pkm - p tawir dkk

27
A. JUDUL Pemanfaatan minyak atsiri daging buah kakao (Theobroma cacao) afkir sebagai semiokimia serangga hama tanaman kakao. B. LATAR BELAKANG MASALAH Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menjanjikan dan mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Di Indonesia, kakao merupakan penghasil devisa terbesar ketiga sub sektor perkebunan setelah kelapa sawit dan karet. Persebaran tanaman kakao antara lain di Sulawesi (63,8%), Sumatera (16,3%), Jawa (5,3%), Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali (4,0%), Kalimantan (3,6%), Maluku dan Papua (7,1%). Pengelolaannya dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara dengan produksi 792.761 ton dan total ekspor 655.429 ton (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2010). Berbagai pihak telah melakukan upaya untuk meningkatkan produksi kakao. Upaya tersebut antara lain intensifikasi, ekstensifikasi, deversifikasi, dan rehabilitasi. Dari berbagai bentuk upaya tersebut, pelaksanaannya sering mengalami hambatan sehingga menyebabkan rendahnya produksi. Salah satu kendala rendahnya produksi tersebut adalah serangan hama. Bagian dari tanaman kakao yang sering diserang adalah buahnya. Buah yang disenangi adalah bagian buah yang masih muda dan yang mendekati matang. Buah yang terserang menunjukkan bekas tusukan berupa bercak- bercak hitam pada permukaan buah. Pada serangan berat,

Upload: enjer

Post on 02-Jul-2015

418 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKM - P TAWIR DKK

A. JUDUL

Pemanfaatan minyak atsiri daging buah kakao (Theobroma cacao) afkir

sebagai semiokimia serangga hama tanaman kakao.

B. LATAR BELAKANG MASALAHKakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menjanjikan

dan mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Di Indonesia, kakao

merupakan penghasil devisa terbesar ketiga sub sektor perkebunan setelah kelapa

sawit dan karet. Persebaran tanaman kakao antara lain di Sulawesi (63,8%),

Sumatera (16,3%), Jawa (5,3%), Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan

Bali (4,0%), Kalimantan (3,6%), Maluku dan Papua (7,1%). Pengelolaannya

dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara dengan produksi 792.761 ton

dan total ekspor 655.429 ton (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2010).

Berbagai pihak telah melakukan upaya untuk meningkatkan produksi

kakao. Upaya tersebut antara lain intensifikasi, ekstensifikasi, deversifikasi, dan

rehabilitasi. Dari berbagai bentuk upaya tersebut, pelaksanaannya sering

mengalami hambatan sehingga menyebabkan rendahnya produksi. Salah satu

kendala rendahnya produksi tersebut adalah serangan hama.

Bagian dari tanaman kakao yang sering diserang adalah buahnya. Buah

yang disenangi adalah bagian buah yang masih muda dan yang mendekati matang.

Buah yang terserang menunjukkan bekas tusukan berupa bercak-bercak hitam

pada permukaan buah. Pada serangan berat, seluruh permukaan buah dipenuhi

oleh bekas tusukan berwarna hitam dan kering, kulitnya mengeras serta retak-

retak. Serangan berat pada buah muda yang berukuran kurang dari 5 cm

menyebabkan buah kering dan rontok. Serangan hama dapat menimbulkan

kerusakan besar. Serangan berat hama terhadap tanaman kakao dalam satu musim

dapat menurunkan daya hasil rata-rata 42% selama tiga tahun berturut-turut

(Warsi R.A,2003). Hama yang menyerang tanaman kakao itu berjenis serangga,

misalnya Helopeltis sp, Conopomorpha cramerella ( penggerek buah coklat), dan

Zeuzer a sp ( penggerek cabang). .

Selama ini pengendalian hama dilakukan menggunakan insektisida.

Menurut Djoko Widodo 1987, insektisida yang sering digunakan dalam

pengendalian hama kakao adalah Azodrin 60, WSC, Lebaycide 550 EC, Orthene

75 SP, Dimecron SCW, Lanate 25 WP, Sumithion 50 EC, dan Dimecron SCW.

Namun penggunaan insektisida tersebut secara berkesinambungan akan

menimbulkan dampak negatif, seperti merusak lingkungan, menimbulkan

Page 2: PKM - P TAWIR DKK

kekebalan, membunuh parasit serta predator yang berguna, dan harganya relatif

mahal. Peningkatan kesadaran manusia terhadap dampak negatif penggunaan

insektisida salah satunya adalah dengan pengendalian hama yang ramah

lingkungan dengan mengandalkan interaksi antara serangga hama dan tumbuhan

inang (tanaman kakao). Daya interaksi antara serangga hama dengan tumbuhan

inang ini dipelajari dalam semiokimia.

