periodisasi sastra indonesia

35
PERIODISASI SASTRA INDONESIA 1. Zaman Peralihan Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban. Ciri-ciri : a. individualis dan tidak anonym lagi b. progresif, tetapi masih tradisional dal;am bentuk dan bahasanya c. menulis apa yang dilihat dan dirasakan d. sudah mulai masyarakat sentris e. temanya tentang kisah perjalanan, biografi, adat- istiadat, dan didaktis Hasil karya sastra pada zaman ini antara lain: Kisah Abdullah ke Malaka Utara Perjalanan Abdullah ke Kelantan dan Tenggano dan Hikayat Abdullah Hikayat Puspa Wiraja Hikayat Parang Punting Hikayat Langlang Buana Hikayat Si Miskin Hikayat Berma Syahdan Hikayat Indera Putera . Hikayat Syah Kobat Hikayat Koraisy Mengindera Hikayat Indera Bangsawan

Upload: nurul-faridah

Post on 01-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

love

TRANSCRIPT

PERIODISASI SASTRA INDONESIA

1. Zaman PeralihanZaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban.Ciri-ciri :a. individualis dan tidak anonym lagib. progresif, tetapi masih tradisional dal;am bentuk dan bahasanyac. menulis apa yang dilihat dan dirasakand. sudah mulai masyarakat sentrise. temanya tentang kisah perjalanan, biografi, adat- istiadat, dan didaktis Hasil karya sastra pada zaman ini antara lain: Kisah Abdullah ke Malaka Utara Perjalanan Abdullah ke Kelantan dan Tenggano dan Hikayat Abdullah Hikayat Puspa Wiraja Hikayat Parang Punting Hikayat Langlang Buana Hikayat Si Miskin Hikayat Berma Syahdan Hikayat Indera Putera . Hikayat Syah Kobat Hikayat Koraisy Mengindera Hikayat Indera Bangsawan Hikayat Jaya Langkara Hikayat Nakhoda Muda Hikayat Ahmad Muhammad Hikayat Syah Mardan Hikayat Isma Yatim Hikayat Puspa Wiraja

ANGKATAN BALAI PUSTAKA

Angkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Bali Pustaka. Prosa (roman, novel,cerpen, dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam, hikayat, dan kazhanah sastra di Indonesia pada masa iniBalai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan sastra melayu rendah yang tidak menyoroti pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam 3 bahasa yaitu bahasa Melayu tinggi, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, dan dalam jumlah yang terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.Nur Sultan Iskandar dapat disebut sebagai raja angkatan balai pustaka karna karya-karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapat dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah novel Sumatera dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.Pada masa ini novel Siti Nurbaya, dan Salah Asuhan menjadi karya cukup penting, keduanya mengkritik adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu.

Ciri-ciri Periode Balai Pustaka a. Para penyairnya masih banyak yang mempergunakan bentuk-bentuk puisi lama, pantun dan syair, seperti terlihat pada karya Tulis Sutan Ati, Abas, Sutan Pamunjtak. b. Bentuk puisi barat yang tidak terlalu terikat oleh syarat-syarat, seperti puisi lama, mulai dipergunakan oleh para penyair muda. Para penyair baru ini dipelopori oleh Moh. Yamin, yang mempergunakan bentuk sonata dalam kesusastraan Indonesia. c. Bentuk prosa yang memegang peranan pada masa kesusastraan angkatan Balai Pustaka adalah Roman. Roman angkatan ini bertema perjuangan atau perlawanan terhadap adat istiadat lama, misalnya kawin paksa. d. Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh bahasa melayu e. Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan kawin paksa f. Cerita yang di angkat seputar romantisme Konsep Pemikiran Periode Balai Pustaka 1. Agak dinamis. 2. Bercorak pasif-romantik. Ini berarti bahwa cita-cita baru senantiasa terkalahkan oleh adat lama yang membeku, sehingga merupakan angan-angan belaka. Itulah sebabnya dalam mencapai cita-citanya, pelaku utama senantiasa kandas, misalnya dimatikan oleh pengarangnya. 3. Mempergunakan bahasa Melayu baru, yang tetap dihiasi ungkapan-unngkapan klise serta uraian-uraian panjang.

