalah sebagi
berikut:
a. Model Perkembangan Kognitif
Model taksonomi SOLO berkaitan erat dengan adanya gagasan
tingkat pengembangan kognitif Piaget yang mengusulkan sejumlah tingkat
perkembangan kognitif yang mendesmostrasikan peningkatan abstrak dari
sensori motor (masa pertumbuhan), ikonik, konkret-simbolik, format
melalui post formal. Meskipun rangkaian dari lima tingkat diikuti dari yang
sederhana ke kompleks, itu merupakan pengetahuan umum dimana siswa
tidak selalu berada pada level yang sama karena usia perkembangan mereka
menganjurkan mereka tidak seharusnya menampilkan level secara
konsisten.
b. Stuktur Respon
Taksonomi SOLO menemukan bahwa ketika siswa menjawab tugas
yang diberikan, tanggapan mereka tehadap tugas dapat disimpulkan dalam
lima level yang berbeda. Deskripsi lima level struktur respon siswa tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Prastructural, respon menujukkan bahwa pemahaman pokok pertanyaan
secara tidak tepat.
2) Unistructural, respon mewakili kegunaan dari hanya satu aspek yang
relevan
dengan informasi dalam pernyataan.
3) Multistructural, respon fokus terhadap beberapa aspek yang relevan
denganinformasi yang diberikan tetapi diperlakukan secara mandiri,
bertambah atauberurutan.
4) Relational, respon menggabungkan semua bagian yang relevan dari
informasiuntuk membuat sebuah generalisasi atau untuk membentuk
sebuah struktur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
5) Extended abstract, respon menerapkan struktur menjadi sebuah situasi
yangbaru dan lebih abstrak. Dalam hal ini mungkin mengijinkan
generalisasiterhadap sebuah topik.
Hasil penelitian Putri & Manoy (2013), mengembangkan deskriptor
tingkatan taksonomi SOLO untuk tingkat prastructural sampai dengan tingkat
extended abstract. Deskriptor tingkatan taksonomi SOLO tersebut antara lain
sebagai berikut:
a. Level prastructural
Pada level ini siswa belum memahami soal yang diberikan, sehingga siswa
cenderung tidak memberikan jawaban.
b. Level unistructural
Pada level ini siswa dapat menggunakan sepenggal informasi yang jelas dan
langsung dari soal sehingga dapat menyelesaikan soal dengan sederhana dan
tepat.
c. Level multistructural
Pada level ini siswa menggunakan dua penggal informasi atau lebih dari
soal yang diberikan untuk menyelesaikan soal dengan tepat, tetapi tidak
dapat menggabungkannya secara bersama-sama.
d. Level relational
Pada level ini siswa berpikir dengan menggunakan dua penggal informasi
atau lebih dari soal yang diberikan dan menghubungkan informasi-informasi
tersebut untuk menyelesaikan soal yang diberikan dengan tepat dan dapat
menarik kesimpulan.
e. Level extended abstract
Pada level ini siswa berpikir induktif dan deduktif, menggunakan dua
penggal informasi atau lebih dari soal yang diberikan dan menghubungkan
informasiinformasi tersebut kemudian menarik kesimpulan untuk
membangun suatu konsep baru dan menerapkannya.
Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi deskriptor tingkatan
taksonomi SOLO tersebut sebagai panduan untuk menentukan kualitas respon
siswa dalammenyelesaikan soal matematika. Selain itu, penentuan level siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dalammerespon suatu soal matematika juga didasarkan pada level soal yang
diberikan, dimana soal tersebut merupakan soal matematika disusun dengan
memperhatikan level soal HOTs berdasarkan taksonomi Bloom revisi dan
kurikulum 2013. Kemudian soal tersebut ditentukan tingkat kesulitan atau
kompleksitas berdasarkan taksonomi SOLO.
D. Soal Tipe Higher Order Thinking skill (HOTs)
Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional,
Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan. Penyempurnaan
antara lain dilakukan pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara
bertahap model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar
diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking skills/HOTs), karena berpikir
tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan
mendalam tentang materi pelajaran (Kemendikbud, 2017).
Soal-soal tipe HOTs umumnya digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak
sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa
melakukan pengolahan (recite). Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis
HOTs tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soalrecall. Anderson &
Krathwohl (2001) mengklasifikasikan dimensi proses berpikir sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tabel Dimensi Proses Berpikir
HOTS
Mengkreasi
1. Mengkreasi ide/gagasansendiri.
2. Kata kerja: mengkonstruksi, desain,
kreasi,mengembangkan,
menulis,memformulasikan.
Mengevaluasi
1. Mengambil keputusansendiri.
2. Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah,
memutuskan, memilih,mendukung.
Menganalisis
1. Menspesifikasiaspek-aspek/elemen.
2. Kata kerja: membandingkan, memeriksa,
mengkritisi,menguji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
MOTS
Mengaplikasi
1. Menggunakan informasi pada domainberbeda
2. Kata kerja: menggunakan, mendemonstrasikan,
mengilustrasikan, mengoperasikan.
Memahami
1. Menjelaskan ide/konsep
2. Kata kerja: menjelaskan, megklasifikasi,
menerima, melaporkan.
LOTS Mengetahui
1. Mengingat kembali
2. Kata kerja: mengingat, mendaftar, mengulang,
menirukan.
Sumber: Anderson & Krathwohl (2001), dikutip dari Kemendikbud (2017)
Soal-soal HOTs pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah
menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi
(creating-C6). Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4) menuntut
kemampuan peserta didik untuk menspesifikasi aspek-aspek/elemen,
menguraikan, mengorganisir, membandingkan, dan menemukan makna
tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5) menuntut kemampuan
peserta didik untuk menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai,
menguji, membenarkan atau menyalahkan. Sedangkan pada dimensi proses
berpikir mengkreasi (C6) menuntut kemampuan peserta didik untuk
merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,
memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.
Soal-soal HOTs tidak selalu merupakan soal-soal sulit.
Ciri-ciri soal HOTs adalah menuntut kemampuan menggunakan
penalaran dan logika untuk mengambil keputusan, memprediksi & merefleksi,
serta
kemampuanmenyusunstrategibaruuntukmemecahkanmasalahkontesktualyangti
dakrutin.Kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan antar konsep, dan
kemampuan mentransfer konsep satu ke konsep lain, merupakan kemampuan
yang sangat penting untuk menyelesaiakan soal-soal HOTs (Kemendikbud,
2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
E. Barisan dan Deret Bilangan
1. Pengertian Pola Bilangan
Pola dapat diartikan sebagai sebuah susunan yang mempunyai
bentuk teratur dari bentuk yang satu ke bentuk berikutnya. Sedangkan
bilangan adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan kuantitas
(banyak, sedikit) dan ukuran (berat, ringan, panjang, pendek, luas) suatu
objek. Bilangan ditunjukkan dengan suatu tanda atau lambang yang disebut
angka. Sehingga pola bilangan dapat diartikan sebagai susunan bilangan
yang mempunyai bentuk teratur dari bentuk yang satu ke bentuk berikutnya.
Berikut macam-macam Pola Bilangan (Arimbi, Amy 2010):
a. Pola Garis Lurus
Penulisan bilangan yang mengikuti pola garis lurus merupakan pola
bilangan yang paling sederhana. Suatu bilangan hanya digambarkan
dengan noktah yang mengikuti pola garis lurus.
b. Pola Persegi panjang
Pada umumnya, penulisan bilangan yang didasarkan pada pola persegi
panjang hanya digunakan oleh bilangan bukan prima. Pada pola ini,
noktah-noktah disusun menyerupai bentuk persegi panjang.
c. Pola Persegi
Persegi merupakan bangun datar yang semua sisinya memiliki ukuran
yang sama panjang. Begitu pula dengan penulisan pola bilangan yang
mengikuti pola persegi.
d. Pola Segitiga
Selain mengikuti pola persegi panjang dan persegi, bilangan pun dapat
digambarkan melalui noktah yang mengikuti pola segitiga.
e. Pola Bilangan Ganjil
Pola bilangan ganjil memiliki aturan sebagai berikut.
1) Bilangan 1 sebagai bilangan awal.
2) Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan sebelumnya.
f. Pola Bilangan Genap
Pola bilangan genap memiliki aturan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1) Bilangan 2 sebagai bilangan awal.
2) Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan sebelumnya.
g. Pola Bilangan Kubus
Pola kubus terbentuk dari bilangan kubik. Pola bilangan kubusadalah
pola bilangan dimana bilangan setelahnya merupakan hasil daripangkat
tiga dari bilangan sebelumnya.
h. Pola Bilangan Segitiga Pascal
Bilangan-bilangan yang disusun menggunakan pola segitiga Pascal
memiliki pola yang unik. Hal ini disebabkan karena bilangan yang
berpola segitiga Pascal selalu diawali dan diakhiri oleh angka 1.
Selainitu, di dalam susunannya selalu ada angka yang diulang. Adapun
aturan-aturan untuk membuat pola segitiga Pascal adalah sebagai berikut:
1) Angka 1 merupakan angka awal yang terdapat di puncak.
2) Simpan dua bilangan di bawahnya. Oleh karena angka awal dan
akhirselalu angka 1, kedua bilangan tersebut adalah 1.
3) Selanjutnya, jumlahkan bilangan yang berdampingan.
Kemudian,simpan hasilnya di bagian tengah bawah kedua bilangan
tersebut.
4) Proses ini dilakukan terus sampai batas susunan bilangan yang
diminta.
i. Pola Bilangan Fibonacci
Pola bilangan fibanocci adalah pola bilangan dimana jumlah
bilangan setelahnya merupakan hasil dari penjumlahan dari dua bilangan
sebelumnya
2. Pengertian Barisan
Suatu barisan adalah suatu fungsi yang domainnya adalah himpunan
bilangan bulat positif (Z+ atau N) atau himpunan bagiannya. Suatu barisan
yang daerah hasilnya (range) adalah himpunan bagian dari himpunan
bilangan real disebut barisan bilangan real atau dengan kata lain: Suatu
barisan bilangan real adalah suatu fungsi f :NR.
Barisan yang mempunyai domain himpunan bilangan asli berhingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
{1, 2, 3, … , 𝑛}, untuk suatu bilangan asli 𝑛, disebut barisan berhingga.
Sedangkan barisan yang mempunyai domain himpunan semua bilangan asli {1, 2, 3, … } disebut barisan takberhingga. Setiap bilangan (kawan suatu
bilangan asli) dalam suatu barisan disebut suku barisan tersebut. Suku ke-𝑛(sering disebut juga suku umum) suatu barisan adalah kawan bilangan asli 𝑛, dan biasa ditulis dengan simbol 𝑎𝑛, 𝑢𝑛, 𝑠𝑛, 𝑡𝑛dan sebagainya, sehingga
suatu barisan biasa dinyatakan dengan simbol seperti {𝑎𝑛}. Apabila rentang
nilai 𝑛tidak ditulis, dianggap barisannya takberhingga. (Sahid, 2010)
3. Pengertian Deret
Suatu deret adalah jumlah suku-suku suatu barisan. Apabila barisan
yang dijumlahkan mempunyai tak berhingga banyak suku, maka deretnya
disebut deret tak hingga. Jika banyaknya suku berhingga, maka deretnya
disebut deret berhingga. Hasil jumlahan suatu deret berhingga yang terdiri
atas 𝑛suku biasanya dituliskan dengan simbol 𝑆𝑛, yakni 𝑆𝑛 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎𝑛.
Deret berhingga tersebut juga dapat dinamakan jumlah parsial ke-𝒏dari deret tak hingga 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎𝑛 + 𝑎𝑛+1 + ⋯ , karena
merupakan jumlah 𝑛suku pertamanya saja.(Sahid, 2010)
4. Barisan dan DeretAritmetika
Barisan aritmetika adalah barisan bilangan yang mempunyai suatu
pola tertentu, yakni selisih setiap dua suku berturutan sama atau tetap.
Dengan kata lain, setiap suku kecuali suku pertama pada barisan aritmetika
diperoleh dari suku sebelumnya dengan cara menambah/ menguranginya
dengan suatu bilangan tetap. Bilangan tetap tersebut dinamakan beda atau
selisih (biasanya disimbolkan dengan b). Jadi, jika 𝑎𝑛adalah suku ke-𝑛suatu
barisan aritmetika, maka 𝑎𝑛+1 − 𝑎𝑛 = 𝑏atau 𝑎𝑛+1 = 𝑎𝑛 + 𝑏untuk 𝑛 = 1, 2, 3, …
dengan 𝑏suatu bilangan (konstanta)tertentu. Deret aritmetika adalah jumlah
suku-suku suatu barisan aritmetika. (Sahid, 2010)
5. Barisan dan Deret Geometri
Suatu barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang
mempunyai pola tertentu, yakni tiap suku (kecuali suku pertama) diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan cara mengalikan suku sebelumnya dengan dengan suatu bilangan
tetap selain nol. Dengan kata lain, pada suatu barisan geometri hasil bagi
atau rasio setiap suku dengan suku sebelumnya selalu sama. Bilangan
pengali atau hasil bagi tersebut dinamakan pembanding atau rasio atau ada
yang menyebut rasio bersama dan biasanya disimbolkan dengan huruf𝑟.
Jadi, barisan 𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, … merupakan suatu barisan geometri apabila
terdapat 𝑟 ≠ 0 sedemikian hingga: 𝑎𝑛+1 = 𝑎𝑛𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑛+1𝑎𝑛 = 𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑛 = 1, 2, 3, …
Sutau deret geometri adalah jumlah suku-suku barisan geometri (Sahid,
2010).
F. Kerangka Berpikir
Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional,
Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan. Dalam
Kurikulum 2013 pembelajaran matematika memiliki tujuan mendorong siswa
untuk berpikir secara luas dan mendalam (Higer Order Thinking skill) tentang
suatu materi. Kemampuan tersebut penting bagi siswa agar siap menghadapi
tantangan abad 21 (Kemendikbud, 2017). Pemberian soal matematika tipe
HOTs adalah salah satunya karena soal tipe ini umumnya digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Sesuai hakikat manusia yang unik, pada dasarnya setiap individu
berbeda satu sama lain. Hal ini mengakibatkan kemampuan siswa dalam
menerima pembelajaran matematika berbeda satu dengan yang lain dan cara
berpikir peserta didik yang berbeda-beda juga akan membuat mereka memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan atau memecahkan soal-
soal tipe HOTs. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal tipe HOTs diperlukan analisis. Kegiatan analisis
penting untuk mengetahui siswa mana yang memiliki kemampuan rendah dan
apa penyebab siswa tersebut belum mencapai kemampuan yang diharapkan.
Setelah mengetahui letak kekurangan siswa, guru dapat menentukan langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-
soal tipe HOTs. Kegiatan analisis kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal tipe HOTs ditinjau dari hasil belajar dan kualitas respon (jawaban)
siswa.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
G. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh ZakkinaGaisdanEkasatyaAldilaAfriansyah
yang berjudul “Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
High Order Thinking Ditinjau Dari Kemampuan Awal Matematis”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan awal
matematis siswa terhadap penyelesaian soal High Order Thinking dalam
segala aspek. Siswa dikategorikan mampu menyelesaikan soal High Order
Thinking. Faktor- faktor yang menyebabkan siswa keliru dalam
menyelesaikan soal diantaranya adalah siswa kurang teliti, kemampuan awal
matematis siswa rendah, proses yang dilalui selama pembelajaran tidak
maksimal, dan kurangnya pemahaman siswa terhadap soal. Persamaan
Pembelajaran Matematika abad ke-21
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Pengerjaan soal-soal tipe HOTs
Hasil Belajar Kualitas Respon
Berdasarkan Taksonomi SOLO
Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika
Tipe HOTs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak pada ingin
mengetahui kemampuan siswa menyelesaikan soal High Order Thinking.
Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan sebelumnya ditinnjau dari
kemampuan awal matematis, sedangkan peneliti sendiri ingin meninjau dari
hasil belajar dan kualitas respon siswa berdasarkan taksonomi SOLO.
2. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Veni Setyarini yang berjudul
“Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada
Pokok Bahasan Persamaan Linear Dua Variabel di Kalangan Siswa Kelas
VIII C SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dalam
menyelesaikan soal berdasarkan taksonomi SOLO, dilihat dari uraian
jawaban seluruh siswa menunjukkan bahwa secara keseluruhan baik
berdasarkan uraian siswa maupun hasil wawancara, tingkat pemahaman
siswa kelas VIII C cenderung pada tingkat multistructural. Tingkatan ini
memiliki arti bahwa siswa sudah memahami dan dapat merencanakan
penyelesaian soal tetapi belum mampu menyelesaikannya dengan baik..
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti terletak pada ingin
melihat kemampuan siswa menyelesaikan soal ditinjau dari kualitas respon
siswa. Perbedaannya terletak pada instrumen soal yang digunakan peneliti
sebelumnya hanya berdasarkan kurikulum, sedangkan peneliti ingin
menggunakan soal-soal matematika tipe HOTs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan penelitian
deskriptif. Menurut Nazir (2009), metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini adalah bertujuan
untuk mengetahui gambaran tentang hasil belajar dan kualitas respon siswa
kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 dalam
menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada materi pokok Pola Bilangan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu yang akan dilaksanakannya penelitian antara lain:
1. Tempat pelaksanaan
Penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri
5 Yogyakarta.
2. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan penelilitian dimulai dari bulan Agustus sampai bulan
Ooktober 2018.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah sebagian siswa kelas VIII E SMP N 5
Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Subjek ini dipilih berdasarkan kriteria
kelompok hasil tes tertulis dan kualitas respon berdasarkan taksonomi SOLO.
Sedangakan objek penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal
matematika tipe HOTs pada pokok bahasan Pola Bilangan di kalangan siswa
kelas VIII E SMP N 5 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 yang ditinjau dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
hasil belajar dan kualitas respon dalam menghadapi soal-soal matematika tipe
HOTs.
