pkm-gt vegan-edit

Upload: suryadi-voo

Post on 08-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    1/27

    PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    PENERAPAN POLA DIET VEGAN SEBAGAI PENCEGAHAN

    KOMPLIKASI DIABETES MELITUS TIPE 2

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM-GT

    Diusulkan Oleh :

    Suryadi Voonatta (04091001086/Angkatan 2009)

    Stevani (04101001003/Angkatan 2010)

    Surya Wijaya (04081001102/Angkatan 2008)

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    2/27

    PALEMBANG

    2011

    HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-GT

    1. Judul Kegiatan : Penerapan Pola Diet Vegan sebagaiPencegahan Komplikasi DiabetesMellitus Tipe 2

    2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama Lengkap : Suryadi Voonatab. NIM : 04091001086

    c. Jurusan : Pendidikan Dokter Umumd. Universitas/institut/politeknik : Universitas Sriwijayae. Alamat Rumah dan No. Tel./ HP : Jalan Pangeran Antasari No. 238,

    30124 Palembang/0819686398f. Alamat Email : [email protected]

    4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : Dua (2) orang5. Dosen Pendamping

    a. Nama Lengkap : dr. H. Ferry Usnizar, Sp.PD-FINASIMb. NIP : 196102231990101001c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jalan. Ratu Sianum No 60, 3ilir

    Palembang 0711-711234

    Palembang, 4 Maret 2011

    Menyetujui,

    Pembantu Dekan III, Ketua Pelaksana Kegiatan,

    (dr. Syarif Husin, MS) (Suryadi Voonatta)NIP. 19611209-199203 1 003 NIM. 04091001086

    Pembantu Rektor III, Dosen Pendamping,

    (DR. Ir. H. Anis Saggaf, MSCE ) (dr. H. Ferry Usnizar, Sp.PD-

    FINASIM.)

    ii

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    3/27

    NIP. 19621028 198903 1 002 NIP. 19460626 196902 2 001

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakuasa atas segala rahmat dankasih-Nya kepada kita selama ini. Terlebih dalam melaksanakan tugas dantanggung jawab sebagai mahasiswa, sehingga program kreativitas mahasiswa inidapat terselesaikan dengan baik.

    Program kreativitas mahasiswa ini disusun berdasarkan literatur yangada, disamping itu diambil dalam berbagai situs internet. Program kreativitasmahasiswa ini memberikan suatu aspirasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan

    pengetahuan dan wawasan khususnya tentang Penerapan Pola Diet Vegan sebagaiPencegahan Komplikasi Diabetes Mellitus. Di sisi lain, banyak manfaat yangdapat diperoleh pada setiap mahasiswa dalam melakukan tugas dan tanggungjawab sebagai harapan bangsa.

    Penghargaan dan rasa terima kasih disampaikan kepada semua pihakyang telah mendukung gagasan tertulis ini.

    1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DP2M)Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah memberikan kesempatankepada penulis untuk menyampaikan gagasan tertulis ini melalui PKM-GT.2. Pembantu Rektor III Universitas Sriwijaya, DR. Ir. H. Anis Saggaf, M. Scyang telah memberikan dukungan penuh atas nama Universitas dalam

    pembuatan gagasan tertulis ini.3. Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, dr. SyarifHusin, MS yang senantiasa memberi dukungan dan kesempatan seluasnyakepada seluruh mahasiswa agar dapat menyalurkan kreativitas dan minat dibidang karya tulis.4. dr. H. Ferry Usnizar, Sp.PD-FINASIM. yang telah memberikan bimbingandan arahan dalam penyusunan gagasan tertulis ini menjadi sebuah gagasanyang mengandung nilai-nilai aplikasi di tengah masyarakat.5. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moral maupunmateril.6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan ide serta saran yang

    mendukung penyelesaian gagasan tertulis ini.Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara

    moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga programkreativitas mahasiswa gagasan tertulis ini dapat berguna bagi kita semua.

    Palembang, Maret 2011

    iii

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    4/27

    Penulis

    DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL............................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... iiKATA PENGANTAR........................................................................................... iiiDAFTAR ISI.......................................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vRINGKASAN........................................................................................................ viPENDAHULUAN.................................................................................................. 1

    Latar Belakang............................................................................................ 1Tujuan......................................................................................................... 2Manfaat....................................................................................................... 2

    GAGASAN............................................................................................................ .2Kondisi Kekinian Diabetes Mellitus Tipe 2 ...................................... 2

    Diagnosis Diabetes Melitus Tipe 2.................................................... 3Perjalanan Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 ................................... 4Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2................................................ 4

    Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnya untukMemperbaiki Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2.................................. 5Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan dapat DiperbaikiMelalui Gagasan yang Diajukan 5Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dapat MembantuMengimplementasikan Gagasan dan Uraian Peran atau KontribusiMasing-masingnya .................................................................................... 6

    Langkah-langkah Strategi yang Harus Dilakukan untukMengimplementasikan Gagasan sehingga Tujuan atau Perbaikan dapatTercapai ..................................................................................................... 7

    KESIMPULAN..................................................................................................... 10Gagasan yang Diajukan ............................................................................ 10Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan 11Prediksi Hasil yang akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan) 12

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13DAFTAR RIWAYAT HIDUPLAMPIRAN

    iv

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    5/27

    DAFTAR LAMPIRAN

    Gambar 1. Patogenesis Diabetes Mellitus Tipe 2Gambar 2. Piramida Makanan VeganTabel 1. Perbandingan Nutrisi Pola Diet Vegan dengan Pola Diet KonvensionalTabel 2. Perbandingan Hasil Variabel Klinis Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2dengan Pola Diet Vegan dan Pola Diet Konvensional

    v

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    6/27

    RINGKASAN

    Diabetes merupakan salah satu penyakit degeneratif yang kian meningkatjumlahnya. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan faktor resiko yaituobesitas, kurang aktivitas fisik, merokok, dan hiperkolesterol. Komplikasivaskuler sebagai komplikasi utama DM sangat terkait dengan beratnya keadaanhiperglikemi yang ada dan ikut bertanggung jawab terhadap peningkatan angkamortalitas yang mencapai 75% dari kematian akibat DM.

    Pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi komplikasi vaskuler yangditimbulkan oleh DM adalah terapi gizi medik. Salah satu cara yang dapat

    digunakan sebagai terapi gizi medik adalah penerapan pola diet vegan. Polamakan ini tidak lagi menekankan makanan berkolesterol dan kaya lemak, tetapimemperkenalkan perencanaan nutrisi berdasarkan makanan nabati yang sehat danberserat tinggi. Pola makan ini membatasi masuknya kolesterol yang masuk kedalam tubuh pada titik nol dan masukan lemak sekitar 15-20% kalori.

    Pola diet vegan memiliki potensi pencegahan komplikasi diabetes mellitustipe 2, baik dari segi medis maupun segi ekonomi. Dari aspek medis, pola diet inimemperbaiki kontrol glukosa darah, mengurangi resistensi insulin, danmeningkatkan kepekaan sel terhadap insulin. Diet vegan juga memperbaikikualitas lipid plasma dan menghambat percepatan aterosklerosis sekaligusmencegah komplikasi makro dan mikrovaskular diabetes melitus tipe 2, terutamapenyakit jantung koroner yang menjadi penyebab kematian utama pada pasiendiabetes melitus tipe 2. Sementara bila ditinjau dari aspek ekonomi, terapi inicukup terjangkau dan praktis. Terapi ini tentunya jauh lebih baik dibandingkandengan insulin dan obat-obatan yang cukup mahal dan harus dikonsumsi setiaphari.

    Tujuan dari gagasan tertulis ini adalah untuk mendeskripsikan kemungkinanpenerapan pola diet vegan dalam pencegahan komplikasi diabetes mellitus tipe 2,mengetahui efektivitas dan efisiensi penerapan pola diet vegan pencegahankomplikasi diabetes mellitus tipe 2 serta teknik implementasi pola diet vegandalam pencegahan komplikasi diabetes mellitus tipe 2.

    Gagasan tertulis ini disusun dengan metode eksposisi dan analisis yangmenjelaskan hubungan antara penerapan terapi gizi medik berupa penerapan poladiet vegan untuk mencegah progresivitas dan komplikasi diabetes mellitus tipe 2.Sumber data dalam gagasan tertulis ini adalah data sekunder yang bersifatkualitatif maupun kuantatif. Pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukandengan metode studi pustaka (literature review) berdasarkan permasalahan, baikmelalui informasi digital maupun non digital dari sumber pustaka dengan validitasdan relevansi yang dapat dipertanggungjawabkan

    Gagasan tertulis ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai dasar penelitianselanjutnya dalam memanfaatkan penerapan pola diet vegan sebagi terapi gizimedik diabetes mellitus yang efektif, alamiah, dan relatif terjangkau, karena

    penatalaksanaan diabetes mellitus merupakan life time medication. Selain itu,

    vi

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    7/27

    gagasan ini diharapkan berguna bagi masyarakat, terutama pasien diabetesmellitus tipe 2 sebagai acuan pola diet dalam pencegahan progresivitas dankomplikasi diabetes mellitus tipe 2

    vii

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    8/27

    1

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif tidakmenular yang kian meningkat jumlahnya (Suyono, 2007). Data statistik WHO(2008) menyatakan bahwa penderita Diabetes Mellitus di Indonesia diperkirakanakan mengalami peningkatan dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000, menjadi 21,3juta jiwa pada tahun 2030. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan faktorresiko yaitu obesitas, kurang aktivitas fisik, merokok, dan hiperkolesterol(Powers, 2008). Pada tahun 2005 diketahui bahwa 1,1 juta jiwa meninggal akibatDiabetes Mellitus dan hampir 80% kematian dijumpai pada negara-negaraberkembang terutama di usia 45-64 tahun (Schteingart, 2006).

    Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengankarakteristik terjadinya hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

    kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada Diabetes Mellitusberhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, atau kegagalanbeberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah(Schteingart, 2006). Diabetes mellitus tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yangada dan mempunyai pola familial yang kuat (Suyono, 2007).

    DM berkait erat dengan kelainan kardiovaskuler seperti hipertensi,sklerosis pembuluh darah, maupun kelainan pembuluh darah mikro. PenderitaDM mempunyai resiko dua sampai empat kali lebih tinggi dibanding populasinormal untuk timbulnya penyakit kardiovaskuler ataupun komplikasi mikro danmakro angiopati (Clare-Salzher, 2006). Komplikasi tersebut sangat terkait denganberatnya keadaan hiperglikemi yang ada dan ikut bertanggung jawab terhadappeningkatan angka mortalitas yang mencapai 75% dari kematian akibat DM(Powers, 2008).

    Hiperglikemia dan resistensi insulin merupakan faktor penting daripatomekanisme DM. Keadaan hiperglikemia pada DM akan menyebabkanpeningkatan autoksidasi glukosa, glikosilasi protein, dan jalur sorbitol (poliol)yang berpengaruh pada peningkatan pembentukan AGEs dan ROS (Powers,2008). Sedangkan peningkatan produksi ROS akan menginduksi aktivasi NF-Bakibat pelepasan IB (Clare-Salzher, 2006). Peningkatan akivasi NF-B baikakibat induksi leptin maupun ROS akan menyebabkan meningkatnya responproinflamasi dan adhesion molecules yang bertindak dalam patomekanisme

    terjadinya komplikasi vaskuler pada DMT2 (Schteingart, 2006).Objektif dari pengobatan diabetes adalah pengendalian glikemia danmencegah terjadinya komplikasi diabetes atau paling sedikit dapatmenghambatnya. Faktor diet juga sangat penting dan berpotensi untukmenghindari faktor risiko munculnya komplikasi pada penderita DM tipe 2(David, 2003). Namun, langkah pertama dalam mengelola diabetes melitusseharusnya dimulai dengan pendekatan non farmakologis, yaitu berupaperencanaan makan/terapi nutrisi medik, kegiatan jasmani dan penurunan beratbadan (bila didapat berat badan lebih atau obesitas). Bila dengan langkah-langkahtersebut sasaran pengendalian diabetes belum tercapai, maka dilanjutkan denganpenggunaan obat atau intervensi farmakologis (Schteingart, 2006). Salah satu

    terapi nutrisi bagi penderita diabetes melitus adalah pola diet vegan.

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    9/27

    2

    Vegan yang merupakan salah bentuk vegetarian di mana seseorang tidakmengkonsumsi daging, susu, dan telur serta produk olahannya. Pola diet veganadalah pola diet tinggi serat, protein nabati, karbohidrat kompleks, dan rendahlemak (Tim Boddhicitta, 2002). Potensi diet vegan ini cukup menjadikan dalam

    penerapan terapi preventif terhadap diabetes melitus tipe 2. Hal ini disebabkanoleh diet vegan yang mengandung komposisi makanan yang banyak karbohidratdan serat sebagaimana pola makan tradisional yang diduga dapat mencegahtimbulnya diabetes melitus tipe 2 dan komplikasinya. Di sisi lain, diet vegan inilebih baik dibandingkan dengan pola diet tradisional dan konvensional untukmencegah diabetes melitus tipe 2 dan komplikasinya karena tidak mengandungdaging, susu dan telur yang meningkatkan risiko seseorang untuk menderitapenyakit ini karena meningkatkan resistensi insulin dan memicu timbulnyakomplikasi kardiovaskular penyakit ini. Berdasarkan hal di atas, pola diet vegandapat dijadikan pola diet baru bagi penderita pasien diabetes mellitus tipe 2 karenadapat mencegah progresivitas dan komplikasi penyakit diabetes mellitus tipe 2.

    Tujuan

    Tujuan dari gagasan tertulis ini adalah:1. Mendeskripsikan kemungkinan penerapan pola diet vegan dalampencegahan komplikasi diabetes mellitus tipe 2.2. Mengetahui efektivitas dan efisiensi penerapan pola diet veganpencegahan komplikasi diabetes mellitus tipe 2.3. Mengetahui teknik implementasi pola diet vegan dalam pencegahankomplikasi diabetes mellitus tipe 2.

    Manfaat

    Manfaat yang dapat diambil dari penulisan gagasan tertulis ini antara lain:1. Penelitian lebih lanjut sebagai dasar teori untuk menambah khasanah ilmupengetahuan dalam bidang kesehatan tentang penerapan pola diet vegan dalampencegahan komplikasi diabetes mellitus tipe 2

    2. Masyarakat, terutama pasien diabetes mellitus tipe 2 sebagai acuan poladiet dalam pencegahan komplikasi dan progresivitas diabetes mellitus tipe 2

    GAGASAN

    Kondisi Kekinian Diabetes Mellitus Tipe 2

    Di antara penyakit degeneratif, diabetes melitus tipe 2 juga merupakansalah satu penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masadatang. Diabetes melitus tipe 2 juga sudah menjadi salah satu ancaman utama bagikesehatan manusia pada abad 21. Prevalensi diabetes melitus tipe 2 di seluruhdunia meningkat tajam selama dua dekade, dari perkiraan 30 juta kasus padatahun 1985 menjadi 159 juta kasus pada tahun 2000. Prevalensi diabetes mellitus

    tipe 2 diperkirakan 8,6 % pada individu yang berumur lebih dari 20 tahun. Pada

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    10/27

    3

    individu yang berumur lebih dari 65 tahun, prevalensi diabetes tipe 2 adalah 20,1%. Kurang lebih 1,5 juta individu yang berumur lebih dari 20 tahun didiagnosissebagai penderita diabetes tipe 2 pada tahun 2005. Insidens diabetes tipe 2 sbesar650.000 kasus baru setiap tahunnya. Angka kejadian diabetes melitus tipe 2 di

    dunia diperkirakan akan terus meningkat menjadi lebih dari 360 juta individupada tahun 2030 (Powers, 2008).Penyakit ini juga merupakan penyebab kematian utama, baik akibat

    komplikasi akut maupun komplikasi kronik yang ditimbulkannya. Penelitianepidemiologi terakhir menunjukkan penyebab kelima yang mendasari kematianindividu di seluruh dunia. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit inihampir 3 juta kematian setiap tahun (1,7-5,2 kematian di seluruh dunia)(Schteingart, 2006, Powers, 2008).

    Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan diIndonesia, kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6 %.Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat nomor 5 sedunia dengan

    jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 sebanyak 12,4 juta orang pada tahun2025, naik dua tingkat dibandingkan pada tahun 1995 (Suyono, 2007).

    Peningkatan angka morbiditas dan mortalitas akibat diabetes melitus tipe 2di atas, terutama di Indonesia diduga disebabkan oleh perubahan cara hidup,terutama pola makan. Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makantradisional yang banyak karbohidrat dan serat dari sayur ke pola makan kebarat-baratan, dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein,lemak, gula, dan garam serta sedikit mengandung serat. Komposisi makananseperti ini, terutama pada makanan siap saji masih sangat digemari, terutamaanak-anak muda (Suyono, 2007).

    Diakui bahwa perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah banyakmengalami kemajuan dan banyak menyelamatkan nyawa manusia dari penyakitini, seperti kemajuan dalam diagnosis dan terapi obat-obatan. Namun, untukmemperbaiki taraf kesehatan secara global tidak dapat hanya mengandalkan aspekkuratif, aspek preventif perlu diperhatikan (Suyono, 2007). Aspek preventif dalamdiabetes melitus tipe 2 meliputi pencegahan terhadap penyakit dan komplikasiyang ditimbulkannya dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjauhi polahidup berisiko, seperti diet kebarat-baratan.

    Diagnosis Diabetes Melitus Tipe 2

    Penderita diabetes melitus tipe 2 dapat diketahui berdasarkan gejala-gejalaklinik yang dialaminya, yaitu polidipsia, polifagia, dan poliuria, terutama padamalam hari. Namun, gejala-gejala ini timbul pada hiperglikemia yang berat.Gejala-gejala lainnya adalah mudah lelah, penglihatan kabur, luka lebih lamasembuh, dan kaki mudah kesemutan (Schteingart, 2006).

    Gambaran terpenting pada diabetes melitus adalah gangguan toleransiglukosa. Hal ini dapat terungkap dengan uji toleransi glukosa oral denganmemeriksa kadar glukosa darah setelah semalam berpuasa, dan kemudianbeberapa menit sampai jam setelah pemberian glukosa per oral. Pada pengidapdiabetes, glukosa darah meningkat ke kadar yang tinggi secara berkepanjangan.Hal ini dapat terjadi akibat gangguan respons jaringan sasaran terhadap insulin.

    (Clare-Salzher, 2006).

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    11/27

    4

    Saat ini kriteria berikut digunakan untuk diagnosis laboratorium diabetesmellitus adalah sebagai berikut.

    1. Konsentrasi glukosa plasma vena puasa semalam 126 mg/dL atau lebihpada lebih dari satu kali pemeriksaan

    2. Gejala klinis diabetes dan kadar glukosa sewaktu 200 mg/dL atau lebih3. Setelah ingesti 75 g glukosa, konsentrasi glukosa plasma vena 2 jam 200mg/dL atau lebih.Setelah itu, diagnosis diabetes melitus tipe 2 dapat dibedakan dengan diabetes

    melitus tipe 1 dengan pemeriksaan peptida-C. Kadar peptida-C normal padapasien diabetes melitus tipe 2, sedangkan kadar peptida-C menurun, bahkan 0pada pasien diabetes melitus tipe 1 (Clare-Salzher, 2006, Powers, 2008).

    Perjalanan Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2

    Gangguan Sekresi Insulin

    Defek pada sekresi insulin bersifat samar dan secara kuantitatif kurangberat dibandingkan dengan yang terjadi pada diabetes mellitus tipe 1. Padakenyataannya, pada awal perjalanan penyakit, sekresi insulin tampaknya normaldan kadar insulin plasma tidak berkurang. Namun, pola sekresi insulin yangberdenyut dan osilatif lenyap, dan fase pertama sekresi insulin (yang cepat) yangdipicu oleh glukosa menurun. Secara kolektif, hal ini dan pengamatan lainmengisyaratkan adanya gangguan sekresi insulin yang ditemukan pada awaldiabetes tipe 2, dan bukan defisiensi sintesis insulin (Schteingart, 2006).

    Namun, pada perjalanan penyakit selanjutnya, terjadi defisiensi absolutinsulin yang ringan sampai sedang. Mula-mula resistensi insulin menyebabkanpeningkatan kompensatorik massa sel beta dan produksi insulinnya. Namun, padamereka yang memiliki kerentanan genetik terhadap diabetes tipe 2, kompensasiini gagal. Pada perjalanan penyakit selanjutnya, terjadi kehilangan 20%-50% selbeta, tetapi jumlah ini belum dapat menyebabkan kegagalan dalam sekresi insulinyang dirangsang oleh glukosa. Namun, tampaknya terjadi gangguan dalampengenalan glukosa oleh sel beta. Penelitian terakhir menunjukkan adanya suatuprotein mitokondria yang memisahkan respirasi biokimia dari fosforilasi oksidatif(sehingga menghasilkan panas, bukan ATP) yang disebut uncoupling protein 2(UCP2), diekspresikan pada sel beta. Kadar UCP2 intrasel yang menumpuk tinggimenumpulkan respons insulin, sedangkan kadar yang rendah memperkuatnya.Oleh karena itu, peningkatan kadar UCP2 di sel beta orang dengan diabetes tipe 2

    mungkin dapat menjelaskan hilangnya sinyal glukosa yang khas pada penyakit ini(Clare-Salzher, 2006).Mekanisme lain kegagalan sel beta pankreas berkaitan dengan

    pengendapan amiloid di islet. Pada 90% pasien diabetes tipe 2 ditemukan endapanamiloid pada autopsi. Amilin, komponen utama amiloid yang mengendap ini,secara normal dihasilkan oleh sel beta pankreas dan disekresikan bersama denganinsulin sebagai respons terhadap pemberian glukosa. Hiperinsulinemia yangdisebabkan oleh resistensi insulin pada fase awal diabetes melitus tipe 2menyebabkan peningkatan produksi amilin, yang kemudian mengendap sebagaiamiloid di islet. Amilin yang mengelilingi sel beta mungkin menyebabkan sel betaagak refrakter dalam menerima sinyal glukosa. dalam menerima sinyal glukosa.

    Yang lebih penting, amiloid bersifat toksik bagi sel beta sehingga mungkin

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    12/27

    5

    menyebabkan kerusakan sel beta yang ditemukan pada diabetes tipe 2 tahap lanjut(Clare-Salzher, 2006, Powers, 2008).

    Resistensi Insulin

    Resistensi insulin adalah suatu fenomena kompleks yang tidak terbataspada sindrom diabetes dan merupakan faktor utama dalam timbulnya diabetes tipe2. Dasar selular dan molekular resistensi insulin belum sepenuhnya dimengerti.Namun, pada prinsipnya, resistensi insulin dapat terjadi di tingkat reseptor insulinatau di salah satu jalur sinyal (pasca reseptor) yang diaktifkan oleh pengikataninsulin ke reseptornya (Powers, 2008).

    Salah satu faktor penting yang berkaitan dengan resistensi insulin adalahkegemukan. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa jaringan lemak merupakansuatu jaringan aktif yang dapat berdialog dengan otot dan hati (dua jaringansasaran insulin yang penting). Efek sel lemak jarak-jauh ini terjadi melalui zatperantara yang dihasilkan oleh sel lemak, meliputi faktor nekrosis tumor (TNF),

    asam lemak, leptin, dan suatu faktor baru yang disebut resistin. TNFmenyebabkan resistensi insulin dengan mempengaruhi jalur-jalur sinyal pascareseptor. Asam lemak meningkatkan resistensi insulin melalui mekanisme yangbelum diketahui. Leptin memperbaiki resistensi insulin sehingga apabila adakerusakan pada gen leptin, resistensi insulin dapat terjadi. Resistin meningkatkanresistensi insulin sehingga penurunan resistin meningkatkan kerja insulin. Secaraumum, resistensi insulin yang berkaitan dengan obesitas menimbulkan stressberlebihan pada sel beta, yang akhirnya mengalami kegagalan dalam menghadapipeningkatan kebutuhan insulin (Clare-Salzher, 2006, Schteingart, 2006).

    Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2

    Komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitukomplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut meliputi ketoasidosis diabetik, komahiperosmolar non ketotik, dan koma hipoglikemia, sedangkan komplikasi kronismeliputi makroangiopati berupa kelainan pembuluh darah jantung (penyakitjantung koroner), kelainan pembuluh darah tepi, dan kelainan pembuluh darahotak (stroke), mikroangiopati berupa retinopati diabetik dan nefropati diabetik,neuropati, rentan infeksi, seperti tuberkulosis, infeksi saluran kemih, dangingivitis, kaki diabetik (gangren), dan disfungsi ereksi (Suyono, 2007).

    Morbiditas yang berkaitan dengan diabetes kronis tipe 2 pun terjadi akibatkomplikasi, seperti mikroangiopati, retinopati, nefropati, dan percepatan

    aterosklerosis. Bukti eksperimen dan klinis yang ada mengisyaratkan bahwasebagian besar komplikasi diabetes terjadi akibat gangguan metabolisme,terutama hiperglikemia (Suyono, 2007, Powers, 2008).

    Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnya untuk

    Memperbaiki Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2

    Sebelumnya, terapi diet pernah ditawarkan oleh Asosiasi DiabetesAmerika berupa pola diet konvensional. Pada diet konvensional diabetes melitustipe 2, penyandang diabetes harus memperhatikan asupan makanan denganmengkonsumsi makanan yang dianjurkan. Asosiasi Diabetes Amerika

    menganjurkan empat kelompok makanan utama, meliputi

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    13/27

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    14/27

    7

    mengindikasikan adanya korelasi positif antara konsumsi telur atau kolesterolharian dengan peningkatan kadar glukosa puasa. Kekerapan konsumsi telurberhubungan dengan naiknya indeks massa tubuh, kekerapan merokok, danprevalensi hipertensi. Di samping itu, meningkatnya konsumsi telur berkaitan

    dengan peningkatan konsumsi alkohol dan asupan energi pada pria, sebagaimanapeningkatan asupan asam lemak jenuh dan trans serta kolesterol diet harian padawanita (Leslie, 2009). Kandungan pada telur dapat pula meningkatkan risikopenyakit kardiovaskular pada pasien diabetes melitus tipe 2 karena memicuterganggunya metabolisme glukosa dan resistensi insulin. Selain itu, kebiasaanmengkonsumsi telur yang disertai oleh sosis dan daging saat sarapanmeningkatkan kadar asam lemak trans dan jenuh. Kenyataan ini diperburuk olehkebiasaan memasak telur dengan cara menggorengnya karena meningkatkankadar lemak dan jumlah kalori makanan (Luc et.al, 2009).

    Konsumsi susu, kecuali susu rendah lemak dan turunannya jugameningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2. Kandungan tinggi lemak pada susu

    meningkatkan jumlah adiposit dan menambah angka indeks massa tubuh yangmeningkatkan resistensi insulin. Beberapa protein susu, misalnya bovine milkprotein mencetuskan reaksi autoimun yang menurunkan kepekaan reseptorterhadap insulin (Powers, 2008).

    Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan dapat Diperbaiki

    Melalui Gagasan yang Diajukan

    Pola diet vegan merupakan pola makan di mana seseorang tidakmengkonsumsi segala jenis daging hewan, ikan, telur dan produk olahannya, sertasusu dan hasil produk susu. Sebagian vegan pun tidak memakai produk yangdiolah dari tubuh hewan, misalnya barang yang terbuat dari kulit, bulu, danrambut hewan (David et.al, 2003).

    Pola diet vegan merupakan pola makan di mana seseorang tidakmengkonsumsi segala jenis daging hewan, ikan, telur dan produk olahannya, sertasusu dan hasil produk susu. Sebagian vegan pun tidak memakai produk yangdiolah dari tubuh hewan, misalnya barang yang terbuat dari kulit, bulu, danrambut hewan. Pola diet vegan dirumuskan menjadi pola makan kuartet nabati.Pola makan ini tersusun atas1. Legum. Golongan legum ini merupakan sumber yang padat protein,

    karbohidarat kompleks, serat makanan, asam linoleat, vitamin, terutama

    vitamin B dan mineral, seperti zat besi, kalsium, fosfat, magnesium, dan seng.Keluarga raksasa legum ini terdiri atas kacang-kacangan, polong, dan lentil(termasuk juga air kedelai, polong, dan lentil). Di dalam bahasa Inggris, legumdibedakan lagi menjadi

    a. Pulse adalah biji yang berasal dari keluarga Leguminosae,mencakup kacang kering (dried pea), bean, dan lentil. Anggota pulse yangpaling banyak dikonsumsi di negara-negara Asia dan semakin meningkatdi negara Barat adalah kacang kedelai beserta produknya, seperti tahu,tempe, dan sari kedelai.b. Seed yang merupakan biji-bijian dari buah yang dapat berkembangmenjadi tanaman baru. Biji yang cukup sering dikonsumsi adalah biji

    bunga matahari, wijen, dan kuaci putih.

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    15/27

    8

    c. Nut merupakan bangsa kacang-kacangan berupa buah yangberkulit keras dan kering. Kacang keras yang popular adalah kacang tanah,kacang monyet, walnut, dan almond.

    2. Sayur merupakan sumber vitamin dan mineral, kaya air, serat makanan,

    protein (terutama sayuran berwarna hijau tua), dan sumber fitokimia yangsangat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mencegahberbagai penyakit.

    3. Buah merupakan sumber yang kaya serat makanan, vitamin, mineral, air, dansumber fitokimia yang sangat membantu meningkatkan sistem kekebalantubuh serta mencegah berbagai penyakit.

    4. Padi-padian merupakan makanan pokok berbagai suku bangsa di dunia.Kelompok padi-padian ini terdiri atas padi, gandum, jagung, barley, oat,millet, dan rye. Kelompok ini kaya akan serat pangan, karbohidrat kompleks,protein, vitamin B, dan mineral, seperti zat besi, kalsium, fosfat, kalium, danseng (Tim Boddhicitta, 2002).

    Pola makan yang benar untuk penderita diabetes melitus tipe 2 adalahrendah lemak, kaya karbohidrat kompleks, dan kaya serat makanan. Berdasarkanfakta di atas, para ahli mulai meneliti pola makan yang cocok bagi penderitadiabetes melitus tipe 2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola diet veganmerupakan salah satu pola yang cukup efektif sebagai terapi gizi medis pasiendiabetes melitus tipe 2. Penelitian lainnya pun menunjukkan pola diet vegan lebihbaik dibandingkan dengan diet yang dianjurkan oleh American DiabeticAssociation karena memperbaiki kulaitas hidup pasien diabetes (Neal et.al, 2006).

    Uji klinik pada individu diabetes melitus tipe 2 menunjukkan diet veganrendah lemak meningkatkan kontrol gula darah daripada diet diabeteskonvensional yang dianjurkan oleh Asosiasi Diet Amerika. Hal ini terbuktidengan penurunan kadar HbA1c yang lebih tinggi sekitar 0,41 lebih banyakdibandingkan diet konvensional setelah 74 minggu (Nela, et.al, 2009).

    Bukti-bukti juga menunjukkan pola diet vegan menyebabkan menurunnyaasupan asam lemak jenuh dan makanan dengan indeks glikemik yang tinggi,meningkatnya asupan serat harian dan protein nabati, dan menurunnya simpananzat besi di hati (Nela et.al, 2006). Meningkatnya asupan serat harian sertamenurunnya asupan asam lemak jenuh berkaitan dengan penurunan densitasenergi dan asupan energi harian, tetapi tidak meningkatkan asupan makanan.Menurunnya total lemak dan berubahnya diet dari lemak jenuh ke lemak tidakkenuh meningkatkan sensitivitas insulin sebagaimanana yang terjadi pada diet

    dengan asupan makanan dengan indeks glikemik rendah dan kaya serat.Menurunnya simpanan zat besi di hati akibat diet vegan menyediakan zat besidalam bentuk non-heme yang sukar diabsorpsi mengurangi resistensi insulin(David et.al, 2003, Neal et.al, 2009).

    Diet vegan memperbaiki kualitas lipid plasma dan menghambatpercepatan aterosklerosis sekaligus mencegah komplikasi makro danmikrovaskular diabetes melitus tipe 2, terutama penyakit jantung koroner yangmenjadi penyebab kematian utama pada pasien diabetes melitus tipe 2. Diet initerbukti telah menurunkan kadar LDL 10,1 mg/dL dan kadar kolesterol total 13,6mg/dL lebih banyak dibandingkan dengan diet konvensional biasa, sertamenurunkan trigliserida, dan VLDL melalui penurunan berat badan 4,4 kg. Di

    samping itu, diet vegan dapat menurunkan konsentrasi lipid intramioseluler lebih

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    16/27

    9

    banyak daripada diet konvensional yang berkorelasi negatif dengan resistensiinsulin karena diet vegan menurunkan kadar lemak yang dapat mengurangiaktivitas gen yang dibutuhkan oleh fosforilasi oksidatif mitokondria pada ototrangka sehingga dapat mencegah diabetes melitus tipe 2 dan komplikasinya (Neal

    et.al, 2006, 2009).Data lain menunjukkan pola diet vegan yang disertai dengan latihan fisikpada pasien diabetes melitus tipe 2 memperbaiki kadar HbA1c setelah 6 sampai12 bulan. Penurunan level HbA1c yang terjadi pada pasien dengan diet veganlebih tinggi dibandingkan dengan diet konvensional, yaitu 0,41 setelah selama 72minggu membandingkan rataan kadar HbA1c pasien menjalani masing-masingdiet (David et.al, 2003).

    Selain itu, peningkatan konsumsi makanan berserat nabati banyakmempunyai dampak yang dapat menurunkan kecepatan absorpsi zat gizi dari ususkecil ke jaringan tubuh. Dengan demikian, hal ini akan mengurangi kecepatanproduksi insulin dari pankreas yang berguna untuk menghadapi glukosa.

    Sebaliknya, ketika mengkonsumsi makanan yang kadar serat nabatinya rendah,gizi makanan dengan cepat diserap pada bagian pertama dari usus halus sehinggadiperlukan lebih banyak hormon insulin. Apabila pola diet rendah serat nabati initerus-menerus berlanjut, respons jaringan perifer terhadap insulin akan menurun(resistensi insulin) akan terjadi. Kenyataan inilah yang membuat serat nabatiberperan dalam pencegahan terjadinya diabetes melitus tipe 2 dan terapi gizimedis (Kurniawan, 1996).

    Jadi, tidak heran jika pada suatu riset diungkapkan bahwa sebagian besarpasien bisa meninggalkan pengobatannya setelah 26 hari mengikuti pola makanvegan dan juga mengikuti program olahraga. Bahkan, selama dua sampai tigatahun berikutnya, penderita diabetes tipe 2 yang tetap mengikuti pola diet veganberhasilkan mempertahankan kondisinya yang terkontrol (Neal et.al, 2009).

    Ditinjau dari aspek ekonomi, penerapan pola diet ini cukup terjangkau danpraktis dibandingkan dengan insulin dan obat-obatan yang cukup mahal dan harusdikonsumsi setiap hari (Neal et.al, 2006). Jadi, penerapan diet ini diharapkandapat meningkatkan kualitas hidup pasien, baik dari aspek klinis maupun aspekekonomi.

    Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu

    Mengimplementasikan Gagasan dan Uraian Peran atau Kontribusi Masing-

    masingnya

    Pola diet vegan dapat dengan mudah diimplentasikan karena biayanyacukup murah jika dibandingkan seorang pasien diabetes tipe 2 harusmengkonsumsi insulin dan obat-obatan antihiperglikemik oral (Linan, 2001).Untuk mengembangkan pola diet vegan sebagai salah satu pola diet baru dalampencegahan progresivitas dan komplikasi diabetes mellitus tipe 2, diperlukankejasama dari berbagai macam pihak, diantaranya yaitu :

    1. Dokter, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya dapat memberikanpenjelasan terhadap pasien mengenai pentingnya terapi gizi dan kelebihanpola diet vegan dibandingkan dengan diet konvensional pada penderitadiabetes tipe 2. Selain itu, dokter seharusnya tidak langsung meresepkan obat-

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    17/27

    10

    obatan atau insulin pada pasien diabetes tipe 2 sebelum dilakukan terapi gizimedik dan latihan fisik.2. Mahasiswa fakultas kedokteran dan kesehatan masyarakat pun dapatmemberikan penyuluhan tentang pola diet baru ini.

    3. Keluarga dan masyarakat sekitar. Penerapan diet vegan juga tergantungpada keluarga, dan masyarakat sekitar karena perlunya motivasi dari keluarga,dan masyarakat guna penerapan pola diet sebagai terapi diabetes mellitus tipe2.4. Pasien yang menjadi target utama penerapan pola diet vegan sebagai salahsatu pola diet baru dalam pencegahan progresivitas dan komplikasi diabetesmellitus tipe 2, maka diperlukan kerjasama dari pasien penyakit diabetesmellitus tipe 2 itu sendiri sehingga pasien mau menerapkan pola diet vegansecara teratur.

    Langkah-langkah Strategi yang Harus Dilakukan untuk

    Mengimplementasikan Gagasan sehingga Tujuan atau Perbaikan dapatTercapai

    Langkahlangkah strategis yang dapat dilakukan guna pencapaian poladiet vegan sebagai salah satu pola diet baru dalam pencegahan progresivitas dankomplikasi diabetes mellitus tipe 2, yaitu

    .1 Mempelajari lebih lanjut mengenai potensi pola diet vegan sebagai salahsatu pola diet baru dalam pencegahan progresivitas dan komplikasi diabetesmellitus tipe 2, termasuk tata cara pemberian porsi makan, pilihan jenismakanan, kelemahan penerapan, dan perbaikan kelemahan tersebut. Langkahini ditempuh dengan melibatkan ahli gizi, dokter umum, dan tenaga kesehatanlainnya.2 Sosialisasi pola diet vegan sebagai salah satu pola diet baru dalampencegahan progresivitas dan komplikasi diabetes mellitus tipe 2 kepadamasyarakat secara luas, terutama pasien dan keluarga pasien diabetes mellitustipe 2. Sosialisasi ini harus melibatkan pihak-pihak yang membantumengimplementasikan gagasan di atas melalui kerja sama dengan pihak-pihakterkait, meliputi dokter, ahli gizi, tenaga kesehatan lainnya, dan mahasiswafakultas kedokteran dan fakultas kesehatan masyarakat

    KESIMPULAN

    Gagasan yang Diajukan

    Pola diet vegan dapat dijadikan sebagai terapi gizi medis bagi penderitadiabetes melitus tipe 2. Terapi gizi ini sesuai dengan pola makan yang benaruntuk penderita diabetes melitus tipe 2 adalah rendah lemak, kaya karbohidratkompleks dengan indeks glikemik rendah, dan kaya serat makanan (David et.al,2003).

    Pola diet vegan tidak lagi memasukkan nutrisi hewani ke dalam menumakanan sehari-hari karean berdasarkan studi klinis, nutrisi hewani berupadaging, telur, dan susu masih dapat meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    18/27

    11

    serta risiko timbulnya komplikasi diabetes mellitus tipe 2. Pola diet vegandirancang untuk menurunkan risiko penyakit yang selama berabad-abad menjadipembunuh utama manusia, seperti penyakit jantung, kanker, stroke serta penyakitserius lainnya, seperti penyakit darah tinggi, diabetes, batu ginjal, osteoporosis,

    dan sebagainya. Pola makan ini tidak lagi menekankan makanan berkolesteroldan kaya lemak, tetapi memperkenalkan perencanaan nutrisi berdasarkanmakanan nabati yang sehat dan berserat tinggi. Pola makan ini membatasimasuknya kolesterol yang masuk ke dalam tubuh pada titik nol dan masukanlemak sekitar 15-20% kalori (Tim Boddhicitta, 2002).

    Pola diet vegan memiliki potensi pencegahan komplikasi diabetes mellitustipe 2, baik dari segi medis maupun segi ekonomi. Dari aspek medis, pola diet inimemperbaiki kontrol glukosa darah, mengurangi resistensi insulin, danmeningkatkan kepekaan sel terhadap insulin. Menurunnya total lemak danberubahnya diet dari lemak jenuh ke lemak tidak kenuh meningkatkan sensitivitasinsulin sebagaimanana yang terjadi pada diet dengan asupan makanan dengan

    indeks glikemik rendah dan kaya serat. Menurunnya simpanan zat besi di hatiakibat diet vegan menyediakan zat besi dalam bentuk non-heme yang sukardiabsorpsi sehingga mengurangi resistensi insulin. Peningkatan konsumsimakanan berserat nabati banyak mempunyai dampak yang dapat menurunkankecepatan absorpsi zat gizi dari usus kecil ke jaringan tubuh. Dengan demikian,hal ini akan mengurangi kecepatan produksi insulin dari pankreas yang bergunauntuk menghadapi glukosa (David et.al, 2003, Neal et.al, 2009). Diet vegan yangkaya akan asam lemak rantai panjang dan bebas kolesterol memperbaiki kualitaslipid plasma dan menghambat percepatan aterosklerosis sekaligus mencegahkomplikasi makro dan mikrovaskular diabetes melitus tipe 2, terutama penyakitjantung koroner yang menjadi penyebab kematian utama pada pasien diabetesmelitus tipe 2 ((Neal et.al, 2006, 2009).).

    Sementara bila ditinjau dari aspek ekonomi, terapi ini cukup terjangkaudan praktis. Terapi ini tentunya jauh lebih baik dibandingkan dengan insulin danobat-obatan yang cukup mahal dan harus dikonsumsi setiap hari (Neal et.al,2006).

    Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan

    Sosialisasi pola diet kepada masyarakat secara luas, terutama pasien dankeluarga pasien diabetes mellitus tipe 2 merupakan teknik implementasi penting

    dalam menyukseskan penerapan pola diet ini sebagai pola diet baru untukmencegah progresivitas dan komplikasi diabetes tipe 2. Sosialisasi ini harusmelibatkan pihak-pihak yang membantu mengimplementasikan gagasan di atasmelalui kerja sama dengan pihak-pihak terkait, meliputi dokter, ahli gizi, tenagakesehatan lainnya, dan mahasiswa fakultas kedokteran dan fakultas kesehatanmasyarakat.

    Materi sosialisasi ini berupa cara penerapan diet vegan. Diet vegan iniharus dilakukan melalui dua langkah. Langkah efektif pertama untukmeningkatkan serat makanan adalah dengan menggantikan makanan, sepertidaging, keju, dan telur dengan padi-padian serta legum, sekaligus menambahmakanan sumber karbohidrat kompleks dan serat makanan. Langkah selanjutnya

    adalah meniadakan konsumsi daging, produk susu yang berlemak tinggi, telur,

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    19/27

    12

    dan minyak. Menurunkan konsumsi lemak adalah kunci paling penting dalamterapi diabetes melitus tipe 2. Semakin banyak lemak dalam makanan, makatimbunan lemak di tubuh pun akan meningkat dan dapat menyebabkankegemukan yang menyebabkan resistensi insulin (Neal et.al, 2006).

    Penerapan terapi gizi ini dapat diterapkan dengan mengkonsumsi lebihbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang kaya serat nabati, kacang-kacangan,legume dan gandum utuh yang baik untuk mengurangi kadar kolesterol serum danmencegah komplikasi diabetes tipe 2 serta makanan rendah indeks glikemikrendah yang dapat memperbaiki kualitas lemak serum (peningkatan kadar HDLserum) dan mengurangi risiko komplikasi diabetes tipe 2. Permasalahan defisiensibeberapa vitamin, mineral, dan asam amino dapat diatasi dengan mengkonsumsitempe, beras tumpuk, dan beras merah guna pemenuhan kebutuhan vitamin B12,kacang-kacangan dapat memenuhi kebutuhan asam amino esensial dan kalsiumbagi vegan, dan sayur-sayuran berdaun hijau, seperti bayam untuk memenuhikebutuhan kalsium dan zat besi (David et.al, 2003, Neal et.al, 2006, 2009).

    Prediksi Hasil yang akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)

    Penerapan pola diet vegan sebagai pola diet baru untuk mencegahprogresivitas dan komplikasi diabetes tipe 2 tentunya memiliki dampak yangbesar. Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari penerapan diet vegan ini adalahsebagai berikut.

    1. Dengan ditemukannya manfaat terhadap pasien diabetes tipe 2, pola dietvegan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang penerapannyasebagai pola diet baru bagi pasien diabetes mellitus tipe 2.2. Dengan adanya pola diet baru yang lebih alami, mudah didapat, danmudah dikonsumsi, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah menerapkanpola diet vegan ini sehingga pencegahan progresivitas dan komplikasi diabetesmellitus tipe 2 yang efektif, alamiah, dan terjangkau dapat tercapai.

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    20/27

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    21/27

    14

    Sujono, Slamet. 2007. Diabetes Melitus di Indonesia dalam Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan DepartemenIlmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Halaman 1852-1854.

    Tim Boddhicitta. 2002. Terobosan Menuju Hidup Sehat Kuartet Nabati.Yogyakarta: Boddhicitta.Yiqing Song, et al. A Prospective Study of Red Meat Consumption and Type 2

    Diabetes in Middle-Aged and Elderly Women. Diabetes Care 27:21082115, 2004.

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    22/27

    15

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    1. Nama Lengkap : Suryadi VoonattaNIM : 04091001086Tempat, tanggal lahir : Palembang, 16 Desember 1991Alamat : Jalan Pangeran Antasari No 238,30124 PalembangNomor HP : 0819-686398Alamat email : [email protected]

    Karya-karya yang pernah dibuat:a. Defisiensi Thiamin (B1) Meningkatkan Resiko Terserang Cardiac Arrestb. Uji Efektivitas Hand Sanitizer Berbahan Dasar Kecoa(Periplanetaamericana) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

    Penghargaan-penghargaan ilmiah:PKM yang didanai Uji Efektivitas Hand Sanitizer Berbahan DasarKecoa(Periplaneta americana) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus danEscherichia coli.

    2. Nama Lengkap : StevaniNIM : 04101001003Tempat & tanggal lahir : Baturaja, 11 September 1992Alamat : Jalan Madang Dalam No. 1405Nomor HP : 0819-18866614Alamat email : [email protected]

    Karya-karya yang pernah dibuat : -

    Penghargaan-penghargaan ilmiah : (-)

    3. Nama Lengkap : Surya WijayaNIM : 04081001102Tempat, tanggal lahir : Pangkal pinang, 14 Juli 1991

    Alamat : Jalan Palembang-Betung km. 18 No. 48 Rt. 12Rw.02, Sukamoro, Kec. Talang Kelapa, Kab.Banyuasin 30761

    No telepon/HP : 0852-73523233Email : [email protected]

    Karya-karya yang pernah dibuat :a. Vaksin Baru BCG Wujudkan Dunia Bebas TBb. Minuman Anggur, Sahabat Baru Penderita Penyakit JantungKoronerc. Akupunktur, Metode Penghilang Nyeri dari Masa ke Masa

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    23/27

    16

    d. Tempe, Makanan Kaya Gizi dan Ekonomis Pencegah PenyakitAlzheimere. Pembuatan Booklet Waspada Dini KLB Gizi dan Gangguan TumbuhKembang Anak sebagai Media Sosialisasi bagi Masyarakat Rt. 14, 15, 16,

    Rw. 05, Posyandu Anggrek Jalan Lebak Rejo, Kelurahan Sekip Jaya,Kecamatan Kemuning, Kota Palembangf. Uji Daya Hambat Kolostrum bovin terhadap PerkembanganBakteri Eschericia colig. Pembuatan Komik KanSer sebagai Salah Satu MediaPenyuluhan Pencegahan Kanker Serviks bagi Siswa Sekolah MenengahPertama di Kota Palembangh. The Potency of Black Seed (Nigella sativa) to Treat An AcuteAsthma Attacki. Potensi Pelayanan Kesehatan Gratis dengan Kredit Sampah Daur Ulangdalam Penanggulangan Banjir Di Indonesia

    Prestasi yang pernah diraih :a. Juara I Lomba EssayIlmiah MedsMotion Fakultas KedokteranUniversitas Sebelas Maret 2010b. Juara II Poster Competition InterMedical Student Festival (IMSeF) AMSAIndonesia 2010c. Juara III Lomba Tulisan Kritis Progressive Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia 2010d. Juara III Lomba Essay Ilmiah Medical Fiesta FakultasKedokteran Universitas Brawijaya 2010

    e. Juara Harapan I Paper Competition InterMedical Student Festival (IMSeF)AMSA Indonesia 2010f. Juara Harapan I Lomba Essay Sriwijaya Medical ScientificOlympiad(SMSO) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2010g. Finalis 10 Besar Lomba Poster Bebas Hasanuddin ScientificFair (HSF) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2011h. Peraih Pendanaan 2 Proposal Program Kreativitas MahasiswaBidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) dari DIKTI 2011i. Peraih Pendanaan Proposal Program Kreativitas MahasiswaBidang Penelitian (PKM-P) dari DIKTI 2011j. Peserta InterMedical Student Physiology Quiz University of Malaya 2010

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    24/27

    17

    DAFTAR LAMPIRAN

    Gambar 1. Patogenesis Diabetes Mellitus Tipe 2

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    25/27

    18

    Gambar 2. Piramida Makanan Vegan

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    26/27

    19

    Tabel 1. Perbandingan Nutrisi Pola Diet Vegan dengan Pola Diet Konvensional

  • 8/7/2019 PKM-GT Vegan-edit

    27/27

    20

    Tabel 2. Perbandingan Hasil Variabel Klinis Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2dengan Pola Diet Vegan dan Pola Diet Konvensional