Sastrawan Angkatan Balai Pustaka Tulis Sultan Sati Marah Roesli Merari Siregar Abdoel Moeis Muhamad Yamin Djamaluddin Adinegoro Merari Siregar (lahir di Sipirok, Sumatera Utara pada 13 Juli 1896 dan wafat di Kalianget, Madura, Jawa Timur pada 23 April 1941) Novel Azab dan Sengsara karangannya merupakan roman yang pertama diterbitkan oleh Balai Pustaka. Beberapa Novel karyanya antara lain Adzab dan sengsara Binasa Karena Gadis Priangan Cinta Dan Hawa Nafsu Marah Roesli (lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Agustus 1889 meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Januari 1968 pada umur 78 tahun) Keterkenalannya karena karyanya Siti Nurbaya (roman) yang diterbitkan pada tahun 1920 sangat banyak dibicarakan orang, bahkan sampai kini. Siti Nurbaya telah melegenda, wanita yang dipaksa kawin oleh orang tuanya, dengan lelaki yang tidak diinginkannya. Siti Nurbaya La Hami Anak Kemenakan Muhamad Yamin Dilahirkan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Yamin memulai karier sebagai seorang penulis pada dekade 1920-an semasa dunia sastra Indonesia mengalami perkembangan. TANAH AIR (1922) Indonesia , Tumpah Darahku ( 1928 ) Kalau Dewi Tara Sudah Berkata Ken Arok dan Ken Dedes ( 1934 ) Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Salah Asuhan (1928) Pertemuan Jodoh (1933) Djamaluddin Adinegoro (lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 14 Agustus 1904 meninggal di Jakarta, 8 Januari 1967 pada umur 62 tahun) adalah sastrawan Indonesia dan wartawan kawakan. Asmara jaya (1928) Darah Muda (1927) Tulis Sultan Sati lahir pada tahun 1898 di Bukittinggi dan meninggal paad zaman Jepang. Karya-karyanya terdiri atas asli dan saduran, baik roman maupun syair. Sengsara Membawa Nikmat (1928) Tak di sangka (1923) Tak Membalas Guna (1932) Memutuskan Pertalian (1932) Siti Nurbaya (Karya Marah Rusli)-1922 Tema: Kasih tak sampai dan kawin paksa Tokoh: Sitti Nurbaya, Samsul Bahri, Datuk Meringgih Sitti Nurbaya menceritakan cinta remaja antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya, yang hendak menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsu dipaksa pergi ke Batavia. Belum lama kemudian, Nurbaya menawarkan diri untuk menikah dengan Datuk Meringgih (yang kaya tapi kasar) sebagai cara untuk ayahnya hidup bebas dari utang; Nurbaya kemudian dibunuh oleh Meringgih. Pada akhir cerita Samsu, yang menjadi anggota tentara kolonial Belanda, membunuh Meringgih dalam suatu revolusi lalu meninggal akibat lukanya. Novel yang berjudul Azab dan Sengsara karya Merari Siregar ini menceritakan kisah kehidupan seorang anak gadis bernama Mariamin yang hidup sengsara karena harus mengurus ibunya yang sakit-sakitan. Mariamin mempunyai kekasih yang berasal dari keluarga kaya dan baik-baik yang bernama Aminuddin berjanji akan menikahinya setelah dia mendapat pekerjaan tapi Aminuddin tidak menikahinya karena ayahnya tidak setuju dengan hubungan mereka, Aminuddin hanya meminta maaf lewat surat .2 tahun berlalu , mariamin pun menikah dengan pria yang tidak ia kenal bernama kasibun yang setelah sekian lama mengidap penyakit yang dapat menular pada pasangannya. Suatu ketika Aminuddin datang ke rumah mariamin dan karena suaminya cemburu suaminya malah menyiksa dan memukul Aminuddin, karena tidak tahan mariamin pun melaporkannya ke polisi Sampai akhirnya mereka bercerai. Kesudahannya Mariamin terpaksa Pulang ke negrinya membawa nama yang kurang baik, membawa malu, menambah azab dan sengsara yang bersarang di rumah kecil yang di pinggir sungai Sipirok. Hidup Mariamin sudah habis dan kesengsaraannya di dunia sudah berkesudahan. Azab dan Sengsara dunia ini sudah tinggal di atas bumi, berkubur dengan jazad badan yang kasar itu. TANAH AIR Pada batasan bukit barisan Memandang Aku, ke bawah memandang Tampaklah hutan rimba dan ngarai Lagipun sawah, sungai yang permai Serta gerangan lihatlah pula Langit yang hijau bertukar warna Oleh pucuk daun kelapa Itulah tanah, tanah airku Sumatera namanya, tumpah darahku Sengsara Membawa Nikmat Roman karya Tulis Sutan Sati ini berkisah tentang dua orang pemuda, Midun dan Kacak yang saling bermusuhan. Midun anak miskin, berbudi baik, sopan, sabar, dan taat menjalankan perintah agama Sementara Kacak adalah anak seorang kaya, mamaknya menjadi penghulu Laras di daerah itu sehingga tak heran jika Kacak menjadi sombong dan bangga dengan kekayaan yang dimiliki oleh keluarganya. Karena Midun lebih disukai orang, Kacak menjadi sangat iri. Pangkal dari permusuhan di antara mereka, adalah karena Midun sangat disukai masyarakat sedangkan Kacak tidak. Sebaliknya, Kacak justru beranggapan bahwa penyebab ia tidak disukai dirinya oleh masyarakat adalah akibat hasutan Midun kepada masyarakat supaya membenci dirinya Kacak selalu mencelakai Ekstrover. Setelah menghabiskan beberapa hari di Padang, ia kembali ke Batavia. Beberapa tahun kemudian, dia dipindahkan ke Bukittinggi. Pada perjalanan ke sana, ia menghabiskan beberapa hari di rumah pamannya di Padang, paman ingin Nurdin untuk menikahi putrinya, yang menolak Nurdin nyenyak. Sementara pada pertemuan untuk pendirian sekolah baru, Nurdin melihat Rukmini mendapatkan disewa. Minggu berikutnya, di stasiun kereta api, ia memenuhi Rukmini dan dua menjadi lebih dekat. Mereka menjadi lebih dekat lagi ketika Nurdin memperlakukan ibu Rukmini, dan Nurdin memutuskan untuk mengusulkan. Namun, ibu Nurdin tidak setuju dengan hubungan mereka dan diam-diam memberitahu Rukmini bahwa Nurdin diatur untuk menikahi sepupunya. Ketidakbenaran ini menyebabkan Rukmini menjadi patah hati. Sementara itu, Harun duda jatuh untuk Rukmini dan mencuri salah satu dari foto-fotonya. Ketika Nurdin memberinya fisik, Harun menunjukkan Nurdin gambar dan mengatakan bahwa mereka berada dalam suatu hubungan. Hal ini menyebabkan Nurdin untuk meninggalkan Rukmini. Didera rasa bersalah, ibu Nurdin jatuh sakit. Di ranjang, dia mengaku bahwa dia telah berbohong kepada Rukmini tentang keterlibatan Nurdin. Sementara itu, Harun - yang telah ditangkap karena Corrie de Bussee, gadis Indo-Belanda yang cantik, lincah dan menjadi dambaan setiap pria yang mengenalnya. Corrie berteman dengan Hanafi dari sejak kecil. Hanafi sendiri adalah laki-laki muda asli Minangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan. Hanafi menyukai corrie tetapi corrie tidak dan corrie pun pergi, dan akhirnya hanafi menikahi rapiah pilihan kedua orang tuanya , rapiah wanita yang penyayang dan sabar , dia sabar menghadapi perlakuan hanafi yang begitu ketus kepadanya dengan lapang dada . Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Di Betawi, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi. Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya, Hanafi pekerjaannya hanya termenung saja dan tidak terlalu bergairah. Hanafi sakit, kata dokter dia minum sublimat dan akhirnya dia meninggal dunia. Berbicara tentang pertentangan adat dan kawin paksa.dominasi orang tua dalam perkawinan,Gaya penceritaan terpengaruh oleh sastra Melayu yang mendayu-dayu, masih menggunakan bahasa klise seperti peribahasa dan pepatah-petitih,Karya-karya yang diterbitkan Balai Pustaka diharuskan memenuhi Nota Rinkes yang berbunyi: didaktis, serta netral agama dan politik.