D. Bentuk Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data ini merupakan data
tertulis dari hasil pekerjaan peserta didik dan hasil wawancara dengan peserta
didik yang menjadi subjek penelitian.
Hasil tes tertulis yang merupakan skor sebagai data Kuantitatif, yaitu
data akan disajikan dalam tabel. Sedangkan data langkah pengerjaan tes tertulis
serta hasil wawancara merupakan data Kualitatif. Data ini digunakan untuk
melihat kualitas respon siswa dalam menghadapi soal-soal HOTs yang akan
disajikan dalam deskripsi dan transkrip.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes
yang berupa tes tertulis dan metode non tes yang berupa wawancara.
1. Tes tertulis
Berdasarkan bentuknya, tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes subjektif dengan materi soal matematika pokok bahasan Pola
Bilangan. Tes subjektif merupakan tes yang berbentuk soal uraian (essay).
Melalui tes ini, siswa dituntut untuk menyusun jawaban secara terurai dan
menjelaskan atau mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan
secara lengkap dan jelas. Uraian hasil pekerjaan siswa digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan melihat kualitas respon siswa dalam
menghadapi soal-soal HOTs.
2. Metode wawancara
Wawancara merupakan metode yang berupa serangkaian
pertanyaan yang dipakai sebagai acuan untuk mendapatkan data/informasi
tertentu tentang keadaan responden dengan cara tanya-jawab. Metode ini
digunakan untuk memperoleh keterangan yang terperinci dan mendalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mengenai pandangan siswa akan langkah atau cara penyelesaian soal pada
tes tertulis yang mereka lakukan. Hal ini dilakukan untuk mengukur atau
mengetahui kualitas respon siswa dalam menyelesaikan soal matematika.
Wawancara dilakukan terhadap beberapa siswa yang dipilih dengan
memperhatikan kelompok berdasarkan ketuntasan KKM, golongan rendah-
sedang-tinggi, dan tingkat pemahaman berdasarkan uraian jawaban siswa.
Wawancara tersebut menggunakan media perekam suara dan pedoman
wawancara yang telah dibuat.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini,
instrumen yang digunakan antara lain:
1. Lembar tes tertulis
Lembar tes tertulis akan diberikan kepada siswa sesuai dengan
pokok bahasan yang diujikan. Tes ini berupa tes subjektif, yaitu tes yang
berbentuk soal uraian (essay). Sedangkan kisi- kisi soal tes tertulis disusun
sesuai dengan level HOTs dan Kurikulum 2013 yang berkaitan dengan
pokok bahasan Pola Bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Tertulis
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal No Tingkat
Menerapkan pola dan
generalisasi untuk membuat
prediksi
a. Siswa dapat menentukan
suku ke-n dari suatu barisan
bilangan.
b. Siswa dapat menentukan
nilai n bila diketahui Sn dari
sutu deret bilangan.
c. Siswa dapat
menyelidiki/mengurai
informasi untuk mengambil
kesimpulan serta menemukan
alasan yang mendukungnya.
1 C4, C5
Menerapkan pola dan
generalisasi untuk membuat
prediksi
a. Siswa dapat menentukan
nilai Sn dari suatu deret
bilangan.
b. Siswa dapat
menyelidiki/mengurai
informasi untuk mengambil
kesimpulan serta menemukan
alasan yang mendukungnya.
2 C5
Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pola
bilangan, barisa, deret ;
menggunakan untuk
menyelesaikan masalah nyata
a. Siswa dapat menentukan Sn
dari suatu deret bilangan.
b. Siswa dapat menentukan
suku ke-n bila diketahui Sn
dari suatu deret bilangan.
c. Siswa dapat
menyelidiki/mengurai
informasi untuk mengambil
kesimpulan serta menemukan
alasan yang mendukungnya.
3 C4, C5
Melakukan eksperimen untuk
menggeneralisasi pola
bilangan atau konfigurasi
objek.
a. Siswa dapat membentuk
suatu deret bilangan bila
diketahui Sn.
b. Siswa dapat mengkreasi
ide/gagasan sendiri.
4 C6
Siswa dapat menemukan
keterkaitan antarsuku pola
bilangan atau bentuk-bentuk
pada konfigurasi objek.
Siswa dapatmenentukan jumlah
lingkaran pada pola ke-n suatu
konfigurasi objek.
5 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Lembar pedoman wawancara
Pertanyaan yang disusun dalam pedoman wawancara berisi poin-
poin penting saja berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Wawancara
dilakukan sesudah tes tertulis terhadap siswa yang terpilih. Wawancara
dalam penelitian ini merupakan wawancara semi terstruktur di mana peneliti
diberi kebebasan dalam bertanya dalam memilih alur dan setting wawancara
dengan tujuan untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan
hati siswa serta bagaimana pandangannya tentang langkah penyelesaian soal
yang dilakukan. Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan bertujuan
untuk mengkonfirmasi jawaban dan bagaimana siswa menjawab soal tertulis
yang diujikan. Selain itu, melalui wawancara ini peneliti juga bermaksud
mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang diujikan, terutama
yang berkaitan dengan soal yang dibuat.
Tabel 3.2 Pedoman wawancara
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Wawancara
Dapat menemukan keterkaitan
antarsuku pada pola bilangan
atau bentuk-bentuk pada
konfigurasi objek.
1) Apa yang diketahui siswa mengenai unsur-unsur pada
pola bilangan atau bentuk-bentuk pada konfigurasi
objek?
2) Bagaimana langkah penyelesaian soal yang serupa
dengan soal no 3a, 4 dan 5?
Menggunakan konsep
penyelesaian pola bilangan,
barisan dan deret untuk
menentukan maupun menguji
penyelesaian yang sesuai.
3) Bagaimana langkah penyelesaian masalah nyata yang
berkaitan dengan pola bilangan, barisan dan deret
pada tes tertulis no 1, 2 dan 3?
4) Bagaimana cara/langkah yang dapat dilakukan dalam
menyelesaikan soal no 4?
5) Apakah ada kesulitan dalam menyelesaikan soal tes
tertulis no 1, 2, 3 dan 4?
Membuat bentuk kalimat/
model matematika dari
masalah nyata yang berkaitan
dengan pola bilangan, barisan
dan deret.
6) Apa permasalahan yang terdapat pada soal dan
langkah-langkah penyelesaiannya?
7) Bagian yang dirasa sulit bagi siswa saat diminta untuk
memodelkan suatu soal cerita ke bentuk kalimat/
model matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Menyelesaikan model
matematika dari masalah yang
berkaitan dengan pola
bilangan, barisan dan deret.
.
8) Adakah kendala dalam menyelesaikan model
matematika yang berkaitan dengan pola bilangan,
barisan dan deret ?
9) Apakah siswa mengecek kembali langkah maupun
jawabannya?
10) Apakah siswa menginterpretasi soal berkaitan dengan
hasil jawabannya?
Agar data yang diperoleh valid dan sesuai dengan penelitian maka
kedua instrumen perlu diuji terlebih dahulu. Instrumen penelitian diuji oleh ahli
yang berkompeten dalam bidangnya.
G. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menelaah seluruh data yang telah
diperoleh selama penelitian agar data tersebut dapat memberikan informasi
yang diperlukan guna menjawab rumusan masalah dan menyelesaikan masalah
dalam penelitian. Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah hasil tes
tertulis siswa, uraian langkah pengerjaan soal tes tertulis dan hasil wawancara.
Metode analisis pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Analisis hasil tes tertulis
Data yang dianalisis pada tahap ini adalah hasil tes tertulis siswa
yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa. Setelah peneliti mendapat
lembar pekerjaan siswa, peneliti akan mengecek kualitas jawaban siswa
dengan mengoreksi jawaban tersebut menggunakan rubrik penskoran yang
telah dibuat. Untuk melihat kemampuan siswa kelas VIII E dalam
menyelesaikan soal, terlebih mengenai sejauh mana siswa dapat
menyelesaikan soal dengan benar, maka untuk masing-masing soal dapat
dicari persentase jawaban siswa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
menjumlahkan skor semua siswa pada masing-masing nomor soal kemudian
dibandingkan dengan skor maksimal masing-masing soal (skor maksimal
dikalikan dengan jumlah siswa).
Selanjutnya adalah melihat ketuntasan dari hasil pekerjaan siswa.
Data nilai siswa yang diperoleh, kemudian diurutkan dari yang terendah
sampai yang tertinggi. Setelah diurutkan akan dikelompokkan siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sudah mencapai KKM ataupun yang belum (nilai KKM = 80). Selain
pengelompokan siswa berdasarkan KKM, siswa juga akan dikelompokkan
berdasarkan kelompok siswa dengan kemampuan rendah, sedang dan tinggi.
Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengelompokan siswa berdasarkan
KKM dan tingkat kemampuan maka dipilih masing-masing satu perwakilan
(siswa) secara acak dari masing-masing kelompok untuk melakukan
wawancara.
2. Analisis uraian langkah pengerjaan soal tes tertulis dan hasil
wawancara
Analisis pada tahap ini merupakan analisis yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas respon siswa dalam menyelesaikan soal. Peneliti akan
menelaah uraian jawaban siswa dengan memperhatikan langkah-langkah
penyelesaiannya. Dalam menganalisis hal tersebut peneliti membandingkan
uraian jawaban siswa dengan membandingkan uraian jawaban siswa dengan
tingkatan menurut taksonomi SOLO. Analisis dilakukan dengan langkah
Kualitatif.
c. Reduksi data
Reduksi data mengarah pada proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstrasikan serta mentransformasikan data
mentah yang ditulis pada catatan lapangan. Pertama, menentukan kualitas
respon jawaban yang diberikan siswa berdasarkan level kemampuan
taksonomi SOLO.
Tabel 3.3 Tingkatan Kemampuan Berdasarkan Taksonomi SOLO
No. Tingkatan Keterangan Jawaban Siswa
1
Pre-
structural
Siswa tidak memberikan jawaban apapun
atau memberikan jawaban tetapi tidak
relevan dengan masalah. Siswa tidak
memahami masalah yang diberikan.
Tidak ada jawaban
Memberikan
jawaban tetapi
tidak relevan
dengan masalah.
2
Uni-
structural
Siswa mencoba menjawab pertanyaan
secara terbatas, dengan cara memilih satu
penggal informasi yang ada.
Memahami soal
dengan
menggunakan
beberapa informasi
namun belum
mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
merencanakan dan
menyelesaikan soal
dengan baik.
3
Multi-
structural
Siswa memiliki kemampuan merespon
masalah dengan beberapa strategi yang
terpisah. Banyak hubungan yang dapat
siswa buat, namun hubungan-hubungan
tersebut belum tepat.
Memahami soal
dan dapat
merencanakan
dengan tepat
namun belum
mampu
menyelesaikan soal
dengan baik dan
benar.
4
Relational
Siswa yang merespon suatu tugas
berdasarkan konsep-konsep yang
terintegrasi, menghubungkan semua
informasi yang relevan.
Memahami soal
dengan benar dan
dapat
merencanakan serta
menyelesaikan soal
dengan
baik.
5
Extended
Abstract
Siswa dapat memberikan beberapa
kemungkinan konklusi. Prinsip abstrak
digunakan untuk menginterpretasikan fakta-
fakta konkret dan respon yang tepat yang
terpisah dengan konteks.
Memahami soal
dengan benar,
dapat
merencanakan, dan
menyelesaikan soal
dengan baik serta
siswa mampu
menghubungkan
data dan proses
yang lain sehingga
mampu
memperoleh
generalisasi yang
baru.
Kedua, hasil pekerjaan dari subjek penelitian merupakan data
mentah kemudian ditransformasikan pada catatan sebagai bahan untuk
wawancara. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat perekam
suara. Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang
lebih baik, kemudian ditransformasikan ke dalam sebuah catatan.
Selanjutnya, poin-poin penting hasil wawancara yang sudah dibuat
digunakan sebagai data yang akan diverifikasi untuk disimpulkan
mengenai kualitas respon yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengolah hasil wawancara menjadi data
yang siap untuk digunakan.
Analisis hasil wawancara dilakukan dengan mencermati hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
wawancara setelah wawancara dilakukan. Wawancara telah diarahkan
untuk mengkonfirmasi penyelesaian soal tes tertulis dan pemahaman
siswa dalam menyelesaikan soal tersebut. Langkah selanjutnya adalah
peneliti akan mengkombinasi cuplikan wawancara dengan uraian
jawaban siswa dan kemudian menganalisis secara utuh dengan kembali
membandingkan dengan kualitas respon menurut taksonomi SOLO.
d. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan menunjukkan dan
menampilkan kumpulan data atau informasi yang sudah tersususn dan
terkategori, sehingga memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau
tindakan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan sebagai berikut.
1) Menyajikan hasil pekerjaan siswa, dimana hasil pekerjaan tersebut
dijadikan bahan untuk wawancara.
2) Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada alat perekam
suara, dimana penyajian hasil wawancara disusun dalam sebuah
dialog.
e. Triangulasi
Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah teknik yang
digunakan dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda. Triangulasi sumber ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Dalampenelitian ini proses triangulasi sumber dilakukandengan cara
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.
Dokumen yang berkaitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah,
hasil analisis kualitas respon siswa yang dilakukan setiap subjek
penelitian.
f. Verifikasi
Verifikasi atau penarikan kesimpulan pada penelitian ini
dilakukan dengan cara membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil
wawancara. Dari kegiatan ini dapat ditarik suatu kesimpulan level tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
siswa dalam merespon atau memberikan suatu jawaban berdasarkan
taksonomi SOLO, dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa, sehingga
permasalahan dan tujuan dari penelitian ini dapat dijawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini meliputi tahap persiapan dan tahap
pengambilan data yang dimulai dari bulan Juli 2018. Tahap persiapan yang
dilakukan antara lain pengurusan surat ijin, observasi lingkungan sekolah, dan
diskusi dengan guru mata pelajaran matematika. Tahap pengambilan data
berupa tes tertulis terhadap siswa kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta dan
kemudian dilanjutkan dengan wawancara dengan siswa.
Subjek penelitan ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 5
Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Siswa dalam kelas tersebut sebanyak 32
siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Sedangkan
subjek yang diwawancarai merupakan siswa yang terdiri dari siswa yang
mendapat hasil tes tertulis rendah, sedang, dan tinggi, yang dipilih secara acak.
Pokok bahasan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pola Bilangan yang
diajarkan kepada siswa sekitar pertengahan Juli. Berikut penjabaran proses
persiapan sampai pelaksanaan penelitian.
1. Persiapan penelitian
Penelitian dimulai dari bulan Juli 2017 dengan menyerahkan surat
ijin kepada Kepala SMP Negeri 5 Yogyakarta. Kemudian pihak sekolah
mengkonfirmasi surat tersebut sehingga peneliti diarahkan untuk menemui
guru matematika, selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIII B-G.
Berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian, peneliti diskusikan dengan
guru tersebut, seperti mengenai pokok bahasan Pola Bilangan, keadaan
siswa kelas VIII B-G dan hal lainnya yang dapat mendukung terlaksananya
penelitian ini. Didapat kelas VIII E sebagai subjek peniltian dengan dasar
variasi kemampuan siswa dilihat dari hasil Penilaian Akhir Semester T. A.
2017/2018 dan sebagai kelas yang pernah peneliti ampu saat melaksanakan
PPL di SMP N 5 Yogyakarta.
Peneliti telah menyusun instrumen baik tes tertulis maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
wawancara sebelum melakukan penelitian. Instrumen-instrumen tersebut
beberapa kali mengalami perubahan setelah dikonsultasikan dosen
pembimbing maupun dengan guru mata pelajaran. Pada tanggal 25 Juli 2018
peneliti melaksanakan diskusi bersama guru terkait pelaksanaan penelitian.
Dari hasil diskusi, disepakati pelaksanaan penelitian dilakukan di bulan
Agustus 2018. Setelah perijinan dan validasi instrumen oleh pakar pada
tanggal 23 Agustus 2018, didapat tes tertulis dapat dilaksanakan pada
tanggal 29 Agustus 2018.
2. Tahap pengambilan data
Pengambilan data dilakukan melalui tes tertulis dan wawancara.
Peneliti bermaksud mengambil sampel penelitian sebanyak 32 siswa dari
kelas VIII E, akan tetapi pada pelaksanaannya hanya diikuti oleh 29 siswa,
karena dua siswa sedang mengikuti lomba dan satu siswa lain sedang sakit.
Tes tertulis dilaksanakan di ruang kelas VIII E, pada saat jam
pelajaran matematika, yaitu jam ketujuh dan kesembilan. Tes tertulis
dilaksanakan pada Rabu, 29 Agustus 2018 yang diikuti oleh 29 siswa kelas
VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta pada pukul 12:30-14:30. Sesuai dengan
rencana peneliti, siswa diberikan waktu untuk menyelesaikan soal selama
100 menit. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pelaksanaan tes,
waktu yang diberikan kepada siswa untuk menyelesaikan soal sudah cukup
dan sesuai. Hal tersebut dilihat dari siswa yang tidak mengeluhkan masalah
waktu pada saat pengumpulan lembar jawaban. Walau di menit-menit akhir
terlihat beberapa anak tergesa-gesa dalam pengerjaannya, tapi hal itu
menurut pengamatan peneliti dikarenakan siswa tersebut kurang bisa
memanfaatkan waktu dengan baik. Selain itu bila dari hasil pekerjaan siswa
(lampiran B.6), maka menunjukkan bahwa dari lima soal terdapat siswa
yang tidak mengerjakan sama sekali soal nomor 1b ada satu siswa, nomor
3b ada delapan siswa, dan soal nomor 4 ada lima siswa. Melihat dari hasil
ini maka waktu yang diberikan sudah sesuai dengan soal dengan catatan
siswa harus memanfaatkan waktu dengan baik. Pelaksanaan tes tertulis ini
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tipe HOTs pada pokok bahasan Pola Bilangan. Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dianalisis berdasarkanhasil belajar dan
kualitas respon siswa dalam menyelesaikan soal berdasarkan Taksonomi
SOLO.
