peran nakes dalam aki akb

92
PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENURUNAN AKI & AKB

Upload: dyah-ag

Post on 07-Nov-2015

104 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Peran Nakes Dalam Aki Akb

TRANSCRIPT

  • PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENURUNAN AKI & AKB

  • PENDAHULUANPenduduk : 4,857,389Luas 42,297.30 km2 (2,17% dari luas RI)Kabupaten/Kota = 12/7Puskesmas = 260 bhNagari/Kelurahan/Desa = 1.122/257/124 (1.503)1 daerah sulit (Mentawai)

  • NoAGENDAPRIORITAS1PENINGKATAN PENERAPAN AJARAN AGAMA DAN BUDAYA DAERAHPENGALAMAN AGAMA DAN ABS-SBK DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT2PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAERAH2. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM PEMERINTAHAN3PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGIPENINGKATAN PEMERATAAN DAN KUALITAS PENDIDIKANPENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT4PENGEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKATPENGEMBANGAN PERTANIAN BERBASIS KAWASAN DAN KOMODITI UNGGULANPENGEMBANGAN INDUSTRI OLAHAN DAN PERDAGANGANPENGEMBANGAN KAWASAN WISATA ALAM DAN BUDAYAPERCEOATAN PENURUNAN TINGKAT KEMISKINANPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG EKONOMI RAKYAT5PERBAIKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP10. MITIGASI, PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

  • Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana;Perbaikan status gizi masyarakat;Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti penyehatan lingkungan;Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan;Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan;Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas);Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan;Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

  • Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif-preventif.

    Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.

    Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama antar kelompok dan antar lembaga.STRATEGI DAN KEBIJAKAN

  • Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.

    Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.

    Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan provinsi.Lanjutan

  • FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (FASYANKES)Pustu(907) Puskesmas Perawatan (90)Puskesmas non perawatan (170)Poskesdes(2379)Rs swasta (35)RS (25)Ambulan di Kab Kota 279 unit Puskel Puskesmas DTPK (Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan) 29 unitJumlah tempat tidur RS Pemerintah 3110 TTSwasta 1696 TT jadi TT mencukupi utk jlh penduduk

  • RS Yg Melaksanakan/Mempersiapkan PONEKRS.Dr.M.DJAMIL PADANGRSAM BUKITTINGGIRSU SOLOKRSUD M. ZEIN PAINANRSUD DR ADNAN WD PAYAKUMBUHRSUD PADANG PANJANGRSUD PARIAMANRSUD BATU SANGKARRSUD Suliki RSUD DamasrayaRSUD SawahluntoRSUD ArosukaRSUD Muara Labuh

  • TUJUAN 1 (TARGET 1C): MENURUNKAN SEPARUH PROPORSI PENDUDUK YANG MENDERITA KELAPARAN Prevalensi balita kekurangan gizi di Sumbar telah berkurang hampir setengahnya, dari BB/U: 20,2% (2007) menjadi 17,2% (2010), 12,2% (2011), 12,9% (2012). BB/TB 2010 8.2%, 2011 7.2% , 2012 10,3%Target 2015 sebesar 15,5% diperkirakan akan tercapai ON TRACK**TARGET MDGs YANG TELAH MENUNJUKKAN KEMAJUAN SIGNIFIKAN TUJUAN 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BAYIAngka kematian balita menurun dari 62 per 1.000 kelahiran (2007) menjadi 34/1000 KH (2012)Angka kematian bayi dari 47/1000 KH(2007) menjadi 27/1000 KH (2012)Angka kematian neonatus dari 34/1000 KH (2007) mjd 17/1000 KH (2012) Diperkirakan target 23 per 1.000 kelahiran pada tahun 2015 dapat tercapai ON TRACK

  • *TUJUAN 5 (TARGET 5A) : MENINGKATKAN KESEHATAN IBUAngka kematian ibu menurun dari 373 (2006) menjadi 212 per 100.000 kelahiran hidup (2007) Diperlukan upaya keras untuk mencapai target pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.

    TUJUAN 6 (TARGET 6A) : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDSJumlah penderita HIV / AIDS masih meningkat, khususnya di antara kelompok risiko tinggi pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Masih terjadi kenaikan di beberapa daerah di mana kesadaran tentang penyakit ini rendah. *TUJUAN 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP70 % rumah tangga yang memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan 75.5% yang memiliki akses sanitasi yang layak.