Merari Siregar Azab dan Sengsara (1920) Binasa Karna Gadis Priangan (1931) Cinta dan Hawa Nafsu Marah Roesli Siti Nurbaya (1922) Laihami (1924) Anak dan Kemanakan (1956) Muhammad Yamin Tanah Air (1922) Indonesia Tumpah Darahku (1928) Kalau Dewi Tara Sudah Berkata Ken Arok dan Ken Dedes (1934) Nur Sultan Iskandar Apa Dayaku Karna Aku Seorang Perempuan (1923) Cinta Yang Membawa Maut (1926) Salah Pilih (1928) Tuba Dibalas Dengan Susu (1933) Hulubalung Raja (1934) Katak Hendak Menjadi Lembu.

5. Lulis Sutan Suti Tak Disangka (1923) Sengsara Membawa Nikmat (1928) Tak Membalas Guna (1932) Memutuskan Pertalian (1932) 6. Djamaluddin Adinegoro Dara Muda (1927) Asmara Jaya (1928) Abas Soetan Pamoentjak Pertemuan (1927) 7. Abdul Muis Salah Asuhan (1928) Pertemuan Jodoh (1933) 8. Aman Datuk Madjoindo Menebus Dosa (1932) Sicebol Merindukan Bulan (1934) Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)

4. PUJANGGA BARUPujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik, dan elistik.Pada masa itu, terbit pula majalah pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 19301942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Karyanya layar terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tengelamnya Kapal Vander Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.Pada masa ini dua kelompok sastrawan Pujangga Baru yaitu :1. Kelompok Seni Untuk Seni yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah.2. Kelompok Seni Untuk Pembangunan Masyarakat yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, dan Rustam Effendi. Ciri-ciri Angkatan Pujangga Baru Menampilkan nasionalisme Indonesia memasuki kehidupan modern menampakkan kebangkitan kaum muda Banyak terpengaruh oleh Angkatan 1880 di Negeri Belanda sehingga puisi-puisinya banyak yang berbentuk soneta Pada masa ini terjadi polemik yang seru antartokoh-tokohnya Sutan Takdir Alisyahbana berorientasi ke barat yang intelektualistik, individualistuik dan materialistik, punya idealisme tinggi akan kemajuan iptek/sains dan dunia Sanusi Pane berorientasi ke timur (India, Timur Tengah, Cina) yang spiritualistik, mementingkan olah ruhani Armijn Pane, Amir Hamzah, Kihajar Dewantara, yang lebih menginginkan adanya sintesis barat yang sifistikated dan timur yang sufistik.

Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru1. Sutan Takdir Alisjabana- Dian Tak Kunjung Padam (1932)- Tebaran Mega- kumpulan sajak (1935)- Layar Terkembang (1936)- Anak Perawan di Sarang Penyuman (1940)2. Hamka - Di Bawah Lindungan Kabah (1938)- Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1939)- Tuan direktur (1950)- Di Dalam Lembah Kehidupan (1940)3. Armijn Pane- Jiwa Berjiwa Gamelan Djiwa- kumpulan sajak (1960)- Djinak-djinak Merpati- sandiwara (1950)- Kisah Antara Manusia (1953)4. Sanusi Pane- Pancaran Cinta (1926)- Puspa mega (1927)- Sandhykala Ning Majapahit (1933)- Kertajaya (1932)5. Tengku Amir Hamzah- Nyanyi Sunyi (1937)- Begawat Gita (1933)- Setanggi Timur (1939)