Selain menggunakan tes, kualitas respon siswa diambil dengan
wawancara. Wawancara dilakukan setelah peneliti mengetahui hasil dari tes
tertulis yang diberikan kepada siswa serta dilakukannya analisis terhadap
hasil pekerjaan siswa, sehingga wawancara dilakukan pada tanggal 3 dan 10
Oktober 2018. Wawancara ini dilakukan untuk mengkonfirmasi tentang
jawaban siswa dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTs. Dengan
wawancara ini, peneliti dapat mengetahui kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika berdasarkan kualitas respon siswa. Peneliti
juga meminta siswa untuk mengerjakan soal setipe apabila dijumpai
jawaban siswa kurang meyakinkan saat menyelesaikan soal matematika
maupun saat wawancara. Hal tersebut dimaksudkan untuk membantu
peneliti dalam menganalisis apakah siswa tersebut dapat menyelesaikan soal
dengan baik atau tidak.
Subjek yang akan diwawancarai merupakan perwakilan dari setiap
kelompok atau golongan yang terbentuk dari pengelompokan hasil tes
(lampiran B.6). Dengan kata lain, sebelum penentuan subjek wawancara
peneliti mengelompokkan subjek dengan memperhatikan hasil tes
tertulisnya kemudian subjek memilih salah satu perwakilan dari tiap
kelompok tersebut.
B. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis
Setelah melakukan penelitian, peneliti telah memperoleh data-data
yang akan dianalisis.
1. Analisis hasil tes tertulis
Data hasil tes tertulis dilihat dari pengerjaan soal matematika siswa
kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Dengan tes
ini peneliti dapat mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
matematika tipe HOTs. Berikut ini merupakan hasil tes tertulis siswa kelas
VIII E.
Tabel 4.1 Daftar Hasil Tes Tertulis Siswa kelas VIII E
No Kode
Siswa
Nomor Soal: Tuntas/
Tidak
Tuntas
1 2 3 4 5
Skor Nilai Skor Maksimal
12 9 12 8 9
1 S1 11,5 6 9 3 5 34,5 69,00 TT
2 S2 11,5 8,5 12 6 7 45 90,00 T
3 S3
4 S4 10 9 12 5 7 43 86,00 T
5 S5 10 9 5 6 7 37 74,00 TT
6 S6 10 8,5 9 6 5 38,5 77,00 TT
7 S7 10 9 5 3 4 31 62,00 TT
8 S8 10 8 5 3 9 35 70,00 TT
9 S9 9 9 7 3 4 32 64,00 TT
10 S10
11 S11 10 9 11 6 9 45 90,00 T
12 S12 10 9 6 5 4 34 68,00 TT
13 S13 10 8 6 3 7 34 68,00 TT
14 S14 11 9 7 4 9 40 80,00 T
15 S15
16 S16 9 8,5 4 4 4 29,5 59,00 TT
17 S17 9 6 6,5 3 4 28,5 57,00 TT
18 S18 10 7 8 4 8 37 74,00 TT
19 S19 11 6 9 6 7 39 78,00 TT
20 S20 10 9 5 3 7 34 68,00 TT
21 S21 10 8 6,5 4 9 37,5 75,00 TT
22 S22 10 9 5 9 33 66,00 TT
23 S23 11 8,5 6 3 4 32,5 65,00 TT
24 S24 5 5 5 - 9 24 48,00 TT
25 S25 10 7 6 4 5 32 64,00 TT
26 S26 10 8 6 3 5 32 64,00 TT
27 S27 9 9 6 3 5 32 64,00 TT
28 S28 9 9 10 6 9 43 86,00 T
29 S29 10 8,5 6,5 3 8,5 36,5 73,00 TT
30 S30 10 9 7 3 8,5 37,5 75,00 TT
31 S31 10 9 12 5 9 45 90,00 T
32 S32 10 8,5 5 3 4 30,5 61,00 TT
Rata-Rata 71,21
Keterangan: T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
Melihat hasil tes tertulis siswa pada Tabel 4.1 maka diperoleh hasil
persentase skor siswa sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 4.2 Persentase Skor Siswa Pada Tiap Soal
Nomor Soal 1 2 3 4 5
Skor Maks 12 9 12 8 9
Jumlah Skor 286 237 207,5 110 192
Jumlah Skor Maks 348 261 348 232 261
Persentase (%) 82,18 90,80 59,63 47,41 73,56
Tabel di atas menunjukkan persentase skor siswa pada tiap soal.
Skor maksimum soal nomor 1 adalah 12, sehingga apabila 29 siswa peserta
tes mendapat skor masing-masing 12 maka skor maksimum dari soal
tersebut adalah 12 di kali 29 atau 348. Akan tetapi pada kenyataannya,
jumlah skor maksimum yang diperoleh 29 siswa adalah 286, sehingga
persentase skor jawaban siswa pada soal nomor 1 dari hasil tersebut adalah
82,18%. Hal tersebut menunjukkan bahwa skor jawaban 29 siswa kelas VIII
E dalam menyelesaikan soal nomor 1 baru mencapai 82,18%. Begitupula
untuk soal-soal yang lain, sehingga diperoleh persentase skor jawaban siswa
pada soal nomor 2 sebesar 90,8%, soal nomor 3 sebesar 59,63%, soal nomor
4 sebesar 47,41%, dan soal nomor 5 sebesar 73,56%.
Berdasarkan hasil pada tabel 4.1 juga diperoleh persentase
ketuntasan hasil belajar berdasarkan KKM untuk masing-masing tingkat
kemampuan siswa yang dikelompokkan menjadi 3 (rendah, sedang, tinggi).
Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan KKM
Tingkat
Kemampuan
KKM Persentase
Tuntas Tidak
Tuntas
Tuntas Tidak
Tuntas
Rendah - 4 - 13,79%
Sedang - 17 - 58,62%
Tinggi 8 - 27,59% -
Jumlah 8 21 27,59% 72,41%
Tuntas
72%
Tidak
Tuntas
28%
Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan
(KKM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Analisis uraian pengerjaan soal tes tertulis
Langkah awal analisis uraian pengerjaan siswa adalah dengan mencermati setiap jawaban siswa. Kemudian untuk
masing-masing soal, peneliti mengelompokkan jawaban-jawaban siswa yang memiliki penyelesaian hampir sama/serupa.
Berdasarkan pengelompokan tersebut dibuat rangkuman yang berisikan pola jawaban dalam menyelesaikan soal, sehingga
diperoleh topik-topik data dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Topik Data Kemampuan dari Hasil Tes Tertulis
No
Soal Topik Data Kemampuan
Kode Siswa
yang
mewakili
Lembar Jawaban Siswa
1a
a.Tidak ada jawaban: -
b.Ada jawaban:
Memberikan jawaban tetapi tidak relevan dengan
masalah. -
Memahami soal dengan menggunakan beberapa
informasi namun belum mampu merencanakan dan
menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa belum tepat dalam menggunakan informasi pada
soal. Siswa salah dalam memberi nilai suku pertama
(U1/a) . Mengakibatkan dalam perencanaan dan
S16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
penyelesaian menjadi tidak tepat.
Memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat
namun belum mampu menyelesaikan soal dengan baik
dan benar.
Siswa sudah tepat dalam penggunaan rumus. Namun,
siswa belum tepat dalam menentukan nilai n dari
informasi yang diberikan pada soal. Mengakibatkan
hasil akhir tidak tepat.
S4
Memahami soal dengan benar dan dapat merencanakan
serta menyelesaikan soal dengan baik.
Walaupun siswa terkesan langsung dalam pengerjaan,
siswa telah tepat dalam penggunaan rumus dan
informasi yang terdapat pada soal.
S1
1b a.Tidak ada jawaban S24
b.Ada jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Memberikan jawaban tetapi tidak relevan dengan
masalah. -
Memahami soal dengan menggunakan beberapa
informasi namun belum mampu merencanakan dan
menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa belum tepat dalam menggunakan informasi pada
soal. Siswa salah dalam memberi nilai suku pertama
(U1/a) . Mengakibatkan dalam perencanaan dan
penyelesaian menjadi tidak tepat.
S16
Memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat
namun belum mampu menyelesaikan soal dengan baik
dan benar.
Siswa sudah tepat dalam penggunaan rumus. Namun,
siswa belum tepat dalam menentukan nilai n dari
informasi yang diberikan pada soal. Mengakibatkan
hasil akhir tidak tepat.
S9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Memahami soal dengan benar dan dapat merencanakan
serta menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa tepat dalam penggunaan rumus dan informasi
yang terdapat pada soal. Kesimpulan yang didapat juga
tepat.
S11
2
a.Tidak ada jawaban: -
b.Ada jawaban:
Memberikan jawaban tetapi tidak relevan dengan
masalah. -
Memahami soal dengan menggunakan beberapa
informasi namun belum mampu merencanakan dan
menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa belum tepat dalam menyelesaikan salah satu
pilihan jawaban. Siswa hanya menggunakan informasi
pada soal untuk mencari salah satu suku.
S1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat
namun belum mampu menyelesaikan soal dengan baik
dan benar.
Siswa salah dalam menuliskan jawaban akhir.
S6
Memahami soal dengan benar dan dapat merencanakan
serta menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa sudah tepat dalam menggunakan rumus dan
mampu menuliskan kesimpulan dengan tepat.
S27
3a
a.Tidak ada jawaban: -
b.Ada jawaban:
Memberikan jawaban tetapi tidak relevan dengan
masalah. -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Memahami soal dengan menggunakan beberapa
informasi namun belum mampu merencanakan dan
menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa belum tepat dalam menggunakan rumus.
S16
Memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat
namun belum mampu menyelesaikan soal dengan baik
dan benar.
Siswa sudah tepat dalam menggunakan rumus. Namun,
dalam penyelesaian siswa menghitung sampai baris ke-
tujuh.
S27
Memahami soal dengan benar dan dapat merencanakan
serta menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa sudah tepat dalam menggunakan rumus dan
S28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mampu menuliskan kesimpulan dengan tepat.
3b
a.Tidak ada jawaban: S5
b.Ada jawaban:
Memberikan jawaban tetapi tidak relevan dengan
masalah. -
Memahami soal dengan menggunakan beberapa
informasi namun belum mampu merencanakan dan
menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa belum tepat dalam menggunakan rumus untuk
menyelesaikan soal.
S8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat
namun belum mampu menyelesaikan soal dengan baik
dan benar.
Siswa belum tepat dalam menggunakan hasil
perhitungan untuk menentukan
kesimpulan/penyelesaian.
S19
Memahami soal dengan benar dan dapat merencanakan
serta menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa sudah tepat dalam menggunakan rumus dan
mampu menuliskan kesimpulan dengan tepat.
S31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4
a.Tidak ada jawaban: S24
b.Ada jawaban:
Memberikan jawaban tetapi tidak relevan dengan
masalah. -
Memahami soal dengan menggunakan beberapa
informasi namun belum mampu merencanakan dan
menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa memahami ada 10 cangkir yang harus diisi.
Namun, siswa belum mampu menentukan cara untuk
mengisi cangkir dengan tepat.
S9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat
namun belum mampu menyelesaikan soal dengan baik
dan benar.
Siswa belum tepat dalam melakukan perhitungan.
Mengakibatkan hasil akhir salah.
S21
Memahami soal dengan benar dan dapat merencanakan
serta menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa sudah tepat dalam menggunakan rumus dan
mampu menuliskan kesimpulan dengan tepat.
S11
5
a.Tidak ada jawaban: -
b.Ada jawaban:
Memberikan jawaban tetapi tidak relevan dengan -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
masalah.
Memahami soal dengan menggunakan beberapa
informasi namun belum mampu merencanakan dan
menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa belum tepat dalam memilih rumus.
S23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat
namun belum mampu menyelesaikan soal dengan baik
dan benar.
Siswa sudah memakai rumus yang tepat. Namun dalam
penyelesaian ada kesalahan, mengakibatkan hasil akhir
salah.
S17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Memahami soal dengan benar dan dapat merencanakan
serta menyelesaikan soal dengan baik.
Siswa sudah tepat dalam menggunakan rumus dan
mampu menuliskan kesimpulan dengan tepat.
S28
Berikut merupakan bagan kategorisasi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan topik-topik diatas dengan
membandingkannya dengan tingkatan kemampuan berdasarkan taksonomi SOLO dan level soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Bagan 4.1 Kategorisasi Kemampuan Siswa untuk Soal No.1a
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal No. 1a
Di Bawah Level Soal
Unistructural
Satu siswa memahami soal namun belum
mampu merencanakan dan menyelesaikan
soal
Kode siswa: S16
Multistructural
Dua puluh enam siswa memahami soal, mampu merencanakan, namun
belum penyelesaian soal belum baik dan benar
Kode siswa: S2,S4,S5,S6,S7,S8,S9,S11,S12,S13,S14,S17,S18,S19,S20,S21,S22,S23,S24,S25,S26,S27,S29,S30,S3
1,S32
Sesuai Level Soal
Relational
Dua siswa memahami soal dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan soal
dengan baik dan benar
Kode siswa: S1, S28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Bagan 4.2 Kategorisasi Kemampuan Siswa untuk Soal No.1b
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal No. 1b
Di Bawah Level Soal
Prestructural
Satu siswa tidak memberikan jawaban
Kode siswa: S24
Unistructural
Dua siswa memahami soal namun belum
mampu merencanakan dan menyelesaikan soal
Kode siswa: S16, S17
Multistructural
Tujuhbelas siswa memahami soal,
mampu merencanakan, namun belum
penyelesaian soal belum baik dan benar
Kode siswa: S4,S5,S6,S7,S9,S12,S18,S19,S20,S21,S22,S23,S25,S29,S30,S31,S
32
Sesuai Level Soal
Relational
Sembilan siswa memahami soal dan dapat merencanakan serta menyelesaikan soal dengan baik dan
benar
Kode siswa: S1,S2,S8,S11,S13,S14,
S26,S27,S28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Bagan 4.3 Kategorisasi Kemampuan Siswa untuk Soal No.2
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal No. 2
Di Bawah Level Soal
Unistructural
Sembilan siswa memahami soal namun
belum mampu merencanakan dan menyelesaikan soal
Kode siswa: S1,S8,S17,S18,S19,S21,S
25,S26,S32
Multistructural
Empat siswamemahami
soal, mampu merencanakan, namun belum
penyelesaian soal belum baik dan
benar
Kode siswa: S6,S16,S23,S29
Sesuai Level Soal
Relational
Satu siswa memahami soal, menyelesaikan
dengan baik tanpa menuliskan
langkah penyelesaian
Kode siswa: S24
Limabelas siswa memahami soal dan dapat merencanakan serta
menyelesaikan soal dengan baik dan benar
Kode siswa: S2,S4,S5,S7,S9,S11,S12,S13,S14
,S20,S22, S27,S28,S30,S31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Bagan 4.4 Kategorisasi Kemampuan Siswa untuk Soal No.3a
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal No. 3a
Di Bawah Level Soal
Unistructural
Enam siswa memahami soal namun belum
mampu merencanakan dan menyelesaikan soal
Kode siswa: S5,S7,S8,S16,S19,S24
Multistructural
Enam siswa memahami soal, mampu
merencanakan, namun belum penyelesaian soal
belum baik dan benar
Kode siswa: S17,S20,S22,S23,S27,S32
Sesuai Level Soal
Relational
Tujuh siswa memahami soal, menyelesaikan dengan
baik tanpa menuliskan langkah penyelesaian yang
runtut
Kode siswa: S1,S2,S6,S9,S11,S12,S21
Sepuluh siswa memahami soal dan dapat merencanakan
serta menyelesaikan soal dengan baik dan benar
Kode siswa: S4,S13,S14,S18,S25,S26
,S28,S29,S30,S31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Bagan 4.5 Kategorisasi Kemampuan Siswa untuk Soal No.3b
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal No. 3b
Di Bawah Level Soal
Prestructural
Sepuluh siswa tidak memberikan jawaban
Kode siswa: S5,S7,S13,S16,S17,S21,S22,S25,S27,S32
Unistructural
Sepuluh siswa memahami soal namun belum
mampu merencanakan dan menyelesaikan soal
Kode siswa: S8,S9,S12,S14,S20,S23,S24,S26,S29,S3
0
Multistructural
Dua siswa memahami soal,
mampu merencanakan, namun belum
penyelesaian soal belum baik dan
benar
Kode siswa: S18,S19
Sesuai Level Soal
Relational
Empat siswa memahami soal dan dapat merencanakan serta menyelesaikan soal dengan baik dan
benar
Kode siswa: S2,S4,S11,S31
Tiga siswa paham soal, menyelesaikan dengan baik tanpa
menuliskan langkah yang runtut
Kode siswa: S1,S6,S28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Bagan 4.6 Kategorisasi Kemampuan Siswa untuk Soal No.4
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal No. 4
Di Bawah Level Soal
Prestructural
Sepuluh siswa tidak memberikan jawaban
Kode siswa: S7,S8,S22,S24,S25,S26,S2
7,S29,S30,S32
Unistructural
Satu siswa memahami soal namun belum mampu
merencanakan dan menyelesaikan soal
Kode siswa: S9
Multistructural
Lima siswa memahami soal, mampu
merencanakan, namun belum penyelesaian soal
belum baik dan benar
Kode siswa: S1,S20,S21,S23,S31
Sesuai Level Soal
Relational
Tigabelas siswa memahami soal dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan soal
dengan baik dan benar
Kode siswa: S2,S4,S5,S6,S11,S12,S13,S14,S16,S17,S18,S19,S28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Bagan 4.7 Kategorisasi Kemampuan Siswa untuk Soal No.5
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal No. 5
Di Bawah Level Soal
Unistructural
Enam siswa memahami soal namul belum mampu
merencanakan dan menyelesaikan soal
Kode siswa: S7,S9,S16,S23,S27,S32
Multistructural
Sebelas siswa memahami soal, mampu
merencanakan, namun belum penyelesaian soal
belum baik dan benar
Kode siswa: S1,S2,S4,S5,S6,S12,S17,S
19,S20,S25,S26
Sesuai Level Soal
Relational
Duabelas siswa memahami soal dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan soal dengan
baik dan benar
Kode siswa: S8,S11,S13,S14,S18,S21,S
22,S24,S28,S29,S30,31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari hasil yang diperoleh di atas, peneliti membuat tabel yang menunjukkan rekapitulasi dan persentase kualitas
respon siswa dalam menyelesaikan soal tes tertulis yang diberikan berdasarkan taksonomi SOLO.