  • CAKUPAN PROGRAM MDGs TAHUN 2010 HINGGA BULAN SEPTEMBER 2013

  • **

    *

  • GOALs 1Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan

  • GOALs 1Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan

  • **

    TARGET 4A. MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKBA) HINGGA DUA PER TIGA DALAM KURUN WAKTU 1990-2015

    Jumlah kematian Balita per 1.000 kelahiran hidupAngka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidupAngka Kematian Neonatal per 1.000 kelahiran hidupPersentase Anak Usia 1 Tahun yang diimunisasi campak

    *

  • Angka Kematian Neonatal, SDKI 2007 & 2012Estimasi : Lebih dari 95 ribu bayi baru lahir meninggal sebelum berumur 1 bulan (Jumlah penduduk 240.673.000 dan CBR 20,4)

  • Angka Kematian Bayi, SDKI 2007 & 2012

  • Angka Kematian Balita, SDKI 2007 & 2012

  • GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

  • PERKEMBANGAN AKI INDONESIASumber: SDKI berbagai tahun, Bappenas

  • AKI INDONESIA vs AKI NEGARA MISKINSumber: WHO 2011 dan SDKI 2012

  • Jumlah kematian ibu dan anak di Sumatera Barat

    Variabel2010201120122013(Sept)Kematian ibu8612910463Kematian Neonatus 1-7 hr415378643408Kematian neonatus 8-28 hr38312911677Kematian 29 hr sd I th117183252181Kematian 1 th sd 5 tahun1058910294

  • **

    *

  • HIV-AIDS & IMS

  • KUMULATIF KASUS AIDS, 2002-2013

  • MENURUT UMUR

  • MENURUT FAKTOR RISIKO

  • MENURUT PEKERJAAN

  • MENURUT KABUPATEN/KOTA

  • MENURUT JUMLAH KASUS

  • MENURUT CASE RATE

  • TUBERKULOSIS

  • Target Pencapaian TB (RPJMN 2010-2015)

    *) Global Report TB, 2010 halaman 171

    Base Line20102011201220132014Prevalensi TB (Per 100.000 penduduk)285*) (2009)235231228226224Case Detection Rate (%)78,3 (2010)7375808590Success Rate (%)91,2 (2010)8586878788Proporsi Provinsi dengan CDR 70% 24,2 (2009)1525354550Proporsi Provinsi dengan SR 85%84,8 (2009)8484848688

  • ANGKA PENJARINGAN SUSPECTTRENDTAHUN 2013 (TW2)

  • TREND ANGKA PENJARINGAN SUSPECT

  • % SUSPECT DIPERIKSA

  • % BTA + DIANTARA SUSPECTTRENDTAHUN 2013 (TW2)

  • ANGKA KESEMBUHANTRENDTAHUN 2013 (TW2)

  • ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATANTRENDTAHUN 2013 (TW2)

  • INSIDEN RATETRENDTAHUN 2013 (TW2)

  • MALARIA

  • API KAB/KOTA (SEPTEMBER 2013)

  • **

    TARGET 7 C :MENURUNKAN HINGGA SEPARUHNYA PROPORSI RUMAH TANGGA TANPA AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM LAYAK DAN SANITASI DASAR HINGGA TAHUN 2015

    *

  • AKSES AIR MINUM KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA BARAT TRIWULAN I 2013

  • AKSES JAMBAN KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA BARAT TRIWULAN I 2013

  • *

  • PENYEBAB TINGGINYA AKBAKB0 28 HARI1 12 BULAN Pengetahuan / Perilaku Ibu tentang kesehatan Kemiskinan tidak ada dana untuk kese- hatan dan gizi Lingkungan burukKONDISI IBU: Gizi Kehamilan (4T ) Persalinan Infeksi=============YANKES: K1 K4 Lin-Nakes Rik Neonatal Kualitas NakesKONDISI BAYI: BBLR Perawatan Bayi Kesakitan Bayi==============YANKES: Imunisasi P2 ISPA & Diare M.T.B.S. RujukanUPAYA YANKESPRO BBLR ASFIKSIA INFEKSI LAIN ISPA DIARE PD3IPenyebab LangsungPenyebab tak LangsungPenyebab tak LangsungPenyebab Mendasar

  • UPAYA UNTUK MENURUNKAN KEMATIAN BAYI (Lancet, 2005)

    Ahli Kebidanan trampil dan perawatan segera BBL (kebersihan, kehangatan,ASI) & resusitasi

