pkm p didanai dikti

Upload: zulfikar-andri-rahman

Post on 03-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

  • i

    USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    EFFERVESCENT RAMBUT JAGUNG (Zea mays) SEBAGAI

    PELURUH BATU GINJAL: STUDI IN VIVO DAN

    PENGEMBANGAN PRODUK

    BIDANG KEGIATAN :

    PKM PENELITIAN

    Diusulkan Oleh :

    Zulfikar Andri R. NIM : 20130350002, angkatan 2013

    Winda Ayu W. NIM : 20130350001, angkatan 2013

    Irawati Hidayah NIM : 20130310029, angkatan 2013

    Shafaa Shafiyah NIM : 20130310060, angkatan 2013

    Sarah Badar Nahdi NIM : 20140350118, angkatan 2014

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    YOGYAKARTA

    2014

  • ii

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman Pengesahan......................... ii

    Daftar Isi.................... iii

    Ringkasan....................... iv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. 1

    1.2 RUMUSAN MASALAH. 1

    1.3 TUJUAN PENELITIAN.. 2

    1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN. 2

    1.5 MANFAAT PENELITIAN. 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 BATU GINJAL............ 2

    2.2 PATOFISIOLOGI BATU GINJAL 3

    2.3 EPIDEMIOLOGI BATU GINJAL.. 3

    2.4 RAMBUT JAGUNG................... 4

    2.5 KLASIFIKASI RAMBUT JAGUNG..... 4

    2.6 KANDUNGAN RAMBUT JAGUNG................ 4

    2.7 SEDIAAN EFFERFESCENT...................................... 5

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 ALAT DAN BAHAN..................... 5

    3.2 JALANNYA PENELITIAN....................... 5

    3.3 PENGELOMPOKAN DAN PERLAKUAN HEWAN UJI............................. 6

    3.4 PEMBUATAN EFFERFESCENT................................................................ 6

    3.5 ANALISIS DATA....................... 7

    BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    4.1 ANGGARAN BIAYA ............ 8

    4.2 JADWAL KEGIATAN............ 8

    DAFTAR PUSTAKA.... 9

    LAMPIRAN - LAMPIRAN

    Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

    Lampiran 2. Justikasi Anggaran Kegiatan

    Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

    Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Penelitian.

  • iv

    RINGKASAN

    Penyakit batu ginjal merupakan salah satu penyakit paling sering ditemui

    dan dialami oleh banyak masyarakat Indonesia. Batu ginjal adalah suatu batu yang terdapat dalam saluran kencing yang dapat menghalangi keluarnya urin, sehingga

    dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan gangguan fisiologis. Pengobatan batu

    ginjal saat ini dapat dilakukan dengan pembedahan, endoskopi, atau gelombang

    ultrasonik, namun itu semua membutuhkan biaya yang relatif tinggi sehingga para

    penderita batu ginjal ini lebih memilih untuk menggunakan obat herbal yang

    fungsinya untuk mencegah ataupun dapat meluruhkan batu ginjal meskipun

    sediaan obat herbal itu masih belum tersedia dalam bentuk yang lebih praktis dan

    menarik. Oleh karena itu, pada penelitian ini dibuatlah obat herbal dari ekstrak

    rambut jagung dalam sediaan tablet effervescent. Sediann ini bertujuan untuk

    memberikan rasa yang enak karena ada karbonat yang membantu memperbaiki

    rasa pada obat tersebut. Selain itu, sediaan ini pun lebih praktis dan mudah dibawa

    dan lebih menarik bila dibandingkan dengan sediaan lainnya. Dan juga absorpsi

    sediaan ini lebih mudah dan lebih stabil.

    Jenis penelitian ini eksperimental menggunakan sediaan effervescent

    rambut jagung, dengan hewan uji tikus putih jantan galur Sparague Dawley

    (Rattus norvegicus L.) sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu;

    kelompok T1: Kontrol Normal; T2: Kontrol Negatif; T3: Kontrol positiv, Batugin

    elixir 309mg/kg bb (obat standar) dan diinduksi secara oral; T4: Ekstrak rambut

    jagung 125mg/kg bb dan diinduksi secara oral; T5: Ekstrak rambut jagung dosis

    sedang 250 mg/kg bb dan diinduksi secara oral; T6: Ekstrak rambut jagung dosis

    tinggi 750mg/kg bb dan diinduksi secara oral. Perlakuan pengujian dilakukan

    selama 10 hari. Selanjutnya pada hari ke 11 semua tikus ditimbang dan dimatikan

    dengan menggunakan eter secara inhalasi. Selanjutnya bagian abdomen dibuka

    dan diambil bagian ginjalnya

    Dianalisis karakterisasi ginjal dengan dicatat karakterisasi bentuk dan

    warna ginjal, lalu dihitung rasio bobot ginjal dengan diukur menggunakan

    Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 422,7 nm dan

    pengukuran kadar kalsium ginjal diuji kenormalannya dengan metode

    kolmogorofsmirnof dan homogenitasnya dengan metode levene. Bila kedua uji ini

    dipenuhi maka dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah. Bila uji tersebut tidak

    terpenuhi maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis.

    Kata kunci: Batu ginjal, rambut jagung, effervescent

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Penyakit batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di

    dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu

    ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu

    yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,

    perdarahan penyumbatan aliran kemih atau infeksi.. Batu ginjal mempunyai

    komponen dasar kalsium 70-80% baik berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat

    maupun campuran oksalat dan fosfat (Purnomo, 2009).

    Prevalensi pada masyarakat dunia adalah rata-rata 1-2% penduduk menderita

    batu saluran kemih. Menurut Depkes RI, Angka kejadian batu ginjal di Indonesia

    tahun 2002 berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh

    Indonesia yang dilakukan oleh RSCM adalah sebesar 37.636 kasus baru, dengan

    jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat

    adalah sebesar 19.018 orang.

    Pengobatan batu ginjal dengan pembedahan, endoskopi, atau gelombang

    ultrasonik membutuhkan biaya relatif tinggi sehingga penggunaan obat yang

    dapat mencegah dan meluruhkan batu ginjal lebih dipilih.Dengan semakin

    tingginya biaya pengobatan dan harga obat-obatan kimia, serta banyaknya efek

    samping yang ditimbulkansudah saatnya masyarakat mengenal dan

    memanfaatkan tanaman berkhasiat obat yang tidak mempunyai efek samping

    yang cukup mengkawatirkan bagi pemakainya (Jhonherf, 2007).

    Berdasarkan pengalaman penggunaan tanaman obat, masyarakat Indonesia

    sering menggunakan rambut jagung sebagai obat tradisional pada penderita batu

    ginjal. Kandungan flovanoid rambut jagung diduga dapat memberikan efek

    peluruh batu ginjal. Tanaman tersebut menjadi bahan dasar sediaan effervescent

    yang diformulasikan dan dibuat oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam rangka Program Kreativitas

    Mahasiswa bidang Penelitian. Sediaan effervescent rambut jagung ini diharapkan

    akan memberikan efek peluruhan batu ginjal. Sediaan effervescent adalah salah

    satu pengembangan produk yang memberikan kemudahan dalam

    mengkonsumsinya dan menyimpannya. Penelitian ini dilakukan secara in vivo

    pada tikus yang diinduksi dengan etilen glikol 0,75% dan ammonium klorida 2%.

    1.2. Rumusan Masalah

    1. Apakah ekstrak rambut jagung (zea mays) dapat sebagai peluruh batu ginjal

    pada tikus yang terinduksi etilen glikol 0,75% dan ammonium klorida 2 %?

    2. Berapakah dosis efektif ekstrak rambut jagung (zea mays) sebagai peluruh batu

    ginjal yang optimal?

  • 2

    3. Berapakah dosis formula untuk pembuatan tablet effervescent ekstrak rambut

    jagung yang optimal?

    1.3. Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui peluruhan batu ginjal pada tikus yang diberi ekstrak rambut jagung

    (zea mays)

    2. Mengetahui dosis efektif ekstrak rambut jagung sebagai peluruh batu ginjal

    pada tikus yang terinduksi etilen glikol dan ammonium klorida

    3. Mengetahui dosis formula yang optimal untuk pembuatan tablet effervescent

    ekstrak rambut jagung

    1.4. Luaran yang Diharapkan

    Penelitian ini diharapkan menghasilkan sebuah bukti ilmiah yang dapat

    dijadikan dasar penggunaan rambut jagung dalam bentuk sediaan effervesent

    sebagai peluruh batu ginjal dalam bentuk artikel ilmiah dan publikasi jurnal

    ilmiah, serta peluang untuk dipatenkan.

    .

    1.5. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan ilmiah untuk penelitian

    berikutnya mengenai manfaat rambut jagung dalam bentuk sediaan efferfescent

    sebagai peluruh batu ginjal berbasis alam yang memudahkan masyarakat untuk

    mengkonsumsi dan menyimpannya.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Penyakit Batu Ginjal

    Batu ginjal merupakan suatu penyakit yang banyak diderita oleh rakyat Indonesia,

    yaitu suatu penyakit dimana terdapatnya endapan yang mengeras (membatu) didalam

    ginjal. Disebut juga penyakit kencing batu dan dalam istilah asing disebut renal stone,

    urolithiasis atau calculus urinaria (Wakidi, 2003). Pembentukan batu ginjal dapat dapat

    terjadi di bagian mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua

    bagian tebanya pada ginjal, yaitu di pasu ginjal dan calcyx renalis. Batu dapat terbentuk

    dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut dalam urin (Sun et al.,

    2010).

    Gejala-gejala yang dapat ditimbulkan adalah perasaan nyeri di daerah

    pinggang ataupun di daerah saluran kencing lainnya. Rasa nyeri ini mulai dari

    yang ringan sampai dengan yang berat tergantung dari besar kecilnya batu yang

    terbentuk. Gejala-gejala lain diantaranya adalah pengeluaran urine tidak lancar,

    urine kadang-kadang disertai dengan keluarnya darah karena luka-luka yang

    ditimbulkan oleh gesekan antara batu dan dinding saluran kencing (wakidi, 2003).

  • 3

    2.2. Patofisiologi Batu Ginjal

    Pembentukan batu hasil sedimentasi di saluran kemih disebut dengan

    urolithiasis atau kalkuli. Kalkuli biasa ditemukan di kantung kemih, pelvis renalis,

    atau bahkan ditemukan di tubulus renalis. Urolith yang berada di ureter,

    menghasilkan rasa sakit yang bukan main dikenal dengan kolik ureter. Kalkuli di

    kantung kemih dikeluarkan bersama urin biasanya tersangkut di uretra pada

    hewan jantan, termasuk fleksura sigmoidea pada ruminan, hasilnya obstruksi yang

    fatal jika tidak diobati. Pada betina sangat jarang karena bentuk uretra yang lebih

    pendek dan lebar. Kalkuli yang ditemukan di dalam ginjal dinamakan nefrolith.

    Urolith berukuran dari yang kecil seperti partikel pasir sampai yang berukuran 10

    besar seperti batu yang mengisi pelvis ginjal dan kantung kemih. Batu tersebut

    bisa padat, lunak, berwarna putih, kekuningan, halus, kasar, bulat atau persegi

    (Saputra. 2009).

    2.3. Epidemilogi

    Di Indonesia, diperoleh angka prevalensi penderita penyakit batu ginjal

    sebesar 51,9 per 10.000 penduduk dengan risiko penderita lebih banyak dialami

    pria dari pada wanita dengan perbandingan sekitar 3 : 1. Umumnya penderita pada

    usia produktif (20-50 tahun), dan hanya sebagian kecil penyakit batu ginjal ini

    menyerang pada anak-anak (Soenanto dan Kuncoro. 2005).

    Tabel 2.1 Komposisi Batu Ginjal (Stockham dan scott. 2008)

    Kelompok Nama Senyawa Rumus Kimia

    Karbonat Kalsium Karbonat CaCO3 Sistin Sistin S CH2 CH(NH2)COOH

    Oksalat Kalsium oksalat

    monohidrat

    CaC2O4.H2O

    Kalsium oklsalat dihidrat CaC2O4.2H2O

    Fosfat Kalsium fosfat Ca5(PO4)3(OH)

    Hidroksiapatit Ca10(PO4)6(OH)2 Karbonit-apatit Ca10(PO4.CO3OH)6(OH)2

    Kalsium hydrogen fosfat

    dihidrat

    CaHPO4.2H2O

    Trikalsium fosfst Ca3(PO4)2 Oktakalsium fosfat CaH(PO4)3.2.5H2O

    Magnesium amonium

    fosfat heksahidrat

    MgNH4PO4.6H2O

    Magnesium hydrogen

    fosfat trihidrat

    MgHPO4.3H2O

    Silika Silikon dioksida SiO2 Asam urat Asam urat C5H4N4O3 Asam urat dihidrat C5H4N4O3.2H2O

    C5H4N4O3NH4 Ammonium asam urat C5H4N4O3NaH2O

  • 4

    Urat Sodium asam urat

    monohidrat

    2.4. Rambut jagung

    Rambut jagung (Zea mays) adalah kepala putik dan tangkai kepala putik buah

    Zea mays. Rambut jagung berwarna jingga kemerahan, merah jambu, coklat

    kekuningan, coklat sampai merah ungu, berbau aromatik lemah dan rasa agak

    kelat (Rahma, 2007).

    Secara makroskopik, rambut jagung berupa

    benang benang ramping, lemas, agak mengkilat,

    panjang 10 cm sampai 25 cm, garis tengah lebih

    kurang 0,4 mm (Rahma, 2007).

    Secara mikroskopik, pada penampang melintang

    tampak epidermis bentuk segi empat, dengan rambut

    penutup terdiri dari beberapa sel, parenkim terdiri dari

    beberapa sel berdinding tipis, terdapat berkas

    pembuluh dengan tipe kolateral (Rahma, 2007).

    Serbuk berwarna cokelat muda fragmen pengenal

    adalah parenkim. Rambut penutup terdiri dari

    beberapa lapis sel berkas pembuluh dan serbuk sari

    (Rahma, 2007).

    2.5. Klasifikasi Rambut Jagung

    Klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut :

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Sub Divisi : Angiospermae

    Kelas : Monocotiledonae

    Ordo : Poales

    Famili : Poaceae

    Genus : Zea

    Species : Zea mays L.

    (Nuraina, 2012)

    2.6. Kandungan Rambut Jagung

    Rambut jagung mengandung protein, karbohidrat, vitamin B, vitamin C,

    vitamin K, minyak volatil, besi, silikon, seng, kalium, kalsium, magnesium dan

    fosfor dan steroid seperti sitosterol dan stigmasterol, alkaloid, saponin, tanin,

    flavonoid, antosianin, protokatekin, vanilic acid, derivat hasperidin & quersetin

    (Ebrahimzadeh, et al, 2008), chlorogenic acid, p-kumarin, ferulic acid, fitosterol,

    resin, gula dan allantoin (Nessa, et al, 2012). Flavonoid dan alkaloid mempunyai

    efek diuretik yaitu dapat meningkatkan volume urin. Kandungan flavonoid diduga

  • 5

    memiliki kemampuan melarutkan kalsium pada batu ginjal (Saravanan, et al,

    2010).

    2.7. Sediaan Effervescent

    Effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi

    granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu

    melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Novidiyanto, 2008).

    Dasar formula pada minuman serbuk dan tablet effervescent adalah reaksi

    antara asidulan dengan karbonat atau bikarbonat menghasilkan karbondioksida.

    Pada proses pelarutan effervescent terjadi reaksi antara senyawa asam dan

    senyawa karbonat untuk menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan efek

    sparkling atau rasa seperti pada soda. Reaksi ini dikehendaki terjadi secara

    spontan ketika effervescent dilarutkan dalam air Formula effervescent terdiri dari

    53% sodium bikarbonat, 28% asam tartat dan 19% asam sitrat (Novidiyanto,

    2008).

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Alat dan Bahan

    3.1.1. Alat Penelitian :

    Alat-alat yang digunakan adalah: alat-alat gelas yang lazim digunakan di

    laboratorium, seperangkat alat ekstraksi, seperangkat alat pemeliharaan tikus

    wester, timbangan, spuit injeksi, eppendorf tube, neraca elektrik (Shimada, tipe

    LS-6DT), gunting steril, pinset steril, LAF, cell counter, filter 0,2 m, pipet

    Pasteur, mikropipet, blue tip dan yellow tip, alat pencetak tablet.

    3.1.2. Bahan

    Preparasi Ekstrak : rambut jagung dan Etanol 70 %

    Hewan Uji : tikus wester terinduksi etilen glikol dan ammonium klorida

    Pembuatan Tablet Effervescent : Natrium bikarbonat, Asam tartrat, Asam

    sitrat monohidrat, Aspartam, Flavoring agent, PEG 8000, Manitol

    3.2 Jalannya Penelitian

    3.2.1. Pembuatan Ekstrasi Etanolik Rambut Jagung (Zea mays)

    Serbuk simplisia dimaserasi dengan etanol 70%, dibiarkan pada suhu kamar

    (28o-32

    oC) selama 2 hari terlindung dari cahaya dan sering diaduk, kemudian

    dipisahkan, ampas dimaserasi kembali dengan pelarut etanol 70% dan dilakukan

    dengan cara yang sama seperti di atas sampai diperoleh maserat jernih. Semua

    maserat diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak

  • 6

    etanol kental, kemudian ekstrak dikeringkan di freeze dryer (-40o C) hingga

    diperoleh ekstrak kering rambut jagung.

    3.3 Pengelompokan dan Perlakuan Hewan Uji

    Tahap pertama penelitian dilakukan dengan menginduksi tikus putih jantan

    galur Sparague Dawley (Rattus norvegicus L.) umur 40-60 hari, berat badan

    sekitar 150 - 200 gram dengan etilen glikol 0.75% untuk menginduksi batu ginjal

    dan ammonium klorida 2% untuk mempercepat proses pembentukan kristal,

    diberikan sebanyak 12ml / 200gram bb. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok, tiap

    kelompok terdiri dari 5 tikus.

    Tabel 3.3 Pembagian kelompok hewan uji

    No Kelompok Jumlah

    tikus

    Keterangan

    1 Kontrol normal 5 Diberi makan dan minum secukupnya

    2 Kontrol negative 5 Diinduksi batu ginjal

    3 Kontrol Positive 5 Pemberian batugin elixir 2 jam sebelum

    pemberian induksi batu ginjal dengan rute

    oral

    4 Perlakuan 1 5 Pemberian ekstrak rambut jagung 125mg/kg

    bb 2 jam sebelum pemberian induksi batu

    ginjal dengan rute oral

    5 Perlakuan 2 5 Pemberian ekstrak rambut jagung 250mg/kg

    bb 2 jam sebelum pemberian induksi batu

    ginjal dengan rute oral

    6 Perlakuan 3 5 Pemberian ekstrak rambut jagung 750mg/kg

    bb 2 jam sebelum pemberian induksi batu

    ginjal dengan rute oral

    Pemberian batu ginjal elixir dan ekstrak rambut jagung dilakukan 2 jam

    sebelum pemberian etilen glikol 0.75% dan ammonium 2 %. Volume ekstrak

    yang diberikan 1ml/200gram bb. Untuk induksi (etilen glikol 0.75% dan

    ammonium klorida 2 %) diberikan sebanyak 12 ml/200gram bb.

    Perlakuan pengujian dilakukan selama 10 hari. Selanjutnya pada hari ke 11

    semua tikus ditimbang dan dimatikan dengan menggunakan eter secara inhalasi.

    Selanjutnya bagian abdomen dibuka dan diambil bagian ginjalnya untuk dianalisis

    karakterisasi ginjal, rasio bobot ginjal dan pengukuran kadar kalsium ginjal.

    3.4 Pembuatan Tablet Effervescent

    Tablet effervescent dibuat pada kondisi khusus kelembaban relative (RH)

    34% pada suhu 20oC dengan menggunakan metode kering. Asam sitrat diayak

    terlebih dahulu dengan ayakan 20 mesh kemudian ditambahkan asam tartrat dan

    campur hingga homogen. Setelah itu ditambahkan berturut turut aspartam, dan

    manitol secara cepat sambil diaduk hingga homogen. Setelah homogen

    ditambahkan ekstrak rambut jagung dan diaduk rata. Sebelum dimasukkan ke

  • 7

    dalam oven ditambahkan secara cepat sejumlah natrium bikarbonat kemudian

    diaduk hingga homogen. Campuran massa tersebut dimasukkan ke dalam oven

    selama satu jam pada suhu 45-50oC. Setelah dikeluarkan dari oven, massa

    dicampur dengan perisa hingga homogen, kemudian di-slugging dan diayak

    dengan ayakan 20 mesh. Granulgranul yang dihasilkan kemudian dilubrikasi

    dengan PEG 8000. Setelah itu, granul dicetak dengan bobot sekitar 4500 mg pada

    tekanan tertentu. Tablet yang yang dihasilkan disimpan di tempat kering pada

    suhu di bawah 25oC dalam kemasan kedap udara yang tidak tembus uap air (Juita,

    2008).

    Tabel 3.4 Formula Tablet Effervescent (Juita, 2008).

    Komponen Formula (g)

    I II III IV V

    Ekstrak rambut jagung 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

    Campuran effervescent

    - Natrium bikarbonat - Asam tartrat - Asam sitrat

    monohidrat

    1,339

    0,788

    0,393

    1,267

    0,745

    0,373

    1,195

    0,703

    0,352

    1,124

    0,661

    0,330

    1,052

    0,619

    0,309

    Aspartam 0,090 0,090 0,090 0,090 0,090

    Flavoring agent 0,090 0,090 0,090 0,090 0,090

    PEG 8000 0,180 0,180 0,180 0,180 0,180

    Manitol 0,030 0,165 0,300 0,435 0,570

    3.5. Analisis Data

    3.5.1. Analisis Karakterisasi Ginjal

    Masing masing ginjal ditimbang, dicatat karakterisasi bentuk dan warna

    ginjal.Selanjutnya dihitung rasio bobot ginjal / bobot tikus. Untuk menghitung

    rasio dengan rumus (Saha dan Verma. 2011) :

    Rasio berat ginjal (g / 100g) :Berat ginjal tikus (g)

    Berat badan tikus (100g)

    3.5.2. Analisis Kalsium Ginjal

    Ginjal tikus disimpan dalam cawan penguap dan dimaksukkan kedalam oven

    100oC selama 24 jam. Setelah itu ginjal kering digerus dalam mortar kemudian

    dimasukkan kedalam gelas piala. Tambahkan 10 ml asam nitrat pekat untuk

    memutus ikatan antara senyawa organik dengan logam yang akan dianalisis,

    kemudian panaskan diatas penangas selama 30 menit, pemanasan dihentikan

    sebentar, kemudian diteteskan hydrogen peroksida (H2O2) dan pemanasan

    dilanjutkan kembali sampai larutan menjadi larutan yang jernih (Masum, 2013).

    Hasil destruksi didinginkan, kemudian diambil 5 ml dan diencerkan dengan

    aquadest sampai volume 50 ml, larutan disaring dengan kertas whatman dan

    selanjutnya diukur dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada

    panjang gelombang 422,7 nm (Afrianti dan Harun 2011)

    Kalsium dalam ginjal dihitung dengan rumus (Afrianti dan Harun. 2011) :

  • 8

    Kadar kalsium (mg/g ginjal ) = X.Y x 100%

    Z

    Keterangan :

    X = konsentrasi yang didapat (mg/L)

    Y = Volume larutan (L)

    Z = Berat Sampel (gram)

    FP = Faktor pengenceran

    3.5.3 Analisis Statistika Kadar Kalsium Pada Ginjal

    Hasil percobaan dihitung secara statistik, dimana kadar kalsium ginjal seluruh

    hewan coba diuji kenormalannya dengan metode kolmogorofsmirnof dan

    homogenitasnya dengan metode levene. Bila kedua uji ini dipenuhi maka

    dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah untuk melihat perbedaan antar

    kelompok. Bila kedua uji atau salah satu dari uji tersebut tidak terpenuhi maka

    dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis untuk melihat perbedaan antar kelompok

    (Masum, 2013).

    Jika terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan pada uji

    ANOVA satu arah atau Kruskal-Wallis, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata

    Terkecil (BNT) (Masum, 2013).

    3.5.4 Analisis sediaan tablet effervescent

    Beberapa evaluasi perlu dilakukan terhadap tablet yang dihasilkan

    untuk mengetahui kualitas sediaan. Evaluasi yang dilakukan terhadap

    sediaan tablet effervescent meliputi evaluasi massa tablet dan evaluasi tablet

    effervescent (Juita, 2008).

    BAB IV

    BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    4.1. Anggaran Biaya

    Tabel 4. 1.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

    No Perincian Jumlah Uang Jumlah (Rp)

    1 Peralatan penunjang 2.800.000

    2 Biaya bahan habis pakai 4.096.000

    3 Biaya perjalanan 2.320.000

    4 Biaya lain lain 2.615.000

    TOTAL BIAYA 11.631.000

    4.2 Jadwal Kegiatan

    Jadwal Kegiatan Bulan ke- Penanggung

    Jawab 1 2 3 4 5

  • 9

    1. Tahap Persiapan

    a. Determinasi tanaman

    b. Persiapan simplisia

    c. Persiapan formulasi

    d. Persiapan uji

    Zulfikar andri

    rahman

    2. Tahap Pelaksanaan

    a. Pembuatan ekstrak kental rambut

    jagung

    b. Perlakuan pada tikus

    c. Optimasi dan formulasi

    effervescent

    d. Pengamatan

    Winda ayu

    wicaksono &

    Irawati

    hidayah

    3. Tahap Penyelesaian

    a. Pengumpulan data penelitian

    b. Pengolahan data

    c. Analisis data

    d. Penyusunan laporan akhir

    e. Pengumpulan laporan akhir

    Shafaa

    shafiyah &

    sarah badar

    nahdi

    DAFTAR PUSTAKA

    Afrianti R., dan Harun S. 2011. Penentuan kadar kalsium pada ikan kering air laut

    dan ikan kering air tawar dengan metoda spektrofotometri serapan atom.

    Jurnal farmasi dan kesehatan. Vol. 1 NO. 2, ISSN : 2087-5045. Sekolah

    Tinggi Farmasi Indonesia (STIFI) : Hal 18-24.

    Anonim. 2011. Teknologi Pembuatan Effervescent Pada Jahe. Kementerian

    Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai

    Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Jakarta.

    Arianingrum, R. 2013. Kandungan Kimia Jagung dan Manfaatnya bagi

    Kesehatan. Jakarta.

    Ebrahimzadeh, M. A., Pourmorad, F. & Hafezi, S. 2008. Antioxidant activities of

    Iranian corn silk. Turkish Journal of Biology. 32: 43:49.

    Indridason, O.S. et. al. 2005. Epidemiology of Kidney Stones in Iceland: A

    Population-Based Study. Scandinavian Journal of Urology and

    Nephrology, 40: 21-220. Jakarta: EGC.

    Juita, Y. 2008. Formulasi Tablet Metodologi. Jakarta : FMIPA Universitas

    Indonesia.

  • 10

    Nessa, F. Ismail, Z. Mohamed, N. 2012. Antimicrobial Activities of Extracts and

    Flavonoid Glycosides of Corn Silk (Zea mays L). International Journal of

    Biotechnology for Wellness Industries.1. 115:121.

    Novidiyanto dan Setyowati A. 2008. Formulasi Serbuk Effervescent Sari Wortel

    (Daucus Carrota). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

    Nuraina leni. 2012. Taksonomi Tanaman Jagung.

    Masum S.2013. Uji Aktivitas Penghambat Batu Ginjal Dari Ekstrak Etanol 70 %

    Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L) Gaertn) Pada Tikus Putih Jantan.

    Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Price & Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

    Rahma A.2007. Jagung. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

    Saha S., and Verma RJ. 2011. Berginia Ciliate Extract Prevents Ethylene Glycol

    Induced Histopathological Changes In The Kidney. Department Of

    Zoology, University School Of Sciences. Acta Poloniae Pharmacetica-

    Drug Research, ISSN 0001 6837, Vol. 68 No. 5 pp. 771-715.

    Saputra AAH.2009. Uji Aktivitas Anti Lithiasis Ekstrak Etanol Daun Alpukat

    (Persea Americana Mill) Pada Tikus Putih Jantan. Bogor : Institut

    Pertanian Bogor.

    Saravanan, C., Shanta, K. S., Anandan, R., Narayanaswamy, V. B., Varunraj, S.

    2010. Anti:Infalamatory and Diuretic Effect of Plant Extract of

    Pseudarthria viscida (L) Weight & Arn. IJRAP.1 (2)506:509.

    Setiawan MC.2012. Kualitas Minuman Serbuk Instan Lidah Buaya (Aloe

    Barbadensis Miller) Dengan Variasi Kadar Maltodekstrin Dan Suhu

    Pemanasan. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

    Smeltzer, S.C. Bare, B.G., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta :

    EGC.

    Soenanto, H. dan Sri Kuncoro. 2005. Hancurkan Batu Ginjal Dengan Ramuan

    Herbal. Solo :Puspa Swara.

    Stockham SL, Scott MA. 2008. Fundamental of Veterinary Clinical

    Pathology.2ndEd.Iowa: Blackwell Publishing.

    Sun, Q., Shen, Y., Sun, N., Zhang, G.J., Chen, Z., Fan, J.F., Jia, L.Q., Xiao, H.Z.,

    Li, X.R. and Puschner, B. 2010. Diagnosis, Treatment, and Follow-up of

    25 Patients with Melamine-Induced Kidney Stones Complicated by Acute

    Obstructive Renal Failure in Beijing Childrens Hospital. Eur J Pediatr,

    169: 483489.

    Wakidi.2003. Prospek Tumbuhan Obat Tradisional Untuk Menghancurkan Batu

    Ginjal (Urolitikum).Sumatera utara : Universitas sumatera utara.

  • 11

  • 12

  • 13

  • 14

  • 15

  • 16

  • 17

    Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

    1. Peralatan Penunjang

    No Nama Komponen Jumlah

    barang

    Harga

    Satuan

    (Rp)

    Jumlah Uang (Rp)

    1. Spuit injeksi 1 ml 3 box 50.000/box 150.000

    2. Spuit injeksi 10 ml 2 box 70.000/box 140.000

    3. Spuit injeksi 20 ml 2 box 90.000/box 180.000

    4. Kandang tikus 6 buah 50.000/buah 300.000

    5. Blue tip 1 pcs 250.000/pcs 250.000

    6. Yellow tip 1 pcs 230.000/pcs 230.000

    7. Pinset steril 25 buah 25.000/buah 625.000

    8. Gunting steril 10 buah 40.000/buah 400.000

    9. Filter 0,2 m 1 pcs 20.000/pcs 20.000

    10. Kertas saring 1 pcs 25.000/pcs 25.000

    11. Lampu kandang 12 buah 35.000/buah 420.000

    12. Perlengkapan

    kandang

    6 set 10.000/buah 60.000

    TOTAL BIAYA 2.800.000

    2. Bahan Habis Pakai

    No Nama Komponen Jumlah

    barang

    Harga Satuan

    (Rp)

    Jumlah Uang

    (Rp)

    1. Rambut jagung 10 kg 5000/kg 50.000

    2. Etanol 96 % (Merck) 9 L 48.000/L 432.000

    3. Asam sitrat

    monohidrat

    1 kg 20.000/kg 20.000

    4. Natrium bikarbonat

    (NaHCO3)

    1 kg 3800/ 45gr 84.400

    5. Etilen glikol 0,75% 1 kg 4600/kg 4600

    6. Amonium klorida 2% 1 kg 200.000/kg 200.000

    7. Batugin Elixir 300 ml 30.000/300ml 30.000

    9. Dietil eter 200 ml 1400/ml 280.000

    10. Kloroform (CHCl3) 50 ml 750.250/50ml 750.250

    11. Asam tartrat 10 g 4000/g 40.000

    12. Aspartam 10 g 220/g 2.200

    13. PEG 8000 10 g 550/10g 550

    14. Manitol 500 ml 80.000/500ml 80.000

    15. Hydrogen peroksida 200 ml 5000/100ml 10.000

  • 18

    16. Asam nitrat pekat 100 ml 100.000/100ml 100.000

    17. Aquadest steril 3 L 60.000/L 180.000

    18. Kertas whatman 1 box 200.000/box 200.000

    19. Sarung tangan 2 box 45.000/box 90.000

    20. Masker 2 box 45.000/box 90.000

    21. Sabun cuci tangan 4 buah 13.000/buah 52.000

    22. Tikus 30 ekor 35.000/ekor 1.050.000

    23. Pakan tikus BR-2 70 kg 5000/kg 350.000

    TOTAL BIAYA 4.096.000

    3.Perjalanan

    No Nama Komponen Jumlah

    barang

    Harga

    Satuan

    (Rp)

    Jumlah Uang

    (Rp)

    1. Biaya perjalanan beli

    rambut jagung ke sleman

    80.000

    2. Biaya perjalanan beli

    bahan habis pakai dan

    bahan penunjang ke

    Brataco

    140.000

    3. Biaya perjalanan beli

    pakan tikus

    250.000

    4. Biaya perjalanan beli

    kandang tikus

    200.000

    5. Biaya perjalanan kirim

    tikus

    200.000

    7. Biaya perjalanan FAPA 1.100.000

    8. Biaya perjalanan LPPP

    UGM

    150.000

    TOTAL BIAYA 2.120.000

    4.Biaya Lain-Lain

    No Nama Komponen Justifikasi

    pemakaian

    Jumlah

    barang

    Harga

    Satuan

    (Rp)

    Jumlah

    Uang (Rp)

    1. Biaya administrasi

    laboratorium

    1.000.000

    2. Pembuatan laporan 165.000

    3. Dokumentasi 100.000

    4. Biaya registrasi

    FAPA

    1.000.000

  • 19

    5. Pengajuan hak paten 350.000

    SUB TOTAL(Rp) 2.615.000

    TOTAL KESELURUHAN 11.631.000

    Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

    No

    .

    Nama /

    NIM

    Program

    Studi Bidang Ilmu

    Alokasi

    Waktu

    (jam/minggu)

    Uraian Tugas

    1 Zulfikar

    Andri

    Rahman

    Farmasi KESEHATAN 24 am - determinasi tanaman

    - pengumpulan bahan

    tanaman

    - persiapan formulasi

    2 Winda Ayu

    Wicaksono

    Farmasi KESEHATAN 24 jam - Persiapan ekstrak

    rambut

    jagung

    - Persiapan

    formulasi

    effervescent

    - Kontrol

    kualitas ekstrak

    3 Irawati

    Hidayah

    dan Shafaa

    Shafiyah

    Kedokter

    an

    Umum

    KESEHATAN 24 jam - Persiapan

    hewan uji

    - Uji sample

    terhadap hewan

    uji

    - Pengamatan setelah

    perlakuan

    - Optimasi dan

    formulasi

    effervescent

    4 Sarah Badar

    Nahdi

    Farmasi KESEHATAN 12 jam - Analisis hasil dan

  • 20

    pembuatan

    laporan

  • 21

    Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Penelitian.

    24