piroklastik
DESCRIPTION
batuan pirro klastik batuan pirro klastikbatuan pirro klastikbatuan pirro klastikbatuan pirro klastikbatuan pirro klastikbatuan pirro klastikbatuan pirro klastikTRANSCRIPT
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Piroklastik Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A
Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2013 No. Mhs: D611 12 251
NOMOR URUT : 01
NOMOR PERAGA : 3A
JENIS BATUAN : Batuan Piroklastik
WARNA
SEGAR : Putih
LAPUK : Putih Kekuningan
TEKSTUR : Piroklastik Halus
STRUKTUR : Berlapis
BENTUK BUTIR : Pasir - Ash
UKURAN BUTIR : ¼ - 1 mm
KEMAS : Tertutup
SORTASI : Baik
NAMA BATUAN : Tufa Halus
KETERANGAN :
Batuan ini merupakan batuan piroklastik, yaitu batuan yang berasal dari
aktivitas gunung api. Batuan ini memiliki warna segar putih dengan warna lapuk
putih kekuningan. Batuan ini memiliki tekstur piroklastik halus dengan struktur
berlapis. Batuan ini memiliki bentuk butir pasir sampai ash (abu) dengan ukuran butir
¼ sampai 1 mm. Batuan ini memiliki sortasi baik dengan kemas tertutup. Dari
diskripsi di atas diketahui nama batuan ini adalah TUFA HALUS (WENTWORTH,
1955)
Batuan piroklastik ini termasuk kedalam batuan piroklastik tipe IV, dimana
proses pembentukannya berasal dari bahan piroklastik berupa abu vulkanik yang
dikeluarkan dari pusat erupsi gunung api bersifat eksplosif (ledakan). Abu vulkanik
yang dikeluarkan oleh gunung api akan terhembus oleh angin dan terbawa ke
lingkungan pengendapan air (baik darat maupun laut) yang memiliki arus aktif
(begerak). Abu vulkanik yang terbawa sebelum mengalami litifikasi akan mengalami
proses “re-warking‟ oleh media air akibat dari adanya aliran air. Akibat adanya aliran
air membuat abu vulkanik dapat bercampur dengan material sedimen berupa pasir
dan menghasilkan batuan piroklastik TUFA HALUS yang bersifat pasiran dan
mempunyai struktur sedimen berupa perlapisan. Batuan ini biasa ditemukan
berasosiasi dengan Batupasir, Tufa Kasar, dan Tufa Lapili.
Kegunaan dari batuan ini adalah untuk mengetahui jenis erupsi dari gunung
api. Mengetahui pola pengendapan dari batuan piroklastik. Mempermudah geologi
untuk mengetahui jenis gunung api dan kandungan magmanya.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Piroklastik Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A
Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2013 No. Mhs: D611 12 251
NOMOR URUT : 02
NOMOR PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Piroklastik
WARNA
SEGAR : Putih
LAPUK : Coklat
TEKSTUR : Piroklastik Halus
STRUKTUR : Tidak Berlapis
BENTUK BUTIR : Ash
UKURAN BUTIR : < ¼ mm
KEMAS : Tertutup
SORTASI : Baik
NAMA BATUAN : Tufa Halus (WENTWORTH 1955)
KETERANGAN :
Batuan ini merupakan batuan piroklastik yaitu batuan yang bersal dari aktivitas
gunung api. Batuan ini memiliki warna segar putih dengan warna lapuk coklat.
Batuan ini memiliki tekstur piroklastik halus dengan struktur tidak berlapis. Bentuk
butir batuan ini ash (abu/debu) dengan ukuran butir < ¼ mm. Batuan ini memiliki
sortasi baik dengan kemas tertutup. Dari diskripsi diatas menurut klasifikasi
Wentworth tahun 1955 batuan ini bernama TUFA HALUS.
Batuan piroklastik ini termasuk kedalam batuan piroklastik tipe III, dimana
proses pembentukannya berasal dari bahan piroklastik berupa abu vulkanik yang
dikeluarkan dari pusat erupsi yang bersifat eksplosif (ledakan) yang dihembuskan
oleh angin. Abu vulkanik yang terhembus kemudian jatuh pada perairan (baik darat
maupun laut) yang memiliki arus tenang. Karena arus yang tenang mengakibatkan
material piroklastik ini tidak mengalami litifikasi tidak juga mengalami “re-warking‟
dan tidak pula bercampur dengan material sedimen sehingga menghasilkan batuan
piroklastik yang memiliki tekstur halus dan bernama TUFA HALUS. Batuan ini
biasa ditemukan berasosiasi dengan Tufa Kasar, Tufa Lapili dan Batugamping .
Kegunaan dari batuan ini adalah untuk mengetahui jenis erupsi dari gunung
api. Mengetahui pola pengendapan dari batuan piroklastik. Mempermudah geologist
untuk mengetahui jenis gunung api dan kandungan magmanya.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Piroklastik Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A
Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2013 No. Mhs: D611 12 251
NOMOR URUT : 03
NOMOR PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Piroklastik
WARNA
SEGAR : Hitam
LAPUK : Abu-abu
TEKSTUR : Piroklastik Kasar
STRUKTUR : Tidak Berlapis
FRAGMEN BATUAN ASAL BENTUK UKURAN
BOM/BLOCK Basalt
Batu Gamping
Rounded-Subrounded
Rounded-Subrounded32-37 mm
LAPILI Basalt
Batu Gamping
Rounded-Subrounded
Rounded-Subrounded¼ - 5 mm
ASH Abu Vulkanik - < ¼ mm
KOMPOSISI KIMIA : Karbonat
KEMAS : Terbuka
SORTASI : Jelek
NAMA BATUAN : Aglomerat (WENTWORTH 1955)
KETERANGAN :
Batuan ini merupakan batuan piroklastik yaitu batuan yang berasal dari
material hasil letusan gunung api. Batuan ini memiliki warna segar hitam dengan
warna lapuk abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur piroklastik kasar dengan struktur
tidak berlapis. Bentuk fragmen batuan ini adalah bom, lapili dan ash. Batuan ini
memiliki bom berupa batuan beku basalt dan batu gamping dengan ukuran butir < 32
sampai 37 mm. Batuan ini memiliki sortasi buruk dengan kemas terbuka. Dari
diskripsi diatas menurut klasifikasi Wentworth tahun 1955 batuan ini bernama
AGLOMERAT.
Batuan piroklastik ini termasuk kedalam batuan piroklastik tipe II, dimana
proses pembentukan batuan ini berasal dari material piroklastik setelah dilemparkan
dari pusat volkanik ke tempat pengendapannya di daratan yang kering dengan media
gas yang dihasilkan dari magma sendiri (“Glowing Avalanchi) yang merupakan
aliran abu dan merupakan onggokan aliran litifikasi dan membentuk batuan
fragmental. Fragmen batuannya yang membundar menandakan batuan ini
terendapakan dengan tipe pengendapan aliran yang menghasilkan fragmen berupa
“bom”. Karena fragmen batuannya membulat dan tersemenkan oleh abu vulkanik
terbentuklah batuan AGLOMERAT.
Batuan ini ditemukan berasosiasi dengan batuan piroklastik seperti Tufa Halus,
Tufa Kasar, dan Batupasir.
Kegunaan dari batuan ini adalah untuk mengetahui jenis erupsi dari gunung
api. Mengetahui pola pengendapan dari batuan piroklastik. Mempermudah geologist
untuk mengetahui jenis gunung api dan kandungan magmanya. Selain itu batuan ini
juga digunakan sebagai bahan bangunan, ornamen penghias taman.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Piroklastik Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A
Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2013 No. Mhs: D611 12 251
NOMOR URUT : 04
NOMOR PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Piroklastik
WARNA
SEGAR : Putih
LAPUK : Putih Kekuningan - Coklat
TEKSTUR : Piroklastik Halus
STRUKTUR : Tidak Berlapis
BENTUK BUTIR : Lapili
UKURAN BUTIR : 2 – 8 mm
KEMAS : Tertutup
SORTASI : Baik
NAMA BATUAN : Tufa Lapili (WENTWORTH 1955)
KETERANGAN :
Batuan ini merupakan batuan piroklastik yaitu batuan yang dihasilkan dari
aktifitas gunung api. Batuan ini memiliki warna segar putih dengan warna lapuk
putih kekuningan sampai coklat. Batuan ini memiliki tekstur piroklastik halus dengan
struktur tidak berlapis. Bentuk butir batuan ini ash dengan ukuran butir < 2 sampai 8
mm. Batuan ini memiliki sortasi baik dengan kemas tertutup. Dari diskripsi diatas
menurut klasifikasi Wentworth tahun 1955 batuan ini bernama TUFA LAPILI.
Batuan piroklastik ini termasuk kedalam batuan piroklastik tipe III, dimana
proses pembentukannya berasal dari bahan piroklastik berupa abu vulkanik yang
dikeluarkan dari pusat erupsi yang bersifat eksplosif (ledakan) yang dihembuskan
oleh angin. Abu vulkanik yang terhembus kemudian jatuh pada perairan (baik darat
maupun laut) yang memiliki arus tenang. Karena arus yang tenang mengakibatkan
material piroklastik ini tidak mengalami litifikasi tidak juga mengalami “re-warking‟
dan tidak pula bercampur dengan material sedimen sehingga menghasilkan batuan
piroklastik yang memiliki tekstur halus dan bernama TUFA LAPILI. Batuan ini biasa
ditemukan berasosiasi dengan Tufa Kasar, Tufa Halus dan Batugamping .
Kegunaan dari batuan ini adalah untuk mengetahui jenis erupsi dari gunung
api. Mengetahui pola pengendapan dari batuan piroklastik. Mempermudah geologist
untuk mengetahui jenis gunung api dan kandungan magmanya
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Piroklastik Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A
Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2013 No. Mhs: D611 12 251
NOMOR URUT : 05
NOMOR PERAGA : S.24
JENIS BATUAN : Batuan Piroklastik
WARNA
SEGAR : Hitam
LAPUK : Abu-abu
TEKSTUR : Piroklastik Kasar
STRUKTUR : Tidak Berlapis
FRAGMEN ASAL BATUAN BENTUK UKURAN
BOM/BLOCK Batuan Beku Angular-Subangular 32-40 mm
LAPILI Batuan Beku Angular-Subrounded 2 - 5 mm
ASH Abu Vulkanik - ¼ - 2 mm
KOMPOSISI KIMIA : Karbonat
KEMAS : Tertutup
SORTASI : Jelek
NAMA BATUAN : Breksi Vulkanik (WENWORTH 1955)
KETERANGAN :
Batuan ini merupakan batuan piroklastik. Batuan ini memiliki warna segar
hitam dengan warna lapuk abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur piroklastik kasar
dengan struktur tidak berlapis. Bentuk fragmen batuan ini adalah bom, lapili dan ash.
Batuan ini memiliki bom berupa batuan beku basalt dan batu gamping dengan ukuran
butir < 32 sampai 37 mm. Batuan ini memiliki sortasi buruk dengan kemas terbuka.
Dari diskripsi diatas menurut klasifikasi Wentworth tahun 1955 batuan ini bernama
BREKSI VULKANIK.
Tipe pengendapan batuan piroklastik ini adalah tipe I. Proses pembentukan
batuan dimulai pada saat terjadinya erupsi gununga api yang bersifat eksplosif.
Proses ini menghasilkan material piroklastik yang bersifat kasar dan halus. Material
yang halus berupa abu vulkanik dan material yang kasar berupa fragmen batuan
beku. Material terhembuskan oleh angin dari pusat vulkanik jatuh pada lingkungan
darat yang kering dengan medium udara saja. Batuan kemudian mengalami litifikasi
membentuk batuan fragmental. Fragmen batuannya yang menyudut menandakan
batuan ini terendapakan dengan tipe pengendapan jatuhan yang menghasilkan
fragmen berupa “block”. Fragmen batuan menyudut tersemenkan oleh abu vulkanik
dan terlitifikasi membentuk batuan BREKSI VULKANIK. Batuan ini mengalami re-
warking pada saat lingkungan pengendapannya berubah menjadi laut dangkal
sehingga dijumpai semen batuan bersifat karbonatan.
Kegunaan dari batuan ini adalah untuk mengetahui jenis erupsi dari gunung
api. Mengetahui pola pengendapan dari batuan piroklastik. Mempermudah geologist
untuk mengetahui jenis gunung api dan kandungan magmanya. Selain itu batuan ini
juga digunakan sebagai bahan bangunan, ornamen penghias taman.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Piroklastik Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A
Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2013 No. Mhs: D611 12 251
NOMOR URUT : 06
NOMOR PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Piroklastik
WARNA
SEGAR : Hitam
LAPUK : Abu-abu
TEKSTUR : Piroklastik Halus
STRUKTUR : Berlapis
BENTUK BUTIR : Ash
UKURAN BUTIR : ¼ - 4 mm
KEMAS : Tertutup
SORTASI : Baik
NAMA BATUAN : Tufa Kasar (WENTWORTH 1955)
KETERANGAN :
Batuan ini merupakan batuan piroklastik. Batuan ini memiliki warna segar
putih dengan warna lapuk coklat. Batuan ini memiliki tekstur piroklastik halus
dengan struktur berlapis. Bentuk butir batuan ini ash dengan ukuran butir < ¼
sampai 4 mm. Batuan ini memiliki sortasi baik dengan kemas tertutup. Dari diskripsi
diatas menurut klasifikasi Wentworth tahun 1955 batuan ini bernama TUFA
KASAR.
Batuan piroklastik ini termasuk kedalam batuan piroklastik tipe IV, dimana
bahan piroklastik berupa abu vulkanik yang dikeluarkan dari pusat erupsi yang
terhembus oleh angin dan jatuh pada suatu perairan (baik darat maupun laut) yang
memiliki arus aktif (begerak). Material piroklastik ini sebelum mengalami litifikasi ia
tidak mengalami “re-warking‟ dan terendapkan. Akibat dari adanya aliran air
sehingga menghasilkan batuan piroklastik TUFA KASAR yang mempunyai struktur
sedimen berupa lapisan akibat aliran air.
Kegunaan dari batuan ini adalah untuk mengetahui jenis erupsi dari gunung
api. Mengetahui pola pengendapan dari batuan piroklastik. Mempermudah geologi
untuk mengetahui jenis gunung api dan kandungan magmanya.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Piroklastik Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A
Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2013 No. Mhs: D611 12 251
NOMOR URUT : 07
NOMOR PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Piroklastik
WARNA
SEGAR : Putih
LAPUK : Coklat
TEKSTUR : Piroklastik Halus
STRUKTUR : Berlapis
BENTUK BUTIR : Ash - Pasir
UKURAN BUTIR : ¼ - 1 mm
SORTASI : Baik
NAMA BATUAN : Batu Pasir Tufaan
KETERANGAN :
Batuan ini merupakan batuan piroklastik. Batuan ini memiliki warna segar
putih dengan warna lapuk coklat. Batuan ini memiliki tekstur piroklastik halus
dengan struktur berlapis. Bentuk butir batuan ini pasir sampai abu dengan ukuran
butir ¼ sampai 1 mm. Batuan ini memiliki sortasi baik dengan kemas tertutup. Dari
diskripsi diatas diketahui nama batuan ini adalah BATU PASIR TUFAAN.
Batuan piroklastik ini termasuk kedalam batuan piroklastik tipe VI, dimana
bahan piroklastik berupa abu vulkanik yang dikeluarkan dari pusat erupsi yang
terhembus oleh angin dan jatuh pada suatu perairan (baik darat maupun laut) dan
terlitifikasi menjadi Tufa. Karena mengalami proses “re-warking‟ tufa menyebabkan
lingkungan pengendapannya berpindah menjadi laut yang memiliki arus yang tidak
tenang mengakibatkan tufa bercampur dengan meterial sedimen berupa pasir dan
mengalami litifikasi kembali sehingga menghasilkan BATU PASIR TUFAAN.
Kegunaan dari batuan ini adalah untuk mengetahui jenis erupsi dari gunung
api. Mengetahui pola pengendapan dari batuan piroklastik. Mempermudah geologi
untuk mengetahui jenis gunung api dan kandungan magmanya.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan Piroklastik Nama : Ikhwan Rasyidin Hadi A
Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2013 No. Mhs: D611 12 251
NOMOR URUT : 08
NOMOR PERAGA : -
JENIS BATUAN : Batuan Piroklastik
WARNA
SEGAR : Putih
LAPUK : Coklat
TEKSTUR : Piroklastik Halus
STRUKTUR : Vesiculer
BENTUK BUTIR : Ash
UKURAN BUTIR : < ¼ mm
KEMAS : Tertutup
SORTASI : Baik
NAMA BATUAN : Pumis (Fenton 1940)
KETERANGAN :
Batuan ini memiliki wrana segar putih dan warna lapuk coklat. Memiliki
tekstur piroklastik halus dengan struktur vesicular. Bentuk butir batuan ini adalah ash
dengan Ukuran butir kurang dari ¼ mm. batuan ini memiliki sortasi baik dengan
kemas tertutup. Menurut klasifikasi Fenton 1940 batuan ini bernama PUMIS.
Pumis terbentuk apabila magma asam muncul ke permukaan dan
bersentuhan dengan udara luas secara tiba-tiba. Hal seperti umumnya terjadi pada
rongga gunung api, yang dimana saat terjadi letusan gunung berapi atau erupsi
gunung berapi, lava (magma yang berada di permukaan bumi) secara tiba-tiba
mendapat perubahan temperatur yang sangat tinggi menyebabkan buih gelas alam
dengan gas yang terkandung didalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan
membentuk struktur aliran pumiceous, karena lava membeku dengan tiba-tiba dan
sangat cepat maka terbentuklah batuan Pumis.
Kegunaan dari batuan ini adalah untuk mengetahui jenis erupsi dari gunung
api. Mengetahui pola pengendapan dari batuan piroklastik. Mempermudah geologi
untuk mengetahui jenis gunung api dan kandungan magmanya. Batuan ini juga
digunakan sebagai alat gosok kayu, penghasil kayu, serta sampel batuan pada
laboratorium petrologi.