pkm gt-fixdikti

22
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Menurut Azrul (2004), jumlah dan jenis sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang yang digunakan sehari-hari. Sebagai kota metropolitan, Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m 3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m 3 perhari (BPS, 2002). Data ini menggambarkan bahwa terjadi peningkatan sebanyak 38,9% jumlah sampah tiap tahunnya di kota Jakarta. Saat ini kebanyakan sampah menumpuk di berbagai sudut rumah dan kota serta mengakibatkan aroma busuk yang sangat menyengat. Aroma inilah yang selanjutnya banyak mengundang lalat untuk mengerumuni sampah dan menjadi penyebab datangnya penyakit. Sebagai contoh TPA Benowo merupakan tempat pembuangan akhir di Surabaya yang padat akan populasi lalat ternyata menyebabkan permasalahan kesehatan bagi warga disekitarnya. Menurut hasil penelitian Depkes (2005) menunjukan bahwa 36,7% masyarakat menderita diare serta 26,7% menderita disentri basiler. Data ini menggambarkan bagaimana hubungan kepadatan lalat dengan kondisi kesehatan penduduk disekitarnya. Lalat rumah (Musca domestica) merupakan spesies yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Menurut Sinaga (2004), keberadaan lalat rumah dapat menyebarkan mikroorganisme seperti bakteri, virus, protozoa, telur, dan cyste cacing pada manusia. Selain itu terdapat kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat dimana lalat rumah hinggap. Adapun penyakit yang dapat disebarkan lalat rumah antara lain kholera, diare, desentry, thypus, TBC, dan sebagainya. Salah satu upaya yang dilakukan manusia untuk memberantas keberadaan lalat rumah ini adalah dengan

Upload: zia-ardhi

Post on 24-Jun-2015

507 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKM GT-FIXDikti

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Menurut Azrul (2004), jumlah dan jenis sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang yang digunakan sehari-hari. Sebagai kota metropolitan, Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 perhari (BPS, 2002). Data ini menggambarkan bahwa terjadi peningkatan sebanyak 38,9% jumlah sampah tiap tahunnya di kota Jakarta.

Saat ini kebanyakan sampah menumpuk di berbagai sudut rumah dan kota serta mengakibatkan aroma busuk yang sangat menyengat. Aroma inilah yang selanjutnya banyak mengundang lalat untuk mengerumuni sampah dan menjadi penyebab datangnya penyakit. Sebagai contoh TPA Benowo merupakan tempat pembuangan akhir di Surabaya yang padat akan populasi lalat ternyata menyebabkan permasalahan kesehatan bagi warga disekitarnya. Menurut hasil penelitian Depkes (2005) menunjukan bahwa 36,7% masyarakat menderita diare serta 26,7% menderita disentri basiler. Data ini menggambarkan bagaimana hubungan kepadatan lalat dengan kondisi kesehatan penduduk disekitarnya.

Lalat rumah (Musca domestica) merupakan spesies yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Menurut Sinaga (2004), keberadaan lalat rumah dapat menyebarkan mikroorganisme seperti bakteri, virus, protozoa, telur, dan cyste cacing pada manusia. Selain itu terdapat kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat dimana lalat rumah hinggap. Adapun penyakit yang dapat disebarkan lalat rumah antara lain kholera, diare, desentry, thypus, TBC, dan sebagainya.

Salah satu upaya yang dilakukan manusia untuk memberantas keberadaan lalat rumah ini adalah dengan penggunaan perangkap lem. Namum perangkap ini akan efektif dipakai bila tidak tertutup sepenuhnya oleh debu atau lalat yang terperangkap sehingga penggunaannya terkesan tidak praktis. Selain lem lalat ada juga penggunaan insektisida (spray). Metode ini tidak sepenuhnya aman karena mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi penghuni rumah, terutama anak-anak. Menurut Siregar (2004), Senyawa Kimia ini mempunyai toksisitas akut yang rendah pada manusia tetapi bila tertelan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan dan kematian. Upaya pembasmian lalat yang sejauh ini cukup efektif adalah penggunaan perangkap elektrik. Namun penggunaan teknologi tinggi menyebabkan harganya yang relatif mahal.

Dari beberapa permasalahan mengenai spesies lalat rumah yang berbahaya bagi kesehatan dan belum adanya metode pemberantasan efektif dan ekonomis dari spesies ini maka dalam karya tulis ini akan dibahas tentang alat perangkap lalat yang mampu memberikan keuntungan baik dalam segi fungsi maupun kepraktisan dalam penggunanya. Suatu konsep alat yang menggabungkan dua fungsi sekaligus

Page 2: PKM GT-FIXDikti

2

yaitu sebagai alat perangkap lalat dan juga tempat sampah sehingga dapat menutupi kekurangan-kekurangan dari metode-metode yang ada.

Karya tulis ini disusun secara deskriptif atau paparan. Data dan informasi yang terkumpul dianalisis dan dilakukan studi silang untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih terpercaya. Dari studi silang yang dilakukan, dapat diambil inti utama yang kemudian dibuat suatu simpulan.

