pkm-p

26
i ; USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM UJI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa Oleifera) TERHADAP PERTUMBUHAN PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN Diusulkan oleh : Muhana Rafika 22030112140108 2012 Ika Amalina Bonita 22030112130056 2012 Ratih Suryaningtyas 22030112130076 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Upload: muhana-rafika

Post on 01-Jan-2016

98 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKM-P

i

;

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

UJI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa Oleifera) TERHADAP

PERTUMBUHAN PADA TIKUS PUTIH

(Rattus Norvegicus)

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Muhana Rafika 22030112140108 2012

Ika Amalina Bonita 22030112130056 2012

Ratih Suryaningtyas 22030112130076 2012

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: PKM-P

ii

Page 3: PKM-P

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

RINGKASAN v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

1.4 Luaran yang diharapkan 2

1.5 Kegunaan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2

2.1 Karakteristik Kelor 2

2.2 Kandungan Gizi Kelor 2

2.3 Manfaat Daun Kelor 4

BAB III METODE PENELITIAN 5

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 5

3.2 Rancangan Penelitian 5

3.3 Bahan dan Alat Penelitian 6

3.4 Cara Penelitian 6

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 9

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 9

4.2 Rancangan Penelitian 9

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

Page 4: PKM-P

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis Gizi umbi kelor, daun segar, dan tepung daun per 100 g 1

Tabel 2. Alat dan Bahan 6

Table 3. Rancangan Biaya 9

Tabel 4. Jadwal Penelitian 9

Page 5: PKM-P

v

RINGKASAN

Kelor (Moringa Oleifera) merupakan tanaman yang bernilai gizi tinggi, tumbuh

subur di daerah tropis termasuk Indonesia. Setiap bagian tanaman memiliki kandungan

yang sangat penting, seperti mineral, protein, vitamin, beta-karoten, asam amino dan

berbagai phenolics. Tanaman kelor pada umumnya ditanam hanya sebagai tanaman pagar

atau tanaman makanan ternak. Hanya sedikit yang mengkonsumsi sebagai sayuran.

Disamping itu, tanaman kelor lebih dikaitkan dengan dunia mistis sehingga budidaya

secara intensif belum banyak dilakukan oleh masyarakat.

Pemanfaatan daun kelor belum optimal. Publikasi mengenai kandungan gizinya

untuk kesehatan juga perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji tepung

daun kelor terhadap pengaruhnya pada pertumbuhan tikus putih (Rattus Norvegicus). Hal

ini didasarkan pada kandungan protein yang tinggi yaitu setara dengan protein dalam 2

yogurt serta zat gizi lain yang dibutuhkan selama masa pertumbuhan.

Cara penelitian menggunakan analisis protein dengan metode kjeldahl serta

pembuatan tepung dengan cara pengeringan dan penggilingan. Daun kelor kemudian

diujicobakan pada tikus dan diamati aspek visualitas perubahan fisik dan tingkat keaktifan

selama masa pertumbuhan serta utilisasi protein. Perlakuan dibedakan menjadi 3 macam

variasi dengan pemberian pakan standar berupa ransum, pemberian tepung daun kelor

sebanyak 400 mg serta pemberian tepung sebanyak 800 mg dalam 1.5 ml akuades/kg berat

badan tikus. Penelitian dilakukan pada tikus putih selama 4 bulan.

Hasil yang diperoleh dari pengamatan ketiga variabel dibandingkan antara tikus

yang diberi makan standar dengan diberikan tepung daun kelor dosis yang berbeda. Dari

hasil penelitian yang dilakukan, nantinya akan dikembangkan sebuah produk Makanan

Pendamping ASI (MPASI) untuk bayi usia lebih dari 6 bulan. Hal ini juga diharapkan dapat

mengurangi angka kejadian gizi buruk di Indonesia.

