makalah gt
DESCRIPTION
pendidikanTRANSCRIPT
MAKALAH
GEOMETRI TRANSFORMASI
“TRANSFORMASI”
KELOMPOK 1
1. ARIN TRIFANDINI (08320093)
2. LUKMAN HAKIM (08320100)
3. NUR INDAH PERMATASARI (08320128)
4. DWI RETNO WIDAHARDANI (08320129)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN KOMPUTASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan
kesempatan untuk mengikuti dan menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul : Transformasi.
Makalah ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk
mata kuliah geometri transformasi pada program studi pendidikan
matematika di Universitas Muhammadiyah Malang
Selesainya penulisan Makalah ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dosen pengajar serta semua pihak yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan makalah ini baik bantuan moril maupun bantuan
materil.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan, fasilitas dan
waktu yang penulis miliki, penulis merasa Makalah ini disusun masih
banyak kekurangan sehingga belum sempurna. Maka dari itu dengan
segala kerendahan hati penulis akan menerima dengan senang hati bila ada
yang memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang, semoga hasil makalah ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika pada khususnya.
Malang,8 Oktober 2011
Penulis
A. Transformasi
Pengertian :
Transformasi digunakan untuk untuk memindahkan suatu titik atau bangun
pada suatu bidang.
Definisi :
Suatu trnsformasi bidang adalah fungsi satu-satu dari bidang onto bidang.
Contoh :
Pilihlah pada bidang euclides V suatu sistem Ortogonal. T adalah padanan
yang mengaitkan setiap titikP dengan P' yang letaknya satu satuan dari P
dengan arah sumbu X yang positif. Selidiki apakah T suatu transformasi !!
Jawab : Y
P P'
0 X
Kalau P = (x,y) maka T (P) = P' dan P' = (x = 1,y)
Jelas aerah asal T adalah seluruh bidang V.
Kita harus menyelidiki lagi dua hal, yaitu :
1). Apakah T surjektif ?
2). Apakah T injektif ?
Jika A (x,y), pertanyaannya yang harus dijawab ialah apakah A memiliki
prepeta oleh T ?
Andaikan B = (x', y')
1). Kalau B ini prapeta titik A (x,y) maka haruslah berlaku T (B) = (x' + 1,
y') Jadi x' + 1 = x, y' = y
x' = x - 1
Atau
y' = y
jelas T (x-1, y) = ((x-1) + 1, y) = (x,y)
oleh karena x', y' selalu ada, untuk segala nilai x, y maka B selalu ada
sehingga
T(B) = A
Karena A sembarang, maka setiap titik di V memiiki prapeta yang berarti
bahwa T surjektif.
2). Andaikan P (x1, y1) dan Q (x2, y2) dengan P ≠ Q
Apakah T (P) ≠ T (Q)?
Di sini T (P) = (x1 + 1, y1) dan T (Q) = (x2 + 1, y2)
Kalau T (P) = T (Q), maka (x1 + 1, y1) = (x2 + 1, y2)
Jadi x1 + 1 = x2 + 1 dan y1 = y2 , ini berarti x1 = x2 dan y1 = y2. Jadi P = Q.
Ini berlawanan dengan yang diketahui bahwa P ≠ Q. Jadi haruslah T (P) ≠
T (Q).
Dengan demikian, ternyata bahwa T injektif dan T adalah padanan yang
bijektif. Jadi T suatu transformasi dari V ke V.
B. Hasil kali transformasi (Komposisi Transformasi)
Definisi :
Misalkan ada dua transformasi T 1dan T 2 maka komposisi dari T 1dan
T 2 merupakan suatu transformasi, ditulis dengan notasi T 1 o T 2 ditetapkan
sebagai :
(T 1o T 2) (R) = T 1 [T 2 (R)], " R∈n .
Untuk membuktikan transformasi ini yang harus ditunjukkan adalah :
1. T 1o T 2fungsi dari n ke n
Karena T 2suatu transformasi maka T 2merupakan fungsi dari n ke n ,
sehingga prapeta dari T 1 o T 2 = prapeta dari T 2.