Tujuan

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah :1. Mengetahui korelasi antara animal behavior lalat rumah (Musca domestica)

dengan metode pemberantasan lalat yang efektif.2. Menganalisis konsep inovasi produk sebagai perangkap lalat rumah (Musca

domestica) yang mampu memberikan keuntungan baik dalam segi fungsi maupun kepraktisan dalam penggunanya.

3. Menganalisis upaya yang dilakukan untuk memasyarakatkan inovasi produk ini sebagai perangkap lalat rumah (Musca domestica) efektif dan ekonomis.

Manfaat

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa :

1. Bagi Penulis : Merupakan wawasan baru bagi sebagai mahasiswa tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan sebagai bentuk pengabdian insan akademis dalam pembelajaran pemberdayaan masyarakat sebagai wujud Tri Dharma perguruan tinggi

2. Bagi masyarakat : Merupakan wacana baru kepada masyarakat dalam upaya pemberantasan lalat rumah yang berbahaya bagi kesehatan.

3. Bagi Pemerintah : Sebagai solusi alternatif dalam usaha pemeberantasan lalat rumah (Musca domestica) yang berbahaya sehingga dapat digunakan sebagai program jangka panjang pemerintah untuk mendukung gerakan Indonesia Sehat.

RUMUSAN GAGASAN

SMART BASKET: KONSEP INOVASI PRODUK LINGKUNGAN SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PENANGGULANGAN PENYEBARAN VEKTOR PENYAKIT MELALUI SPESIES LALAT RUMAH (Musca domestica)

Deskripsi Lalat Rumah dan Dampak Buruk Yang Ditimbulkan Bagi Kesehatan

Lalat rumah merupakan spesies lalat yang paling banyak dijumpai dibandingkan dengan spesies lalat lainnya. Hal ini dikarenakan fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit dan juga jumlahnya yang banyak

Page 3: PKM GT-FIXDikti

3

serta hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia. Gambar 1 merupakan contoh beberapa jenis lalat rumah.

Menurut Borror (2002) siklus hidup lalat rumah dimulai dari Telur-(Larva Instar1,2,3)-Pupa-Dewasa. Telur diletakkan jauh dari permukaan untuk menghindari proses kekeringan serta dapat menjadi tempat perindukan larva. Larva mengalami pergantian kulit (molting) dari instar I menjadi II dan instar III yang besarnya secara bertahap meningkat. Lalat rumah bisa terbang jauh dan bisa mencapai jarak 15 km dalam waktu 24 jam. Biasanya lalat rumah hidup dengan tetap berada dalam jarak 1,5 km di sekitar tempat pembiakannya dab beberapa bisa sejauh 50 km. Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih lama pada musim dingin. Mereka paling aktif pada suhu 32,5oC dan akan mati pada suhu 45oC. Mereka melampaui musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa,

Menurut Sinaga (2004), lalat rumah banyak memilih habitat yang mengandung bahan organik, misalnya sampah organik. Lalat rumah umumnya berkembang biak pada habitat diluar hunian manusia yang telah membusuk dan penuh dengan bakteri. Lalat rumah bisa membiak disetiap medium yang terdiri dari zat organik yang lembab dan hangat. Medium pembiakan yang disukai ialah vegetasi mati, kotoran hewan, sampah dan sejenisnya. Lalat rumah juga membiak di excreta manusia yang terdapat dikakus atau tempat-tempat lain. Excreta manusia juga mengandung organisme patogen sehingga medium pembiakan ini tergolong paling berbahaya. Disamping itu sampah yang ditumpuk di tempat terbuka juga merupakan medium pembiakan lalat rumah yang penting karena kandungan organiknya.

Jenis lalat musca domestica merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari sudut kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan lalat merupakan spesies yang menjadi vektor beberapa penyakit berbahaya pada manusia. Berikut ini contoh penyakit yang ditularkan oleh lalat serta fakta tentang bahaya penyakit tersebut.

1. DesentriPenyebaran bibit penyakit yang dibawa oleh lalat rumah yang berasal dari sampah, kotoran manusia/hewan terutama melalui bulu-bulu badannya, kaki dan bagian tubuh yang lain dari lalat. Abila lalat hinggap kemakanan manusia, maka kotoran tersebut akan mencemari makanan tersebut, maka akhirnya timbul gejala pada manusia yaitu sakit pada bagian perut, lemas karena terlambat peredaran darah.

Gambar 1Spesies Lalat Rumah (Musca Domestica)

Page 4: PKM GT-FIXDikti

4

2. DiarePenyakit ini merupakan salah satu penyakit yang membahayakan bagi manusia. Cara penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala sakit pada bagian perut, lemas dan pecernaan terganggu. Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 - 2 kali per tahun (Azrul,2005). Pada tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Dari data tersebut menunjukkan bahwa diare merupakan salah satu penyakit yang perlu diatangani secara serius karena menyababkan kematian.

