pertemuan 1 (akb)

24
ILMU KESEHATAN ANAK dr. Ratna Widayati

Upload: norrahmahhhhh

Post on 11-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

IKA

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan 1 (AKB)

ILMU KESEHATAN ANAKdr. Ratna Widayati

Page 2: Pertemuan 1 (AKB)

Keadaan Kesehatan Balita INAUpaya kelangsungan hidup, perkembangan dan

peningkatan kualitas hidup anak, berperan mulai dari sejak masa kandungan, bayi dan anak balita.

Kelangsungan hidup : anak tidak meninggal pada masa awal kehidupannya, yaitu tidak sampai mencapai usia 1 tahun atau usia dibawah 5 tahun

Bidan sangat berperan : sesuai kompetensi bidan, yaitu memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai usia 1 bulan (kompt ke-6), dan memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi dan balita sehat usia 1 bulan sampai 5 tahun.

Page 3: Pertemuan 1 (AKB)

Kelangsungan hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL).

AKB dan AKBAL di Indonesia adalah yang tertinggi di antara negara ASEAN lainnya.

Bidan berperan untuk menurunkan AKB dan AKBAL

Page 4: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kesakitan BayiAngka kesakitan (Morbiditas) : perbandingan antara

jumlah penduduk karena penyakit tertentu dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun (dinyatakan dalam per 100 penduduk)

Fungsi : indikator yang digunakan untuk menggambarkan pola penyakit tertentu pada masyarakat

Angka kesakitan bayi : perbandingan antara jumlah penyakit bayi tertentu yang ditemukan di satu wilayah tertentu pada kurun waktu 1 tahun dengan jumlah bayi di suatu wilayah pada kurun waktu yang sama dikalikan 100%

Page 5: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB)Angka kematian (mortalitas), fungsinya :

indikator yang digunakan sebagai ukuran derajat kesehatan untuk melihat status kesehatan penduduk dan keberhasilan pelayanan kesehatan dan upaya pengobatan yang dilakukan.

Kematian bayi : kematian yang terjadi antara saat setelah lahir sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun.

Angka Kematian Bayi (AKB) : banyaknya kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Page 6: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kematian Bayi

Kematian NeonatalKematian Post-

neonatalAdalah kematian bayi

yang terjadi pada bulan pertama (0-28 hari) setelah dilahirkan.

Penyebab : faktor-faktor bawaan sejak lahir, yang diperoleh dari orangtuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan

Adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan (28 hari) sampai menjelang usia 1 tahun

Penyebab : faktor-faktor lingkungan

Page 7: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kematian BayiAKB menggambarkan keadaan sosial ekonomi

pada daerah dimana angka kematian tersebut dihitung.

Fungsi : - indikator untuk mencerminkan permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak, status gizi ibu, upaya KB, kondisi kesehatan lingkungan dan sosial ekonomi keluarga.- untuk pengembangan perencanaan yang berbeda antara kematian beonatal dan kematian bayi.

Page 8: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kematian Bayi (Rumus)Angka kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi yang

terjadi pada kelahiran per 1000 bayi.Rumus angka kematian neonatus

AKB = D/P x 1000Ket : D = jumlah kematian bayi <28 haripada waktu tertentu P = jumlah kelahiran hidup pada waktu yang sama

Golongan tingkat kematian bayi :- >125 : sangat tinggi- 75-125 : tinggi- 35-75 : sedang- <35 : rendah

Page 9: Pertemuan 1 (AKB)

AKB di IndonesiaPada tahun 1997 : 52 per 1000 kelahiran hidup

- terendah : jakarta (29 per 1000 kelahiran hidup)- tertinggi : NTB (98 per kelahiran hidup)

Menurut survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 :- AKB baru lahir/neonatal (0-28 hari) adalah 20 per 1000 kelahiran hidup (kematian 89.770 bayi baru lahir per tahun).- AKB post-natal adalah 35 per 1000 kelahiran hidup (kematian 157.000 bayi per tahun).

Tahun 2009, Depkes mentargetkan penurunan AKB neonatal menjadi 5 per 1000 kelahiran hidup, dan AKB post-natal menjadi 26 bayi per 1000 kelahiran hidup

Page 10: Pertemuan 1 (AKB)

AKB di IndonesiaKematian bayi berusia di bawah satu tahun

menurun dari 67,8 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Berdasarkan data provinsi kasus kematian bayi tertinggi terdapat di Papua Barat (74 per 1000 kelahiran hidup) dan terendah di provinsi Kalimatan Timur (21 per 1000 kelahiran hidup)

Target tahun 2015 : AKB di Indonesia menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup.

Page 11: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kesakitan BalitaBerkaitan dengan kesakitan oleh karena

adanya penyakit akut (penyakit pernapasan, infeksi atau trauma), penyakit kronik, atau kecacatan semasa balita.

Adalah perbandingan antara jumlah kasus penyakit balita tertentu yang ditemukan pada suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun dengan jumlah kasus penyakit tertentu yang ditemukan di suatu wilayah pada kurun waktu yang sama dikalikan 100%

Page 12: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kematian Anak & Balita Angka Kematian Anak Angka kematian BalitaAnak : usia 1-4 tahun 11

bl 29 hari (sebelum 5 tahun) = 1-4 tahun.

Angka kematian anak : jumlah kematian anak usia 1-4 tahun selama 1 tahun tertentu per 1000 anak pada usia yang sama pada pertengahan tahun tersebut.

Usia 0-4 tahun 11 bl 29 hari (sebelum 5 tahun) = 0-4 tahun.

