periodisasi sastra indonesia

12
MEMBACA DAN MENEMUKAN KARAKTERISTIK KARYA SASTRA BERBAGAI PERIODE

Upload: rifqannisa-divaby

Post on 23-Dec-2014

1.658 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: periodisasi sastra Indonesia

MEMBACA DAN MENEMUKAN

KARAKTERISTIK KARYA SASTRA

BERBAGAI PERIODE

Page 2: periodisasi sastra Indonesia

AZHAR DHIKA WIRATAMA CITRA HERNINGTYAS DENA RESHTYANDINI RIFQANNISA DIVABY

ANGGOTA KELOMPOK

Page 3: periodisasi sastra Indonesia

Sastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.

Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.

Page 4: periodisasi sastra Indonesia

Periodisasi Sastra Indonesia      Kesastraan di Indonesia dibagi dalam beberapa

periode. Salah satu sastrawan yang membuat periodisasi sastra adalah Rachmat Djoko Pradopo. Periodisasi sastra yang dibuatnya seperti berikut.

1. Periode Angkatan Balai Pustaka (1920)2. Periode Angkatan Pujangga Baru (1930)3. Periode Angkatan 45 (1940)4. Periode Angkatan 50 (1950)5. Periode Angkatan 19706. Periode Angkatan 2000

 

Page 5: periodisasi sastra Indonesia

Periode Angkatan 45 (1940)Pada periode ini berkembang jenis-jenis sastra: puisi, cerpen, novel,dan drama.

Berikut ini ciri-ciri karya sastra Angkatan 45.Puisi a. Puisi bebas, tidak terikat pembagian bait, jumlah baris, dan persajakan (rima). b. Pilihan kata atau diksi mempergunakan kosakata bahasa

seharihari. c. Menggunakan kata-kata, frasa, dan kalimat-kalimat ambigu menyebabkan arti ganda dan banyak tafsir. d. Mengekspresikan kehidupan batin atau kejiwaan manusia melalui peneropongan batin sendiri. e. Mengemukakan masalah kemanusiaan umum (humanisme universal). Misalnya, tentang kesengsaraan hidup, hak-hak asasi manusia, masalah kemasyarakatan, dan kepincangan dalam masyarakat, seperti gambaran perbedaan mencolok antara golongan kaya dan miskin. f. Filsafat eksistensialisme mulai dikenal.

Page 6: periodisasi sastra Indonesia

Contoh:AkuKalau sampai waktukuKu mau tak seorang kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak peduliAku mau hidup seribu tahun lagiChairil Anwar, Maret 1943

Page 7: periodisasi sastra Indonesia

Puisi ”Aku” tidak terikat pembagian bait, jumlah baris, danpersajakan. Pada bait pertama terdiri atas tiga baris. Pada bait keduaterdiri atas satu baris. Pada bait ketiga terdiri atas dua baris. Puisi”Aku” mengekspresikan langsung perasaan penyair. Diksi ataupilihan kata yang digunakan adalah kosakata sehari-hari.Dalam puisi ”Aku” terdapat kalimat-kalimat ambigu yangmenyebabkan banyak tafsiran seperti kalimat Aku mau hidup seributahun lagi yang berarti penyair benar-benar ingin hidup sampaiseribu tahun lagi atau penyair ingin gagasan dan semangatnyaditeruskan dari generasi ke generasi walaupun penyair telahmeninggal.Hubungan baris dan kalimat pada puisi ”Aku” tidak terlihat,karena tiap-tiap kalimat pada puisi ”Aku” seperti berdiri sendiri.Misalnya, pada bait 1 dan 2 secara kosakata tidak berhubungan.Namun, secara makna bait 1 dan 2 berhubungan.Puisi ”Aku” mengekspresikan kehidupan batin manusia yangtetap berpegang teguh pada pendiriannya untuk hidup bebas.Masalah yang diungkapkan adalah masalah hak asasi manusiauntuk bebas dan berpegang teguh pada prinsipnya. Filsafateksistensialisme mulai tampak dalam puisi ”Aku”. Dalam puisi”Aku” penyair mulai menghargai keberadaannya meskipundalam keadaan yang terasing dan tersiksa.