3. TyphoidTyphoid atau yang lebih dikenal dengan penyakit tifus ini merupakan suatu penyakit pada saluran pencernaan yang sering menyerang anak-anak bahkan juga orang dewasa. Penyebab penyakit tersebut adalah bakteri Salmonella Typhi. Gejala-gejala yang kerap terjadi antara lain seperti nyeri pada perut, mual, muntah, demam tinggi, sakit kepala dan diare yang kadang-kadang bercampur darah.Penularan penyakit tifus ini, pada umumnya itu disebabkan oleh karena melalui makanan ataupun minuman yang sudah tercemar oleh agen penyakit tersebut. Gejala gejala yang ditimbulkan sama dengan desentri, yaitu gangguan pada usus, sakit pada perut, sakit kepala, berak darah, dan demam tinggi.

4. KoleraKolera (Asiatic cholera) adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakterium Vibrio cholerae. Penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala muntah-muntah, demam, dan dehydrasi (Andi, 2004). Kolera merupakan penyakit yang mematikan manusia, berdasarkan data dinas kesehatan, 4 dari 7 orang meninggal dunia yang disebabkan oleh serangan kolera.

Upaya Pemberantasan Lalat Rumah (Musca Domestics) oleh Masyarakat

Cara yang digunakan untuk membunuh lalat rumah secara garis besar dibagi menjadi 3 cara yaitu cara fisik, cara kimiawi dan cara biologi.

1. Cara fisikCara pemberantasan secara fisik adalah cara yang mudah dan aman tetapi kurang efektif apabila lalat dalam kepadatan yang tinggi. Cara ini hanya cocok untuk digunakan pada skala kecil seperti dirumah sakit, kantor, hotel,

Page 5: PKM GT-FIXDikti

5

supermarket dan pertokoan lainnya yang menjual daging, sayuran, serta buah-buahan. Berikut ini beberapa contoh metode yang digunakan dalam pembertasan secara fisik.

(a) Umpan kertas lengket berbentuk pita/lembaran (Sticky tapes)Alat ini telah tersedia dipasaran. Dapat digunakan dengan digantung diatap atau di tempat-tempat banyak lalat. Produk ini dapat menarik lalat karena kandungan gulanya. Lalat yang hinggap pada alat ini akan terperangkap oleh lem. Alat ini dapat berfungsi beberapa hari bila tidak tertutup sepenuhnya oleh debu atau lalat yang terperangkap. Gambar 2 merupakan contoh sticky tapes yang beredar dipasaran.

(b) Perangkap dan pembunuh elektronik (light trap with electrocutor)Alat ini merupakan pembasmi lalat yang menggunakan energi listrik sebagai kunci utama kerjanya. Bagian utama pada alat ini cahaya ultra violet dan sengatan listrik. Lalat rumah akan tertarik pada cahaya dan terbunuh setelah kontak dengan jeruji yang bermuatan listrik yang menutupi. Sinar bias dan ultraviolet menarik sangat efektif untuk menarik lalat rumah.

Gambar 3 merupakan contoh salah satu perangkap elektronik yang beredar dikalangan masyarakat. Alat ini kadang digunakan didapur rumah sakit dan restoran, di pasaran, harga produk ini berkisar sekitar Rp. 215.000,00.

2. Cara KimiaPemberantasan lalat dengan insektisida harus dilakukan dalam periode singkat dan hanya apabila sangat diperlukan karena menjadi cepat resiten. Aplikasi efektif dari insektisida hanya sementara dalam memberantas lalat

Gambar 2Lem Lalat atau Sticky Tapes

Gambar 3Perangkap Lalat Elektrik

Page 6: PKM GT-FIXDikti

6

dengan cepat. Penggunaan pestisida ini dapat dilakukan melalui cara umpan (baits), penyemprotan dengan efek residu (residual spraying) dan pengasapan (space spaying).(Andi, 2004)

Studi Animal Behavior Lalat Rumah (Musca domestica) sebagai Dasar Metode Pemberantasan yang Efektif

Lalat merupakan salah satu spesies serangga yang memiliki beberapa fase hidup. Pada tahap pradewasa, lalat memilih bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) sebagai habitatnya. Hal serupa juga terjadi pada tahap dewasa yang menyukai sampah organic seperti sisa makanan. Dari sifat tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar dalam fase hidup lalat rumah berhabitat di sampah organik. Dalam kehidupan sehari-hari, sampah organik banyak ditemukan di tempah sampah baik skala rumah ataupun lebih luas. Dari animal behavior ini maka tempat sampah dapat dijadikan sebagai media penarik lalat rumah.

Selain ditinjau dari habitatnya, salah satu animal behavior khas dari lalat rumah adalah suka bergantung di tali. Sifat ini sangat mudah terlihat terutama pada lingkungan pasar tradisional yang banyak tali bergelantungan.