Ambil x ∈n sebarang, karena T 2transformasi berarti ada y ∈n sehingga
T 2 (x)= y dan T 1 juga merupakan transformasi berarti ada z ∈n sehingga
T 1 (y) = z.\ z =T 1 (y), y =T 2 (x)
z =T 1 [T 2 (x)]=(T 1 o T 2)(x)
Jadi " x∈n nilai dari (T 1 o T 2)(x) adalah z ∈n . Akibatnya transformasi ini
dikatakan sebagai fungsi dari n ke n
2. T 1 o T 2fungsi bijektif :
a) T 1 o T 2fungsi kepada
ambil z ∈n karena T 1 transformasi maka T 1 fungsi kepada,
akibatnya ada y ∈n sehingga T 1 (y)= z dan karena T 2juga
transformasi maka T 2juga fungsi kepada, akibatnya y ∈n sehingga
T 2 (x)= y . Jadi, untuk z ∈n sebarang ada x ∈n sehingga
z= T 1 (y)= T 1 [T 2 (x)] =(T 1 o T 2)(x). \" ∈n mempunyai prapeta oleh T 1o T 2
akibatnya T 1o T 2suatu fungsi kepada.
b) T 1 o T 2fungsi satu – satu
ambil x,y ∈n sehingga (T 1o T 2)(x)=(T 1o T 2)(y) maka
T 1 [T 2 (x)]=T 1 [T 2 (y)] dari hubungan ini didapat T 2 (x)=T 2 (y)® x = y.
karena T 1 o T 2fungsi satu – satu dan kepada
Maka T 1o T 2suatu fungsi bijektif.
Kesimpulan : dari uraian di atas maka T 1o T 2suatu transformasi.
C. Kolineasi
Definisi : Sebuah transformasi T yang bersifat bahwa sebuah garis petanya
juga garis dinamakan kolineasi.
Oleh karena suatu refleksi adalah suatu kolineasi maka setengah putaran
juga suatu kolineasi. Ini tidak mengherankan sebab setiap isometri adalah
suatu kolineasi.
Suatu transformasi disebut kolineasi jika hasil transformasi sebuah garis
(lurus) akan berupa garis lagi.
Jadi, jika g adalah garis maka T adalah kolineasi jika T(g) berupa garis,
yaitu himpunan titik P’ = T(P) dengan P terletak pada g.
Contoh :
1. f(x) = x2 dengan x> 0
Fungsi di atas dapat dipandang sebagai transformasi dengan domain
sumbu X positif yang berupa garis lurus, dan hasil transformasinya berupa
kurva y = x2.
X
Y
y = x2
O
X
Y
O
y = x + 1
1
-1
f(x) bisa dituliskan sebagai transformasi
T : (x,0)→(x,x2)
Rumus transformasinya :
( x ' ¿ )¿¿
¿¿
Gambar disamping memperlihatkan
bahwa hasil transformasi garis lurus
(sumbuX positif) adalah kurva y = x2
yang tidakberupa garis lurus.
Maka dapat disimpulkan bahwa T (x,0) = (x,x2) bukan kolineasi. Atau
ungsi f(x) = x2 bukan transformasi kolineasi.
2. f(x) = x + 1
Fungsi itu dapat dinyatakan sebagai
transformasi T : (x,0)→(x,x + 1), yaitu
mentransformasikan garis lurus (sumbuX)
menjadi garis y = x + 1.Rumus
transformasinya
( x ' ¿ )¿¿
¿¿.
Gambar di samping memperlihatkan bahwa hasil transformasi garis lurus
(sumbuX) juga berupa garis lurus (y = x + 1). Maka fungsi f(x) = x + 1
merupakan transformasi kolineasi.
3. f(x,y) = x + 2y
Bisa dianggap sebagai transformasi T : (x,y,0) → (x,y, x + 2y), yaitu yang
mentransformasikan bidang XOY menjadi bidang z = x + 2y.
X
Y
O
Z
z = x + 2y
Rumus transformasinya
( x ' ¿ ) ( y ' ¿ ) ¿¿
¿¿
Gambar di samping memperlihatkan
bahwa hasil transformasi bidang X O Y
juga berupa bidang datar (z = x + 2y).
Bisa dikatakan, setiap garis pada bidang XOY ditransformasikan menjadi
garis yang menyusun bidang z = x + 2y. Maka, f(x,y) = x + 2y merupakan
transformasi kolineasi.
Diantara kolineasi-kolineasi ini ada yang disebut dilatasi.
Definisi : suatu kolineasi dinamakan suatu dilatasi apabila untuk setiap
garis g berlaku sifat (g) // g. Salah satu contoh adalah setengah putaran
D. Involusi
Teorema :
Invers dari setiap refleksi garis adalah refleksi garis itu sendiri.