    Perawatan kegawatan obstetri untuk manajemen komplikasi seperti persalinan macet dan perdarahan

    Antibiotik untuk Ketuban pecah diniKortikosteroid untuk PrematurPerawatan kegawatan bayi baru lahir bermasalah, kususnya manajemen sepsis dan perawatan BBLR termasuk metode Kanguru

    PerawatanKlinis Fokus 4 X Paket Antenatal, meliputi . Pemeriksaan rutin (BB, tanda vital) tablet SF, Kapsul Yodiol, imunisasi tetanus, deteksi & manajemen infeksi ibu (TBC, Malaria, Keputihan,dll) pre-eklampsia, dll

    PelayananKunjungan rumah

    Paket 2 X Kunjungan Neonatal meliputi . Pemberian ASI eksklusif, . pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit . pemberian vitamin K1 bila tidak diberikan pada saat lahir . pemberian imunisasi. manajemen terpadu bayi muda .pemberian imunisasi hep B1(bila tidak diberikan saat lahir)

    AsamFolat

    KB

    Konseling dan persiapan untuk persalinan, perawatan BBL. Kebersihan ibu, pola makan. Tanda bahaya pada bumil. Tanda-tanda persalinan. ASI EksklusifPerawatan rumah yang baik meliputi ASI Eksklusif setiap bayi menginginkan, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangatPerawatan khusus BBLRPerawatan khusus pada bayi sakitKeluarga-MasyarakatPersalinan yang bersih oleh dukun terlatih (jika tenaga kesehatan tidak ada) Perawatan bayi baru lahir yang sedehana ( ASI dini)BayiMasa NeonatalSebelum hamilHamilLahir10 - 30%MengurangiAKB15 - 32%MengurangiAKB8 % (6 9%) Mengurangi AKB27 % (18 35%) Mengurangi AKB29 % (17 39%) Mengurangi AKB

  • DETERMINAN KEMATIAN IBUTerlambat MerujukTerlambat SampaiTerlambat Pertolongan AdekuatKOMPLIKASI(Penyebab Lgs)-Perdarahan-Eklampsi-Infeksi-Pertus macet- Kompl KeguguranMATIBUMILTenagaObatManajerialSaranaPendidikanEkonomiGenderBudaya4 TerlaluGiziPenyakit MenularPenyakit LainGeografi

  • DI RUMAHDI PERJALANANDI PUSKESMAS KEPUTUSAN KELUARGAPENGETAHUANKETERSEDIAAN BIAYAKESIBUKAN KELUARGASOSIAL BUDAYAKETERSEDIAAN TRANSPORTASISARANA TRANSPORTASITINGKAT KESULITANWAKTU TEMPUHKESIAPAN PETUGASKETERSEDIAAN BAHAN & ALATSIKAP PETUGASDI RUMAH SAKITKESIAPAN PETUGASKETERSEDIAAN BAHAN & ALATSIKAP PETUGASBIAYA ??Dimana Ibu Meninggal ???Terlambat 2Terlambat 1Terlambat 3

  • 85% persalinan normal+ 15% KomplikasiSebagian Besar Bisa DitolongSebagian Besar Unpredictable, tetapiSebagian membutuhkan Seksio

  • Diskontinuitas pelayanan kesehatan ibu di Indonesia*

  • Materi Perawatan neonatus esensial di Pendidikan Kebidanan & KeperawatanBidanPerawatKurangCukupBaikSurvey Pre Service WHO 2011

  • Materi konseling menyusui dan MP ASIBidan Perawat ASIKurangCukupBaik

  • *Continuum of CarePemeriksaan KehamilanPersalinan, nifas & neonatalPelayanan bagi bayiPelayanan bagi balitaPelayanan bagi anak SDPelayanan bagi anak SMP/A & remajaP4KBuku KIAANC terpaduKelas Ibu HamilFe & asam folatPMT ibu hamilTT ibu hamilInisiasi Menyusu DiniVit K 1 injImunisasi Hep BRumah TungguKemitraan Bidan DukunKB pasca persalinanPONED-PONEKASI eksklusifImunisasi dasar lengkapPemberian makanPenimbanganVit AMTBSPemantauan pertumbuhan & perkembanganPMTPenjaringanBln Imunisasi Anak SekolahUpaya Kes SklhPMTKespro remaja Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dllFe 1000 hari pertama kehidupanKonselingPelayanan KBPKRTPelayanan PUS & WUSLansiaKualitasDegenerasi