Page 8: periodisasi sastra Indonesia

Prosaa. Banyak alur sorot balik, meskipun ada juga alur lurus.b. Sisipan-sisipan cerita dihindari, sehingga alurnya padat.c. Penokohan secara analisis fisik tidak dipentingkan, yangditonjolkan analisis kejiwaan, tetapi tidak dengan analisislangsung, melainkan dengan cara dramatik.d. Mengemukakan masalah kemasyarakatan. Di antaranyakesengsaraan kehidupan, kemiskinan, kepincangan-

kepincangandalam masyarakat, perbedaan kaya dan miskin, eksploitasimanusia oleh manusia.

Page 9: periodisasi sastra Indonesia

Contoh:. . . .Banyak yang ditakutinya timbul. Hari-hari depan yang kaburdan menakutkan. Keselamatan istri dan anaknya. Penghidupanyang semakin mahal. Dan gaji yang tidak cukup. Hutang padawarung yang sudah dua bulan tidak dibayar. Sewa rumah yangsudah dihutang tiga bulan. Perhiasan istrinya dipajak gadai.. . . .Dikutip dari: Jalan Tak Ada jung, Mochtar Lubis, PustakaJaya, Jakarta, 1990Dari kutipan tersebut dapat diketahui masalah yang

dikemukakanadalah masalah kemiskinan yang dihadapi tokoh utamanya

(GuruIsa).

Page 10: periodisasi sastra Indonesia

e. Mengemukakan masalah kemanusiaan yang universal. Misalnya,masalah kesengsaraan karena perang, tidak adanya

perikemanusiaandalam perang, pelanggaran hak asasi manusia, ketakutanketakutanmanusia, impian perdamaian, dan ketenteraman hidup.Contoh:. . . .Isa berdiri terengah-engah karena sudah tidak biasa berlarilagi. Gadis-gadis Palang Merah itu hendak kembali mengambilorang Tionghoa yang luka, tetapi orang-orang menahan.”Jangan,” kata mereka, ”ubel-ubel itu tidak peduli PalangMerah.”. . . .Dikutip dari: Jalan Tak Ada jung, Mochtar Lubis, PustakaJaya, Jakarta, 1990Dari kutipan tersebut dapat dilihat tidak adanya perikemanusiaandalam perang. Bahkan, untuk menolong orang yang terluka sajatentara-tentara tetap menembaki anggota Palang Merah.

Page 11: periodisasi sastra Indonesia

f. Mengemukakan pandangan hidup dan pikiran-pikiran pribadiuntuk memecahkan sesuatu masalah.Contoh:. . . .Guru Isa merasa perubahan dalam dirinya. Rasa sakit siksaanpada tubuhnya tidak menakutkan lagi. . . . orang harus belajarhidup dengan ketakutan-ketakutannya . . . . Sekarang dia tahu. . . . Tiap orang punya ketakutannya sendiri dan mesti belajarhidup dan mengalahkan ketakutannya.”. . . .Dikutip dari: Jalan Tak Ada jung, Mochtar Lubis, PustakaJaya, Jakarta, 1990Dari kutipan di atas diketahui bahwa tokoh Guru Isa

mengemukakanpikirannya untuk mengatasi rasa takut dan ia berhasil.

Page 12: periodisasi sastra Indonesia

g. Latar cerita pada umumnya latar peperangan, terutama perangkemerdekaan melawan Belanda, meskipun ada juga latar perangmenentang Jepang. Selain itu, ada juga latar kehidupanmasyarakat sehari-hari.Contoh:. . . .Ketika tembakan pertama di Gang Jaksa memecah kesunyianpagi, Guru Isa sedang berjalan kaki menuju sekolahnya di TanahAbang. Selintas masuk ke dalam pikirannya rasa waswas tentangkeselamatan istri dan anaknya.. . . .Dikutip dari: Jalan Tak Ada jung, Mochtar Lubis, PustakaJaya, Jakarta, 1990Latar kutipan novel Jalan Tak Ada jung menunjukkan latarsuasana mencekam karena masih dalam suasana peperangan.