Semiokimia merupakan senyawa kimia yang terlibat dalam interaksi

antara organisme. Senyawa tersebut dapat berasal dari tumbuhan-tumbuhan

maupun hewan. Semiokimia memegang peranan sebagai mediator dalam interaksi

suatu organisme dengan organisme yang lain, baik antara tumbuhan dengan

serangga, antara serangga dengan serangga, dan antara tumbuhan dengan hewan

lainnya. Semiokimia dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu: feromon dan

alelokimia, tergantung interaksinya dengan organisme. Feromon adalah senyawa

kimia yang dikeluarkan oleh suatu organisme dan menyebabkan reaksi

interspesifik dalam penerimaan organisme. Sedangkan alelokimia adalah senyawa

yang dikeluarkan oleh suatu organisme dan menyebabkan reaksi interspesifik dari

organisme yang berbeda spesiesnya. Semiokimia yang dikeluarkan oleh suatu

organisme untuk menarik organisme lain dikategorikan sebagai zat penarik

(atraktan). Zat penarik dapat digunakan untuk mengontrol secara langsung

aktivitas serangga sehingga dapat mencegah penyebaran atau menghambat

perkembangan serangga hama. Saat ini penggunaan zat penarik paling banyak

untuk tujuan menjebak serangga dan mendeteksi keberadaan serangga atau

menentukan populasi serangga terutama serangga hama.

Hama serangga utama tanaman kakao sebagian besar menyerang bagian

buahnya. Hal ini menunjukkan ada bagian yang menarik serangga di dalam bagian

buah tersebut. Biasanya ketertarikan serangga terhadap buah bertujuan untuk

makan, berkembang biak, dan meletakkan telur. Suatu senyawa dapat diterima

oleh sistem penerimaan serangga jika mudah dibawa oleh medium udara.

Senyawa ini biasanya bersifat volatil (mudah menguap). Pada tanaman salah satu

sumber senyawa volatil memebrikan aroma khas tanaman adalah minyak atsiri.

Dari besarnya kerusakan yang ditimbulakan oleh berbagai macam hama

menyebabkan adanya buah yang tidak dapat digunakan lagi yang disebut buah

afkir. Buah afkir adalah buah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan karena telah

mengalami kerusakan oleh serangan hama. Padahal, masih banyak bagian dari

Page 3: PKM - P TAWIR DKK

buah ini yang dapat dimanfaatkan untuk diambil minyak atsirinya dan

dimanfaatkan sebagai bahan dasar zat penarik.

Peran zat penarik atraktan (dalam pengendalian hama) adalah sebagai

penggiring serangga pada tempat tertentu, dan kemudian membunuhnya dengan

insektisida. Cara ini menguntungkan, karena dapat melokalisasi penggunaan

insektisida, dan tidak langsung mengenai bahan makanan. Zat penarik yang

didapatkan secara alami misalnya minyak atsiri, Minyak atsiri dikenal juga

dengan nama minyak teris atau minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh

tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada temperatur kamar tanpa

mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent teste), berbau wangi

sesuai dengan bau tanaman penghasilnya.

Minyak atsiri dapat diisolasi dengan beberapa metode, diantaranya

ekstraksi dan distilasi. Perbedaan kedua metode ini didasarkan pada sifat zat

atraktannya, yaitu volatil atau non-volatil. Perbedaan kedua metode proses

ekstraksi ini, tentunya akan menghasilkan profil komponen penyusun minyak

atsiri yang berbeda. Sehingga, hal ini juga mempengaruhi perbedaan aktifitasnya

sebagai zat penarik. Dari sini, dapat dilihat mana dari kedua metode tersebut yang

memiliki potensi yang lebih baik. Untuk mengetahui aktifitas minyak atsiri

sebagai zat penarik maka dapat dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Uji

laboratorium, dilakukan untuk menentukan daya tarik atau atraktansinya

menggunakan alat Olfaktometer Y metode dual choice. Dan untuk mengetahui

ketertarikannya di lapangan digunakan alat perangkap serangga (trap insect).

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini akan dilakukan isolasi

minyak atsiri daging buah kakao afkir, melalui dua metode distilasi uap dan

metode ekstraksi soxhlet. Kemudian dilakukan karakterisasi minyak atsiri dengan

penentuan indeks bias dari GC-MS untuk mengetahui komponen-komponen yang

terkandung di dalam masing-masing esktrak. Terakhir dilakukan uji aktivitas

minyak atsiri sebagai senyawa atraktan melalui dua tahap, yaitu uji aktivitas

laboratorium dan uji aktivitas lapang.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat di ambil dalam

proposal ini adalah :

1. Apa saja komponen penyusun minyak atsiri daging buah kakao hasil isolasi

menggunakan metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet ?