Dari gambar 4 terlihat jelas bahwa lalat rumah memilih juntaian tali sebagai tempat hinggapnya. Menurut penelitian depkes RI (2005), lalat memilih juntaian tali sebagai tempat hinggapnya karena sensor pada mata lalat yang mudah tertarik dengan slim structure . Berdasarkan animal behavior lalat rumah yang suka hinggap di juntaian tali maka dapat dibuat sebuah inovasi pemberantasan lalat dengan memasukkan kandungan racun ke dalam juntaian tali. Metode aplikasinya dapat memanfaatkan teori resapan kapilaritas dimana racun/insektisida harus berbentuk cairan sehingga dapat meresap pada tali.

Menurut Jennie (2006), kulit jeruk mengandung suatu senyawa flavonoid yang bernama limonin dimana senyawa ini berfungsi sebagai daya tarik untuk penyerbukan sekaligus insektisida nabati bagi serangga yang mengkonsumsinya, termasuk lalat. Limonin merupakan kadar tertinggi yang terkandung pada kulit jeruk yaitu 94% (Adong,2004) sehingga kemampuan untuk menarik lalat sangat efektif. Sebagai insektisida nabati, flavonoid masuk ke dalam mulut lalat rumah melalui sistem pernapasan berupa spirakel yang terdapat di permukaan tubuh dan selanjutnya menimbulkan kelayuan pada saraf lalat rumah.

Gambar 4 Lalat Rumah Memilih Juntaian Tali sebagai Tempat Hinggap

Page 7: PKM GT-FIXDikti

7

Proses ini yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada spirakel dan selanjutnya lalat rumah tidak bisa bernapas sampai akhirnya mati. Dari penjelasan ini tidak berlebihan jika kulit jeruk digunakan sebagai racun alami mengingat kandungannya. Apabila dibandingkan dengan insektisida kimia yang ada maka akan lebih baik menggunakan kulit jeruk sebagai insektisida karena bersifat alami dan aman lingkungan. Dari beberapa penjelasan animal behavior lalat rumah yaitu 1. Sampah sebagai habitat utama dari lalat rumah2. Tali sebagai tempat yang paling disukai lalat untuk hinggap3. Lalat rumah sebagai serangga yang memiliki daya tarik terhadap kulit jeruk

karena kandungan flavonoidnya

maka sifat-sifat tersebut dapat digunakan sebagai konsep dasar dalam membuat suatu pembasmi lalat yang efektif dan efisien. Mengingat selama ini pembasmian lalat rumah kurang diperhatikan sedangkan serangga ini terus menyebarkan dampak buruknya.

Analisa Design Alat Pembasmi Lalat Rumah (Musca domestica) yang Efektif dan Efisien

Telah dijelaskan sebelumnya beberapa animal behavior dari lalat rumah yang dapat dijadikan landasan dalam membuat suatu Inovasi alat Pembasmi lalat rumah. Dari analisis maka didapatkanlah suatu konsep tempat sampah yang juga berfungsi sebagai perangkap lalat. Tempat sampah ini diberikan nama “Smart Basket” dikarenakan fungsinya yang tidak hanya bisa digunakan sebagai tempat pembuangan sampah saja, namun juga sebagai alat perangkap lalat. Berikut bagian utama dari smart basket sebagai pembasmi lalat :

Gambar 5 Kulit Jeruk Berfungi sebagai Insektisida Nabatibagi Lalat Rumah

Page 8: PKM GT-FIXDikti

8

Komponen pertama yang menyusun smart basket adalah tempat sampah atau dump. Smart basket memiliki ukuran standar yaitu tinggi 1 meter dan diameter berkisar 50 cm. Selayaknya kotak sampah, smart basket memiliki bentuk silinder yang dapat dimasukkan sampah. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, sampah pada smart basket befungsi sebagai daya tarik utama dari lalat sehingga sampah yang dipakai disini adalah sampah organik. Untuk mempermudah mengangkatnya, terdapat pegangan di masing-masing sisi atas smart basket. Gambar tempat sampah yang ada pada smart basket dapat dilihat pada lampiran 1.

Smart Basket merupakan alat yang juga memanfaatkan kebiasaan hewan lalat bergelantungan di tali ketika beristirahat. Oleh karena itu, pada smart basket ditambahakan komponen perangkap lalat (fly trap) yang digunakan membasmi lalat. Fly trap merupakan komponen yang ditaruh tepat ditengah-tengah kotak sampah serta menjulang keatas. Pada lampiran 2 dapat dilihat bentuk dari fly trap yaitu wadah berdiameter 15 cm yang dipinggirannya digantungkan tali-tali sepanjang 30 cm. Tali-tali ini dipasang dengan jarak 1 cm satu sama lain sebagai upaya efektifitas kinerja alat. Wadah ini juga memiliki tutup yang berfungsi untuk melindungi isi dalamnya.