Angka kematian balita (AKABA): jumlah kematian anak usia 0-4 tahun selama 1 tahun tertentu per 1000 anak pada usia yang sama pada pertengahan tahun tersebut.

Balita : neonatus + bayi + anak

Page 13: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kematian Balita (rumus)Rumus angka kematian balita

AKB = M/P x 1000Ket : M = jumlah kematian balita pada tahun tertentu

P = jumlah penduduk balita pada tahun yang sama

Page 14: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kematian anak & balitaMencerminkan kondisi kesehatan lingkungan

yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak.

Angka kematian anak akan tinggi, apabila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dn lingkungan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalm atau di sekitar rumah.

AKABA di Indonesia pada tahun 2004 : 74 per 1000 balita (mei 2004)

Page 15: Pertemuan 1 (AKB)

Angka Kematian Bayi dan Anak Tahun 1991-2012

Page 16: Pertemuan 1 (AKB)
Page 17: Pertemuan 1 (AKB)

Penyebab kesakitan dan kematian neonatus, bayi dan balitaPenyebab kesakitan dan

kematian neonatus ini adalah berat badan lahir rendah, asfiksia, tetanus, infeksi dan masalah pemberian Asi (penyesuaian kehidupan intrauterin menjadi ekstra uterin.

Penyebab kesakitan dan kematian bayi dan balita terbesar adalah diare dan pneumonia.

Page 18: Pertemuan 1 (AKB)

Upaya -upayaTarget di Indonesia pada tahun 2015 : AKB menjadi 23

dan AKBAL menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup.Petugas kesehatan, termasuk bidan hendaknya

meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kemauannya untuk menanggulangi berbagai masalah yang ada yang bisa terjadi selama pre-natal, post-natal (neonatal, perinatal, infant/bayi, dan anak = BALITA)

Peningkatan Posyandu, serta penempatan bidan-bidan desa di Polindes (memperbanyak bidan desa), untuk memantau dan membantu kesehatan bayi dan balita yang jauh dari fasilitas kesehatan.

Mengaktikan pusat-pusat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan.

Page 19: Pertemuan 1 (AKB)

Upaya-upaya PemerintahIntervensi yang sudah dilakukan dalam program kesehatan

anak:• Pemberdayaan masyarakat melalui penggunaan buku KIA, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Perawatan Metode Kanguru• Peningkatan akses dan kualitas pelayanan dengan penerapan MTBS, manajemen asfiksia, manajemen BBLR, persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan rumah, pengadaan obat program, dan peningkatan kompetensi petugas• Pembiayaan kesehatan dengan Jamkesmas, Jamkesda, dana dekonsentrasi dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan);• Survailans kesehatan melalui penggunaan kohort bayi, kohort anak balita, Otopsi Verbal, Audit Maternal Perinatal

Page 20: Pertemuan 1 (AKB)

Upaya – upaya (Posyandu)Pelayanan yang diberikan :

• Penimbangan berat badan• Imunisasi dasar lengkap• Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang• Pemberian Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus (untuk bayi 6 bulan ke atas)• Konseling perawatan bayi termasuk ASI eksklusif dan pemberian makan tambahan

Page 21: Pertemuan 1 (AKB)

Upaya Meningkatkan Kesehatan Anak1. Perawatan anak di tingkat rumah tangga dan

keluarga, deteksi dini penyakit serta perilaku mencari pertolongan.

Mendorong peningkatan perilaku hidup sehat di masyarakat termasuk partisipasi mereka dalam kesehatan ibu dan anak.

Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan dan deteksi dini penyakit

Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya kesehatan dengan penggunaan buku KIA.

Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat

Page 22: Pertemuan 1 (AKB)

Upaya Meningkatkan Kesehatan Anak (-2)2. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatanPenempatan bidan di semua desaPenempatan dokter, bidan, dan perawat di semua puskesmas

dan jaringannyaKunjungan rumahPengadaan obat programPenyediaan alat kesehatanMemperbaiki fasilitas dan sistem rujukanPelatihan, penyegaran pengetahuan, kursus bagi tenaga

kesehatanPerbaikan kurikulum dan metode pendidikan disesuaikan

dengan kebutuhan program (pre service), peningkatan in service training

Page 23: Pertemuan 1 (AKB)

Upaya Meningkatkan Kesehatan Anak (-3)3. Advokasi pada pemerintah daerah / penentu kebijakan, untuk:Peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat / keluargaMemperbaiki sistem dan manajemen programMobilisasi dukungan keuangan di daerah untuk KIA untuk

pembiayaan yang lebih proporsionalPeningkatan anggaran KIA di daerah dengan pendekatan

investasi (lebih promotif-preventif).Berdasarkan kebijakan desentralisasi dan SPM, mengambil

keputusan dengan memprioritakan investasi dan intervensi efektif KIA

Membangun kemitraan yang efektif dengan lintas program dan lintas sektor

Penyediaan SDM Kesehatan di seluruh puskesmas, pustu dan desa

Page 24: Pertemuan 1 (AKB)

Upaya-upayaSumber pembiayaan KIA sendiri dapat dirinci sebagai

berikut:• APBD Kabupaten/Kota• APBD Provinsi• Dana APBN, melalui dana dekonsentrasi (dana dekon), TP (Tugas Perbantuan), DAK (Dana Alokasi Khusus), DAU (Dana Alokasi Umum), BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), Jamkesmas Nasional• Donor, dapat berupa Company Social Responsibillities (CSR), dana masyarakat mandiri, dana hibah yang tidak mengikat, bantuan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik dalam negeri maupun luar negeri.