Page 4: PKM - P TAWIR DKK

2. Apakah perbedaan metode isolasi minyak atsiri dari daging buah kakao

menghasilkan perbedaan potensi atraktan melalui percobaan uji aktivitas ?

3. Bagaimana hubungan struktur komponen minyak atsiri daging buah kakao

terhadap aktivitas serangga hama perusak kakao ?

D. TUJUANBerdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penulisan proposal ini adalah :

1. Mengetahui komponen penyusun minyak atsiri daging buah kakao hasil

isolasi menggunakan metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet.

2. Mengetahui aktivitas optimum minyak atsiri hasil isolasi menggunakan

metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet.

3. Mengetahui hubungan struktur komponen minyak atsiri daging buah kakao

terhadap aktivitas serangga hama perusak kakao.

E. LUARAN YANG DIHARAPKANLuaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat diketahui

komponen penyusun minyak atsiri daging buah kakao dengan menggunakan

metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet, serta diketahui potensi minyak atsiri

daging buah kakao sebagai semiokimia hama serangga perusak tanaman kakao.

F. KEGUNAAN

Manfaat yang diperoleh dari program ini adalah membantu

memonitoring keberadaan populasi hama pada perkebunan tanaman kakao.

G. TINJAUAN PUSTAKAG.1 Tanaman Kakao

Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau

cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan ke dalam kelompok tanaman

caulifloris. Adapun klasifikasi botani tanaman kakao adalah(Tumpal,1989) :

Divisio : Spermatophyta

Klas : Dicotyledon

Ordo : Malvales

Famili : Sterculiceae

Genus : Theobroma

Spesies: : Theobroma cacao Gambar 1 Tanaman kakao

G.2 Hama Tanaman Kakao

Sebagian besar hama yang menyerang tanaman kakao adalah dari

jenis serangga. Menurut Tumpal H.S.Siregar ,1988 hama yang menyerang

tanaman kakao antara lain :

Page 5: PKM - P TAWIR DKK

G.2.1 Helopeltis sp

Hama ini menyerang buah muda pada tanaman kakao. Gejala serangan

berupa bercak –bercak cekung berwarna coklat. Bercak ini dikarenakan cairan

ludah yang dikeluarkan serangga sewaktu menghisap tanaman coklat. Helopeltis

sp banyak tersebar di Sri lanka, Papua Nugini, Afrika Barat, dan Timur ( Hatta

Sunanto, 1992 )

.2.2 Penggerek buah kakao ( PBK )

Hama ini disebut juga dengan Connopomorpha cramerella. Serangan hama ini

kerusakan menyebabkan daging buah coklat menjadi busuk, pertumbuhan biji

terganggu menjadi hitam dan keriput. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini

sangat besar, baik dalam segi jumlah maupun hasil. Di Indonesia, perkebunan

coklat yang terserang hama ini adalah Jawa Tengah dan Maluku (Bambang

priyono,2006).

G.2.4 Kutu Putih ( Planococus citri )

Tunas tanaman yang terserang oleh hama Planococus citri pertumbuhan

tidak normal,yaitu pembengkokan, sehingga pertumbuhan tajuk tanaman tidak

sempurna. Bunga dan calon buah yang terserang akan sangat terganggu

pertumbuhannya.Sedangkan serangan pada buah cokelat yang telah cukup besar

hampir tidak menimbulkan kerugian yang berarti (tumpal 1989).

G.2.6 Toxoptera aurantii Bayer

Kutu Toxoptera aurantii Bayer menghisap cairan daun tanaman kakao

yang masih muda, buah muda, dan atau tangkai muda. Serangannya menyebabkan

bunga gugur atau daun mengeriting.

G.3 Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak

tersebut mudah menguap pada suhu kamar (volatil) tanpa mengalami

dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent teste), berbau wangi sesuai dengan

bau tanaman penghasilnya. (Guenther,1990).

Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200

spesies tanaman yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae,

Lauraceae, Myrtaceae dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada

setiap bagian tanaman yaitu, dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan

akar. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga dibentuk dari hasil

degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis (Narpati, 2009).

Page 6: PKM - P TAWIR DKK

Perbedaan komposisi kimia dalam minyak atsiri akan menyebabkan

perbedaan dalam kehalusan dan kelembutan aromanya. Pada dasarnya, makin

tinggi kandungan geraniol, sitronelal, hidroksi sitronelal, linalol dan linalil asetat,

aromanya akan makin halus dan lembut (Narpati, 2009).