Wadah pada fly trap digunakan sebagai tempat diisinya cairan/racun pembasmi lalat. Cairan yang digunakan adalah cairan/insektisida alami yaitu senyawa flovanoid yang terdapat pada kulit jeruk. Dengan memanfaatkan teori resapan kapilaritas, tali yang bergelantungan akan mengandung insektisida kulit jeruk dan

Gambar 6 Konsep Design Smart Basket sebagai Pembasmi Lalat (Sumber : Hasil Desain Penulis, 2010)

Page 9: PKM GT-FIXDikti

9

bisa membunuh lalat karena merupakan racun bagi lalat sehingga lalat yang mati akan jatuh di tempat sampah.

Pada lampiran 3 dapat dilihat komponen lain dari smart basket yaitu tutup atau dump roof. Tutup ini digunakan untuk melindungi kotak sampah dari gangguan cuaca seperti hujan. Selain itu, tutup ini dapat digunakan pada malam hari. Penggunaan tutup tidak dianjurkan pada saat siang hari karena pada waktu itu lalat aktif bergerak sehingga memudahkan fly trap untuk membasmi lalat.Alat ini relatif praktis dalam penggunaanya. Smart Basket dapat diletakkan di dalam maupun luar ruangan sehingga lalat akan berkumpul di sana dan tidak akan mengganggu aktifitas manusia. Perangkap ini harus ditempatkan di udara terbuka dibawah sinar cerah matahari dan jauh dari keteduhan pepohonan.

Analisa Perbandingan Smart Basket dengan produk pembasmi lalat Rumah (Musca domestica) lain

Smart Basket sebagai alat pembasmi lalat yang multi fungsi merupakan sebuah inovasi produk terbaru dalam lingkungan masyarakat. Lem lalat (sticky tapes), insektisida kimia, dan perangkap elektrik (light trap with electrocutor) merupakan contoh umum pembasmi lalat yang sering digunakan oleh masyarakat. Dari banyaknya produk yang telah dipakai oleh masyarakat tentunya perlu dilakukan perbandingan dengan produk smart basket untuk mengetahui kualitas dan kelayakan dari alat baru ini. Perbandingan penggunaan Smart basket dengan alat-alat pembasmi lalat lain dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1Perbandingan Penggunaan Smart Basket dengan Lem Lalat, Insektisida Kimia, dan

Perangkap Elektrik

NOJENIS

PEMBASMIHARGA per UNIT

KEGUNAANDAMPAK

LINGKUNGAN

1 LEM LALATRp.10.000,00

SEKALI PAKAI

TIDAK BERBAHAYA

2 ALAT PENANGKAP ELEKTRIK

Rp.215.000,00SPESIFIKASI

BAIKTIDAK BERBAHAYA

3 INSEKTISIDA KIMIA Rp. 40.000,00 EFEKTIF BERBAHAYA

4 SMART BASKET Rp. 35.000,00

MULTI FUNGSI

RAMAH LINGKUNGAN

(Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2010)

Page 10: PKM GT-FIXDikti

10

Salah satu keunggulan smart basket adalah design dan konsep alat yang dibuat berdasarkan animal behavior lalat rumah. Dengan konsep alat seperti ini, tentu akan lebih memudahkan lalat rumah untuk terperangkap oleh fly trap sebagai komponen pembasmi utama pada smart basket yang memiliki juntaian tali beracun. Selain itu, fly trap di-design agar lalat yang telah mati langsung jatuh ke dalam kotak sampah (dump) sehingga ruang/luas pembasmi lalat pada tali tidak terbatasi oleh jumlah lalat yang mati. Berbeda dengan lem lalat yang pada penggunaanya terbatas dengan jumlah lalat yang terperangkap dimana semakin banyak lalat terperangkap maka efektifitas dari lem akan semakin berkurang.

Smart basket merupakan alat pemasmi lalat dengan menggunakan media tali beracu memanfaatkan kandungan flavonoid pada kulit jeruk. Seperti yang dijelaskan sebelumnya kulit jeruk mengandung senyawa penarik lalat rumah namun senyawa ini juga bersifat racun. Sifat ini menjelaskan bahwa smart basket sebagai alat pembasmi lalat rumah juga dapat meminimalisasi dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan insektisida kimia. Kondisi ini akan mendukung penggunaan smart basket dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah dampak negatif yang disebabkan oleh tersebarnya bahan kimia dalam suatu lingkungan masyarakat.

Aplikasi Smart Basket sebagai solusi untuk membasmi lalat rumah tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain itu penggunaanya yang praktis akan mempermudah masyarakat dalam menerapkannya di lingkungan sekitar baik di indoor maupun outdoor. Rincian biaya yang digunakan untuk membuat tiap unit smart basket dapat dilihat pada (lampiran 5). Dari perhitungan tersebut didapatkan harga satuan dari smart basket adalah Rp. 35.000,00.