Page 6: PKM-P

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai banyak tanaman

lokal. Salah satu tanaman sumber daya lokal yang dapat dikembangkan adalah

daun kelor. Tanaman kelor merupakan tanaman yang banyak manfaatnya terutama

bagian daun. Tanaman tersebut pada umumnya ditanam hanya sebagai tanaman

pagar atau tanaman makanan ternak. Di samping itu, tanaman ini lebih banyak

dikaitkan dengan dunia mistis. Sehingga tingkat pemanfaatan daun kelor masih

belum optimal.

Mahmood mengatakan dalam sebuah penelitian pada tahun 2011, hasil

perbandingan daun kelor dengan bahan pangan lain dalam jumlah yang sama

(gram) menunjukkan bahwa daun kelor mengandung vitamin A setara dengan

vitamin A pada 4 wortel, kandungan kalsium setara dengan kalsium 4 gelas susu,

vitamin C setara dengan yang terkandung dalam 7 jeruk, kalium setara dengan

kandungan kalium dalam pisang, dan protein setara dengan yang terkandung pada

2 yogurt. Begitupun dengan zat besi, daun kelor mengandung zat besi lebih tinggi

dibanding sayuran lain.

Melihat kandungan gizi tersebut daun kelor sangat potensial dijadikan

makanan untuk menunjang pertumbuhan, terutama dilihat dari proteinnya yang

tinggi. Untuk itu perlu dilakuan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizinya

dilihat dari visualitas aspek pertumbuhan tikus serta utilitas protein yag diserap dan

dibuang pada tikus.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah kami paparkan diatas, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan antara lain :

1.2.1 Bagaimana karakteristik daun kelor ?

1.2.2 Apa kandungan gizi daun kelor ?

1.2.3 Apakah manfaat daun kelor untuk kesehatan?

1.2.4 Bagaimana proses penelitian untuk daun kelor?

Page 7: PKM-P

2

1.3 Tujuan

1.3.1 Merumuskan solusi yang dapat diupayakan untuk membantu pertumbuhan

pada tikus Rattus norvegicus.

1.3.2 Menganalisis potensi daun kelor sebagai bahan baku dalam pembuatan

makanan bergizi.

1.3.3 Memberikan alternatif makanan penunjang pertumbahan yang mudah

diperoleh dan bergizi tinggi.

1.4 Luaran yang diharapkan

Pada penelitian ini diharapkan ditemukan suatu alternatif makanan

penunjang pertumbuhan yang mudah diperoleh dan memberikan dampak positif

terhadap pertumbuhan

1.5 Kegunaan

Kegiatan PKM-P ini menjadi bukti kontribusi mahasiswa dalam aspek

pemenuhan nutrisi melalui penelitian daun kelor sebagai sumber zat gizi untuk

pemenuhan kebutuhan masyarakat serta memberikan solusi terhadap pemanfaatan

daun kelor sehingga tidak hanya digunakan untuk tujuan mistis. Kegunaan lainnya

adalah untuk melestarikan tamanan pangan lokal di Indonesia.

Page 8: PKM-P

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Kelor ( Moringa Oleifera )

Kelor (Moringa Oleifera) merupakan famili Moringaceae yang tumbuh di

daerah tropis dan berasal dari India bagian barat. Tanaman kelor memiliki tinggi

sekitar 7 hingga 12 m, akar berumbi, batang berkayu, berongga lunak, batang

pendek (25 cm) dan cabang mudah patah. Daunnya majemuk, menyirip ganda dan

berpinak, daun membundar kecil- kecil. Bunganya berwarna putih kekuningan.

Buahnya panjang dan bersudut – sudut pada sisinya.

