pkmrs

Upload: wiwin

Post on 07-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

xaaa

TRANSCRIPT

PendahuluanPenurunan kesadaran pada anak merupakan kedaruratan yang dapat mengancam jiwa sehingga membutuhkan diagnosis dan tata laksana secara cepat dan tepat. Untuk memberikan tata laksana yang adekuat dibutuhkan pengetahuan yang baik mengenai manifestasi klinik, pemeriksaan fisis neurologis, dan kemungkinan penyebab. Pemeriksaan penunjang membantu menegakkan diagnosis pasti penyebab penurunan kesadaran sehingga dapat dilakukan tata laksana spesifik berdasarkan etiologi. Tujuan utama tata laksana penurunan kesadaran adalah mencegah kerusakan otak lebih lanjutDefinisi

Kesadaran memerlukan fungsi normal dari kedua hemisfer otak dan ascending reticular activating system (ARAS) mulai dari midpons sampai hipotalamus anterior. Sadar (fully alert) adalah keadaan bangun (wakefulness) dan tanggap (awareness) terhadap diri sendiri dan lingkungan. Korteks,saraf otonom,dan stimulus dari batang otak bertanggung jawab terhadap keadaan bangun dan tanggap. Pada keadaan ini anak dapat melakukan aktivitas kompleks yang sesuai dengan usianya dan dapat berorientasi baik terhadap orang lain,tempat,waktu, dan situasi.Tingkat kesadaran dapat dinilai secara kualitatif maupun kuantitatif. Tingkat kesadaran secara kualitatif dibagi atas sadar,obstudansi,letargi,stupor,dan koma. Skala Koma Glasgow digunakan sebagai parameter untuk menilai tingkat kesadaran secara kuantitatif.

EpidemiologiBonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lain terlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Bronkitis kronik dapat mengenai orang dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun. Lebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (didaerah tropis).Etiologi Bronkitis Akut2,3,4,5,6 Seringkali disebabkan infeksi virus yang menyebabkan permukaan dalam pembuluh bronkus menjadi inflamasi. Virus yang biasa menyerang adalah Rhinovirus, Respiratory syncytial virus (RSV), dan Influenza virus. Bakteri juga dapat menyebvabkan bronkitis seperti Mycoplasma, Pneumococcus, Klebsiella, Haemophilus. Asap rokok.Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak90% sedangkan infeksi bakteri hanya sekitar < 10%. Di lingkungan sosio-ekonomi yang baik, jarang terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut. 2,3,4,5,6

Patogenesis

Selama episode bronkitis akut, sel-sel dari lapisan bronkus dan selaput lendir menjadi hyperemic dan bengkak dan, mengurangi fungsi mukosiliar bronkial. Akibatnya, saluran udara tersumbat dan iritasi meningkat. Sekresi lendir yang banyak dan berlebihan yang menyebabkan batuk merupakan karakteristik bronkitis. Bronkitis akut biasanya berlangsung sekitar 10 hari. Jika peradangan memanjang ke bawah sampai ke ujung cabang bronkial, ke dalam bronkus kecil (bronkiolus), dan kemudian ke alveoli, itu dinamakan bronkopneumonia.2,6Bronkitis kronis dikaitkan dengan produksi lendir yang berlebihan tracheobronchial cukup untuk menyebabkan batuk dengan dahak selama 3 bulan atau lebih setahun untuk minimal 2 tahun berturut-turut. Alveolar epitel adalah target dan inisiator peradangan pada bronkitis kronis. Dominasi neutrofil dan distribusi pada peribronchial adalah hasil dari perubahan fibrosis dari tindakan interleukin 8, faktor penstimulasi koloni, dan chemotactic lain serta sitokin proinflamasi. Sel epitel saluran napas melepaskan mediator inflamasi ini untuk melawan infeksi, inflamasi dan rangsangan. 2,6,7Bronkitis kronis dapat dikategorikan sebagai bronkitis kronis sederhana, bronkitis kronis mukopurulen, atau bronkitis kronis dengan obstruksi. Produksi sputum mukoid ciri bronkitis kronis sederhana. Produksi sputum purulen persisten atau berulang dalam ketiadaan penyakit supuratif lokal, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis mukopurulen ciri. 2,6,7Bronkitis kronis dengan obstruksi harus dibedakan dari asma infektif kronis. Diferensiasi ini didasarkan terutama pada riwayat klinis: pasien yang menderita bronkitis kronis dengan obstruksi hadir dengan riwayat batuk produktif yang lama dan onset lama mengi, sedangkan pasien yang menderita asma dengan obstruksi kronis memiliki riwayat mengi dengan onset lama batuk produktif. Bronkitis kronis adalah akibat dari beberapa serangan bronkitis akut, atau mungkin berkembang secara bertahap karena merokok berat atau menghirup udara yang terkontaminasi dengan polutan lain dalam lingkungan. Ketika perokok batuk secara terus menerus, lapisan bronchial memproduksi lendir yang memiliki kemungkinan menebal dan berlaku penyempitan saluran udara ke titik di mana pernapasan menjadi semakin sulit. Dengan imobilisasi silia yang menyapu udara , saluran bronkial menjadi lebih rentan terhadap infeksi lebih lanjut dan penyebaran kerusakan jaringan. 2,6