Perhitungan harga diatas merupakan harga satuan smart basket tanpa penggunaan insektisida alami (Kulit Jeruk) karena insektisida ini merupakan limbah sehingga tidak memerlukan dana. Apabila dibandingkan dengan perangkap elektrik (light trap with electrocutor) yang banyak dipakai kalangan masyarakat maka penggunaan Smart basket akan menghemat biaya pengeluaran Rp.215.000,00 atau 75,16 % dalam estimasi perhitungan empat tahun pemakaian (Lampiran 6). Dari perbandingan harga ini, jelas penggunaan smart basket lebih menguntungkan dari segi ekonomis apabila dibandingkan dengan perangkap elektrik.

Pihak-Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Smart Basket

Smart Basket merupakan suatu produk tempat sampah yang multifungsi, yaitu selain dapat digunakan sebagai tempat sampah layaknya kebanyakan tempat sampah, alat ini juga dapat digunakan untuk membunuh lalat yang hinggap pada fly trap. Dengan memiliki kedua fungsi tersebut, diharapkan konsep smart basket ini dapat diterapkan oleh masyarakat yang memiliki masalah kebersihan lingkungan dan permasalahan dengan lalat. Berdasarkan data Dinas Kebersihan pada tahun 2006 menyebutkan bahwa lokasi yang menjadi habitat terbesar dari lalat rumah (musca domestica) adalah pada daerah pengeringan ikan, daerah peternakan, dan daerah yang memiliki volume sampah yang besar. Berdasarkan

Page 11: PKM GT-FIXDikti

11

data itu maka smart basket dapat diterapkan di daerah-daerah tersebut, yaitu oleh nelayan di daerah pengeringan ikan, oleh peternak di daerah sekitaran peternakan, dan oleh masyarakat pada umumnya yang memiliki mobilitas sampah yang besar.

1. NelayanGagasan smart basket ini dapat digunakan oleh nelayan di daerah pengeringan ikan. Lalat rumah memiliki mobilitas yang besar di daerah sekitar pengeringan ikan, terutama pada proses pengeringan ikan secara tradisional. Hal ini dikarenakan pada proses pengeringan ikan tradisional dilakukan kurang higienis dan dilakukan di lahan terbuka dengan menggunakan sinar matahari sebagai sarana utama pengeringan ikan. Tentu pada proses ini akan mengundang datangnya berbagai macam serangga untuk hinggap di atas ikan asin yang sedang dijemur, salah satunya adalah lalat. Dengan hinggapnya lalat pada ikan asin maka sudah dapat dipastikan bahwa lalat tersebut telah menyebarkan kuman penyakit dan apabila yang hinggap adalah lalat betina, disamping menyebarkan kuman juga menaruh telurnya pada ikan asin yang sedang dijemur. Apabila kondisi cuaca dalam keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada musim penghujan, maka telur tersebut akan berubah menjadi belatung sehingga hal ini dapat membahayakan konsumen ikan asin. Dengan menggunakan smart basket hal ini dapat dihindarkan, dengan meletakkan smart basket di sekitaran daerah pengeringan ikan maka gangguan lalat pada proses pengeringan ikan dapat dihindarkan sehingga konsumen ikan asin dapat lebih aman dalam mengkonsumsi ikan asin. Disamping keuntungan dari segi kesehatan, dengan penerapan smart basket di daerah sekitaran pengeringan ikan juga lebih hemat apabila dibandingkan menggunakan formalin dan pengering ikan mekanik untuk mengatasi masalah lalat rumah.

2. PeternakSelain dapat diterapkan oleh nelayan, gagasan ini juga dapat diterapkan oleh peternak, karena lalat rumah juga banyak dijumpai didaerah peternakan. Kondisi sebagaian besar daerah peternakan di Indonesia tampaknya belum terlalu serius untuk memperhatikan masalah higienitas sehingga hal ini juga mengundang datangnya lalat untuk hadir di daerah peternakan. Kotoran hewan ternak yang tidak dibersihkan setiap harinya bisa menjadi habitat yang disukai oleh lalat. Hal ini sudah tentu menjadi daerah penyebaran penyakit yang mudah dengan media / vektor lalat rumah. Di samping dapat menyebarkan penyakit, lalat juga dapat menyebabkan penyakit myasis pada hewan ternak. Penyakit ini adalah membengkaknya luka pada hewan ternak karena timbulnya belatung setelah luka pada hewan ternak dihinggapi oleh lalat. Penyakit myasis ini juga dapat menyebabkan kematian hewan ternak. Oleh karena hal tersebut diperlukan suatu konsep inovasi teknologi untuk mengatasi permasalah ini diantaranya yang efektif dan efisien adalah dengan penerapan konsep smart basket. Diharapkan dengan penerapan konsep smart basket ini dapat mengurangi populasi lalat penyebar penyakit di daerah peternakan.

3. Masyarakat UmumSelain dapat digunakan oleh nelayan di daerah pengeringan ikan dan peternak di daerah peternakan, konsep smart baket juga dapat diterapkan oleh masyarakat pada umumnya, misalkan ibu rumah tangga, pada pasar tradisional

Page 12: PKM GT-FIXDikti

12

dan diterapkan di beberapa restaurant serta rumah makan.