Berdasarkan proses biosintesisnya, minyak atsiri dapat dibedakan

menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah turunan terpena yang terbentuk

dari asam asetat melalui jalur biosintesis asam mevalonat. Golongan kedua adalah

senyawa aromatik yang terbentuk dari biosintesis asam sikimat melalui jalur fenil

propanoid (Agusta,2000).

G.4 Semiokimia

Semiokimia adalah senyawa kimia yang terlibat dalam interaksi diantara

organisme. Senyawa tersebut dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun

hewan. Semiokimia berfungsi sebagai mediator dalam interaksi suatu organisme

dengan organisme yang lain, baik antara tumbuhan dengan serangga, antara

serangga dengan serangga serta antara tumbuhan dengan hewan lainnya

(Permana,1992). Semiokimia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : feromon

dan alelokimia, tergantung kepada interksinya yaitu intraspesifik atau

interspesifik. Disebut feromon jika interaksinya intraspesifik yaitu interaksi antara

spesies yang sama. Disebut alelokimia apabila interaksinya interspesifik, yaitu

interaksinya antara spesies yang berbeda . Feromon dapat dibedakan menjadi :

feromon seks,feromon tanda bahaya, feromon berkelompok (agregasi) , dan

feromon untuk meletakkan telur.Sedangkan alelo kimia dapat dibedakan menjadi:

alomon,kaeromon, sinomon dan agneomon. Tergantung organisme mana yang

diuntungkan dalam berinteraksi. Alomon adalah senyawa yang diperoleh oleh

suatu organisme yang apabila mengenai organisme spesies lain akan

menyebabkan perilaku tertentu pada organisme penerima yang secara adaptif

menguntungkan organisme pelepas senyawa tetapi bukan kepada organisme

penerima senyawa tersebut. Kaeromon adalah senyawa yang dihasilkan atau

diperoleh oleh suatu organisme yang apabila mengenai organisme spesies lain

akan menyebabkan perilaku tertentu pada organisme penerima yang secara adaptif

menguntungkan organisme penerima tetapi bukan kepada organisme pelepas

senyawa tersebut . Sinomon adalah senyawa yang dihasilkan atau diperoleh oleh

suatu organisme yang apabila mengenai organisme spesies lain akan

menyebabkan perilaku tertentu pada organisme penerima yang secara adaptif

menguntungkan organisme penerima maupun organisme pelepas senyawa

Page 7: PKM - P TAWIR DKK

tersebut. Sedangkan Agneumon adalah senyawa yang dilepaskan oleh suatu

materi tak hidup yang menghasilkan suatu perilaku tertentu pada organisme

penerima yang secara adaptif menguntungkan organisme penerima tetapi

merugikan terhadap organisme spesies lain yang dapat berada disekitar atau pada

materi tak hidup tersebut (Nordlund,1981

G.5 Distilasi uap

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.

Dalam distilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini

kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik

didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki

titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-

senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan

menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap

adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-

masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk

campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi

dengan air. distilasi Uap bekerja pada prinsip bahwa benda bercampur bila

dicampur bersama-sama dapat menurunkan titik didih sama lain (Hardjono,2004).

G.6 Ekstraksi soxhlet

Ekstraksi soxhlet adalah ekstraksi padat cair yang banyak digunakan untuk

mengisolasi substansi yang terkandung didalam bahan dengan menggunakan

ekstraktos soxhlet (Bresnick,2003).

Isolasi suat bahan menggunakan ekstraktor soxhlet dilakukan dalam pelarut

yang sesuai, yaitu pelarut yang dapat melarutkan minyak yang terkandung dalam

bahan alam tersebut. Pemisahan pelarut dari hasil ekstrak dilakukan dengan cara

penguapan menggunakan rotary evaporator (syukri, 1999).

H. METODE PELAKSANAAN

Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan di Laboratorium Kimia Organik

Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

Page 8: PKM - P TAWIR DKK

H.1 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah daging buah kakao

afkir, MgSO4 anhidrat, akuades, alumunium foil, pelarut n-heksan, kapas. Bahan

yang digunakan untuk uji aktivitas minyak atsiri daging buah kakao adalah hama

tanaman kakao.

H.2 Alat-alat Penelitian

Alat – alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

seperangkat alat distilasi uap, seperangkat alat Kromatografi Gas spektrometer

Massa (GC-MS) GCMS-QP2010S SHIMADZU, Olfaktometer tabung Y dual

choice, corong pisah 100 ml,neraca analitik, rotary evaporator, corong gelas, gelas

kimia 250 mL, pipet ukur 5 mL, pipet ukur 10 mL, pipet tetes, pipet mikro, labu

ukur 100 mL, spatula, gelas arloji, botol semprot, gunting, pisau, botol sampel dan

oven, dan untuk uji aktivitas di lapangan digunakan perangkap serangga atau trap

insect.