ALERGENIritasi mukosa bronkushipertemiEdema mukosa Sel goblet diproduksiPeningkatan pelepasan histaminAktivasi IgEPenyebaran bakteri/virus keseluruh tubuhPenyempitan jalan nafasinfeksiInvasi bakteri/virus ke jalan nafasBatuk produktifBersihan jalan tidak efektifPeningkatan akumulasi sekretMetabolism meningkatmalaisePenggunaan otot-otot bantu pernafasanNyeri tenggorokanBagan 1. Skema patogenesis bronkitis

Manifestasi klinis Gejalanya bronkitis dapat berupa:2,4,5 Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan) Sesak napas ketika berolahraga atau aktivitas ringan Sering menderita infeksi pernapasan (flu) mengi atau sesak Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan. Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau. Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu. Sesak napas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi napas mengi, terutama setelah batuk. Bisa terjadi pneumonia.

Gejala lain dari bronkitis akut adalah sebagai berikut: 2,4,5 Sakit tenggorokan Hidung meler atau tersumbat Sakit kepala Nyeri otot Ekstrim kelelahan

Diagnosis

1. AnamnesisAdanya batuk berdahak ataupun tidak, biasanya di sertai sesak nafas yang memberat saat melakukan aktifitas. 2,4,52. Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan keadaan normal dan kadang-kadang terdengar suara wheezing di beberapa tempat. Rhonki dapat terdengar jika produksi sputum meningkat. 2,4,53. Pemeriksaan penunjang 2,4,5 Foto thoraxTidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia. Uji faal paruPada beberapa penderita menunjukkan adanya penurunan uji fungsi paru. LaboratoriumPada bronkitis didapatkan jumlah leukosit meningkat.

Diagnosi banding

Batuk dengan atau tanpa produksi sputum dapat dijumpai pada commoncold. Common cold sendiri merupakan istilah konvensional dari infeksi saluranpernapasan atas yang ringan, gejalanya terdiri dari adanya sekret dari hidung,bersin, sakit tenggorok dan batuk serta bias juga dijumpai demam, nyeri otot danlemas. Seringkali common cold dan bronkitis akut memiliki gejala yang sama dan sulit dibedakan. Batuk pada common cold merupakan akibat dari infeksi saluranpernapasan atas yang disertai postnasal drip dan pasien biasanya sering berdeham. 2,3,4,5Batuk pada bronkitis akut disebabkan infeksi pada saluran pernapasan bawah yang dapat didahului oleh infeksi pada saluran pernapasan atas dan oleh sebab itu mempersulit penegakkan diagnosis penyakit ini. Bronkitis akut juga sulit dibedakan dengan eksaserbasi akut bronkitis kronik dan asma akut dengan gejala batuk. Dalam suatu penelitian mengenaibronkitis akut, asma akut seringkali didiagnosa sebagai suatu bronkitis akut pada 1/3 pasien yang datang dengan gejala batuk. Oleh karena kedua penyakit ini memiliki gejala yang serupa, maka satu satunya alat diagnostik adalah dengan mengevaluasi bronkitis akut tersebut, apakah merupakan suatu penyakit tersendiri atau merupakan awal dari penyakit kronik seperti asma. Bronkitis akut merupakan penyakit saluran pernapasan yang dapat sembuh sendiri dan bila batuk lebih dari 3 minggu maka diagnosis diferensial lainnya harus dipikirkan. Pasien dengan riwayat penyakit paru kronik sebelumnya sepertibronkitis kronik, PPOK dan bronkiektasis, pasien dengan gagal jantung dan dengan gangguan sistem imun seperti AIDS atau sedang dalam kemoterapi, merupakan kelompok yang beresiko tinggi terkena bronkitis akut dan dalam hal ini kelompok tersebut merupakan pengecualian. 2,3,4,5Penatalaksanaan Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan). Obat-obat yang lazim digunakan, yakni: 2,5,6 Antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Codein 10 mg, diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari. Obat-obat ini bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak. Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan dan bagi ibu menyusui. Demikian pula pada anak-anak, para ahli berpendapat bahwa antitusif tidak dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya dipertimbangkan dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak, maka antitusif dihentikan. 2,5,6Penggunaan codein atau dekstrometorphan untuk mengurangi frekuensibatuk dan perburukannya pada pasien bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti secara sistematis. Dikarenakan pada penelitian sebelumnya, penggunaan kedua obat tersebut terbukti efektif untuk mengurangi gejala batuk untuk pasien denganbronkitis kronik, maka penggunaan pada bronkitis akut diperkirakan memiliki nilai kegunaan. Suatu penelitian mengenai penggunaan kedua obat tersebut untukmengurangi gejala batuk pada common colddan penyakit saluran napas akibat virus, menunjukkan hasil yang beragam dan tidak direkomendasikan untuk sering digunakan dalam praktek keseharian. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa kedua obat ini juga efektifdalam menurunkan frekuensi batuk per harinya. Dalam suatu penelitian, sebanyak710 orang dewasa dengan infeksi saluran pernapasan atas dan gejala batuk, secara acak diberikan dosis tunggal 30 mg Dekstromethorpan hydrobromide atauplacebo dan gejala batuk kemudian di analisa secara objektif menggunakan rekaman batuk secara berkelanjutan. Hasilnya menunjukkan bahwa batukberkurang dalam periode 4 jam. 2,5,6 Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya: GG (glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain. 2,5,6 Antipiretik : parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya, digunakan jika penderita demam. 2,5,6 Bronkodilator Diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas. Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak hanya untuk obat asma, tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis. Selain itu, penderita hendaknya mengetahui efek samping obat bronkodilator yang mungkin dialami oleh penderita, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Andaikata mengalami efek samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis lain. 2,5,6Dalam suatu studi penelitian dari Cochrane, penggunaan bronkodilatortidak direkomendasikan sebagai terapi untuk bronkitis akut tanpa komplikasi.Ringkasan statistik dari penelitian Cochrane tidak menegaskan adanya keuntungan dari penggunaan -agonists oral maupun dalam mengurangi gejalabatuk pada pasien dengan bronkhitis akut.Namun, pada kelompok subgrup dari penelitian ini yakni pasien bronkhitis akutdengan gejala obstruksi saluran napas dan terdapat wheezing, penggunaanbronkodilator justru mempunyai nilai kegunaan.Efek samping dari penggunaan -agonists antara lain, tremor, gelisah dan tangan. Penggunaan antikolinergik oral untuk meringankan gejalabatuk pada bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti dan oleh karena itu tidakdianjurkan. 2,5,6Dikarenakan pada penelitian ini disebutkan bahwa gejala batuk lebihbanyak berasal dari bronkitis akut, maka penggunaan antitusif sebagai terapiempiris untuk batuk pada bronkitis akut dapat digunakan. 2,5,6 Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh bakteri. 2,5,6Prognosis Perjalanan dan prognosis penyakit ini bergantung pada tatalaksana yang tepat atau mengatasi setiap penyakit yang mendasari.6