Langkah-Langkah Strategis sebagai Upaya Pemasyarakatan Smart Basket sebagai alat pembasmi lalat Rumah (Muscadomestica) yang diterima secara umumSebagai produk baru dikalangan masyarakat, perlu dilakukan sebuah pendekatan atau perkenalan langsung smart basket kemasyarkat dalam upaya langkah awal penggunaan secara masal di kalangan masyarakat segala golongan.Berikut upaya pemasyarakatan yang dapat dilakukan :

1. Penggunaan smart basket sebagai kotak sampah distribusi pemerintahKebersihan suatu daerah atau kota telah menjadi tanggungjawab setiap elemen di kota tersebut khususnya pemerintah sebagai fasilitator kebersihan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah pusat atau kota dalam menjaga kebersihan adalah dengan pengadaan tempat sampah tiap tahunnya. Pendistribusian Tempat sampah terbilang besar dan diletakkan berdasarkan potensi penumpukan sampah yang terjadi di suatulokasi.

Anggaran pemerintah dalam pengadaan kotak sampah terbilang cukup besar. Menurut data Dinas Kebersihan Kota Medan pada tahun 2010, pemerintah kota Medan akan menyebarkan 400 kotak sampah dengan harga Rp. 250.000,- per unit. Jika ditotal pengadaan bak sampah yang akan disebarkan di mulut-mulut gang kota Medan tersebut mencapai Rp100.000.000,-.

Smart basket merupakan kotak sampah multi fungsi yang memiliki harga relative murah.Dari segifungsi tentu smart basket memiliki manfaat lebih jika dibandingkan dengan kotak sampah biasa.Apabila pemerintah menggunakan smart basket sebagai pilihan kotak sampah yang didistribusikan maka pemerintah akan menghemat dana pengeluaran tahunan. Hal ini menggambarkan jika smart basket merupakan pilihan yang baik untuk digunakan pemerintah kota/pusat sebagai kotak sampah kota dan dana penghematan dapat dialihkan kepada sektor-sektor lain yang diperlukan.

2. Penggunaan Smart Basket di kawasan lingkungan pendidikanKawasan pendidikan seperti SD,SMP, dan SMA pasti memiliki tempat sampah yang tersebar di seluruh penjuru sekolah untuk penjagaan kebersihan sekolah. Biasanya, sekolah menggunakan kota sampah biasa yang menyebabkan permasalah lalat tetap terjadi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lalat dapat menggangu kesehatan anak/siswa sehingga proses belajar mengajar dapat terhambat. Mengingat sekolah sebagai tempat pendidikan maka smart basket dapat dijadikan sebagai pilihan kotak sampah pada lingkungan sekolah sekaligus mendidik anak tentang pentingnya kesehatan dengan pembasmian lalat secara langsung. Selain itu,diberikannya pendidikan tentang pentingnya menjaga lingkungan dari populasi lalat dengan smart basket kepada anak diharapkan akan berdampak kepada orang tua siswa yang ikut menggunakan smart basket di rumah. Korelasi didapatkan dengan adanya informasi langsung dari siswa kepada orang tua tentang Smart basket.

Page 13: PKM GT-FIXDikti

13

3. Penggunaan Smart Basket pada kawasan pinggiran pantai/pengeringan ikan dan peternakanUntuk dapat memasyarakatkan produk smart basket pada daerah pinggiran pantai/penggeringan ikan dan peternakan adalah dengan melakukan pelatihan penggunaan smart basket kepada masyarakat baik melaui bantuan pemerintah, pihak-pihakswasta, dan masyarakat melalui Lembaga Swadaya Masyarakat yang perduli terhadap lingkungan hidup dan kesehatan. Karena kemudahan operasi dari smart basket ini diharapkan nelayan dan peternak dapat mengimplementasikan produk smart basket ini di daerah kerja masing-masing sehingga dapat mengatasi permasalahan lalat rumah.

4. Pemasangan poster-poster kesehatan di kawasan rumah sakit atau PuskesmasUsaha dalam sosialisasi Smart basket kepada kalangan masyarakat tidak harus dengan adanya penerapan langsung. Upaya pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui media-media poster atau iklan 2D/3D. Rumah sakit atau puskesmas merupakan salah satu tempat yang sangat cocok untuk ditempelnya poster atau penayangan iklan smart basket. Hal ini mengingat kalau rumah sakit atau puskesmas merupakan fasilitas umum yang bergerak di bidang kesehatan dan jumlah masyarakat atau warga untuk dating sangat tinggi.

Dari penjelasan diatas, berikut ini kerangka berfikir dalam pembuatan karya tulis ini sebagai pendukung tercapainya implementasi dari Smart Basket di kalangan masyarakat.