5. ANGKATAN 1945Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan 45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga Baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan 45 memiliki konsep yang diberi judul Surat Kepercayaan Gelanggang konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan 45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Menguak Takdir dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.Ciri-ciri Sastra Masa Masa Jepang dan Angkatan 45 Bicara tentang kegetiran nasib di tengah penjajahan Jepang yang sangat menindas menampilkan cita-cita merdeka dan perjuangan revolusi fisik berkelit dari sensor penguasa, berkembang sastra simbolik Muncul ungkapan-ungkapan yang singkat-padat-bernas (gaya Chairil Anwar dalam puisi) kesederhanaan baru dengan kalimat pendek-pendek nan lugas (gaya Idrus dalam prosa fiksi/sketsa).

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 19451. Chairil Anwar- Kerikil Tajam (1949)- Deru Campur Debu (1949)2. Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar- Tiga Menguak Takdir (1950)3. Idrus- Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)- Aki (1949)- Perempuan Dan Kebangsaan4. Achdiat K. Mihardja- Atheis (1949)5. Trisno Sumardjo- Katahati dan Perbuatan (1952)6. Utuy Tatang Sontani- Suling (drama) (1948)- Tambera (1949)- Awal dan Mira drama satu babak (1962)7. Suman Hs- Kasih ta Terlarai (1961)- Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)- Pertjobaan Setia (1940)

7. ANGKATAN 1966 1970-anAngkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Muchtar Lubis. Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbitan Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Montiggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rusanto, Goenawan Mohamad, dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia H.B. Jassin.Beberapa sastrawan pada angkatan ini antara lain : Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C.Noer, Darmanto Jatman, Arif Budiman, Goenawan Muhamad, Budi Darma, Hamsat Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, DLL.

Ciri ciri Sastra Angkatan 66 Menegakkan keadilan dan kebenaran bnerdasarkan Pancasila dan UUD 45 menentang komunisme dan kediktatoran bersama Orde Baru yang dikomandani Jendral Suharto ikut menumbangkan Orde Lama, mengikis habis LEKRA dasn PKI Sastra Angkatan 66 berobsesi menjadi Pancasilais sejati Penulis Dan Karya Sastra Angkatan 19661. Taufik Ismail- Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia- Tirani dan Benteng- Buku Tamu Musim Perjuangan- Sajak Ladang Jagung- Kenalkan- Saya Hewan- Puisi-puisi Langit2. Sutardji Calzom Bachri- O - Amuk- Kapak3. Abdul Hadi WM- Meditasi (1976)- Potret Panjung Pengunjung Pantai Sanur (1975)- Tergantung Pada Angin (1977)4. Supardi Djoko Damono- Dukamu Abadi (1969)- Mata Pisau (1974)5. Goenawan Muhamad- Perikesit (1969)- Interlude (1971)- Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Simalin Kundang (1972)- Seks, Sastra, dan Kita (180)6. Umar Kayam- Seribu Kunang-kunang di Manhattan- Sri Sumara dan Bawuk- Lebaran Di Karet- Pada Suatu Saat di Bandar Sangging- Kelir Tanpa Batas- Para Priyayi- Jalan Manikung7. Danarto- Godlob- Adam Makrifat- Berhala8. Nasjah Djamin- Hilanglah Si Anak Hilang (1963)- Gairah Untuk Hidup dan Mati (1968)9. Putu Wijaya- Bila Malam Bertambah Malam (1971) - Telegram (1973) - Pabrik- Stasiun (1977) - Gres dan Bom

8. ANGKATAN 1980-1990

Karya sastra Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada angkatan ini tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum.Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an antara lain adalah : Rami Sylado,Yudistria Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Aji Darma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Efendi Tarsyad, Noor Aini Cahaya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Huriko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya tokoh utama pada novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-kaya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih dan berat.Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Wanita yang dikomandoi Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardanhi, Diah Hadaning, Yvonne De Fretes, dan Oka Rusmini.

Ciri-Ciri karya sastra indonesia angkatan 1980-1990

sangat anti KKN dan praktik-praktik otoriter penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran, mengandung renungan religiusitas dan nuansa-nuansa sufistik Menampilkan euforia menyuarakan hati nurani dan akal sehat untuk pencerahan kehidupan multidimensional menampilkan sanjak-sanjak peduli bangsa (istilah yang diusung rubrik budaya Republika) dan karya-karya reformasi yang anti penindasan gandrung keadilan, berbahasa kebenaran (sesuai Sumpah Rakyat 1998) muncul pula fenomena kesetaraan gender yang mengarah ke woman libs sebagaimana tercermin dalam karya-karya Ayu Utami dari Komunitas Sastra/Teater Utan Kayu, Jenar Mahesa Ayu, Dewi Lestari

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980-19901. Ahmadun Yosi Herfanda- Ladang Hijau (1980)- Sajak Penari (1990)- Sebelum Tertawa Dilarang (1997)- Fragmen-fragmen Kekalahan (1997)- Sembahyang Rerumputan (1997)2. Y.B Mangunwijaya- Burung-burung Manyar (1981)3. Darman Moenir- Bako (1983)- Dendang (1988)4. Budi Darma - Olenka (1983)- Rafilus (1988)5. Sundhunata - Anak Bajang Menggiring Angin (1984)6. Arswendo Atmowilito- Canting (1986)