  • Kebijakan Teknis Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi & Balita

  • Kebijakan Teknis Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi & Balita

  • Kebijakan Teknis Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi & Balita

  • *

  • UPAYA DAN DUKUNGAN UNTUK MENCAPAI TARGET MDGS 4 & 5

  • A. PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU dan ANAKBuku KIA dan Stiker P4KANC dan Kespro Terpadu Kelas Ibu Hamil dengan melibatkan suami dan keluarga Kemitraan bidan dukunKB Pasca SalinSuveilans Persalinan melalui partograf untuk deteksi dini komplikasi PHBSSupervisi Fasilitatif Bidan KoordinatorKonselor ASIAudit Maternal PerinatalKelas Ibu Balita SDIDTKPelatihan BBL bagi nakes Deteksi dini neonatal sakit (MTBM/MTBS)Pelatihan Manajemen Asfiksia dan BBLRPeningkatan kualitas hidup anak melalui Skrining HipotiroidAkreditasi Puskesmas

  • B. PENGUATAN SISTEM RUJUKAN Pergub no 7 tahun 2012 ttg Regionalisasi Sistim RujukanPenyusunan manual rujukan maternal dan neonatal - Mapping fasilitas pelayanan dasar - Work shop sistim manual rujukan bagi Dinkes Kab/Kota, RSUD Kab/Kota, Organisasi Profesi (POGI, IDAI, IBI, IDI, PPNI) dan lintas program. - Gerakan peduli ibu hamil dan hak anak dalam percepatan MDGs 2015 yang dilaksanakan di 19 Kab/Kota.

    Penguatan Puskesmas PONED dan RS PONEK - Pelatihan PONED sebanyak 9 angkatan - Pelatihan PONEK sebanyak 2 angkatanPelatihan APN sebanyak 4 angkatanPemantauan Pasca Pelatihan PONEDPergub Pedoman Umum Sistem Rujukan

  • C. SARANA

  • D. KETERLIBATAN MULTISEKTOR DALAM PERCEPATAN PENCAPAIAN MDG 5LintasSektorDPR/DLSMDonorPemda

  • IPMPENDIDIKANAMH, Lama SekolahEKONOMIDaya BeliKESEHATANU H HAKBAKI BBLR ASFIKSIA INFEKSI (ISPA, Diare, Imunisasi) Pendarahan Infeksi Eklamsi Partus lamaAKABAAKK

  • *

  • PERAN DAN FUNGSI NAKES

  • PERMENKES NO 1464 TAHUN 2010TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDANPASAL 14

  • Permenkes 148/2010: Izin & penyelenggaraan Praktek Perawat

  • Lanjutan ...permenkes perawat

  • *

  • PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI BERKESINAMBUNGAN DAN PERAN SEKTORUSILAREMAJAPENDIDIKAN KEHIDUPAN KELUARGAPENCEGAHAN KEHAMILAN REMAJAPENCEGAHAN PMSPERAWATAN KEHAMILANPERTOLONGAN PERSALINANPERAWATAN BAYI BARU LAHIRPERAWATAN NIFASKBSKRINING KESMENOPAUSE ANDROPAUSESAFE MOTHERHOODDIKDIK AGAMA PSMKES,GIZIDIK,PSM SOSEKAGAMA KESKES GIZI PSM

  • PEMBENTUKANKONSORSIUM PERGURUAN TINGGI Tujuan : mendukung percepatan pencapaian MDG 1,4 dan 5Disepakati dibentuk pada awal 2011Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Dirjen Bina Gizi KIA dengan Dekan FK dan FKM (32 Dekan dari 23 Universitas) dalam rangka percepatan MDG 1, 4 dan 5 pada 19 Nov 2012

  • Sebagai sebuah think tank dapat membantu pemerintah dalam kerangka proses kebijakan, dalam: Penyusunan agenda kebijakan (Agenda Setting), Perumusan kebijakan (Policy Formulation), Pelaksanaan kebijakan (Policy Implementation) dan monitoring & evaluasi kebijakan (Policy monitoring & Evaluation).Melakukan advokasi kebijakan ke pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten mengenai Kesehatan Ibu dan Anak.Melakukan penelitian pengembangan bersama dalam topik Kesehatan Ibu Anak dan Gizi Mendorong institusi perguruan tinggi untuk mengembangkan pendidikan multi profesi di setiap perguruan tinggiMelakukan pelatihan profesional berkelanjutan yang mencakup pelatihan multi profesi dalam KIA Gizi.