Tabel 4.5 Kualitas Respon Siswa dari Hasil Tes Tertulis
Berdasarkan
Kode
Siswa
Level Kemampuan Tiap Butir Soal
Kesimpulan Kelompok KKM C4 C5 C5 C4 C5 C6 C4
No.1 a No.1 b No.2 No.3 a No.3 b No.4 No.5
Tinggi Tuntas
S2 III IV IV IV IV IV III Relational
S11 III IV IV IV IV IV IV Relational
S31 III III IV IV IV III IV Relational
S4 III III IV IV IV IV III Relational
S28 IV IV IV IV IV IV IV Relational
S14 III IV IV IV II IV IV Relational
Sedang Tidak
Tuntas
S19 III III II II III IV III Multistructural
S6 III III III IV IV IV III Multistructural
S21 III III II IV I III IV Multistructural
S30 III III IV IV II I IV Relational
S18 III III II IV III IV IV Relational
S5 III III IV II I IV III Multistructural
S29 III III III IV II I IV Multistructural
S8 III IV II II II I IV Uni-structural
S1 IV IV II IV IV III III Relational
S12 III III IV IV II IV III Relational
S13 III IV IV IV I IV IV Relational
S20 III III IV III II III III Multistructural
S22 III III IV III I I IV Multistructural
S23 III III III III II III II Multistructural
S25 III III II IV I I III Multistructural
S26 III IV II IV II I III Relational
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
S27 III IV IV III I I II Multistructural
S9 III III IV IV II II II Uni-struktural
S7 III III IV II I I II Uni-structural
Rendah
S32 III III II III I I II Multistructural
S16 II II III II I IV II Uni-structural
S17 III II II III I IV III Multistructural
S24 III I IV II II I IV Multistructural
Keterangan: I = pretructural II = unistructuralIII = multistructural IV = relational V = extended abstract
Persentase kualitas respon siswa dalam menyelesaikan tes tertulis yang diberikan berdasarkan taksonomi SOLO secara
keseluruhan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.6 Persentase Kualitas Respon Siswa dari Hasil Tes Tertulis
Kualitas respon Jumlah siswa Siswa (%)
Prestructural - -
Unistructural 4 13,79
Multistructural 13 44,83
Relational 12 41,38
Extended Abstract - -
TOTAL 29 100
Persentase ketercapaian siswa dalam menyelesaikan per nomor soal berdasarkan level soal disajikan dalam tabel
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.7 Persentase Ketercapaian Siswa Dalam Menyelesaikan Per Nomor Soal Berdasarkan Level Soal
Nomor
Soal
Level
Soal HOTs
Level
Soal SOLO
Banyak Siswa Menjawab Persentase Ketercapaian (%)
Di Bawah Level Soal Sesuai Level Soal
1a C4 Multistructural 27 2 6,9
1b C5 Relational 20 9 31,03
2 C5 Relational 13 16 55,17
3a C4 Multistructural 12 17 48,28
3b C5 Relational 22 7 24,14
4 C6 Extended Abstract 16 13 44,83
5 C4 Multistructural 17 12 41,34
Tabel 4.8 Rata-Rata Persentase Ketercapaian Pada Setiap Level Soal HOTs
Rata-Rata Persentase Ketercapaian Pada Setiap Level Soal HOTs (%)
C4 32,18
C5 36,78
C6 44,83
3. Analisis hasil wawancara
Siswa yang diwawancarai merupakan siswa yang dipilih secara acak dengan memperhatikan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) dan kualitas respon pada hasil tes tertulis(lampiran B.6). Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mengklarifikasi dan mengungkap bagaimana siswa menyelesaikan soal yang diberikan. Total siswa yang diwawancarai adalah
6 siswa. Berikut ini adalah hasil analisis hasil wawancara terhadap 6 siswa.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Wawancara terhadap Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
No.
Soal
Kode
Siswa Hasil Tes Analisis Hasil Tes Tertulis Analisis Hasil Wawancara
1
S2
a. Siswa mampu memahami soal
dengan benar dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan
soal dengan baik.
b. Kesalahan terjadi pada penulisan
simbol
a. Siswa dapat mengerjakan dan menjelaskan
jawaban soal dengan baik dan benar.
Keterangan:
Siswa memahami hal yang diketahui dan
yang ditanyakan soal. Siswa menjelaskan
soal diselesaikan dengan rumus barisan
aritmatika. Siswa mampu menentukan unsur-
unsur yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
soal. Siswa mampu menuliskan
kesimpulan/jawaban akhir dengan tepat.
b. Siswa tidak mengalami kesulitan untuk
menyelesaikan soal.
c. Siswa menyadari dirinya kurang teliti dalam
menuliskan jawaban.
Keterangan:
Siswa mengatakan terjadi kesalahan dalam
menuliskan U15 menjadi U54. Begitu pula
uuntuk soal 1b.
S8,
S19,
S30
a. Siswa sudah dapat memahami soal
dengan menggunakan beberapa
informasi, namun belum mampu
merencanakan dan menyelesaikan
soal dengan baik.
b. Siswa masih salah dalam
menentukan nilai n.
a. Siswa dapat menjelaskan secara lengkap apa
yang dimaksud dengan barisan aritmatika.
Keterangan:
Siswa S8 menjelaskan barisan aritmatika
adalah barisan bilangan yang memiliki
selisih antarsuku yang sama besar, yang
dilambangkan dengan b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b. Siswa masih kesulitan menentukan nilai n.
Keterangan:
Setelah diberi contoh sederhana oleh peneliti,
siswa S8 masih salah dalam menentukan
nilai n.
a. Siswa menyadari bahwa jawaban miliknya
ada kekurangan dengan alasan kurang teliti.
Keterangan:
Siswa S19 menganggap soal mudah sehingga
siswa tidak memeriksa kembali jawabannya.
b. Siswa dalam menyelesaikan dan menjelaskan
jawaban sudah benar.
a. Siswa menyadari bahwa jawaban miliknya
ada kekurangan dengan alasan kurang teliti.
Keteranngan:
Siswa S30 menentukan nilai n dengan
menghitung selisih 54 dan 40. Siswa
menyadari seharusnya hasil tesebut ditambah
dengan 1.
b. Siswa dalam menyelesaikan dan menjelaskan
jawaban sudah benar.
S16,
S32
a. Siswa kurang memahami soal
dengan baik.
b. Siswa belum mampu merencanakan
dan menyelesaikan soal dengan
baik.
c. Siswa masih salah dalam
menentukan nilai a dan n.
d. Jawaban yang diberikan tidak sesuai
dengan maksud soal.
a. Siswa salah menjawab soal, akan tetapi
setelah membaca ulang soal tersebut, siswa
menyadari kesalahannya kurang teliti dalam
membaca soal.
Keterangan:
Siswa S16 salah memahami soal yaitu gaji
tahun lalu sama dengan gaji saat usia 40
tahun.
b. Siswa dapat menjelaskan secara lengkap apa
yang dimaksud dengan barisan aritmatika.
Keterangan:
Siswa S16 menjelaskan barisan arimatika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
adalah pola bilangan yang punya beda sama.
a. Siswa terlihat masih ragu mengenai apa yang
dimaksud dengan barisan aritmatika.
Keterangan:
Siswa S32 menjelaskan barisan arimatika
adalah urutan bilangan yang teratur. Siswa
belum dapat membedakan dengan barisan
geometri.
b. Meski jawaban salah tetapi siswa menyadari
penyebab kesalahannya.
Keterangan:
Siswa S32 memahami bahwa yang diminta
soal adalah gaji tiap bulan bukan gaji tiap
tahun.
2
S30
a. Siswa mampu memahami soal
dengan benar dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan
soal dengan baik.
b. Dalam penyelesaian soal tersebut
siswa dapat menyertakan penjelasan
dan kesimpulan.
Siswa tidak mengalami kesulitan untuk
menyelesaikan soal.
S2,
S16
a. Siswa sudah dapat memahami soal
dan dapat merencanakan dengan
tepat namun belum mampu
menyelesaikan soal dengan baikdan
benar.
b. Kesalahan terlihat pada hasil
perhitungan yang salah pada salah
satu pilihan.
a. Siswa dapat mengerjakan dan menjelaskan
jawaban soal dengan baik dan benar.
Keterangan:
Siswa S2 menjelaskan yang dimaksud soal
dengan “bertambah dua kali lipat setiap
hari” dapat dihitung menggunakan deret
geometri.
b. Siswa menyadari bahwa ada kesalahan
perhitungan pada jawabannya, karena kurang
teliti.
Keterangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Siswa S2 salah menuliskan 525.000 menjadi
515.000.
c. Siswa mengatakan tidak mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal.
a. Siswa menyadari bahwa ada kesalahan
perhitungan pada jawabannya, karena kurang
teliti.
Keterangan:
Siswa S16 menghitung gaji sampai hari ke-8
padahal waktu kerja hanya 1 minggu atau
sama dengan 7 hari saja.
b. Siswa mengatakan tidak mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal.
S8,
S19,
S32
a. Siswa belum memahami soal secara
keseluruhan, terlihat dari siswa
masih keliru dalam rencana
perhitungan pilihan pertama atau
pilihan kedua.
b. Karena pemahaman salah, akhirnya
kesimpulan yang diambil tidak
tepat.
a. Siswa dapat memahami soal secara tepat,
saat kembali membaca soal.
b. Siswa menyadari bahwa ada kesalahan
karena kurang teliti dalam membaca soal.
Keterangan:
Siswa S8 terburu-buru memutuskan soal
pasti diselesaikan dengan deret aritmatika.
Siswa S8 terjebak dengan kata “sama per-
hari”.
Siswa berpendapat soal akan mudah dikerjakan
bila sebelumnya sudah memahami soal dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
a. Siswa masih kesulitan dalam memahami
soal.
b. Agar dapat memahami soal secara tepat, saat
membaca soal siswa melakukannya dengan
pelan-pelan dan diulang.
Keterangan:
Siswa S32 belum memahami penggunaan
barisan dan deret aritmatika dengan tepat.
Siswa S32 memahami gaji yang diperoleh
selama seminggu sama dengan suku ke-7.
3a
S2,
S30
a. Siswa mampu memahami soal
dengan benar dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan
soal dengan baik.
b. Jawaban siswa runtut dan jelas.
c. Siswa mampu mengrjakan dengan
penyelesaian pola barisan tingkat
dua.
a. Siswa dapat menjelaskan secara lengkap apa
yang dimaksud dengan pola barisan
artimatika tingkat dua.
Keterangan:
Siswa S2 menjelaskan barisan artimatika
bertingkat dua ini bedanya bertingkat sampai
beda pada tingkatan akhirnya sama.
b. Dari penjelasan siswa terhadap jawabannya,
terlihat siswa memahami dan menyelesaikan
soal dengan baik.
Dari penjelasan siswa terhadap jawabannya,
terlihat siswa memahami dan menyelesaikan
soal dengan baik.
S8
Siswa terlihat kurang memahami
soal. Dalam soal diminta
menentukan jumlah seluruh tempat
duduk, tetapi jabawan siswa hanya
menghitung jumlah kursi baris
keenam.
a. Siswa kurang telilti dalam memahami soal.
Keterangan:
Siswa S8 hanya menentukan satu baris
tempat duduk saja.
b. Siswa sudah memahami langkah menentukan
jumlah seluruh tempat duduk dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
S16,
S19
a. Siswa sudah dapat memahami soal,
namun belum mampu menggunakan
beberapa informasi, merencanakan
dan menyelesaikan soal dengan
baik.
b. Dalam jawabannya, siswa
menggunakan deret aritmatika.
a. Siswa menyadari dalam menjawab soal
menggunakan langkah yang salah.
Keterangan:
Siswa S16 memahami pola barisan tempat
duduk membentuk barisan aritmatika.
b. Siswa mengatakan soal dengan pola barisan
bertingkat lebih sulit.
a. Siswa kurang telilti dalam melihat pola
barisan pada soal.
b. Siswa memahami cara menentukan jumlah
seluruh tempat duduk drngan benar.
S32
a. Siswa terlihat kurang teliti dalam
membaca soal. Dalam soal terdapat
enam baris tempat duduk, siswa
hanya mengitung sampai baris
kelima.
b. Siswa belum dapat merencanakan
dan mennyelesaikan soal dengan
baik.
a. Siswa menyadari kurang teliti dalam
membaca soal dan langkah yang digunakan
salah.
Keterangan:
Siswa S32 hanya menghitung sampai suku
ke-5. Siswa S32 menganggap soal hanya bisa
diselesaikan dengan deret aritmatika.
b. Siswa memahami cara menentukan jumlah
seluruh tempat duduk.
3b S2
Siswa mampu memahami soal
dengan benar dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan
soal dengan baik.
a. Secara garis besar siswa sudah memahami
maksud dan perintah soal, serta dapat
menyelesaikannya dengan baik.
Keterangan:
Siswa S2 memisalkan harga tiket termurah
dengan simbol n. Siswa memahami
22.500.000 sebagai jumlah seluruh hasil
penjualan tiket.
b. Siswa tidak mengalami kesulitan saat
mengerjakan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
S8,
S19,
S30
Siswa sudah dapat memahami soal
dengan menggunakan beberapa
informasi, namun belum mampu
merencanakan dan menyelesaikan
soal dengan baik.
a. Siswa kurang teliti dalam membaca soal.
Keterangan:
Siswa S19 keliru dalam memahami kalimat
“harga tiket antara dua baris yang
berdekatan” sebagai “harga setiap dua
baris”.
b. Siswa berpendapat soal akan mudah
dikerjakan bila sebelumnya sudah
memahami soal dengan baik.
Keterangan:
Siswa S8 dan S30 belum tahu ide/rencana
penyelesaian yang tepat.
S16,
S32 Siswa tidak memberikan jawaban
Siswa tidak memberikan jawaban.
Keterangan:
Siswa S16 beranggapan bahwa soal yang
panjang berarti soal tersebut susah.
a. Peneliti mencoba mengarahkan dengan
pertanyaan dan penjelasan, siswa masih
terlihat ragu dalam menyelesaikannya
dengan alasan bingung.
b. Siswa baru bisa mengerjakan dengan benar
bila diarahkan dengan penjelasan secara
berulang.
Keterangan:
Siswa kesulitan dalam mengubah kaliamat
soal menjadi model matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4
S2
a. Siswa mampu memahami soal
dengan benar dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan
soal dengan baik.
b. Siswa dalam penyelesaian soal
tersebut telah menyertakan langkah
pengerjaan dan kesimpulan.
c. Siswa memperoleh jawaban dengan
mencoba-coba.
Secara garis besar siswa sudah memahami
maksud dan perintah soal, serta dapat
menyelesaikannya dengan baik.
Keterangan:
Siswa S2 menjelaskan setiap cangkir harus
terisi dan bilangan yang dibilih harus
anggota bilangan bulat positif.
S16,
S19
a. Siswa mampu memahami soal
dengan benar dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan
soal dengan baik.
b. Namun siswa masih kurang dalam
menuliskan langkah penyelesaian.
c. Siswa terkesan langsung menuliskan
kesimpulan.
Siswa mampu menjelaskan dan menjawab
pertanyaan dari peneliti dengan baik.
Siswa mampu menjelaskan jawabannya
denganbaik.
Keterangan:
Siswa S19 mennjelaskan dengancara
membuat gambar (representasi visual).
S8
a. Siswa mampu memahami soal
dengan benar.
b. Akan tetapi dalam penyelesaian soal
tersebut tidak menyertakan
penjelasan dan langsung menuliskan
kesimpulan.
Siswa masih ragu dalam menjelaskan
jawabannya.
Keterangan:
Soal no 4 dirasa S8 sebagai soal yang paling
sulit karena siswa tidak memiliki ide untuk
menyelesaikan soal.
S30,
S32
Siswa mampu memahami soal
dengan benar, namun belum mampu
merencanakan dan menyelesaikan
soal dengan baik.
a. Setelah siswa membaca ulang soal dan
diarahkan, siswa dapat memahami apa yang
menjadi maksud dari soal tersebut.
Keterangan:
Siswa S30 mampu menjawab dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
membuat gambar (representasi visual).
a. Siswa menyadari ia bingung dan kesulitan
dalam merencanakan penyelesaian soal
nomor 4.
b. Siswa hanya berorientasi pada rumus-rumus
dan tidak mencoba cara lain.
Keterangan:
Siswa S32 mengatakan lupa rumus deret
aritmatika.
5
S8,
S30
Siswa mampu memahami soal
dengan benar dan dapat
merencanakan serta menyelesaikan
soal dengan baik.
Siswa tidak mengalami kesulitan saat
mengerjakan soal.
Siswa mampu menjelaskan degan baik
langkah penyelesaian pola barisan tingkat
dua.
S2,
S19
a. Siswa mampu memahami soal
dengan benar dan dapat
merencanakan dengan baik,namun
dalam menyelesaikan soal belum
tepat.
b. Langkah penyelesaian benar tetapi
ada kesalahan dalam perhitungan
a. Siswa kurang teliti dan tidak memeriksa
jawabannya kembali.