7. Hilman Hariwijaya- Lupus 28 novel (1986-2007)- Lupus Kecil 13 novel (1989-2003)- Olga Sepatu Roda (1992)- Lupus ABG 11 novel (1995- 2005)8. Dorothea Rosa Herliany- Nyanyian Gaduh (1987)- Matahari Yang Mengalir (1990)- Kepompong Sunyi (1993)- Nikah Ilalang (1995)- Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)9. Gustaf Rizal - Segi Empat Patah Sisi (1990)- Segitiga Lepas Kaki (1991)- Ben (1992)- Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)10. Remy Silado- Ca Bau Kan (1999)- Kerudung Merah Kirmizi (2002)11. Afrizal Malna - Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)- Yang Berdiam Dalam Mikrofon (1990)- Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)- Dinamika Budaya dan Politik (1991)- Arsitektur Hujan (1995)- Pistol Perdamaian (1996)- Kalung Dari Teman(1998)

9. ANGKATAN REFORMASISeiring terjadinya pergeseran kekuasaran politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdulrahman Wahid (Gusdur) dan Megawati Soekarno Putri, muncul wacana tentang Sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Di rubik sastra harian Repoblika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubik sajak-sajak peduli Bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.Sastrawan angktan Reformasih merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses Reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra, puisi, cerpen dan novel pada masa itu. Bahkan penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial-politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep zamzam Noer, dan Hartono Beny Hidayat dengan media online: duniasastra.com-nya , juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

Ciri-ciri :

Bertemakan social-politik

Penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran

Menampilkan sajak-sajak peduli bangsa

Religious dan nuansa sufistik

Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi1. Widji Thukul- Puisi Pelo- Darman

Sastra ModernSastra baru atau sering disebut juga sastra modern adalah sastra yang muncul dan berkembang setelah masa sastra lama. Bisa dikatakan bahwa sastra modern dimulai ketika terjadi perubahan-perubahan yang cukup mendasar terhadap sifat dan ciri khas sastra yang digunakan masyarakat. Bisa dikatakan pula bahwa lahirnya sastra modern adalah ketika mulai terjadi perubahan penggunaan media yang digunakan yaitu dari media lisan yang bersifat kuno menjadi menggunakan media tulisan yang lebih modern.Berikut sifat dan ciri-ciri sastra modern:1. Tidak tetikat oleh adat istiadat atau lebih fleksibel2. Berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat3. Mencerminkan kepribadian penerbitnya4. Mencantumkan nama pengarangnya.5. Tidak rerikat dengan kaidah baku dan menggunakan bahasa yang lebih bebas.Beberapa macam karya sastra modern yang beredar di masyarakat yaitu: novel, cerpen, puisi, drama dan roman.Untuk bahasan mengenai karakteristik dan perkembangan sastra kontemporer di Indonedia dalam satu dasawarsa ini akan dimuat dalam aktikel selanjutnya.

PERIODEISASI KARYA SASTRA ANGKATAN 1980

A. Sejarah Sastra Angkatan 80-anKelahiran sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik. Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan Soeharto era Orde Baru. Soeharto pada masa itu masih menduduki suatu jabatan di militer dan sebagai presiden Republik Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat kokoh dengan perlindungan dari militer. Era Orde Baru mempunyai ciri yaitu semua keputusan berporos pada presiden dan hak bersuara sangat dibatasi. Ketika ada sebuah karya yang sifatnya dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan maka akan langsung ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya adalah majalah Djaja yang terkenal waktu itu berhenti terbit, padahal majalah tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa dan kesenian Indonesia.Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang tema yang dititikberatkan pada angkatan 80-an ini, yaitu tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu yang sifatnya tidak dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan. Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat karena pada masa itu perekonomian di Indonesia sangat makmur sebelum krisis moneter pertengahan tahun 1997.Kelahiran periode 80-an bersifat mendobrak keberadaan yang dilahirkan dari konsepsi individual yang mengacu pada satu wawasan kelompok. Setelah melewati ujian bertahun-tahun, kata bukanlah alat pengantar pengertian, tetapi adalah pengertian itu sendiri. Kata bebas menentukan diri sendiri, bebas dari penjajahan dan bebas dari ide-ide.Konsep di atas telah menitikberatkan pada kata. Hal ini sangat menarik dan membawa pada pemikiran yang lain dalam wawasan yang estetik periode 80-an. Periode sebelumnya telah terjadi pergeseran wawasan dan pergeseran estetik khususnya pada kata. Dasar tersebut menyebabkan lahirnya periode 80-an menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra.Periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional. Kesusastraan itu adalah alat untuk mencurahkan makna agar dapat ditumpahkan pada manusia secara utuh dan makna itu hendaknya disalurkan agar mengalami proses mengembang dan mengempis masuk ke dalam kehidupan serta mengembangkan hal-hal yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia.Periode 80-an lahir dari konsepsi improvisasi dalam penggarapan karya sastra menuju hasil dan bobot maksimal serta baru dari konsep yang menentang pada satu kehidupan. Para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan kreativitas untuk berkarya. Banyak karya sastra yang dijadikan drama drama radio. Pada periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat. Perfilman Indonesia banyak ditonton dan diminati oleh masyarakat dan para sutradara pun aktif menciptakan film-film baru. Misal film yang bertemakan percintaan remaja yaitu Gita Cinta SMA ini banyak mempunyai penggemar baik dikalangan muda maupun tua.