  • Tahap dalam proses kebijakanTujuan UtamaKegiatan yang dapat dilakukan jaringanPenyusunan agenda kebijakan (Agenda Setting), Meyakinkan pengambil kebijakan di pusat, propinsi dan kabupaten mengenai pentingnya KIA Menggunakan bukti untuk argumentasi kebijakanMelakukan kampanye untuk advokasiMembina hubungan antara peneliti, dan pengambil kebijakanPerumusan kebijakan (Policy Formulation), Memberi tahu pengambil kebijakan mengenai pilihan-plihan kebijakan yang tepatMengumpulkan berbagai bukti yang baik dan dapat berfungsi sebagai Bank Sumber Mengembangkan hubungan jangka panjang dengan pengambil kebijakanPelaksanaan kebijakan (Policy Implementation) Mendukung kemampuan pemerintah untuk melaksanakan kebijakanMemantapkan kegiatan di lapanganMonitoring serta evaluasi kebijakan (Policy monitoring and Evaluation).Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kebijakan untuk perbaikan Melakukan feedback untuk memperbaiki kebijakan

  • Kerjasama yang dapat dilakukan: Mempengaruhi kebijakanPengabdian kepada masyarakat dalam bentuk konsultasi atau dukungan tenaga teknis PT ke Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan Kegiatan pendidikan uniprofesi dan multiprofesi.Kegiatan pelatihan non-degree multi profesionalKegiatan penelitan dasar, klinik, kesehatan masyarakat, dan kebijakan kesehatan untuk pemerintah pusat atau propinsi/kabupaten/kota.

  • Harapan Terhadap Perguruan Tinggi KesehatanMereview kebijakan strategis dan mengidentifikasi masalah-masalah kebijakanSosialisasi program-program KIA dalam pendidikan profesiStandarisasi pendidikan profesi untuk menjamin kompetensi lulusan (dokter, bidan, perawat)Advokasi dan networking kepada stakeholdersMemantau kebutuhan pelayanan kesehatan (medis dan public health) dan keluhan-keluhan terhadap pelayanan publikMemberikan saran-saran terhadap penyempurnaan kebijakan dan kebijakan baruMelakukan penelitian terkait KIA dan implementasi kebijakan

  • Kewenangan Bidan(permenkes no.1464 2011)Melakukan asuhan BBL normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, IMD, injeksi Vit K1, perawatan neonatal dan perawatan tali pusatPenanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujukPenanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukanPemberian imunisasi rutinPemantauan tumbuh kembangKonseling dan penyuluhanPromosi ASI eksklusifPemberian surat keterangan kelahiranPemberian surat keterangan kematian

  • Seleksi MahasiswaPerbandingan jumlah dosen & mahasiswaKurikulumProses belajarLahan praktek dan CIKerjasama dengan Dinas KesehatanPenentuan lahan praktekPenentuan dan pembinaan CIKebutuhan program

    PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN

  • PENUTUPPenurunan AKI & AKB dalam rangka pencapaian target MDGs membutuhkan komitmen & kerjasama yang kuat dari seluruh liniPemantauan terhadap pencapaian MDGs harus dilakukan oleh Tim MDGs Kab KotaPerencanaa harus fokus pada program yang mempercepat pencapaian MDGs 2015

  • Penutup (lanjutan)Nakes (bidan dll) adalah tenaga kesehatan yang sangat diperlukan dalam mencapai indikator MDGs bidang Kesehatan terutama AKI, dan AKB.Pembinaan Nakes tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga peran pendidikan, organisasi profesi dan swastaKinerja Nakes tentunya menjadi tanggung jawab pribadi masing2 individu dan pemerintah memberikan dukungan terhadap peningkatan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan Skill

  • *****Secara umum Angka Kematian Anak menunjukkan penurunan yang lambat. Angka Kematian Neonatal mengalami stagnasi 10 tahun terakhir yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002 menjadi 19/1.000 pada SDKI 2007 dan SDKI 2012. Padahal kematian neonatal merupakan proporsi yang besar dari kematian bayi (59%) dan balita (47%).