Keterangan:
Siswa S2 salah dalam mensubstitusi nilai a
pada perhitungan selanjutnya.
b. Siswa mampu menjawab dengan cara lain,
yaitu dengan deret aritmatika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sehingga jawaban akhir salah. Siswa menyadari kesalah terjadi pada saat
perhitungan, sehingga jawaban akhir yang
diperoleh tidak tepat.
Keterangan:
Siswa S19 tidak memeriksa kembali
jawabannya.
S16,
S32
Siswa mampu memahami soal
dengan benar, namun belum mampu
merencanakan dan menyelesaikan
soal dengan baik.
a. Siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan
soal.
Keterangan:
Siswa S16sudah memahami, namuntidak
ingat langkah penyelesaian pola barisan
bertingkat.
b. Setelah siswa membaca ulang soal, siswa
dapat menyelesaikan soal tersebut.
a. Siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan
soal karena belum memahami langkah
penyelesaian pola barisan bertingkat.
b. Siswa hanya berorientasi pada rumus-rumus.
Keterangan:
Siswa S32 belum memiliki pemahaman yang
mendalam tentang materi pola barisan
bertingkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kualitas respon siswa berdasarkan hasil wawancara adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Kualitas Respon Siswa dari Hasil Wawancara
Berdasarkan Kode
Siswa
Level Respon per Butir Soal
Kesimpulan Kelompok KKM C4 C5 C5 C4 C5 C6 C4
No.1 a No.1 b No.2 No.3 a No.3 b No.4 No.5
Rendah Tidak
Tuntas
S16 III III IV IV II V III Multistructural
S32 III III IV IV II II III Multistructural
Sedang
S8 III III IV IV III II V Multistructural
S30 IV IV IV V III II V Relational
S19 IV IV IV IV IV V V Relational
Tinggi Tuntas S2 IV IV IV V V V V Extended Abstract
Keterangan: I = pratructural II = unistructural III = multistructural IV = relational V = extendedabstract
Peneliti melakukan analisis terhadap kualitas respon siswa dalam menyelesaikan soal matematika siswa dengan
membandingkan kualitas respon yang dimiliki baik dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara. Level yang diambil adalah level
yang paling banyak muncul dari kelima soal yang diberikan. Dari analisis tersebut maka diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 4.11 Kualitas Respon Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Berdasarkan Kode
Siswa
Nilai Kualitas respon berdasarkan
taksonomi SOLO
Kelompok KKM Uraian Jawaban Wawancara
Rendah Tidak
Tuntas
S16 59 Unistructural Multistructural
S32 61 Multistructural Multistructural
Sedang
S8 70 Unistructural Multistructural
S30 75 Relational Relational
S19 78 Multistructural Relational
Tinggi Tuntas S2 90 Relational Extended Abstract
Dari hasil yang diperoleh, peneliti menyajikan juga persentase kualitas respon siswa dalam menyelesaikan soal dalam
tabel berikut ini.
Tabel 4.12 Persentase Kualitas Respon Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Tingkatan
Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
Banyak
Siswa Kode Siswa
Persentase
(%)
Banyak
Siswa Kode Siswa
Persentase
(%)
Pre-
Structural - - - - - -
Uni-
Structural 2 S8,S16 33,33 - - -
Multi-
Structural 2 S19,S32 33,33 3 S8,S16,S32 50
Relational 2 S2,S30 33,33 2 S19,S30 33,33
Extended
Abstract - - - 1 S2 16,67
Total 6 6 100 6 6 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka peneliti dapat menjawab
rumusan masalah yang telah disebutkan dalam BAB I. Kemampuan siswa akan
dilihat dari hasil belajar siswa dan kualitas respon siswa dalam menyelesaikan
soal matematika tipe HOTs yang diberikan. Berikut ini merupakan penjabaran
akan jawaban rumusan masalah yang dimaksud.
1. Pembahasan terhadap hasil belajar siswa
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata dari hasil tes
tertulis yang diperoleh siswa kelas VIII E adalah 71,21. Dari hasil tersebut
sebanyak 8 siswa mendapat nilai di atas KKM (80) atau sebesar 27,59%
dari 29 siswa kelas VIII E. Sisanya sebanyak 21 siswa atau sebesar 72,41%
dari seluruh siswa kelas VIII E belum mencapai nilai KKM. Sedangkan
pengelompokan siswa berdasarkan golongan nilai (rendah, sedang, tinggi)
terlihat bahwa kelompok nilai rendah sebanyak 4 orang (13,79 %),
kelompok nilai sedang 17 orang (58,62 %), dan kelompok nilai tinggi
sebanyak 8 orang (27,59%). Kelompok nilai rendah dan sedang yang
dimaksud juga merupakan kelompok siswa yang tidak tuntas KKM. Untuk
kelompok tinggi, kelompok tersebut terdiri dari kelompok siswa
tuntasKKM.
Menurut Ali Hamzah (2014), apabila tingkat ketuntasan hasil
belajar siswa kurang dari 75% dari jumlah total siswa berarti pelajaran yang
telah diberikan oleh guru belum diserap dengan baik oleh siswa.Dalam
penelitian ini, persentase ketuntasan hasil belajar siswa adalah 27,59%.
Disisi lain, apabila melihat kevalidan soal tes tertulis yang digunakan,
meskipun peneliti tidak melakukan uji coba dan uji kevalidan secara
empirik, tetapi hasil uji empirik terhadap hasil tes tersebut menunjukkan
bahwa tingkat validitas soal nomor 1, 2, dan 5 adalah cukup dan soal nomor
3 dan 4 adalah tinggi(lampiran B.9). Hal tersebut menunjukkan soal sudah
valid sehingga berdasarkan data yang ada dapat disimpulan bahwa memang
siswa belum menyerap dengan baik materi Pola Bilangan.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
menyelesaikan soal yang satu dengan yang lain sangat beragam, terutama
berkaitan dengan tingkatan soal. Untuk soal nomor 1 dan 3 yang memuat
soal dengan tingkat analisis (C4) dan evaluasi (C5), persentase skor untuk
seluruh siswa 82,18% dan 59,63%. Bila dirata-rata maka menjadi 70,91%.
Untuk soal nomor 2, 4 dan 5 yang secara berurutan memuat soal dengan
tingkat analisis (C4), kreasi (C6) dan evaluasi (C5) memiliki persentase skor
untuk seluruh siswa 90,8%, 47,41% dan 73,56%. Persentase tersebut
menunjukkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan setiap tingkat soal.
Dari hasil yang diperoleh, menunjukkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada materi Pola Bilangan masih
rendah untuk tingkat evaluasi (C5) dan kreasi (C6). Hal ini disebabkan
karena memang ketiga aspek ini berkesinambungan dan tingkatan yang
tertinggi adalah kreasi (C6). Untuk menyelesaikan soal tingkatkreasi
(C6)diperlukan juga kemampuan analisis (C4) dan evaluasi (C5).
Pada soal tingkat evaluasi (C5)berkaitan dengankemampuan siswa
membuat penilaian terhadap suatu cara atau metode.Indikator untuk
mengukur kemampuan evaluasi ialah kemampuan mengambil keputusan
atau metode agar sejalan dengan tujuan yang diinginkan. Rendahnya
presentase kemampuan siswa menyelesaikan soal tingkat evaluasi (C5)
dapat menunjukkan bahwa siswa tidak yakin dengan jawaban dan cara yang
digunakan dalam menjawab soal. Siswa belum mampumempertimbangkan
analisis awal pada halyang diketahui dan ditanya pada soal,
sertakegunaanya dalam menjawab soal.
Pada soal tingkat kreasi (C6)berkaitan dengankemampuan siswa
merancang cara pengerjaansoal dan membuat langkah pengerjaan
baru.Indikator untuk mengukur kemampuan kreasi ialah dapat
menyelesaikan soaldengan solusi lebih dari satu, merancangsuatu cara untuk
menyelesaikan masalah,dan membuat sesuatu yang baru. Rendahnya
presentase kemampuan siswa menyelesaikan soal tingkat kreasi (C6) dapat
menunjukkan bahwa siswa belum mampu merancangcara pengerjaan untuk
menjawab soaldengan tepat. Selanjutnya, siswa belum mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
membuatlangkah pengerjaan baru dengan memadukan langkah-langkah
pengerjaan sebelumnyasecara logis dan teoretis untuk penyelesaian soal.
2. Pembahasan terhadap kualitas respon dalam pengerjaan soal
Penelitimerangkum jenis jawaban siswa yang telah dikelompokkan
berdasarkan langkah penyelesaian dan jawaban siswa. Berdasarkan data
tersebut, kemudian peneliti melakukan analisis terhadap uraian jawaban
siswa yang dapat dilihat dalam tabel 4.4 yang kemudian dikategorisasikan
dalam bentuk bagan.Tabel 4.5 menunjukkan kualitas respon siswa kelas
VIII E dalam menyelesaikan soal matematika secara keseluruhan terdiri dari
3 tingkatan. Tingkatan tersebut antara lain unistructural, multistructural,
dan relational, yang dilihat dari uraian jawaban tes tertulis siswa.
Persentase level unistructural sebesar 13,79% atau sebanyak 4
siswa. Siswa dengan kualitas respon ini sudah dapat memahami soal dengan
menggunakan beberapa informasi namun belum mampu merencanakan
danmenyelesaikan soal dengan baik. Persentase level multistructural
sebesar 44,83% atau sebanyak 13 siswa. Siswa dengan respon tingkat ini,
mereka memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat namun belum
mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Persentase level
relational sebesar 41,38 % atau sebanyak 12 siswa. Siswa dengan kualitas
respon ini memahami soal dengan benar dan dapat merencanakan serta
menyelesaikan soal dengan baik. Dari hasil yang diperoleh, secara
keseluruhan menunjukkan bahwa respon yang dimiliki siswa kelas VIII E
cenderung berada pada tingkat multistructural, dimana siswa sudah dapat
memahami soal dan merencanakan dengan tepat tetapi belum mampu
menyelesaikan soal dengan baik dan benar.
Bila dilihat berdasarkan pengelompokan siswa (rendah-sedang-
tinggi) maka untuk tiap-tiap kelompok memiliki kecenderungan kualitas
respon yang berbeda. Kelompok siswa rendah memiliki kecenderungan
kualitas respon pada tingkat multistructural dengan persentase sebesar 75%
atau 3 dari 4 siswa. Kelompok siswa sedang memiliki kecenderungan
tingkat multistructural dengan persentase sebesar 61,54%. Sedangkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kelompok tinggi, kualitas respon siswa memiliki kecenderungan relational
dengan persentase sebesar 75% atau 6 dari 8 siswa.
Tabel 4.10 menunjukkan analisis kualitas respon siswa yang dilihat
dari hasil wawancara terhadap 6 siswa yang merupakan perwakilan dari
setiap kelompok berdasarkan ketuntasan KKM, penggolongan (rendah-
sedang-tinggi), serta perwakilan dari setiap kualitas respon dalam
menyelesaikan soal yang dilihat dari uraian jawaban siswa. Dari analisis
tersebut menunjukkan bahwa kualitas respon pengerjaan soal berdasarkan
hasil wawancara terdiri dari 3 tingkatan, yaitu multistructural, relational,
dan extended abstract. Siswa dengan kualitas respon level multistructural
sebanyak 3 siswa, level relational sebanyak 2 siswa, dan level extended
abstract sebanyak 1 siswa. Dari analisis hasil wawancara siswa
menunjukkan bahwa respon yang dimiliki siswa kelas VIII E cenderung
berada pada tingkat multistructural. Hal tersebut menunjukkan kesamaan
dengan hasil analisis kualitas respon siswa dari uraian jawaban siswa.
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa peneliti membandingkan kualitas
respon siswa berdasarkan uraian jawaban dan hasil wawancara dari 6 siswa
yang mewakili setiap kelompok berdasarkan ketuntasan KKM dan
penggolongan (rendah-sedang-tinggi). Berdasarkan analisis tersebut,
terdapat 2 siswa (S30 dan S32) menunjukkan kualitas respon yang sama dan
4 siswa menunjukkan perbedaan kualitas respon. Perbedaan tersebut
terdapat pada siswa S16 berada pada tingkatan unistructural berdasarkan
uraian jawaban tetapi berada pada tingkatan multistructuralberdasarkan
hasil wawancara. Siswa dengan kode S8 berada pada tingkatan unistructural
berdasarkan uraian jawaban tetapi berada pada tingkatan
multistructuralberdasarkan hasil wawancara. Siswa dengan kode S19 berada
pada tingkatan multistructural berdasarkan uraian jawaban tetapi berada
pada tingkatan relational berdasarkan hasil wawancara. Siswa dengan kode
S2 berada pada tingkatan relational berdasarkan uraian jawaban tetapi
berada pada tingkatan extended abstract berdasarkan hasil wawancara.
Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena adanya faktor-faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
yangmempengaruhi. Pertama, wawancara dilakukan selang beberapa hari
dari pelaksanaan tes tertulis. Hal tersebut memungkinkan siswa sudah
belajar kembali mengenai materi Pola Bilangan. Kedua, siswa tidak terbatas
oleh waktu dan siswa lebih santai dalam menjelaskan jawabannya.
Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan hasil wawancara
siswamenunjukkan bahwa siswa pada level multistructural:
a. Lemah dalam keterampilan siswa menggunakan rumus barisan dan deret.
b. Kemampuan siswa yang rendah dalam menafsirkan ataumemasukkan
data kedalam rumus.
c. Kurang telitinya siswa dalam mengerjakan soal.
d. Kurangnya siswa mengerjakan latihan-latihan soal yang serupa.
e. Hanya berorientasi pada rumus tanpa pemahaman yang benar.
Dari hasil analisis jawaban maupun hasil wawancara, subjek S8,
S16, dan S32 memiliki kualitas respon pada level multistructural dimana
siswa sudah dapat memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat
namun belum mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Subjek
S32 mampumengidentifikasi ide utama dengan menyatakan hal yang
diketahui dan ditanya padasoal dengan tepat untuk semua soal. Namun,
siswa tersebut belum mampu memberikan alasan teoretis dalam setiap
langkah pengerjaan hingga jawaban akhir dengan baik. Untuk soal nomor
3b siswa tersebut juga tidak mampumemberikan persamaan, perbedaan,
sertakegunaan hal yang diketahui untuk menjawab soal.Subjek pada level
multistructural dapat membuat beberapahubungan dari beberapa informasi
yang didapat sebelumnya, tetapi kesimpulanyang diperoleh tidak tepat.
Kemudian, siswa pada level relational dimana siswa sudah dapat
memahami soal, dapat merencanakan dan mampu menyelesaikan soal
dengan baik dan benar menunjukkan:
a. Sikap tergesa-gesa siswa dalam mengerjakan soal.
b. Kurangnya siswa mengerjakan latihan-latihan soal yang serupa.
c. Siswa tidak meninjau atau memeriksa kembali jawaban yangdikerjakan.
d. Hanya berorientasi pada rumus tanpa pemahaman yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Dari hasil analisis jawaban maupun hasil wawancara, subjek S19
memiliki perubahan dari kualitas responpadalevel multistructural menjadi
level relational. Rendahnya level subjek pada tahap analisis jawaban
dikarenakan jawaban yang dituliskan tidak lengkap dan siswa memberikan
langkah pengerjaan yang tidak tepat. Dari hasil wawancara didapat
penyebab utamanya adalah siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal,
mengakibatkan siswa tidak salah memahami soal. Untuk subjek S30 baik
dari hasil analisis jawaban dan hasil wawancara memiliki kualitas respon
pada level relational. Dari hasil wawancara didapat subjek tergesa-gesa
dalam mengerjakan soal dan tidak meninjau atau memeriksa kembali
jawaban yangdikerjakan.
Secara umum subjek dengan kualitas respon pada level relational
dapat mencari informasitambahan yang tidak diberikan pada soal dan subjek
dapat membuat beberapahubungan dari beberapa informasi yang didapat
sebelumnya, kemudian mengambil kesimpulanyang tepat. Sedangkan untuk
siswa pada level extended abstract:
a. Siswa mampu memahami maksud soal dan mampu merencanakan
penyelesaiannya, tetapi terjadi kesalahan sehingga hasil akhir yang
diperoleh belum tepat (kurang teliti).
b. Siswa tidak meninjau atau memeriksa kembali jawaban yangdikerjakan.
Dari hasil analisis jawaban dan wawancara diperoleh seorang siswa
dengan kualitas respon level extended abstract yaitu subjek S2. Pada tahap
analisis jawaban subjek S2 berada pada level relational. Perubahan terjadi
ketika tahap wawancara subjek dapat menentukan cara yanglain ketika
diberikan soal serupa. Pada soal nomor 5 subjek S2 dapat menyelesaikan
dengan rumus deret aritmatika. Jawaban ini berbeda dengan jawaban siswa
saat tes tertulis. Kemudian, subjek dapat berpikir secara konseptual dan
dapat menjelaskanketerkaitannya dalam konteks yang lebih umum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas respon dalam
pengerjaan soal siswa yang paling tinggi berada pada tingkat extended
abstract yakni mampu merespon suatu tugas berdasarkan konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
terintegrasi dan menghubungkan semua informasi yang relevan. Sedangkan
tingkat yang terendah adalah multistructural dimana siswa sudah dapat
memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat namun belum
mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Secara keseluruhan,
kualitas respon siswa kelas VIII E dalam menyelesaikan soal matematika
cenderung berada pada tingkat multistructural, dimana siswa sudah dapat
memahami soal dan dapat merencanakan dengan tepat namun belum
mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar.
3. Faktor yang mempengaruhi
Dari hasil yang diperoleh terdapat dua faktor yang paling terlihat
mempengaruhi hasil tersebut, antara lain:
a. Siswa belum terbiasa mengerjakan soal bertipe HOTs.
