periodisasi sastra indonesia

29
Periodisasi Sastra Indonesia

Upload: tetha-kuosaki

Post on 24-Jun-2015

1.137 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Periodisasi Sastra Indonesia

Periodisasi Sastra Indonesia

Page 2: Periodisasi Sastra Indonesia

Periodisasi Sastra

• Pengertian:penggolongan sastra berdasarkan pembabakan waktu dari awal kemunculan sampai dengan perkembangannya.

• Periodisasi sastra, selain berdasarkan tahun kemunculan, juga berdasarkan ciri-ciri sastra yang dikaitkan dengan situasi sosial, serta pandangan dan pemikiran pengarang terhadap masalah yang dijadikan objek karya kreatifnya.

Page 3: Periodisasi Sastra Indonesia

Periodisasi Sastra• Ada banyak periodisasi sastra

yang disusun oleh para kritikus, antara lain oleh:– HB. Jassin– Ajip Rosidi– A. Teeuw– Rahmat Djoko Pradopo

Page 4: Periodisasi Sastra Indonesia

HB. Jassin

Page 5: Periodisasi Sastra Indonesia

Ajip Rosidi

Page 6: Periodisasi Sastra Indonesia

A. Teeuw

Page 7: Periodisasi Sastra Indonesia

Rahmat Djoko Pradopo

Page 8: Periodisasi Sastra Indonesia

Periodisasi Sastra Indonesia

• Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:

• Angkatan Sastra Melayu Lama• Angkatan Balai Pustaka• Angkatan Pujangga Baru• Angkatan 1945• Angkatan 1950 - 1960-an• Angkatan 1966 - 1970-an• Angkatan 1980 - 1990-an• Angkatan Reformasi• Angkatan 2000-an

Page 9: Periodisasi Sastra Indonesia

Sastra Melayu Lama

• Sastra Melayu Lama merupakan sastra Indonesia sebelum abad 20.

• Ciri-ciri Sastra Melayu Lama:– Masih menggunakan bahasa Melayu– Umumnya bersifat anonim– Berciri istanasentris– Menceritakan hal-hal berbau mistis seperti dewa-dewi,

kejadian alam, peri, dsb.

Page 10: Periodisasi Sastra Indonesia

Sastra Melayu Lama

• Contoh sastra pada masa Sastra Melayu Lama:• Dongeng tentang arwah, hantu/setan, keajaiban alam,

binatang jadi-jadian.• Berbagai macam hikayat seperti : Hikayat

Mahabharata, Hikayat Ramayana, Hikayat Sang Boma.• Syair Perahu dan Syair Si Burung Pingai oleh Hamzah

Fansuri.• Gurindam Dua Belas dan Syair Abdul Muluk oleh Raja

Ali Haji

Page 11: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Balai Pustaka

• Balai Pustaka merupakan titik tolak kesustraan Indonesia.• Ciri-ciri Angkatan Balai Pustaka adalah:

– Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh bahasa Melayu

– Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan kawin paksa

– Dipengaruhi kehidupan tradisi sastra daerah/lokal– Cerita yang diangkat seputar romantisme.

• Angkatan Balai Pustaka terkenal dengan sensornya yang ketat. Balai Pustaka berhak mengubah naskah apabila dipandang perlu.

• Contoh hasil sastra yang mengalami pen-sensoran adalah Salah Asuhan oleh Abdul Muis yang diubah bagian akhirnya dan Belenggu karya Armyn Pane yang ditolak oleh Balai Pustaka karena tidak boleh diubah.

Page 12: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Balai Pustaka

• Contoh sastra pada masa Angkatan Balai Pustaka:– Roman

• Azab dan Sengsara (Merari Siregar)• Sitti Nurbaya (Marah Rusli)• Muda Teruna (M. Kasim)• Salah Pilih (Nur St. Iskandar)• Dua Sejoli (M. Jassin, dkk.)

– Kumpulan Puisi• Percikan Permenungan (Rustam Effendi)• Puspa Aneka (Yogi)

Page 13: Periodisasi Sastra Indonesia

ANGKATAN PUJANGGA BARU

Page 14: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Pujangga Baru

• Angkatan Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan.

• Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi "bapak" sastra modern Indonesia.

Page 15: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Pujangga Baru• Angkatan Pujangga Baru (1930-1942) dilatarbelakangi kejadian bersejarah

“Sumpah Pemuda” pada 28 Oktober 1928.• Ikrar Sumpah Pemuda 1928:

– PertamaKami poetera dan poeteri indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

– KedoeaKami poetera dan poeteri indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

– KetigaKami poetera dan poeteri indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

• Melihat latar belakang sejarah pada masa Angkatan Pujangga Baru, tampak Angkatan Pujangga Baru ingin menyampaikan semangat persatuan dan kesatuan Indonesia, dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.

Page 16: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Pujangga Baru

• Pada masa ini, terbit pula majalah "Poedjangga Baroe" yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane.

• Pada masa Angkatan Pujangga Baru, ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu:1. Kelompok “Seni untuk Seni”2. Kelompok “Seni untuk Pembangunan Masyarakat”

Page 17: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Pujangga Baru• Ciri-ciri sastra pada masa Angkatan Pujangga Baru antara lain sbb:

– Sudah menggunakan bahasa Indonesia– Menceritakan kehidupan masyarakat kota, persoalan intelektual,

emansipasi (struktur cerita/konflik sudah berkembang)– Pengaruh barat mulai masuk dan berupaya melahirkan budaya

nasional– Menonjolkan nasionalisme, romantisme, individualisme,

intelektualisme, dan materialisme.

Page 18: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Pujangga Baru• Salah satu karya sastra terkenal dari

Angkatan Pujangga Baru adalah Layar Terkembang karangan Sutan Takdir Alisjahbana.

• Layar Terkembang merupakan kisah roman antara 3 muda-mudi; Yusuf, Maria, dan Tuti.

Page 19: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Pujangga Baru• Selain Layar Terkembang, Sutan Takdir

Alisjahbana juga membuat sebuah puisi yang berjudul “Menuju ke Laut”.

• Puisi “Menuju ke Laut” karya Sutan Takdir Alisjahbana ini menggunakan laut untuk mengungkapkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan.

• Ada pula seorang sastrawan Pujangga Baru lainnya, Sanusi Pane yang menggunakan laut sebagai sarana untuk mengungkapkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan.

• Karya Sanusi Pane ini tertuang dalam bentuk puisi yang berjudul “Dalam Gelombang”.

Sanusi Pane, pengarang puisi “Dalam Gelombang”

Page 20: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Pujangga Baru

• Ditinjau dari segi isi, tampak ada perbedaan penggambaran laut dalam puisi Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane.

• Jika Sutan Takdir Alisjahbana menggambarkan laut sebagai sebuah medan perjuangan, Sanusi Pane menggambarkan laut sebagai suatu tempat yang penuh ketenangan.

Page 21: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Pujangga Baru

Kami telah meninggalkan engkau,

Tasik yang tenang tiada beriak,diteduhi gunung yang rimbun,dari angin dan topan.Sebab sekali kami terbangun,dari mimpi yang nikmat.

Ombak riak berkejar-kejarandi gelanggang biru di tepi langit.Pasir rata berulang di kecup,tebing curam ditentang

diserang,dalam bergurau bersama angin,dalam berlomba bersama mega.…

Aku bernyanyi dengan suaraSeperti bisikan angin di daunSuaraku hilang dalam udaraDalam laut yang beralun-alun

Alun membawa bidukku perlahanDalam kesunyian malam waktuTidak berpawang tidak berkawanEntah kemana aku tak tahu

Menuju ke LautOleh Sutan Takdir Alisjahbana

Dibawa GelombangOleh Sanusi Pane

Page 22: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan Pujangga Baru• Amir Hamzah diberi gelar sebagai “Raja

Penyair” karena mampu menjembatani tradisi puisi Melayu yang ketat dengan bahasa Indonesia yang sedang berkembang. Dengan susah payah dan tak selalu berhasil, dia cukup berhasil menarik keluar puisi Melayu dari puri-puri Istana Melayu menuju ruang baru yang lebih terbuka yaitu bahasa Indonesia, yang menjadi alasdasar dari Indonesia yang sedang dibayangkan bersama.

Selain Sutan Takdir Alisjahbana, ada pula tokoh lain yang terkenal dari Angkatan Pujangga Baru sebagai “Raja Penyair” yaitu Tengku Amir Hamzah.

Page 23: Periodisasi Sastra Indonesia

Sastrawan dan Hasil Karya• Sastrawan pada Angkatan Pujangga Baru beserta hasil karyanya antara lain

sbb:– Sultan Takdir Alisjahbana

• Contoh: Di Kakimu, Bertemu– Sutomo Djauhar Arifin

• Contoh: Andang Teruna (fragmen)– Rustam Effendi

• Contoh: Bunda dan Anak, Lagu Waktu Kecil– Asmoro Hadi

• Contoh: Rindu, Hidup Baru– Hamidah

• Contoh: Berpisah, Kehilangan Mestika (fragmen)

Page 24: Periodisasi Sastra Indonesia

Sastrawan dan Hasil Karya

– Amir Hamzah• Contoh: Sunyi, Dalam Matamu

– Hasjmy• Contoh: Ladang Petani, Sawah

– Lalanang• Contoh: Bunga Jelita

– O.R. Mandank• Contoh: Bagaimana Sebab Aku Terdiam

– Mozasa• Contoh: Amanat, Kupu-kupu

Page 25: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan ‘45• Angkatan ’45 lahir dalam suasana lingkungan yang

sangat prihatin dan serba keras, yaitu lingkungan fasisme Jepang dan dilanjutkan peperangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

• Ciri-ciri Angkatan ’45 adalah:– Terbuka– Pengaruh unsur sastra asing lebih luas– Corak isi lebih realis, naturalis– Individualisme sastrawan lebih menonjol,

dinamis, dan kritis– Penghematan kata dalam karya– Ekspresif– Sinisme dan sarkasme– Karangan prosa berkurang, puisi berkembang

Chairil Anwar, sastrawan Angkatan ‘45

Page 26: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan ‘45• Contoh sastra pada masa Angkatan ’45:

– Tiga Menguak Takdir (Chairil Anwar-Asrul Sani-Rivai Apin)– Deru Campur Debu (Chairil Anwar)– Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (Chairil Anwar)– Pembebasan Pertama (Amal Hamzah)– Kata Hati dan Perbuatan (Trisno Sumarjo)– Tandus (S. Rukiah)– Puntung Berasap (Usmar Ismail)– Suara (Toto Sudarto Bakhtiar)– Surat Kertas Hijau (Sitor Situmorang)– Dalam Sajak (Sitor Situmorang)– Rekaman Tujuh Daerah (Mh. Rustandi Kartakusumah)

Page 27: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan ‘66• Angkatan ’66 ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat avant-

garde sangat menonjol pada angkatan ini.• Banyak karya sastra pada angkatan yang sangat beragam dalam aliran sastra,

seperti munculnya karya sastra beraliran surrealistik, arus kesadaran, arketip, absurd, dan lainnya.

• Ciri-ciri sastra pada masa Angkatan ’66 adalah:– Bercorak perjuangan anti tirani proses politik, anti kezaliman dan kebatilan– Bercorak membela keadilan– Mencintai nusa, bangsa, negara dan persatuan– Berontak– Pembelaan terhadap Pancasila– Protes sosial dan politik

Page 28: Periodisasi Sastra Indonesia

Angkatan ‘66• Contoh sastra pada masa Angkatan ’66 adalah:

– Putu Wijaya• Pabrik• Telegram• Stasiun

– Iwan Simatupang• Ziarah• Kering• Merahnya Merah

– Djamil Suherman• Sarip Tambak-Oso• Perjalanan ke Akhirat

Page 29: Periodisasi Sastra Indonesia