Suatu transformasi yang inversnya adalah transformasi itu sendiri
dinamakan involusi. Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa refleksi
garis adalah suatu involusi.
Bukti :
Terdapat dua transformasi T dan I serta komposisi TL. Berdasarkan
pengetahuan yag lalu maka dapat dinyatakan
(TL)-1 = L-1 T-1
Maka (TL) = (L-1 T-1) = [(TL)L-1] T-1
= [T(LI-1)] T-1
= [TI] T-1
= TT-1
= I
Dengan cara yang sama diperoleh
(L-1T-1) (TL) = I
E. Macam – macam fungsi
1. Fungsi injektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu atau fungsi injektif jika dan
hanya jika untuk sebarang a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengan a2
berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka
f(a1) sama dengan f(a2).
2. Fungsi surjektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan
hanya jika untuk sebarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu
a dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b.
3. Fungsi bijektif
Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk
sebarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam domain A
sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B.
Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah sekaligus injektif dan surjektif.
F. Sifat-sifat Grup
semigrup yaitu suatu struktur aljabar dengan satu operasi biner
(grupoid terhadap penjumlahan atau perkalian) yang memiliki prasyarat
tertutup dan assosiatif. Sedangkan monoid adalah suatu struktur aljabar
dengan satu operasi biner (semigrup terhadap penjumlahan atau perkalian)
yang setiap anggotanya memiliki unsur satuan atau identitas.
Dalam sub pokok bahasan ini, akan dipelajari definisi atau syarat-
syarat dasar dari suatu Grup dan mengaplikasikannya kedalam contoh-
contoh soal sederhana, baik itu terhadap penjumlahan maupun terhadap
perkalian. Adapun definisi mengenai Grup adalah :
Definisi Grup :
Suatu monoid (G,*) dikatakan suatu Grup jika setiap anggotanya memliki
unsur balikan atau invers, yaitu :
Dengan kata lain, dari definisi tersebut dapat kita ketahui syarat-
syarat dari suatu Grup yaitu memenuhi sifat monoid dan setiap anggotanya
memiliki unsur balikan atau invers. Adapun untuk lebih
Jelasnya mengenai syarat-syarat suatu Grup akan dijabarkan dalam
definisi berikut ini :
Grupoid (G,*) dikatakan suatu Grup jika memenuhi syarat-syarat :
1. Tertutup
Misalkan a dan b adalah anggota G, maka a dan b tertutup bila a * b ∈G
2. Assosiatif
Misalkan a,b,c ∈ G maka (a * b) * c = a * (b * c)
3. Adanya unsur satuan atau identitas
Misalkan a∈G maka a * e = e * a = a
4. Adanya unsur balikan atau invers
Misalkan a∈G maka a * a−1 = a−1 * a = e
Contoh :
Misalkan G = {-1, 1} adalah suatu himpunan.
Tunjukan bahwa G adalah suatu Grup terhadap perkalian (G, .).
Penyelesaian :
Tabel
Daftar Cayley G = {-1, 1} terhadap (G, .)
Dari tabel 3.1. akan ditunjukan bahwa G = {-1, 1} merupakan suatu Grup
terhadap perkalian (G, .), yaitu :
a. Tertutup
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan -1 dan 1 ∈ G
-1 . 1 = -1 karena hasilnya -1 ∈ G, maka tertutup terhadap G
b. Assosiatif
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan a = -1, b = -1 dan c = 1∈G
(a . b) . c = (-1 . -1) . 1 = 1 . 1 = 1
a . (b . c) = 1 . (-1. -1) = 1 . 1 = 1
Sehingga (a . b) . c = a . (b . c) = 1 maka G assosiatif
c. Adanya unsur satuan atau identitas (e = 1, terhadap perkalian)
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan -1∈G
-1 . e = e . (-1) = -1
misalkan 1 ∈ G
1 . e = e . 1 = 1
maka G ada unsur satuan atau identitas
d. Adanya unsur balikan atau invers
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan -1 ∈G, pilih -1 ∈ G,
sehingga -1. (-1) = 1 = e, maka (−1 )−1 = -1
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan 1∈G, pilih 1 ∈ G,
sehingga 1. 1 = 1 = e, maka (−1 )−1 = 1
maka G ada unsur balikan atau invers
Jadi, G = {-1, 1} merupakan Grup terhadap perkalian (G, .).