H.3 Tahapan Penelitian

1. Persiapan sampel daging buah kakao afkir.

2. Isolasi minyak atsiri daging buah kakao dengan metode distilasi uap dan

ekstraksi soxhlet.

3. Karakterisasi minyak atsiri daging buah kakao menggunakan Kromatografi

gas massa (GC-MS)

4. Uji aktivitas ketertarikan minyak atsiri daging buah kakao menggunakan

hama perusak tanaman kakao.

H.4 Tahapan Kerja Penelitian

H.4.1 Persiapan Sampel

Sampel yang digunakan adalah daging buah kakao afkir yang diperoleh

dari kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Diambil bagian daging buah kakao,

dipotong 1 cm.

H.4.2 Isolasi Minyak Atsiri Daging Buah Kakao

H.4.2.1 Metode Distilasi uap.

Daging buah kakao yang telah dipotong ditimbang 5 kg. Daging

buah tersebut dimasukkan ke dalam distilator uap kemudian proses distilasi uap

dilakukan selama 5 jam. Distilat yang diperoleh dimasukkan ke dalam corong

pisah dan ditambahkan pelarut n-heksan, kemudian dilakukan ekstraksi cair-cair

dan didiamkan beberapa saat sampai terlihat adanya dua lapisan. Fasa organik

kemudian dipisahkan dari fasa airnya dan fasa organik setelah dipindah dalam

Page 9: PKM - P TAWIR DKK

beaker glas ditambahkan MgSO4 anhidrat untuk menyerap kandungan airnya.

MgSO4 dopisahkan dari filtrat dengan cara didekantasi. Filtrat kemudian di

uapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator. Konsetrat yang diperoleh

kemudian dialiri dengan gas N2.

H.4.2.2 Metode Ekstraksi Soxhlet

Daging buah kakao yang telah kering ditimbang 500 gram dan

dimasukkan kedalam kertas saring kemudian dimasukkan dalam ekstraktor

soxhlet. Daging buah kakao kemudian diekstraksi soxhlet dengan pelarut n-

heksan hingga daging buah kakao terekstrak seluruhnya. Pelarur diuapkan dengan

alat rotary evaporator. Konsentrat yang diperoleh kemudian dialiri dengan gas N2.

H.4.3 Karakterisasi Minyak Atsiri Daging buah kakao Menggunakan

Kromatografi Gas-Spektrometri masa (GC-MS).

Sebanyak 0,1 μL masing-masing sampel minyak atsiri daging buah kakao

hasil isolasi dengan metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet diinjeksikan dengan

menggunakan syring mikro melalui septum pada instrumen GCMS-QP2010S

SHIMADZU.Data yang diperoleh berupa spektrum massa untuk menentukan

jenis atau struktur komponen penyusun. Sedangkan kromatogram digunakan

untuk menentukan kadar tiap komponen minyak daging buah kakao.

H.4.4 Uji Aktivitas Ketertarikan Hama Perusak Tanaman Kakao terhadap

Minyak Atsiri Daging Buah Kakao

H.4.4.1 Uji laboratorium

Uji aktivitas hama perusak tanaman kakao terhadap minyak atsiri daging

buah kakao pada uji laboratorium menggunakan Olfaktometer tabung Y dual

choise. Olfaktometer yang terdiri atas 3 lubang pada bagian bawah diisi dengan

serangga, pada ujung yang kanan diisi dengan minyak atsiri daging buah kakao.

setelah ditunggu selama 2 jam dapat diketahui banyaknya serangga yang

mendatangi atau menjauh dari minyak atsiri daging buah kakao

H.4.4.2 Uji Lapangan

Uji aktivitas hama perusak tanaman kakao terhadap minyak atsiri daging

buah kakao pada uji lapang menggunakan perangkap serangga (trap insect) yang

dibuat dari toples plastik yang dilubangi pada empat sisi dan dipasang corong

pada lubang tersebut. Pada bagian tengah diberi umpan berupa minyak atsiri

daging buah kakao yang dicelupkan pada kapas dan kapas ini diletakkan di dalam

Page 10: PKM - P TAWIR DKK

trap insect. Perangkap ini dipasang pada 5 titik dari area perkebunan. Kemudian

ditunggu hingga perangkap ini didatangi oleh serangga.