B. Latar Belakang Munculnya Angkatan 80-anSastra 80-an berada di tengah lingkungan yang masyarakatnya mengalami depolitisasi yang nyaris total. Aktivitas-aktivitas politik mahasiswa ditertibkan dan mahasiswa sepenuhnya dijadikan organ kampus yang dilepaskan dari segala macam aktivitas politik. Mimbar bebas tidak lagi dibolehan dan bahkan indoktrinasi berupa penataran P4 mulai menjadi bagian integral dari kehidupan kampus.Politik stabilitas, security approach, normalisasi kehidupan kampus, dan asas tunggal merupakan lingkungan tempat para sastrawan era 80-an hidup. Majalah sastra hanya ada Horison dan Basis. TIM sebagai pusat kesenian tidak seleluasa dulu, baik dalam masalah dana maupun kegiatan.Karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi tersebut. Oleh karena itu, sastra yang muncul pun jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.Globalisasi dengan ekonomi sebagai panglima menempatkan pusat dunia tidak lagi pada lembar-lembar diskursif sastrawi. Jargon-jargon politik yang hiruk-pikuk dan menakutkan telah berlalu. Mereka digantikan oleh jargon-jargon modisme yang meriah, kerlap-kerlip, dan tidak terasa menakutkan. Ditambah lagi, terdapat ancaman pembredelan-pembredelan terhadap karya sastra dan faktor-faktor keamanan lainnya.

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Satu di antara ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.Namun, yang tak boleh dilupakan pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.Sastra popular atau yang lebih dikenal dengan sebutan sastra pop, dianggap sebagai sastra yang esensinya lebih rendah dari sastra non-pop. Sastra pop dianggap tidak memiliki keindahan dari segi pemaknaan karena sekali baca seorang pembaca bisa langsung mengetahui makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tidak seperti sastra non-pop, sastra pop cenderung lebih mengutamakan permintaan pasar daripada keindahan estetik yang tersaji lewat penyampaian maupun makna yang tersirat di dalam karya tersebut.Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.

C. Karakteristik Sastra Angkatan 80-anSetiap angkatan sastra mempunyai karakteristiknya masing-masing yang membedakan dengan yang lain. Berikut adalah karakteristik sastra angkatan 1980:1. puisi yang dihasilkan bercorak spritual religius, seperti karya yang berjudul Kubakar Cintaku karya Emba Ainun Najib;2. sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme;3. sastrawan menggunakan konsep improvisasi;4. karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya;5. menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan;6. bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis;7. terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya;8. mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflikdengan pemikiran timur;9. didominansi oleh roman percintaan;10. novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat yang tokoh utamanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.

D. Tokoh-tokoh Angkatan 80-anSastra angkatan 80-an tidak mempunyai informasi yang jelas tentang siapa pelopornya. Namun, pada angkatan ini banyak sastrawan yang berperan penting dalam perkembangannya, di antaranya adalah:1. Hilman HariwijayaHilman Hariwijaya yang lahir di Jakarta, 25 Agustus1964. Hilman Hariwijaya adalah seorang penulis Indonesia dan pelopor sastra aliran pop. Namanya dikenal sejak menulis cerita pendek yang diberi judul Lupus di majalah Hai dibulan Desember 1986, yang kemudian dibukukan menjadi sebuah novel. Kini setelah ia tidak produktif lagi menulis novel, laki-laki yang mengagumi sosok penulis Arswendo Atmowiloto dan Astrid Lindgren ini merambah dunia pertelevisian dengan menulis skenario dari sinetron Cinta Fitri (Season 2-3), Melati untuk Marvel, dan lain-lain. Ia juga memroduseri film The Wall.

2. Marga TMarga T dikelompokkan sebagai sastrawan angkatan 1980-1990. Satrawati dan dokter ini lahir pada tanggal 27 Januari 1943 di Jakarta. Nama aslinya adalah Marga Tjoa dengan nama lengkap Magaretha Harjamulia, Tjia Liang Tjoe. Semenjak sekolah wanita ini sudah sering mengarang dan sering dimuat di majalah sekolah. Pendidikan terakhir adalah Kedokteran di Universitas Trisakti. Karya pendeknya yang pertama berjudul Kamar 27. Saat itu dia berusia 21 tahun. Sedangkan bukunya yang pertama berjudul Rumahku adalah Istanaku, yaitu cerita anak-anak yang diterbitkan pada tahun 19693. Nh. DiniNh. Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir lokomotif atau masinis. Tapi ia tak kesampaian mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya dan dalam kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.4. Mira WidjajaBicara tentang novel populer Tanah Air, tentunya nama Mira W tak bisa begitu saja dilupakan. Ia dikenal sebagai penulis yang produktif menghasilkan novel-novel bertema cinta nan romantis. Pengarang bernama asli Mira Widjaja ini menjelma menjadi satu di antara legenda novel terpopuler di Indonesia. Puluhan judul novel telah membanjiri dunia novel populer, bahkan beberapa di antaranya sudah dicetak ulang berkali-kali. 5. Ahmadun Yosi HerfandaAhmadun Yosi Herfanda yang juga ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari1958 adalah seorang penulis puisi, cerpen, dan esei dari Indonesia. Ahmadun dikenal sebagai sastrawan Indonesia dan jurnalis yang banyak menulis esei sastra dan sajak sufistik. Namun, penyair Indonesia dari generasi 1980-an ini juga banyak menulis sajak-sajak sosial-religius. Sementara, cerpen-cerpennya bergaya karikatural dengan tema-tema kritik sosial. Ia juga banyak menulis esei sastra.E. Karya-karya Angkatan 80-anTokoh angkatan 80-an dapat dikenal melalui karya-karyanya yang apik. Beberapa dari karya sastra tersebut pun menuai kesuksesan pada zamannya. Berikut adalah beberapa karya sastra pada angkatan 80-an:1. Hilman HariwijayaBerikut ini adalah beberapa buku ciptaan Hilman Hariwijaya, di antaranya:a. LupusLupus adalah karakter tokoh laki-laki yang diciptakan Hilman ditahun 1986 melalui cerpen di majalah Hai. Dibukukan pada bulan November 1986. Diceritakan Lupus berprofesi sebagai pelajar dan wartawan muda di majalah Hai. Ia tinggal bersama Mami dan adiknya yang bernama Lulu. Hilman juga merilis buku Lupus Kecil dan Lupus ABG sebagai wujud Lupus di masa SD dan SMP, yang ditulis bersama Boim LeBon. Seri ini telah menghasilkan 5 film layar lebar dan sinetron dari 52 buku yang ada, dengan Ryan Hidayat, Oka Sugawa, Rico Karindra, Irgy Ahmad Fahrezy dan Attar Syah yang berperan sebagai Lupus.b. OlgaOlga adalah karakter tokoh wanita yang diciptakan Hilman pada tahun 1990 di majalah Mode. Pertama kali dibukukan pada Juli 1990. Diceritakan Olga sebagai pelajar yang bekerja sampingan sebagai penyiar radio di Radio Ga Ga. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya, dan memiliki sahabat, Wina. Seri ini telah dijadikan 1 judul film dan 3 musim sinetron dengan Desy Ratnasari, Sarah Sechan, Melly Manuhutu, dan Sissy Priscillia berperan sebagai Olga.c. LuluLulu adalah pemekaran dari cerita Lupus, tokoh sang adik. Buku ini ditulis Hilman bersama Boim LeBon dan Gusur Adhikarya.d. Keluarga HantuKeluarga Hantu adalah seri keempat Hilman yang ditulis bersama Boim. Mengisahkan tentang Luyut, anak hantu yang ingin mencoba bergaul dengan manusia. Namun ditentang oleh Nates (ayah) dan Kanalitnuk (ibu).e. VanyaVanya adalah seri kelima karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra pada tahun 1994. Dikisahkan Vanya adalah wanita Jakarta yang kuliah di Bandung. Buku ini telah disinetronkan dan diperankan oleh Astrid Tiar.

f. VladdVladd adalah seri keenam karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra. Dikisahkan Vladd adalah pelajar SD yang genius.Selain buku, Hilman Hariwijaya juga menciptakan sinematografi. Beberapa judulnya antara lain Topi-Topi Centil (sebagai Lupus) tahun 1991, Tangkaplah Daku Kau Kujitak tahun 1989, Makhluk Manis Dalam Bis tahun 1990, Anak Mami Sudah Besar tahun 1992, Lupus 5, Olga dan Sepatu Roda tahun 1990, Valentine Kasih Sayang Bagimu tahun 1992, Dealova tahun 2005, The Wall tahun 2007, Anak Ajaib tahun 2008, Suka Ma Suka tahun 2009, Rasa tahun 2009, Cinta Fitri season 1-3, Melati untuk Marvel, Suci, Dan, Kisah Sedih di Hari Minggu, Kisah Kasih di Sekolah, Khanza, Lupus Milenia, Lupus, Satu Cincin Dua Cinta, Cerita Cinta, Vanya, Olga, Cinta 7 Susun 2013, Putri Nomor 1, dan Fortune Cookies sampai sekarang tayang 17.00 RCTI.2. Marga TDaftar berikut ini memuat sebagian dari karya Marga Tjoa:NomorJudulTahun Terbit

12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940414243444546Sekuntum Nozomi (buku satu hingga kelima)Dibakar Malu dan Rindu Dipalu Kecewa dan Putus Asa Amulet dari Nubia Dicabik Benci dan Cinta Didera Sesal dan Duka Matahari Tengah Malam Melodi Sebuah Rosetta Dikejar Bayang-bayang Sepagi Itu Kita Berpisah Rintihan Pilu Kalbuku Seribu Tahun Kumenanti Berkerudung Awan Mendung Sonata Masa Lalu Bukan Impian Semusim Namamu Terukir di Hatiku Istana di Kaki Langit Petromarin Waikiki Aloha: kumpulan satir Kobra Papageno: Manusia Asap dari Pattaya Kobra Papageno: Rahasia Kuil Ular Di Hatimu Aku Berlabuh (1988)Ketika Lonceng Berdentang: cerita misteri Kishi: buku kedua trilogi Batas Masa Silam: Balada Sungai Musi Oteba: buku ketiga trilogi Ranjau-ranjau Cinta Sekali dalam 100 tahun: kumpulan satir Tesa Sembilu Bermata Dua Setangkai EdelweissUntukmu Nana Saskia: sebuah trilogi Bukit Gundaling Rahasia Dokter Sabara Saga Merah Fatamorgana Monik: sekumpulan cerpen Sebuah Ilusi Lagu Cinta: kumpulan cerpenSepotong Hati Tua Bukan Impian Semusim Gema Sebuah Hati Badai Pasti Berlalu KarmilaRumahku adalah Istanaku 2002-2006200320011999199819981998199619951994199219921992199119911991199019901990199019891988198619871987198719871988198819871987198719871984198419841984198219821979197719761976197419731969

Hingga kini Marga telah menerbitkan 128 cerita pendek dan 67 buku (untuk anak-anak, novel serta kumpulan cerpen). Satu di antara karyanya yang melejit pada masanya adalah Badai Pasti Berlalu. Badai Pasti Berlalu adalah sebuah novel berbahasa Indonesia karya Marga T yang diterbitkan pada tahun 1974. Novel ini merupakan serialisasi dari cerita bersambung yang dimuat di harian KOMPAS dari 5 Juni1972 hingga 2 September 1972. Cerita bersambung tersebut ternyata digemari pembaca dan juga menarik perhatian dunia sastra Indonesia. Diterbitkan sebagai novel, Badai Pasti Berlalu laris terjual mencapai 24.000 eksemplar.

3. Nh. DiniPeraih penghargaan SEA Write Award dibidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Hingga kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang wanita.

4. Mira WidjajaNovel Mira Widjaja yang paling terkenal berjudul di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi yang diterbitkan pada tahun 1980. Ia terus menghasilkan karya, berkiblat pada penulis-penulis seperti Nh. Dini, Agatha Christie, Y. B. Mangunwijaya dan Harold Robbins. Mira, bersama dengan Marga T, dianggap sebagai pelopor penulis keturunan Tionghoa di Indonesia, menjadi inspirasi bagi penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng.Hingga tahun 1995, Mira telah menerbitkan lebih dari 40 novel, kebanyakan di antaranya telah diangkat menjadi film dan sinetron, termasuk Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, dan Permainan Bulan Desember.5. Ahmadun Yosi HerfandaKarya-karya Ahmadun dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi puisi yang terbit di dalam dan luar negeri, antara lain, Horison, Ulumul Qur'an, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana (Brunei), antologi puisi Secreets Need Words (Ohio University, A.S., 2001), Waves of Wonder (The International Library of Poetry, Maryland, A.S., 2002), jurnal Indonesia and The Malay World (London, Inggris, November 1998), The Poets Chant (The Literary Section, Committee of The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995).Beberapa kali sajak-sajaknya dibahas dalam "Sajak-Sajak Bulan Ini Radio Suara Jerman" (Deutsche Welle). Cerpennya, Sebutir Kepala dan Seekor Kucing, memenangkan satu di antara penghargaan dalam Sayembara Cerpen Kincir Emas 1988 Radio Nederland (Belanda) dan dibukukan dalam Paradoks Kilas Balik (Radio Nederland, 1989). Tahun 1997 ia meraih penghargaan tertinggi dalam Peraduan Puisi Islam MABIMS (forum informal Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Beberapa buku karya Ahmadun yang telah terbit sejak dasawarsa 1980-an, antara lain: a) Ladang Hijau (Eska Publishing, 1980), b) Sang Matahari (kumpulan puisi, bersama Ragil Suwarna Pragolapati, Nusa Indah, Ende, 1984), c) Syair Istirah (bersama Emha Ainun Nadjib dan Suminto A. Sayuti, Masyarakat Poetika Indonesia, 1986).d) Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, 1990),e) Sebelum Tertawa Dilarang (kumpulan cerpen, Balai Pustaka, 1997),f) Fragmen-fragmen Kekalahan (kumpulan sajak, Forum Sastra Bandung, 1997),g) Sembahyang Rumputan (kumpulan puisi, Bentang Budaya, 1997),h) Ciuman Pertama untuk Tuhan (kumpulan puisi, bilingual, Logung Pustaka, 2004),i) Sebutir Kepala dan Seekor Kucing (kumpulan cerpen, Bening Publishing, 2004),j) Badai Laut Biru (kumpulan cerpen, Senayan Abadi Publishing, 2004),k) The Warshipping Grass (kumpulan puisi bilingual, Bening Publishing, 2005),l) Resonansi Indonesia (kumpulan sajak sosial, Jakarta Publishing House, 2006),m) Koridor yang Terbelah (kumpulan esei sastra, Jakarta Publishing House, 2006).n) Yang Muda yang Membaca (buku esai panjang, Kemenegpora RI, 2009).o) Sajadah Kata (kumpulan puisi, Pustaka Littera, 2013).

F. Kualitas Sastra Angkatan 80-anSetiap angkatan karya sastra pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti padaa ngkatan 80-an.a. Kelebihan karya sastra angkatan 80-an:1) Memiliki wawasan estetik yang luas;2) bertema tentang roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat sehingga memberi kesan kebahagiaan bagi pembacanya;3) menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra;4) periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional;5) para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan kreativitas untuk berkarya;6) periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat dan;7) karyasastraera 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop.b. Kekurangan karya sastra angkatan 80-an:1) Karya sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik;2) karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi;3) sastra yang muncul jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.