Bila suatu Grup memenuhi sifat komutatif, dimana a * b = b * a, maka Grup
tersebut dinamakan Grup Komutatif atau Grup Abelian. Adapun
definisinya adalah sebagai berikut :
Definisi:
Suatu grupoid (G,*) dikatakan Grup Komutatif (Grup Abelian), jika
memenuhi syarat-syarat :
1. Tertutup
Misalkan a dan b adalah anggota G, maka a dan b tertutup bila a * b ∈G
2. Assosiatif
Misalkan a,b,c ∈G maka (a * b) * c = a * (b * c)
3. Adanya unsur satuan atau identitas
Misalkan a ∈ G maka a * e = e * a = a
4. Adanya unsur balikan atau invers
Misalkan a ∈ G maka a * a−1= a−1 * a = e
5. Komutatif
Misalkan a,b ∈ G maka a * b = b * a
Contoh :
Dari contoh yang pertama tentang grup, tunjukan bahwa G = {-1, 1} adalah
suatu Grup Komutatif / Grup Abelian terhadap perkalian (G, .).
Penyelesaian :
Pada contoh yang pertama mengenai grup telah ditunjukan bahwa G = {-1,
1} adalah suatu Grup terhadap perkalian (G, .).
Sekarang akan ditunjukan sifat komutatif dari Grup tersebut.
Ambil sebarang nilai dari G :
misalkan -1 dan 1 ∈ G
-1 . 1 = -1
1 . (-1) = -1
sehingga -1 . 1 = 1 . (-1) = -1
Karena Grup tersebut memenuhi sifat komutatif, maka Grup tersebut
adalah Grup Komutatif atau Grup Abelian terhadap perkalian (G, .).
Contoh :
tunjukan bahwa G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah suatu Grup
Komutatif / Grup Abelian terhadap penjumlahan (G, +).
Penyelesaian :
Dari contoh 3.3, telah ditunjukan bahwa G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah
suatu Grup terhadap penjumlahan (G, +).
Sekarang akan ditunjukan sifat komutatif dari Grup tersebut.
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan 1 dan 5 ∈ G (pada tabel 4.3.)
1 + 5 = 0
5 + 1 = 0
sehingga 1 + 5 = 5 + 1 = 0
Karena Grup tersebut memenuhi sifat komutatif, maka Grup tersebut
adalah Grup Komutatif atau Grup Abelian terhadap penjumlahan (G, +).
Ada beberapa sifat dari suatu Grup, yang akan dijelaskan dalam
teorema berikut ini :
Teorema 1 :
Misalkan (G, .) adalah suatu Grup, maka :
a. Jika a Î G, maka¿ = a
b. Jika a, b Î G, maka (ab¿−1 = b−1 a−1
Bukti :
a. Dari sifat unsur satuan atau identitas, diketahui a−1. a = e = a . a−1,
maka dapat dikatakan bahwa a unsur balikan dari a−1.
Dengan sifat ketunggalan balikan, di dapat ¿ = a.
b. (ab) (b−1 a−1) = ((ab) b−1 ¿a−1= (a (bb−1)) a−1= (ae) a−1= aa−1= e
Dengan cara yang sama didapat :
(b−1 a−1) (ab) = b−1¿ a−1 (ab)) = b−1 ((a−1 a) b) = b−1 (eb) = b−1b = e
Sehingga dengan sifat ketunggalan balikan, didapat (ab¿−1 = b−1 a−1
Dalam operasi penjumlahan (+), teorema tersebut dapat ditulis sebagai
berikut :
Teorema 2 :
Misalkan (G, +) adalah suatu Grup, maka :
a. Jika a ∈ G, maka -(-a) = a
b. Jika a, b Î G, maka -(a + b) = (-b) + (-a)
Teorema 3 : (Hukum Penghapusan)
Misalkan (G, .) adalah suatu Grup dan a, b, x ∈G, maka :
a. Jika xa = xb, maka a = b (penghapusan kiri)
b. Jika ax = bx, maka a = b (penghapusan kanan)
Bukti :
a. Misalkan xa = xb
maka :
x−1 (xa )=x−1 ( xb )
( x−1 x ) a=( x−1 x ) b
ea = eb
sehingga :
a = b (penghapusan kiri)
b. Misalkan ax = bx
maka :
(ax)x−1 = (bx) x−1
a (x−1x) = b (x−1x)
ae = be
sehingga :
a = b (penghapusan kanan)