IDE TULISAN Spesies lalat rumah (Musca domestica) yang berbahaya bagi kesehatan

manusia Masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh beberapa produk pembasmi

lalat rumah sehingga kurang efektif.

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Lalat Rumah (Musca domestica) Upaya Pemberantasan Lalat Rumah

(Musca Domestics) Tinjauan Mengenai Kulit Jeruk

EKSPLORASI PERMASALAHAN Peningkat jumlah sampah yang berdampak pada meningkatnya populasi lalat

rumah Lalat Rumah (Musca domestica) merupakan spesies yang berperan

sebagai vektor beberpa penyakit berbahaya seperti kolera,disentri, dll. Belum efektifnya metode pemasmian lalat rumah dengan lem lalat yang hanya

satu kali pakai atau pembasmi elektronik yang harganya mahal.

A

Page 14: PKM GT-FIXDikti

14

KESIMPULAN

Smart Basket sebagai Produk Teknologi Lingkungan yang Solutif dan EfektifSmart Basket merupakan inovasi produk kotak sampah pembasmi lalat rumah (Musca domestica) yang terdiri dari tiga bagian utama yaitu tutup kotak sampah (roof), perangkap Lalat (Fly Trap), dan Tempat Sampah (dump). Inovasi produk ini memanfaatkan sampah pada dump sebagai media penarik lalat rumah dan juntaian tali pada fly trap sebagai penjebak lalat rumah. Tali pada fly trap telah mengandung racun/insektisida alami yaitu cairan kulit jeruk dengan memanfaatkan teori resapan kapilaritas yang mengalir dari wadah cairan ke tali melalui pangkal tali. Smart Basket merupakan inovasi produk yang ekonomis dan efisien.

Teknik Implementasi Smart BasketUntuk menerapkan smart basket sebagai alat penangkap dan pembunuh lalat maka akan dilakukan kerja sama dengan berbagai pihak, diantaranya adalah :1. Melakukan kerja sama dengan Instansi Pemerintah

Untuk melakukan pemasyarakatan dapat dilakukan kerja sama melaui Dinas Kebersihan dan Dinas Kesehatan, baik melalui penyuluhan secara langsung maupun melalui penyebaran pamflet dan brosur.

2. Melakukan kerja sama dengan pihak swastaUntuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat dapat juga dijalin kerja sama dengan pihak swasta melaui program Coorporate Social Responsibility.

3. Melakukan kerja sama dengan masyarakatDalam pemasyarakatan smart basket dapat dilakukan kerja sama dengan elemen yang terdapat di masyarakat yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat yang perduli terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat serta kalangan terpelajar.

Gambar 7 Skema Kerangka Berpikir

PENERAPAN SMART BASKET PADA MASYARAKAT

Kajian tentang Animal Behavior Lalat Rumah (Musca domestica) sebagai dasar metode pemberantasan yang efektif

A

Page 15: PKM GT-FIXDikti

15

Prediksi Keberhasilan Konsep Smart BasketSmart basket merupakan alat inovasi teknologi yang telah mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya :

1. Aspek KegunaanBerdasarkan dari aspek kegunaan smart basket memiliki kegunaan yang multi fungsi, yaitu selain sebagai tempat sampah juga dapat digunakan untuk membunuh lalat.

2. Aspek LingkunganDari asperk lingkungan, produk smart basket ini sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia untuk membunuh lalat rumah, melainkan menggunakan bahan alami yang berasal dari limbah kulit jeruk.

3. Aspek EkonomiDengan analisis harga jual Rp. 35.000,00 per unit, maka smart basket lebih murah bila dibandingkan dengan penggunaan pembunuh lalat elektrik dan dapat dijangkau oleh semua kalangan.

DAFTAR PUSTAKA

Adong, Iskandar.2004. “Pemberantasan Serangga dan Binatang Penggangu”. Jakarta: DepKes RI.

Anang. 2007. “Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasi Kehidupan Sehari- hari untuk perbaikan kesehatan masyaraka.”. http://www.database.deptan.go.id

Andi.2004.“Pedoman Teknis Pengendalian Lalat”.http:// www.geocitic.comBorror, Tripleihoin, Johnson. 2002. “Pengenalan Pelajaran Serangga”. UGM:

YogyakartaAzrul, Azwar. 2004. “Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan”. Jakarta : Mutiara

Sumber Widya.Depkes RI, Dit.Jen.PPM dan PLP. 2005. “Petunjuk Teknis Tentang

Pemberantasan Lalat”. Jakarta : Depkes RI.Jennie, B.S.L. 2006. “Sanitasi dalam Industri Pangan”. Bogor : PAU-Pangan dan

Gizi IPB.Sinaga, Ernawati. 2004. “Kiat Menghindarkan Bahaya Lalat”. www. Depkes.

go.idSiregar, Ameilia Z. 2005. ”Insektisida”. Medan: Universitas Sumatra Utara.Thamsir. 2005. ”Ketika Sampah Menggunung”. Artikel www.suarantb.com