DefinisiBronkitis akut adalah peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran nafas yangditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) yang berlangsung hingga 3minggu.Sebagian besar bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh dengansendirinya, sehingga tidak memerlukan antibiotik. Meski ringan, namun adakalanya sangatmengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batukberkepanjangan.Antibiotik diperlukan apabila bronkitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri(pada sebagian kecil kasus bronkitis akut). Namun dokter masih sering memberikanantibiotik pada pengobatan bronkitis akut. Padahal antibiotik tidak mempercepatpenyembuhan pada bronkitis akut tanpa komplikasi, dan justru pemberian antibiotik yangberlebihan dapat meningkatkan kekebalan kuman (resistensi) terhadap antibiotik.2.EtiologiBronkitis akut dapat disebabkan oleh :-Infeksi virus 90% : adenovirus, influenza virus, parainfluenza virus, rhinovirus, danlain-lain.-Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilusinfluenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae,Chlamydia pneumonia, Legionella)-Jamur-Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.3.Epidemiologi-Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lainterlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Kemudian bronchitis kronik dapatmengenai orang dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun.-Lebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (didaerah tropis)

-Mulai seperti ISNA biasa, lalu turun ke bawah sesudah 2 4 hari.4.PatofisiologiKKomplikasi 6 Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia Pleuritis Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasis atau Bronkietaksis

DAFTAR PUSTAKA

1. Tim multi-part Textbook Equity Edition. Anatomy & Physiology : The Lungs. OpenStax College Rice University.2013,985-95.2. Christian P. Lung Diseases Selected State of the Art Reviews: Bronchitis in Children.In Tech.2012,443-461.3. Ross H. Albert. Diagnosis and Treatment of Acute Bronchitis. American Family Physican.2010,82:1345-1349.4. Ferri FF. Bronchitis acute. MedicinePlus.2013.5. Kliegman et al. Pediatrics 19th edition : Bronchitis. Denise M. Goodman. Elsevier Saunders.2011, p.1459-60.6. Jazeela F. Bronchitis.Medscape.20117. Louis F, Jeff P. Bronchitis : When To Take It Seriously.Practical Information For Todays Pharmacist Pharmacy Times.2012

7