2.2 Kandungan Gizi Kelor (Moringa Oleifera)

Kelor merupakan tanaman yang bernilai gizi tinggi. Setiap bagian tanaman

memiliki kandungan yang sangat penting, seperti mineral, protein, vitamin, beta

karoten, asam amino dan berbagai phenolics. Satu sendok makan tepung daun kelor

mengandung sekitar 14% protein, 40% kalsium, 23% zat besi dan mendekati

seluruh kebutuhan bayi maupun balita. Proses pembuatan tepung daun kelor akan

dapat meningkatkan nilai kalori, kandungan protein, karbohidrat, dan serat

Tabel 1. Analisis Gizi dari umbi kelor, daun segar, dan tepung daun per 100 g

Analisis Gizi Umbi Daun segar Tepung daun

Moisture (%) 86.9 75.0 7.5

Kalori 26.0 92.0 205.0

Protein (g) 2.5 6.7 27.1

Lemak (g) 0.1 1.7 2.3

Karbohidrat (g) 3.7 13.4 38.2

Serat (g) 4.8 0.9 19.2

Mineral (g) 2.0 2.3 -

Kalsium (mg) 30.0 440.0 2,003.0

Magnesium (mg) 24.0 24.0 368.0

Fosfor (mg) 110.0 70.0 204.0

Kalium (mg) 259.0 259.0 1,324.0

Tembaga (mg) 3.1 1.1 0.6

Besi (mg) 5.3 7 28.2

Sulfur (mg) 137.0 137.0 870.0

Asam Oksalat (mg) 10.0 101.0 0.0

Vitamin A, ß-karoten (mg) 0.1 6.8 16.3

Vitamin B, kolin (mg) 423.0 423.0 -

Vitamin B1, tiamin (mg) 0.05 0.21 2.6

Vitamin B2, riboflavin (mg) 0.07 0.05 20.5

Page 9: PKM-P

4

Vitamin B3, tiamin (mg) 0.2 0.8 8.2

Vitamin C, asam askorbat (mg) 120 220.0 17.3

Vitamin E, tokoferol (mg) - - 113.0

Arginin (mg) 360 406.6 1325

Histidin (mg) 110 149.8 613

Lisin (mg) 150 342.4 1325

Triptofan (mg) 80 107 425

Fenilalanin (mg) 430 310.3 1388

Metionin (mg) 140 117.7 350

Treonin (mg) 390 117.7 1188

Leusin (mg) 650 492.2 1950

Isoleusin (mg) 440 299.6 825

Valin (mg) 540 374.5 1063

Berkaitan dengan protein, berdasarkan penelitian Makkar H.P.S. dan

Becker K. pada tahun 1996 bahwa protein kelor yang dapat dicerna di usus sebesar

50% dan 47% dari total protein kasar daun kelor. Protein yang dapat dicerna pada

daun kelor lebih tinggi daripada suplemen protein buatan seperti makaan dari

kacang dan lain-lain. Seluruh asam amino termasuk sulfur lebih tinggi

konsentrasinya daripada asam amino yang direkomendasikan oleh

FAO/WHO/UNO untuk anak usia 2-5 tahun.

2.3 Manfaat Daun Kelor (Moringa Oleifera)

Disamping memiliki nutrisi yang tinggi, kelor juga sangat penting terkait

dengan fungsi pengobatan. Berbagai bagian seperti daun, akar, biji, kulit, buah,

bunga, polong muda dapat berfungsi sebagai obat jantung dan stimulan peredaran

dara, anti-tumor, anti-pyretic, anti-epileptic, anti-inflammatory, anti-ulcer, anti-

spasmodic, anti-diuretic, anti-hypertensive, menurunkan kolesterol, anti-oxidant,

anti-diabetic, hepatoprotective, anti-bacterial, dan anti-fungal. Adedapo et al pada

tahun 2009 membuktikan bahwa daun kelor aman untuk digunakan baik secara

nutrisi maupun medis. Dari segi parameter hematologis, biokimia, dan histologis

yang diujikan pada tikus, daun kelor tidak menyebabkan kematian bahkan dengan

dosis tinggi 2000 mg/kg.

Kelor dapat digunakan untuk mengatasi gizi buruk, terutama untuk balita

dan ibu menyusui. Daun dapat dikonsumsi dalam kondisi segar, dimasak atau

dismpan dalam bentuk tepung selama beberapa bulan tanpa pendinginan dan tidak

terjadi kehilangan zat gizi. Tepung daun dapat ditambahkan untuk setiap jenis

makanan sebagai suplemen gizi.