Dari hasil wawancara didapat pada awalnya siswa beranggapan
soal yang diberikan sulit dan tidak sesuai dengan pengetahuan yang
siswa terima selama pembelajaran. Namun, setelah siswa membaca ulang
soal dan diberi petunjuk melalui pertanyaan yang mengaeahkan siswa
untuk dapat memahami dengan baik, siswa berpendapat soal mudah
dikerjakan bila sudah memahami maksud soal. Kemudian, saat siswa
diberikan soal serupa didapati siswa kurang terampil dalam dalam
menggunakan informasi pada soal untuk mendapat penyelesaian. Dan
masih keliru dalam menggunakan rumus apa yang harus digunakan dan
masih lemah dalam menafsirkan data yang akan dimasukkan ke dalam
rumus.
Hal ini dapat diatasi dengan memberikan latihan secara kontinu
dan dibiasakan memeriksa jawaban dan mendiskusikan kesulitan yang
ditemukan maka siswa akan lebih terampil ketika menemui soal sejenis
dan bahkan menemukan langkah penyelesaian yang lebih efektif.
b. Hanya berorientasi pada rumus tanpa pemahaman yang benar.
Sikap hanya berorientasi pada rumus menunjukkan kemampuan
berpikir siswa masih pada tingkat LOTs. Siswa hanya menghafal rumus
dan masih kurang dalam menginterpretasi soal ke dalam rumus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kemudian ketika menemui soal-soal yang berbeda atau tidak rutin, siswa
tidak dapat merancang penyelesaian dengan baik dan benar.
Salah satu alternatif untuk memperbaiki hal tersebut adalah guru
dapat lebih menekankan pada penguasaan konsep dalam kegiatan
pembelajaran. Salah satunya dengan memilih pembelajaran aktif yang
memungkinkan konsep bertahan lama dalam ingatan siswa, sehingga
alasan lupa rumus dapat diminimalisir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
114
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarakan analisis data, hasil penelitian, dan pembahasan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa,
1. Hasil belajar siswa kelas VIII E dalam menyelesaikan soal matematika
tipe HOTs
Ketuntasan hasil belajar seluruh siswa kelas VIII E adalah 27.59%,
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tipe
HOTs masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena siswa masih
mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan soal tingkat evaluasi dan
kreasi dimana untuk menyelesaikan soal tersebut diperlukan kemampuan
penilaian dan kemampuan siswa merancang cara pengerjaansoal dan
membuat langkah pengerjaan baru.
2. Tingkat kualitas respon siswa dalam menyelesaikan soal matematika
tipeHOTs
Berdasarkan analisis uraian jawaban siswa kelas VIII E dan hasil
wawancara 6 siswa yang dibandingkan dengan taksonomi SOLO, tingkat
kualitas respon siswa kelas VIII E dalam menyelesaikan soal matematika
terdiri dari 3 level, yakni unistructural, multistructual, dan relational.
Secara keseluruhan, kualitas respon siswa kelas VIII E dalam
menyelesaikan soal matematika cenderung berada pada tingkat
multistructural, dimana siswa sudah dapat memahami soal dan dapat
merencanakan dengan tepat namun belum mampu menyelesaikan soal
dengan baik dan benar.
B. Saran
1. Untuk guru mata pelajaran matematika
Guru diharapkan mengetahui kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada pokok bahasan Pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Bilangan sehingga dapat merancang dan melakukan pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan tersebut. Selain itu, untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTs maka
guru hendaknya lebih sering memberikan penambahan tugas atau latihan
soal sejenis.
Guru diharapkan melakukan penanaman konsep materi dengan
baik dan secara runtut, begitu pula dalam hal penanaman konsep mengenai
strategi penyelesaian suatu soal matematika. Guru diharapkan membiasakan
siswa mengerjakan soal matematika secara runtut dari memahami soal,
merencanakan penyelesaian soal, melaksanakan rencana tersebut, dan
melihat kembali kebenaran penyelesaian soal. Agar ketika siswa
menemukan berbagai macam soal matematika, siswa dapat
menyelesaikannya dengan baik dan benar.
2. Untuk siswa
Siswa diharapkan berlatih mengerjakan soal-soal matematika tipe
HOTs, teurutama soal dengan level kreasi (C6) dan berupa soal kontekstual
atau soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksud
agar siswa terbiasa dapat menyelesaikan soal matematika yang beraneka
ragam.Siswa diharapkan membiasakan diri menyelesaikan soal secara runtut
dari memahami soal, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana
tersebut, dan melihat kembali kebenaran penyelesaian soal.
3. Untuk penelitian selanjutnya
Untuk penelitian seperti ini sebaiknya dilakukan observasi
terhadap pembelajaran di kelas. Hal ini dimaksudkan agar peneliti
mengetahui perkembangan belajar siswa. Akan tetapi apabila tidak dapat
dilakukan, sebaiknya dilakukan wawancara terhadap beberapa siswa
mengenai proses pembelajaran yang telah dilalui maupun meminjam catatan
siswa.Untuk penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk merancang model atau strategi pembelajaran yang bertujuan
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika tipe
HOTs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. 2005. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Agasi, G. R. 2014. Profil kemampuan siswa SMP Beferi 6 Yogyakarta Kelas VIII
B Tahun Ajaran 2013/2014 Dalam Menyelesaikan Soal TIMSS.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Ahmad Thonthowi. 1993. Psokologi Pendidikan.Bandung: Angkasa.
Arimbi, Amy. 2017. Pola Bilangan, Barisan dan Deret. Tersedia di
https://www.slideshare.net/Amyarimbi/bahan-ajar-pola-biliangan-barisan-
dan-deret [diakses 11-7-2018]
Asikin, M. 2002. Pengembangan Item dan Interpretasi Respon Mahasiswa dalam
Pembelajaran Geometri Analit Berpandu pada Taksonomi SOLO. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja.
Biggs, J. & Collis, K.F. 1982. Evaluating the quality of learning: The SOLO
taxonomy. New York: Academic Press; Biggs, J.1995. Assesing for
learning: Some dimensions underlying new approaches to educational
assesment. The alberta Journal of Educational Research 41 (1). Tersedia
di http://www.uq.edu.au/teach/assessment/docs/biggs-SOLO.pdf [diakses
17-6- 2012].Dimyati&Mudjiono. 2006. BelajardanPembelajaran. Jakarta:
RinekaCipta.
Contoh Soal Matematika Higher Order Thinking Skill (HOTS) .2016.
Tersedia di http://www.matematrick.com/2016/09/contoh-soal-
matematika-higher-order.htm [diakses 23-7-2018].
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke.
Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Ekawati, R. 2013. Studi Respon Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan
Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO. Tesis. Semarang:
FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Gais, Zakkina & Alfriansyah, E. A. 2017. Analisis kemampuan siswa Dalam
Menyelesaikan Soal High Order Thinking Ditinjau dari Kemampuan Awal
matematis Siswa. Jurnal STKIP Garut.
Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H.2010. Theories of Learning (Teori Belajar).
Jakarta: Kencana.
Kemdikbud. 2014. Matematika Kelas VIII SMP/ MTs: Buku Siswa. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud.
Kemendikbud. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS). Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pendidikan Indonesia Butuh Penguatan High Order Thinking Skills. 2018.
Tersedia dihttp://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/05/hardiknas-
2018-pendidikan-indonesia-butuh-penguatan-high-order-thinking-skills
[diakses 28-6-2018]
Permendiknas No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.
Purcell, E. P. & Dale Vernerg. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitik. Jakarta:
Erlangga.
Putri, L.F. & Manoy, J.T. Identifikasi Kemampuan Matematika Siswa dalam
Memecahkan Masalah Aljabar di Kelas VIII Berdasarkan Taksonomi
SOLO. MATHEdunesa, 2.1. e journal.unesa.ac.id. ISO 690. Tersedia di
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/view/3339 [diakses
11-6-2018]
Sahid. 2010. Kalkulus Lanjut Barisan dan Deret Tak Hingga. Yogyakarta:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri
Yogyakarta.
Setyarini, Veni. 2017. Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
maatematika Pada Pokok Bahasan Persamaan Linier Dua Variabel di
Kalangan Siswa Kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sudjana, Nana . 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. Dan Ibrahim. 2014. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suherman, E , dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Usman Mulbar. 2008. Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah pada
Pembelajaran Matematika.Surabaya: Seminar Nasional Pendidikan
Matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran A.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran A.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran B.1
SOAL TES TERTULIS
Mata Pelajaran/Pokok Bahasan : Pola Bilangan
Waktu Pengerjaan : 100 menit
Kelas : VIII
Petunjuk Pengerjaan Soal:
a. Tulislah nama, nomor absen, dan kelas Anda pada lembar jawaban bagian
atas.
b. Jawablah setiap soal dengan langkah-langkah atau uraian penyelesaian
selengkap dan sejelas mungkin.
c. Kerjakan soal-soal berikut dengan benar dan teliti.
d. Periksa kembali jawaban Anda.
Soal:
1. Pak Hadid adalah seorang manajer di sebuah perusahaan asuransi. Tahun lalu
ia mendapat gaji sebesar Rp15.000.000,- per bulan. Karena prestasinya ia
mendapat kenaikan gaji Rp750.000,- sehingga dalam tahun ini ia mendapat
gaji Rp15.750.000,- per bulan. Tahun depan gajinya naik lagi menjadi
Rp16.500.000,- per bulan. Begitu seterusnya ia mendapatkan kenaikan gaji
sebesar Rp750.000,- setiap tahunnya.
a. Jika tahun ini Pak Hadid berusia 40 tahun berapa besar gaji per bulan yang
akan didapatkan pak Hadid ketika berusia 54 tahun?
b. Apabila batas pensiun di perusahaan asuransi adalah 60 tahun dan
diasumsikan Pak Hadid menjabat sebagai manajer sampai ia pensiun,
apakah Pak Hadid pernah mendapat gaji minimal sebesar Rp32.000.000,-
tiap bulannya? Jika iya pada usia berapa ia mendapatkannya? Berikan
penjelasanmu!
2. Andre dikontrak untuk bekerja pada suatu perusahaan selama 7 hari. Sebelum
bekerja, ia diminta memilih antara diberi gaji sebesar Rp75.000,- per hari
selama seminggu, atau diberikan gaji sebesar Rp10.000,- pada hari pertama
dan bertambah dua kali lipat tiap harinya selama seminggu. Manakah pilihan
terbaik yang harus dipilih Andre? Jelaskan jawabanmu!
3. OSIS suatu sekolah mengadakan pentas seni untuk amal yang terbuka untuk
masyarakat umum. Hasil penjualan tiket acara tersebut akan disumbangkan
untuk korban bencana alam. Panitia memilih tempat berupa gedung
pertunjukan yang tempat duduk penontonnya berbentuk sektor lingkaran terdiri
dari enam baris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Banyaknya kursi penonton pada masing-masing baris membentuk pola barisan
tertentu.
a. Jika pada baris pertama terdapat 25 kursi, baris kedua 35 kursi, baris ketiga
50 kursi, baris keempat 70 kursi, dan seterusnya. Tentukanlah banyaknya
seluruh tempat duduk pada gedung pertunjukan itu. Tuliskanlah langkah
penyelesaiannya.
b. Apabila harga tiket baris pertama adalah tiket yang paling mahal dan selisih
harga tiket antara dua baris yang berdekatan adalah Rp10.000,- dengan
asumsi seluruh kursi penonton terisi penuh, tentukanlah harga tiket yang
paling murah agar panitia memperoleh pemasukan sebesar Rp22.500.000,-
Tuliskanlah langkah penyelesaiannya!
4. Seratus butir kelereng akan diletakkan pada 10 cangkir berbeda. Tiap-tiap
cangkir berisi sejumlah kelereng yang berbeda. Agar jumlah kelereng pada
tiap-tiap cangkir membentuk deret aritmatika berapakah jumlah kelereng
terbanyak yang dapat diletakkan pada salah satu cangkir?
5. Perhatikan pola berikut
Tentukan banyaknya lingkaran pada pola ke-50!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran B.2
PEDOMAN SKOR
No Soal Jawaban Skor
1 Pak Hadid adalah seorang
manajer di sebuah perusahaan
asuransi. Tahun lalu ia mendapat
gaji sebesar Rp15.000.000,- per
bulan. Karena prestasinya tahun
ini ia mendapat kenaikan gaji
Rp750.000,- sehingga dalam
tahun ini ia mendapat gaji
Rp15.750.000,- per bulan. Tahun
depan gajinya naik lagi menjadi
Rp16.500.000,- per bulan. Begitu
seterusnya ia mendapatkan
kenaikan gaji sebesar
Rp750.000,- setiap tahunnya.
c. Jika tahun ini Pak Hadid
berusia 40 tahun berapa
besar gaji per bulan yang
akan didapatkan pak hadid
ketika berusia 54 tahun?
d. Apabila batas pensiun di
perusahaan asuransi adalah
Dik:
Pak Hadid mendapatkan kenaikan
gaji sebesar Rp750.000,- setiap
tahunnya.
Dit:
a. berapa besar gaji per bulan yang
akan didapatkan pak hadid ketika
berusia 54 tahun?
b. apakah Pak Hadid pernah
mendapat gaji sebesar
Rp32.000.000,- tiap bulannya?
Jika iya pada usia berapa ia
mendapatkannya?
Penyelesaian:
Poin(a) 𝑛 = (54 − 40) + 1 = 15 𝑎 = 15.750.000 𝑏 = 750.000
Poin(b) 𝑥 = 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑃𝑎𝑘 𝐻𝑎𝑑𝑖𝑑 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
Poin(a)
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
60 tahun dan diasumsikan
Pak Hadid menjabat sebagai
manajer sampai ia pensiun,
apakah Pak Hadid pernah
mendapat gaji minimal
sebesar Rp32.000.000,- tiap
bulannya? Jika iya pada usia
berapa ia mendapatkannya?
Berikan penjelasanmu!
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 𝑈15 = 15.750.000+ (15 − 1)750.000 𝑈15 = 15.750.000 + (14)750.000 𝑈15 = 15.750.000 + 10.500.000 𝑈15 = 26.250.000
Poin(b) 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 32.000.000 = 15.750.000+ (𝑛 − 1)750.000 32.000.000 = 15.750.000+ 750.000𝑛− 750.000 32.000.000 = 15.000.000+ 750.000𝑛 750.000𝑛 = 32.000.000− 15.000.000 750.000𝑛 = 17.000.000 𝑛 = 17.000.000750.000 = 22,67
Usia Pak Hadid 22,67 = (𝑥 − 40) + 1 21,67 = (𝑥 − 40) 𝑥 = 40 + 21,67 = 61,67
Poin(a) Jadi, gaji per bulan yang akan
didapatkan pak hadid ketika berusia
54 tahun adalah Rp26.250.000,-
Poin(b) Jadi, Pak Hadid tidak pernah
mendapat gaji minimal sebesar
Rp32.000.000,- tiap bulannya karena
usianya melebihi batas pensiun.
Total Skor:
1
1
1
1
1
1
1
1
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2 Andre dikontrak untuk bekerja
pada suatu perusahaan selama 7
hari. Sebelum bekerja, ia diminta
memilih antara diberi gaji sebesar
Rp75.000,- per hari selama
seminggu, atau diberikan gaji
sebesar Rp10.000,- pada hari
pertama dan bertambah dua kali
lipat tiap harinya selama
seminggu. Manakah pilihan
terbaik yang harus dipilih Andre
agar dia mendapat gaji yang
maksimal? Jelaskan jawabanmu!
Dik: Andre dikontrak bekerja selama
7 hari, ia diminta memilih:
(1) gaji sebesar Rp75.000,- per hari
(2) gaji sebesar Rp10.000,- pada hari
pertama dan bertambah dua kali
lipat tiap harinya
Dit:
Manakah pilihan terbaik yang harus
dipilih Andre agar dia mendapat gaji
yang maksimal?
Penyelesaian: 𝑛 = 7
Pilihan (1) 𝑎 = 75.000
Pilihan (2) 𝑎 = 10.000 𝑟 = 2
Pilihan (1) 𝑆𝑛 = 75.000 × 𝑛 𝑆7 = 75.000 × 7 𝑆7 = 525.000
Pilihan (2) 𝑆𝑛 = 𝑎(𝑟𝑛 − 1)(𝑟 − 1)
𝑆7 = 10.000(27 − 1)(2 − 1)
𝑆7 = 10.000(128 − 1)1 𝑆7 = 10.000(127) 𝑆7 = 1.270.000
Jadi, pilihan terbaik yang harus
dipilih Andre agar dia mendapat gaji
yang maksimal adalah gaji sebesar
Rp10.000,- pada hari pertama dan
bertambah dua kali lipat tiap harinya.
Total Skor:
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3 OSIS suatu sekolah mengadakan
pentas seni untuk amal yang
terbuka untuk masyarakat umum.
Hasil penjualan tiket acara
tersebut akan disumbangkan
untuk korban bencana alam.
Panitia memilih tempat berupa
gedung pertunjukan yang tempat
duduk penontonnya berbentuk
sektor lingkaran terdiri dari enam
baris.
Banyaknya kursi penonton pada
masing-masing baris membentuk
pola barisan tertentu.
a. Jika pada baris pertama
terdapat 25 kursi, baris
kedua 35 kursi, baris ketiga
50 kursi, baris keempat 70
kursi, dan seterusnya.
Tentukanlah banyaknya
seluruh tempat duduk pada
gedung pertunjukan itu.