H.5 Analisis Data

Hasil analisa dari data kromatografi gas spektometri massa (GC-MS)

digunakan untuk mengetahui kadar komponen penyusun dan menentukan jenis

atau struktur komponen penyusun minyak atsiri daging buah kakao hasil isolasi

dari daging buah kakao dengan menggunakan metode distilasi uap dan metode

ekstraksi soxhlet. Hasil uji aktivitas hama terhadap minyak atsiri daging buah

kakao untuk mengetahui potensi dari minyak atsiri daging buah kakao sebagai

semiokimia menggunakan Hama perusak tanaman kakao. potensi minyak atsiri

daging buah kakao sebagai semiokimia dapat diketahui dari hasil uji lapang dan

laboratorium.

H.5.1 Uji laboratorium

Dari hasil uji laboratorium menggunakan olfaktometer tabung Y

dapat dihitung persen atraktansi dari serangga hama perusak tanaman kakao yang

mendatangi bagian olfaktometer yang diberi minyak atsiri daging buah kakao

(Rurini dkk,2006):

% A=

Apabila hasil persen atraktansi bernialai positif, maka minyak atsiri daging buah

kakao berpotensi sebagai atraktan serangga hama perusak tanaman kakao, namun

apabila persen atraktansi bernialai negatif, maka minyak atsiri daging buah kakao

berpotensi sebagai repell (penolak hama).

H.5.2 Uji lapangan

Dari hasil uji lapangan, dari trap insect yang telah dipasang, akan

dapat dilihat ada atau tidaknya serangga hama yang mendatangi perangkap. Bila

ada serangga yang mendatangi, maka minyak atsiri daging buah kakao berpotensi

sebagai atraktan dan bila tidak ada serangga hama yang mendatangi perangkap

maka minyak atsiri daging buah kakao berpotensi sebagai repell (penolak hama).

Page 11: PKM - P TAWIR DKK

I. JADWAL KEGIATAN

No Nama Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1Ijin Penggunaan Laboratorium

2Ijin kepada pihak perkebunan cokelat

3 Pembelian alat dan bahan

4

-Preparasi daging buah kakao

- Isolasi minyak atsiri daging buah kakao dengan distilasi uap

- Isolasi minyak atsiri daging buah kakao dengan ekstraksi soxhlet

- Pemurnian minyak atsiri

5 Karakterisasi minyak atsiri daging buah kakao (GC-MS)

6 Uji aktivitas di laboratorium

7 Uji aktivitas di lapangan

8 Evaluasi Kegiatan

9 Penyusunan Laporan Akhir

Page 12: PKM - P TAWIR DKK

J. RANCANGAN BIAYA

J.1 Biaya Alat

No Jenis Peralatan Harga (Rp)

1. Peralatan Gelas

-beaker glass(5x30.000)

-Pipet tetes(5x5.000)

-Corong Pisah(1x350.000)

-Pipet Mikro(2x2x30.000)

150.000

25.000

350.000

120.000

2. Sewa Alat 1.060.000

3. Alat trapping (2x5x40.000) 400.000

4. Olfaktometer tabung Y (2x150.000) 300.000

TOTAL 2.405.000

J.2 Biaya Bahan Habis Pakai

No. Jenis Bahan Jumlah

Kebutuhan

Harga Satuan

(Rp)

Harga (Rp)

1. Aquades 25 L 5000/L 125.000

2. Pelarut n-heksan 5 L 80.000/L 400.000

3. MgSO4.H2O 1 Gram 400.000/Gram 400.000

4. Pengembang biakan serangga

(selama 4bulan)

75.000 300.000

5. Aluminium foil 1 gulung 60.000 60.000

TOTAL 1.285.000

J.3 Biaya Transportasi

No. Jenis Kegiatan Biaya Satuan Harga (Rp)

1. Pembelian Alat dan Bahan 100.000

2. Observasi Uji Lapang(3x) 150.000/observasi 450.000

3. Akomodasi Uji Lapang (2x6) 80.000/orang 960.000

T O T A L 1.510.000

Page 13: PKM - P TAWIR DKK

J.4 Biaya Lain-Lain

No. Nama Biaya Satuan Harga (Rp)

1. Analisis dengan GC-MS 2x2sampel 200.000 800.000

2 Karakterisasi komponen minyak atsiri

30x2 sampel

10.000/komponen 600.000

3. Fotokopi dan Penjilidan 100.000

4. Penelusuran Pustaka 100.000

5. Pembuatan Laporan Akhir 200.000

T O T A L 1.800.000

REKAPITULASI DANA

No Jenis Biaya Harga (Rp)

1. Biaya Peralatan 2.405.000

2. Biaya Bahan 1.285.000

3. Biaya Transportasi 1.510.000

4. Biaya Lain-Lain 1.800.000

JUMLAH 7.000.000

J. DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A., 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia, Penerbit ITB,

Bandung, hal. 80

Bresnick, s. 2003. Kimia Organik. Jakarta. Hipokrates

Atmadja, R.A,2003,Status Helop Tanaman Perkebunan dan Pengendaliaannya,

Jurnal Litbang Pertanian,hal 57-63.

Dethier, V.G, 1948, Chemical Insect Attractants and Rapellents, H.K. Lewis &

CO. LTD, London.

Dicke, M., 1988, Microbial Alelochemicals Affecting the Behavior of Insects,

Mites, Nematodes, and Protozoa in Different Thophic Level dalam

Novel Aspect of Insect – Plant Interaction, John Willey & Sons, New

York, 125 – 129.

Dent, D., 1991, Insect Pest Management, CAB International, Wallingford

Guenther, E.,1990, Minyak Atsiri, Jilid IVB. Universitas Indonesia Press, Jakarta

Heddy, Suwasono.1989.Budidaya Tanaman Cokelat.Angkasa.Bandung

Page 14: PKM - P TAWIR DKK

Narpati, S., 2009, Kaffir Lime Leaf Oil (Minyak Daun Jeruk Purut),

http://indonetwork.net/djasula_wangi/598536/nutmeg-oil-minyak-daun

jeruk purut.htm, tanggal akses 26 Oktober 2008

Nordlund, V.B, 1948, Semiochemicals: a Review of The Terminology dalam

Semiochemicals: Their Role in Pest Control, Bab II,Nordlund, D.A.,

R.L. Jones and W.J. Lewis, Edition, John Willey & Sons, New York,

13 – 28.

Priyono, bambang.2006. Pedoman Teknis Pengendalian Hama Penggerek Buah

Kakao (PBK) Pada Tanaman Kakao.jakarta. Dirjen Perkebunan

Departemen Pertanian

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Kakao. Agromedia

Pustaka.Jakarta

Sastrohamidjojo, Hardjono.2004.Kimia Minyak Atsiri.Gadjah Mada University

Press.Yogyakarta

Siregar, Tumpal H.S, Slamet Riyadi, Laeli Nuraeni. 1989. Budidaya, Pengolahan

Dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya. Jakarta

Syukri, s.1999. Kimia dasar 1. ITB. Bandung

Sunanto, Ir Hatta.1992.Budidaya, Pengolahan hasil, dan Aspek

Ekonominya.Penerbit Kanisius.Yogyakarta.

K. LAMPIRAN

K.1 Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota PelaksanaKetua Pelaksana1. Nama Lengkap : Winda Yulia Kurniangsih

2. NIM : 0810920067

3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia

4. Tahun Angkatan : 2008

5. Tempat/Tanggal Lahir : Ponorogo, 25 Juli 1989

6. Alamat di Malang : Jalan Ciamis No. 08 Malang

7. Nomor Telepon : 0852235093158

8. E-mail : [email protected]

9. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

10. Riwayat pendidikan :

SDN Sawoo 03 Ponorogo

SMPN 01 Ponorogo

Page 15: PKM - P TAWIR DKK

SMAN 01 Ponorogo

Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang

11. Pengalaman Organisasi :

Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya

12. Pengalaman Ilmiah : -

Anggota Pelaksana 1

1. Nama Lengkap : Monica Elizabeth Simanjuntak

2. NIM : 0810920051

3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia

4. Angkatan : 2008

5. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 25 Juli 1990

6. Alamat di Malang : Jalan Gambuta No. D25 Malang

7. Nomor Telepon : 085749503220

8. E-mail : [email protected]

9. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

10. Riwayat pendidikan :

SDK St. Pius Kraksaan Probolinggo

SMPK St. Paulus Kraksaan Probolinggo

SMAK St. Albertus Malang

Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang

11. Pengalaman Organisasi :

Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya

Ketua Umum Paduan Suara Mahasiswa Cientifico Choir Fakultas

MIPA Periode 2010 -2011

12. Pengalaman Ilmiah : -

Anggota Pelaksana 21. Nama Lengkap : Oktawirandy Rajaki

2. NIM : 0810920057

3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia

4. Angkatan : 2008

4. Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 11 Oktober 1990

5. Alamat di Malang : Jalan Mandasia Dalam No. 35 Malang

Page 16: PKM - P TAWIR DKK

6. Nomor Telepon : 085649696375

7. E-mail : [email protected]

8. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

9. Riwayat pendidikan :

SDN Tulusrejo I Malang

SMP ”Islam” Terakreditasi B Malang

SMA ”Islam” Terakreditasi A Malang

Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang

10. Pengalaman Organisasi :

Staff Divisi Penelitian dan Pengembangan Keilmuan (LBI)

Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya Periode 2009 - 2010

Anggota Ikatan Alumni Paskibra SMA “Islam” Terakreditas A

Malang

11. Pengalaman Ilmiah : -

Anggota Pelaksana 31. Nama Lengkap : Priska Pardede

2. NIM : 0810923020

3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia

4. Angkatan : 2008

4. Tempat/Tanggal Lahir : Sampit, 05 Desember 1990

5. Alamat di Malang : Jalan Teluk Etna 14 Kav.169/1ª Malang

6. Nomor Telepon : 085649520279

7. E-mail : [email protected]

8. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

9. Riwayat pendidikan :

SDN Sampit 04 Sampit

SMPK Marsudi Siwi Malang

SMAK Cor Jesu Malang

Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang

10. Pengalaman Organisasi :

Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya

11. Pengalaman Ilmiah : -

Anggota Pelaksana 41. Nama Lengkap : Erwin Prasetya Toepak

2. NIM : 0910923007

Page 17: PKM - P TAWIR DKK

3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia

4. Angkatan : 2008

4. Tempat/Tanggal Lahir : Kuala Kapuas, 17 Juni 1991

5. Alamat di Malang : Jalan Bendungan Tangga No. 03 Malang

6. Nomor Telepon : 085248906900

7. E-mail : [email protected]

8. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

9. Riwayat pendidikan :

SDK St. Paulus Kuala Kapuas

SMPK St. Paulus Kuala Kapuas

SMAN 01 Kuala Kapuas

Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang

10. Pengalaman Organisasi :

Staff Divisi Hubungan Masyarakat Himpunan Mahasiswa Kimia

Universitas Brawijaya Periode 2010 - 2011

11. Pengalaman Ilmiah : -

L.2 Daftar Riwayat Hidup Dosen Pembimbing1. Nama Lengkap : Dr. Rurini Retnowati, M. Si.

2. Nomor Induk Pegawai : 19601209 198802 2 001

3. Gelar depan : Doktor

4. Gelar belakang : Magister Sains

5. Pangkat / Jabatan :Penata/Lektor/III-d

6. Unit Kerja : Jurusan Kimia - Fakultas MIPA -

Universitas Brawijaya Malang

Jl. Veteran Malang Telp: (0341) 575838

7. Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 09 Desember 1960

8. Alamat : Jl. Brigjend Katamso No. 20 Malang

9. Nomor Telepon : (0341) 361876

10. E-mail : [email protected]

11. Riwayat pendidikan :

Universitas Gelar Tahun Selesai Bidang studi

Universitas Gajah Mada (UGM)

YogyakartaS.Si 1986 Kimia

Institut Teknologi Bandung M.Si 1994 Kimia Organik / Bio-organik

Page 18: PKM - P TAWIR DKK

(ITB) Bandung

Institut Teknologi Bandung

(ITB) BandungDr. 2004 Kimia Organik / Bio-organik

12. Pengalaman Kerja dalam Penelitian :

Rekayasa Pembuatan Umpan Toksik Menggunakan Dedak gandum

sebagai “Carrier” untuk Monitoring Serangga Hama Tribolium castaneum

Herbst (Bogasari Nugraha, 2002).

Aktifitas Asam Oleat dan Turunannya sebagai Zat penarik Serangga

Sitophilus oryzae L. dan Tenebrio molitor L. (Disertasi S3, ITB, 2004)

Esterifikasi Terkendali Pada Produksi Senyawa Beraroma Berbasis

Minyak Nilam (Patchouli Oil) dalam Upaya Meningkatkan Nilai Ekonomi

(Hibah Penelitian PHK A2 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya,

2006)

13. Pengabdian Masyarakat :

Pengenalan Preparasi Aroma Terapi dan Khasiatnya Kepada Peserta

Wisata IPTEK IKABDI di Lingkungan Universitas Brawijaya (2005)

Sosialisasi tentang : Pemilahan Sampah sebagai Awal Keberhasilan

Pemanfaatan Sampah di Kabupaten Tulungagung (2006).

14. Karya ilmiah Terpenting :

Respon Kumbang Tribolium castanetum Herbst. Terhadap Umpan

Berbasis Semiokimia 9 : 2, 2003

Transformasi Gugus Fungsi Asam Oleat dan Uji Aktivitasnya Sebagai Zat

Penarik Serangga Hama Gudang Sitophilud oryzae L. Disampaikan pada

Seminar Nasional Basic Science 3, FMIPA Universitas Brawijaya, 25

Februari 2006

Rendemen dan Profil Komponen Ekstrak Flavor Daun Salam yang

Dihasilkan dari Beberapa Metode Separasi. Disampaikan pada Seminar

Nasional Basic Science 3, FMIPA Universitas Brawijaya, 25 Februari

2006