Page 10: PKM-P

5

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilangsungkan selama 4 bulan yang dimulai tanggal 1

Maret 2014 hingga tanggal 30 Juni 2014. Tempat pelaksanaan penelitian adalah di

Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas

Negeri Semarang.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental murni

dimana kelompok perlakuan diberi tepung daun kelor (Moringa olifera).

Rancangan penelitian menggunakan rancangan eksperimental Randomized Post

Test Only Control Group Design

3.2.1 Penetapan Variabel

a. Variabel bebas : tepung daun kelor (Moringa olifera).

b. Variabel kontrol : hasil pengukuran utilitas zat gizi serta

antropometri tikus putih (Rattus norvegicus)

c. Variabel pengendali :

1. Jenis tikus : tikus putih (Rattus norvegicus) jantan

2. Umur tikus : tikus muda berumur empat minggu

3. Berat tikus : 35-40 gram

4. Makanan tikus : ransum dan dosis pemberian tepung daun kelor

5. Perawatan tikus : tikus ditempatkan dalam kandang secara sendiri-

sendiri dengan suhu lingkungan 21-240C

3.2.2 Populasi, Sampel, dan Besar Sampel

Penelitian ini menggunakan populasi tikus putih (Rattus norvegicus) yang

sehat dengan berat badan 35-40 gram. Sampel dipilih dari populasi dengan

menggunakan teknik simple random sampling (acak sederhana) dengan cara

pengundian. Tikus diperoleh dari laboratorium FMIPA, Universitas Negri

Semarang. Besar sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus :

Dimana : t = jumlah perlakuan n = besar ulangan

(t-1)(n-1)≥15

Page 11: PKM-P

6

dari rumus tersebut didapatkan sampel sebanyak : (3-1)(n-1)≥15, n≥ 8,5. sampel

diperlebar menjadi 9 ekor tiap kelompok. Jadi jumlah keseluruhan sampel adalah :

9 x 3 = 27 ekor tikus putih (Rattus norvegicus).

3.3 Bahan dan alat Penelitian

Tabel 2. Alat dan Bahan

Jenis Keperluan keterangan

Bahan Pembuatan tepung daun kelor Daun kelor

Perawatan tikus Ransum, akuades

Alat Perawatan tepung dan tikus Lemari pendingin, wadah tepung, wadah

penyimpan tepung, corong, sekop plastik,

kandang tikus, botol penampung urin, tisu, wadah

ransum, wadah akuades

Pembuatan tepung daun kelor Mesin pengering, willey mills, ayakan

Pengukuran antropometri Timbangan, penggaris, meteran

Pengambilan feses dan urin tikus Botol, tissue, plastik, corong, sekop plastik,

Percobaan mikro kjehdahl Satu set bahan instrumen laboratorium

Pencatatan hasil percobaan Bolpoin, buku catatan

3.4 Cara Penelitian

3.4.1 Pembuatan tepung daun kelor

Daun kelor yang akan dijadikan tepung dicuci terlebih dahulu kemudian

direndam menggunakan dalam larutan garam 1% selama 3-5 menit untuk

menghilangkan mikroba. Daun kelor dicuci kembali dan dikeringkan dengan

menggunakan mesin pengering dengan suhu 50-550C. Selanjutnya daun kelor

digiling dengan willey mills dengan diayak (60 mesh) sehingga terbentuk tepung

daun kelor. Tepung daun kelor harus dikeringkan kembali pada suhu 500C selama

30 menit untuk mengurangi kadar air hingga di bawah 7.5%.

3.4.2 Perlakuan

Sampel penelitian sebanyak 27 ekor tikus putih (Rattus norvegicus).

Perlakuan diberikan pada masing-masing kelompok sebagai berikut:

Kelompok I : 9 ekor tikus diberikan aquadest sebanyak 1,5 ml sebagai

kelompok kontrol ditambah pakan standar

Kelompok II : 9 ekor tikus diberikan tepung daun kelor dengan dosis 400 mg/kg

berat badan yang dilarutkan dalam air menjadi sebanyak 1,5 ml

ditambah pakan standar

Page 12: PKM-P

7

Kelompok III : 9 ekor tikus diberikan tepung daun kelor dengan dosis 800 mg/kg

berat badan yang dilarutkan dalam air menjadi sebanyak 1,5 ml

ditambah pakan standar.

3.4.3 Proses perlakuan

Tikus diadaptasikan dengan lingkungan selama 1 minggu terlebih dahulu

sebelum diberi perlakuan dengan memperhatikan standar perawatan tikus sebagai

hewan percobaan. Bahan diberikan peroral dengan menggunakan spuit yang telah

dimodifikasi ujungnya. Bahan diberikan satu kali sehari setiap sore hari selama 28

hari berturut-turut. Pengamatan yang dilakukan saat pemberian bahan dan pakan

adalah berat ransum dan hasil ukur berat badan dalam skala gram, begitupun

keperluan minumnya. Pengukuran berat badan dan panjang badan dalam skala

sentimeter pada tikus dilakukan 4 kali selama masa percobaan dengan rentang

waktu yang konsisten (7 hari sekali) dan dilakukan saat pagi hari setelah tikus diberi

makan. Pengukuran berat badan dilakukan dengan timbangan duduk dan

pengukuran panjang badan dilakukan dengan menggunakan meteran.

Pengumpulan feses dan urin dilakukan 10 hari terakhir pemberian intervensi secara

berturut-turut. Botol penampungan urin diberi kurang lebih 1 ml larutan H2SO4

untuk mencegah penguapan amoniak, selanjutnya disimpan dalam refrigerato

selama menunggu akhir percobaan. Analisis rasio protein dan nitrogen yang

digunakan dan dibuang oleh tubuh digunakan metode Mikro kjehdal.

3.4.4 Analisis nitrogen feses dan urin

Pada akhir percobaa dilakukan analisis kadar nitrogen dalam feses dan urin

dengan menggunakan metode Kjehdal. Sejumlah feses yang akan di analisis

dikeringkan dalam oven dan di gerus terlebih dahulu. Sementara itu sejumlah urin

dianalisis tanpa ada perlakuan sebelumnya. Jumlah nitrogen feses diperoleh dengan

mengalikan angka kadar nitrogen dari feses dan urin, jumlah nitrogen feses

diperoleh dengan mengalikan kadar nitrogen feses dengan angka bobot feses.

Jumlah nitrogen urin diperoleh dengan mengalikan angka kadar nitrogen urin

dengan angka volume urin.

Page 13: PKM-P

8

3.4.5 Metode Kjehdal

Sampel sebanyak 100-250 mg dimasukan kedalam labu Kjehdal,

ditambah dengan 1,9 ± 0,1 g K2SO4, 40 ± 10 mg HgO dan 3,8 ± 0,1 ml H2SO4 pekat

serta tambahkan batu didih. Sampel di destruksi hingga cairan menjadi jernih.

Setelah dingin, isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi dan dibilas 5-6 kali

dengan air destilata sebanyak 1-2 ml, kemudian ditambahkan 8-10 ml campuran

larutan 60% NaOH-5% Na2S2O3. Labu tersebut disambungkan dengan alat destilasi

dan kondensor yang telah dilengkapi dengan penampung yaitu labu Erlenmeyer 125

ml yang berisi larutan 5 ml H3BO3. Destilasi dilakukan sampai diperoleh volume

destilat sebanyak 15 ml. destilat dalam Erlenmeyer dititrasi dengan HCL 0,02N

sampai larutan berubah bagian 0,2% metal merah dalam etanol dan satu bagian

0,2% metilen biru dalam etanol. Sebelum digunakan, HCL distandardisasi

menggunakan larutan kalium hydrogen ftalat (KHP) denga indicator fenolftalein.

3.4.4 Rancangan Penelitian dan Analisis Data

Data-data parameter yang diperoleh kemudian diolah dengan Analisis one-way

ANOVA. Jika terdapat suatu hal yang menunjukkan perbedaan sangat nyata

(p<0,01), dilakukan uji lanjut yaitu menggunakan uji jarak Duncan pada taraf 1%

(menunjukkan perbedaan sangat nyata). Pengolahan data statistika ini

menggunakan software pengolah data statistika. Sementara itu, data antropometri

tikus percobaan dianalisis secara deskriptif.

Page 14: PKM-P

9

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Rancangan Biaya

Tabel 3. Rancangan Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan Penunjang : Mesin pengering, willey

mills, ayakan, timbangan, lemari pendingin,

kjeldahl, meteran, penggaris, ember kecil, spuit,

botol, tissue, sarung tangan karet, plastik, corong,

sekop plastik, kandang tikus, wadah untuk tepung,

nampan plastik, wadah untuk menyimpan tepung

Rp 5.648.500,00

2 Bahan habis pakai : akuades, daun kelor, ransum,

tikus putih

Rp 3.134.000.00

3 Perjalanan : toko hewan dan peralatan untuk

membeli alat dan bahan Rp 517.500,00

4 Lain-lain : kertas HVS, tinta printer Rp 1.265.500,00

Jumlah Rp 10.565.500,00

4.2 Jadwal Kegiatan

Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian ini direncanakan dalam waktu 4

bulan pada tahun 2013-2014.

No Uraian Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan penelitian.

2. Pembuatan tepung

daun kelor dengan

metode maserasi.

3. Analisis nitrogen

feses dan urin dengan

metode kjeldahl.

4. Penentuan Protein

Efficiency Ratio.

5. Rancangan penelitian

dan analisis data.

6. Penyusunan laporan.

7. Presentasi hasil.

Page 15: PKM-P

10

DAFTAR PUSTAKA

Adedapo AA, Mogbojuri OM, Emikpe BO. 2009. Safety evaluation of the aqueous

extract of the leaf of Moringe Oleifera in rats. Departemen of Veterinary Pathology,

University of Ibadan. Nigeria. 3(8): 586-591.

Departemen Kesehatan. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional.

Jakarta : Departemen Kesehatan.

Fifi Luthfiyah1, Eddy Widjajanto. 2011. The Effect of Leaves Powder Moringa

Oleifera in Physical Recovery of Protein Energy Malnutrition Rat Model. Jurnal

Kedokteran Brawijaya, Vol. 26, No. 3, Februari.

I Nyoman Suarsana, I Nyoman Sadra Dharmawan, I Wayan Gorda, Bambang

Pontjo Priosoeryanto. 2011. Isoflavon-RichedTempe Flour IncreasedThe Plasma

Level of Calcium, Phosphor, and EstrogenOf Normal Female Rats. Jurnal Veteriner

September. Vol. 12 No. 3: 229-234. ISSN : 1411 – 8327.

Jed W. Fahey, Sc.D. 2005. Moringa oleifera: A Review of the Medical Evidence for

Its Nutritional, Therapeutic, and Prophylactic Properties.Trees for Life Journal,

1:5.

Marice Sihombing, Sulistyowati Tuminah. 2011. The Changes on Hematological,

Blood Biochemical Values,Organ and Body Weight of Rats at Different Ages.Jurnal

Veteriner Maret. Vol. 12 No. 1: 58-64. ISSN : 1411 – 8327.

Nurheti Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI-Makanan Terbaik untuk Kesehatan,

Kecerdasan dan Kelincahan si Kecil. Yogyakarta : Andi Offset.

Winarti S. 2010.Makanan Fungsional.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 16: PKM-P

Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota

Biodata Ketua Pelaksana

1) A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Muhana Rafika

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Ilmu Gizi

4 NIM 22030112140108

5 Tempat dan Tanggal

Lahir

Brebes, 18 Juli 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/hp 085729229609

A. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Linggapura 1 SMPN 1 Tonjong SMAN 1

Bumiayu

Jurusan - - IPA

Tahun masuk-

lulus

2000-2006 2006-2009 2009-2012

B. Pemakalah Seminar Ilmiah

NO. Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

1 -

C. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 Juara Harapan 1 LCC

Tingkat kabupaten

Brebes

Dinas Pendidikan

Kabupaten Brebes

2005

2 Juara 1 LCC Umum

Tingkat kecamatan

Tonjong

Dinas Pendidikan

Kecamatan Tonjong

2007

3 Juara 2 LCC Agama

Tingkat kecamatan

Tonjong

Dinas Pendidikan

Kecamatan Tonjong

2009

4 Juara 2 Bulutangkis

tingkat kecamatan

Bumiayu

Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kecamatan

Bumiayu

2011

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Page 17: PKM-P

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan Hibah.

Semarang, 21 Oktober 2013

Pengusul,

(Muhana Rafika)

Page 18: PKM-P

Biodata Anggota 1

1 Nama Lengkap Ika Amalina Bonita

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Ilmu Gizi

4 NIM 22030112130056

5 Tempat dan Tanggal

Lahir

Surakarta, 18 September 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/hp 085742165445

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD Ta’mirul

Islam Surakarta

SMP Al Firdaus

Sukoharjo

SMA Al Islam

1 Surakarta

Jurusan - - IPA

Tahun masuk-

lulus

2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah

NO. Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

-

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1. Juara 1 Lomba

Rebana Tingkat

Kecamatan

Surakarta.

Pemerintah Kota

Surakarta

2005

2. Juara 1 Lomba

Rebana Tingkat

Kota Surakarta.

Pemerintah Kota

Surakartaa

2005

3. Juara Harapan

Lomba Rebana

Tingkat Provinsi.

Pemerintah Kota

Surakartaa

2005

4. Peserta Cerdas

Cermat Tingkat

Kabupaten

Sukoharjo.

Dinas Pendidikan 2008

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Page 19: PKM-P

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan Hibah.

Semarang, 21 Oktober 2013

Pengusul,

(Ika Amalina Bonita)

Page 20: PKM-P

Biodata Anggota 2

1 Nama Lengkap Ratih Suryaningtyas

2 Jenis Kelamin P

3 Profram Studi Ilmu Gizi

4 NIM 22030112130076

5 Tempat dan Tanggal

Lahir

Temanggung, 5 Mei 1993

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/hp 085799193150

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 1 Gondang

Winangun

SMP Muh

3Ngadirejo

SMAN 1

Parakan

Jurusan - - IPA

Tahun masuk-

lulus

1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah

NO. Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1. Juara 2 OSN

KIMIA Tingkat

Kabupaten.

Dinas Pendidikan 2010

2. Juara 2 Debat

Bahasa Inggris.

Tim MGMP Bahasa

Inggris SMA Se-

Temanggung

2009

3. 4 Besar Lomba

Pidato Bahasa

Inggris Se-

Karesidenan Kedu.

Universitas

Muhammadiyah

Purworejo.

2010

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Page 21: PKM-P

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan Hibah.

Semarang, 21 Oktober 2013

Pengusul,

(Ratih Suryaningtyas)

Page 22: PKM-P

Lampiran 2: Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Keterangan

Sewa Alat

Laboratorium:

Timbangan, Mesin

pengering, willey

mills, ayakan,

Lemari pendingin,

Kjeldahl

Untuk pembuatan

tepung daun kelor,

pemeriksaan nitrogen

urin dan feses, serta

pengukuran

antropometri

1 set Rp 2.400.000,00 Rp 2.400.000,00

Sewa ruangan

khusus

Untuk tempat pelihara

tikus beserta

perawatannya

1 ruang Rp 500.000,00 Rp 500.000,00

Meteran Untuk antropometri

tikus 3 Rp 12.000,00 Rp 36.000,00

Penggaris Untuk mengukur

panjang 3 Rp 3.000,00 Rp 9.000,00

Timbangan duduk Untuk menimbang

makan tikus 1 Rp 480.000,00 Rp 480.000,00

Spuit Untuk memberi makan

tikus 27 Rp 10.000,00 Rp 270.000,00

Ember Kecil Untuk menampung

tepung daun kelor 2 Rp 20.000,00 Rp 40.000,00

Botol Untuk menampung

urin tikus 54 Rp 300.000,00 Rp 300.000,00

Sarung tangan

karet

Untuk higenitas

percobaan 6 Rp 10.000,00 Rp 60.000,00

Corong Untuk membantu

memasukkan cairan 27 Rp 2.500,00 Rp 67.500,00

Sekop Plastik Untuk mengambil

makanan tikus 5 Rp 3.000,00 Rp 15.000,00

Kandang tikus Untuk menampung

tikus 27 Rp 30.000,00 Rp 810.000,00

Wadah untuk

tepung

Untuk menampung

tepung daun kelor 27 Rp 8.000,00 Rp 216.000,00

Nampan plastic Untuk meletakkan alat

sementara 3 Rp 15.000,00 Rp 45.000,00

Page 23: PKM-P

Wadah untuk

menyimpan tepung

Untuk menyimpan

tepung daun kelor

untuk beberapa hari

4 Rp 25.000,00 Rp 100.000,00

Sub total Rp 5.648.500,00

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

persatuan Keterangan

Akuades Untuk minuman

tikus 100 liter Rp 1.000,00 Rp 50.000,00

Tikus rat putih Hewan

percobaan 27 Rp 10.000,00 Rp 270.000,00

Daun kelor Daun percobaan 50 ikat Rp 2.000,00 Rp 100.000,00

Ransum Untuk makan

tikus

2 karung

(100 kg) Rp 5.500,00 Rp 550.000,00

Tissue

Untuk

membersihkan

alat

15 bks Rp 8.000,00 Rp 120.000,00

Plastik

Untuk

menampung

kotoran tikus

20 bks Rp 7.000,00 Rp 140.000,00

Sapu meja

Untuk

membersihkan

kotoran tikus

3 Rp 15.000,00 Rp 45.000,00

Wadah untuk makan

dan minum tikus

Untuk

menampung

makan dan

minum tikus

27 Rp 7.000,00 Rp 189.000,00

Sewa Set Bahan

Kimia

Untuk

percobaan

mikro kjeldahl

1 set Rp 1.620.000 Rp 1.620.000,00

Buku Tulis Untuk mencatat

hasil percobaan 5 Rp 7.000,00 Rp 35.000,00

Bolpoin Untuk menulis

catatan 1 pak Rp 15.000,00 Rp 15.000,00

Sub Total Rp 3.134.000.00

3. Perjalanan

Page 24: PKM-P

No. Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Keterangan

1 Sewa transportasi

alat dan bahan

Mobil

carry/pick

up

3 kali Rp 75.000,00 Rp 225.000,00

2

Transportasi ke

laboratorium

Motor

sendiri

45 liter/3

motor Rp 6.500,00 Rp 292.500,00

SUB TOTAL Rp 517.500,00

4. Lain-lain

No. Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Keterangan

1 Kertas A4

Administrasi

dan laporan 100 lembar Rp 75,00 Rp 7.500,00

2 Tinta printer

Print

administrasi

dan laporan

3 buah Rp 16.500,00 Rp 50.000,00

3 Penjilidan

Untuk

penyusunan

laporan dll

2 kali Rp 4.000,00 Rp 8.000,00

4 Sewa

tenaga/jasa

Untuk

membantu

memelihara

tikus

percobaan

2 orang Rp

300.000,00/bulan Rp 1.200.000,00

Sub Total Rp 1.265.500,00

Total Keseluruhan Rp 10.565.500,00

Page 25: PKM-P

Lampiran 3 : Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

N

o Nama/NIM

Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 MuhanaRafika/

22030112140108

Ilmu

Gizi Kesehatan 6 jam/minggu

Membuat proposal, edit

proposal, merumuskan

tinjauan pustaka

2

Ika Amalina

Bonita/

22030112130056

Ilmu

Gizi Kesehatan 6 jam/minggu

Membuat proposal,

merancang biaya dan

jadwal kegiatan

3

Ratih

Suryaningtyas/

22030112130076

Ilmu

Gizi Kesehatan 6 jam/minggu

Membuat proposal,

merancang medote

penelitian

Page 26: PKM-P