Tuliskanlah langkah
penyelesaiannya.
b. Apabila harga tiket baris
pertama adalah paling
mahal dan selisih harga tiket
antara dua baris yang
berdekatan adalah
Rp10.000,- dengan asumsi
seluruh kursi penonton terisi
penuh, tentukanlah harga
Dik:
Poin (a)
Baris:1_2_3_4_5_6
Kursi:25_35_50_70_95_125
Poin (b)
Harga tiket baris pertama adalah
paling mahal dan selisih harga tiket
antara dua baris yang berdekatan
adalah Rp10.000,-
Dit:
Poin (a)
banyaknya seluruh tempat duduk
pada gedung pertunjukan
Poin (b)
harga tiket yang paling murah agar
panitia memperoleh pemasukan
sebesar Rp22.500.000,-
Penyelesaian:
Poin (a)
Baris:1_2_3_4_5_6
Kursi:25_35_50_70_95_125
Selisih:10_15_20_25_30
Poin (b) 𝑇𝑖𝑘𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑢𝑟𝑎ℎ = 𝑥 (𝑟𝑖𝑏𝑢𝑎𝑛)
Poin (a) 𝐾𝑎𝑝. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙= 25 + 35 + 50 + 70 + 95 + 125= 400 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
Poin (b) 125𝑥 + 95(𝑥 + 10) + 70(𝑥 + 20)+ 50(𝑥 + 30)+ 35(𝑥 + 40)+ 25(𝑥 + 50)= 22.500 400𝑥 + 950 + 1.400 + 1.500 + 1.400+ 1.250 = 22.500 400𝑥 + 6.500 = 22.500
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
tiket yang paling murah agar
panitia memperoleh
pemasukan sebesar
Rp22.500.000,-
Tuliskanlah langkah
penyelesaiannya.
400𝑥 = 16.000 𝑥 = 40
Poin (a) Jadi, kapasitas total tempat
duduk adalah 400 kursi
Poin (b) Jadi, harga tiket termurah
adalah Rp40.000,-
Total Skor:
1
1
1
12
4 Seratus butir kelereng akan
diletakkan pada 10 cangkir
berbeda. Tiap-tiap cangkir berisi
sejumlah kelereng yang berbeda.
Agar jumlah kelereng pada tiap-
tiap cangkir membentuk deret
aritmatika berapakah jumlah
kelereng terbanyak yang dapat
diletakkan pada salah satu
cangkir?
Dik:
Seratus butir kelereng akan diletakkan
pada 10 cangkir berbeda.
Dit:
berapakah jumlah kelereng terbanyak
yang dapat diletakkan pada salah satu
cangkir?
Penyelesaian:
Padasoalnomor4,terdapatlebihdarisatu
metodepenyelesaian.Caraprosedural
menggunakanrumusderetaritmatika 𝑆𝑛 = 𝑛2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏),
Sehinggadiperolehpersamaan 100 = 5(2𝑎 + 9𝑏), 𝑎 ∈ 𝑁, 𝑏 ∈ 𝑁. 𝑆𝑛 = 𝑛2 (𝑎 + 𝑈𝑛)
𝑆10 = 102 (𝑎 + 𝑈𝑛) 100 = 5(𝑎 + 𝑈𝑛) 20 = (𝑎 + 𝑈𝑛)
Jadi, untuk membentuk deret
aritmatika jumlah suku pertama dan
suku terakhir menghasilkan nilai 20.
Karena masing-masing cangkir harus
terisi maka nilai a terkecil adalah 1.
Sehingga didapat 20 = (1 + 𝑈𝑛) 𝑈𝑛 = 20 − 1 = 19
Total Skor:
1
1
1
1
1
1
1
1
8
5 Perhatikan pola berikut Padasoalnomor5,terdapatlebihdarisatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tentukan banyaknya lingkaran
pada pola ke-50!
metodepenyelesaian.
Kelihatan:
1 + 2
(Pola 1, ada 2 suku, terakhirnya angka
2)
1 + 2 + 3
(Pola 2, ada 3 suku, terakhirnyaangka
3)
1 + 2 + 3 + 4
(Pola 3, ada 4 suku, terakhirnyaangka
4)
1 + 2 + 3 + 4 + 5
(Pola 4, ada 5 suku, terakhirnyaangka
5) dan seterusnya,
Didapat pola ke-50 dengan mengikuti
pola di atas:
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +.........+ 51
(Pola 50, ada 51 suku, terakhirnya
angka 51)
Pada pola ke-50 ini terbentuk deret
aritmetika, ada 51 suku:
1,2,3,4,5,6,........,51
Jadi datanya:
a = 1
b = 1
n = 51
diperoleh rumus jumlah n suku
pertama deret aritmetika diperoleh: 𝑆𝑛 = 𝑛2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
𝑆51 = 512 (2.1 + (51 − 1)1)
𝑆51 = 512 (52) 𝑆51 = 51.26 = 1326
Jumlah lingkaran pada pola ke 50 ada
1326 lingkaran.
Total Skor:
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran B.3
PEDOMAN WAWANCARA SETELAH PELAKSANAAN TES TERTULIS
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 5 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/1
Materi : Pola Bilangan
A. Tujuan Wawancara
1. Mengkonfirmasi jawaban siswa dalam menyelesaikan soal tipe HOTs
2. Mengetahui pemahaman siswa akan materi yang diujikan, terutama yang
berkaitan dengan soal yang dibuat.
B. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan peneliti dalah wawancara tidak
terstruktur. Dengan kata lain proses wawancara yang dilakukan dapat
berkembang dan tidak harus sama dengan pedoman wawancara yang telah
disusun. Pedoman wawancara digunakan sebagai garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Proses wawancara sebagai berikut:
1. Wawancara dikaksanakan secara langsung oleh peneliti dan siswa.
2. Wawancara dilaksanakan setelah ada kesepakatan waktu dan tempat
pelaksanaan wawancara antara peneliti dan siswa.
3. Pertanyaan yang diajukan tidak harus sama, namun memuat pokok
permasalahan yang sama.
C. Pelaksanaan
Siswa megikuti proses pembelajaran bersama guru di kelas terkait
materi Pola Bilangan. Di akhir pertemuan pembelajaran diadakan tes tertulis
untuk mengetehuin kemampuan siswa menyelesaikan soal tipe HOTs terkhusus
pada materi Pola Bilangan. Selesai mengerakan tes tertulis peneliti menentukan
waktu dan tempat yang disepakati bersama sejumlah siswa yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
diwawancarai terkait pengerjaan tes tertulis tersebut. Adapun garis besar
pertanyaan yang disusun peneliti:
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Wawancara
Dapat menemukan
keterkaitan antarsuku
pada pola bilangan atau
bentuk-bentuk pada
konfigurasi objek.
11) Apa yang diketahui siswa mengenai unsur-
unsur pada pola bilangan atau bentuk-bentuk
pada konfigurasi objek?
12) Bagaimana langkah penyelesaian soal yang
serupa dengan soal no 3a, 4 dan 5?
Menggunakan konsep
penyelesaian pola
bilangan, barisan dan
deret untuk menentukan
maupun menguji
penyelesaian yang sesuai.
13) Bagaimana langkah penyelesaian masalah
nyata yang berkaitan dengan pola bilangan,
barisan dan deret pada tes tertulis no 1, 2 dan
3?
14) Bagaimana cara/langkah yang dapat
dilakukan dalam menyelesaikan soal no 4?
15) Apakah ada kesulitan dalam menyelesaikan
soal tes tertulis no 1, 2, 3 dan 4?
Membuat bentuk kalimat/
model matematika dari
masalah nyata yang
berkaitan dengan pola
bilangan, barisan dan
deret.
16) Apa permasalahan yang terdapat pada soal
dan langkah-langkah penyelesaiannya?
17) Bagian yang dirasa sulit bagi siswa saat
diminta untuk memodelkan suatu soal cerita
ke bentuk kalimat/ model matematika?
Menyelesaikan model
matematika dari masalah
yang berkaitan dengan
pola bilangan, barisan
dan deret.
.
18) Adakah kendala dalam menyelesaikan model
matematika yang berkaitan dengan pola
bilangan, barisan dan deret ?
19) Apakah siswa mengecek kembali langkah
maupun jawabannya?
20) Apakah siswa menginterpretasi soal
berkaitan dengan hasil jawabannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran B.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran B.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran B.6
Pengelompokan Siswa Berdasarkan KKM dan Kriteria Kelompok
No. Kode
Siswa
Nomor Soal Nilai Tingkat Respon dalam
Menyelesaikan Soal
Keterangan
1 2 3 4 5 Kriteria KKM
1 S24 5 5 5 9 48 Multi-structural
Rebdah
Tidak
Tuntas
2 S17 9 6 6,5 3 4 57 Multi-structural
3 S16 9 8,5 4 4 4 59 Multi-structural
4 S32 10 8,5 5 3 4 61 Multi-structural
5 S7 10 9 5 3 4 62 Multi-structural
Sedang
6 S9 9 9 7 3 4 64 Uni-struktural
7 S37 10 7 6 4 5 64 Multi-structural
8 S26 9 9 6 3 5 64 Multi-structural
9 S25 10 8 6 3 5 64 Multi-structural
10 S23 11 8,5 6 3 4 65 Multi-structural
11 S22 10 9 5 9 66 Multi-structural
12 S20 10 9 5 3 7 68 Multi-structural
13 S13 10 8 6 3 7 68 Relational
14 S12 10 9 6 5 4 68 Relational
15 S1 11,5 6 9 3 5 69 Multi-structural
16 S8 10 8 5 3 9 70 Multi-structural
17 S29 10 8,5 6,5 3 8,5 73 Multi-structural
18 S5 10 7 8 4 8 74 Multi-structural
19 S18 10 9 5 6 7 74 Multi-structural
20 S30 10 9 7 3 8,5 75 Relational
21 S21 10 8 6,5 4 9 75 Multi-structural
22 S6 10 8,5 9 6 5 77 Relational
23 S19 11 6 9 6 7 78 Multi-structural
24 S14 11 9 7 4 9 80 Relational
Tinggi Tuntas 25 S28 9 9 10 6 9 86 Relational
26 S4 10 9 12 5 7 86 Relational
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
27 S31 10 9 12 5 9 90 Relational
28 S11 10 9 11 6 9 90 Relational
29 S2 11,5 8,5 12 6 7 90 Relational
Pengelompokan rendah-sedang-tinggi diperoleh dengan perhitungan:
𝑋 = 𝑁𝑚𝑎𝑥 − 𝑁𝑚𝑖𝑛3 = 90 − 483 = 14
Rendah nilai <𝑋 + 𝑁𝑚𝑖𝑛 nilai<62
Sedang 𝑋 + 𝑁𝑚𝑖𝑛 ≤ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 > 2𝑋 + 𝑁𝑚𝑖𝑛 62 ≤ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 > 78
Tinggi 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 2𝑋 + 𝑁𝑚𝑖𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran B.8
Lembar jaeab S2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lembar jawab S8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran B.8 Transkip Wawancara
Transkip 1 Kode
Siswa
Isi Transkip
S2 P Dari soal nomor satu, dapatkah kamu menebukan informasi yang ada dalam soal?
Sebentar ya, mbak.. Aku ga bisa jelasin pakaikata-kata.
Kalau jawaban kamu nomor satu itu bagaimana?
Ya kayak gitu. (siswa melihat lembar jawabnya)
Menurutmu sama soal ini sudah bisa dikatakan benar atau belum?
Kayaknya belum mbak.
Belum. Kenapa?
Itukan harusnya ditulis U15, yang b juga, tapi aku nulisnya gitu. (menunjuk jawabannya)
Lalu (menunjuk jawaban siswa) kenapa bisa menulis seperti ini?
(senyum-senyum) Iya.Emh.. aku kurang teliti.
Tapi sebenarnya, bisa tidak dari soal nomor satu ini?
Bisa mbak. Dua-duanya pakai barisan aritmatika.
Barisan Aritmatika itu yang baimana? Setahu kamu saja coba.
Emh (siswa menuliskan rumus barisan aritmatika)
Dari rumus yang kamu tulis ini, dapatkah kamu menjelaskannya?
Un itu suku yang ke n, terus a itu suku pertama, n itu sama kayak n di Un, terus b itu bedanya.
Selanjutnya, apakah ada ciri khusus dari barisan aritmatika?
Oh, ini mbak (menunjuk tulisannya) b nya tetap. Bilangan-bilangannya punya beda sama.
(peneliti mengakhiri wawancara mengenai soal no 1)
Lanjut ke soal no 2. Apakah ada kesulitan?
Itu soalnya mudah menurutku.
Tapi ini skor kamu masuh kurang. Mengapa?
Kok yang ini salah mbak? (menunjuk penyelesaian pilihan 1)
Coba dihitung lagi, berapa hasil dari 75.000 x 7?
Bentar, mbak. (siswa menghitung)
Bagaimana?
Oh ya, mbak harusnya 525 (maksud siswa 525.000).
Lagi-lagi kurang teliti ya.
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
S2
P
Aku emang sukanya gitu mbak, kalau pas ngerjain yakin ngga tak teliti lagi jawabanku.
Kalau sudah tahu seperti itu, harusnya diingat-ingat, sayang sekali nilaimu jadi kurang hanya karena kurang teliti. Padahal
kamu bisa.
Iya, mbak.
Terus kalau yang no 3a dan 5, menurutmu bagaimana?
Menurut saya masih mudah. Ini pakai barisan bertingkat.
Apa itu barsisan bertingkat?
Bertingkat itu bedanya bertingkat sampai beda pada tingkat terakhirnya sama.
Terakhir, untuk soal no 3a dan 4. Dua soal ini kalian banyak yang salah. Menurutmu bagaimana?
Kalau yang 3a aku baca sampai berulang-ulang mbak, baru paham maksud soalnya. Nomor 4 aku awalnya coba-coba baru
pakai rumus.
Pada jawaban kamu ada lambang n ini apa? Lalu mengapa kamu pakai cara ini?
Itu harga tiket yang dicari, mbak. Aku misalin pakai n. Terus kan targetnya 22.500.000 jadi itu hasil jualan tiketnya semua
makanya dijumlah.
Untuk soal no 4?
Itukan diminta pakai deret aritmatika jadi bedanya harus sama. itu aku coba-coba. Tapi pokoknya semua gelas berisi trus
hasilnya nda boleh koma-koma.
Mengapa?
Masa kelerengnya dipecah, mbak.
Baik, wawancaranya sudah cukup. Terima kasih waktunya. Selamat beraktivitas lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Transkip 2
Kode Siswa
Isi Transkip
S8 P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
Hallo S8. Bagaimana soal kemarin? Coba lihat jawaban no 1 ini.
Iya, ini aku bingung mbak. Kok bisa salah.
Menurutmu sama soal ini sudah bisa dikatakan benar atau belum?
Kan saya sudah pakai barisan aritmatika.
Barisan aritmatika itu yang bagaimana?
Barisan yang punya selisih antarsuku yang sama besar, ditulis b
Ini kamu masih salah menentukan nilai n nya.
Itukan saya kurangi 54 sama 40, bener dapet 14.
Saya beri contoh ya, misal dari usia 40 kemudian ditanya pada usia 43. Coba ada berapa suku itu? Coba tulis 40 sampai 43.
(siswa menulis) Gini mbak? Ada 4 suku.
Tadi yang ditanyakan usia 43, itu suku ke berapa?
Suku ke 4, mbak.
Kalau pakai cara kamu tadi, bagaimana?
(menuliskan 43-40=3) Dapetnya 3 mbak.
Jadi, kesimpulannya?
Hm.. (siswa diam)
(peneliti mengakhiri wawancara mengenai soal no 1)
Soal nomor 2 bagaimana?
Itu mudah mbak. Menurutku yang susah itu nomer 3, 4, sama 5 juga susah.
Untuk nomor 2 kamu masih ada yang salah.
Kok bisa mbak?
Ini pilihan 1 mengapa kamu pakai cara ini?
Ini aku pakai deret aritmatika soalnya sama per hari.
Coba dibaca lagi soalnya.
(siswa membaca soal) bener kan, mbak?
Coba perhatikan diberi gaji 75.000 per hari. Berarti tiap hari gajinya sama tidak?
Sama, mbak. (peneliti memberi waktu untuk siswa menyimpulkan) Oh iya mbak, harusnya dikali 7.
Mengapa 7?
Karena seminggu ada 7 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
S8
P
Lanjut ke nomor berikutnya. Untuk nomor 3 mengapa menurut kamu sulit?
Kalau yang a mudah mbak.
Coba perhatikan jawaban kamu. Menurutmu sudah benar atau belum?
Hm.. (siswa diam)
Coba perhatikan, yang ditanyakan apa?
Banyak seluruh kursi.
Lalu, mengapa kamu menggunakan cara ini? Ini rumus apa?
Barisan aritmatika.
Mengapa pakai barisan aritmatika? U6 menujukkan apa?
Suku ke-6. Kursi baris ke enam.
Jadi, kamu ini hanya menghitung apa?
Iya, mbak. Harusnya hitung jumlah semua.
Jadi, hasilmu ini adalah?
Banyak kursi di baris ke-6 aja.
Harusnya bagaimana?
Pakai deret aritmatika, mbak.
Mengapa tidak diteliti lagi?
Kemarin aku cepet-cepet mbak, ngerjainnya.
Mengapa teburu-buru?
Aku takut kehabisan waktu. Soalnya lihat soal-soal berikutnya susah semua.
Untuk 3b bagaimana? Apakah kamu memahami maksud soal?
Paham, mbak. Itu aku cuma asal ngitung, mbak. Aku nda tau cara ngitungnya.
Selanjutnya, soal no 4. Kamu tidak menuliskan cara.
Iya, aku nda tau harus nulis apa. Itu aku cuma coba-coba mbak.
Coba tuliskan lagi coret-coretanmu kemarin.
Udah lupa, mbak. Lanjut aja, mbak. Aku mau ngerjain tugas mapel lain?
Ini no 5 kamu sudah benar. Tapi, mengapa kamu bilang sulit?
Soalnya liat angkanya 51 kayak banyak banget. Ternyata bisa pakai barisan bertingkat. Udah kan, mbak? Aku lupa ngerjain
PR, nanti ditumpuk.
Oke, terima kasih sudah bersedia ditanya-tanya. Selamat beraktivitas
kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Transkip 3
Kode Siswa
Isi Transkip
S16 P Mulai dari soal no 1 dulu, ya. Bagaimana menurutmu sulit atau mudah?