    Dibandingkan dengan SDKI 2007 terdapat 13 provinsi yang mengalami peningkatan Angka Kematian Neonatal pada SDKI 2012 atau 39% dari seluruh Provinsi di Indonesia. ****Percepatan Pencapaian MDG dilakukan melalui beberapa upaya yaituPendekatan Sistem KesehatanPemantapan Konsep Continuum of CareKebijakan Memperkuat Tata Kelola di Tingkat Kab/KotaPenguatan Regionalisasi dan Pemantapan Sistim Rujukan BerjenjangRevitalisasi Puskesmas dan supervisi Poned oleh dokter ahli dari RSUDPeningkatan keterlibatan lintas sektor Upaya Terobosan **Masih banyak tantangan yang dilaporkan dari hasil Risfaskes 2011 dan laporan rutin program KIA antara lain:70.15% Bidan tinggal di desa64.86% Bidan di Desa yang mempunyai KitBdD mampu GDON: 10.80%,BdD telah dilatih APN: 45.63%.47,4% puskesmas perawatan mampu PONED 42,6% puskesmas PONED tersedia MgSO4

    Studi Banten, sebab keterlambatan 474 kematian ibu thn 2006: 45% terlambat krn pengambilan keputusan

    Data SP 2010-Litbangkes 2012SP 2010 Litbangkes 2012: 49.7%-75.3% meninggal di RS pemerintah dan swasta (tgt jenis komplikasi); 17.1-37.8% di rumah sendiriStudi di Banten: 66% terlambat mencapai fasilitas rujukan

    Pelayanan Rujukan (Risfaskes 2011) Risfaskes 201121% RS Pemerintah Memenuhi Kriteria Umum PONEK 52.7% RSU pemerintah dengan Dr telah terlatih PONEK 50.4 % RSU pemerintah dengan Bidan telah terlatih PONEK

    Studi di Banten: 44% terlambat mendapatkan pelayanan di RS

    **Percepatan Pencapaian MDG dilakukan melalui beberapa upaya yaituPendekatan Sistem KesehatanPemantapan Konsep Continuum of CareKebijakan Memperkuat Tata Kelola di Tingkat Kab/KotaPenguatan Regionalisasi dan Pemantapan Sistim Rujukan BerjenjangRevitalisasi Puskesmas dan supervisi Poned oleh dokter ahli dari RSUDPeningkatan keterlibatan lintas sektor Upaya Terobosan **Upaya akselerasi pencapaian MDGs tidak mungkin hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja, akan tetapi harus bermitra dengan stakehorders yang terkait yang memiliki peran dan tanggungjawab yang sama besarnya. Perbaikan infrastruktur yang akan menunjang akses kepada pelayanan kesehatan seperti transportasi, kelistrikan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, pendidikan dasar yang menjadi tanggung jawab sektor lain memiliki peran sangat besar. Dukungan penganggaran/pembiayaan dan regulasi dari legislatif di daerah dan pusat, konsistensi implementasi di tingkat lokal di Provinsi dan Kabupaten/Kota oleh Pemerintah Daerah sangatlah penting. Keterlibatan masyarakat madani, lembaga swadaya masyarakat serta organisasi profesi dan seminat dalam menggerakkan masyarakat sebagai pengguna ataupun penyedia layanan sangatlah besar perannya. Kepedulian swasta dalam bentuk upaya filantropi dari corporate social responsibility ataupun berbagai donor agencies juga sangat diharapkan, walaupun tanpa harus menggadaikan rasa profesionalisme dan nasionalisme kita.Percepatan Pencapaian MDG dilakukan melalui beberapa upaya yaituPendekatan Sistem KesehatanPemantapan Konsep Continuum of CareKebijakan Memperkuat Tata Kelola di Tingkat Kab/KotaPenguatan Regionalisasi dan Pemantapan Sistim Rujukan BerjenjangRevitalisasi Puskesmas dan supervisi Poned oleh dokter ahli dari RSUDPeningkatan keterlibatan lintas sektor Upaya Terobosan *Percepatan Pencapaian MDG dilakukan melalui beberapa upaya yaituPendekatan Sistem KesehatanPemantapan Konsep Continuum of CareKebijakan Memperkuat Tata Kelola di Tingkat Kab/KotaPenguatan Regionalisasi dan Pemantapan Sistim Rujukan BerjenjangRevitalisasi Puskesmas dan supervisi Poned oleh dokter ahli dari RSUDPeningkatan keterlibatan lintas sektor Upaya Terobosan ***