Dalam operasi penjumlahan (+), teorema 4.3, dapat ditulis sebagai
berikut :
Teorema 3.4 : (Hukum Penghapusan)
Misalkan (G, +) adalah suatu Grup dan a, b, x ∈ G, maka :
1. Jika x + a = x + b, maka a = b (penghapusan kiri)
2. Jika a + x = b + x, maka a = b (penghapusan kanan)
G. Subgrup
Pada sub pokok bahasan ini akan diperkenalkan Subgrup yang
merupakan bagian dari Grup. Secara harfiah Subgrup dapat diartikan
sebagai grup bagian yang mempunyai sifat-sifat dari Grup. Adapun
definisinya adalah sebagai berikut :
Definisi :
Misalkan (G,*) adalah suatu Grup dan H ∈ G. (H,*) dikatakan Subgrup dari
(G,*), jika (H,*) adalah suatu Grup terhadap operasi yang ada dalam
(G,*).Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa untuk membuktikan
bahwa (H,*) adalah Subgrup dari Grup (G,*), harus melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Harus ditunjukan bahwa H ∈ G
2. Harus ditunjukan bahwa (H,*) merupakan suatu Grup
Contoh :
Dari contoh 3.1, tunjukan bahwa H = {1} adalah merupakan Subgrup dari
G = {-1, 1} terhadap perkalian (G, .).
Penyelesaian :
H = {1} merupakan himpunan bagian dari G = {-1, 1}, sehingga H∈G.
Dari tabel 3.1. akan ditunjukan H = {1} memenuhi syarat-syarat suatu
Grup :
a. Tertutup
misalkan 1 ∈ H dan 1 . 1 = 1
karena hasilnya 1 ∈ H, maka tertutup terhadap H
b. Assosiatif
misalkan a = 1, b = 1 dan c = 1∈H
(a . b) . c = (1 . 1) . 1 = 1 . 1 = 1
a . (b . c) = 1 . (1. 1) = 1 . 1 = 1
Sehingga (a . b) . c = a . (b . c) = 1, maka H assosiatif
c. Adanya unsur satuan atau identitas (e = 1, terhadap perkalian)
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan 1 ∈ G
1 . e = e . 1 = 1
maka G ada unsur satuan atau identitas
d. Adanya unsur balikan atau invers
· Ambil sebarang nilai dari G, misalkan 1 ∈ G, pilih 1 ∈ G,
sehingga 1. 1 = 1 = e, maka (1)-1 = 1
maka G ada unsur balikan atau invers
Jadi, H = {1} memenuhi syarat-syarat suatu Grup, sehingga (H, .)
merupakan Subgrup dari (G, .).
H. Orde Suatu Grup
Misalkan G adalah suatu Grup dan a ∈ G, a merupakan unsur atau
anggota atau elemen dari Grup. Unsur dari grup ini dapat membentuk atau
membangun suatu Subgrup, jumlah dari unsur suatu Grup atau Subgrup
tersebut disebut orde.
Definisi1:
Misalkan (G,*) adalah suatu Grup. Banyaknya unsur-unsur dari Grup (G,*)
disebut orde dari Grup (G,*), dilambangkan dengan |G|. (G,*) disebut Grup
hingga bila |G| terhingga (finite) dan disebut Grup tak hingga bila |G| tak
hingga.
Definisi 2:
Orde dari suatu unsur a dalam suatu Grup (G,*) adalah bilangan bulat positif
terkecil n, sedemikian hingga an = e (e = 1, untuk perkalian) dan na = e (e =
0, untuk penjumlahan). Bila tidak ada bilangan seperti n tersebut, maka orde
dari unsur tersebut tak hingga
Contoh :
Tentukan Subgrup dari Grup (Z4,+) dan tentukan orde dari masing-masing
Subgrup.
Penyelesaian :
Grup Z4 = {0, 1, 2, 3}, orde dari Grup |Z4| = 4.
Subgrup dari unsur-unsur Z4 adalah :
Misal n = 0, 1, 2, 3 dan H a = {na, n∈Z4)
a = 0
H 0 = {0}
sehingga |H 0| = 1
a = 1,
H 1 = {1, 2, 3, 0}
sehingga |H 1| = 4
a = 2,
H 2 = {2, 0}
sehingga |H 2| = 2
a = 3,
H 3 = {3, 2, 1, 0}
sehingga |H 3| = 4