S16 Sebenarnya mudah, mbak. Kemarin aku salah baca soal.
P Salah bagaimana?
S16 Itu kan ada kata tahun ini usia 40 tahun. Harusnya yang 15.750.000 tapi aku kemarin pokoknya yang pertama muncul. Jadi pakai 15.000.000.
P Berarti kamu sudah tahu letak kekuranganmu. Apakah kamu memahami soal?
S16 Paham, mbak. Cuman kurang teliti aku.
P Mengapa kamu pakai cara ini?
S16 Soalnya kenaikan gajinya tetap 750.000. Jadi pakai barisan aritmatika.
P Barisan aritmatika itu apa?
S16 Barisan aritmatika itu pola bilangan yang punya beda sama.
P Untuk no 2 bagaimana menurutmu?
S16 No 2 gampang.
P Coba perhatikan lagi jawabanmu ini.
S16 Ini ada yang salah, mbak.
P Menurutmu mengapa itu salah?
S16 Aku ngitungnya kelewat.
P Seminggu ada berapa hari?
S16 Iya, ada 7 hari, mbak? Yah, salah deh..
P Lanjut no 3. Coba perhatikan soal 3a dengan jawaban kamu.
S16 (siswa membaca soal dan hasil jawabannya) Jawabanku salah, mbak.
P Menurutmu mengapa itu salah?
S16 Kemarain aku kira pola tempat duduknya barisan aritmatika.
P Bisakah kamu menuliskan jawaban yang benar?
S16 (siswa menulis jawaban)
P Kemudian, untuk 3b mengapa kamu tidak dikerjakan? S16 Baca soalnya udah susah, mbak. Jadi males ngerjain.
P Ok, lanjut ke no 4. Bagaimana menurutmu?
S16 P
Ini juga soalnya susah, tapi asik kayak main-main gitu. Coba-coba. Kamu mendapat a =1 dan b= 2 darimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
S16 P
S16
Aku coba-coba mbak, yang penting semua gelas terisi trus harus bulat hasilnya. Maksudnya? Kelereng kan utuh mbak, ngga mungkin dibagi-bagi.
P S16
P S16
P S16
P
Terakhir soal no 5. Mengapa kamu menggunakan cara itu? Aku lupa yang barisan bertingkat, mbak. Kalau sekarang sudah ingat? Udah, mbak. Coba tuliskan jawaban yang tepat. (siswa menuliskan jawabannya) Baik, terima kasih wakunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Transkip 4
Kode Siswa
Isi Transkip
S19 P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
Coba lihat soal yang kemarin ini, kira-kira kesulitannya apa?
Apa ya, ini no 3 sama 4.
Dari no 1 dulu, bagaimana?
Emh… kalo yang no 1 itu aku dah ngerti mbak. Eh, ini salah jawabanku.
Oke, jawabanmu salah, coba kenapa salah?
(membaca soal) oh iya mbak, ini kan harusnya 15, tapiaku malah pakai 14.
Berarti sudah tahu ya kesalahannya.
Iya, ngga teliti aku.
Terus yang no 2 bagaimana?
Ini salah ya mbak?
Coba perhatikan, yang ditanyakan apa?
Gajinya paling bersar yang mana.
Lalu, mengapa kamu menggunakan cara ini? Ini rumus apa?
Barisan aritmatika.
Mengapa pakai barisan aritmatika? U7 menujukkan apa?
Suku ke-7.
Jadi, kamu ini hanya menghitung apa?
Iya, mbak. Itu cuma gaji hari ketujuh aja.
Harusnya bagaimana?
Pakai deret aritmatika, mbak.
Mengapa?
Jumlah semua gaji sampai hari ketujuh.
Lanjut no 3 tadi katamu sulit. Dibagian mana?
Bagian b susah, harus mikir ekstra.
Coba perhatikan yang poin a dulu. Menurutmu mengapa salah?
Aku nggak tahu mbak.
Coba dilihat pola tempat duduknya.
Oh ya, ini bukan aritmatika.
Ke soal 3b, mengapa kamu pakai cara ini?
Dijumlah semua sama dengan 22.500.000, terus harga yang dicari aku misalin pakai x.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
S19
P
Mengapa kamu mengurangkan x dengan ini?
Ini si soal kan harga antar dua baris selisih 10.000 jadi setiap dua baris selisihnya 10.000.
Coba ulangi lagi?
Ini lho, mbak kan harga antara dua baris selisihnya 10.000. Jadi, ...
Tunggu, antar dua baris berarti apa? Coba dengan gambar pada soal.
Baris 1, 2 sama baris 3, 4 selisihnya 10.000.
Coba nanti dipahami lagi, ya.
Bener kan, mbak?
Lanjut no 4 ya.. Coba jelaskan jawabanmu ini.
Aku coba-coba mbak.
Coba tuliskan lagi.
(siswa menulis jawaban)
Kalau soal no. 5, coba perhatikan jawabanmu dulu. (siswa membaca jawabannya).
Iya, mbak salah masukin angkanya.
Tapi apakah kamu memahami barisan bertingkat?
Iya, jadi bedanya dicari sampai ketemu yang sama.
Baik, terima kasih wakunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Transkip 5
Kode Siswa
Isi Transkip
S30 P
S30
P
S30
P
S30
P
S30
P
S30
P
S30
P
S30
P
S30
P
S30
P
S30
P
S30
P
S30
P
Coba dari kelima soal ini, bagaimana menurut kamu?
(siswa membaca soal)
Dari no 1 bagaimana?
Mudah, mbak.
Coba perhatikan jawaban kamu.
Ada yang salah, mbak.
Menurutmu bagian mana yang belum tepat?
Aku salah nilai n nya. Kemarin aku hitung selisih 54 dan 40. Seharusnya hasil ditambah 1.
Mengapa ditambah 1?
Soalnya kalau cuma hasil selisih, usia ke 40 jadi ngga kehitung.
Kalau no 2?
No 2 gampang, mbak. Tinggal pilih yang hasilnya terbesar.
Untuk 3b bagaimana? Apakah kamu memahami maksud soal?
Paham, mbak. Tapi ku ngga tau cara ngitungnya pakai apa.
Untuk soal no 4. Di sini kamu tidak menuliskan dengan jelas.
No 4 ini aku udah tau mbak.
Bagaimana? coba tuliskan jawabanmu.
(siswa menuliskan jawaban)
Terakhir untuk no 5. Jawaban kamu sudah benar. Apakah ada kesulitan?
Ngga ada, mbak.
Ok, menurutmu mengapa masih ada jawaban kamu yang salah?
Mungkin saya terlalu tergesa-gesa, mbak. Jadi, aku ngga ngecek lagi jawabanku.
Apa kemarin waktu yang diberikan kurang?
Cukup sebenarnya, mbak. Aku kadang kalau terlalu fokus ke satu soal, lupa waktu.
Baik, terima kasih wakunya. Selamat beraktivitas lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Transkip 6
Kode Siswa
Isi Transkip
S32 P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
Hallo dek. Coba dilihat hasil pekerjaan kemarin sama soalnya ini.
Iya,mbak.
Lihat soal yang nomor satu. Kemarin kesulitan tidak ngerjainnya?
Engga mbak. Soalnya itu tinggal pakai rumus barisan.
Barisan apa?
(siswa diam)
Ada berapa bentuk barisan?
Ada dua mbak.
Coba sebutkan? Sekalian dengan penjelasan sepemahaman kamu aja.
Aritmatika sama (siswa diam sejenak) geometri. Kalau aritmatika itu barisan yang beraturan kalau geometri itu yang
berlipat-lipat.
Bisa kamu memberi contoh?
Kalau aritmatika misal 1, 4, 7. 10 gitu soalnya bedanya sama, 3. Kalau geometri misal 2, 4, 6, 8 soalnya kelipatan 2.
Barisan geometri bagaimana? coba ulangi lagi.
(siswa menulis 2, 4, 6, 8) pertama kan 1 kali 2, 4 itu 2 kali 2, gitu seterusnya mbak.
Lanjut ke no 2. Mengapa kamu tidak menuliskan cara? Coba jelaskan jawabanmu.
Di soal ditanya banyak gaji jadi pakai rumus ini (menuliskan rumus barisan aritmatika), mbak.
Ini rumus apa?
Rumus Un.
Apakah kamu tahu arti Un?
Bilangan ke-n, mbak.
Berarti kalau dihubungkan dengan soal Un adalah?
(siswa diam)
Kalau Sn apakah kamu tahu?
Sn itu apa mbak?
Coba dipelajari lagi, ya. Materi barisan dan deret aritmatika juga geometri.Lanjut ke soal no 3. Dari poin a, ini kamu
menuliskan Sn. Mengapa tadi tidak tahu Sn?
Aku lupa, mbak. Sn itu jumlah semuanya.
Ini rumus apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
P
S32
Rumus Sn
Coba diperhatikan lagi jawaban kamu dengan soal. Perhatikan pola barisan tempat duduknya membentuk barisan apa?
Barisan aritmatika, mbak.
Mengapa ini bedanya sama.
Aku ternyata ngitung sampai baris 5 aja, kurang 1.
Bisa minta tolong tulis jawabanmu lagi dengan tepat?
(siswa menulis jawaban)
Lanjut ke poin b, ya. Kamu tidak mengerjakan, mengapa?
Aku bingung mbak,paham soalnya tapi nda tau langkah selanjutnya apa.
Kamu mau mencoba mengerjakan lagi, tidak?
Boleh, mbak.(siswa menuliskan jawaban). Selisih anatara dua baris itu bagaimana, mbak?
Coba lihat di gambar. Antara dua baris itu yang mana?
1 dengan 2, 3 dengan 4
Kalau 2 dengan 3 bisa, tidak?
Bisa, mbak.
Jadi, kalau ditulis secara matematis bagaimana?
(siswa diam sejenak) ah, nanti aku nyoba sendiri aja, mbak. Lagi nda mood.
Ok, lanjut ke no 4. Apakah kamu memahami maksud soal?
Paham mbak, ini 100 kelereng di bagi ke 10 gelas. Trus harus bentuk deret aritmatika.
Ini kamu hanya menuliskan hal yang diketahui. Tapi, tidak ada penyelesaiannya. Mengapa?
Aku lupa rumus deret aritmatika.
Apakah sekarang sudah ingat?
Belum, mbak. (siswa tertawa)
Dipelajari lagi sungguh-sungguh, ya.
Iya, mbak. Nanti aku baca-baca lagi.
Terakhir ke soal no 5. Kamu sudah memahami maksud soal. Mengapa pakai cara ini?
Itu pakai yang a, b, c itu. Aku sebenernya belum paham yang materi itu.
Oke kalo gitu, makasih ya sudah mau diwawancarai. Belajar lebih giat, ya. Iya mbak, sama-sama. Makasih juga mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran B.9
KODE
SISWA
NOMOR SOAL
Y Y2 1 2 3 4 5
X X2 XY X X2 XY X X2 XY X X2 XY X X2 XY
S1 11,
5 132,25 396,75 6 36 207 9 81 310,5 4 16 138 4 16 138 34,5 1190,25
S2 11,
5 132,25 517,5 8,5 72,25 382,5 12 144 540 7 49 315 6 36 270 45 2025
S4 10 100 430 9 81 387 12 144 516 6 36 258 6 36 258 43 1849
S5 10 100 370 9 81 333 5 25 185 7 49 259 6 36 222 37 1369
S6 10 100 385 8,5 72,25 327,25 9 81 346,5 7 49 269,5 4 16 154 38,5 1482,25
S7 10 100 310 9 81 279 5 25 155 4 16 124 3 9 93 31 961
S8 10 100 350 8 64 280 5 25 175 4 16 140 8 64 280 35 1225
S9 9 81 288 9 81 288 7 49 224 4 16 128 3 9 96 32 1024
S11 10 100 450 9 81 405 11 121 495 7 49 315 8 64 360 45 2025
S12 10 100 340 9 81 306 6 36 204 6 36 204 3 9 102 34 1156
S13 10 100 340 8 64 272 6 36 204 4 16 136 6 36 204 34 1156
S14 11 121 440 9 81 360 7 49 280 5 25 200 8 64 320 40 1600
S16 9 81 265,5 8,5 72,25 250,75 4 16 118 5 25 147,5 3 9 88,5 29,5 870,25
S17 9 81 256,5 6 36 171 6,5 42,25 185,25 4 16 114 3 9 85,5 28,5 812,25
S18 10 100 370 7 49 259 8 64 296 5 25 185 7 49 259 37 1369
S19 11 121 429 6 36 234 9 81 351 7 49 273 6 36 234 39 1521
S20 10 100 340 9 81 306 5 25 170 4 16 136 6 36 204 34 1156
S21 10 100 375 8 64 300 6,5 42,25 243,75 5 25 187,5 8 64 300 37,5 1406,25
S22 10 100 320 9 81 288 5 25 160 0 0 8 64 256 32 1024
S23 11 121 357,5 8,5 72,25 276,25 6 36 195 4 16 130 3 9 97,5 32,5 1056,25
S24 5 25 120 5 25 120 5 25 120 1 1 24 8 64 192 24 576
S25 10 100 320 7 49 224 6 36 192 5 25 160 4 16 128 32 1024
S26 10 100 320 8 64 256 6 36 192 4 16 128 4 16 128 32 1024
S27 9 81 288 9 81 288 6 36 192 4 16 128 4 16 128 32 1024
S28 9 81 387 9 81 387 10 100 430 7 49 301 8 64 344 43 1849
S29 10 100 365 8,5 72,25 310,25 6,5 42,25 237,25 4 16 146 7,5 56,25 273,75 36,5 1332,25
S30 10 100 375 9 81 337,5 7 49 262,5 4 16 150 7,5 56,25 281,25 37,5 1406,25
S31 10 100 450 9 81 405 12 144 540 6 36 270 8 64 360 45 2025
S32 10 100 305 8,5 72,25 259,25 5 25 152,5 4 16 122 3 9 91,5 30,5 930,25
TOTAL 286 2857,5 10260,75 237 1973,5 8498,75 207,5 1640,75 7672,25 138 736 5088,5 163 1032,5 5948 1031,5 37468,25
NO.
SOAL
n(∑XY) (∑X)(∑Y)
[n(∑XY)]-
[(∑X)(∑Y)]
n∑X2 (∑X)2 n∑X2-
(∑ X)2 n∑Y2 (∑Y)2
n∑Y2-
(∑Y)2
[n∑X2-(∑ X)2]-[n∑Y2-
(∑Y)2]
√[n∑X2-
(∑X)2]-
[n∑Y2-
(∑Y)2]
rXY
KETERANGAN
1 2 3=1-2 4 5 6=4-5 7 8 9=7-8 10=6-9 11=√10 12=3/11
1 297561,8 295009 2552,75 82867,5 81796 1071,5 1086579 1063992 22587 24201971 4919,55 0,518899
2 246463,8 244465,5 1998,25 57231,5 56169 1062,5 1086579 1063992 22587 23998688 4898,846 0,407902
3 222495,3 214036,3 8459 47581,75 43056,25 4525,5 1086579 1063992 22587 102217469 10110,27 0,836674
4 147566,5 142347 5219,5 21344 19044 2300 1086579 1063992 22587 51950100 7207,642 0,724162
5 172492 168134,5 4357,5 29942,5 26569 3373,5 1086579 1063992 22587 76197245 8729,103 0,499192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
1. Perhitungan Validitas TesTertulis
a. Perhitungan validasi berdasarkan Product Moment Pearson (Ali Hamzah, 2014) [n(∑XY)] − [(∑X)(∑Y)]√[n∑X2 − (∑X)2] − [n∑Y2 − (∑Y)2] b. Perhitungan validasi berdasarkan tabel
Interpretasi: 𝑑𝑓 = 𝑁 − 𝑛𝑟 dengan sig 5% 𝑑𝑓 = 29 − 2 = 27
Dengan df sebesar 41, diperoleh harga “r” tabel sebagai berikut:
n 25 26 27 28 29
5% 0,3809 0,3739 0,3673 0,3610 0,3550
*Pada taraf signifikan 5%: rt = 0,3673
No. Item Soal
rXY
Keterangan
Berdasar kriteria
Nugrana Berdasarkan tabel (5%)
1 0,518899 Cukup Valid
2 0,407902 Cukup Valid
3 0,836674 Tinggi Valid
4 0,724162 Tinggi Valid
5 0,499192 Cukup Valid
2. Perhitungan Reliabilitas Tes Tertulis
Perhitungan dengan menggunakan Alpha Chrownbath, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
𝑟11 = ( 𝑛𝑛 − 1) (1 − 𝑠𝑖2𝑠𝑡2)
Varians skor item = ∑ 𝑋2−(∑ 𝑋)2𝑁𝑁
Varians skor total = ∑ 𝑌2−(∑ 𝑌)2𝑁𝑁
Keterangan:
n = banyak butir soal
N = banyaknya peserta 𝑠𝑖2= jumlah varians skor tiap soal 𝑠𝑡2= varians skor total
Berikut perhitungannya:
Varians soal no 1 2857,5 − 817962929 = 1,2741
Varians soal no 2 1973,5 − 561692929 = 1,2634
Varians soal no 3 1640,75 − 43056,32929 = 5,3811
Varians soal no 4 736 − 190442929 = 2,7348
Varians soal no 5 1032,5 − 265692929 = 4,0113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Sehingga diperoleh 𝑠𝑖2 = 1,2741 + 1,2634 + 5,3811 + 2,7348 + 4,0113 = 14,6647
𝑠𝑡2 = 37468,25 − 10639922929 = 26,8573
𝑟11 = ( 55 − 1) (1 − 14,664726,8573) = 0,5675
Nomor Soal Variansi Variansi Total Reliabilitas Keterangan
1 1,2741
14,6647 0,5675 Sedang
2 1,2634
3 5,3811
4 2,7345
5 4,0113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI